UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VI PADA MATA PELAJARAN PAI MELALUI PEMBERIAN MOTIVASI GURU DI SDN 01 BRANGSONG KENDAL TAHUN AJARAN 2010/2011
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam
Oleh NIKMATUL CHIKMAH NIM 093111447
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama NIM Jurusan/Program Studi
: Nikmatul Chikmah : 093111447 : Pendidikan Agama Islam;
menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semaranga, Agustus 2011 Saya yang menyatakan,
Nikmatul Chikmah NIM: 093111447
NOTA PEMBIMBING
Semarang,
Agustus 2011
Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Di Semarang Assalamu’alaikum wr. wb. Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan : Judul : UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VI PADA MATA PELAJARAN PAI MELALUI PEMBERIAN MOTIVASI GURU DI SDN 1 BRANGSONG KENDAL TAHUN AJARAN 2010/2011 Nama : Nikmatul Chikmah NIM : 093111447 Jurusan : Pendidikan Agama Islam Program Studi : Pendidikan Agama Islam Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diajukan dalam Sidang Munaqasyah. Wassalamu’alaikum wr.wb.
Drs. H. Mat Solikhin, M. Ag NIP. 19600524 199203 1 001
MOTTO
Hai anakku, Dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan Bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). (QS: 31:17)1
1
Depag RI, AI-Qur.an dan Terjemahnya, (Jakarta: CV Penerbit J-Art, 2005) hlm 151
PERSEMBAHAN KUPERSEMBAHKAN KARYAKU INI : 1. Untuk keluarga tercinta, yang selalu mencurahkan kasih sayangnya dan
senantiasa mendo’akanku untuk menjadi yang terbaik. 2. Untuk anak-anakku agar senantiasa tetap semangat terus belajar untuk menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi. 3. Untuk pembimbing Drs. H. Mat Solikhin, M. Ag yang telah banyak membimbingku dan banyak memberikan ilmu dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Untuk Bapak dan Ibu Dosen di lingkungan Fakultas Tarbiyah yang telah memberikan ilmunya kepada kami. 6. Untuk Rekan-rekan senasib dan seperjuangan mahasiswa IAIN Walisongo Semarang Fakultas Tarbiyah Program DMS S1 yang tetap semangat dalam menuntut ilmu. 7. Untuk Rekan-rekan guru SDN 01 Brangsong Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal yang telah banyak memberikan support dan bantuan dalam proses selama penulisan.
ABSTRAK Judul
Penulis NIM
: Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas VI Pada Mata Pelajaran PAI Melalui Pemberian Motivasi Guru di SDN 1 Brangsong Kendal Tahun Ajaran 2010/2011 : Nikmatul Chikmah : 093111447
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Bagaimana skenario pembelajaran mata pelajaran PAI materi melafalkan dan mengartikan surat Al Maidah ayat 3 dan Al Hujurat ayat 13 di SDN 1 Brangsong Kendal melalui pemberian motivasi guru pada siswa kelas VI SDN 1 Brangsong Kendal semester II tahun ajaran 2010/2011 (2) Untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran PAI kelas VI semester II melalui pemberian motivasi guru di SDN 01 Brangsong Kendal tahun ajaran 2010/2011. Dapat dikatakan bahwa motivasi sebagai suatu perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya perasaan dan didahului dengan adanya tujuan. Sedang motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Yang mana motivasi tersebut bertujuan (1). Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia, perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi di dalam sistem ”neurophysiological” yang ada pada organisme manusia. (2) Motivasi ditandai dengan munculnya rasa ”feeling, afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia. (3) Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi yakni tujuan. Sedangkan bentuk motivasi yang diberikan orangtua yaitu berupa: (1) Menjelaskan kepada siswa, alasan suatu bidang studi dimasukkan dalam kurikulum dan kegunaannya untuk kehidupan. (2) Mengkaitkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa di luar lingkungan sekolah. (3) Menunjukkan antusias dalam mengajar bidang studi yang dipegang. (4) Mendorong siswa untuk memandang belajar di sekolah sebagai suatu tugas yang tidak harus serba menekan, sehingga siswa mempunyai intensitas untuk belajar dan menjelaskan tugas dengan sebaik mungkin. (5) Menciptakan iklim dan suasana dalam kelas yang sesuai dengan kebutuhan siswa. (6) Memberikan hasil ulangan dalam waktu sesingkat mungkin. (7) Menggunakan bentuk-bentuk kompetisi (persaingan) antar siswa. (8) Menggunakan intensif seperti pujian, hadiah secara wajar.2 Data penelitian yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dengan hasil : (1) Mean (nilai rata-rata) dari hasil pra siklus, siklus I dan siklus II dibandingkan secara keseluruhan. (2) Mean (nilai rata-rata) dari hasil tes tertulis siswa dibandingkan untuk mengetahui apakah ada 2
Tadjab, Ilmu Jiwa Pendidikan, (Surabaya: Karya Abitama, 1994), cet. Ke-1, hlm. 103
kenaikan hasil praktik dari tahap pertahap. Sehingga akan diketahui apakah hipotesis yang diajukan benar atau ditolak. Kemudian untuk mengetahui benar tidaknya hipotesis yang diajukan maka dapat dilihat dari perbandingan hasil tes siswa antara pra siklus yaitu 63,5, sedangkan pada hasil siklus I adalah 67,5, dan hasil pada siklus II adalah 74,5. Dari hasil ini membuktikan bahwa hipotesis yang diajukan diterima yang berbunyi bahwa prestasi belajar siswa kelas VI SDN 1 Brangsong Kendal pada bahasan melafalkan dan mengartikan ayat Al Maidah ayat 3 dan Al Hujurat ayat 13 akan meningkat jika siswa diberi motivasi secara maksimal oleh gurunya karena dengan motivasi semua akan semangat melaksanakannya.
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah swt, Tuhan pencipta dan pemelihara semesta alam. Shalawat dan salam semoga senantiasa Allah limpahkan kepada Nabi Muhammad saw, keluarganya, sahabat-sahabatnya dan para pengikutnya yang setia hingga Hari Pembalasan. Salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Strata Satu (S1) di semua perguruan tinggi-termasuk di Institut Agama Islam Negeri Walisono Semarang adalah membuat karya ilmiah dalam bentuk skripsi. Dalam rangka itulah penulis membuat skripsi ini dengan judul .”UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VI PADA MATA PELAJARAN PAI MELALUI PEMBERIAN MOTIVASI GURU DI SDN 1 BRANGSONG KENDAL TAHUN AJARAN 2010/2011”. Selama pembuatan skripsi ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami oleh penulis, baik yang menyangkut pengaturan waktu, pengumpulan bahan-bahan (data) maupun pembiayaan dan sebagainya. Namun, dengan hidayah dan inayah Allah swt dan berkat kerja penulis disertai dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, maka segala kesulitan dan hambatan itu dapat diatasi dengan sebaik-baiknya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan pada waktunya. Oleh karena itu, seyogyanyalah penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tiada terhingga dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan atas terselesaikannya skripsi ini, terutama kepada dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan nasehat, masukan dan bimbingan yang sangat berharga bagi penulis. Terima kasih ini juga penulis sampaikan kepada : 1. Bapak Dr. Sudja’i, M. Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. 2. Bapak Drs. H. Mat Solikhin, M. Ag selaku pembimbing dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Kepala SDN 1 Brangsong Kabupaten Kendal beserta staf dan seluruh dewan guru yang telah memberikan informasi kepada penulis untuk penulisan skripsi ini. 4. Pimpinan dan staf perpustakaan yang telah memberikan fasilitas untuk meminjamkan buku-buku kepustakaan. 5. Rekan-rekan seperjuangan di program DMS S. 1 PAI IAIN Walisongo Semarang, sertas segenap pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu namanya di sini. Terima kasih atas segala bantuan dan dorongan semangat kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. Mudah-mudahan amal dan jasa baik mereka diterima oleh Allah swt dan di balasNya dengan pahala yang berlipat ganda. Amiin. Mudah-mudahan pula skripsi ini bermanfaat, khusunya bagi penulis, dan bagi para pembaca pada umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i PERNYATAAN KEASLIAN...........................................................................…. ii PENGESAHAN.................................................................................................... iii NOTA PEMBIMBING…................................................................................…. iv ABSTRAK…………............................................................................................. v TRANSLITERASI………………………………………………………………. vi KATA PENGANTAR…………………………………………………….…… viii DAFTAR ISI………………….……………………………………………….... ix Bab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang…………....................................................................... 1 B. Penegasan Istilah….…........................................................................... 4 C. Rumusan Masalah.................................................................................. 5 D. Tujuan…..……….................................................................................. 5 E. Manfaat Penelitian................................................................................. 6 Bab
II
PENINGKATAN
PRESTASI
BELAJAR
PAI
MELALUI
PEMBERIAN MOTIVASI A. Kajian Pustaka………………………………………………………… 9 B. Kerangka Berpikir 1. Prestasi Belajar PAI..………………….…………………..........…. 10 2. Pengertian Motivasi Belajar………………………..……............... 21 3. Macam-macam Motivasi Belajar…………………………………. 23 4. Fungsi Motivasi Dalam Belajar…………………………………… 26 5. Upaya dalam Menumbuhkan Motivasi Belajar…………………… 27 C. Hipotesis Tindakan………………………………………………..… 28 Bab III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian…..……..……............................................................ 29 B. Subyek Penelitian………….…………….………………………….. 33 C. Waktu Penelitian……………………………....……………………. 33 D. Langkah-langkah Penelitian..……………………………………….. 33
E. Metode Pengumpulan Data… ................................…….........…....... 30 F. Teknik Analisis Data…….…………………………………..……… 32 G. Indikator Pencapaian………………………………………………... 37 Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Sekolah……….......................................................... 38 1. Profil Sekolah…………………………………………………… 38 2. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah………………………………….. 39 3. Struktur Organisasi………………………………………...…… 40 4. Keadaan Guru dan Peserta Didik………………………….……. 40 5. Sarana dan Prasarana………………………………………….... 42 B. Kondisi Awal……………......................................................….…... 43 1. Hasil Siklus I……………………………………………..…….. 44 2. Hasil Siklus II……………………………………………….….. 48 C. Pembahasan………………………………………………………… 51 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan.......................................................................................... 52 B. Saran ................................................................................................... 52 C. Penutup……………………………………………………………… 54 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
halaman 1. tabel 1 jadwal kegiatan.................................................................................... 22 2. tabel 2 Keadaan Guru...................................................................................... 36 3. tabel 3 Data Pegawai………........................................................................... 36 4. tabel 4 Rombongan Belajar……………………………................................. 37 5. tabel 5 Sarana dan Prasarana………………................................................... 38 6. tabel 6 Hasil Praktik Bacaan Shalat Siklus I................................................... 42 7. tabel 7 Hasil Praktik Gerakan Shalat Siklus I…………................................. 43 8. tabel 8 Hasil Praktik Bacaan Shalat Siklus II…............................................. 47 9. tabel 9 Hasil Praktik Gerakan Shalat………………….................................. 48 10. tabel 10 Rekapitulasi Hasil Siklus I dan Siklus II.......................................... 49 11. tabel 11 Hasil Rata-rata Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II.............................. 51
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu tergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.1 Anak sebagai sosok individu yang sedang berkembang tentunya memerlukan perhatian yang khusus dari gurunya untuk mendidiknya. Dialah pendidik yang pertama dan utama dalam sekolah serta pengaruhnya sangat besar dalam pembentukan kepribadian anak. Oleh karena itu, pertumbuhan dan perkembangan anak baik fisik maupun psikis dipengaruhi oleh perilaku guru dalam mendidik anak.2 Guru yang kurang atau tidak memperhatikan pendidikan siswanya, misalnya mereka acuh terhadap belajar anak, tidak memperhatikan sama sekali akan kepentingan-kepentingan dan kebutuhan siswanya dalam belajar, tidak mengatur belajamya, tidak menyediakan atau tidak melengkapi alat belajarnya tidak memperhatikan apakah anak belajar atau tidak, tidak mau tahu bagaimanakah kemajuan belajar siswanya, kesulitan-kesulitan yang dialami dalam belajar dan lain-lain, dapat menyebabkan anak tidak atau kurang berhasil dalam belajarnya. Mungkin anak sendiri sebetulnya pandai tetapi karena cara belajarnya tidak teratur, akhirnya kesukaran-kesukaran menumpuk sehingga mengalami ketinggalan dalam belajar dan akhirnya anak malas belajar. Hasil yang didapatkan, nilai atau hasil belajarnya tidak memuaskan bahkan mungkin gagal dalam studinya. Hal ini dapat terjadi pada
1
Muhibbin Syah, Psikalogi Pendidikan, Bandung, PT.Remaja Rosdakarya Offset,2000,hal. 89 Dadang Hawari, Al-Qur'an dan llmu Kedokleran Jiwa dan Kesehatun Jiwa, Yogyakarta, PT, Dana Bhakli Prima Yasa, l996,hal.346. 2
1
2
anak dari keluarga yang kedua orangtuanya terlalu sibuk untuk mengurus pekerjaan mereka atau kedua orangtuanya memang tidak mencintai anaknya.3 Adrienne Katz mengatakan bahwa anak-anak yang mendapat dukungan dan bantuan yang baik dari gurunya akan bisa belajar dan bisa mencapai kemajuan lebih baik dibanding dengan anak-anak yang tidak mendapat dukungan dan bantuan.4 Dalam hal ini peran serta keluarga dimana pendidikan keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama tempat anak didik menerima pendidikan dan bimbingan dari gurunya ataupun anggota keluarga yang 1ain.5 Dan merekalah yang pertama-tama mengajarkan kepada anak tentang pengetahuan tentang Allah. Pengalaman tentang pergaulan manusia, dan kewajiban memperkembangkan tanggug jawab terhadap diri sendiri dan terhadap orang 1ain.6 Disinilah sangat penting bagi keluarga untuk melaksanakan tanggung jawab untuk mendidik dan memelihara anaksiswanya. Sebagaimana firman Allah :
نءَامَنُىْاقُىْااَنْفُسَكمُ ْوَاَهْلِيْكُمْ نَارًا َ ْيَااَيُهَااّلَذِي "Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka...... ..." (QS. At-Tahrim : 6)7 Ayat ini menjelaskan tentang tanggung jawab guru terhadap siswanya (Keluarganya di sekolah). Dengan menyadari apa dan siapa hakekat anak itu sebenarnya, diharapkan para guru, khususnya para guru muslim, dapat menyadari akan kewajiban dan tanggung jawab mereka terhadap anak-anak yang dilahirkan. Tugas mendidik anak adalah tanggung jawab bersama antara guru da orangtua, namun karena banyaknya kesibukan ayah di luar rumah untuk
3
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, Jakarta: PT. Rineka Cipta, l995, hlm.6l 4 Adrienne Katz, Membimbing Anak Belajar Membaca, Alih Bahasa Lilianan Wiaya, Jakarta:Arcan, 1997 hlm.l 5 Zuhairi, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 1995, hlm. 177 6 J. Drost, Proses Pembelajaran Sebagai Proses Pendidikan, Jakarta: Grasindo, 1995, hlm. 14 7 R.H.A. Soenaryo, Al Qur’an dan Terjemahannya, Semarang : PT. Kumidasmoro Grasindo, 1994, hlm. 951
3
mencari nafkah, menyebabkan ibulah yang paling banyak pengaruhnya dalam pendidikan anak itu, ia mencerminkan panutan pertama dan ideal bagi anak. Apakah semua ibu telah siap menjalankan peran itu ?8 data menunjukkan bahwa 20 % sampai 40 % perempuan di seluruh dunia terpaksa harus bekerja untuk menghidupi dirinya, anak-anaknya dan anggota keluarganya yang menjadi tanggungannya. Angka itu cendedrung tahun demi tahun meningkat.9 Banyak contoh kasus yang dimuat oleh media massa betapa kesengsaraan yang ditimbulkan oleh perbuatan sang istri atau sang ibu yang menghabiskan sebagian besar waktunya di tempat-tempat kerja baik di dunia belahan barat maupun belahan timur. Masalahnya sama yaitu, menipisnya perhatian dan kasih sayang orangtua. Hambarya hubungan antar suami dan rasa kesepian anggota keluarga yang kemudian diisi dengan aktifitas-aktifitas yang cenderung bersifat negatif. Apabila ada wanita yang berhasil tanpa harus mengorbankan keharmonisan keluarganya, itu merupakan keistimewaan tersendiri.10 Dengan demikian, guru harus bersedia meluangkan waktunya untuk selalu mendampingi anak-anaknya. Pada waktu yang demikian kepada mereka diberikan bimbingan, penguasaan, dan lain-lain, yang bertujuan supaya mereka mendapatkan kegairahan dan cara belajarnya di sekolah. Karena baik buruknya prestasi yang dicapai anak di sekolah akan memberikan pengaruh kepadanya dalam perkembangan pendidikannya selanjutnya. Anak-anak haruslah diberi motivasi untuk belajar lebih giat dan lebih bersemangat. Sebab dengan demikian si anak akan lebih percaya akan hari depannya, disamping rasa bangga dalam diri mereka karena mendapat perhatian dari guru.11 Sehubungan dengan hal di atas, penulis tertarik untuk mengangkat sekaligus judul dalam penelitian mengenai ” UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VI PADA MATA PELAJARAN 8
Adli Fathi, Menjadi Ibu Dambaan Umat, Jakarta : Gema Insani Press, 2002, hlm. 10 Masdar F. Mas’udi, Islam dan Hak-hak Reproduksi Perempuan Dialog Fiqih Pemberdayaan, Bandung : Mizan, 2000, hlm. 87-88 10 Ibnu Mustofa, Keluarga Islam Menyongsong Abad 21, Bandung : Al Bayan, 1993, hlm. 53 11 Tamrin Nasution dan Nur Halijah Nasution, Peranan Orangtua dalam Peningkatkan Prestasi Belajar Anak, Jakarta: Gunung Mulia, 1989, cet. 3, hlm. 29 9
4
PAI MELALUI PEMBERIAN MOTIVASI GURU DI SDN 01 BRANGSONG KENDAL TAHUN AJARAN 2010/2011".
B. Penegasan Istilah Untuk menghindari kesalahpahaman dalam mengartikan apa yang penulis bahas nantinya, maka penulis jelaskan dulu tentang istilah-istilah yang terkandung didalam tulisan ini. 1. Prestasi belajar PAI Prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya).12 Sedangkan belajar adalah kegiatan untuk mendapatkan, mengetahui, pemahaman tentang sesuatu hal, atas penguasaan kecakapan dalam suatu hal atau bidang hidup tertentu lewat usaha, pengajarahan atau pengalaman.13 Jadi prestasi belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. 14 Adapun yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dalam prestasi belajar PAI dalam penelitian ini adalah nilai hasil tes tertulis sebelum dan sesudah dimotivasi guru dari hasil bahan atau materi yang telah diajarkan di sekolah yang dicapai oleh anak dalam belajar dan diperoleh setelah ia melalukan kegiatan-kegiatan belajar terutama bidang studi PAI. 2. Pemberian Motivasi Guru Perhatian adalah reaksi umum dari organisme dan kesadaran yang menyebabkan bertambahnya aktifitas, daya konsentrasi dan pembatasan kesadaran terhadap satu obyek. 15 Adapun yang dimaksud perhatian guru dalam penelitian ini adalah reaksi umum dari guru yang secara langsung memperhatikan siswanya dalam meningkatkan prestasi belajar PAI. Perhatian guru bisa berupa
12
lbid,hlm.609 M.Agus H, Kiat Sukses Studi di Perguruan Tinggi, Yogyakarta : Kanisius, 1994, hlm. 8l 14 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosda Karya, 1995, hlm.22 15 Kartini Kartono, Psikologi Umum,Bandung : Bandar Maju, 1996, hlm l l 1 13
5
pemberian sarana prasarana belajar, arahan, bimbingan, motivasi dan lain sebagainya, sedangkan yang akan penulis bahas adalah yang tentang motivasi yang diberikan guru terhadap siswa kelas VI SDN 01 Brangsong Kendal.
C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis bisa merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pemberian motivasi guru terhadap siswanya pada mata pelajaran PAI di SDN 01 Brangsong Kendal ? 2. Apakah pemberian motivasi guru dapat meningkatkan prestasi belajar PAI siswa kelas VI SDN 01 Brangsong Kendal tahun ajaran 2001/2011 ?
D. Tujuan Penelitian Penelitian tindakan berbasis kelas yang akan dilaksanakan ini memiliki tujuan untuk: 1. Mengetahui bagaimana cara pemberian motivasi guru kepada siswanya dalam rangka meningkatkan prestasi belajar khususnya pada mata pelajaran PAI di SDN 1 Brangsong Kendal 2. Meningkatkan hasil belajar mata pelajaran PAI kelas VI semester II melalui pemberian motivasi guru di SDN 01 Brangsong Kendal.
E. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Bagi siswa SDN 01 Brangsong Kendal. a. Dapat meningkatkan prestasi dalam mata pelajaran PAI b. Meningkatkan kerja sama antara siswa dan guru dalam proses pembelajaran. 2. Bagi guru SDN 01 Brangsong Kendal a. Sebagai motivasi untuk meningkatkan ketrampilan dalam menentukan strategi dan metode pembelajaran.
6
b. Untuk mengetahui seberapa jauh perhatian guru dan macam-macam motivasi yang diberikan kepada siswanya c. Untuk meningkatkan prestasi anak didiknya. 3. Bagi SDN 01 Brangsong kendal. Sebagai usaha dalam meningkatkan kualitas pembelajaran Mata Pelajaran PAI baik hasil belajar maupun aktifitas belajar.
BAB II PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PAI MELALUI PEMBERIAN MOTIVASI
A. Kajian Pustaka Setelah penulis mengadakan pengamatan, ternyata ada penetian yang berhubungan dengan penelitian penulis, antara lain : Dalam penelitian Budi Asy’ari 2008 Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang berjudul ”Faktor-Fakor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar PAI Siswa Dan Cara Mengatasinya”. Dalam skripsi tersebut pembahasannya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi yang telah dicapai siswa setelah belajar dan bagaimana mengatasi faktor/unsur yang menyebabkan prestasi siswa dan juga dijelaskan usaha apa saja yang dilakukan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Dalam penelitian Sukartini Jurusan PKn, Fakultas Pendidikan Ilmu Pendidikan Sosial, IKIP Veteran Semarang tahun 2010, judul skripsi: ”Pengaruh Pemberian Motivasi Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Siswa SMP N 28 Semarang” yang menghasilkan kesimpulan bahwa motivasi orangtua ditingkat siswa SMP tidak begitu bepengaruh terhadap prestasi siswa, karena mereka sudah mandiri dalam mengerjakan tugas-tugas dari guru, dan dalam belajar sudah terbiasa saat mereka berada dalam sekolah dasar. Letak perbedaan penelitian yang penulis buat dengan penelitian yang ada diatas adalah terletak pada sosok perhatian orang tua yang mampu membimbing pendidikan anaknya dengan baik, dan upaya apa saja yang telah dilakukan oleh orang tua tersebut dalam meningkatkan prestasi siswa untuk siswa yang masih duduk di sekolah dasar, yang akan dilaksanakan di SDN 01 Brangsong Kendal.
7
8
B. Kerangka Berpikir 1. Prestasi Belajar PAI a. Pengertian Prestasi Belajar PAI Prestasi belajar berasal dari kata “Prestasi dan belajar”. Prestasi merupakan hasil usaha yang diwujudkan dengan aktifsitas yang sesuai dengan tujuan yang dikehendaki.1 Belajar menurut Clifford T. Morgan “Learning is any relativity permanent change in behaviour which accurs as a result of practice or experience”.2 Artinya belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif, permanen atau menetap yang dihasilkan dari praktek pengalaman yang lampau. Menurut Muhibbin Syah belajar adalah “Learning is any relativity permanent change in a organism's behavioral reportoire that occurs as a result of experience”.3 Artinya adalah belajar merupakan perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam atau seluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil dari pengalaman. Sedangkan menurut Ibrahim Nasir :
اِّنَ الّتَعَّلُمَ هُىَتَغْيِيْ ُرفِى دُهْنِ اْلمُّتَعَّلِمِ يَطِرَا عَّلىَ خَبْرَةِ سَبَقَتِ فَيَحْ ِدثُ فِيْهَا تَغَيّرًا جَدِيْدًا ”Belajar merupakan perubahan dari ketidaksempurnaan menjadi kesempurnaan yang akan mengerjakan pengetahuan, pengalaman atau ketrampilan”.4 Sedangkan prestasi menurut Arno F. Witting, prestasi adalah “Achievement is refer to the measurement of some behaviour at a given moment, it's the assumed that achievement reflects past learning”. Artinya prestasi merupakan ukuran dari beberapa tingkah laku sebagai kebiasaan
1
Anto Moeliono, dkk. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, l998. hlm.
700 2
Clifford T. Morgan, Introduction Of Psicologi, Sixth Edition New York : Mc. Graw Hill International Book Company, 1971 hlm. 112 3 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Jakarta : PT. Logos Wacana Ilmu, 1999, hlm. 6l 4 Ibrahim Nastir, Muqaddimah Fi Al tarbiyah, Oman : Ardan, t. Th.., hlm. 98
9
yang tetap. Hal ini menganggap bahwa prestasi sebagai penerimaan dari pembelajaran yang lalu. Prestasi belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.5 Dalam pemaknaan menyeluruh hasil belajar bukan merupakan hasil intelektual saja melainkan meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Berdasarkan definisi-definisi di atas, hasil belajar atau prestasi belajar adalah suatu hasil yang telah dicapai dalam suatu perubahan adanya proses latihan atau pengalaman dan usaha belajar. Prestasi belajar PAI adalah hasil yang dicapai siswa dari suatu proses belajar bidang studi PAI yag telah diajarkan di sekolah dan dilanjutkan dengan nilai tes atau angka yang diperoleh dari hasil tes. b. Tujuan Pendidikan Agama Islam 1) Fungsi Pembelajaran PAI Sebagai suatu pelajaran, PAI mempunyai fungsi yang berbeda dari subyek pelajaran yang lain. Ia dapat memiliki fungsi yang bermacam-macam sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh masingmasing pendidikan. Fungsi yang diemban olehnya akan menentukan berbagai aspek pengajaran yang dipilih oleh pendidik agar tujuannya tercapai. Secara umum, menurut John Sealy, pendidikan agama, termasuk pendidikan agama islam, dapat diarahkan untuk mengemban salah satu atau gabungan sari beberapa fungsi, yaitu : Konvensional, Neo konvensional, Konvensional tersembunyi, implisit dan non konvensional. a) Konvensional. Dalam fungsi ini, pendidik agama dimaksud untuk meningkatkan komitmen dan perilaku keberagamaan peserta didik.6 Hal ini berarti bahwa ia merupakan kepanjangan dari lembaga dakwah keagamaan sesuai dengan keyakinan yang dianut oleh 5
peserta
didik.
Pendidikan
agama
dimaksud
untuk
Arno F. witting, Psycologi of Learning, New York : Mc. Graw Hill book company, l991, hlm. 285 6 Chabib Thoha, Kapita selekta Islam, Jogjakarta : pustaka pelajar, 1996, cet. I,,hlm. 7
10
mengagamakan orang yang beragama sesuai dengan keyakinannya. Fungsi ini didasarkan pada asumsi bahwa hanya ada satu kebenaran dalam beragama yakni agama yang diyakini oleh masing-masing individu. Sekolah berfungsi membantu peserta didik untuk mengembangkan serta meningkatkan keberagamaan siswa yang indah dimilikinya sebelum masuk ke sekolah, sehingga tidak diperkenankan untuk memberikan alternatif lain kepada mereka. b) Neo-Konvensional. Sebagaimana dalam fungsi konfensional, dalam
fungsi
neo-Konfensional
pendidikan
agama
juga
dimaksudkan untuk meningkatkan keberagaman peserta didik sesuai dengan keyakinannya. Meskipun tujuan utamanya adalah agar peserta didik diharapkan nantinya menjadi ”manusia beragama” sesuai dengan yang diidealkan oleh ajaran agamanya. Pendidikan agama juga memberikan kemungkinan keterbukaan untuk mempelajari agama lain. Namun demikian, pengenalan ajaran
agama-agama
lain
tersebut
adalah
dalam
rangka
memperkokoh agama sendiri atau setidaknya hanya sekedar memakai keyakinan orang lain dalam rangka meningkatkan keberagaman di kalangan antar umat beragama. c) Konvensional tersembunyi. Dalam rangka mengemban tugas atau fungsi ini, pendidikan agama menawarkan sejumlah pilihan ajaran agama dengan harapan peserta didik nantinya akan memilih salah satunya yang dianggap paling benar atau sesuai dengan dirinya tanpa ada arahan pada salah satu diantaranya. Fungsi ini didasarkan pada asumsi bahwa manusia pada dasarnya memiliki potensi beragama yang harus dikembangkan dan dibebaskan untuk memilih, di samping setiap agama memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. d) Implisit. Fungsi ini dimaksud untuk mengenalkan kepada peserta didik ajaran agama secara terpadu dengan seluruh aspek kehidupan
11
melalui berbagai subyek pelajaran. Fungsi ini lebih menekankan pada nilai-nilai universal dari ajaran agama yang berguna bagi kehidupan manusia dalam berbagai aspeknya. e) Non-konvensional.
Dalam
fungsi
ini,
pendidikan
agama
dimaksudkan sebagai alat untuk memahami keyakinan atau pandangan hidup yang dianut oleh orang lain. Pendidikan agama tidak memiliki
peran “agamis”
tetapi
semata-mata untuk
mengembangkan sikap toleransi dalam rangka mengembangkan kerukunan antar umat manusia. Dari berbagai fungsi di atas, nampaknya tidak semuanya sesuai dengan tujuan pendidikan agama di Indonesia. Sesuai dengan penjelasan Bab II pasal 3 UU No. 20 tahun 2003. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan bentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.7 2) Tujuan Pendidikan Agama Islam Tujuan pendidikan Islam yaitu untuk mencapai keseimbangan pertumbuhan diri pribadi manusia muslim secara keseluruhan melalui latihan kejiwaan, akal fikiran, kecerdasan, perasaan dan panca indera sehingga memiliki kepribadian yang utama.8 Dalam literatur lain disebutkan bahwa tujuan pendidikan agama Islam adalah membangun manusia yang utuh dalam rangka pembentukan kepribadian, moralitas, sikap keilmuan dan ilmiyah, kemampua berkarya, profesionalisasi, sehingga mampu menunjukkan amal soleh sesuai dengan nilai-nilai keagamaan dan kehidupan.
7
UU No. 20 Thn 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Penjelasannya, Yogyakarta : Media Wacana Press, 2003, hlm. 12 8 Zuhairini, Metodologi Pendidikon Agama, Solo : Ramadhani, 1993, cet. l, hlm. 60
12
Dengan demikian, tujuan pendidikan agama Islam tidak hanya berorientasi pada pengetahuan agama saja, tetapi juga berorientasi pada pembentukan pribadi yang taat agama, berilmu dan beramal. Jadi dalam pendidikan agama tidak hanya menitik beratkan pada kognitif dan psikomotorik saja, melainkan juga afektifnya, yaitu penghayatan anak dalam mengamalkan ajaran agamanya. c. Fungsi Prestasi Belajar PAI Sebagai siswa yang baik tentu ingin mendapatkan sesuatu peningkatan dalam setiap aktifitasnya. Dalam hal ini prestasi merupakan bagian dari suatu target dalam studinya. Dalam proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil apabila di dalam diri peserta didik akan dapat melakukan sesuatu pada sebelumnya belum diketahui. Begitu juga dalam PAI, siswa dikatakan mencapai prestasi belajar PAI apabila setelah mengikuti kegiatan proses belajar, mampu memahami dan menerapkan teori yang didapatkanya dalam kehidupan sehari-hari yang tercermin dalam perilaku atau akhlak yang mulia. 1) 2)
3)
4)
5)
Menurut Zaenal Arifin, prestasi belajar berfungsi sebagai : Sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai oleh anak didik. Sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Hal ini didasarkan atas asumsi bahwa para ahli psikologi biasanya menyebut ini sebagai tendensi keingintahuan dan merupakan kebutuhan umum manusia. Sebagai bahan informasi dan inovasi pendidikan asumsinya adalah bahwa prestasi belajar dapat dijadikan pendorong dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan meningkatkan mutu pendidikan. Sebagai indikator intern dan ekstern disuatu institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktifitas suatu institusi pendidikan. Asumsinya adalah bahwa kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan anak-anak atau tidak. Asumsi sebagai indikator ekstern dalam arti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan anak didik di masyarakat. Sebagai indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik. Dalam kegiatan proses belajar mengajar anak didik merupakan masalah yang
13
paling utama. Karena anak didiklah yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran yang telah diprogramkan oleh kurikulum.9 Bila dilihat dari beberapa fungsi prestasi belajar, betapa pentingnya kita mengetahui prestasi belajar anak didik baik secara perorangan maupun kelompok. Sebab fungsi prestasi belajar tidak hanya sebagai indikator dalam kebutuhan dalam bidang studi tertentu (PAI) tetapi juga sebagai indikator kualitas akan institusi pendidikan. Disamping itu prestasi belajar juga bertujuan sebagai umpan balik bagi guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar. d. Bentuk-bentuk Prestasi Belajar PAI Hakikat pendidikan secara mendasar merupakan keharusan mutlak pada manusia. Karena manusia akan menjadi manusia seutuhnya hanya dengan melalui pendidikan. Dan harapan yang paling puncak dari manusia setelah melakukan proses pendidikan bisa dibagi menjadi dua macam, yaitu: 1) Dipandang dari pihak orang tua dapat dikatakan bahwa anak itu lahir karena akibat hubungan orangtua. Oleh karena itu yang pertama perubahan setelah melakukan proses pendidikan haruslah bisa berakhlakul karimah kepada kedua orangtuanya. 2) Ditinjau dari manusia dengan sifat kemanusiaannya. Mendidik adalah sifat yang khas pada manusia. Dalam hal ini menurut Immanuel Kant mengatakan: “manusia hanya dapat menjadi manusia karena pendidikan”. Jadi, jika manusia itu tidak dididik maka ia tidak akan menjadi manusia dalam arti sebenarnya. Hal ini diharapkan manusia menjadi manusia yang mendekati sempurna, tahu akan tanggung jawabnya terhadap Tuhan maupun terhadap sesama, yaitu menjadi insan kamil.10
9
Zaenal Arifin, Evaluasi Instruksional Prinsip, Tekhnik Prosedur, Bandung : Remaja Rosdakarya, 1990, hlm.4 10 Suwarno, Pengantar Umum Pendidikan, Jakarta : Aksara Baru, 1992, hlm. 40
14
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar PAI Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor baik dari dirinya atau dari luar dirinya atau lingkungannya. 11 Belajar merupakan proses terjadinya perubahan tingkah laku, baik bersifat kognitif, afektif dan psikomotorik. Sedangkan untuk mencapai tujuan itu perlu didukung berbagai faktor pendukung yang akan mempengaruhinya. Slameto menyatakan bahwa keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor, yaitu faktor intern atau faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar dan faktor ekstern atau faktor yang ada di luar individu. 1) Faktor-faktor lntern Di dalam faktor intern dibagi menjadi tiga faktor, yaitu : faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan. a) Faktor Jasmaniah (1) Faktor Kesehatan Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya atau bebas dari penyakit. Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu. Selain itu juga ia akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badannya lemah, kurang darah ataupun ada gangguan-gangguan atau kelainankelainan fungsi alat inderanya serta tubuhnya. (2) Cacat Tubuh Cacat tubuh adalah suatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh atau badan. Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa yang 11
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikotogi Proses Pendidikan, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2003, hlm. 6
15
cacat tubuh belajarnya juga akan terganggu. Jika hal ini terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatannya. b) Faktor Psikologis (1) Intelegensi Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dalam situasi yang sama, siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil dari pada yang mempunyai tingkat intelegensi rendah. Walaupun begitu siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi belum pasti berhasil dalam belajarnya. Hal ini disebabkan karena belajar adalah suatu proses yang komplek dengan banyak faktor yang mempengaruhinya sedangkan intelegensi adalah salah satu faktor diantara faktor yang lain. (2) Perhatian Untuk menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya jika bahan pelajaran tidak jadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar. (3) Minat Minat
adalah
kecenderungan
yang
tetap
untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Jika terdapat siswa yang kurang berminat di dalam belajar, dapatlah diusahakan agar ia mempunyai minat yang lebih besar dengan cara menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan serta hal-hal yang berhubungan dengan cita-cita serta kaitannya dengan bahan pelajaran yang dipelajari itu.
16
(4) Bakat Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih. (5) Motif Dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik atau padanya mempunyai minat untuk belajar dan memusatkan perhatian, merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan untuk menunjang belajar. Motif-motif diatas dapat juga ditanamkan kepada diri siswa dengan cara memberikan latihan-latihan kebiasaan yang kadang-kadang juga dipengaruhi oleh keadaan lingkungan. (6) Kematangan Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan seseorang dimana alat-alat sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru, misalnya anak dengan kakinya sudah siap untuk berjalan, tangan dan jari-jarinya sudah siap untuk menulis, dengan otaknya sudah siap untuk berpikir abstrak dan lain-lain. (7) Kesiapan Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan maka hasilnya akan lebih baik.12 c) Faktor Kelelahan Mencakup kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbulnya kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan suatu hilang, 12
Ibid, hlm.55-59
17
2) Faktor-faktor Ekstern a) Faktor Keluarga Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa : cara orang tua mendidik, reaksi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga. b) Faktor Sekolah Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup : metode belajar, kurikulum, reaksi guru dengan siswa, reaksi siswa dengan guru, reaksi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. c) Faktor masyarakat Meliputi kegiatan siswa didalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat. Sedangkan menurut Syeh Ibrahim bahwa faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu ada 6 :
ِسَاُنْبِ ْيكَ عَنْ مَجْمُىْعِهَابِبَيَاّن
##
ٍاَالالتَنَالُ ْالعِّلْمَ اِالَ بِسِّتَت
ِ وَاِرْشَادِاُسّْتَاذٍ وَطُىْلِ زَمَاّن## ٍذَكَاءٍ وَحِرْصِ وَاسْطِبَارٍوَبُّلْغَت Ingatlah kamu tidak akan berhasil dalam memperoleh ilmu kecuali dengan 6 perkara yang akan dijelaskan kepadamu secara ringkas, yaitu (1) kecerdasan, (2) cinta pada ilmu, (3) kesabaran, (4) biaya cukup, (5) petunjuk guru dan (6) masa yang lama.13 Dari penjelasan-penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai prestasi dalam belajar diperlukan adanya beberapa faktor yaitu faktor intern dan faktor ekstern serta syaratsyarat yang harus dipenuhi oleh siswa. f. Indikator-indikator Hasil Belajar PAI Hasil belajar yang dikuasai siswa mencakup tiga aspek, yaitu aspek kognitif,
13
meliputi
perubahan-perubahan
dalam
segi
penguasaan
Syeh lbrahim, Syeh Zarnuji, Syarah Ta'lim Muta'alim, Semarang : Toha Putra, t.th, hlm. 14
18
pengetahuan,
perkembangan
pengetahuan
dan
kemampuan
yang
diperlukan untuk menggunakan pengetahuan tersebut. Kedua aspek afektif meliputi perubahan-perubahan dari segi mental, perasaan, dan kesadaran. Ketiga aspek psikomotorik meliputi perubahan-perubahan dalam segi bentuk-bentuk tindakan motorik. 1) Aspek Kognitif, meliputi : a) Pengetahuan, yaitu kemampuan mengingat kembali hal-hal yang telah lalu dipeljari. b) Pemahaman, yaitu kemampuan untuk memahami atau mengerti suatu nbahan yang telah dipelajari. c) Penerapan, yaitu kemampuan hal-hal yang telah dipelajari untuk menghadapi situasi-situasi baru dan nyata d) Analisis, yaitu kemampuan menjabarkan sesuatu menjadi bagianbagian sehingga struktur-stnrktur organisasinya mudah dipahami. e) Sintesis, yaitu kemampuan memadukan bagian-bagian menjadi keseluruhan yang berarti. f) Penilaian, yaitu kemampuan memberikan penilaian terhadap sesuatu berdasarkan kriteria intern atau kelompok atau kriteria ekstern atau yang ditetapkan terlebih dahulu. 2) Aspek-aspek afektif, meliputi : a) Kesadaran yaitu kemampuan untuk memperhatikan sesuatu hal b) Antisipasi, yaitu kemampuan untuk turut serta dalam sesuatu hal c) Penghayatan penilaian, yaitu kemampuan untuk menerima nilai. d) Pengorganisasian nilai, kemampuan untuk memiliki sistem nilai dalam diri. e) Karakteristik diri, yaitu kemampuan untuk memiliki pola hidup (life style) dimana sistem nilai yang terbentuk dalam dirinya mampu mengawasi tingkatannya.
19
3) Aspek Psikomotorik, meliPuti : a) Gerak reflek, yaitu kemampuan untuk melakukan tindakantindakan yang terjadi secara tidak sengaja dalam menyambut sesuatu rangsangan. b) Gerakan dasar, yaitu kemampuan melatcukan gerakan yang bersifat pembawaan dan terbentuk dari kombinasi gerakan refleksi. c) Kemampuan
perseptual,
yaitu
kemampuan
menerjemahkan
perangsangan yang diterima melalui alat indera menjadi gerakan yang terlatih. d) Kemampuan jasmani, yaitu kemampuan dan gerakan-gerakan dasar yang merupakan inti untuk memperkembangkan gerakan yang terlatih. e) Gerakan-gerakan terlatih, yaitu gerakan-gerakan yang mantap dan tingkat efisiensi tinggi. f) Komunikasi
nondeskursit,
ialah
kemampuan
melakukan
komunikasi dengan isyarat gerakan badan.14 Demikian ketiga aspek belajar PAI yang menjadi obyek yang hendak dicapai siswa secara maksimal dan seimbang, karena ketiganya merupakan satu kesatuan yang utuh, jika salah satu aspek tersebut tidak terpenuhi maka tujuan pelajaran PAI tidak tercapai, dimana tujuan tersebut bisa tercapai dengan eksistensi ketiganya. 2. Pengertian Motivasi Belajar Motivasi merupakan salah satu aspek psikis yang memiliki pengaruh terhadap pencapaian prestasi belajar. Dalam Psikologi, istilah motif sering dibedakan dengan istilah motivasi. Untuk lebih jelasnya apa yang dimaksud dengan motif dan motivasi, berikut ini penulis akan memberikan pengertian dari kedua istilah tersebut. Kata "motif" diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.15 Atau 14
Zahara ldris, Usman Jamal, Pengantar Pendidikan, Jakarta : Gramedia Wicaksana, 1992, hlm..33 15 Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : C.V. Rajawali, 1990), Cet. Ke-12, hlm. 73
20
seperti dikatakan oleh Sardiman dalam bukunya Psychology Understanding of Human Behavior yang dikutip M. Ngalim Purwanto: motif adalah tingkah laku atau perbuatan suatu Nasution, motif
adalah
tujuan
atau
perangsang. 16 Sedangkan
S.
segala daya yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu.17 Dengan demikian motif adalah dorongan atau kekuatan dari dalam diri seseorang yang dapat menggerakkan dirinya untuk melakukan sesuatu. Adapun pengertian motivasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer adalah keinginan atau dorongan yang timbul pada
diri
seseorang baik secara sadar maupun tidak sadar untuk melakukan sesuatu perbuatan dengan tujuan tertentu.18 Pendapat-pendapat para ahli tentang definisi motivasi diantaranya adalah: M. Alisuf Sabri, motivasi adalah segala sesuatu yang menjadi pendorong tingkah laku yang menuntut atau mendorong orang untuk memenuhi suatu kebutuhan.19 WS Winkel, motivasi adalah daya penggerak yang telah menjadi aktif, motif menjadi aktif pada saat tertentu, bahkan kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau dihayati.20 Selanjutnya, M. Ngalim Purwanto mengemukakan bahwa motivasi adalah pendorong suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkahlaku seseorang agar ia menjadi tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.21
16
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 1998), Cet. Ke-5, hlm. 60 17 S. Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, (Jakarta : Bumi Aksara, 1995), Cet. Ke-1, Ed. 2, hlm. 73 18 Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta : Modern English, 1991), hlm. 997 19 M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta : CV. Pedoman Ilmu Jaya, 2001), Cet. Ke-3, hlm. 90 20 Sardiman A.M, Op.Cit, hlm. 87 21 WS. Winkel, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, (Jakarta : PT. Gramedia, 1986), Cet. Ke-3, hlm. 71
21
Menurut MC. Donald, yang dikutip oleh Sardiman A.M, motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya ”feeling” dan didahului dengan tanggapan adanya tujuan.22 Dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli bahwa motivasi adalah suatu perubahan yang terdapat pada diri seseorang untuk melakukan sesuatu guna mencapai tujuan. Dapat disimpulkan bahwa motivasi sebagai suatu perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya perasaan dan didahului dengan adanya tujuan, maka dalam motivasi terkandung tiga unsur penting, yaitu : a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia, perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi di dalam sistem ”neurophysiological” yang ada pada organisme manusia. b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa ”feeling, afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia. c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi yakni tujuan.23 Dengan demikian yang dimaksud dengan motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. 3. Macam-macam Motivasi Belajar Dilihat dari berbagai sudut pandang, para ahli psikologi berusaha untuk menggolongkan motif-motif yang ada pada manusia atau suatu organisme ke dalam beberapa golongan menurut pendapatnya masingmasing. 22 23
Ngalim Purwanto, Op.Cit, hlm. 71 Sardiman A.M. Op.Cit., hlm. 74
22
Diantaranya menurut Woodwort dan Marquis sebagaimana dikutip oleh Ngalim Purwanto, motif itu ada tiga golongan yaitu : a. Kebutuhan-kebutuhan organis yakni, motif-motif yang berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan bagian dalam dari tubuh seperti: lapar, haus, kebutuhan bergerak, beristirahat atau tidur, dan sebagainya. b. Motif-motif yang timbul sekonyong-konyong (emergency motives) inilah motif yang timbul bukan karena kemauan individu tetapi karena ada rangsangan dari luar, contoh : motif melarikan diri dari bahaya, motif berusaha mengatasi suatu rintangan. c. Motif Obyektif yaitu motif yang diarahkan atau ditujukan ke suatu objek atau tujuan tertentu di sekitar kita, timbul karena adanya dorongan dari dalam diri kita.24 Arden
N.
Frandsen
yang
dikutip
oleh
Sardiman,
A.
M,
mengemukakan jenis motivasi dilihat dari dasar pembentukannya, yaitu : motif bawaan, (motive psychological drives) dan motif yang dipelajari (affiliative needs), misalnya : dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan dan sebagainya.25 Selanjutnya Sartain membagi motif-motif itu menjadi dua golongan sebagai berikut : a. Psychological drive adalah dorongan-dorongan yang bersifat fisiologis atau jasmaniah seperti lapar, haus dan sebagainya. b. Sosial Motives adalah dorongan-dorongan yang ada hubungannya dengan manusia lain dalam masyarakat seperti dorongan selalu ingin berbuat baik (etika) dan sebagainya. 26 Adapun bentuk motivasi belajar di Sekolah dibedakan menjadi dua macam, yaitu : a. Motivasi Intrinsik b. Motivasi Ekstrinsik
24
Ngalim Purwanto, Ibid, hlm. 64 Sardiman A.M, Loc. Cit 26 Ngalim Purwanto, Op.Cit., hlm. 62 25
23
1) Motivasi Intrinsik Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorong melakukan tindakan belajar.27 Dalam buku lain motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri seseorang atau motivasi yang erat hubungannya dengan tujuan belajar, misalnya ingin memahami suatu konsep, ingin memperoleh pengetahuan dan sebagainya.28 Faktor-faktor yang dapat menimbulkan motivasi intrinsik adalah: a) Adanya kebutuhan b) Adanya pengetahuan tentang kemajuan dirinya sendiri c) Adanya cita-cita atau aspirasi.29 2) Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah hal atau keadaan yang datang dari luar individu siswa, yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar.30 Bentuk motivasi ekstrinsik ini merupakan suatu dorongan yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar, misalnya siswa rajin belajar untuk memperoleh hadiah yang telah dijanjikan oleh orang tuanya, pujian dan hadiah, peraturan atau tata tertib sekolah, suri tauladan orang tua, guru dan lain-lain merupakan contoh konkrit dari motivasi ekstrinsik yang dapat mendorong siswa untuk belajar. Dalam perspektif kognitif, motivasi intrinsik lebih signifikan bagi siswa karena lebih murni dan langgeng serta tidak bergantung pada dorongan atau pengaruh orang lain. Perlu ditegaskan, bukan berarti motivasi ekstrinsik tidak baik dan tidak penting. Dalam kegiatan belajar mengajar tetap penting, karena kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis berubah-ubah dan 27
Muhibbinsyah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2002), Cet. Ke-7, hlm. 136 28 H. M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1996), hlm. 85 29 Akyas Azhari, Psikologi Pendidikan, (Semarang : Dina Utama Semarang, 1996), Cet. Ke-1, hlm. 75 30 Muhibbinsyah, Op. Cit. hlm. 82
24
juga mungkin komponen-komponen lain dalam proses belajar mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa sehingga siswa tidak bersemangat dalam melakukan proses belajar mengajar baik di sekolah maupun di rumah. Bahwa setiap siswa tidak sama tingkat motivasi belajarnya, maka motivasi ekstrinsik sangat diperlukan dan dapat diberikan secara tepat. Di dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi, siswa dapat
mengembangkan
aktifitas
dan
inisiatif
sehingga
dapat
mengarahkan dan memelihara kerukunan dalam melakukan kegiatan belajar. 4. Fungsi Motivasi dalam Belajar Motivasi sangat berperan dalam belajar, siswa yang dalam proses belajar mempunyai motivasi yang kuat dan jelas pasti akan tekun dan berhasil belajarnya. Makin tepat motivasi yang diberikan, makin berhasil pelajaran itu. Maka motivasi senantiasa akan menentukan intensitas usaha belajar bagi siswa. Adapun fungsi motivasi ada tiga, yaitu : a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. b. Menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. c. Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dijalankan yang serasi guna mencapai tujuan itu dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.31 Seorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan. 31
Sardiman, A.M, Loc.Cit
25
Selain itu ada juga fungsi lain yaitu, motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi, karena secara konseptual motivasi berkaitan dengan prestasi dan hasil belajar. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya. 5. Upaya dalam Menumbuhkan Motivasi Belajar Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas bahwa motivasi merupakan faktor yang mempunyai arti penting bagi siswa. Apalah artinya bagi seorang siswa pergi ke sekolah tanpa mempunyai motivasi belajar. Bahwa diantara sebagian siswa ada yang mempunyai motivasi untuk belajar dan sebagian lain belum termotivasi untuk belajar. Seorang guru melihat perilaku siswa seperti itu, maka perlu diambil langkah-langkah untuk membangkitkan motivasi belajar siswa. Membangkitkan motivasi belajar tidaklah mudah, guru harus dapat menggunakan berbagai macam cara untuk memotivasi belajar siswa. Cara membangkitkan motivasi belajar diantaranya adalah : a. Menjelaskan kepada siswa, alasan suatu bidang studi dimasukkan dalam kurikulum dan kegunaannya untuk kehidupan. b. Mengkaitkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa di luar lingkungan sekolah. c. Menunjukkan antusias dalam mengajar bidang studi yang dipegang. d. Mendorong siswa untuk memandang belajar di sekolah sebagai suatu tugas yang tidak harus serba menekan, sehingga siswa mempunyai intensitas untuk belajar dan menjelaskan tugas dengan sebaik mungkin. e. Menciptakan iklim dan suasana dalam kelas yang sesuai dengan kebutuhan siswa. f. Memberikan hasil ulangan dalam waktu sesingkat mungkin. g. Menggunakan bentuk-bentuk kompetisi (persaingan) antar siswa.
26
h. Menggunakan intensif seperti pujian, hadiah secara wajar.32 Menurut Sardiman A.M, ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah. Beberpa bentuk dan cara motivasi tersebut diantaranya : a. Memberi angka b. Hadiah c. Saingan/kompetisi d. Memberi ulangan e. Mengetahui hasil f. Pujian g. Hukuman h. Hasrat untuk belajar i. Minat j. Tujuan yang diakui.33 Demikian pembahasan tentang upaya dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa dan bentuk-bentuk motivasi yang dapat dipergunakan oleh guru agar berhasil dalam proses belajar mengajar serta dikembangkan dan diarahkan untuk dapat melahirkan hasil belajar yang bermakna bagi kehidupan siswa.
C. Hipotesis Tindakan Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan yang diteliti, Jawaban ini dapat benar, atau salah tergantung pembuktian di lapangan. Sebagaimana diungkapkan oleh S. Margono, bahwa “hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin atau paling tinggi tingkat kebenarannya.34 Peneliti mengajukan hipotesis tindakan dalam penelitian ini berupa prestasi belajar pendidikan agama Islam siswa kelas VI akan meningkat jika 32
Tadjab, Ilmu Jiwa Pendidikan, (Surabaya: Karya Abitama, 1994), cet. Ke-1, hlm. 103 Sardiman A.M, Op.Cit., hlm. 92-95 34 Nana Sudjana, Ibrohim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru, 1989),hlm. 12. 33
27
diterapkan dengan melalui pemberian motivasi guru di SD Negeri 01 Brangsong Kabupaten Kendal tahun ajaran 2010/2011.
BAB III METODE PENELITIAN Secara etimologi, istilah metode berasal dari bahasa Yunani ”Metodhos”. Kata ini terdiri dari dua suku kata yaitu “metha” yang berarti melalui dan “hodhos” yang berarti jalan atau cara untuk mencapai tujuan.1 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia metode adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud, cara kerja bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.2 Jadi metode penelitian disini merupakan suatu cara yang sistematis yang digunakan peneliti untuk mencapai tujuan dari penelitian. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan merupakan suatu proses yang memberikan kepercayaan pada pengembangan kekuatan berpikir reflektif, diskusi, penentuan keputusan dan tindakan oleh orangorang biasa, berpartisipasi penelitian kolektif mengatasi kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi kegiatannya. 3 Penelitian ini menurut Kurt Lewin menggambarkan penelitian tindakan sebagai suatu proses siklikal spiral yang meliputi beberapa langkah yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.4
1
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta : Ciputat Pers, 2002), hlm. 40 2 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Op. Cit, hlm. 652 3 Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2008), Cet. 6, hlm. 3 4 Ibid, hlm. 145
28
29
Adapun bagan alur penelitiannya sebagai berikut : Perencanaan Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan Perencanaan Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan Perencanaan Refleksi
SIKLUS III
Pelaksanaan
Pengamatan
?
Dan seterusnya sesuai dengan kebutuhan. B. Subyek Penelitian Subyek yang akan diteliti atau sampel yang akan diteliti adalah siswa yang mendapat pembelajaran tentang pendidikan agama Islam (PAI) yaitu pada siswa kelas VI SDN 01 Brangsong Kendal berjumlah 25 siswa. C. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN 01 Brangsong Kendal. Penelitian ini berlangsung selama 2 bulan (8 minggu). Pada minggu pertama digunakan untuk kegiatan persiapan, yaitu dengan melakukan penentuan siswa yang diteliti, mengkondisikan tempat untuk praktik, dan persiapan administrasi, minggu kedua digunakan untuk kegiatan pembelajaran siswa tentang pendidikan agama Islam (siklus I), yaitu melaksanakan pembelajaran oleh guru di kelas, minggu ketiga melaksanakan evaluasi siklus I, yaitu dengan mengadakan tes pengamatan secara bersama-sama kemudian dilanjutkan
30
dengan tes tertulis secara
individu. Minggu keempat
pelaksanaan
pembelajaran siklus II, minggu kelima evaluasi untuk siklus II. Dalam rancangan ini peneliti menyusun rancangan pembelajaran untuk 2 siklus. Pada pelaksanaannya nanti akan direvisi pada setiap siklus berjalan.Metode pengumpulan data D. Langkah-langkah Penelitian Dalam langkah-langkah PTK untuk setiap siklusnya terdiri dari 4 langkah yaitu yang terdiri dari perencanaan tindakan (planing), pelaksanaan tindakan (acting), observasi (observing), refleksi (reflecting). Secara rinci dapat digambarkan sebagai berikut : 1. Siklus I a. Perencanaan. 1) Menentukan materi yang akan diajarkan pada kelas VI SDN 01 Brangsong Kendal semester II tahun ajaran 2010/2011. 2) Menentukan
metode
dan
pendekatan
pembelajaran
dalam
pembelajaran yang akan dilaksanakan. 3) Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan peraga yang diperlukan. 4) Mengembangkan
skenario
pembelajaran,
dari
rencana
pembelajaran hingga saat evaluasi. 5) Membuat lembar pantauan siswa tentang keaktifan siswa saat pembelajaran. 6) Membentuk kelompok yang anggotanya yang tempat tinggalnya masih satu daerah. Peserta didik dibagi menjadi 5 (lima) kelompok dengan setiap kelompoknya beranggotakan 5 orang. Untuk belajar mandiri di rumah 7) Menyiapkan format evaluasi yang berupa lembar penilaian tes pengamatan maupun tertulis. b. Pelaksanaan Yaitu dengan melaksanakan :
31
1) Setelah menyiapkan apa yang dibutuhkan dalam pembelajaran, termasuk RPP dan peraga, guru mulai mempelajarinya dengan seksama supaya dalam pelaksanaannya bisa berjalan lancar. 2) Guru melaksanakan pembelajaran pendidikan agama Islam sesuai dengan yang sudah direncanakan di RPP. 3) Guru memantau perhatian siswa terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung. 4) Guru menulis dalam daftar siswa yang aktif dan yang kurang aktif dikelompokkan tersendiri. 5) Guru mengajukan beberapa pertanyaan tentang bagaimana siswa pada masing-masing kelompok di rumah mereka tentang bagaimana cara belajar di rumah mereka masing-masing 6) Guru mengajukan beberapa pertanyaan tentang bagaimana kondisi orang tua mereka ketika para siswa belajar di rumah masingmasing c. Observasi dengan mengamati terjadinya aktifitas belajar siswa, dengan memantau selama pembelajaran berlangsung. Mencatat apa saja yang dilakukan siswa selama pembelajaran berlangsung, apakah aktif memperhatikan pelajaran yang disampaikan oleh guru atau bergurau dengan temannya atau bahkan sibuk dengan aktifitas sendiri tanpa mengacuhkan pelajaran yang disampaikan oleh guru. d. Refleksi a) Menilai hasil tindakan dengan menilai hasil belajar siswa. b) Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan. c) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk digunakan pada siklus berikutnya. 2. Siklus II a. Perencanaan 1) Mengidentifikasi masalah berdasarkan refleksi siklus I dan alternative pemecahan masalahnya
32
2) Guru menampung semua permasalahan yang muncul setelah siswa melakukan siklus I 3) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada pokok bahasan yang sama dengan materi yang berbeda dari siklus I melalui pengelolaan kelas yang lebih efektif. 4) Guru menyiapkan kembali lembar pengamatan yang meliputi lembar pengamatan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran maupun dalam aktifitas selama di sekolah. b. Pelaksanaan tindakan Kegiatan yang dilaksanakan tahap ini yaitu Pengembangan rencana tindakan II dengan melaksanakan tindakan upaya lebih meningkatkan semangat belajar peserta didik dalam pembelajaran. Secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut : 1) Guru melaksanakan langkah-langkah kegiatan yang tercantum dalam RPP mulai dari kegiatan awal pembelajaran. Guru lebih menekankan agar siswa lebih fokus dalam belajar dan semangat supaya hasilnya bisa maksimal. 2) Guru menjelaskan materi yang telah direncanakan pada kegiatan inti dimulai dari yang dirasa kurang dari evaluasi pada siklus I, jd tidak mengulang dari awal, tinggal mengulang yang kurangkurang saja. 3) Guru selalu memantau pada setiap aktifitas siswa untuk ikut aktif dalam proses pembelajaran. 4) Setiap siswa diberi lembar pantau yang sekiranya dilakukan di rumah dan yang tidak dilakukan oleh siswa untuk mengisis cek list yang sudah disediakan oleh guru. 5) Guru bersama kolaborator membahas hasil pembelajaran para siswa dan mencari solusi kesulitan-kesulitan yang dihadapi para siswa. c. Observasi
33
Guru mencatat semua proses yang terjadi dalam tindakan model pembelajaran, mendiskusikan tentang tindakan II yang telah dilakukan, dan juga kesulitan yang mungkin dihadapi para siswa setelah melakukan siklus II. Bersama kolaborator guru membahas hasil pembelajaran selama para siswa mengikuti proses pembelajaran. Dengan aktif mengikuti pembelajaran atau hanya ramai sendiri. Peneliti bersama kolaborator mengidentifikasi para siswa yang masih kurang aktif kemudian dikelompokkan tersendiri untuk ditanya jawab kira-kira bagaimana yang membuat siswa tidak ikut serta aktif dalam pembelajaran. Kemudian juga mengidentifikasi para siswa yang nilai hasil belajar yang kurang, tentang bagaimana penyebab bisa hasil belajar mereka kurang. d. Refleksi 1) Tes evaluasi pembelajaran yang telah di lakukan. 2) Menganalisis Hasil pengamatan untuk memperoleh gambaran bagaimana dampak dari tindakan yang dilakukan, hal apa saja yang perlu diperbaiki sehingga diperoleh hasil refleksi kegiatan yang telah dilakukan. E. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dilakukan secara terjadwal. Pengumpulan data menggunakan multi metode yakni : 1. Metode Pengamatan (observasi) Metode pengamatan (observasi) cara pengumpulan data terjun langsung ke lapangan terhadap objek yang diteliti (populasi atau sampel).5 Dalam kegiatan ini, peneliti secara langsung maupun tidak langsung mengamati bagaimana pelaksanaan pembelajaran, baik dari aktifitas siswa yaitu ketika dalam pembelajaran maupun sampai pada kegiatan di rumah masing-masing, pembelajaran yang dilakukan guru 5
23
Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004) hlm.
34
berkaitan pembelajaran PAI siswa yang dilakukan di SDN 01 Brangsong Kendal semester II tahun ajaran 2010/2011. 2. Metode Test Metode evaluasi yang digunakan adalah jenis test. Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang kemampuan penguasaan materi maupun bentuk praktiknya yang diperoleh siswa dari pembelajaran yang telah dilaksanakan yaitu tentang pendidikan agama Islam (PAI). Jenis testnya adalah test tertulis dan pengamatan, mulai dari bersama-sama dalam pembelajaran di kelas kemudian di test secara individu secara tertulis. 3. Metode Wawancara (interview) Metode Wawancara (interview) Yaitu metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan secara sistematik dan berlandaskan pada tujuan penelitian.6 Maksud metode ini mengadakan komunikasi langsung terhadap peserta didik yang sedang belajar maupun dengan orang tua siswa. Untuk mengetahui dari beberapa kesulitan yang dialami siswa, baik dari kendala dalam belajar, kesulitan yang dihadapi di sekolah, sampai kesulitankesulitan yang dialami siswa di rumah masing-masing ketika belajar sendiri guna memperoleh informasi dari semua siswa tentang kesulitan yang dihadapi, sehingga sebagai bahan masukan untuk memperbaiki pada siklus selanjutnya. 4. Metode Dokumentasi Sumber dokumentasi pada dasarnya ialah segala bentuk sumber informasi yang berhubungan dengan dokumen baik resmi maupun tidak resmi.7 Metode dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan data fisik yang berbentuk tulisan maupun artifact, foto dan sebagainya. 8
6 7
41-42
ibid, hlm 192 Muhammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan Statistik (Bandung, Bumi Aksara, 1993),hlm
35
F. Tehnik Analisis Data Analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola kategori dan satuan uraian dasar, sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan ide yang disarankan oleh data. Sebagaimana dalam pelaksanaan PTK, analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Analisis kualitatif digunakan untuk memberikan informasi
yang
menggambarkan peningkatan hasil belajar dan aktivitas belajar peserta didik dan pelaksanaan pembelajaran PAI dengan melalui pemberian motivasi belajar kepada peserta didik oleh guru mereka. 2. Analisis Kuantitatif digunakan untuk menganalisis nilai hasil belajar peserta didik dan perolehan skor aktivitas belajar pada pembelajaran PAI dengan melalui pemberian motivasi belajar oleh guru mereka Dalam hal ini peneliti menggunakan statistik deskripif dengan mencari nilai rata-rata dan prosentase dari hasil belajar maupun aktivitas belajar peserta didik, sebagaimana rumus: P
F 100 % N
sedangkan
X
F N
Keterangan F = jumlah skor peserta didik
N = Jumlah skor keseluruhan
P = Jumlah skor dalam prosen
X = Rata- rata
G. Indikator Pencapaian Indikator yang menjadi pedoman dalam penelitian ini adalah meningkatnya hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran PAI. Dengan melalui pemberian motivasi oleh orang tua mereka akan ada peningkatan dalam pestasi belajar. Dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) 70.
8
Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: PT. Gramedia, 1991), hlm 23
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Umum Sekolah 1. Profil Sekolah SD Negeri 1 Brangsong Kendal terletak di Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal. Letaknya sangat strategis, di samping jalan raya sehingga aksesnya sangat mudah. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan sebagai berikut:1 a. Nama Sekolah
: SD Negeri 1 Brangsong
b. NIS
: 20321671
c. NSS
: 101032409001
d. Propinsi
: Jawa Tengah
e. Otonomi
: Kendal
f. Kecamatan
: Brangsong
g. Desa
: Brangsong
h. Alamat
: jl. Raya Brangsong no. 91
i. Kode POS
: 51371
j. Tlp.
: (0294) 382482
k. Daerah
: Pedesaan
l. Status Sekolah
: Negeri
m. Kel. Sekolah
: Inti
n. Akreditasi
: B th 2004
o. SK
: no. 421.2/003/IX/26/85 tgl : 1 Maret 1985
p. Penerbit SK
: Ka. Dinas P dan K Prod. Jateng (Drs. Karseno)
q. Tahun berdiri
: 1912
r. Kegiatan belajar
: pagi
s. Bangunan sekolah
: milik sendiri
t. Luas bangunan
: 1.882 m²
u. Jumlah anggota rayon : 6 sekolah v. Penyelenggara 1
: pemerintah
Dokumentasi profil SDN 1 Brangsong Kendal tahun 2011
37
38
2. Visi dan Misi Sekolah a. Visi “Mewujudkan manusia yang berbudi pekerti luhur dan unggul dalam berprestasi” Untuk mencapai visi tersebut, perlu dilakukan suatu misi berupa kegiatan jangka panjang dengan arah yang jelas. Berikut ini merupakan misi yang dirumuskan berdasarkan visi di atas.2 b. Misi Di
setiap
kerja
komunitas
pendidikan,
sekolah
selalu
menumbuhkan disiplin sesuai aturan bidang kerja masing-masing, saling menghormati dan saling percaya dan tetap menjaga hubungan kerja yang harmonis
dengan
berdasarkan
pelayanan
prima,
kerjasama,
dan
silaturahmi. Penjabaran Visi di atas meliputi: 1) Melaksanakan proses belajar mengajar secara aktif, efisien dan menyenangkan 2) Mengembangkan
potensi
anak
sesuai
dengan
bakaat
dan
kemampuannya 3) Menanamkan dan membiasakan anak untuk bertutur kata dan perilaku luhur dalam kehidupan sehari-hari Misi merupakan kegiatan jangka panjang yang masih perlu diuraikan menjadi beberapa kegiatan yang memiliki tujuan lebih detil dan lebih jelas.3
2 3
Dokumentasi profil SDN 1 Brangsong Kendal tahun 2011 Dokumentasi SDN 1 Brangsong Kabupaten Kendal tahun 2011
39
3.
Struktur Organisasi STRUKTUR ORGANISASI SDN 1 BRANGSONG TAHUN PELAJARAN 2010/2011 4
Komite Sekolah (Ketua) Achmad Khusen
Kepala Sekolah Maskur S. Pd.
Komite Sekolah (Wakil) Samiyo Puspito
Kepala TU Asro’i
Guru Kelas I Siti Khasanah
Guru Kelas II Nilmatul Chikmah
Guru Kelas III Sri Agustini
Guru Kelas IV Sri Supartini
Guru Kelas V Sumiyati
Guru PAI Iwan Kiswanto
Guru Kelas VI Suparwi
Siswa-Siswi SDN 1 Brangsong 4.
Keadaan Guru dan Siswa a. Keadaan Guru 1) Jumlah Guru Keseluruhan
: 11 orang
2) Guru tidak tetap
: 3 orang
3) Guru PNS
: 8 orang
4) Staf Tata Usaha
: 1 Orang
4
Dokumentasi SDN 1 Brangsong Kabupaten Kendal tahun 2011
Guru Penjasorkes Ainul Mardhiyah S.Pd.
40
Tabel Keadaan Guru5 No
Nama
L/P
Jabatan
1.
Maskur
L
Kepala Sekolah
2.
Siti Khasanah
P
Guru Kelas I
3.
Sri Agustini
P
Guru Kelas III
4.
Sumiyati
P
Guru Kelas V
5.
Ainul Mardhiyah
P
Guru O. R.
6.
Sri Supartini
P
Guru Kelas IV
7.
Suparwi
P
Guru Kelas VI
8.
Iwan Kiswanto
L
Guru PAI
9.
Ambarwati
P
Guru Tari
10. Nikmatul Chikmah
P
Guru Kelas II
11. Sri Rokhayati
P
Guru B. Inggris
12. Asro’i
L
Tata Usaha
Ket.
b. Keadaan Siswa Keadaan siswa atau siswa yang belajar di SDN 1 Brangsong Kabupaten Kendal tahun pelajaran 2010/2011 sebanyak 168 siswa yang terdiri dari 75 laki-laki dan 93 perempuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut :
No 1 2 3 4 5 6
5 6
Kelas I II III IV V VI Jumlah
Tabel Kondisi Siswa6 Jumlah L P 12 18 18 15 13 14 10 14 11 18 11 14 75 93
Dokumentasi profil SDN 1 Brangsong Kendal tahun 2011 Dokumentasi profil SDN 1 Brangsong Kendal tahun 2011
Jumlah 30 33 27 24 29 25 168
41
5.
Sarana dan Prasarana Keadaan sarana dan prasarana dalam menunjang proses belajar mengajar sangatlah menentukan, oleh karenanya SDN 1 Brangsong Kabupaten Kendal dapat dikatakan memiliki sarana dan
prasarana yang
cukup baik dan memadai walaupun tentunya masih terdapat adanya kekurangan, namun beberapa kekurangan tersebut tetap terus diusahakan guna kelancaran dan tercapainya tujuan dalam pembelajaran sekolah tersebut. Adapun jenis serta keadaan sarana dan prasarana tersebut dapat dilihat dari tabel berikut. Tabel Sarana Prasarana7 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
7
Nama Barang Ruang Kepala Sekolah Ruang Guru Ruang TU dan Karyawan Ruang Kelas Ruang Pramuka Ruang UKS Ruang Penjaga Perpustakaan Ruang Komputer Kamar Kecil Guru Perum Guru MCK Lapangan Olah Raga Mushola Koperasi Sekolah Kantin Sekolah Halaman Sekolah Tempat Parkir sepeda Kamar Kecil siswa Gudang
Jumlah
Keterangan
1 1 1 6 1 1 1 1 1 1 2 4 1 1 1 3 1 1 3 1
Baik Baik Baik 1 rusak Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
Dokumentasi, SDN I Brangsong Kabupaten Kendal tahun 2011
42
B. Hasil Penelitian 1. Prasiklus Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada minggu pertama yaitu mengajukan surat ijin riset kepada Kepala Sekolah Dasar Negeri 1 Brangsong Kabupaten Kendal yaitu dengan Bapak Maskur S. Pd. guna memperoleh ijin untuk melakukan penelitian berkaitan penelitian penulis tentang upaya meningkatkan prestasi belajar PAI siswa melalui pemberian motivasi. Setelah mendapat persetujuan peneliti langsung mengadakan observasi tentang keadaan sekolah, baik keadaan guru, siswa, keadaan sarana prasarana dan lain sebagainya. Kemudian mengutarakan niat penelitian yaitu pada kelas VI untuk melakukan penelitiannya, karena yang dianggap sudah bisa diajak kerja sama dan meminta bantuan guru kelas VI yaitu Ibu Suparwi untuk menjadi kolaborator. Juga tidak luput menyusun rencana bersama kolaborator guna persiapan pelaksanaan penelitian bagaimana pelaksanaannya dan kapan waktunya pelaksanaannya. Bersama Ibu Suparwi selaku guru kelas VI dan juga sekaligus kolaborator dan juga bersama guru PAI yaitu Bapak Iwan Kiswanto, peneliti melakukan wawancara tentang kondisi obyek penelitian dalam hal ini siswa kelas VI tentang bagaimana prestasi belajar PAI selama ini dan bagaimana keaktifan siswa ketika mengikuti pembelajaran. Dan juga tidak luput mewawancarai siswa selaku obyek penelitian guna mengetahui bagaimana keadaan di rumah masing-masing, karena kondisi di rumah sangat mempengaruhi prestasi siswa. Karena orang ketika siswa di rumah adalah guru mereka. Setelah melakukan wawancara peneliti mendapat informasi yaitu yang menyatakan
bahwa
pelaksanaan
pembelajaran
PAI
belum
mampu
memaksimalkan potensi para siswa, prestasi setiap kali diadakannya evaluasi hanya beberapa yang bisa lulus atau dengan nilai lebih dari Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Serta masih terjadi komunikasi satu arah artinya siswa cenderung pasif dan kurang mempunyai pengalaman belajar dalam pembelajaran. Sehingga
siswa kurang menyukai pelajaran
PAI dan
menyebabkan hasil belajar rendah. Hal ini terbukti dengan rata-rata hasil
43
belajar dan prosentase ketuntasan belajar siswa yaitu nilai formatif semester I siswa kelas VI pada tahun ajaran 2010/2011 terakhir adalah 63,5. 2. Hasil Siklus I a. perencanaan Pada hasil penelitian yang peneliti lakukan di SDN 1 Brangsong Kabupaten Kendal pada tahap siklus I ini pada awalnya peneliti melakukan pembelajaran seperti biasa yaitu melakukan pemelajaran PAI secara konvesional. Tetapi kemudian setelah dianggap materi sudah disampaikan secara keseluruhan yaitu pada pada materi pokok bahasan standar kompetensi melafalkan dan mengartikan surat pendek pilihan dengan kompetensi dasar membaca surat Al Maidah ayat 3 dan surat Al Hujurat ayat 13 dengan indikator (1). Melafalkan kata dan kalimat surat Al Maidah ayat 3 dan surat Al Hujurat ayat 13, (2). Mengartikan kata dan kalimat surat Al Maidah ayat 3 dan surat Al Hujurat ayat 13. Dari materi di atas untuk siklus I ini peneliti mengambil pada materi ayat yang pertama dengan indikator melafalkan dan mengartikan kata dan kalimat surat Al Maidah ayat 3. Materi dibagi menjadi dua karena nantinya yang satunya lagi untuk pelaksanaan pada siklus berikutnya. Jadi dengan indikator yang sama tinggal materi yang berbeda. Kemudian peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk kegiatan pembelajaran. Pada perencanaan pembuatan RPP ini peneliti berkonsultasi dengan guru PAI karena akan menyesuaikan materi yang telah dibahas di kelas VI. Agar pembelajaran tidak terganggu, sesuai dengan kalender akademik atau progran tahunan yang sudah dibuat oleh guru PAI. b. Pelaksanaan Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I di kelas VI DN 1 Brangsong Kabupaten Kendal ini penyampaian materi dilakukan oleh penelti. Sedangkan guru kelas VI sebagai observer (kolaborator). Hal ini dilakukan guna apa yang sudah direncanakan sesuai dengan pelaksanaannya, dan sesuai dengan harapan hasil yang akan dicapai. Pembelajaran pokok bahasan melafalkan dan mengartikan surat Al Maidah ayat 3
ini
44
dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah skenario pembelajaran yang telah direncanakan pada tahap perencanaan dan sesuai dengan langkahlangkah yang telah direncanakan pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Yaitu peneliti dalam menanamkan konsep tentang materi melafalkan dan mengartikan kata dan kalimat surat Al Maidah ayat 3 mula-mula menggunakan metode konvensional. Dalam penanaman konsep ini haruslah benar-benar sampai matang, karena kalau tidak nantinya siswa akan merasa kesulitan dikala melihat tulisan yang ditulis terpotong-potong. Mana arti dari kata-kata yang dipotong ini, karena taunya cuma keseluruhannya saja. Oleh karenanya guru pertama menulis di depan kelas atau menyediakan tulisan dari rumah yang sudah ditulis dengan baik secara keseluruhan yaitu surat Al Miadah ayat 3. Kemudian guru menuliskannya secara terpotongpotong sebelum membacakannya kepada siswa. Setelah selesai, guru membacakannya secara keseluruhan dari satu ayat tersebut denga pelan dan jelas supaya siswa mendengarnya jelas sehingga menirukannya pun tidak salah ucap. Setelah guru membacaknnya siswa menirukannya bersamasama. Kemudian siswa menirukannya per baris tempat duduk dan terakhir ditirukannya secara individu. Setelah semuanya membaca ayat secara keseluruhan, untuk menguatkan dan mempermudah dan memperjelas pelafalannya guru membacakan ayat yang ditulis secara terpotong. Guru melafalkan dari satu potong kata ayat surat Al Miadah ayat 3 ditirukan siswa per potong juga supaya jelas pelafalannya. Kemudian berlanjut sampai selesai melafalkan potongan-potongan ayat dari surat Al Maidah ayat 3. Setelah melafalkan dirasa sudah baik, guru menuliskan arti kata-kata dari surat Al Maidah ayat 3 secara terpotong-potong. Setelah selesai ditulis guru membacakannya dan diikuti para siswa. Ditirukan secara bersamasama diteruskan menurut barisan duduk siswa dan secara individu. Begitu seterusnya untuk setia kata dilakukan. Setelah selesai mengartikan per kata, kemudian guru mengartikan secara keseluruhan dari surat Al Maidah ayat 3 ini. Dan ditirukan siswa secara keseluruhan dilanjutkan secara kelompok baris dan terakhir secara individu.
45
Setelah semuanya dilafalkan dan diartikan, untuk penguatan guru membagi kelompok siswa menjadi dua bagian di setiap tempat duduknya. Karena setiap meja ditempati oleh dua siswa, maka dibagi menjadi sisi kanan dan sisi kiri. Terlebih dahulu semua siswa yang menempati duduk di sebelah sisi kanan menunjuk kata dari bagian surat Al Maidah ayat 3 kemudian siswa yang duduk di sebelah kiri melafalkannya, begitu seterusnya sampai semua siswa yang sebelah kiri membaca semua bagian dari surat Al Maidah ayat 3. Setelah semuanya selesai kemudian gantian dengan siswa yang duduk di bagian sebelah kanan tadinya mendapat tugas menunjuk kata, sekarang siswa yang berada di sebelah kiri menunjuk kata dan yang berada di sebelah kanan membaca kata yang ditunjuk temannya. Setelah semuanya melafalkan secara bergantian, kemudian yang tadinya melafalkan sekarang diganti mengartikan dengan formasi pembagian tugas seperti tadi. Yaitu dimulai dari siswa yang duduk di sebelah kanan menunjuk kata kemudian yang sebelah kiri mengartikannya. Begitu seterusnya kemudian bergantian. Menunjuk kata mulai dari urut kemudian secara acak sampai temannya bisa melafalkan dan mengartikan surat Al Maidah ayat 3. c. Pengamatan Berdasarkan hasil pengamatan pada pembelajaran pada siklus I ini, peneliti menyampaikan materi tentang melafalkan dan mengartikan surat Al Maidah ayat 3 baik secara perkata dan per kalimat. Dan yang paling terakhir merupakan bisa melafalkan dan mengartikan surat Al Maidah ayat 3secara keseluruhan itu sendiri. Dalam pelaksanaannya guru melaksanakan tindakan pembelajaran dengan cukup lancar dari awal sampai akhir karena sudah sesuai dengan prosedur yang tercantum dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Tetapi ada beberapa siswa mengikuti pembelajaran kurang begitu antusias, yaitu dengan bergurau, lesu, tidak konsentrasi dan bahkan ada yang ramai dikarenakan siswa dalam mempraktikkan bersamasama masih banyak yang bergurau.
46
d. Evaluasi Tahap berikutnya dari pembelajaran pokok bahasan melafalkan dan mengartikan surat Al Maidah ayat 3 ini setelah pelaksanaan yaitu evaluasi pembelajaran berupa tes tertulis secara individu. Hal ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar yang telah dilaksaanakan. Pada siklus I ini hasil belajar siswa
yang diperoleh sudah mengalami peningkatan bila
dibandingkan dengan kondisi awal sebelum pelaksanan tindakan, namun masih belum mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan. Hasil belajar yang diperoleh pada siklus I adalah nilai rata-rata 67,5. Dengan keaktifan siswa sebesar 70,4% diperoleh dari hasil observasi kolaborator ketika melihat proses pembelajaran berlangsung. Hasil tes yang diperoleh tersebut digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa sebelum dan setelah pembelajaran dengan diberi motivasi oleh guru. Selain itu juga digunakan untuk membangkitkan semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, karena pembelajaran akan lebih menarik tidak hanya guru yang aktif tetapi siswa juga bisa berperan aktif. Jadi dengan siswa bersemangat mengikuti proses pembelajaran pastilah akan banyak yang paham karena ada minat dari diri siswa itu sendiri. Dengan demikian, diharapkan sikap ketergantungan siswa akan guru yang selalu memberi masukan bisa teratasi, karena dengan termotivasi siswa bisa mengikuti secara aktif dan bisa mengembangkan materi pembelajaran sendiri di rumah di perpustakaan dan tempat lain yang kondusif karena termotivasi. Sehingga keaktifan siswa dan hasil belajar siswa akan meningkat. Sedang dari pihak orang tua ternyata walaupun sudah diarahkan oleh peneliti, masih banyak orangtua yang belum maksimal dalam memotivasi anak mereka sendiri. Oleh karena kesibukan, kurang pemahaman akan cara dan pentingnya motivasi dari guru kepada siswanya sendiri maupun pemahaman tentang motivasi itu sendiri oleh guru.
47
e. Refleksi Berdasarkan hasil penelitian siklus I, kemudian dilakukan refleksi terhadap langkah-langkah yang telah dilaksanakan. Hasil refleksi tersebut adalah sebagai berikut: 1) Guru diharapkan mampu meningkatkan pengelolaan waktu dalam kegiatan pembelajaran materi melafalkan dan mengartikan surat Al Maidah ayat 3 yang diterapkan di kelas VI SDN 1 Brangsong Kendal, karena kalau tidak diatur sedemikian terencana banyak siswa yang bergurau ketika mengikuti guru melafalkan bersama-sama. 2) Dalam penyampaian secara ceramah yang pokok-pokok saja, sehingga bisa lebih banyak waktu ketika melakukan di lakukan bersama siswa, sehingga siswa ikut berperan aktif. 3) Guru bersama kolaborator memantau siswa secara terbagi agar siswa tidak ramai ketika melakukan tebak kata dan arti bersama teman sebangkunya. 4) Lebih menekankan kepada guru untuk memaksimalkan motivasi mereka, meluangkan waktu untuk mereka dalam memotivasi. Dan peneliti lebih menanamkan tentang pemahaman tentang motivasi itu sendiri baik macam-macam motivasi, cara dan kapan baiknya memberikan motivasi itu sendiri. 5) Untuk mempermudah siswa dalam membantu pemahaman awal pada siklus II, peneliti bersama kolaborator menyusun skenario dalam proses pembelajaran pokok bahasan melafalkan dan mengartikan kata dan kalimat surat Al Hujurat ayat 13 dibuat kelompok kecil ketika menirukan sehingga permasalahannya akan lebih terlihat ketika ada yang merasa kesulitan. Hasil belajar siswa belum mencapai indikator yang ditentukan sehingga perlu dilakukan peningkatan aktivitas belajar di siklus II.
48
3. Hasil Siklus II a. Perencanaan Pada siklus II ini guru kembali menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dalam perencanaan ini peneliti juga meminta bantuan terhadap guru PAI berkaitan materi yang akan diajarkan pada siklus II ini. Selain perencanaan yang dibuat untuk siklus II ini, peneliti juga mewawancarai orangtua siswa tentang peran mereka selama pelaksanaan pada siklus I. Pada sebelum pelaksanaan siklus I sudah diberi masukan oleh kolaborator, bagaimana cara memotivasi siswa dan bagaimana caranya. Setelah guru diberi pemahaman yang lebih mendalam tentang pentingnya motivasi guru, dan diharap selalu memotivasi siswa mereka guna kemajuan siswa mereka sendiri, kemudian peneliti mulai membagi siswa dalam kelompok kecil untuk belajar di rumah. Merangsang para orangtua untuk memantau perkembangan pelajaran anak mereka di sekolah. Setiap siswa di bentuk kelompok dengan anggota yang rumahnya berdekatan supada mempermudah akses berkumpul. Dan juga memotivasi siswa karena dengan belajar bersama siswa akan ada teman untuk bertanya ketika ada kesulitan yang kira-kira bisa diselesaikan mereka sendiri. b. Pelaksanaan Pelaksanaan pembelajaran siklus II di kelas VI SDN 1 Brangsong Kendal yang juga dilakukan oleh peneliti. Karena supaya yang telah direncanakan bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan oleh peneliti. Pada siklus II ini, materi yang disampaikan tentang melafalkan dan mengartikan kata dan kalimat tetapi berbeda dengan materi yang disampaikan pada siklus I. pada siklus I materi yang disampaikan adalah surat Al Maidah ayat 3. Sedangkan yang disampaikan pada siklus II ini adalah surat Al Hujurat ayat 13. Karena sama-sama melafalkan dan mengartikan kata dan kalimat, jadi hampir sama dengan materi pada siklus I. Pada pembelajaran siklus II ini guru menguraikan materi dengan metode konvensional dengan waktu singkat, hanya materi-materi pokok saja.
49
Karena siswa sudah mulai pengalaman tentang pembelajaran yang peneliti tempuh. Karena juga materi yang dipelajari hampir sama dengan materi yang dipelajari pada siklus I. Tetapi sebelum proses pembelajaran dilakukan siswa di tanyai tentang motivasi yang diberikan orangtua mereka masing-masing. Dari tindakan siklus II ini, secara garis besar guru sudah mampu melaksanakan tindakan pembelajaran dengan baik sehingga siswa dapat mengikuti pembelajaran secara antusias. Pada pelaksanaan praktik siklus II ini lebih ditekankan untuk selalu aktif di kelompok masing-masing. Dan ketua kelompok sebagai koordinator sekaligus sebagai penanggung jawab kepada anggotanya yang ketika di rumah masih mengalami kesulitan. Baru serasa kesulitannya berat dipasrahkan kepada guru dalam hal ini peneliti sebagai pengajarnya. Dan penekanan juga untuk guru untuk serius dalam memotivasi anak mereka sendiri. c. Observasi Dari pengamatan aktivitas siswa yang terjadi selama proses belajar mengajar. Pada siklus II ini sudah mengalami peningkatan dari pada siklus I yaitu siswa semakin antusias dalam mengikuti proses pembelajaran. Terbukti siswa mengikuti pembelajaran dengan lebih aktif dan bersemangat. Hal ini disebabkan karena sebagian besar siswa sudah memahami arti penting pemahaman materi dalam pembelajaran dan ketika melihat hasil wawancara tentang pemberian motivasi orangtua yang meningkat. Hasil tersebut juga terbukti karena siswa sudah mendapatkan pengalaman dari siklus I dan bimbingan dari orangtua mereka masingmasing dalam pembelajaran materi melafalkan dan mengartikan kata dan kalimat surat Al Hujurat ayat 13. Dalam siklus II ini sebagian besar kelompok sudah ada kerjasama yang baik antara anggota kelompok masing-masing sehingga dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi sesama anggota kelompoknya, walaupun masih tetap di bawah bimbingan guru dan orangtua ketika di rumah. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pengelolaan tindakan yang peneliti lakukan pada siklus II, diperoleh data bahwa kinerja guru sudah
50
optimal. Hal ini dikarenakan guru sudah mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran
dengan
baik
Pembelajaran
(RPP)
melalui
sesuai
dengan
Rencana
tahapan-tahapan
yang
Pelaksanaan ada
dalam
pembelajaran secara keseluruhan dan sesuai denga waktu yang ditentukan. Pada siklus II ini hasil belajar siswa meningkat bila dibandingkan dengan hasil belajar siswa pada siklus sebelumnya yaitu nilai minimal siswa atau KKM adalah 70 dengan ketuntasan belajar rata-rata 74,5. Dan keaktifan siswa mencapai 76 % diperoleh dari observasi kolaborator ketika proses belajar berlangsung. d. Refleksi Berdasarkan hasil penelitian siklus II kemudian dilakukan refleksi terhadap langkah-langkah yang telah dilaksanakan. Hasil refleksi tersebut adalah pada pelaksanaan siklus II yang dipandang sudah cukup dalam meningkatkan baik pemberian motivasi guru, keaktifan siswa ketika di sekolah dan ketika belajar kelompok, maupun pada hasil belajar dengan dibuktikan dari hasil tes mereka yang selalu meningkat pada materi melafalkan dan mengartikan kata dan kalimat surat Al Hujurat ayat 13. Pemberian motivasi dari guru untuk meningkatkan hasil belajar kelas VI di SDN 1 Brangsong Kebupaten Kendal sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan.
C. Pembahasan Setelah melihat hasil dari penelitian bisa kita lihat bahwa dalam pembelajaran pada siklus I menghasilkan rata-rata 67,5, setelah di lakukan pembelajaran pada siklus II rata-rata naik menjadi 74,5. Jadi pembelajaran pada materi melafalkan dan mengartikan kata dan kalimat surat Al Maidah ayat 3 dan surat Al Hujurat ayat 13 melalui pemberian motivasi guru terhadap siswa bisa meningkatkan prestasi belajar dan keaktifan belajar siswa kelas VI di SDN 1 Brangsong Kabupaten Kendal tahun pelajaran 2010/2011. Dan untuk melanjutkan peningkatan prestasi pada siswa dalam proses pembelajaran mata pelajaran PAI dan mata pelajaran yang, peneliti masih
51
melanjutkan untuk selalu memberi motivasi kepada para siswa, untuk kemajuan baik prestasi maupun semangat untuk berkembang demi masa depan mereka. Karena sudah terbukti bisa meningkatkan prestasi belajar dan semangat siswa dan kalau bisa ditingkatkan. Dalam pemberian motivasi tersebut, yang telah dilakukan juga bisa ditingkatkan dengan penyediaan buku-buku bacaan di sekolah yang memadai dengan jumlah siswa dan juga bervariasi untuk memotivasi siswa belajar siswa. Selain itu yang terpenting juga guru dalam membimbing siswa juga ditingkatkan supaya hasilnya juga semakin baik. Dan tidak kalah penting yaitu peran orang tua di rumah, kerja sama guru bersama orang tua harus baik dalam memantau perkembangan anak secara bersama-sama. Ketika di sekolah guru penuh dalam memantau tetapi ketika di rumah pastilah akan kurang dari pantauan guru, oleh karenanya orang tua di sini peran pentingnya, baik dalam pergaulan membimbing belajar, perlengkapan belajar dan sebagainya. Oleh karena untuk hasil yang lebih optimal kedepannya, guru dan orang tua harus bekerja sama, tidak hanya guru yang memberi motivasi kepada anak saja, tetapi orang tua juga sama. Ketika motivasi yang telah guru berikan dalam penelitian telah berhasil meningkatkan prestasi belajar siswa, apalagi ditambah dengan motivasi orang tua pastilah akan lebih baik lagi.
BAB V PENUTUP
A. Simpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab IV dapat disimpulkan bahwa: 1.
Pemberian motivasi oleh guru terhadap siswanya yang sekolah di SDN 1 Brangsong Kendal kelas VI dalam berbagai bentuk. Berdasarkan observasi peneliti dan kolaborator terhadap pemberian motivasi yang telah diberikan kepada siswa, yang mana bisa digolongkan antara lain yaitu; mereka memberikan hadiah ketika mendapatkan suatu prestasi, kemudian dengan cara memberi teladan yang baik kepada para siswa, yaitu dengan contoh pada diri guru sendiri atau menceritakan seorang figur yang patut dicontoh oleh para siswa, dan dengan membuat pembelajaran yang menyenangkan yaitu dengan menggunakan metode yang bervariatif dan menggunakan alat peraga dan media yang beraneka ragam yaitu khususnya pada mata pelajaran PAI.
2.
Melalui motivasi yang diberikan guru dapat meningkatkan prestasi belajar dan keaktifan belajar siswa kelas VI SDN 1 Brangsong Kabupaten Kendal tahun ajaran 2010/2011. Ini terbukti pada penelitian pra siklus rata-rata hasil belajar masih 63,5. Mengalami peningkatan pada siklus I menjadi 67,5 dan meningkat lagi pada penelitian tindakan siklus II sehingga dapat mencapai nilai diatas kriteria minimum 70 yaitu dengan nilai rata-rata 74,5.
B. Saran Mengingat pentingnya semangat belajar atau tujuan dalam belajar, lebihlebih untuk anak-anak karena mereka belum bisa memenejemen diri mereka sendiri, maka guru harus lebih giat dalam melaksanakan pembelajaran dan khususnya orangtua yang sangat berpengaruh dengan frekuensi pertemuan 52
53
mereka dengan anaknya sangat lama, kalu ini bisa dimanfaatkan dengan baik pastinya akan menjaga kesetabilan semangat belajar siswa untuk meningkatkan prestasi belajar khususnya mata pelajaran PAI, peneliti mengharapkan beberapa hal yang berhubungan dengan masalah tersebut diatas sebagai berikut. 1.
Kepada Guru PAI a. Hendaknya dalam proses belajar mengajar, guru harus benar-benar paham dan menyiapkan pembelajaran dengan sebaik mungkin, agar materi tersampaikan secara maksimal. b. Dalam pembelajaran PAI guru harus mampu memilih model dan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan kepada peserta didik agar peserta didik merasa mudah dalam memahami materi. c. Hendaknya pembelajaran dirancang sedemikian rupa dan memperkaya variasi mengajar. Hal ini untuk mengantisipasi kejenuhan yang dialami oleh peserta didik. Dan selalu memantau perkembangannya terutama dari perilaku, pemikiran dan pemahaman terhadap materi yang diajarkan.
2.
Kepada Orangtua a. Hendaknya orangtua memenuhi sarana yang dibutuhkan siswa, karena siswa setingkat SD belum bisa mencari demi kepentingan mereka sendiri. b. Memberi suri tauladan yang baik kepada anak-anak mereka karena anak-anak akan sangat mudah meniru apalagi orangtua mereka yang selalu mereka lihat setiap harinya. c. Selalu memantau perkembangan prestasinya, jangan pasrah kepada guru-guru mereka begitu saja, karena pendidkan anak juga ada porsinya bagi para orangtua mereka d. Menghargai jerih payah prestasi anak-anak mereka dengan ketika telah berhasil mencapai suatu prestasi walau sedikit dengan memberinya sesuatu untuk memancing semangat mereka untuk lebih giat lagi
54
e. Memberi sarana yang yang mendukung dengan keilmuan yang ada di sekolah khususnya PAI seperti belajar di Madrasah Diniyah, karena ini sangat membantu.
C. Penutup Dengan terselesaikannya penulisan skripsi ini, peneliti tak lupa mengucapkan puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas Rahmat, Taufiq dan Hidayah-Nya. Peneliti menyadari adanya kekurangan dan kelemahan yang ada dalam skripsi ini, oleh karena itu saran dan kritik dari berbagai pihak tetap peneliti harapkan. Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi peneliti pada khususnya dan pembaca pada umumnya. Akhirnya tak lupa peneliti sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sepenuhnya dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga amal ibadahnya diterima oleh Allah SWT.
DAFTAR PUSTAKA Adli Fathi, Menjadi Ibu Dambaan Umat, Jakarta : Gema Insani Press, 2002 Adrienne Katz, Membimbing Anak Belajar Membaca, Alih Bahasa Lilianan Wiaya, Jakarta:Arcan, 1997 Akyas Azhari, Psikologi Pendidikan, Semarang : Dina Utama Semarang, 1996 Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta : Ciputat Pers, 2002 Arno F. witting, Psycologi of Learning, New York : Mc. Graw Hill book company, l991 Chabib Thoha, Kapita selekta Islam, Jogjakarta : pustaka pelajar, 1996 Dadang Hawari, Al-Qur'an dan llmu Kedokleran Jiwa dan Kesehatun Jiwa, Yogyakarta, PT, Dana Bhakli Prima Yasa, l996 Ibnu Mustofa, Keluarga Islam Menyongsong Abad 21, Bandung : Al Bayan, 1993 Jalaluddin Rahmat, Metodologi Penelitian Komunikasi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996 H. M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1996 Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004 J. Drost, Proses Pembelajaran Sebagai Proses Pendidikan, Jakarta: Grasindo, 1995 Kartini Kartono, Psikologi Umum,Bandung : Bandar Maju, 1996 Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: PT. Gramedia, 1991 M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, Jakarta : CV. Pedoman Ilmu Jaya, 2001 Masdar F. Mas’udi, Islam dan Hak-hak Reproduksi Perempuan Dialog Fiqih Pemberdayaan, Bandung : Mizan, 2000 M.Agus H, Kiat Sukses Studi di Perguruan Tinggi, Yogyakarta : Kanisius, 1994
Muhammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan Statistik (Bandung, Bumi Aksara, 1993 Muhibbin Syah, Psikalogi Pendidikan, Bandung, PT.Remaja Rosdakarya Offset,2000 Mustaqim, Psikologi Pendidikan, Semarang, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2009 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosda Karya, 1995 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikotogi Proses Pendidikan, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2003 Nana Sudjana, Ibrohim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung: Sinar Baru, 1989 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 1998 Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, Jakarta : Modern English, 1991 R.H.A. Soenaryo, Al Qur’an dan Terjemahannya, Semarang : PT. Kumidasmoro Grasindo, 1994 S. Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, Jakarta : Bumi Aksara, 1995 Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : C.V. Rajawali, 1990 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, Jakarta: PT. Rineka Cipta, l995 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta, Rineka Cipta, 2002 Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2008 Suwarno, Pengantar Umum Pendidikan, Jakarta : Aksara Baru, 1992 Syeh lbrahim, Syeh Zarnuji, Syarah Ta'lim Muta'alim, Semarang : Toha Putra, t.th Tadjab, Ilmu Jiwa Pendidikan, Surabaya: Karya Abitama, 1994
Tamrin Nasution dan Nur Halijah Nasution, Peranan Orangtua dalam Peningkatkan Prestasi Belajar Anak, Jakarta: Gunung Mulia, 1989 UU No. 20 Thn 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Penjelasannya, Yogyakarta : Media Wacana Press, 2003 WS. Winkel, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, Gramedia, 1986
(Jakarta
: PT.
Zaenal Arifin, Evaluasi Instruksional Prinsip, Tekhnik Prosedur, Bandung : Remaja Rosdakarya, 1990 Zahara ldris, Usman Jamal, Pengantar Pendidikan, Jakarta : Gramedia Wicaksana, 1992 Zuhairini, Metodologi Pendidikon Agama, Solo : Ramadhani, 1993 Zuhairi, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 1995
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (SIKLUS I) Nama Sekolah
: SDN 01 Brangsong
Mata Pelajaran
: Pendidikan Agama Islam
Kelas / Semester
: VI / II
Materi Pokok
: Praktek Sholat Fardhu
Alokasi Waktu
: 3 x 35 menit
A. Satandar Kompetensi 8. Melakukan Sholat Fardhu B. Kompetensi Dasar 8.2 Menyebutkan Sholat Fardhu 8.3 Mempraktikkan Sholat Fardhu C. Indikator 1. Melaksanakan tasyahud awal 2. Melaksanakan tasyahud akhir D. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti pembelajaram ini .siswa diharapkan dapat : 1. Melaksanakan tasyahud awal dengan benar 2. Melaksanakan tasyahud akhir dengan benar E.
Materi Ajar 1. Duduk tasyahud awal 2. Duduk tasyahud akhir
F. Metode Pembelajaran Demonstrasi G. Skenario Pembelajaran No 1
Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Awal - Guru memberikan salam dan memulai pelajaran dengan membaca do’a. - Guru menanyakan kondisi siswa dan mengabsen peserta didik.
Pengorganisasian
Waktu
Klasikal
10 menit
- Guru mengadakan apersepsi. - Guru menyampaikan indikator dan kompetensi yang diharapkan.
2
Kegiatan Inti
Klasikal
20 menit
A. Eksplorasi * Guru memberikan penjelasan pengertian sholat fardhu. * Guru menyebutkan sholat fardhu Dan waktunya * Guru mendemonstrasikan sholat fardhu. B. Elaborasi
Siswa guru
40 menit mendengarkan mengenai
penjelasan
materi sholat
fardhu.
Guru
membagi
siswa
menjadi
Beberapa kelompok.
Guru
meminta
siswa
untuk
mendemonstrasikan sholat fardhu secara berkelompok.
Guru mengharapkan setelah semua kelompok sholat
mendemonstrasikan
fardhu
melaksanakan
ini
siswa
sholat
bisa fardhu
dirumah dengan tepat waktu. 20 menit
C. Konfirmasi
Guru mengakhiri proses ini dengan klarifikasi dan kesimpulan serta tindak lanjut
Guru
memberi
masukan
pada
peserta didik yang belum lancar bacaannya supaya lebih giat lagi
dalam belajar. 3.
Kegiatan Akhir
15 menit
Guru memberi penguatan materi pada peserta didik
Guru
memberi
kesempatan
untuk
bertanya bagi pesertadidik
Guru melaksanakan tindak lanjut dan evaluasi
H. Alat dan Sumber Belajar 1. Buku mata pelajaran PAI Tim Bina Karya Guru, Penerbit Erlangga, KTSP 2006. Hlm. 65 2. Al qur’an dan terjemah 3. Buku lain yang menunjang I. Penilaian
Indikator Pencapaian
Teknik Penilaian
Bentuk Penilaian
Kompetensi
8.1 Menyebutkan sholat fardhu. 8.2 Mempraktekkan fardhu
Tes tertulis
Isian
Praktek
Setiap gerakan solat dinialai
sholat
J. Format Penilaian (Terlampir) Kendal, 1 Mei 2011 Mengetahui, Kepala Sekolah
Peneliti
Margareta Sumiati, S.Pd
Mokh. Makhbub
NIP: 195801121983042001
NIP: 196409052006041005
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (SIKLUS I) Nama Sekolah
: SDN 1 Brangsong
Mata Pelajaran
: Pendidikan Agama Islam
Kelas / Semester
: VI / II
Materi Pokok
: Melafalkan dan Mengartikan surat pendek
Alokasi Waktu
: 3 x 35 menit
A. Satandar Kompetensi 7. Melafalkan dan mengartikan surat pendek B. Kompetensi Dasar 7. 3. Melafalkan dan mengartikan surat pendek pilihan C. Indikator 1. Melafalkan surat surat Al Maidah ayat 3 2. Mengartikan surat Al Maidah ayat 3 D. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti pembelajaram ini .siswa diharapkan dapat : 1. Melafalkan surat Al Maidah ayat 3 dengan benar 2. Mengartikan surat Al Maidah ayat 3 dengan benar E.
Materi Ajar Melafalkan dan mengartikan surat pendek : 1. Surat Al Maidah ayat 3 2. Surat Al hujurat ayat 13
F. Metode Pembelajaran Ceramah, Reading Aloud G. Skenario Pembelajaran No 1
Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Awal - Guru memberikan salam dan memulai pelajaran dengan membaca do’a. - Guru menanyakan kondisi siswa dan mengabsen peserta didik.
Pengorganisasian
Waktu
Klasikal
10 menit
- Guru mengadakan apersepsi. - Guru menyampaikan indikator dan kompetensi yang diharapkan.
2
Kegiatan Inti
Klasikal
20 menit
A. Eksplorasi * Guru memberikan penjelasan pengertian tentang surat Al Maidah ayat 3 * Guru menyebutkan ayat yang akan dipelajari pada pembelajaran * Guru membacakan surat Al Maidah ayat 3
40 menit
B. Elaborasi
Siswa
mendengarkan
penjelasan
guru
mengenai materi surat Al
Maidah ayat 3.
Guru membacakan dengan keras surat Al Maidah ayat 3
Guru
meminta
siswa
untuk
menirukan surat Al Maidah ayat 3 setelah guru membacakan dengan keras
Guru mengharapkan setelah semua menirukan yang diucapkan guru, siswa bisa melafalkan dengan benar
Guru mengartikan perkata pada sural Al Maidah ayat 3.
C. Konfirmasi
Guru mengakhiri proses ini dengan klarifikasi dan kesimpulan serta tindak lanjut
Guru
memberi
masukan
pada
20 menit
peserta didik yang belum lancar bacaannya supaya lebih giat lagi
15 menit
dalam belajar. 3.
Kegiatan Akhir
Guru memberi penguatan materi pada peserta didik
Guru
memberi
kesempatan
untuk
bertanya bagi pesertadidik
Guru melaksanakan tindak lanjut dan evaluasi
H. Alat dan Sumber Belajar 1. Buku mata pelajaran PAI Tim Bina Karya Guru, Penerbit Erlangga, KTSP 2006. Hlm. 65 2. Al qur’an dan terjemah 3. Buku lain yang menunjang I. Penilaian
Indikator Pencapaian
Teknik Penilaian
Bentuk Penilaian
Kompetensi
7.3 Melafalkan dan mengartikan Praktek surat Al Maidah ayat 3
Melafalkan mengartikan Maidah
dan suraat
Al
J. Format Penilaian 1. Melafalkan surat Al Miadah ayat 3 2. Mengartikan perkata dari surat Al Maidah ayat 3 3. Mengartikan keseluruhan surat Al Maidah ayat 3
Kendal,
Maret 2011
Mengetahui, Kepala Sekolah
Peneliti
Maskur, S.Pd
Nikmatul Chikmah
NIP: 19691016 199311 1 001
NIM: 093111447
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (SIKLUS II) Nama Sekolah
: SDN 1 Brangsong
Mata Pelajaran
: Pendidikan Agama Islam
Kelas / Semester
: VI / II
Materi Pokok
: Melafalkan dan Mengartikan surat pendek
Alokasi Waktu
: 3 x 35 menit
A. Satandar Kompetensi 7. Melafalkan dan mengartikan surat pendek B. Kompetensi Dasar 7. 3. Melafalkan dan mengartikan surat pendek pilihan C. Indikator 1. Melafalkan surat surat Al Hujurat ayat 13 2. Mengartikan surat Al Hujurat ayat 13 D. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti pembelajaram ini .siswa diharapkan dapat : 1. Melafalkan surat Al Hujurat ayat 13 dengan benar 2. Mengartikan surat Al Hujurat ayat 13 dengan benar E.
Materi Ajar Melafalkan dan mengartikan surat pendek : 1. Surat Al Hujurat ayat 13
F. Metode Pembelajaran Ceramah, Reading Aloud G. Skenario Pembelajaran No 1
Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Awal - Guru memberikan salam dan memulai pelajaran dengan membaca do’a. - Guru menanyakan kondisi siswa dan mengabsen peserta didik. - Guru mengadakan apersepsi.
Pengorganisasian
Waktu
Klasikal
10 menit
- Guru menyampaikan indikator dan kompetensi yang diharapkan.
2
Kegiatan Inti
Klasikal
20 menit
A. Eksplorasi * Guru memberikan penjelasan pengertian tentang surat Al Hujurat ayat 13 * Guru menyebutkan ayat yang akan dipelajari pada pembelajaran * Guru membacakan surat Al Hujurat ayat 13
40 menit
B. Elaborasi
Siswa
mendengarkan
penjelasan
guru
mengenai materi surat Al
Hujurat ayat 13
Guru membacakan dengan keras surat Al Hujurat ayat 13
Guru
meminta
siswa
untuk
menirukan surat Al Hujurat ayat 13 setelah guru membacakan dengan keras
Guru mengharapkan setelah semua menirukan yang diucapkan guru, siswa bisa melafalkan dengan benar
Guru mengartikan perkata pada sural Al Hujurat ayat 13
C. Konfirmasi
Guru mengakhiri proses ini dengan klarifikasi dan kesimpulan serta tindak lanjut
Guru
memberi
masukan
pada
peserta didik yang belum lancar
20 menit
bacaannya supaya lebih giat lagi
15 menit
dalam belajar. 3.
Kegiatan Akhir
Guru memberi penguatan materi pada peserta didik
Guru
memberi
kesempatan
untuk
bertanya bagi pesertadidik
Guru melaksanakan tindak lanjut dan evaluasi
H. Alat dan Sumber Belajar 1. Buku mata pelajaran PAI Tim Bina Karya Guru, Penerbit Erlangga, KTSP 2006. Hlm. 65 2. Al qur’an dan terjemah 3. Buku lain yang menunjang I. Penilaian
Indikator Pencapaian
Teknik Penilaian
Bentuk Penilaian
Kompetensi
7.3 Melafalkan dan mengartikan Praktek surat Al Hujurat ayat 13
Melafalkan mengartikan Hujurat ayat 13
dan surat
Al
J. Format Penilaian 1. Melafalkan surat Al Hujurat ayat 13 2. Mengartikan perkata dari surat Al Hujurat ayat 13 3. Mengartikan keseluruhan surat Al Hujurat ayat 13
Kendal,
Maret 2011
Mengetahui, Kepala Sekolah
Peneliti
Maskur, S.Pd
Nikmatul Chikmah
NIP: 19691016 199311 1 001
NIM: 093111447
Daftar Nilai Siklus I Responden
Nilai
Keterangan
1
55
Tidak tuntas
2
70
Tuntas
3
60
Tidak tuntas
4
70
Tuntas
5
60
Tidak tuntas
6
75
Tuntas
7
55
Tidak tuntas
8
50
Tidak tuntas
9
70
Tuntas
10
75
Tuntas
11
70
Tuntas
12
60
Tidak tuntas
13
55
Tidak tuntas
14
70
Tuntas
15
80
Tuntas
16
75
Tuntas
17
70
Tuntas
18
70
Tuntas
19
50
Tidak tuntas
20
75
Tuntas
21
80
Tuntas
22
75
Tuntas
23
70
Tuntas
24
70
Tuntas
25 Jumlah
P
F N
P
1685 25
75
Tuntas
1685
P = 67,5
Daftar Nilai Siklus II Responden
Nilai
Keterangan
1
70
Tuntas
2
80
Tuntas
3
60
Tidak tuntas
4
70
Tuntas
5
60
Tidak tuntas
6
85
Tuntas
7
75
Tuntas
8
70
Tuntas
9
90
Tuntas
10
75
Tuntas
11
80
Tuntas
12
60
Tidak tuntas
13
75
Tuntas
14
80
Tuntas
15
80
Tuntas
16
75
Tuntas
17
90
Tuntas
18
70
Tuntas
19
65
Tidak tuntas
20
75
Tuntas
21
80
Tuntas
22
70
Tuntas
23
70
Tuntas
24
80
Tuntas
25
75
Tuntas
Jumlah
P
F N
P
1860 25
P = 74,5
1860