KELEKATAN REMAJA PUTRI DENGAN AYAHNYA
NASKAH PUBLIKASI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan Dalam mencapai derajat Sarjana S-1
Diajukan oleh: Muthmainnah Ibrahim F100110086
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015
KELEKATAN REMAJA PUTRI DENGAN AYAHNYA
NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi
Diajukan Oleh : Muthmainnah Ibrahim F.100110086
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015
ii
ABSTRAKSI KELEKATAN REMAJA PUTRI DENGAN AYAHNYA
Muthmainnah Ibrahim Taufik
[email protected] Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kelekatanremaja putri dengan ayahnya. Informan dalam penelitian ini di pilih secara purposive sampling. Adapun informan adalah remaja putri berjumlah 5 orang yang memiliki rentang usia 16-19 tahun. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan pengumpulan data menggunakan teknik wawancara. Remaja putri menjadikan ayah sebagai figur kelekatan, dan kelekatan ini telah terjalin sejak masih kecil. Ayah sebagai figur lekat digambarkan sebagai sosok yang positif, yang baik, pengertian, mampu memberikan pengarahan-pengarahan yang positif dan tidak menghakimi serta mampu memenuhi keinginan dari remaja putri tersebut. Hal ini pula yang menjadikan komunikasi antara remaja putri dengan ayah baik, ayah menjadi tempat remaja untuk bercerita dan berkeluh kesah baik mengenai hal-hal terkait pendidikan hingga mengenai lawan jenis. Walaupun demikian, remaja putri belum bisa secara leluasa menggunakan haknya dalam mengambil keputusan, terlebih mengenai pendidikan. Ayah masih menjadi sosok pengambil keputusan utama. Hasil penelitian didapatkan bahwa remaja putri selain aktif dengan kegiatan sekolah, remaja juga aktif diluar kegiatan sekolah seperti kegiatan ekstrakurikuler dan les. Kata kunci: Kelekatan, Remaja Putri, Ayah.
v
keayahan
PENDAHULUAN Ainsworth
(dalam
inimenyebabkan
Helmi,
sendiri
2004) mengartikan kelekatan sebagai
lama
dan
terus
menerus. Kelekatan yang terjalin dengan
baik
sedari
kecil
depannya,
baik
ibu
pencari perannya
pengasuhan
anak
anak.
seharusnya
memiliki ibu,
bukan
kelekatan akan
tetapi
ayahnya
juga.
Beberapa
yang
telah
dilakukan
sebelumnya,telah ditemukan bahwa seorang
ayah
mendorong
Sebagian besar anak telah membentuk
lebih
dalam
mungkin
pengambilan
resiko dan eksplorasi pada anaknya
kelekatan dengan pengasuh utama
dibandingkan seorang ibu. Penelitian
(primary care giver), ibu menjadi
lain juga mengungkapkan bahwa,
figur utama dalam menjalin kelekatan
seorang ayah memiliki pengaruh yang
dengan anak pada usia sekitar delapan
signifikanterhadappengembangan
bulan dengan proporsi 50% pada ibu,
identitas
33% pada ayah dan sisanya pada
pada
kedua
putra
dan
putrinya. Levine (dalam Gallo,2004)
orang lain (Sutcliffe, 2002). Karena
menjelaskan bahwa, apabila seorang
ibu lebih banyak meluangkan waktu
ibu yang memuji anak perempuannya
pengasuhan
maka
kepada anak mulai dari menyusui,
hanya
dipandang
sebagai
pemandu sorak, akan tetapi bila
dengan
seorang ayah yang memuji, maka
memandikan dan mengganti popok.
ayah
Dalam ilmu Psikologi, masih sangat jarang mengulas tentang peran
sementara
penelitian
dengan orang lain di masa depan.
sampai
nafkah,
dengan
semakin baik pula hubungan anak
makan,
sosok
denganseorang
yang terjalin dimasa kecil, maka akan
memberi
sebagai
hanya
dalam
kognitifnya. Semakin baik kelekatan
memberikan
pandang
Seorang
kompetensi sosial, emosional maupun
dalam
ayah
seolah terpinggirkan, dan
lebihkepada
akan
berdampak baik pula kepada anak dimasa
dari
Dalamkeluarga, ayah cenderung di
ditujukan pada figur lekat dan ikatan berlangsung
peran
lebih mengutamakan peran dari ibu.
ikatan afeksional pada seseorang yang
ini
(fatherhood).Hal
vii
tersebut
identitas kepada anak perempuannya. Studi yang
1
menganugrahkan
melibatkan lebih dari 2700 remaja
perkembangan kognitif, emosional,
berusia
juga
dan sosial jangka panjang yang baik
menunjukkan bahwa remaja yang
kepada anak (Berk, 2012). Peran ayah
merasakan
seperti
14-18
tahun
ketertarikan
dan
tersebut
sedikit
banyak
keterlibatan yang tinggi dari ayah
mendorong anak untuk membuka
mereka
pintu
dalam
urusan
sekolah,
kesuksesannya.
memiliki sikap lebih positif terhadap
mendorong
sekolah
mereka
mandiri, percaya diri, berprestasi,
daripada yang tidak (Flouri et al.
bercita-cita tinggi dan seterusnya.
2007).
(Papalia dkk, 2008).
dan
guru-guru
anak
Ayah
Berdasarkan
Namun pada kenyataannya,
tumbuh
uraian
belakang
lebih
dan
pertanyaan penelitian, “Bagaimana
meminta saran dengan teman-teman
kelekatan remaja antara remaja putri
disekitarnya
dengan ayahnya?”. Untuk menjawab
berbagi
cerita
dari
menceritakannya
pada
pada
orang
pertanyaan
diatas,
maka
latar
saat ini remaja, terlebih remaja putri sering
diatas,
untuk
muncul
maka
penulis
tua.Penelitian yang dilakukan oleh
tertarik untuk melakukan penelitian
Steinberg (dalam Santrock, 2004)
dengan judul ”Kelekatan Remaja
meyakini
Putri Dengan Ayahnya”.
bahwa
mengakibatkan
seringkali
terlepasnya
ikatan
orang tua dengan anak-anak mereka
Pengertian Kelekatan
ketika mereka menapaki masa remaja.
Istilah
Kelekatan
banyak
pertama
dengan
olehseorang psikolog dari Inggris
teman-teman sebayanya dari pada
pada tahun 1958 bernama John
dengan orang tua. Sangat penting bagi
Bowlby
seorang remaja putri, untuk memiliki
meyakini bahwa kelekatan adalah
kelekatan dengan ayahnya. Tidak
ikatan afeksional kekal yang memiliki
banyak yang tahu bahwa kehangatan
suatu fungsi bioligis vital yang sangat
dari
dibutuhkan untuk bertahan hidup dan
Remaja
akan
menghabiskan
lebih waktunya
pihak
diprediksikandapatmeningkat
ayah
kalinya
untuk
(Puspitadesi,
dikemukakan
2013).Dia
bahwa hubungan antara seseorang anak
dan
2 kemelekatanmenyediakansuatu viii fondasikukuh
figur
yang
akan
orientasi masa depan.
digunakannya
untukmengeksplorasi dan mengusai dunia.Kemudian lebihlengkap
formulasi
yang
dikemukakan
oleh
METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan
Mary Ainsworth pada tahun 1969.
pendekatan
Ainsworth
penelitian
ini,
informan
dipilih
sebanyak
5
orang
dengan
mengungkapkan
kelekatan
sebagai
emosional
antara
suatu anak
ikatan
kualitatif.
menggunakan
dengan
teknik
Dalam
purposive
figure kelekatannya, seperti orang
sampling, yaitu berdasarkan kriteria-
tua (Puspitadesi, 2013).
ktiteria yang telah ditentukan oleh peneliti yaitu: (1). Remaja putri
Pengertian Remaja Putri
berusia 16 – 19 tahun, (2). Memiliki
Menurut Papalia dan Olds
kelekatan dengan ayah, (3). Tinggal
(2001), masa remaja adalah masa
di Surakarta.
transisi perkembangan antara masa
Metode
pengumpulan
data
kanak-kanak dan dewasa yang pada
dalam penelitian ini yaitu dengan
umumnya dimulai pada usia 12
menggunakan
atau 13 tahun dan berakhir pada
Sementara
usia akhir belasan tahun atau awal
Creswell (2013) menyatakan ada 6
dua puluh tahun.Adapun Anna
tahapan
Freud
Membaca keseluruhan data, Men-
(dalam
Santrock,
2007)
metode
untuk
yaitu :
berpendapat
bahwa pada masa
coding
remaja
terjadi
Mendeskripsikan
proses
data,
wawancara.
analisis
data
Mengolah data,
Kategorisasi dan
data,
menyajikan
perkembangan meliputi perubahan-
kategorisasi dalam bentuk deskripsi
perubahan
dan yang terakhir Menginterpretasi
yang
berhubungan
dengan
perkembangan
psikoseksual,
dan
juga
data.
terjadi
perubahan dalam hubungan dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN
orang
Berdasarkan hasil analisis terhadap 5
tua
dan
cita-cita
merekadimana pembentukan cita-
orang informan
cita
remaja putri memiliki kedekatan yang
merupakan
proses
pembentukan orientasi masa depan. ix 3
didapatkan bahwa
lebih
kuat
ayah
positif oleh informan karenamerasa
dan
bahwa aturan tersebut baik untuk diri
sudah terjalin sejak kecil. Dalam
si remaja. Kedekatan yang terjalin ini
penelitian
menjadikan
dibandingkan
dengan dengan
ini
mengungkapkan
ibu
informan bahwa
lebih
terhadap
remaja
juga
terbuka
kegiatan-kegiatan
yang
merasa nyaman berada didekat
dilakukan diluar jam sekolah, seperti
ayah
les
dibandingkan
ibu.
dan
kegiatan
ekstrakurikuler,
Komunikasi yang terjalin antara
informan
ayah dan remaja putri pun baik.
kegiatan-kegiatan yang diikuti ini
Informan
bahwa
mendapat respon yang positif dari
berkomunikasi dengan ayah tidak
ayah. Akan tetapi dalam proses
hanya bertemu dan bertatap muka
pengambilan
tapi bisa lewat telepon. Karena
mengatakan bahwa ayah lah yang
komunikasi yang terjalin dengan
menjadi
baik ini, menyebabkan remaja
keputusan.
menyatakan
menyatakan
bahwa
keputusan,
pihak
yang
informan
mengambil
terbuka dan mau menceritakan segala hal kepada ayah, mulai dari
SIMPULAN
masalah sekolah hingga terkait
Berdasarkan
teman lawan jenis yang dekat
pembahasan
dengan remaja pun tak luput
dilakukan terhadap lima orang remaja
diceritakan kepada ayah. Informan
putri, maka dapat ditarik kesimpulan
mengungkapkan bahwa perasaan
bahwa Remaja putri menjadikan ayah
seperti sedih, khawatir, dan rindu
sebagai
merupakan emosi yang dirasakan
kelekatan ini telah terjalin sejak
saat berada jauh dengan ayah.
masih kecil. Ayah sebagai figur lekat
Berdasarkan
hasil
figur
analisa
penelitian
dan yang
kelekatan,
dan
penuturan
digambarkan sebagai sosok yang
informan, bahwa ayah menerapkan
positif, yang baik, pengertian, mampu
aturan-aturan yang seperti waktu
memberikan pengarahan-pengarahan
belajar, waktu bermain, pekerjaan
yang positif dan tidak menghakimi
dalam rumah, serta jam pulang
serta mampu memenuhi keinginan
malam. Hal ini disambut dengan
dari remaja putri tersebut. Hal ini
4x
pula yang menjadikan komunikasi
ini kerena akan banyak manfaat
antara remaja putri dengan ayah
yang akan didapatkan oleh remaja
baik, ayah menjadi tempat remaja
putrid itu sendiri baik dalam hal
untuk
bercerita
kognitif,
kesah
baik
terkait
dan
berkeluh
mengenai
hal-hal
pendidikan.
sosial
maupun
emosional.
hingga
2. Komunikasi yang terjalin antara
mengenai lawan jenis. Walaupun
ayah dan remaja putri hendaknya
demikian, remaja putri belum bisa
di
secara
ditingkatkan. Selain itu sebagai
leluasa
haknya
menggunakan
dalam
keputusan,
terlebih
mengambil
pertahankan
orang
tua
terlebih
bahkan
ayah
mengenai
disarankann dalam memberikan
pendidikan. Ayah masih menjadi
nasihat kepada remaja putri agar
sosok
keputusan
hendaknya menggunakan tutur
utama. Hasil penelitian didapatkan
kata yang lembut namun tetap
bahwa remaja putri selain aktif
tegas agar remaja putri tidak
dengan kegiatan sekolah, remaja
merasa dihakimi.
pengambil
juga aktif diluar kegiatan sekolah
3. Bagi peneliti selanjutnya, hasil
seperti kegiatan ekstrakurikuler
penelitian ini dapat dimanfaatkan
dan les.
sebagai sehingga
SARAN
lebih
kelekatan remaja putri dengan
dan kesimpulan, maka peneliti
ayah.
memberikan saran antara lain: informan
penelitian
disarankan agar kelekatan yang telah
dapat
informasi
memperdalam lagi tema terkait
Berdasarkan hasil penelitian
1. Kepada
tambahan
terjalin
ini
tetap
dipertahankan sampai dewasa bahkan memasuki lanjut usia. Hal 5xi
DAFTAR PUSTAKA
Papalia, D. E., Old, S. W., Feldman, & R. D. (2008). Human Development (terjemahan A. K. Anwar). Jakarta: Prenada Media Group Puspitadesi, D. I., Yuliadi, S., dan Nugroho, A. A (2013). Hubungan antara Figur Kelekatan Orang Tua dan Kontrol Diri dengan perilaku Seksual Remaja SMA Negeri 11 Yogyakarta. Jurnal Ilmiah Psikologi Candrajiwa, 4.
Bee, H. (2000). The Developing Child. Massachusetts: Allyn Bacon. Berk, L. E. (2012). Development Trought The Lifespam; Dari prenatal sampai Remaja (Transisi Menjelang dewasa). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Creswell, J. W. (2013). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Santrock, J. W. (2004). Live-Span Development: Perkembangan Masa Hidup. Jakarta: Erlangga.
Flouri, E. (2007). Fathering andd adolencets' psychological adjusment: the role of fathers' involvement, residence and biology status. Journal Compilation Child: Care, Health, and Develompment. 34, 152161.
Santrock, J. W. (2007). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga. Sutcliffe, J., (2002). Baby Bonding, Membentuk Ikatan Batin dengan Bayi. Jakarta: Taramedia & Restu Agung
Gallo, E. (2004). Fathers, Children and Money. In Journal of Financial Planning, 3. 3-5. Helmi, A. F. (2004). Model Teoritik Gaya Kelekatan, Atribusi, Respon Emosi, dan Perilaku Marah. Buletin Psikologi, 2. 92104. Papalia, D. E., Old, S. W., Feldman, & R. D. (2001). Perkembangan Manusia. Jakarta: Salemba Humanika
6xii