Upaya pengendalian Hama pengerek batang (Lophobaris piperis Marsh.) Tanaman lada dengan menggunakan jamur Beauveria bassiana Oleh ;Umiati.SP
Hama merupakan salah satu kendala produksi lada di Indonesia. Serangan hama dapat terjadi sejak
tanaman di pembibitan hingga produktif
di
lapangan.Hama utama tanaman lada di Indonesia adalah penggerek batang, Lophobaris piperis Marsh. (Coleoptera : Curculionidae), pengisap
bunga,
Diconocoris hewetti (Dist.) (Hemiptera: Tingidae), dan pengisap buah, Dasynus piperis China (Hemiptera : Coreidae). Penggerek batang dan pengisap buah terdapat hampir
di
Indonesia,
seluruh
pertanaman
sedangkan
pengisap
lada
di
bunga
terdapat di Sumatera, Kalimantan dan Bangka (Kalshoven, 1981). Gambar 1.
Kehilangan produksi lada akibat serangan
Gejala serangan penggerek Muda
hama lada cukup besar, berkisar antara 20 –
(Anonim,2016).
50% (Rotschild ghi, 1968; Kalshoven, 1981). Serangan penggerek batang dapat menyebabkan kerusakan batang dan cabang dengan
tingkat
kerusakan mencapai 42,83% , Sedangkan serangan pada
pangkal batang lada, dapat menyebabkan kematian tanaman Kerusakan buah oleh imago penggerek juga terjadi dengan tingkat kerusakan mencapai 19,80% ( Suprapto, 1983 ; Suprapto dan Martono, 1989). Tingkat kerusakan bunga oleh pengisap bunga berkisar antara 9,59 – 20,21%, sedangkan tingkat kerusakan buah akibat serangan pengisap buah antara 14,72 –26,01% ( Asnawi, 1992). Upaya pengendalian hama dan penyakit lada perlu mendapat perhatian, terutama
oleh
para
mengandalkan pestisida
pengembang
kepentingan,
karena
kimiawi . Petani harus diberi
pestisida kimia bukan satu – satunya
petani
keyakinan
masih bahwa
sarana produksi untuk menekan risiko
kehilangan hasil , apa lagi harga pestisida kimia semakin mahal.
. Penggerek batang lada (PBL) dikenal sebagai hama yang memiliki daerah serangan yang luas dan dapat
menyebabkan kematian tanaman
(Deciyanto 1983 ; Deciyanto dan Suprapto 1996a ; Ditjenbun 2005 ). Penggerek Batang, L. piperis Marsh . ( Coleoptera : Curculionidae ) Kumbang dewasa disebut gagaja atau kumbang moncong, menyerang bunga, buah, pucuk,daun, dan cabang-cabang muda. Kerusakan terberat akibat hama ini adalah serangan larva dengan cara menggerek batang atau cabang tanaman sehingga mengakibat-kan kematian bagian atas batang atau cabang terserang. Daerah sebarannya hampir pada seluruh pertanaman lada di Indonesia (Kalshoven, 1981). Serangga L. piperis sampai saat ini hanya diketahui dapat hidup dan berkembang biak pada tanaman keluarga Piperaceae, terutama genus
Piper
yang dikatagorikan sebagai sirih - sirihan .Hampir pada semua genus Piper serangga ini mampu hidup dan berkembang biak walaupun setiap spesies dari anggota genus ini memiliki berbagai tingkat ketahanan yang berbeda terhadap penggerek tersebut. Namun demikian tanaman inang utama yang paling sesuai adalah P. methysticum Forst.,dan P. nigrum L. GEJALA SERANGAN Gejala serangan larva berupa layu dan menguningnya
tanaman
pada
bagian atas gerekan yang kemuadian mengering. Bagian yang di gerek akan mudah patah. Pada gejala lanjut dapat ditemukan
lubang di sekitar bagian
tanaman yang terserang, sebagai tempat keluar serangga dewasa. Serangan larva umumnya dimulai pada cabang- cabang buah, Pada populasi tinggi, serangan dapat mencapai batang utama .Sekitar 23% lubang gerekan terdapat pada batang utama dan 77% pada cabang tanaman. Serangan larva penggerek Gambar 2. Gejala Serangan Pengerek Batang Lada
pada satu batang utama dapat mengakibatKan batang utama dapat kehilangan hasil sekitar
(Anonim,2016).
43,8%
atau
bahkan
tanaman
mengalami
kematian total bila seluruh batang utama yang terdapat pada bagian paling rendah
dari tanaman terserang. Serangan pada dua cabang buah selalu diikuti dengan serangan larva pada satu batang utama, yang diperkirakan dapat mengakibatkan kehilangan hasil sekitar 16,5% (Deciyanto et al.,1986). GEJALA KERUSAKAN Pengerek Batang Lada dapat menyerang tanaman sejak dipembibitan hingga tanaman produktif. Serangga ini menyerang bunga muda dengan cara mengisap cairan Nimpa dan serangga dewasa mengisap bunga dan tandan bunga Serangan ringan tandan bunga rusak , buah sedikit. Serangan berat , seluruh bunga rusak , tangkai hitam dan gugur . Serangga dewasa makan dan merusak bunga, buah, batang, dan daun muda.Larva menggerek batang dan cabang , yang menyebabkan kematian tanaman di bagian atas gerekan. Serangan larva pada satu batang utama dapat mengakibatkan kehilangan hasil 43%, sedangkan serangan lanjut pada batang utama menyebabkan kematian tanaman (Deciyanto et al. 1986)..
UPAYA PENGENDALIAN PENGGEREK BATANG LADA Pengendalian hama pada dasarnya adalah masalah ekologi. Oleh karena itu pengendalian hama lada yang efektif harus dimulai dari pendekatan ekologi yaitu dengan melakukan ;.
Monitoring atau pengamatan terhadap kehadiran kumbang dewasa dan pengenalan gejala kerusakan tanaman penting untuk dilakukan. Kegiatan ini
sebaiknya
dilakukan
secara berkala untuk
menentukan
teknik
pengendalian yang tepat.
Secara Mekanik/fisik pada saat monitoring atau melakukan kegiatan rutin di lapangan, apabila menjumpai kumbang dewasa penggerek maka sebaiknya kumbang tersebut diambil dan dikumpulkan dalam kantong plastik.
Pengumpulan
menggoyang -
kumbang
dapat
juga
dilakukan
dengan
goyang tanaman sehingga kumbang yang tidak terlihat
akan berjatuhan dan dapat ditampung, misalnnya:
dengan kain atau
karung plastik. Kumbang yang terkumpul segera dimusnahkan atau
dimatikan. Memotong cabang yang terserang kemudian dimasukkan ke dalam karung dan dibawa keluar kebun lalu dibakar.
Secara Kultur teknik / budidaya yaitu pengaturan naungan melalui pemangkasan ( jika menggunakan tiang panjat hidup ), penyiangan terbatas,
pemupukan,
penanaman
tanaman
penutup
tanah
dan
penggunakan varietas resisten
Pemanfaatan berwawasan
musuh
alami
merupakan
cara
pengendalian
yang
lingkungan .Musuh alami yang potensial adalah parasitoid
dan jamur patogen serangga. Jenis parasitoid yang memarasit kumbang penggerek batang ini adalah Spathius piperis, Euderus sp., Dinarmus coimbatorensis dan Eupelmus curculionis. Jamur patogen serangga yang dapat dimanfaatkan adalah Beauveria bassiana, Metarrhizium anisopliae, Konidia B.bassiana .dapat diaplikasikan dengan cara disemprotkan pada kanopi, ditaburkan pada permukaan tanah atau dicampur dengan tanah atau kompos.pada konsentrasi 108 g/l (Suprapto et al.,1991).
KESIMPULAN
Hama menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam budidaya lada. Pengelolaan
terhadap
hama perlu dimulai
bersamaan
dengan
proses
budidaya seperti pemilihan bahan tanaman sampai penanaman di lapangan. Pemantauan dini
terhadap
serangan hama akan menentukan
langkah
berikutnya sehingga populasi hama tetap berada dalam batas yang secara ekonomi
tidak
merugikan.
Teknologi
pengendalian
hama
tanaman
lada
memberikan tuntunan dalam menurunkan populasi hama. Teknologi yang ada masih perlu dikembangkan lebih lanjut terutama pengendalian yang ramah lingkungan.Teknologi baru yang diperoleh dapat digunakan untuk memperbaiki atau mendukung teknologi yang sudah ada. Salah satu upaya untuk mengendalikan hama utama penggerek batang pada tanaman lada secara hayati adalah dengan menggunakan enthomopatogen. B. bassiana .
jamur
DAFTAR PUSTAKA
Asnawi, Z.,1992. Sebaran hama utama Didaerah sentra produksi lada (Piper nigrum
L.) diBangka. Laporan Penelitian Balai Penelitian Tanaman Rempah
dan Obat.
Deciyanto, S., M. Iskandar, danA.Munaan,1986. Preferensi larva Penggerek batang Lophobaris spp. Dan kehilangan hasil pada tanaman lada. Prosiding Temu Ilmiah Entomologi Perkebunan. Medan, 22-24 April 1986.
Deciyanto,
S.
dan
Suprapto,1996.Penggerek
batang
lada
dan
cara
pengendaliannya. Monogra Tanaman Lada. Balittro:150-160
Deciyanto,
S.
piperisMarsh.)
1983. di
Penyebaran
Lampung.
hlm.
kumbang
moncong
422-424.Prosiding
lada
(Lophobaris
Kongres
Entomologi
II.Perhimpunan Entomologi Indonesia,Jakarta.
Ditjenbun (Direktorat Jenderal Perke-bunan). 2005. Laporan Luas Serangan Hama dan Penyakit pada Triwulan Per-tama. Ditjenbun, Jakarta.
Kalshoven, L.G.E. 1981. Pests of Crops in Indonesia. Laan PA van der, penerjemah. Ichtiar
Baru-Van
Hoeve.
Jakarta.Terjemahan
dari:
De
Plagen
van
deCultuurgewassen in Indonesie. 701pp.
ROTHSCHILD GHI.1968. Note on Diconocoris hewetti(Dist) (Tingidae), a pest of pepper in Serawak (Malaysia Borneo). Bull Entomol Res 58: 107-118.
Suprapto,1983. Hama Lophobarissp.Pada tanaman lada di Kebun Natar, Lampung.Pembr.Littri 8:8-16.
Percobaan
Suprapto dan Martono, 1989.Populasi hama alami penggerek batang pada tanaman lada. Bul. Littro 4(1):6-10.
Suprapto, R. Kasim, D. Rumbaina, dan Martono, 1991. Uji efikasi cendawan Beauveriaspp. Terhadap penggerek batang (Lophobaris piperis Marsh.). Seminar Bulanan Sub Balittro Natar, Lampung. April 1991.