UPAYA MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI PADA PESERTA DIDIK DENGAN UNJUK DIRI MENGGUNAKAN MEDIA POP UP BOOK DI TK BAITHUL HIKMAH
ARTIKEL JURNAL
Oleh Dewi Masithoh Citra Kusuma Putri NIM 10102241017
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NOVEMBER 2014
UPAYA MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI PADA PESERTA DIDIK DENGAN UNJUK DIRI MENGGUNAKAN MEDIA POP UP BOOK DI TK BAITHUL HIKMAH
ARTIKEL JURNAL
Oleh Dewi Masithoh Citra Kusuma Putri NIM 10102241017
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NOVEMBER 2014
i
UPAYA MENINGKATKAN RASA PERCAYA... (Dewi Masithoh CKP | 1
UPAYA MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI PADA PESERTA DIDIK DENGAN UNJUK DIRI MENGGUNAKAN MEDIA POP UP BOOK DI TK BAITHUL HIKMAH EFFORTS TO INCREASE CONFIDENCE IN STUDENTS TO SHOW THEMSELVES USING MEDIA POP-UP BOOK IN KINDERGARTEN BAITHUL HIKMAH Oleh: dewi masithoh citra kusuma putri, pendidikan luar sekolah
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan rasa percaya diri peserta dengan unjuk diri menggunakan media pop up book di TK Baithul Hikmah. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) model Kemmis dan Mc Taggart yang dimodifikasi oleh peneliti. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari tiga kali pertemuan. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelompok B2 yang berjumlah 23 anak yaitu 11 anak laki-laki dan 12 anak perempuan. Objek penelitian ini adalah rasa percaya diri peserta didik. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya peningkatan rasa percaya diri pada peserta didik kelompok B2 di TK Baithul Hikmah. Percaya diri pada anak terjadi melalui berbagai proses yaitu 1) unjuk diri, kegiatan unjuk diri yang dilakukan dalam proses pembelajaran adalah berani tampil di depan kelas, bercerita, dan menjawab pertanyaan. 2) terjadi proses interaksi dalam kegiatan pembelajaran antara pendidik dengan peserta didik dan semasa teman saat kegiatan unjuk diri berlangsung. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dengan unjuk diri menggunakan media pop up book dapat meningkatkan rasa percaya diri pada peserta didik di TK Baithul Hikmah. Kata kunci: rasa percaya diri, pop up book, unjuk diri Abstrack Research is meant to increase confidence the students with show themselves by using media pop-up book in kindergarten Baithul Hikmah. A kind of this research is classroom action researchs ( CAR ) Model Kemmis and Mc Taggart modified by researchers. The research is done in two cycles, each cycle consisting of three meetings.The subject of this research is a student groups B2 which totaled 23 children are 11 boys and 12 girls. The object of this research is confident a student. Data collection techniques using observations. Data analysis technique that is used is descriptive quantitative analysis. The research results show that have experienced a rise in confidence on the student group B2 in kindergarten baithul hikmah.Confident in the child was transmitted through various processes: 1 ) to show themselves, to show themselves activity that is performed in a learning process is brave to in front of the class, telling stories, and answer the question; 2) occurring interaction in the process learning activities between educator with school tuition and while activities self friends when they were held .Thus , we can conclude that with show self uses the media pop-up book can increase confidence in school tuition in kindergarten Baithul Hikmah. Keywords: confidence, pop-up book, show themselves
UPAYA MENINGKATKAN RASA PERCAYA... (Dewi Masithoh CKP | 2
Pongky (2014:46) pada prinsipnya rasa
PENDAHULUAN Masa kanak-kanak merupakan masa dasar
percaya diri itu adalah sebagai pelajaran dan
pembentukan kepribadian dibentuk. Pada dasarnya
pelatihan yang panjang untuk setiap pribadi
anak-anak masih membutuhkan penilaian terhadap
manusia. Latihan itu harus berlangsung dari kecil.
tingkah lakunya. Jika anak mendapat pujian atas
Dimana kedua orang tua harus bisa menanamkan
tindakannya anak akan merasa senang dan percaya
dan menumbuhkan rasa percaya diri pada diri anak.
diri. Orang tua dan lingkungan memegang peran
Meskipun hanya di depan orangtua tapi anak sudah
penting dalam membentuk kepercayaan diri anak.
mulai berani mengemukakan pendapatnya. Hal
Seringkali orang tua memberikan larangan pada
seperti ini bisa melatih anak berani tampil di depan
anak
publik. Orangtua harus bisa melatih anak berani
untuk
melakukan
sesuatu,
sehingga
keberanian anak kurang berkembang dengan baik.
tampil di depan publik dengan cara yang sesuai.
Alex Sobur (1991:61) menyatakan sikap ibu
Berdasarkan
hasil
observasi
dilapangan,
yang selalu ingin melindungi sangat baik untuk
seperti dijelaskan oleh Bu Mujilah salah satu
pertumbuhan
akan
pendidik disana, peneliti mendapati suatu masalah
mengembangkan sikap saling menghargai dan
yang terjadi di TK Baithul Hikmah bahwa
memiliki. Tetapi jika berlebihan, akibatnya anak
beberapa peserta didik di sana masih kurang
akan kurang berani menghadapi lingkungan yang
percaya diri. Pendidik di TK Baithul Hikmah sudah
lebih luas. Tanpa perlindungan ibu anak akan
berupaya membangkitkan kepercayaan diri pada
merasa ketakutan dan mereka kurang mampu
peserta didiknya, namun masih ada yang merasa
menghadapi dunianya.
malu. Salah satu media yang digunakan pendidik
anak.
Ibu
dan
anak
Kepercayaan diri merupakan salah satu kunci
dalam pembelajaran menggunakan alat peraga,
keberhasilan seseorang dan menjadi hal dasar yang
akan tetapi dalam penerapannya media yang
penting untuk dikuasai anak-anak. Kepribadian,
digunakan kurang efektif untuk menimbulkan
kemampuan
motivasi belajar pada anak. Penggunaan media
bersosialisasi,
dan
kecerdasan
bersumber dari rasa percaya diri. Ketidakpercayaan
yang
diri pada anak jika dibiarkan akan menghambat
akibatnya anak menjadi malas untuk mengikuti
perkembangan jiwa anak. Pradipta (2014:50)
perintah yang diberikan pendidik. Selain itu,
kurangnya
menghambat
peserta didik kurang dilatih untuk berani unjuk diri
pengembangan potensi diri. Seseorang yang kurang
di depan kelas, sehingga anak kurang berpartisipasi
percaya diri akan menjadi seseorang yang pesimis
dan menjadi kurang percaya diri. Perlu adanya
dalam menghadapi tantangan, takut dan ragu-ragu
upaya untuk pengembangan rasa percaya diri
untuk menyampaikan gagasan, serta bimbang
peserta didik yaitu dengan unjuk diri menggunakan
dalam
sering
media yang menarik atau inovasi media agar anak
membanding-bandingkan dirinya dengan orang
tidak jenuh dan pembelajaran menjadi lebih
lain.
menarik, sehingga anak dapat tertarik dan rasa
percaya
menentukan
diri
akan
pilihan
dan
monoton
membuat
anak
cepat
bosan
percaya diri anak meningkat. Salah satu media
UPAYA MENINGKATKAN RASA PERCAYA... (Dewi Masithoh CKP | 3
yang cukup menarik dan cocok untuk anak yaitu
menggunakan bentuk kolaborasi. Peneliti berperan
pop up book.
sebagai observator dan penanggung jawab. Peneliti
Menurut
Nina
Pustaka
dibantu oleh guru kelas (sebagai partisipan/
Familia, 2006:65) media yang paling ramah untuk
kolaborator), yang berperan sebagai pelaksana
keluarga, khususnya anak adalah buku dan
tindakan yang dirancang oleh peneliti untuk
dongeng.
dilaksanakan
Buku
Armando
memberikan
merenung, kontemplasi
bagi
(Tim
ruang
berpikir,
di
kelas.
Setelah
itu
peneliti
anak. Aktivitas
melakukan olah data berdasarkan hasil pra
mendongeng dapat mendekatkan anak dan orang
tindakan, tindakan siklus I dan siklus II untuk
tua secara emosional yang tidak didapat dari TV.
mengetahui peningkatan kepercayaan diri peserta
Bahan-bahannya pun disesuaikan dengan tingkat
didik kelompok B2 TK Baithul Hikmah.
usia. Saat ini buku cerita pop up book masih sangat
Data, Instrumen dan Teknik Pengumpulan
jarang digunakan untuk menunjang membelajaran,
Data
hal ini disebabkan karena ketersediaan pop up book
Pada penelitian ini data berupa analisis
dipasaran masih sangat terbatas, jika ada harga pop
kualitatif.
up book cukup mahal karena di impor dari luar
menggunakan
negeri. Hal inilah yang menyebabkan pop up book
pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi.
kurang populer dikalangan masyakarat khususnya
Dalam
di Indonesia.
pengajar sedangkan peneliti sebagai pengamat
menggunakan
lembar
penelitian
ini
penelitian
observasi.
pendidik/guru
ini
Teknik
sebagai
Teknik Analisis Data
Jenis Penelitian ini
dalam
selama proses tindakan dilakukan.
METODE PENELITIAN
Penelitian
Instrumen
pendekatan
penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2014 di TK Baitul Hikmah kelompok B2. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelompok B2 TK Baithul Hikmah yang berjumlah 23 anak. Prosedur
Teknik analisis
yang digunakan dalam
penelitian adalah analisis deskriptif kuantitatif. Nana Syaodih (2013:18) menyatakan analisis deskriptif untuk mendeskripsikan suatu keadaan atau menggambarkan fenomena-fenomena apa ada. Menurut Sugiyono (2007:13) analisis kuantitatif digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu,
teknik
pengambilan
sampel
pada
umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, dengan hasil berupa data statistik.
Penelitian ini dimulai dengan observasi awal
Data yang diperoleh peneliti dikumpulkan
untuk menyusun proposal penelitian dan membuat
dan dianalisis untuk mengetahui perkembangan
pedoman penelitian. Kemudian peneliti siap ke
kepercayaan diri peserta didik pada tiap siklus.
lapangan untuk mengambil data. Penelitian ini
UPAYA MENINGKATKAN RASA PERCAYA... (Dewi Masithoh CKP | 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pra Tindakan Pra
a. Perencanaan 1) Menentukan tema pembelajaran.
tindakan
ini
dilakukan
melalui
serangkaian tes yang dilaksanakan pada bulan
2. Siklus I
Agustus
kelompok
B
penelitian
ini
2014, menjadi
2) Menyusun RKH (Rencana Kegiatan Harian)
peserta
didik
subjek
dalam
yang
anak.
pembelajaran.
sebanyak
23
Berdasarkan data hasil pelaksanaan pra
3) Menyiapkan
media
dibutuhkan
pembelajaran
dalam
kegiatan
Menyiapkan lembar observasi.
tindakan menunjukan bahwa peserta didik
b. Pelaksanaan
kelompok B masih kurang kurang percaya
1) Siklus I pertemuan 1
diri. Peserta didik masih malu-malu dalam
Kegiatan inti pada pertemuan I yaitu
menggungkapkan
menunjukan
pendapat
dan
mau
anggota
tubuh
dengan
tampil di depan kelas apabila pendidik
menggunakan
yang meminta untuk unjuk diri di depan
bergambar anggota tubuh dan mewarnai
kelas.
gambar
Dari
data
observasi,
hasil
jari.
media
pop
Pendidik
up
book
memberikan
rata-rata
penjelasan mengenai tugas yang harus
pertemuan 1, 2 dan 3 menunjukan bahwa
dilakukan peserta didik dan memberikan
rasa percaya diri pada peserta didik masih
kesempatan kepada peserta didik untuk
belum berkembang dengan baik. Dari data
tampil di depan kelas.
yang diperoleh 26,08% peserta didik
2) Siklus I petermuan 2
memperoleh skor 3 yang dapat dikatakan
Kegiatan inti pada pertemuan II yaitu
memiliki kepercayaan diri karena anak
menyebutkan kegunaan anggota tubuh
berani tampil tanpa disuruh dan mampu
dengan menggunakan media pop up book
menggungkapkan
bergambar
pendapatnya
dengan
anggota
tubuh
dan
lancar, 42,03% peserta didik memperoleh
menghubungkan gambar anggota tubuh
skor 2 yang masuk kategori kurang
dengan
percaya diri karena tampil di depan kelas
memberikan penjelasan mengenai tugas
jika dipanggil oleh pendidik serta belum
yang harus dilakukan peserta didik dan
lancar dalam mengutarakan pendapatnya,
memberikan kesempatan kepada peserta
dan 31,88% peserta didik memperoleh
didik untuk tampil di depan kelas untuk
skor 1 yang dikategorikan tidak percaya
menyebutkan kegunaan anggota tubuh
diri karena anak tidak mau tampil di
sesuai dengan gambar yang tampak pada
depan kelas dan masih malu dalam
pop up book bergambar anggota tubuh.
menggungkapkan pendapatnya.
gambar
pakaian.
Pendidik
UPAYA MENINGKATKAN RASA PERCAYA... (Dewi Masithoh CKP | 5
3) Siklus I petermuan 3
d. Refleksi
Kegiatan inti pada pertemuan III yaitu
Dalam
melanjutkan
bergambar
beberapa kendala, meliputi :
up
book
1) Masih ada peserta didik yang merasa malu
bergambar tokoh wayang dan memberi
untuk menyampaikan pendapatnya di
tanda (X) pada gambar anak laki-
depan kelas.
cerita
menggunakan
media
laki/perempuan Pendidik
pop
yang
memberikan
tidak
pelaksanaan
siklus
I
ditemukan
sesuai.
2) Peserta didik yang belum percaya diri
penjelasan
masih meminta untuk didampingi oleh
mengenai tugas yang harus dilakukan
pendidik.
peserta didik dan memberikan kesempatan
3) Masih ada peserta didik yang tampil di
kepada peserta didik untuk tampil di
depan kelas jika diminta oleh pendidik.
depan
kelas.
Pada
pembelajaran
4) Masih ada peserta didik yang berani
pertemuan III digunakan buku cerita pop
tampil di depan tanpa disuruh namun
up bergambar tokoh wayang dengan
belum
ukuran lebih besar.
pendapat.
c. Observasi
lancar
dalam
menyampaikan
Berdasarkan refleksi yang dilakukan, peneliti
Berdasarkan hasil observasi pada tindakan siklus I pada pertemuan I peserta didik yang
merencanakan
kembali
tindakan
untuk
meningkatkan kepercayaan diri, yaitu :
percaya diri sebanyak 65,21% pada pertemuan
1) Memberikan dorongan kepada peserta didik
I peserta didik menunjukkan sikap antusiasnya
dengan pujian dan penghargaan berupa stiker
dan motivasinya dalam kegiatan belajar. Pada
agar
pertemuan II perserta didik yang percaya diri
mengikuti pembelajaran.
peserta
didik
termotivasi
untuk
mengalami penurunan menjadi 60,87% hal
2) Membuat pembelajaran secara berkelompok
tersebut terjadi karena pada pertemuan II pop
sehingga anak merasa tidak sendiri dan
up
berani unjuk diri di depan kelas.
yang digunakan sama dengan pop up
pertemuan I, sehingga anak merasa bosan
3) Membantu mengarakan peserta didik yang
dengan penggunaan media yang sama. Pada
belum
pertemuan III anak yang percaya diri sebanyak
pendapatnya.
60,87% hal tersebut terjadi karena anak diminta
untuk
melanjutkan
cerita
yang
3.
lancar
a. Perencanaan Pada
mengalami
dilakukan
dalam
memberikan
menyampaikan
Siklus II
terdapat dalam pop up. Beberapa anak kesulitan
dalam
tahap
perencanaan
oleh
peneliti
siklus
II
berdasarkan
penjelasan sehingga menurunkan minat anak
permasalahan yang ditemukan pada siklus
untuk tampil di depan.
I,
yaitu
memberikan
tugas
secara
berkelompok, mengajarkan peserta didik untuk membuat pop up sederhana dan
UPAYA MENINGKATKAN RASA PERCAYA... (Dewi Masithoh CKP | 6
penggunaan media pop up book yang
didik bergantian tampil di depan kelas
lebih variatif sehingga anak tidak cepat
menyebutkan macam tugas-tugas anggota
bosan. Kegiatan yang akan dilakukan pada
keluarga dan menjawab pertanyaan yang
tahap perencanaan meliputi:
diberikan oleh pendidik.
1) Menentukan tema pembelajaran.
3) Siklus II pertemuan 3
2) Menyusun RKH (Rencana Kegiatan Harian)
membuat pop up bergambar keluarga
3) Menyiapkan yang
Kegiatan inti pada pertemuan III yaitu
media
dibutuhkan
pembelajaran
dalam
kegiatan
pembelajaran.
secara
berkelompok.
Pendidik
memberikan penjelasan mengenai tugas yang harus dilakukan peserta didik dan
4) Menyiapkan lembar observasi.
membagi kelompok menjadi 4 kelompok.
b. Pelaksanaan
Setelah menyelesaikan tugas membuat
1) Siklus II pertemuan 1
pop up setiap kelompok diberi tugas untuk
Kegiatan inti pada pertemuan I yaitu
tampil
menyebutkan anggota keluarga dengan
mempresentasikan hasilnya.
menggunakan
media
pop
up
book
bergambar anggota keluarga dan membuat pop
up
wajah
manusia.
ke
depan
kelas
untuk
c. Observasi Berdasarkan data hasil observasi diatas
Pendidik
pada pertemuan I peserta didik yang percaya
memberikan penjelasan mengenai tugas
diri sebanyak 82,60% pada pertemuan I
yang harus dilakukan peserta didik,
peserta didik menunjukkan sikap antusiasnya
menjelaskan
membuat
dan motivasinya dalam kegiatan belajar. Pada
pop up bergambar wajah dan memberikan
pertemuan II perserta didik yang percaya diri
kesempatan kepada peserta didik untuk
mengalami penurunan menjadi 78,26% hal
tampil di depan kelas menyebutkan
tersebut terjadi karena pada pertemuan II anak
anggota keluarga.
diberikan tugas untuk membuat pop up
2) Siklus II pertemuan 2
sederhana, beberapa anak belum mampu
langka-langkah
Kegiatan inti pada pertemuan II yaitu
menyelesaikan tugasnya tepat waktu sehingga
menyebutkan
anggota
mereka merasa minder karena tidak bisa
keluarga dengan menggunakan media pop
menyelesaikan sesuai dengan temannya. Pada
up book bergambar anggota keluarga dan
pertemuan III anak yang percaya diri sebanyak
meronce sedotan sesuai warna. Semua
86,95% hal tersebut terjadi karena anak untuk
peserta didik diberi kesempatan untuk
membuat
tampil
berkelompok, dengan cara seperti ini anak
di
memberikan
tugas-tugas
depan
kelas.
beberapa
Pendidik pertanyaan
mengenai tugas keluarga pada peserta didik yang tampil di depan kelas. Peserta
menjadi
pop
lebih
up
sederhana
bersemangat
secara
dalam
menyelesaikan tugasnya dan kemudian secara
UPAYA MENINGKATKAN RASA PERCAYA... (Dewi Masithoh CKP | 7
berkelompok
mempresentasikan
hasil
karyanya di depan kelas.
secara tidak langsung menumbuhkan rasa percaya diri pada anak. Berdiskusi merupakan
d. Refleksi
unsur penting dalam memperoleh pengetahuan
Data hasil pengamatan kegiatan siklus II
dan pengalaman bagi anak. Pengalaman serta
dengan menggunakan media pop up book
pengetahuan
dalam upaya meningkatkan kepercayaan diri
pembelajaran sangat berpengaruh terhadap
peserta didik kelompok B TK Baithul Hikmah
kepercayaan diri peserta didik. Kegiatan
telah mengalami peningkatan yang cukup
pembelajaran
signifikan. Berdasarkan data yang diperoleh
meningkatkan antusias dan motivasi peserta
pada tindakan siklus II, sebanyak 20 anak atau
didik
82,60% mampu mencapai skor 3 atau termasuk
didukung dengan media pembelajaran yang
dalam kategori percaya diri dari jumlah
menarik
keseluruhan peserta didik kelompok B2 TK
memahami materi yang disampaikan., selaras
Baithul
peningkatan
dengan pernyataan Timothy (2012:16) bahwa
unjuk
diri
dengan adanya penyajian dan pemberian
pada
kegiatan pembelajaran menggunakan berbagai
Hikmah.
kepercayaan
diri
Upaya dengan
menggunakan media pop up book
dalam
yang
diperoleh
yang
menyenangkan
mengikuti
membuat
bervariasi
dapat
pembelajaran,
lebih
dapat
mudah
peserta didik kelompok B TK Baithul Hikmah
media
dihentikan, karena sudah mencapai indikator
kepercayaan diri anak untuk melakukan setiap
keberhasilan yang diharapkan yaitu >80%.
kegiatan baru tanpa adanya ketakutan dalam
B. Pembahasan
yang
anak
dalam
melatih
diri untuk mencoba. Hal senada disampaikan
Berdasarkan hasil observasi, terlihat
oleh Iskarima (2009:9) yang menjelaskan
pada setiap siklus terjadi peningkatan skor.
bahwa melatih anak berani unjuk diri dapat
Dalam pelaksanaan tindakan, kepercayaan diri
dilakukan dengan memanggil anak bersama
peserta didik mengalami peningkatan melalui
dengan anak-anak yang lain, untuk tampil di
pembelajaran yang berpusat pada peserta didik
depan kelas. Berbicara dengan keras di kelas
dan guru berperan sebagai fasilitator.
dapat membantu anak lebih berani dalam
Dengan memberikan kesempatan pada anak
untuk
dalam
Berdasarkan data yang diperoleh dapat
pembelajaran baik dengan cara berdiskusi,
dilihat bahwa pada indikator percaya diri anak
tampil di depan kelas atau menyempaikan
sebelum tindakan mencapai 26,08%, setelah
pendapat melatih anak terbiasa berbicara di
diberikan
depan
meningkatkan
peningkatan menjadi 62,31% dan semakin
kepercayaan diri. Hal tersebut sesuai dengan
meningkat pada siklus II menjadi 82,60%.
pendapat Hendra (2006:11) yang menyatakan
Pada indikator kurang percaya diri sebelum
bahwa keterlibatan anak secara langsung dan
tindakan rata-rata mencapai 42,03%, pada
berdiskusi dengan bertukar cerita pada anak,
siklus
umum
berpartisipasi
serta
dapat
aktif
mengungkapkan pendapatnya.
I
tindakan
siklus
mengalami
I
mengalamai
penurunan
menjadi
UPAYA MENINGKATKAN RASA PERCAYA... (Dewi Masithoh CKP | 8
21,73%, dan pada tindakan siklus II semakin
2. Bagi Sekolah
menurun menjadi 14,49%. Indikator tidak
Sekolah dapat menyediakan bahan yang
percaya diri sebelum tindakan mencapai rata-
bervariasi untuk digunakan dalam pembuatan
rata 31,88%, kemudian pada siklus I menurun
media pembelajaran serta penggunaan media
menjadi 15,49% dan pada siklus II semakin
pop up book pada kegiatan pembelajaran.
menurun menjadi 2,90%.
DAFTAR PUSTAKA Alex Sobur. 1991. Komunikasi Orang Tua dan
SIMPULAN DAN SARAN
Anak. Bandung: Angkasa.
Simpulan Berdasarkan uraian dari hasil pembahasan
Hendra Surya. 2006. Kiat Membina Anak Agar
yang telah dilakukan, maka peneliti menarik
Senang Berkawan. Jakarta: PT. Elex Media
kesimpulan bahwa meningkatkan rasa percaya diri
Komputindo.
pada peserta didik di TK Baithul Hikmah dapat
Iskarima Ratih. 2009. Super Confident Child: Tips
dilakukan dengan unjuk diri menggunakan media
Agar Anak Pemberani dan Percaya Diri.
pop
Yogyakarta: Impremium.
up
book.
kepercayaan
diri
Pada
pelaksanaan
peserta
didik
tindakan, mengalami
Nana
Syaodih.
2013.
peningkatan melalui pembelajaran yang berpusat
Pendidikan.
pada peserta didik dengan memberikan kesempatan
Rosdakarya.
Metode
Bandung:
Penelitian PT
Remaja
kepada peserta didik untuk unjuk diri dan guru
Pongky Setiawan. 2014. Siapa Takut Tampil
berperan sebagai fasilitator. Unjuk diri dengan
Percaya Diri ?. Yogyakarta: Parasmu.
media pop up book berpengaruh terhadap hasil
Pradita Sarastika. 2014. Buku Pintar Tampil
siklus I dan II serta mempunyai dampak terhadap
Percaya Diri. Yogyakarta: Araska.
rasa percaya diri peserta didik. Percaya diri pada
Pradita Sarastika. 2014. Stop Minder & Grogi:
anak terjadi melalui berbagai proses yaitu dengan
Saatnya Tampil Beda dan Percaya Diri.
unjuk diri, kegiatan unjuk diri yang dilakukan
Yogyakarta: Araska.
dalam proses pembelajaran adalah berani tampil di
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan
depan kelas, bercerita, dan menjawab pertanyaan.
(Pendekatan
Saran
R&D). Bandung: Alfabeta.
1. Bagi Pendidik
Kuantitatif,
Kualitatif
dan
Timothy Wibowo. 2012. 7 Cara Meningkatkan
Media pembelajaran pop up book dapat
Rasa Percaya Diri Anak. Diakses dari
menjadi media pembelajaran alternatif yang
http://www.pendidikankarakter.com/wp-
dapat digunakan dalam meningkatkan rasa
content/uploads/7-Cara-Meningkatkan-Rasa-
percaya diri peserta didik di sekolah.
Percaya-Diri-Anak.pdf September
2014,
pada jam
tanggal
27
21:03.