UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KOMPENTENSI GURU PAI DALAM PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN Syamsun HS
(FKIP Jember, Email:
[email protected])
Abstract: From the description and discussion of research data on the Principal efforts in improving the competence of PAI teachers using instructional media in SMAN 4 Jember, researcher formulates conclusions: first, principal planning to develop the PAI teacher competence in the use of instructional media in SMAN 04 Jember is done by scheduling training and coaching as well as socializing the use of instructional media. In addition, there is an attempt to plan the budget for the procurement of instructional media in the school budget plan. Second, it is done by requiring the PAI teachers to enrich their knowledge and skills in using instructional media by requiring them to follow the training of instructional media. The principal also checks compliance with the characteristics of the use of instructional media learning materials in the lesson plan so that the teachers and principal can help each others to solve the problems related to the use of instructional media in school. Keywords: The Principal Efforts, the PAI teacher competence, learning media.
Pendahuluan Guru, merupakan salah satu pilar utama dalam pelaksanaan pendidikan. Setidaknya, guru menjadi salah satu pusat sumber ilmu pengetahuan. Selain itu, ada perpustakaan, media massa, teman sebagai patner berdiskusi dan lain sebagainya. Namun, untuk peserta
Syamsun HS didik setingkat SD, SLTP dan SLTA guru masih kerap menjadi pusat utama dalam mendapatkan informasi ilmu pengetahuan.1 Kenyataan tersebut tentu tidak terjadi secara serta merta di semua level lembaga pendidikan, apalagi untuk pendidikan yang berada di daerah pelosok, pedalaman dan pedesaan yang memiliki keterbatasan dalam mengakses buku-buku pengembangan bahan ajar dan buku-buku bacaan akademik lainnya, jelas kecakapan menangkap informasi ilmu pengetahun berbeda sama sekali dengan mereka yang berada di daerah perkotaan.2 Akan tetapi, dalam konteks ini, guru tetap menjadi bagian terpenting sebagai ”mediasi” penyampai ilmu pengetahuan kepada peserta didik (transfer of knowledge),3 walaupun dengan teori baru yang dikembangkan di dunia Eropa, bahwa guru hanyalah sebagai patner dalam belajar, namun kenyataan itu tidak dapat diterapkan secara utuh dalam bingkai pendidikan di Indonesia. Sehingga, guru masih menjadi bagian dari kunci terpenting dalam menyampaikan informasi ilmu pengetahuan. Sekali lagi, walaupun kondisi di daerah pedalaman, pelosok dan pedesaan berbeda secara penuh dengan yang berada di perkotaan. Oleh karenanya, guru yang masih menjadi kunci di dalam menyampaikan informasi ilmu pengetahuan, masih membutuhkan media pembelajaran, sebab, media yang digunakan guru akan juga M. Amin Haedari, Evaluasi Diklat Guru Pendidikanagama Islam tingkat SMA (Jakarta: Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Kementrian Agama RI, 2006-2009), 88-91. “peran dan fungsi guru dalam proses pembelajaran menempati posisi strategis dan menentukan. Meskipun saat ini sumber-sumber belajar sudah sangat berkembang dan beragam seiring dengan kemajuan ilomu pengetahuan dan tekhnologi, namun kehadiran sosok guru dalam konteks pembelajaran tidak tergantikan oleh media dan sumber belajar apapun”. 2 Realitas tersebutdapat dibandingkan dengan M. Amin Haedari, Evaluasi Diklat Guru Pendidikanagama Islam tingkat SMA, 91. Yang di dalamnya mengurai tentang fakta ketimpangan pelaksanaan diklat bagi GPAI dengan realitas kebutuhan riil guru di lapangan. Apalagi menyangkut informasi yang diakses oleh GPAI dan peserta didik di daerah pedalam dan perkotaan-data ini hanya analogi peneliti dalam mengembangkan data penelitian. 3 Ahmad D. Marimba. 1964. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: PT. AlMaarif. 31 1
51 | Volume 6. No. 01. Maret 2014
Upaya Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi Guru PAI dalam Penggunaan Media Pembelajaran turut berpengaruh pada penciptaan suasana belajar yang menyenangkan dan efektif serta efisien.4 Dalam konteks ini, setidaknya, guru masih menjadi kunci ”keberhasilan” pendidikan. Sehingga kualitas guru dalam sebuah lemabaga pendidikan, masih berpengaruh secara korelasional dengan kemampuan peserta didik. Walaupun kenyataannya banyak peserta didik yang mumpuni menguasai ilmu pengetahuan dengan fasilitas belajar yang kurang memadai dan kondisi tenaga pendidiknya yang serba pas-pasan. Namun hal ini tidak dapat dijadikan sebagai bahan pengukur kesuksesan dan keberhasilan lembaga pendidikan atau keberhasilan peserta didik. Oleh karenanya, untuk menunjang keberhasilan peserta didik, salah satunya dibutuhkan media pembelajaran, demikian juga diperlukan peningkatan kualitas guru agar mumpuni dalam penggunaan media pembelajaran. Dalam konteks ini, yang menjadi salah satu perhatian adalah kualifikasi Guru atau tenaga pendidik sesuai dengan UndangUndang RI Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,5 yang sepatutnya harus melekat pada jati diri Guru sebagai tenaga yang profesional. Maka dirinya, wajib menguasai dan mumpuni dalam bidang yang menjadi tugas dan kewenangannya dalam menjalankan tugas pendidikan.6 Sehingga kualifikasi diri yang mumpuni akan secara korelatif akan senada atau setidaknya dapat mendongkrak kemampuan dan kapasitas keilmuan peserta didik. Sebagaimana dinyatakan dalam Bab IV tentang Guru sebagai berikut: Pasal 8, Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan Nasional. Pasal 9, kualifikasi akademik 4 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta: Raja Wali Press, 2013), edisi revisi, 1. Bandingkan dengan Bermawie Munthe, Desain Pembelajaran (Yogyakarta: Pustaka Insane Madani, 2009) 5 Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang pendidikan. 2006.Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI. 81-122 6 Namun demikian, semua guru dalam bidang mata pelajaran apapun, dianjurkan untuk menguasai dan mumpuni dalam penggunaan media peelajaran, agar pengetahuan yang disampaikankepadapeserta didik dapat dengan mudah disalurkan.
| 52
Syamsun HS sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma empat. Pasal 10, (1) kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. (2) ketentuan lebih lanjut mengenai kompetensi Guru sebagaimana dimaksud pada ayat 1, di atur dengan peraturan pemerintah.7 Dalam kaitan ini, di SMAN 4 Jember, termasuk Sekolah Menengah Atas Negeri yang tidak menutup diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Bahkan beberapa siswa telah menggali informasi penting dari berbagai sumber termasuk internet. Misalkan kajian tentang rukun iman dan implementasinya dalam kehidupan, begitu juga dengan rukun Islam.8 Dari diskripsi di atas, maka penelitian ini tertarik untuk mengetahui dan mendiskripsikan tentang Upaya Kepala Sekolah Meningkatkan Kompentensi Guru PAI dalam Penggunaan Media Pembelajaran di SMAN 04 Jember. Fokus Penelitian Berikut adalah fokus penelitian dalam penelitian ini; Pertama, bagaimana perencanaan Kepala Sekolah untuk mengembangkan kompetensi guru PAI dalam penggunaan media pembelajaran di SMAN 04 Jember? Kedua, bagaimana langkahlangkah yang dilakukan Kepala Sekolah dalam upaya pengembangan kompetensi Guru PAI dalam penggunaan Media Pembelajaran di SMAN 04 Jember? Ketiga, bagaimana Kepala Sekolah melakukan evaluasi kepada guru PAI dalam penggunaan Media Pembelajaran di SMAN 04 Jember? 7 Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, 88-89. 8 Beberapa siswa yang kreatif, tidak menjadikan internet hanya sebagai media untuk bermain face book dan twiter, bahkan mereka rajin mengunjungi internet untuk mendapatkan info-info pentingterkait dengan tugas-tugas sekolah yang diberikan oleh guru. Bahkan mereka juga kerap menikmati hiburan di media online tersebut (observasi awal dan hasil pengamatan kegiatan siswa di internet Raja, sebuah warnet yang berada tidak jauh dari SMAN 4 Jember). Observasi dilakukan selama bulan Maret-Mei 2013.
53 | Volume 6. No. 01. Maret 2014
Upaya Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi Guru PAI dalam Penggunaan Media Pembelajaran Tujuan Penelitian Tujuan penelitin ini penting untuk dirumuskan, agar maksud pemecahan masalah yang diinginkan dapat menemukan solusi.9 Tujuan penelitian ini yaitu; pertama, untuk mendeskripsikan perencanaan Kepala Sekolah mengembangkan kompetensi guru PAI di SMAN 04 Jember. Kedua, untuk mendeskripsikan bagaimana Kepala Sekolah melaksanakan upaya pengembangan kompetensi guru PAI. Ketiga, untuk mendiskripsikan hasil evaluasi oleh Kepala Sekolah kepada Guru PAI dalam penggunaan Media Pembelajaran. Definisi Istilah 1) Upaya Kepala Sekolah Upaya bermakna ikhtiar atau usaha yang dilakukan Kepala Sekolah, dalam rangka meningkatkan kualitas guru pendidikan dimana ia memimpin. Dalam konteks ini adalah upaya yang dilakukan Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri 4 (SMAN 4) Jember. 2) Meningkatkan kompetensi guru PAI Meningkatkan kompetensi Sumber Daya Manusia Guru Pendidikan Agama Islam adalah upaya atau proses pendidikan yang dilakukan Kepala Sekolah untuk mengembangkan kompotensi yang dimiliki oleh Guru Pendidikan Agama Islam dalam mengembangkan kecakapan mengajarnya (life skill). 3) Media Pembelajaran Media pembelajaran adalah alat yang digunakan oleh guru dalam pembelajarannya, untuk menyampaikan pesan-pesan pendidikan atau akademik kepada peserta didik. Kajian Pustaka Penelitian Terdahulu
9
Buku panduan penulisan tesis (Jember: PPs STAIN, 2012).
| 54
Syamsun HS Dalam kontek ini, peneliti akan memaparkan beberapa hasil penelitian sebelumnya, sebagai acuan dalam mengembangkan penelitian kali ini. Sehingga, penelitian yang akan kami lakukan berbeda dengan penelitian yang pernah dilakukan, yakni sebagai berikut; Penelitian pertama dan kedua, kaitannya dengan penelitian yang akan dilakukan memiliki tema dan kunci pembahasan yang berbeda, walaupun titik tekannya berbeda di Kepala Sekolah. Judul tesis yang pertama Bagaimana peranan Perempuan Kepala Sekolah sebagai pemimpin pengajaran di Sekolah Dasar Al-Furqan Jember. Penelitian tesis yang ke dua berjudul Kepemimpinan Perempuan Kepala Sekolah dan Inovasi Pendidikan Agama Islam, sedangkan penelitian kali ini berjudul Upaya Kepala Sekolah Mengembangkan Kualitas Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Penggunaan Media Pembelajaran di SMAN 04 Kabupaten Jember. Secara substansi dua penelitian di atas, memeiliki perbedaan dengan penelitian yangakan dilakukan. Salah satunya, penelitian yang akan dilakukan, lebih menekankan pada bagaimana peran Kepala Sekolah dalam mewujudkan kualitas pengajaran guru pendidikan agama Islam melalui media pembelajaran. Titik tekannya ada pada penggunaan media pembelajaran. Serta tidak melihat posisi gender dalam penelitian. Kajian Teori 1. Konsep Tentang Kepala Sekolah Dahulu banyak orang berpendirian bahwa kepemimpinan itu tidak dapat dipelajari. Sebab kepemimpinan adalah suatu bakat yang diperoleh orang sebagai kemampuan istimewa yang di bawa sejak lahir. Jadi, orang menyatakan bahwa memang tidak ada dan tidak diperlukan teori dan ilmu kepemimpinan. Suksesnya kepemimpinan itu disebabkan oleh keberuntungan seorang pemimpin yang memiliki bakat alam yang luar biasa, sehingga dia
55 | Volume 6. No. 01. Maret 2014
Upaya Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi Guru PAI dalam Penggunaan Media Pembelajaran memiliki kharisma dan kewibawaan untuk memimpin massa yang ada di sekitarnya.10 Sebagai pejabat formal, Kepala Sekolah mempunyai tanggung jawab terhadap bawahan untuk menciptakan hubungan yang sebaikbaiknya dengan para guru, staf dan siswa, sebab esensi kepemimpinan adalah kepengikutan. Sebagai manajer, Kepala Sekolah pada hakikatnya adalah seorang perencana, organisator, pemimpin dan seorang pengendali.11 Dari beberapa diskripsi di atas, pada umumnya kepemimpinan memiliki tiga implikasi penting, yaitu: 1) kepemimpinan menyangkut orang lain, yaitu bawahan, atau pengikut, 2) kepemimpinan menyangkut suatu pembagian kekuasaan diantara pemimpin dengan anggota kelompok, dan 3) pemimpin dapat juga menggunakan pengaruh selain dapat memberikan pengarahan.12 2. Kontribusi Kepala sekolah sebagai supervisor Supervisi adalah suatu aktifitas pembinaan yang direncakan untuk membantu para guru dan pegawai madrasah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif. Sasaran utama dalam kepemimpinan pendidikan adalah mengenai, bagaimana seorang guru di bawah kepemimpinannya dapat mengajar anak didiknya dengan baik, di sini dalam usahanya meningkatkan kinerja guru yaitu dengan melaksanakan supervisi pendidikan.13 3. Kualifikasi Kepala Sekolah Kepala Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA) adalah sebagai berikut: 1) Berstatus sebagai guru SMA/MA; 2) Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SMA/MA; dan Kartini Kartono. 1991. Pemimpin Dan Kepemimpinan, Apakah Pemimpin Abnormal Itu. Yogjakarta: CV. Raja Wali Pres. 47 11 Mulyasa. 2009. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Remaja Rosda Karya,. 115 12 Titiek Rohanah Hidayati, “Bagaimana Peranan Perempuan Kepala Sekolah, 26. 13 Binti Maunah. 2009. Supervisi Pendidikan Islam Teori dan Praktik. Yogyakarta: Teras. 37 10
| 56
Syamsun HS 3) Memiliki sertifikat kepala SMA/MA yang diterbitkan oleh lembaga yang ditetapkan Pemerintah. 4. Pengembangan Kualitas Guru PAI Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan subjek sekaligus objek yang ada dalam suatu organisasi (pendidikan) yang titik sentralnya adalah manusia. Manusia yang ada dalam organisasi akan dikelola sedemikian rupa. Sehingga potensi diri mereka dapat dikembangkan dan dapat dimanfaatkan untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan sebelumnya dalam organisasi. 5. Media Pembelajaran Media pembelajaran adalah alat yang dipakai oleh tenaga pendidik untuk menyampaikan nilai-nilai substansi pendidikan kepada peserta didik, guna memudahkan penyampaian pesan pendidikan. Bahkan Hamalik membuat sampel dengan pembelajaran atau pengajaran dengan bantuan komputer, fungsi teknologi dalam pembelajaran dan penggunaan komputer dalam pengajaran.14 Pendekatan dan Jenis Penelitian Adapun pendekatan penelitian ini adalah kualitatif, sedangkan jenisnya adalah studi kasus. Dalam suatu penelitian karya ilmiyah, seorang peneliti harus memahami metode penelitian yang merupakan seperangkat pengetahuan tentang langkah sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah tertentu untuk diolah dan dianalisis, diambil kesimpulan. a. Lokasi Penelitian dan subjek penelitian Lokasi penelitian ini berada di SMAN 4 Kabupaten Jember, tepatnya di Jl. Hayam Wuruk Kelurahan Sempusari Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember, Jawa Timur. Sedangkan yang menjadi objek
14
Oemar Hamalik. 2007. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. 235-236. Bandingkan dengan Azhar Arsyad, Media Pembelajaran .
57 | Volume 6. No. 01. Maret 2014
Upaya Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi Guru PAI dalam Penggunaan Media Pembelajaran penelitian ini adalah Kepala Sekolah SMAN 4 Jember, guru dan Kepala Tata Usaha. b. Sumber Data Dalam penelitian ini ada dua sumber yang menjadi rujukan, yang pertama data primir. Yakni data yang secara langsung berkaitan dengan aktifitas penggunaan media oleh guru PAI di SMAN 4 Jember. Sedangkan sumber sekunder, yakni data pendukung dalam penelitian ini. c. Prosedur pengumpulan data Untuk mendapatkan data maupun mengamati fenomena yang ada dalam penelitian ini, banyak cara yang dapat digunakan. Dan metode yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. d. Analisis data Melakukan analisis berarti melakukan kajian untuk mengenali struktur suatu fenomena. Analisis dilakukan dengan melakukan telaah terhadap fenomena-fenomena secara keseluruhan, maupun terhadap bagian bagian yang membentuk fenomena tersebut serta hubungan keterkaitan diantara unsur-unsur pembentukan fenomena. e. Kesimpulan Penarikan kesimpulan atau verifikasi data merupakan kegiatan untuk menarik makna dari data yang ditampilkan. Pada tahap ini, peneliti berusaha mencari makna dari data yang telah direduksi dan tergali ataupun terkumpul dengan jalan membandingkan, mencari pola, tema, hubungan persamaan, mengelompokkan, dan memeriksa hasil yang diperolah dalam penelitian.15
15
Matthew. 1992. Analisis Data Kualitatif, terj. Tjetjep Rohendi Rohidi; Pendamping Mulyanto. Cet. 1. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI Press). 19-20.
| 58
Syamsun HS Penyajian data dan pembahasan penelitian 1. Perencanaan Kepala Sekolah untuk mengembangkan kompetensi guru PAI dalam penggunaan media pembelajaran Sekolah adalah lembaga yang bersifat kompleks dan unik, karena itu memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi. Dan sesuai dengan ciri-ciri tersebut maka tugas dan fungsi kepala sekolah seharusnya dilihat dari berbagai sudut pandang. Dari sisi tertentu kepala sekolah dapat dipandang sebagai pejabat formal, dari sisi lain kepala sekolah juga berperan sebagai manajer, sebagai pemimpin, sebagai pendidik dan sebagai staf.16 Perencanaan Kepala Sekolah dalam mengembangkan kompetensi guru PAI dalam penggunaan media pembelajaran yang dilakukan di SMAN 4 Jember sudah dilakukan dengan cukup baik. Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh ibu Husnawiyah, selaku kepala sekolah SMAN 4 Jember yang melakukan pengajuan anggaran dalam mata anggaran tahunan untuk menfasilitasi guru PAI dalam meningkatkan kualitas penggunaan media pembelajaran dengan cara mengikuti pelatihan dan sosialisasi penggunaan media pembelajaran. Hal di atas didasarkan pada petikan wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada kepala sekolah di ruangannya. Berikut jawaban kepala sekolah ketika peneliti menanyakan perencanaan apa saja yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi guru menggunakan media pembelajaran. Mengagendakan pelatihan dan sosialisasi tentang penggunaan media pembelajaran. Selain itu juga, dalam rencana anggaran sekolah selalu dimunculkan mata anggaran untuk dialokasikan pengadaan media pembelajaran yang variatif. Selain itu, sekolah juga berusaha menfasilitasi sumber belajar yang variatif guna menunjang kegiatan pengajaran yang dilakukan oleh guru PAI.17 Lihat Suhadi Winoto, Manajemen Berbasis Sekolah; Konsep dan aplikasi dalam aktivitas manajerial di sekolah atau madrasah (Jember: Pena Salsabila, 2011) 17 Wawancara dengan ibu husnawiyah tanggal 21 mei 2013 16
59 | Volume 6. No. 01. Maret 2014
Upaya Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi Guru PAI dalam Penggunaan Media Pembelajaran Dari deskripsi di atas, kita dapat melihat peran dan fungsi kepala sekolah sebagai admisnistrator dan petugas menejemen pada suatu lembaga pendidikan. Kepala sekolah sebagai menejer di lembaga pendidikannya melakukan fungsi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan.18 Dari uraian di atas kepala sekolah berusaha melakukan fungsi perencanaan untuk meningkatkan kompetensi penggunaan media pembelajaran guru PAI di lembaganya dengan cara mengagendakan pelatihan local dan pengadaan media pembelajaran bagi guru PAI. Selain berusaha mengadakan pelatihan sendiri dengan menggunakan anggaran sekolah, kepala sekolah juga mensuport guru PAI untuk meningkatkan kompetensi mereka dalam menggunakan media pembelajaran yang efektif dengan mewajibkan mereka mengikuti pelatihan tentang penggunaan media pembelajaran. Baik yang diadakan sekolah, dinas maupun swasta. Hal ini sangan bermanfaat dan membuat Guru PAI lebih tertantang untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam membuat dan menggunakan varian media pembelajaran, bahkan media pembelajaran yang sama sekali baru bagi guru PAI di sana. Sebagaimana yang disampaikan oleh Kepala Sekolah sebagai berikut: Guru diwajibkan mengikuti pembinaan dan sosialisasi penggunaan media pembelajaran untuk meningkatkan mutu pembelajaran baik yang diadakan sekolah maupun instansi lain terkait. Selain itu, kepala sekolah juga memeriksa perencanaan penggunaan media pembelajaran yang sirencanakan oleh gurub dalam RPP. Guru, juga dilatih menggunaakan tekhnologi pembelajaran yang variatif dengan mencocokkan strategi dan materi yang diajarkan kepada siswa. Karena tiap-tiap materi memiliki karakteristik dan cara penyampaian yang berbeda. Sehingga media pembelajaran
18
Nanag fatah. 2006. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya
| 60
Syamsun HS yang dipakaipun harus tepat dan sesuai dengan tujuan materi tersebut.19 Dengan memberi kesempatan, bahkan mewajibkan, guru PAI mengembangkan kompetensi dalam mengelola media pembelajaran, membuat guru merasa diperhatikan oleh Kepala Sekolah. Karena, walau mata pelajaran PAI tidak bersentuhan dengan mata pelajaran wajib yang di UN kan, PAI menempati peran dan posisi yang penting dalam membentuk karakter relegiusitas peserta didik, dari golongan apapun agamanya. Sebagaimana diuraikan oleh Rohanah untuk memahami keefektifan kepemimpinan ada beberapa pendekatan yang dipakai oleh peneliti tentang kepemimpinan. Mengutarakan 4 pendekatan dalam penelitian kepemimpinan, yaitu: a) pendekatan kuasa pengaruh, b) pendekatan sifat, c) pendekatan perilaku, d) pendekatan situasional.20 Perhatian kepala sekolah yang dinikmati oleh Guru PAI terkait dengan penguatan kompetensi Guru PAI dalam mengunakan media pembelajaran dilembaga tersebut diperkuat dengan rencana kepala sekolah untuk memunculkan mata anggaraan untuk pengadaan media pembelajaran PAI yang lebih komprehensif. Hal ini dapat membuat Guru faham dan mengerti cara penggunaan media pembelajaran yang efektif dan variatif. Karena pada dasarnya, penggunaan alat/media pembelajaran lebih maksimal kalau media tersebut milik sendiri. Sebagaimana yang peneliti kutip dalam petikan wawancara dengan ibu Siti Mardiyah, salah satu Guru PAI di SMAN 4 Jember: Bermanfaat sekali. Minimal perencanaan tersebut sebagai bentuk perhatian Kepala Sekolah terhadap pengembangan mutu pembelajaran PAI yang ada di SMAN 04 Jember. Dengan masuknya pengadaan media pembelajaran dalam mata anggaran sekolah memberikan motivasi Guru agar lebih inovatif dalam menggunakan media pembelajaran. Support Wawancara dengan ibu husnawiyah, kepala sekolah SMAN 4 Jember, tanggal 21 Mei 2013 20 Titiek RohanaSh Hidayati, “Bagaimana Peranan Perempuan Kepala Sekolah, 26 19
61 | Volume 6. No. 01. Maret 2014
Upaya Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi Guru PAI dalam Penggunaan Media Pembelajaran Kepala Sekolah untuk Guru mengikuti pelatihan pengembangan media pembelajaran juga menjadi amunisi semangat dalam pengembangan media pembelajaran di lembaga ini khususnya dalam mata pelajaran PAI.21 Kemanfaatan dan perhatian yang diberikan Kepala Sekolah terhadap perkembangan mutu pembelajaran PAI yang dilaksanakan Guru, terutama pada rencana Kepala Sekolah untuk mengadakan media pembelajaran yang lebih bervariatif lagi dan memasukkannnya dalam mata anggaran pembelanjaan sekolah. Hal ini, diakui bu Mardiah, member semangat dan arah baru dalam pengembangan media pembelajaran PAI yang ada di SMAN 4 Jember. 2. Pelaksanaan Kepala Sekolah merencanakan pengembangan kompetensi guru PAI Keberhasilan suatu lembaga pendidikan sangat tergantung pada kepemimpinan Kepala Sekolah. Karena ia merupakan pemimpin dilembaganya, maka ia harus mampu membawa lembaganya kearah tercapainya tujuan yang telah ditetapkan, ia harus mampu melihat adanya perubahan serta mampu melihat masa depan dalam kehidupan global yang lebih baik. Kepala sekolah harus bertanggung jawab atas kelancaran dan keberhasilan semua urusan pengaturan dan pengelolaan sekolah secara formal kepada atasannya atau secara informal kepada masyarakat yang telah menitipkan anak didiknya. Selanjutnya, kepemimpinan dapat diartikan sebagai proses memengaruhi dan mengarahkan para pegawai dalam melakukan pekerjaan yang telah ditugaskan kepada mereka. Kepemimpinan adalah proses dalam mengarahkan dan memengaruhi para anggota dalam hal berbagai aktifitas yang harus dilakukan. Selanjutnya Erni Tisnawati dalam buku pengantar manajemen membagi pengertian kepemimpinan menjadi 2 konsep, yaitu sebagai proses dan sebagai
21
Wawancara dengan ibu husnawiyah, kepala sekolah SMAN 4 Jember, tanggal 21 Mei 2013
| 62
Syamsun HS atribut.22 Sebagai proses, kepemimpinan difokuskan kepada apa yang dilakukan oleh para pemimpin, yaitu proses di mana para pemimpin menggunakan pengaruhnya untuk memperjelas tujuan organisasi bagi para pegawai, bawahan atau yang dipimpinnya, memotifasi mereka untuk mencapai tujuan tersebut, serta membantu menciptakan suatu budaya produktif dalam organisasi. Setelah melakukan perencanaan, tentunya ada aksi yang dilakukan untuk merealisasikan perencanaan tersebut dalam aksi yang nyata. Konteksnya dengan penelitian ini, perencanaan yang dilakukan oleh kepala sekolah SMAN 4 Jember dalam meningkatkan kompetensi guru PAI dalam menggunakan media pembelajaran ditunjukkan dengan pemberian kesempatan kepada guru dalam mengikuti berbagai pelatihan dan pembinaan yang diadakan guna memperkaya keterampilan guru PAI dalam mengelola media pembelajaran. Sebagaimana yang diungkapkan oleh kepala sekolah di bawah ini: Guru diwajibkan mengikuti pembinaan dan sosialisasi penggunaan media pembelajaran untuk meningkatkan mutu pembelajaran baik yang diadakan sekolah maupun instansi lain terkait. Selain itu, kepala sekolah juga memeriksa perencanaan penggunaan media pembelajaran yang direncanakan oleh guru dalam RPP. Guru, juga dilatih menggunaakan tekhnologi pembelajaran yang variatif dengan mencocokkan strategi dan materi yang diajarkan kepada siswa. Karena tiaptiap materi memiliki karakteristik dan cara penyampaian yang berbeda. Sehingga media pembelajaran yang dipakaipun harus tepat dan sesuai dengan tujuan materi tersebut.23 Dari pernyataan kepala sekolah diatas, kita dapat melihat bahwa disamping mewajibkan mengikuti pelatihan, Guru juga dilatih menggunakan tekhnologi pembelajaran yang berbasis IT dan dibina dalam menentukan media pembelajaran mana yang tepat untuk materi tertentu. Pelatihan dan pembinaan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam mengoperasikan atau menggunakan media pembeErni Tisnawati Sule & Kurniawan Saefullah. 2008. Pengantar Manajemen. Jakarta: Kencana. 255 23 Wawancara dengan ibu husnawiyah, kepala sekolah SMAN 4 Jember, tanggal 3 Juni 2013 22
63 | Volume 6. No. 01. Maret 2014
Upaya Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi Guru PAI dalam Penggunaan Media Pembelajaran lajaran, berjalan lurus dengan tugas Kepala Sekolah sebagai menejer sumber daya manusia yang ada dilembaganya. Dengan memberikan kesempatan guru PAI untuk mengikuti pelatihan dan pembinaan tersebut diharapkan mampu menunjang pemngembangan sumber daya Guru dalam mengajar. Penggunaan media pembelajaran berjalan bukan tanpa kendala dan evaluasi. Karena pada hakekatnya, pembelajaran merupakan proses. Dalam suatu proses pasti ada kekurangan dan kelebihan. Untuk itulah seorang Guru harus terus belajar dan meningkatkan kapasitasnya sebagai pendidik yang profesional. Sebagaimana apa yang disampaikan oleh Kepala Sekolah di bawah ini tentang keluhan yang biasanya disampaikan oleh Guru-guru PAI tentang penggunaan media pembelajaran di SMAN 4 Jember. Mungkin berlebihan jika dikatakan kendala, tapi biasanya Guru berdiskusi dengan Kepala Sekolah tentang variasi media pembelajaran yang digunakan dengan karakteristik materi yang tengah diajarkan. Karena biasanya kurang lebihnya penggunaan media pembelajaran akan terlihat ketika pembelajaran usai. Terkadang ada penyesalan mengapa menggunakan media ini, kenapa bukan media lain. Karena dirasa media lain lebih cocok dan efektif. Yah, itu semua kan juga proses.24 Media pembelajaran adalah alat yang dipakai oleh tenaga pendidik untuk menyampaikan nilai-nilai substansi pendidikan kepada peserta didik, guna memudahkan penyampaian pesan pendidikan. Bahkan Hamalik membuat sampel dengan pembelajaran atau pengajaran dengan bantuan komputer, fungsi teknologi dalam pembelajaran dan penggunaan komputer dalam pengajaran.25 Berikut pernyataan Kepala Sekolah tentang derajat penggunaan media pembelajaran oleh Guru PAI di SMAN 4 Jember. “Sudah mendekati kata optimal. Walau pelajaran PAI bukan pelajaran UN, tapi Guru-guru berusaha memberikan penggaWawancara dengan ibu husnawiyah, kepala sekolah SMAN 4 Jember, tanggal 3 Juni 2013 25 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, 235-236. Bandingkan dengan Azhar Arsyad, Media Pembelajaran . 24
| 64
Syamsun HS laman belajar yang terbaik untuk siswanya. Karena senyatanya agama merupan tuntunan hidup. Jadi sebisa mungkin nilai-nilai yang terkandung dalam materi keagamaan bisa terserap oleh peserta didik. Guru PAI di sini sudah menggunakan tekhnologi juga. Ada LCD, OHP hingga jaringan internet sebagai media pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran yang manual juga banyak diterapkan. Kalau yang pasti digunakan tiap pembelajaran ya Al Quran dan buku paket serta LKS. Karena pada waktu pelajaran agama, sebelum pembelajaran dimulai, siswa dan Guru bersama-sama membaca Al Quran. Minimal kalau dirumah tidak pernah dibaca, sidekolajh di baca.” Dari pernyataan di atas, Kepala Sekolah mencoba mengeksplor bagaimana realitas guru PAI di SMAN 4 Jember dalam menggunakan dan mengembangkan media pembelajaran pada aktifitas pengajaran mereka. Fasilitas dan pelatihan tentang penggunaan dan pengembangan media pembelajaran yang telah disebutkan sebelumnya diharapkan mampu meningkatkan kompetensi Guru PAI dalam menggunakan dan mengembangkan media pembelajaran di lembaga tersebut “Harapan saya, Guru PAI lebih giat lagi dalam melakukan inovasi media pembelajaran. Tentunya medianya yang sesuai dengan strategi belajar, tujuan dan karakteristik materi yang diberikan kepada siswa. Selain itu, Guru juga aktif mengikuti kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan pengetahuan dan skill Guru dalam menggunakan media dan pengembangannya.kalau sifatnya untuk pengembangan kualitas PAI, sekolah pasti akan mendukung. Guru semakin variatif dalam menggunakan media pembelajaran.”26 Dalam konteks ini, setidaknya, Guru masih menjadi kunci ”keberhasilan” pendidikan. Sehingga kualitas Guru dalam sebuah lembaga pendidikan, masih berpengaruh secara korelasional dengan kemampuan peserta didik. Walaupun kenyataannya banyak peserta didik yang mumpuni menguasai ilmu pengetahuan dengan fasilitas
26
Wawancara dengan ibu Husnawiyah, kepala sekolah SMAN 4 Jember, tanggal 3 Juni 2013
65 | Volume 6. No. 01. Maret 2014
Upaya Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi Guru PAI dalam Penggunaan Media Pembelajaran belajar yang kurang memadai dan kondisi tenaga pendidiknya yang serba pas-pasan. 3. Kepala Sekolah melakukan evaluasi kepada Guru PAI dalam penggunaan Media Pembelajaran Sebagai bagian dari proses menejerial, evaluasi dilakukan untuk melihat apakan perencanaan dan pelaksanaannya sudah berjalan baik atau belum. Pada tahap evaluasi, kita dapat melihat kelebihan dan kekurangan dari kegiatan yang telah kita lakukan. “Mungkin berlebihan jika dikatakan kendala, tapi biasanya Guru berdiskusi dengan Kepala Sekolah tentang variasi media pembelajaran yang digunakan dengan karakteristik materi yang tengah diajarkan. Karena biasanya kurang lebihnya penggunaan media pembelajaran akan terlihat ketika pembelajaran usai. Terkadang ada penyesalan mengapa menggunakan media ini, kenapa bukan media lain. Karena dirasa media lain lebih cocok dan efektif. Yah, itu semua kan juga proses. Dari situ Guru belajar untuk memilih media yang tepat. Tepat dengan materi dan tepat dengan kondisi siswa dan kelas.”27 Dari uraian di atas, kita dapat melihat bahwa fungsi evaluasi yang dilakukan Kepala Sekolah hampir mirip dengan fungsi supervisi yang dilakukan Kepala Sekolah kepada bawahannya. Evaluasi yang dilakukan oleh Kepala Sekolah di sini, bukan hanya berbentuk penilaian saja. Namun juga ada masukan-masukan dari Kepala Sekolah untuk memecahkan problem yang dihadapi oleh Guru dalam mengembangkan penggunaan media pembelajaran PAI. “Biasanya kami berdiskusi dan merumuskan bersama media apa yang kira-kira lebih tepat. Semakin sering praktek semakin tahu mana media yang terbaik. Seperti simulasi itu sudah.”28 “Pernah, sebagaimana yang saya sampaikan tadi, bahwa media pembelajaran yang dipakai harus disesuaikan dengan tujuan, metode dan karakteristik materi pelajaran. Jangan mentang-mentang sekarang jaman tekhnologi keWawancara dengan ibu Husnawiyah, kepala sekolah SMAN 4 Jember, tanggal 3 Juni 2013 28 Wawancara dengan ibu Husnawiyah, kepala sekolah SMAN 4 Jember, tanggal 3 Juni 2013 27
| 66
Syamsun HS mudian hanya menggunakan media elektrik saja, tapi juga pertimbangan-pertimbangan diatas patut diperhatikan. Media pembelajaran tidak harus canggih dan elektrik, yang terpenting media tersebut dapat menghantarkan peserta didik memahami dan mengamalkan apa yang diajarkan oleh gurunya. Karena masih banyak juga media tradisional yang efektif diterapkan pada mata pelajaran PAI.”29 Evaluasi oleh Kepala Sekolah pada penggunaan dan pengembangan media pembelajaran, dilakukan dengan model individu dan kelompok. Dalam model kelompok, bisa disampaikan dalam pembinaan atau rapat tertutup Kepala Sekolah dan Guru. Evaluasi dalam bentuk individu biasanya dilakukan dengan konsultasi langsung dengan Kepala Sekolah. Pada bentuk evaluasi yang dilakukan Kepala Sekolah dalam menilai proses yang dilakukan guru merupakan bentuk supervisi yang dilakukan Kepala Sekolah. Supervisi berfungsi membantu (asosting) member support (supporting) dan mengajak mengikutsertakan (sharing). Dilihat dari fungsinya, tampak dengan jelas peranan supervisi itu. Peranan itu nampak dalam kinerja supervisor, dalam hal ini Kepala Sekolah, yang melaksanakan pendapat para ahli. Pada konteks ini, Kepala Sekolah sebagai evaluator, ia dapat membantu Guru menilai proses belajar, dan menilai kurikulum dan media yang sedang dikembangkan. Ia juga belajar menata dirinya sendiri.30 Kesimpulan Dari deskripsi data hasil penelitian dan pembahasan tentang upaya Kepala Sekolah dalam meningkatkan kompetensi Guru PAI menggunakan media pembelajaran di SMAN 4 Jember, peneliti merumuskan kesimpulan sebagai berikut: Pertama, perencanaan Kepala Sekolah untuk mengembangkan kompetensi Guru PAI dilakukan dengan cara mengagendakan pelatihan dan pembinaan serta sosialisasi Wawancara dengan ibu Husnawiyah, kepala sekolah SMAN 4 Jember, tanggal 3 Juni 2013 30 Mukhtar. 2009. Orientasi Baru Supevisi Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada 29
67 | Volume 6. No. 01. Maret 2014
Upaya Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi Guru PAI dalam Penggunaan Media Pembelajaran penggunaan media pembelajaran. Selain itu, ada upaya memasukkan mata anggaran untuk pengadaan media pembelajaran dalam rencana anggaran sekolah. Kedua, pelaksanaan Kepala Sekolah dalam pengembangan kompetensi Guru PAI dilakukan dengan cara mewajibkan Guru PAI untuk memperkaya pengetahuan dan skill penggunaan media pembelajaran dengan cara mewajibkan mereka mengikuti pelatihan tentang media pembelajaran baik ditingkatan lokal, kabupaten, propinsi maupun level nasional. Kepala Sekolah juga mengecek kesesuaian penggunaan media pembelajaran dengan karakteristik materi pembelajaran dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Sehingga Guru dan Kepala Sekolah dapat melakukan take and give untuk memecahkan problem yang berkenaan dengan penggunaan media pembelajaran di sekolah. Ketiga, Kepala Sekolah melakukan evaluasi kepada Guru PAI dalam penggunaan Media Pembelajaran dengan metode supervisi pembelajaran. Selain melakukan konsultasi dalam individu, guru juga melakukan konsultasi dengan Kepala Sekolah berkelompok dalam momen pembinaan atau rapat dewan Guru. Dengan cara tersebut, Guru dapat mengutarakan tingkat keberhasilan penggunaan media, kendala-kendala maupun media-media yang dibutuhkan Guru untuk menunjang efektifitas pembelajaran di dalam kelas. Daftar Pustaka Departemen Agama RI. 1971. Al-Qur’an dan Terjemah. Jakarata: Kemenag. Arif, Mahmud. 2008. Pendidikan Islam Transformatif. Yogyakarta: LKIS. Arikunto, Suharsimi. 2003. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Assegaf, Abdurrahman. 2011. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Rajawali Pres. Aziz, Abd. 2010. Orientasi Sistem Pendidikan Agama Islam di Sekolah. Yogyakarta: Teras. Tim penusun. 2012. Buku Panduan Penulisan Tesis. Jember: PPs STAIN Jember.
| 68
Syamsun HS Furchan, Arief. 1992. Pengantar Metode Penelitian Kualitatif, Suatu Pendekatan Fenomenologis Terhadap Ilmu Ilmu Sosial. Surabaya: Usaha Nasional. Guba, Egon G. & Yvonna S. Lincoln. 1981. Effective Evaluation. San Fransisco: Jossey-Bass Publishers. Haedari, M. Amin. 2006. Evaluasi Diklat Guru Pendidikanagama Islam tingkat SMA, Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Kementrian Agama RI. Jakarta: Kemenag. Hamalik, Oemar. 2007. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Hasibuhan, Malayu. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara. Undang-Undang RI tentang Guru dan Dosen, Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 beserta penjelasannya. Bandung: Nuansa Aulia, 2006. Hidayati, Titiek Rohanah. 1999. “Bagaimana Peranan Perempuan Kepala Sekolah sebagai Pemimpin Pengajaran di Sekolah Dasar Al-Furqan Jember”. Malang: IKIP. Tesis tidak dipublikasi. Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Social (Kuantitatif dan Kualitatif). Jakarta: Gaung Persada Press. Kartono, Kartini. 1991. Pemimpin Dan Kepemimpinan, Apakah Pemimpin Abnormal Itu. Yogjakarta: CV. Raja Wali Pres. Koentjaraningrat. 1997. Metode Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia. Marimba, Ahmad D. 1964. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: PT. Al-Maarif. Maghfiroh, Eva. 2010. “Kepemimpinan Perempuan Kepala Sekolah dan Inovasi Pendidikan Agama Islam”. Jember: PPS STAIN Jembe. tesis tidak dipublikasi. Miles, Matthew B. dan A. Michael Hubberman. 1992. Analisis Data Kualitatif, terj. Tjetjep Rohendi Rohidi; Pendamping Mulyanto. Cet. 1. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI Press). Moleong, J. Lexy. 2008. Metodologi Penelitian kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. ________________. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
69 | Volume 6. No. 01. Maret 2014
Upaya Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi Guru PAI dalam Penggunaan Media Pembelajaran Mufidah, Luluk Nur. 2009. Supervisi Pendidikan. Yogyakarta: Teras. Mulyana, Deddy. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif, Paradigma Baru Ilmu Komunikasi Dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: Remaja Rosda Karya. Nawawi, Hadari. 1993. Pendidikan dalam Islam. Surabaya: Al-Ikhlas. Nizar, Samsul. 2001. Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan Islam. Jakarta: Gaya Media Pratama. Sahertian, Piet. A.200. Konsep Dasar dan Teknik Supevisi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Soebahar, Abd. Halim. 2013. Kebijakan Pendidikan Islam dari Ordonansi Guru Sampai UU Sisdiknas. Jakarta: Rajawali Pres. ________________. 2009. Matriks Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Marwa. ________________. 2002. Wawasan Baru Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia. Sugiyono, 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Umar, Husen. 1999. Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, Undang-Undang dan peraturan pemerintah RI tentang pendidikan, (Jakarta: Dirjen Depag, 2006). Wahjosumidjo. 1999. Kepemimpinan Kepala Sekolah, Tinjauan teoritik dan permasalahannya. Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada. Winoto, Suhadi. 2011. Manajemen Berbasis Sekolah; Konsep dan aplikasi dalam aktivitas manajerial di sekolah atau madrasah. Jember: Pena Salsabila. Yukl, Gary A. 1981. Leadership In Organizations (London: Printed in the United Staters of America. Zaenuddin, M. dkk. 2009. (editor), Pendidikan Islam dari Paradigm Klasik Hingga Kontemporer. Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim. Wawancara penelitian Wawancara dengan ibu Husnawiyah, Kepala Sekolah SMAN 4 Jember, tanggal 21 Mei 2013.
| 70
Syamsun HS Wawancara dengan ibu Husnawiyah, Kepala Sekolah SMAN 4 Jember, tanggal 3 Juni 2013. Wawancara dengan ibu Siti Mardiyah, Guru PAI di SMAN 4 Jember, tanggal 30 Mei 2013. Wawancara dengan siswa kelas X SMAN 4 Jember, tanggal 5 Juni 2013.
71 | Volume 6. No. 01. Maret 2014