ISSN 2407-0769 e-ISSN 2549-4694
Jurnal Pena Edukasi Vol. 4 No. 2, Maret 2017
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE Kamaliah SD Negeri 056614 Sidorejo, kab. Langkat
Abstract: This study aims to improve learning outcomes Civics Elementary School fifth grade students 056 614 Sidorejo through the learning model think pair share. Subjects of this study amounted to 28 people. Based on the results of research and discussion, it can be concluded that the application of think pair share learning model can improve learning outcomes Civics students. It can be seen from the results obtained by students in each cycle. In the first cycle of learning obtained an average value of 75.0 with classical completeness students sebagar 54%, in the second cycle with an average value of 86.4 and classical completeness 86% Keyword: think pair share
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas V SD Negeri 056614 Sidorejo melalui model pembelajaran think pair share. Subjek penelitian ini berjumlah 28 orang. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran think pair share dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh siswa pada tiap siklusnya. Pada pembelajaran siklus I diperoleh nilai rata-rata 75,0 dengan ketuntasan klasikal siswa sebagar 54%, pada siklus II dengan nilai rata-rata 86,4 dan ketuntasan klasikal sebesar 86% Kata kunci: think pair share
Tugas seorang guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa tidaklah mudah. Guru harus memiliki berbagai kemampuan yang dapat menunjang tugasnya agar tujuan pendidikan dapat dicapai. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam meningkatkan kompetensi profesinya ialah
kemampuan mengembangkan model pembelajaran. Dalam mengembangkan model pembelajaran seorang guru harus dapat menyesuaikan antara model yang dipilihnya dengan kondisi siswa, materi pelajaran, dan sarana yang ada. Oleh karena itu, guru harus menguasai beberapa jenis model pembelajaran agar proses belajar mengajar berjalan
137
ISSN 2407-0769 e-ISSN 2549-4694
Jurnal Pena Edukasi Vol. 4 No. 2, Maret 2017
lancar dan tujuan yang ingin dicapai dapat terwujud. Masalah utama dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) ialah belum tepatnya penggunaan metode atau model pembelajaran dalam menyampaikan materi pelajaran, yang memenuhi muatan tatanan nilai, agar dapat diinternalisasikan pada diri siswa serta mengimplementasikan hakekat pendidikan nilai dalam kehidupan mereka sehari-hari. Hal ini berkaitan dengan kritik masyarakat terhadap materi pelajaran PKn yang tidak bermuatan nilai-nilai praktis tetapi hanya bersifat politis atau alat indoktrinasi untuk kepentingan kekuasaan pemerintah. Strategi pembelajaran dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) terkesan sangat kaku, kurang fleksibel, kurang demokratis, dan guru cenderung lebih dominan (one way method). Di samping masih menggunakan model konvensional yang monoton, aktivitas guru lebih dominan daripada siswa, akibatnya guru seringkali mengabaikan proses pembinaan tatanan nilai, sikap, dan tindakan, sehingga mata pelajaran PKn tidak dianggap sebagai mata pelajaran pembinaan warga negara yang menekankan pada kesadaran akan hak dan kewajiban tetapi lebih cenderung menjadi mata pelajaran yang jenuh dan membosankan. Berdasarkan pengalaman peneliti sampai sekarang masalah yang dihadapi dalam mengajarkan mata pelajaran PKn adalah kurangnya minat belajar, siswa, kuarang tepatnya metode pembelajaran yang digunakan yakni metode ceramah sehingga mengakibatkan siswa sering ribut di dalam kelas dan mengantuk.
Untuk meminimalkan permasalahan tersebut maka guru harus menggunakan model pembelajaran yang dapat menciptakan suasana belajar yang melibatkan siswa bekerja secara gotong royong yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif. Salah satu model pembelajaran Kooperatif yakni model pembelajaran tipe Think Pair Share. Model pembelajaran Think Pair Share Kooperatif tipe TPS (think-pair-Share) digunakan untuk mengajarkan isi akademik atau untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap suatu materi pelajaran yang diajarkan. Guru menciptakan interaksi yang mendorong rasa ingin tahu, ingin mencoba, bersikap mandiri dan ingin maju. Guru memberikan suatu informasi yang mendasar saja sebagai dasar pemikiran bagi anak didik dalam mencari dan menemukan sendiri informasi lainnya.
METODE Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 056614 Sidorejo dan pelaksanaannya pada bulan Februari 2016 sampai dengan Juni 2016. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri 056614 Sidorejo dengan jumlah siswa yang terikut dalam penelitian ini sebanyak 28 orang. Alat pengumpul data dalam penelitian ini berupa tes hasil belajar dan lembar aktivitas belajar siswa. Tes hasil belajar digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dengan strategi TPS. Tes hasil belajar disusun dalam bentuk pilihan berganda yang mengacu pada
138
ISSN 2407-0769 e-ISSN 2549-4694
Jurnal Pena Edukasi Vol. 4 No. 2, Maret 2017
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk kelas V SD Negeri No. 056614 Sidorejo bidang studi PKn. Tes hasil belajar siswa yang digunakan sebanyak 10 item dan terdiri dari 4 option. Lembar aktivitas belajar siswa digunakan oleh pengamat. Pengamat adalah guru-guru teman sejawat peneliti yaitu Hermansyah, S.Pd.SD dan Nur Astati, S.Pd.SD bekerja dalam kelompok peneliti/guru yang sedang melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) memberi isyarat pada kedua pengamat, kelompok mana yang diamati oleh ke dua pengamat. Kedua pengamat tidak boleh duduk berdekatan agar data yang direkam tidak bias. Satu kali kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh peneliti, maka ada dua kelompok yang diamati oleh pengamat. Instrumen aktivitas belajar siswa terdiri dari 5 aktivitas antara lain; membaca, bekerja, bertanya sesama siswa, bertanya sama guru, dan yang tidak relevan denga KBM. Waktu siswa belajar sesuai dengan di RPP berkelompok selama 20 menit ditentukan oleh peneliti/guru maka ada 10 ceklist yang dilakukan oleh pengamat dalam lembar aktivitas belajar siswa.
I; (d) Membuat lembar observasi aktivitas siswa melalui penerapan strategi TPS. Pelaksanaan dan Observasi Melaksanakan tindakan pembelajaran ke-1 dan ke-2 sesuai dengan RPP oleh peneliti sebagai guru PKn di kelas V SD Negeri 056614 Sidorejo. Selama proses pembelajaran dilakukan observasi oleh observer (guru sejawat) untuk mengamati aktivitas siswa dan pengelolaan pembelajaran oleh guru. Diakhir siklus I dilakukan pula tes hasil belajar siswa untuk mengetahui pemahaman siswa tentang pengertian dan ciri-ciri organisasi sebagai formatif I. Hasil diskusi dengan pembimbing dalam pelaksanaan siklus I, dapat dilakukan sesuai dengan materi yang telah disusun untuk pengambilan data dalam penelitian ini. Akhir KBM pada siklus I dilakukan tes hasil belajar (formatif I). Tabel 1. Hasil Formatif I Nilai f Rata-Rata 60 13 80 9 75,0 100 6 Jumlah 28
SD 16,0
Selama proses pembelajaran dilakukan peneliti, peneliti berkolaborasi dengan dua guru lain untuk mengamati aktivitas belajar siswa. Observasi oleh observer (guru sejawat) dilakukan dengan cara menceklis lembar observasi yang telah disiapkan oleh peneliti. Selama mengamati aktivitas siswa observer telah dikode oleh peneliti tentang kelompok mana yang akan di amati. Masing-masing observer mengamati kelompok yang berbeda.
HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus I Perencanaan Pada tahap ini peneliti membuat kegiatan perencanaan meliputi: (a) Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP); (b) Membuat lembar kegiatan siswa pertemuan 1 dan pertemuan 2; (c) Membuat tes pemahaman siswa siklus
139
ISSN 2407-0769 e-ISSN 2549-4694
Jurnal Pena Edukasi Vol. 4 No. 2, Maret 2017
Tabel 2. Aktivitas belajar siswa siklus I No 1 2 3 4 5
Aktivitas Menulis/membaca Mengerjakan Bertanya pada teman Bertanya pada guru Yang tidak relevan dengan KBM
JUMLAH
Siklus I Skor Proporsi 15 38% 13,75 34% 3 8% 3 8% 5,25 13% 40 100%
Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran RPP; (b) Penyusunan Lembar Kegiatan siswa pertemuan 3 dan pertemuan 4; (c) Penyusunan instrumen penelitian berupa lembar observasi aktivitas siswa serta pengelolaan guru terhadap proses pembelajaran dengan menerapkan strategi TPS dan tes pemahaman siswa.
Refleksi Dari pengamatan dan analisis hasil belajar siswa pertemuan 1 dan pertemuan 2 pada siklus I rata-rata hasil belajar siswa adalah 75,0. Sejumlah 15 orang siswa telah tuntas belajar pada batas KKM, sejumlah 13 orang siswa lainnya masih belum tuntas menurut batas KKM. Nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendah 60. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus I secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memahami materi yang telah disampaikan hanya sebesar 54% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share.
Pelaksanaan dan Observasi Melaksanakan tindakan pembelajaran ke-3 dan ke-4 sesuai dengan RPP strategi think pair Share (TPS) dengan topik “tujuan dan anggota organisasi” oleh peneliti sebagai guru PKn di Kelas V SD Negeri No. 056614 Sidorejo. Hasil belajar siswa pada pretes dan formatif I didiskusikan antara pembimbing dan guru (sesama peneliti). Melihat gambaran data-data hasil belajar siswa perlu ada perubahan pembelajaran pada siklus II. Pembimbingan pada masingmasing kelompok dibatasi oleh waktu yang telah ditetapkan merata untuk semua kelompok, guru menganalisis kembali kemampuan penerapan model dan materi ajar dengan memperkirakan kesulitan-kesulitan yang akan dihadapi siswa dan jalan keluar langsung yang dapat ditempuh ditengah KBM berlangsung. Setelah
Siklus II Perencanaan Berdasarkan hasil refleksi terhadap proses pembelajaran pada siklus I maka pada siklus II disusun skenario strategi think pair share (TPS) dengan revisi tindakan untuk memperbaiki proses. Peneliti berdiskusi secara kolaboratif dengan guru mata pelajaran sejenis dengan kegiatan perencanaan meliputi: (a)
140
ISSN 2407-0769 e-ISSN 2549-4694
Jurnal Pena Edukasi Vol. 4 No. 2, Maret 2017
melaksanakan KBM pada Siklus II, maka akhir KBM II dilakukan tes hasil belajar atau disebut Postes II.
disiapkan oleh peneliti. Hasil pengamatan oleh kedua observer pada siklus II ini sesuai pada tabel 4.
Tabel 3. Hasil Formatif II Nilai f Rata-Rata 60 3 80 13 86,4 100 12 Jumlah 28
Refleksi Penerapan model pembelajaran TPS pada pembelajaran PKn siklus II telah dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar pada siklus II ratarata 86,4 nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 100. Ketuntasan kelas telah melampaui batas minimal > 85% yaitu sebesar 89%. Dengan demikian hasil ini dapat dianggap bahwa pembelajaran dengan model pembelajaran TPS telah dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Beberapa catatan perbaikan selama proses pembelajaran diketahui: (1) Dalam pelaksanaan proses pembelajaran siswa sudah mulai aktif, (2) Siswa mulai membiasakan diri bertanya baik pada teman ataupun pada guru, (3) Peneliti memberi perhatian lebih pada siswa yang sebelumnya dianggap kurang disiplin selama proses belajar.
SD 13,4
Merujuk pada tabel 2, nilai terendah untuk formatif II adalah 60 dan tertinggi adalah 100 dengan kriteria ketuntasan minimal 70 maka ada 3 orang mendapat nilai dibawah kriteria ketuntasan dan yang mendapat nilai tertinggi 100 sebanyak 25 orang. Nilai rata-rata 86,4 dengan jumlah siswa tuntas 25. Hal ini menunjukkan siswa mulai memahami penjelasan guru. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus II secara klasikal siswa sudah tuntas belajar, karena siswa yang memahami materi yang telah disampaikan sebesar 89% mencapai persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Selama proses pembelajaran dilakukan observasi oleh observer (guru sejawat) untuk mengamati aktivitas siswa. Pengamatan kegiatan siswa dilakukan dengan cara menceklis lembar observasi yang telah
Pembahasan Merujuk pada hasil penelitian bahwa nilai rata-rata sebelum penerapan model pengajaran TPS pada mata pelajaran PKn yaitu berupa nilai pretes adalah 42,1 dengan ketuntasan
Tabel 4. Aktivitas belajar siswa siklus II No 1 2 3 4 5
Aktivitas Menulis/membaca Mengerjakan Bertanya pada teman Bertanya pada guru Yang tidak relevan dengan KBM
JUMLAH
141
Siklus I Skor Proporsi 13,25 33% 17,25 43% 6 15% 2,75 7% 0,75 2% 40 100%
ISSN 2407-0769 e-ISSN 2549-4694
Jurnal Pena Edukasi Vol. 4 No. 2, Maret 2017
belajar yang dicapai 0%, setelah penerapan model pengajaran TPS nilai siswa mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil tes pada siklus I, nilai rata-rata hasil belajar yang dicapai siswa adalah 75,0 dengan persentasi 54%, untuk nilai rata-rata hasil belajar dan persentasi ketuntasan klasikal yang dicapai belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan. Merujuk pada tabel yang sama, hasil tes pada siklus II menunjukkan nilai rata-rata hasil belajar yang dicapai siswa adalah 86,4 dengan persentasi mencapai yaitu 89%. Hasil belajar tersebut sudah mencapai indikator yang ditetapkan yaitu sekurang-kurangnya 85% hasil belajar siswa sudah mencapai nilai minimal 70. Secara keseluruhan hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari pra pembelajaran, siklus I sampai akhir siklus II. Namun hasil pembelajaran diakhir siklus I masih ada 13 orang siswa memperoleh nilai di bawah ketuntasan. Hal ini terjadi karena disebabkan beberapa faktor diantaranya adalah sebagai berikut: a. Beberapa siswa belum memahami peran dan tugasnya dalam bekerja kelompok karena belum terbiasa dengan model pembelajaran yang diterapkan. b. Interaksi antar siswa belum berjalan dengan baik karena siswa belum terbiasa untuk menyampaikan pendapatnya kepada sesama teman lainnya dalam menyelesaikan masalah. c. Adanya siswa yang pasif dan menggantungkan permasalahan yang dihadapi kepada kelompoknya. Pada siklus I meski sebagian indikator keberhasilan telah tercapai
namun terdapat 12 siswa belum tuntas nilainya. Oleh karena itu perlu adanya suatu tindakan pada siklus II agar hasil belajar siswa dapat ditingkatkan dan mencapai indikator keberhasilan dengan ketuntasan klasikal mencapai maksimum. Tindakan yang diberikan berupa pembimbingan pada masingmasing kelompok dibatasi oleh waktu yang telah ditetapkan merata untuk semua kelompok, guru menganalisis kembali kemampuan penerapan model dan materi ajar dengan memperkirakan kesulitan-kesulitan yang akan dihadapi siswa dan jalan keluar langsung yang dapat ditempuh ditengah KBM berlangsung Hasil belajar siswa diakhir siklus II telah mencapai ketuntasan klasikal 89% yang berarti seluruh siswa telah memperoleh nilai tuntas. Dengan demikian tindakan yang diberikan pada siklus II telah berhasil memberikan perbaikan hasil belajar pada siswa. Hal ini dipengaruhi beberapa faktor diantaranya adalah sebagai berikut: a. Siswa telah terbiasa dengan bekerja secara kelompok. b. Keberanian siswa untuk berinteraksi berjalan dengan baik karena siswa sudah mulai terbiasa untuk bertanya dan menyampaikan pendapatnya kepada sesama teman lainnya dalam menyelesaikan masalah. c. Siswa mulai aktif dan tahu akan tugasnya sehingga tidak menggantungkan permasalahan yang dihadapi kepada teman dalam kelompoknya.
SIMPULAN Adapun simpulan dari upaya
142
ISSN 2407-0769 e-ISSN 2549-4694
Jurnal Pena Edukasi Vol. 4 No. 2, Maret 2017
meningkatkan hasil belajar siswa dan melalui model pembelajaran TPS pada mata pelajaran PKn di kelas V SD Negeri 056614 Sidorejo sebagai berikut: 1. Data aktivitas siswa menurut pengamatan pengamat pada siklus I antara lain: membaca/membaca (38%), mengerjakan LKS (34% ), bertanya sesama teman (8%), bertanya kepada guru (8%), dan yang tidak relevan dengan KBM (13%). Data aktivitas siswa menurut pengamatan pada siklus II antara lain: membaca/membaca (33%), mengerjakan LKS (43%),
2.
bertanya sesama teman (15%), bertanya kepada guru (7%), dan yang tidak relevan dengan KBM (2%). Hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) pada siklus I dan siklus II menunjukkan secara individu tuntas sebanyak 15 orang siswa, dan 25 orang siswa. Ketuntasan kelas pada siklus I dan siklus II adalah 54% dan 86%. Dengan nilai rata-rata siswa untuk formatif I dan formatif II adalah 75,0 dan 86,4.
DAFTAR PUSTAKA
Dimyanti & Mudjono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Djamarah, S.B., & Zain, A. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Muhibbinsyah. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya Sanjaya & Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Sardiman, A.M. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Slameto. 2003. Belajar dan FaktorFaktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
143