Jurnal Konseling & Psikoedukasi Juni 2016, Vol. 1, No. 1 ISSN: 2502 - 4000
UPAYA MENGURANGI PERILAKU MEMBOLOS MELALUI KONSELING INDIVIDUAL DENGAN TEKNIK BEHAVIOR CONTRACT PADA SISWA SMP NEGERI 6 PALU Marti Yoan Tutiona S1 Abd. Munir Bau Ratu
ABSTRAK Kata Kunci : Konseling Individual Teknik Behavior Contract; Perilaku Membolos Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah perilaku membolos dapat dikurangi melalui konseling individual dengan teknik behavior contract. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengurangi perilaku membolos melalui konseling individual dengan teknik behavior contract. Jenis penelitian adalah penelitian tindakan bimbingan dan konseling menggunakan model Kemmis dan MC Taggart. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dan setiap siklus terdiri atas empat tahap, yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian terdiri dari 3 siswa yang memiliki perilaku membolos. Metode pengumpulan data menggunakan pedoman observasi, wawancara, dan dokumentasi absen. Tindakan konseling individual teknik behavior contract dilaksanakan selama dua belas minggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah dilaksanakan tindakan konseling individual teknik behavior contract siklus I, persentase perilaku membolos konseli berkurang sebesar 26,1%, sedangkan setelah dilaksanakan tindakan konseling individual teknik behavior contract siklus II persentase perilaku membolos konseli berkurang sebesar 80,55%. Hasil penelitian ini menunjukkan keberhasilan pelaksanaan tindakan konseling individual teknik behavior contract siklus II yang telah diperbaiki berdasarkan hasil refleksi dari siklus I. Jadi dapat disimpulkan bahwa konseling individual dengan teknik behavior contract dapat mengurangi perilaku membolos siswa SMP Negeri 6 Palu.
1
Program Studi Bimbingan dan Konseling, Kampus FKIP Untad Bumi Tadulako Tondo
69
Jurnal Konseling & Psikoedukasi Juni 2016, Vol. 1, No. 1 ISSN: 2502 - 4000
PENDAHULUAN Sekolah merupakan lembaga formal dimana seorang siswa menimba ilmu dalam mengembangkan bakat, minat dan kemampuannya. Siswa dalam perkembangannya tentu saja tidak akan pernah lepas dari berbagai permasalahan, baik permasalahan pribadi maupun permasalahan sosial. Keberhasilan pelayanan bimbingan dan konseling dapat dilihat dari perubahan perilaku yang ditunjukan oleh siswa ke arah yang lebih positif, salah satu contoh perubahan perilaku yang diharapkan adalah berkurangnya perilaku membolos di sekolah. Perilaku membolos secara umum dapat diartikan sebagai perilaku siswa yang tidak masuk sekolah dengan alasan yang tidak tepat atau ketidakhadiran siswa tanpa alasan yang jelas. Pada akhirnya membolos menjadi fenomena yang menghambat proses pembelajaran dan apabila masalah ini tidak segera ditangani secara serius maka dikhawatirkan banyak hal negatif yang muncul sebagai dampak dari perilaku tersebut. Saat ini tidak sedikit ditemukan siswa di tingkat jenjang pendidikan menengah pertama (SMP) yang memiliki perilaku membolos. Hal memang bukanlah hal yang baru lagi, perilaku membolos di jadikan sebagai sebuah jawaban atas kejenuhan yang sering dialami oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Perilaku tersebut salah satunya ditemukan pada siswa di SMP Negeri 6 Palu. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh penulis pada saat melaksanakan praktek pada mata kuliah Studi Kasus, di temukan bahwa ada beberapa siswa yang memiliki perilaku membolos. Hal ini di perkuat dari wawancara yang di lakukan peneliti dengan Guru Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 6 Palu pada tanggal 3 Juni 2015. Adapun perilaku membolos yang di lakukan para siswa tersebut yakni sering tidak mengikuti proses pembelajaran di dalam kelas tanpa keterangan yang jelas, pulang mendahului waktu pulang yang ditetapkan oleh sekolah, meminta izin ke luar kelas tapi tidak kembali lagi ke kelas, serta tidak masuk kelas setelah jam istirahat usai. Pelayanan konseling individual di SMP Negeri 6 Palu masih belum terlaksana dengan maksimal, disebabkan karena kondisi objektif di sekolah ini menunjukkan rasio yang tidak berimbang antara guru bimbingan dan konseling dengan jumlah siswa yang di bimbing, dalam penyelenggaraan bimbingan dan konseling di jalur pendidikan formal setiap sekolah idealnya 1 guru bimbingan dan konseling menangani 150 siswa. Kenyataannya sekolah ini memiliki jumlah siswa sebanyak 782 orang sedangkan guru bimbingan konseling yang di tugaskan hanya 2 orang saja. Melihat dari perbandingan rasio yang tidak ideal tersebut tentunya berdampak pula keterbatasan layanan dan kekurangmampuan guru bimbingan dan konseling dalam 70
Jurnal Konseling & Psikoedukasi Juni 2016, Vol. 1, No. 1 ISSN: 2502 - 4000
menjangkau seluruh siswa sekaligus, sehingga tak jarang guru bimbingan dan konseling hanya melaksankan konseling individual sebanyak satu atau dua kali, tidak sampai masalah yang di alami siswa tuntas seperti masalah perilaku membolos yang di alami oleh para siswa tersebut. Bila perilaku membolos ini dibiarkan terus menerus dan tidak segera ditindak lanjuti, maka orang tua dan guru di sekolah tentu juga ikut menanggung akibat dari perilaku tersebut. Oleh karena itu, penanganan terhadap
siswa
yang
memiliki
perilaku membolos perlu mendapat perhatian yang sangat serius. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis melakukan penelitian dengan judul “Upaya Mengurangi Perilaku Membolos Siswa Melalui Konseling Individual Dengan Teknik Behavior Contract Pada Siswa SMP Negeri 6 Palu’’. Perilaku Membolos Perilaku pada dasarnya ditujukan untuk mencapai suatu hal yang diinginkan, dengan kata lain perilaku merupakan suatu tindakan yang dimotivasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut Soeparwoto (2007 : 2011), bahwa “Perilaku Membolos adalah pergi meninggalkan sekolah tanpa sepengetahuan dari pihak sekolah’’. Pendapat lain yang senada dengan pendapat diatas, dikemukakan oleh Kartini Kartono (2003: 21) “Perilaku membolos merupakan perilaku yang melanggar norma-norma sosial sebagai akibat dari proses pengondisian lingkungan yang buruk”. Konseling Individual Dengan Teknik Behavior Contract Konseling Individual merupakan salah satu layanan dalam bimbingan dan konseling yang dilakukan dalam suatu hubungan tatap muka antara dua orang individu yakni konselor dan konseli. Menurut Willis ( 2004 : 159) “konseling individual adalah pertemuan konselor dengan konseli secara individual, dimana terjadi hubungan konseling yang bernuansa rapport dan konselor berupaya memberikan bantuan untuk pengembangan pribadi konseli serta konseli dapat mengantisipasi masalah-masalah yang dihadapinya”. Selanjutnya, menurut Prayitno (2004: 1) “konseling individual merupakan layanan konseling yang diselenggarakan oleh seorang konselor terhadap seorang konseli dalam rangka pengentasan masalah pribadi konseli. Dalam suasana tatap muka dilaksanakan interaksi langsung antara konseli dan konselor membahas berbagai hal tentang masalah yang dialami konseli”. Sedangkan, Behavior Contract atau Kontrak Perilaku merupakan salah satu teknik dari pendekatan behavior, dalam pemecahan masalah melalui pendekatan behavior, pemilihan teknik dapat dilakukan dengan melihat latar belakang masalah konseli. Pada dasarnya seluruh teknik yang dimiliki konseling behavior dapat digunakan dalam pemecahan masalah yang di alami oleh siswa di sekolah. 71
Jurnal Konseling & Psikoedukasi Juni 2016, Vol. 1, No. 1 ISSN: 2502 - 4000
Menurut Latipun (2008: 145) “kontrak perilaku adalah persetujuan antara dua orang atau lebih (konselor dan konseli) untuk mengubah perilaku tertentu pada konsel. Konselor dapat memilih perilaku yang realistik dan dapat diterima oleh
kedua belah pihak”.
Sedangkan Menurut Lufti Fauzan (2009 : 27) “kontrak perilaku (behavior contract) merupakan perjanjian dua orang ataupun lebih untuk berperilaku dengan cara tertentu dan untuk menerima hadiah bagi perilaku itu”
METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk jenis penelitian tindakan Bimbingan dan Konseling (PTBK), penelitian tindakan pada hakekatnya merupakan rangkaian riset tindakan yang dilakukan secara siklus dalam rangka memecahkan masalah-masalah pendidikan melalui metode penelitian. Pelaksanaan ini dilakukan dengan 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan yang mengacu pada model Kemmis dan MC Taggar yaitu rencana, tindakan, observasi dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 6 Palu dan dilaksanakan selama 3 bulan, yaitu bulan Oktober sampai dengan bulan Desember 2015. Subyek ini adalah siswa SMP Negeri 6 Palu dengan jumlah sebanyak 3 orang siswa. Teknik pengumpulan data Menggunakan pedoman observasi dan wawancara. Datadata yang telah terkumpul dalam penelitian ini adalah data dari proses konseling dalam penanganan kasus. Selanjutnya dari data tersebut dilakukan analisis. Dalam pelaksanaan penelitian tindakan ini, ada dua jenis data yang dikumpulkan dan dianalisis oleh peneliti, yaitu : Data Kuantitatif dan Data Kualitatif. Data kuantitatif yang dapat dianalisis secara deskriptif. Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis statistik secara deskriptif, yaitu mengevaluasi hasil data lembar observasi perilaku membolos siswa sebelum pemberian tindakan (data pra tindakan) dan sesudah pemberian tindakan siklus I maka pengurangan perilaku membolos akan di ketahui. Sedangkan pengurangan perilaku membolos pada siklus II diketahui setelah pemberian tindakan siklus II. Sedangkan Data kualitatif, yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang menggambarkan tentang frekuensi pengurangan perilaku membolos siswa setelah mengikuti kegiatan konseling individual dengan teknik behavior contract. Analisis data kualitatif yang dilakukan oleh peneliti yaitu hasil dari proses wawancara, dokumentasi absen observasi perilaku membolos siswa.
72
serta
Jurnal Konseling & Psikoedukasi Juni 2016, Vol. 1, No. 1 ISSN: 2502 - 4000
HASIL Hasil Pratindakan Data perilaku membolos pada pra tindakan diambil selama dua minggu sebelum tindakan siklus I dilaksanakan. Adapun frekuensi perilaku membolos ketiga konseli dapat dilihat pada tabel di bawah ini ; Tabel : 1. Data Pengurangan Perilaku Membolos Siswa Pra tindakan No.
Subjek
Pra-Tindakan
1.
AM
6 Kali Bolos
2.
MR
5 Kali Bolos
3.
F
8 Kali Bolos
Hasil Pelaksanaan Konseling Individual dengan Teknik Behavior Contract Siklus I Tindakan layanan konseling individual dengan teknik behavior contract siklus I dilaksanakan pada tanggal 5 Oktober sampai 7 November 2015, dengan 4 sesi pertemuan konseling individual. Berikut hasil observasi perilaku membolos siswa pada saat pratindakan dan setelah pemberian layanan konseling individual teknik behavior contract siklus I. Tabel : 2. Data Pengurangan Perilaku Membolos Siswa Pra tindakan dan Siklus I No 1 2 3
Nama AM MR F Rata-rata
Pratindakan 5 6 8 19
Siklus I 4 4 6 14
Pengurangan 1 2 2 5
% 20% 33,3% 25% 26,1 %
Berdasarkan diatas dapat diketahui frekuensi membolos ketiga konseli sebelum diberikan tindakan tergolong cukup tinggi yaitu berjumlah 19 kali, namun setelah diberikan tindakan konseling individual teknik behavior contract pada siklus I frekuensi membolos ketiga konseli berkurang menjadi 14 kali. Dengan demikian setelah diberikan tindakan layanan konseling individual teknik behavior contract, terjadi pengurangan perilaku membolos sebanyak 4 kali. Data pra tindakan diketahui bahwa frekuensi perilaku membolos F sebanyak 8 kali, namun setelah dilaksanakan tindakan siklus I berkurang menjadi 6 kali, yang artinya frekuensi perilaku membolos F berkurang sebanyak 2 kali atau sebesar 33,3%, sedangkan AM dari data pra tindakan diketahui bahwa frekuensi membolos AM sebanyak 5 kali, namun setelah dilaksankan tindakan siklus I berkurang menjadi 4 kali, yang artinya 73
Jurnal Konseling & Psikoedukasi Juni 2016, Vol. 1, No. 1 ISSN: 2502 - 4000
frekuensi perilaku membolos AM berkurang sebanyak 1 kali atau sebesar 25%, kemudian MR, dari data pra tindakan diketahui bahwa frekuensi perilaku membolos MR sebanyak 6 kali, setelah dilaksanakan tindakan siklus I berkurang menjadi 4 kali, yang artinya frekuensi perilaku membolos MR berkurang sebanyak 2 kali atau sebesar 20%. Setelah ditinjau kembali ternyata MR merupakan siswa yang memiliki catatan hitam dalam buku kasus di SMP Negeri 6 Palu. Konseli MR memang dikenal sebagai siswa yang nakal dan sering berkelahi, menurut pengakuan Guru Bimbingan dan Konseling, pihak sekolah pernah memanggil orang tua dari siswa MR untuk datang kesekolah. Berdasarkan hal-hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan konseling individual dengan teknik behavior contract pada siklus I belum maksimal sehingga perlu dilanjutkan ke siklus II. Hasil Pelaksanaan Tindakan Konseling Individual Dengan Teknik Behavior Contract Siklus II Melihat masih terdapat beberapa kekurangan dalam pelaksanaan tindakan pada siklus I, maka perlu dilaksakan tindakan siklus II untuk memperbaiki dan memperoleh hasil yang lebih baik lagi. Pelaksanaan tindakan layanan konseling individual dengan teknik behavior contract siklus II dilaksanakan pada tanggal 10 November- 14 Desember 2015. Pada tanggal 14 Desember – 23 Desember 2015 penulis melaksanakan observasi yang di lakukan oleh observer yaitu ketua kelas XH dan XF. Berikut hasil observasi data perilaku membolos siswa pada saat pratindakan dan setelah tindakan konseling individual teknik behavior contract siklus I. Tabel : 3.Data pengurangan perilaku membolos siswa pada siklus I dan siklus II No
Nama
Siklus I
Siklus II
1 2 3
AM MR F Rata-rata
4 4 6 14
0 1 2 3
Penguranga n 4 3 4 11
% 100% 75% 66,67% 80,55
Dari tabel 4.3 dapat diketahui frekuensi perilaku membolos konseli di siklus I sebanyak 14 kali. Setelah dilakukan tindakan siklus II maka frekuensi perilaku bolos subjek berkurang menjadi 3 kali dengan demikian setelah diberikan tindakan layanan konseling individual dengan teknik behavior contract maka perilaku membolos konseli mengalami pengurangan sebanyak 11 kali. Data ini menunjukkan bahwa tindakan siklus II telah berhasil dengan total pengurangan sebesar 80,55%. Hasil data ini menunjukkan bahwa tindakan siklus II telah berhasil dan tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya.
74
Jurnal Konseling & Psikoedukasi Juni 2016, Vol. 1, No. 1 ISSN: 2502 - 4000
PEMBAHASAN Setelah penyajian data hasil konseling individual sebagai hasil pra tindakan, tindakan siklus I dan II dalam mengatasi perilaku membolos, maka permasalahan penelitian dapat dibahas lebih jauh sekaligus membuktikan hipotesis tindakan. Sebelum proses tindakan siklus I dilakukan, maka peneliti terlebih dahulu melakukan pra-tindakan (observasi awal) yang bertujuan untuk mengetahui perbandingan sebelum dan sesudah dilakukan tindakan. Pra-tindakan dilakukan 2 minggu sebelum tindakan siklus I dilaksanakan. Hasil data frekuensi perilaku bolos pra tindakan pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa AR mempunyai frekuensi perilaku bolos sebanyak 8 kali, MR sebanyak 6 kali, F sebanyak 5 kali. Setelah dilakukan siklus I, maka terjadi pengurangan frekuensi perilaku membolos pada siswa. Pada tabel 4.3 dapat di lihat terbukti bahwa ketiga siswa mengalami pengurangan perilaku membolos dan hasil data tersebut akan ditunjukkan dalam bentuk persen (%) sebagai berikut; AM menurun menjadi 20%, F menurun menjadi 33,3%, dan MR menurun menjadi 25%. Penunjang keberhasilan layanan konseling individual dengan teknik behavior contract adalah keterlibatan para konseli dalam mengikuti tiap sesi konseling, serta ketaatan mereka dalam melaksanaakan behavior contract yang telah disepakat. Setelah melakukan perbaikan terhadap kekurangan yang terjadi dalam pelaksanaan tindakan siklus I maka, berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa terjadi pengurangan yang signifikan bahkan mengatasi perilaku membolos ketiga subjek setelah dilakukan tindakan siklus II. Dapat diketahui bahwa subjek AM, F dan MR yang masih mengalami perilaku membolos pada siklus I, ternyata setelah kembali diberikan konseling individual dengan teknik behavior contract pada siklus II, berangsur-angsur mulai menunjukkan perubahan yang signifikan pada perilakunya, khusunya pada subjek AM yang mengalami penurunan sebanyak 100%, subjek F yang mengalami penurunan sebanyak 75% serta subjek MR yang mengalami penurunan sebanyak 66,67% dari observasi yang di perkuat dengan data absensi dapat terlihat bahwa siswa AM sama sekali tidak melakukan perilaku membolos lagi, dan siswa F dan MR mengalami penurunan yang signifikan dibandingkan siklus I. Tingkat Pengurangan frekuensi perilaku membolos dari keseluruhan subjek, yaitu saat pra tindakan sebanyak 19 menurun menjadi 14 setelah tindakan siklus I dilaksanakan, dan frekuensi tersebut menjadi lebih menurun saat tindakan siklus II menjadi sebanyak 3. Ini
75
Jurnal Konseling & Psikoedukasi Juni 2016, Vol. 1, No. 1 ISSN: 2502 - 4000
menunjukkan bahwa pemberian konseling individual dengan teknik behavior contract yang sesuai dengan prosedur, dapat mengurangi masalah perilaku membolos pada ketiga subjek. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan konseling Individual dengan teknik behavior contract dapat mengurangi perilaku membolos siswa SMP Negeri 6 Palu.
PENUTUP Kesimpulan Tindakan konseling individual teknik behavior contract pada siklus I dilaksanakan empat kali pertemuan, namun pada pelaksanaannya terjadi beberapa kelemahan yaitu : Perilaku attending dan empati yang ditunjukkan oleh konselor masih belum maksimal, konseli MR dan F yang masih enggan untuk terbuka menceritakan permasalahan yang sedang di alami serta konseli AM yang kadang pada saat proses konseling postur tubuh dan kontak matanya tidak fokus kepada konselor. Dengan melihat beberapa kelemahan tersebut maka pelakanaan konseling individual teknik behavior contract siklus I belum maksimal sehingga perlu di lanjutkan ke siklus II. Adapun hasil total pengurangan perilaku membolos siklus satu yaitu sebesar 26,1%. Pelaksanaan konseling individual teknik behavior contract pada siklus II juga dilaksanakan selama empat kali pertemuan akan tetapi konselor telah menyempurnakan kekurangan-kekurangan yang Tindakan konseling individual teknik behavior contract pada siklus I dilaksanakan empat kali pertemuan, namun pada pelaksanaannya terjadi beberapa kelemahan yaitu : Perilaku attending dan empati yang ditunjukkan oleh konselor masih belum maksimal, konseli MR dan F yang masih enggan untuk terbuka menceritakan permasalahan yang sedang di alami serta konseli AM yang kadang pada saat proses konseling postur tubuh dan kontak matanya tidak fokus kepada konselor. Dengan melihat beberapa kelemahan tersebut maka pelakanaan konseling individual teknik behavior contract siklus I belum maksimal sehingga perlu di lanjutkan ke siklus II. Adapun hasil total pengurangan perilaku membolos siklus satu yaitu sebesar 26,1%. Pelaksanaan konseling individual teknik behavior contract pada siklus II juga dilaksanakan selama empat kali pertemuan akan tetapi konselor telah menyempurnakan kekurangan-kekurangan yang terjadi pada saat pelaksanaan siklus I, adapun hasil pengurangan perilaku membolos setelah dilaksanakan tindakan siklus II yaitu sebesar 80,55%. Konseling Individual dengan Teknik Behavior Contract dapat mengurangi perilaku membolos siswa SMP Negeri 6 Palu 76
Jurnal Konseling & Psikoedukasi Juni 2016, Vol. 1, No. 1 ISSN: 2502 - 4000
Saran Bagi Guru Bimbingan dan Konseling di sekolah agar aktif dalam kegiatan khususnya dalam pemberian layanan konseling individual dengan teknik behavior contract guna mengurangi perilaku membolos di sekolah. Bagi siswa diharapkan agar menyadari pentingnya pemberian layanan kegiatan bimbingan dan konseling sehingga ada kemauan untuk mengikuti kegiatan layanan konseling individual teknik behavior contract guna mengurangi perilaku membolos. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakuka penelitian serupa, hendaknya lebih mengembangkan layanan bimbingan dan konseling individual teknik behavior contract dengan variabel lain. DAFTAR PUSTAKA Afifuddin. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Pustaka Setia. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Asmar (2015). Upaya Mengatasi Perilaku Membolos Melalui Konseling Individual Dengan Pendekatan Behavioral (Studi Kasus di SMP Negeri 9 Palu). Skripsi sarjana pada FKIP Universitas Tadulako : tidak diterbitkan. Bani,
Sultan. 1985. Pemahaman Individu I Non Tes. Palu: Peningkatan/Pengembangan Pendidikan Tinggi Universitas Tadulako.
Proyek
Corey, Gerald. 2005. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Diterjemahkan oleh E. Koeswara. Bandung: PT Refika Aditama. Fajri, H. L. (2011). Efektifitas Teknik Latihan Asertif untuk Mengurangi Perilaku Membolos Siswa Kelas X di SMA Negeri 5 Malang. [online] Tersedia : http://karyailmiah.um.ac.id/index.php/BKPsikologi/article/view/152 [03 Juni 2015] Fauzan, Lutfi. 2004. Pendekatan-Pendekatan Konseling Individual. Malang: Elang Mas. [online] Tersedia: Http://Lutfifauzan.Wordpress.Com/2009/12/23/Teknik-Modeling [20 Juni 2015] Fitriana. 2013. Behavior Contract dan Token ekonomi [Online] Tersedia Http://fitrianabonggatasik.blogspot.co.id/2013/04/behavior- contract-dan-tokeneconomic.html [03 juni 2015]
:
Fremont, P. Wanda. 2003. School Refusal in Children and Adolescents. [Online] Tersedia : http://www.aafp.org/afp. [19 Juli 2015]
77
Jurnal Konseling & Psikoedukasi Juni 2016, Vol. 1, No. 1 ISSN: 2502 - 4000
Ismayanti, Iis. 2013. Upaya peningkatan motivasi belajar siswa melalui penerapan teknik behavior contracts pada mata pelajaran ekonomi di SMAN Gegesik Kabupaten Cirebon. [Online] Tersedia : http://karyailmiah.um.ac.id/index.php/BKPsikologi/article/view/152 [03 Juni 2015] Kartono, Kartini. 2003. Bimbingan bagi Anak dan Remaja yang Bermasalah. Jakarta: Rajawali Press. Komalasari, Gantina. 2011. Teori dan Teknik Konseling. Jakarta: PT. Indeks
Mashudi, Farid. 2011. Psikologi Konseling. Jogyakarta: IRCiSoD Prayitno dan Amti, Erman. 2004. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Purwanti, Asti. 2015. Kontrak Perilaku [Online] Tersedia http://astipurwant.blogspot.com/2015/03/17/kontrak-perilaku.html[10 Juni 2015]
:
Puspita, Dian. 2009. Mengatasi Perilaku Agresif Melalui Konseling Behavior Dengan Menggunakan Teknik Behavior Contract Pada Siswa SMA Negeri 2 Malang. [Online] Tersedia : http://dianpuspita.blogspot.com.html [24 Juni 2015] Puspitasari, Ria. 2011. Mengatasi Siswa Membolos Melalui Bimbingan & Konseling [Online] Tersedia : http://riapuspitasari.blogspot.com/2011/12/20/mengatasi-siswamembolos melalui-bimbingan-dan-konseling.html [24 Juni 2015] Prahesti, Asri. 2002. Approaches To Truancy Prevention [Online] Tersedia : http://wecareeducation.wordpress.com/2007/02/16/review-artikel-jurnal-approaches-totruancy-prevention-2002/ [31 Oktober 2015]
Ridlowi, Ahmad. BK (Siswa yang Membolos) [online] http://aridlowi.blogspot.com/2009/03/bk-siswa-yang-membolos.html [28 Juli 2015]
Tersedia
:
Rohman, M.J. 2012. Konseling Individu [online] Tersedia : http://sollomoncel.blogspot.com/2012/06/04/konseling-individu.html [10 Juni 2015] Sugiyono. (2008). Metode penelitian pendidikan (pendekatan kualitatif, kuantitatif dan Research &Development). Bandung: CV Afabeta. Sukardi, D.K dan Kusmawati, D.P.E.N. (2008). Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Thalib, M. (2009: 17). Statistik Pendidikan. Palu. Tadulako University Press. Victorique, Eukaristia. 2012. Teknik Kontrak Perilaku [online] Tersedia : http://eukaristiavictorique.blogspot.com/2012/03/29/teknik-kontrak-perilaku.html [ 10 Juni 2015 ] Willis, Sofyan. 2004. Konseling Individual Teori dan Praktik. Bandung: CV. Alfabeta.
78