UNIVERSITAS INDONESIA
TINJAUAN STILISTIKA DALAM ARTIKEL BERITA BERTEMA PENGUNDURAN DIRI PAUS BENEDIKTUS XVI DI DALAM SÜDDEUTSCHE ZEITUNG DAN BILD
MAKALAH NON SEMINAR
DINI APRILIA YOSEFA SIHOTANG 0906536886
FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM STUDI SASTRA JERMAN DEPOK FEBRUARI 2014
Tinjauan stilistika ..., Dini Aprilia Yosefa S, FIB UI, 2014
1
Tinjauan stilistika ..., Dini Aprilia Yosefa S, FIB UI, 2014
2
Tinjauan stilistika ..., Dini Aprilia Yosefa S, FIB UI, 2014
Tinjauan Stilistika dalam Artikel Berita Bertema Pengunduran Diri Paus Benediktus XVI di dalam Süddeutsche Zeitung dan BILD
Dini Aprilia Yosefa Sihotang, Raden Muhammad Arie Andhiko Ajie
Program Studi Jerman, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok, 16424, Indonesia
E-mail:
[email protected] ,
[email protected]
Abstrak
Berita tentang pengunduran diri Paus Benediktus XVI merupakan salah satu berita yang menyita perhatian publik. Penelitian ini menjelaskan penggunaan diksi dalam artikel koran Süddeutsche Zeitung dan BILD Zeitung yang bertemakan pengunduran diri Paus Benediktus XVI (Papst Benedikt XVI – Rücktritt). Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Penelitian ini merupakan studi kepustakaan. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa citra Paus Benediktus XVI yang ditampilkan oleh BILD adalah cenderung positif, tetapi dalam Süddeutsche Zeitung cenderung netral.
Stylistic Review in the News Articles Concerning Resignation of Pope Benedict XVI on the Süddeutsche Zeitung and BILD Abstract The resignation of Pope Benedict XVI is one of the news, which fairly drew public attention. This paper describes the use of diction in the articles from Süddeutsche Zeitung and BILD Zeitung newspapers concerning the resignation of Pope Benedict XVI (Papst Benedikt XVI - Rücktritt). As a literary study, this paper uses descriptive qualitative approach for its method. Based on the analysis of the articles, BILD Zeitung tends to represent Pope Benedict XVI positively, while the representation in the Süddeutsche Zeitung is neutral. Keywords: Critical Discourse Analysis; Diction; Pope Benedict XVI
3
Tinjauan stilistika ..., Dini Aprilia Yosefa S, FIB UI, 2014
Pendahuluan
Dewasa ini, media massa memegang peranan yang cukup penting dalam proses penyampaian dan penyebaran informasi, baik secara lisan maupun tertulis. Media massa memiliki fungsi secara umum yaitu fungsi pengawasan, fungsi pendidikan, fungsi hiburan dan fungsi mempengaruhi.1 Prasetya (2005:29) mengatakan bahwa surat kabar atau majalah adalah media massa, yang dapat dibaca semua lapisan masyarakat dengan tidak membedakan usia, tingkat pendidikan, status sosial ekonomi, jenis kelamin, subkultur, dan sebagainya. Proses penyampaian sebuah berita melalui internet, koran, atau media massa apapun tidak dapat berjalan dengan baik, apabila pilihan kata (diksi) yang digunakan dalam berbahasa kurang tepat. Gorys Keraf (1982: 117) mengatakan bahwa diksi atau pilihan kata adalah pemilihan kata oleh penulis untuk menyatakan maksud. Pilihan kata itu dilakukan guna mendapatkan kata yang tepat untuk menyatakan sesuatu atau mengekspresikan sebuah gagasan. Dalam ilmu linguistik, diksi serta gaya bahasa di dalam suatu karya sastra menjadi fokus penelitian stilistika. Menurut Sudjiman (1993: 13), stilistika adalah sebuah style atau gaya, yaitu cara yang digunakan seorang pembicara atau penulis untuk menyatakan maksudnya dengan menggunakan bahasa sebagai sarana. Eriyanto (2001: 45) mengatakan bahwa dalam pandangan pluralis, bahasa jurnalistik seharusnya adalah bahasa yang langsung, tanpa opini dan penafsiran wartawan, sehingga fungsi bahasa sebagai pengantar realitas itu terwujud. Sebaliknya, pandangan kritis mempunyai konsep yang berbeda, yakni apakah mungkin bahasa mampu bersifat objektif? Karena pada kenyataannya bahasa tidak pernah lepas dari ideologi dan politik pemakainya. Semua realitas ditransmisikan lewat bahasa. Bahasa yang digunakan oleh seorang penulis dalam menulis sebuah tulisan dapat terlihat melalui diksi yang digunakannya.
1
Muaripin, Ihwanul. (2013, Januari 14). Meluruskan Kembali Fungsi Media. Data diunduh pada tanggal 17 Oktober 2013 pukul 21:55 dari http://media.kompasiana.com/mainstream-
media/2013/01/14/meluruskan-kembali-fungsi-media-525234.html 4
Tinjauan stilistika ..., Dini Aprilia Yosefa S, FIB UI, 2014
Menurut Arifin (2012: 61) pilihan kata merupakan satu unsur sangat penting, baik dalam dunia karang-mengarang maupun dalam dunia tutur setiap hari. Ketepatan dari pemilihan kata dalam media massa akan menyangkut makna serta dapat menimbulkan wacana dari sebuah teks. Menurut Fairclough dan Wodak dalam Eriyanto (2001:7-8), analisis wacana kritis melihat wacana-pemakaian bahasa dalam tuturan dan tulisan-sebagai bentuk praktik sosial. Wacana dipandang sebagai sesuatu yang bertujuan, apakah untuk mempengaruhi, mendebat, membujuk, menyangga, bereaksi, dan sebagainya. Dalam analisis wacana kritis, bahasa dianggap sebagai faktor yang penting, yakni bagaimana bahasa digunakan untuk melihat ketimpangan kekuasaan yang terjadi di dalam masyarakat. Oleh karena itu, pilihan kata dalam suatu teks berita dapat digunakan untuk melihat suatu makna atau ideologi dibalik teks berita tersebut. Tulisan ini menganalisis penggunaan diksi dalam membentuk citra Paus Benediktus XVI dalam artikel koran Süddeutsche Zeitung2 (SZ) dan BILD Zeitung3 (Bild) yang bertemakan pengunduran diri Paus Benediktus XVI (Papst Benedikt XVI – Rücktritt). Dalam pidato pengunduran dirinya, Paus Benediktus mengatakan bahwa kekuatan untuk memimpin pemerintahan Santo Petrus dan mewartakan kitab suci dalam beberapa bulan terakhir ini dirasakan terus merosot. Untuk alasan ini, maka Paus Benediktus XVI menyatakan untuk menanggalkan jabatannya sebagai seorang Paus pada tanggal 11 Februari 2013 dan mulai efektif berhenti dari sejak tanggal 28 Februari 2013. Sebenarnya, jabatan seorang Paus secara de facto berlangsung seumur hidup, akan tetapi kriteria ini terbuka terhadap pengecualian. Seorang Paus dapat mengundurkan diri dengan alasan yang masuk akal, dipahami, jujur, manusiawi, dan dapat dipertanggungjawabkan.
2
Süddeutsche Zeitung merupakan koran harian nasional Jerman yang banyak dibaca oleh masyarakat didalam maupun diluar Jerman. Pada kuartal ke-3 tahun 2012, rata-rata sebanyak 750.000 eksemplar laku terjual setiap harinya. Sikap editorial surat kabar ini adalah liberal dan umumnya adalah aliran kiri-pusat. (Data diunduh dari http://y-kritiks.com/2013/08/02/africa-germany-public-opinion-business/ pada tanggal 13 Januari 2014 pukul 17:54) 3 BILD Zeitung adalah surat kabar Jerman yang diterbitkan oleh Axel Springer AG dan merupakan salah satu koran harian nasional Jerman yang memiliki pengaruh dalam pemberitaan masalah-masalah kepentingan umum. Editorialnya bersifat konservatif dan nasionalis. Koran ini memiliki oplah sekitar 3,2 juta setiap harinya. (Data diunduh dari http://www.tatsachen-ueber-deutschland.de/en/culture-andmedia/main-content-09/the-press.html pada tanggal 13 Januari 2014 pukul 20:35) 5
Tinjauan stilistika ..., Dini Aprilia Yosefa S, FIB UI, 2014
Paus Benediktus XVI memiliki banyak pengaruh dan jasa atas perbuatannya yang signifikan bagi perkembangan umat beragama di dunia, khususnya bagi kemanusiaan.4 Pengunduran diri Paus Benediktus XVI ini pun mengejutkan banyak pihak, termasuk Pemerintah Jerman. Pemerintah Jerman menyatakan bahwa kabar pengunduran diri Paus Benediktus XVI tersebut pasti membuat banyak orang terharu, termasuk orang-orang non-katolik di seluruh dunia.5 Namun, banyak tudingan negatif muncul terkait alasan di balik pengunduran diri Paus Benediktus XVI. Ada yang mengatakan Paus Benediktus XVI mundur dari jabatannya karena telah memeluk agama Islam, ada pula yang mengatakan beliau mundur dari jabatannya karena tersandung skandal seksual.6 Koran harian Italia La Repubblica bahkan mengungkapkan secara blak-blakan bahwa Paus Benediktus XVI mengundurkan diri setelah tim investigasi internal melaporkan adanya praktik skandal di Vatikan yang disebut-sebut sebagai “Vatileaks”. Pemberitaan di media massa terkait alasan dibalik pengunduran diri Paus Benediktus XVI ini dapat mempengaruhi citra dari seorang Paus Benediktus XVI itu sendiri. Eriyanto (2001: 48) mengatakan bahwa menurut kaum kritis, media bukanlah saluran yang bebas dan netral. Media justru dimiliki oleh kelompok tertentu dan digunakan untuk mendominasi kelompok yang tidak dominan. Bagi Stuart Hall (Erianto, 2001: 37), media pada dasarnya tidak mereproduksi, melainkan menentukan (to define) realitas melalui pemakaian kata-kata yang terpilih. Selain itu, meskipun surat kabar dan majalah itu biasanya ditujukan kepada khalayak umum, tetapi setiap penerbitan pers memiliki kekhususan khalayak pembaca yang hendak dituju, yang dalam bahasa ekonomi disebut segmen pasar (Prasetya, 2005: 29-30). Segmen pasar ini juga turut mempengaruhi diksi yang akan digunakan dalam menuliskan sebuah berita, sehingga pada akhirnya citra yang terbentuk dalam setiap berita pun dapat berbeda-beda meskipun memiliki tema yang sama. Inilah yang membuat saya tertarik untuk meneliti diksi yang digunakan dalam koran SZ dan BILD yang bertemakan pengunduran diri Paus Benediktus XVI, serta mencoba melihat pengaruh diksi tersebut terhadap pembentukan citra Paus Benediktus XVI. 4
Data diperoleh dari http://indonesia.ucanews.com/2013/02/14/10-hal-paling-berkesan-tentang-pausbenediktus-xvi/ pada tanggal 13 Januari 2014 pukul 23:12) 5 Araro, Rine. (11 Februari 2013). Penganut Kristen dan Katolik Pasti Terharu. Data diunduh pada tanggal 14 Januari 2014 pukul 02:22 dari http://manado.tribunnews.com/2013/02/11/penganut-kristendan-katolik-pasti-terharu 6 Hizbullah, Ahmad. (3 Maret 2013).Paus Benediktus Mundur Bukan Karena Masuk Islam, Tapi Skandal Seksual. Data diunduh pada tanggal 13 Januari 2014 pukul 23:20 dari http://www.voaislam.com/read/christology/2013/03/03/23464/paus-benediktus-mundur-bukan-karena-masuk-islam-tapiskandal-seksual/#sthash.qRN430zA.dpbs 6
Tinjauan stilistika ..., Dini Aprilia Yosefa S, FIB UI, 2014
Tinjauan Teoritis
Diksi Sangatlah penting bagi seorang jurnalis untuk memperhatikan setiap pilihan kata dan gaya bahasa yang digunakan agar gagasan dan inti berita yang hendak disampaikannya mampu diterima dan dipahami dengan baik oleh para pembacanya, sesuai dengan apa yang diharapkan oleh jurnalis artikel berita itu. Diksi menurut Kridalaksana (1993: 44) merupakan pilihan kata dan kejelasan lafal untuk memperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan) dan merupakan hal yang penting dalam proses komunikasi, sedangkan menurut Keraf (2002:14) diksi adalah sebagai berikut: a.
Mencakup pengertian kata-kata yang dipakai untuk menyampaikan suatu gagasan, cara menggabungkan kata-kata yang tepat dan gaya yang paling baik digunakan dalam situasi tertentu.
b.
Diksi adalah kemampuan secara tepat membedakan nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar atau pembaca.
c.
Diksi yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan kosakata yang banyak. Menurut Sudjiman dalam Suwondo (2003: 152) pilihan kata (pilihan leksikal) atau diksi merupakan salah satu cakupan dalam lingkup telaah stilistika. Pilihan kata atau diksi tersebut nantinya akan menimbulkan sebuah makna stilistik yang dapat menimbulkan efek tertentu bagi para pembacanya.
Fungsi Media Massa Dewasa ini media massa mengalami perkembangan yang cukup pesat. Saat ini, hampir semua aspek kegiatan manusia berkaitan dengan media massa, baik yang dilakukan secara individu maupun kelompok. Peran serta fungsi media massa pun juga ikut berkembang. Wardhani (2008:25) menjabarkan fungsi-fungsi media massa secara universal, yakni fungsi menyiarkan
7
Tinjauan stilistika ..., Dini Aprilia Yosefa S, FIB UI, 2014
informasi (to inform), fungsi mendidik (to educate), fungsi menghibur (to entertain), dan fungsi mempengaruhi (to influence). Fungsi mempengaruhi (to influence) pendapat, pikiran dan bahkan perilaku masyarakat merupakan hal penting dalam kehidupan masyarakat.
Fungsi mempengaruhi yang dimiliki
media massa cukup menarik untuk diteliti karena hal ini erat kaitannya dengan relasi-relasi kuasa. Menurut Eriyanto (2001:18), kuasa adalah aspek yang inheren dalam teks berita: untuk mendefinisikan dan merepresentasikan sesuatu, bahkan memarjinalkan sesuatu (gagasan, kelompok, atau seseorang). Karena Paus merupakan tokoh besar, menarik untuk mengetahui dan menganalisis pemberitaan-pemberitaan tentang Paus di SZ dan Bild secara kritis.
Wacana Ada dua pandangan atau paradigma dalam memandang sebuah media, yakni paradigma kritis dan paradigma pluralis (Eriyanto, 2001:21f.). Perbedaan serta pembagian pandangan media antara paradigma kritis dan paradigma pluralis memperhitungkan filosofi media dan pandangan bagaimana hubungan antar media, masyarakat, dan filosofi kehadiran media di tengah masyarakat. Paradigma kritis memiliki pandangan tertentu bagaimana media, dan pada akhirnya berita harus dipahami dalam keseluruhan proses produksi dan struktur sosial, sedangkan paradigma pluralis memiliki kepercayaan bahwa masyarakat adalah wujud dari konsensus dan mengutamakan keseimbangan. Eriyanto (2001: 21) mengatakan bahwa analisis wacana termasuk dalam paradigma kritis. Pertanyaan utama dari paradigma kritis adalah adanya kekuatan-kekuatan yang berbeda dalam masyarakat yang mengontrol proses komunikasi. Paradigma ini percaya bahwa media adalah sarana di mana kelompok dominan dapat mengontrol kelompok yang tidak dominan bahkan memarjinalkan mereka dengan menguasai dan mengontrol media. Salah satu sifat dasar dari teori kritis adalah selalu curiga dan mempertanyakan kondisi masyarakat dewasa ini. Paradigma ini memandang bahwa realitas kehidupan sosial bukanlah realitas yang netral, tetapi dipengaruhi oleh kekuatan ekonomi, politik, dan sosial. Oleh karena itu, konsentrasi analisis pada paradigma kritis ini adalah menemukan kekuatan yang dominan dalam memarjinalkan dan meminggirkan kelompok yang tidak dominan.
8
Tinjauan stilistika ..., Dini Aprilia Yosefa S, FIB UI, 2014
Dalam teori kritis, pertanyaan yang pertama kali harus diajukan adalah mengenai objektivitas itu sendiri. Pemikiran ini dikembangkan lebih lanjut oleh Stuart Hall (Eriyanto, 2001:23-24). Ada empat hal yang dapat menggambarkan paradigma kritis, yakni fakta, posisi media, posisi wartawan, dan hasil liputan: Paradigma kritis mempunyai pandangan bagaimana berita tersebut diproduksi serta bagaimana kedudukan wartawan dan media berkaitan dalam keseluruhan proses produksi berita (Eriyanto, 2001: 31). Media justru dapat menjadi sebuah subjek, di mana media mampu untuk merubah atau mengkonstruksi sebuah kenyataan sesuai dengan penafsiran dan definisinya sendiri dan setelah itu barulah ia menyebarkannya kepada masyarakat luas (Eriyanto, 2001: 59). Pandangan kritis bahkan menilai bahwa wartawan pada dasarnya adalah partisipan dari kelompok yang ada dalam masyarakat karena media massa membantu para kelompok-kelompok yang dominan untuk menyebarkan ideologi yang mereka miliki, mengawasi atau mengontrol kelompok yang lainnya (Eriyanto, 2001:36). Ideologi yang baik dan buruk dapat dimapankan pada kehidupan sehari-hari. Hal ini berbeda dengan paradigma pluralis. Paradigma pluralis percaya bahwa wartawan dan media adalah entitas yang otonom, dan berita yang dihasilkan haruslah menggambarkan realitas yang terjadi di lapangan.
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Penelitian ini merupakan studi kepustakaan. Pendekatan kualitatif ialah penelitian yang fokus utamanya adalah yang berkaitan dengan makna dan penafsiran. Dalam penelitian ini, saya menggunakan artikel berita dengan judul Rücktritt! Jetzt geht der Papst ins Kloster7 (Pengunduran diri! Sekarang Paus memasuki biara) dari situs online surat kabar berbahasa Jerman BILD dan artikel berita dengan judul Papst Benedikt XVI.: Die Rücktrittserklärung im Wortlaut8 (Paus Benediktus XVI: pemberitahuan pengunduran diri) dari situs online surat kabar berbahasa Jerman SZ. Kedua artikel berita tersebut terbit pada tanggal yang sama, yakni pada tanggal 11 Februari 2013. Saya 7
Data diunduh pada tanggal 9 September 2013 pukul 15:36 dari http://www.sueddeutsche.de/panorama/papst-ruecktritt-benedikts-ruecktrittserklaerung-im-wortlaut1.1596822 8 Data diunduh pada tanggal 9 September 2013 pukul 15:55 dari http://www.bild.de/politik/ausland/benedikt-16/papst-benedikt-xvi-tritt-zurueck-28478108.bild.html 9
Tinjauan stilistika ..., Dini Aprilia Yosefa S, FIB UI, 2014
memilih kedua artikel tersebut karena kedua artikel tersebut terbit pada tanggal yang sama dengan tanggal diumumkannya rencana pengunduran diri Paus Benediktus XVI, yakni pada tanggal 11 Februari 2013. Kedua artikel tersebut juga terkesan positif dalam memberitakan alasan terkait keputusan mundurnya Paus Benediktus XVI dari jabatannya sebagai seorang Paus. Selain teks berita, terdapat juga gambar serta video dalam situs online tersebut, tetapi yang menjadi fokus utama penelitian hanya teks artikel berita saja. Gambar dan video yang ada pada situs online tersebut akan diabaikan. Metode kualitatif-deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk menjelaskan secara deskriptif, bagaimana diksi dalam artikel surat kabar yang digunakan dalam membentuk citra Paus Benediktus XVI dalam artikel berita surat kabar berbahasa Jerman SZ dan BILD.
Hasil Penelitian BILD dan SZ memiliki persamaan dalam menggunakan kosakata yang bermakna afektif positif. Kedua koran tersebut tidak menggunakan kosakata yang bermakna afektif negatif yang mampu membentuk citra negatif yang dapat ditimbulkan dari pemberitaan yang ada. Citra Paus Benediktus XVI yang ditampilkan oleh BILD positif, tetapi dalam SZ cenderung netral karena tidak menampilkan citra positif maupun negatif dari seorang Paus Benediktus XVI. Dalam menyajikan sebuah berita, BILD banyak menggunakan kosakata-kosakata yang diambil dari pernyataan atau pendapat orang lain, termasuk pendapat dari Kanselir dan Presiden Jerman. Hal ini menunjukkan bahwa Paus Benediktus XVI merupakan sosok yang dihormati, termasuk dalam dunia politik di Jerman. Berbeda dengan BILD, SZ justru lebih singkat dalam menyajikan beritanya tanpa mengutip pernyataan atau pendapat orang lain. Pemilihan kata yang cenderung netral maupun positif disebabkan oleh siapa tokoh yang sedang diberitakan. Paus merupakan salah satu tokoh penting di Vatikan dan seorang pemuka agama yang cukup dihormati oleh masyarakat. Oleh karena itu, berita terkait dirinya pun diberitakan oleh kedua koran ini secara positif maupun netral. Tidak ada tendensi atau citra negatif yang ditampilkan dalam kedua artikel berita yang menjadi korpus data.
Pembahasan
10
Tinjauan stilistika ..., Dini Aprilia Yosefa S, FIB UI, 2014
Analisis Berita BILD Kalimat 1 “Papst-Rücktritt: Benedikt XVI. gibt aus gesundheitlichen Gründen auf Benedikt XVI.(85)” (judul utama berita ) Informasi yang didapat dari kalimat ini adalah pengunduran diri Paus Benediktus XVI adalah karena alasan kesehatan dari Paus Benediktus XVI yang saat ini berumur 85 tahun. Alasan pengunduran diri Paus ini ditekankan oleh BILD pada kata aus gesundheitlichen Gründen (karena alasan kesehatan). Dalam kalimat ini, BILD menggunakan adjektiva gesundheitlich untuk menekankan alasan pengunduran diri Paus Benediktus XVI adalah alasan kesehatan. Makna afektif adjektiva “karena alasan kesehatan” positif karena dapat menimbulkan asosiasi positif dibandingkan misalnya jika disebutkan “karena sakit”. Selain itu, tidak adanya penyebutan rumor-rumor atau hal-hal lain seperti rumor yang beredar saat itu, seperti kasus pelecehan seksual terhadap anak-anak dan skandal seks gay di Vatikan9 menunjukkan kenetralitasan berita. Kedua media ini harus berhatihati dan menjaga profesionalisme mereka, sehingga rumor-rumor yang tidak bisa dipertanggungjawabkan tidak mendapat tempat di kedua media ini. Fokus utama yang ingin ditampilkan BILD dari penggunaan adjektiva gesundheitlich dalam kalimat ini adalah alasan konkret yang menjadi dasar atas pengunduran diri Paus. Sebenarnya BILD dapat menggunakan kata lain untuk menjelaskan alasan kesehatan yang menjadi alasan dasar atas pengunduran diri Paus. Contohnya adjektiva krankheitsbedingt yang memiliki makna referensial ‘karena sakit’. Namun, BILD lebih memilih untuk menggunakan ungkapan aus gesundheitlichen Gründen karena makna afektif yang ditimbulkan dianggap lebih mampu mewakili alasan pengunduran diri Paus secara lebih bermartabat, yakni karena masalah kesehatan yang cakupan maknanya lebih luas daripada makna afektif adjektiva krankheitsbedingt
9
Donadio, Rachel.(23 Februari 2013).Scandals and Intrigue Heat Up at Vatican Ahead of Papal Conclave. Data diunduh pada tanggal 17 Januari 2013 pukul 18:27 dari http://www.nytimes.com/2013/02/24/world/europe/shadows-accompany-gathering-to-pickpope.html?pagewanted=1&_r=0&adxnnl=1&adxnnlx=1389957064-JhPtBNMhXDJNeDY3zXM3iA 11
Tinjauan stilistika ..., Dini Aprilia Yosefa S, FIB UI, 2014
yang memiliki makna bahwa Paus mengundurkan diri dikarenakan menderita suatu penyakit tertentu. Kalimat 2 “Es ist ein historischer Tag für die Kirche und für Milliarden Gläubige.“(paragraf 1 baris 1) Informasi yang didapat dari kalimat ini adalah pengunduran diri Paus Benediktus XVI merupakan hari yang bersejarah bagi institusi gereja dan bagi milyaran orang beriman. Makna referensial dari nomina die Kirche adalah Gebäude gereja; Gemeinschaft Gereja, Umat Kristen. Dalam konteks kalimat ini, die Kirche ditujukan untuk menyebut orang-orang yang ada di kalangan gereja, seperti kaum biarawan/biarawati (suster, bruder), kaum hirarkhi (uskup, pastor, diakon), serta pejabat gereja. Makna referensial dari nomina Gläubige adalah orang beriman. Orang beriman memiliki makna yang jauh lebih luas dan bisa ditujukan bagi siapa saja yang memiliki iman dan kepercayaan kepada Tuhan, tetapi dalam konteks ini yang dimaksud dengan orang beriman adalah umat Katolik. Paus merupakan seorang pemimpin bagi umat Katolik. Dalam artikel berita ini BILD menekankan bahwa hari pengunduran diri Paus Benediktus XVI ini merupakan hari yang bersejarah, baik bagi kalangan gereja seperti kaum biarawan/biarawati dan kaum hierarki yang disebut BILD dengan die Kirche, maupun bagi umat Katolik atau kaum awam yang dalam konteks ini disebut BILD dengan Gläubige. Dengan menggunakan nomina die Kirche dan Milliarden Gläubige, BILD menggambarkan bahwa Paus Benediktus XVI merupakan sosok yang telah menyita perhatian khayalak luas. Hal ini menunjukkan citra yang positif terhadap Paus Benediktus XVI karena pengunduran dirinya dianggap sebagai hari yang bersejarah bagi milyaran umat Katolik dan kalangan gereja. Kalimat 3 „Er fühlt sich alt und schwach!“ (paragraf 1 baris 2) Informasi yang didapat dari kalimat ini adalah Paus Benediktus XVI merasa tua dan lemah. Dalam kalimat ini, BILD menggunakan adjektiva alt yang memiliki makna nicht mehr jung (tidak lagi muda) dan adjektiva schwach yang memiliki makna mit wenig körperlicher Kraft (hanya bertenaga sedikit). Dengan menggunakan adjektiva alt dan schwach , BILD seakan ingin 12
Tinjauan stilistika ..., Dini Aprilia Yosefa S, FIB UI, 2014
menegaskan sekali lagi bahwa alasan yang menjadi dasar atas pengunduran diri Paus Benediktus XVI adalah karena dia merasa dirinya sudah tua dan lemah. Pada judul artikel berita „Rücktritt! Jetzt geht der Papst ins Kloster”, BILD menyampaikan bahwa Paus Benediktus XVI mengundurkan diri dikarenakan alasan kesehatan. Pernyataan ini diperkuat kembali dengan adanya kalimat „Er fühlt sich alt und schwach!“ yang seakan ingin menegaskan bahwa Paus Benediktus XVI mengundurkan diri karena merasa tua dan lemah, dan bukan karena dia menderita suatu penyakit tertentu. Kalimat 4 „ Der Heilige Vater leide nicht an einer konkreten Krankheit, es seien normale Altersbeschwerden und das Nachlassen der Kräfte, die der Papst „aufrichtig erkannt“ habe.“ (paragraf 11 baris 47-48) Informasi yang didapat dari kalimat ini adalah berdasarkan keterangan dari juru bicara Vatikan, Frederico Lombardi¸diketahui bahwa Bapa Suci (sebutan bagi seorang Paus) tidak menderita penyakit tertentu, melainkan ada keluhan yang berkaitan dengan pertambahan usia dan melemahnya daya atau tenaga yang dimiliki Paus Benediktus XVI. Dalam kalimat ini terdapat penggunaan bentuk kalimat tidak langsung di dalam bahasa Jerman (Konjuktiv I10) dengan digunakannya kata kerja leide dan seien (dalam bentuk indikatif, seharusnya leidet dan ist). Bentuk Konjunktiv I ini digunakan untuk menjelaskan, bahwa perkataan itu benar-benar perkataan si narasumber. Bentuk ini banyak digunakan oleh media massa untuk meningkatkan tingkat kepercayaan, sebab apa yang diungkapkan dalam bentuk ini murni perkataan narasumber. Menurut Fairclough (Eriyanto, 2001: 307-308), pemilihan antara pengutipan langsung dan pengutipan tidak langsung tidak hanya sekedar permasalahan teknis dalam jurnalistik, tetapi juga sebuah penggambaran strategi wacana yang dipilih oleh seorang wartawan. Dalam konteks kalimat ini, Paus Benediktus XVI tidak berbicara langsung kepada pembaca, tetapi diwakilkan oleh pernyataaan Lombardi yang merupakan juru bicara Vatikan. Dengan bentuk ini Lombardi ingin menyampaikan, apa yang ia katakan benar-benar perkataan Paus sendiri. 10
Konjuntiv I adalah bentuk khusus dari kata kerja. Konjunktiv I adalah setara dengan kutipan. Hal ini menunjukkan bahwa penulis artikel atau cerita melaporkan apa yang dikatakan pihak ketiga. Konjuntiv I adalah gaya formal yang digunakan dalam penulisan surat kabar atau literatur untuk menunjukkan ucapan tidak langsung. Data diunduh pada tanggal 17 Februari 2014 pukul 21:10 dari http://clasfaculty.ucdenver.edu/tphillips/grammar/konj_1_intro.pdf 13
Tinjauan stilistika ..., Dini Aprilia Yosefa S, FIB UI, 2014
Dalam kalimat ke-4 ini, BILD mengatakan „Der Heilige Vater leide nicht an einer konkreten Krankheit“ yang berarti bahwa Paus Benediktus XVI tidak menderita suatu penyakit tertentu. Kalimat ini pun didukung dengan kalimat selanjutnya yang menggunakan frase nominal normale Altersbeschwerden dan das Nachlassen der Kräfte yang memiliki makna bahwa alasan yang sebenarnya adalah karena keluhan umur yang sudah tidak muda lagi sehingga mempengaruhi daya atau kekuatan tubuh yang semakin berkurang. Ditambah lagi dalam kalimat ke-4 ini terdapat kutipan frase „aufrichtig erkannt“ (diakui dengan jujur). Frase ini berhubungan dengan alasan pengunduran diri Paus Benediktus XVI. Menurut Helbig-Buscha (1993:703), tanda kutip yang muncul di depan dan di belakang kata atau suatu ungkapan, berfungsi untuk menekankan kata yang dimaksud. Dalam kalimat ini, tanda kutip yang digunakan di depan dan di belakang frase aufrichtig erkannt dimaksudkan untuk menunjukkan penekanan terhadap Paus Benediktus XVI yang dinilai jujur. Hal ini adalah pendapat Lombardi tentang Paus Benediktus XVI yang dikutip oleh BILD. Makna referensial adjektiva aufrichtig adalah jujur, tulus, terus-terang. Makna referensial verba erkennen adalah jemanden/etwas so sehen und identifizieren (melihat seseorang atau sesuatu dan mengidentifikasi. BILD menggunakan frase yang diberi kutipan ini untuk menekankan bahwa keluhan umur serta berkurangnya daya atau kekuatan tubuh Paus Benediktus XVI ini merupakan hal yang benar-benar dirasakan oleh Paus Benediktus XVI, bukan alasan yang dibuat-buat. Kalimat 5 „Papst-Bruder Georg Ratzinger hat unterdessen bestätigt, dass die angeschlagene Gesundheit von Benedikt XVI. Der Grund für dessen Rücktritt sei.“ (paragraf 12 baris 50-51) Informasi yang didapat dari kalimat ini adalah saudara kandung Paus Benediktus XVI, Georg Ratzinger, telah mengkonfirmasi bahwa pemberitahuan tentang kondisi kesehatan dari Paus Benediktus XVI menjadi alasan atas pengunduran dirinya11. Kalimat pernyataan ini erat hubungannya dengan kalimat-kalimat sebelumnya, yaitu kalimat pada kalimat 1, kalimat 3, dan kalimat 4. Makna referensial dari kata anschlagen adalah an etwas stoßen, auf etwas auftreffen; mit einem Körperteil an etwas stoßen [und sich verletzen]. Makna dari frase die angeschlagene Jüttner, Julia. (12 Februari 2013). Papst-Bruder Georg Ratzinger: “Er hat getan, was er konnte”.Data diunduh pada tanggal 17 Januari 2014 pukul 23:08 dari http://www.spiegel.de/panorama/papst-brudergeorg-ratzinger-ueber-den-ruecktritt-von-benedikt-xvi-a-882747.html 11
14
Tinjauan stilistika ..., Dini Aprilia Yosefa S, FIB UI, 2014
Gesundheit adalah “kesehatan yang memburuk.“ Dengan frase ini kembali dikesankan, bahwa Paus mundur bukan karena suatu hal yang ringan dan karena kesalahannya, melainkan karena suatu hal yang di luar kemampuannya. Kondisi kesehatan yang memburuk tidak hanya disebabkan oleh suatu penyakit, tetapi bisa juga disebabkan karena pengaruh usia. Seperti yang telah disebutkan dalam analisis kalimat 1, 3, dan 4, alasan pengunduran diri Paus Benediktus XVI adalah dikarenakan alasan kesehatan, yakni Paus Benediktus XVI merasa sudah tua dan lemah, sehingga kekuatannya untuk menjalankan tugasnya sebagai Paus pun menjadi menurun, bukan karena dia menderita suatu penyakit tertentu. Kalimat 6 „Man kann sich schwer vorstellen, welche Intrigen es da in Rom gibt, mit denen er sich rumschlagen muss. Das hat ihn sehr belastet, weil er ja ein Theologe ist und ein edler Mensch”, sagte Seckler. Er habe sich schon seit Jahren gefragt, wie lange Benedikt XVI. diese Belastung nach aushalten könne.“ (paragraf 15 baris 61-63) Informasi yang didapat dari kalimat ini adalah seorang rekan lama sekaligus teman dari Paus Benediktus XVI, Max Seckler, mengatakan bahwa orang sulit untuk membayangkan bahwa ada intrik-intrik di Roma yang membuatnya harus berjuang menghadapi intrik-intrik yang ada. Hal ini sangat membebani Paus Benediktus XVI karena dia adalah seorang teolog dan seorang pria yang mulia. Seckler pun sudah bertanya-tanya pada dirinya sendiri selama bertahun-tahun, berapa lama Paus Benediktus XVI bisa bertahan dengan beban ini. Dari kalimat Das hat ihn sehr belastet dan nomina diese Belastung terlihat bahwa Paus Benediktus sangat terbeban dengan adanya intrik-intrik di Roma. Pernyataan ini seakan ingin menegaskan bahwa Paus juga merupakan seorang manusia biasa yang bisa merasa capek dan terbebani dengan hal-hal disekelilingnya meskipun dia seorang teolog dan seorang manusia yang mulia menurut Seckler. Makna referensial dari nomina Intrige adalah Reihe von hinterhältigen, heimtückischen Machenschaften, mit denen jemand gegen einen anderen arbeitet, seine Pläne o. Ä. zu durchkreuzen, ihm zu schaden such12. Dalam kalimat ini BILD tidak menggunakan nomina Problem yang memiliki makna yang hampir serupa, yakni sama-sama berhubungan dengan suatu
12
Data diperoleh dari https://www.duden.de/rechtschreibung/Intrige pada tanggal 17 Februari 2014 pukul 09:10 15
Tinjauan stilistika ..., Dini Aprilia Yosefa S, FIB UI, 2014
permasalahan. Namun, penggunaan nomina Intrigen dalam kalimat ini seakan ingin mempertegas bahwa permasalahan yang ada bukanlah permasalahan biasa, tetapi adanya intrikintrik. Intrik yang ada di Roma berjumlah lebih dari satu, sehingga digunakan nomina Intrigen yang bentuknya plural. Dengan pemilihan kata “intrik“, pembaca mendapat kesan, bahwa memang ada masalah besar di dalam institusi yang dipimpin Paus. Makna referensial dari kata kerja sich rumschlagen adalah “berkelahi dengan; terus berurusan dengan.“ Dalam kalimat ini ditekankan bahwa Paus Benediktus XVI harus berjuang/ berkelahi/ pukul-pukulan untuk menghadapi intrik-intrik yang ada di Roma. Nomina ein Theologe dan frase nominal ein edler Mensch menampilkan citra yang positif terhadap Paus Benediktus XVI. Ein Theologe memiliki makna referensial jemand, der Theologie studiert, studiert hat und auf diesem Gebiet beruflich, wissenschaftlich tätig ist13. Adjekiva edel pada frasa nominal ein edler Mensch memiliki makna referensial nicht egoistisch, sondern nach hohen moralischen Prinzipien handelnd (ein Mensch, ein Spender; eine Gesinnung, eine Tat). Paus Benediktus XVI digambarkan sebagai seorang teolog dan seorang yang mulia, yakni tidak egois, melainkan memiliki prinsip moral yang tinggi. Dengan penjabaran karakter-karakter positif ini, terlihat jelas dukungan media terhadap sosok Paus. Kalimat 7 „In unserem Zeitalter immer längeren Lebens werden viele Menschen nachvollziehen können, wie sich auch der Papst mit den Bürden des Alterns auseinandersetzen muss.” (paragraph 17 baris 70-71) Informasi yang didapat dari kalimat ini adalah pernyataan Angela Merkel yang mengatakan bahwa di zaman kita ini (semakin tinggi harapan hidupnnya) maka semakin banyak pula orang yang dapat memahami apa yang dirasakan Paus yang harus menanggung konsekuensi pertambahan usia. Angela Merkel merupakan seorang kanselir Jerman dan merupakan perempuan pertama yang menduduki jabatan sebagai seorang kanselir.14
13
Data diperoleh dari http://www.duden.de/suchen/dudenonline/Theologe pada tanggal 15 Desember 2013 pukul 23:35 14 Data diperoleh dari http://www.biography.com/people/angela-merkel-9406424 pada tanggal 18 Februari 2014 pukul 09:36 16
Tinjauan stilistika ..., Dini Aprilia Yosefa S, FIB UI, 2014
Dalam kalimat ini terdapat frase nomina den Bürden des Alterns yang kembali menguatkan alasan pengunduran diri Paus Benediktus XVI yakni dengan alasan kesehatan. Merkel mengatakan usia merupakan suatu beban yang menjadi bahan pertimbangan oleh Paus Benediktus XVI sehingga Paus Benediktus XVI memutuskan untuk mundur dari jabatannya sebagai Paus. Dengan menggunakan frase nominal den Bürden des Alterns , maka faktor usia yang menjadi alasan atas pengunduran diri Paus Benediktus XVI pun semakin diperkuat. Dengan menampilkan komentar Angela Merkel, BILD membentuk kesan, bahwa tokoh Paus memang tokoh yang besar dan berperan penting di dalam kehidupan bermasyarakat di Jerman. Kalimat 8 „Bundespräsident Joachim Gauck hat den scheidenden Papst als Mann mit großer Weisheit und menschlicher Bescheidenheit gewürdigt. Für seinen Rücktrittsentschluss seien „großer Mut und Selbstreflektion” vonnöten, sagte Gauck.” (paragraf 18 baris 74-76) Informasi yang didapat dari kalimat ini adalah Presiden Joachim Gauck menghormati atau menghargai Paus, yang memutuskan untuk mundur dari jabatannya, sebagai seorang pria dengan kebijaksanaan yang besar dan manusia yang penuh dengan kerendahan hati. Diperlukan keberanian yang besar dan refleksi diri untuk memutuskan mundur dari jabatannya. Makna referensial dari nomina Weisheit adalah groβes Wissen und Klugheit (kebijaksanaan, kearifan). Makna referensial dari nomina Bescheidenheit adalah “kesederhanaan/ kerendahan hati.“ Makna afektif dari nomina Weisheit dan Bescheidenheit sangatlah positif. Makna referensial frase nomina großer Mut adalah die Eigenschaft oder Bereitschaft, etwas zu tun, das gefährlich ist (sifat atau kesediaan untuk melakukan sesuatu yang berbahaya; keberanian). Makna afektif dari frasa nomina großer Mut dan nomina Selbstreflektion juga positif. Selain itu pula, frasa nomina dan nomina tersebut diapit dengan tanda kutip yang berarti adanya penekanan terhadap frasa nomina dan nomina tersebut. Dalam kalimat ini ingin ditekankan, bahwa keberanian yang besar serta refleksi diri sangat dibutuhkan dalam mengambil keputusan untuk mundur seperti yang dilakukan Paus Benediktus XVI. Analisis Berita Süddeutsche Zeitung 17
Tinjauan stilistika ..., Dini Aprilia Yosefa S, FIB UI, 2014
Kalimat 1 “Er ist zur Gewissheit gelangt, dass seine Kräfte nicht mehr ausreichend sind.”(paragraf 1 baris 1) Informasi yang didapat dari kalimat ini adalah Paus Benediktus XVI telah mencapai sebuah kepastian bahwa kekuatan atau tenaganya tidak lagi memadai. Makna referensial dari nomina Kräfte adalah die Fähigkeit, etwas Schweres zu heben oder tragen bzw etwas Anstrengendes zu leisten (kemampuan untuk mengangkat sesuatu yang berat atau mampu membawa sesuatu yang berat). SZ menuliskan, bahwa Paus sampai pada keyakinan, bahwa dayanya sudah tidak mumpuni lagi. Pemilihan kata-kata ini netral dan tidak menimbulkan tendensi pemikiran negatif. Kalimat 2 “Bei seiner Rücktrittserklärung erklärt Papst Benedikt XVI, dass er sein Unvermögen erkennen musste, den ihm anvertrauten Dienst weiter gut auszuführen.” (paragraf 1 baris 1-3) Informasi yang didapat dari kalimat ini adalah dalam pernyataan pengunduran dirinya, Paus Benediktus XVI mengatakan, bahwa dia harus mengenali ketidakmampuannya untuk melanjutkan kembali dengan baik tugas pelayanan yang telah dipercayakan kepadanya. Dalam kalimat ini, SZ menggunakan nomina Unvermögen yang memiliki makna referensial “ketidakmampuan.” Nomina Unvermögen ini juga menguatkan pernyataan Paus Benediktus XVI yang mengatakan bahwa daya atau kekuatan tubuhnya menurun sehingga menyebabkan dia mundur dari jabatannya sebagai Paus. Verba erkennen yang memiliki makna referensial mengenali ini juga menampilkan citra yang positif karena SZ secara tersirat ingin mengatakan, bahwa Paus Benediktus XVI secara sadar mengenali kekurangan yang dia miliki, yakni menurunnya kemampuan dalam menjalankan tugas sebagai seorang Paus akibat umurnya yang semakin menua.
Kesimpulan Dalam menggambarkan sosok Paus Benediktus XVI terkait berita pengunduran dirinya, BILD banyak menggunakan pernyataan atau pendapat orang lain. Orang-orang yang memberikan
18
Tinjauan stilistika ..., Dini Aprilia Yosefa S, FIB UI, 2014
pernyataan atau pendapatnya adalah Frederico Lombardi (juru bicara Vatikan), Georg Ratzinger (saudara kandung Paus Benediktus XVI), Max Seckler (rekan lama sekaligus teman Paus Benediktus XVI), Angela Merkel (Kanselir Jerman), dan Presiden Joachim Gauck (Presiden Jerman). Tanggapan dari kepala pemerintahan dan kepala negara atas peristiwa pengunduran diri Paus Benediktus XVI ini memperlihatkan bahwa Paus Benediktus XVI merupakan sosok yang dihormati dan disegani oleh banyak orang, baik dalam lingkup gereja maupun dalam lingkup politik atau pemerintahan. Pernyataan atau pendapat beberapa orang dekat Paus yang terpercaya yang ditampilkan oleh BILD digunakan untuk semakin memperkuat berita yang disampaikan serta memperkaya konten atau isi artikel beritanya, sehingga pembaca lebih tertarik untuk membacanya dan dapat menarik kesimpulan sendiri apakah berita yang ditulis oleh BILD merupakan fakta berdasarkan realita yang ada atau hanya sekedar pemberitaan guna membentuk opini publik. Hal ini berbeda dengan SZ yang jauh lebih sedikit menggambarkan sosok Paus Benediktus XVI secara positif terkait berita pengunduran dirinya dan tidak menggunakan kutipan pernyataan atau pendapat dari orang lain. Fungsi media massa yang muncul pada BILD adalah fungsi informatif dan fungsi mempengaruhi karena selain memberi informasi tentang berita pengunduran diri Paus Benediktus XVI, BILD juga berusaha mempengaruhi masyarakat untuk dapat mempercayai apa yang mereka tulis dengan mengutip pendapat atau pernyataan dari beberapa pihak, baik dari lingkup gereja maupun lingkup pemerintahan atau negara. Hal ini sedikit berbeda dengan fungsi media massa yang muncul pada SZ, yakni hanya berfungsi untuk memberikan informasi tanpa mempengaruhi pembacanya karena Süddeutsche Zeitung hanya menuliskan teks pernyataan pengunduran diri Paus Benediktus XVI saja dengan sedikit kata pengantar. Citra Paus Benediktus XVI yang ditampilkan kedua koran tersebut pun berbeda. Citra Paus Benediktus XVI yang ditampilkan di koran BILD sangat positif, karena dalam BILD digunakan kosakata yang memiliki makna afektif positif. BILD banyak menggunakan kosakata yang menimbulkan citra positif terhadap Paus Benediktus XVI, seperti aufrichtig erkennen dan ein edler Mensch. Hal ini berbeda dengan SZ yang menggunakan kosakata netral yang tidak membuat citra Paus Benediktus menjadi positif maupun negatif. Persamaan yang saya temukan dari penggunaan kosakata untuk menggambarkan sosok Paus Benediktus XVI yang mengundurkan diri, yaitu BILD dan SZ sama-sama tidak menggunakan 19
Tinjauan stilistika ..., Dini Aprilia Yosefa S, FIB UI, 2014
kosakata yang bermakna afektif negatif. Kedua koran tersebut pun sama-sama menggunakan kosakata yang cenderung aman dan tidak menimbulkan wacana–wacana tertentu yang dapat timbul apabila pembaca membaca artikel berita tersebut. Kedua artikel koran tersebut menuliskan apa yang sebenarnya terjadi tanpa menambahkan tendensi-tendensi tertentu yang bisa membentuk sebuah citra negatif tentang Paus Benediktus XVI.
Daftar Referensi
Books: Eriyanto. (2001).Analisis Wacana-Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: LKiS. Prasetya, Darju. (2005). Rahasia Menulis di Media Massa. Yogjakarta: Penerbit Diglossia. Online documents: Araro, Rine. (2013, 11 Februari). Penganut Kristen dan Katolik Pasti Terharu. Accessed on January 14, 2014 from http://manado.tribunnews. com/2013/02/11/penganutkristen-dan-katolik-pasti-terharu http://www.biography.com/people/angela-merkel-9406424 accessed on February 18, 2014 Benedikts Rücktrittserklärung im Wortlaut. Accessed on September 9, 2013 from http://www.sueddeutsche.de/panorama/papst-ruecktritt-benediktsruecktrittserklaerung-im-wortlaut-1.1596822 http://clasfaculty.ucdenver.edu/tphillips/grammar/konj_1_intro.pdf accessed on February 17, 2014 Donadio, Rachel.(23 Februari 2013).Scandals and Intrigue Heat Up at Vatican Ahead of Papal Conclave. Accessed on January 17, 2013 from http://www.nytimes.com/2013/02/24/world/europe/shadows-accompanygathering-to-pickpope.html?pagewanted=1&_r=0&adxnnl=1&adxnnlx=1 3899570 64-JhPtBNMhXDJNeDY3zXM3iA Frischemeyer, Britta dan Spieker, Sandra. (2013, 11 Februari). Rücktritt! Jetzt geht der Papst ins Kloster. Accessed on September, 2013 from http://www. bild.de/politik/ausland/benedikt-16/papst-benedikt-xvi-tritt-zurueck28478108.bild.html Hizbullah, Ahmad. (2013, 3 Maret).Paus Benediktus Mundur Bukan Karena Masuk Islam, Tapi Skandal Seksual. Accessed on January 13, 2014 from http://www. voaislam.com/read/christology/2013/03/03/23464/paus-benediktus-mundur-bukankarena-masuk-islam-tapi-skandal-seksual/#sthash.qRN430zA.dpbs Jüttner, Julia. (2013, 12 Februari). Papst-Bruder Georg Ratzinger: “Er hat getan, was er konnte”. Accessed on January 17, 2014 from http://www.spiegel.de/panorama/papst-bruder-georg-ratzinger-ueber-denruecktritt-von-benedikt-xvi-a-882747.html 20
Tinjauan stilistika ..., Dini Aprilia Yosefa S, FIB UI, 2014
Online Forums, Discussion Lists, or Newsgroups: http://indonesia.ucanews.com/2013/02/14/10-hal-paling-berkesan-tentang-paus-benediktus-xvi/ (2013, 14 Februari) accessed on January 13, 2014 Muaripin, Ihwanul. (2013, Januari 14). Meluruskan Kembali Fungsi Media. Accessed on October 17, 2013 from http://media.kompasiana.com/mainstreammedia/2013/01/14/meluruskan-kembali-fungsi-media-525234.html http://www.tatsachen-ueber-deutschland.de/en/culture-and-media/main-content-09/thepress.html accessed on January 13, 2014 http://y-kritiks.com/2013/08/02/africa-germany-public-opinion-business/ accessed on January 13, 2014 Encyclopedia, dictionary: https://www.duden.de/rechtschreibung/Intrige accessed on February 17, 2014 http://www.duden.de/suchen/dudenonline/Theologe accessed on December 15, 2013 Götz, Dieter dan Wellman, Hans.(2010). Langenscheidt Taschenwörterbuch Deutsch als Fremdsprache. München: Langenscheidt Verlag. Heuken, Adolf. (2000). Kamus Jerman – Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
21
Tinjauan stilistika ..., Dini Aprilia Yosefa S, FIB UI, 2014