UPAYA DAN STRATEGI STKIP PGRI LUMAJANG DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA EKONOMI SYARIAH
1. Tatas Ridho Nugroho, S.Pd., M.Pd 2. Roni Wiranata, S.Pd., M.Pd Program Studi Pendidikan Ekonomi – STKIP PGRI LUMAJANG Email:
[email protected] HP: 081 252 04 1414 Email:
[email protected] HP: 082 331 839 030 Abstrak: Pertumbuhan dan perkembangan lembaga keuangan syariah yang semakin pesat, berdampak terhadap permintaan tenaga kerja ekonomi syariah. Tantangan yang dihadapi STKIP PGRI Lumajang selain menghasilkan tenaga pendidik yang berkualitas adalah bagaimana menyediakan sumberdaya manusia yang mampu memenuhi harapan dunia usaha dan dunia industri keuangan syariah. Untuk menjawab permasalahan tersebut upaya yang dilakukan oleh STKIP PGRI Lumajang adalah mengajarkan matakuliah Ekonomi Syariah kepada mahasiswa serta merumuskan kurikulum yang memperhatikan keseimbangan antara Hard Skills dan Soft Skills. Sedangakan Strateginya adalah (1) Pengadaan buku text yang relevan, (2) melaksanakan training of trainers, melaksanakan diklat yang relevan, (3) Menjalin kerjasama dengan mitra/ lembaga keuangan syariah dan (4) Pengembangan penelitian dan karya ilmiah. Kata Kunci: Upaya dan Strategi, Lembaga Perguruan Tinggi dan SDM Ekonomi Syariah. Abstract: The growth and development of Islamic financial institutions is rapidly increasing, impact on labor demand Islamic economics. The challenge facing STKIP PGRI Lumajang addition to producing quality educators is how to provide human resources capable of meeting the expectations of the business world and the world of Islamic finance industry. To answer these problems efforts made by STKIP PGRI Lumajang is to teach a course to students of Islamic Economics and construc a curriculum that takes into account the balance between Hard Skills and Soft Skills. While the strategy is (1) Provide of relevant text books, (2) conduct training of trainers, implement relevant training, (3) Cooperation with partners / Islamic financial institutions, and (4) development of research and scientific work. Keywords: Efforts and strategies, Higher Education and Human Resources Institute of Islamic Economics.
PENDAHULUAN Ekonomi syariah adalah suatu sistem ekonomi islam yang akan menjadikan kebutuhan manusia yang sangat penting dan akan terus berkembang dari waktu ke waktu. Maka, tidak ayalnya dengan ekonomi lainnya bahwa ekonomi syariah merupakan ilmu yang dapat diterapkan dalam sendi-sendi kehidupan manusia dalam pemenuhan kelangsungan hidupnya. Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar, sudah selayaknya Indonesia menjadi pelopor dan kiblat pengembangan keuangan syariah di dunia. Tujuan ekonomi islam tidak bisa dilepaskan dari tujuan penciptaan manusia di muka bumi. Ini karena, kegiatan berekonomi tidak bisa dipisahkan dari akitivitas manusia di muka bumi. 1
Inilah mengapa islam juga mengatur segala sesuatunya yang berkaitan dengan aktivitas manusia dalam berekonomi. Setiap aktivitas manusia tidak hanya bernilai duniawi (material) semata, tetapi seharusnya juga bernilai spiritual. Termasuk juga dalam setiap aktivitas berekonomi, harus juga membawa muatan spiritual, dalam arti harus terdapat kesesuaian dengan tujuan dan nilainilai islam. Tujuan dan nilai-nilai ekonomi islam adalah: 1. Kesejahteraan ekonomi dengan berpegang pada norma moral 2. Persaudaraan dan Keadilan 3. Kesetaraan disribusi pendapatan 4. Kebebasan individu daam konteks kesejahteraan sosial. Mengabaikan salah satu aspek akan menyebabkan ketimpangan dalam hidup dan kesejahteraan sosial. Ketika hanya kepentingan materi saja yang mendasari perilaku seseorang, maka akan muncul berbagai permasalahan sosial dan personal pada setia individu. Fenomena alkoholism, kriminal, frustasi, bunuh diri, perselingkuhan, perceraian, dan banyak lagi bentuk-bentuk perilaku yang mengindikasikan ketidaknyamanan dan ketidakbahagiaan (inner unhappiness) seseorang. Sebaliknya, apabila seseorang hanya mencari pemuasan permasalahan spiritual, maka akan muncul permasalahan-permasalahan yang akan mengahncurkan nilai-nilai sosial kemanusiaan, seperti masalah kejumudan, ketertinggalan pola pikir dan wawasan, keterbelakangan pendidikan, ilmu dan teknologi, hingga menimbulkan masalah ketergantungan pada pihak lain dan memunculkan eksploitasi oleh pihak lain. Rasa persaudaraan dan keadilan akan sulit dicapai apabila kesetaraan distribusi pendapatan tidak terpenuhi. Selain itu, (dalam tauhid/kepercayaan islam) karena segala sesuatunya yang kita miliki dan yang ada di dunia ini, entah itu harta benda kita, bumi, alam, bahkan pekerjaan dan kecerdasan yang ada pada setiap individu pada hakekatnya adalah milik Allah yang dititipkan kepada manusia, maka tidak satu alas an pun bagi kita untuk menahan sumber daya Allah hanya pada sebagian orang saja.
2
Untuk kepentingan itulah, Syariat Islam menekankan terjadinya keadilan distribusi dan menyediakan sebuah system untuk terwujudnya keadilan distribusi pendapatan, dengan harapan bahwa setiap individu mendapatkan jaminan untuk bisa memperoleh standar kehidupannya secara baik dan terhormat. Sebuah masyarakat yang tidak memberikan jaminan setiap warganya untuk mendapatkan standard kehidupan dengan layak dan terhormat sungguh, bukan masyarakat seperti yang diharapkan oleh syariah islam. Pembatasan hak-hak seseorang tidak bisa dikenakan kepada orang merdeka, berakal, dan baligh, kecuali bahwa ia melakukan perbuatan yang melukai kepentingan orang lain atau kepentingan orang banyak. Bahkan terdapat keharusan untuk melakukan pengendalian dan pembatasan bagi pekerja yang tidak amanah, pegawai yang kotor, pejabat yang korupsi, hakim yang tidak adil, dan kepada mereka yang mengabaikan hak-hak dan kepentingan umum, demi untuk menghindarkan diri dari kerugian yang lebih besar lagi. Di bidang intelektualitas dunia akademik, seperti Nilai Ujian Semester (UAS) mahasiswa sangat memprihatinkan. Orang tua dan mahasiswa selalu dihadapi dengan kondisi buruk, biaya tinggi yang dibutuhkan untuk memasuki sekolah yang baik. Di bidang keterampilan hidup (Life Skill), lulusan sekolah kita bukan tidak pandai memperdayakan keterampilan hidup masyarakat pada umumnya, malah memperdayakan diri saja tidak mampu. Bandingkan dengan santri lulusan pesantren, kita tidak pernah mendengar antrian panjang melamar pekerjaan dari pada lulusan pesantren. Hal ini menunjukkan bahwa pesantren lebih berhasil membekalkan keterampilan hidup ketimbang sekolah. Dibidang ahlak dan moralitas pun juga begitu. Dunia Industri Keuangan Syariah di Indonesia dari tahun 2007 sampai 2013 mengalami perkembangan yang cukup pesat. Indonesia dengan jumlah populasi penduduk sekitar 237 juta jiwa di mana 85% beragama Islam, memiliki potensi yang cukup besar untuk dapat mengembangkan Industri Keuangan Islam. Ketertarikan dan perhatian masyarakat terhadap industri ini juga kian membaik. Aset Industri Keuangan Islam di Indonesia terdiri dari 54 % perbankan Islam dan sukuk (36 persen), sisanya terdiri dari asuransi, multi-finance dan reksadana syariah.
3
Pengembangan keuangan syariah di Indonesia yang lebih bersifat market driven dan dorongan bottom up dalam memenuhi kebutuhan masyarakat sehingga lebih bertumpu pada sektor riil juga menjadi keunggulan tersendiri. Gambar 1 : Islamic Finance Country Index (IFCI, 2011)
Berbeda dengan perkembangan keuangan
syariah di Iran, Malaysia, dan Arab Saudi, dimana perkembangan keuangan syariahnya lebih bertumpu pada sektor keuangan, bukan sektor riil, dan peranan pemerintah sangat dominan. Selain dalam bentuk dukungan regulasi, penempatan dana pemerintah dan perusahaan milik negara pada lembaga keuangan syariah membuat total asetnya meningkat signifikan, terlebih ketika negara-negara tersebut menikmati windfall profit dari kenaikan harga minyak dan komoditas. Dari permasalahan diatas disimpulkan bahwa aturan yang berlaku dalam ekonomi syariah merupakan refleksi dari ajaran dan nilai-nilai Islam, baik dalam berekonomi maupun beribadah. Meskipun demikian, ekonomi syariah tidak serta merta ditujukan kepada orang-orang muslim, karena Islam membolehkan umatnya untuk bertransaksi atau melakukan kegiatan ekonomi dengan umat non muslim.
Dari permasalahan yang telah dipaparkan muncul berbagai pertanyaan : Bagaimana Perkembangan perekonomian islam dalam lembaga keuangan syariah?, Bagaimana kondisi kebutuhan sumber daya manusia di institusi ekonomi syariah?, Bagaimana upaya dan strategi STKIP PGRI Lumajang di sektor ekonomi syariah?
PERKEMBANGAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH Dunia perbankan di tanah air kian marak sejak hadirnya Perbankan Syariah. Keberadaan institusi syariah dapat kita saksiskan di berbagai kota, mulai dari Bank Umum Syariah (BUS), ataupun institusi setingkat Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Jaringan kantor Perbankan Syariah juga mengalami
4
pertumbuhan yang sangap pesat, hal ini karena Perbankan Syariah dapat dihadirkan dalam bentuk unit usaha syariah (UUS), sehingga hampir setiap bank memiliki cabang atau unit usaha syariah. Tabel 1. Perkembangan Kelembagaan dan Kinerja Perbankan Syariah Indonesia
Bank Indonesia memberikan perhatian yang serius dan bersungguhsungguh dalam mendorong perkembangan perbankan syariah. Semangat ini dilandasi oleh keyakinan bahwa perbankan syariah akan membawa ‘maslahat’ bagi peningkatan ekonomi dan pemerataan kesejahteraan masyarakat. Pertama, bank syariah lebih dekat dengan sektor riil karena produk yang ditawarkan, khususnya dalam pembiayaan, senantiasa menggunakan underlying transaksi di sektor riil sehingga dampaknya lebih nyata dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Kedua, tidak terdapat produk-produk yang bersifat spekulatif (gharar) sehingga mempunyai daya tahan yang kuat dan teruji ketangguhannya dari direct hit krisis keuangan global. Secara makro, perbankan syariah dapat memberikan daya dukung terhadap terciptanya stabilitas sistem keuangan dan perekonomian nasional. Ketiga, sistem bagi hasil (profit-loss sharing) yang menjadi ruh perbankan syariah akan membawa manfaat yang lebih adil bagi semua pihak, baik bagi pemilik dana selaku deposan, pengusaha selaku debitur maupun pihak bank selaku pengelola dana. Sampai dengan bulan Februari 2012, industri perbankan syariah telah mempunyai jaringan sebanyak 11 Bank Umum Syariah (BUS), 24 Unit Usaha Syariah (UUS), dan 155 BPRS, dengan total jaringan kantor mencapai 2.380 kantor yang tersebar di hampir seluruh penjuru nusantara (Tabel 2). Total aset perbankan syariah mencapai Rp149,3 triliun (BUS & UUS Rp145,6 triliun dan BPRS Rp3,7 triliun) atau tumbuh sebesar 51,1% (yoy) dari posisi tahun
5
sebelumnya. Industri perbankan syariah mampu menunjukkan akselerasi pertumbuhan yang tinggi dengan rata-rata sebesar 40,2% pertahun dalam lima tahun terakhir (2007-2011), sementara rata-rata pertumbuhan perbankan nasional hanya sebesar 16,7% pertahun. Oleh karena itu, industri perbankan syariah dijuluki sebagai ‘the fastest growing industry’.
Gambar 2 : Perkembangan Perbankan Syariah yang sangat pesat di Indonesia
Akselerasi pertumbuhan perbankan syariah yang jauh lebih tinggi dari pertumbuhan perbankan nasional berhasil meningkatkan porsi perbankan syariah dalam perbankan nasional menjadi 4,0%. Jika tren pertumbuhan yang tinggi industri perbankan syariah tersebut dapat dipertahankan, maka porsi perbankan syariah diperkirakan dapat mencapai 15%-20% dalam kurun waktu 10 tahun ke depan.
KEBUTUHAN SUMBER DAYA MANUSIA Institusi Ekonomi Syariah di Indonesia, khususnya keuangan syariah, telah tumbuh dengan begitu pesatnya dan meningkatkan permintaan terhadap sumber daya manusia (SDM) yang sangat besar. Namun prospek yang besar ini belum tergarap secara maksimal, salah satunya karena masih terbatasnya SDM keuangan syariah dengan kualifikasi yang memadai. Dibutuhkan banyak SDM dengan pengetahuan dan wawasan yang mendalam untuk mengoptimalkan potensi pasar yang besar namun kurang terlayani ini. Permasalahan yang berkaitan dengan SDM dan strategi pengorganisasian dapat dijawab oleh Perbankan Syariah dengan langkah jangka panjang dan pendek. Optimalisasi SDM syariah dalam jangka pendek dapat dilakukan dengan: 1.
Mengintensifkan kegiatan pelatihan mengenai sistem Perbankan Syariah.
6
Kegiatan ini berjalan dnegan memberikan pelatihan para karyawan akan karakteristik produk-produk Perbankan Syariah pelaksanaan dari produk – produk tersebut secara rinci dan detail juga disertai akan penjelasan prinsip bagi hasil yang diterapkan oleh Perbankan Syariah. Selain itu kegiatan ini juga memberikan informasi akan tawaran-tawaran produk dan layanan yang kreatif dan inovatif, namun tetap patuh pada aspek syariah. Dengan adanya pengintesifan kegiatan-kegiatan ini maka peluang terjadinya pelanggaran syariah berkurang dan kepercayaan nasabah akan Perbankan Syariah semakin meningkat. 2.
Peningkatan kualitas pengawas dan sistem pengawas Peningkatan kualitas pengawas dilaksanakan untuk meningkatkan pemahamannya terhadap operasional perbankan dan sektor usaha, diperlukan pula upaya peningkatan jumlah pengawas dalam rangka mengantisipasi jumlah Bank Syariah yang bertambah baik jumlah bank maupun jaringan kantornya. Bank Indonesia seharusnya melakukan penyesuaian menyikapi perkembangan industri yang semakin membesar melalui penyesuaian institusi pengawasan pada aspek struktur organisasi pengawasannya maupun jumlah SDM pengawas. Selain itu peningkatan kualitas pengawasan juga dapat dilakukan melalui inisiasi penerapan pertukaran informasi antar sektor terkait. Prospek dan Arah Kebijakan peningkatan infrastruktur pengawasan, arah
pengembangan ditujukan pada upaya untuk melengkapi sistem pengawasan yang mengacu pada risiko dankualitas manajemen yang baik. Optimalisasi SDM dalam jangka panjang adalah: a. Mendukung berdirinya lembaga pendidikan yang konsern terhadap Perbankan Syariah. Sedikitnya institusi pendidikan yang menawarkan program terkait ekonomi, keuangan, dan Perbankan Syariah merupakan salah satu kendala utama dalam pengembangan SDM syariah. Selain itu, kurang memuaskannya kualitas SDM yang dihasilkan juga menjadi kendala dalam industri Perbankan Syariah. b. Sosialisasi skema dan produk Perbankan Syariah ke masyarakat luas
7
Masalah pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap skema dan produk Perbankan Syariah juga merupakan kendala bagi optimalisasi pelaksanaan sistem Perbankan Syariah. Memaksimalkan sosialisasi Perbankan Syariah di masyarakat secara lengkap juga dapat menigkatkan efektifitas dari kinerja Perbankan Syariah. Dengan masyarakat sudah memiliki pengetahuan serta pemahaman yang baik mengenai Perbankan Syariah dan ekonomi Indonesia, maka masyarakat tidak perlu ragu terhadap kinerja Perbankan Syariah. Sehingga, market share Bank Syariah akan lebih meningkat.
UPAYA DAN STRATEGI STKIP PGRI LUMAJANG Berdasarkan keadaan makro wilayah Lumajang, permasalahan pangsa pasar dalam industri keuangan, dibutuhkan sebuah strategi guna meningkatkan kebutuhan sumber daya manusia di bidang lembaga keuangan syariah di Lumajang. Strategi yang diterapkan ini harus bersifat menyeluruh dan menawab semua tantangan juga permsalahan yang ada. Pada intinya strategi ini dapat meningkatkan core competencies dari Industri Keuangan Islam dan pada akhirnya meningkatkan daya saing untuk menghadapi itu semua perlu menyiapkan SDM untuk lembaga keuangan, koperasi syariah ataupun lembaga mikro syariah dan industri syariah. STKIP PGRI Lumajang menyiapkan Lulusan yang memiliki kompetensi yang dibutuhkan lembaga keuangan dan industri syariah antara lain Hard Skill dan Soft Skill. Strategi yang bisa dilakukan untuk mempercepat perkembangan lembaga keuangan, koperasi syariah ataupun lembaga mikro syariah dan industri syariah lainnya adalah melalui visi misi STKIP PGRI Lumajang, potensi daerah Lumajang dan tantangan dalam membentuk SDM yang berkualitas yang dibutuhkan lembaga syariah. Koperasi syariah dan lembaga mikro keuangan syariah lainnya dapat pula menggunakan jaringan masjid. Ini akan menjadi jaringan yang besar dalam mengakses permodalan dan pembiayaan. Upaya yang dilakukan oleh STKIP PGRI Lumajang adalah mengajarkan matakuliah Ekonomi Syariah kepada mahasiswa serta merumuskan kurikulum yang memperhatikan keseimbangan antara Hard Skills dan Soft Skills. Upaya dan
8
strategi dalam mendukung perkembangan ekonomi syariah adalah sebagai berikut: (1) Pengadaan buku text yang relevan, (2) melaksanakan training of trainers, melaksanakan diklat yang relevan, (3) Menjalin kerjasama dengan mitra/ lembaga keuangan syariah dan (4) Pengembangan penelitian dan karya ilmiah. Kendala dalam penyiapan sumber daya manusia ekonomi syariah, khususnya lembaga keuangan syariah, temuan penelitian ramly (2012) menunjukkkan bahwa berdasarkan survey dengan responden perguruan tinggi dan perbankan syariah, kendala dalam penyiapan tenaga terampil dari lembaga keuangan syariah meliputi : 1) tenaga pelatih yang terbatas 2) minat mahasiswa dan masyarakat masih rendah 3) ketersediaan dana pengembangan belum memadai. Sedangkan menurut Mulya ( Bank Indonesia) 2011. Beberapa tantangan yang harus dihadapi dan diatasi untuk penyiapan SDM keuangan syariah adalah dibidang materi urikulum, tenaga kerja dan literatur. Terkai kurikulun yang menjadi tantangan adalah : 1) belum adanya kurikulum ekonomi dan perbangkan syariah terpadu dan sistematis di dunia pendidikan indonesia yang mendukung pemenuhan SDM perbankan syariah; 2) terbaginya institusi induk dalam sistem pendidikan indonesia yaitu departemen pendidikan nasional (diknas) dan depatemen Agama (depag) sehingga terdapat dikotomi dalam pendekatan pengajaran dan pendalaman ekonomi islam ditingkat perguruan tinggi. Terkai tenaga pengajar, ditegaskan bahwa ; 1) masih terbatasnya jumlah dosen berlatar belakan gekonomi syariah yang sekaligus memahami ekonomi konvensiona; 2) masih belum komprehensifnya pemahaman dosen-dosen ekonomi dan perbankan syariah; 3) masih terbatasnya dosen dari kalangan praktisi bank syariah dan otoritas pemerintah (BI, Depkeu, Bapepam) untuk mengajar materi syariah. Terkait dengan ketenagakerjaan, STKIP PGRI Lumajang perlu meningkatkan pemahaman dosen pengajar khususnya prodi ekonomi STKIP PGRI Lumajang di bidang ekonomi syariah melaui penadaan buku teks mengenai ekonomi syariah, pelatihan, kerjasama dengan lembaga keuangan syariah, dan penyusunan karya ilmiah di lingkup ekonomi syariah. Hal itu perlu dilakukan
9
karena pemenuhan kebutuhan SDM perbangkan syariah melalui pendidikan dan lokakarya ekonomi dan keuangan syariah akan terpenuhi.
KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut 1. Lembagan keuangan Syariah mengalami pertumbuhan yang sangap pesat, hal ini karena Perbankan Syariah dapat dihadirkan dalam bentuk unit usaha syariah. 2. Permintaan akan SDM di kelembagaan syariah terus meningkat. 3. Kendala penyediaan SDM meliputi tenaga pelatih, tenaga pengajar, minat mahasiswa dan masyarakat masih rendah terhadap ekonomi syariah. 4. Upaya dan strategi STKIP PGRI Lumajang dalam mendukung perkembangan ekonomi syariah dan pemenuhan perminataan SDM ekonomi syariah adalah mengajarkan matakuliah Ekonomi Syariah kepada mahasiswa serta merumuskan kurikulum yang memperhatikan keseimbangan antara Hard Skills dan Soft Skills.
DAFTAR RUJUKAN Alamsyah, Halim. 2015. Perkembangan dan Prospek Perbankan Syariah Indonesia: Tantangan Dalam Menyongsong MEA 2015. Jakarta : Deputi Gubernur Bank Indonesia Barmana, Muhamad Andira. 2011. Peningkatan Mss (Market Share Of Sharia) Dalam Menghadapi Mea (Masyarakat Ekonomi Asean) 2015 Melalui IM (Islamic Microfinance ) Dan IB (Islamic Banking) Di Indonesia. Yogyakarta: FEB-Universitas Gadjah Mada. Munawar, Fansuri. 2012. Ekonomi Syariah, Perbankan Islam, dan Manajemen Pendidikan Di Era Global. Jurnal Pendidikan Agama Islam –Ta’lim Vol 10 no 02. Mulyana, S.I. 2011. Perkembangan Bank Syariah Indonesia dan Peningkatan Kualitas Lulusan SDM Syariah di Perguruan Tinggi. Makalah dalam pelatihan pengajaran ekonomi dan bisnis Islam Dosen FE se Indonesia. Jakarta: PEBS FEUI dan Bank Indonesia Muslimin, JM. 2001. Filsafat Ekonomi Syariah. Jakarta: Elsas
10
Ramly, Mansyur. 2012. Sinerji dan Perbankan Syariah dalam Mengembangkan Sumber Daya Manusian Ekonomi Syariah. Makasar: Universitas Islam Indonesia –IAEI, forum Riset Perbankan Syariah Ke V.
11