KARYA ILMIAH
UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN BERBICARA ANAK MELALUI SAJAK SEDERHANA DI KELOMPOK A TK HARAPAN BANGSA KABUPATEN BENGKULU SELATAN Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Sarjana Kependidikan Bagi Guru Dalam Jabatan PAUD FKIP Universitas Bengkulu
Oleh : YEMI SUNDARTI NPM A1I113004
PROGRAM SARJANA KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BENGKULU 2015
1
2
ABSTRAK YEMI SUNDARTI: Upaya Meningkatkan Ketrampilan Berbicara Anak Melalui Sajak Sederhana di Kelompok A TK Harapan Bangsa Kabupaten Bengkulu Selatan. Skripsi, Program Sarjana (SI) Kependidikan Bagi Guru dalam Jabatan. Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan. Universitas Bengkulu. 2015. Alasan diadakan penelitian ini adalah bahwa: Di kelompok A TK Harapan Bangsa tahun pelajaran 2014/2015 masih sangat rendah. Masih banyak anak yang tidak mau berbicara, anak tidak berani maju ke depan kelas untuk melakukan kegiatan pembelajaran yang diperintahkan guru, anak malu ketika salah mengucapkan kata, anak enggan mengikuti kata-kata yang diucapkan guru, metode pembelajaran yang dilakukan kurang memotivasi anak untuk berbicara. Tujuan Penelitian adalah untuk mendiskripsikan bagaimana sajak sederhana satu bait, sajak sederhana dua bait,dapat meningkatkan keterampialan berbicara pada anak di Kelompok A TK Harapan Bangsa Kabupaten Bengkulu Selatan. Metode penelitian adalah menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Jumlah persentase keberhasilan (peningkatan) ketrampilan berbicara anak pada siklus I adalah 47,26%. Jumlah persentase keberhasilan (peningkatan) ketrampilan berbicara anak pada siklus II adalah 83,4%. Kesimpulan dari penelitian tindakan kelas ini bahwa: Penerapan sajak sederhana dapat meningkatkan keterampilan berbicara pada anak di kelompok A TK Harapan Bangsa Kabupaten Bengkulu Selatan. Kata Kunci : Ketrampilan Berbicara Anak, Sajak Sederhana.
3
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Anak Usia Dini adalah anak yang berusia 0-6 tahun. Perkembangan kecerdasan pada usia ini mengalami peningkatan dari 50%-80%, sehingga anak pada usia taman kanak-kanak sering disebut dengan masa golden age, yaitu masa yang peka menerima rangsangan dari lingkungan sekitarnya. Selain itu berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh pusat kurikulum balitbang diknas tahun 1999 menunjukan bahwa hampir pada seluruh aspek perkembangan anak yang masuk pada taman kanak – kanak mempunyai kemampuan lebih tinggi dari pada anak yang tidak masuk taman kanak- kanak pada umumnya. Menurut Husain dkk (2002) pembinaan dan pengembangan potensi anak bangsa dapat diupayakan melalui pembangunan diberbagai bidang yang didukung oleh masyarakat.Taman KanakKanak adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia empat sampai enam tahun. Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional, pasal 28 ayat (2) berbunyi ”Pendidikan usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal, dan ayat (3) berbunyi “Pendidikan anak usia dini pada jalur
1
4
pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-Kanak (TK), Raudatul Adhfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat”. Implikasinya adalah bahwa keberadaan dan penyelenggaraan TK perlu diatur dalam suatu kebijakan tertentu oleh pemerintah dalam Departemen Pendidikan Nasional. Ketrampilan adalah salah satu kemampuan dan potensi yang terdapat pada setiap anak dalam melaksanakan kegiatan yang dapat melatih otot-otot tangan termasuk koordinasi mata, pikiran, dan tangannya sehingga anak berguna untuk perkembangan selanjutnya. Kemampuan berbicara berkaitan erat dengan bidang pengembangan berbahasa di Taman Kanak-Kanak. Sebagai alat komonikasi bahasa merupakan sarana yang sangat penting dalam kehidupan anak. Disamping itu bahasa juga merupakan alat untuk menyatakan pikiran dan perasaan kepada orang lain yang sekaligus juga berfungsi untuk me mahami pikiran dan perasaan orang lain. Mengingat pentingnya peranan bahasa bagi kehidupan anak maka perlu dikembangkan pada anak didik sejak usia Taman Kanak-Kanak. Dalam dorongan
kegiatan
kepada
pembelajaran
peserta
didik
guru untuk
perlu
memberikan
mengembangkan
kemampuannya berkomonikasi. Guru berperan sebagai fasilitator dan bertangung
jawab
untuk
menciptakan
situasi
yang
dapat
menumbuhkan prakarsa, motivasi, dan tanggung jawab peserta didik.
5
KAJIAN PUSTAKA A .Kajian Teori 1. Pengertian Ketrampilan Berbicara. Ketrampilan berbicara merupakan kemampuan anak untuk berkomonikasi memberikan
secara gambaran
lisan
dengan
tentang
orang
lain,
kesanggupan
kemampuan
anak
menyusun
berbagai kosa kata yang telah dikuasai menjadi suatu rangkaian pembicaraan secara berstruktur. Depdiknas (2000 : 192). Berbicara merupakan alat komonikasi utama bagi seorang anak untuk mengungkapkan berbagai keinginan dan kebutuhannya. Anak-anak yang memiliki kemampuan berbicara yang baik pada umumnya
memiliki
kemampuan
yang
baik
pula
dalam
mengungkapkan pemikiran, perasaan serta tindakan interaktif dengan lingkungannya. Kemampuan berbicara ini erat hubungannya dengan kemampuan penguasaan kosa kata, pemahaman mendengar dan menyimak serta kemampuan berkomonikasi secara lisan. Menurut Tampubolon, (1991:50) cerita sajak sebaiknya diberikan menarik hingga membuka kesempatan bagi anak untuk bertanya
dan
memberikan
tanggapan
setelah
guru
selasai
menyampaikan sajak. Menurut Nurbiana (2006:67) Mengembangkan ketrampilan menyimak dan mengembangkan bahasa dan pikiran
6
anak, berfungsi dengan baik untuk membantu kemampuan berbicara, dengan menambah pembendaharaan kosa kata. Ada beberapa kemampuan berbicara pada anak di Taman KanakKanak antara lain adalah: 1. Menggunakan dan dapat menjawab pertanyaan apa, berapa, dimana, dan bagaimana secara sederhana; 2. Berbicara lancar dengan kalimat sederhana; 3. Bercerita tentang kejadian disekitarnya secara sederhana; 4. Menjawab pertanyaan tentang cerita pendek (5-6 kalimat) yang sudah diceritakan guru; 5. Memberikan keterangan atau informasi tentang suatu hal; 6. Memberi batasan tentang kata/benda; 7. Mengurut dan menceritakan isi gambar seri; 8. Melanjutkan cerita/sajak sederhana yang sudah dimulai guru; 9. Menyebutkan sebanyak-banyaknya kegunaan dari suatu benda; 10. Menceritakan gambar yang telah disediakan; 11. Menyanyikan beberapa lagu anak-anak; 12. Membuat sebanyak-banyaknya kata dari suku kata awal yang disediakan dalam bentuik lisan; 13. Mengucapkan beberapa sajak sederhana; 14. Bercerita tentang gambar yang dibuat sendiri.
7
Perkembangan
potensi
tersebut
muncul
ditandai
oleh
berbagai gejala seperti senang bertanya dan memberikan informasi tentang
bebragai
hal,
berbicara
sendiri
dengan
atau
tampa
menggunakan alat seperti boneka, mobil mainan, dan sebagainya. 2. Prinsip-Prinsip Pengembangan Ketrampilan Berbicara Dalam rangka mengembangkan ketrampilan berbicara anak, maka prinsip berikut harus menjadi perhatian guru maupun orang tua, seperti beberapa prinsip di bawah ini: Depdiknas, (2000 : 178) 1. Pendidik lebih
mengutamakan
pengembangan
penguasaan
kosa kata, kemampuan menyimak dan berkomonikasi. 2. Mendeteksi/melacak kemampuan awal anak dalam berbicara. Prinsip ini
dilakukan
agar
pendidik dapat
memperhatikan
perkembangan berbicara anak secara individual. 3. Menata lingkungan kelas dengan berbagai kosa kata dan nama benda yang memungkinkan anak melihat dan berkomonikasi tentang benda-benda itu. 4. Menggunakan gambar-gambar sederhana yang dikenal anak untuk mengenalkan berbagai bentuk kata atau kalimat sederhana. 5. Anak-anak diberi kebebasan dalam menyatukan pikiran dan perasaan dan juga melakukan komunikasi antara guru agar terjadi timbal-balik untuk berbicara.
8
METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas. Penelitian Tindakan Kelas yaitu penelitian ilmiah dengan menggunakan pendekatan tertentu untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran. ( Arikunto, 2002 : 47). Penggunaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sederhana ini dengan dasar pemikiran sebagai berikut : a. Jenis
penelitian
ini
sangat
cocok
bila
digunakan
untuk
peningkatan suatu program, penerapan metode atau strategi mengajar membaca baru, pengembangan
karir guru dan
perubahan sikap atau prilaku anak dalam menerima pelajaran. b. Objek yang akan diteliti adalah Kegiatan Belajar Mengajar di kelas sebuah TK khususnya Kelompok A TK
Harapan Bangsa
Kabupaten Bengkulu Selatan. c. Penulis berharap Kajian dipertahankan
Tindakan ini akan tetap terus
pelaksanaannya
walaupun
penelitian
akan
dinyatakan selesai, sehingga pemilihan PTK adalah yang paling tepat untuk hal ini. B. Lokasi dan Waktu Penelitian Tempat penelitian adalah di TK Harapan Bangsa Kabupaten Bengkulu Selatan, pertimbangan penulis memilih tempat penelitian di
9
TK ini karena penulis bekerja/bertugas di sekolah tersebut sehingga memudahkan dalam mencari data, peluang waktu yang luas dan subjek penelitian sudah dikenal dan dipahami karakternya. Berdasarkan beberapa pertimbangan tentang situasi di lapangan maka penulis merencanakan penelitian dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Maret (selama 3 bulan). Waktu yang digunakan mulai dari menyusun perencanaan sampai dengan penulisan laporan hasil penelitian
dilaksanakan pada semester II
tahun pelajaran 2014/2015. Untuk lebih jelasnya tempat dan waktu penelitian dapat dilihat pada jadwal penelitian berikut ini : Tabel.1. Jadwal Penelitian No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Pengajuan Judul Studi Lapangan Membuat proposal Bimbingan I Perbaikan Seminar Perbaikan Bimbingan 2 Izin melaksanakan penelitian dari Fakulta Izin kepala sekolah untuk melaksanakan penelitian Membuat RKH siklus 1 serta media yang akan digunakan dan instrumen penilaian Melaksanakan penelitian siklus I Refleksi siklus 1 Membuat RKH siklus 2 serta media yang digunakan Pelaksaan siklus 2 Refleksi siklus 2 Bimbingan skripsi Ujian skripsi Laporan akhir
Waktu Januari Februari Maret 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 x X x x x x x x x
x x x x x x x
10
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Adapun hasil penelitian siklus I dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Pengamatan pada anak mengucapkan sajak satu bait siklus I Tema/sub tema : Pekerjaan/Macam pekerjaan Hari/tanggal
: Senin, 2 Maret 2015
Nilai kemampuan dalam lembar obsevasi dengan cara melingkari sekala penilaian di bawah ini: 1: kurang
3: baik
2: cukup
4: sangat baik
Tabel 4.1 Nama Anak
1.Nabilah 2.Zelin 3.Aqila 4.Nabila 5.Farit 6.Tito 7.Refal 8.Harik 9.Aska 10.Arumi 11.Naura 12.Lulu Jumlah Persentas e
Kemampuan Anak mengucapkan lirik sajak sederhana 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 4 1,7 %
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3
Kemampuan Anak Memberikan informasi tentang sajak
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
2 1 5 6,6 % %
1 6,7 %
1 6,7 %
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5
Kemampuan Anak Menceritakan isi sajak sederhana
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3
1 2 41, 3 6, 5 7% 3,4 6 % % % %
2 5%
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
8 33, , 3% 3 %
11
Tabel 4.2: Hasil Observasi Terhadap Anak dalam Mengucapkan Sajak Sederhana Satu Bait pada Siklus 1 N Aspek/Indikato 0 ryang Diamati
Jml Anak
Hasil Pengamatan Baik
Persentase%
Jumla h
Tida
Baik
Tidak
k 1
Kemampuan anak mengucapkan lirik sajak
12
4
8
33,4%
66,6%
100%
2
Kemampuan anak memberikan informasi tentang sajak
12
8
4
66,7%
33,3%
100%
3
Kemampuan anak menceritakan isi sajak
12
5
7
41,7%
58,3%
100%
Berdasarkan data pada tabel di atas, hasil observasi menunjukkan bahwa kemampuan anak mengucapkan sajak satu bait adalah sebagai berikut: 1) Dari 12 orang anak, terdapat 4 orang anak (33,4%) yang bisa mengucapkan sajak satu bait, 8 orang anak (66,6%) masih perlu latihan mengucapkan sajak 2) Dari 12 orang anak, terdapat 10 orang anak (83,4%) yang bisa memberikan informasi tentang sajak yang telah di ajarkan guru, 2 orang anak (16,6%) informasi yang diberikan oleh anak masih datar.
12
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan
hasil
analisis
data
dan
pembahasan,
disimpulkan bahwa: Penerapan sajak sederhana dapat meningkatkan keterampilan berbicara pada anak di kelompok A TK Harapan Bangsa Kabupaten Bengkulu Selatan. 1. Keterampilan berbicara anak melalui sajak sederhana satu bait pada siklus I (satu) Persentase keberhasilan rata-rata kelas mencapai 47,26%. Dari 12 orang anak, 4 orang anak (33,4%) yang bisa mengucapkan sajak satu bait, 8 orang anak (66,7%) yang bisa memberikan informasi tentang sajak, 5 orang anak (41,7%) mampu menceritakan tentang isi sajak. 2. Keterampilan berbicara anak melalui sajak sederhana dua bait pada siklus II (dua) Persentase keberhasilan rata-rata kelas mencapai 83,4%. Dari 12 orang anak, 10 orang anak (83,4%) yang biasa 3. mengucapkan sajak dua bait, 10 orang anak (83,4%) yang bisa memberikan informasi tentang sajak, 10 orang anak (83,4%) bisa menceritakan tentang isi sajak sederhana. Didalam temuan penelitian di atas.mempunyai kesimpulan bahwa
dengan
menerapkan
metode
“Upaya
Meningkatkan
KetrampilanBerbicara Anak Melalui SajakSederhana Dikelompok A
13
TK Harapan Bangsa Kabupaten Bengkulu Selatan”begitu banyak keuntunganya
dapat
Membangkitkan
keberanian
anak
dalam
mengungkapkan pikiran, perasaan, sikap dan pendapat melalui bahasa yang sederhana secara tepat dengan sajak sederhana, Guru dapat
membuat
sajak
sesuai
dengan
perkembangan
anak.
Menambah pengalaman dan pembelajaran dalam mengajarkan membaca pada anak, Hendaknya lembaga pendidikan atau sekolah menunjang fasilitas pengajaran, salah satunya adalah bahan-bahan yang dapat digunakan guru dalam membuat sajak-sajak sederhana dan media lainnya di Taman Kanak-kanak. Keterbatasan penulis membuat skripsi ini dikarnakan dana yang disediakan peneliti untuk menyelasaikan karya ilmiah ini sangat terbatas.keterbatasan ini membuat skripsi ini begitu sederhana. ekonomi sekolah sangat rendah karena sekolah tempat peneliti terdapat di pedesaan dan ekonomi keluarga anak didik di TK Harapan Bangsa 99% Petani. Tempat, media, alat-alat belajar semua sederhana, namun Demikian syukur alhamdulillah semuanya berjalan lancar dan baik- kaik saja karena kesederhanaa alat media tidak menghambat pelaksanaan penelitian bagi penulis.
14
B.Saran Dalam kegiatan sajak haruslah guru menciptakan lingkungan belajar yang menarik serta memberikan rasa aman bagi anak didik. Kegiatan belajar Taman Kanak-Kanak merupakan satu kesatuan kegiatan yang utuh mempersiapkan anak sedini mungkin terutama dalam mengembangkan ketrampilan berbahasa anak. PTK ini mampu memberikan kontribusi yang positif terhadap mutu pendidikan, berdasarkan hasil kesimpulan dan penelitian maka terdapat beberapa saran yang perlu ditindak lanjuti.Saran kepada guru
dalam
melaksanakan
pembelajaran
agar
anak
terampil
berbahasa di kelas dengan menggunakan metode teknik pembacaan sajak sederhana. Adapun langkah penerapanya yaitu 1. Dalam kegiatan awal hendaknya diusahakan
menggunakan
alat peraga untuk menarik perhatian anak dalam mengajar. 2. Pada kegiatan inti ajak anak terlibat aktif dalam pembelajaran 3. sehingga anak dapat mengalami proses belajarnya dengan baik. 4. Pada kegiatan penutup menciptakan suasana menarik. Guru hendaklah mulai memperhatikan kemampuan anak yang berbeda-beda sehingga guru dapat mengetahui permasalahan yang dihadapi disekolah dan guru harus dapat menciptakan lingkungan yang aman dan terkendali.
15
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2002) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta. Depdikbud. (1992). Kumpulan Sajak Untuk Anak Tman KanakKanak. Jakarta. PT Gramedia. Depdiknas. (2008) Kurikulum 2004 Standar Kompetensi TK/RA. Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas. (2008) Pengembangan Model Pembelajaran diTaman Kanak-KanakK. Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Depdiknas. (2000). Permainan Membaca dan Menulis di Taman Kanak-Kanak, Jakarta. Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Depdiknas. (2002). Petunjuk Pembuatan dan Penggunaan Sarana ( Alat Peraga Taman Kanak-Kanak. Jakarta. Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Depdiknas, 2003. Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar, Penilaian, Pembuatan dan Penggunaan Sarana di Taman KanakKanak, Jakarta. Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Moeslichatoen R. (2004). Metode Pengajaran di Taman Kanakkanak. Jakarta.PT Rinika Cipta Nasution, S. (2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Cipta Jaya. Patmonodewo, S. (2003). Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta. Sukmadinata. (2005). Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung. Remaja Rosdakarya. Winarno. 1983. Pengamatan Penelitian Ilmiah.Bandung. Tarsito. Nurbiana. 2006. Metode Pengembangan Bahasa Anak Taman Kanak-Kanak, Jakarta : Universitas Terbuka. Aderson. 1972:69 Petunjuk Teknis Proses Belajar-Mengajar di Taman Kanak-Kanak , Jakarta: Seri imformasi Bromly (1991) Motorik Khusus Pengembangan Ketrampilan Berbicara pada Taman Kanak-Kanak, Jakarta : Seri Informasi
52