5/18
UNIVERSITAS INDONESIA PERAN MONSANTO COMPANY DALAM GAGALNYA PROPOSISI 37 TENTANG PELABELAN PRODUK PANGAN TRANSGENIK DI CALIFORNIA 2012
TUGAS KARYA AKHIR
REZA DWI PUTRA 1106083441
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU POLITIK DEPOK JANUARI 2015
Peran Monsanto..., Reza Dwi Putra, FISIP UI, 2015
5/18
UNIVERSITAS INDONESIA
PERAN MONSANTO COMPANY DALAM GAGALNYA PROPOSISI 37 TENTANG PELABELAN PRODUK PANGAN TRANSGENIK DI CALIFORNIA 2012
TUGAS KARYA AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
REZA DWI PUTRA 1106083441
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU POLITIK DEPOK JANUARI 2015
Peran Monsanto..., Reza Dwi Putra, FISIP UI, 2015
5/18
Peran Monsanto..., Reza Dwi Putra, FISIP UI, 2015
5/18
iii
Peran Monsanto..., Reza Dwi Putra, FISIP UI, 2015
5/18
Peran Monsanto..., Reza Dwi Putra, FISIP UI, 2015
5/18
v
ABSTRAK
: Reza Dwi Putra Nama Program Studi : Perbandingan Politik Judul TKA : Peran Monsanto Company Dalam Gagalnya Proposisi 37 Tentang Pelabelan Produk Pangan Transgenik di California 2012 Tugas Karya Akhir ini membahas peran dari Monsanto Company terkait kegagalan proposisi 37 tentang pelabelan produk pangan transgenik di California pada tahun 2012. Peranan tersebut dapat dilihat dari aktivitas Monsanto yaitu dengan membangun koalisi penentang, melakukan kampanye informasi, serta mendonorkan sejumlah dana untuk kegiatan kampanye tersebut. Untuk menjelaskan peranan Monsanto dalam studi kasus ini, digunakan teori kelompok kepentingan terutama tentang taktik lobi. Metode penelitian yang dipakai adalah kualitatif dengan teknik studi kepustakaan dan studi dokumen. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa ketiga taktik lobi dari Monsanto berperan dalam gagalnya proposisi 37 untuk menjadi peraturan hukum di California. Kata Kunci : Kelompok kepentingan, Monsanto, dan Proposisi 37 California
Peran Monsanto..., Reza Dwi Putra, FISIP UI, 2015
5/18
vi
ABSTRACT Name : Reza Dwi Putra Study Program : Comparative Politics Title : Monsanto Company Role In The Failure of Proposition 37 About Labeling of Genetically Modified Food Products in California 2012 This paper discusses the role of Monsanto Company related to failure of proposition 37 on the labeling of genetically modified food products in California 2012. Monsanto role can be identify from its lobbying tactics such as coalition building, information campaign, and funding the campaign. Theory of interest groups are applied to explain the role of Monsanto in this case study, especially on lobbying tactics concept. The research methodology was qualitative through literature study and documents study techniques. The research shows that three of Monsanto lobbying tactics play a role in the failure of proposition 37 to become a state law in California.
Key Word : Interest group, Monsanto, California proposition 37
Peran Monsanto..., Reza Dwi Putra, FISIP UI, 2015
5/18
vii
KATA PENGANTAR Bismillahirah maanirrahiim Assalamu’ Alaikum Wr. Wb
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan karya akhir ini dengan baik. Adapun penulisan tugas karya akhir ini adalah untuk memenuhi syarat untuk meraih gelar Sarjana Ilmu Politik pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia. Dalam penyusunan karya akhir ini penulis mengalami beberapa keterbatasan, tetapi dengan banyaknya bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas karya akhir ini. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan tugas karya akhir ini. Ucapan terima kasih tersebut penulis ucapkan kepada: 1. Terima kasih sedalam-dalamnya kepada Mama, Papa, Bang Uta dan Romi yang telah membantu penulis yang dengan cara memberikan motivasi, semangat, doa, kasih sayang, dan dukungan materil maupun immateril. 2. Ibu Dra. Suzie Sudarman, M.A. selaku dosen pembimbing. Terima kasih banyak karena telah menyediakan waktu, saran dan pikiran serta kesabaran dalam mengarahkan penulis untuk menyelesaikan karya akhir ini. 3. Terima kasih kepada Bapak Ali Muhyidin, S.IP, MA. selaku dosen penguji atas saran-saran dan pertanyaan yang telah diberikan. 4. Terima kasih kepada Bapak Donni Edwin, S.IP, M.Sc. selaku dosen pembimbing akademis yang telah membimbing saya selama perkuliahan. 5. Terima kasih kepada pihak Departemen Ilmu Politik Indonesia khususnya ketua dan sekretaris Prodi Paralel yaitu Bapak Donni Edwin, S.IP, M.Sc. dan Bapak Ikhsan Darmawan, S.IP, M.Si yang telah membantu saya dalam mengurus segala hal perkuliahan hingga sidang TKA ini.
Peran Monsanto..., Reza Dwi Putra, FISIP UI, 2015
5/18
Peran Monsanto..., Reza Dwi Putra, FISIP UI, 2015
5/18
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI ........................................................ iv ABSTRAK ............................................................................................................. v ABSTRACT .......................................................................................................... vi KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix DAFTAR TABEL ................................................................................................. xi DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xii
I. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1 I.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1 I.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 6 I.3 Signifikansi Penelitian .............................................................................. 6 I.4 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 7 I.5 Tinjauan Pustaka ........................................................................................ 7 I.6 Kerangka Teori dan Konsep ................................................................... 17 I.7 Kerangka Alur Berpikir .......................................................................... 20 I.8 Asumsi Penelitian ................................................................................... 21 I.9 Metode Penelitian ................................................................................... 21 I.10 Sistematika Penulisan ............................................................................. 21
Peran Monsanto..., Reza Dwi Putra, FISIP UI, 2015
5/18
x
II. MONSANTO COMPANY DAN PROPOSISI 37 TENTANG PELABELAN PRODUK TRANSGENIK DI CALIFORNIA .................. 23 II.1 Sejarah dan Perkembangan Monsanto .................................................... 23 II.2 Kegiatan Politik Monsanto ...................................................................... 26 II.3 Proposisi 37 California ............................................................................. 30
III. PERAN MONSANTO COMPANY DALAM MENGAGALKAN PROPOSISI 37 TENTANG PELABELAN PRODUK TRANSGENIK DI CALIFORNIA ............................................................. 35 III.1 Pandangan dan Sikap Monsanto Terhadap Proposisi 37 ........................ 35 III.2 Upaya Monsanto Untuk Mengagalkan Proposisi 37............................... 37 III.2.1Membangun Koalisi Untuk Menentang Proposisi 37 California .... 38 III.2.2 Kampanye Informasi Menolak Proposisi 37 .................................. 42
IV. PENUTUP ..................................................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 51 LAMPIRAN 1 LAMPIRAN 2
Peran Monsanto..., Reza Dwi Putra, FISIP UI, 2015
5/18
xi
DAFTAR TABEL
Tabel I.1
Matriks Perbandingan Tinjauan Pustaka ........................................... 15
Tabel III.1 Daftar Pendonor Terbesar Untuk Koalisi No. On Prop. 37 .............. 40
Peran Monsanto..., Reza Dwi Putra, FISIP UI, 2015
5/18
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Text of Proposed Law - Proposition 37
Lampiran 2.
Daftar Anggota Koalisi No On Prop.37, Stop the Deceptive Food Labeling Scheme
Peran Monsanto..., Reza Dwi Putra, FISIP UI, 2015
5/18
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Sebagian masyarakat di Amerika Serikat beberapa tahun ini sedang gencar berkampanye tentang hal-hal terkait produk pangan hasil rekayasa genetik atau yang dikenal dengan Genetically Modified Organism (GMO). Salah satu gerakan akar rumput yang sudah menjalar di Amerika terkait hal ini adalah March Against Monsanto (MAM) yang telah 3 kali dilakukan sejak pertama diselenggarakan pada Mei 2013 lalu. Gerakan ini tidak hanya dapat ditemui di beberapa negara bagian Amerika Serikat saja, namun gerakan ini telah menyebar di beberapa negara lainnya seperti Chili, Argentina, Serbia, Jepang, Australia, Afrika Selatan, hingga negara-negara di Eropa yang juga turut melakukan aksinya masing-masing serentak pada waktu yang telah ditentukan.1 Gerakan ini bertujuan menentang perusahaan agrikultur yang bernama Monsanto. Sikap kontra yang ditunjukkan oleh para pendukung gerakan MAM ini pada dasarnya cukup beragam, mulai dari isu lingkungan, kesehatan, perlindungan konsumen, hingga permasalahan yang dihadapi para petani yang disebabkan oleh perusahaan ini.2 MAM merupakan suatu gerakan masyarakat akar rumput yang muncul sejak gagalnya California Proposition 37 atau “The California Right to Know Genetically Engineered Food Act” untuk menjadi Undang-Undang. Gerakan ini berawal dari seorang ibu bernama Tami Monroe Canal yang ingin melindungi dua anaknya dari produk pangan transgenik yang beredar di pasaran saat ini. Setelah kekalahan Proposisi 37, Canal membuat akun Facebook pada tahun Februari 2013 untuk menyerukan aksi bagi para masyarakat untuk melawan perusahaan besar seperti Monsanto yang memang menjadi perusahaan dengan total pengeluaran terbesar dalam melawan Proposisi 37 pada tahun 2012.3 1
“Global march challenges Monsanto's dominance: TIMELINE”, diakses dari http://rt.com/news/march-against-monsanto-gmo-776/ Terakhir diakses pada 6 Januari 2015. 2 “Millions March Against Monsanto Calling for Boycott of GMOs” diakses dari http://ecowatch.com/2014/05/27/march-against-monsanto-boycott-gmos/ Terakhir diakses pada 6 Januari 2015. 3 Eric S. Peterson, “SLC March Against Monsanto: Local mom organizes protest” diakses dari http://www.cityweekly.net/utah/slc-march-against-monsanto/Content?oid=2287697 Terakhir diakses pada 6 Januari 2015.
Universitas Indonesia
1
Peran Monsanto..., Reza Dwi Putra, FISIP UI, 2015
5/18
2
Proposisi 37 California ini merupakan suatu bentuk pemungutan suara pada tahun 2012 di negara bagian California yang berawal dari sebuah petisi. Proposisi 37 didaftarkan dengan nama resmi "Genetically Engineered Foods. Mandatory Labeling. Initiative Statute". Proposisi ini memiliki tujuan utama untuk memberikan label khusus kepada produk-produk yang merupakan hasil dari rekayasa genetik.4 Proposisi ini merupakan inisiatif dari beberapa organisasi dan aktivis yang fokus pada isu pangan, agama/kepercayaan, buruh, lingkungan dan perlindungan konsumen yang tergabung dalam kubu koalisi “California Right to Know”. Beberapa contoh pendonor atau pendukungnya adalah Organic Consumer Association, Mercola Health Resources, Kent Whealy, The Institute for Responsible Technology, Partai Demokratik California, dan Partai Hijau California.5 Namun Proposisi ini juga ditentang oleh beberapa kalangan khususnya perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bisnis pangan dan kimia. Hal ini terlihat dari 10 pendonor terbesar dalam upaya menggagalkan Proposisi ini yang merupakan perusahaan-perusahaan besar. Penentang dari Proposisi 37 tergabung dalam kubu koalisi “NO Prop.37, Stop the Deceptive Food Labeling Scheme”. Beberapa contoh pendukung atau pendonor dari kubu ini adalah Partai Republik California, Monsanto, E.I. Dupont De Nemours & Co., Pepsico Inc., Grocery Manufacturers Association, Nestle, dan beberapa perusahaan lainnya.6 Fenomena kegagalan Proposisi 37 ini menjadi menarik karena dapat terlihat adanya usaha untuk membentuk regulasi tentang pelabelan di California. Hal ini terlihat jelas dari dukungan beberapa kalangan masyarakat khususnya di tingkat akar rumput. Di sisi lain, perjalanan Proposisi 37 juga memperlihatkan adanya upaya yang menentang pembentukan regulasi tersebut, yang akhirnya berhasil menghentikan langkah dari Proposisi 37. Kemenangan pihak yang tidak setuju dengan Proposisi tersebut menjadi sebuah hal yang menarik dengan adanya fakta bahwa terdapat dukungan dari beberapa perusahaan besar yang mencoba ikut mempengaruhi pembentukan proposisi ini. Salah satu contoh perusahaan 4
Official California Voter Information Guide, “Proposition 37: Title Summary Analysis” http://vig.cdn.sos.ca.gov/2012/general/pdf/37-title-summ-analysis.pdf Terakhir diakses pada 6 Januari 2015. 5 “Yes on Prop 37 Endorsements” diakses dari http://www.carighttoknow.org/endorsements Terakhir diakses pada 6 Januari 2015. 6 “Donors – No On Prop 37” diakses dari http://www.noprop37.com/donors/ Terakhir diakses pada 6 Januari 2015.
Universitas Indonesia
Peran Monsanto..., Reza Dwi Putra, FISIP UI, 2015
5/18
3
yang turut memainkan peran adalah Monsanto yang mengeluarkan kontribusi dana terbesar di antara beberapa perusahaan lainnya pada kampanye menolak Proposisi 37.7 Monsanto Company merupakan salah satu korporasi yang turut ikut andil dalam menggagalkan Proposisi 37. Selain itu hingga saat ini menuai kontroversi di kalangan masyarakat terkait dengan berbagai hal. Salah satunya adalah organisme transgenik atau disebut juga dengan Genetically Modified Organism (GMO).8 Monsanto sendiri merupakan perusahaan agrikultur dan bioteknologi yang dikenal mengeluarkan berbagai bibit tanaman transgenik yang telah tersebar ke seluruh dunia. Selain itu perusahaan ini juga dikenal dengan usaha-usaha bioteknologinya seperti pengembangan beberapa pestisida dan penelitian terhadap GMO.9 Seperti donor dan kontribusinya dalam kampanye menolak Proposisi 37 tentang pelabelan di California, Monsanto sendiri memang menjadi perusahaan yang cukup aktif dalam melakukan kontak dengan para politisi. Perusahaan ini memiliki beberapa yayasan terkait kedekatannya dengan bidang politik. Salah satunya adalah Monsanto Citizenship Fund yang merupakan PAC dari perusahaan ini, selain itu juga terdapat Monsanto Good Government Fund yang merupakan pemberi kontribusi lain kepada para politisi selain PAC dari perusahaan ini.10 Hal ini tentu menjadikan Monsanto sebagai perusahaan besar dapat diidentifikasi sebagai kelompok kepentingan. Saat ini terdapat sejumlah masyarakat dunia termasuk di Amerika Serikat yang memiliki posisi kontra terhadap GMO dan produk pangan hasil rekayasa genetik tersebut. Sikap kontra tersebut di tunjukkan dengan berbagai cara. Salah satunya adalah menekan pemerintah untuk memberi label pada makanan
7
Pamela Bershin, “DATA RELEASE: Failed CA Prop. 37 (GMO Labeling) - Funding Profile ($55M Raised)” Diakses dari http://maplight.org/data-release/data-release-failed-ca-prop-37gmo-labeling-funding-profile-55m-raised Terakhir diakses pada 6 Januari 2015. 8 Jonathan Yates, “Monsanto Grows Controversy on Genetically Modified Food” diakses dari http://www.thestreet.com/story/12101202/1/monsanto-grows-controversy-on-geneticallymodified-food.html Terakhir diakses pada 6 Januari 2015. 9 Monsanto Co., “Company History” diakses dari http://www.monsanto.com/whoweare/pages/monsanto-history.aspx Terakhir diakses pada 6 Januari 2015. 10 Monsanto Co., “Political Disclosure” diakses dari http://www.monsanto.com/whoweare/pages/political-disclosures.aspx Terakhir diakses pada 6 Januari 2015.
Universitas Indonesia
Peran Monsanto..., Reza Dwi Putra, FISIP UI, 2015
5/18
4
transgenik tersebut.11 Di Amerika Serikat sendiri, beberapa kalangan masyarakat menyerukan untuk melabelkan produk-produk yang berasal dari rekayasa genetik ini seperti yang telah dilakukan oleh beberapa negara seperti Jepang dan beberapa negara-negara di Eropa. Kalangan masyarakat di Amerika Serikat ini gencar melakukan aksi agar pemerintah segera membentuk kebijakan tentang pelabelan tersebut, seperti upaya yang dilakukan di negara bagian California yang telah disinggung sebelumnya. Pada dasarnya, upaya pemberian label yang dilakukan oleh masyarakat tersebut memiliki alasan yang beragam seperti kesehatan dan lingkungan. Namun tidak hanya dua hal tersebut tetapi ada juga alasan etika, moral, agama, kepercayaan personal, preferensi individu yang memainkan peran bagi masyarakat untuk memutuskan produk pangan yang akan mereka konsumsi.12 Gagalnya Proposisi 37 di California menjadi sebuah keunikan tersendiri di mana terdapat berbagai kepentingan yang berada di balik sikap pro dan kontra beberapa kalangan. Hal ini juga menandakan adanya ciri khas dari politik di Amerika Serikat yang memang dikenal cukup pluralis. Fenomena tersebut tentunya menimbulkan konsekuensi bagi proses politik di negara ini, termasuk juga mempengaruhi baik dan buruknya proses politik yang berjalan. Kelompok kepentingan memang diperlukan di suatu negara seperti yang dikemukakan oleh beberapa ahli, idealnya kelompok-kelompok ini menjadi sarana partisipasi politik bagi masyarakat agar dapat ikut serta dalam proses politik di negaranya, serta mengawasi negara agar berjalan dengan baik. Namun, pada kenyataannya kelompok kepentingan juga seringkali menjadi dilema tersendiri khususnya di Amerika Serikat yang aktivitas kelompok kepentingannya cukup intensif. Janda et al. dalam salah satu tulisannya yang berjudul The Challenge of Democracy melihat bahwa kelompok kepentingan dapat mendorong demokrasi dan juga mengancam sistem tersebut. Ancaman ini
11
“Global march challenges Monsanto's dominance: TIMELINE” diakses dari http://rt.com/news/march-against-monsanto-gmo-776/ Terakhir diakses pada 6 Januari 2015. 12 Ilona M. Demenina, “Genetically Modified Foods in the International Arena: Trade Conflicts, Labeling Controversy, and the Importance of Informed Consumer Choice”, The Foundation for International Law and Management, 2006. PDF. Diunduh dari http://www.law2.byu.edu/ilmr/articles/spring_2006/BYU_ILMR_spring_2006_5_Demenina.pdf Terakhir diakses pada 6 Januari 2015.
Universitas Indonesia
Peran Monsanto..., Reza Dwi Putra, FISIP UI, 2015
5/18
5
dilihat dari bias yang memang terjadi pada praktik sistem politik di Amerika Serikat dan beberapa negara pluralis lainnya. Menurut Janda saat ini interaksi antara kelompok kepentingan dan para legislatur cukup mempengaruhi pembuatan kebijakan. Padahal masih harus dipertanyakan kembali siapakah para kelompok kepentingan itu dan apakah mereka mewakili masyarakat luas atau hanya sedikit orang saja. Selain itu, bagaimana kompetisi antara kelompok kepentingan satu dengan yang lainnya, di mana kepentingan satu kelompok dan lainnya seringkali berbenturan dan menyebabkan persaingan yang cukup ketat dari hal kecil seperti perang opini hingga persaingan pendanaan. Penelitian yang dilakukan pada tahun 2009 oleh Baumgatner et al. mengungkapkan bahwa kegiatan lobi dari kelompok kepentingan yang berhubungan dengan bisnis yaitu korporasi dan asosiasi dagang merupakan segmen yang sangat tinggi aktivitasnya, dibandingkan dengan segmen kelompok kepentingan lainnya.13 Fakta tersebut mengisyaratkan naluri dasar dari kelompok bisnis yang menginginkan kebijakan yang sejalan ataupun mendukung bisnis mereka. Hubungan antara bisnis dan politik memang tidak dapat dipisahkan. Hal tersebut terjadi karena keduanya seakan-akan saling membutuhkan untuk tetap bertahan diposisinya masing-masing. Hubungan ini juga menjadi kritik tersendiri bagi kelompok kepentingan di Amerika Serikat, di mana pihak bisnis yang memiliki modal besar dibandingkan kelompok kepentingan lainnya, dapat mendanai para politisi lebih besar dan juga melakukan aktivitas lobi lainnya dengan lebih mudah. Menurut Baumgatner et al. saat ini demokrasi di Amerika Serikat semakin eksklusif karena terdapat peranan elit bisnis yang tidak hentinya mempengaruhi para politisi pembuat kebijakan. Dari pemaparan diatas, kelompok kepentingan khususnya kelompok bisnis menjadi salah satu hal menarik yang dapat dikaji. Salah satu kasus yang telah disinggung sebelumnya yaitu gagalnya Proposisi 37 tentang pelabelan di California pada tahun 2012 menjadi pertanda adanya intervensi kelompok bisnis
13
Frank R. Baumgartner, Jeffrey M. Berry, Marie Hojnacki, David C. Kimball, and Beth L. Leech, “Lobbying and Policy Change” Chicago: University of Chicago Press, 2009. hlm. 20. PDF. Diunduh dari http://www.unc.edu/~fbaum/books/lobby/Advocacy_July_19_2008.pdf Terakhir diakses pada 6 Januari 2015.
Universitas Indonesia
Peran Monsanto..., Reza Dwi Putra, FISIP UI, 2015
5/18
6
yang juga memiliki kepentingan atas Proposisi tersebut. Maka selanjutnya penelitian ini akan membahas tentang peranan kelompok bisnis dalam mempengaruhi pembentukan Proposisi tersebut hingga akhirnya dapat digagalkan dalam proses pembentukannya. Monsanto sebagai salah satu pendonor terbesar pada kampanye menolak Proposisi 37 dan juga diduga memiliki kepentingan yang cukup besar untuk menggagalkan Proposisi tersebut, menjadi fokus utama dari beberapa kelompok bisnis lain yang juga turut mengupayakan kepentingannya.
I.2 Rumusan Masalah Kebijakan merupakan hal penting bagi setiap individu maupun kelompok karena dapat berdampak pada hal-hal yang akan berbalik kepada masing-masing. Namun dalam pembentukan suatu kebijakan terdapat berbagai kepentingan yang menarik ulur proses pembentukan kebijakan tersebut. Di negara bagian California pada tahun 2012 terdapat salah satu proposisi yang telah gagal disahkan menjadi peraturan hukum yang sah karena kalah dalam proses pengambilan suara. Monsanto sebagai salah satu kelompok bisnis diduga memiliki keterkaitan dalam gagalnya Proposisi 37 tentang pelabelan produk pangan transgenik. Hal ini disebabkan adanya kepentingan dari Monsanto sebagai salah satu pemasok bibit transgenik terbesar di Amerika Serikat. Selain itu donor atau jumlah kontribusi perusahaan ini dalam kampanye menolak Proposisi 37 pada tahun 2012 adalah yang terbesar di antara beberapa pendonor lainya. Beberapa hal tersebut mengindikasikan adanya kepentingan yang cukup besar dari Monsanto agar Proposisi 37 gagal untuk disahkan. Maka berdasarkan latar belakang penelitian dan pemaparan sebelumnya, penulis merumuskan pertanyaan untuk menjadi acuan dalam penelitian ini: “Mengapa Proposisi 37 California tentang pelabelan produk pangan transgenik gagal lolos dalam pemungutan suara di California pada tahun 2012?”
I.3 Signifikansi Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan penjelasan mengenai peran kelompok bisnis dalam perumusan suatu kebijakan khususnya di Amerika Serikat. Saat ini kelompok kepentingan memang memaikan peranan yang cukup
Universitas Indonesia
Peran Monsanto..., Reza Dwi Putra, FISIP UI, 2015
5/18
7
signifikan dalam pembentukan suatu kebijakan di beberapa negara telah memainkan peranan yang cukup signifikan. Penelitian ini selanjutnya akan menunjukkan fakta dari kelompok kepentingan khususnya kelompok bisnis untuk mengupayakan kepentingannya. Secara teoritis, penelitian ini akan menunjukkan adanya peranan dari suatu kelompok kepentingan dalam pembentukan kebijakan. Pembentukan suatu kebijakan sendiri adalah hal penting yang merupakan produk dari suatu negara dan akan mempengaruhi seluruh atau segelintir masyarakat. Secara praktis, penelitian ini dapat menjadi masukan bagi masyarakat di Indonesia tentang pertimbangan dalam pembentukan kebijakan pelabelan makanan transgenik di Indonesia. Kemudian penelitian ini juga dapat memberikan informasi tentang adanya kelompok kepentingan khususnya kelompok bisnis yang ikut andil dalam pembentukan suatu kebijakan termasuk di Indonesia. Selain itu, Penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi penelitian-penelitian lainnya agar menambah khazanah ilmu pengetahuan.
I.4 Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dari rumusan masalah dalam penelitian ini adalah untuk menunjukkan adanya peran Monsanto sebagai kelompok bisnis yang mencoba memberikan pengaruhnya dalam mengagalkan terbentuknya kebijakan pelabelan produk pangan transgenik di negara Bagian California, Amerika Serikat. Untuk menunjukkan peranan tersebut, penulis akan memberikan gambaran mengenai upaya dan aktivitas lobi dari Monsanto yang dapat menggagalkan Proposisi 37 di California. Di mana Monsanto menunjukkan indikasi bahwa Proposisi 37 bertentangan dengan kepentingannya.
I.5 Tinjauan Pustaka Dalam melaksanakan penelitian ini, penulis mencari beberapa karya akademis atau penelitian lain yang mengkaji kasus-kasus tentang pengaruh suatu kelompok kepentingan dalam mempengaruhi kebijakan di Amerika Serikat. Beberapa tulisan tersebut diantara lain adalah Factor of Lobbying Success in the USA: Case of SOPA and PIPA (2011-2012); Pengaruh kelompok industri dan
Universitas Indonesia
Peran Monsanto..., Reza Dwi Putra, FISIP UI, 2015
5/18
8
organisasi non-pemerintah (NGO) terhadap kebijakan Amerika Serikat dalam Convention on Biodiversity, Lobi bisnis (tekstil dan pakaian jadi) dalam Kongres Amerika pada era Reagan (1981-1988). Tulisan-tulisan yang akan ditinjau tersebut akan dilihat relevansinya dengan penelitian ini, serta akan dilihat perbedaan dan persamaannya. Diharapkan dengan meninjau beberapa penelitian tersebut akan membentuk kerangka dasar berpikir dalam melakukan kajian. Judul penelitian pertama
yang ditinjau adalah “Factor of Lobbying
Success in the USA: Case of SOPA and PIPA (2011-2012)”, Penelitian ini merupakan tesis dari Yulia Isakova untuk memperoleh gelar Master Kebijakan Publik dari Central European University pada tahun 2013 lalu. Dalam penulisannya, tesis ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan pengumpulan data dengan metode studi pustaka dan studi dokumen. Penelitian ini pada dasanya mencoba menganalisis faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kesuksesan lobi untuk mempengaruhi suatu kebijakan khususnya di Amerika Serikat. Kemudian untuk menguji faktor-faktor tersebut, penelitian ini menerapkannya pada kasus kelompok pro dan kontra dalam pembentukan Stop Online Piracy Act (SOPA) dan Protect Intellectual Property Act (PIPA) di Amerika Serikat pada tahun 20112012, yang akhirnya dimenangkan oleh pihak kontra. Isakova menggunakan pandangan dari beberapa ahli terkait faktor-faktor penting dalam kegiatan lobi agar dapat berhasil. Dengan melihat pandangan dari tulisan Ernest dan Elisabeth Wittenberg (1994), Jeffrey M. Berry (1997), Marcia Avner (2002), Christine Mahoney (2008), Young Mie Kim dan Mike McCluskey (2009), akhirnya Isakova merumuskan beberapa faktor dari para ahli tersebut menjadi 4 kategori faktor paling berpengaruh yang dapat mensukseskan kegiatan lobi khususnya di Amerika Serikat. Faktor tersebut di antara lain karakteristik sistem politik yang berlaku, isu yang diangkat dalam lobi, karakteristik dari kelompok kepentingan, kinerja dan kompetensi para pelobi pada tahap-tahap dari proses pembuatan kebijakan. Awal penelitian menunjukkan bahwa pihak pendukung proses ini memang memiliki kelebihan dilihat dari sisi hubungan politik yang kuat, sumber daya, memiliki catatan panjang berkontribusi bagi beberapa politisi. Sedangkan pihak yang kontra terhadap kebijakan ini diawali
Universitas Indonesia
Peran Monsanto..., Reza Dwi Putra, FISIP UI, 2015
5/18
9
dengan pembentukan mobilisasi akar-rumput melalui internet yang terkesan tidak siap, begitupula pembentukan relasi dengan para pembuat kebijakan. Pada kesimpulannya penelitian ini menunjukkan kelompok yang menentang proposisi ini telah unggul dengan menjalankan strategi-strategi dalam mengoptimalkan keempat faktor tersebut. Pertama, pihak kontra telah berhasil membangun status quo yaitu dengan kekuatan massa yang besar dengan menggunakan internet. Hal ini menjadi pertimbangan bagi sistem politik Amerika yang menggunakan pemilihan langsung untuk para legislatur, karena massa tersebut adalah konstituen mereka dan salah satu kunci agar mereka dapat terpilih lagi. Kedua dengan koalisi yang banyak dan jumlah massa yang lebih representatif, kelompok ini akhirnya dapat dukungan politik lebih besar dan bahkan beberapa anggota Kongres berbalik mendukung kelompok ini. Ketiga, mereka dapat mengemas isu permasalahan dengan sangat baik, dan segera menggunakan isu tersebut untuk mendapat dukungan publik. Selain itu, koalisi yang dibangun memang sangat memungkinkan pihak penentang proposisi mendapat dukungan besar yaitu koalisi antara organisasi non-pemerintah dan perusahaan-perusahaan internet besar. Terakhir, tidak dapat dipungkiri bahwa para pelobi dari pihak penentang proposisi ini sangat besar dari pihak yang melobi langsung ke para pembuat kebijakan hingga masyarakat yang telah di mobilisasi untuk ikut melobi secara tidak langsung. Selain beberapa temuan tersebut, Penelitian ini menggaris bawahi adanya perubahan yang signifikan dalam kegiatan lobi di Amerika Serikat, yaitu penggunaan internet yang sangat efektif. Hal ini terlihat dari penggunaan media internet yang sangat intensif dari kalangan penentang proposisi yang sekaligus dijadikan taktik lobi oleh mereka. Kelebihan yang hadir dalam penelitian Isakova adalah studi kasus yang diangkat terbilang cukup baru dan penulis berhasil menganalisis keseluruhan kasus dengan sangat efisien berdasarkan faktor-faktor yang ingin diuji. Penelitian ini sangat terfokus dan sama sekali tidak keluar dari lingkup penelitian. Namun penelitian yang dilakukan oleh Isakova kurang kaya akan data. Hal ini mungkin di sebabkan oleh keterbatasan tempat dan juga periode antara penelitian dan kasus yang terjadi cukup sempit hanya berbeda 1 tahun. Kemudian, terkait dengan penelitian yang akan penulis lakukan, tesis dari Isakova memiliki persamaan tema
Universitas Indonesia
Peran Monsanto..., Reza Dwi Putra, FISIP UI, 2015
5/18
10
yaitu tentang kegiatan lobi untuk mempengaruhi suatu kebijakan. Namun terdapat perbedaan yang cukup signifikan yaitu analisis yang akan dilakukan, di mana Isakova menganalisis tentang faktor-faktor yang dapat mensukseskan lobi kebijakan, sementara penelitian yang akan penulis lakukan adalah mencari tahu peranan kelompok kepentingan dalam mempengaruhi kebijakan, khususnya caracara kelompok kepentingan dalam lobi tersebut. Penelitian lain yang ditinjau berjudul “Pengaruh kelompok industri dan organisasi non-pemerintah (NGO) terhadap kebijakan Amerika Serikat dalam Convention on Biodiversity” yang merupakan karya Tugas Akhir dari Virgino Rikaryanto. Karya ini dibuat pada tahun 2002 untuk memenuhi kelulusan sarjana tingkat satu ilmu hubungan internasional di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia. Metode penulisan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan sumber data yang dikumpulkan melalui studi literatur dan kepustakaan. Tugas karya akhir ini pada dasarnya membahas tentang peranan non-state actors, khususnya perusahaan transnasional dan organisasi non-pemerintah (NGO), terhadap perumusan kepentingan nasional Amerika Serikat dalam Convention On Biodiversity (CBD). Penulis mencoba melihat signifikansi pengaruh dari kelompok bisnis dan NGO yang berkaitan dan memiliki kepentingan terkait konvensi tersebut untuk mempengaruhi pemerintah Amerika Serikat. Kedua aktor yang telah diidentifikasikan oleh penulis dilihat memiliki kepentingan terkait perundingan Amerika Serikat dalam konvensi tersebut. Namun, penulis juga melihat bahwa kedua aktor non-pemerintah tersebut memiliki perbedaan kepentingan dan tujuan serta cara-cara dalam mempengaruhi kebijakan Amerika Serikat di konvensi tersebut. Maka dalam tugas karya akhir ini penulisnya merumuskan pertanyaan penelitian, yaitu bagaimana kelompokkelompok kepentingan mempengaruhi kebijakan Amerika Serikat yang berkaitan dengan CBD. Dalam penulisannya, tugas karya akhir ini menggunakan perspektif pluralis yang memang sangat mencirikan sistem politik di Amerika Serikat. Penelitian ini melihat aktor-aktor selain negara memiliki peranan yang signifikan dalam mempengaruhi negara seperti perumusan suatu kebijakan. Perspektif
Universitas Indonesia
Peran Monsanto..., Reza Dwi Putra, FISIP UI, 2015
5/18
11
pluralis ini juga digunakan oleh penulis mengingat kasus yang diangkat berkaitan dengan suatu konvensi yang berkaitan dengan lingkungan hidup yang melibatkan banyak pihak di luar negara. Namun, penulis lebih mengedepankan aspek hubungan internasional karena berkaitan dengan studi yang diambilnya. Hal ini juga terlihat dari definisi maupun konsep yang lebih melihat lembaga internasional, perusahaan transnasional yang memang memiliki kepentingan di luar negara Amerika Serikat itu sendiri. Selain itu, memang kasus yang diambil adalah suatu konvensi internasional yang dapat memberikan pengaruh bagi negara-negara lainnya yang mengikuti konvensi tersebut. Kemudian, penulis juga mengunakan konsep kepentingan nasional yang merupakan suatu konsep dalam melihat hubungan bilateral maupun multilateral, di mana suatu negara akan berusaha mewujudkan tujuan idealnya dalam proses tawar dengan negara lainnya. Namun pada realitanya tujuan yang dibawa oleh suatu negara pada proses perundingan dengan negara lain memiliki proses awal yang cukup panjang, di mana aktor-aktor di luar negara ikut andil dan saling tarik menarik kepentingan. Kemudian tugas akhir ini besifat deskriptif analitis yang fokus pada caracara aktor di luar negara dalam mempengaruhi kebijakan Amerika Serikat di CBD, di mana aktor yang akan dilihat terfokus pada industri farmasi dan NGO. Selain itu, data yang digunakan untuk pembahasan dikumpulkan melalui studi literatur yang berasal dari berbagai sumber. Tesis utama berkenaan dengan terdapatnya kelompok di luar negara yang lebih dominan dalam mempengaruhi kebijakan Amerika Serikat dalam CBD. Pada akhirnya, penulis sampai pada kesimpulan bahwa aktor di luar negara yang lebih dominan dalam mempengaruhi kebijakan Amerika Serikat dalam proses konvensi tersebut adalah kelompok industri farmasi dibandingkan dengan NGO, hal ini disebabkan oleh situasi serta kekuatan ekonomi yang dimiliki oleh kelompok industri tersebut. Terkait dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis, tulisan dari Virgino Rikaryanto yang berjudul pengaruh kelompok industri dan organisasi nonpemerintah (NGO) terhadap kebijakan Amerika Serikat dalam Convention on Biodiversity memiliki persamaan dalam membahas pengaruh kelompok bisnis dalam proses pembentukan kebijakan di Amerika Serikat, yang akhirnya menunjukkan bahwa kelompok bisnis dapat lebih dominan dari pada kelompok
Universitas Indonesia
Peran Monsanto..., Reza Dwi Putra, FISIP UI, 2015
5/18
12
kepentingan lain dalam mempengaruhi suatu kebijakan. Kemudian terdapat perbedaan seperti sudut pandang karena tulisan dari Vigino Rikaryanto lebih banyak menggunakan perspektif hubungan internasional dalam kasus maupun konsep-konsepnya. Selain itu kasus yang akan diangkat juga berbeda walaupun dengan tema besar yang sama. Penelitian terakhir yang ditinjau berjudul “Lobi bisnis (tekstil dan pakaian jadi) dalam Kongres Amerika pada era Reagan (1981-1988)” yang merupakan judul tesis yang ditulis oleh Michael Mamentu. Tulisan ini dibuat pada tahun 1996 untuk memenuhi kelulusan tingkat Pasca Sarjana Kajian Wilayah Amerika di Fakultas Pascasarjana Universitas Indonesia. Metode penulisan yang digunakan oleh Mamentu adalah dengan menggunakan pendekatan kualitatif, sedangkan data yang dikumpulkan untuk pembahasan dikumpulkan dengan teknik library research dan studi literatur. Tesis ini pada dasarnya membahas tentang aktivitas lobi kelompok bisnis yang fokus pada aktivitas lobi terkait tekstil dan pakaian jadi dalam Kongres Amerika Serikat pada Era Reagan. Penulis mencoba mencari aktivitas-aktivitas lobi untuk mempengaruhi suatu kebijakan yang memang legal di Amerika dan sejalan dengan prinsip liberalisme yang juga tertuang secara konstitusional. Penulis mengambil pembahasan mengenai lobi yang dilakukan oleh kalangan industri tekstil dan pakaian jadi karena pada saat pemerintahan Reagan, kondisi neraca perdagangan Amerika Serikat sedang mengalami ketidakseimbangan. Hal ini disebabkan oleh ketidakmampuan produk dari Amerika Serikat untuk bersaing dengan produk-produk dari negara-negara lain. Para kalangan pebisnis tekstil dan pakaian jadi dari Amerika Serikat menduga ketidakseimbangan neraca perdagangan Amerika Serikat kala itu disebabkan oleh unfair trade yang dilakukan oleh negara-negara tersebut terutama Jepang yang saat itu mata uangnya menguat atas dollar Amerika Serikat karena kepincangan perdagangan tersebut. Akhirnya Mamentu melihat bahwa kalangan industri tekstil dan pakaian jadi sebagai salah satu sektor yang cukup terancam bisnisnya, dan melakukan tuntutan kepada pemerintah untuk melindungi bisnis mereka. Berangkat dari peristiwa tersebut, maka pokok bahasan dari tesis ini adalah kegiatan lobi dari kalangan industri tekstil dan pakaian jadi terhadap
Universitas Indonesia
Peran Monsanto..., Reza Dwi Putra, FISIP UI, 2015
5/18
13
Kongres Amerika Serikat pada masa pemerintahan presiden Reagan, dalam upaya mengatasi tekanan arus impor produk-produk yang sejenis dari negara-negara lain. Selain itu penulis juga melihat tanggapan dari Kongres Amerika Serikat serta kebijakan perdagangan yang dikeluarkan setelah dilakukannya lobi tersebut. Maka dari itu penulis memiliki tesis utama yaitu lobi dari kalangan industri tekstil dan pakaian jadi memang memainkan peranan penting dan mempunyai pengaruh signifikan di dalam proses perumusan kebijakan ekonomi dan perdagangan luar negri Amerika Serikat di masa Reagan. Dalam pembahasan tesis ini, penulis mengunakan beberapa konsep dan teori seperti teori-teori kebudayaan, budaya demokrasi, teori kelompok, teori kebijakan publik dan teori ekonomi politik. Penulis menggunakan teori-teori kebudayaan yang dikemukakan oleh Parsudi Suparlan dan Luther Luedtke, teori tersebut di gunakan sebagai acuan untuk melihat nilai-nilai budaya Amerika Serikat yang memunculkan dan akhirnya melegalkan kegiatan lobi politik dalam proses pembuatan suatu kebijakan di negara ini. Kemudian digunakan juga konsep budaya demokrasi yang dikemukakan oleh Alexis de Tocquevile untuk menjelaskan hubungan antara budaya demokrasi dan pembentukan kelompokkelompok di dalam sistem politik di Amerika. Selanjutnya, teori kelompok yang dikemukakan oleh Arthur F. Bentley, Charles O. Jones dan beberapa ahli lainnya digunakan untuk menjelaskan tentang bagaimana kelompok-kelompok dalam masyarakat dapat mempengaruhi proses pembuatan suatu kebijakan. Selain itu juga digunakan teori kelompok kepentingan yang dikemukakan oleh Jane H. Bayes, Kenneth Janda, dan beberapa ahli lainnya, teori ini digunakan untuk melihat bagaimana kelompok kepentingan di Amerika Serikat menjadi pemain kunci dalam memberikan pengaruhnya kepada pemerintahan agar dapat sejalan dengan kepentingan-kepentingan dari kelompok tersebut. Selain itu yang cukup penting adalah teori ekonomi politik yang digunakan oleh penulis, di mana ia menggunakan teori ekonomi politik dari Richard C. Remi dan Charles E. Lindblom untuk menjelaskan pola hubungan antara kekuatan ekonomi dan kekuatan politik dalam suatu proses politik, serta menjelaskan bagaimana kekuatan ekonomi juga dapat mendominasi kekuatan politik.
Universitas Indonesia
Peran Monsanto..., Reza Dwi Putra, FISIP UI, 2015
5/18
14
Terkait dengan penelitian yang penulis lakukan, tulisan dari Michael Mamentu yang berjudul Lobi bisnis (tekstil dan pakaian jadi) dalam Kongres Amerika pada era Reagan (1981-1988) memiliki persamaan dalam membahas pengaruh kelompok bisnis dalam proses pembentukan kebijakan di Amerika seperti halnya tugas karya akhir yang sebelumnya dibahas. Kemudian perbedaannya terdapat pada kasus yang akan diangkat, selain itu perbedaan lainnya juga terdapat pada prespektif yang digunakan, di mana tesis dari Mamentu cenderung melihat hubungan antar negara yang juga menjadi latar belakang dari tesis tersebut selain itu kausalitas yang digunakan juga melihat akibatnya adalah suatu kebijakan luar negri Amerika dalam hal perdagangan internasional.
Universitas Indonesia
Peran Monsanto..., Reza Dwi Putra, FISIP UI, 2015
5/18
15
Tabel I.1 Matrik Perbandingan Tinjauan Pustaka Yulia Isakova (Tesis, 2013) Judul Penelitian
Tujuan Penelitian
Virgino Rikaryanto (TKA, 2002)
Michael Mamentu (Tesis, 1996)
Factor of Lobbying Success Pengaruh kelompok Lobi bisnis (tekstil dan pakaian in the USA: Case of SOPA industri dan organisasi jadi) dalam Kongres Amerika and PIPA (2011-2012) non-pemerintah (NGO) pada era Reagan (1981-1988) terhadap kebijakan Amerika Serikat dalam Convention on Biodiversity
Menguji faktor-faktor yang dapat mensukseskan kegiatan lobi khususnya di Amerika Serikat. Menguji faktor-faktor tersebut pada dua kelompok kepentingan yang bertentangan yang mencoba mempengaruhi proses legislasi SOPA dan PIPA.
Mencari peran dari non-state actor yang paling berpengaruh dalam kebijakan yang di bawa Amerika Serikat dalam Convention on Biodiversity.
Membuktikan bahwa lobi dari kalangan industri tekstil dan pakaian jadi telah memainkan peran penting dan mempunyai pengaruh yang besar di dalam proses perumusan kebijakan ekonomi dan perdagangan di Amerika Serikat.
Reza Dwi Putra (TKA, 2014) Peran Monsanto Company Dalam Gagalnya Proposisi 37 Tentang Pelabelan Produk Transgenik di California 2012
Membuktikan adanya peran Monsanto sebagai kelompok bisnis yang mencoba memberikan pengaruhnya dalam perumusan kebijakan pelabelan produk pangan transgenik di negara bagian California, Amerika Serikat.
Universitas Indonesia
Peran Monsanto..., Reza Dwi Putra, FISIP UI, 2015
5/18
16
Kerangka Teori dan Konsep
Hasil Penelitian
Faktor-faktor dalam mensukseskan kegiatan lobi di Amerika Serikat. Faktor Institusional. Karakteristik dari isu. Karakteristik dari kelompok pelobi. Performa lobi pada tahap-tahap proses lobi. Penelitian ini menunjukkan kelompok yang menentang RUU ini telah unggul dibandingkan kelompok pendukung, hingga akhirnya kelompok penentang dapat menggagalkan proses pembentukan kebijakan SOPA/PIPA. Hal ini disebabkan karena kelompok penentang menggunakan strategi-strategi yang mengoptimalkan keempat faktor yang diteliti tersebut.
Konsep Kepentingan Nasional. Konsep Non-state actor.
Hasil temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa aktor di luar negara yang lebih dominan dalam mempengaruhi kebijakan Amerika Serikat dalam proses konvensi keragaman hayati adalah kelompok industri farmasi dibandingkan dengan NGO, hal ini disebabkan oleh situasi serta kekuatan ekonomi yang dimiliki oleh kelompok industri tersebut.
Teori Kebudayaan. Konsep Budaya Demokrasi. Teori Kelompok Kepentingan. Teori Ekonomi Politik. Teori Kebijakan Publik.
Teori Kelompok Kepentingan. Strategi lobi. Sumber daya kelompok kepentingan.
Hasil temuan dari penelitian ini adalah: Kegiatan lobi di AS didukung oleh nilai-nilai budaya AS (kebebasan, kesetaraan, individualism). Lobi di AS adalah sarana yang penting bagi penguasa (eksekutif), pengusaha, dan politisi (legislatif). Lobi kelompok tekstil menunjukkan akses dan pengaruh kuat terhadap perumusan kebijakan di AS.
Universitas Indonesia
Peran Monsanto..., Reza Dwi Putra, FISIP UI, 2015
5/18
17
I.6 Kerangka Teori dan Konsep I.6.1 Kelompok Kepentingan Untuk mengulas permasalah penelitian ini, peneliti menggunakan teori kelompok kepentingan yang dijelaskan oleh Kenneth Janda, Jeffrey M. Berry, dan Jerry Goldman dalam bukunya yang berjudul “The Challenge of Democracy American Government in Global Politics”. Secara khusus Pada bab kesepuluh dari buku yang ditulis oleh Kenneth Janda, Jeffrey M. Berry, dan Jerry Goldman ini, menjelaskan tentang berbagai hal terkait kelompok kepentingan khususnya di Amerika Serikat. Dalam bab tersebut, secara garis besar penulis fokus pada beberapa hal utama yaitu, bagaimana terbentuknya kelompok kepentingan di Amerika, sumber daya yang dimiliki oleh kelompok kepentingan tersebut, taktik lobi yang dilakukan untuk memberikan pengaruh dari kelompok kepentingan tersebut, dan juga bias yang ada diantara kelompok kepentingan di Amerika. Menurut Janda et al., kelompok kepentingan merupakan badan terorganisir yang berisikan orang-orang dengan gagasan yang sama dan bertujuan untuk mempengaruhi keputusan dari suatu kebijakan publik.14 Kemudian, ada dilemma tersendiri dengan munculnya berbagai kelompok kepentingan di Amerika, di mana penulis melihat kelompok kepentingan sebagai pendorong demokrasi atau ancaman bagi sistem yang sudah ada. Argumen ini didukung dengan adanya survey publik di Amerika yang menunjukkan sekitar dua pertiga dari orang yang dimintai pendapat, menganggap kegiatan lobi yang dilakukan oleh kelompok kepentingan adalah ancaman bagi demokrasi.15 Secara normatif, kelompok kepentingan memiliki beberapa peranan utama. Pertama, sebagai sarana mewakili kepentingan orang-orang dengan tujuan yang sama. Kedua, sebagai bentuk partisipasi politik, di mana sekelompok orang akan lebih efektif dalam penyampaian aspirasi kepada pemerintahan. Ketiga, sebagai sarana edukasi, dan membangun agenda atau isu. Terakhir, mengawasi program pemerintahan agar tetap berjalan dengan baik.16
14
Kenneth Janda, Jeffrey M. Berry, dan Jerry Goldman. “The Challenge of Democracy: American Government in Global Politics”. 11th ed. Boston, MA: Wadsworth, 2012. PDF. Hlm. 304. 15 Ibid., Hlm. 305. 16 Ibid., Hlm. 306-307.
Universitas Indonesia
Peran Monsanto..., Reza Dwi Putra, FISIP UI, 2015
5/18
18
Kemudian, kelompok kepentingan juga memiliki sumber dayanya tersendiri agar menjadi lebih kuat dalam memberikan pengaruhnya. Salah satu sumber daya yang sangat penting adalah anggota, di mana jumlah anggota yang aktif dapat membantu dalam urusan lobi dan aktivitas lainnya yang dilakukan oleh kelompok kepentingan, selain itu para anggota juga dapat membantu dalam urusan pendanaan kolektif kelompok kepentingan. Kemudian salah satu sumber daya lainnya adalah Lobbyists, biasanya mereka adalah orang-orang ahli yang dibayar oleh kelompok kepentingan untuk urusan dengan pihak pemerintah dalam mempengaruhi pembuatan suatu kebijakan. Selain itu yang tidak kalah penting adalah Political Action Committees (PAC), pada dasarnya PAC adalah suatu organisasi yang mengumpulkan kontributor dari para anggota untuk mendanai suatu kandidat untuk jabatan politik tertentu.17 Untuk mempengaruhi pemerintah dengan tujuan tertentu, biasanya kelompok kepentingan memiliki taktik atau strategi. Biasanya mereka menggunakan taktik lobi politik yang dilakukan oleh para lobbyists yang biasanya sudah terdaftar secara legal. Taktik pertama adalah Direct Lobbying, di mana lobi dilakukan langsung kepada pihak pemerintah pembuat kebijakan publik dengan menyampaikan informasi dan data sesuai dengan kepentingan tertentu. Selanjutnya adalah Grassroots Lobbying, taktik ini biasanya menggunakan cara langsung untuk mempengaruhi masyarakat luas dengan mengumpulkan dukungan dari masyarakat agar menjadi kekuatan yang lebih massal. Selanjutnya adalah Information Campaigns, taktik ini pada dasarnya dilakukan untuk menggiring pendapat publik agar terpengaruh oleh kelompok kepentingan tertentu. Kemudian cara lainnya adalah Hi-Tech Lobbying, lobi ini dilakukan dengan memaksimalkan penggunaan teknologi seperti mengirim e-mail, fax, polling di internet, dan penggunaan website. Terakhir adalah Coalition Building, di mana beberapa kelompok kepentingan yang memiliki suatu kesamaan bersatu secara formal maupun informal untuk mengefektifkan kinerja lobi yang mereka lakukan.18 Menurut penulis, pada praktik sistem politik di Amerika sangatlah pluralis, di mana pembuatan kebijakan lebih dipengaruhi oleh interaksi kelompok dan pemerintahan daripada pemilu. Maka dari itu kelompok kepentingan haruslah 17 18
Ibid., Hlm. 311-320. Ibid., Hlm. 320-324.
Universitas Indonesia
Peran Monsanto..., Reza Dwi Putra, FISIP UI, 2015
5/18
19
merepresentasikan masyarakat yang lebih luas, tetapi pada praktiknya terdapat bias. Salah satunya adalah bias dalam keanggotaan kelompok kepentingan, di mana orang-orang kelas menengah ke atas lebih banyak yang tergabung dalam suatu kelompok kepentingan daripada masyarakat kelas menengah kebawah. Tidak hanya itu, bias dalam kelompok kepentingan juga terlihat dari mobilisasi bisnis atau kepentingan bisnis yang menyertai kelompok kepentingan. Kemudian bias lainnya juga terlihat dari akses penerimaan oleh pemerintah terhadap kelompok kepentingan. Faktanya pada praktik interaksi antara suatu kelompok kepentingan dengan pemerintah, tidak semua kelompok memiliki kesempatan yang sama untuk melakukan aktifitas lobinya, beberapa kelompok memiliki kesempatan yang lebih besar daripada kelompok lainnya.19 Secara normatif kelompok kepentingan memang sangat diperlukan untuk melakukan berbagai fungsinya yang secara garis besar berfungsi sebagai sarana untuk menghubungkan antara masyarakat dengan pemerintahan. Namun fenomena yang terjadi di Amerika memiliki bias dalam praktik yang dilakukan oleh kelompok kepentingan. Bahkan bila merujuk pada survey yang terdapat dalam tulisan Janda et al. terdapat fenomena bahwa masyarakat Amerika Serikat melihat lobi-lobi yang dilakukan oleh kelompok kepentingan mengancam pelaksanaan demokrasi.20 Pandangan masyarakat tersebut memang lumrah bila melihat fakta bahwa adanya proses interaksi yang dilakukan oleh kelompok kepentingan dengan pemerintah terdapat banyak sekali penyimpangan yang terjadi. Bahkan menurut William L. Davis, dalam interaksi tersebut tidak jarang mengarah pada keuntungan-keuntungan untuk pihak pejabat pemerintahan dan kelompok-kelompok kepentingan tersebut, dan disisi lain masyarakat yang lebih luas tidak merasakan adanya keuntungan apapun.21 Maka dari itu, normatifnya memang dibutuhkan adanya kesadaran dari masyarakat untuk aktif memilah kelompok kepentingan yang benar-benar bekerja untuk masyarakat, bukan
19
Ibid., Hlm. 325-329. Ibid., Hlm. 305. 21 William L. Davis, dan Bob Figgins. "Do Economists Believe American Democracy Is Working?" Econ Journal Watch 6.2 (2009): 195-202. PDF.Diunduh dari http://econjwatch.org/file_download/250/2009-05-davisfiggins-char_issue.pdf. Terakhir diakses pada 6 Januari 2015. 20
Universitas Indonesia
Peran Monsanto..., Reza Dwi Putra, FISIP UI, 2015
5/18
20
sekedar untuk kepentingan elit atau golongan tertentu untuk meraup keuntungan baik secara langsung dari suatu kebijakan maupun yang tidak langsung.
I.7 Kerangka Alur Berpikir
Kerangka alur berpikir pada penulisan tugas karya akhir ini menggunakan hubungan sebab akibat. Dari alur berpikir tersebut dapat terlihat bahwa satu kejadian menimbulkan adanya kejadian lain yang merupakan bentuk reaksi atau suatu akibat tertentu. Pada awal alur berpikir disebutkan bahwa Proposisi 37 California diajukan untuk masuk pada pemungutan suara. Kemudian hal tersebut mengakibatkan timbulnya respon Monsanto yang menentang dan menginginkan agar porposisi tersebut gagal. Hal ini terjadi karena perusahaan ini terindikasi memiliki kepentingan karena Monsanto merupakan persusahaan yang berkaitan langsung
dengan
produk
transgenik.
Selanjutnya
untuk
mewujudkan
kepentingannya tersebut, Monsanto melakukan beberapa cara seperti membangun koalisi, melakukan kampanye informasi yang menjatuhkan Proposisi 37, serta mendonorkan dana untuk melakukan kampanye tersebut.
Universitas Indonesia
Peran Monsanto..., Reza Dwi Putra, FISIP UI, 2015
5/18
21
I.8 Asumsi Penelitian Berdasarkan latar belakang permasalahan, maka dalam penelitian ini penulis memiliki asumsi awal penelitian sebagai jawaban sementara. Penulis menarik asumsi bahwa peranan Monsanto sebagai salah satu perusahaan dan kelompok kepentingan yang memiliki sumber daya yang cukup besar dapat melakukan upaya tertentu yang memberi pengaruh signifikan dalam perumusan suatu kebijakan di Amerika Serikat khususnya di negara bagian California dengan ditandai gagalnya proposisi 37 tentang pelabelan produk pangan transgenik pada tahun 2012.
I.9 Metode Penelitian Pendekatan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pada penelitian kualitatif ini, penulis ingin melihat bagaimana cara atau hal apa saja yang dilakukan oleh Monsanto sebagai kelompok bisnis memberikan pengaruhnya dalam menggagalkan proposisi tentang pelabelan di California. Penelitian ini akan bersifat deskriptif analitis yaitu menggambarkan suatu situasi atau suatu korelasi secara spesifik dengan menggunakan data yang absah dan berdasarkan dengan fakta yang ada. Untuk melakukan penelitian ini, penulis akan mengumpulkan data dari library research atu studi literatur, serta studi dokumen yang memiliki keterkaitan dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini. Contoh bacaan tersebut didapat dari buku, jurnal, artikel, berita, data dari internet, dan beberapa hal lainnya. Selain itu beberapa sumber data penting adalah dokumen seputar kasus yang menjadi salah satu objek penelitian seperti data administratif yang terkait dengan kegiatan politik yang dilakukan oleh kubu penentang dan pendukung proposisi ini. Khususnya, proposisi 37 California yang merupakan proposisi tentang pelabelan makanan transgenik yang gagal disahkan menjadi kebijakan di California,
I.10 Sistematika Penulisan Bab I
:
Pendahuluan Bab ini berisi latar belakang permasalahan yang akan diteliti, pertanyaan penelitian, tujuan dan signifikansi
Universitas Indonesia
Peran Monsanto..., Reza Dwi Putra, FISIP UI, 2015
5/18
22
penelitian, kerangka teori dan konsep, bagan alur berpikir, asumsi awal penelitian, metode penelitian dan sistematika. Pada dasarnya bab pendahuluan ini menjadi pengantar, serta ulasan singkat dari apa yang akan diteliti selanjutnya.
Bab II
:
Monsanto Company dan Proposisi 37 tentang Pelabelan Produk Transgenik di California Pada bab kedua penulis akan membahas secara singkat gambaran umum tentang Monsanto sebagai kelompok kepentingan, dan gambaran umum mengenai proposisi 37 California pada tahun 2012
Bab III
:
Peran
Monsanto
Company
dalam
menggagalkan
Proposisi 37 tentang Pelabelan Produk Transgenik di California Bab ini akan berisi penjabaran peranan yang dilakukan oleh Monsanto untuk mengagalkan kebijakan pelabelan produk transgenik di California Amerika Serikat. Diantaranya akan di jelaskan tentang upaya untuk mempengaruhi masyarakat California, serta menjelaskan strategi Monsanto dalam mempengaruhi proses politik dari proposisi 37.
Bab IV
:
Penutup Bab terakhir berisi kesimpulan yang ditarik setelah diadakannya pembahasan dan analisis yang dilakukan pada bab sebelumnya.
Universitas Indonesia
Peran Monsanto..., Reza Dwi Putra, FISIP UI, 2015
5/18
BAB II MONSANTO COMPANY DAN PROPOSISI 37 TENTANG PELABELAN PRODUK TRANSGENIK DI CALIFORNIA
II.1 Sejarah dan Perkembangan Monsanto Monsanto merupakan perusahaan multinasional yang saat ini bergerak dalam bidang bioteknologi dan agrikultur. Perusahaan ini bermarkas di St. Louis, Missouri, Amerika Serikat. Selain di Missouri, perusahaan yang kini dipimpin oleh Hugh Grant ini telah memiliki lebih dari 400 fasilitas yang tersebar di 66 negara. Saat ini Monsanto dikenal sebagai raksasa dalam bidang agrikultur dan bioteknologi, terutama dengan bermacam produk benih transgenik dan varian pestisida yang Monsano produksi.22 Sebelum menjadi perusahaan yang mapan pada dua bidang tersebut, Monsanto memiliki perjalanan yang cukup panjang dan memiliki dinamikanya tersendiri. Tepatnya pada tahun 1901 perusahaan ini didirikan oleh John Francis Queeny, ia menamakan bisnisnya ini dengan nama dari istrinya sendiri yaitu Olga Monsanto Queeny.23 Saat pertama didirikan perusahaan ini memproduksi sakarin atau pemanis buatan yang akhirnya sukses menjadi pemasok utama untuk CocaCola. Kemudian bisnis ini berkembang pada tahun 1920an dan menghasilkan produk kimia lainnya seperti sedatif (obat tidur), laksatif (obat pencahar), dan aspirin.24 Kesuksesan perusahaan ini kemudian berkembang pesat setelah anak dari John Queeny yaitu Edgar Monsanto Queeny yang menjadi CEO Monsanto pertama pada tahun 1928. Di bawah pimpinan Edgar Queeny, Monsanto berubah 22
Joseph Zacune, “Combatting Monsanto: Grassroots resistance to the corporate power of agribusiness in the era of the ‘green economy’ and a changing climate”. La Via Campesina, Friends of the Earth International dan Combat Monsanto. Publikasi Maret 2012. Hlm. 3. PDF. diakses dari http://www.viacampesina.org/downloads/pdf/en/Monsanto-Publication-EN-FinalVersion.pdf Terakhir diakses pada 6 Januari 2015. 23 Monsanto Co., “Company History”. diakses dari http://www.monsanto.com/whoweare/pages/monsanto-history.aspx Terakhir diakses pada 6 Januari 2015. 24 Food and Water Watch, “Monsanto: A Corporate Profile”, Food and Water Watch Report, April 2013. Hlm 3. PDF. Diakses dari http://documents.foodandwaterwatch.org/doc/MonsantoReport.pdf Terakhir diakses pada 6 Januari 2015.
Universitas Indonesia
23
Peran Monsanto..., Reza Dwi Putra, FISIP UI, 2015
5/18
24
menjadi perusahaan yang lebih modern dan mulai memproduksi banyak hal di antaranya seperti plastik, bahan-bahan karet, tambahan bahan bakar, kafein buatan, cairan industri, deterjen pencuci piring, serat sintetik.25 Tidak sampai di situ, pada tahun 1940-an perusahaan ini mulai mencoba masuk ke dalam bidang agrikultur dengan memproduksi pestisida sintetik. Hingga pada akhir periode 1950an perusahaan ini mulai fokus dan membuat divisi khusus terkait bidang agrikultur. Beberapa produk awal divisi agrikultur Monsanto yang terkenal saat itu adalah herbisida Lasso di mana produk ini digunakan oleh mayoritas petani untuk tanaman jagung dan kedelai dan membawa keuntungan besar bagi divisi agrikultural ini. Kemudian prooduk lain Monsanto saat ituadalah Agent Orange yaitu jenis racun perusak tanaman yang digunakan oleh Amerika Serikat pada Perang Vietnam.26 Namun pada perkembangannya kedua produk tersebut mengalami kritik terkait masalah lingkungan. Herbisida Lasso dinilai terlalu keras dan merusak ekologis disekitar perkebunan jagung dan kedelai. Sementara Agent Orange di protes oleh masyarakat karena terlalu berbahaya untuk masyarakat sipil di Vietnam. Oleh karena itu pada tahun 1970an, Monsanto mulai berinovasi dengan melahirkan produk herbisida yang dinilai lebih ramah lingkungan. Ia mengeluarkan produk herbisida baru yang diberi nama Roundup.27 Sampai saat ini varian dari herbisida Roundup masih menjadi salah satu produk andalan dari Monsanto. Inovasi lain dari perusahaan ini datang lagi di awal periode 1980an, di mana perusahaan ini mulai mencoba merambah bidang bioteknologi. Monsanto mulai mencoba bidang ini dengan bekerja sama dengan perusahaan Genentech yang memang sudah mendalami bidang ini sebelumnya.28 Dengan prospek yang cukup besar, Monsanto mulai fokus pada bidang bioteknologi secara mandiri dan 25
Donald L. Barlett dan James B. Steele, “Monsanto’s Harvest of Fear” Vanity Fair. Mei 2008. Diaskses dari http://www.vanityfair.com/politics/features/2008/05/monsanto200805 Terakhir diakses pada 6 Januari 2015. 26 Kevin Yamazaki, Anastasia Dialynas, Jed Cullen, “Strategic Report for Monsanto Company” Vector Strategy Group. April 2010. Hlm 5-6. PDF. diakses dari http://economicsfiles.pomona.edu/jlikens/SeniorSeminars/vector2010/pdf/mon.pdf Terakhir diakses pada 6 Januari 2015. 27 Ibid., Hlm. 6. 28 Ibid., Hlm. 6.
Universitas Indonesia
Peran Monsanto..., Reza Dwi Putra, FISIP UI, 2015
5/18
25
akhirnya para peneliti dari perusahaan ini menciptakan bibit tanaman transgenik pertama di tahun 1981.29 Akhirnya pada pertengahan tahun 1990-an Monsanto telah mengantongi izin penjualan dari pemerintahan Amerika Serikat untuk mengkomersilkan hasil penelitian rekayasa genetik atas bibit tanaman pangan. Kala itu Monsanto menjual bibit kedelai Roundup Ready, bibit kentang tahan hama Newleaf dan bibit kapas tahan hama Bollgard. Tidak hanya bibit tanaman, penelitian awal bioteknologi yang dilakukan oleh Monsanto juga menghasilkan produk rGBH (recombinant Bovine Growth Hormone) yaitu hormon pertumbuhan sintetis yang digunakan pada sapi untuk memperbanyak hasil susu perahan.30 Dengan inovasi dari divisi agrikultur dan bioteknologi ini, Monsanto mulai beralih dari bisnis awalnya yang bergerak pada bidang kimia. Perusahaan ini mulai mengakuisisi beberapa perusahaan lain yang bergerak dalam bidang agrikultur terutama produsen-produsen bibit. Selain itu Monsanto juga menjual entitas awalnya yang bergerak pada bidang kimia dan akhirnya tetap jalan menjadi beberapa perusahaan terpisah di periode akhir 1990-an. Kedua hal ini bertujuan untuk memfokuskan perusahaan pada bidang agrikultur dan bioteknologi yang sepenuhnya tercapai pada tahun 2002.31 Restrukturisasi yang dilakukan telah membawa Monsanto menjadi raksasa pada bidang agrikultur. Hingga saat ini Monsanto dikenal sebagai produsen benih transgenik dan bermacam pestisida. Hal ini terlihat jelas dari dominasi yang dicapai oleh Monsanto. Sejak tahun 2005, Monsanto telah menjadi perusahaan bibit terbesar di dunia. Sebutan tersebut bukan tanpa alasan, namun kenyataannya Monsanto telah mememiliki lebih dari 90% paten dari seluruh tanaman transgenik yang sekarang tumbuh di seluruh penjuru dunia.32 Selain itu, Monsanto memiliki kontrol atas 27% dari pasar bibit komersil, dan dari seperempat itu ia sudah memiliki kontrol atas 90% pasar bibit kedelai.33 Hal-hal tersebut menjadi bukti dari perkembangan Monsanto yang kini dapat dikatakan sebagai pelopor dalam bidang bioteknologi dan juga raksasa pada bisnis agrikultur. 29
Donald L. Barlett dan James B. Steele, Loc.Cit. Kevin Yamazaki, Anastasia Dialynas, Jed Cullen. Loc.Cit. Hlm. 6-7. 31 Ibid,. Hlm. 7-8. 32 Marie-Monique Robin, The World According to Monsanto: pollution, corruption and the control of our food supply, New York: The New Press 2010. Hlm. 2. 33 Joseph Zacune. Loc.Cit. Hlm. 3. 30
Universitas Indonesia
Peran Monsanto..., Reza Dwi Putra, FISIP UI, 2015
5/18
26
II.2 Kegiatan Politik Monsanto Suatu bisnis tidak dapat lepas dari regulasi-regulasi yang ditetapkan oleh pemerintahan. Tidak terkecuali di Amerika Serikat yang menggunakan paham liberal sekalipun. Monsanto sebagai salah satu perusahaan yang lahir dan berkembang di Amerika Serikat menjadi salah satu contohnya. Selain itu, negara ini memang dikenal sangat pluralis dan ini tentu berimplikasi pada proses pembuatan kebijakan atau peraturan-peraturan yang berlaku di negara ini yang memberi ruang untuk dipengaruhi oleh aktor-aktor non-pemerintahan. Oleh karena itu tidaklah aneh bila Monsanto sebagai salah satu perusahaan besar di Amerika Serikat juga ikut andil dalam proses pembuatan kebijakan ataupun membangun ikatan tersendiri dengan para politisi atau aktor-aktor yang ikut dalam proses pembuatan kebijakan lainnya. Monsanto sendiri dengan tegas menyatakan bahwa akan berperan aktif dalam proses politik yang ada untuk menunjang keberlangsungan dari perusahaan. Pernyataan ini pun dimuat dalam situs resmi Monsanto yang berbunyi: “Monsanto is committed to participating constructively in the political process, as such participation is essential to the Company's long-term success”34
Untuk ikut andil dan berperan aktif dalam proses politik di Amerika Serikat, Monsanto memiliki berbagai cara. Salah satunya adalah dengan mendirikan Political Action Committee (PAC) atau Komite Aksi Politik. PAC sendiri merupakan suatu lembaga donor dari kelompok tertentu yang biasanya akan memberikan dana kepada aktor politik tertentu pada masa kampanye.35 Selain itu PAC juga biasanya mendonorkan dana pada suatu kampanye politik tertentu seperti voting atau referendum pada proses pembuatan kebijakan. Menurut Janda et al. pemberian dana ini bertujuan untuk menyisipkan kepentingan kepada aktor politik yang telah diberikan bantuan dana, di mana diharapkan aktor politik yang akan duduk dalam kursi pemerintahan akan memberikan voting yang searah dengan kepentingan kelompok pendonor 34
Monsanto Co., “Political Disclosure” diakses dari http://www.monsanto.com/whoweare/pages/political-disclosures.aspx Terakhir diakses pada 6 Januari 2015. 35 Kenneth Janda, Jeffrey M. Berry, dan Jerry Goldman. Op.Cit. Hlm. 333.
Universitas Indonesia
Peran Monsanto..., Reza Dwi Putra, FISIP UI, 2015
5/18
27
tersebut.36 Di Amerika Serikat sendiri pembentukan lembaga seperti ini memang disetujui secara legal formal dan diatur dalam Undang-Undang. Salah satu aturan dasar tentang PAC ini tertera pada Federal Election Campaign Act yang pertama di terapkan pada tahun 1970an.37 Perusahaan ini memiliki beberapa lembaga yang terdaftar untuk memberikan kontribusi dana kampanye. Lembaga tersebut diberi nama Monsanto Citizenship Fund (MCF) dan Monsanto Good Government Fund (MGGF). Menurut situs resmi Monsanto, kedua PAC ini secara umum memiliki perbedaan, di mana MCF merupakan bentuk PAC dari perusahaan ini. Pada dasarnya MCF menggalang dana dari sumbangan sukarela yang dikumpulkan dari karyawan Monsanto yang memenuhi syarat tertentu. Kemudian, dana yang terkumpul akan disalurkan kepada kandidat politik atau kampanye politik lainnya di tingkat federal maupun negara bagian yang dinilai sesuai dengan kebijakan dan tujuan perusahaan.
38
Sementara MGGF merupakan lembaga penyalur kontribusi dana
yang diberikan langsung dari kas perusahaan untuk disalurkan kepada kampanye kandidat politik atau kampanye politik lainya yang sesuai dengan tujuan Monsanto. Tetapi MGGF hanya dapat menyalurkan dana di tingkat negara bagian saja khususnya negara bagian yang mengijinkan adanya kontribusi dari pihak bisnis, karena peraturan yang ada melarang suatu perusahaan memberikan kontribusi di tingkat federal. Selain itu, MGGF juga memiliki dewan penasihat yang diberi nama Good Governance Fund Advisory Panel (GGFAP), kemudian dewan penasihat tersebut juga memiliki protokol berupa pengaturan dan prosedur operasi yang berisikan arahan bagi MGGF dalam melakukan kontribusi politik.39 Selain memberikan kontribusi dalam suatu kampanye tertentu, kegiatan politik Monsanto juga dapat terlihat dari fenomena revolving door. Pada dasarnya revolving door merupakan suatu konsep di mana seseorang berpindah-pindah dari 36
Ibid. Hlm.334-335. Federal Election Commission. “The FEC and the Federal Campaign Finance Law: Historical Background”. Diakses dari http://www.fec.gov/pages/brochures/fecfeca.shtml#Historical_Background Terakhir diakses pada 6 Januari 2015. 38 Monsanto Co., “Political Disclosure” diakses dari http://www.monsanto.com/whoweare/pages/political-disclosures.aspx Terakhir diakses pada 6 Januari 2015. 39 Monsanto Good Government Fund Advisory Panel. “Operating Policies and Procedures”. Diakses dari http://www.monsanto.com/documents/good-government-fund-operatingpolicies.pdf 37
Universitas Indonesia
Peran Monsanto..., Reza Dwi Putra, FISIP UI, 2015
5/18
28
sektor swasta ke sektor pemerintahan atau sebaliknya. Hal ini dimanfaatkan oleh aktor tersebut dengan membuat atau mempengaruhi suatu kebijakan pemerintah tertentu yang dapat menguntungkan suatu pihak non-pemerintahan khususnya suatu perusahaan tertentu.40 Bagi beberapa kalangan Monsanto memang dikenal sebagai salah satu perusahaan yang terindikasi menerapkan metode revolving door tersebut. Salah satu kasus revolving door yang cukup terkenal dan melibatkan Monsanto terjadi pada tahun 1990-an.41 Kala itu mantan pengacara yang bekerja untuk Monsanto, Michael R. Taylor, masuk ke dalam US Food and Drug Administration (FDA) yang merupakan salah satu regulator dalam lembaga pemerintahan Amerika Serikat terkait keamanan makanan dan obat-obatan. Taylor pernah bekerja di FDA pada tahun 1976-1980, Kemudian pada tahun 1981 ia bergabung ke dalam firma hukum yang menjadi klien Monsanto. Setelah itu ia ditunjuk menjadi deputi komisioner bidang kebijakan di FDA pada tahun 1991-1994, di mana kala itu merupakan periode perumusan izin
penjualan tentang produk
hormon
pertumbuhan sintetis yang diproduksi oleh Monsanto, dan akhirnya pada tahun 1994 produk yang diberi nama Posilac ini diberikan izin untuk dipasarkan oleh FDA.42 Selain itu di bulan Februari 1994 Taylor menulis tentang pedoman untuk perusahaan susu tentang pelabelan susu sapi rGBH dan non-rGBH, di mana susu non-rGBH harus di tulis tidak berbeda susu yang mengandung rGBH.43 Kemudian setelah berkarir di lembaga pemerintahan, pada akhir tahun 1998-2001 Taylor berpindah ke perusahaan swasta yaitu Monsanto dengan jabatan wakil ketua
40
Transparency International. “The Anti-Corruption Plain Language Guide” (Berlin: Transparency International, 2009). Hlm. 40. PDF. Diakses dari http://www.transparency.de/fileadmin/pdfs/Themen/Wirtschaft/TI_Plain_Language _Guide_280709.pdf 41 Transperancy International. “Regulating the Revolving Door” (Berlin: Transparency International, 2010). Hlm. 3. PDF. Diakses dari http://files.transparency.org/content/download/218/876/file/2010_WP_RevolvingDoor_EN.pdf 42 F. William Engdahl. “Seeds of Destruction. The Hidden Agenda of Genetic Manipulation”. (Quebec: Global Research 2007). Hlm. 10-12. 43 Jennifer Ferrara, “Revolving Doors: Monsanto and the Regulators”, The Ecologist vol 28, no. 5, September/Oktober 1998. Hlm. 290. PDF. Diakses dari http://frankenfoodfiles.files.wordpress.com/2010/10/ferrarafinal.pdf Terakhir diakses pada 6 Januari 2015.
Universitas Indonesia
Peran Monsanto..., Reza Dwi Putra, FISIP UI, 2015
5/18
29
bagian kebijakan publik. Saat ini Taylor kembali bekerja untuk FDA sebagai deputi komisioner untuk makanan dan obat-obatan hewan.44 Dugaan revolving door yang dilakukan oleh Monsanto bukan hanya terjadi pada kasus Michael Taylor saja. Terdapat beberapa dugaan kuat kasus revolving door lainnya yang melibatkan raksasa agribisnis ini. Beberapa diantaranya adalah Margaret Miller yang merupakan peneliti rGBH di Monsanto dan pada 1991 ia mulai bekerja di FDA pada bagian keamanan pangan manusia.45 Kemudian pada tahun 2009 terdapat nama Roger Beachy yang saat ini menjabat sebagai direktur di National Institute of Food and Agriculture yang berada di bawah Departemen Pertanian AS. Dahulu ia adalah salah satu peneliti senior di Monsanto. Selain itu terdapat nama Clarence Thomas yang merupakan hakim pembantu di Mahkamah Agung AS, dan ia pernah menjadi pengacara untuk Monsanto di awal karirnya.46 Selain itu terdapat juga nama Lidia Watrud yang pernah bekerja di Monsanto sebagai menejer teknologi dan akhirnya bekerja di Departemen Pertanian dan juga di lembaga perlindungan lingkungan AS, ia bekerja di lembaga pemerintahan tersebut di era kepemimpinan Clinton, Bush, dan Obama. Selain nama-nama tersebut masih banyak lagi nama-nama lain yang di duga menjadi revolving door bagi Monsanto.47 Kegiatan politik yang dilakukkan oleh Monsanto memang berkaitan erat dengan kepentingannya sebagai suatu perusahaan. Sebagai kelompok bisnis yang tidak lepas dari peraturan dan kebijakan negara, sangat wajar jika Monsanto mengedepankan kepentingan perusahaan. Terlebih dengan sistem politik di Amerika Serikat yang memang menyediakan ruang bagi aktor-aktor nonpemerintahan agar dapat menyuarakan kepentingannya.
44
Food and Water Watch. Loc.Cit. Hlm. 10. F. William Engdahl. Op.Cit., Hlm. 10. 46 Heather Rogers. “Monsanto’s Political Ties: The Reason We Don’t Label GMOs”. IVN.us, 2012. Diakses dari http://ivn.us/2012/07/11/monsantos-political-ties-the-reason-we-dont-labelgmos Terakhir diakses pada 6 Januari 2015. 47 Organic Consumers Association. “Background on Monsanto: Monsanto’s Government Ties” diakses dari http://www.organicconsumers.org/monsanto/ Terakhir diakses pada 6 Januari 2015. 45
Universitas Indonesia
Peran Monsanto..., Reza Dwi Putra, FISIP UI, 2015
5/18
30
II.3 Proposisi 37 California Proposisi 37 California tahun 2012 merupakan salah satu bentuk ballot measure atau pemungutan suara secara langsung yang diselenggarakan pada US election day atau hari pemilu yang saat itu jatuh pada 6 November 2012, dan diselenggarakan di hampir seluruh negara bagian AS termasuk di California.48 Proposisi ini didaftarkan dengan nama resmi "Genetically Engineered Foods. Mandatory Labeling Initiative Statute". Proposisi 37 secara garis besar bertujuan untuk memberikan ketentuan khusus untuk produk-produk pangan yang merupakan hasil dari rekayasa genetik agar diberikan label tertentu. 49 Kemudian, Proposisi 37 ini merupakan statuta dari insiatif yang di prakarsai oleh Pamm Larry, seorang aktivis dari kelompok Label GMOs dan bekerja sama dengan beberapa kelompok masyarakat lainnya di California.50 Setelah melewati proses pemungutan suara, proposisi ini tidak berhasil lolos dengan perolehan suara memilih “YA” sebanyak 48,6% (6.088.714 suara) dan yang memilih “TIDAK” sebanyak 51,4% (6.442.371 suara).51 Kekalahan dari proposisi ini cukup mengejutkan karena beberapa bulan sebelum pemungutan suara terdapat beberapa polling yang menunjukkan bahwa proposisi ini memiliki prospek yang cukup baik dan akan lolos pada tahap pengambilan suara nantinya. Beberapa polling tersebut di antara lain adalah polling yang dilakukan oleh Univesitas California Selatan yang diadakan pada September 2012. Survey ini menunjukkan bahwa 61% mendukung Proposisi 37, 25% menolak dan 14% belum menentukan pilihan.52 Kemudian terdapat juga survey dari Universitas Oklahoma pada 27-28 September yang menunjukan bahwa 76,8% orang yang 48
Proposisi merupakan salah satu istilah pemungutan suara langsung yang akan dipilih oleh rakyat. Proposisi biasanya berupa inisiatif atau referendum. Proposisi dapat diajukan oleh petisi masyarakat dan juga para legislatur di tingkat negara bagian. 49 California Secretary of State Debra Brown. “Proposition 37: Title Summary Analysis”. Hlm. 54. PDF. diakses dari http://vig.cdn.sos.ca.gov/2012/general/pdf/37-title-summ-analysis.pdf Terakhir diakses pada 6 Januari 2015. 50 Annie Spiegelman. “The Spark Behind the California Right to Know Genetically Engineered Food Act of 2012”. Diakses dari http://www.huffingtonpost.com/annie-spiegelman/geneticallyengineered-food_b_1245023.html Terakhir diakses pada 6 Januari 2015. 51 California Secretary of State Debra Brown, “Complete Statement of Vote: November 6, 2012, General Election”. Hlm. 69. PDF. diakses dari http://www.sos.ca.gov/elections/sov/2012general/sov-complete.pdf Terakhir diakses pada 6 Januari 2015. 52 Marc lifsher, “Poll finds Prop. 37 is likely to pass”, Los Angeles Times, 2012 http://articles.latimes.com/2012/sep/27/business/la-fi-prop37-times-poll-20120927 Terakhir diakses pada 6 Januari 2015.
Universitas Indonesia
Peran Monsanto..., Reza Dwi Putra, FISIP UI, 2015
5/18
31
terdapat dalam polling tersebut mendukung Proposisi 37.53 Selain itu juga terdapat survey lain dari SurveyUSA dan California Business Roundtable yang sama-sama dilakukan di awal Oktober 2012, polling ini juga menunjukan keunggulan dari pendukung Proposisi 37.54 Proposisi 37 California berasal dari inisiatif masyarakat dan memang sistem politik di Amerika Serikat menyediakan kesempatan untuk hal tersebut. Sejak tahun 1911, petisi inisiatif ini memungkinkan masyarakat untuk dapat langsung memberikan inisiatif kebijakan agar dapat dijadikan peraturan hukum baru yang sah dengan ketentuan-ketentuan tertentu. Pemrakarsa harus mendapatkan izin dari Jaksa Agung tentang judul resmi dan ringkasan yang nantinya akan dijadikan suatu proposisi. Kemudian, pemrakarsa harus mengumpulkan sejumlah tanda tangan dari minimal 5% dari jumlah warga negara yang memiliki hak suara dan menyetujui petisi tersebut dalam kurun waktu 150 hari setelah disetujui oleh jaksa agung yang berwenang.55 Proposisi ini berawal dari beberapa kalangan masyarakat
yang
memperhatikan tentang produk pangan yang beredar di Amerika Serikat. Salah satunya adalah Pamm Larry yang merupakan salah satu pemrakarsa Proposisi 37 ini. Terdapat dua hal yang memotivasi Larry untuk memulai gerakan ini, yaitu adalah kesadaran tentang pemilihan makanan untuk anak-anaknya dan ia merasa lembaga pemerintah seperti Departemen Pertanian, FDA, dan aktivis anti-GMO tidak ada yang memulai untuk membuat peraturan hukum tentang hal ini di California.56
53
Jayson L. Lusk and Brandon McFadden, “Voter’s Intentions on Proposition 37 Requiring Mandatory Labeling of Genetically Engineered”, Departemen Pertanian Universitas Oklahoma, Oktober 2012. Hlm. 5. PDF. Diakses dari http://agecon.okstate.edu/faculty/publications/4369.pdf Terakhir diakses pada 6 Januari 2015. 54 Ballotpedia. “California Proposition 37, Mandatory Labeling of Genetically Engineered Food (2012)”, diakses dari http://ballotpedia.org/California_Proposition_37,_Mandatory_Labeling _of_Genetically_Engineered_Food_%282012%29#Polling_information Terakhir diakses pada 6 Januari 2015. 55 California Secretary of State Debra Brown. ”History of Ballot Initiatives”. California Secretary of State's report, 2002. Hlm. 3. Diakses dari https://www.sos.ca.gov/elections/init_history.pdf Terakhir diakses pada 6 Januari 2015. 56 Candace Byrne, “Pamm Larry's GMO Journey”. Diakses dari http://www.ediblecommunities.com/shastabutte/online-magazine/fall-2012/proposition-37.htm Terakhir diakses pada 6 Januari 2015.
Universitas Indonesia
Peran Monsanto..., Reza Dwi Putra, FISIP UI, 2015
5/18
32
Kemudian, Larry memulai pergerakan untuk membuat sebuah inisiatif pada awal tahun 2011 dengan membuat website labelgmos.org dan halaman Facebook yang diberi nama Label GMOs. Kemudian mulai pertengahan Maret ia mulai membangun jaringan dan bekerja sama dengan sejumlah kelompok yang menggeluti bidang ini, selain itu ia juga bekerja sama dengan penggelut bisnis produk
organik.57
Sebelumnya
memang
telah
banyak
organisasi
non-
pemerintahan lainnya yang tersebar di Amerika Serikat dan memang memperhatikan tentang masalah ini. Karena isu tentang produk transgenik memang bukan hal yang baru di negara ini. Lalu, ditulislah draft judul dan ringkasan dari porposisi ini James Wheaton yang merupakan seorang jaksa. Akhirnya pada 18 Februari 2012 pihak jaksa agung menyetujui inisiatif ini dan memberikan tempo hingga 13 Juli 2012 untuk mengumpulkan 504,760 tanda tangan dari warga California. Kemudian, pada awal Mei 2012 kelompok ini berhasil mengumpulkan 971,129 tanda tangan yang membawa inisiatif ini untuk tercantum dalam election day pada November 2012.58 Pada dasarnya Proposisi 37 ini berisi tentang pengaturan pelabelan produk transgenik di California. Berdasarkan draft yang telah disetujui oleh kantor sekertaris negara bagian California, proposisi ini bertujuan untuk menegakkan hak warga California agar mendapatkan informasi lengkap tentang makanan yang mereka beli, khususnya makanan yang direkayasa secara genetik tidak bisa di cantumkan tulisan “natural” atau semacamnya sehingga masyarakat dapat mengetahui produk yang mereka beli.59 Bila berhasil lolos menjadi Undang-Undang, Proposisi 37 akan diterapkan pada 1 Juli 2014, dan setidaknya akan memberikan 2 aturan ketat tentang produk pangan di pasar California. Pertama, diperlukan label khusus dari produk makanan mentah atau olahan yang dibuat dari tanaman atau hewan yang diubah 57
Ibid. Ballotpedia. “California Proposition 37, Mandatory Labeling of Genetically Engineered Food (2012)”, diakses dari http://ballotpedia.org/California_Proposition_37,_Mandatory_Labeling _of_Genetically_Engineered_Food_%282012%29#Path_to_the_ballot Terakhir diakses pada 6 Januari 2015. 59 Proposition 37, Proposed Law, The California Right To Know Genetically Engineered Food Act. 2012. Bagian 2: Statement of Purpose. Diakses dari http://vig.cdn.sos.ca.gov/2012/general/pdf/text-proposed-laws-v2.pdf Terakhir diakses pada 6 Januari 2015. 58
Universitas Indonesia
Peran Monsanto..., Reza Dwi Putra, FISIP UI, 2015
5/18
33
melalui proses genetik tertentu, di mana makanan mentah akan diberi label “genetically engineered” dan makanan olahan akan diberi label "partially produced with genetic engineering”. Kedua, melarang adanya iklan atau label “natural” atau sejenisnya pada suatu produk pangan transgenik olahan maupaun mentah. Namun terdapat pengecualian dari ketentuan pada proposisi ini, yaitu makanan yang bersertifikat organik, makanan untuk perawatan medis tertentu, minuman beralkohol, makanan jadi yang dijual di restoran, komoditas pertanian yang tersertifikasi tidak mengandung rekayasa genetik buatan. Pada masa kampanyenya, Proposisi 37 mendapatkan dukungan dan tentangan dari beberapa elemen masyarakat. Setidaknya terdapat dua kubu koalisi yang menyatakan sikapnya, yaitu kubu koalisi “California Right to Know” yang mendukung Proposisi 37 dan kubu koalisi penentang yang tergabung dalam “No On Prop.37, Stop the Deceptive Food Labeling Scheme”. Kedua koalisi tentunya memiliki tujuannya masing-masing sesuai dengan sikap yang ditunjukkan. Seperti halnya suatu pemilihan umum, kedua koalisi tersebut melakukan kampanye untuk dapat mempengaruhi masyarakat dalam memberikan suaranya pada proposisi ini. Hal ini tentunya dilakukan karena lolos atau tidaknya proposisi ini ditentukan oleh jumlah suara yang diberikan oleh warga California pada hari pemungtan suara. Dalam menyatakan sikapnya, masing-masing kubu koalisi memiliki argumennya tersendiri. Kubu koalisi pendukung memiliki beberapa argumen diantanya, untuk mengetahui secara akurat produk yang beredar di pasaran, membandingkan peraturan tentang kewajiban melabelkan produk transgenik yang sudah diterapkan di 40 negara di seluruh dunia, dan masih ada kontroversi tentang produk pangan transgenik. Sedangkan kubu koalisi penentang memiliki argumen bahwa proposisi ini menyesatkan karena akan meningkatkan pajak, menambah birokrasi, membuat suatu peraturan hukum yang sembrono, penuh dengan kepentingan khusus dan menambah harga makanan tanpa memberikan manfaat kesehatan atau keselamatan.60 Kedua kubu koalisi yang terbentuk karena proposisi ini memiliki pihak pendukungannya masing-masing. Pada koalisi pendukung Proposisi 37, tergabung 60
California Secretary of State Debra Brown, “Proposition 37 Arguments and Rebuttals”, diakses dari http://www.voterguide.sos.ca.gov/past/2012/general/propositions/37/argumentsrebuttals.htm Terakhir diakses pada 6 Januari 2015.
Universitas Indonesia
Peran Monsanto..., Reza Dwi Putra, FISIP UI, 2015
5/18
34
beberapa organisasi dan aktivis yang fokus pada isu pangan, agama/kepercayaan, buruh, linkungan dan perlindungan konsumen. Beberapa contoh pendonor atau pendukungnya diantara lain adalah Organic Consumer Association, California Nurses Association, Center for Food Safety, Mercola Health Resources, Kent Whealy, Nature's Path Foods, The Institute for Responsible Technology, Partai Demokratik California, dan Partai Hijau California.61 Kemudian, dalam kubu koalisi penentang, tergabung beberapa kalangan khususnya perusahaanperusahaan yang bergerak dalam bisnis pangan dan kimia, hal ini terlihat dari 10 pendonor terbesar dalam upaya menggagalkan. Beberapa contoh pendukung atau pendonor dari kubu ini adalah Partai Republik California, Monsanto Company, E.I. Dupont De Nemours & Co., Pepsico Inc., Grocery Manufacturers Association, Nestle, dan beberapa perusahaan lainnya.62
61
“Yes on Prop 37 Endorsements” diakses dari http://www.carighttoknow.org/endorsements Terakhir diakses pada 6 Januari 2015. 62 No On Prop 37. “Donors – No On Prop 37” diakses dari http://www.noprop37.com/donors/ Terakhir diakses pada 6 Januari 2015.
Universitas Indonesia
Peran Monsanto..., Reza Dwi Putra, FISIP UI, 2015
5/18
BAB III PERAN MONSANTO COMPANY DALAM MENGAGALKAN PROPOSISI 37 TENTANG PELABELAN PRODUK TRANSGENIK DI CALIFORNIA
Pada bab sebelumnya telah disinggung mengenai Proposisi 37 di California yang telah gagal untuk lolos menjadi peraturan hukum di negara bagian California. Pokok dari proposisi tersebut berisi tentang pelabelan produk transgenik yang beredar di negara bagian California. Namun proposisi ini mengalami kegagalan dalam proses legislasinya, di mana Proposisi 37 kalah dalam pemungutan suara pada 6 November 2012 dengan selisih tipis sebesar 2,8% dari total suara yang masuk. Hal ini tentunya merupakan salah satu bukti kesuksesan dari kampanye kubu koalisi yang menolak Proposisi 37. Salah satu pendukung terbesar dari kubu koalisi ini adalah Monsanto, yang merupakan perusahaan multinasional dalam bidang agrikultur dan bioteknologi. Oleh karena itu, dalam bab III ini akan membahas tentang peran dan taktik dari Monsanto dalam melakukan penolakan terhadap Proposisi 37 California di tahun 2012. Sesuai dengan pertanyaan penelitian, penulis akan menguraikan tentang upaya-upaya yang dilakukan oleh Monsanto dalam menentang Proposisi 37. Kemudian dengan berpegang pada landasan teori dan konsep yang telah diuraikan, pembahasan yang dilakukan akan melihat Monsanto sebagai salah satu kelompok kepentingan yang melakukan strategi-strategi lobi tertentu dalam mempengaruhi hasil pemungutan suara pada Proposisi 37. Maka pada pembahasan ini akan menekankan pada strategi dan kegiatan lobi yang dilakukan oleh Monsanto.
III.1 Pandangan Dan Sikap Monsanto Terhadap Proposisi 37 Monsanto Company merupakan salah satu korporasi yang turut ikut andil dalam menggagalkan Proposisi 37. Monsanto sendiri merupakan perusahaan agribisnis dan bioteknologi yang dikenal mengeluarkan berbagai bibit tanaman transgenik yang telah tersebar ke seluruh dunia, selain itu perusahaan ini juga
Universitas Indonesia
35
Peran Monsanto..., Reza Dwi Putra, FISIP UI, 2015
5/18
36
dikenal dengan usaha-usaha bioteknologinya seperti pengembangan beberapa pestisida dan penelitian terhadap bibit tanamanan transgenik.63 Terkait dengan isu pelabelan terhadap produk pangan transgenik, tentunya perusahaan ini memiliki pandangan tersendiri. Hal ini tentu disebabkan karena isu pelabelan tersebut akan berimplikasi pada Monsanto yang merupakan salah satu produsen bibit tanaman transgenik terbesar di dunia. Maka dari itu, seperti yang dilansir dalam situs resmi Monsanto, setidaknya terdapat 3 pandangan perusahaan terhadap isu pelabelan produk pangan transgenik tersebut64: 1. Keamanan produk perusahaan yang dijual oleh Monsanto merupakan prioritas utama. Beberapa kelompok seperti pemerhati kesehatan, peneliti ahli, dan pemerintahan di beberapa negara sudah menyatakan bahwa produk transgenik aman. 2. Setiap negara mengembangkan aturan dalam pelabelan produk transgenik. Monsanto pun mendukung perusahaan makanan yang secara sukarela memberikan label pada produk yang dijual perusahaan tersebut. 3. Monsanto menentang beberapa inisiatif yang beredar saat ini, yang mewajibkan pelabelan pada produk pangan yang dikembangkan melalui bibit transgenik karena belum ada resiko yang ditunjukan. Pelabelan tersebut juga dapat berimplikasi pada opini bahwa produk transgenik yang dinilai kalah dari produk organik dan sebagainya.
Dari pernyataan tersebut, khususnya poin ketiga, Monsanto mempertegas bahwa perusahaan ini menentang adanya proses inisatif yang dilakukan di beberapa negara bagian Amerika Serikat. Karena hampir semua proses inisiatif menginginkan adanya pelabelan yang bersifat wajib bagi produk pangan transgenik. Pernyataan ini pun terbukti pada sikap perusahaan yang menentang
63
Monsanto Co., “Company History” diakses dari http://www.monsanto.com/whoweare/pages/monsanto-history.aspx Terakhir diakses pada 6 Januari 2015. 64 Monsanto Co., “Labeling Food and Ingredients Developed from GM Seed” diakses dari http://www.monsanto.com/newsviews/pages/food-labeling.aspx Terakhir diakses pada 6 Januari 2015.
Universitas Indonesia
Peran Monsanto..., Reza Dwi Putra, FISIP UI, 2015
5/18
37
salah satu proses inisiatif tentang pelabelan di California pada tahun 2012 yang disebut Proposisi 37. Hal kemudian ini dilakukan dengan cara berkontribusi pada kampanye untuk menolak proposisi tersebut.
III.2 Upaya Monsanto Untuk Mengagalkan Proposisi 37 Seperti yang telah dibahas sebelumnya, Monsanto telah jelas menyatakan bahwa perusahaan ini akan terlibat aktif dalam suatu proses politik untuk keberlangsungan perusahaan. Salah satu perwujudan dari pernyataan tersebut adalah keikut sertaan Monsanto dalam menentang Proposisi 37 di California. Tentangan yang dilakukan oleh perusahaan ini terkait dengan pandangan perusahaan yang jelas menolak adanya proses inisiatif yang mewajibkan pelabelan suatu produk transgenik. Hal ini jelas mengindikasikan bahwa Monsanto merupakan kelompok kepentingan seperti yang telah didefinisikan oleh Janda et al., dimana kelompok kepentingan merupakan badan terorganisir yang berisikan orang-orang dengan gagasan yang sama dan bertujuan untuk mempengaruhi keputusan dari suatu kebijakan publik.65 Dalam melakukan penentanganya terhadap Proposisi 37 Monsanto mengambil beberapa tindakan strategis. Tindakan tersebut dimanifestasikan dengan cara bergabung dengan koalisi penentang Proposisi 37, dan sekaligus mendonorkan sejumlah dana untuk keperluan kampanye penolakan Proposisi 37 melalui PAC yang dimiliki Monsanto kepada koalisi, lalu melakukkan kampanye untuk membentuk atau menggeser preferensi publik. Ketiga langkah tersebut dapat identifikasikan sebagai bentuk strategi lobi menurut Janda et al., yaitu coalition building, penggunaan PAC, information campaign.66 Strategi lobi ini tentunya diambil bukan tanpa alasan. Kondisi dalam proses pembentukan kebijakan pada kasus Proposisi 37 di California memang sepenuhnya berada di tangan masyarakat karena Proposisi 37 harus melalui proses pemungutan suara. Maka dari itu subjek yang harus dipengaruhi oleh Monsanto adalah warga California yang memiliki hak suara pada proses pemungutan suara yang menentukan kelanjutan dari lolos atau tidaknya proposisi ini. Dengan
65 66
Kenneth Janda, Jeffrey M. Berry, dan Jerry Goldman. Op.Cit., Hlm. 304. Ibid. Hlm. 333, 341, 342.
Universitas Indonesia
Peran Monsanto..., Reza Dwi Putra, FISIP UI, 2015
5/18
38
kondisi ini, maka selayaknya suatu pemilihan, Monsanto harus melakukan suatu lobi dalam bentuk kampanye yang berfungsi sebagai pembentukan atau menggeser opini publik warga California. Maka salah satu caranya adalah menyatukan pendapat kontra atas proposisi ini melalui sebuah koalisi dan sekaligus menyatukan sumber daya dari para kelompok yang tergabung dalam koalisi.
III.2.1 Membangun Koalisi Untuk Menentang Proposisi 37 California Monsanto membangun koalisi penentang Proposisi 37 yang diberi nama “NO Prop.37, Stop the Deceptive Food Labeling Scheme, sponsored by Farmers, Food Producers, and Grocers”. Koalisi ini merupakan gabungan dari beberapa elemen masyarakat, di antaranya seperti kelompok pertanian, kelompok entis, kamar dagang lokal, asosiasi buruh, kelompok advokat, kelompok kesehetan dan peneliti, advokat pembayar pajak, pemilik toko kelontong, kamar dagang, dan perusahaan makanan dan minuman (lihat lampiran 2).67 Pada dasarnya koalisi ini menyebut bahwa mereka adalah koalisi dari keluarga petani, pemilik toko, pebisnis kecil, dan produsen makanan. Namun pada kenyataannya koalisi ini di danai oleh perusahaan besar yang bergerak dalam bidang pertanian, bioteknologi, perusahaan makanan dan minuman, dan asosisai industri makanan. Hal ini juga diakui didalam dokumen yang dirilis oleh koalisi ini (lihat lampiran 2), yang berbunyi: “Major funding by Monsanto Company, E.I. DuPont de Nemours & Co., Grocery Manufacturers Association (GMA) and more than 40 food company members.“68
Pernyataan tersebut memang tepat adanya. Monsanto dan beberapa perusahaan besar lain menjadi salah pendonor yang mendanai koalisi ini. Namun, Monsanto menjadi pendonor yang tersebesar untuk koalisi ini. Dari laporan pengeluaran salah satu PAC Monsanto, perusahaan ini mengeluarkan dana sebesar
67
No On Prop 37, “Opposed to Prop 37 Coalition List 10.26.2012”. Diakses dari http://www.oldorchardconservancy.org/wp-content/uploads/2012/11/Opposed-to-Prop-37Coalition-List-10-26-2012.pdf Terakhir diakses pada 6 Januari 2015. 68 Ibid.
Universitas Indonesia
Peran Monsanto..., Reza Dwi Putra, FISIP UI, 2015
5/18
39
$8.112.867 yang dikeluarkan dari pertengahan Agustus 2012 hingga akhir Oktober 2012.69 terdapat nama-nama pendonor tersbesar lainnya seperti E.I. Dupont De Nemours & Co., Pepsico, Inc., Grocery Manufacturers Association, DOW Agrisciences,
Coca-Cola North America, Biotechnology Industry
Organization. Rata-rata dari nama-nama tersebut menyumbangkan lebih dari $100.000 untuk keperluan koalisi ini. Berikut adalah tabel III.1 yang memuat daftar 20 pendonor dana terbesar untuk koalisi No On Prop. 37:
69
Monsanto Good Government Fund, “MGGF Contributions July 1, 2012 through December 31, 2012”. State and Local Contribution Information. Hlm. 2. Diakses dari http://www.monsanto.com/sitecollectiondocuments/jul12-dec12-political-contributions.pdf Terakhir diakses pada 6 Januari 2015.
Universitas Indonesia
Peran Monsanto..., Reza Dwi Putra, FISIP UI, 2015
5/18
40
Tabel III.1 Daftar Nama Pendonor Terbesar Untuk Koalisi No On Prop. 37
Peringkat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Nama
Jenis
Jumlah
Pendonor
Pendonor
Donor
Monsanto Company E.I. Dupont De Nemours & Co. Pepsico, Inc. Grocery Manufacturers Association DOW AgroSciences Bayer Cropscience BASF Plant Science Syngenta Corporation Kraft Foods Global Coca-Cola North America Nestle USA
Agribisnis dan Bioteknologi Perusahaan Kimia
$8,112,867 $5,400,000
Perusahaan Minuman Asosiasi Industri Makanan
$2,145,400 $2,002,000
Agribisnis dan Bioteknologi Agribisnis dan Bioteknologi Bioteknologi Agribisnis Perusahaan Makanan Perusahaan Minuman Perusahaan Makanan dan Minuman Perusahaan Makanan Perusahaan Makanan Perusahaan Makanan Perusahaan Makanan Perusahaan Makanan Perusahaan Makanan Perusahaan Makanan Perusahaan Makanan Perusahaan Makanan dan Minuman
$2,000,000 $2,000,000 $2,000,000 $2,000,000 $1,950,500 $1,700,500 $1,315,600
Conagra Foods General Mills Kellogg Company Smithfield Foods Del Monte Foods Campbell's Soup Heinz Foods Hershey Company The J.M. Smucker Company
Jumlah
$1,176,700 $1,135,300 $790,000 $683,900 $674,100 $500,000 $500,000 $493,900 $485,000 $37,065,767
Sumber : Data laporan keuangan masuk koalisi No On Prop. 37. Kantor sekrertaris negara bagian California tahun 2012
Universitas Indonesia
Peran Monsanto..., Reza Dwi Putra, FISIP UI, 2015
5/18
41
Dari Tabel III.1 dapat telihat bahwa kubu koalisi berisikan perusahaanperusahaan besar yang namanya sudah tidak asing lagi. Dari pendonor-pendonor besar tersebut dapat diidentifikasi bahwa koalisi ini mendapat dana dari perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam industri pertanian, bioteknologi dan makanan. Selain itu dapat terlihat juga jumlah dana yang disumbangkan oleh para pendonor terbilang sangat besar. Hal tersebut dapat menunjukkan adanya kesamaan
kepentingan
dari
perusahaan-perusahaan
tersebut
yang
tidak
menginginkan adanya pelabelan wajib bagi suatu produk pangan transgenik, di mana dapat terwujud jika Proposisi 37 kalah pada masa pemungutan suara. Selain itu dengan bergabungnya beberapa perusahaan di koalisi ini dapat menunjukkan bahwa mayoritas atau sebagian dari perusahaan-perusahaan tersebut memiliki keterkaitan dengan produk transgenik. Contohnya adalah Monsanto, BASF, Bayer, Dow AgroSciences, DuPont Pioneer, dan Syngenta yang secara langsung memang bisnis mereka mengembangkan tanaman transgenik.70 Juga perusahaan seperti Kraft, Coca-cola, Nestle, Kellogg, dan Heinz yang memiliki keterkaitan dengan produk transgenik dalam menjalankan bisnisnya.71 Kemudian dari Tabel III.1 dapat terlihat bahwa jumlah donor yang disalurkan oleh keduapuluh perusahaan tersebut cukup besar yaitu $37.065.767. Namun angka tersebut belum merupakan total keseluruhan donor dana yang masuk untuk koalisi ini. Dari data kantor sekretaris negara bagian California jumlah total dana yang masuk ke koalisi ini adalah $44.252.460,03.72 Jumlah ini terbilang sangat besar, tidak sebanding dengan jumlah total $7.286.467,6973 yang 70
Biology Fortified, “Genetic Engineering Companies”. Diakeses dari http://www.biofortified.org/resources/genetic-engineering-companies/ Terakhir diakses pada 6 Januari 2015. 71 Marco Torres, “We Need To Ban Brands From The 8 Biggest Food Companies In The World Who Use GMO”. Diakses dari http://preventdisease.com/news/13/091313_We-Need-To-BanBrands-From-The-8-Biggest-Food-Companies-In-The-World-Who-Use-GMO.shtml Terakhir diakses pada 6 Januari 2015. 72 California Secretary of State Debra Brown. “Campaign Finance: NO ON 37: COALITION AGAINST THE DECEPTIVE FOOD LABELING SCHEME, SPONSORED BY FARMERS AND FOOD PRODUCERS” diakses dari http://cal-access.sos.ca.gov/Campaign/Committees/ Detail.aspx?id=1344135&session=2011&page=*&view=received Terakhir diakses pada 6 Januari 2015. 73 California Secretary of State Debra Brown. “Campaign Finance: YES ON 37 FOR YOUR RIGHT TO KNOW IF YOUR FOOD HAS BEEN GENETICALLY ENGINEERED. SUPPORTED BY CONSUMER ADVOCATES, MAKERS OF ORGANIC PRODUCTS & CALIFORNIA FARMERS”. Diakses dari http://cal-access.sos.ca.gov/Campaign/Committees/
Universitas Indonesia
Peran Monsanto..., Reza Dwi Putra, FISIP UI, 2015
5/18
42
dikumpulkan oleh koalisi pendukung Proposisi 37 untuk melakukan kegiatan kampanyenya pada tahun 2012. Terakhir, bila dilihat dari sisi sumber daya pendanaan di antara kedua koalisi tersebut, maka jelas bahwa koalisi penentang Proposisi 37 ini lebih unggul jauh hingga 6:1 dari koalisi pendukung Proposisi 37. Sumber daya finansial ini tentunya memiliki pengaruh, terutama pada pengeluaran dana dari masing-masing koalisi untuk melakukan kegiatan kampanye mereka. Dengan keunggulan dana yang dimiliki maka seharusnya pihak koalisi penentang Proposisi 37 dapat melakukan kegiatan kampanye yang melebihi pihak koalisi pendukung.
III.2.2. Kampanye Informasi Menolak Proposisi 37 Setelah membangun koalisi yang kuat secara sumber daya, taktik lain yang digunakan oleh Monsanto dan koalisinya adalah kampanye. Hal ini dibutuhkan untuk menarik suara masyarakat California untuk ikut menolak Proposisi 37, karena masyarakat California sendiri yang akan menentukan kelanjutan dari Proposisi 37 pada hari pemungutan suara. Kemudian mereka memiliki beberapa pendapat yang menjadi dasar untuk menjadi berbagai konten yang ada dalam kampanye yang mereka lakukan. Konten kampanye tersebut dalam penerapannya dilakukan tersendiri dalam beberapa bentuk kampanye, contohnya adalah membangun situs internet, membuat halaman Facebook, beriklan di media, dan beberapa cara lainnya. Monsanto dan koalisi penentang Proposisi 37 pada dasarnya memiliki beberapa argumen dasar yang dibawa sebagai landasan untuk konten kampanyenya. Setidaknya terdapat 5 argumen yang tertera pada situs resmi koalisi ini.74 1. Menurut koalisi ini porposisi 37 bertentangan dengan sains karena bioteknologi atau rekayasa genetik telah digunakan selama dua dekade terakhir pada beberapa tanaman seperti jagung, kedelai dan hasil pertanian lainnya yang tahan penyakit, hama dan membutuhkan lebih
74
Detail.aspx?id=1342851&session=2011 Terakhir diakses pada 6 Januari 2015. No On Prop 37. “Get The Facts”. Diakses dari http://www.noprop37.com/facts/ Terakhir diakses pada 6 Januari 2015.
Universitas Indonesia
Peran Monsanto..., Reza Dwi Putra, FISIP UI, 2015
5/18
43
sedikit pestisida. Ribuan dari produk pangan olahan dibuat dari bahanbahan dari tanaman transgenik. Proposisi ini hanya akan melarang makan-makan yang sangat aman tersebut di California, kecuali makanan-makanan tersebut diberikan label khusus atau dibuat ulang yang hanya memakan biaya tambahan. 2. Proposisi ini sarat akan kepentingan khusus yang terlihat dari celah dan pengecualiannya. Contohnya, susu kedelai dari bahan transgenik membutuhkan label khusus, sementara susu sapi tidak memerlukan label. Produk olahan susu hewan, daging, telur dan unggas juga dibebaskan dari label. Jus buah transgenik juga memerlukan label khusus, sementara minuman alkohol yang dibuat dari bahan transgenik dibebaskan. Makanan transgenik yang dijual di toko diwajibkan label, namun restoran yang menjual makanan yang sama tidak diharuskan. 3. Proposisi 37 hanya akan menambah birokrasi di California, karena dibutuhkan pemantauan terhadap puluhan ribu label makanan, di puluhan ribu toko, pengecer, peternakan, dan perusahaan makanan. Selain itu porposisi ini tidak memberikan batasan terhadap anggaran yang akan dipakai dalam penegakannya, jadi akan ada pemborosan dari pajak yang mayarakat bayar. 4. Proposisi 37 menciptakan skema penututan hukum baru. Di mana proposisi ini memberikan kewenangan bagi pengacara untuk menuntut petani atau toko makanan. Kemudian pihak yang dituntut dapat membayar pengacara lain untuk menyelsaikan masalah tersebut. Maka menurut koalisi penentang, Proposisi 37 akan menguntungkan beberapa pengacara, terutama para pengacara pendukung proposisi ini. 5. Porposisi 37 akan memaksa petani dan perusahaan makanan akan meningkatkan harga produknya untuk menutup biaya label baru, pengemasan baru, distribusi ulang, pembukuan dan biaya operasional birokrasi lainnya. Atau perusahaan terpaksa beralih ke bahan baku organik yang lebih mahal hanya untuk menjual produknya di California.
Universitas Indonesia
Peran Monsanto..., Reza Dwi Putra, FISIP UI, 2015
5/18
44
Seperti
yang
telah
disinggung
sebelumnya,
dalam
melakukan
kampanyenya Monsanto dan pihak koalisi penentang Proposisi 37 menggunakan beberapa cara. Cara tersebut diantara lain adalah menyebarkan selebaran, kampanye melalui iklan di televisi, radio, surat kabar, membuat situs internet, dan membuat halaman Facebook, hingga membuat kanal Youtube. Seluruh cara kampanye tersebut pada dasarnya menggunakan atau mengelaborasi seluruh atau sebagian dari lima pendapat tersebut. Dalam mempengaruhi masyarakat California, Monsanto dan koalisi ini tidak hanya memberikan pesan kampanye berdasarkan kelima argumen dasar tersebut. Namun mereka juga menggunakan informasi-informasi yang datang dari penelitian atau dari ahli bidang tertentu. Pada dasarnya infomasi yang disajikan dari penelitian dan para ahli tersebut digunakan untuk menguatkan kelima argumen dasar dari kampanye mereka. Beberapa contoh dari kampanye informasi ini adalah menyebutkan dalam situs resmi koalisi bahwa: “There have been more than 300 independent medical studies on the health and safety of foods made using genetically engineered ingredients. The World Health Organization, the National Academy of Sciences, the American Medical Association and many others have all come to the conclusion that foods made using GE ingredients are safe, and are not materially different than other foods”75
Selain memaparkan tentang keamanan dari produk transgenik, koalisi ini juga memaparkan informasi tentang penambahan biaya pajak, harga makanan, dan biaya birokrasi yang akan diakibatkan oleh Proposisi ini. Informasi yang digunakan adalah analisa dari Legislative Analyst’s Office yang merupakan
75
No On Prop 37, “American Medical Association Takes Official Position That ‘There Is No Scientific Justification For Special Labeling Of Bio-engineered Foods’” dikses dari http://www.noprop37.com/press/american-medical-association-takes-official-position-thatthere-is-no-scientific-justification-for-special-labeling-of-bioengineered-foods/ Terakhir diakses pada 6 Januari 2015.
Universitas Indonesia
Peran Monsanto..., Reza Dwi Putra, FISIP UI, 2015
5/18
45
lembaga resmi pemerintahan California untuk menganalisa suatu RUU,76 dan studi yang dilakukan oleh Nortbridge Environmental Management Consultant.77 Informasi yang melibatkan penelitian atau para ahli juga digunakan oleh Monsanto dalam menyatakan sikapnya dalam peraturan pelabelan. Dalam situs resminya, Monsanto memberikan beberapa tautan dokumen dan publikasi dari para ahli tentang produk transgenik dan isu pelabelan yang berkembang. Beberapa contohnya tautan yang dapat diakses dari situsr resmi Monsanto adalah “Statement by the American Association for the Advancement of Science Board of Directors on Labeling of Genetically Modified Foods (2012)”, “American Medical Association (AMA) Report on Labeling of Bioengineered Foods (2012)”, “Institute of Food Technologists (IFT) Expert Report: Biotechnology and Foods (2000)”, “World Health Organization (WHO). Modern food biotechnology, human health and development: an evidence-based study (2005)”.78 Kemudian, bila dilihat dari penggunaan media elektronik untuk koalisi ini berkampanye memang terbilang cukup besar. Dalam kanal Youtube NoProp37 terdapat arsip iklan yang digunakan koalisi ini pada beberapa media elektronik.79 Penggunaan media televisi sebagai media kampanye menentang proposisi ini dilakukan dengan memasang iklan berdurasi 30 detik di beberapa stasiun TV. Beberapa iklan tersebut diantaranya berjudul “Weapon-Grade Junk”, “Farmers Versus Lawyers”, “Complex and Costly”, “Ray Martinez, Dueno de Mercado”. Kemudian itu mereka juga memasang iklan berdurasi 1 menit di Radio, beberapa diantaranya berjudul “Dr. Henry Miller – No on 37”, “Newspaper Quotes”, “They’re at it again”. Selain itu koalisi ini juga memasang dua iklan online 76
Legislative Analyst’s Office. “Proposition 37: Genetically Engineered Foods”. Legislative Analyst’s Office Report September 2012. Hlm 4. Dikses dari http://www.lao.ca.gov/handouts/resources/2012/Genetically_engineered_foods_09_13_12.pdf Terakhir diakses pada 6 Januari 2015. 77 Nortbridge Environmental Management Consultant. “The Genetically Engineered Foods Mandatory Labeling Initiative: Overview of Anticipated Impacts and Estimated Costs to Consumers”. Nortbridge Environmental Management Consultant Publication. Juli 2012. Hlm. 4. http://files.vkk.me/text/8a39e65d3fc7f5738937bc889c2523a1ef1cb776.pdf Terakhir diakses pada 6 Januari 2015. 78 Monsanto Co., “Labeling Food and Ingredients Developed from GM Seed” diakses dari http://www.monsanto.com/newsviews/pages/food-labeling.aspx Terakhir diakses pada 6 Januari 2015. 79 NoProp37, kanal youtube resmi koalisi No On Prop 37. Diakses dari https://www.youtube.com/user/NoProp37/videos Terakhir diakses pada 6 Januari 2015.
Universitas Indonesia
Peran Monsanto..., Reza Dwi Putra, FISIP UI, 2015
5/18
46
berdurasi 16 detik dengan judul “All Cost” dan “Pizza”. Secara garis besar, keseluruhan iklan tersebut menyampaikan beberapa pesan yang didasari dari kelima argumen pokok koalisi ini. Kemudian koalisi ini juga menggunakan media sosial dengan membuat laman Facebook. Laman ini dibuat pada 12 Maret 2012, dan disukai oleh lebih dari 21.000 akun Facebook lainnya. Pada bagian profil, laman ini memuat pesan “Prop 37 is not a simple measure. It will result in shakedown lawsuits, it exempts huge categories of foods, and it will increase bureaucracy, red tape and taxpayer costs - without providing any health or safety benefits”.
Selain itu, laman ini juga memuat berbagai pesan dan informasi setiap minggunya, yang merupakan bentuk kampanye lain dari koalisi ini. Selain itu laman ini juga memuat beberapa gambar yang memuat konten-konten kampanye, serta beberapa video yang juga di muat dalam kanal Youtube koalisi ini.80 Keseluruhan konten dari laman ini juga didasari dari kelima argumen pokok yang telah dipaparkan sebelumnya. Berdasarkan kantor sekretaris negara bagian California, keseluruhan dari biaya kampanye dan seluruh operasional kegiatan kampenye ini mencapai angka $44.109.153,88.81 Kemudian, pengeluaran terbesar dari koalisi ini digunakan untuk membayar Winner & Mandbach Campaign, konsultan kampanye swasta. Tercatat lebih dari $34.000.000 untuk membayar keperluan dari Winner & Mandbach Campaign untuk mengurus kampanye melalui televisi, radio, dan media internet lainnya. Hal ini menunjukan bahwa koalisi ini dominan menggunakan media elektronik sebagai penyampaian pesan dari kampanyenya. Kampanye melalui iklan di media elektronik ini rupanya cukup berhasil menambah dukungan dari masyarakat untuk menolak proposisi ini. Dimuat dalam berita Los Angeles Times dengan tajuk “Support for Proposition 37 is slipping, poll finds”. Berita ini menginformasikan bahwa setelah meningkatnya iklan-iklan kampanye yang dilakukan oleh koalisi penentang Proposisi 37 pada Oktober 80
No Prop 37, Laman resmi koalisi No On Prop 37. Diakses dari https://www.facebook.com/NoProp37 Terakhir diakses pada 6 Januari 2015. 81 California Secretary of State Debra Brown. “Campaign Finance: NO ON 37: COALITION AGAINST THE DECEPTIVE FOOD LABELING SCHEME, SPONSORED BY FARMERS AND FOOD PRODUCERS” http://cal-access.sos.ca.gov/Campaign/Committees/Detail.aspx? id=1344135&session=2011&view=expenditures Terakhir diakses pada 6 Januari 2015.
Universitas Indonesia
Peran Monsanto..., Reza Dwi Putra, FISIP UI, 2015
5/18
47
2012, mengakibatkan adanya kenaikan polling atas penolakan masyarat terhadap Proposisi 37.82 Polling ini dilakukan oleh Pepperdine University School of Public Policy dan the California Business Roundtable dalam survey terhadap beberapa pemungutan suara inisiatif di California pada tahun 2012. Polling tentang pilihan masyarakat terhadap Proposisi 37 yang dilakukan oleh lembaga ini dilakukan 8 kali yaitu pada 1 kali Juli 2012, 3 kali pada Agustus 2012, 2 kali pada September 2012, dan 2 kali pada Oktober 2012. Dari polling yang dilakukan pada 800 masyarakat California ini menunjukan adanya perubahan signifikan pada bulan oktober 2012. Dimana terdapat penurunan drastis pada pemilih YA untuk Proposisi 37 sebanyak 2 kali yaitu 66,9% pada 27 September 2012 menurun ketingkat 48,3% pada 11 Oktober dan menurun lagi menjadi 39,1% pada 30 Oktober 2012. Sebaliknya, terdapat peningkatan drastis pada pemilih TIDAK untuk Proposisi 37 yaitu 22,3% pada 27 Septemeber 2012 menjadi 40.2 pada 11 Oktober 2012 dan meningkat lagi menjadi 50,5% pada 30 Oktober 2012.83 Dari polling tersebut memang terlihat bahwa kenaikan dari pilihan TIDAK berada pada bulan Oktober. Hal ini bertepatan dengan kenaikan jumlah pengeluaran koalisi yang digunakan untuk membayar Winner & Mandbach Campaign untuk mengurus iklan-iklan kampanye di media elektronik. Menurut data dari kantor srkretaris negara bagian California, biaya yang dikeluarkan oleh Winner & Mandbach Campaign untuk iklan kampanye mengalami peningkatan dari sebelunya total pada bulan September sebesar $14.411.000. Kemudian pada pada bulan Oktober terjadi penambahan lagi sebesar $20.000.000. Peningkatan biaya iklan kampanye pada bulan Oktober ini tentunya merupakan salah satu upaya dari Monasnto dan koalisinya untuk menambah frekuensi iklan menjelang pemungutan suara pada awal November. Strategi Monsanto dan koalisinya untuk meningkatkan intensitas iklan beberapa minggu sebelum pemungutan suara tersebut cukup berhasil. Hal ini
82
Marc Lifsher, “Support for Proposition 37 is slipping, poll finds” Los Angeles Times, 2012 http://articles.latimes.com/2012/oct/12/business/la-fi-prop37-exemptions-poll-20121012 Terakhir diakses pada 6 Januari 2015 83 Pepperdine University School of Public Policy, the California Business Roundtable. “Initiative Survey Series 2012”. Diakses dari http://www.cbrt.org/initiative-survey-series-2012/ Terakhir diakses pada 6 Januari 2015
Universitas Indonesia
Peran Monsanto..., Reza Dwi Putra, FISIP UI, 2015
5/18
48
terlihat dari pergeseran pilihan masyarakat California menjelang pemilu bila merujuk dari polling pra-pemungutan suara yang diselanggarakan oleh Pepperdine University School of Public Policy dan the California Business Roundtable. Selain itu, strategi peningkatan intensitas iklan kampanye oleh koalisi penentang ini juga tidak sebanding dengan intensitas iklan kampanye yang dilakukan oleh koalisi pendukung. Hal ini terlihat dari pengeluaran dana kampanye yang dilakukan oleh kelompok pendukung yang sangat rendah dibandingakan dengan dana untuk iklan kampanye dari kelompok penentang. Dimana kelompok penentang hanya mengeluarkan $7.372.136,65 untuk total keseluruhan pengeluaran kegiatan kampanye. Kemudian dana yang dikeluarkan oleh kelompok pendukung untuk kampanye melalui media elektronik hanya sebesar $2.722.586,5.84 Jumlah tersebut tentunya sangat jauh bila dibandingkan dengan dana yang dikeluarkan oleh Monsanto dan koalisi yang berjumlah lebih dari $30 juta.
84
California Secretary of State Debra Brown. “Campaign Finance: YES ON 37 FOR YOUR RIGHT TO KNOW IF YOUR FOOD HAS BEEN GENETICALLY ENGINEERED. SUPPORTED BY CONSUMER ADVOCATES, MAKERS OF ORGANIC PRODUCTS & CALIFORNIA FARMERS”. Diakses dari http://cal-access.sos.ca.gov/Campaign/ Committees/Detail.aspx?id=1342851&session=2011&view=expenditures Terakhir diakses pada 6 Januari 2015.
Universitas Indonesia
Peran Monsanto..., Reza Dwi Putra, FISIP UI, 2015
5/18
BAB IV PENUTUP
Proposisi 37 California 2012 merupakan salah satu bentuk pemungutan suara di California tentang pelabelan produk pangan transgenik. Proposisi ini menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat California. Hal ini terlihat dari resepon yang berdatangan dari beberapa pihak. Salah satu respon tersebut datang dari perusahaan yang bergerak dalam bidang agrikultur dan bioteknologi yaitu Monsanto. Perusahaan ini sangat berkaitan dengan produk transgenik karena Monsanto memproduksi bibit tanaman transgenik. Monsanto menyatakan sikapnya untuk tidak mendukung bentuk pemungutan suara inisiatif yang ingin mewajibkan pemberian label terhadap produk-produk transgenik. Maka dari itu Monsanto akhirnya mengambil sikap untuk melawan Proposisi 37 di California. Monsanto menyatakan bahwa akan berperan dalam suatu proses politik untuk perkembangan usahanya. Dengan adanya Proposisi 37, maka Monsanto pun akhirnya turut aktif untuk mempengaruhi proses legislasi ini. Perusahaan ini memanfestasikan sikapnya tersebut dengan cara melakukan taktik-taktik tertentu agar dapat mempengaruhi pilihan masyarakat terhadap pemungutan suara atas Proposisi 37. Berdasarkan temuan penelitian yang dilakukan, setidaknya terdapat tiga taktik yang digunakan oleh Monsanto. Pertama membangun koalisi dengan beberapa kelompok lain yang memiliki kepentingan untuk menolak Proposisi 37. Koalisi tersebut bernama “No On 37: Coalition Against The Deceptive Food Labeling Scheme, Sponsored by Farmers and Food Producers. Koalisi ini mewakili berbagai kalangan masyarakat, namun secara dominan koalisi ini di dukung oleh beberapa perusahaan-perusahaan besar. Kedua, mendonorkan sejumlah dana untuk kegiatan kampanye yang dilakukan oleh koalisi penentang. Monsanto merupakan pendonor dana terbesar diantara pendonor-pendonor lainnya. Setidaknya Monsanto mendonorkan 21% dari jumlah total dana yang terkumpul dari puluhan pendonor lainnya. Dana tersebut digunakan untuk keperluan kampanye penolakan Proposisi 37.
Universitas Indonesia
49 Peran Monsanto..., Reza Dwi Putra, FISIP UI, 2015
5/18
50
Ketiga, Monsanto dan koalisinya melakukan kampanye besar-besaran untuk mempengaruhi masyarakat California. Kampanye yang dilakukan pada dasanya adalah kampanye informasi, di mana Monsanto dan Koalisi menyampaikan informasi-informasi yang dapat mempengaruhi masyarakat agar menolak proposisi ini pada hari pemilihan nantinya. Dalam menyampaikan informasi-informasi tersebut, Monsanto dan koalisinya menggunakan berbagai media seperti selembaran, memasang iklan di televisi, radio, media cetak, membuat situs di internet, dan juga membuat laman pada media sosial Facebook. Namun intensitas penggunaan media kampanye tersebesar oleh koalisi ini adalah media elektronik seperti televisi, radio, dan internet. Kemudian kampanye dengan media elektronik ini juga memiliki strategi lain, yaitu menaikan intensitas iklan kampanye pada beberapa media pada beberapa minggu sebelum hari pemungutan suara. Ketiga taktik yang dilakukan oleh Monsanto dan koalisinya terbukti efektif dalam menggeser pilihan masyarakat agar menolak Proposisi 37 California. Hal ini terbukti dengan pergerseran polling pra-pemungutan suara atas pilihan masyarakat yang cukup signifikan. Akhirnya pada hari pemungutan suara proposisi ini benar-benar kalah dengan selisih 2,8%. Pada akhirnya, kekalahan ini membuktikan bahwa terdapat peranan dari Monsanto dan koalisinya yang melakukan upaya dan taktik tertentu untuk mengagalkan Proposisi 37.
Universitas Indonesia
Peran Monsanto..., Reza Dwi Putra, FISIP UI, 2015
5/18
DAFTAR PUSTAKA
Buku dan Jurnal: Baumgartner, Frank R., Jeffrey M. Berry, Marie Hojnacki, David C. Kimball, dan Beth L. Leech. Lobbying and Policy Change. (Chicago: University of Chicago Press, 2009). Davis, William L. dan Bob Figgins. "Do Economists Believe American Democracy Is Working?". Econ Journal Watch 6.2 (2009): 195-202. Demenina, Ilona M. Genetically Modified Foods in the International Arena: Trade Conflicts, Labeling Controversy, and the Importance of Informed Consumer Choice. (The Foundation for International Law and Management, 2006). Engdahl, F. William. “Seeds of Destruction. The Hidden Agenda of Genetic Manipulation”. (Quebec: Global Research 2007). Ferrara, Jennifer. “Revolving Doors: Monsanto and the Regulators”, The Ecologist vol 28, no. 5, September/Oktober 1998. Food and Water Watch. “Monsanto: A Corporate Profile”, Food and Water Watch Report April 2013. Isakova, Yulia. Factor of Lobbying Success in the USA: Case of SOPA and PIPA (2011-2012). Tesis: Central European University. 2013. Janda, Kenneth. Jeffrey M. Berry, dan Jerry Goldman. The Challenge of Democracy: American Government in Global Politics. 11th ed. (Boston, MA: Wadsworth 2012). Lusk, Jayson L. dan Brandon McFadden. “Voter’s Intentions on Proposition 37 Requiring Mandatory Labeling of Genetically Engineered”, (Departemen Pertanian Universitas Oklahoma, 2012) Mamentu,Michael. Lobi bisnis (tekstil dan pakaian jadi) dalam Kongres Amerika pada era Reagan (1981-1988). Tesis: Program Pascasarjana Universitas Indonesia. 1996. Nortbridge Environmental Management Consultant. “The Genetically Engineered Foods Mandatory Labeling Initiative: Overview of Anticipated Impacts and Estimated Costs to Consumers”. Nortbridge Environmental Management Consultant Publication. Juli 2012. Pepperdine University School of Public Policy, the California Business Roundtable. “Initiative Survey Series 2012”. Universitas Indonesia
51 Peran Monsanto..., Reza Dwi Putra, FISIP UI, 2015
5/18
52
Rikaryanto, Virgino. Pengaruh kelompok industri dan organisasi non-pemerintah (NGO) terhadap kebijakan Amerika Serikat dalam Convention on Biodiversity. Tugas Akhir: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia. 2002. Robin, Marie-Monique. The World According to Monsanto: pollution, corruption and the control of our food supply. (New York: The New Press 2010). Transperancy International. “Regulating Transparency International, 2010).
the
Revolving
Door”.
(Berlin:
________________________. “The Anti-Corruption Plain Language Guide”. (Berlin: Transparency International, 2009). Yamazaki, Kevin Anastasia Dialynas, Jed Cullen. “Strategic Report for Monsanto Company”. Vector Strategy Group. April 2010. Zacune, Joseph. “Combatting Monsanto: Grassroots resistance to the corporate power of agribusiness in the era of the ‘green economy’ and a changing climate”. La Via Campesina, Friends of the Earth International dan Combat Monsanto Publication, March 2012.
Dokumen: Federal Election Commission. “The FEC and the Federal Campaign Finance Law: Historical Background”. Diakses dari http://www.fec.gov/pages/brochures/fecfeca.shtml#Historical_Background Terakhir diakses pada 6 Januari 2015 Monsanto Good Government Fund. “Operating Policies and Procedures”. Monsanto Good Government Fund Advisory Panel Publication. Diakses dari http://www.monsanto.com/documents/good-government-fundoperating-policies.pdf Terakhir diakses pada 6 Januari 2015 California Secretary of State Debra Brown. “Proposition 37: Title Summary Analysis”. Diakses dari http://vig.cdn.sos.ca.gov/2012/general/pdf/37-titlesumm-analysis.pdf Terakhir diakses pada 6 Januari 2015 ______________________________________. “Complete Statement of Vote: November 6, 2012, General Election”. Diakses dari http://www.sos.ca.gov/elections/sov/2012-general/sov-complete.pdf Terakhir diakses pada 6 Januari 2015 ______________________________________. “Proposition 37 Arguments and Rebuttals”. Diakses dari http://www.voterguide.sos.ca.gov/past/2012/general/propositions/37/argum ents-rebuttals.htm Terakhir diakses pada 6 Januari 2015 Universitas Indonesia
Peran Monsanto..., Reza Dwi Putra, FISIP UI, 2015
5/18
53
California Secretary of State Debra Brown. “Campaign Finance: NO ON 37: COALITION AGAINST THE DECEPTIVE FOOD LABELING SCHEME, SPONSORED BY FARMERS AND FOOD PRODUCERS” . http://calDiakses dari access.sos.ca.gov/Campaign/Committees/Detail.aspx?id=1344135&session =2011&page=*&view=received Terakhir diakses pada 6 Januari 2015 ___________________________________. “Campaign Finance: YES ON 37 FOR YOUR RIGHT TO KNOW IF YOUR FOOD HAS BEEN GENETICALLY ENGINEERED. SUPPORTED BY CONSUMER ADVOCATES, MAKERS OF ORGANIC PRODUCTS & CALIFORNIA FARMERS”. Diakses dari http://calaccess.sos.ca.gov/Campaign/Committees/Detail.aspx?id=1342851&session =2011 Terakhir diakses pada 6 Januari 2015 Proposition 37, Proposed Law, The California Right To Know Genetically Engineered Food Act. 2012. Diakses dari http://vig.cdn.sos.ca.gov/2012/general/pdf/text-proposed-laws-v2.pdf Terakhir diakses pada 6 Januari 2015 Legislative Analyst’s Office. “Proposition 37: Genetically Engineered Foods”. Legislative Analyst’s Office Report. September 2012. Diakses dari http://www.lao.ca.gov/handouts/resources/2012/Genetically_engineered_fo ods_09_13_12.pdf Terakhir diakses pada 6 Januari 2015
Sumber Lainnya: Barlett, Donald L. dan James B. Steele. “Monsanto’s Harvest of Fear” Vanity Fair, Mei 2008. Diakses dari http://www.vanityfair.com/politics/features/2008/05/monsanto200805 Terakhir diakses pada 6 Januari 2015 Ballotpedia. “California Proposition 37, Mandatory Labeling of Genetically Engineered Food (2012)”. Diakses dari http://ballotpedia.org/California_Proposition_37,_Mandatory_Labeling_of_ Genetically_Engineered_Food_%282012%29#Polling_information Terakhir diakses pada 6 Januari 2015 Biology Fortified. “Genetic Engineering Companies”. Diakses dari http://www.biofortified.org/resources/genetic-engineering-companies/ Terakhir diakses pada 6 Januari 2015 Bershin, Pamela. “DATA RELEASE: Failed CA Prop. 37 (GMO Labeling) Funding Profile ($55M Raised)”. Diakses dari http://maplight.org/datarelease/data-release-failed-ca-prop-37-gmo-labeling-funding-profile-55mraised Terakhir diakses pada 6 Januari 2015 Universitas Indonesia
Peran Monsanto..., Reza Dwi Putra, FISIP UI, 2015
5/18
54
Connor, Adams Sheets. “California Lawmakers Reject GMO-Labeling Bill For Second Time In Two Years”. Diakses dari http://www.ibtimes.com/california-lawmakers-reject-gmo-labeling-billsecond-time-two-years-1592202 Terakhir diakses pada 6 Januari 2015 Yates, Jonathan. “Monsanto Grows Controversy on Genetically Modified Food”. Diakses dari http://www.thestreet.com/story/12101202/1/monsanto-growscontroversy-on-genetically-modified-food.html Terakhir diakses pada 6 Januari 2015 Lifsher, Marc. “Poll finds Prop. 37 is likely to pass”, Los Angeles Times, 2012. Diakses dari http://articles.latimes.com/2012/sep/27/business/la-fi-prop37times-poll-20120927 Terakhir diakses pada 6 Januari 2015 ___________. “Support for Proposition 37 is slipping, poll finds” Los Angeles Times, 2012. Diakses dari http://articles.latimes.com/2012/oct/12/business/la-fi-prop37-exemptionspoll-20121012 Terakhir diakses pada 6 Januari 2015 Monsanto Company. “Company History”. Diakses http://www.monsanto.com/whoweare/pages/monsanto-history.aspx Terakhir diakses pada 6 Januari 2015
dari
_____________________. “Labeling Food and Ingredients Developed from GM Seed”. Diakses dari http://www.monsanto.com/newsviews/pages/foodlabeling.aspx Terakhir diakses pada 6 Januari 2015 _____________________. “Political Disclosure”. Diakses dari http://www.monsanto.com/whoweare/pages/political-disclosures.aspx Terakhir diakses pada 6 Januari 2015 Monsanto Good Government Fund. “MGGF Contributions July 1, 2012 through December 31, 2012”. State and Local Contribution Information. Diakses dari http://www.monsanto.com/sitecollectiondocuments/jul12-dec12political-contributions.pdf Terakhir diakses pada 6 Januari 2015 No On Prop 37. “Get The Facts”. Diakses dari http://www.noprop37.com/facts/ Terakhir diakses pada 6 Januari 2015 ____________. “American Medical Association Takes Official Position That ‘There Is No Scientific Justification For Special Labeling Of Bioengineered Foods’”. Diakses dari http://www.noprop37.com/press/american-medical-association-takesofficial-position-that-there-is-no-scientific-justification-for-speciallabeling-of-bioengineered-foods/ Terakhir diakses pada 6 Januari 2015
Universitas Indonesia
Peran Monsanto..., Reza Dwi Putra, FISIP UI, 2015
5/18
55
No On Prop 37. “Opposed to Prop 37 Coalition List 10.26.2012”. Diakses dari http://www.oldorchardconservancy.org/wpcontent/uploads/2012/11/Opposed-to-Prop-37-Coalition-List-10-262012.pdf Terakhir diakses pada 6 Januari 2015 Official California Voter Information Guide. “Proposition 37: Title Summary Analysis”. Diakses dari http://vig.cdn.sos.ca.gov/2012/general/pdf/37-titlesumm-analysis.pdf Terakhir diakses pada 6 Januari 2015 Organic Consumers Association. “Background on Monsanto: Monsanto’s Government Ties”. Diakses dari http://www.organicconsumers.org/monsanto/ Terakhir diakses pada 6 Januari 2015 Peterson, Eric S. “SLC March Against Monsanto: Local mom organizes protest”. Diakses dari http://www.cityweekly.net/utah/slc-march-againstmonsanto/Content?oid=2287697 Terakhir diakses pada 6 Januari 2015 Rogers, Heather. “Monsanto’s Political Ties: The Reason We Don’t Label GMOs”. IVN.us, 2012. Diakses dari http://ivn.us/2012/07/11/monsantospolitical-ties-the-reason-we-dont-label-gmos/ Terakhir diakses pada 6 Januari 2015 Spiegelman, Annie. “The Spark Behind the California Right to Know Genetically Engineered Food Act of 2012”. Diakses dari http://www.huffingtonpost.com/annie-spiegelman/genetically-engineeredfood_b_1245023.html Terakhir diakses pada 6 Januari 2015 Torres, Marco. “We Need To Ban Brands From The 8 Biggest Food Companies In The World Who Use GMO”. Diakses dari http://preventdisease.com/news/13/091313_We-Need-To-Ban-BrandsFrom-The-8-Biggest-Food-Companies-In-The-World-Who-UseGMO.shtml Terakhir diakses pada 6 Januari 2015 “Donors – No On Prop 37”. Diakses dari http://www.noprop37.com/donors/ Terakhir diakses pada 6 Januari 2015 “Global march challenges Monsanto's dominance: TIMELINE”. Diakses dari http://rt.com/news/march-against-monsanto-gmo-776/ Terakhir diakses pada 6 Januari 2015 “Millions March Against Monsanto Calling for Boycott of GMOs”. Diakses dari http://ecowatch.com/2014/05/27/march-against-monsanto-boycott-gmos/ Terakhir diakses pada 6 Januari 2015 “Yes
on Prop 37 Endorsements”. Diakses dari http://www.carighttoknow.org/endorsements Terakhir diakses pada 6 Januari 2015
Universitas Indonesia
Peran Monsanto..., Reza Dwi Putra, FISIP UI, 2015
5/18
(1) The petitioner’s disciplinary record and record of rehabilitation while incarcerated; and (2) Any other evidence the court, within its discretion, determines to be relevant in deciding whether a new sentence would result in an unreasonable risk of danger to public safety. (f) Under no circumstances may resentencing under this act result in the imposition of a term longer than the original sentence. (g) Notwithstanding subdivision (b) of Section 977, a defendant petitioning for resentencing may waive his or her appearance in court for the resentencing, provided that the accusatory pleading is not amended at the resentencing, and that no new trial or retrial of the individual will occur. The waiver shall be in writing and signed by the defendant. (h) If the court that originally sentenced the defendant is not available to resentence the defendant, the presiding judge shall designate another judge to rule on the defendant’s petition. (i) Nothing in this section is intended to diminish or abrogate any rights or remedies otherwise available to the defendant. (j) Nothing in this and related sections is intended to diminish or abrogate the finality of judgments in any case not falling within the purview of this act. (k) A resentencing hearing ordered under this act shall constitute a “post-conviction release proceeding” under paragraph (7) of subdivision (b) of Section 28 of Article I of the California Constitution (Marsy’s Law). SEC. 7. Liberal Construction: This act is an exercise of the public power of the people of the State of California for the protection of the health, safety, and welfare of the people of the State of California, and shall be liberally construed to effectuate those purposes. SEC. 8. Severability: If any provision of this act, or the application thereof to any person or circumstance, is held invalid, that invalidity shall not 36 affect any other provision or application of this act, which can be given effect without the invalid provision or application in order to effectuate the purposes of this act. To this end, the provisions of this act are severable.
37
SEC. 9. Conflicting Measures: If this measure is approved by the voters, but superseded by any other conflicting ballot measure approved by more voters at the same election, and the conflicting ballot measure is later held invalid, it is the intent of the voters that this act shall be given the full force of law. SEC. 10. Effective Date: This act shall become effective on the first day after enactment by the voters. SEC. 11. Amendment: Except as otherwise provided in the text of the statutes, the provisions of this act shall not be altered or amended except by one of the following: (a) By statute passed in each house of the Legislature, by rollcall entered in the journal, with two-thirds of the membership and the Governor concurring; or (b) By statute passed in each house of the Legislature, by
rollcall vote entered in the journal, with a majority of the membership concurring, to be placed on the next general ballot and approved by a majority of the electors; or (c) By statute that becomes effective when approved by a majority of the electors.
PROPOSITION 37 This initiative measure is submitted to the people in accordance with the provisions of Article II, Section 8, of the California Constitution. This initiative measure amends and adds sections to the Health and Safety Code; therefore, new provisions proposed to be added are printed in italic type to indicate that they are new. PROPOSED LAW The people of the State of California do enact as follows: THE CALIFORNIA RIGHT TO KNOW GENETICALLY ENGINEERED FOOD ACT SECTION 1. FINDINGS AND DECLARATIONS (a) California consumers have the right to know whether the foods they purchase were produced using genetic engineering. Genetic engineering of plants and animals often causes unintended consequences. Manipulating genes and inserting them into organisms is an imprecise process. The results are not always predictable or controllable, and they can lead to adverse health or environmental consequences. (b) Government scientists have stated that the artificial insertion of DNA into plants, a technique unique to genetic engineering, can cause a variety of significant problems with plant foods. Such genetic engineering can increase the levels of known toxicants in foods and introduce new toxicants and health concerns. (c) Mandatory identification of foods produced through genetic engineering can provide a critical method for tracking the potential health effects of eating genetically engineered foods. (d) No federal or California law requires that food producers identify whether foods were produced using genetic engineering. At the same time, the U.S. Food and Drug Administration does not require safety studies of such foods. Unless these foods contain a known allergen, the FDA does not even require developers of genetically engineered crops to consult with the agency. (e) Polls consistently show that more than 90 percent of the public want to know if their food was produced using genetic engineering. (f) Fifty countries—including the European Union member states, Japan and other key U.S. trading partners—have laws mandating disclosure of genetically engineered foods. No international agreements prohibit the mandatory identification of foods produced through genetic engineering. (g) Without disclosure, consumers of genetically engineered food can unknowingly violate their own dietary and religious restrictions. (h) The cultivation of genetically engineered crops can also cause serious impacts to the environment. For example, most genetically engineered crops are designed to withstand weed-
Peran Monsanto..., Reza Dwi Putra, FISIP UI, 2015
5/18
killing pesticides known as herbicides. As a result, hundreds of millions of pounds of additional herbicides have been used on U.S. farms. Because of the massive use of such products, herbicide-resistant weeds have flourished—a problem that has resulted, in turn, in the use of increasingly toxic herbicides. These toxic herbicides damage our agricultural areas, impair our drinking water, and pose health risks to farm workers and consumers. California consumers should have the choice to avoid purchasing foods production of which can lead to such environmental harm. (i) Organic farming is a significant and increasingly important part of California agriculture. California has more organic cropland than any other state and has almost one out of every four certified organic operations in the nation. California’s organic agriculture is growing faster than 20 percent a year. (j) Organic farmers are prohibited from using genetically engineered seeds. Nonetheless, these farmers’ crops are regularly threatened with accidental contamination from neighboring lands where genetically engineered crops abound. This risk of contamination can erode public confidence in California’s organic products, significantly undermining this industry. Californians should have the choice to avoid purchasing foods whose production could harm the state’s organic farmers and its organic foods industry. (k) The labeling, advertising and marketing of genetically engineered foods using terms such as “natural,” “naturally made,” “naturally grown,” or “all natural” is misleading to California consumers. SEC. 2. STATEMENT OF PURPOSE The purpose of this measure is to create and enforce the fundamental right of the people of California to be fully informed about whether the food they purchase and eat is genetically engineered and not misbranded as natural so that they can choose for themselves whether to purchase and eat such foods. It shall be liberally construed to fulfill this purpose. SEC. 3. Article 6.6 (commencing with Section 110808) is added to Chapter 5 of Part 5 of Division 104 of the Health and Safety Code, to read: ARTICLE 6.6. THE CALIFORNIA RIGHT TO KNOW GENETICALLY ENGINEERED FOOD ACT 110808. Definitions The following definitions shall apply only for the purposes of this article: (a) Cultivated commercially. “Cultivated commercially” means grown or raised by a person in the course of his business or trade and sold within the United States. (b) ) Enzyme. “Enzyme” means a protein that catalyzes chemical reactions of other substances without itself being destroyed or altered upon completion of the reactions. (c) Genetically engineered. (1) “Genetically engineered” means any food that is produced from an organism or organisms in which the genetic material has been changed through the application of: (A) In vitro nucleic acid techniques, including recombinant deoxyribonucleic acid (DNA) techniques and the direct injection
of nucleic acid into cells or organelles, or (B) Fusion of cells, including protoplast fusion, or hybridization techniques that overcome natural physiological, reproductive, or recombination barriers, where the donor cells/ protoplasts do not fall within the same taxonomic family, in a way that does not occur by natural multiplication or natural recombination. (2) For purposes of this subdivision: (A) “Organism” means any biological entity capable of replication, reproduction, or transferring genetic material. (B) “In vitro nucleic acid techniques” include, but are not limited to, recombinant DNA or RNA techniques that use vector systems and techniques involving the direct introduction into the organisms of hereditary materials prepared outside the organisms such as micro-injection, macro-injection, chemoporation, electroporation, micro-encapsulation, and liposome fusion. (d) Processed food. “Processed food” means any food other than a raw agricultural commodity, and includes any food produced from a raw agricultural commodity that has been subject to processing such as canning, smoking, pressing, cooking, freezing, dehydration, fermentation, or milling. (e) Processing aid. “Processing aid” means: (1) A substance that is added to a food during the processing of such food, but is removed in some manner from the food before it is packaged in its finished form; (2) ) A substance that is added to a food during processing, is converted into constituents normally present in the food, and does not significantly increase the amount of the constituents naturally found in the food; or (3) ) A substance that is added to a food for its technical or functional effect in the processing, but is present in the finished food at insignificant levels and does not have any technical or functional effect in that finished food. (f) Food Facility. “Food facility” shall have the meaning set forth in Section 113789. 110809. Disclosure With Respect to Genetic Engineering of Food (a) Commencing July 1, 2014, any food offered for retail sale in California is misbranded if it is or may have been entirely or partially produced with genetic engineering and that fact is not 37 disclosed: (1) In the case of a raw agricultural commodity on the package offered for retail sale, with the clear and conspicuous words “Genetically Engineered” on the front of the package of such commodity or, in the case of any such commodity that is not separately packaged or labeled, on a label appearing on the retail store shelf or bin in which such commodity is displayed for sale; (2) In the case of any processed food, in clear and conspicuous language on the front or back of the package of such food, with the words “Partially Produced with Genetic Engineering” or “May be Partially Produced with Genetic Engineering.” (b) Subdivision (a) of this section and subdivision (e) of Section 110809.2 shall not be construed to require either the listing or identification of any ingredient or ingredients that were genetically engineered or that the term “genetically
Peran Monsanto..., Reza Dwi Putra, FISIP UI, 2015
5/18
engineered” be placed immediately preceding any common name or primary product descriptor of a food. Misbranding of Genetically Engineered Foods as “Natural” In addition to any disclosure required by Section 110809, if a food meets any of the definitions in subdivision (c) or (d) of Section 110808, and is not otherwise exempted from labeling under Section 110809.2, the food may not in California, on its label, accompanying signage in a retail establishment, or in any advertising or promotional materials, state or imply that the food is “natural,” “naturally made,” “naturally grown,” “all natural,” or any words of similar import that would have any tendency to mislead any consumer. Labeling of Genetically Engineered Food— Exemptions The requirements of Section 110809 shall not apply to any of the following: (a) Food consisting entirely of, or derived entirely from, an animal that has not itself been genetically engineered, regardless of whether such animal has been fed or injected with any genetically engineered food or any drug that has been produced through means of genetic engineering. (b) ) A raw agricultural commodity or food derived therefrom that has been grown, raised, or produced without the knowing and intentional use of genetically engineered seed or food. Food will be deemed to be described in the preceding sentence only if the person otherwise responsible for complying with the requirements of subdivision (a) of Section 110809 with respect to a raw agricultural commodity or food obtains, from whoever sold the commodity or food to that person, a sworn statement that such commodity or food: (1) has not been knowingly or intentionally genetically engineered; and (2) has been segregated from, and has not been knowingly or intentionally commingled with, food that may have been genetically engineered at any time. In providing such a sworn statement, any person may rely on a sworn statement from his or her own supplier that contains the affirmation set forth in the preceding sentence. (c) Any processed food that would be subject to Section 110809 solely because it includes one or more genetically 37 engineered processing aids or enzymes. (d) Any alcoholic beverage that is subject to the Alcoholic Beverage Control Act, set forth in Division 9 (commencing with Section 23000) of the Business and Professions Code. (e) Until July 1, 2019, any processed food that would be subject to Section 110809 solely because it includes one or more genetically engineered ingredients, provided that: (1) no single such ingredient accounts for more than one-half of one percent of the total weight of such processed food; and (2) the processed food does not contain more than 10 such ingredients. (f) Food that an independent organization has determined has not been knowingly and intentionally produced from or commingled with genetically engineered seed or genetically engineered food, provided that such determination has been made pursuant to a sampling and testing procedure approved in regulations adopted by the department. No sampling procedure shall be approved by the department unless sampling is done according to a statistically valid sampling plan
consistent with principles recommended by internationally recognized sources such as the International Standards Organization (ISO) and the Grain and Feed Trade Association (GAFTA). No testing procedure shall be approved by the department unless: (1) it is consistent with the most recent “Guidelines on Performance Criteria and Validation of Methods for Detection, Identification and Quantification of Specific DNA Sequences and Specific Proteins in Foods,” (CAC/GL 74 (2010)) published by the Codex Alimentarius Commission; and (2) it does not rely on testing of processed foods in which no DNA is detectable. (g) Food that has been lawfully certified to be labeled, marketed, and offered for sale as “organic” pursuant to the federal Organic Food Products Act of 1990 and the regulations promulgated pursuant thereto by the United States Department of Agriculture. (h) Food that is not packaged for retail sale and that either: (1) is a processed food prepared and intended for immediate human consumption or (2) is served, sold, or otherwise provided in any restaurant or other food facility that is primarily engaged in the sale of food prepared and intended for immediate human consumption. (i) Medical food. Adoption of Regulations The department may adopt any regulations that it determines are necessary for the enforcement and interpretation of this article, provided that the department shall not be authorized to create any exemptions beyond those specified in Section 110809.2. forcement In addition to any action under Article 4 (commencing with Section 111900) of Chapter 8, any violation of Section 110809 or 110890.1 shall be deemed a violation of paragraph (5) of subdivision (a) of Section 1770 of the Civil Code and may be prosecuted under Title 1.5 (commencing with section 1750) of Part 4 of Division 3 of the Civil Code, save that the consumer bringing the action need not establish any specific damage from, or prove any reliance on, the alleged violation. The failure to make any disclosure required by Section 110809, or the making of a statement prohibited by section 110809.1, shall each be deemed to cause damage in at least the amount of the actual or offered retail price of each package or product alleged to be in violation. SEC. 4.
ENFORCEMENT
Section 111910 of the Health and Safety Code is amended to read: 111910. (a) Notwithstanding the provisions of Section 111900 or any other provision of law, any person may bring an action in superior court pursuant to this section and the court shall have jurisdiction upon hearing and for cause shown, to grant a temporary or permanent injunction restraining any person from violating any provision of Article 6.6 (commencing with Section 110808), or Article 7 (commencing with Section 110810) of Chapter 5. Any proceeding under this section shall conform to the requirements of Chapter 3 (commencing with Section 525) of Title 7 of Part 2 of the Code of Civil Procedure, except that the person shall not be required to allege facts
Peran Monsanto..., Reza Dwi Putra, FISIP UI, 2015
5/18
necessary to show, or tending to show, lack of adequate remedy at law, or to show, or tending to show, irreparable damage or loss, or to show, or tending to show, unique or special individual injury or damages. (b) In addition to the injunctive relief provided in subdivision (a), the court may award to that person, organization, or entity reasonable attorney’s fees and all reasonable costs incurred in investigating and prosecuting the action as determined by the court. (c) This section shall not be construed to limit or alter the powers of the department and its authorized agents to bring an action to enforce this chapter pursuant to Section 111900 or any other provision of law. SEC. 5. MISBRANDING Section 110663 is added to the Health and Safety Code, to read: 110663. Any food is misbranded if its labeling does not conform to the requirements of Section 110809 or 110809.1. SEC. 6. SEVERABILITY If any provision of this initiative or the application thereof is for any reason held to be invalid or unconstitutional, that shall not affect other provisions or applications of the initiative that can be given effect without the invalid or unconstitutional provision or application, and to this end the provisions of this initiative are severable. SEC. 7. CONSTRUCTION WITH OTHER LAWS This initiative shall be construed to supplement, not to supersede, the requirements of any federal or California statute or regulation that provides for less stringent or less complete labeling of any raw agricultural commodity or processed food subject to the provisions of this initiative. SEC. 8. EFFECTIVE DATE This initiative shall become effective upon enactment pursuant to subdivision (a) of Section 10 of Article II of the California Constitution. SEC. 9. CONFLICTING MEASURES In the event that another measure or measures appearing on the same statewide ballot impose additional requirements relating to the production, sale and/or labeling of genetically engineered food, then the provisions of the other measure or measures, if approved by the voters, shall be harmonized with the provisions of this act, provided that the provisions of the other measure or measures do not prevent or excuse compliance with the requirements of this act. In the event that the provisions of the other measure or measures prevent or excuse compliance with the provisions of this act, and this act receives a greater number of affirmative votes, then the provisions of this act shall prevail in their entirety, and the other measure or measures shall be null and void. SEC. 10. AMENDMENTS This initiative may be amended by the Legislature, but only to further its intent and purpose, by a statute passed by a twothirds vote in each house.
PROPOSITION 38 This initiative measure is submitted to the people in accordance with the provisions of Section 8 of Article II of the California Constitution. This initiative measure amends and adds sections to the Education Code, the Penal Code, and the Revenue and Taxation Code; therefore, existing provisions proposed to be deleted are printed in strikeout type and new provisions proposed to be added are printed in italic type to indicate that they are new. PROPOSED LAW OUR CHILDREN, OUR FUTURE: LOCAL SCHOOLS AND EARLY EDUCATION INVESTMENT AND BOND DEBT REDUCTION ACT SECTION 1. Title. This measure shall be known and may be cited as “Our Children, Our Future: Local Schools and Early Education Investment and Bond Debt Reduction Act.” SEC. 2.
Findings and Declaration of Purpose.
(a) California is shortchanging the future of our children and our state. Today, our state ranks 46th nationally in what we invest to educate each student. California also ranks dead last, 50th out of 50 states, with the largest class sizes in the nation. (b) Recent budget cuts are putting our schools even farther behind. Over the last three years, more than $20 billion has been cut from California schools; essential programs and services that all children need to be successful have been eliminated or cut; and over 40,000 educators have been laid off. (c) We are also failing with our early childhood development programs, which many studies confirm are one of the best educational investments we can make. Our underfunded public preschool programs serve only 40 percent of eligible three- and four-year olds. Only 5 percent of very low income infants and toddlers, who need the support most, have access to early childhood programs. (d) We can and must do better. Children are our future. Investing in our schools and early childhood programs to prepare children to succeed is the best thing we can do for our children and the future of our economy and our state. Without a 37 quality education, our children will not be able to compete in a global economy. Without a skilled workforce, our state will not be able to compete for jobs. We owe it to our children and to ourselves to improve our children’s education. (e) It is time to make a real difference: no more half-measures 38 but real, transformative investment in the schools on which the future of our state and our families depends. This act will enable schools to provide a well-rounded education that supports college and career readiness for every student, including a highquality curriculum of the arts, music, physical education, science, technology, engineering, math, and vocational and technical education courses; smaller class sizes; school libraries, school nurses, and counselors. (f) This act requires that decisions about how best to use new funds to improve our schools must be made not in Sacramento, but locally, with respect for the voices of parents, teachers, other school staff, and community members. It requires local school
Peran Monsanto..., Reza Dwi Putra, FISIP UI, 2015
5/18
LAMPIRAN 2
Opposed to Prop. 37 (10.26.2012)
Agriculture California Farm Bureau Federation American Farm Bureau Federation Western Growers Association Agricultural Council of California Agricultural Retailers Association Almond Hullers and Processors Association Amador County Farm Bureau American Agri-Women American Feed Industry Association American Meat Institute American Pistachio Growers American Seed Trade Association American Soybean Association American Sugarbeet Growers Association Butte County Farm Bureau California Association of Wheat Growers California Agricultural Aircraft Association California Bean Shippers Association California Beet Growers Association California Canning Peach Association California Cattlemen’s Association California Cotton Ginners and Growers Associations California Grain and Feed Association California Poultry Federation California Seed Association California Tomato Farmers California Tomato Growers Association, Inc. California Women for Agriculture Corn Refiners Association CropLife America Fresno County Farm Bureau Grower-Shipper Association of Santa Barbara and San Luis Obispo Counties Imperial County Farm Bureau Independent Professional Seed Association Kern County Farm Bureau King County Farm Bureau Monterey County Farm Bureau National Aquaculture Association National Corn Growers Association National Grain and Feed Association National Institute for Animal Agriculture Nisei Farmers League North Valley Ag Services Pacific Egg and Poultry Association
Agriculture (Cont.) Pacific Seed Association Sacramento County Farm Bureau San Bernardino County Farm Bureau San Benito County Farm Bureau San Diego County Farm Bureau San Joaquin Farm Bureau Federation San Luis Obispo County Farm Bureau Santa Barbara County Farm Bureau Southern California Agricultural Land Foundation Stanislaus County Farm Bureau Tehama County Farm Bureau Tulare County Farm Bureau Tuolumne County Farm Bureau United Egg Producers Western Agricultural Processors Association Western Plant Health Association Ventura County Agricultural Association Yuba Sutter County Farm Bureau Yolo County Farm Bureau
Ethnic Groups California State Conference NAACP TELACU/Millennium Black American Political Association of California Mexican American Political Association of San Francisco Coalition United for Families Council for the Spanish Speaking/El Concilio Filipino Progress Los Angeles NAACP Gardena NAACP Richmond NAACP Riverside NAACP San Jose/Silicon Valley NAACP Emeryville NAACP Vallejo NAACP
Ethnic Chambers/Business Southern California Black Chamber of Commerce Greater Los Angeles African American Chamber of Commerce United States Latino American Chamber of Commerce State of California Hispanic Chamber
(more) Paid for by No on 37: Coalition Against the Deceptive Food Labeling Scheme, sponsored by Farmers, Food Producers, and Grocers. Major funding by Monsanto Company, E.I. DuPont de Nemours & Co., Grocery Manufacturers Association (GMA) and more than 40 food company members. For a full list of donors visit www.NoProp37.com/donors. ● 1-800-331-0850 ● www.NoProp37.com
Peran Monsanto..., Reza Dwi Putra, FISIP UI, 2015
5/18
Ethnic Chambers/Business (Cont.) San Joaquin County Hispanic Chamber of Commerce Central Valley Hispanic Chamber of Commerce Nicaraguan American Chamber of Commerce of Northern California Central California Hispanic Chamber of Commerce Antelope Valley Black Chamber of Commerce Chinese Chamber of Commerce of Los Angeles Fresno Area Hispanic Chamber of Commerce Greater Riverside Hispanic Chamber of Commerce Guatemalan American Chamber of Commerce Hispanic Chamber of Commerce Alameda County Hispanic Chamber of Commerce of Contra Costa Latin American & Caribbean Business Chamber of Commerce Latino Engineers, Architects & Developers Society Madera Hispanic Chamber of Commerce Merced County Hispanic Chamber of Commerce Kern County Black Chamber of Commerce Riverside County Black Chamber of Commerce Salvadoran American Chamber of Commerce Slavic American Chamber of Commerce Solano County Black Chamber of Commerce South Bay Latino Chamber of Commerce Tulare Kings Hispanic Chamber of Commerce Vietnamese American Chamber of Commerce
Grocers (Cont.) Los 3 Gonzalez Market Rancho San Miguel Markets Mercado Hidalgo Payless Foods Trinca 99 Cent Vallarta Supermarkets
Labor California Legislative Conference of the Plumbing, Heating and Piping Industry California Chapters of the National Electrical Contractors Association Northern California Carpenters Regional Council
Business California Small Business Association California Chamber of Commerce California Retailers Association California Manufacturers & Technology Association California Business Roundtable California Service Station and Automotive Repair Association Valley Industry & Commerce Association United Chambers of Commerce Southwest California Legislative Council Antelope Valley Chambers of Commerce Brea Chamber of Commerce Brawley Chamber of Commerce Citrus Heights Regional Chamber of Commerce Clovis Chamber of Commerce Chambers of Commerce Alliance of Ventura & Santa Barbara Counties El Centro Chamber of Commerce El Dorado County Chamber of Commerce Folsom Chamber of Commerce Fresno Chamber of Commerce Fullerton Chamber of Commerce
Civil Justice California Citizens Against Lawsuit Abuse Civil Justice Association of California Grocers Neighborhood Market Association National Association of Convenience Stores California Independent Grocers Association California Grocers Association Food Marketing Institute Alhambra Market Big Savor Foods El Mercado de Los Angeles Guadalupana Market La Playa Market La Tiendita Mecardo
Other California Council for Environmental and Economic Balance Health/Science Consumer Healthcare Products Association American Council on Science and Health Tulare County Medical Society Council for Biotechnology Information Biotechnology Industry Organization BayBio Taxpayer Advocates California Taxpayer Protection Committee Orange County Taxpayers Association Humboldt Taxpayer's League Kern County Taxpayers Association San Diego Tax Fighters Sutter County Taxpayers' Association Ventura County Taxpayers Association
(more) Paid for by No on 37: Coalition Against the Deceptive Food Labeling Scheme, sponsored by Farmers, Food Producers, and Grocers. Major funding by Monsanto Company, E.I. DuPont de Nemours & Co., Grocery Manufacturers Association (GMA) and more than 40 food company members. For a full list of donors visit www.NoProp37.com/donors. ● 1-800-331-0850 ● www.NoProp37.com
Peran Monsanto..., Reza Dwi Putra, FISIP UI, 2015
5/18
Business (Cont.) Greater Bakersfield Chamber of Commerce Greater Reedley Chamber of Commerce Greater Riverside Chambers of Commerce Greater Stockton Chamber of Commerce Greater San Fernando Valley Chamber Goleta Valley Chamber of Commerce Hawthorne Chamber of Commerce Hollywood Chamber of Commerce Indio Chamber of Commerce Inland Empire Chamber Legislative Alliance Lodi District Chamber of Commerce Long Beach Area Chamber of Commerce Los Angeles Chamber of Commerce Los Angeles County Business Federation Montclair Chamber of Commerce Murrieta Chamber of Commerce North Orange County Legislative Alliance Orange County Business Council Oxnard Chamber of Commerce Palm Desert Area Chamber of Commerce Palos Verdes Peninsula Chamber of Commerce Placentia Chamber of Commerce Rancho Cordova Chamber of Commerce Redondo Beach Chamber of Commerce Sacramento Metro Chamber Salinas Valley Chamber of Commerce San Diego Regional Chamber of Commerce San Francisco Chamber of Commerce San Luis Obispo Chamber of Commerce Santa Clara Chamber of Commerce Santa Clarita Valley Chamber of Commerce Simi Valley Chamber of Commerce South Bay Association of Chambers of Commerce South Orange County Regional Chamber of Commerce Tulare Chamber of Commerce Vista Chamber of Commerce Yuba Sutter Chamber of Commerce
Food and Beverage Companies (Cont.) Frozen Potato Products Institute Institute of Shortening and Edible Oils Midwest Food Processors Association National Seasoning Manufacturers Association National Confectioners Association National Frozen Foods Corporation National Frozen Pizza Institute Pet Food Institute Research Chefs Association Ruiz Foods Snack Food Association The Shelf-Stable Food Processors Association
Food and Beverage Companies Grocery Manufacturers Association International Formula Council California Automatic Vendors Council American Bakers Association American Beverage Association American Frozen Food Institute American Spice Trade Association California League of Food Processors Can Manufacturers Institute Diana’s Mexican Food Products, Inc. Flavor and Extract Manufacturers Association
Paid for by No on 37: Coalition Against the Deceptive Food Labeling Scheme, sponsored by Farmers, Food Producers, and Grocers. Major funding by Monsanto Company, E.I. DuPont de Nemours & Co., Grocery Manufacturers Association (GMA) and more than 40 food company members. For a full list of donors visit www.NoProp37.com/donors. ● 1-800-331-0850 ● www.NoProp37.com
Peran Monsanto..., Reza Dwi Putra, FISIP UI, 2015