Vol. 2 No. 2 Mei 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI PADA ANAK Suparjo (11261378) Mahasiswa PG-PAUD IKIP Veteran Semarang Abstrak Latar belakang masalah penelitian ini adalah Penggunaan Media Pembelajaran gambar seri untuk meningkatkan kemampuan bercerita anak. Pada anak usia Taman Kanak-Kanak sudah sangat membutuhkan alat untuk bermain dalam rangka pengembangan kemampuannya, sesuai apa yang dilihat, dialami dalam kehidupan sehari – hari dilingkungan sekitar mereka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat keterampilan berbicara siswa dalam kompetensi bercerita siswa di TK Pangrukti Budi Desa Geneng Kecamatan Mijen Kabupaten Demak. Informan dalam Pendidikan adalah guru pengajar dan anak yang sekolah di TK Pangrukti Budi Desa Geneng Kecamatan Mijen Kabupaten Demak. Informasi yang di dapat tidak hanya dari satu sumber melainkan juga dari orang tua anak. Instrumen yang digunakan dalam penelitian meliputi pedoman Observasi, pedoman wawancara, dokumentasi, dan untuk mengetahui keabsahan datanya menggunakan teknik analisis data kualitatif. Hasil penelitian ini adalah : (1) Memperkenalkan Media Gambar Seri pada anak ; (2) Melatih anak untuk bersoisialisasi dengan teman-temannya (3) Menumbuhkan Keberanian pada diri anak melalui kegiatan bercerita ; (4) Faktor pendukung ; (5) Faktor penghambat. Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, kesimpulan yang diperoleh adalah : Penggunaan media gambar seri efektif meningkatkan kemampuan bercerita anak TK Pangrukti Budi Desa Geneng Kecamatan Mijen Kabupaten Demak benar- benar terbukti. Hal ini dapat dibuktikan dengan tercapainya ketuntasan belajar anak dengan indikator pencapaiannya dapat peneliti uraikan sebagai berikut: Pada kondisi awal atau pra siklus kemampuan bercerita anak sebelum menggunakan media gambar seri hanya sebesar 16,36% meningkat menjadi 62,72% pada siklus I dan semakin meningkat menjadi 91,81% pada siklus II, termasuk dalam criteria baik sekali. Kemudian kinerja guru pada siklus I mempunyai rata-rata skor 2,90 meningkat menjadi 3,65 pada siklus II termasuk dalam katagori baik sekali. Begitu juga dengan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran mengalami peningkatan dari siklus I yang skor rata-rata 2,50 menjadi 3,75 pada siklus II, yang berarti media gambar seri efektif meningkatkan kemampuan bercerita anak TK Pangrukti Budi Desa Geneng Kecamatan Mijen Kabupaten Demak benar-benar terbukti. Kata Kunci: Media Gambar,Kemampuan Bercerita PENDAHULUAN Bahasa merupakan alat komunikasi utama termasuk bagi seorang anak untuk mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya. Anak-anak yang memiliki kemampuan berbahasa baik, pada umumnya memiliki kemampuan yang baik pula dalam mengungkapkan pikiran, perasaan serta tindakan interaksi dengan lingkungannya. Keterampilan berbahasa ada empat aspek, yaitu keterampilan berbicara, menyimak, menulis, dan berbicara. Dalam berbicara, si pengirim pesan mengirimkan pesan dengan menggunakan bahasa lisan. Dalam mengirimkan pesan, antara lain si pengirim harus memiliki keterampilan dalam melakukan proses encoding (proses menyampaikan atau mengirim pesan baik melalui tulisan maupun secara lisan). Sebaliknya dalam menerima pesan si penerima harus memiliki keterampilan dalam proses decoding (proses menerima pesan yang diterima baik dalam bentuk tulisan maupun lisan). 91
| Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang
Vol. 2 No. 2 Mei 2014
Dalam berkomunikasi diperlukan keterampilan berbahasa yang telah kita miliki, seberapapun tingkat atau kualitas keterampilan itu. Ada orang yang memiliki keterampilan berbahasa secara optimal sehingga setiap tujuan komunikasinya mudah tercapai. Namun,ada pula orang yang sangat lemah tingkat keterampilannya sehingga bukan tujuan komunikasinya tercapai, tetapi malah terjadi salah pengertian yang berakibat suasana komuukasi menjadi buruk. Tarigan (1982:2) mengemukakan bahwa pada prinsipnya tujuan pembelajaran bahasa adalah agar siswa terampil berbahasa, yaitu terampil menyimak, terampil berbicara, terampil membaca, dan terampil menulis. Keterampilan berbicara (speaking skill) merupakan salah satu aspek dalam berbahasa selain keterampilan menyimak (listening skill), keterampilan membaca (reading skill), dan keterampilan menulis (writing skill). Keempat aspek tersebut saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan (Tarigan 1981:15). Keterampilan berbicara merupakan keterampilan berbahasa yang sangat penting. Berdasarkan hal tersebut peneliti menemukan kelemahan tingkat penguasaan keterampilan berbicara. Hal ini terlihat pada keterampilan siswa berbicara ketika diberi kesempatan untuk berbicara atau bercerita. Siswa banyak yang memilih diam dan tidak mau untuk berbicara atau bercerita. Oleh karena itu minat berbicara siswa perlu untuk dikembangkan . Salah satu bentuk berbicara dalam kurikulum di TK adalah kompetensi bercerita dengan menggunakan alat peraga. Dalam kompetensi ini siswa dituntut untuk dapat bercerita dengan menggunakan alat peraga. Siswa dapat mengemukakan ide-ide atau gagasan kedalam cerita yang mereka buat atau mereka sajikan. Bercerita merupakan salah satu keterampilan berbicara yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada orang lain (Tarigan 1988:35). Dengan bercerita seseorang dapat menyampaikan berbagai macam informasi, cerita, serta berbagai ungkapan tentang apa yang dirasakan, dilihat, dibaca. Bercerita juga dapat digunakan sebagai sarana untuk berbagi pengalaman. Dalam hal ini peneliti menggunakan peraga gambar seri diharapkan siswa dapat tertarik dan menjadikan siswa antusias dalam mengkuti kegiatan pembelajaran khususnya dalam bercerita. Karena dengan gmbar seri sebagai alat peraga akan menumbuhkan ide-ide atau gagasan siswa yang tertuang dalam cerita yang akan siswa sampaikan . Dengan demikian siswa akan tertarik dengan media tersebut, sehingga dapat menarik perhatian dan minat serta semangat siswa untuk bercerita. Media gambar seri juga membantu siswa untuk memperoleh kemudahan didalam bercerita. Berdasarkan
permasalahan
diatas,
peneliti
bermaksud
untuk
melakukan
perbaikan
pembelajaran dalam keterampilan berbicara dalam kompetensi bercerita dengan menggunakan media gambar seri.
92
| Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang
Vol. 2 No. 2 Mei 2014
KAJIAN PUSTAKA Pengertian Keterampilan Berbicara Berbicara adalah merupakan suatu aktivitas kehidupan manusia normal yang sangat penting, karena dengan berbicara kita dapat berkomunikasi antara sesama manusia, menyatakan pendapat, menyampaikan maksud dan pesan, mengungkapkan perasaan dalam segala kondisi emosional dan lain sebagainya (Sumeto, 2004). Pada hakekatnya keterampilan berbicara adalah keterampilan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran , gagasan, dan perasaan (Tarigan : 15). Keterampilan berbicara sangat penting dimiliki seseorang agar tidak terjadi kesalahpahaman antara penutur dan mitra tutur dalam komunikasi. Media Gambar Seri Dalam Kompetensi Bercerita Gambar seri adalah gambar yang mempunyai keterkaitan dengan gambar yang alinnya dan dapat membentuk sebuah cerita utuh (Bambang Sujiono, 2008 : 76). Bercakap- cakap dengan gambar seri memiliki tujuan untuk memupuk kesnggupan meletakkan antara tanggapan- tanggapan dan menarik kesimpulan (Depdikbud, 1998 : 25) Ketentuan – ketentuan gambar seri yang di gunakan harus memenuhi persyaratan (Depdikbud, 1998 : 25) antara lain : a. Ukuran gambar harus cukup besar sehingga dapat dilihat oleh semua siswa. b. Hubungan antara satu gambar dengan gambar yang lainnya harus kelihatan jelas. c. Tiap gambar dapat menimbulkan rasa ingin tahu siswa untuk mengetahui gambar kelanjutannya. d. Gambar menunjukkan satu adegan yang jelas. e. Gambar hendaknya tidak terlalu bayak tambahansehingga tidak mengaburkan isi crita dari gambar tersbut. f. Gambar- gambar tersbut hendaknya diberi warna – wrna yang menarik.
METODE PENELITIAN Bentuk Penelitian Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk mendapatkan solusi dari permasalahan yang ada. Penelitian yang cara memperoleh datanya berdasarkan pada hasil observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes kepada sejumlah subyek, (Suharsimi Arikunto, 2007 :7), Pendekatan tindakan kelas bertujuan meningkatkan hasil proses pembelajaran karena mampu menjembatani kesenjangan antara teori dan praktek serta merupakan kolaboratif yang melibatkan partisipasi bersama-sama bergabung untuk mengkaji praktek pembelajaran dan mengembangkan pemahaman tentang makna tindakan (Supadi, 2006 : 105). Setting Penelitian Lokasi penelitian dilaksanakan di TK Pangrukti Budi Desa Geneng Kecamatan Mijen Kabupaten Demak, dan dilaksanakan mulai bulan April sampai bulan Agustus 2013. 93
| Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang
Vol. 2 No. 2 Mei 2014
Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah anak didik TK Pangrukti Budi Desa Geneng Kecamatan Mijen Kabupaten Demak. Yang berjumlah 22 anak terdiri dari 10 anak laki-laki dan 12 anak perempuan, dan Guru pelaksana tindakan. Fokus Penelitian Fokus penelitian ini menitik beratkan pada perbaikan proses pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan bercerita dengan menggunakan media gambar seri di TK Pangrukti Budi Desa Geneng Kecamatan Mijen Kabupaten
Demak.
Persoalan diatas menginspirasikan perlunya dilakukan
penelitian tentang meningkatkan kemampuan bercerita anak Dengan sumber daya yang terbatas, guru dituntut kreatif dan inovatif dalam memanfaatkan segala sumber daya yang ada dilingkungan belajar anak untuk mengembangkan kualitas proses dan hasil pembelajaran. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang akurat dan dapat dipertanggung jawabkan, maka penulis mengumpulkan data dengan metode observasi, metode dokumentasi, metode wawancara, agar diperoleh data yang tepat, relevan dan akurat. Alat Pengumpulan Data Alat pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Lembar Observasi, yaitu pengumpulan data dimana peneliti mengadakan pengamatan secara langsung terhadap gejala-gejala subjek yang harus diteliti. 2. Wawancara, Pengumpulan data dengan jalan tanya jawa. Teknik ini merupakan cara pengumpulan data dengan jalan Tanya jawab langsung yang digunakan untuk memperoleh data (Kinayati 2004 : 148). Pengamatan dilakukan dengan melibatkan diri di TK Pangrukti Budi Desa Geneng Kecamatan Mijen Kabupaten Demak, dengan demikian peneliti dapat memperoleh informasi yang dibutuhkan. 3. Dokumentasi, sebagai alat bukti visual dari kegiatan peneliti yang sedang dilaksanakan, tentang foto-foto pelaksanaan tindakan, profil TK dan peta tempat TK itu berada. Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa foto. Peneliti sengaja memilih sebagai alat memperkuat dan memperjelas dari hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan sebelumnya. Prosedur Penelitian Kegiatan penelitian tindakan kelas rencananya dilaksanakan 2 siklus, setiap siklusnya terdiri dari 4 tahapan yaitu Perencana tindakan, Pelaksanan tindakan, Observasi, dan Refleksi
HASIL PENELITIAN Siklus I Siklus I dilaksanakan pada tanggal 23 Juli 2013. Adapun prosedur pelaksanaannya sebagai berikut : 94
| Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang
Vol. 2 No. 2 Mei 2014
a. Perencanaan Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini sebagai berikut : 1) Menyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH) dengan materi meningkatkan kemampuan bercerita anak. 2) Menyiapkan media pembelajaran yang berupa gambar-gambar seri. 3) Menyiapkan lembar observasi aktivitas guru, lembar aktivitas anak, pedoman wawancara dan catatan lapangan. 4) Menyusun
perangkat
pembelajaran
untuk
Peningkatan
kemampuan
bercerita
anak
menggunakan gambar seri selama seharian. 5) Menyiapakan lembar tugas siswa. 6) Menyiapkan alat – alat yang digunakan untuk bermain sambil belajar. b. Pelaksanaan Tindakan Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan tindakan sesuai dengan RKH yang telah direncanakan.Kegiatan meliputi hal-hal sebagai berikut: 1) Kegiatan Awal Guru mengawali kegiatan dengan memberi motivasi dan apersepsi pada anak. 2) Kegiatan Inti a) Guru mengatur tempat duduk anak sesuai dengan materi yang akan disajikan. b) Guru menyajikan materi pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan bercerita anak. c) Guru mendemonstrasikan cara bermain manggunakan media gambar seri. d) Siswa mengamati tentang demonstrasi yang dilakukan oleh guru. e) Guru membimbing anak di dalam kegiatan bercerita pada anak dengan menggunakan media gambar seri. f) Guru memberikan penilaian pada anak. c. Observasi Observasi dilakukan pada setiap pelaksanaan tindakan dalam kegiatan tatap muka. Yang diobservasi adalah : 1) Mengamati Kinerja guru dalam memberikan pembelajaran (dilakukan oleh observer). Aktivitas guru dalam pembelajaran diperoleh dari hasil penilaian dari observer melalui lembar penilaian kinerja guru. 2) Mengamati Aktivitas siswa saat pembelajaran (dilakukan oleh observer). Pengamatan aktivitas siswa dilakukan oleh observer dengan menggunakan lembar penilaian aktivitas siswa. 3) Memantau kemampuan siswa dalam melaksanakan kegiatan bercerita dengan menggunakan media gambar seri untuk peningkatan kemampuan bercerita anak, guru sebagai peneliti yang mengamati secara langsung.
95
| Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang
Vol. 2 No. 2 Mei 2014
d. Refleksi Refleksi yang dilaksanakan meliputi : 1) Kinerja guru Kemampuan guru dalam mengajar pada siklus I ini telah menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan kondisi pra survey ketika belum diadakan penelitian tindakan kelas ini. Hal ini dapat terlihat dari antusias siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar berlangsung. Hasil Observasi Kinerja guru pada siklus I dapat dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 1. Hasil Rekapitulasi Observasi Kinerja Guru Siklus 1 No 1 2 3 4 1 2
3 4 5 6 7
8 9
10
1 96
Aspek yang diamati PENDAHULUAN Kemampuan guru menyiapkan kelas sesuai dengan tema Kemampuan guru dalam menyiapkan murid Kemampuan guru dalam menyiapkan kondisi mental / psikologis dan fisik anak untuk mengikuti pelajaran Kemampuan guru memberikan apersepsi KEGIATAN INTI Kemampuan guru dalam menjelaskan kegiatan belajar menggunakan gambar seri. Kemampuan guru mendemonstrasikan bercerita dengan menggunakan gambar seri Kemampuan mengaitkan bercerita dengan gambar seri dengan realita kehidupan seharihari Kemampuan guru mengenalkan media cerita dengan gambar seri Kemampuan guru menggunakan media cerita dengan gambar seri Kemampuan guru mengajak siswa untuk bercerita dengan menggunakan gambar seri Kemampuan guru memotivasi siswa untuk bercerita dengan menggunakan gambar seri Kemampuan guru membimbing siswa bercerita dengan menggunakan gambar seri Kemampuan guru menumbuhkan partisipasi belajar siswa dalam bercerita menggunakan gambar seri Kemampuan guru melakukan pembelajaran secara runtut dari merencanakan hingga merefleksikan kegiatan belajar PENUTUP Kemampuan guru mengulas kegiatan yang
| Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang
Skor Maksimal
Skor Pengamatan
4
3
4
3
4
3
4
2
4
3
4
3
4
2
4
3
4
3
4
3
4
3
4
3
4
3
4
3
4
3
Vol. 2 No. 2 Mei 2014
2 3 4 5 6
telah dilaksanakan Kemampuan guru melaksanakan penilaian terhadap siswa Intonasi suara Penggunaan bahasa yang dapat dipahami anak Kemampuan guru membuat kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan Kemampuan guru memberikan tugas pada siswa untuk bercerita dengan menggunakan media gambar seri JUMLAH SKOR RERATA SKOR BS : Baik Sekali (3,25 - < 4.00) B
: Baik
(2,50 - < 3,25)
C
: Cukup
(1,75 - < 2,50)
K
: Kurang
(1,00 - < 1,75)
4
3
4 4 4
3 3 3
4
3
80 4
58 2,90
Pada siklus 1 kinerja guru yang sudah mencapai katagori baik yaitu Kemampuan guru menyiapkan kelas sesuai tema, kemampuan guru menyiapkan murid, kemampuan guru memberikan apersepsi, kemampuan guru mendemontrasikan bercerita dengan menggunakan gambar seri, kemampuan guru dalam mengenalkan media cerita dengan gambar seri, kemampuan guru mengajak siswa untuk bercerita dengan menggunakan gambar seri, kemampuan membimbing siswa dalam bercerita, kemamapuan guru mengulas serta kemampuan guru membuat kesimpulan. Selain aspek tersebut, aspek yang lainnya seperti : kemampuan guru dalam menyiapkan kondisi mental/ psikologis dan fisik siswa, kemampuan guru menjelaskan kegiatan belajar dengan menggunakan media gambar seri, kemampuan guru mengaitkan bercerita dengan gambar seri dengan realita kehidupan sehari-hari, Kemampuan guru memotivasi siswa untuk bercerita dengan menggunakan gambar seri, kemampuan menumbuhkan partisipasi siswa dalam bercerita dengan gambar seri, dan kemampuan guru dalam memberikan tugas/evaluasi cukup baik yaitu dengan mencapai skor 2,90 dari hasil observasi kinerja guru pada siklus 1. Maka guru perlu melakukan perbaikan. Dan perbaikan tersebut dapat dilakukan pada siklus II.
2) Aktivitas Belajar Siswa Rekapitulasi aktivitas belajar siswa pada Siklus I tertuang pada table berikut ini: Tabel 2. Hasil Rekapitulasi Observasi Aktivitas Siswa Siklus I NO 1 2 97
Aspek yang diamati Antusias siswa dalam mengikuti KBM Perhatian siswa terhadap guru | Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang
Skor Maksimal 4 4
Skor Pengamatan 3 3
Vol. 2 No. 2 Mei 2014
3 4 5 6 7
8
Keaktifan siswa bertanya Keaktifan siswa mengamati dan menggunakan gambar seri Keaktifan siswa menjawab pertanyaan guru Keaktifan siswa mencontoh bercerita dengan menggunakan gambar seri Keberanian siswa maju dalam melaksanakan kegiatan bercerita dengan menggunakan gambar seri Keaktifan siswa menyelesaikan tugas bercerita menggunakan gambar seri dari guru
4
JUMLAH SKOR RERATA SKOR Keterangan ; BS
: Baik Sekali (3,25 - < 4.00)
B
: Baik
(2,50 - < 3,25)
C
: Cukup
(1,75 - < 2,50)
K
: Kurang
(1,00 - < 1,75)
2 3
4 4 4
2 3
4
2
4
2
32 4
20 2,50
Hasil observasi aktivitas belajar siswa pada siklus 1 cukup baik, perhatian siswa terhadap guru, keaktifan siswa bertanya, keaktifan siswa menjawab pertanyaan, keaktifan
siswa
mengamati dan menggunakan gambar seri, keberanian siswa dalam melakukan kegiatan bercerita dengan menggunakan gambar seri, keaktifan siswa berpartisipasi dalam kegiatan bermain balok, keaktifan siswa menyelesaikan tugas bercerita dengan menggunakn gambar seri. Skor rata-rata 2,50 dengan kriteria cukup baik. Dengan demikian perbaikan akan dilakukan dan diperbaiki pada siklus II.
3) Kemampuan bercerita anak menggunakan media gambar seri pada siklus I. Dalam kemampuan bercerita anak dengan menggunakan media gambar seri pada siklus I ini, nilai yang diperoleh siswa dalam setiap aspeknya dapat dilihat pada lampiran. Sedangkan untuk menentukan hasil nilai indikator kinerja siswa dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut : P = siswa tuntas/belum tuntas/tidak tuntas
x 100%
Jumlah semua siswa Tabel 3. Hasil Rekapitulasi Penilaian Indikator Kinerja Siswa Siklus I No 1
Aspek Penilaian Siswa dapat mengenal berbagai gambar
98
| Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang
Hasil penilaian v 63,63% 36,36%
o 0%
Vol. 2 No. 2 Mei 2014
2 3 4
Siswa mampu melakukan kegiatan bercerita Siswa mampu dan berani maju dalam bercerita Siswa mampu menyebutkan gambar-gambar melalui media gambar seri Siswa mampu berkomunikasi dengan temannya melalui media gambar seri Total nilai prosentase Rata-rata nilai prosentase
5
68,18% 59,09% 68,18%
31,81% 22,72% 31,81%
0% 18,18% 0%
54,54%
36,36%
9,09%
313,62% 62,72%
159,06% 31,81%
27,27% 5,45%
Grafik 1. Pencapaian Ketuntasan Siklus I 70
62.72 %
60 50
31.81 %
40 30 20
5.45 %
10 0 Baik
Cukup
Kurang
Keterangan :
: Baik (Anak mampu mencapai indicator dengan baik atau bahkan lebih tuntas)
v
: Cukup (Anak belum mencapai indicator atau belum tuntas)
o
: Kurang (Anak kurang mencapai indicator atau kurang tuntas) Dengan melihat kondisi tersebut dimana tingkat kemamapuan bercerita anak melalui
media gambar seri mengalami peningkatan dari 16,36% menjadi
62,72%, tetapi belum
memenuhi indicator keberhasilan maka penelitiu memutuskan untuk melanjutkan penelitian dengan bercerita menggunakan media gambar seri pada siklus II. Siklus II Siklus II dilaksanakan pada tanggal 24 Juli 2013. Adapun prosedur pelaksanaannya sebagai berikut : a. Perencanaan 1) Menyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH) dengan materi meningkatkan kemampuan bercerita anak menggunakan gambar seri untuk perbaikan siklus sebelumnya. 2) Memadukan hasil siklus 1 agar hasil siklus II lebih efektif. 3) Menyiapkan media permainan menggunakangambar-gambar seri. 4) Menyiapkan lembar observasi yang akan digunakan penelitian. 99
| Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang
Vol. 2 No. 2 Mei 2014
b. Pelaksanaan Tindakan 1) Guru meningkatkan kembali kegiatan bercerita dengan menggunakan media gambar seri untuk meningkatkan kemampuan bercerita anak. 2) Guru memotifasi anak agar lebih intensif. 3) Guru menjelaskan pada siswa cara bercerita denganmenggunakna gambar seri. 4) Guru mendemontrasikan cara bercerita dengan menggunakn gambar seri dan siswa memperhatikan. 5) Guru memerintah anak untuk melaksanakan tugas bercerita dengan menggunakan gambar seri. c. Observasi 1) Kinerja Guru Tabel 4. Hasil Rekapitulasi Observasi Kinerja Guru Siklus 1I No 1 2 3 4 1 2
3 4 5 6 7
8 9
100
Aspek yang diamati PENDAHULUAN Kemampuan guru menyiapkan kelas sesuai dengan tema Kemampuan guru dalam menyiapkan murid Kemampuan guru dalam menyiapkan kondisi mental / psikologis dan fisik anak untuk mengikuti pelajaran Kemampuan guru memberikan apersepsi KEGIATAN INTI Kemampuan guru dalam menjelaskan kegiatan belajar menggunakan gambar seri. Kemampuan guru mendemonstrasikan bercerita dengan menggunakan gambar seri Kemampuan mengaitkan bercerita dengan gambar seri dengan realita kehidupan seharihari Kemampuan guru mengenalkan media cerita dengan gambar seri Kemampuan guru menggunakan media cerita dengan gambar seri Kemampuan guru mengajak siswa untuk bercerita dengan menggunakan gambar seri Kemampuan guru memotivasi siswa untuk bercerita dengan menggunakan gambar seri Kemampuan guru membimbing siswa bercerita dengan menggunakan gambar seri Kemampuan guru menumbuhkan partisipasi belajar siswa dalam bercerita menggunakan gambar seri Kemampuan guru melakukan pembelajaran
| Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang
Skor Maksimal
Skor Pengamatan
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
Vol. 2 No. 2 Mei 2014
10
1 2 3 4 5 6
secara runtut dari merencanakan hingga merefleksikan kegiatan belajar PENUTUP Kemampuan guru mengulas kegiatan yang telah dilaksanakan Kemampuan guru melaksanakan penilaian terhadap siswa Intonasi suara Penggunaan bahasa yang dapat dipahami anak Kemampuan guru membuat kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan Kemampuan guru memberikan tugas pada siswa untuk bercerita dengan menggunakan media gambar seri JUMLAH SKOR RERATA SKOR Keterangan ; BS
: Baik Sekali (3,25 - < 4.00)
B
: Baik
(2,50 - < 3,25)
C
: Cukup
(1,75 - < 2,50)
K
: Kurang
(1,00 - < 1,75)
4
3
4
3
4 4 4
3 3 4
4
4
80 4
73 3,65
Pada siklus II, guru telah menunjukkan kenaikan kekriteria tinggi, dengan jumlah skor 3,65 dari hasil penilaian observer. Dengan demikian menunjukkan adanya peningkatan dari siklus 1. 2) Aktivitas Belajar Siswa Tabel 5. Hasil Rekapitulasi Observasi Aktivitas Siswa Siklus II NO
Aspek yang diamati
1 2 3 4
Antusias siswa dalam mengikuti KBM Perhatian siswa terhadap guru Keaktifan siswa bertanya Keaktifan siswa mengamati dan menggunakan gambar seri Keaktifan siswa menjawab pertanyaan guru Keaktifan siswa mencontoh bercerita dengan menggunakan gambar seri Keberanian siswa maju dalam melaksanakan kegiatan bercerita dengan menggunakan gambar seri Keaktifan siswa menyelesaikan tugas bercerita menggunakan gambar seri dari guru
5 6 7
8
JUMLAH SKOR RERATA SKOR 101
| Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang
Skor Maksimal 4 4 4
Skor Pengamatan 4 4 3 4
4 4 4
3 4
4
4
4
4
32 4
30 3,75
Vol. 2 No. 2 Mei 2014
Keterangan ; BS
: Baik Sekali (3,25 - < 4.00)
B
: Baik
(2,50 - < 3,25)
C
: Cukup
(1,75 - < 2,50)
Pada siklus ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pada semua aspek dan diperoleh rata-rata 3,75 berarti dalam katagori baik sekali. Hal ini menunjukkan bahwa anak sudah aktif dalam mengikuti pembelajaran pengembangan kemampuan bercerita dengan menggunakan media gambar seri. 3) Kemampuan Bercerita Anak Menggunakan Media Gambar seri. Tabel 6. Hasil Rekapitulasi Penilaian Indikator Kinerja Siswa Siklus II
1
Siswa dapat mengenal berbagai gambar
Hasil penilaian v 100% 0%
2
Siswa mampu melakukan kegiatan bercerita
86,36%
13,63%
0%
3 4
Siswa mampu dan berani maju dalam bercerita Siswa mampu menyebutkan gambar-gambar melalui media gambar seri Siswa mampu berkomunikasi dengan temannya melalui media gambar seri Total nilai prosentase Rata-rata nilai prosentase
90,90%
4,54%
4,54%
95,45% 86,36%
4,54% 9,09%
0% 4,54%
459,07% 91,81%
31,8% 6,36%
9,08% 1,81%
No
5
Aspek Penilaian
o 0%
Keterangan : P = siswa tuntas/belum tuntas/tidak tuntas
x 100%
Jumlah semua siswa Pada Siklus II ini kemampuan siswa untuk bercerita dengan menggunakan media gambar seri menunjukkan peningkatan yang mencapai ketuntasan atau indikator mencapai nilai total prosentase 459,07% dengan nilai rata- rata ketuntasan mencapai 91,81%. Hal ini menunjukkan bahwa kriteria ketuntasan belajar minimal telah tercapai sehingga tidak diperlukan lagi untuk melakukan Siklus selanjutnya. Untuk mempermudah pemahaman maka peneliti membuat grafik sebagai berikut :
102
| Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang
Vol. 2 No. 2 Mei 2014
Grafik 2. Pencapaian Ketuntasan Pada Siklus II 91.81 %
100 80 60 40
6.36 %
20
1.81%
0 Baik
Cukup
Kurang
Keterangan :
: Baik (Anak mampu mencapai indicator dengan baik atau bahkan lebih tuntas)
v
: Cukup (Anak belum mencapai indicator atau belum tuntas)
o
: Kurang (Anak kurang mencapai indicator atau kurang tuntas) Pada siklus II ini bias kita lihat dari tabel dan grafik diatas bahwa 91,81% anak sudah
mampu bercerita dengan menggunakan media gambar seri. d. Refleksi Dari hasil observasi hasil siklus II dapat dilihat adanya peningkatan kinerja guru, aktivitas siswa dan kemampuan siswa dalam bercerita dengan menggunakan media gambar seri. Hal tersebut diperoleh karena pada siklus II guru telah melakukan perbaikan dari siklus 1, sehingga sudah memenuhi indikator keberhasilan dalam penelitian ini.
KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, kesimpulan yang diperoleh adalah : 1. Penggunaan media gambar seri efektif meningkatkan kemampuan bercerita anak TK Pangrukti Budi Desa Geneng Kecamatan Mijen Kabupaten Demak benar- benar terbukti. Hal ini dapat dibuktikan dengan tercapainya ketuntasan belajar anak dengan indikator pencapaiannya dapat peneliti uraikan sebagai berikut: Pada kondisi awal atau pra siklus kemampuan bercerita anak sebelum menggunakan media gambar seri hanya mencapai rata- rata nilai prosentase ketuntasan sebesar 16,36% meningkat menjadi 62,72% pada siklus I dan semakin meningkat dengan rata- rata nilai prosentase ketuntasan sebesar 91,81% pada siklus II, termasuk dalam kriteria baik sekali. 2. Kinerja guru pada siklus I mempunyai rata-rata skor 2,90 meningkat menjadi 3,65 pada siklus II termasuk dalam katagori baik sekali. Begitu juga dengan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran mengalami peningkatan dari siklus I yang skor rata-rata 2,50 menjadi 3,75 pada siklus II, yang berarti media gambar seri efektif meningkatkan kemampuan bercerita anak TK Pangrukti Budi Desa Geneng Kecamatan Mijen Kabupaten Demak benar-benar ter 103
| Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang
Vol. 2 No. 2 Mei 2014
DAFTAR PUSTAKA
Arif Sadiman, dkk (1996), Metode Pendidikan, Jakarta : Raja Grafindo Persada. Arsjad dan mukti, (1998), Media Pembelajaran, Jakarta : Raja Grafindo Persada. Asep Heri Hermawan, (2008), Media pembelajaran Sekolah Dasar, Bandung : UPI. Basuki Wibowo, (2001), Media Pengajaran, Jakarta : Dekdikbud. Dekdikbud, (1998), Materi Penataran GuruTK/BA/RA Di Jawa Tengah, Semarang : Proyek Peningkatan Mutu Tenaga Kependidikan dan Non Kependidikan. Moeslichatun, (2003), Metode Pengajaran Di Taman Kanak-Kanak, Jakarta : Rineka Cipta Muhammad Syafie, (1993), Keterampilan Berbicara, Jakarta : Media Ekspres. Sugiyono, (20080, Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Yogyakarta : BPFE. Suharsimi Ari Kunto, (1996), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan, Jakarta : Rineka Cipta. Tarigan, (1988), Seluk Beluk Bahasa, Yogyakarta : Satria Mas. Winata Putra, (1998), Pengantar Psikologi Umum,Yogyakarta : Andi.. Udin S. Winata Putra, (2007), Pengantar Belajar, Bandung : Alfabeta. Yulia Nuraeni Sujono, (2004), Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta : Andi. Zaman Badudu, (2005), Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Edisi Revisi), Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.
104
| Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang