UPAYA PARA IBU DALAM MENJAGA KESEHATAN ANAK DI LIHAT DARI POLA MAKAN (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang)
SKRIPSI
Diajukan Guna memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Dalam Bidang Antropologi Oleh:
Irma Fryska Tambun NIM. 040905048
DEPARTEMEN ANTROPOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
2009
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
HALAMAN PERSETUJUAN
Nama
: Irma Fryska Tambun
NIM
: 040905048
Departemen
: Antropologi
Judul
: UPAYA PARA IBU DALAM MENJAGA KESEHATAN ANAKNYA DI LIHAT DARI POLA MAKAN (Studi Deskriptif mengenai pola makan anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang)
Medan, Maret 2009
Pembimbing Skripsi
Ketua Departemen
(Nurman Achmad, S.sos,M.soc) NIP. 132 134 627
(Drs. Zulkifli Lubis, MA) NIP. 131 882 278
Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
(Prof. Dr. Arif Nasution, MA) NIP. 131 757 010
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Kasih dan KaruniaNYA kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Judul skripsi ini adalah “Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anaknya Di lihat Dari Pola Makan”. Penulis menyadari sepenuhnya, walau skripsi ini telah selesai, tetapi masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan dan kelemahankelemahan, terutama dalam penyajian. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak untuk dapat menyempurnakan skripsi ini. Selama penulisan skripsi ini, penulis banyak menerima bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik itu moral maupun material. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. DR. M. Arif Nasution, MA, selaku Dekan FISIP USU. 2. Bapak Drs. Humaizi, MA, selaku Pembantu Dekan I FISIP USU. 3. Bapak Drs.Zulkifli Lubis, MA, selaku Ketua Departemen Antropologi FISIP USU. 4. Bapak Drs. Irfan, M.Si, selaku Sekretaris Departemen Antropologi FISIP USU dan selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah banyak memberikan nasehat dan arahan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
5. Nurman Achmad S.Sos, M.Soc, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang banyak memberikan bimbingan dan petunjuk bermanfaat sehingga tulisan ini dapat terwujud. 6. Seluruh Dosen-Dosen dan Staff yang mengajar di Departemen Antropologi, yang selama ini banyak memberi bekal Ilmu Pengetahuan melalui proses perkuliahan maupun proses lainnya. 7. Seluruh Staff Pegawai FISIP USU yang telah membantu dalam pengurusan administrasi dan seluruh berkas. 8. Kepada seluruh informan penelitian, kepada Bapak Kepala Desa yaitu Bapak Sumiadi, Bapak Zulhery Lubis, dan Sekretaris Desa, maupun warga Desa Sei Mencirim yang bersedia membantu dan memberikan kesempatan serta informasi sehingga penelitian ini dapat terselesaikan. 9. Teristimewa kepada Kedua Orang Tuaku yang Tercinta: Ayahanda P.Tambun, SH dan
Ibunda P.Sortauli Butar-Butar yang telah banyak
memberikan doa, dorongan, semangat, perhatian, dan pengorbanan membiayai seluruh keperluan penulis demi selesainya tulisan ini dan terima kasih banyak atas Kasih Sayang yang tidak ternilai yang telah diberikan kepada penulis, Semoga Tuhan Yesus senantiasa Memberkati Ayahanda dan Ibunda. 10. Kepada Adekku satu-satunya yang sangat aku sayangi “Ruth Anastasia Tambun” terima kasih atas doa, dorongan, dan semangat yang telah di berikan tiada hentinya kepada penulis. God Bless U My Sister…………
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
11. Kepada Bang Haris Siahaan yang senantiasa memberikan doa, nasehat, dorongannya, serta kesabarannya selama ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. God Bless U…… 12. Teman-teman dekatku yang telah setia menemani aku khususnya buat K’ Ana, terima kasih atas perhatian, kebaikan, dan bantuannya selama ini yach….dan terima kasih atas persahabatannya selama ini. You Are My Best Friend……, buat K’Dora terima kasih atas perhatian, kesabaran, dan kebaikannya selama ini dalam menemani penulis hingga terlaksananya skripi ini, dan terima kasih atas persahabatannya selama ini. Ayo semangat kak……..cepat nyusul yach…….You Are My Best Friend..., buat K’Tety terima kasih atas perhatian, kebaikkan, dan bantuannya selama ini. Ayo semangat kak…You Are My Best Friend… 13. Kepada Opung Ika, dan Opung Barlev yang Tersayang yang senantiasa memberikan doa, dan semangat kepada penulis. Tuhan Yesus Memberkati. 14. Kepada Keluarga-Keluargaku Amangboru dan Nomboru Tora, Paktua dan Maktua Goklas, Alm.Amangboru Dora dan Nomboru Dora, Uda dan Tante Aswed, Uda dan Tante Dedi, Tulang dan Nantulang Heny, Tulang dan Nantulang Desy, Opung Eva dan Tante Eva, Uda dan Nanguda Yola, Uda Budi yang masih single, kapan nikahnya Uda?? 15. Kepada Adek-adek Sepupuku Aswed, Peni, Ayu, Dedy, Injos, Ratih, Dorkas, Desy, Nuel, Cindy, Roky, Goklas, Boby, Arthur, Ridho, Mahal, Dora, Hengky, dan Roy.
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
Kepada Kerabat-kerabat Antropologi Angkatan 2003: K’Yeni, S.Sos, K’Nanik, S.Sos, K’Berliana, S.Sos, K’Horhon, S.Sos, K’Maria S.Sos, K’Juli S.Sos, B’Sandrak, Angkatan 2004: B’Hariman Silalahi, B’Joseph Silalahi, M.Dian, Agif, Ewin, Ales, Siwa, Kia, Arnov”Panda”, Rika, Mimin, Corry, Icha, Pipit, Mona, Yani, Mediawati, Latifa, Sardis, Lenti, Farida, Nasa, dan teman-teman lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Chayo Angkatan 2004…….We Are The Best…..., Angkatan 2005: Erold, Hery .M, Hery Sianturi, Ticka, Ronald terima kasih ya sudah memperbaiki computer aku yach, Angkatan 2006, 2007, 2008 semuanya….. 16.Kepada anak-anak Kost”16 Riki, Manotar, Jeni, Santri, Ewin, Desman, Andrian, Arjuli, Risman, Roni, Raja, Arif. Terima kasih ya atas persahabatannya selama ini. Akhirnya penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang membantu dan penulis berharap kiranya skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Maret 2009 Penulis
Irma Fryska Tambun 040905048
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “ Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Dilihat Dari Pola Makan” (Studi Deskriprif mengenai pola makan anak di Desa Sei Mencirim, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang) yang disusun oleh Irma Fryska Tambun, 2009. Skripsi ini terdiri dari 5 bab, 106 halaman, 7 tabel, 8 gambar, 6 lampiran yang terdiri dari pedoman pengumpulan data dan surat penelitian. Sistem kesehatan merupakan bagian integral dari kebudayaan suatu kelompok masyarakat yang sangat penting untuk diperhatikan demi tetap terjaga dan terlestarinya masyarakat tersebut. Perilaku kesehatan yang dilakukan oleh suatu masyarakat dalam upaya meningkatkan kesehatan warganya tentu saja berbeda-beda antara satu kelompok masyarakat lainnya. Hal ini tidak terlepas dari sistem budaya dan karakteristik lingkungan tempat masyarakat itu berada. Penelitian ini dilakukan di Desa Sei Mencirim, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang dengan fokus kajian kepada upaya Para Ibu dalam menjaga pola makan pada anak-anak mulai dari usia 0-5 tahun, dan menggunakan tehnik pendekatan secara kualitatif (wawancara dan observasi partisipasi) sebagai pendekatan utama. Berdasarkan hasil temuan di lapangan, bisa dikatakan bahwa Para Ibu sangat tulus dalam merawat anak-anaknya. Hal ini terbukti dari perilaku Para Ibu dalam menjaga pola makan anak-anaknya, dengan harapan agar anak-anaknya dapat tumbuh dengan sehat dan cerdas. Selain itu, Para Ibu juga senantiasa melakukan perawatan pada anaknya apabila anaknya sedang sakit maupun perawatan rutin setiap bulannya dilakukan seperti imunisasi. Adapun makanan yang diberikan pada anak-anak sesuai dengan pengetahuan Para Ibu di dalam menilai jenis-jenis makanan tersebut. Kesimpulan penelitian dari data yang diperoleh di lapangan bahwa kondisi kesehatan anak-anak di Desa Sei Mencirim sangat baik, tidak ada satu pun anak-anak yang terserang penyakit gizi buruk. Hal tersebut dilihat dari upaya Para Ibu yang sangat bersemangat dalam memberikan makanan yang sehat dan bergizi untuk anak-anak. Di samping itu, Para Ibu juga berharap agar anaknya tidak mudah terserang penyakit, tumbuh sehat, dan cerdas.
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN..................................................................
i
ABSTRAK
............................................................................................
ii
KATA PENGANTAR ..............................................................................
iii
DAFTAR ISI ............................................................................................
iv
DAFTAR TABEL .....................................................................................
v
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah ......................................................
1
1.2
Perumusan Masalah.............................................................
12
1.3
Lokasi Penelitian .................................................................
12
1.4
Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................
13
1.5
Tinjauan Pustaka ................................................................
13
1.6
Metode Penelitian................................................................
18
1.7
Analisa Data ........................................................................
19
BAB II
GAMBARAN UMUM
2.1
Lokasi dan Lingkungan Alam ..............................................
21
2.2
Sejarah dan Sistem Pemerintahan Desa ...............................
22
2.2.1
Sejarah Desa........................................................................
22
2.2.2
SistemPemerintahan Desa ...................................................
23
2.3
Kependudukan ....................................................................
23
2.3.1
Jumlah dan Keadaan Penduduk ...........................................
24
2.3.1
Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin .........................
24
2.3.1
Keadaan Penduduk Menurut Umur ......................................
25
2.3.2
Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian ...................
26
2.3.3
Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Perekonomian......
29
2.3.4
Keadaan Penduduk Menurut Pendidikan .............................
30
2.3.5
Keadaan Penduduk Berdasarkan Agama ............................
32
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
2.4
Pola Pemukiman .................................................................
33
2.5
Sarana dan Prasarana ..........................................................
34
2.5.1
Sarana Pendidikan ..............................................................
34
2.5.2
Sarana Ibadah ......................................................................
34
2.6.
Gambaran Umum Kesehatan ...............................................
35
2.6.1
Sarana Kesehatan ................................................................
35
2.6.2
Tingkat Kesehatan Secara Umum ........................................
35
2.6.3
Tingkat Kesehatan Anak-anak .............................................
36
BAB III
SISTEM PERAWATAN KESEHATAN BALITA
3.1
Sistem Perawatan Kesehatan Balita .....................................
39
3.2
Konsep Tentang Makanan ..................................................
44
3.2.1
Makanan Sehat Bayi............................................................
45
3.2.2
Makanan Berserat ................................................................
48
3.2.3
Makanan Bergizi .................................................................
49
3.2.4
Makanan Kurang Bergizi.....................................................
52
3.3
Konsep Sehat-Sakit .............................................................
53
3.4
Jenis-jenis Penyakit Yang Dialami Balita ............................
54
3.4.1
Diare atau Mencret ..............................................................
54
3.4.2
Mual dan Muntah-Muntah ...................................................
55
3.4.3
Sembelit ..............................................................................
55
3.4.4
Alergi ..................................................................................
56
3.4.5
Demam................................................................................
56
3.4.6
Bersin dan Batuk .................................................................
57
BAB IV
UPAYA PARA IBU DALAM MENJAGA KESEHATAN ANAKNYA DI LIHAT DARI POLA MAKAN
4.1
Upaya Para Ibu dan Para Bapak Dalam Menjaga Kesehatan Anaknya ..............................................................................
58
4.2
Jadwal Pemberian Makanan Pada Balita ..............................
75
4.3
Cara Pembuatan Makanan Pada Balita.................................
83
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
BAB V
ANALISA DAN KESIMPULAN ......................................
88
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL
TABEL I
Jumlah Penduduk Desa Sei Mencirim Berdasarkan Jenis Kelamin …………………………………………………… …24
TABEL II
Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur………………………….25
TABEL III
Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian……………..26
TABEL IV
Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Perekonomian……………………………………………….….29
TABEL V
Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan…………………………………………………...…30
TABEL VI
Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama……………………………………..................................32
TABEL VII
Jadwal Makan Pada Balita……………………………………..75
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Sawah Pandu ............................................................................ 28 Gambar 2. Sawah Tada Hujan ................................................................... 29 Gambar 3. Tanaman Kacang Panjang ........................................................ 30 Gambar 4. Tanaman Jagung ...................................................................... 31 Gambar 5. Ibu Sri Usai Memandikan Anaknya .......................................... 44 Gambar 6. Ibu Sulastri Memberikan ASI Kepada Anaknya ....................... 49 Gambar 7. Ibu Dari Sulistianingsih Memberi Bubur Kepada Cucunya ....... 74 Gambar 8. Ibu Sri Memberi Susu SGM Kepada Anaknya.......................... 76
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Makanan adalah satu kebutuhan essensial yang diperlukan untuk membina kehidupan manusia. Kebutuhan essensial tersebut adalah makan dan minum, karena di dalam makanan dan minuman terdapat kalori yang diperlukan oleh setiap manusia. Selain itu, makanan dikatakan bergizi jika mengandung zat makanan yang cukup dalam jumlah dan kualitasnya sesuai dengan kebutuhan tubuh. Makanan dikonsumsi setiap hari, karena makanan penting bagi tubuh. Makanan yang dikonsumsi setiap hari dapat dibagi dalam beberapa golongan yaitu, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Mengacu dari uraian di atas maka, tulisan ini akan mengkaji mengenai upaya Para Ibu dalam menjaga kesehatan anak di lihat dari pola makan. Pola adalah suatu rangkaian unsur-unsur yang sudah mantap mengenai suatu gejala dan dapat dipakai sebagai contoh dalam hal menggambarkan gejala itu sendiri. Pada umumnya Para Ibu mengatur pola makan anaknya dengan baik, agar pertumbuhan dan kesehatan anak dapat berkembang dengan baik juga. Pertumbuhan anak terlihat baik, apabila Ibu sangat memperhatikan pemberian makanan secara tepat. Pemberian pola makan secara tepat disesuaikan dengan empat sehat lima sempurna yaitu makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, mineral, vitamin, serta susu. Sedangkan kesehatan anak balita terlihat dari perawatan yang dilakukan oleh Para Ibu terhadap anaknya sehari-hari. Misalnya, anak dimandikan minimal 2 kali sehari, Ibu mengatur pola makan anak secara teratur, Ibu membawa anak
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
berobat ke Dokter apabila anak sakit, serta Ibu tetap memberikan ASI ataupun makanan bergizi lainnya yaitu memberikan bubur kacang hijau, nasi tim, serta air tajin. Dalam menjaga kesehatan anak dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti di dalam rumah. Adapun cara menjaga kesehatan anak yang dilakukan di dalam rumah dilakukan dengan cara memandikan anak minimal 2 kali sehari, mencuci rambut anak minimal 2 kali sehari, mencuci tangan dan kaki anak secara rutin, menggosok gigi anak, serta mengatur jadwal tidur anak. Dalam menjaga kesehatan anak dibedakan menjadi 2 kategori yaitu menjaga kesehatan anak yang berumur 0-2 tahun, dan 2,5-5 tahun. Upaya menjaga kesehatan anak ini berbeda sesuai dengan kategori usia anak. Namun semuanya itu sama-sama bertujuan untuk menjaga kesehatan anak, agar anak tetap sehat dan jauh dari serangan penyakit. Serangan penyakit terhadap anak balita seringkali mengkhawatirkan Para Orang Tua khususnya bagi Para Ibu. Oleh karena itu, Para Ibu selalu memperhatikan segala perilaku dan perubahan tubuh anak. Hal tersebut dilakukan Para Ibu dengan tujuan apabila anak balita akan terserang penyakit, maka Ibu telah bersiap-siap untuk mengatasi penyakit yang akan menyerang si anak. Yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah bagaimana upaya Para Ibu dalam menjaga kesehatan anaknya di lihat dari pola makan. Upaya Para Ibu dalam menjaga kesehatan anak di lihat dari pola makan dilakukan setiap hari tanpa terikat oleh waktu. Para Ibu tidak membatasi pemberian makanan kepada anak bayi ataupun balita. Di samping itu, pemberian makanan dilakukan sebanyak 3 kali sehari secara rutin dengan menu makanan yang bervariasi guna memenuhi kandungan gizi empat sehat lima sempurna. Disadari atau tidak
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
pengaruh faktor budaya akan menimbulkan satu fenomena dengan membawa akibat menguntungkan atau merugikan bagi kebutuhan pangan seseorang. Salah satu fenomena yang muncul diantaranya adalah terbentuknya kebiasaan makan. Secara umum kebiasaan makan merupakan cara individu atau kelompok memilih pangan dan mengkonsumsinya sebagai reaksi terhadap pengaruh fisiologi, psikologi, sosial dan budaya. Fenomena kebiasaan makanan menunjukkan bahwa kepercayaan dan pengetahuan yang ada seringkali merupakan aturan yang menentukan kuantitas, kualitas, dan jenis makanan yang seharusnya dikonsumsi oleh anggota rumah tangga sesuai dengan kedudukan, usia, dan kelamin serta kondisi khusus (misalnya Ibu yang hamil, Ibu menyusui dan anak-anak). Koenjaraningrat (1984:97) mengatakan bahwa kebiasaan makan individu, keluarga, dan masyarakat dipengaruhi oleh, Pertama, Faktor perilaku yaitu: cara berpikir, berperasaan, berpandangan tentang makanan, kemudian dinyatakan dalam bentuk tindakan makan dan memilih makanan, kejadian ini berulang kali dilakukan sehingga menjadi kebiasaan makan, Kedua, Faktor lingkungan sosial, segi kependudukan dengan susunan tingkat, dan sifat-sifatnya, Ketiga, Faktor lingkungan ekonomi, daya beli, dan ketersediaan uang kontan, Keempat, Lingkungan ekologi, kondisi tanah, iklim, sistem pasar, dan sistem usaha tani, Kelima, Faktor ketersediaan bahan makanan, dipengaruhi oleh kondisi-kondisi yang bersifat hasil karya manusia seperti: sistem pertanian (perladangan), prasarana dan sarana kehidupan (jalan raya), perundang-undangan dan pelayanan Pemerintah, Keenam, Faktor perkembangan teknologi.
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
Menurut
Moertjipto
(1994:39-40)
konsep
mengenai
makanan
dalam
pengklasifikasiannya yang berkenaan dengan fungsi-fungsinya, maka makanan dalam kehidupan masyarakat Yogyakarta dapat diklasifikasikan menjadi: makanan pokok, makanan sambilan, dan makanan jajanan. Makanan pokok terdiri dari: nasi, nasi jagung, dan jenis makanan pokok ini dikonsumsi untuk makan pagi, siang, dan malam, sehingga dapat dikonsumsi oleh semua lapisan masyarakat. Sedangkan makanan sambilan, dan makanan jajanan merupakan sejenis makanan yang dalam pengadaannya tidak harus ada, karena makanan sambilan, dan makanan jajanan tidak termasuk makanan pokok. Bagi masyarakat Yogyakarta, makanan adalah kebutuhan utama bagi kehidupan dan pertumbuhan manusia, baik jasmani, maupun rohani. Di mana dalam kehidupan sehari-hari kebutuhan akan makan dan minum, tidak dapat lepas dari kedudukan sosial seseorang atau kelompok orang dalam suatu masyarakat. Selain itu, setiap orang memiliki pendapatnya masing-masing dalam menanggapi pengertian makanan. Konsepkonsep mengenai makanan dan minuman yang berbeda maknanya, serta jenis-jenis makanan yang biasa dihidangkan sesuai dengan kebiasaan, berlaku di Jawa khususnya pada daerah Yogyakarta. Adapun jenis-jenis makanan yang dihidangkan sesuai dengan fungsinya yaitu makanan untuk sehari-hari, dan makanan untuk peristiwa khusus, seperti upacara yang berhubungan dengan agama. Bagi masyarakat Jambi, konsep mengenai makanan dalam pengklasifikasiannya yang berkenaan dengan fungsi-fungsinya, maka makanan dapat diklasifikasikan menjadi, Pertama, Makanan utama yaitu makanan yang tergolong makan dan karenanya harus ada setiap hari. Jenis makanannya yang berasal dari biji-bijian, ikan, dan sayur-
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
sayuran, Kedua, Makanan sampingan yang juga disebut perausan yaitu makanan yang dikonsumsi bukan karena rasa lapar, tetapi hanya merupakan pelengkap makanan utama, Ketiga, Makanan khusus yang disediakan orang sesuai keadaan, peristiwa, dan waktu di mana memerlukan adanya makanan. Demikian terlihat adanya variasi makanan untuk upacara sosial, maupun upacara keagamaan, makanan yang ditimbulkan dalam keadaan darurat, serta makanan pada bulan puasa. Menurut Lie Goan Hong (1999:89) Pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai macam dan jumlah makanan yang di makan tiap hari oleh satu orang dan merupakan ciri khas untuk suatu kelompok masyarakat tertentu. Pola makan akan dipengaruhi oleh kebiasaan, budaya, agama, taraf ekonomi, dan lingkungan alam. Pola makan di suatu daerah dapat berubah-ubah sesuai dengan perubahan beberapa faktor ataupun kondisi setempat, yang dapat dibagi dalam tiga kelompok yaitu Pertama, Faktor yang berhubungan dengan persediaan atau pengadaan bahan pangan termasuk faktor geografi, iklim, kesuburan tanah berkaitan dengan produksi bahan makanan, transportasi, teknologi, dan persediaan suatu daerah, Kedua, Faktor-faktor dan adat kebiasaan yang berhubungan dengan konsumen taraf sosio ekonomi dan adat kebiasaan setempat memegang peranan penting dalam pola konsumsi penduduk, Ketiga, Bantuan atau subsidi terhadap bahan-bahan tertentu. Antropologi sebagai suatu ilmu yang mengkaji masalah aneka warna manusia dan kebudayaan telah mengembangkan perhatiannya pada hampir seluruh bidang kehidupan manusia khususnya yang berkaitan dengan masalah sosial budaya. Masalah kesehatan yang menurut pemikiran masyarakat secara umum hanya milik Ilmu
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
Kedokteran, Kesehatan Masyarakat ataupun bidang ilmu lainnya yang sejenis, juga telah lama menjadi perhatian dan kajian Ilmu Antropologi. Hanya saja kajiannya lebih diarahkan kepada perilaku budaya dan lingkungan. Lebih lanjut pada konteks yang lebih luas dalam menelaah kebiasaan makan penting menggunakan Ilmu Gizi dan Ilmu Sosial. Antropologi sebagai salah satu Ilmu Sosial sudah mulai memusatkan perhatiannya terhadap masalah kebiasaan makan sejak abad ke 19 yaitu sesudah perang dunia II. Marston Bates (1958) mengemukakan bahwa perilaku manusia yang berkenaan dengan kebutuhan makan berada di bawah kontrol budaya, di mana kontrol budaya seringkali memodifikasi, menghambat atau mengubahnya melalui berbagai cara. Hal ini menunjukkan bahwa makanan dalam konteks budaya tidak melihat jumlah kalori gizi yang dikonsumsi oleh seseorang, tetapi melihat bagaimana kepercayaan dan pembatasan budaya ikut mempengaruhi pengkonsumsian makanan dalam memenuhi kebutuhan biologi dan psikobiologi individu. Studi mengenai prilaku makan bukanlah hal yang baru pada kepustakaan Ilmu Antropologi. Banyak sudah laporan penelitian yang menggambarkan pemahaman konsep makan menurut budaya atau kebiasaan makan. Diantaranya laporan Weise (1976) menunjukkan di Haiti, kepercayaan terhadap patologi humoral sangat membatasi makanan pada si Ibu yang sedang menyusui. Karena kemiskinan, makanan-makanan pokok yang tersedia bagi Para Wanita memang terbatas. Namun karena adanya pembatasan panas dingin ditemukan adanya pantangan terhadap makanan pokok yang biasanya di makan menjadi pantangan bagi Para Ibu yang sedang menyusui (Anderson, 1986:327). Laporan C.Wilson (1973) di Pantai Timur Malaysia menunjukkan wanita yang baru melahirkan dianggap sangat peka
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
terutama terhadap dingin. Akibatnya segala makanan dingin dilarang selama 40 hari pada periode selama pemanasan setelah melahirkan. Hal ini termasuk hampir semua jenis sayur-sayuran, semua jenis buah-buahan mentah kecuali durian yang panas, semua makanan asam, dan makanan mentah, makanan goreng-gorengan, serta bumbu dan saus. Wanita yang baru melahirkan juga dilarang memakan makanan panas yakni telur, madu, gandum, tapioka, pisang yang di masak, ikan panggang, lada hitam, dan kopi. Karena pembatasan tersebut, makanannya kurang mencukupi dari yang seharusnya (Anderson, 1986:324). Selain, itu dalam Antropologi Kesehatan, terdapat juga konsep sehat-sakit. Namun, perhatian dan kajian peneliti yaitu mengenai pola makan anak di mana, dalam setiap masyarakat ada aturan-aturan yang menentukan kuantitas, kualitas, dan jenisjenis makanan yang pada beberapa masyarakat tradisional, bisa melihat konsepsi budaya yang terwujud dalam perilaku berkaitan dengan pola pemberian makan pada bayi yang berbeda sesuai dengan konsepsi kesehatan modern. Menurut Goodenough (1992:68) definisi budaya terdiri dari pola untuk perilaku dan pola dari perilaku. Pertama, budaya digunakan untuk mengacu pada pola kehidupan suatu masyarakat, kegiatan, dan pengaturan material dan sosial yang berulang secara teratur yang merupakan kekhususan suatu kelompok manusia tertentu. Contohnya: Para Ibu harus mengatur dan menjaga pola makanan sehat dan bergizi setiap hari. Pola makanan yang akan diberikan kepada anaknya yang masih balita disesuaikan dengan umur anak balita yaitu: 1. Pada usia 0-2 tahun balita diberi ASI, nasi bubur, ikan, roti, telur, dan sayursayuran.
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
2. Pada usia 2,5-5 tahun balita diberi nasi, sereal roti, wortel, kentang, tahu, tempe, daging ayam, serta susu tambahan seperti susu SGM, dan susu Promina. Pada usia 0-2 tahun anak di beri ASI, dan anak pertama kali diberi makan di luar ASI ketika umur si anak beranjak lebih dari 1 tahun. Kedua, budaya dipakai untuk mengacu pada sistem pengetahuan, dan kepercayaan yang disusun sebagai pedoman manusia dalam mengatur pengalaman dan persepsi mereka, menentukan tindakan, dan memilih diantara alternatif yang ada. Contohnya: Selain menjaga pola makan anaknya, Para Ibu diharapkan juga memperhatikan kesehatan anaknya. Kesehatan sangat penting bagi setiap orang khususnya bagi anak balita. Oleh karena itu, dalam menjaga kesehatan perlu adanya perilaku yang tepat untuk menjaga kesehatan. Perilaku kesehatan yang dimaksud yaitu: perilaku preventif (pencegahan), perilaku kuratif (pengobatan), dan perawatan. Menurut Linton (1940: 68) budaya adalah keseluruhan dari pengetahuan, sikap, dan pola perilaku yang merupakan kebiasaan yang dimiliki dan diwariskan oleh anggota suatu masyarakat tertentu. Tylor (1871: 68) mengatakan bahwa budaya merupakan keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayan, seni, kesusilaan, hukum, adat istiadat, serta kesanggupan dan kebiasaan lainnya yang dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Koentjaraningrat (1994:39) mengatakan bahwa, makanan dianggap sebagai barang, dan makanan dipandang dari sudut bahan mentahnya yaitu: sayuran, buahbuahan, akar-akaran, biji-bijian, ikan, daging, serta telur. Adapun cara menentukan pola makan anak yaitu bagaimana anak memperoleh, mengkonsumsi, dan menilai makanan
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
yang akan di makan sehingga mempengaruhi kebiasaan makan, selera, dan daya terima anak akan suatu makanan. Kebiasaan makan juga menunjukkan tindakan manusia terhadap makan dan makanan yang dipengaruhi oleh pengetahuan, perasaan, serta persepsi tentang makanan. Kebiasaan makan adalah cara-cara individu dan kelompok individu memilih, mengkonsumsi, dan menggunakan makanan-makanan yang tersedia, di dasarkan kepada faktor-faktor sosial dan budaya di mana mereka hidup. Makanan merupakan sesuatu yang di makan, dibentuk secara budaya. Makanan merupakan salah satu wujud dari kebudayaan manusia, oleh karena dalam pernyataan proses
pengolahan
bahan-bahan
mentah,
cara-cara
penyajiannya,
dan
pengkonsumsiannya sampai menjadi tradisi, hanya mungkin dapat terjadi karena dukungan, dan adanya hubungan kait-mengkait dengan berbagai aspek yang ada dalam kehidupan sosial, dan dengan berbagai unsur kebudayaan yang ada dalam masyarakat tersebut, seperti: sistem ekonomi, sistem pelapisan sosial, nilai-nilai budaya, dan agama Bujang (1994:1). Direktorat Gizi Departemen Kesehatan Republik Indonesia telah menetapkan satu pedoman sebagai penuntun dalam menyusun makanan sehari-hari yang disebut pedoman susunan makanan seimbang. Dalam pedoman ini, semua unsur yang dibutuhkan tubuh dibagi dalam 3 golongan yaitu Pertama, Golongan unsur pemberi tenaga terdiri dari: hidrat arang atau karbohidrat, protein (putih telur), dan lemak, Kedua, Golongan unsur untuk membangun sel-sel jaringan tubuh terdiri dari: protein, mineral, dan air, Ketiga, Golongan unsur untuk mengatur pekerjaan jaringan-jaringan tubuh terdiri dari: vitamin-vitamin dan mineral-mineral.
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
Ketiga golongan unsur makanan tersebut sama pentingnya karena masing -masing mempunyai fungsi tersendiri, dan tidak dapat digantikan oleh yang satu dengan yang lainnya (Entjang, 1976:131). Menurut Foster dan Anderson (1986:46-47) mengatakan bahwa, sistem kesehatan dapat dibedakan sebagai sistem budaya kesehatan, dan sistem sosial kesehatan. Sistem budaya kesehatan menyangkut sistem teori penyakit yang meliputi serangkaian ide-ide, norma-norma, nilai-nilai, kepercayaan mengenai ciri-ciri sehatsakit, sebab-sebab sakit, dan pikiran tentang pencegahan dan cara penyembuhannya, sedangkan sistem sosial kesehatan menyangkut sistem perawatan kesehatan. Sistem perawatan kesehatan di dalamnya terdapat unsur-unsur pengetahuan, dan sistem medis tradisional dan modern. Tindakan pemberian obat merupakan, tindakan pertama yang paling sering dilakukan, dalam upaya mengobati penyakit dan merupakan satu tahap dari perilaku mencari penyembuhan atau kesehatan yang dikenal sebagai health seeking behavior. Sistem perawatan penyakit merupakan, suatu institusi sosial yang melibatkan interaksi beberapa orang, paling tidak interaksi antar pasien dengan si penyembuh, apakah itu dokter atau dukun. Persepsi terhadap penyakit akan menentukan cara pengobatannya (Juliani, 1999:13). Perhatian dan kajian terhadap masalah-masalah kesehatan terutama terhadap masalah di Tanah Karo telah dilakukan yakni terdapat pada tulisan skripsi Juliani Ginting mengenai “Perawatan Kesehatan Anak Pada Masyarakat Karo di Desa Sukanalu Simbelang”. Dari hasil-hasil penelitian oleh Juliani Ginting, penulis melihat dan berasumsi Pertama, bahwa penulisan dan deskripsi tentang perawatan anak pada
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
masyarakat Karo dibedakan berdasarkan tipologi etiologi penyakit atas personalistik dan naturalistik. Kedua, Juliani Ginting lebih memfokuskan pada sistem perawatan kesehatan di dalamnya terdapat unsur-unsur pengetahuan, dan sistem medis tradisional dan modern. Ketiga, Juliani Ginting membahas tentang perilaku yang dilakukan oleh masyarakat Karo masih tinggi, dan masih kuat mempertahankan tradisi budaya, terutama dalam pemakaian atau pengunaan obat-obatan tradisional yang di buat sendiri maupun yang dapat diperoleh pasar-pasar tradisional. Pemilihan topik ini didasari oleh alasan: Pertama, makanan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi tubuh. Makanan diperlukan bagi tubuh untuk mencegah penyakit, dan pertumbuhan, bagi setiap orang khususnya bagi balita. Makanan yang paling bagi bayi yaitu ASI, karena ASI berfungsi untuk mencegah balita terkena gangguan perut, sebagai kekebalan tubuh, mempererat ikatan batin antara Ibu dan Anak. Namun setelah usia enam bulan, bayi membutuhkan makanan padat . Hal tersebut dikarenakan setelah usia enam bulan, jumlah kandungan zat besi dalam ASI tidak lagi memenuhi kebutuhan bayi. ASI diberikan hingga bayi berumur 2 tahun. Pernyatan ini menunjukkan bahwa makanan sangat penting bagi tubuh maupun bagi semua orang khususnya bagi Balita. Kedua, Makanan sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia tidak hanya dipandang semata-mata sebagai nutrisi. Akan tetapi karena selalu di bawah kontrol budaya, maka cenderung dibatasi sebagai “Food Behavior” di mana antara kebudayaan yang berbeda akan memiliki pandangan kontrol yang berbeda.
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa tertarik untuk menelusuri dan mengkaji lebih dalam bagaimana upaya Para Ibu dalam menjaga kesehatan anaknya di lihat dari pola makan.
1.2. Perumusan Masalah Penelitian ini dilakukan dengan melihat kondisi tingkat ekonomi masyarakat di Desa Sei Mencirim, di mana masyarakat di Desa Sei Mencirim masih berupaya menjaga pola makan anaknya meskipun dalam menjaga pola makan tersebut masih dipengaruhi oleh faktor ekonomi, faktor kebiasaan masyarakat dalam mengkonsumsi makanan, dan faktor lingkungan. Di samping itu, masyarakat di Desa Sei Mencirim menyadari betapa pentingnya makanan bagi kebutuhan hidup sehari-hari. Dari masalah tersebut hal-hal yang ingin dikaji oleh peneliti antara lain yaitu: “Bagaimana upaya-upaya para ibu dalam menjaga kesehatan anak dilihat dari pola makan”.
1.3. Lokasi Penelitian Di dalam penelitian ini penulis memilih lokasi di Desa Sei Mencirim, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara, karena Desa Sei Mencirim merupakan salah satu desa yang warganya memiliki upaya untuk meningkatkan kesehatan di lihat dari segi makanan. Penelitian ini berusaha mendeskripsikan tentang pola makan anak, di mana penulis ingin mengetahui bagaimana upaya dari Para Ibu dalam menjaga pola makan
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
anaknya, dan penting bagi penulis untuk menambah wawasan penulis, baik dalam menulis skripsi, maupun dalam pengetahuan umum.
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian Penelitian ini bertujuan mencoba mengetahui, menjelaskan (mendeskripsikan), dan menemukan bagaimana upaya Para Ibu dalam menjaga kesehatan anaknya di lihat dari pola makan. Penelitian ini bermanfaat, untuk memberi sumbangan tentang pengertian dan pemahaman tentang pola makan anak secara sehat, dan penelitian ini juga dapat bermanfaat khususnya bagi Para Ibu untuk memberikan masukan-masukan yang penting dan perlu diperhatikan oleh Para Ibu agar anak-anak mereka dapat tumbuh sehat dan normal, sehingga Para Ibu terus berupaya untuk memberikan makanan yang terbaik untuk anaknya.
1.5. Tinjauan Pustaka Menurut Kleinman (1980:8)
pola pemberian makan pada anak, etiologi
penyakit dan tindakan kuratif, penyakit merupakan bagian dari sistem perawatan kesehatan umum dalam masyarakat. Sedangkan pengertian Pola adalah tindakan atau kejadian yang terjadi secara berulang-ulang. Hidup sehat merupakan landasan idaman setiap masyarakat. Masyarakat di harapkan dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal sehingga dapat menghasilkan sumber daya manusia yang produktif. Mewujudkan derajat kesehatan
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
perlu dilakukan peningkatan kemampuan hidup sehat, bagi setiap individu masyarakat khususnya bagi Para Ibu yang memiliki anak balita, di lihat dari pola makan. Makanan merupakan kebutuhan mendasar bagi hidup manusia. Makanan yang dikonsumsi beragam jenis dengan berbagai cara pengolahannya. Di masyarakat dikenal pola makan yang ada pada masyarakat di mana seorang anak hidup. Pola makan kelompok masyarakat tertentu juga menjadi pola makan anak, selain itu pola makan mempengaruhi penyusunan menu. Di samping itu anak dapat memiliki kebiasaan makan dan selera makan, yang terbentuk dari kebiasaan dalam masyarakatnya, bagi seorang anak makan dapat dijadikan sebagai cara untuk mendidik anak supaya dapat menerima, menyukai, memilih makanan yang baik, juga untuk menentukan jumlah makanan yang cukup dan bergizi. Dengan demikian dapat dibina kebiasaan yang baik tentang waktu makan dan melalui cara pemberian makan yang teratur, anak biasa makan pada waktu yang sudah ditentukan. Anak balita adalah anak-anak yang berusia di bawah 5 tahun, yang sedang menunjukkan pertumbuhan badan yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat gizi yang lebih tinggi setiap kilogram berat badan. Usia balita merupakan usia-usia yang sangat kritis, dan karenanya nutrisi yang diberikan pada anak balita perlu diperhatikan secara khusus. Makanan menyediakan energi dan nutrisi yang diperlukan balita agar tetap sehat. Balita ideal adalah: 1. Tumbuh dan kembang secara proporsional: a) Balita mempunyai berat badan dan tinggi badan diatas normal. b) Fungsi motorik dan sensorik sesuai usia.
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
c) Perkembangan emosional sesuai usia. 2. Tidak mudah atau tidak sering terserang penyakit. Selain itu, usia di bawah lima tahun merupakan masa yang rawan gizi dan penyakit. Usia balita di bawah lima tahun, merupakan masa pertumbuhan anak yang paling cepat (growth spurth) baik fisik maupun otak. Apabila dalam melewati masa tersebut, anak mengalami berbagai hambatan hingga proses tumbuh kembangnya terganggu, akan berdampak negatif terhadap kualitas pertumbuhan dan kesehatan anak pada masa berikutnya. Pemberian makanan yang kurang tepat, jenis dan jumlahnya sering menjadi penyebab utama. Adapun empat fungsi pokok makanan bagi kehidupan manusia adalah untuk Pertama, memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan atau perkembangan serta mengganti jaringan tubuh yang rusak, Kedua, memperoleh energi guna melakukan kegiatan
sehari-hari,
Ketiga,
mengatur
metabolisme
dan
mengatur
berbagai
keseimbangan air, mineral, dan cairan tubuh yang lain, Keempat, berperan di dalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit. Selain itu, cara untuk mencapai kesehatan yang optimal, maka diperlukan makanan yang mengandung gizi atau zat-zat gizi. Zat-zat makanan yang diperlukan untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan dikelompokkan menjadi lima macam yaitu: protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral. Fungsi-fungsi zat makanan tersebut sebagai berikut: Pertama, Protein diperoleh dari makanan yang berasal dari tumbuhtumbuhan (protein nabati), dan makanan dari hewan (protein hewani), fungsinya adalah membangun sel-sel rusak, membentuk zat-zat pengatur seperti enzim dan hormon, Kedua, Lemak berasal dari minyak goreng, margarin, dan lain-lain, fungsinya adalah
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
menghasilkan kalori terbesar dalam tubuh manusia, sebagai pelarut vitamin A,D,E, K, dan sebagai pelindung terhadap bagian-bagian tubuh tertentu, Ketiga, vitamin-vitamin yang dibedakan menjadi dua yaitu vitamin yang larut dalam air (vitamin A dan B), dan vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, K), Keempat, Mineral terdiri dari zat kapur, zat besi, kalium, natrium, secara umum fungsi mineral adalah sebagai bagian dari zat yang aktif dalam metabolisme atau sebagai bagian penting dari struktur sel dan jaringan. Dalam Antropologi Kesehatan jenis-jenis penyakit dibedakan menjadi Pertama, Personalistik adalah kepercayaan bahwa penyakit itu disebabkan oleh adanya agent, agent bisa berubah manusia, dan bukan manusia (kelompok jahat) seperti: santet, tabib, dan orang pintar, Kedua, Naturalistik adalah sebuah kepercayaan bahwa penyakit di sebabkan adanya ketidakseimbangan di dalam tubuh seperti gangguan dari luar seperti: batuk, pilek, dan demam. Penyakit naturalistik ini termasuk ke dalam perawatan profesional, tradisional, dan popular. Adapun jenis-jenis penyakit yang dialami oleh balita di Desa Sei Mencirim, terdiri atas batuk, pilek, dan demam. Jenis-jenis penyakit yang dialami oleh balita tersebut termasuk ke dalam penyakit naturalistik, di mana penyakit-penyakit yang dialami oleh balita di Desa Sei Mencirim disebabkan oleh adanya ketidakseimbangan di dalam tubuh di balita. Secara konseptual sistem kesehatan terdiri dari yaitu Pertama, Kutub Biologi pokok perhatiannya terdiri dari pertumbuhan dan perkembangan manusia, peran penyakit dalam evolusi manusia, dan penyakit-penyakit purba, Kedua, Kutub sosial budaya terdiri dari sistem medis tradisional artinya bukan hanya obat yang digunakan
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
ataupun mengekspresikan suatu penyakit, persiapan ahli medis membicarakan bagaimana dia menjadi dokter, perawat, bidan, dan mantra, tingkah laku sakit seperti: letih, lemas, lesu, hubungan dokter dan pasien, harus ada kedekatan antara si dokter dan si pasien, Ketiga, dinamika dalam usaha memperkenalkan kesehatan barat dalam masyarakat tradisional. Adapun sistem perawatan terdiri dari Pertama, Profesional (modern) yaitu: pengobatan modern yang ahlinya terdiri dari dokter, perawat, bidan, dan mantra, Kedua, Tradisional yaitu: sistem pengobatan tradisional yang ahlinya terdiri dari dukun, tabib, dan orang pintar, Ketiga, Popular yaitu: sistem pengobatan yang tidak mempunyai ahli, tetapi bisa pengobatan modern, bisa tradisional. Kleinman (1980:49-50), menjelaskan lebih lanjut tiga sumber perawatan kesehatan yaitu Pertama, Sektor profesional yaitu: pelayanan dan perawatan kesehatan melalui pranata-pranata medis modern (biomedis) yang ditangani oleh para profesional (dokter) yang berkeahlian berbagai jenis, Kedua, Folk yaitu praktisi-praktisi medis tradisional dengan berpegang pada kepercayaan, pengetahuan, praktek pencegahan dari penyakit, serta pengobatan yang diperoleh dalam proses perwarisan tradisi dari generasi ke generasi dalam bentuk-bentuk personalistik atau naturalistik, Ketiga, Umum (popular) perawatan yang mendahului perawatan biomedis maupun perawatan tradisional. Perilaku kesehatan seseorang, sedikit atau banyak terkait dengan pengetahuan, kepercayaan, nilai, dan norma dalam lingkungan-lingkungan sosialnya berkenaan dengan etiologi, terapi, dan pencegahan penyakit. Hal ini dikarenakan, perilaku merupakan konsekuensi logis dan tidak terpisahkan dari kebudayaan. Perwujudan
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
perilaku kesehatan adalah kegiatan-kegiatan perawatan kesehatan, yang dilakukan dalam satu atau banyak sistem sosial pelayanan kesehatan.
1.6. Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan peneliti di Desa Sei Mencirim, menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif yang bertujuan menggambarkan upaya Para Ibu dalam menjaga kesehatan anak di lihat dari pola makan. Untuk memperoleh data tersebut digunakan metode penelitian secara kualitatif. Metode adalah cara-cara dan prosedur yang dilakukan untuk mengumpulkan data secara bertanggung jawab sesuai dengan masalah yang diteliti dan disiplin ilmu pengetahuan yang bersangkutan. Di samping itu, dalam pengumpulan data digunakan teknik-teknik penelitian yaitu wawancara mendalam, observasi, dan studi kepustakaan. Wawancara mendalam dilakukan dengan komunikasi langsung secara mendalam dengan para informan, yaitu dengan cara menjumpai para informan, dan mewawancarai informan dengan mengunakan pedoman wawancara yang telah disusun terlebih dahulu sebelum dilakukan pengumpulan data di lapangan. Observasi dilakukan dengan mengadakan pengamatan di lapangan guna mendapatkan data yang lebih akurat mengenai upaya Para Ibu dalam menjaga kesehatan anak di lihat dari pola makan. Dalam melaksanakan pengamatan ini peneliti menggunakan alat Bantu berupa kamera foto sebagai bahan dokumentasi, sedangkan studi kepustakaan dilakukan terhadap bukubuku dan bahan tulisan lainnya yang berkenaan dengan masalah penelitian ini yang bertujuan menambah pemahaman penelitian terhadap permasalahan yang diteliti dan akan menjadi kearngka berfikir dalam melaksanakan penelitian.
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah informan pangkal dan informan kunci. Informan pangkal dalam penelitian ini adalah orang yang pertama kali ditemui di Desa Sei Mencirim. Informan pangkal yang dimaksud adalah Bapak Sumiadi selaku Kepala Desa Sei Mencirim. Kepala Desa Sei Mencirim dijadikan sebagai informan pangkal guna mendapat informasi mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan lokasi penelitian baik penduduknya maupun geografisnya. Data yang diperoleh dari informan pangkal terdiri dari sejarah desa, lokasi dan lingkungan alam, system pemerintahan desa, kependudukan, dan peta. Untuk mengumpulkan data yang diperoleh dari informan pangkal dilakukan secara bertahap-tahap, dikarenakan kesibukkan dari Kepala Desa Sei Mencirim pada saat peneliti hendak meminta data dari Kepala Desa Sei Mencirim. Cara pengumpulan data secara bertahap-tahap yang dimaksud adalah peneliti berusaha mendatangi informan pangkal secara rutin, guna mendaptkan data yang akurat. Sedangkan yang menjadi informan kunci adalah Para Ibu dan Para Bapak yang memiliki anak 0-5 tahun dan tinggal menetap di Desa Sei Mencirim. Data yang diperoleh dari informan kunci adalah informasi yang berisi tentang upaya Para Ibu dan Para Bapak dalam menjaga kesehatan anaknya di lihat dari pola makan. Peneliti mewawancarai informan kunci yang dibantu oleh pedoman wawancara, dan hasil wawancara dari para informan kunci akan dijadikan data yang paling utama dalam penulisan skripsi ini. Selain itu, para informan kunci bersedia diambil fotonya sebagai bahan dokumentasi.
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
1.7. Analisa Data Setelah semua data selesai terkumpul, baik yang diperoleh dari hasil pengamatan terlibat maupun proses wawancara maka data tersebut di cek kembali atau clean data untuk memastikan apakah data atau semua keterangan tersebut telah lengkap dan jelas. Proses analisa data dimulai dengan menelaah atau mempelajari semua data yang ada dan tersedia dari berbagai sumber yaitu wawancara, pengamatan yang sudah di tulis dalam catatan pengamatan lapangan, serta dokumen pribadi selama dilapangan. Setelah dibaca, dipelajari dan ditelaah maka dilakukan pengelompokan terhadap data-data yang mendukung permasalahan penelitian. Selanjutnya dilakukan usaha untuk menyusunnya dalam satuan-satuan sehingga bisa dikategorikan menurut bagian penulisan dalam penulisan skripsi ini. Demikian analisa data dilakukan, dan setelah selesai maka di sajikan secara kualitatif sehingga menghasilkan suatu tulisan yang sistematis.
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
BAB II GAMBARAN UMUM DESA
2.1 Lokasi dan Lingkungan Alam Desa Sei Mencirim berada di Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli serdang; dengan batas-batas administratif sebagai berikut: 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Sei Semayang, dan Desa Medan Krio. 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Telagasari, Desa Suka Maju, dan Kecamatan Pancur Batu. 3. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Medan Krio, dan Desa Suka Maju. 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kutalimbaru, dan Kecamatan Binjai Timur. Jarak Desa Sei Mencirim berkisar 16 km dari Medan dengan perincian sebagai berikut: -Jarak dari Medan-Kampung Lalang
: 9 km
-Jarak dari Kampung Lalang- Desa Sei Mencirim : 7 km Untuk sampai ke Desa Sei Mencirim kita dapat menggunakan alat transportasi seperti angkot yang bernomor 120 berwarna merah Rahayu Medan Ceria dengan biaya Rp.3.000 menuju Kampung Lalang, lalu dilanjutkan dengan menaiki angkot yang bernomor P26 berwarna kuning dan hijau atau angkot yang bernomor 88 berwarna kuning untuk menuju Desa Sei Mencirim dengan biaya Rp.3.000. Selain itu, kita bisa juga naik becak motor dari Kampung Lalang menuju Desa Sei Mencirim dengan biaya Rp.12.000 dan menempuh waktu kurang lebih 20 menit. Berikut rincian biaya dari
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
Simpang Kampus ke Kampung Lalang Rp.3.000, Kampung Lalang ke Desa Sei Mencirim Rp.3.000 sehingga terhitung seluruh jumlah biaya dari Simpang Kampus menuju Desa Sei Mencirim pulang-pergi adalah Rp.12.000. Apabila kita menaiki angkot dari Medan ke Kampung Lalang maka memakan waktu lebih kurang 30 menit, dan ditambah lagi dengan lama perjalanan dari Kampung Lalang ke Desa Sei Mencirim memakan waktu lebih kurang 20-25 menit. Peneliti merasakan bahwa perjalanan yang ditempuh menuju Desa Sei mencirim tidak terlalu jauh, hanya saja perjalanan sedikit terganggu dikarenakan jalan menuju Desa Sei Mencirim masih ada juga jalan yang berlubang. Kebanyakan orang yang melintasi jalan menuju Desa Sei Mencirim menggunakan kendaraan pribadi seperti sepeda motor, mobil pribadi, dan sebagian orang masih menggunakan angkot sebagai alat transportasi. Desa Sei Mencirim merupakan daerah dataran rendah yang beriklim tropis dan memiliki curah hujan rata-rata 2510 m3/tahun. Desa Sei Mencirim ketinggian tanahnya dihitung dari permukaan laut berkisar 20 s/d 25 meter. Sedangkan Suhu udara rata-rata Desa Sei Mencirim rata-rata 27-32C, di mana di waktu siang suhunya sangat panas.
2.2 Sejarah dan Sistem Pemerintahan Desa 2.2.1 Sejarah Desa Menurut sejarah, pada jaman penjajahan Belanda Desa Sei Mencirim adalah merupakan areal perkebunan tembakau Deli yang dikelola oleh Deli Maskapai. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, maka beralihlah pemegang kekuasaan Pemerintah termasuk pemegang kekuasaan Perkebunan. Pada tahun 1951, sebagian areal Perkebunan Tembakau Deli diserahkan oleh Pemerintah kepada masyarakat
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
melalui Asisten Wedana Sunggal dan diberi nama Kampung Purwojati yang dikepalai oleh seorang Kepala Kampung. Pada tahun 1960, nama Kampung Purwojati berubah menjadi Kampung Sei Mencirim. Terjadinya perubahan nama Kampung Sei Mencirim adalah mengingat Purwojati dilalui oleh Sungai Sei Mencirim sehingga nama itu ditabalkan menjadi nama Kampung Sei Mencirim. Dengan berlakunya UU No. 5 tahun 1979 tentang Pemerintah Desa, maka Kampung Sei Mencirim berubah menjadi Desa Sei Mencirim hingga saat ini.
2.2.2 Sistem Pemerintahan Desa Pemerintah Desa adalah penyelenggaraan urusan Pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan BPD (Badan Pemerintahan Desa), dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat yang diakui dan dihormati dalam Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sistem Pemerintahan Desa dipimpin oleh seorang Kepala Desa (Kades). Pekerjaan Kepala Desa (Kades) dibantu oleh Perangkat Desa yaitu: Kepala Dusun, Kepala Urusan, dan Sekretaris Desa. Jumlah Perangkat Desa Sei Mencirim yaitu: Sekretaris Desa berjumlah 1 orang, Kepala Urusan berjumlah 4 orang, dan Kepala Dusun berjumlah 15 orang.
2.3 Kependudukan Penduduk Desa Sei Mencirim memiliki keanekaragaman suku bangsa, hal ini di dorong
karena
adanya
pembangunan-pembangunan
diberbagai
bidang
baik
pembangunan di bidang pendidikan yaitu dengan mendirikan sekolah-sekolah.
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
Selain itu, golongan kelompok etnik yang bermukim di Desa Sei Mencirim adalah suku Jawa, suku Batak Toba, suku Batak Karo, suku Aceh, suku Minang, suku Batak Mandailing, dan suku Sunda. Tetapi yang menjadi kelompok suku bangsa terbesar adalah kelompok suku Jawa sebesar 68 persen. Keanekaragaman suku bangsa yang dimiliki Desa Sei Mencirim tidak menyebabkan setiap suku bangsa menjadi berkelompok-kelompok. Semua masyarakat dari setiap suku bangsa membuka diri dan bergaul satu sama lain. Hal ini terlihat adanya kegiatan gotong rotong dalam menjaga kebersihan desa dilakukan 1 kali sebulan, adanya kegiatan gotong royong membangun jalan, jembatan, saluran air, irigasi apabila dibutuhkan, serta adanya kegiatan gotong royong dalam menjaga ketertiban, ketentraman, dan keamanan desa, dilakukan secara bergantian.
2.3.1 Jumlah dan Keadaan Penduduk Tahun 2008 penduduk Desa Sei Mencirim berjumlah 12.593 jiwa dengan kepadatan penduduk kira-kira 1198/km. TABEL I Jumlah Penduduk Desa Sei Mencirim Berdasarkan Jenis Kelamin NO
JENIS KELAMIN
JUMLAH
PERSENTASE
1
Laki-laki
6433
51,1
2
Perempuan
6160
48,9
12.593
100
Jumlah
Sumber : Data Kepala Desa Sei Mencirim, 2008
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
Tabel di atas menunjukkan bahwa penduduk laki-laki di Desa Sei Mencirim lebih banyak dari penduduk perempuan. Penduduk Desa Sei Mencirim berjenis kelamin laki-laki berjumlah 6433 jiwa dengan persentase 51,1 persen, dan penduduk berjenis kelamin perempuan berjumlah 6160 jiwa dengan persentase 48,9 persen. TABEL II Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur NO
TINGKAT UMUR
JUMLAH
PERSENTASE
1
0-12
493
3,91
2
1-5
1048
8,62
3
5-7
553
4,4
4
7-15
3847
30,55
5
15-56
5895
46,81
6
56-keatas
719
5,71
12.593
100
Jumlah
Sumber : Data Kepala Desa Sei Mencirim, 2008 Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kebanyakan penduduk yang tinggal di Desa Sei Mencirim adalah usia 15-56 tahun yaitu dengan jumlah 5895 jiwa dengan persentase 46,81 persen, ini menunjukkan bahwa penduduk Desa Sei Mencirim kebanyakan masih bersekolah, dan sebagian sudah bekerja. Kelompok kedua tertinggi adalah penduduk yang berumur 7-15 tahun dengan jumlah 3847 jiwa dan persentase 30,55 persen, ini menunjukkan bahwa penduduk Desa Sei Mencirim masih bersekolah dan masih menjadi tanggungan orang tuanya. Kelompok ketiga tertinggi adalah penduduk yang berumur 1-5 tahun dengan jumlah
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
1084 jiwa dan persentase 8,62 persen, ini menunjukkan bahwa penduduk Desa Sei Mencirim banyak yang masih balita dan masih dirawat serta dibesarkan oleh para orang tuanya. Kelompok keempat tertinggi adalah penduduk yang berumur 56 tahun keatas dengan jumlah 719 jiwa dan persentase 5,71 persen. Penduduk yang tinggal lainnya adalah penduduk yang belum produktif atau penduduk yang rata-rata masih menjadi tanggungan orang tuanya.
2.3.2 Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian Untuk memenuhi kebutuhan hidup, masyarakat Desa Sei Mencirim ada yang bekerja sebagai pegawai negeri, pedagang, buruh, wiraswasta, TNI/POLRI, dan petani. Tetapi mayoritas penduduk memiliki mata pencaharian hidup sebagai petani karena penduduk yang bekerja sebagai pegawai, buruh, pedagang, dan wiraswasta, juga melakukan aktivitas sebagai petani. Dengan kata lain, mereka juga mengolah lahan pertanian untuk menambah penghasilan keluarga. Di samping itu, Desa Sei Mencirim letaknya sangat strategis, karena letaknya sangat dekat dengan sumber mata pencaharian, di mana disekitar Desa Sei Mencirim banyak terdapat lahan pertanian, dan lahan tanaman pangan yang terdiri dari: jagung, cokelat, pisang, kelapa, kacang tanah, kacang panjang, semangka, cabe, mentimun, ubi kayu, dan ubi jalar.
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
Agar lebih jelas dapat dilihat pembagian kerjanya pada tabel di bawah ini: TABEL III Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian NO
JENIS PEKERJAAN
JUMLAH
PERSENTASE
1
PNS
1440
11,43
2
Petani
4826
38,32
3
Wiraswasta
973
7,72
4
Buruh
1148
9,11
5
TNI/POLRI
148
1,17
6
Pensiunan
70
0,55
7
Pedagang
427
3,39
8
Lain-lain
3566
28,31
12.593
100
Jumlah
Sumber : Data Kepala Desa Sei Mencirim, 2008 Tabel di atas menunjukkan bahwa penduduk Desa Sei Mencirim lebih banyak yang bekerja sebagai petani dengan jumlah 4826 jiwa dengan persentase 38,32 persen. Pekerjaan terbanyak kedua adalah lain-lain yang terdiri dari: peternak, karyawan swasta, dan karyawan pemerintah dengan jumlah 3566 jiwa dengan persentase 28,31 persen. Pekerjaan yang terbanyak ketiga adalah Pegawai Negeri Sipil dengan jumlah 1440 jiwa dengan persentase 11,43 persen, Pekerjaan terbesar keempat dalah Buruh dengan jumlah 1148 jiwa dengan persentase 9,11 persen, di mana buruh tersebut terdiri dari buruh migran perempuan, dan buruh migran buruh laki-laki.
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
Pekerjaan terbesar kelima adalah wiraswasta dengan jumlah 973 jiwa dengan persentase 7,72 persen, pekerjaan ini berupa usaha-usaha yang dibuka oleh penduduk Desa Sei Mencirim yang rata-rata di depan rumahnya seperti: warung kelontong, dan usaha air minum kemasan. Pekerjaan lainnya adalah pedagang dengan jumlah 427 jiwa dengan persentase 3,39 persen, Pekerjaan TNI/POLRI dengan jumlah 148 jiwa dengan persentase 1,17 persen, dan pensiunan dengan jumlah 70 jiwa dengan persentase 0,55 persen. Di Desa Sei Mencirim terdapat 2 jenis tanah sawah yang terdiri dari: 1. Sawah Pandu Sawah Pandu merupakan sawah tanah berlumpur, di mana untuk menanam Sawah Pandu ini menggunakan bibit padi jenis IR 64.
Gbr 1. Sawah Pandu
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
Adapun cara penanaman Sawah Pandu ini dengan cara: Pertama-tama sawah disemai, lalu dalam 25 hari ke depan, bibit padi ditanam, dan rumput-tumput yang ada di sekitar sawah di koret. Kemudian padi diberi pupuk pertama pada hari ke 20-25 hari. Pemberian pupuk TSP merupakan langkah pertama dalam pemberian pupuk pada sawah pandu. Kemudian pada hari ke 50-60 hari dilakukan pemberian pupuk yang kedua yaitu dengan menggunakan pupuk Urea. Dalam penanaman padi di sawah pandu ini, biasanya tidak menggunakan irigasi, dikarenakan sawah pandu ini sudah berlumpur. Penduduk Desa Sei Mencirim melakukan panen dari hasil sawah pandu tersebut sebanyak 3 kali setahun, yaitu pada bulan Januari, bulan Mei, dan bulan Oktober. 2. Sawah Tada Hujan
Gbr 2. Sawah Tada Hujan
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
Sawah Tada Hujan merupakan sawah di mana dalam pengolahannya tidak menggunakan irigasi, karena air dihasilkan dari air hujan. Pemberian pupuk pada sawah tada hujan dilakukan pada bulan Agustus, bulan September, dan bulan Oktober. Adapun penanaman padi dengan menggunakan pupuk Urea dan pupuk TSP. Sehingga penduduk di Desa Sei Mencirim melakukan panen hanya 1 kali setahun. Di samping tanaman padi yang ditanam di ladang, ada juga jenis tanaman lain seperti sayur mayor (kacang panjang, jagung, cabe) yang tergolong kepada tanaman muda (dengan masa panen 3-6 bulan) seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini:
Gbr 3. Tanaman kacang panjang yang terdapat di Desa Sei Mencirim
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
Gbr 4. Tanaman jagung yang terdapat di Desa Sei Mencirim
2.3.3 Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Perekonomian Untuk memenuhi kebutuhan hidup, masyarakat Desa Sei Mencirim ada yang bekerja sebagai petani, pegawai negeri, pedagang, buruh, wiraswasta, dan TNI/POLRI. Namun sebagian masyarakat Desa Sei Mencirim ada juga yang bekerja sebagai wiraswasta merangkap sebagai petani. Berikut jumlah pendapatan masyarakat di Desa Sei Mencirim pada tabel di bawah ini:
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
TABEL IV Jumlah Penduduk Berdasarkan Perekonomian NO
JENIS PEKERJAAN
JUMLAH
PERSENTASE
1.
Petani
Rp. 1.350.000
14,3
2.
PNS terdiri dari: Golongan 2 A:
Rp.650.000
6,8
Golongan 3 A:
Rp.2.500.000
26,5
3.
TNI/POLRI
Rp. 2.500.000
26,5
4.
Pedagang
Rp.800.000
8,5
5.
Buruh
Rp.750.000
7,9
6.
Wiraswasta
Rp.900.000
9,5
Rp.9.450.000
100
Jumlah
Sumber: Data Kepala Desa Sei Mencirim,2008 Tabel di atas menunjukkan bahwa pendapatan penduduk di Desa Sei Mencirim yang paling terbanyak pertama adalah Pegawai Negeri Sipil golongan 3A (tamatan SI) yaitu sebanyak 26,5 persen dengan pendapatan Rp.2.500.000, dan TNI/POLRI sebanyak 26,5 persen dengan pendapatan Rp.2.500.000, pendapatan terbanyak kedua adalah petani yaitu sebanyak 14,3 persen dengan pendapatan Rp.1.350.000, pendapatan terbanyak ketiga yaitu wiraswasta sebanyak 9,5 persen dengan pendapatan Rp.900.000, terbanyak keempat yaitu pedagang sebanyak 8,5 persen dengan pendapatan Rp.800.000, pendapatan terbanyak kelima yaitu buruh sebanyak 7,9 persen dengan pendapatan Rp.750.000, dan terbanyak keenam yaitu Pegawai Negeri Sipil golongan 2A (tamatan SMU) yaitu sebanyak 6,8 persen dengan pendapatan Rp.650.000.
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
2.3.4 Keadaan Penduduk Menurut Pendidikan Sistem pendidikan sekarang ini sudah semakin berkembang pesat dari tingkat yang paling rendah yaitu Taman Kanak-Kanak hingga ke tingkat Akademi atau Universitas. Terlihat dari kian bertambahnya gedung-gedung sekolah, baik sekolah negeri maupun sekolah-sekolah swasta yang disesuaikan dengan besarnya tuntutan masyarakat terhadap pendidikan. TABEL V Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan NO
TINGKAT PENDIDIKAN
JUMLAH
PERSENTASE
1
TK
153
1,21
2
Tamatan SD
4372
34,7
3
Tamatan SMP/SLTP
2712
21,5
4
Tamatan SMA/SLTA
3527
28
5
Tamatan Akademi
145
1,15
6
Tamatan Sarjana
150
1,19
7
Belum Sekolah
1527
12,1
8
Tidak Sekolah
7
0,15
12.593
100
Jumlah
Sumber : Data Kepala Desa Sei Mencirim, 2008 Tabel di atas menunjukkan bahwa di Desa Sei Mencirim, pendidikan sudah merupakan perioritas penting bagi kehidupan mereka, ini terlihat pada jumlah penduduk yang berdasarkan pendidikan penduduk yang tamatan SD adalah yang terbanyak dengan jumlah 4372 jiwa sedangkan persentasenya 34,7 persen di mana yang tamatan SD ini
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
adalah rata-rata anak yang berusia 12 tahun ke atas dan kebanyakan yang sedang melanjutkan sekolah ke tingkat SLTP. Penduduk yang tamatan SLTA terbanyak kedua dengan jumlah 3527 jiwa sedangkan persentasenya 28 persen. Penduduk yang tamatan SLTA ini sebagian pergi merantau seperti kuliah, dan mencari pekerjaan di luar daerahnya dan sebagian penduduknya membantu para orang tua mereka bekerja. Penduduk yang tamatan SLTP adalah yang terbanyak ketiga dengan jumlah 2712 jiwa dengan persentase 21,5 persen, penduduk ini rata-rata yang sedang melanjutkan pendidikan ketingkat SLTA. Terbanyak keempat adalah penduduk yang belum sekolah yaitu berusia balita, dengan jumlah 1527 jiwa dengan persentase 12,1 persen. Terbanyak kelima adalah tamatan TK dengan jumlah 153 jiwa, dengan persentase 1,21 persen. Terbanyak keenam adalah penduduk tamatan Sarjana dengan jumlah 150 jiwa dengan persentase 1,19 persen.Terbanyak ketujuh adalah penduduk yang tamatan Akademi dengan jumlah 145 jiwa dengan persentase 1,15 persen, dan terbanyak kedelapan adalah penduduk yang tidak bersekolah dengan jumlah 7 jiwa dengan persentase 0,15 persen, penduduk tidak bersekolah disebabkan oleh cacat mental, tuna wicara, dan lumpuh.
2.3.4 Keadaan Penduduk Berdasarkan Agama Penduduk Desa Sei Mencirim merupakan masyarakat pemeluk agama yang taat agama, hal ini tercermin dari aktivitas-aktivitas keagamaan yang dijalankan oleh penduduknya sesuai dengan kepercayaan dan keyakinan masing-masing.
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
TABEL V I Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama NO
AGAMA
JUMLAH
PERSENTASE
1
Islam
11711
93
2
Kristen Protestan
755
6
3
Kristen Katholik
115
0,91
4
Hindu
12
0,09
12.593
100
Jumlah
Sumber : Data Kepala Desa Sei Mencirim, 2008 Tabel di atas menunjukkan penduduk Desa Sei Mencirim lebih banyak menganut agama Islam dengan jumlah 11.711 jiwa dengan persentase 93 persen. Penduduk yang terbanyak kedua adalah penduduk yang beragama Kristen Protestan dengan jumlah 755 jiwa dengan persentase 6 persen. Penduduk terbanyak ketiga adalah penduduk yang beragama Katholik dengan jumlah 115 jiwa dengan persentase 0,91 persen, dan jumlah penduduk terbanyak keempat adalah penduduk yang beragama Hindu dengan jumlah 12 jiwa dengan persentase 0,09 persen. Walaupun penduduk Desa Sei Mencirim mayoritas beragama Islam, akan tetapi mereka tidak pernah membeda-bedakan agama, penduduk yang berbeda agama saling menghormati kepercayaan masing-masing.
2.4 Pola Pemukiman Penduduk Desa Sei Mencirim hidup secara mengelompok, letak-letak rumah saling berdekatan, hidup antar bertetangga saling akur dan bergotong royong. Selain itu,
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
penduduk Desa Sei Mencirim sangat ramah tamah. Rumah-rumah penduduk rata-rata sudah permanen yaitu berlantaikan semen, berdinding beton, dan beratapkan seng, akan tetapi masih ada sebagian rumah penduduk yang berlantaikan semen atau berdindingkan papan. Biasanya halaman-halaman rumah penduduk yang tidak begitu luas di manfaatkan sebagian besar penduduk untuk menanam bunga-bunga dan pohon-pohon besar seperti: pohon mangga, pohon jambu, dan pohon rambutan. Akan tetapi pada sebagian penduduk halaman rumahnya dijadikan untuk membuka usaha seperti warung gorengan, dan kedai makanan. Usaha warung gorengan yang dibuka oleh penduduk Desa Sei Mencirim biasanya buka dari pagi sampai sore yaitu mulai pukul 08.00-17.00 wib, begitu juga dengan warung makanan yang terdapat di Desa Sei Mencirim buka mulai dari pagi hingga malam hari yaitu pukul 08.00-20.00 wib. Begitu juga dengan sumber air penduduk di Desa Sei Mencirim yaitu air sumur gali. Air sumur gali merupakan sumber air yang dipergunakan penduduk Desa Sei Mencirim untuk kebutuhan seperti: sebagai air minum, mencuci kain, dan mencuci piring. Namun ada juga masyarakat Desa Sei Mencirim yang mengkonsumsi air isi ulang sebagai air minum dengan biaya 1 galon sebesar Rp.3.500. Listrik juga telah masuk ke setiap rumah-rumah sehingga penduduk Desa Sei Mencirim dapat menggunakan listrik untuk keperluan yang penting. Di samping itu, jalan di depan rumah penduduk Desa Sei Mencirim telah beraspal dengan baik, sehingga tidak ada ada kendala menuju Desa Sei Mencirim.
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
2.5 Sarana dan Prasarana Sarana dan Prasarana telah ada beberapa yang diberikan oleh Pemerintah maupun Pihak Swasta seperti: sarana pendidikan, sarana ibadah, serta sarana kesehatan.
2.5.1 Sarana Pendidikan Pendidikan merupakan faktor utama bagi tiap manusia untuk mencapai kemajuan dan kemakmuran. Demikian juga dalam proses Pembangunan Nasional, pendidikan tetap memegang peranan penting karena tanpa adanya pendidikan, maka cita-cita yang kita harapkan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur sulit tercapai. Desa Sei Mencirim juga memiliki beberapa sekolah baik sekolah swasta, maupun sekolah negeri yaitu: satu Taman Kanak-Kanak, lima Sekolah Dasar yang terdiri dari empat Sekolah Milik Pemerintah, satu Milik Swasta, dua Sekolah Menengah Pertama adalah merupakan Sekolah Negeri, dan satu Sekolah Menengah Atas adalah merupakan sekolah negeri. Semua sarana pendidikan ini dapat ditempuh dengan kendaran bermotor maupun angkot. 2.5.2 Sarana Ibadah Penduduk Desa Sei Mencirim adalah mayoritas beragama Islam. Desa Sei Mencirim memiliki lima belas unit Mesjid, tiga unit Musholah, dan dua unit Gereja yaitu Gereja Khatolik dan Gereja HKBP. Dalam masalah keagamaan penduduk Desa Sei Mencirim sangat taat untuk menjalankan ibadahnya, hal ini terbukti dengan penduduk yang beragama Islam pergi beribadah ke Mesjid setiap hari Jumat, sedangkan penduduk yang beragama Kristen pergi ke Gereja setiap hari Minggu untuk beribadah.
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
2.6 Gambaran Umum Kesehatan 2.6.1 Sarana Kesehatan Sebagai sarana kesehatan rakyat, di Desa Sei Mencirim terdapat sebuah Puskesmas yang berada tepat di samping Kantor Kepala Desa (Kades). Puskesmas ini dikelola oleh seorang Bidan Desa (Bindes). Disinilah kebanyakan penduduk akan memperoleh pelayanan kesehatan untuk jenis penyakit ringan seperti demam, batuk, flu, terutama sebagai tempat untuk memperoleh pelayanan persalinan bagi Ibu-Ibu yang hendak melahirkan. Desa Sei Mencirim memiliki Puskesmas yang berjumlah satu, Poliklinik berjumlah enam, Posyandu berjumlah sepuluh, tempat penyimpanan obat berjumlah satu, serta tempat praktek Dokter berjumlah satu.
2.6.2 Tingkat Kesehatan Secara Umum Secara umum, tingkat kesehatan penduduk Desa Sei Mencirim bisa dikatakan tergolong baik. Ini dapat dibuktikan dari banyaknya penduduk yang tergolong masih muda atau produktif yaitu usia 15-56 tahun. Penduduk yang berumur 50 tahun keatas banyak yang masih melakukan aktivitas ke ladang. Walaupun ada sebagian dari penduduk yang telah berusia 50 tahun ke atas, tidak dapat bekerja ke ladang lagi, namun ia masih tetap saja dapat mengurus dirinya sendiri di rumah, dalam arti, ia masih dapat bekerja memenuhi segala kebutuhannya sendiri seperti: memasak, membelah kayu, mencuci pakaian, tanpa harus merepotkan orang lain.
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
2.6.3 Tingkat Kesehatan Anak-anak Dapat dikatakan anak-anak di Desa Sei Mencirim memiliki tingkat kesehatan yang cukup baik. Ini dapat dibuktikan dari keadaan anak yang jarang menderita penyakit. Kalaupun mereka sakit, biasanya jenis penyakit yang diderita hanya sebatas demam, batuk, dan flu (sejenis penyakit akibat perubahan cuaca) akibat anak yang terlalu asyik bermain di halaman tanpa memperdulikan terik mentari ataupun hujan. Dalam bidang kesehatan penduduk Desa Sei Mencirim yang masih balita tidak pernah terserang penyakit berbahaya yang mengakibatkan bayi maupun balita meninggal dunia. Adanya cakupan imunisasi yang diadakan setiap awal bulan disambut baik oleh penduduk Desa Sei Mencirim sehingga demikian bayi maupun balita di Desa Sei Mencirim keadaan kesehatannya cukup baik. Para Ibu membawa anaknya menuju Posyandu setiap awal bulan dengan tujuan agar anak-anak mereka diimunisasi. Adapun pegertian imunisasi adalah proses pembentukan sistem kekebalan tubuh. Imunisasi diberikan pada anak-anak, dan bayi hingga menjelang usia dewasa sekitar 15 tahun. Imunisasi sangat penting sebagai penunjang kesehatan bayi dan anak-anak. Selain itu, Imunisasi terdiri dari 2 jenis yaitu ada yang berbentuk serum yang disuntikkan pada bagian tubuh anak (biasanya bagian lengan atau bokong anak), ada juga yang berbentuk cairan yang diteteskan ke dalam mulut.
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
BAB III SISTEM PERAWATAN DAN POLA MAKAN ANAK
3.1 Sistem Perawatan Kesehatan Balita Usaha kesehatan merupakan daya upaya dari seorang demi seorang untuk memelihara dan mempertinggi derajat kesehatannya sendiri. Kesehatan merupakan harta yang tidak ternilai harganya. Kesehatan seseorang dapat terwujud apabila seseorang tersebut menjaga kesehatan tubuhnya. Pengertian sehat adalah suatu keadaan utuh yang dinamis dalam daur kehidupan, di mana manusia dapat berfungsi dan menyesuaikan diri secara terus-menerus terhadap perubahan yang timbul, untuk memenuhi kebutuhan esensial dalam hidup sehari-hari. Sehat bukan hanya bebas dari penyakit, tetapi meliputi seluruh kehidupan manusia termasuk aspek sosial, psikologis, faktor-faktor lingkungan, dan ekonomi. Apabila salah satu faktor di atas tidak terpenuhi atau terganggu, dapat menyebabkan gangguan perasaan yang akan menimbulkan keadaan tidak sehat walaupun tidak terhadap penyakit. Penyakit disebabkan karena adanya gangguan dalam proses tumbuh kembang, gangguan fungsi, atau gangguan salah satu sistem tubuh. Sistem perawatan kesehatan pada anak balita yang berumur 0-5 tahun, dilakukan oleh Para Ibu di Desa Sei Mencirim dengan penuh perhatian, kesabaran, dan kasih sayang. Sistem perawatan kesehatan pada anak balita dibedakan berdasarkan umur yaitu 0-2 tahun, dan 2,5-5 tahun.
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
Adapun perawatan kesehatan pada anak balita yang berumur 0-2 tahun dilakukan dengan cara: 1. Memandikan bayi Para Ibu di Desa Sei Mencirim memandikan anaknya yang masih bayi setiap hari. Bayi dimandikan setiap hari agar kebersihan kulit dan tubuh bayi terjaga, serta bayi terhindar dari infeksi bakteri dan jamur yang menyebabkan gangguan kulit dan iritasi. Ketika bayi mau dimandikan, Para Ibu di Desa Sei Mencirim menyiapkan berbagai perlengkapan seperti: a) Menyiapkan perlengkapan mandi bayi seperti: sabun, shampo, handuk, pakaian bayi, minyak kayu putih atau minyak telon, serta bedak. b) Mengisi ember khusus untuk bayi dengan air hangat. c) Bayi dimandikan dengan perlahan-lahan dan penuh dengan kehatihatian, kemudian tubuh bayi dibersihkan dengan sabun dan air. d) Setelah bayi selesai mandi, tubuh bayi di usap dengan handuk lembut hingga benar-benar kering. e) Kemudian tubuh bayi dihangatkan dengan mengolesi bedak, dan minyak talon pada dada, perut, serta punggung bayi. f) Bayi dikenakan pakaian yang berbahan lembut. 2. Memberi ASI pada bayi ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi. Para Ibu di Desa Sei Mencirim memberikan ASI eksklusif hingga bayi berusia dua tahun. Pemberian ASI dalam satu hari tidak perlu dibatasi dengan jadwal tertentu. Para Ibu di Desa Sei Mencirim sadar bahwa ASI sangat besar manfaatnya bagi bayi. Semua zat gizi yang dibutuhkan bayi
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
terkandung dalam ASI dengan proporsi yang seimbang, serta mudah dicerna dan diserap oleh tubuh bayi. Akan tetapi sebagian dari sebagian Para Ibu di Desa Sei Mencirim tidak memberi ASI kepada bayinya, karena faktor ASI Ibu tidak lancar keluar dan bayi tidak menyukai ASI. Oleh karena itu, Para Ibu menggantikan ASI dengan susu SGM, dan air tajin. 3. Menidurkan bayi Kebutuhan waktu tidur bayi pada setiap bayi berbeda-beda. Begitu juga dengan dikatatakan oleh Bapak Mesgiono, Ibu Ijum, Ibu Sulis, Bapak Ponidi yang selalu mengatur pola tidur anaknya setiap hari. Upaya yang dilakukan untuk menidurkan bayi yaitu: a) Apabila popok bayi basah, popok segera diganti dengan popok yang baru dan bersih. b) Ketika bayi tidur, bayi diselimuti agar bayi tetap merasa hangat. c) Tubuh bayi dihangatkan dengan pijatan minyak telon agar bayi cepat tidur dan tidak rewel. 4. Membersihkan tubuh bayi Kulit bayi yang sangat lembut dan sensitif sehingga kulit bayi perlu dibersihkan secara teratur agar kulit bayi tidak rentan terserang penyakit infeksi bakteri dan jamur yang dapat menimbulkan iritasi dan gangguan kulit. Oleh karena itu, upaya menjaga tubuh bayi selalu bersih dan segar yaitu: a) Mencuci rambut dan kepala bayi. b) Memijat kepala bayi dengan shampo dan dibilas hingga bersih. c) Rambut bayi dikeringkan dengan memakai handuk.
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
d) Membersihkan telinga bayi. Cottonbud dibasahi dengan baby oil kemudian diusapkan pada daun telinga bagian depan dan belakang, kemudian dikeringkan dengan lembut. 5. Membersihkan gigi bayi. Apabila gigi bayi telah keluar, gigi tersebut dibersihkan setiap hari dengan usapan saputangan basah, lalu daerah sekitar mulut yang dibasuh dengan usapan kain basah. 6. Menggunting kuku bayi, Kuku bayi digunting dengan menggunakan gunting kuku khusus bayi. 7. Membersihkan hidung bayi. Hidung bayi dibersihkan dengan menggunakan cottonbud yang dicelup dengan air hangat, dengan cara diputar lembut dalam lubang hidung bayi. Sedangkan perawatan kesehatan pada anak balita yang berumur 2,5-5 tahun, dilakukan dengan cara: 1. Mandi dua kali sehari. Anak balita yang berumur 2,5-5 tahun dianjurkan mandi minimal dua kali sehari, dengan tujuan agar tubuh anak balita menjadi sehat dan segar bugar. Para Ibu di Desa Sei Mencirim, memandikan anak mereka yang masih balita sebanyak dua kali sehari secara rutin.
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
Gbr. 5 Ibu Sri Rahayu usai memandikan anaknya Adapun cara memandikan anak mereka, Ibu Sri Rahayu melakukan hal-hal berikut: a) Seluruh tubuh anak dibasahi dengan air, lalu tubuh anak dicuci dengan sabun mandi. b) Kemudian seluruh tubuh anak digosok engan sabun, agar semua kotoran yang melekat mengotori kulit lepas dari permukaan kulit. c) Tubuh anak dibilas dengan air, kemudian tubuh anak di lap dengan handuk, kemudian anak diberi pakaian, rambut anak disisir, dan anak diolesi bedak 2. Rambut harus bersih. Rambut harus dirawat supaya tetap bersih dan rapi. Rambut balita dicuci minimal dua kali seminggu, dengan menggunakan shampo khusus balita berumur 2,5-5 tahun.
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
3. Tangan dan kaki harus bersih. Tangan merupakan anggota tubuh yang paling banyak berhubungan dengan apa saja, dan tangan merupakan perantara penularan kuman. Kebanyakan anak balita sehabis memegang sesuatu yang kotor dan mengandung kuman penyakit, tangan langsung menyentuh mata, hidung, mulut, makanan, serta minuman. Oleh karena itu, Para Ibu di Desa Sei Mencirim senantiasa mengajari anaknya agar tangan anaknya senantiasa dibersihkan setiap hari dengan air dan sabun, terutama sebelum makan, sesudah dari kamar mandi, setelah memegang sesuatu yang kotor, dan sebelum tidur. Begitu juga dengan kaki, Para Ibu di Desa Sei Mencirim senantiasa mengajari agar anaknya mencuci kaki dahulu sebelum tidur, selain itu kuku kaki pun harus dipotong secara rutin dan dibersihkan secara teratur. 4. Menggosok gigi. Kesehatan gigi dan rongga mulut bukan sekedar menyangkut kesehatan di rongga mulut saja. Kesehatan mencerminkan kesehatan seluruh tubuh. Apabila gigi balita tidak sehat, maka mengakibatkan kesehatan seluruh dirinya akan sakit, dan tidak segar bugar. Para Ibu di Desa Sei Mencirim mengajarkan agar anaknya menggosok gigi di lakukan setiap selesai makan, dan sebelum tidur. Tujuan menggosok gigi adalah membersihkan gigi dan seluruh rongga mulut, agar gigi tidak membusuk dan menjadi sarang bakteri.
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
5. Pakaian harus bersih. Pakaian balita yang sudah kotor di tukar setiap hari dengan pakaian yang bersih agar balita tidak terserang penyakit kulit. Selain itu, selimut, sprei, dan sarung bantal juga diupayakan dalam keadaan bersih, kasur dan bantal sering dijemur. 6. Tidur yang cukup. Anak balita dianjurkan memiliki jadwal tidur yang teratur, dengan jadwal tidur yang cukup dengan tujuan untuk memulihkan tenaga. Dengan tidur yang cukup, kamampuan dan keterampilan balita meningkat, selain itu susunan saraf serta tubuh terpelihara agar tetap segar dan sehat.
3.2 Konsep Tentang Makanan Makanan adalah bahan yang berasal dari hewan atau tumbuhan dan di makan oleh makhluk hidup untuk memberikan tenaga dan nutrisi. Menurut Kusno (2004:16) makanan adalah segala sesuatu yang dipakai atau dipergunakan oleh manusia supaya dapat hidup. Selain itu, setiap makhluk hidup membutuhkan makanan, tanpa makanan makhluk hidup akan sulit dalam mengerjakan aktivitas sehari-harinya. Makanan dapat membantu makhluk hidup dalam mendapatkan energi, untuk membantu pertumbuhan badan dan otak. Setiap makanan mempunyai kandungan gizi yang berbeda. Jenis-jenis gizi yang didapatkan dari makanan mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Kandungan-kandungan gizi yang terdapat dalam makanan terdiri dari karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan air. Karbohidrat merupakan sumber tenaga yang kita dapatkan sehari-hari, contohnya nasi. Protein sebagai zat pembangun bukan hanya untuk pertumbuhan fisik
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
dan perkembangan organ-organ tubuh balita, tetapi juga menggantikan jaringan yang rusak. Selain itu, Protein digunakan oleh tubuh untuk membantu pertumbuhan baik otak, maupun tubuh balita. Lemak akan digunakan saat tubuh kekurangan karbohidrat, selain itu lemak akan memecah menjadi glukosa yang sangat berguna bagi tubuh saat membutuhkan energi. Vitamin merupakan zat organik yang terdapat dalam bahan makanan baik hewani maupun nabati. Air merupakan bahan utama cairan tubuh terdiri atas 50%-75% dari total berat badan dan keberadaannya tergantung dari jumlah lemak di dalam tubuh.
3.2.1 Makanan Sehat Bayi Bayi yang baru dilahirkan, suatu saat dalam kehidupannya memiliki kondisi kesehatan atau klinis yang berbeda-beda, ada yang dilahirkan atau mengalami gangguan kesehatan seperti gangguan pencernaan. Bayi yang tidak sedang mengalami keadaan klinis disebut bayi sehat. Pada bulan pertama kehidupan bayi, ASI adalah makanan dan minuman yang paling sempurna. Selanjutnya secara berangsur komposisi ASI berubah sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan bayi. Selama empat bulan, jumlah ASI yang di minum bayi tidak berubah, namun kandungannya selalu berubah sesuai dengan kebutuhan gizinya. Bayi yang menyusu ASI biasanya lebih mudah menerima makanan padat, dibanding bayi yang menyusu botol. Makanan sehat bayi dibagi menjadi dua yaitu: 1) Makanan utama. Makanan yang paling baik bagi bayi sehat adalah ASI terutama pada bulanbulan pertama setelah bayi dilahirkan. ASI mencukupi kebutuhan gizi bayi sehat sampai
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
umur enam bulan sehingga Para Ibu dianjurkan untuk memberikan ASI eksklusif sampai bayi berumur enam bulan. Adapun fungsi ASI yaitu mengandung semua zat gizi untuk membangun dan menyediakan energi dalam susunan yang diperlukan, tidak memberatkan fungsi saluran pencernaan (seperti lambung, usus, dan ginjal), menghasilkan pertumbuhan yang optimal, memiliki berbagai zat antibodi, dan memperkuat ikatan batin antara Ibu dan anak. ASI diberikan Ibu dan Bayi sehat, Air Susu yang diproduksi pada satu sampai lima hari pertama dinamakan Kolostrum yang berupa cairan kental yang berwarna kekuningan. Kolostrum ini sangat penting bagi bayi karena mengandung lebih banyak antibodi, protein, mineral, dan vitamin A. Pada hari pertama dan kedua, lama pemberian ASI adalah 5-10 menit, pada hari ketiga dan selanjutnya lama pemberian ASI adalah 1520 menit. ASI dapat diberikan terus sampai anak berumur dua tahun. Bayi dianggap cukup minum ASI apabila: 1. Bayi disusui sesuai keinginannya tanpa dibatasi, dan bayi akan berhenti menyusu bila bayi merasa kenyang, 2. Bayi akan mengeluarkan air kencing minimal enam kali selama 24 jam. 3.
Bayi akan tampak tenang setelah diberi ASI.
4.
Berat badan bayi akan naik dari minggu satu ke minggu lainnya.
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
Gbr 6.Ibu Sulastri memberikan ASI kepada anaknya yang masih berumur 1 tahun
ASI merupakan makanan dan minuman yang terbaik bagi anak balita. Menurut Bapak Mesgiono mengatakan, Makanan sehat merupakan makanan yang mengandung vitamin, yang bisa meningkatkan daya pikir dan daya tahan tubuh anaknya, contohnya ikan dan susu. Ikan dan susu merupakan makanan yang sangat baik untuk dikonsumsi anak-anak. Sedangkan makanan bayi yang terbaik yaitu ASI di mana ASI merupakan makanan yang paling terbaik untuk dikonsumsi oleh bayi. Bapak Ponidi mengatakan bahwa Makanan sehat merupakan makanan yang baru dan mengandung gizi yang baik seperti: ikan yang masih segar, dan sayur yang masih segar untuk dimasak dan dimakan. Makanan sehat sangat baik untuk dikonsumsi oleh oleh setiap orang khususnya bagi anak balita.
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
Sedangkan menurut Ibu Sulis, Makanan sehat adalah makanan yang sehat dan bersih, misalnya ASI sangat baik bagi bayi agar bayi tidak mudah terserang penyakit, selain itu Ibu Sulis juga sangat memperhatikan kebersihan makanan yang diberikan kepada anaknya. 2) Makanan pelengkap. Makanan yang kaya dengan nutrisi, terdiri atas sayur-sayuran, daging dan ikan dengan komposisi yang seimbang. Selain itu, makanan lain yang sebaiknya diberikan kepada balita yaitu: buah-buahan, biskuit, nasi tim, bubur susu, serta susu SGM. Di samping itu, bayi yang menyusu botol harus diperkenalkan pada makanan lain. Adapun cara mengenalkan makanan padat pada bayi yaitu: a) Pepaya dikupas, lalu dilembutkan dengan sendok kecil. b) Jeruk dikupas dan disaring dengan porsi yang kecil, karena saat pertama ada sebagian bayi yang langsung menyukai, dan ada juga sebagian bayi yang membutuhkan waktu untuk menyukai makanan yang diberikan Para Ibu mengenalkan makanan pada anaknya yang masih balita ketika anaknya tenang dan merasa santai. Pada tahap awal Para Ibu di Desa Sei Mencirim memberikan makanan padat pada anak dilakukan sehari sekali pada saat makan siang. Apabila balita sudah terbiasa dan menikmatinya, maka balita diberi makanan pada sore hari, sehingga hal tersebut akan membuat balita akan terbiasa dengan makanan padat. Selain itu, variasi makanan tersebut terdiri dari: a) Nasi diganti dengan roti, dan kentang. b) Hati ayam diganti dengan tahu, tempe, telur, ikan, dan kacang hijau.
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
c) Bayam diganti dengan wortel, dan kangkung. d) Bubur susu diganti dengan bubur kacang hijau, dan biskuit. 3.2.2 Makanan Berserat Serat makanan berasal dari tumbuhan. Serat makanan tersebut merupakan sejenis karbohidrat kompleks yang berupa selulosa dan zat lain. Fungsi dari serat makanan yaitu, Pertama, Membuat makanan dapat bertahan lama berada dalam lambung, Kedua, Merangsang aktivitas saluran usus untuk mengeluarkan feses secara teratur, Ketiga, Membantu pengikatan bahan penyebab kanker dan mengeluarkannya dari usus besar. Contoh makanan-makanan yang mengandung serat yaitu: jagung, apel, dan sayur mayur. Para Ibu maupun Para Bapak senantiasa memberikan sayur-sayuran kepada anaknya dengan tujuan agar tubuh anaknya cukup serat.
3.2.3 Makanan Bergizi Kebutuhan gizi seseorang adalah jumlah yang diperkirakan cukup untuk memelihara kesehatan. Kebutuhan gizi ditentukan oleh usia, jenis kelamin, aktivitas, berat badan, dan tinggi badan. Zat gizi digolongkan menjadi tiga jenis yaitu sumber energi atau sumber tenaga, zat pembangun atau protein, dan zat pengatur. Selain itu jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi oleh tiap-tiap orang berbeda-beda. Bahan pokok makanan terdiri dari:
1. Bahan Makanan Sumber Karbohidrat
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
Bahan makanan sumber karbohidrat terdiri dari: nasi, bubur, kentang, biskuit, roti, dan kentang rebus. Makanan sumber karbohidrat berfungsi sebagai sumber tenaga atau sumber energi bagi setiap orang khususnya bagi balita. 2. Bahan Makanan Sumber Protein Hewani Tubuh manusia terdiri dari berjuta-juta sel yang terbuat dari protein. Dengan kata lain, tubuh adalah protein sehingga protein diperlukan untuk pembentukan dan pertumbuhan jaringan, pembentukan darah, serta mengganti sel-sel jaringan yang rusak akibat penyakit. Makanan-makanan yang mengandung protein yaitu telur ayam kampung, daging ayam, daging sapi, ikan, dan udang. Daging dan ikan merupakan sumber utama protein yang berguna untuk pertumbuhan dan pemulihan tubuh bayi serta sumber gizi penting lainnya. Ikan mengandung 15%-20% protein yang kaya akan asam amino esensial. Daging ayam merupakan sumber protein hewani yang kaya asam amino esensial, sumber vitamin, serta mineral. Kandungan energi daging sapi tergantung kandungan lemaknya. Semakin banyak lemaknya, semakin tinggi energinya. Sebaliknya semakin banyak proteinnya semakin rendah energinya. Para Ibu di Desa Sei Mencirim sebagian besar senatiasa memperhatikan makanan yang akan diberikan kepada anaknya. Bahan makanan yang diberikan oleh Para Ibu di Desa Sei Mencirim yaitu makanan yang mengandung sumber protein hewani seperti: ikan, telur ayam, dan daging ayam. Di samping itu makanan yang mengandung sumber protein hewani tersebut sangat baik jika dikonsumsi oleh anak balita. 3.
Bahan Makanan Sumber Protein Nabati
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
Makanan sumber protein nabati terdiri dari: kacang merah, kacang hijau, kacang kedelai, tahu, dan tempe. Selain memberikan makanan yang mengandung sumber hewani, Para Ibu di Desa Sei Mencirim juga memberikan makanan yang mengndung sumber protein nabati seperti kacang hijau, tahu, dan tempe. Makanan yang mengandung sumber protein nabati juga bagus untuk dikonsumsi oleh anak baita. 4. Sayur-sayuran Sayuran merupakan bahan makanan yang sangat berkhasiat. Sayuran merupakan sumber vitamin dan mineral, manfaat dari sayuran yaitu, mengurangi resiko terserang penyakit kanker terutama kanker usus dan lambung. Secara umum sayuran mengandung sedikit energi, tetapi tinggi serat. Jenis-jenis sayuran tersebut adalah wortel, kol, buncis, tomat, dan timun. Sayuran dibagi dalam dua kelompok yaitu: a) Sayuran mengandung sedikit protein dan karbohidrat. Jenis-jenis sayuran yaitu: kangkung, mentimun, tomat, kol, sawi, tauge, dan terong. b) Sayuran mengandung banyak protein dan karbohidrat. Jenis-jenis sayuran yaitu: bayam, daun pepaya, kacang panjang, dan wortel. Jenis sayur-sayuran yang diberikan oleh Para Ibu di Desa Sei Mencirim sangat beragam. Adapun jenis sayur yang diberikan kepada anaknya yaitu sayur bayam, kangkung, sawi, dan wortel. Jenis sayuran tersebut mengandung sedikit protein dan karbohidrat, dan mengandung banyak protein dan karbohidrat. 5. Buah-buahan Kandungan zat gizi pada setiap buah-buahan berbeda satu sama lain. Buahbuahan merupakan sumber vitamin terutama vitamin B1, vitamin C, vitamin B6, dan
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
juga merupakan sumber mineral. Jenis buah-buahan yang baik untuk kesehatan anak balita terdiri dari: alpukat, jeruk, pisang, mangga,dan sawo. Jenis buah yang diberikan oleh Para Ibu di Desa Sei Mencirim kepada anaknya yaitu: jeruk, pisang, dan pepaya. Kebanyakan Para Ibu di Desa Sei Mencirim memberikan jenis buah yang hampir sama seperti: jeruk, pepaya,dan pisang. 6. Susu Susu merupakan sumber protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral. Jenis-jenis susu yang baik bagi kesehatan balita terdiri dari: susu SGM, dan susu Promina. Para Ibu di Desa Sei Mencirim sebagian besar memberikan susu SGM dan susu Promina sebagai makanan tambahan buat anak-anak mereka dengan tujuan agar anak-anak mereka dapat tumbuh sehat.
3.2.4 Makanan Kurang Bergizi Makanan kurang bergizi merupakan makanan yang kurang baik dikonsumsi oleh anak balita, dikarenakan makanan tersebut hanya mengandung sedikit nutrisi. Jenisjenis makanan yang kurang bergizi terdiri dari: 1. Makanan Junk Food. Makanan disebut Junk Food apabila makanan tersebut mengandung lebih sedikit nutrisi dibandingkan kalorinya. Contoh makanan kurang bergizi seperti: makanan Fast Food (cepat saji) yaitu burger, ayam KFC, minuman bersoda, nugget, dan ikan sarden kaleng. Dampak yang ditimbulkan bagi anak-anak apabila mengkonsumsi makanan Junk Food adalah: a) Menimbulkan obesitas dan keropos gigi pada anak balita.
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
b) Merusak selera anak untuk memakan makanan bergizi sehingga anakanak kekurangan vitamin dan mineral. Bapak Mesgiono mengatakan bahwa makanan cepat saji kurang baik untuk dikonsumsi secara terus menerus, karena makanan cepat saji banyak mengandung zat kimia dan mengandung bahan pengawet. Apabila makanan cepat saji dikonsumsi anakanak secara terus-menerus, maka makanan cepat saji tersebut tidak baik untuk kesehatan anak. 2. Makanan yang mengandung kolesterol. Kolesterol selain berguna sebagai pembentuk membran sel dan membentuk beberapa jenis hormon, ternyata dapat mengganggu kesehatan apabila terlalu banyak terdapat dalam tubuh. Sumber kolesterol terutama berasal dari hewani seperti: daging, susu, udang, dan kuning telur. Apabila makanan berkolesterol dikonsumsi oleh anak balita secara berlebihan, maka akan mengakibatkan kenaikan kolesterol dalam darah dan mengakibatkan anak balita tersebut obesitas serta mudah terserang penyakit.
3.3 Konsep Sehat-Sakit Secara lahiriah seseorang dikatakan sehat apabila tidak terjadi gangguangangguan pada tubuh. Hal ini seringkali dipandang dari kemampuan seseorang untuk bekerja dan melakukan berbagai aktivitas dengan baik apakah di lingkungan keluarga ataupun di lingkungan masyarakat. Apabila seseorang itu di lihat dapat melakukan aktivitas dengan baik, nafsu makan baik, pergerakan tubuh aktif dan lincah, warna muka berseri dan bercahaya, tidak mengeluh lesu, suhu badan normal maka ia akan tetap di katakan sehat sejauh ia sendiri tidak merasakan sesuatu yang sakit dalam tubuhnya.
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
Sebaliknya seseorang yang sudah tidak dapat lagi melakukan berbagai aktivitas hidupnya dengan baik, pergerakan tubuh lambat, nafsu makan berkurang, maka orang demikian dikategorikan sebagai orang yang sakit. Seseorang yang sakit dianggap kondisi tubuhnya berada dalam keadaan yang dingin atau tidak sehat. Keadaan sehatsakit dapat di lihat dari panas-dingin dalam tubuh jika unsur-unsur utama yaitu panasdingin dalam tubuhnya berada dalam keadaan seimbang, maka seorang individu itu dikatakan sehat.
3.4 Jenis-jenis Penyakit yang Dialami Balita 3.4.1 Diare atau Mencret Diare atau mencret merupakan penyakit yang sering melanda anak-anak dari berbagai usia. Pada bayi diare bisa menjadi lebih serius dan haus di bawa ke Dokter karena bayi mudah mengalami dehidrasi (kekurangan cairan tubuh). Adapun penyebab diare yaitu: a) Ketidakcocokan pada makanan. b) Makanan anak tidak terurus (salah makan) atau seorang Ibu yang masih menyusui memakan makanan yang pedas-pedas atau makanan lain yang tidak dapat diterima perut anaknya akibat keadaan perut yang belum begitu tahan tehadap semua jenis makanan. c) Terkadang balita yang sehat sering mengalami diare, penyebabnya adalah kesulitan mencerna pada sayuran.
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
d) Anak mengalami salah makan atau makan kacang terlalu banyak, makan makanan pedas, makan udang. Jika penyakit ini tidak segera diobati maka dapat mengakibatkan si anak menderita dehidrasi (keadaan tubuh dingin). Ciri-ciri dari penyakit ini adalah tubuh lemas, tidak bertenaga, tidak nafsu makan, dan badan kurus. Hal ini sangat berbahaya bagi kesehatan anak-anak. Cara penanggulangan penyakit diare: 1. Beri larutan garam oralit untuk mencegah dehidrasi bayi. 2. Bayi yang masih menyusui, pemberian ASI diteruskan, semakin sering bayi di beri ASI maka akan semakin baik untuk kesehatan bayi. 3. Bayi yang mendapat susu pengganti ASI (susu formula) dapat diteruskan. 4. Makanan pendamping ASI yang lunak seperti bubur, nasi tim, harus tetap diberikan. 5. Makanan yang diberikan untuk bayi sebaiknya lunak, mudah dicerna, pemberian makanan diberikan sedikit demi sedikit secara berulang-ulang.
3.4.2 Mual dan Muntah-Muntah Bayi sering memuntahkan susu yang baru diminumnya, kadang-kadang sampai beberapa kali dalam sehari. Bayi sering muntah disebabkan oleh: a) Infeksi pada usus. b) Ketidakcocokan terhadap makanan dan kelelahan. Cara penanggulangan penyakit mual dan muntah-muntah dengan cara: 1. Memberikan ASI pada bayi secara terus menerus.
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
2. Pemberian susu formula untuk sementara dihentikan, dan pemberian makanan padat dihentikan untuk sementara.
3.4.3
Sembelit Sembelit biasa terjadi pada anak-anak. Saat sembelit muncul setelah sakit
terutama setelah mengalami diare. Penyebab terjadinya sembelit yaitu: a) Balita memakan makanan yang terlalu lembut, dan manis. b) Balita tidak cukup makan buah, sayuran, maupun minum air. Cara penanggulangan penyakit sembelit yaitu: 1. Memberikan sayur, buah, dan air secukupnya kepada balita. 2. Menghentikan pemberian makanan manis secara berlebih pada balita. 3.4.4
Alergi Bayi lebih mudah terserang alergi pada bulan-bulan pertama kehidupannya
karena sistem pencernaannya belum sempurna dan dinding ususnya mudah bocor. Hal ini menyebabkan banyaknya molekul protein yang besar masuk ke dalam aliran darah, sedangkan sistem kekebalan tubuh bayi belum sempurna sehingga timbullah reaksi alergi. Reaksi alergi timbul bila sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap zat-zat tertentu seperti makanan, serta banyak debu rumah. Sistem kekebalan tubuh memproduksi
antibodi
terhadap
allergen.
Ketidakcocokan
terhadap
makanan
menyebabkan bayi mengalami penyakit alergi. Cara penanggulangan penyakit alergi yaitu: 1. Memberikan ASI sesering mungkin.
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
2. Memberikan obat sesuai anjuran Dokter. 3. Menghentikan sementara pemberian makanan manis yang mengandung gula, minyak.
3.4.5
Demam Demam merupakan penyakit yang dianggap hal yang biasa terjadi pada anak-
anak yang disebabkan kondisi tubuh anak yang masih muda artinya bahwa anak-anak belum
sepenuhnya
dapat
menerima
pengaruh-pengaruh
dari
lingkungannya
sebagaimana halnya orang dewasa. Misalnya terhadap kondisi alam (cuaca) yang terlalu panas atau terlalu dingin, terhadap hujan, dan angin. Penyakit ini juga sering terjadi apabila anak sedang dalam masa pertumbuhan atau perkembangan seperti: gigi tumbuh, mulai dapat berjalan atau anak-anak yang terlalu letih bermain-main. Penyakit ini bisa juga disebabkan karena: a) Faktor lingkungan misanya apabila ada anak tetangga ada yang sakit demam, maka si anak bisa juga ikut demam. b) Demam juga disebabkan karena keadaan tubuh pada anak tidak seimbang. Hal seperti ini dengan mudah akan membuat tubuh si anak menjadi lemah dan mengakibatkan badan menjadi demam. Penyakit ini dapat menyerang siapa saja, dan kapan saja. Cara penanggulangan demam yaitu: 1. Beri banyak air putih atau sari buah pada bayi. 2.
Memeriksa temperatur tubuhnya secara teratur.
3.
Mengkompres kepala bayi dengan waslap yang telah dicelup dalam air dingin.
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
3.4.6
Bersin dan Batuk Bersin dan batuk, merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus. Kuman dari
paru-paru, hidung, dan mulut berhamburan ke luar bersama-sama ingus dan percikanpercikan ludah. Cara penanggulangan penyakit bersin dan batuk yaitu: 1. Memberikan ASI sesering mungkin. 2. Menghangatkan tubuh bayi dengan minyak telon. 3. Memberikan obat sesuai anjuran Dokter.
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
BAB IV UPAYA PARA IBU DALAM MENJAGA KESEHATAN ANAKNYA DI LIHAT DARI POLA MAKAN
4.1 Upaya Para Ibu dan Para Bapak Dalam Menjaga Kesehatan Anaknya Secara harfiah balita adalah anak yang berusia kurang dari lima tahun. Balita usia 1-5 tahun dibedakan menjadi dua yaitu anak usia lebih dari 1-3 tahun disebut dengan batita, dan anak usia lebih dari 3-5 tahun disebut dengan usia prasekolah. Batita disebut konsumen pasif, sedangkan usia prasekolah disebut dengan konsumen aktif. Anak usia 1-3 tahun disebut konsumen pasif karena anak yang berusia 1-3 tahun menerima makanan dari apa yang disediakan Ibunya. Pada saat umur 1-3 tahun gigi susu anak sudah lengkap, sehingga Ibu memperkenalkan dengan berbagai bahan makanan, dengan memilih jenis makanan dan mengolah makanan yang tidak terlalu keras seperti bubur. Laju pertumbuhan masa batita lebih besar dari masa usia prasekolah sehingga di perlukan jumlah makan yang relatif lebih besar. Namun, perut yang masih lebih kecil menyebabkan jumlah makanan yang mampu diterima perut anak yang masih batita dalam sekali makan lebih kecil daripada anak yang usianya lebih besar. Oleh karena itu, pola makan yang diberikan adalah porsi kecil dengan frekuensi yang sering. Sedangkan pada usia prasekolah, disebut konsumen aktif karena mereka sudah dapat memilih makanan yang disukainya. Pada usia ini anak mulai bergaul dengan lingkungannya sehingga anak mengalami beberapa perubahan dalam perilaku. Pada usia ini anak sering menjadi keras kepala, dan gemar memprotes dengan mengatakan
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
“ tidak” terhadap setiap ajakan. Anak pada usia prasekolah mulai senang jajan. Jajanan dapat mengurangi asupan zat gizi yang diperlukan bagi tubuhnya sehingga anak kurang gizi. Lebih lanjut pola konsumsi makanan akan membentuk kebiasaan makan yang lebih mengarah pada perilaku individu dan merupakan bagian dari perawatan kesehatan. Bab ini mendeskripsikan upaya Para Ibu dalam menjaga kesehatan anaknya di lihat dari pola makan di Desa Sei Mencirim. Sebelum melakukan penelitian ke lapangan, terlebih dahulu peneliti melakukan survey ke lapangan dalam rangka menyusun proposal penelitian. Peneliti datang ke Desa Sei Mencirim sendirian tepatnya pada tanggal 1 Agustus 2008. Setibanya di Desa Sei Mencirim, peneliti langsung mendatangi Kepala Desa Sei Mencirim ke rumahnya. Setelah bertemu dengan Bapak Kepala Desa Sei Mencirim, peneliti langsung menjelaskan maksud kedatangan peneliti ke Desa Sei Mencirim untuk survey ke lapangan guna mendapatkan informasi mengenai pola makan anak. Peneliti juga menjelaskan bahwa pada awal survey ke lapangan, peneliti belum membawa surat ijin penelitian. Peneliti mengharapkan ijin secara langsung dari Bapak Kepala Desa. Di samping itu, peneliti mengatakan bahwa apabila peneliti telah selesai melakukan survey lapangan, maka peneliti akan datang kembali ke Desa tersebut, dan akan membawa surat ijin penelitian. Disaat itu Bapak Kepala Desa Sei Mencirim telah mengerti maksud kedatangan peneliti dan beliau pun mengijinkan peneliti untuk melakukan survey keesokkan harinya. Setelah selesai bertemu dengan Bapak Kepala Desa Sei Mencirim, peneliti pun bergegas pulang ke kost. Lalu setibanya di kost, peneliti langsung menyusun interview guide. Kemudian keesokkan harinya peneliti datang kembali ke Desa Sei Mencirim, dan
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
peneliti mendatangi Kantor Kepala Desa Sei Mencirim untuk bertemu dengan Bapak Kepala Desa, tujuan peneliti mendatangi Kantor Kepala Desa yaitu untuk memberitahukan bahwa peneliti akan memulai survey lapangan pada hari itu. Namun sayang peneliti tidak bertemu dengan Bapak Kepala Desa karena Beliau sedang banyak urusan. Akan tetapi Sekretaris Desa yang saya jumpai telah memberikan ijin kepada saya. Pada awal peneliti melakukan survey, peneliti mencari dan mendatangi informan untuk pertama kali. Peneliti menjelaskan secara baik-baik maksud kedatangan peneliti ke Desa Sei Mencirim. Pada awalnya informan kurang percaya atas maksud kedatangan peneliti, kemudian informan meminta agar peneliti menunjukkan Kartu Tanda Mahasiswa peneliti, kemudian peneliti pun menunjukkan Kartu Tanda Mahasiswa. Setelah itu barulah informan percaya kepada peneliti dan informan akhirnya mau untuk diwawancarai. Sebelum peneliti melakukan wawancara, peneliti berusaha mendekati informan secara perlahan dengan cara peneliti menanyakan apa suku informan, jumlah anak berapa, apa pekerjaan informan dan istri. Ketika suasana sudah mulai nyantai, dan informan telah dapat menerima kehadiran peneliti, barulah peneliti bertanya kepada informan. Informan merespon semua pertanyaan yang ditanya oleh peneliti. Setelah selesai mewawancarai informan, peneliti pamit pulang. Kemudian peneliti mencari informan berikutnya. Ketika peneliti mendatangi informan berikutnya, peneliti berusaha menjelaskan terlebih dahulu maksud kedatangan peneliti. Awalnya informan berusaha menghindar untuk diwawancarai, namun peneliti berusaha menjelaskan secara perlahan maksud dan kedatangan peneliti. Setelah mendengar maksud dan kedatangan peneliti barulah informan mengerti dan mau untuk diwawancarai. Meskipun baru pertama kali
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
bertemu, namun informan bersikap terbuka kepada peneliti. Informan bersikap ramah tamah. Setelah peneliti melihat respon dari informan sangat baik, barulah peneliti mulai mewawancarai informan. Informan merespon pertanyaan peneliti dengan baik. Peneliti pun mendapatkan informasi dan jawaban dari informan. Selanjutnya peneliti pamit, dan mendatangi informan yang berikutnya. Sebagian ada juga informan yang awalnya takut ketika bertemu dengan peneliti. Hal tersebut dikarenakan, informan tidak biasa diwawancarai oleh orang lain. Akan tetapi peneliti berusaha menjelaskan maksud kedatangan peneliti secara baik-baik dan membujuk informan agar informan tidak takut kepada peneliti. Informan terus berfikir, apakah ia mau untuk diwawancarai atau tidak, kemudian akhirnya ia mau diwawancarai. Peneliti berusaha melakukan pendekatan secara perlahan kepada informan. Kemudian peneliti mewawancarai informan. Akhirnya informan pun memberikan jawaban-jawaban kepada peneliti. Setelah selesai wawancara peneliti pamit pulang. Selain melakukan wawancara dengan informan, peneliti juga mengamati gambaran Desa Sei Mencirim secara umum. Waktu menunjukkan pukul 16.00 wib, peneliti bergegas untuk pulang ke kost. Peneliti melewati perjalanan pulang dari Desa Sei Mencirim ke Kampung Lalang kira-kira memakan waktu selama 20-25 menit, dengan menaiki angkot P26 atau angkot yang bernomor 88. Setibanya di Kampung Lalang, peneliti menaiki angkot 120 menuju Simpang Kampus kira-kira memakan waktu 30 menit lamanya. Setibanya di kost, peneliti langsung menulis kembali hasil wawancara yang diperoleh dari informan di Desa Sei Mencirim. Ketika menyusun proposal penelitian, bisa dikatakan peneliti 3 kali seminggu datang ke Desa Sei Mencirim untuk menambahi beberapa informasi yang kurang lengkap. Selama 1 bulan peneliti fokus
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
survey ke lapangan, hingga akhirnya peneliti ujian proposal pada tanggal 12 September 2008. Setelah peneliti selesai ujian proposal peneliti melakukan perbaikan proposal. Hingga akhirnya proposal peneliti di Acc untuk terjun ke lapangan. Kemudian peneliti mengurus surat ijin penelitian ke Desa Sei Mencirim. Setelah peneliti mendapat surat ijin penelitian, peneliti langsung pergi ke Desa Sei Mencirim untuk memberikan surat ijin penelitian ke Kepala Desa Sei Mencirim. Kemudian Bapak Sumiadi selaku Kepala Desa Sei Mencirim menerima surat ijin penelitian dari peneliti, dan akhirnya Bapak Kepala Desa memberikan surat ijin penelitian kepada peneliti untuk melakukan penelitian di Desa Sei Mencirim. Pada hari itu juga peneliti langsung melakukan penelitian. Peneliti mendatangi kembali informan yang pernah peneliti temui sebelumnya. Para informan yang peneliti datangi masih mengenal peneliti. Mereka menerima kedatangan peneliti dengan ramah tamah. Peneliti menjelaskan bahwa tujuan peneliti datang kembali, adalah dalam rangka peneliti menyusun skripsi. Lalu, informan pun mengerti dan memahami kedatangan peneliti. Kedatangan peneliti datang kembali ke Desa Sei Mencirim disambut dengan baik oleh para informan. Mereka dapat lebih bersifat terbuka kepada peneliti. Peneliti merasa senang karena pada saat peneliti terjun kembali ke Desa Sei Mencirim banyak informasi yang peneliti peroleh dari para informan. Peneliti juga menggunakan interview guide sebagai pedoman wawancara utama. Selama 2 bulan peneliti melakukan penelitian di Desa Sei Mencirim. Peneliti tidak tinggal bersama para informan, hal ini dikarenakan jarak antara Desa Sei Mencirim ke tempat tinggal peneliti tidak terlalu jauh, sehingga peneliti dapat kembali ke Desa Sei Mencirim kapan saja. Dalam
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
melakukan penelitian, peneliti juga menggunakan alat dokumentasi yaitu kamera. Demikianlah pengalaman peneliti mulai dari survey sampai dengan penelitian lapangan selama 2 bulan. Berikut merupakan hasil percakapan yang dilakukan peneliti kepada infoman: 1) Bapak Mesgiono berumur 32 tahun, pekerjaan wiraswasta dengan pendapatan tiap bulan sebesar Rp.900.000, beliau memiliki 2 anak di mana anak pertama Bapak Mesgiono berumur 5 tahun, dan anak keduanya berumur 2,5 tahun, dan istrinya bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga. Menurut Bapak Mesgiono makanan adalah suatu kebutuhan yang berguna untuk kesehatan anak yang berfungsi mencerdaskan otak, dan menjaga stamina anak agar terhindar dari penyakit. Selain itu menurut Bapak Mesgiono dikemukakan bahwa pemilihan jenis makanan untuk penyusunan menu perhari adalah berdasarkan selera keluarga, hanya saja harus diingat bahwa istri mengharuskan tersedianya sayur, lauk, dan buah setiap harinya. Menurut Bapak Mesgiono, istrinya setiap hari memasak. Apapun jenis makanan yang akan dimasak istri Bapak Mesgiono, yaitu berdasarkan selera keluarga. Bapak Mesgiono tidak banyak memilih makanan dan beliau selalu menerima makanan yang disajikan oleh istrinya. Ketika penulis menanyakan mengapa pengkonsumsian makanan cepat saji tidak dirutinkan sehari-hari, menurut Bapak Mesgiono hal ini disebabkan karena makanan cepat saji kurang bagus untuk kesehatan dan dikonsumsi setiap harinya. Namun Bapak Mesgiono mengakui bahwa kadang-kadang, makanan cepat saji seperti ikan dencis kaleng, dikonsumsi oleh Bapak Mesgiono dan keluarganya. Selain itu, menurut Bapak Mesgiono ukuran kuantitas bahan makanan jenis sayuran, dan lauk yang akan dimasak atau diolah perharinya disesuaikan dengan selera keluarga terhadap menu yang dipilih. Menurut
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
Bapak Mesgiono makanan yang dimakan sehari-hari dianggap sehat. Begitu juga dengan makanan yang diberi kepada anak Bapak Mesgionio, merupakan makanan yang dimasak sendiri oleh istrinya berdasarkan selera makan keluarga. Bapak Mesgiono sangat memperhatikan menu makanan yang akan dikonsumsi oleh anaknya. Makanan yang diberikan kepada anak, setiap harinya bervariasi, hal tersebut dikarenakan pemberian makanan yang bervariasi akan berfungsi untuk pemenuhan gizi pada anak, dan baik untuk pertumbuhan dan perkembangan anaknya. Pengkonsumsian susu pada anaknya dirutinkan, hal tersebut dikarenakan anak Bapak Mesgiono menyukai susu. Begitu pula dalam hal pengkonsumsian sayur dan buah. Bapak Mesgiono selalu membiasakan anaknya untuk mengkonsumsi sayur dan mengkonsumsi buah secara rutin minimal 2 kali sehari. Buah dan sayur merupakan makanan sehat untuk dikonsumsi anak-anak. Apabila anak mengkonsumsi makanan yang bergizi maka akan berpengaruh terhadap tumbuh dan kembang anaknya secara normal. Makanan yang diberi pada anak dilakukan secara rutin yaitu 3 kali sehari. Dalam memberikan makanan pada anak, istri Bapak Mesgiono selalu menyuapi anaknya makan. Adapun cara penyajian makanan pada anak, makanan diletak di atas piring, dan menggunakan sendok. Selain itu, Bapak Mesgiono
melakukan perawatan untuk
menjaga
kesehatan anaknya
seperti:
memandikan anak minimal 2 kali sehari, memberikan makan anak secara teratur yaitu 3 kali sehari, merawat anak apabila anak sakit yaitu dengan cara anak dibawa ke Dokter, mengompres anak, tidak memberikan makanan yang mengandung minyak kepada anak, dan diberi makan bubur kacang hijau. Kemudian Bapak Mesgiono mengatur jadwal tidur anaknya secara rutin seperti jadwal tidur siang (13.00-15.00 wib), dan jadwal tidur malam (20.00-07.00 wib). Adapun penyakit yang sering dialami anak Bapak Mesgiono
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
adalah batuk dan pilek. Dalam keluarga Bapak Mesgiono dalam pemberian makanan antara Bapak dan anak terdapat perbedaan. Perbedaan dalam artian porsi untuk Bapak banyak sedangkan porsi untuk anaknya sedikit atau kecil. Bapak makan menggunakan sambal, sedangkan anak makan tidak menggunakan sambal. Seperti yang dikatakan Bapak Mesgiono (32 tahun): “Anak saya tergolong anak yang tidak sulit makan. Anak saya diberi makan sebanyak 3 kali sehari yaitu pagi, siang, dan sore. Istri saya setiap hari memasak dengan tujuan agar kebersihan makanan lebih terjamin, begitu juga gizi yang terdapat pada makanan yang dimasak sendiri lebih terjamin dan sangat baik bagi kesehatan anaknya. Namun terkadang istri saya memasak makanan cepat saji seperti ikan dencis kaleng, hal ini dilakukan agar anak saya dapat merasakan makanan lain. Selain itu, saya juga memberikan jajanan kepada anak saya misalnya kerupuk, dan permen. Kalau es saya jarang memberikan kepada anak saya, karena saya takut anak saya bisa batuk dan demam karena minum es. Anak saya ini tidak bisa dilarang untuk tidak jajan. Apabila saya tidak memberi jajan kepada anak saya, maka anak saya akan menangis, dan rewel terus-menerus”.
2) Bapak Ponidi berumur 59 tahun, pekerjaan Kepala Dusun merangkap sebagai petani, dengan pendapatan Rp.1.350.000 tiap bulan, beliau memiliki anak sebanyak 5 orang, istrinya bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga, dan memiliki cucu sebanyak 10 orang. Peneliti menanyakan pola makan cucu dari Bapak Ponidi. Namun sebelum Bapak Ponidi menceritakan tentang pola makan cucunya, Bapak Ponidi mengatakan bahwa makanan adalah sesuatu yang dimakan dan berguna bagi kesehatan terutama bagi kesehatan anak. Menurut Bapak Ponidi bahwa pemilihan jenis makanan untuk penyusunan menu perhari berdasarkan menu keluarga. Pemilihan jenis makanan dan pengolahan yang dilakukan merupakan jenis dan cara yang sudah dikenalkan kepada
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
anaknya sewaktu masih kecil. Sewaktu anak Bapak masih bayi, anak dari Bapak Ponidi diberi ASI hingga umur 2 tahun. Selain itu, pemilihan jenis makanan dan pengolahan yang dilakukan akan lebih disukai apabila jenis makanan dan cara pengolahan tersebut sudah dikenal sejak kecil karena sering dikonsumsi sewaktu kecil. Bapak Ponidi mengatakan bahwa ketika anaknya berumur 6 bulan, anaknya mulai diberi makanan padat seperti bubur susu, nasi tim, dan biskuit. Namun pemberian ASI tetap diberikan secara rutin sesuai permintaan anaknya. Istri dari Bapak Ponidi sangat perhatian kepada keluarganya, dan istrinya selalu menyuapi anaknya disaat makan. Bapak Ponidi mengatakan ketika anaknya masih balita, makanan disajikan ke dalam mangkok dengan menggunakan sendok. Ketika penulis menanyakan apakah pengonsumsian susu pernah diberikan kepada anaknya, lalu Bapak Ponidi mengatakan bahwa sewaktu anaknya masih kecil, anaknya tidak pernah diberi susu, karena pada waktu itu Bapak Ponidi tidak memiliki biaya untuk membeli susu. Meskipun demikian Bapak Ponidi tetap memberikan air tajin dan nasi tim kepada anaknya. Bapak Ponidi mengatakan bahwa air tajin baik untuk kesehatan bayi dan air tajin mengandung gizi yang tinggi. Begitu juga dengan nasi tim baik untuk kesehatan bayi. Meskipun anak dari Bapak Ponidi tidak diberikan susu, namun pertumbuhan badan anak Bapak Ponidi tetap baik dan sehat hingga anak Bapak Ponidi beranjak besar. Bapak Ponidi mengatakan bahwa pemberian makanan pada anaknya dilakukan secara rutin yaitu 3 kali sehari. Di samping itu, Bapak Ponidi juga melakukan perawatan ketika anaknya sakit seperti membawa anaknya berobat ke Dokter dan memberikan obat kepada anaknya sesuai anjuran Dokter, meskipun anak Bapak Ponidi sakit tetap diberi ASI, diberi makan bubur kacang hijau, dan telur rebus. Begitu juga dengan pemberian makan kepada cucu Bapak Ponidi yang
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
masih berusia 1 tahun. Sejak lahir hingga berumur 1 tahun, cucu Bapak Ponidi tidak minum ASI dikarenakan ASI dari Ibu dari cucunya tidak keluar. Sehingga cucu Bapak Ponidi diberikan air tajin sebagai pengganti ASI. Air tajin sangat bagus bila diberikan kepada anak balita karena air tajin mengandung gizi yang tinggi. Menurut Bapak Ponidi selagi anak balita serasi minum air tajin, maka pertumbuhan dan perkembangan anak sangat baik. Selain air tajin, cucu Bapak Ponidi juga diberikan nasi tim yang dicampur daging, telur, tahu, kentang, dan sayur bayam. Pemberian makanan kepada cucu Bapak Ponidi dilakukan secara rutin yaitu 3 kali sehari. Selain itu dalam pembuatan nasi tim, terdapat bahan-bahan lain yang dicampur ke dalam nasi tim seperti sayur bayam, tomat, kentang, dengan tujuan agar rasa nasi tim menjadi lebih bervariasi, sehingga cucunya semakin bertambah selera makan. Pemberian variasi makanan dilakukan agar cucunya tidak cepat bosan dengan makanan tersebut. Ibu dari cucunya Bapak Ponidi setiap harinya menyuapi anaknya makan, dan cara penyajiannya dimasukkan ke dalam mangkok, dan sendok sebagai alat makan. Bapak Ponidi juga mengatakan bahwa pemberian makanan pada anak yang tinggal di kampung berbeda dengan pemberian makanan pada anak yang tinggal di kota. Di mana pemberian makanan pada anak yang tinggal di kampung sangat sederhana, sesuai dengan pengetahuan orang tua saja, sedangkan pemberian makanan pada anak yang tinggal di kota sangat mewah dan mengandung gizi yang tinggi. Meskipun demikian Bapak Ponidi mengatakan bahwa cucunya tidak pernah diberikan makanan cepat saji seperti indomie, alasannya karena indomie tidak bagus untuk dikonsumsi oleh anak-anak terutama anak yang berumur di bawah 2 tahun. Hal ini dikarenakan pencernaan anak balita tidak tahan menerima zatzat kimia yang masuk melalui indomie tersebut. Begitu juga pemberian nasi goreng
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
tidak bisa diberikan apabila anak sedang demam. Dalam pembrian makanan Bapak Ponidi mengatakan tidak ada perbedaan pemberian makanan antara menantunya dengan cucunya, hanya saja perbedaannya terletak pada porsi makanan saja, misalnya menantunya memiliki porsi makanan yang besar, sedangkan cucunya memiliki porsi makanan yang kecil. Apabila cucu Bapak Ponidi sakit, maka perawatan yang dilakukan yaitu: membawa cucunya berobat ke Dokter, dan memberikan obat kepada cucunya sesuai anjuran Dokter, cucunya diberi makan makan bubur kacang hijau, dan diberi telur rebus. Adapun penyakit yang sering dialami cucu Bapak Ponidi yaitu flu, mecret, dan demam. Selain itu jadwal tidur cucu Bapak Ponidi juga teratur yaitu tidur pagi (10.00-12.00 wib), tidur siang (15.00-17.00 wib), dan tidur malam (20.00-07.00 wib). Seperti yang dikatakan oleh Bapak Ponidi (59 tahun): “Cucu saya tidak meminum ASI, karena ASI ibunya tidak mau keluar. Ketika cucu saya masih berusia 1 minggu, cucu saya telah diberi air tajin sebagai pengganti ASI. Di samping itu cucu saya juga diberi nasi tim, setelah di beri nasi tim, barulah cucu saya mau makan. Menurut saya pembawaan masing-masing bayi tidak sama, sebagian bayi suka menyusu, namun ada juga bayi yang tidak suka menyusu. Ya seperti cucu saya ini tidak suka menyusu jadi cucu saya di beri air tajin saja. Selain di beri air tajin, cucu saya juga diberi nasi tim. Air tajin itu fungsinya untuk penambah darah bagi cucu saya dan menjaga keseimbangan dan ketahanan tubuh cucu saya agar cucu saya dapat tumbuh dengan baik dan cepat besar”.
3) Ibu Endang berusia 26 tahun, baru memiliki 1 anak yang berumur 2,5 tahun. Pekerjaan Ibu Endang sebagai Ibu Rumah Tangga, dan suaminya bekerja sebagai wiraswasta dengan pendapatan Rp. 900.000 tiap bulan dan merangkap sebagai petani dengan pendapatan Rp.1.350.000 tiap bulan. Menurut Ibu Endang makanan adalah kebutuhan hidup yang berfungsi untuk menyehatkan tubuh, di mana makanan itu sangat
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
penting bagi tiap orang khususnya bagi balita. Ibu Endang mengatakan bahwa pemilihan jenis makanan untuk penyusunan menu perhari adalah berdasarkan selera pribadi Ibu Endang. Hanya saja suami Ibu Endang mengharuskan tersedianya sayur dan lauk setiap harinya. Ibu Endang mengatakan dalam penyusunan menu keluarga suami tidak ikut campur tangan. Oleh karena itu, apa yang menjadi selera Ibu Endang untuk setiap harinya, jenis makanan itulah yang dipilih oleh Ibu Endang. Hal penting yang sangat diperhatikan oleh Ibu Endang dalam penyusunan menu perharinya adalah harus selalu menyediakan ikan. Hal ini disebabkan karena Ibu Endang sangat menyukai ikan. Oleh karena itu Ibu Endang memasak setiap untuk kebutuhan baik dirinya sendiri maupun bagi kebutuhan keluarganya. Menurut Ibu Endang makanan yang di makan sehari-hari dianggap sehat, karena makanan tersebut di masak sendiri oleh Ibu Endang. Di samping itu, Ibu Endang juga memperhatikan menu makanan yang akan dikonsumsi anaknya. Makanan yang diberikan oleh Ibu Endang kepada anaknya setiap harinya bervariasi, hal tersebut dilakukan Ibu Endang agar anaknya memiliki selera makan yang tinggi. Pengkonsumsian susu pada anaknya dirutinkan, dikarenakan anak Ibu Endang sangat menyukai susu. Begitu pula dengan sayur, dimasak secara bergantian setiap harinya. Ibu Endang juga mengkonsumsi buah secara rutin sebanyak 2 kali sehari kepada anaknya. Pemberian makan pada anak Ibu Endang dilakukan secara rutin yaitu 3 kali sehari. Ibu Endang selalu menyuapi anaknya disaat waktu makan. Adapun cara penyajian dilakukan dengan menggunakan piring dan sendok. Perawatan yang dilakukan memandikan anaknya 2 kali sehari, apabila anaknya sakit, anak dibawa ke Dokter dan anak diberi obat sesuai anjuran Dokter.
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
Seperti yang dikatakan Ibu Endang (26 tahun): “Saya memberikan ASI kepada anak saya hingga anak saya berumur 2,5 tahun. Selain itu, waktu usia anak saya 8 bulan saya mulai memberikan makanan tambahan kepada anak saya seperti biskuit, nasi tim, dan bubur. Syukurlah anak saya tidak sulit jika diberi makan. Anak saya dapat menerima semua makanan yang saya berikan. Anak saya tidak rewel bila diberi makan. Selain itu saya yang memberikan buah pisang kepada anak saya, dan susu SGM biar anak saya tumbuh sehat, dan tambah pintar”.
4) Ibu Sulistianingsih berusia 22 tahun, pekerjaan Ibu Sulistianingsih sebagai Ibu Rumah Tangga, baru memiliki 1 anak yang berumur 1 tahun, dan suaminya bekerja sebagai wiraswasta merangkap sebagai petani dengan penghasilan Rp. 900.000 dan Rp.1.350.000 tiap bulan. Ibu Sulistianingsih mengatakan makanan adalah sesuatu yang bisa di makan oleh setiap orang, dan berguna untuk kesehatan. Ibu Sulistianingsih mengatakan bahwa pemilihan jenis makanan untuk penyusunan menu perhari adalah berdasarkan selera pribadi. Tetapi walaupun demikian tidak menutupi adanya permintaan selera suami. Ibu Sulistianingsih memasak makanan untuk keluarganya setiap hari. Di samping itu, Ibu Sulistianingsih memperhatikan menu makanan yang akan dimasak untuk keluarganya. Variasi makanan setiap harinya dimasak oleh Ibu Sulistianingsih. Ibu Sulistianingsih juga mengatakan bahwa makanan yang dimasak setiap harinya terkadang dimasak dengan cara direbus, digoreng, atau disantan. Begitu juga makanan yang dimakan Ibu Sulistianingsih, diberikan juga kepada anaknya. Pemberian susu juga diberikan Ibu Sulistianingsih, akan tetapi anaknya rewel dan tidak menyukai susu. Selain itu, anak Ibu Sulistianingsih juga tidak menyukai sayur. Namun, anak Ibu Sulistianingsih menyukai buah jeruk. Pemberian makan pada anak dilakukan oleh Ibu Sulistianingsih sebanyak 3 kali sehari. Adapun cara penyajiannya yaitu
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
makanan diletak ke piring dan menggunakan sendok. Selain mengatur pemberian makanan pada anaknya, Ibu Sulistianingsih juga merawat anaknya seperti memandikan anak minimal 2 kali sehari, apabila anak Ibu Sulistianingsih sakit, anak dibawa berobat ke klinik, lalu diberi obat secara teratur, anak diberi bubur kacang hijau. Selain itu Ibu Sulistianingsih juga mengatur jadwal tidur pagi (10.00-12.00 wib), jadwal tidur siang (13.30-16.00 wib), jadwal tidur malam (20.30-07.00 wib).
Gbr 7. Ibu dari Sulistianingsih memberi makan bubur kepada cucunya Seperti yang dikatakan Ibu Sulistianingsih (22 tahun): “Saya memberikan ASI sejak anak saya baru lahir, hingga anak saya berumur 6 bulan. Sejak umur 7 bulan anak saya tidak mau minum ASI lagi. Anak saya tergolong anak yang sulit makan. Tetapi saya tetap berusaha untuk memberikan makanan yang bergizi kepada anak saya seperti nasi tim, dan air tajin. Anak saya menyukai nasi tim, air tajin yang saya berikan. Selain itu anak juga menyukai makanan yang disantan atau pun digoreng”.
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
5) Ibu Sri berumur 30 tahun, pekerjaan sebagai Ibu Rumah Tangga, memiliki anak berumur 1 tahun, dan pekerjaan suami sebagai pedagang merangkap sebagai petani dengan pendapatan Rp.1.350.000 dan Rp.800.000 tiap bulan. Ibu Sri mengatakan makanan merupakan sumber kehidupan manusia, dan sangat bermanfaat bagi kebutuhan setiap orang. Ibu Sri mengatakan bahwa pemilihan jenis makanan untuk penyusunan menu perhari adalah berdasarkan selera keluarga. Di mana dalam penyusunan menu makanan perhari, Ibu Sri mengupayakan agar menu makanan yang akan disajikan beragam, dan bisa diterima oleh suami dan anaknya. Untuk sayur, Ibu Sri sering membelinya, karena menurut Ibu Sri sayur sangat penting bagi kesehatan terutama bagi kesehatan anaknya. Selain sayur, ikan, buah pisang, dan susu SGM juga dikonsumsi oleh keluarga Ibu Sri khususnya bagi anak Ibu Sri. Makanan yang diberikan kepada Ibu Sri merupakan makanan yang sehat dan mengandung gizi yang tinggi. Oleh karena itu, Ibu Sri sering memasak makanan bagi keluarganya secara rutin yaitu 3 kali sehari. Anak Ibu Sri sangat mudah untuk menerima makanan yang diberikan oleh Ibu Sri, sehingga Ibu Sri tidak kerepotan dalam menyuapi anaknya di waktu makan. Adapun cara penyajian makanan di letak di piring dan menggunakan sendok. Selain itu, Ibu Sri melakukan perawatan kepada anaknya dengan cara memandikan anaknya minimal 2 kali, mengatur jadwal tidur anak yaitu jadwal tidur siang (12.00-14.00 wib), jadwal tidur malam (20.0-07.00 wib), serta apabila anak Ibu Sri memberikan obat kepada anaknya sesuai anjuran bidan, Ibu Sri tetap memberikan ASI kepada anaknya, dan Ibu Sri memberikan bubur kacang hijau.
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
Gbr 8. Ibu Sri memberikan susu SGM kepada anaknya Seperti yang dikatakan oleh Ibu Sri: “Anak saya termasuk golongan anak yang sangat mudah untuk menerima makanan yang saya berikan. Oleh karena itu, saya berharap anak saya dapat tumbuh dan tumbuh dan kembang dengan baik, dan anak saya dapat menjadi cerdas. Saya berupaya untuk tetap terus memberikan makanan yang sehat dan bergizi, bagi saya, suami, dan anak saya yang masih kecil. Anak saya sangat menyukai ikan, buah jeruk, dan susu SGM. Oleh karena itu saya sangat rutin memberikan buah jeruk dan susu SGM”. Dari uraian di atas terdapat persamaan upaya dari Para Ibu dan Para Bapak di Desa Sei Mencirim untuk memberikan makanan yang sehat dan bergizi untuk anaknya, serta persamaan dalam menilai makanan yang dianggap bergizi bagi kebutuhan anaknya. Pemilihan makanan dan penilaian makanan tersebut dipengaruhi oleh faktor budaya masyarakat , faktor lingkungan, serta faktor ekonomi. Faktor budaya masyarakat menilai bahwa makanan tertentu dianggap berkualitas, sehingga makanan tertentu tersebut dianggap baik untuk dikonsumsi bagi anak-anak. Makanan tertentu tersebut
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
dianggap memiliki gizi yang tinggi dan berguna sebagai pengganti makanan utama. Makanan tertentu yang dimaksud adalah air tajin sebagai pengganti ASI, nasi tim yang dianggap sebagai makanan yang memiliki gizi tinggi. Apabila si anak tidak meminum ASI sejak lahir, maka Para Ibu menggantikan ASI dengan air tajin, dan nasi tim. Pemberian air tajin, dan nasi tim kepada anak bayi, sudah tidak asing lagi di Desa Sei Mencirim, karena berdasarkan hasil temuan di lapangan peneliti melihat bahwa sebagian besar Para Ibu dan Para Bapak di Desa Sei Mencirim memberikan air tajin dan nasi tim sebagai makanan bayi. Di samping itu, air tajin dan nasi tim dianggap baik untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan bayi. Faktor lingkungan di Desa Sei Mencirim turut mempengaruhi dalam pemberian makanan kepada anak-anak. Misalnya di Desa Sei Mencirim rata-rata warung yang menjual sayur bayam, kangkung, untuk diberikan kepada anaknya. Faktor ekonomi, makanan kepada anak dipengaruhi juga oleh faktor ekonomi. Peneliti melihat, Para Ibu dan Para Bapak tetap berusaha memberikan makanan yang terbaik bagi anaknya walaupun kondisi perekonomian Para Bapak sederhana saja. Di samping itu, peneliti juga melihat Para Ibu dan Para Bapak sangat menyayangi anak mereka, sehingga Para Ibu dan Para Bapak di Desa Sei Mencirim terus memperhatikan pemberian makanan yang diberikan kepada anaknya. Di samping itu terdapat juga perbedaan selera makan pada anak-anak dari masing-masing informan. Seperti cucu Bapak Ponidi tidak meminum ASI karena ASI Ibu dari cucu Bapak Ponidi, tidak keluar sehingga cucu Bapak Ponidi diberi air tajin sebagai pengganti ASI di mana air tajin dianggap memiliki kandungan gizi yang tinggi, dan anak Ibu Sulistianingsih yang tidak menyukai susu dan sayur.
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
4.2 Jadwal Pemberian Makanan Pada Balita Makanan sehat alami yang di masak dan disiapkan sendiri di rumah sesuai dengan fungsi sistem pencernaan bayi yang masih rentan, karena tanpa tambahan bumbu perasa, sebagaimana sering kali di bubuhkan ke dalam makanan instant, makanan sehat alami tidak membebani sistem pencernaan bayi terurama liver dan ginjalnya. Manfaat dari makanan sehat alami adalah tidak memicu terjadinya kegemukan, karena terbuat dari bahan segar tanpa tambahan bumbu perasa serta gula yang berlebihan yang bersifat racun bagi tubuh. Para Ibu memberikan makanan sehat alami sejak dini memberikan pencegahan pada anak-anak agar tidak terserang penyakit akibat gangguan metabolisme seperti jantung, dan diabetes. Anak dikatakan telah memperoleh makanan bergizi apabila kebutuhan zat-zat gizi yang di perlukan dapat terpenuhi oleh makanan yang dikonsumi. Adapun cara untuk mengetahui bahwa kebutuhan zat gizi anak terpenuhi adalah dengan melakukan pengkombinasian yang tepat dalam memadukan bahan makanan seperti mengkonsumsi bahan makanan nabati, mengkonsumsi bahan makanan hewani secukupnya, dan mengurangi mengkonsumsi makanan bergula dan berlemak tinggi. Selain itu, apabila anak menyukai sayur berarti anak memulai pola makan sehat karena sayur mayur banyak mengandung vitamin. Oleh karena itu sebaiknya para Ibu mengkonsumsi sayuran bagi anaknya minimal 3 kali sehari. Berikut jadwal pemberian makanan pada balita dari beberapa informan yang berada di Desa Sei Mencirim terdiri dari: TABEL VII Jadwal Makan Pada Balita
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
Orang tua/ Ibu/Bapak Nama
Umur
Pekerjaan
Anak Nama Anak
Pola Makanan Umur
Ibu/Bapak
Menu dan Waktu
Sarana
Makan
Pendukung Kesehatan
Mesgiono
32 th
Wiraswas
Siti
2,5 th
ta
Pagi : 08.00 Wib
Dokter
Menu : Nasi,
daging
ayam,
sayur
bayam,
susu
SGM, dan jeruk. Siang
:12.00
Wib Menu : Nasi,
daging
ayam,
kentang,
sayur
bayam,
dan jeruk. Sore
:
18.00
Wib Menu : Nasi,
daging
ayam,
sayur
bayam,
jeruk,
dan susu SGM . Ponidi
59 th
Pensiunan
Putri Aisya
1 th
Pagi : 08.00 Wib
Dokter
Menu :
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
Nasi tim, tahu, wortel,
jeruk,
dan susu SGM. Siang
:12.00
Wib Menu : Nasi tim, ikan rebus,
tahu,
bisKuit, dan susu SGM. Sore : 18.00 Wib Menu : Nasi tim, ikan rebus, kentang
tahu, rebus,
dan susu SGM, Endang
26
IRT
Dava
2.5
Pagi : 08.00 Wib
Dokter
Menu : Nasi, telur ayam, ikan
goreng,
tahu,
sayur
bayam,
jeruk,
dan susu SGM.
. Siang
:12.00
Wib
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
Menu : Nasi, telur ayam, sayur
bayam,
bubur
kacang
hijau tahu, dan susu SGM. Sore : 18.00 Wib Menu : Nasi, telur ayam, sayur
bayam,
tahu dan jeruk. Nurlina
31 th
IRT
Izar Maulana
3 th
Pagi : 07.00 Wib
Posyandu
Menu : Nasi,
ikan
goreng, sup, roti susu
Promina
dan jeruk. Siang
:12.00
Wib Menu : Nasi,
ikan
goreng,
telur
ayam, bayam,
sayur dan
jeruk. Sore : 18.00 Wib Menu :
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
Nasi,
ikan
goreng,
sayur
bayam,
susu dan
Promina, jeruk. Sri
30 th
IRT
Putri Aisya
1 th
Rahayu
Pagi : 07.00 Wib
Klinik/ Bidan
Menu : ASI, Nasi tim, ikan
rebus,
sayur
bayam
susu
Promina,
dan pisang. Siang
:12.00
Wib Menu : ASI, nasi tim, ikan rebus, dan pisang. Sore : 18.00 Wib Menu :
ASI,
nasi
ikan
tim,
rebus, Promina,
susu dan
pisang.
Sulistianin gsih
22 th
IRT
Rio
1th
Pagi : 09.00 Wib
Klinik/ Bidan
Menu :
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
ASI, nasi, telur ayam, tahu dan susu SGM, dan pisang. Siang
:12.00
Wib Menu : ASI, nasi, telur ayam,
tahu,
kentang,
sup,
dan pisang. Sore : 17.00 Wib Menu : ASI, nasi, telur ayam, tahu dan sayur
bayam,
susu SGM, dan pisang. Marianti
30 th
IRT
Ferdiansyah
2,5 tahun
Pagi : 07.00 Wib
Klinik/ Bidan
Menu : Nasi,
daging
ayam,
sayur
kangkung,
roti,
susu SGM, jeruk . Siang
:12.00
Wib
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
Menu : Nasi,
daging
ayam,
sayur
kangkung
dan
jeruk. Sore : 18.00 Wib Menu : Nasi,
daging
ayam,
sayur
kangkung
dan
jeruk. Erna
31 th
IRT
Ayu
2,5 th
Pagi : 08.00 Wib
Klinik/ Bidan
Menu : Nasi,
daging
ayam,
tahu,
sayur ubi,
susu
SGM, dan jeruk. Siang
:12.00
Wib Menu : Nasi, ayam,
daging tahu,
sayur ubi, dan jeruk.
Sore : 18.00 Wib Menu :
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
Nasi,
daging
ayam,
tahu,
sayur ubi, susu dan
SGM, pisang. Susanti
21 th
IRT
Tasya
3,5 th
Gunawan
Pagi : 07.00 Wib
Posyandu
Menu : Nasi, ikan, tahu sayur
bayam,
dan pisang. Siang
:12.00
Wib Menu : Nasi, ikan, tahu sayur
bayam,
dan pisang. Sore : 18.00 Wib Menu : Nasi, ikan, tahu, sayur
bayam,
dan pisang. Deliwana
28 th
IRT
Nada Vaalita
1,5 th
Pagi : 08.00 Wib
Klinik/ Bidan
Menu : Nasi, ikan, tahu, roti, susu SGM, dan jeruk. Siang
:12.00
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
Wib Menu : Nasi, ikan, tahu, sayur ubi,
dan
jeruk. Sore : 18.00 Wib Menu : Nasi, ikan, tahu sayur
bayam,
susu SGM dan jeruk. Nurhayati
31 th
IRT
Windi Kartika
3 th
Pagi : 07.00 Wib
Klinik/ Bidan
Menu : Nasi, goreng,
ikan wortel,
kentang, sup dan susu. Siang
:12.00
Wib Menu : Nasi,
ikan
goreng,
tahu,
wortel dan sup. Sore : 18.00 Wib Menu : Nasi,
ikan
goreng,
tahu,
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
kentang,
sup,
dan susu.
4.3 Cara Pembuatan Makanan Pada Balita Makanan sangat di butuhkan oleh tubuh serta fungsi masing-masing, oleh karena itu, sangat penting untuk menyusun makanan sehari-hari agar tubuh tetap sehat, begitu juga dengan penyusunan makanan pada balita, sangat mempengaruhi kesehatan balita. Jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi oleh balita sangat mempengaruhi kualitas dan kuantitas makanan tersebut. Kualitas merupakan kelengkapan zat gizi yang ada di dalamnya protein, lemak, vitamin, karbohidrat, dan mineral yang ada dalam makanan tersebut. Kualitas mengacu pada empat sehat lima sempurna yaitu dengan cara mengkonsumsi bubur, ikan, sayur, buah, dan susu akan mengandung zat gizi lengkap yang dibutuhkan oleh tubuh khususnya bagi balita. Sedangkan kuantitas merupakan seberapa banyak balita mengkonsumsi makanan atau beberapa kalori yang diberikan. Kuantitas pada makanan harus disesuaikan dengan kebutuhan setiap orang khususnya bagi balita. Berikut cara pembuatan makanan balita terdiri dari: 1. Nasi Tim. Bahan: Beras, tomat,wortel, kentang. Cara pembuatan: a) Beras di kukus dengan mengunakan air, sehingga beras berubah menjadi nasi. b) Kemudian nasi yang sudah masak di letak di atas piring.
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
c) Lalu nasi di giling dengan menggunakan cangkir dengan tujuan agar nasi menjadi lunak. d) Nasi tim di campur dengan bahan-bahan yang bergizi seperti: tomat, kentang, wortel, dengan tujuan agar rasa nasi tim menjadi lebih bervariasi. e) Lalu nasi tim di sendoki dan di berikan kepada balita.
2. Air tajin. Bahan: Beras, gula merah, garam secukupnya. Cara pembuatan: a) Beras dimasak di periuk. b) Lalu, sewaktu air mendidih, air tersebut diambil, lalu diletakkan di dalam cangkir. c) Kemudian air tajin di campur dengan gula merah dan garam sedikit, agar air tajin di sukai oleh balita. d) Kemudian air tajin di berikan pada balita.
3. Air jeruk. Bahan: Jeruk siam sebanyak 5 buah. Cara pembuatan: a) Jeruk di cuci bersih dan di potong lalu di peras kemudian disaring. b) Air jeruk diencerkan dengan air putih masak, di kocok agar larutan air jeruk menyatu.
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
c) Air jeruk siap diberikan dan diminum oleh balita.
4. Air tomat. Bahan: Tomat ukuran sedang sebanyak 5 buah. Cara pembuatan: a) Tomat di cuci bersih, lalu tomat di masukkan ke dalam panci yang berisi air panas. b) Kemudian panci di tutup dan di biarkan 3-5 menit, setelah 3-5 menit tomat diangkat dari air panas. c) Kupas kulit tomat, lalu tomat disaring. d) Air tomat siap di beri pada balita.
5. Pepaya saring. Bahan: Pepaya yang sudah matang berukuran sedang. Cara pembuatan: a) Pepaya yang sudah matang dipotong. b) Kemudian pepaya dicuci bersih dan dikupas. c) Biji pepaya di buang, dan bagian pepaya yang keras di potongpotong atau dihaluskan. d) Kemudian pepaya di saring, dan air pepaya siap untuk diberikan pada balita. 6. Bubur susu.
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
Bahan: 1) ¾ gelas susu.bubuk yang sudah di masak terlebih dahulu. 2) ¼ gelas air putih. 3) Gula putih 1 sendok makan. 4) Tepung beras 2 sendok makan. 5) Garam secukupnya. Cara pembuatan: a) Susu bubuk di dihkan dengan air panas. b) Tepung beras diencerkan dengan air ¼ gelas. c) Setelah tepung beras dididihkan, lalu tepung beras di masukkan ke dalam susu yang telah mendidih sampai masak. d) Kemudian masukkan gula pasir kedalam campuran tepung beras dan susu yang telah menjadi bubr susu. e) Bubur susu siap untuk di sajikan untuk balita. 7. Tim saring. Bahan: a) Beras sebanyak 8 sendok makan. b) Kacang hijau sebanyak 4 sendok makan. c) Hati ayam sebanyak 2 potong. d) Bayam sebanyak 1 ikat. e) Tomat berukuran sedang sebanyak 3. f) I buah wortel ukuran sedang. Cara pembuatan:
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
a) Beras dan kacang hijau direndam 1 malam. b) Lalu beras dan kacang hijau yang telah direndam semalam, dicuci bersih. c) Beras dan kacang hijau di masak dan dicampur ke dalam 1 gelas air. d) Bila beras dan kacang hijau sudah ½ masa, masukkan hati dan wortel ke dalamnya, biarkan sebentar sampai hati melunak. e) Kemudian
masukkan
bayam,
tomat,
dan
garam
secukupnya. f) Setelah masak, lalu diangkat kemudian disaring, dengan saringan. g) Tim saring siap untuk di berikan pada balita.
BAB V ANALISA DAN KESIMPULAN Anak adalah kebanggaan orang tua yang tiada ternilai harganya. Berbagai perilaku guna menciptakan dan menjadikan anak berguna dan dapat tumbuh dengan
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
baik dan sehat akan selalu diupayakan. Perawatan kesehatan anak merupakan hal utama yang harus diberikan oleh orang tua dalam memperhatikan dan melindungi anaknya. Perawatan kesehatan terhadap anak-anak yang dimaksudkan dalam penelitian ini yaitu: merawat kesehatan pada anak balita yang berumur 0-2 tahun seperti: memandikan bayi setiap hari agar kebersihan kulit dan tubuh bayi terjaga, memberi susu pada bayi, mengatur tidur bayi, membersihkan tubuh bayi, membersihkan gigi bayi, menggunting kuku bayi, dan membersihkan hidung bayi, merawat kesehatan pada anak balita yang berumur 2,5-5 tahun seperti: memandikan balita minimal 2 kali sehari agar tubuh balita menjadi sehat dan segar bugar, mencuci rambut balita minimal 2 kali seminggu, menjaga kebersihan tangan dan kaki balita, menggosok gigi balita minimal 2 kali sehari, menjaga kebersihan pakaian balita agar balita tidak terserang penyakit kulit, dan mengatur jadwal tidur balita. Para Ibu di Desa Sei Mencirim mengatur jadwal tidur balita secara rutin. Hal ini dapat di lihat dari adanya jadwal tidur yang dibuat oleh Para Ibu terhadap anak-anak mereka baik jadwal tidur pagi, siang, maupun malam. Selain merawat kesehatan anak, perawatan juga dilakukan bila anak terserang sakit. Dalam hal melakukan perawatan bila anak terserang sakit, maka Para Ibu di Desa Sei Mencirim melakukan hal-hal sebagai berikut: membawa anak berobat ke Dokter atau Bidan, memberi obat pada anak sesuai dengan anjuran Dokter ataupun Bidan, memberi makan bubur dan telur rebus, mengompres anak, menjaga pola makan anak seperti tidak memberikan makanan yang mengandung minyak pada anak, anak tidak diperbolehkan jajan seperti minum es, dan apabila si anak masih minum ASI, maka ASI tetap diberikan kepada anak dengan tujuan agar si anak tidak sakit.
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
Adapun penyakit yang dialami oleh anak-anak di Desa Sei Mencirim yaitu: diare atau mencret, mual atau muntah-muntah, sembelit, alergi, demam, bersin, dan batuk. Namun penyakit yang paling sering dialami oleh anak-anak di Desa Sei Mencirim yaitu: diare atau mencret, demam, dan batuk. Di samping itu, selain merawat kesehatan anak-anak, Para Ibu dan Para Bapak di Desa Sei Mencirim juga mengatur pola makan anak. Mengatur pola makan dianggap sangat penting bagi kesehatan seorang anak baik untuk mencegah penyakit maupun untuk pertumbuhan anak. Hal ini dapat di lihat dari upaya Para Ibu dalam memberikan ASI kepada anaknya mulai dari lahir hingga si anak mencapai umur 2 tahun. ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi. ASI sangat besar manfaatnya bagi bayi seperti: mencegah penyakit, dan memperkuat ikatan batin antara Ibu dan Anak. Namun sebagian, anak-anak di Desa Sei Mencirim tidak meminum ASI dikarenakan si anak tidak menyukai ASI dan ASI si Ibu sendiri tidak keluar. Oleh karena itu, apabila si anak tidak menyukai ASI upaya yang dilakukan si Ibu yaitu memberikan nasi tim, air tajin, sebagai makanan pengganti ASI, dan dibantu oleh susu SGM. Walaupun si anak tidak minum ASI, namun pertumbuhan si anak tetap sehat dan normal. Selain itu, para Ibu di Desa Sei Mencirim sangat mengatur pola makan anaknya, sesuai dengan empat sehat lima sempurna. Setiap harinya Para Ibu di Desa Sei Mencirim membuat menu makanan yang bervariasi untuk anaknya, agar si anak menyukai makanan yang diberikan oleh Ibunya. Para Ibu memberikan makanan yang mengandung sumber protein hewani seperti: ikan, telur ayam, dan daging ayam, makanan yang mengandung sumber protein nabati seperti: tahu, tempe, dan kacang
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009
hijau, sayur-sayuran yang diberikan oleh Para Ibu kepada anaknya seperti: tomat, bayam, wortel, kacang panjang, dan buncis. Adapun buah-buahan yang juga diberikan oleh Para Ibu kepada anaknya seperti: pisang, jeruk, dan pepaya, serta susu tambahan juga diberikan seperti susu SGM sebagai makanan tambahan untuk anak-anak di Desa Sei Mencirim. Dengan adanya pola makan yang teratur, anak-anak di Desa Sei Mencirim tumbuh sehat, dan tidak ada satupun anak-anak di Desa Sei Mencirim yang terserang penyakit gizi buruk. Akhirnya pemberian pola makan pada anak yang teratur, sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kesehatan si anak. Hal ini dapat di lihat dari upaya Para Ibu di Desa Sei Mencirim untuk menjaga kesehatan anaknya sangat baik.
Irma Fryska Tambun : Upaya Para Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Anak Di Lihat Dari Pola Makan (Studi Deskriptif Mengenai Pola Makan Anak di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang), 2009. USU Repository © 2009