ISSN: 2088-687X
171
UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN BAHAN AJAR GEOMETRI ANALITIK BERBASIS GUIDED DISCOVERY Sintha Sih Dewanti Program Studi Pendidikan Matematika UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Jl. Marsda Adisucipto No 1 Yogyakarta,
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa melalui pembelajaran menggunakan bahan ajar geometri analitik berbasis guided discovery. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan tahapan setiap siklusnya adalah: 1) planning; 2) acting and observing; dan 3) reflecting. Subyek dari penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi pendidikan matematika yang menempuh mata kuliah geometri analitik pada semester genap tahun akademik 2014/2015 sebanyak 46 mahasiswa. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data secara kualitatif yang didukung oleh analisis data secara kuantitatif. Keabsahan data menggunakan teknik triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan adanya perkembangan kemampuan berpikir kritis mahasiswa melalui pembelajaran menggunakan bahan ajar geometri analitik berbasis guided discovery. Hal ini dilihat dari peningkatan kemampuan berpikir kritis pada setiap indikator dari sebelum tindakan dan ketiga siklusnya berturut-turut sebagai berikut: 1) Merumuskan masalah 42,935, 60,870, 78,261, 88,587; 2) Berpikir dengan sistematis 28,804, 38,587, 51,630, 59,783; 3) Menggunakan pembuktian-pembuktian dalam pemecahan masalah 22,826, 27,717, 34,783, 38,043; 4) Tidak mudah menyerah menghadapi kesulitan 41,304, 53,804, 67,935, 80,978; dan 5) Mengambil kesimpulan 35,326, 42,391, 68,478, 85,870. Kata Kunci : kemampuan berpikir kritis, bahan ajar geometri analitik, guided discovery.
ABSTRACT This research aims to develop students critical thinking skills through analytic geometry guided discovery basedteaching materials. This classroom action research involves three cycle stages: 1) planning; 2) acting and observing; 3) reflecting. The subjects of this study are 46 students of Mathematics Education, who takes courses analytic geometry in the second semester of academic year 2014/2015. The data are collected by test, interviews, observation, and documentation. Qualitative data analysis is supported by quantitative data analysis. The validity of the data using triangulation techniques. The results show that the student critical thinking skills increase through this teaching materials. It is seen from the increasing in critical thinking skills on each indicator that consider to: 1) Formulating the problem 42.935, 60.870, 78.261, 88.587; 2) Systematically thinking 28.804, 38.587, 51.630, 59.783; 3) Using the proofs in problem solving 22.826, 27.717, 34.783, 38.043; 4) It is not easy to give up the face of adversity 41.304, 53.804, 67.935, 80.978; and 5) Taking conclusions 35.326, 42.391, 68.478, 85.870. Key words: critical thinking skills, analytic geometry teaching materials, guided discovery AdMathEdu | Vol.5 No.2 | Desember 2015
Upaya … (Sintha Sih Dewanti)
172
ISSN: 2088-687X merupakan salah satu prioritas dalam
Pendahuluan Berpikir aktivitas
merupakan
mental
memecahkan keputusan,
pembelajaran
matematika
sekolah.
untuk
membantu
Sebagai calon pendidik bidang studi
masalah,
membuat
matematika, mahasiswa program studi
atau
keingintahuan.
suatu
memenuhi
Kemampuan
rasa
pendidikan matematika juga dituntut
berpikir
untuk mempunyai kemampuan seperti
terdiri dari dua yaitu kemampuan berpikir
yang menjadi tuntutan peserta didik.
dasar dan kemampuan berpikir tingkat
Secara
umum,
keterampilan
tinggi. Kemampuan berpikir dasar (lower
berpikir terdiri atas empat tingkat, yaitu:
order thinking) hanya
menggunakan
menghafal (recall thinking), dasar (basic
kemampuan terbatas pada hal-hal rutin
thinking), kritis (critical thinking) dan
dan
misalnya
kreatif (creative thinking) (Krulik &
mengulang-ulang
Rudnick, 1999). Berpikir kritis adalah
bersifat
menghafal
mekanis, dan
informasi yang diberikan sebelumnya.
berpikir
Sementara, kemampuan berpikir tingkat
menghubungkan,
tinggi (higher order thinking) membuat
semua aspek dari situasi atau masalah.
mahasiswa untuk mengintrepretasikan,
Termasuk didalamnya mengumpulkan,
menganalisa
mengorganisir,
atau
memanipulasi
bahkan
informasi
mampu
yang
memeriksa,
dan
mengevaluasi
mengingat,
dan
sebelumnya
menganalisa informasi. Berpikir kritis
sehingga tidak monoton. Kemampuan
termasuk kemampuan membaca dengan
berpikir tingkat tinggi (higher order
pemahaman dan mengidentifikasi materi
thinking) digunakan apabila seseorang
yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan.
menerima
Ini
informasi
menyimpannya
baru
untuk
dan
juga
berarti
mampu
menarik
kemudian
kesimpulan dari data yang diberikan dan
digunakan atau disusun kembali untuk
mampu menentukan ketidakkonsistenan
keperluan
dan pertentangan dalam sekelompok
pemecahan
masalah
berdasarkan situasi.
data.
Permen 22 Tahun 2006 tentang
Geometri
merupakan
bagian
standar isi menyatakan mata pelajaran
matematika
matematika diberikan kepada semua
bentuk dan ukuran dari suatu obyek yang
peserta didik untuk membekali mereka
memiliki keteraturan tertentu (Clemens,
dengan
logis,
1985). Geometri sudah dikenalkan sejak
analitis, sistematis, kritis, dan kreatif,
siswa kelas I sekolah dasar sebatas
serta kemampuan bekerjasama. Oleh
mengenal bola dan bukan bola, tabung
karena itu, sangat diperlukan peningkatan
dan bukan tabung, balok dan bukan
keterampilan berpikir tingkat tinggi yang
balok, lingkaran dan bukan lingkaran,
kemampuan
berpikir
Upaya … (Sintha Sih Dewanti)
yang membahas tentang
AdMathEdu | Vol.5 No.2 | Desember 2015
ISSN: 2088-687X segitiga
dan
173
bukan
segitiga,
serta
sudah dapat diterima oleh siswa di atas
segiempat dan bukan segiempat. Di
usia 11 tahun. Karena siswa SMP pada
kelas-kelas
dilanjutkan
umumnya sudah berumur 11 tahun jadi
dengan menggambar bangun datar dan
tentunya mereka dapat menerima bukti
ruang, menghitung panjang, luas, dan
secara deduktif.
berikutnya
volume.
Berdasarkan paparan tersebut, Di
tingkat
tampak
bahwa
mengenai geometri (datar dan ruang)
materi
matematika
diulang lagi dengan pendalaman dimulai
perhatian utama. Sebagai calon guru
dari melukis bangun datar, sudut, dua
bidang studi matematika, mahasiswa
garis sejajar, dua garis tegak lurus,
program studi pendidikan matematika
membagi ruas garis atas beberapa bagian
tidak
yang sama panjang, membagi sudut atas
memahami konsep geometri, akan tetapi
2 bagian yang sama besar, pengenalan
dapat membuktikan secara sah teorema
berpikir deduktif, dalil Pythagoras hingga
dalam geometri. Pada kurikulum 2013
terapannya dalam kehidupan sehari-hari.
program studi pendidikan matematika,
Untuk
meliputi
geometri mulai dipelajari di semester 2
mengidentifikasi bangun-bangun ruang
pada mata kuliah geometri analitik
sisi lengkung, mengidentifikasi bangun
dengan beban 4 sks.
geometri
SMP,
ruang
pelajaran
ruang sisi datar hingga menentukan besaran-basaran yang ada didalamnya.
hanya
geometri
dituntut
merupakan
yang
untuk
menjadi
dapat
Ada dua pokok bahasan besar pada mata kuliah geometri analitik yaitu
Geometri pada tingkat SMA
geometri analitik bidang dan geometri
lebih ditekankan pada geometri ruang
analitik ruang. Mata kuliah ini bertujuan
yaitu menentukan kedudukan, jarak, dan
untuk memberikan pemahaman kepada
besar sudut yang melibatkan titik, garis,
mahasiswa tentang konsep-konsep dasar
dan bidang dalam ruang dimensi tiga.
di dalam geometri analitik sehingga
Mulai tingkat SMP, penurunan rumus-
mahasiswa
rumus dilakukan secara induktif agar
persoalan-persoalan yang terkait dengan
siswa
tertarik
menyelesaikan
merasa
mudah
konsep-konsep yang ada di geometri
bukti
secara
analitik. Di samping itu, mata kuliah ini
induktif itu sebenarnya belum sah secara
juga bertujuan untuk memberikan alat
matematika. Bukti dinyatakan sah jika
dan landasan yang kuat bagi mahasiswa
sudah terbukti secara deduktif. Menurut
untuk mempelajari mata kuliah lebih
psikologi perkembangan kognitif anak
lanjut dan yang membutuhkan materi di
oleh Piaget (1896 – 1980), bukti secara
geometri analitik, seperti mata kuliah
menerimanya.
dan
dapat
Namun
deduktif semacam itu secara psikologis
AdMathEdu | Vol.5 No.2 | Desember 2015
Upaya … (Sintha Sih Dewanti)
174
ISSN: 2088-687X
kalkulus II, kalkulus multivariabel dan
juga
geometri transformasi.
penemuan. Melalui penemuan terbimbing
Berdasarkan
pengalaman
dilengkapi
(guided
dengan
discovery)
petunjuk diharapkan
peneliti dalam mengampu mata kuliah
kemampuan
geometri analitik sejak tahun 2010
mahasiswa
terdapat beberapa kendala. Mahasiswa
karena itu melalui penelitian ini, peneliti
sering kesulitan dalam memahami konsep
berupaya
dan
kemampuan
akhirnya
menghafal hanya
mahasiswa
saja.
Apabila
menghafal
hanya
mahasiswa
rumus-rumus
dan
teorema maka mereka tidak akan paham
berpikir dapat
kritis
pada
berkembang.
untuk
Oleh
mengembangkan
berpikir
kritis
melalui
pembelajaran menggunakan bahan ajar geometri
analitik
berbasis
guided
discovery.
konsep, sehingga mereka akan kesulitan ketika
dihadapkan
dengan
masalah
Metode Penelitian
geometri yang lebih kompleks dan akan
Penelitian ini menggunakan jenis
berdampak pada hasil belajar yang
penelitian tindakan kelas (classroom
kurang
action research). Penelitian tindakan
optimal.
Padahal
mahasiswa
sebagai calon guru matematika tingkat
kelas
SMP maupun SMA nantinya harus
dikembangkan oleh Kemmis dan Mc
menyajikan materi geometri berangkat
Taggart yang merupakan pengembangan
dari sesuatu yang konkrit kemudian
dari konsep Kurt Lewin. Setiap siklus
ditindaklanjuti dengan gambar-gambar
terdiri dari tiga tahap, yaitu:
(semi konkrit), dan barulah diakhiri
planning berupa penyusunan rencana
dengan lambang yang sifatnya abstrak.
tindakan (skenario pembelajaran), materi
Selain itu, rumus-rumus geometri juga
perkuliahan, bahan ajar, dan instrumen
harus disertai pembuktian yang sah
penelitian; 2) acting and observing
secara matematika.
berupa
Pada tahun 2014 peneliti telah
ini
mengambil
mengadakan
motivasi,
pembelajaran
desain
yang
1)
persiapan
dan
menggunakan
mengembangkan bahan ajar geometri
bahan ajar geometri analitik berbasis
analitik berbasis guided discovery. Bahan
guided discovery (pemberian masalah,
ajar ini memuat materi untuk dipelajari
aktivitas penemuan, diskusi, mengerjakan
mahasiswa agar mahasiswa memiliki
tugas
kemampuan memahami konsep-konsep
melakukan uji kompetensi), evaluasi
dan teorema dalam geometri melalui
proses pembelajaran, dan observasi; dan
pendekatan geometrik–deduktif. Untuk
3) reflecting.
membantu
mahasiswa
mandiri,
melakukan
refleksi,
dalam
Siklus berikutnya muncul jika
membuktikan teorema, maka bahan ajar
indikator pada siklus sebelumnya belum
Upaya … (Sintha Sih Dewanti)
AdMathEdu | Vol.5 No.2 | Desember 2015
ISSN: 2088-687X
175
tercapai. Siklus berikutnya dilakukan
Analisis data yang digunakan
berdasarkan perencanaan dan perbaikan
merupakan analisis data secara kualitatif
dari hasil refleksi siklus sebelumnya,
yang didukung oleh analisis data secara
kemudian
kuantitatif. Peneliti menggunakan analisis
dilakukan
refleksi
untuk
melihat sejauh mana perubahan yang
data
terjadi melalui tindakan yang baru. Siklus
Aktivitas dalam analisis data dilakukan
berhenti ketika indikator keberhasilan
setelah proses pengumpulan data, yaitu 1)
telah tercapai.
data
Indikator keberhasilan penelitian merupakan
sesuatu
Miles
reduction
dan
Huberman.
merupakan
tahap
merangkum dan memfokuskan data hasil
digunakan
analisis penelitian serta menghilangkan
sebagai ukuran berhasil tidaknya suatu
data yang tidak terpola, kemudian data-
penelitian. Indikator kemampuan berpikir
data dikumpulkan dan dipilih sesuai
kritis
jika
dengan tujuan penelitian; 2) data display,
kemampuan berpikir kritis mahasiswa
data yang telah direduksi disajikan dalam
mengalami peningkatan dari satu siklus
bentuk uraian singkat sehingga mudah
ke siklus berikutnya.
untuk dibaca dan dipahami baik secara
dikatakan
yang
model
berkembang
Subyek dari penelitian ini adalah
keseluruhan maupun bagian-bagiannya;
mahasiswa program studi pendidikan
dan 3) conclusion drawing/ verivication,
matematika yang menempuh mata kuliah
kesimpulan diambil berdasarkan hasil
geometri analitik pada semester genap
analisis dari semua data yang telah
tahun akademik 2014/2015 sebanyak 46
diperoleh.
mahasiswa. Obyek dari penelitian ini
Analisis data kuantitatif berupa
adalah pembelajaran menggunakan bahan
analisis
data
angket
pelaksanaan
ajar geometri analitik berbasis guided
pembelajaran dan data tes kemampuan
discovery.
berpikir kritis. Data angket pelaksanaan
Teknik pengumpulan data pada
pembelajaran
penelitian ini menggunakan teknik tes,
mendapatkan
wawancara, observasi, dan dokumentasi.
implementasi
Instrumen pada penelitian ini, peneliti
menggunakan
selaku instrumen utama dibantu dengan
analitik berbasis guided discovery dalam
instrumen bantu berupa tes kemampuan
mengembangkan kemampuan berpikir
berpikir kritis. Peneliti sebagai alat, peka
kritis.
dan dapat bereaksi terhadap segala
digunakan kesimpulan
untuk mengenai
pembelajaran bahan
ajar
geometri
Analisis data kuantitatif yang
stimulus dari lingkungan yang harus
berupa hasil
diperkirakannya bermakna atau tidak
analisis dengan metode perbandingan
bagi penelitiannya.
tetap (the constant comparative method)
AdMathEdu | Vol.5 No.2 | Desember 2015
tes, dilakukan dengan
Upaya … (Sintha Sih Dewanti)
176
ISSN: 2088-687X
untuk
mengetahui
reliabilitas
analisis
wawancara
akan
digunakan
penjenjangan kemampuan berpikir kritis
sebagai triangulasi terhadap hasil analisis
yang dirumuskan. Pada penelitian ini,
tes tulis.
reliabilitas dipenuhi jika temuan teori yang
didasarkan
pada
suatu
saat
Hasil dan Pembahasan
pengumpulan data memberikan hasil
Penelitian ini terdiri dari tiga
yang identik atau “sama” (konsisten)
siklus
dengan hasil teori yang telah dirumuskan
sebagai
sebelumnya.
persamaan lingkaran dan garis singgung
reliabilitas analisis
Untuk temuan
mengetahui
teori
perbandingan
membandingkan
suatu
dilakukan
pada
dengan
indikator
berikut:
perkuliahan
1)
lingkaran;
Menjelaskan
2)
Menjelaskan
tetap.
yaitu
persamaan ellips dan garis singgung pada
kategori
data
ellips; dan 3) Menjelaskan persamaan
tertentu dengan suatu kategori data
hiperbola
tertentu lain sehingga didapat suatu
hiperbola.
kategori yang memiliki ciri-ciri sama dan
dan
garis
singgung
pada
Prosedur pelaksanaan perkuliahan
tetap. Suatu kategori yang bersifat tetap
adalah:
ini merupakan teori yang dihasilkan.
pengarahan; 2) mahasiswa dibentuk ke
Analisis
tugas
1)
dosen
memberikan
tertulis
dalam kelompok beranggotakan 4 atau 5
penyelesaian masalah dilakukan dengan
orang; 3) pembelajaran menggunakan
memeriksa kebenaran jawaban soal pada
bahan ajar geometri analitik berbasis
Uji Kompetensi pada tiap akhir bab pada
guided
bahan ajar, kemudian melihat aspek-
masalah;
aspek kejelasan, ketepatan, ketelitian,
(mahasiswa
relevansi, kelogisan, kedalaman, dan
memecahkan masalah); 5) perwakilan
keluasan dalam aktivitas berpikir kritis
kelompok
menyelesaikan
diskusi
masalah
matematika.
discovery 4)
yaitu
pemberian
aktivitas
penemuan
berdiskusi
untuk
mempresentasikan (beberapa
yang
perlu
kelompok
lain
Setelah itu, ditentukan dugaan tingkat
diklarifikasi);
berpikir kritis subjek tersebut. Bila masih
memberikan tanggapan dan
terdapat aspek-aspek yang belum jelas
dari dosen; 7) mahasiswa mengerjakan
ditriangulasi dengan wawancara. Analisis
tugas mandiri; 8) mahasiswa melakukan
data hasil wawancara dilakukan dengan
refleksi; dan 9) mahasiswa melakukan uji
langkah
kompetensi.
reduksi,
pemaparan
data,
menarik kesimpulan dari data yang telah
6)
hal
hasil
Berdasarkan
klarifikasi
analisis
awal
dikumpulkan dan diverifikasi kesimpulan
karakteristik mahasiswa, diketahui bahwa
dari data yang telah dikumpulkan dan
mahasiswa masih belum bisa memahami
memverifikasi kesimpulan tersebut. Hasil
materi geometri analitik dengan baik.
Upaya … (Sintha Sih Dewanti)
AdMathEdu | Vol.5 No.2 | Desember 2015
ISSN: 2088-687X
177
Pengetahuan mahasiswa masih sebatas
diselesaikan melalui kegiatan penemuan
pada hafalan rumus-rumus, mahasiswa
(metode penemuan). Melalui pemberian
belum
mengkonstruksi
masalah,
pengetahuannya sendiri dengan baik. Hal
aktivitas
ini berakibat pada hasil belajar yang
Menurut Borthick dan Jones (2000)
dicapai sebagian besar mahasiswa masih
bahwa metode penemuan menjelaskan
rendah.
tentang peserta didik belajar untuk
bisa
Selain
mahasiswa
itu,
untuk
kemampuan
untuk
dihadapkan menemukan
pada konsep.
terbuka,
mengenal suatu masalah, karakteristik
membuktikan teorema, dan mengevaluasi
dari solusi, mencari informasi yang
juga masih kurang.
relevan,
membangun
mencari
solusi,
Berdasarkan
berpikir
mereka
analisis
tersebut,
strategi
dan
untuk
melaksanakan
mahasiswa membutuhkan bahan ajar
strategi yang dipilih. Dengan kata lain
yang
metode
dapat
mengkonstruksi
pengetahuannya
sehingga
dapat
memfasilitasi kemampuan berpikir kritis. diharapkan
membiasakan
dan berpikir kritis. Berdasarkan hasil analisis data,
dapat
terdapat
mengkostruksi pengetahuannya, selain itu
berpikir
dengan
masalah,
kemampuan berpikir kritis yaitu: 1)
mengembangkan
merumuskan masalah, 2) berpikir dengan
kemampuan berpikir kritis. Hal tersebut
sistematis, 3) menggunakan pembuktian-
sesuai dengan pendapat Hamruni (2012)
pembuktian dalam pemecahan masalah,
bahwa belajar bukan menghafal, akan
4) tidak mudah menyerah menghadapi
tetapi
mengkonstruksi
kesulitan, dan 5) mengambil kesimpulan.
pengetahuan sesuai dengan pengalaman
Berikut ini adalah rata-rata skor tes
yang
kemampuan berpikir kritis dengan skor
menyelesaikan
mahasiswa
dapat
proses mereka
mengkonstruksi melalui
mahasiswa
itu
mahasiswa dalam memecahkan masalah
Dengan diberikan masalah pada bahan ajar
penemuan
miliki.
Proses
pengetahuan
tersebut
masalah-masalah
yang
peningkatan kritis.
Ada
kemampuan 5
indikator
maksimal 100.
Tabel 1. Rata-rata Skor Tes Kemampuan Berpikir Kritis No . 1 2 3 4 5
Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Merumuskan masalah Berpikir dengan sistematis Menggunakan pembuktian-pembuktian dalam pemecahan masalah Tidak mudah menyerah menghadapi kesulitan Mengambil kesimpulan Rata-rata Kemampuan Berpikir Kritis
AdMathEdu | Vol.5 No.2 | Desember 2015
Sebelum Tindakan 42,935 28,804 22,826
Sesudah Tindakan Siklus I Siklus II Siklus III 60,870 78,261 88,587 38,587 51,630 59,783 27,717 34,783 38,043
41,304
53,804
67,935
80,978
35,326 34,239
42,391 44,674
68,478 60,217
85,870 70,652
Upaya … (Sintha Sih Dewanti)
178
ISSN: 2088-687X
100,000 Merumuskan masalah
90,000 80,000
Berpikir dengan sistematis
70,000 60,000
Menggunakan pembuktianpembuktian dalam pemecahan masalah
50,000 40,000
Tidak mudah menyerah menghadapi kesulitan
30,000 20,000
Mengambil kesimpulan
10,000 0,000 Pretes
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Gambar 1. Grafik Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Berdasarkan tabel dan grafik di atas
menunjukkan
bahwa
ada
1. Dosen
mengajak
mahasiswa
menghindari pemikiran sempit dan
peningkatan kemampuan berpikir kritis
mendorong
mahasiswa
mengeksplorasi opsi-opsi.
pada
setiap
indikator.
mereka
untuk
Kemampuan berpikir kritis paling tinggi
2. Dosen mendorong mahasiswa untuk
pada indikator merumuskan masalah,
bertanya, merenungkan, menyelidiki
sedangkan kemampuan berpikir kritis
dan
paling
keingintahuan
rendah
menggunakan
pada
indikator
pembuktian-pembuktian
dalam pemecahan masalah. Akan tetapi selalu
ada
peningkatan
meneliti.
Aspek
lain
intelektual
dari adalah
mengenali problem dan inkosistensi, 3. Dosen
bekerjasama
dengan
kemampuan
mahasiswa dalam menyusun rencana,
berpikir kritis mahasiswa pada setiap
menentukan tujuan, mencari arah dan
siklusnya.
menciptakan hasil,
Siklus
berikutnya
dilakukan
4. Dosen mendorong mahasiswa untuk
berdasarkan perencanaan dan perbaikan
mengecek
dari hasil refleksi siklus sebelumnya
kesalahan,
adalah
mahasiswa
teratur.
mengembangkan keterampilan berpikir
Hal
dosen
membantu
kritis dengan beberapa cara yaitu:
ketidakakuratan bersikap tersebut
dan
cermat
sesuai
dan
dengan
pendapat John W. Santrok (2007), ada beberapa yang dapat digunakan dosen
Upaya … (Sintha Sih Dewanti)
AdMathEdu | Vol.5 No.2 | Desember 2015
ISSN: 2088-687X untuk
179
membantu
perkembangan
oleh sebab itu kemampuan mengingat
mahasiswa adalah: 1) berpikiran terbuka;
adalah
2)
3)
mengembangkan kemampuan berpikir.
perencanaan dan strategi; dan 4) kehati-
Kemampuan berpikir seseorang akan
hatian intelektual.
diikuti oleh kemampuan mengingat dan
rasa
ingin
tahu
Dalam analitik,
perkuliahan
dosen
pemikiran
intelektual;
dapat
kritis
memasukkan
daya ingat yang baik, dapat menyimpan
pengajaran
berbagai informasi dalam waktu yang lama sehingga dapat digunakan untuk
jangan
hanya
menanyakan apa yang terjadi, tetapi
menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi di masa mendatang.
juga menanyakan bagaimana dan mengapa dapat terjadi. 2. Mengkaji
dugaan
dalam
memahami. Seseorang yang mempunyai
dalam
dosen
terpenting
geometri
dengan cara sebagai berikut: 1. Seorang
bagian
Dalam
melaksanakan
berpikir
kritis, terlibat disposisi berpikir yang fakta
untuk
dicirikan dengan: bertanya secara jelas
mengetahui apakah ada bukti yang
dan
mendukungnya.
dengan baik, menggunakan sumber yang
3. Berdebat
secara
rasional
bukan
emosional.
beralasan,
berusaha
memahami
terpercaya, mempertimbangkan situasi secara
keseluruhan,
berusaha
tetap
4. Mengakui bahwa terkadang ada lebih
mengacu dan relevan ke masalah pokok,
dari satu jawaban atau penjelasan
mencari berbagai alternatif, bersikap
yang baik.
terbuka,
5. Membandingkan berbagai jawaban
berani
bertindak
mengambil
cepat,
bersikap
atau
sesuatu
adalah
untuk suatu pertanyaan dan dinilai
berpandangan
mana
bagian dari keseluruhan yang kompleks,
yang
benar-benar
jawaban
terbaik.
memanfaatkan cara berpikir orang lain
6. Mengevaluasi dan kalau mungkin menanyakan
apa
yang
dikatakan
yang kritis, dan bersikap sensitif terhadap perasaan orang lain.
seseorang, bukan sekedar menerima begitu
bahwa
posisi,
saja
jawaban
sebagai
kebenaran. 7. Mengajukan pertanyaan dan pikiran
Hasil tes kemampuan berpikir kritis tersebut didukung oleh proses perkuliahan di kelas yang sudah berjalan dengan
baik,
hal
ini
terlihat
dari
di luar apa yang sudah diketahui
mahasiswa lebih antusias dan aktif dalam
untuk menciptakan ide baru atau
mengikuti perkuliahan, mahasiswa juga
informasi baru.
mempunyai motivasi untuk mempelajari
Kemampuan berpikir memerlukan kemampuan mengingat dan memahami,
AdMathEdu | Vol.5 No.2 | Desember 2015
geometri analitik. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Eggen
(2012)
yang
Upaya … (Sintha Sih Dewanti)
180
ISSN: 2088-687X
menyatakan bahwa guided discovery (penemuan terbimbing) dapat efektif meningkatkan motivasi siswa karena
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat
keterlibatan siswa yang tinggi yang
disimpulkan
berkontribusi pada motivasi belajar.
perkembangan kemampuan berpikir kritis
Terkait
dengan
menggunakan
bahan
analitik
berbasis
manfaat
yang
perkuliahan ajar
geometri
guided
bahwa
mahasiswa
melalui
menggunakan
adanya pembelajaran
bahan
ajar
geometri
discovery,
analitik berbasis guided discovery. Hal
adalah
ini dilihat dari peningkatan kemampuan
mahasiswa memiliki kesempatan untuk
berpikir kritis pada setiap indikator dari
mengemukakan ide atau gagasan yang
sebelum tindakan dan ketiga siklusnya
dimilikinya, sehingga hal itu akan dapat
berturut-turut sebagai berikut:
meningkatkan kemampuan mahasiswa.
1. Merumuskan masalah 42,935, 60,870,
didapatkan
Di samping itu, bahan ajar geometri analitik
berbasis
guided
discovery
mengajak mahasiswa untuk menganalisa dan
mencari
kebenaran
dari
suatu
78,261, 88,587; 2. Berpikir dengan sistematis 28,804, 38,587, 51,630, 59,783; 3. Menggunakan
masalah yang sedang dibahas, mampu
pembuktian
berpikir
dan
masalah
mempunyai tujuan yang jelas. Selain itu
38,043;
sistematis,
terarah
peran dosen dalam kegiatan perkuliahan dengan
menggunakan
geometri
analitik
discovery
adalah
pembimbing, pembelajaran
dan
bahan
berbasis sebagai
pemecahan
27,717,
34,783,
4. Tidak mudah menyerah menghadapi kesulitan 41,304, 53,804, 67,935, 80,978; dan
pemimpin,
5. Mengambil
Dalam
dalam
22,826,
guided
fasilitator.
dengan
ajar
pembuktian-
kesimpulan
35,326,
42,391, 68,478, 85,870.
menggunakan
bahan ajar geometri analitik berbasis guided discovery yang paling utama
Ucapan Terimakasih Pada kesempatan ini, tidak lupa
adalah memberikan kondisi yang seluas-
saya ucapkan terimakasih kepada:
luasnya
untuk
1. Lembaga Penelitian dan Pengabdian
bagaimana
kepada Masyarakat (LPPM) UIN
mengkonstruksi pengetahuan itu sendiri.
Sunan Kalijaga Yogyakarta yang
Oleh karena itu, mahasiswa ditempatkan
telah
sebagai pusat dalam proses kegiatan
penelitian.
kepada
memperoleh
mahasiswa
pengalaman
perkuliahan, baik yang dilakukan secara individu maupun secara kelompok.
Upaya … (Sintha Sih Dewanti)
memberikan
2. Dosen program
bantuan
studi
dana
pendidikan
matematika yang telah berkontribusi
AdMathEdu | Vol.5 No.2 | Desember 2015
ISSN: 2088-687X dalam
181
diskusi
terkait
dengan
Hamruni. 2012. Strategi dan model-
penelitian.
model pembelajaran aktif dan
3. Semua pihak yang tidak dapat peneliti
menyenangkan.
sebutkan satu per satu yang telah membantu dalam penelitian ini.
Yogyakarta:
Investidaya. John
W.
Santrok.
2007.
Psikologi
pendidikan (edisi ke 2). Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.
Pustaka Borthick, A.F. dan Jones, D.R. 2000.
Jozua
Subandar.
2010.
Thinking
The motivation for collaborative
classroom dalam pembelajaran
discovery learning online and its
matematika
application in an information
learnweb.harvard.edu/ALPS/think
systems assurance course. Issues
ing/intro.cfm.
in Accounting Education. of
in
teaching.
Clemens, Stanley R. Cs. 1985. Geometry.
USA:
geometry. Soedjadi.
school Houghton
Moscow:
Standar
1999.
Kiat
pendidikan
matematika
di
Indonesia
isi.
Jakarta:
Jakarta: Depdikbud. Sugiyono.
Depdiknas.
2010.
Metode
Pendidikan 2008.
pengembangan
Peace
menuju harapan masa depan.
Depdiknas. 2006. Permendiknas No.22
Depdiknas.
analytic
konstatasi keadaan masa kini
Mifflin Company. tentang:
solid
Publishers.
Cooney, Darvis. 1975. Dynamics of mathematics.
and
Kletenick D. 1982. Problems in analytic
Publishing Company, inc. secondary
plane
Publishing Co.
Addison-Westley
teaching
http:
geometry. New York: Schaums
Massachussetts: Allyn and Bacon. USA:
sekolah.
Kindle, Yoseph,.H. Theory and problems
Bruce Joyce dan Marsha Weil. 1992. Models
di
Panduan bahan
Bandung: Alfabeta. Voigt,
Eggen, Paul & Don Kauchak. 2012.
Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
ajar.
Jakarta: Depdiknas.
Penelitian
Jorg.
1996.
mathematical
Theories learning.
Strategi dan Model Pembelajaran
Jersey.
Lawrence
Mengajarkan
Konten
dan
Associates Publishers.
Keterampilan
Berpikir
(Edisi
of New
Erlbaum
Keenam). Jakarta: PT Indeks.
AdMathEdu | Vol.5 No.2 | Desember 2015
Upaya … (Sintha Sih Dewanti)
182
Upaya … (Sintha Sih Dewanti)
ISSN: 2088-687X
AdMathEdu | Vol.5 No.2 | Desember 2015