UNIVERSITAS INDONESIA
PENGARUH EFEKTIVITAS KOMITE AUDIT TERHADAP RELEVANSI NILAI LABA BERSIH DAN ARUS KAS DARI KEGIATAN OPERASI
TESIS
ALVIN CHANDRA 1006792893
FAKULTAS EKONOMI MAGISTER MANAJEMEN JAKARTA DESEMBER 2011 i
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
UNIVERSITAS INDONESIA
PENGARUH EFEKTIVITAS KOMITE AUDIT TERHADAP RELEVANSI NILAI LABA BERSIH DAN ARUS KAS DARI KEGIATAN OPERASI
TESIS
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Manajemen
ALVIN CHANDRA 1006792893
FAKULTAS EKONOMI PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN KEKHUSUSAN MANAJEMEN KEUANGAN JAKARTA DESEMBER 2011 i
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Thesis ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Nama NPM Tanda Tangan Tanggal
: Alvin Chandra : 1006792893 : : 4 Januari 2012
ii
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
LEMBAR PENGESAHAN
Thesis ini diajukan oleh : Nama : Alvin Chandra NPM : 1006792893 Program Studi : Magister Manajemen Judul Thesis : Pengaruh Efektivitas Komite Audit terhadap Relevansi Nilai Laba Bersih dan Arus Kas dari Kegiatan Operasi
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Magister Manajemen pada Program Studi Magister Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia
DEWAN PENGUJI
Pembimbing : Dr. Ancella A. Hermawan
(................................)
Penguji
: Dr. Sylvia Veronica NPS
(................................)
Penguji
: Eko Rizkianto S.E., M.E.
(................................)
Ditetapkan di : Jakarta Tanggal
: 4 Januari 2012
iii Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya akhir ini tepat pada waktunya. Penulisan karya akhir ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Manajemen pada program Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Penulis menyadari bahwa hasil yang telah dicapai selama ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Prof. Rhenald Khasali, PhD selaku ketua program Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia; 2. Ibu Dr. Ancella Anitawati Hermawan, MBA selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan, berdiskusi, memberikan masukan serta waktunya kepada penulis dalam penyusunan karya akhir ini; 3. Seluruh dosen dan staf pengajar Magister Manajemen Universitas Indonesia yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan berbagi pengalaman selama masa perkuliahan; 4. Kedua orang tua W Bagus Chandra dan Yuke Aprilia, adik saya Andrea Chandra, dan pacar saya Revina Setiadi yang telah memberikan dukungan material dan moral serta dorongan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi; 5. Teman-teman seperjuangan bimbingan Ibu Ancella, Adisti Dwi Karina, Amanda Ratna Rahmida, Wibisana Bagus Santosa, dan William Rusli atas kebersamaan dan berbagi ilmu selama penyusunan karya akhir; 6. Teman-teman kelas A101 dan B101 atas kebersamaan yang telah dilalui selama 1,5 tahun dalam suka dan duka, berjuang bersama-sama untuk memberikan yang terbaik dalam setiap kelas yang kita hadiri; 7. Dan semua pihak lainnya yang telah membantu dengan tulus dan ikhlas hingga karya akhir ini selesai. iv Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
Akhir kata, penulis berharap Tuhan YME berkenan membalas segala kebaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan karya akhir ini. Semoga karya akhir ini memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu ke depannya.
Jakarta, Desember 2011 Penulis
v Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Alvin Chandra NPM : 1006792893 Program Studi : Magister Manajemen Departemen : Manajemen Keuangan Fakultas : Ekonomi Jenis karya : Tesis demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive RoyaltyFree Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul : “Pengaruh Efektivitas Komite Audit terhadap Relevansi Nilai Laba Bersih dan Arus Kas dari Kegiatan Operasi” beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Jakarta Pada tanggal : 18 Januari 2012 Yang menyatakan
( …………………………………. )
vi Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
ABSTRAK
Nama Program Studi Judul
: Alvin Chandra : Magister Manajemen : Pengaruh Efektivitas Komite Audit terhadap Relevansi Nilai Laba Bersih dan Arus Kas dari Kegiatan Operasi
Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah efektivitas komite audit berpengaruh pada relevansi nilai laba bersih dan arus kas dari kegiatan operasi. Efektivitas komite audit diukur berdasarkan skor dari tiga karakteristik yang dikembangkan dalam penelitian Hermawan (2009) yaitu aktivitas, ukuran, dan kompetensi dari komite audit. Pengujian hipotesis dilakukan menggunakan model regresi berganda dengan sampel 264 observasi dari perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2010. Hasil penelitian ini memberikan bukti empiris bahwa laba bersih dan arus kas dari kegiatan operasi berpengaruh positif terhadap return saham. Namun dari hasil pengujian hipotesis, efektivitas komite audit tidak memberikan tambahan relevansi nilai laba bersih dan arus kas dari kegiatan operasi. Kata kunci : Relevansi nilai, efektivitas komite audit, corporate governance
vii
Universitas Indonesia
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
ABSTRACT
Name Study Program Title
: Alvin Chandra : Master of Management : The Effect of Audit Committee Effectiveness on Value Relevance of Net Income and Cash Flow from Operations
This research conducted to prove if is there any effect of audit committee effectiveness in value relevance of net income and cash flow from operations. Audit committee efectiveness is measured by three characteristics that are developed in Hermawan (2009) i.e. activity, size, and competency of audit committee. Hypothesis is tested using multiple regression linear with sample 264 companies which are listed in Indonesia Stock Exchange in 2010. This research find that net income and cash flow from operations have effect on stock return, but audit committee efectiveness doesn‟t increase value relevance of net income and cash flow from operations. Key words: Value relevance, audit committee effectivity, corporate governance
viii
Universitas Indonesia
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................i HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .......................................... ii LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... iii KATA PENGANTAR ...................................................................................iv LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH......................vi ABSTRAK ................................................................................................... vii ABSTRACT ............................................................................................... viii DAFTAR ISI .................................................................................................ix DAFTAR TABEL .........................................................................................xi DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xii DAFTAR RUMUS ..................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................xiv 1. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 4 Tujuan Penelitian ............................................................................ 4 1.3 1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................... 5 1.5 Sistematika Penulisan ..................................................................... 6 2. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................ 8 2.1 Corporate Governance ................................................................... 8 Prinsip-prinsip Good Corporate Governance ......................... 8 2.1.1 2.1.2 Organ Perusahaan .................................................................. 10 2.1.3 Komite Audit ......................................................................... 12 2.2 Laba Akuntansi dan Arus Kas ...................................................... 24 2.2.1 Pengaruh Laba Bersih terhadap Return Saham ..................... 26 2.2.2 Pengaruh Arus Kas dari Kegiatan Operasi terhadap Return Saham .................................................................................... 29 2.3 Faktor yang Mempengaruhi Return Saham .................................. 31 2.3.1 Ukuran Perusahaan ................................................................ 31 2.3.2 Leverage ................................................................................ 32 2.3.3 Growth Opportunities ............................................................ 33 2.3.4 Risiko Perusahaan .................................................................. 34 3. METODE PENELITIAN ....................................................................... 36 Kerangka Konseptual .................................................................... 36 3.1 3.2 Pengembangan Hipotesis .............................................................. 39 3.3 Model Penelitian ........................................................................... 42 3.4 Definisi dan Pengukuran Variabel Penelitian ............................... 44 3.4.1 Variabel Dependen ................................................................ 44 3.4.2 Variabel Independen .............................................................. 45 3.4.3 Variabel Moderasi ................................................................. 48 3.4.4 Variabel Kontrol .................................................................... 49 Pengujian Empiris ......................................................................... 51 3.5 3.5.1 Statistik Deskriptif ................................................................. 51 3.5.2 Analisis Korelasi .................................................................... 51 3.5.3 Analisis Regresi ..................................................................... 52
ix
Universitas Indonesia
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
3.5.4 Uji Asumsi Klasik.................................................................. 52 Uji Hipotesis .......................................................................... 54 3.5.5 3.5.6 Uji Goodness of Fit (R2) ........................................................ 54 3.6 Populasi dan Sampel ..................................................................... 55 3.7 Pengumpulan Data ........................................................................ 55 4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................................ 57 4.1 Deskripsi Sampel Penelitian ......................................................... 57 4.2 Skor Efektivitas Komite Audit ...................................................... 58 4.3 Statistik Deskriptif ........................................................................ 62 4.4 Analisis Korelasi Antar Variabel Model Penelitian ...................... 65 4.5 Hasil Uji Asumsi Klasik ............................................................... 68 4.5.1 Uji Normalitas ....................................................................... 68 4.5.2 Uji Multikolinearitas .............................................................. 69 4.5.3 Uji Heteroskedastisitas .......................................................... 71 4.6 Uji Statistik F ................................................................................ 74 4.7 Analisis Goodness-of-Fit (Adjusted R2) ........................................ 76 4.8 Analisis Hasil Pengujian Hipotesis ............................................... 78 4.8.1 Pengaruh Laba Bersih terhadap Return Saham ..................... 79 Pengaruh Arus Kas dari Kegiatan Operasi terhadap Return 4.8.2 Saham .................................................................................... 80 4.8.3 Analisis Efektivitas Komite Audit Memperkuat Pengaruh Laba Bersih terhadap Return Saham ..................................... 83 4.8.4 Analisis Efektivitas Komite Audit Memperkuat Pengaruh Arus Kas dari Kegiatan Operasi terhadap Return Saham ...... 86 4.8.5 Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Pertumbuhan Perusahaan, dan Risiko Perusahaan terhadap Return Saham......................................................................... 89 5. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 92 5.1 Kesimpulan ................................................................................... 92 5.2 Keterbatasan Penelitian ................................................................. 95 5.3 Saran.............................................................................................. 95 DAFTAR REFERENSI .............................................................................. 98 LAMPIRAN .............................................................................................. 103
x
Universitas Indonesia
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
DAFTAR TABEL
Tabel 4. 1 Prosedur Penetapan Sampel........................................................ 57 Tabel 4. 2 Distribusi Perusahaan Sampel Berdasarkan Industri .................. 58 Tabel 4. 3 Skor Aktivitas Komite Audit ...................................................... 59 Tabel 4. 4 Skor Ukuran Komite Audit......................................................... 60 Tabel 4. 5 Skor Kompetensi Komite Audit ................................................. 61 Tabel 4. 6 Uji CronBach Alpha ................................................................... 61 Tabel 4. 7 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ...................................... 62 Tabel 4. 8 Analisis Korelasi Pearson .......................................................... 66 Tabel 4. 9 Hasil One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ............................ 69 Tabel 4. 10 Pengujian Multikolinearitas dengan Tolerance dan VIF .......... 70 Tabel 4. 11 Pengujian Heteroskedastisitas dengan Uji White ..................... 71 Tabel 4. 12 Hasil Regresi Model Penelitian ................................................ 72 Tabel 4. 12 Hasil Regresi Model Penelitian (lanjutan) ................................ 73
xi
Universitas Indonesia
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Gambar 4.1
Kerangka Konseptual............................................................39 Hasil Uji Normalitas (normal P-P Plot)...............................67
xii Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
Universitas Indonesia
DAFTAR RUMUS
Rumus 3.1 Rumus 3.2 Rumus 3.3 Rumus 3.4 Rumus 3.5 Rumus 3.6 Rumus 3.7 Rumus 3.8 Rumus 3.9 Rumus 3.10 Rumus 3.11 Rumus 3.12 Rumus 3.13 Rumus 3.14 Rumus 3.15 Rumus 3.16
Return Saham............................................................. Return Pasar............................................................... Market Adjusted Return............................................. Proksi Laba Bersih Perusahaan................................... Earnings per Share....................................................... Proksi Perubahan Laba Bersih Perusahaan..................... Perubahan Laba Bersih per share.................................... Proksi Arus Kas dari Kegiatan Operasi........................... Arus Kas dari Kegiatan Operasi per share...................... Proksi Perubahan Arus Kas dari Kegiatan Operasi Perubahan Arus Kas dari Kegiatan Operasi per share.... Logaritma Normal Total Aset..................................... Debt to Total Asset Ratio............................................ Price to Book Value..................................................... Book Value Equity per Share....................................... Single Index Model......................................................
xiii
44 44 44 45 45 46 46 46 46 47 47 49 49 50 50 50
Universitas Indonesia
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Checklist Penilaian Efektivitas Komite Audit yang dikembangkan dalam penelitian Hermawan (2009)...... 103 Lampiran 2 : DataVariabel Perusahaan Sampel.................................. 109 Lampiran 3 : Daftar Nama Perusahaan Sampel…………………….. 122
xiv
Universitas Indonesia
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Keputusan investasi di pasar modal memerlukan berbagai macam
informasi, termasuk di dalamnya informasi yang berhubungan dengan kinerja perusahaan, salah satunya berasal dari laporan keuangan. Laporan keuangan secara umum menggambarkan kondisi dan kinerja keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu. Informasi laporan keuangan yang biasanya dipakai oleh investor berasal dari tiga unsur, yaitu laporan laba rugi, neraca, dan laporan arus kas. Neraca dan laporan laba rugi lebih condong ke accrual basis, sedangkan laporan arus kas lebih condong ke cash basis. Investor cenderung menggunakan laporan yang bersifat cash basis karena kecil kemungkinan terjadinya manajemen laba seperti yang bisa dilakukan dalam pelaporan laba rugi dan neraca.
Harga saham di pasar merupakan terjemahan informasi yang didapat oleh investor mengenai kondisi dan kinerja keuangan perusahaan. Terdapat beberapa indicator yang dapat dijadikan faktor yang mempengaruhi return saham sebuah perusahaan. Namun yang lebih menonjol adalah mengenai pengaruh laba bersih dari laporan laba rugi, dan pengaruh arus kas dari kegiatan operasi mempengaruhi return saham perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Nichols dan Wahlen (2004) membuktikan bahwa perubahan laba bersih perusahaan, dan perubahan arus kas dari kegiatan operasi berpengaruh terhadap return saham dari perusahaan itu.
Laba bersih sebagai bagian dari laporan laba rugi merupakan indikator paling sederhana bagi para investor untuk menilai sebuah saham layak untuk diinvestasikan. Laba bersih secara sederhana menggambarkan pertumbuhan perusahaan ke depannya. Beberapa penelitian telah banyak membuktikan bahwa laba bersih mempunyai pengaruh terhadap return saham, di antaranya penelitian Ball dan Brown (1968) melakukan penelitian pertama kali tentang pengaruh
1 Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
2
angka laba akuntansi terhadap perubahan harga saham di pasar, yang menunjukkan bahwa laba akuntansi mempengaruhi pergerakan harga saham di pasar. Penelitian yang dilakukan oleh Dastgir et al. (2004) yang memberikan hasil bahwa salah satu komponen dalam laporan laba rugi yaitu laba bersih mempunyai hubungan kuat dengan return saham perusahaan, dimana dalam penelitian ini juga menunjukkan hubungan return saham terhadap laba bersih perusahaan lebih besar daripada hubungan return saham terhadap komponen dalam arus kas. Begitu pula penelitian yang dilakukan Nichols dan Wahlen (2004) juga menemukan bahwa return saham tahunan secara signifikan dipengaruhi oleh adanya perubahan laba tahunan.
Laporan arus kas sendiri juga digunakan oleh para investor untuk mengevaluasi harga saham di pasar. Terdapat argumen bahwa laporan arus kas tidak dapat dimanipulasi seperti layaknya terjadi manajemen laba dalam laporan laba rugi perusahaan. Chen (2009) dalam penelitiannya tentang hubungan laba akuntansi dan arus kas dari kegiatan operasi, dia mengemukakan bahwa arus kas dan laba akuntansi dari kegiatan operasi dapat memprediksi return saham di masa yang akan datang. Lebih spesifik lagi, Cheng et al. (1997) dalam penelitiannya tentang value relevance dari arus kas dari kegiatan operasi mengemukakan bahwa arus kas dari kegiatan operasi mempunyai kekuatan untuk menjelaskan return saham perusahaan. Arus kas dari kegiatan operasi ini setidaknya sudah disusun berdasarkan ketentuan SFAS no.95.
Namun, hanya dengan meneliti hubungan komponen komponen dalam laporan keuangan dikaitkan dengan return suatu perusahaan tidak serta merta dapat menjelaskan sepenuhnya hubungan antara keduanya. Terdapat faktor lain yang turut mempengaruhi hubungan antara keduanya, salah satunya mengenai kualitas pelaporan laporan keuangan. Kualitas pelaporan itu sendiri juga perlu diperhatikan karena menunjang reliabilitas dari laporan keuangan, yang kemudian nantinya berkaitan dengan corporate governance yang baik.
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
3
Corporate governance menjadi sesuatu yang sangat penting dalam dunia usaha sekarang ini. Definisi umum tentang corporate governance adalah sistem yang mengatur bagaimana perusahaan dikelola dan dikontrol (Cadburry Committee, 1992). corporate governance juga mencakup hubungan antara pemangku kepentingan (stakeholder) dengan organ perusahaan itu sendiri. Organ perusahaan di sini adalah pemegang saham, dewan komisaris, dan dewan direksi. Sedangkan stakeholder disini adalah karyawan, konsumen, distributor, pemasok barang, kreditor, debitor, regulator, lingkungan, dan masyarakat luas. Di Indonesia sendiri, lembaga yang bertugas memberikan pedoman tentang corporate governance yang baik diberi nama KNKG (Komite Nasional Kebijakan Governance) yang dibentuk pada tahun 2004 yang bertugas membuat panduan bagi perusahaan dalam membangun, melaksanakan, dan mengkomunikasikan praktek corporate governance terhadap pemangku kepentingan.
Dewan komisaris sebagai salah satu organ perusahaan mempunyai tugas dan bertanggungjawab melakukan pengawasan serta memastikan perusahaan melaksanakan corporate governance yang baik. Dalam melaksanakan tugasnya, KNKG (2006) mengharuskan dewan komisaris1 membentuk sebuah komite audit yang bertugas memastikan bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Tentunya hal ini dimaksudkan untuk menjamin kualitas pelaporan laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Kamal dan Ferdousi (2006) mengatakan bahwa efektivitas komite audit itu sangat penting, bahkan dikatakan dalam penelitiannya bahwa dengan adanya independensi komite audit akan memastikan berjalannya good corporate governance di perusahaan sehingga juga mengamankan kepentingan stakeholder. Hermawan (2009) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa efektivitas komite audit melalui karakteristik komite audit berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas informasi laba, dan aktivitas komite audit sendiri memberikan pengaruh positif terhadap kualitas informasi laba. 1
Indonesia menganut two tier system dimana dewan komisaris dan dewan direksi terpisah, sedangkan di negara Anglo-Saxon seperti Amerika Serikat menggunakan one tier system yaitu Board of Directors.
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
4
Oleh karena itu penting sekali untuk meneliti relevansi nilai komponen komponen dalam laporan keuangan yaitu laba bersih dan laporan arus kas dari kegiatan operasional terhadap return saham perusahaan dengan menitikberatkan pada keefektifan fungsi dari komite audit sebagai bagian dari good corporate governance pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut : 1. Apakah informasi laba bersih yang disajikan dalam laporan keuangan mempunyai relevansi nilai terhadap return saham? 2. Apakah informasi arus kas dari kegiatan operasi yang disajikan dalam laporan keuangan mempunyai relevansi nilai terhadap return saham? 3. Apakah efektivitas komite audit memberikan tambahan relevansi nilai laba bersih yang disajikan dalam laporan keuangan terhadap return saham? 4. Apakah efektivitas komite audit memberikan tambahan relevansi nilai arus kas dari kegiatan operasi yang disajikan dalam laporan keuangan terhadap return saham?
1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk melihat apakah informasi laba bersih yang disajikan dalam laporan keuangan mempunyai relevansi nilai terhadap return saham. 2. Untuk melihat apakah informasi mengenai arus kas dari kegiatan operasi yang disajikan dalam laporan keuangan mempunyai relevansi nilai terhadap return saham. 3. Untuk melihat apakah efektivitas komite audit memberikan tambahan relevansi nilai laba bersih yang disajikan dalam laporan keuangan terhadap return saham.
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
5
4. Untuk melihat apakah efektivitas komite audit memberikan tambahan relevansi nilai arus kas dari kegiatan operasi yang disajikan dalam laporan keuangan terhadap return saham.
1.4
Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari penelitian antara lain :
Bagi investor Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat membantu investor dalam memilih saham untuk diinvestasikan berdasarkan faktor keefektifan fungsi dari komite audit yang sudah terbentuk dalam perusahaan. Diharapkan dengan adanya bukti empiris dari hasil penelitian ini, investor dapat memberikan pandangan yang lebih mendalam dalam pengambilan keputusan berinvestasi di saham sebuah perusahaan dengan melihat tidak hanya sebatas angka yang tertera di laporan keuangan, namun juga melihat informasi karakteristik dari komite audit perusahaan sebagai informasi tambahan dalam melihat informasi dari laporan keuangan perusahaan.
Bagi perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan agar dapat memberikan pedoman bagi perusahaan untuk lebih meningkatkan fungsi komite audit sebagai sarana kontrol terhadap kualitas pelaporan laporan keuangan perusahaan. Hal ini juga dimaksudkan agar dengan adanya peningkatan kualitas pelaporan laporan keuangan perusahaan dapat mengurangi adanya assymetric information antara investor dengan perusahaan.
Bagi regulator Hasil penelitian ini diharapkan dapat lebih mempertegas tentang pentingnya fungsi komite audit dalam menjamin kualitas pelaporan laporan keuangan sebagai bagian dari praktik corporate governance yang baik. Dengan demikian hasil penelitian dapat memberikan masukan bagi regulator pasar modal dalam menetapkan kebijakan kebijakan di masa yang akan datang berkaitan dengan kualitas pelaporan laporan keuangan sebagai bagian dari praktik corporate governance yang baik untuk melindungi investor di pasar modal.
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
6
Bagi akademisi Bukti empiris yang dihasilkan diharapkan akan lebih memperjelas fungsi laporan keuangan perusahaan terutama komponen laba bersih serta arus kas dari kegiatan operasi sebagai indikator penting dalam menentukan return saham perusahaan. Hasil penelitian ini diharapkan juga akan lebih memperkaya pengetahuan tentang bukti literatur penerapan good corporate governance di Indonesia, khususnya dalam hal kualitas pelaporan laporan keuangan dengan keberadaan fungsi komite audit, yang merupakan informasi bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi.
1.5
Sistematika Penulisan Sistematika penulisan pada Karya Akhir ini tersusun atas lima bab yang
saling berkaitan yaitu : Bab 1
Pendahuluan Bab ini menjelaskan latar belakang, perumusan masalah, dan tujuan penelitian mengenai pengaruh laba bersih yang merupakan komponen dalam laporan laba rugi, serta laporan arus kas, terhadap return saham perusahaan yang terdaftar di bursa efek Indonesia. Bab ini juga menerangkan sistematika penulisan.
Bab 2
Tinjauan Pustaka Bab ini menguraikan landasan teori yang berhubungan dengan stock return, hubungan komponen dalam laporan keuangan seperti laba bersih dan laporan arus kas terhadap stock return, serta menguraikan tentang pentingnya fungsi komite audit dalam penerapan Good Corporate Governance dalam menunjang kualitas pelaporan laporan keuangan. Tinjauan pustaka berasal dari sumber seperti buku, jurnal, maupun artikel. Hipotesis juga dibentuk dalam bab ini.
Bab 3
Metode Penelitian
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
7
Bab ini menjabarkan secara detail tentang metode penelitian yang akan digunakan termasuk tools, teknik pengolahan data, serta langkah langkah penelitian yang akan dilakukan.
Bab 4
Analisis dan Pembahasan Bab ini menjelaskan hasil pengujian hipotesis berdasarkan datadata yang digunakan dalam penelitian ini. stock return berasal data harga saham selama satu tahun. Laba bersih diambil dari laporan laba rugi perusahaan, laporan arus kas dari kegiatan operasi diambil laporan arus kas perusahaan.
Bab 5
Kesimpulan dan Saran Bab ini merupakan kesimpulan dari permasalahan dari penelitian ini, saran, dan keterbatasan yang ada sehubungan dengan penelitian.
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Corporate Governance Corporate governance menurut Cadbury Committee (1992) adalah sistem
yang mengatur bagaimana perusahaan dikendalikan dan diarahkan. Board bertugas untuk menjalankan perusahaan, sedangkan peran shareholder adalah menentukan dan mengangkat direktur yang merupakan kepanjangan tangan shareholder untuk menjalankan perusahaan. Menurut definisi Organization for Economic Cooperation and Development (2004), corporate governance melibatkan hubungan antara manajemen perusahaan, board, dan pemegang sahamnya serta para stakeholder. Good corporate governance ditujukan untuk mencapai tujuan perusahaan melalui berbagai insentif yang diberikan kepada manajemen perusahaan serta board disertai dengan adanya kegiatan pengawasan agar tidak melenceng dari tujuan perusahaan.
Meningkatnya perhatian terhadap corporate governance tidak lepas dari pengalaman Amerika Serikat tentang kasus Enron Corporation dan Worldcom, dimana kasus corporate governance yang buruk ini juga turut melibatkan jajaran top executive dari perusahaan itu sendiri yang pada akhirnya meruntuhkan kedua perusahaan tersebut. Di Indonesia sendiri, corporate governance yang buruk kemudian disinyalir sebagai sebab terjadinya krisis ekonomi pada tahun 1998, yang kemudian mendorong pemerintah Indonesia membentuk Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) pada tahun 2004 yang bertugas membuat sebuah pedoman dan panduan bagi perusahaan dalam membangun, melaksanakan, dan mengkomunikasikan
praktek
corporate
governance
terhadap
pemangku
kepentingan.
2.1.1
Prinsip-prinsip Good Corporate Governance Stakeholder atau pemangku kepentingan mempunyai pengaruh yang
cukup besar bagi kelangsungan hidup perusahaan. Stakeholder disini antara lain
8 Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
9
investor, karyawan, konsumen, distributor, pemasok barang, kreditor, debitor, regulator, lingkungan, dan masyarakat luas. Untuk menjamin kepentingan para stakeholder dijaga dengan baik, maka penerapan Good Corporate Governance (GCG) sangat penting. Asas GCG menurut KNKG (2006) yaitu
Transparansi Perusahaan menyediakan informasi bagi stakeholder untuk mendukung mereka dalam membuat keputusan. Informasi ini harus mudah diakses, disediakan tepat waktu, memadai, jelas dan akurat. Informasi perusahaan meliputi visi misi, sasaran usaha dan strategi perusahaan, kondisi keuangan, susunan
dan kompensasi
pengurus,
pemegang saham
pengendali, kepemilikan saham oleh anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris beserta anggota keluarganya dalam perusahaan dan perusahaan lainnya, sistem manajemen risiko, sistem pengawasan dan pengendalian internal, sistem dan pelaksanaan GCG serta tingkat kepatuhannya, dan kejadian kejadian penting yang dapat mempengaruhi kondisi perusahaan.
Akuntabilitas Perusahaan yang dikelola dengan baik dan benar sesuai kepentingan perusahaan harus tetap memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lain sehingga perusahaan juga harus mempertanggungjawabkan kinerjanya secara wajar. Dengan demikian perusahaan harus menetapkan rincian tugas dan tanggung jawab masing masing organ organ perusahaan dan semua karyawan secara jelas dan sesuai dengan visi misi, nilai nilai perusahaan, dan strategi perusahaan. Selain itu perusahaan juga harus memiliki ukuran kinerja untuk semua jajaran perusahaan yang konsisten dengan sasaran usaha perusahaan melalui sebuah sistem pengendalian internal yang efektif dalam pengelolaan perusahaan.
Responsibilitas Perusahaan sebagai bagian dari lingkungan masyarakat dan Negara harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan dengan peduli terhadap masyarakat dan kelestarian lingkungan terutama di sekitar perusahaan
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
10
sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai good corporate citizen.
Independensi Dalam pelaksanaan asas good corporate governance, masing masing organ perusahaan harus berjalan secara independen, tidak saling dominasi dan intervensi satu sama lain, bebas dari benturan conflict of interest sehingga pengambilan keputusan dapat dilakukan lebih objektif. Dengan demikian masing masing organ perusahaan harus melaksanakan fungsi dan tugasnya sesuai dengan anggaran dasar dan peraturan perundangundangan, tidak saling lempar tanggung jawab satu sama lain.
Kewajaran dan Kesetaraan Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya sesuai asas kewajaran dan kesetaraan dengan memberikan kesempatan kepada pemangku kepentingan untuk memberikan masukan dan pendapat bagi kepentingan perusahaan, memberikan perlakuan yang setara dan wajar kepada pemangku kepentingan sesuai kontribusinya bagi perusahaan, dan memberikan kesempatan yang sama dalam penerimaan karyawan untuk berkarir
dan
melaksanakan
tugasnya
secara
professional
tanpa
membedakan suku, agama, ras, golongan, gender, dan kondisi fisik.
2.1.2 Organ Perusahaan Menurut Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia yang dikeluarkan oleh KNKG pada tahun 2006, perusahaan mempunyai organ yang terdiri dari rapat umum pemegang saham (RUPS), dewan komisaris, dan dewan direksi. Organ perusahaan ini harus menjalankan fungsinya sesuai dengan ketentuan yang berlaku atas prinsip bahwa masing masing organ mempunyai independensi dalam melaksanakan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya untuk kepentingan perusahaan.
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
11
2.1.2.1 Rapat Umum Pemegang Saham Menurut KNKG (2006) RUPS merupakan sebuah organ perusahaan yang memfasilitasi pemegang saham perusahaan untuk melakukan pengambilan keputusan penting berkaitan dengan modal mereka yang ditanam di perusahaan. Keputusan yang diambil dalam RUPS juga harus turut memperhatikan kepentingan perusahaan dalam jangka panjang dan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan. RUPS tidak dapat melakukan intervensi terhadap tugas, fungsi, dan wewenang Dewan Komisaris dan Dewan Direksi dengan tidak mengurangi wewenang RUPS untuk menjalankan haknya sesuai dengan anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan, termasuk untuk melakukan penggantian dan pemberhentian anggota Dewan Komisaris dan atau Direksi.
2.1.2.2 Dewan Komisaris Sebagai salah satu dari organ perusahaan, Dewan Komisaris menrutu KNKG (2006) bertugas dan bertanggung jawab secara kolektif untuk melakukan pengawasan dan pemberian nasihat kepada Direksi dan memastikan bahwa Perusahaan melakukan Good Corporate Governance. Dewan Komisaris terdiri dari Komisaris yang bukan berasal dari pihak yang terafiliasi dengan pemegang saham perusahaan sehingga sifatnya harus independen, selain itu salah satu anggota dari Komisaris independen ini harus mempunyai latar belakang akuntansi atau keuangan. Bagi perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia Indonesia mengharuskan Dewan Komisaris untuk membentuk sebuah komite audit yang bertugas
membantu
perusahaan.
Dewan
Dewan
Komisaris
Komisaris
harus
melaksanakan menyampaikan
fungsi laporan
pengawas tahunan
pertanggungjawaban pengawasan atas pengelolaan perusahaan yang dijalankan Direksi dalam rangka melunasi tanggung jawab nya terhadap RUPS.
2.1.2.3 Dewan Direksi Dewan direksi menurut KNKG (2006) mempunyai tanggung jawab untuk mengelola perusahaan dengan cakupan 5 tugas utama yaitu kepengurusan,
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
12
manajemen risiko, pengendalian internal, komunikasi, dan tanggung jawab sosial. Dalam hal kepengurusan, Direksi harus menyusun visi, misi, dan nilai nilai serta program jangka panjang serta jangka pendek perusahaan untuk dirapatkan dan disetujui oleh Dewan Komisaris atau RUPS sesuai ketentuan anggaran dasar dan kepentingan yang wajar dari para pemangku kepentingan. Dalam hal manajemen risiko, Direksi harus menyusun sistem manajemen risiko perusahaan yang mencakup seluruh kegiatan perusahaan dengan memperhitungkan keseimbangan antara hasil dan beban risiko. Dalam hal pengendalian internal, Direksi harus melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program perusahaan, memberikan saran agar lebih proses pengendalian risiko lebih efektif, melakukan evaluasi kepatuhan perusahaan terhadap pelaksanaan Good Corporate Governance dan perundangundangan, dan memfasilitasi kelancaran pelaksanaan audit oleh audit eksternal. Satuan kerja pengawasan internal ini mempunyai hubungan fungsional dengan dewan komisaris melalui komite audit.
2.1.3
Komite Audit Salah satu prinsip dalam corporate governance adalah mengenai
akuntabilitas, khususnya implementasi pedoman corporate governance yang baik untuk memastikan kegiatan perusahaan bertujuan untuk melindungi kepentingan pemegang saham. Governance yang baik tentu akan berusaha memaksimalkan kegiatan perusahaan demi kepentingan pemegang saham. Namun masalah ini terbentur dengan adanya masalah agency problem dimana ternyata kepentingan dari dewan direksi serta manajemen perusahaan tidak sejalan dengan kepentingan. pemegang saham.
KNKG
(2006)
dalam
pedoman
tentang
corporate
governance
mengharuskan berjalannya fungsi pengawasan dari Dewan Komisaris khususnya bagi perusahaan yang telah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Disini disebutkan perusahaan negara, perusahaan daerah, perusahaan yang menghimpun dan mengelola dana masyarakat, perusahaan yang produk dan jasanya digunakan masyarakat luas, serta perusahaan yang mempunyai dampak luas terhadap kelestarian lingkungan, sekurang kurangnya harus membentuk
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
13
sebuah komite audit. Komite audit ini yang nantinya bertugas membantu Dewan Komisaris perusahaan untuk memastikan bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Komite audit merupakan sebuah komite yang diwajibkan oleh Bapepam-LK untuk dibentuk oleh perusahaan yang sudah listing di Bursa Efek Indonesia.
Setiap perusahaan yang listing Bursa Efek Indonesia atau perusahaan publik wajib membentuk sebuah komite audit sesuai dengan peraturan BapepamLK no. IX 1.5 tahun 2004 mengenai pembentukan dan pedoman pelaksanaan kerja komite audit. Dalam peraturan ini, dijelaskan bahwa komite audit dibentuk oleh dewan komisaris dimana dewan komisaris tidak mempunyai hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan usaha perusahaan publik, dan tidak punya afiliasi dengan perusahaan publik tersebut. Komite audit kemudian bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris. Peraturan Bapepam-LK ini juga mewajibkan anggota dalam komite audit harus terdapat minimal satu orang yang mempunyai latar belakang pendidikan akuntansi atau keuangan. Tugas-tugas komite audit adalah sebagai berikut :
Melakukan pemeriksaan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan oleh perusahaan seperti laporan keuangan, proyeksi, dan informasi keuangan lainnya
Melakukan pemeriksaan atas ketaatan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan peraturan perundangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan
Melakukan pemeriksaan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh audit internal
Melaporkan kepada Dewan Komisaris berbagai risiko yang yang dihadapi perusahaan dan pelaksanaan manajemen risiko oleh direksi
Melakukan
pemeriksaan
dan
melaporkan
kepada
komisaris
atas
pengaduan yang berkaitan dengan perusahaan public
Menjaga kerahasiaan dokumen, data, dan informasi perusahaan
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
14
2.1.3.1 Peran Komite Audit Adanya komite audit ini akan membantu dalam penerapan good corporate governance. Komite audit sendiri seperti sudah dijelaskan merupakan sebuah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris dalam rangka membantu dewan komisaris melakukan tugas pengawasan. Beberapa penelitian membuktikan bahwa efektivitas komite audit mempengaruhi penerapan corporate governance. Seperti penelitian yang dilakukan di Bangladesh oleh Kamal dan Ferdousi (2006) tentang keberadaan komite audit pada sektor usaha perbankan di Bangladesh untuk memastikan terciptanya good corporate governance mengatakan bahwa keberadaan komite audit itu sangat penting, bahkan dikatakan dalam penelitiannya bahwa dengan adanya independensi komite audit akan memastikan berjalannya good corporate governance di perusahaan sehingga juga mengamankan kepentingan stakeholder. Lebih dalam lagi mereka menjelaskan bahwa dengan adanya good corporate governance khususnya keberadaan komite audit akan memberikan jaminan akuntabilitas sebagai salah satu prinsip GCG sehingga secara tidak langsung dapat dikatakan laporan keuangan yang dihasilkan juga baik. Laporan keuangan yang baik dari suatu perusahaan akan merefleksikan penerapan good corporate governance sehingga penilaian investor di pasar modal terhadap perusahaan yang telah menerapkan good corporate governance akan berbeda dengan perusahaan yang belum menerapkan good corporate governance. Oleh karena itu penting sekali peran komite audit dalam rangka menjaga kualitas laporan keuangan perusahaan. Kualitas laporan keuangan tentunya erat berkaitan dengan kemungkinan adanya manajemen laba yang terdiri dari dua jenis yaitu manajemen laba akuntansi dan manajemen laba real Hashemi dan Rabiee (2011). Manajemen laba akuntansi biasanya lebih banyak dikaitkan dengan manajemen laba akrual.
Menurut penelitian Roychowdhury (2006) yang meneliti adanya manajemen
laba
melalui
manipulasi
aktivitas
real
menjelaskan
dalam
penelitiannya bahwa selain manajemen laba akuntansi, ternyata manajer bisa melakukan manajemen laba real dengan melakukan manipulasi aktivitas operasi. Dalam penelitiannya manipulasi aktivitas operasinya diukur dengan melihat arus
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
15
kas dari kegiatan operasi, biaya produksi, dan discretionary expense. Dari penelitiannya membuktikan bahwa perusahaan bisa melakukan manajemen laba real melalui adanya price discount untuk menambah jumlah penjualan, melakukan overproduction, dan mengurangi discretionary expenditures secara agresif untuk mempercantik laba. Berdasarkan penelitian Roychowdhury (2003) tentang manipulasi aktivitas real yang mempengaruhi arus kas dari kegiatan operasi menemukan bahwa ternyata perusahaan yang mempunyai abnormal arus kas dari kegiatan operasi yang rendah disebabkan adanya kegiatan overproduction yang didorong oleh adanya kegiatan price discount untuk menambah jumlah penjualan perusahaan.
Dalam menjalankan tugasnya, komite audit harus berfungsi lebih jelas. Fungsi lebih jelas dari komite audit dikemukakan melalui karakteristik komite audit yang dipakai dalam penelitian Hermawan (2009) tentang efektivitas dewan komisaris dan komite audit dihubungkan dengan earnings response coefficient yang mencerminkan persepsi investor atas kualitas laba dalam laporan keuangan. Penelitian ini melihat efektivitas dewan komisaris dan komite audit melalui karakteristiknya yang terdiri dari independensi, aktivitas, jumlah anggota, dan kompetensi komite audit untuk kemudian diteliti pengaruhnya terhadap kualitas informasi laba perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas komite audit melalui karakteristik komite audit berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas informasi laba, dan aktivitas komite audit sendiri memberikan pengaruh positif terhadap kualitas informasi laba.
Penelitian penelitian lainnya lebih banyak meneliti tentang hubungan dari ke empat faktor dari karaktertistik komite audit secara terpisah. Dhaliwal et al. (2007) melakukan penelitiannya tentang pengaruh expertise keuangan dalam komite audit (accounting, finance, dan supervisory expertise) terhadap kualitas laba perusahaan dengan adanya governance komite audit yang kuat. Pengukuran kuat tidaknya governance komite audit menggunakan tiga indikator, yaitu independensi komite audit, size komite audit, dan jumlah frekuensi rapat dari komite audit. Hasil penelitiannya memberikan hasil bahwa adanya financial
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
16
expertise memberikan pengaruh terhadap accruals quality secara positif, yang kemudian hubungannya akan menjadi lebih kuat dengan keberadaan strong governance dari komite audit yang diukur dari independensi komite audit, size komite audit, dan jumlah frekuensi rapat dari komite audit.
Zhou dan Chen (2004) dalam penelitiannya pada bank-bank tentang pengaruh komite audit, board characteristics terhadap adanya manajemen laba mengemukakan bahwa ukuran komite audit, independensi komite audit, jumlah meeting, dan ukuran Board membatasi perusahaan melakukan manajemen laba pada bank-bank yang termasuk dalam manajemen laba tinggi. Kuang (2007) juga dalam penelitiannya tentang hubungan karakteristik komite audit terhadap kemungkinan terjadinya manajemen laba pada pasar berkapitalisasi rendah juga mengungkapkan bahwa komite audit yang independen, dan terdiri dari minimal satu orang independent expert mengurangi kemungkinan terjadinya manajemen laba.
Penelitian yang dilakukan oleh Baxter (2007) tentang karakteristik dari komite audit yaitu independensi komite audit, komposisi komite audit, aktivitas komite audit, ukuran komite audit, dan tenure dari komite audit dihubungkan kualitas pelaporan laporan keuangan menunjukkan hasil dengan menggunakan modified Jones model (1991) bahwa dalam pembentukan komite audit berpengaruh terhadap kualitas pelaporan laporan keuangan. Namun pengujian multivariat yang dilakukan dalam penelitian ini justru menunjukkan hasil mengejutkan bahwa tidak ada satupun karakteristik dari komite audit yang berpengaruh terhadap kualitas pelaporan laporan keuangan. Penelitian yang dilakukan oleh Garven (2009) tentang pengaruh karakteristik board dan komite audit terhadap manajemen laba real memberikan kesimpulan bahwa ternyata komite audit tidak berperan dalam membatasi kegiatan manajemen laba real. Hal ini disebabkan karena kegiatan manajemen laba real tidak terlalu diperhatikan oleh pemegang saham, auditor, dan lain-lain yang membuat komite audit tidak berpikir untuk memperhatikan isu ini. Selain itu deteksi adanya manajemen laba
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
17
real lebih rumit dengan tools yang sedikit untuk mendeteksinya dibandingkan dengan manajemen laba akrual.
Berdasarkan literatur yang beragam inilah, maka efektivitas peran komite audit dapat dilihat dari empat karakteristik yaitu independensi komite audit, aktivitas komite audit (rapat), ukuran (size) dari komite audit, dan komposisi dari komite audit.
2.1.3.2 Independensi Komite Audit Klein (2000) melakukan penelitian tentang komite audit dan karakteristik dari Board memberikan pengaruh terhadap ada tidaknya manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan. Manajemen laba ini erat kaitannya dengan kualitas pelaporan laporan keuangan. Hasil penelitian memberikan pemahaman bahwa semakin tinggi level independensi dari sebuah komite audit, maka semakin kecil kemungkinan perusahaan akan melakukan manajemen laba. Sehingga dapat dikatakan bahwa komite audit yang beranggotakan independen akan membatasi kegiatan manajemen laba dalam perusahaan yang nanti berhubungan dengan kualitas pelaporan laporan keuangan perusahaan. Chtourou et al. (2001) dalam penelitiannya tentang pengaruh praktek corporate governance perusahaan terhadap kualitas laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan. Disini mereka menemukan bahwa manajemen laba dipengaruhi oleh praktek corporate governance yang dilakukan oleh board of directors serta komite audit. Lebih lanjut lagi ditemukan bahwa manajemen laba dipengaruhi negatif oleh independensi komite audit.
Bedard et al. (2004) dalam penelitiannya tentang efek expertise dalam komite audit, independensi komite audit, dan aktivitas komite audit terhadap manajemen laba menemukan bahwa tingkat independensi komite audit memberikan pengaruh negatif terhadap terciptanya manajemen laba di perusahaan. Abbott et al. (2004) dalam penelitiannya tentang hubungan karakteristik komite audit dengan adanya restatement memberikan hasil bahwa independensi dari komite audit mempunyai hubungan yang negatif secara
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
18
signifikan terhadap kemungkinan terjadinya restatement. Abbott et al. (2000) juga mengemukakan
dalam
penelitiannya
tentang
karakteristik
komite
audit
dihubungkan dengan adanya kemungkinan misstatement menunjukkan bahwa level independensi dari komite audit memberikan hubungan negatif yang signifikan terhadap kemungkinan terjadinya misstatement. Lary dan Taylor (2011) dalam penelitiannya tentang peran independensi, kompetensi, dan aktivitas komite audit (diligence) berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya restatement. juga memberikan hasil bahwa tingkat independensi dari komite audit memberikan pengaruh negatif yang signifikan terhadap kemungkinan terjadinya restatement. Sori et al. (2009) dalam penelitiannya melalui kuesioner mengenai persepsi banker terhadap independensi auditor yang dipengaruhi oleh keberadaan komite audit mengemukakan bahwa level independensi dari komite audit menentukan kefektifan dari komite audit, dan anggota komite audit harus terdiri dari orang yang independen dan non-executive directors. Baxter (2007) dalam penelitiannya tentang hubungan karakteristik dari komite audit terhadap kualitas pelaporan laporan keuangan memberikan hasil bahwa dalam pengujian univariat ternyata independensi dari komite audit berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan.
Kang et al. (2008) melakukan penelitian tentang efektivitas komite audit yang terdiri dari independensi komite audit, aktivitas komite audit, komposisi komite audit, dan ukuran komite audit terhadap kualitas laporan keuangan mengemukakan dalam kesimpulan penelitiannya bahwa independensi dari komite audit berpengaruh signifikan negatif terhadap kualitas laporan keuangan. Carcello dan Neal (2000) melakukan penelitian tentang hubungan komposisi komite audit dengan kemungkinan auditor mengeluarkan laporan going concern. Disini ditemukan bahwa level independensi yang dilihat melalui persentase director (tidak independen) mempengaruhi laporan going concern. Semakin besar persentase director (tidak independen) maka akan semakin kecil pula kemungkinan keluarnya laporan audit going concern.
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
19
Kuang (2007) memberikan hasil berbeda dalam penelitiannya yang dilakukan di Negara New Zealand. Dalam penelitiannya tentang hubungan karakteristik komite audit terhadap kemungkinan terjadinya manajemen laba di pasar saham New Zealand, dia menemukan bahwa tingkat independensi tidak memberikan pengaruh terhadap agresivitas manajemen laba. Hal ini disebabkan karena Negara New Zealand tidak mewajibkan perusahaan untuk melaporkan informasi kegiatan corporate governance. Yusof (2010) melakukan penelitian pada perusahaan di Malaysia tentang pengaruh komite audit dalam membatasi discretional accruals. Karakteristik yang diuji dalam penelitian ini adalah independensi komite audit, komposisi komite audit, dan aktivitas komite audit. Dalam penelitiannya didapat hasil bahwa independensi komite audit tidak bisa membatasi kebijakan kebijakan dalam discretionary accruals. Discretionary accruals yang dimaksud disini adalah perkiraan beban dan pendapatan yang diestimasi yang sudah tercatat namun belum direalisasikan. Hal ini disebabkan karena terbatasnya akses komite audit terhadap informasi laporan keuangan sehingga fungsi komite audit menjadi tidak efektif.
2.1.3.3 Aktivitas Komite Audit Zhou dan Chen (2004) mengemukakan dalam penelitiannya pada bank bank tentang pengaruh komite audit, board characteristics terhadap adanya manajemen laba menemukan bahwa tendensi perusahaan melakukan manajemen laba akan semakin kecil apabila komite audit nya aktif. Semakin sering jumlah meeting yang dilakukan oleh komite audit, pengaturan komposisi anggota dalam komite audit yang baik, dan jumlah meeting yang dilakukan Board membatasi perusahaan untuk melakukan manajemen laba pada bank-bank yang termasuk dalam manajemen laba kecil. Chtourou et al. (2001) dalam penelitiannya tentang pengaruh praktek corporate governance perusahaan terhadap kualitas laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan. Disini mereka menemukan bahwa manajemen laba dipengaruhi oleh praktek corporate governance yang dilakukan oleh board of directors serta komite audit. Lebih lanjut lagi ditemukan bahwa manajemen laba dipengaruhi negatif oleh aktivitas komite audit yang melakukan pertemuan lebih dari dua kali dalam satu tahun.
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
20
Xie et al. (2003) dalam penelitiannya tentang peran board dan komite audit dalam menghambat terjadinya manajemen laba memberikan kesimpulan bahwa kecenderungan manajemen melakukan manajemen laba akan semakin kecil ketika komite audit sering melakukan rapat. Aktivitas board dan komite audit
serta komposisi komite audit dikatakan menjadi faktor penting dalam
menghambat manajer untuk melakukan manajemen laba. Abbott et al. (2004) juga mengemukakan
dalam
penelitiannya
tentang
karakteristik
komite
audit
dihubungkan dengan adanya kemungkinan restatement memberikan hasil dari penelitiannya bahwa diligence dari komite audit diproksikan oleh independensi komite audit dan aktivitas komite audit, mempunyai hubungan negatif terhadap kemungkinan terjadinya restatement. Abbott et al. (2000) juga memberikan hasil serupa dari penelitian mereka yang mencari hubungan antara independensi komite audit, size komite audit, dan aktivitas komite audit melalui jumlah meeting bahwa jumlah meeting yang dilakukan oleh komite audit mempunyai hubungan negatif terhadap kemungkinan terjadinya misstatement.
Namun Lary dan Taylor (2011) dalam penelitiannya tentang pengaruh independensi, kompetensi, dan aktivitas komite audit (dilligence) terhadap kemungkinan terjadinya restatement. memberikan hasil lain bahwa tingkat aktivitas dari komite audit (disebut diligence dalam penelitiannya) tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap kemungkinan terjadinya restatement laporan keuangan.
2.1.3.4 Jumlah Anggota (size) dari Komite Audit Jumlah anggota dari komite audit ternyata juga turut berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan perusahaan. Zhou dan Chen (2004) dalam penelitiannya pada bank bank tentang pengaruh komite audit, board characteristics terhadap adanya manajemen laba mengemukakan bahwa ukuran komite audit, independensi komite audit, jumlah meeting, dan ukuran Board membatasi perusahaan melakukan manajemen laba pada bank-bank yang termasuk dalam manajemen laba tinggi. Huang dan Thiruvadi (2010) memberikan
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
21
hasil bahwa ukuran (size) dari komite audit memberikan pengaruh untuk mencegah terjadinya fraud, walau tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap adanya fraud prevention. Baxter (2007) dalam penelitiannya tentang hubungan karakteristik dari komite audit terhadap kualitas pelaporan laporan keuangan memberikan hasil bahwa dalam pengujian univariat ternyata ukuran dari komite audit berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan.
Xie et al. (2001) dalam penelitiannya tentang peran board dan komite audit dalam menghambat terjadinya manajemen laba memberikan hasil yang bertentangan bahwa ukuran (size) dari komite audit tidak mempunyai hubungan yang signifikan terhadap adanya manajemen laba dalam perusahaan. Abbott et al. (2004) dalam penelitiannya tentang karakteristik komite audit dihubungkan dengan adanya kemungkinan misstatement juga memberikan hasil serupa bahwa ukuran (size) dari komite audit yang terdiri dari minimal tiga orang tidak mempunyai hubungan signifikan terhadap terjadinya restatement. Abbott et al. (2000) juga dalam penelitiannya yang mencari hubungan antara independensi komite audit, size komite audit, dan aktivitas komite audit melalui jumlah meeting menemukan bahwa tidak terdapat hubungan signifikan antara size komite audit dengan kemungkinan terjadinya misstatement.
2.1.3.5 Kompetensi Komite Audit Tugas komite audit erat hubungannya dalam hal pengawasan penyusunan laporan keuangan dalam perusahaan sehingga dari sini dapat dilihat bahwa komposisi komite audit setidaknya harus memiliki kompetensi di bidang akuntansi maupun keuangan. Bapepam-LK mewajibkan anggota dalam komite audit harus terdapat minimal satu orang yang mempunyai latar belakang pendidikan akuntansi atau keuangan.
Carcello et al. (2006) melakukan penelitian tentang hubungan antara anggota komite audit beranggotakan yang punya latar belakang keuangan, alternative corporate governance dengan adanya manajemen laba. Mereka menemukan bahwa komite audit beranggotakan yang mempunyai latar belakang
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
22
akuntansi menghambat terjadinya manajemen laba dalam perusahaan yang lemah dalam mekanisme corporate governance. Keefektifan komite audit ini akan lebih kuat ketika anggota komite audit dengan latar belakang akuntansi merupakan seorang yang independen. Begitu pula dengan komite audit yang mempunyai anggota dengan latar belakang keuangan haruslah bersifat independen, bukan seseorang yang berasal dari perusahaan itu. Namun mereka juga menemukan bahwa ketika komite audit dengan anggota berlatar belakang akuntansi dan keuangan yang independen merupakan substitusi atas Good Corporate Governance di perusahaan untuk menghambat terjadinya manajemen laba.
Dhaliwal et al. (2007) melakukan penelitian tentang komposisi komite audit yang mempengaruhi kualitas pelaporan. Mereka menemukan bahwa anggota komite audit yang beranggotakan orang yang profesional di bidang akuntansi memberikan hubungan positif dengan kualitas pelaporan laporan keuangan. Hubungan ini kemudian lebih diperkuat dengan adanya governance komite audit yang kuat. Xie et al. (2001) dalam penelitiannya tentang peran board dan komite audit dalam menghambat terjadinya manajemen laba memberikan kesimpulan bahwa kecenderungan manajemen melakukan manajemen laba akan semakin kecil bila komposisi komite audit punya latar belakang banking dan corporate. Chtourou et al. (2001) dalam penelitiannya tentang pengaruh praktek corporate governance perusahaan terhadap kualitas laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan. Disini mereka menemukan bahwa manajemen laba dipengaruhi oleh praktek corporate governance yang dilakukan oleh board of directors serta komite audit. Lebih lanjut lagi ditemukan bahwa manajemen laba dipengaruhi negatif oleh komposisi komite audit yang minimal terdapat satu orang yang merupakan financial expertise.
Bedard et al. (2004) dalam penelitiannya tentang efek expertise dalam komite audit, mengemukakan bahwa terdapat hubungan negatif antara financial dan governance expertise terhadap kemungkinan adanya manajemen laba. Abbott et al. (2004) dalam penelitiannya tentang hubungan karakteristik komite audit dengan adanya restatement memberikan hasil bahwa dengan adanya paling tidak
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
23
ada satu anggota dalam komite audit yang ahli dalam keuangan atau akuntansi, sesuai dengan prinsip dari Blue Ribbon Committee (BRC) memberikan hubungan negatif yang signifikan terhadap kemungkinan terjadinya restatement. Lary dan Taylor (2011) dalam penelitiannya tentang peran independensi, kompetensi, dan aktivitas komite audit (diligence) berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya restatement juga memberikan hasil bahwa tingkat kompetensi dari komite audit memberikan pengaruh negatif yang signifikan terhadap kemungkinan terjadinya restatement. Kang et al. (2008) melakukan penelitian tentang efektivitas komite audit yang terdiri dari independensi komite audit, aktivitas komite audit, komposisi komite audit, dan ukuran komite audit terhadap kualitas laporan keuangan mengemukakan dalam kesimpulan penelitiannya bahwa keberadaan financial expertise dalam komite audit berpengaruh signifikan negatif terhadap kualitas laporan keuangan.
Abbott et al. (2000) dalam penelitiannya yang mencari hubungan antara independensi komite audit, size komite audit, dan aktivitas komite audit melalui jumlah meeting menunjukkan bahwa walaupun dengan adanya paling tidak satu financial expertise (sesuai ketentuan Blue Ribbon Committee) dalam komposisi komite audit tidak memberikan hubungan signifikan terhadap kemungkinan terjadinya misstatement. Lisic et al. (2011) mengemukakan dalam penelitiannya bahwa dengan adanya financial expert di dalam komposisi komite audit tidak serta merta memberikan kepastian akan adanya efektivitas kegiatan pengawasan dari komite audit, efektivitas ini dipengaruhi oleh adanya kekuatan yang berasal dari top management. Yusof (2010) melakukan penelitian pada perusahaan di Malaysia tentang pengaruh komite audit dalam membatasi discretional accruals. Karakteristik yang diuji dalam penelitian ini adalah independensi komite audit, komposisi komite audit, dan aktivitas komite audit. Dalam penelitiannya didapat hasil bahwa komite audit yang beranggotakan senior auditor tidak menjamin membatasi discretional accruals, sebaliknya berasosiasi positif terhadap accrual yang lebih besar dalam laporan keuangan. Discretional accruals yang dimaksud disini adalah perkiraan beban dan pendapatan yang diestimasi yang sudah tercatat namun belum direalisasikan. Hal ini disebabkan karena senior auditor mungkin
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
24
beranggapan bahwa setiap perusahaan dengan karakteristik bisnis yang sama akan memberikan discretional accruals yang berbeda beda tanpa ditelaah lebih lanjut.
2.2
Laba Akuntansi dan Arus Kas Dalam prinsip akuntansi, terdapat dua jenis pelaporan bisnis yaitu cash
basis dan accrual basis. Konsep pelaporan dalam akuntansi pun didasarkan pada adanya periode dalam suatu sistem pelaporan yang biasanya dapat disebut sebagai accounting period. Dalam sebuah pelaporan pun akan muncul dua komponen dasar yaitu pendapatan dan beban (pengeluaran).
Warren et al. (2005) menjelaskan bahwa melalui pendekatan cash basis, suatu pendapatan atau beban baru akan diakui setelah kas diterima atau dikeluarkan. Maksudnya disini adalah bahwa suatu pendapatan baru akan diakui sebagai pendapatan ketika uang kas sudah diterima, begitu pula dengan beban yang baru akan diakui ketika uang kas sudah keluar. Melalui pendekatan accrual basis, suatu pendapatan atau beban diakui pada suatu periode tertentu terlepas apakah uang kas sudah diterima atau dikeluarkan atau tidak sama sekali. Contohnya adalah adanya revenue recognition concept sebagai bagian dari accrual basis dimana suatu pendapatan akan diakui sebagai pendapatan ketika barang atau jasa sudah diberikan kepada konsumen terlepas apakah uang kas sudah diterima atau belum di periode yang sama. Dengan demikian konsep accrual basis lebih dapat dipersepsikan sebagai matching concept.
Matching concept menurut Warren et al. (2005) berhubungan dengan konsep akuntansi yang mengakui adanya pendapatan dan beban pada suatu periode tertentu sehingga pada laporan laba rugi akan muncul laba bersih (rugi) pada suatu periode tertentu. Laporan laba rugi memberikan laporan tentang kegiatan perusahaan dalam hal pendapatan dan penerimaan dalam periode waktu tertentu berbasis matching concept. Maksud matching concept disini adalah mematching-kan antara beban yang muncul dengan pendapatan yang dihasilkan selama periode tertentu. Laporan laba rugi juga memberikan laporan apakah terdapat kelebihan pendapatan atau kelebihan pembiayaan beban yang
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
25
direalisasikan dalam bentuk laba bersih atau rugi bersih. Laba bersih terjadi ketika jumlah pendapatan lebih besar daripada jumlah beban yang dibiayakan. Rugi bersih muncul ketika jumlah pendapatan lebih kecil daripada jumlah beban yang dibiayakan
Laporan arus kas melaporkan arus penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan dalam satu periode tertentu. Menurut PSAK no. 2 (2009) informasi tentang arus kas berguna bagi pengguna laporan keuangan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Warren et al. (2005) mendefinisikan laporan arus kas sebagai laporan yang berisi penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan dalam satu periode tertentu dalam rangka menjalankan kegiatan bisnisnya yang berasal dari penerimaan kas dari kegiatan operasi, kemampuan perusahaan untuk mempertahankan dan mengembangkan kegiatan operasinya, dan kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban keuangan dan membayar dividen kepada pemegang saham. Warren et al. (2005) juga membagi kegiatan arus kas menjadi tiga yaitu arus kas dari kegiatan operasi, arus kas dari kegiatan investasi, dan arus kas dari kegiatan pendanaan.
Menurut PSAK no. 2 (2009) arus kas dari kegiatan operasi merupakan indikator utama atau bottom line karena menentukan apakah kegiatan operasi perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kegiatan operasi perusahaan sendiri, membayar dividen, dan melakukan kegiatan investasi tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar perusahaan. PSAK no. 2 (2009) juga menyatakan bahwa penerimaan kas dari kegiatan operasi berasal dari penjualan barang dan jasa serta pendapatan lain-lain secara tunai, sedangkan pengeluaran kas dari kegiatan operasi berasal dari pembayaran barang dan jasa secara tunai, asuransi sehubungan dengan premi, pembayaran gaji karyawan secara tunai, dan pembayaran pajak penghasilan perusahaan. Stice et al. (2004) juga mendefinisikan arus kas dari kegiatan operasi sebagai kegiatan keluar masuk arus kas yang berasal dari transaksi transaksi yang berasal dari perhitungan laba bersih. Arus kas masuk berasal dari penjualan
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
26
barang dan jasa secara tunai. Arus kas keluar berasal dari pembayaran beban gaji karyawan, pembayaran barang yang dibeli kepada supplier, pembayaran beban listrik, telepon, air, beban sewa, dan beban beban yang sejenis. Mereka juga mengatakan bahwa kas yang disediakan dari kegiatan operasi merupakan bottom line dari keseluruhan laporan arus kas. Arus kas dari kegiatan operasi menjadi indikator keuangan perusahaan sehingga ketika arus kas dari kegiatan operasi negatif menunjukkan terdapat ketidakberesan keuangan perusahaan.
Cheng et al. (1997) melakukan penelitian tentang penerapan prinsip SFAS no.95 Statement of Cash Flows pada pelaporan arus kas dari kegiatan operasi. Dalam penelitiannya memberikan bukti bahwa laba bersih dan arus kas dari kegiatan operasi masing masing mempengaruhi secara signifikan dengan hubungan positif terhadap return saham perusahaan. Karena arus kas dari kegiatan operasi bisa dihitung oleh investor, maka penelitian ini juga membuktikan bahwa estimasi arus kas dari kegiatan operasi yang dilakukan oleh investor akan semakin relevan untuk menjelaskan return saham ketika data yang digunakan adalah data keuangan yang sudah menerapkan SFAS no.95. Tambahan informasi ini memberikan porsi yang signifikan dalam menjelaskan return saham, yang tidak dapat dijelaskan oleh accrual earnings. Habib (2008) melakukan penelitian dengan sampel 705 perusahaan yang berasal dari New Zealand dengan rentang waktu dari tahun 1994 sampai 2004 tentang peran laba bersih dan arus kas dari kegiatan operasi dalam menjelaskan return saham dengan moderasi firm specific factors yaitu growth opportunities, financial leverage, firm size, dan transitory of earnings. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa informasi laba bersih lebih dapat menjelaskan return saham dari pada arus kas dari kegiatan operasi, walaupun arus kas dari kegiatan operasi juga ditemukan dapat menjelaskan return saham.
2.2.1
Pengaruh Laba Bersih terhadap Return Saham Peruntukan penggunaan laba bersih dan arus kas berbeda satu sama lain.
Chen (2009) memberikan pemahaman dalam penelitiannya bahwa relevansi komponen laba akuntansi dan arus kas dari kegiatan operasi tidak dapat
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
27
dipisahkan dalam memprediksi return dari saham. Untuk memprediksi return saham di jangka panjang ternyata lebih cocok menggunakan laba akuntansi, sedangkan untuk memprediksi return saham di jangka pendek ternyata lebih cocok menggunakan arus kas dari kegiatan operasi.
Penggunaan laba bersih sebagai indikator menentukan return dari suatu saham sudah lama dijadikan sebagai objek penelitian. Ball dan Brown (1968) melakukan penelitian pertama kali tentang pengaruh angka laba akuntansi terhadap perubahan harga saham di pasar. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa laba akuntansi mempengaruhi pergerakan harga saham di pasar. Penelitian dilakukan dalam kurun waktu 1946 sampai 1966. Nichols dan Wahlen (2004) melakukan penelitian tentang hubungan laba akuntansi dengan return saham dengan cakupan waktu data yang digunakan sangat luas yaitu dari tahun 1988 sampai tahun 2002. Menariknya, mereka menemukan bahwa return saham tahunan secara signifikan dipengaruhi oleh adanya perubahan laba tahunan. Menurut mereka terdapat elemen penting dalam hubungan antara laba bersih dan return saham yaitu adanya tambahan informasi yang didapat dari laba bersih. Tambahan informasi dari laba bersih ini dapatdilihat dengen melihat perubahan laba tahunan. Cheng et al. (1997) melakukan penelitian tentang penerapan prinsip SFAS no.95 Statement of Cash Flows pada pelaporan arus kas dari kegiatan operasi. Dalam penelitiannya juga memberikan bukti bahwa laba bersih dan perubahan laba bersih berpengaruh positif terhadap return saham perusahaan.
Dastgir et al. (2009) melakukan penelitian tentang hubungan komponen dalam laporan laba rugi dan komponen dalam arus kas terhadap return saham. Komponen dalam laporan laba rugi yang diuji pengaruhnya terhadap return saham perusahaan antara lain laba kotor, laba operasional, laba sebelum pajak, dan laba bersih. Sedangkan komponen dalam arus kas yang diuji hubungannya dengan return saham adalah arus kas dari kegiatan operasi, arus kas dari kegiatan investasi, dan arus kas dari kegiatan pendanaan. Hasil penelitian mereka mengungkapkan bahwa laba bersih sebagai komponen dari laporan laba rugi mempunyai hubungan positif yang sangat kuat dengan return saham. Namun
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
28
komponen dalam arus kas yang mempunyai hubungan kuat dengan return saham adalah arus kas dari kegiatan investasi. Mereka melakukan penelitian pada Tehran Stock Exchange dengan periode penelitian dari tahun 2003 sampai 2005.
Habib (2008) melakukan penelitian dengan sampel 705 perusahaan yang berasal dari New Zealand dengan rentang waktu dari tahun 1994 sampai 2004 tentang peran laba bersih dan arus kas dari kegiatan operasi dalam menjelaskan return saham dengan moderasi firm specific factors yaitu growth opportunities, financial leverage, firm size, dan transitory of earnings. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa informasi laba bersih lebih dapat menjelaskan return saham dari pada arus kas dari kegiatan operasi, walaupun komponen arus kas juga ditemukan juga dapat menjelaskan return saham. Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa perubahan laba bersih berpengaruh positif terhadap return saham. Mostafa (2011) dalam penelitiannya tentang explanatory power dari earnings terhadap return saham menjelaskan bahwa perubahan laba bersih yang kecil adalah bersifat permanen atau bukan sementara, sedangkan perubahan laba bersih yang besar bersifat transitory atau hanya sementara. Hasil penelitiannya juga memberikan hasil bahwa ketika level of earnings dan change of earnings dimasukkan dalam satu model regresi untuk diuji pengaruhnya terhadap return saham ternyata memberikan hasil terdapat explanatory power dari earnings terhadap return saham.
Namun tidak selamanya laba bersih dapat mempengaruhi return saham. Panahian dan Zolfaghari (2010) melakukan penelitian pada perusahaan di Iran tentang hubungan arus kas dari kegiatan operasi serta laba operasional dengan return saham. Dengan sampel penelitian dari tahun 2004 sampai 2007, mereka mendapatkan hasil bahwa tidak terdapat hubungan antara laba bersih dengan return saham. Gee-jung (2009) dalam penelitiannya pada perusahaan di Korea ingin menguji pengaruh dari book value equity, earnings, dan arus kas perusahaan terhadap return saham memberikan hasil bahwa ketika earnings digabungkan dengan book value equity ternyata tidak relevan lagi digunakan untuk memprediksi return perusahaan. Begitu pula penelitian yang dilakukan Saeedi dan
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
29
Ebrahimi (2010) tentang peran earnings dan arus kas dari kegiatan operasi dalam menjelaskan return saham perusahaan dengan variabel moderasi firm specific factors yang terdiri dari growth opportunities, financial leverage, firm size, dan transitory of earnings. Mereka mendapatkan hasil bahwa nilai earnings dan perubahan laba bersih tidak relevan digunakan untuk menjelaskan return saham perusahaan di Iran. Hal ini bisa disebabkan oleh faktor-faktor lain yang mempengaruhi keputusan investor Iran.
2.2.2
Pengaruh Arus Kas dari Kegiatan Operasi terhadap Return Saham Walaupun demikian, informasi arus kas dari kegiatan operasi juga dapat
dijadikan indikator bagi investor dalam menjelaskan return saham. Cheng et al. (1997) melakukan penelitian tentang penerapan prinsip SFAS no.95 Statement of Cash Flows pada pelaporan arus kas dari kegiatan operasi. Hasil penelitiannya memberikan bukti bahwa dengan adanya penerapan SFAS no.95 pada pelaporan arus kas dari kegiatan operasi ternyata memberikan tambahan informasi yang berguna untuk menjelaskan return saham perusahaan baik secara level maupun secara perubahan dari arus kas dari kegiatan operasi. Karena arus kas dari kegiatan operasi bisa dihitung oleh investor, maka penelitian ini juga membuktikan bahwa estimasi arus kas dari kegiatan operasi yang dilakukan oleh investor akan semakin relevan untuk menjelaskan return saham ketika data yang digunakan adalah data keuangan yang sudah menerapkan SFAS no.95. Tambahan informasi ini memberikan porsi yang signifikan dalam menjelaskan return saham, yang tidak dapat dijelaskan oleh accrual earnings.
Nichols dan Wahlen (2004) melakukan penelitian tentang hubungan laba akuntansi dengan return saham dengan cakupan waktu data yang digunakan sangat luas yaitu dari tahun 1988 sampai tahun 2002. Menariknya, mereka juga menemukan bahwa return saham tahunan secara signifikan dipengaruhi positif oleh adanya perubahan arus kas dari kegiatan operasi tahunan walaupun tidak sebesar pengaruh perubahan laba bersih terhadap return saham. Menurut mereka informasi arus kas dari kegiatan operasi mempunyai informasi tambahan yang dapat dilihat melalui perubahan arus kas dari kegiatan operasi tahunan.
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
30
Habib (2008) melakukan penelitian dengan sampel 705 perusahaan yang berasal dari New Zealand dengan rentang waktu dari tahun 1994 sampai 2004 tentang peran laba bersih dan arus kas dari kegiatan operasi dalam menjelaskan return saham dengan moderasi firm specific factors yaitu growth opportunities, financial leverage, firm size, dan transitory of earnings. Menariknya, mereka menemukan bahwa return saham tahunan dipengaruhi oleh arus kas dari kegiatan operasi tahunan, namun tidak sebesar pengaruh laba tahunan terhadap return saham. Namun ternyata perubahan arus kas dari kegiatan operasi ditemukan tidak berpengaruh terhadap return saham dengan alasan adanya komponen transitory atau komponen yang bersifat sementara di dalam arus kas dari kegiatan operasi. Gee-jung (2009) dalam penelitiannya pada perusahaan di Korea ingin menguji pengaruh dari book value equity, earnings, dan arus kas perusahaan terhadap return saham memberikan hasil bahwa ketika earnings digabungkan dengan book value equity ternyata tidak relevan lagi digunakan untuk memprediksi return perusahaan. Namun ketika arus kas dari kegiatan operasi digabungkan dengan book value equity memberikan relevansi yang besar untuk memprediksi return saham di pasar.
Namun arus kas dari kegiatan operasi tidak selamanya mempengaruhi return saham. Panahian dan Zolfaghari (2010) melakukan penelitian pada perusahaan di Iran tentang hubungan arus kas dari kegiatan operasi serta laba operasional dengan return saham. Dengan sampel penelitian dari tahun 2004 sampai 2007, mereka mendapatkan hasil bahwa tidak terdapat hubungan antara arus kas dari kegiatan operasi dengan return saham. Daraghma (2010) juga dalam penelitiannya di Palestina untuk mengetahui apakah informasi laba operasional dan arus kas dari kegiatan operasi mempengaruhi return saham. Ternyata informasi laba operasional lebih memberikan dampak terhadap return saham daripada arus kas dari kegiatan operasi. Begitu pula penelitian yang dilakukan Saeedi dan Ebrahimi (2010) tentang peran earnings dan arus kas dari kegiatan operasi dalam menjelaskan return saham perusahaan dengan variabel moderasi firm specific factors yang terdiri dari growth opportunities, financial leverage, firm size, dan transitory of earnings. Mereka mendapatkan hasil bahwa nilai arus
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
31
kas dari kegiatan operasi dan perubahan arus kas dari kegiatan operasi tidak relevan digunakan untuk menjelaskan return saham perusahaan di Iran. Hal ini bisa disebabkan oleh faktor-faktor lain yang mempengaruhi keputusan investor Iran.
2.3
Faktor yang Mempengaruhi Return Saham Habib (2008) melakukan penelitian dengan sampel 705 perusahaan yang
berasal dari New Zealand dengan rentang waktu dari tahun 1994 sampai 2004 tentang peran laba bersih dan arus kas dari kegiatan operasi dalam menjelaskan return saham menggunakan firm specific factors yaitu growth opportunities, financial leverage, firm size, dan transitory of earnings. Firm specific factors ini dalam penelitian mereka dikatakan memberikan pengaruh terhadap return saham perusahaan. Mohanty (2007) melakukan penelitiannya di India tentang adanya size effect terhadap return saham menemukan bahwa firm size dan price to book value berkorelasi negatif terhadap return saham. Fama dan French (1992) melakukan penelitian tentang pengaruh ukuran perusahaan dan book to market equity terhadap rata rata return saham. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua faktor ini mempengaruhi rata rata return saham.
2.3.1
Ukuran Perusahaan Quiroz dan Timmermann (1999) melakukan penelitian tentang hubungan
ukuran perusahaan (size) terhadap return saham. Dalam penelitiannya ternyata ditemukan bahwa ukuran perusahaan mempengaruhi return saham perusahaan. Semakin kecil ukuran perusahaan maka asymmetric information menjadi semakin besar sehingga mempengaruhi return saham. Senthilkumar (2009) juga mengatakan dalam penelitiannya tentang kaitan return saham dengan size dan market to book ratio bahwa return saham ditentukan dari ukuran perusahaan dengan hubungan negatif. Mereka juga mendapatkan bahwa ukuran perusahaan yang kecil memberikan return saham yang lebih besar daripada perusahaan besar. Fah et al. (2008) juga menemukan dalam penelitiannya tentang pengaruh ukuran perusahaan terhadap harga saham. hasil penelitiannya menjelaskan bahwa
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
32
memang ada hubungan yang signifikan antara ukuran perusahaan dengan perubahan harga saham yang mewakili return saham.
Namun Gomez et al. (1998) dalam penelitiannya tentang pengaruh ukuran perusahaan terhadap return saham memberikan bukti bahwa ukuran perusahaan yang diproksikan melalui total aset berpengaruh positif terhadap return saham dengan catatan market value of equity sudah dikontrol. Ketika market value of equity tidak dikontrol maka hubungannya berubah menjadi negatif. Namun Martani et al. (2009) dalam penelitiannya tentang efek rasio keuangan, ukuran perusahaan, dan arus kas dari kegiatan operasi berpengaruh terhadap return saham perusahaan juga menggunakan total aset sebagai proksi ukuran perusahaan dan memberikan hasil bahwa total aset tidak berpengaruh terhadap return saham perusahaan dengan hubungan negatif.
2.3.2
Leverage Penelitian tentang pengaruh financial leverage terhadap return saham
sudah banyak sekali dilakukan. Panahian dan Aminossadati (2011) menganggap bahwa financial leverage merupakan indikator yang pas untuk digunakan sebagai index dari capital structure perusahaan. Penelitiannya memberikan hasil bahwa terdapat hubungan positif antara financial leverage dengan return saham perusahaan. Moradi et al. (2010) dalam penelitiannya memberikan hasil bahwa financial leverage suatu perusahaan berpengaruh positif terhadap return saham perusahaannya. Murwaningsari dan Rachmanto (2011) dengan penelitiannya tentang faktor-faktor yang mempengaruhi economic value added dan return saham menggunakan capital structure sebagai variable control dan memberikan hasil bahwa capital structure memberikan pengaruh signifikan positif terhadap return saham. Stice et al. (2004) juga memberikan pemahaman bahwa capital structure diwakili leverage dengan melihat rasio debt to total asset. Ketika perusahaan menambah utangnya diharapkan bisa melakukan pembelian aset baru untuk menunjang kegiatan operasionalnya sehingga pada akhirnya laba bersih akan meningkat.
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
33
Namun penelitian yang dilakukan Adami et al. (2010) justru memberikan hasil berbeda dimana ternyata leverage perusahaan yang merupakan capital structure perusahaan memberikan pengaruh negatif terhadap return saham perusahaan. Hubungan negatif ini bisa dikarenakan perusahaan mendapatkan utang dalam jumlah yang tidak terlalu besar namun perusahaan dapat memaksimalkan kesempatan yang ada untuk melakukan ekspansi serta meningkatkan kinerja keuangannya. Alasan lain bisa lebih dikarenakan dengan semakin tinggi porsi utang dalam neraca maka perusahaan akan terpapar risiko gagal bayar dan beban bunga yang semakin tinggi yang mengikis laba bersih sehingga mengurangi return saham perusahaan di pasar. Martani et al. (2009) dalam penelitiannya tentang efek dari rasio finansial, ukuran perusahaan, arus kas dari kegiatan operasi dalam interim report terhadap return saham perusahaan di Indonesia memberikan hasil yang sungguh berbeda bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap return saham perusahaan.
2.3.3
Growth Opportunities Kesempatan perusahaan untuk tumbuh digunakan sebagai indikator akan
return saham dari perusahaan itu. Hal ini sudah banyak digunakan oleh beberapa penelitian untuk dihubungkan dengan return saham perusahaan. Fama dan French (1992) melakukan penelitian cross section dari ekspektasi return saham. Dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa nilai PBV mempunyai pengaruh negatif terhadap return saham. Leledakis et al. (2004) dalam penelitiannya tentang hubungan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap return saham memberikan menemukan bahwa terhadap hubungan signifikan antara rata rata return dengan market value of equity dengan catatan market of equity dimasukkan sebagai variabel tambahan dalam pengujian beta saham berpengaruh terhadap rata-rata return saham. Senthilkumar (2009) dalam penelitiannya di India tentang kaitan return saham dengan size dan market to book ratio memberikan bukti bahwa market to book equity ratio mempengaruhi return saham.
Martani et al. (2009) juga menggunakan PBV sebagai proksi growth opportunities karena PBV bisa dijadikan sebagai strategi investasi untuk masa
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
34
depan. Dengan menggunakan rasio PBV, investor dapat melihat saham perusahaan mana yang masih undervalued atau sudah overvalued. Namun hasil penelitian Martani et al. (2009) membuktikan bahwa PBV justru berpengaruh positif terhadap return perusahaan dengan alasan semakin kecil PBV maka dianggap terdapat problem fundamental yang membelit perusahaan sehingga harga sahamnya jatuh hingga hampir mendekati nilai buku ekuitas perusahaan sehingga return yang dihasilkan dari saham perusahaan kecil. Semakin besar PBV maka dianggap perusahaan sedang dalam kondisi keuangan yang sangat bagus tanpa ada masalah fundamental di perusahaan, sehingga return saham perusahaan juga akan semakin besar.
Namun menurut Rachmatika (2006) yang menguji pengaruh beta saham, growth opportunities, return on asset, dan debt to equity ratio terhadap return saham memberikan hasil bahwa secara partial growth opportunities yang diwakili PBV tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hal ini terjadi karena kondisi
perekonomian
Indonesia
yang
tidak
menentu
selama
periode
penelitiannya yaitu dari tahun 2001 sampai 2004.
2.3.4
Risiko Perusahaan Beta atau yang biasa disebut sebagai indikator risiko pasar atau sistematic
risk merupakan indikator bagi investor untuk melihat hubungan antara return saham perusahaan dengan return rata-rata di pasar. Risiko pasar ini dapat dikatakan sudah melekat dan tidak dapat dihilangkan. Penelitian yang menghubungkan akan hal ini, salah satunya yang dilakukan di Indonesia oleh Murwaningsari dan Rachmanto (2011) yang melakukan penelitian tentang faktorfaktor yang mempengaruhi economic value added dan return saham. Dari hasil penelitian mereka ditemukan bahwa beta saham berpengaruh positif terhadap return saham. Penelitian yang dilakukan Leledakis et al. (2004) tentang apakah ukuran perusahaan (size) berpengaruh terhadap return saham dengan ruang lingkup penelitian adalah perusahaan yang terdaftar di London Stock Exchange memberikan hasil bahwa terdapat hubungan positif antara market beta dengan return saham.
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
35
Penelitian dengan hasil yang berbeda tentang pengaruh beta saham terhadap return saham perusahaan dikemukakan oleh Rachmatika (2006) yang menguji pengaruh beta saham, growth opportunities, return on asset, dan debt to equity ratio terhadap return saham. Penelitiannya memberikan hasil bahwa secara partial beta saham berpengaruh signifikan negatif terhadap return saham dengan alasan kebijakan manajemen perusahaan yang cenderung hati-hati dalam menanamkan investasinya ke dalam proyek investasi untuk meminimalkan risiko.
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1
Kerangka Konseptual Kualitas laporan keuangan yang baik tentu akan berpengaruh terhadap
informasi yang diberikan dalam laporan keuangan yang digunakan oleh investor dalam berinvestasi di pasar modal. Komponen laporan keuangan yang biasa dipakai investor dalam memprediksi return suatu saham di pasar modal adalah laba bersih dan arus kas dari kegiatan operasi. Laba bersih merupakan komponen penting dalam laporan laba rugi perusahaan karena menggambarkan kegiatan operasional perusahaan dalam satu periode tertentu. Warren et al. (2005) mengutarakan bahwa laba bersih merupakan produk akhir dari laporan laba rugi dalam laporan keuangan yang memberikan laporan apakah terdapat kelebihan pendapatan atau kelebihan pembiayaan beban yang direalisasikan dalam bentuk laba bersih atau net loss. Arus kas dari kegiatan operasi yang merupakan komponen dari laporan arus kas juga menjadi penting karena kaitannya dengan kinerja perusahaan. Stice et al. (2004) mengemukakan bahwa arus kas dari kegiatan operasi menggambarkan kegiatan operasional perusahaan dari sisi kas yang menunjukkan apakah terdapat keseimbangan antara penerimaan dan pengeluaran yang sudah terealisasi dalam bentuk kas. Arus kas dari kegiatan operasi yang negatif menunjukkan performa keuangan perusahaan yang buruk dalam menangani kegiatan operasinya.
Keduanya merupakan indikator yang sudah banyak digunakan dalam berbagai penelitian yang ingin mengungkapkan pengaruh kedua komponen ini terhadap return saham. Penelitian paling awal yang dilakukan Ball dan Brown (1968) tentang pengaruh angka laba akuntansi terhadap perubahan harga saham di pasar menunjukkan bahwa laba akuntansi mempengaruhi pergerakan harga saham di pasar. Chen (2009) dalam penelitiannya mengungkapkan dalam penelitiannya bahwa relevansi komponen laba akuntansi dan arus kas dari kegiatan operasi tidak dapat dipisahkan dalam memprediksi return dari saham. Selain itu Cheng et al.
36 Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
37
(1997) yang melakukan penelitian tentang penerapan prinsip SFAS no.95 Statement of Cash Flows pada pelaporan arus kas dari kegiatan operasi memberikan bukti bahwa arus kas dari kegiatan operasi ternyata memberikan tambahan informasi yang berguna untuk menjelaskan return saham perusahaan. Dari penelitian ini juga didapat bahwa laba bersih mempengaruhi secara signifikan dengan hubungan positif terhadap return saham perusahaan.
Komite audit sebagai salah satu perangkat yang dibentuk oleh dewan komisaris dalam rangka membantu dewan komisaris menjalankan fungsi pengawasan atas kegiatan operasional perusahaan yang dijalankan oleh dewan direksi, berfungsi sangat vital bagi perusahaan untuk menjaga kualitas laporan keuangan perusahaan. Kualitas laporan keuangan yang baik tentu menjadi salah satu faktor yang berkaitan dengan relevansi laporan keuangan perusahaan yang digunakan oleh investor dalam berinvestasi di pasar modal. Dengan berjalannya fungsi komite audit tentu akan berperan dalam menjaga kualitas laporan keuangan yang baik agar relevan digunakan oleh user dari laporan keuangan itu yang nantinya akan berhubungan dengan harga saham perusahaan di pasar. Peran komite audit dalam perusahaan diperjelas melalui empat karakteristik komite audit yang dipakai dalam penelitian Hermawan (2009) yaitu independensi komite audit, aktivitas komite audit (rapat), ukuran (size) dari komite audit, dan komposisi dari komite audit.
Penelitian sebelumnya telah banyak membuktikan bahwa keberadaan komite audit mempengaruhi kualitas laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Hermawan (2009) tentang efektivitas dewan komisaris dan komite audit dihubungkan dengan earnings response coefficient yang mencerminkan persepsi investor atas kualitas laba dalam laporan keuangan. Penelitian ini melihat efektivitas dewan komisaris dan komite audit melalui karakteristiknya yang terdiri dari independensi, aktivitas, jumlah anggota, dan kompetensi komite audit untuk kemudian diteliti pengaruhnya terhadap kualitas informasi laba perusahaan. Penelitiannya membuktikan bahwa efektivitas komite audit melalui karakteristik komite audit berpengaruh secara signifikan
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
38
terhadap kualitas informasi laba, dan aktivitas komite audit sendiri memberikan pengaruh positif terhadap kualitas informasi laba. Dhaliwal et al. (2007) dalam penelitiannya tentang pengaruh expertise keuangan dalam komite audit (accounting, finance, dan supervisory expertise) terhadap kualitas laba perusahaan dengan adanya governance komite audit yang kuat juga memberikan hasil dalam penelitiannya bahwa adanya financial expertise memberikan pengaruh terhadap accruals quality secara positif, yang kemudian hubungannya akan menjadi lebih kuat dengan keberadaan strong governance dari komite audit yang diukur dari independensi komite audit, size komite audit, dan jumlah frekuensi rapat dari komite audit. Hasil penelitian Klein (2000) tentang komite audit dan karakteristik dari Board memberikan pengaruh terhadap ada tidaknya manajemen laba yang dilakukan
oleh
perusahaan
menunjukkan
bahwa
semakin
tinggi
level
independensi dari sebuah komite audit, maka semakin kecil kemungkinan perusahaan akan melakukan manajemen laba. Zhou dan Chen (2004) mengemukakan dalam penelitiannya pada bank bank tentang pengaruh komite audit, board characteristics terhadap adanya manajemen laba bahwa ukuran komite audit, independensi komite audit, jumlah meeting, dan ukuran Board membatasi perusahaan melakukan manajemen laba pada bank-bank yang termasuk dalam manajemen laba tinggi.
Dengan demikian dapat disusun kerangka konseptual penelitian sebagai berikut :
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
39
Efektivitas Komite Audit : aktivitas komite audit ukuran komite audit kompetensi komite audit Skor Komite Audit Laba bersih perusahaan Arus kas dari kegiatan operasi perusahaan
Return saham perusahaan
Variabel kontrol : Ukuran perusahaan Leverage Growth opportunities Risiko perusahaan
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual
3.2
Pengembangan Hipotesis Sudah banyak penelitian yang dilakukan untuk mempelajari pengaruh laba
bersih terhadap return dari saham perusahaan itu. Penelitian tentang hal ini dilakukan pertama kali oleh Ball dan Brown (1968) yang meneliti tentang pengaruh angka laba akuntansi terhadap perubahan harga saham di pasar dengan hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa laba akuntansi mempengaruhi pergerakan harga saham di pasar. Penelitian yang dilakukan oleh Dastgir et al. (2009) juga mengikuti penelitian Ball dan Brown (1968) yang melakukan penelitian tentang hubungan laba bersih terhadap return saham dimana mereka membuktikan bahwa laba bersih berpengaruh terhadap return saham perusahaan. Dastgir et al. (2009) melakukan penelitian di Tehran Stock Exchange dengan periode waktu dari tahun 2003 sampai 2005 menguji beberapa variabel independen yaitu komponen dalam laporan laba rugi yang diuji pengaruhnya terhadap return saham perusahaan antara lain laba kotor, laba operasional, laba sebelum pajak, dan laba bersih. Dari hasil penelitiannya ditemukan bahwa laba bersih mempengaruhi return saham perusahaan. Berangkat dari hasil temuan empiris maka hipotesis pertama dari penelitian ini adalah
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
40
H1a : Laba bersih perusahaan berpengaruh positif terhadap return saham perusahaan.
Relevansi penggunaan arus kas dari kegiatan operasi sudah banyak digunakan sebagai objek penelitian yang dihubungkan dengan return saham perusahaan di pasar. Cheng et al. (1997) melakukan penelitian tentang penerapan prinsip SFAS no.95 Statement of Cash Flows pada pelaporan arus kas dari kegiatan operasi. Hasil penelitiannya memberikan bukti bahwa dengan adanya penerapan SFAS no.95 pada pelaporan arus kas dari kegiatan operasi ternyata memberikan tambahan informasi yang berguna untuk menjelaskan return saham perusahaan. Selain itu arus kas dari kegiatan operasi mempengaruhi secara signifikan dengan hubungan positif terhadap return saham perusahaan. Karena arus kas dari kegiatan operasi bisa dihitung oleh investor, maka penelitian ini juga membuktikan bahwa estimasi arus kas dari kegiatan operasi yang dilakukan oleh investor akan semakin relevan untuk menjelaskan return saham ketika data yang digunakan adalah data keuangan yang sudah menerapkan SFAS no.95. Tambahan informasi ini memberikan porsi yang signifikan dalam menjelaskan return saham, yang tidak dapat dijelaskan oleh accrual earnings.
Gee-jung (2009) dalam penelitiannya pada perusahaan di Korea ingin menguji pengaruh dari book value equity, earnings, dan arus kas perusahaan terhadap return saham memberikan hasil bahwa ketika arus kas dari kegiatan operasi digabungkan dengan book value equity memberikan relevansi yang besar untuk memprediksi return saham di pasar. Nichols dan Wahlen (2004) melakukan penelitian tentang hubungan laba akuntansi dengan return saham. Cakupan waktu data yang digunakan sangat luas yaitu dari tahun 1988 sampai tahun 2002. Menariknya, mereka menemukan bahwa return saham tahunan secara signifikan dipengaruhi oleh adanya perubahan laba tahunan. Lebih lanjut lagi ternyata perubahan arus kas dari kegiatan operasi tahunan juga mempengaruhi return saham, namun tidak sebesar pengaruh perubahan laba tahunan terhadap return saham. Berdasarkan temuan empiris ini maka hipotesa kedua adalah
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
41
H2a : Arus kas dari kegiatan operasi berpengaruh positif terhadap return saham perusahaan.
Karena penelitian tentang adanya pengaruh laba bersih perusahaan terhadap return perusahaan dengan variabel moderasi peran komite audit belum pernah dilakukan, maka penelitian ini mengambil beberapa penelitian terdahulu yang meneliti tentang peran komite audit dalam mencegah terjadinya manajemen laba yang berkaitan dengan kualitas laporan keuangan perusahaan. Kualitas laporan keuangan perusahaan akan erat berkaitan dengan kualitas informasi laba bersih serta arus kas dari kegiatan operasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Peran komite audit di sini menurut penelitian yang dilakukan Hermawan (2009) terdiri dari independensi komite audit, aktivitas komite audit, ukuran komite audit, dan kompetensi komite audit.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Lary dan Taylor (2011) tentang peran independensi, kompetensi, dan aktivitas komite audit (diligence) berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya restatement memberikan hasil bahwa tingkat independensi serta kompentensi dari komite audit masing masing memberikan pengaruh negatif yang signifikan terhadap kemungkinan terjadinya restatement. Abbot et al. (2000) yang meneliti tentang karakteristik komite audit dihubungkan dengan adanya kemungkinan misstatement dan Abbot et al. (2004) yang
meneliti
tentang karakteristik
komite audit dihubungkan dengan
kemungkinan terjadinya restatement memberikan hasil dalam penelitiannya bahwa aktivitas komite audit yang diproksikan melalui jumlah meeting ternyata memberikan hubungan negatif terhadap kemungkinan terjadinya misstatement. Zhou dan Chen (2004) dalam penelitiannya tentang pengaruh komite audit dan board characteristics dihubungkan dengan manajemen laba mengemukakan bahwa ukuran komite audit bersama sama dengan independensi komite audit, jumlah meeting komite audit, serta ukuran board membatasi perusahaan bank melakukan manajemen laba.
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
42
Manajemen laba sendiri terdiri dari dua jenis yaitu manajemen laba akuntansi dan manajemen laba real. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Roychowdhury (2006) tentang manajemen laba yang dilakukan dengan manipulasi aktivitas real memberikan hasil bahwa manajemen laba dapat dilakukan dengan melakukan manipulasi kegiatan operasi yang berhubungan dengan arus kas dari kegiatan operasi. Berdasarkan penelitian Roychowdhury (2003) menemukan bahwa perusahaan yang mempunyai abnormal arus kas dari kegiatan operasi yang rendah disebabkan karena adanya overproduction yang didorong oleh adanya kegiatan price discount untuk mendorong jumlah penjualan perusahaan.
Dari penelitian penelitian inilah ternyata peran komite audit sangat besar dalam menjaga kualitas laporan keuangan. Dengan demikian dapat dikatakan penggunaan laba bersih serta arus kas dari kegiatan operasi dalam hubungannya dengan return saham perusahaan diharapkan akan berpengaruh lebih kuat dengan adanya peran komite audit. Oleh karena itu disusun hipotesis selanjutnya H3a : Skor komite audit akan memperkuat pengaruh laba bersih terhadap return saham perusahaan. H4a : Skor komite audit akan memperkuat pengaruh arus kas dari kegiatan operasi terhadap return saham perusahaan.
3.3
Model Penelitian Model penelitian ini menguji hipotesis yang sudah dikembangkan
menggunakan regresi berganda yaitu pengaruh laba bersih dan arus kas dari kegiatan operasi terhadap return saham perusahaan, dan pengaruh laba bersih dan arus kas dari kegiatan operasi terhadap return saham dengan adanya peran efektif dari komite audit. Model ini juga menggunakan variabel lain yaitu ukuran perusahaan, growth opportunities, risiko perusahaan, dan leverage perusahaan sebagai variabel control yang sudah terbukti mempengaruhi return saham perusahaan.
Untuk hipotesis 1 dan 2 menggunakan model penelitian di bawah ini :
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
43
Rit = β0 + β1.NIit + β2.DNIit + β3.SIZEit + β4.LEVit + β5.GROWTHit + β6.RISKit + εi Rit = β0 + β1.CFOit + β2.DCFOit + β3.SIZEit + β4.LEVit + β5.GROWTHit + β6.RISKit + εi Rit = β0 + β1.NIit + β2.DNIit + β3.CFOit + β4.DCFOit + β5.SIZEit + β6.LEVit + β7.GROWTHit + β8.RISKit + εi Sedangkan untuk hipotesis 3 dan 4 menggunakan model penelitian di bawah ini : Rit = β0 + β1.NIit + β2.DNIit + β3.ACSCOREit + β4.NIit * ACSCOREit + β5.DNIit * ACSCOREit + β6.SIZEit + β7.LEVit + β8.GROWTHit + β9.RISKit + εi Rit = β0 + β1.CFOit + β2.DCFOit + β3.ACSCOREit + β4.CFOit * ACSCOREit + β5.DCFOit * ACSCOREit + β6.SIZEit + β7.LEVit + β8.GROWTHit + β9.RISKit + εi Rit = β0 + β1.NIit + β2.DNIit + β3.CFOit + β4.DCFOit + β5.ACSCOREit + β6.NIit * ACSCOREit + β7.CFOit * ACSCOREit + β8.DNIit * ACSCOREit + β9.DCFOit * ACSCOREit + β10.SIZEit + β11.LEVit + β12.GROWTHit + β13.RISKit + εi Dimana, Rit
= return saham perusahaan i pada tahun t
NIit
= laba bersih perusahaan i pada tahun t
DNIit
= perubahan laba bersih perusahaan i pada tahun t
CFOit
= arus kas dari kegiatan operasi perusahaan i pada tahun t
DCFOit
= perubahan arus kasi dari kegiatan operasi perusahaan i pada tahun t
SIZEit
= ukuran perusahaan i yang diukur dari total aset pada tahun t
LEVit
= rasio debt to equity perusahaan i pada tahun t
GROWTHit
= rasio Price to Book Value (PBV) perusahaan i pada tahun t
RISKit
= risiko perusahaan i yang diukur dengan beta pada tahun t
ACSCOREit
= skor efektivitas komite audit perusahaan i pada tahun t
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
44
3.4
Definisi dan Pengukuran Variabel Penelitian Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai definisi dari setiap variabel yang
digunakan dalam penelitian, yaitu variabel dependen, variabel independen, dan variabel kontrol. Variabel ini ditentukan berdasarkan kerangka konseptual, tujuan, dan hipotesis penelitian.
3.4.1
Variabel Dependen Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel
lain. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah return saham perusahaan. Beberapa penelitian terdahulu telah banyak memakai return saham perusahaan sebagai variabel dependen dalam penelitiannya, salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Dastgir et al. (2009). Data harga saham berasal dari harga penutupan (adjusted closing price) mingguan pada awal periode dan akhir periode yaitu dari awal bulan April 2010 sampai akhir bulan Maret 2011 karena laporan keuangan tahunan perusahaan tiap tahun dipublikasikan setiap awal bulan April. Return saham dihitung dengan menggunakan closing adjusted price mingguan yang kemudian dirata-ratakan dengan perhitungan sebagai berikut (Martani et al., 2009:47) :
Rit =
𝐶𝑃𝑖𝑡 −𝐶𝑃𝑖𝑡 −1
Rmt =
(3.1)
𝐶𝑃𝑖𝑡 −1 𝐼𝐻𝑆𝐺𝑡 −𝐼𝐻𝑆𝐺𝑡 −1
(3.2)
𝐼𝐻𝑆𝐺𝑡 −1
Market adjusted return = Rit – Rmt
(3.3)
Dimana, Rit
= return saham perusahaan i pada periode t
Rmt
= return market pada periode t
CPit
= closing price saham perusahaan i akhir periode (Maret 2011)
CPit-1
= closing price saham perusahaan i awal periode (April 2010)
IHSGt
= indeks BEI akhir periode (Maret 2011)
IHSGt-1
= indeks BEI awal periode (April 2010)
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
45
3.4.2
Variabel Independen Variabel independen merupakan variabel bebas yang tidak terkait dengan
variabel lain, tapi mampu mempengaruhi variabel lain. Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari dua komponen yaitu laba bersih perusahaan dan arus kas dari kegiatan operasi.
Beberapa penelitian empiris sebelumnya telah membuktikan bahwa laba bersih digunakan untuk memprediksi return saham perusahaan. Dastgir et al. (2009) menggunakan laba bersih sebagai variabel untuk memprediksi return saham perusahaan. Laba bersih ini didapat dari laporan keuangan tahunan perusahaan, yang diambil adalah laba bersih setelah pajak (Dastgir et al,. 2009). Oleh karena itu variabel independen pertama adalah laba bersih perusahaan sebelum kejadian luar biasa (extraordinary items), dihitung proksinya dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Cheng et al., 1997:7) :
NIi =
𝐸𝑃𝑆𝑖
(3.4)
𝐶𝑃𝑖𝑡 −1
EPSi =
𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖 ℎ 𝑖
(3.5)
𝑜𝑢𝑡𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒 𝑖
Dimana, NIi
= proksi laba bersih perusahaan i
EPSi
= earnins per share before extraordinary item perusahaan i
CPit-1
= closing price saham perusahaan i awal periode laporan keuangan
Outstanding share
= jumlah saham beredar perusahaan i pada akhir periode laporan keuangan
Penggunaan perubahan laba bersih terbukti memang berpengaruh terhadap return saham, salah satunya dalam penelitian Habib (2008) bahwa perubahan laba bersih berpengaruh terhadap return saham. Oleh karena itu variabel independen kedua adalah perubahan laba bersih yang dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Cheng et al., 1997:7) : Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
46
∆ NIi =
∆EPS 𝑖
(3.6)
CPt −1
∆ EPSi =
NIt −𝑁𝐼𝑡−1
(3.7)
𝑜𝑢𝑡𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒
Dimana, ∆ NIi
= perubahan laba bersih perusahaan i
∆ EPS
= perubahan laba bersih per share
CPt-1
= closing price saham perusahaan i awal periode laporan keuangan
NIt
= laba bersih perusahaan periode sekarang
NIt-1
= laba bersih perusahaan periode sebelumnya
Outstanding share
= jumlah saham beredar perusahaan i pada akhir periode laporan keuangan
Penggunaan arus kas dari kegiatan operasi telah banyak dibuktikan melalui penelitian empiris terdahulu untuk menjelaskan return saham perusahaan, salah satunya penelitian Cheng et al. (1997) yang membuktikan bahwa arus kas dari kegiatan operasi memberikan tambahan informasi yang berguna untuk menjelaskan return saham perusahaan. Oleh karena itu variabel independen ketiga adalah arus kas dari kegiatan operasi yang dihitung proksinya dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Cheng et al., 1997:7): CFOi =
𝐶𝐹𝑂𝑃𝑆𝑖
(3.8)
𝐶𝑃𝑖𝑡 −1
CFOPSi =
𝐶𝐹𝐹𝑂𝑖
(3.9)
𝑜𝑢𝑡𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒
Dimana, CFOi
= proksi arus kas dari kegiatan operasi perusahaan i
CPit-1
= closing price saham perusahaan i awal periode laporan keuangan
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
47
CFOPSi
= arus kas dari kegiatan operasi per share perusahaan i
CFFOi
= arus kas dari kegiatan operasi perusahaan i
Outstanding share
= jumlah saham beredar perusahaan i pada akhir periode laporan keuangan
Perubahan arus kas dari kegiatan operasi juga terbukti berpengaruh terhadap return saham. Hal ini juga dibuktikan dalam penelitian Habib (2008) bahwa ternyata perubahan arus kas dari kegiatan operasi juga berpengaruh terhadap return saham. Dengan demikian variabel independen ke empat dalam penelitian ini adalah perubahan arus kas dari kegiatan operasi yang dihitung dengan menggunakan proksi sebagai berikut (Cheng et al., 1997:7) :
∆ CFOi =
∆ CFOPSi
(3.10)
CPt −1
∆ CFOPSi =
CFOt −CFOt −1
(3.11)
𝑜𝑢𝑡𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒
Dimana, ∆ CFOi
= perubahan arus kas dari kegiatan operasi perusahaan i
∆ CFOPSi
= perubahan arus kas dari kegiatan operasi per share
CPt-1
= closing price saham perusahaan i awal periode laporan keuangan
CFOt
= arus kas dari kegiatan operasi perusahaan periode sekarang
CFOt-1
= arus kas dari kegiatan operasi perusahaan periode sebelumnya
Outstanding share
= jumlah saham beredar perusahaan i pada akhir periode laporan keuangan
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
48
3.4.3
Variabel Moderasi Variabel moderasi muncul ketika penelitian ingin membuktikan hubungan
antara dua variabel yang tergantung pada variabel ketiga yang disebut variabel moderasi. Variabel moderasi ini mempengaruhi arah dan atau kekuatan hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Variabel moderasi dalam penelitian ini menggunakan peran komite audit yang diukur melalui tiga karakteristik dari komite audit perusahaan yaitu aktivitas komite audit, ukuran komite audit, dan kompetensi komite audit. Indepedensi komite audit dianggap sudah otomatis independen. Karakteristik ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Hermawan (2009) dalam meneliti hubungan efektivitas dewan komisaris dan komite audit terhadap kualitas laba perusahaan. Pengukuran efektivitas komite audit menggunakan sistem scoring dalam penelitian Hermawan (2009) yang termuat dalam lampiran 1. Apabila mendapat kategori good maka mendapat skor 3, apabila mendapat kategori fair maka mendapat skor 2, apabila mendapat kategori poor maka hanya mendapat skor 1. Skor dari masing-masing pertanyaan kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan hasil skor akhir komite audit dari perusahaan.
Untuk pengecekan reliabilitas skor efektivitas komite audit maka menggunakan pengujian Cronbach Alpha untuk mengukur konsistensi setiap pertanyaan erat sebagai satu grup. Apabila nilai CronBach Alpha di atas 0,7 maka skor kriteria-kriteria yang ada dalam skor komite audit konsisten erat sebagai satu grup sehingga dapat digunakan dalam penelitian (Malhotra, 2007). Sistem scoring ini kemudian ditransformasi menggunakan dummy untuk menghilangkan masalah multikolinearitas, dimana skor komite audit di atas nilai median diberi nilai 1, diberi nilai 0 apabila di bawah nilai median. Median disini dihitung dari data cross section perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian. Nilai 1 berarti peran komite audit dalam perusahaan sudah efektif, sedangkan nilai 0 berarti peran komite audit dalam perusahaan kurang efektif.
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
49
3.4.4
Variabel Kontrol Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan
sehingga pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen tidak dipengaruhi oleh factor luar yang tidak diteliti. Variabel kontrol dalam penelitian ini antara lain :
Ukuran perusahaan Ukuran perusahaan akan diukur dari total asset perusahaan pada akhir tahun. Martani et al. (2009) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa ukuran perusahaan diproksikan melalui total asset perusahaan. Quiroz dan Timmermann mempengaruhi
(1999)
mengemukakan
return
saham
bahwa
perusahaan,
ukuran
semakin
perusahaan
kecil
ukuran
perusahaan maka terjadi asymmetric information sehingga berpengaruh terhadap return saham perusahaan. Nilai total aset yang didapatkan kemudian di-logaritma natural dengan persamaan sebagai berikut (Martani et al., 2009:48): Size = LN (log natural) total aset
(3.12)
Leverage perusahaan Kemampuan perusahaan untuk memanfaatkan dana yang ada untuk kegiatan operasinya diwujudkan dalam rasio debt to total asset (porsi utang
dibandingkan
dengan
total
aset
perusahaan).
Penelitian
Murwaningsari dan Rachmanto (2011) tentang faktor faktor yang mempengaruhi economic value added dan return saham menggunakan capital structure sebagai variable control dan memberikan hasil bahwa capital structure memberikan pengaruh signifikan positif terhadap return saham. Menurut Stice et al. (2004) Capital structure bisa menggunakan debt to asset ratio. (Stice et al., 2004:1277) Debt to total asset ratio =
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑒𝑏𝑡
(3.13)
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡
Growth opportunities Penelitian yang dilakukan Senthilkumar (2009) menjelaskan bahwa market to book ratio dan ukuran perusahaan (size) mempengaruhi return saham perusahaan. Growth opportunities diproksikan melalui market to
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
50
book ratio karena dapat memberikan gambaran bagaimana investor menghargai
perusahaan
sehingga
investor
bersedia
menanamkan
modalnya ke perusahaan dalam bentuk pembelian saham perusahaan. Perusahaan yang berpotensi tumbuh akan mempunyai nilai pasar yang lebih tinggi daripada nilai buku aktiva perusahaan. Selain itu menurut Martani et al. (2009) juga menegaskan bahwa PBV digunakan untuk melihat apakah sebuah perusahaan masih undervalued atau sudah overvalued. (Stice et al., 2004:1277) PBV =
𝑐𝑙𝑜𝑠𝑖𝑛𝑔 𝑝𝑟 𝑖𝑐𝑒
(3.14)
𝑏𝑜𝑜𝑘 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑝𝑒𝑟 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒
Book Value Equity per Share =
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒 ℎ𝑜𝑙𝑑𝑒𝑟𝑠 𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑜𝑢𝑡𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒
(3.15)
Dimana, PBV
= price to book value
Closing price
= harga penutupan saham pada akhir periode laporan keuangan
Outstanding share
= jumlah saham beredar perusahaan i pada akhir periode laporan keuangan
Risiko perusahaan Beta saham perusahaan sebagai proksi risiko perusahaan berdasarkan penelitian Murwaningsari dan Rachmanto (2011) terbukti berpengaruh terhadap return saham perusahaan. Risiko perusahaan atau beta diukur dengan meregresi return adjusted dari harga saham mingguan dengan return market (IHSG) mingguan. Beta didapat dari rumus Single Index Model (Bodie et al.,2008:260) : Rit = αi + βit Rmt + εit Dimana:
(3.16)
Rit
= return saham perusahaan i pada periode t
Rmt
= return pasar pada periode t
bit
= beta sekuritas perusahaan i pada saat periode t
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
51
Nilai beta dihitung berdasarkan harga saham periode mingguan (adjusted price) dari bulan April 2010 sampai Maret 2011 karena laporan keuangan tahunan perusahaan tiap tahun dipublikasikan setiap awal bulan April.
3.5
Pengujian Empiris Pengujian empiris dilakukan untuk menguji hipotesis yang dibentuk
berdasarkan perumusan masalah penelitian. Rumusan masalah terbentuk melalui pengumpulan data serta teori-teori yang digunakan dalam landasan teori untuk kemudian dijawab melalui pengujian empiris. Pengujian empiris pada penelitian ini akan menggunakan statistik deskriptif, analisis korelasi, analisis regresi linier berganda dan pengujian model.
3.5.1
Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan pemahaman tentang variabel yang
digunakan dalam penelitian seperti nilai rata-rata (mean), nilai tengah (median), nilai standar deviasi, nilai minimum, dan nilai maksimum. Statistik deskriptif dapat memberikan gambaran karakteristik dan kewajaran data observasi yang digunakan sehingga dapat teridentifikasi outlier dalam data data observasi penelitian.
3.5.2 Analisis Korelasi Analisis korelasi merupakan teknik analisis pengukuran yang digunakan untuk melihat hubungan asosiasi antara dua variabel. Dua variabel dikatakan berasosiasi jika satu variabel mempengaruhi variabel yang lain. Kedua variabel dikatakan independen ketika tidak terjadi hubungan antar dua variabel itu. Pengukuran hubungan asosiasi antara dua variabel dapat menggunakan teknik korelasi Pearson (data berskala interval atau rasio). Kuat lemahnya hubungan diukur antara range 0 – 1 (Yamin et al., 2011).
Koefisien korelasi adalah suatu pengukuran statistik asosiasi antara dua variabel. Korelasi dapat menguji hipotesis dua arah (two tailed).Korelasi searah
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
52
jika nilai koefisien positif, dan korelasi berlawanan arah jika nilai koefisien negatif. Nilai koefisien korelasi yang tidak sama dengan nol menunjukkan adanya ketergantungan antara dua variabel yang diuji. Nilai koefisien +1 menunjukkan korelasi sempurna searah antara dua variabel, sedangkan nilai koefisien -1 menunjukkan korelasi sempurna dengan gerakan saling berlawanan antara dua variabel.
3.5.3
Analisis Regresi Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
regresi berganda. Secara umum regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dengan jumlah variabel independen lebih dari satu.
3.5.4
Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik merupakan pengujian yang harus dilakukan pertama kali
dalam penelitian menggunakan regresi berganda. Pengujian asumsi klasik bertujuan agar model penelitian yang digunakan tidak bias, seperti persebaran data harus
normal,
tidak
adanya
multikolinearitas,
dan
tidak
adanya
heteroskedastisitas.
3.5.4.1 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan Normal Probability Plot dalam perangkat lunak SPSS. Model regresi yang baik adalah ketika persebaran data menyebar di sekitar garis regresi yang lurus miring melintang. Namun model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas ketika persebaran data menyebar jauh dari garis regresi. Untuk lebih meyakinkan asumsi normalitas, maka dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov melalui SPSS. Apabila signifikansi nilai uji KolmogorovSmirnov di atas 0,05 maka model diasumsikan berdistribusi normal. (Yamin et al.
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
53
2011). Selain itu penggunaan jumlah data sampel penelitian di atas 30 juga sudah memenuhi asumsi normalitas (Brook, 2008).
3.5.4.2 Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan yang sempurna antar variabel independen dalam model regresi. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi multikolinearitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dapat menggunakan metode variance inflation factor (VIF) dan Tolerance yang disediakan dalam software SPSS. Nilai VIF kurang dari 10 menunjukkan tidak ada masalah multikolinearitas antar variabel independen, sedangkan nilai tolerance yang mendekati 1 juga menunjukkan tidak ada masalah multikolinearitas antar variabel independen (Yamin et al. 2011).
3.5.4.3 Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mendeteksi adanya penyebaran atau pancaran dari variabel-variabel. Selain itu juga untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual dari pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, dan jika varian berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas menggunakan uji White (White’s General Heteroscedastisity Test) yang tersedia dalam software Eviews. Model regresi akan diasumsikan homoskedastisitas apabila nilai probabilitas dari uji White di atas 0,05. Apabila nilai probabilitas dari uji White di bawah 0,05 maka tidak memenuhi asumsi homoskedastisitas, namun dapat diatasi dengan metode White Heteroscedasticity-Consistent Coefficient Covariance yang juga terdapat dalam software Eviews. Dengan demikian model regresi sudah memenuhi asumsi homoskedastisitas. (Yamin et al. 2011).
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
54
3.5.5
Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi
berganda dengan tujuan memperoleh koefisien regresi yang signifikan secara statistik yaitu tidak sama dengan nol. Terdapat dua metode pengujian hipotesis yaitu uji statistik F dan uji statistik t.
3.5.5.1 Uji Statistik F Uji ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara bersama sama terhadap variabel dependen. Uji F ini direpresentasikan melalui tabel ANOVA. Apabila nilai signifikansi dari F hitung kurang dari 0.05 maka hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara beberapa variabel independen terhadap variabel dependen diterima.
3.5.5.2 Uji Statistik t Uji statistik t dilakukan untuk menguji pengaruh masing masing variabel independen terhadap variabel dependen. Apabila nilai signifikansi dari t hitung kurang dari 0.05 maka hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen diterima.
3.5.6
Uji Goodness of Fit (R2) Uji Goodness of Fit pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen.
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
55
3.6
Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua perusahaan
non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2011. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dimana pengambilan sampel dilakukan berdasarkan kriteria di bawah ini :
Perusahaan menerbitkan annual report (laporan tahunan) pada tahun 2010.
Perusahaan memiliki laporan keuangan tahunan yang berakhir setiap tanggal 31 Desember.
Perusahaan terus terdaftar pada BEI selama periode penelitian, yaitu tahun 2010 (tidak pernah terkena delisting, suspensi saham, atau go private) selama periode penelitian.
Perusahaan tidak terlibat dalam corporate control action, seperti merger, akuisisi, divestasi, selama periode penelitian.
Perusahaan memiliki laporan tahunan dengan informasi data yang lengkap dan relevan sehingga dapat digunakan dalam penelitian ini.
Perusahaan memiliki data harga saham dan nilai harga saham individu yang lengkap selama periode pengamatan.
3.7
Perusahaan tidak memiliki ekuitas (equity) negatif.
Pengumpulan Data Data data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder
yang berasal dari sumber-sumber sebagai berikut :
Laporan tahunan dan laporan keuangan tahunan perusahaan periode tahun 2010 dan 2009 yang diperoleh melalui website BEI dan website masingmasing perusahaan.
Data perhitungan rasio PBV diperoleh dari Indonesia Stock Exchange (IDX).
Data beta dan return perusahaan dihitung dengan menggunakan data harga saham mingguan perusahaan dari bulan April 2010 sampai dengan Maret 2011 yang berasal dari yahoo finance.
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
56
Data harga penutupan saham mingguan (adjusted) dari bulan Januari 2010 sampai dengan Desember 2010.
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1
Deskripsi Sampel Penelitian Sampel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan perusahaan-
perusahaan non-keuangan yang terdaftar Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010. Berdasarkan kriteria pemilihan sampel penelitian yang telah dijelaskan pada Bab 3, diperoleh sampel sebanyak 264 perusahaan dengan data lengkap pada periode penelitian tahun 2010. Rincian nama perusahaan secara detail disajikan dalam lampiran 1. Prosedur penetapan sampel ditunjukkan pada Tabel 4.1 berikut ini :
Tabel 4. 1 Prosedur Penetapan Sampel Tahapan Kriteria Penetapan Sampel
Jumlah
Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) 1
per November 2011
434
2
Perusahaan yang bergerak di industri keuangan
(73)
3
Perusahaan yang baru IPO di tahun 2010 - 2011
(38)
4
Perusahaan yang memiliki ekuitas negatif
(14)
5
Perusahaan yang memiliki data tidak lengkap
(45)
6
Jumlah sampel yang memenuhi kriteria
264
Dari tabel di atas maka dapat dikatakan penelitian ini mengambil sampel data 264 perusahaan cross section yang tersebar di 8 jenis industri pada tahun 2010. Distribusi sampel berdasarkan industri disajikan pada Tabel 4.2 berikut :
57 Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
58
Tabel 4. 2 Distribusi Perusahaan Sampel Berdasarkan Industri No.
Industri
Jumlah Persentase
1
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
76
29%
2
Properti, Real Estat, dan Konstruksi
43
16%
3
Industri Dasar dan Kimia
39
15%
4
Aneka Industri
25
9%
5
Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi
24
9%
6
Pertambangan
21
8%
7
Industri Barang Konsumsi
20
8%
8
Pertanian
16
6%
Total
264
100%
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa sampel penelitian paling banyak disumbang oleh perusahaan yang berasal dari jenis industri perdagangan, jasa, dan investasi yaitu 29%. Tempat kedua diikuti oleh perusahaan yang berasal dari jenis industri properti, real estat, dan konstruksi dengan sumbangan dari total sampel sebesar 16%. Tempat ketiga diisi oleh perusahaan yang bergerak di industri dasar dan kimia dengan total sumbangan dari sampel sebesar 15%. Sisanya kemudian diikuti oleh industri infrastruktur, utilitas, dan transportasi serta aneka industri di urutan ke empat dan ke lima dengan persentase masing-masing 9%. Industri pertambangan serta industri barang konsumsi menempati urutan ke enam dan ke tujuh dengan persentase masing-masing 8%. Terakhir industri pertanian menyumbang hanya 6% dari total sampel penelitian.
4.2
Skor Efektivitas Komite Audit Penelitian ini mengukur efektivitas komite audit dengan menggunakan
skor yang digunakan oleh Hermawan (2009) yang terlampir dalam Lampiran 3. Skor efektivitas komite audit dibagi menjadi tiga bagian besar yaitu aktivitas komite audit, ukuran komite audit, dan kompetensi komite audit. Ringkasan skor dari sampel penelitian adalah sebagai berikut :
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
59
Tabel 4. 3 Skor Aktivitas Komite Audit
1 2 3 4 5
Skor komite audit Aktivitas komite audit Evaluasi internal control Mengajukan auditor Review laporan keuangan Evaluasi kepatuhan peraturan Menyiapkan laporan komite audit
Jumlah meeting dalam 1 tahun Performa kehadiran 7 meeting dalam 1 tahun Evaluasi auditor 8 eksternal 6
Good
%
Fair
%
Poor
%
Total
%
170
64%
0
0%
94
36%
264
100%
41
16%
0
0%
223
84%
264
100%
185
70%
0
0%
79
30%
264
100%
121
46%
0
0%
143
54%
264
100%
172
65%
0
0%
92
35%
264
100%
57
22%
81
31%
126
48%
264
100%
113
43%
7
3%
144
55%
264
100%
3
1%
87
33%
174
66%
264
100%
Kriteria pertama sampai dengan ke delapan merupakan bagian dari aktivitas komite audit. Untuk kriteria pertama yaitu evaluasi internal control, kategori good memiliki komposisi 64%, sedangkan kategori poor memiliki komposisi 36% sehingga dapat dikatakan dari perusahaan-perusahaan dalam sampel sudah melakukan kegiatan evaluasi internal control. Untuk kriteria kedua yaitu mengajukan auditor, kategori good memiliki komposisi 16%, sedangkan kategori poor memiliki komposisi 84%, menunjukkan kriteria ini masih jarang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan dalam sampel. Untuk kriteria ketiga adalah review laporan keuangan, kategori good memiliki komposisi 70%, sedangkan kategori poor memiliki komposisi 30% yang menunjukkan komite audit pada perusahaan-perusahaan dalam sampel sebagian besar sudah melakukan review laporan keuangan. Untuk kriteria ke empat keharusan adanya evaluasi kepatuhan peraturan oleh komite audit, kategori good memiliki komposisi 46%, sedangkan kategori poor memiliki komposisi 54% yang menunjukkan hampir setengah dari sampel perusahaan mempunyai komite audit yang melakukan evaluasi kepatuhan perusahaan terhadap peraturan yang berlaku. Kriteria kelima adalah menyiapkan laporan komite audit tahunan, kategori good memiliki komposisi 65%, sedangkan kategori poor memiliki komposisi 35% yang menunjukkan bahwa lebih dari Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
60
setengah sampel perusahaan sudah menyajikan laporan komite audit dalam annual report nya.
Kriteria ke enam yaitu jumlah meeting dalam satu tahun, kategori good memiliki komposisi 22%, kategori fair memiliki komposisi 31%, dan kategori poor memiliki komposisi 48% yang menunjukkan bahwa komite audit pada perusahaan-perusahaan dalam sampel sebagian besar melakukan kegiatan meeting tahunan kurang dari 4 kali dalam 1 tahun. Kriteria ke tujuh yaitu performa kehadiran meeting dalam 1 tahun, kategori good memiliki komposisi 43%, kategori fair memiliki komposisi 3%, dan kategori poor memiliki komposisi 55% yang menunjukkan bahwa setengah dari perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel menunjukkan performa kehadiran dalam meeting komite audit yang masih buruk. Kriteria ke delapan yaitu evaluasi auditor eksternal, kategori good memiliki komposisi 1%, kategori fair memiliki komposisi 33%, dan kategori poor memiliki komposisi 66% yang menunjukkan bahwa kegiatan evaluasi auditor eksternal oleh komite audit masih jarang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan dalam sampel.
Tabel 4. 4 Skor Ukuran Komite Audit Skor komite audit Ukuran komite audit Jumlah anggota komite 1 audit
Good
%
Fair
%
Poor
%
Total
%
30
11%
210
80%
24
9%
264
100%
Kriteria dalam Tabel 4.4 merupakan bagian dari ukuran komite audit yaitu jumlah anggota komite audit, kategori good memiliki komposisi 11%, kategori fair memiliki komposisi 80%, dan kategori poor memiliki komposisi 9%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan-perusahaan dalam sampel sudah memiliki jumlah anggota komite audit tiga orang terlihat dari komposisi kategori fair memberikan komposisi paling besar dalam kriteria ini.
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
61
Tabel 4. 5 Skor Kompetensi Komite Audit Skor komite audit Kompetensi komite audit Latar belakang 1 akuntansi 2 Umur anggota komite audit
Good
%
Fair
%
Poor
%
Total
%
82
31%
65
25%
117
44%
264
100%
131
50%
6
2%
127
48%
264
100%
Kriteria pertama dan kedua dari Tabel 4.5 merupakan bagian dari kompetensi komite audit. Kriteria pertama yaitu latar belakang akuntansi, kategori good memiliki komposisi 31%, kategori fair memiliki komposisi 25%, dan kategori poor memiliki komposisi 44% yang menunjukkan hampir setengah dari sampel perusahaan komite auditnya minimal mempunyai lebih dari satu orang yang mempunyai latar belakang akuntansi. Kriteria kedua dari Tabel 4.5 yaitu umur anggota komite audit, kategori good memiliki komposisi 50%, kategori fair memiliki komposisi 2%, dan kategori poor memiliki komposisi 48% yang menunjukkan bahwa setengah dari sampel perusahaan memenuhi kriteria ini dan hampir setengah dari sampel perusahaan belum memenuhi kriteria ini yaitu anggota komite audit mempunyai umur rata-rata di atas 40 tahun.
Kriteria-kriteria yang tergabung sebagai skor efektivitas komite audit ini kemudian diuji reliabilitasnya dengan menggunakan Cronbach’s Alpha.
Tabel 4. 6 Uji CronBach Alpha
Cronbach's Alpha .803
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items .801
N of Items 11
Sumber : data hasil pengolahan SPSS 19
Dari pengujian CronBach Alpha untuk menguji reliabilitas skor komite audit didapat angka 0,803 yang lebih tinggi dari 0,7 sehingga dapat dikatakan kriteria-kriteria dalam skor efektivitas komite audit yang terdiri dari 11 kriteria konsisten berhubungan erat satu sama lain sebagai satu grup. Oleh karena itu
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
62
secara reliabilitas skor komite audit dapat digunakan dalam penelitian (Malhotra, 2007).
4.3
Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran variabel-variabel yang digunakan
dalam penelitian ini. Sebelum diolah lebih lanjut, data diperiksa apakah memiliki outlier dengan menggunakan winsorized approach yang digunakan dalam penelitian Hermawan (2009) yaitu data yang terletak di luar batas angka 3 standar deviasi di atas dan di bawah nilai rata-rata (mean) dari variabel tersebut. Kemudian data outliers akan diganti dengan angka tertinggi atau terendah yang terdapat dalam data observasi yang masih berada di dalam batas-batas 3 standar deviasi. Dengan demikian tidak ada data yang dikeluarkan dari observasi. Semua variabel di winsorized kecuali variabel skor komite audit. Berikut disajikan tabel statistik deskriptif penelitian :
Tabel 4. 7 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
(0.03)
0.09
0.01
0.02
NI (Rp.)
(7,641 miliar)
14,366 miliar
415 miliar
1,529 miliar
∆ NI (Rp.)
(7,639 miliar)
5,500 miliar
91 miliar
742 miliar
CFO (Rp.)
(2,206 miliar)
27,758 miliar
537 miliar
2,107 miliar
∆ CFO (Rp.)
(8,428 miliar)
4,595 miliar
(15 miliar)
851 miliar
ACSCORE
11
32
21.10
5.40
SIZE (Rp.)
15 miliar
112,857 miliar
5,251 miliar
12,740 miliar
LEVERAGE
0.00
0.91
0.29
0.24
GROWTH
0.07
80.39
2.64
5.71
(2.22)
2.33
0.61
0.70
RETURN
RISK
Sumber : data hasil pengolahan SPSS 19
Jumlah observasi : 264 RETURN = market adjusted return yaitu return saham dikurang dengan return market, NI = laba bersih perusahaan, ∆ NI = perubahan laba bersih perusahaan, CFO = arus kas dari kegiatan operasi perusahaan, ∆ CFO = perubahan arus kas dari kegiatan operasi perusahaan, ACSCORE = skor komite audit perusahaan, SIZE = total aset perusahaan, LEVERAGE = rasio total debt dibagi dengan total aset, GROWTH = rasio price to book value yaitu harga pasar per saham dibagi nilai buku ekuitas per saham, RISK = nilai beta perusahaan dihitung berdasarkan periode mingguan selama satu tahun.
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
63
Variabel RETURN adalah market adjusted return yaitu return saham dikurang dengan return market, mempunyai rata-rata return sebesar 0,01. Hal ini menunjukkan bahwa saham yang masuk dalam sampel penelitian memberikan return rata-rata 1%. Dapat dilihat juga bahwa saham-saham yang masuk dalam sampel penelitian paling kecil memberikan return sebesar (0.03) dan paling besar memberikan return 0.09. Hal ini juga menunjukkan bahwa dari sampel 264 perusahaan yang diteliti, paling jelek memberikan return sebesar -3% dan paling besar memberikan return hingga mencapai 9%.
Variabel NI adalah laba bersih perusahaan, memiliki rata-rata sebesar 415 miliar yang artinya perusahaan perusahaan yang masuk dalam sampel penelitian mempunyai rata-rata laba bersih sebesar Rp. 415 miliar dengan variansi yang cukup besar. Nilai minimum dari variabel ini adalah (Rp.7,641 miliar) yang artinya terdapat perusahaan yang menghasilkan rugi sebesar Rp. 7 triliun, sedangkan nilai maksimum dari variabel ini adalah Rp.14,366 miliar yang artinya terdapat perusahaan yang menghasilkan laba bersih sebesar Rp. 14 triliun.
Variabel ∆ NI adalah perubahan laba bersih perusahaan, memiliki rata-rata perubahan laba bersih sebesar Rp. 91 miliar. Nilai minimum adalah sebesar (Rp. 7 triliun) yang menunjukkan terdapat perusahaan yang mengalami penurunan laba bersih hingga mencapai Rp. 7 triliun. Nilai maksimum adalah sebesar Rp5 triliun yang artinya terdapat perusahaan yang mengalami kenaikan laba bersih sebesar Rp.5 triliun.
Variabel CFO adalah arus kas dari kegiatan operasi, memiliki rata-rata sebesar Rp.537 miliar dengan variansi yang cukup besar pula. Nilai minimum dari variabel ini adalah (Rp. 2,206 miliar) yang artinya terdapat perusahaan yang mempunyai arus kas dari kegiatan operasi minus Rp. 2 triliun. Nilai maksimum dari variabel ini adalah 27,758 miliar yang artinya terdapat perusahaan yang mempunyai surplus arus kas dari kegiatan operasi sebesar Rp. 27 triliun.
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
64
Variabel ∆ CFO adalah perubahan arus kas dari kegiatan operasi, memiliki rata-rata minus Rp. 15 miliar sehingga dapat dikatakan secara rata-rata perusahaan dalam sampel mengalami penurunan arus kas dari kegiatan operasi mencapai Rp. 15 miliar. Nilai minimum dari variabel ini adalah (Rp. 8 triliun) menunjukkan terdapat perusahaan yang mengalami penurunan saldo arus kas dari kegiatan operasi sebesar Rp.8 triliun. Nilai maksimum dari variabel ini adalah Rp. 4 triliun menunjukkan terdapat perusahaan yang mengalami kenaikan saldo arus kas dari kegiatan operasi sebesar Rp. 4 triliun.
Variabel ACSCORE adalah skor efektivitas komite audit yang diukur dengan menggunakan skor komite audit yang terlampir dalam lampiran 3. Variabel ini memiliki rata-rata 21,10 yang artinya rata-rata perusahaan yang dijadikan sampel mempunyai skor komite audit mendekati angka 33 sebagai angka teratasnya. Hal ini menunjukkan peran komite audit sudah cukup efektif di perusahaan-perusahaan yang dijadikan sebagai sampel.
Variabel SIZE diukur dengan melihat total aset perusahaan, memiliki ratarata sebesar 5,251 miliar. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan yang digunakan dalam sampel mempunyai total aset sebesar Rp. 5 triliun. Nilai minimum disini menunjukkan bahwa perusahaan yang masuk dalam sampel mempunyai nilai aset paling kecil sebesar Rp. 15 miliar, sedangkan nilai maksimum menunjukkan
bahwa perusahaan yang masuk dalam sampel
mempunyai nilai aset paling besar sebesar Rp. 112 triliun.
Variabel LEVERAGE diukur dengan menggunakan rasio debt to total asset, memiliki rata-rata sebesar 0.29. Dapat dikatakan bahwa perusahaan yang masuk dalam sampel penelitian mempunyai rata-rata rasio debt to total asset yang cukup rendah sebesar 29%. Artinya rata-rata perusahaan mempunyai komposisi utang hanya sebesar 29% dari total asetnya. Nilai minimum disini sebesar 0 menunjukkan bahwa perusahaan yang termasuk dalam sampel tidak mempunyai utang sama sekali, sedangkan nilai maksimum menunjukkan bahwa perusahaan yang termasuk dalam sampel mempunyai komposisi utang 91% dari total asetnya.
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
65
Variabel GROWTH diukur dengan menggunakan rasio PBV (price to book value) yang didapat dari perhitungan harga pasar per saham dibagi nilai buku ekuitas per saham. Nilai rata-rata GROWTH dalam penelitian ini adalah 2.64 yang menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan yang digunakan dalam sampel punya nilai pasar per saham rata-rata di atas book value ekuitas per saham sebesar 2.64 kali nya. Nilai minimum sebesar 0.07 menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan yang digunakan dalam sampel tidak ada yang mempunyai nilai book value ekuitas per saham di bawah nilai pasar per saham. Nilai maksimum sebesar 80.39 menunjukkan bahwa terdapat perusahaan dalam sampel penelitian yang mempunyai nilai pasar 80.39 kali di atas nilai book value ekuitas per sahamnya.
Variabel RISK merupakan systematic risk perusahaan yang diukur dengan menggunakan beta perusahaan dihitung berdasarkan periode mingguan selama satu tahun. Nilai rata-rata beta dalam sampel adalah 0.61 menunjukkan bahwa rata-rata risiko perusahaan yang digunakan dalam sampel lebih rendah dari risiko pasar sebesar 0.61 dengan hubungan positif. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya karena perusahaan yang digunakan dalam sampel tidak aktif diperdagangkan di pasar selama satu tahun.
4.4
Analisis Korelasi Antar Variabel Model Penelitian Analisis korelasi dilakukan untuk memberikan gambaran umum tentang
hubungan antar variabel yang digunakan dalam model penelitian. Variabel yang akan dilihat korelasinya adalah RETURN, NI, CFO, DNI, DCFO, ACSCORE, SIZE, LEVERAGE, GROWTH, dan RISK. RETURN adalah market adjusted return yaitu return saham dikurang dengan return market, NI adalah laba bersih perusahaan, CFO adalah arus kas dari kegiatan operasi perusahaan, DNI adalah perubahan laba bersih perusahaan, DCFO adalah perubahan arus kas dari kegiatan operasi, ACSCORE adalah skor komite audit perusahaan dengan kriteria nilai 1 ketika skor lebih dari angka median, dan 0 apabila skor kurang sama dengan median, SIZE adalah total aset perusahaan, LEVERAGE adalah rasio total debt
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
66
dibagi dengan total aset, GROWTH adalah rasio price to book value yaitu harga pasar per saham dibagi nilai buku ekuitas per saham, RISK adalah nilai beta perusahaan dihitung berdasarkan periode mingguan selama satu tahun.
Hasil analisis korelasi antar variabel model penelitian disajikan pada Tabel 4.8. Dari tabel terlihat bahwa variabel ACSCORE mempunyai hubungan negatif terhadap variabel RETURN namun tidak signifikan yang artinya tidak terdapat asosiasi antara return saham perusahaan dengan efektivitas komite audit.
Tabel 4. 8 Analisis Korelasi Pearson RETURN
RETURN
NI
CFO
1.00 .3838* * (0.00)
1.00
CFO
.337** (0.00)
.384** (0.00)
1.00
DNI
.320**
.753**
.269**
NI
(0.00)
(0.00)
(0.00)
DCFO
0.031
-.137*
.379**
ACSCORE
(0.61) -0.02
(0.03) 0.11
(0.00) 0.11
(0.74)
(0.07)
(0.09)
-.149*
0.06
-0.05
(0.02)
(0.19)
(0.49)
-0.06
-0.11
0.08
(0.29)
(0.08)
(0.22)
.166**
-0.07
-.162**
(0.00)
(0.25)
(0.01)
-.252**
0.04
-0.08
SIZE
LEV
GROWTH
RISK
DNI
DCFO
ACSCOR E
SIZE
LEV
GROWTH
RISK
1.00 (0.00 ) .154* (0.01 ) .123* (0.03 )
1.00
0.06 (0.34 )
1.00
0.01 (0.82 )
-0.08 (0.19 )
.299**
-0.06 (0.33 )
-0.03 (0.59 )
0.03
.199**
(0.64)
(0.00)
-0.07 (0.26 )
0.01 (0.88 )
0.034
.195**
(0.59)
(0.00)
0.01 (0.93 )
-0.11 (0.07 )
.174**
.353**
1.00
(0.00) 1.00
-0.04 (0.55 )
1.00
0.02 (0.69 )
0.05
(0.00) (0.53) (0.18) (0.00) (0.00) Sumber : data hasil pengolahan SPSS **. Signifikan pada level α = 1% (2-tailed), *. Signifikan pada level α = 5% (2-tailed) Angka di dalam kurung menunjukkan p-value
(0.41)
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
1.00
67
Variabel SIZE memiliki asosiasi negatif signifikan di α = 5% terhadap variabel RETURN, variabel LEVERAGE memiliki asosiasi negatif tidak signifikan terhadap variabel RETURN, variabel GROWTH yang memiliki asosiasi positif signifikan di α = 1% terhadap variabel RETURN, dan variabel RISK memiliki asosiasi negatif signifikan di α = 1% terhadap variabel RETURN. Terlihat pula bahwa variabel NI, DNI dan CFO berkorelasi positif terhadap variabel RETURN dengan level signifikansi α = 1%.
Dari Tabel 4.8 terlihat bahwa variabel RETURN berkorelasi positif dan signifikan terhadap variabel independen yang diujikan dalam penelitian ini yaitu NI dan DNI yang mewakili laba bersih serta perubahan laba bersih dengan level signifikansi α = 1%. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar laba bersih dan perubahan laba bersih maka akan meningkatkan return saham perusahaan. Angka laba bersih dalam laporan laba rugi mencerminkan kegiatan operasi serta posisi keuangan perusahaan sehingga bisa dijadikan acuan bagi investor apabila ingin berinvestasi di saham perusahaan. Semakin tinggi nilai laba bersih maka semakin bagus kinerja perusahaan membuat saham perusahaan makin diminati sehingga harga sahamnya meningkat yang akhirnya memberikan return.
Dari Tabel 4.8, variabel CFO juga terlihat berkorelasi positif dengan variabel RETURN dengan level signifikansi α = 1%. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar nilai arus kas dari kegiatan operasi maka semakin tinggi return saham perusahaan. Arus kas dari kegiatan operasi merupakan angka laba bersih yang bersifat cash basis, artinya segala komponen kegiatan operasional yang bersifat accrual basis sudah dikeluarkan dari laba bersih sehingga angka yang tertera pada arus kas dari kegiatan operasi benar-benar mencerminkan kegiatan operasi perusahaan secara tunai. Arus kas dari kegiatan operasi merupakan bottom line dari keseluruhan laporan arus kas karena merupakan indikator kesehatan keuangan perusahaan dimana kegiatan operasi perusahaan merupakan tulang punggung perusahaan dalam membiayai kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri. Semakin tinggi nilai arus kas dari kegiatan operasi maka kemampuan perusahaan untuk menghasilkan uang kas dari kegiatan operasi semakin besar
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
68
sehingga kelebihan uang ini bisa digunakan untuk membiayai kegiatan investasi ataupun pendanaan untuk tujuan membuat perusahaan tumbuh berkembang sehingga harga saham nya meningkat yang akhirnya memberikan return.
4.5
Hasil Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik digunakan untuk memastikan bahwa model regresi yang
digunakan dalam penelitian tidak bias, seperti persebaran data harus normal, tidak ada multikolinearitas, dan tidak adanya heteroskedastisitas.
4.5.1
Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresi variabel dependen mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Normal Probability Plot dalam perangkat lunak SPSS. Model regresi yang baik adalah ketika persebaran data menyebar di sekitar garis regresi yang lurus miring melintang. Namun model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas ketika persebaran data menyebar jauh dari garis regresi. Untuk lebih meyakinkan asumsi normalitas, maka dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov melalui SPSS. Apabila signifikansi nilai uji Kolmogorov-Smirnov di atas 0,05 maka model diasumsikan berdistribusi normal. (Yamin et al. 2011).
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas (normal P-P Plot) Sumber : data hasil pengolahan SPSS 19
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
69
Berdasarkan grafik Normal Probability plot di atas terlihat data cenderung mendekati dan mengikuti garis diagonal. Namun untuk lebih memastikan asumsi normalitas maka perlu dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov.
Tabel 4. 9 Hasil One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test RETURN N Normal Parametersa,b Most Extreme Differences
264 0.006 0.015 0.132 0.132 -0.086 2.137 0.000
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) Sumber : data hasil pengolahan SPSS 19
Setelah dilakukan uji normalitas dengan menggunakan uji KolmogorovSmirnov ternyata angka signifikansinya di bawah 0.05 sehingga tidak memenuhi asumsi normalitas menurut uji Kolmogorov-Smirnov. Namun menurut Brook (2008) masalah normalitas dapat diatasi dengan penggunaan jumlah data sampel penelitian di atas 30. Data penelitian ini berjumlah 264 sampel dan diasumsikan sudah memenuhi asumsi normalitas sehingga model regresi sudah memenuhi asumsi normalitas.
4.5.2
Uji Multikolinearitas Pengujian multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan
yang sempurna antar variabel independen dalam model regresi. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dapat menggunakan metode variance inflation factor (VIF) dan Tolerance yang disediakan dalam software SPSS. Nilai VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance di atas 0,1 menunjukkan tidak ada masalah multikolinearitas antar variabel independen (Yamin et al. 2011). Berdasarkan tabel pengujian multikolinearitas untuk enam model regresi dapat dilihat bahwa masing-masing model mempunyai nilai VIF di bawah 10 dan nilai tolerance di atas 0,1. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dari enam model pada Tabel 4.10, seluruh variabel independen tidak terdapat multikolinearitas. Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
70
Tabel 4. 10 Pengujian Multikolinearitas dengan Tolerance dan VIF Model regresi 1 Rit = β0 + β1.NIit + β2.DNIit + β3.SIZEit + β4.LEVit + β5.GROWTHit + β6.RISKit + εi Model regresi 2 Rit = β0 + β1.CFOit + β2.DCFOit + β3.SIZEit + β4.LEVit + β5.GROWTHit + β6.RISKit + εi Model regresi 3 Rit = β0 + β1.NIit + β2.DNIit + β3.CFOit + β4.DCFOit + β5.SIZEit + β6.LEVit + β7.GROWTHit + β8.RISKit + εi Model regresi 4 Rit = β0 + β1.NIit + β2.DNIit + β3.ACSCOREit + β4.NIit * ACSCOREit + β5.DNIit * ACSCOREit + β6.SIZEit + β7.LEVit + β8.GROWTHit + β9.RISKit + εi Model regresi 5 Rit = β0 + β1.CFOit + β2.DCFOit + β3.ACSCOREit + β4.CFOit * ACSCOREit + β5.DCFOit * ACSCOREit + β6.SIZEit + β7.LEVit + β8.GROWTHit + β9.RISKit + εi Model regresi 6 Rit = β0 + β1.NIit + β2.DNIit + β3.CFOit + β4.DCFOit + β5.ACSCOREit + β6.NIit * ACSCOREit + β7.CFOit * ACSCOREit + β8.DNIit * ACSCOREit + β9.DCFOit * ACSCOREit + β10.SIZEit + β11.LEVit + β12.GROWTHit + β13.RISKit + εi Model 1 Tolerance
VIF
NI CFO
0.424
2.359
DNI DCFO ACSCORE NI * ACSCORE CFO * ACSCORE DNI * ACSCORE DCFO * ACSCORE SIZE
0.431
2.318
Variabel
Model 2 Tolerance VIF 0.822 0.840
Model 3 Tolerance VIF
Model 4 Tolerance VIF
2.704 1.604
0.272
3.681
1.217
0.370 0.623
2.333 1.352
0.281
3.553
1.191
0.429 0.740
Model 5 Tolerance VIF 0.310
0.775 0.139 0.151
1.290 7.194
3.229
0.436 0.665
2.293 1.503
0.289
3.454 2.071 1.348 1.079
6.621
Model 6 Tolerance
VIF
0.207 0.224
4.827 4.456
0.254 0.317 0.646 0.124 0.219 0.141 0.401 0.732
3.939 3.157 1.548 8.060 4.576 7.087 2.493 1.365 1.153 1.090 1.181
1.254 1.071
0.804 0.944
1.244 1.059
0.796 0.905
1.257 1.105
0.741 0.902
1.350 1.109
0.483 0.742 0.927
0.947 1.056 RISK 0.873 1.146 Sumber : data hasil pengolahan SPSS 19
0.927
1.079
0.927
1.079
0.943
1.060
0.923
1.084
0.867 0.917
0.865
1.156
0.864
1.158
0.861
1.161
0.858
1.166
0.847
LEVERAGE GROWTH
0.798 0.934
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
71
4.5.3
Uji Heteroskedastisitas Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam
model regresi yang digunakan terjadi ketidaksamaan varian dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Pengujian heteroskedastisitas dengan menggunakan uji White (White’s General Heteroscedastisity Test) yang tersedia dalam software Eviews. Model regresi akan diasumsikan homoskedastisitas apabila nilai probabilitas dari Obs*R-squared di atas 0,05. Hasil uji White masing-masing model regresi ditampilkan pada tabel di bawah ini :
Tabel 4. 11 Pengujian Heteroskedastisitas dengan Uji White Heteroskedasticity Test: White
Model 1
Prob. Obs*R-squared 0.0008 Sumber : data hasil pengolahan Eviews
Model 2
Model 3
Model 4
Model 5
Model 6
0.0000
0.0007
0.0005
0.0000
0.0005
Nilai probabilitas dari Obs*R-squared untuk model 1,2,3,4,5 dan 6 memberikan nilai di bawah 0.05 yang menunjukkan terjadinya heteroskedastisitas sehingga asumsi model regresi bersifat homoskedastisitas tidak ada dapat diterima. Model penelitian 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 kemudian diregresikan kembali dengan menggunakan metode White Heteroskedasticity Consistent Coefficient Covariance.
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
72
Tabel 4. 12 Hasil Regresi Model Penelitian Model regresi 1 Rit = β0 + β1.NIit + β2.DNIit + β3.SIZEit + β4.LEVit + β5.GROWTHit + β6.RISKit + εi Model regresi 2 Rit = β0 + β1.CFOit + β2.DCFOit + β3.SIZEit + β4.LEVit + β5.GROWTHit + β6.RISKit + εi Model regresi 3 Rit = β0 + β1.NIit + β2.DNIit + β3.CFOit + β4.DCFOit + β5.SIZEit + β6.LEVit + β7.GROWTHit + β8.RISKit + εi Hasil Regresi Model 1 Expected Sign
Unstandardized Coefficients B 0.041 0.016 0.003
Hasil Regresi Model 2
tStatistic
Sig.
2.600 4.048 0.490
0.005 0.000*** 0.312
(constant) NI DNI CFO DCFO SIZE LEVERAGE
+ + + + +
-0.003 0.002
-2.321 0.396
GROWTH
+
0.001
RISK
+
-0.005
Unstandardized Coefficients B
tStatistic
Hasil Regresi Model 3 Sig.
Unstandardized Coefficients B
tStatistic
Sig.
2.309 2.661 0.566 2.526 -0.583 -2.146 -0.178
0.009 0.004*** 0.258 0.007*** 0.292 0.013** 0.491
0.031
1.859
0.032
0.011*** 0.346
0.017 -0.004 -0.002 -0.004
4.601 -1.561 -0.998 4.183
0.000*** 0.060* 0.052* 0.160
0.036 0.011 0.003 0.010 -0.001 -0.003 0.001
3.764
0.000***
0.002
-3.319
0.000***
0.002
4.255
0.000***
-3.695
0.000***
-0.005
0.000
0.001***
-0.005
-3.555
0.000***
R-squared Adjusted R-squared F-statistic
0.283 0.266 16.909
0.255 0.238 14.695
0.328 0.307 15.570
Prob(F-statistic) Sumber : data hasil pengolahan Eviews *** signifikan pada level α = 1% (one-tailed) ** signifikan pada level α = 5% (one-tailed) * signifikan pada level α = 10% (one-tailed)
0.000
0.000
0.000
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
73
Tabel 4. 12 Hasil Regresi Model Penelitian (lanjutan) Model regresi 4 Rit = β0 + β1.NIit + β2.DNIit + β3.ACSCOREit + β4.NIit * ACSCOREit + β5.DNIit * ACSCOREit + β6.SIZEit + β7.LEVit + β8.GROWTHit + β9.RISKit + εi Model regresi 5 Rit = β0 + β1.CFOit + β2.DCFOit + β3.ACSCOREit + β4.CFOit * ACSCOREit + β5.DCFOit * ACSCOREit + β6.SIZEit + β7.LEVit + β8.GROWTHit + β9.RISKit + εi Model regresi 6 Rit = β0 + β1.NIit + β2.DNIit + β3.CFOit + β4.DCFOit + β5.ACSCOREit + β6.NIit * ACSCOREit + β7.CFOit * ACSCOREit + β8.DNIit * ACSCOREit + β9.DCFOit * ACSCOREit + β10.SIZEit + β11.LEVit + β12.GROWTHit + β13.RISKit + εi Hasil Regresi Model 4 Expected Sign
Unstandardized Coefficients
t-Statistic
Hasil Regresi Model 5
Sig.
B (constant)
Unstandardized Coefficients
t-Statistic
Hasil Regresi Model 6
Sig.
B
0.040
2.512
0.006
0.030
Unstandardized Coefficients
t-Statistic
Sig.
B 1.726
0.046
0.035
2.140
0.017
NI
+
0.019
5.408
0.000***
0.014
2.649
0.004***
DNI
+
0.003
0.488
0.313
0.006
0.793
0.214
CFO
+
0.019
4.321
0.000***
0.010
1.709
0.044**
DCFO
+
-0.006
-3.502
0.000***
-0.001
-0.473
0.318
ACSCORE
+
0.001
0.606
0.272
0.001
0.441
0.384
NI * ACSCORE
+
-0.008
-0.822
0.206
CFO * ACSCORE
+
DNI * ACSCORE
+
DCFO * ACSCORE
+
SIZE
-0.004
-0.604
0.296
0.000
0.170
0.433
-0.005
-0.550
0.291
0.001
0.107
0.457
-0.004
-0.252
0.401
0.003
0.241
0.405 0.000
0.849
0.199
0.000
0.072
0.471
-
-0.003
-2.220
0.014**
-0.002
-1.524
0.066*
-0.003
-1.945
0.026**
LEVERAGE
+
0.001
0.167
0.434
-0.005
-1.058
0.207
-0.001
-0.323
0.373
GROWTH
+
0.001
3.681
0.000***
0.002
4.270
0.000***
0.002
4.180
0.000***
RISK
+
-0.005
-3.770
0.000***
-0.005
-3.295
0.001***
-0.005
-3.571
0.000***
R-squared
0.289
0.262
0.336
Adjusted R-squared
0.263
0.236
0.301
F-statistic
11.446
10.027
9.724
Prob(F-statistic)
0.000
0.000
0.000
Sumber : data hasil pengolahan Eviews *** signifikan pada level α = 1% (one-tailed), ** signifikan pada level α = 5% (one-tailed), * signifikan pada level α = 10% (one-tailed) Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
74
4.6
Uji Statistik F Uji ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara
bersama-sama terhadap variabel dependen. Uji F ini direpresentasikan melalui nilai probabilitas dari F-statistic. Apabila nilai probabilitas dari F hitung kurang dari 0,05 maka hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara beberapa variabel independen terhadap variabel dependen diterima.
Dari
Tabel
4.12
model
regresi
hasil
pengujian
metode
White
Heteroskedasticity-Consistent Coefficient Covariance untuk model 1 dengan variabel independen yaitu laba bersih (NI) dan perubahan laba bersih (DNI), serta variabel kontrol total aset perusahaan (SIZE), rasio utang terhadap total aset perusahaan (LEVERAGE), price to book value (GROWTH), dan risiko perusahaan (RISK) menunjukkan nilai probabilitas dari F-statistic = 0,000 dan F-statistic sebesar 16,909 yang menunjukkan bahwa model 1 sudah memberikan gambaran bahwa terdapat pengaruh yang signifikan variabel independen dan variabel kontrol terhadap return saham perusahaan (RETURN).
Begitu pula dari hasil pengujian metode White Heteroskedasticity-Consistent Coefficient Covariance untuk model 2 pada Tabel 4.12 dengan variabel independen yaitu arus kas dari kegiatan operasi (CFO) dan perubahan arus kas dari kegiatan operasi (DCFO), serta variabel kontrol total aset perusahaan (SIZE), rasio utang terhadap total aset perusahaan (LEVERAGE), price to book value (GROWTH), dan risiko perusahaan (RISK) menunjukkan nilai probabilitas dari F-statistic = 0,000 dan F-statistic sebesar 14,695 yang menunjukkan bahwa model 2 sudah memberikan gambaran bahwa terdapat pengaruh yang signifikan variabel independen dan variabel kontrol terhadap return saham perusahaan (RETURN).
Hasil pengujian metode White Heteroskedasticity-Consistent Coefficient Covariance untuk model 3 pada Tabel 4.12 dengan variabel independen yaitu laba
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
75
bersih (NI), perubahan laba bersih (DNI), arus kas dari kegiatan operasi (CFO), dan perubahan arus kas dari kegiatan operasi (DCFO) serta variabel kontrol total aset perusahaan (SIZE), rasio utang terhadap total aset perusahaan (LEVERAGE), price to book value (GROWTH), dan risiko perusahaan (RISK) menunjukkan nilai probabilitas dari F-statistic = 0,000 dan F-statistic sebesar 15,570 yang menunjukkan bahwa model 3 sudah memberikan gambaran bahwa terdapat pengaruh yang signifikan variabel independen dan variabel kontrol terhadap return saham perusahaan (RETURN).
Hasil pengujian metode White Heteroskedasticity-Consistent Coefficient Covariance untuk model 4 pada Tabel 4.12 dengan variabel independen yaitu laba bersih (NI), perubahan laba bersih (DNI), skor efektivitas komite audit (ACSCORE), moderasi laba bersih dengan adanya efektivitas komite audit (NI*ACSCORE), dan moderasi perubahan laba bersih dengan adanya efektivitas komite audit (DNI * ACSCORE), serta variabel kontrol total aset perusahaan (SIZE), rasio utang terhadap total aset perusahaan (LEVERAGE), price to book value (GROWTH), dan risiko perusahaan (RISK) menunjukkan nilai probabilitas dari F-statistic = 0,000 dan Fstatistic sebesar 11,446 yang menunjukkan bahwa model 4 sudah memberikan gambaran bahwa terdapat pengaruh yang signifikan variabel independen dan variabel kontrol terhadap return saham perusahaan (RETURN).
Hasil pengujian metode White Heteroskedasticity-Consistent Coefficient Covariance untuk model 5 dengan variabel independen yaitu arus kas dari kegiatan operasi (CFO), perubahan arus kas dari kegiatan operasi (DCFO), skor efektivitas komite audit (ACSCORE), moderasi arus kas dari kegiatan operasi dengan adanya efektivitas komite audit (CFO * ACSCORE), dan moderasi perubahan arus kas dari kegiatan operasi dengan adanya efektivitas komite audit (DCFO * ACSCORE) serta variabel kontrol total aset perusahaan (SIZE), rasio utang terhadap total aset perusahaan (LEVERAGE), price to book value (GROWTH), dan risiko perusahaan (RISK) menunjukkan nilai probabilitas untuk F-statistic = 0,000 dengan F-statistic
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
76
sebesar 10,027 menunjukkan bahwa model 5 sudah memberikan gambaran bahwa terdapat pengaruh yang signifikan variabel independen dan variabel kontrol terhadap return saham perusahaan.
Berdasarkan hasil pengujian metode White Heteroskedasticity-Consistent Coefficient Covariance untuk model 6 pada Tabel 4.12 dengan variabel independen yaitu laba bersih (NI), perubahan laba bersih (DNI), arus kas dari kegiatan operasi (CFO), perubahan arus kas dari kegiatan operasi (DCFO), skor efektivitas komite audit (ACSCORE), moderasi laba bersih dengan adanya efektivitas komite audit (NI*ACSCORE), moderasi perubahan laba bersih dengan adanya efektivitas komite audit (DNI * ACSCORE), moderasi arus kas dari kegiatan operasi dengan adanya efektivitas komite audit (CFO*ACSCORE), dan moderasi perubahan arus kas dari kegiatan operasi dengan adanya efektivitas komite audit (DCFO*ACSCORE), serta variabel kontrol total aset perusahaan (SIZE), rasio utang terhadap total aset perusahaan (LEVERAGE), price to book value (GROWTH), dan risiko perusahaan (RISK) menunjukkan nilai probabilitas dari F-statistic = 0,000 dan F-statistic sebesar 9,724 yang menunjukkan bahwa model 6 sudah memberikan gambaran bahwa terdapat pengaruh yang signifikan variabel independen dan variabel kontrol terhadap return saham perusahaan (RETURN).
4.7
Analisis Goodness-of-Fit (Adjusted R2) Uji Goodness of Fit
adalah untuk mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen.
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
77
Dari Tabel 4.12 terlihat nilai adjusted R2 untuk model regresi 1 adalah sebesar 0,271 yang artinya bahwa kemampuan variabel independen yaitu NI, DNI, dan variabel kontrol SIZE, LEVERAGE, GROWTH, dan RISK dalam model regresi 1 hanya mampu menjelaskan variabel RETURN sebesar 26,6%, sedangkan sisanya sebesar 73,4% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian. Namun ketika variabel ACSCORE, NI*ACSCORE dan DNI*ACSCORE dimasukkan ke dalam model regresi (model 4) sehingga variabel independen dan variabel kontrol adalah NI, DNI, ACSCORE, NI * ACSCORE, DNI*ACSCORE, SIZE, LEVERAGE, GROWTH, dan RISK memperlihatkan nilai adjusted R2 sebesar 0,263 yang artinya bahwa kemampuan variabel independen dan variabel kontrol dalam model regresi 4 hanya mampu menjelaskan return saham perusahaan sebesar 26,3%, sedangkan sisanya sebesar 73,7% dijelaskan oleh faktorfaktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian. Dengan demikian model regresi 1 dapat dikatakan lebih dapat menjelaskan variabel RETURN daripada model regresi 4.
Berbeda dengan model regresi 2 dimana variabel independen adalah CFO, DCFO, dan variabel kontrol adalah SIZE, LEVERAGE, GROWTH, dan RISK yang memberikan nilai adjusted R2 hanya sebesar 0,238 yang artinya kemampuan variabel independen dan variabel kontrol dalam model regresi 2 hanya mampu menjelaskan return saham perusahaan sebesar 23,8%, sedangkan sisanya sebesar 76,2% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian. Ketika variabel moderasi dimasukkan ke dalam model (model 5) maka variabel independen menjadi CFO, DCFO, ACSCORE, CFO*ACSCORE, DCFO*ACSCORE, dan variabel kontrol SIZE, LEVERAGE, GROWTH, dan RISK, nilai adjusted R2 untuk model 4 menjadi sebesar 0,236 yang artinya kemampuan variabel independen dan variabel kontrol dalam model regresi 5 hanya mampu menjelaskan return saham perusahaan sebesar 23,6%, sedangkan sisanya sebesar 76,4% dijelaskan oleh faktorfaktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian. Oleh karena itu dapat
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
78
dikatakan bahwa model regresi 2 lebih dapat menjelaskan variabel RETURN daripada model regresi 5.
Ketika variabel independen tanpa moderasi digabungkan menjadi satu model yaitu model 3 maka variabel independen terdiri dari NI, CFO, DNI, DCFO, serta variabel kontrol terdiri dari SIZE, LEVERAGE, GROWTH, dan RISK. Nilai adjusted R2 untuk model 3 adalah sebesar 0,307 yang artinya kemampuan variabel independen dan variabel kontrol dalam model regresi 3 hanya mampu menjelaskan return saham perusahaan sebesar 30,7%, sedangkan sisanya sebesar 69,3% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian. Namun pada saat variabel independen ditambahkan dengan variabel moderasi digabungkan menjadi satu model yaitu model 6 maka variabel independen terdiri dari NI, CFO, DNI, DCFO, ACSCORE, NI*ACSCORE, CFO*ACSCORE, DNI*ACSCORE, DCFO*ACSCORE, serta variabel kontrol terdiri dari SIZE, LEVERAGE, GROWTH, dan RISK. Nilai adjusted R2 untuk model 6 adalah sebesar 0,301 yang artinya kemampuan variabel independen dan variabel kontrol dalam model regresi 6 hanya mampu menjelaskan return saham perusahaan sebesar 30,1%, sedangkan sisanya sebesar 69,9% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian. Dari sini dapat dikatakan bahwa model regresi 3 lebih dapat menjelaskan variabel RETURN daripada model regresi 6.
4.8
Analisis Hasil Pengujian Hipotesis Model regresi yang baik adalah setelah melewati uji asumsi klasik yaitu uji
normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas yang membuktikan bahwa model regresi layak digunakan untuk uji hipotesis dengan melihat signifikansi regresi yang didapat. Dari hasil regresi yang telah didapatkan dari pengolahan data SPSS dan Eviews, maka selanjutnya dilakukan analisa atas hasil pengujian hipotesis.
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
79
4.8.1
Pengaruh Laba Bersih terhadap Return Saham Pengujian hipotesis 1a adalah menguji tentang pengaruh laba bersih terhadap
return saham perusahaan dengan arah hubungan positif. Dari Tabel 4.12 hasil regresi untuk model 1 didapat bahwa variabel NI yaitu laba bersih berpengaruh terhadap variabel RETURN yaitu return saham dengan hubungan positif dengan tingkat signifikansi di bawah α = 1%, artinya laba bersih berpengaruh positif terhadap return saham dengan tingkat keyakinan 99%. Sedangkan variabel DNI yaitu perubahan laba bersih tidak berpengaruh terhadap variabel RETURN karena tidak signifikan. Dari Tabel 4.12 juga dapat dilihat hasil model regresi 3 yang menguji variabel NI, DNI, CFO, dan DCFO dalam satu model terhadap variabel RETURN juga memberikan hasil bahwa ketika variabel NI, DNI digabungkan dengan variabel CFO, DCFO ternyata NI berpengaruh positif terhadap return saham, sedangkan DNI tidak berpengaruh terhadap RETURN. Dengan demikian hipotesis 1a diterima.
Hasil ini mendukung beberapa penelitian sebelumnya yang telah meneliti tentang relevansi nilai laba bersih terhadap return saham perusahaan. Dimulai dari penelitian yang dilakukan oleh Ball dan Brown (1968) tentang pengaruh angka laba akuntansi terhadap perubahan harga saham di pasar dengan periode penelitian dari tahun 1946 sampai 1966 yang menunjukkan bahwa laba akuntansi mempengaruhi pergerakan harga saham di pasar. Pergerakan harga saham di pasar inilah yang digunakan dalam menghitung return saham perusahaan. Habib (2008) yang melakukan penelitian pada perusahaan di New Zealand dengan rentang waktu dari tahun 1994 sampai 2004 juga memberikan hasil bahwa informasi laba bersih lebih dapat menjelaskan return saham. Dastgir et al. (2009) juga dalam penelitiannya tentang hubungan komponen dalam laporan laba rugi dan komponen dalam arus kas terhadap return saham. Komponen dalam laporan laba rugi yang diuji pengaruhnya terhadap return saham perusahaan antara lain laba kotor, laba operasional, laba sebelum pajak, dan laba bersih. Hasil penelitian mereka mengungkapkan bahwa laba bersih sebagai komponen dari laporan laba rugi mempunyai hubungan yang sangat kuat dengan return saham. Karena penelitian ini menggunakan sampel perusahaan
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
80
Indonesia, maka penelitian ini membuktikan bahwa laba bersih masih mempunyai relevansi nilai untuk memprediksi return saham. Perubahan laba bersih yang tidak signifikan terhadap return saham mungkin lebih dapat disebabkan karena perubahan laba bersih ini hanya bersifat sementara, atau menurut penelitian Mostafa (2011) jumlah perubahan laba bersih besar sehingga hanya bersifat sementara, sehingga dapat dikatakan laba bersih mempunyai relevansi nilai terhadap return saham, namun adanya komponen transitory earnings tidak memberikan relevansi nilai terhadap return saham karena investor hanya memperhatikan komponen yang bersifat permanen atau recurring, bukan yang bersifat transitory atau sementara.
Laba bersih mempengaruhi return saham secara positif dengan alasan paling rasional adalah karena laporan laba rugi dengan hasil akhir laba bersih merupakan informasi dasar yang digunakan oleh investor untuk kegiatan investasinya karena sudah mencerminkan berbagai aktivitas perusahaan serta posisi keuangan perusahaan selama tahun berjalan. Semakin tinggi nilai laba bersih maka semakin bagus kinerja perusahaan membuat saham perusahaan makin diminati sehingga harga sahamnya meningkat yang akhirnya memberikan return. Angka laba bersih sendiri digunakan untuk melakukan estimasi atas arus kas serta future income perusahaan ke depannya (Dastgir et al., 2009). Angka-angka future ini yang kemudian biasanya dipakai oleh investor serta para analis untuk melakukan perhitungan valuasi nilai wajar saham suatu perusahaan.
4.8.2
Pengaruh Arus Kas dari Kegiatan Operasi terhadap Return Saham Pengujian hipotesis 2a adalah menguji tentang pengaruh arus kas dari
kegiatan operasi terhadap return saham perusahaan dengan arah hubungan positif. Dari Tabel 4.12 hasil regresi untuk model 2 menunjukkan bahwa variabel CFO yaitu arus kas dari kegiatan operasi berpengaruh terhadap variabel RETURN yaitu return saham dengan hubungan positif dengan tingkat signifikansi di bawah α = 5%, artinya arus kas dari kegiatan operasi berpengaruh positif terhadap return saham dengan
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
81
tingkat keyakinan 95%. Demikian pula variabel DCFO yaitu perubahan arus kas dari kegiatan operasi berpengaruh negatif terhadap variabel RETURN dengan tingkat signifikansi di bawah α = 10%. Namun dari Tabel 4.12 dapat dilihat hasil model regresi 3 yang menguji variabel NI, DNI, CFO, dan DCFO dalam satu model terhadap variabel RETURN memberikan hasil bahwa ketika variabel CFO, DCFO digabungkan dengan variabel NI, DNI, ternyata CFO berpengaruh positif terhadap return saham, sedangkan DCFO menjadi tidak berpengaruh terhadap RETURN. Dengan demikian hipotesis 2a diterima.
Hasil ini juga mendukung penelitian sebelumnya yang memberikan bukti bahwa arus kas dari kegiatan operasi berpengaruh terhadap return saham perusahaan yaitu penelitian yang dilakukan Cheng et al. (1997) tentang penerapan prinsip SFAS no.95 Statement of Cash Flows pada pelaporan arus kas dari kegiatan operasi. Hasil penelitiannya memberikan bukti bahwa dengan adanya penerapan SFAS no.95 pada pelaporan arus kas dari kegiatan operasi ternyata memberikan tambahan informasi yang berguna untuk menjelaskan return saham perusahaan. Karena arus kas dari kegiatan operasi bisa dihitung oleh investor, maka penelitian ini juga membuktikan bahwa estimasi arus kas dari kegiatan operasi yang dilakukan oleh investor akan memberikan relevansi nilai untuk menjelaskan return saham ketika data yang digunakan adalah data keuangan yang sudah menerapkan SFAS no.95. Tambahan informasi ini memberikan porsi yang signifikan dalam menjelaskan return saham, yang tidak dapat dijelaskan oleh accrual earnings. Gee-jung (2009) juga memberikan hasil serupa dalam penelitiannya di Korea tentang pengaruh dari book value equity, earnings, dan arus kas perusahaan terhadap return saham bahwa ketika arus kas dari kegiatan operasi digabungkan dengan book value equity memberikan relevansi yang besar untuk memprediksi return saham di pasar. Habib (2008) dalam penelitiannya tentang peran laba bersih dan arus kas dari kegiatan operasi dalam menjelaskan return saham juga menemukan juga bahwa return saham dipengaruhi oleh arus kas dari kegiatan operasi walaupun tidak sebesar pengaruh laba tahunan terhadap return saham. Perubahan arus kas dari kegiatan operasi ditemukan tidak memberikan
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
82
pengaruh terhadap return saham dengan alasan nya ada komponen transitory yang diwakili dalam perubahan arus kas dari kegiatan operasi, dan investor tidak memperhatikan hal itu dan hanya memperhatikan komponen yang bersifat recurring atau permanen yaitu arus kas dari kegiatan operasi. Dengan demikian dapat dikatakan arus kas dari kegiatan operasi mempunyai relevansi nilai terhadap return saham namun untuk komponen yang bersifat transitory tidak memberikan relevansi nilai terhadap return saham.
Dengan adanya relevansi arus kas dari kegiatan operasi terhadap return saham tentunya berkaitan dengan komponen-komponen yang tertera dalam laporan arus kas dari kegiatan operasi dimana semuanya mewakili kegiatan operasi perusahaan selama periode buku berjalan yang bersifat recurring. Arus kas masuk berasal dari penjualan barang dan jasa secara tunai. Arus kas keluar berasal dari pembayaran beban listrik, telepon, gaji karyawan, dan beban operasional lainnya. Secara umum arus kas dari kegiatan operasi merupakan angka laba bersih yang bersifat cash basis, artinya segala komponen kegiatan operasional yang bersifat accrual basis sudah dikeluarkan dari laba bersih sehingga angka yang tertera pada arus kas dari kegiatan operasi benarbenar mencerminkan kegiatan operasi perusahaan secara tunai. Arus kas dari kegiatan operasi merupakan bottom line dari keseluruhan laporan arus kas karena merupakan indikator kesehatan keuangan perusahaan dimana kegiatan operasi perusahaan merupakan tulang punggung perusahaan dalam membiayai kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri. Arus kas dari kegiatan operasi yang negatif mencerminkan ketidakberesan keuangan perusahaan (Stice et al., 2004). Semakin tinggi nilai arus kas dari kegiatan operasi maka kemampuan perusahaan untuk menghasilkan uang kas dari kegiatan operasi semakin besar sehingga kelebihan uang ini bisa digunakan untuk membiayai kegiatan investasi ataupun pendanaan untuk tujuan membuat perusahaan tumbuh berkembang sehingga investor melihat ini sebagai tanda positif membuat harga saham nya meningkat yang akhirnya memberikan return.
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
83
4.8.3
Analisis Efektivitas Komite Audit Memperkuat Pengaruh Laba Bersih terhadap Return Saham Pengujian hipotesis 3a adalah menguji tentang peran efektivitas komite audit
apakah memperkuat pengaruh laba bersih terhadap return saham perusahaan dengan arah hubungan positif. Dari Tabel 4.12 hasil regresi untuk model 4 didapat bahwa variabel NI yaitu laba bersih berpengaruh terhadap variabel RETURN yaitu return saham dengan hubungan positif dengan tingkat signifikansi di bawah α = 1%, artinya laba bersih berpengaruh positif terhadap return saham dengan tingkat keyakinan 99%. Sama seperti hasil model regresi 1, variabel DNI tidak berpengaruh terhadap variabel RETURN yang artinya perubahan laba bersih tidak berpengaruh terhadap return saham. Ketika variabel NI*ACSCORE yaitu laba bersih di moderasi dengan efektivitas komite audit, dan variabel DNI*ACSCORE yaitu perubahan laba bersih di moderasi dengan efektivitas komite audit, hasilnya menjadi tidak signifikan dimana tingkat signifikansi di atas α = 5%. Hal ini kemudian diperkuat dengan nilai signifikansi dari variabel ACSCORE yaitu efektivitas komite audit terhadap variabel RETURN yang juga di atas tingkat signifikansi α = 5% yang memberikan bukti bahwa efektivitas komite audit tidak memperkuat pengaruh laba bersih terhadap return saham perusahaan.
Tabel 4.12 untuk hasil regresi model 6 juga menyajikan hasil yang sama ketika variabel NI yaitu laba bersih, variabel DNI yaitu perubahan laba bersih, variabel CFO yaitu arus kas dari kegiatan operasi, variabel DCFO yaitu perubahan arus kas dari kegiatan operasi, variabel ACSCORE yaitu efektivitas komite audit, variabel NI*ACSCORE yaitu laba bersih yang sudah dimoderasi dengan efektivitas komite audit, variabel DNI*ACSCORE yaitu perubahan laba bersih yang sudah dimoderasi dengan efektivitas komite audit, variabel CFO * ACSCORE yaitu arus kas dari kegiatan operasi yang sudah di moderasi dengan efektivitas komite audit, dan variabel DCFO*ACSCORE yaitu perubahan arus kas dari kegiatan operasi yang sudah dimoderasi dengan efektivitas komite audit diuji bersama-sama pengaruhnya terhadap variabel RETURN yaitu return saham dalam satu model regresi (hasil
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
84
regresi model 6) memberikan hasil bahwa variabel NI dan CFO berpengaruh terhadap variabel RETURN dengan hubungan positif dengan tingkat signifikansi di bawah α = 1%, artinya laba bersih dan arus kas dari kegiatan operasi berpengaruh positif terhadap return saham dengan tingkat keyakinan 99%. Variabel DNI dan DCFO dari hasil regresi juga terbukti sama dengan hasil regresi model 3 yaitu tidak berpengaruh terhadap variabel RETURN. Variabel ACSCORE, NI*ACSCORE, DNI*ACSCORE, CFO*ACSCORE, dan DCFO*ACSCORE juga memberikan hasil tidak signifikan dimana tingkat signifikansi di atas α = 5% memberikan bukti bahwa efektivitas komite audit tidak memperkuat pengaruh laba bersih dan arus kas dari kegiatan operasi terhadap return saham perusahaan. ACSCORE sendiri yang tidak signifikan memberikan arti bahwa efektivitas komite audit tidak memberikan relevansi tambahan terhadap penggunaan laba bersih untuk memprediksi return saham. Dengan demikian hipotesis 3a ditolak.
Hal lain yang memperlihatkan efektivitas komite audit tidak memberikan dampak terhadap return saham secara tidak langsung bisa mengacu kepada statistik deskriptif penelitian ini dimana nilai rata-rata untuk skor komite audit sebesar 21,10. Artinya dari total sampel 264 perusahaan, rata-rata memiliki skor komite audit 21,10 yang mana dapat dikatakan memiliki komite audit yang sudah berperan efektif. Kemudian dari korelasi Pearson juga menunjukkan RETURN tidak berkorelasi dengan ACSCORE sehingga rata-rata skor komite audit tidak ada hubungannya dengan rata-rata return saham yang memberikan angka 0.01. Dari analisis adjusted R2 juga memberikan bukti bahwa pada model 1 variabel NI dan DNI serta variabel kontrol bisa menjelaskan variabel RETURN sebesar 26,6%, namun ketika variabel moderasi beserta skor komite audit dimasukkan ke dalam model (model 4), variabel independen yang terdiri dari NI, DNI, ACSCORE, NI*ACSCORE, DNI*ACSCORE hanya bisa menjelaskan variabel RETURN sebesar 26,3% saja atau berkurang 0,3%.
Hasil penelitian ini bertentangan dengan hipotesis yang dikembangkan pada penelitian bahwa dengan adanya peran komite audit dalam menjaga kualitas laporan
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
85
keuangan, maka penggunaan laba bersih dalam hubungannya dengan return saham perusahaan akan diperkuat dengan adanya efektivitas komite audit. Beberapa penelitian tentang peran komite audit dihubungkan dengan kualitas laporan keuangan antara lain penelitian Lary dan Taylor (2011) tentang peran independensi, kompetensi,
dan
aktivitas
komite
audit
(diligence)
berpengaruh
terhadap
kemungkinan terjadinya restatement memberikan hasil bahwa tingkat independensi serta kompentensi dari komite audit masing-masing memberikan pengaruh negatif yang signifikan terhadap kemungkinan terjadinya restatement. Kemudian penelitian oleh Hermawan (2009) tentang efektivitas dewan komisaris dan komite audit dihubungkan dengan earnings response coefficient yang mencerminkan hubungan antara return saham dengan adanya earnings announcement dari perusahaan sehingga mencerminkan persepsi investor atas kualitas laba dalam laporan keuangan. Penelitian ini melihat efektivitas dewan komisaris dan komite audit melalui karakteristiknya yang terdiri dari independensi, aktivitas, jumlah anggota, dan kompetensi komite audit untuk kemudian diteliti pengaruhnya terhadap earnings response coefficient. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas komite audit melalui karakteristik komite audit berpengaruh positif secara signifikan terhadap earnings response coefficient, dan aktivitas komite audit sendiri memberikan pengaruh positif terhadap kualitas earnings response coefficient. Penelitian Kamal dan Ferdousi (2006) tentang keberadaan komite audit akan memastikan berjalannya good corporate governance yang baik sehingga memberikan jaminan akuntabilitas sebagai salah satu prinsip GCG yaitu prinsip akuntabilitas yang memastikan bahwa laporan keuangan yang dihasilkan oleh perusahaan adalah baik sehingga ketika peran komite audit semakin efektif menekan terjadinya restatement, misstatement, atau fraud.
Seharusnya dengan semakin baiknya kualitas laporan keuangan maka informasi laba bersih perusahaan akan semakin relevan digunakan untuk memprediksi return saham perusahaan. Namun tampaknya peran komite audit masih belum terlalu diperhatikan oleh investor di Indonesia yang terbukti dari hasil uji
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
86
regresi model 4 dan model 6 pada Tabel 4.12, dimana efektivitas komite audit dan laba bersih yang dimoderasi efektivitas komite audit tidak berpengaruh terhadap return saham perusahaan. Hal ini bisa disebabkan karena efektivitas komite audit belum memberikan relevansi tambahan terhadap angka laba bersih yang disajikan dalam laporan keuangan. Investor melihat informasi laba bersih yang disajikan dalam laporan keuangan sudah bernilai tanpa memperhatikan efektivitas komite audit, sehingga relevansi nilai penggunaan laba bersih akan sama saja pada saat komite audit efektif maupun tidak efektif. Kualitas laporan keuangan yang tidak berhubungan dengan efektivitas komite audit juga tercermin dalam penelitian Hermawan (2009) yaitu ketika variabel efektivitas dewan komisaris diuji bersamasama dengan efektivitas komite audit memberi hasil bahwa efektivitas komite audit tidak berpengaruh terhadap earnings response coefficient. Selain itu investor cenderung langsung merespon segala informasi yang diberikan di pasar mengenai informasi laporan keuangan tanpa mencermati terlebih dahulu apakah informasi laporan keuangan berkualitas atau tidak. Oleh karena peran komite audit pada sampel perusahaan di Indonesia tidak memberikan relevansi tambahan terhadap laba bersih maka bisa dikatakan bahwa investor kurang begitu memperhatikan efektivitas komite audit dalam menjaga kualitas laporan keuangan khususnya komponen laba bersih, komite audit belum memberikan sesuatu yang berbeda.
4.8.4
Analisis Efektivitas Komite Audit Memperkuat Pengaruh Arus Kas dari Kegiatan Operasi terhadap Return Saham Pengujian hipotesis 4a adalah menguji tentang peran efektivitas komite audit
apakah memperkuat pengaruh arus kas dari kegiatan operasi terhadap return saham perusahaan dengan arah hubungan positif. Dari Tabel 4.12 hasil regresi untuk model 5 didapat bahwa variabel independen arus kas dari kegiatan operasi berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu return saham dengan hubungan positif dengan tingkat signifikansi di bawah α = 1%, artinya variabel independen arus kas dari kegiatan operasi berpengaruh positif terhadap return saham dengan tingkat keyakinan
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
87
99%. Berdasarkan hasil regresi model 5 juga terlihat bahwa variabel independen perubahan arus kas dari kegiatan operasi berpengaruh negatif terhadap return saham dengan tingkat signifikansi di bawah α = 1%. Namun ketika variabel independen arus kas dari kegiatan operasi dan perubahan arus kas dari kegiatan operasi di moderasi dengan efektivitas komite audit, hasil nya menjadi tidak signifikan dimana tingkat signifikansi di atas α = 5%. Tingkat signifikansi dari efektivitas komite audit sendiri terhadap return saham juga di atas tingkat signifikansi α = 5% yang menunjukkan bahwa komite audit tidak memperkuat pengaruh arus kas dari kegiatan operasi terhadap return saham perusahaan.
Hal ini juga terlihat pada Tabel 4.12 ketika semua variabel independen dimasukkan ke dalam model (model 6) maka variabel independennya adalah NI yaitu laba bersih, CFO yaitu arus kas dari kegiatan operasi, DNI yaitu perubahan laba bersih, DCFO yaitu perubahan arus kas dari kegiatan operasi, ACSCORE yaitu efektivitas komite audit, NI*ACSCORE yaitu laba bersih yang di moderasi efektivitas komite audit, DNI*ACSCORE yaitu perubahan laba bersih yang di moderasi efektivitas komite audit, CFO*ACSCORE yaitu arus kas dari kegiatan operasi yang di moderasi efektivitas komite audit, DCFO*ACSCORE yaitu perubahan arus kas dari kegiatan operasi yang di moderasi efektivitas komite audit, yang
kemudian
diuji
pengaruhnya
terhadap
variabel
RETURN.
Hasilnya
menunjukkan bahwa variabel NI dan CFO berpengaruh signifikan terhadap variabel RETURN pada tingkat signfikansi di bawah α = 5% yang menunjukkan bahwa laba bersih dan arus kas dari kegiatan operasi berpengaruh positif terhadap return saham. Namun variabel DNI, DCFO (di hasil regresi model 5 signifikan), NI*ACSCORE, DNI*ACSCORE, CFO*ACSCORE, dan DCFO*ACSCORE tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel RETURN pada tingkat signifikansi di atas α = 5%. Empat variabel moderasi menjadi tidak signifikan karena variabel ACSCORE sendiri ternyata tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel RETURN. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa efektivitas komite audit tidak memperkuat pengaruh arus kas dari kegiatan operasi terhadap return saham. Dengan demikian hipotesis 4a ditolak.
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
88
Walaupun dari statistik deskriptif terlihat bahwa rata-rata ACSCORE dari perusahaan-perusahaan sampel adalah 21,10 yang artinya komite audit sudah berperan efektif secara rata-rata, namun dari korelasi Pearson menunjukkan bahwa RETURN tidak berkorelasi dengan ACSCORE sehingga efektivitas komite audit tidak ada hubungannya dengan return saham. Adapun analisis adjusted R2 juga memberikan hasil bahwa pada model 2 variabel CFO dan DCFO serta variabel kontrol bisa menjelaskan variabel RETURN sebesar 23,8%, namun ketika variabel moderasi beserta skor komite audit dimasukkan ke dalam model (model 5), variabel independen yang terdiri dari CFO, DCFO, ACSCORE, CFO*ACSCORE, DCFO*ACSCORE, serta variabel kontrol hanya bisa menjelaskan variabel RETURN sebesar 23,6% saja atau turun sebesar 0,2%.
Hasil penelitian ini bertentangan dengan hipotesis yang dikembangkan pada penelitian bahwa dengan adanya peran komite audit yang besar dalam menjaga kualitas laporan keuangan, maka penggunaan arus kas dari kegiatan operasi sebagai bagian dari laporan keuangan dalam hubungannya dengan return saham perusahaan akan semakin mempunyai relevansi nilai dengan adanya efektivitas komite audit. Hipotesis dikembangkan berdasarkan beberapa penelitian tentang peran komite audit dihubungkan dengan kualitas laporan keuangan. Penelitian Lary dan Taylor (2011) tentang peran independensi, kompetensi, dan aktivitas komite audit (diligence) berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya restatement memberikan hasil bahwa tingkat independensi serta kompentensi dari komite audit
masing-masing
memberikan pengaruh negatif yang signifikan terhadap kemungkinan terjadinya restatement. Penelitian Zhou dan Chen (2004) dalam penelitiannya tentang pengaruh komite audit dan board characteristics dihubungkan dengan manajemen laba mengemukakan bahwa ukuran komite audit bersama-sama dengan independensi komite audit, jumlah meeting komite audit, serta ukuran board membatasi perusahaan bank melakukan manajemen laba.
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
89
Namun hasil penelitian ini sesuai dengan temuan dari penelitian Garven (2009) tentang pengaruh karakteristik board dan komite audit terhadap manajemen laba real bahwa ternyata komite audit tidak berperan dalam membatasi kegiatan manajemen laba real. Manajemen laba real menurut penelitian Roychowdhury (2003) mempengaruhi arus kas dari kegiatan operasi melalui kegiatan overproduction yang dipicu adanya price discount untuk menaikkan jumlah penjualan yang termasuk dalam manipulasi kegiatan operasi. Komite audit kurang berperan dalam membatasi manajemen laba real disebabkan karena kegiatan manajemen laba real tidak terlalu diperhatikan oleh pemegang saham, auditor, dan lain-lain yang membuat komite audit tidak berpikir untuk memperhatikan isu ini. Selain itu deteksi adanya manajemen laba real lebih rumit dengan tools yang sedikit untuk mendeteksinya dibandingkan dengan manajemen laba akrual. Dengan demikian dapat dikatakan efektivitas komite audit tidak memberikan relevansi nilai tambahan terhadap arus kas dari kegiatan operasi, dan oleh karena itu dapat dikatakan pula investor kurang begitu memperhatikan efektivitas komite audit dalam menjaga kualitas laporan keuangan khususnya komponen arus kas dari kegiatan operasi. Komite audit dianggap belum memberikan sesuatu yang berbeda bagi informasi arus kas dari kegiatan operasi yang disediakan dari laporan keuangan.
4.8.5
Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Pertumbuhan Perusahaan, dan Risiko Perusahaan terhadap Return Saham Pengujian pengaruh laba bersih dan arus kas dari kegiatan operasi dengan
moderasi efektivitas komite audit terhadap return saham perusahaan menggunakan beberapa variabel kontrol yang secara empiris telah dibuktikan berpengaruh terhadap return saham perusahaan. Keberadaan variabel kontrol sengaja dibuat konstan sehingga pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen tidak dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diamati. Variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan, leverage, pertumbuhan perusahaan, dan risiko perusahaan.
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
90
Dari hasil regresi model 1, 3, 4, dan 6 pada Tabel 4.12 dapat terlihat bahwa ukuran perusahaan yang diwakili oleh total aset perusahaan memberikan signifikansi di bawah α = 5% dengan arah hubungan negatif, sedangkan pada model regresi 2 dan 5 total aset perusahaan memberikan signifikansi di bawah α = 10% juga dengan arah hubungan negatif, artinya total aset berpengaruh negatif terhadap return saham perusahaan yang sesuai dengan penelitian Quiroz dan Timmermann (1999) yang melakukan penelitian tentang hubungan ukuran perusahaan (size) terhadap return saham. Semakin kecil ukuran perusahaan maka asymmetric information menjadi semakin besar sehingga mempengaruhi return saham.
Dari hasil regresi model 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 pada Tabel 4.12 dapat terlihat bahwa struktur modal perusahaan atau leverage perusahaan yang diwakili oleh rasio debt to total asset tidak memberikan pengaruh terhadap return saham perusahaan karena tingkat signifikansi di atas α = 5% maupun α = 10% sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Martani et al. (2009) bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap return saham perusahaan.
Hasil regresi model 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 pada Tabel 4.12 memberikan hasil bahwa kesempatan perusahaan untuk tumbuh yang diwakili PBV (price to book value) memberikan pengaruh positif terhadap return saham perusahaan karena tingkat signifikansi di bawah α = 1% yang sesuai dengan hasil penelitian Martani et al. (2009) yang membuktikan bahwa PBV berpengaruh positif terhadap return perusahaan dengan alasan semakin kecil PBV maka dianggap terdapat problem fundamental yang membelit perusahaan sehingga harga sahamnya jatuh hingga hampir mendekati nilai buku ekuitas perusahaan sehingga return yang dihasilkan dari saham perusahaan kecil. Semakin besar PBV maka dianggap perusahaan sedang dalam kondisi keuangan yang sangat bagus tanpa ada masalah fundamental di perusahaan, sehingga return saham perusahaan juga akan semakin besar.
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
91
Untuk hasil regresi model 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 pada Tabel 4.12 dapat terlihat bahwa risiko perusahaan yang diproksikan oleh beta perusahaan berpengaruh terhadap return saham perusahaan dengan tingkat signifikansi di bawah α = 1%. Beta perusahaan ini mempengaruhi return saham perusahaan dengan arah negatif. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Rachmatika (2006) dimana beta perusahaan berpengaruh negatif terhadap return saham. Hal ini bisa saja dikarenakan beta mewakili systematic risk perusahaan sehingga dapat dikatakan semakin tinggi risiko perusahaan maka semakin kecil return saham perusahaan, dan sebaliknya semakin rendah risiko perusahaan maka semakin besar return saham perusahaan.
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan Penelitian ini pada dasarnya ingin melihat apakah terdapat pengaruh laba
bersih serta arus kas dari kegiatan operasi terhadap return
saham perusahaan.
Kemudian apakah dengan adanya peran komite audit yang efektif dapat memperkuat pengaruh laba bersih dan arus kas dari kegiatan operasi terhadap return saham perusahaan karena dengan adanya peran komite audit yang efektif terbukti berpengaruh terhadap kualitas pelaporan laporan keuangan sehingga diharapkan dengan semakin baik kualitas laporan keuangan maka kandungan informasi dalam laporan keuangan akan menjadi lebih baik. Kandungan informasi yang terdiri dari laba bersih dan arus kas dari kegiatan operasi inilah yang kemudian dipakai untuk melihat pengaruhnya terhadap return saham perusahaan.
Berdasarkan hasil pengujian dan analisis yang telah dilakukan, maka disusun beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari hasil penelitian didapat hasil bahwa laba bersih berpengaruh positif
terhadap return saham. Artinya investor pada dasarnya masih memperhatikan relevansi nilai laba bersih yang bersifat recurring atau permanen saja dalam laporan keuangan sebagai indikator untuk memprediksi return
saham.
Semakin besar laba bersih yang dihasilkan maka semakin tinggi return yang dihasilkan oleh perusahaan itu. Alasan paling rasional adalah karena laporan laba rugi dengan hasil akhir laba bersih merupakan informasi dasar yang digunakan oleh investor untuk kegiatan investasinya. Angka laba bersih sendiri digunakan untuk melakukan estimasi atas arus kas serta future income perusahaan ke depannya (Dastgir et al., 2009). Angka-angka future ini yang kemudian biasanya dipakai oleh investor serta para analis untuk melakukan perhitungan valuasi nilai wajar saham suatu perusahaan.
92
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
Universitas Indonesia
93
2. Dari hasil penelitian didapat hasil bahwa arus kas dari kegiatan operasi
berpengaruh positif terhadap return saham perusahaan. Artinya arus kas dari kegiatan operasi juga mempunyai relevansi nilai di mata investor dalam memprediksi return saham. Relevansi nilai arus kas dari kegiatan operasi hanya terbatas pada komponen yang bersifat recurring saja. Hal ini tentunya berkaitan dengan komponen-komponen yang tertera dalam laporan arus kas dari kegiatan operasi dimana semuanya mewakili kegiatan operasi perusahaan secara simultan selama periode buku berjalan. Arus kas masuk berasal dari penjualan barang dan jasa secara tunai. Arus kas keluar berasa dari pembayaran beban listrik, telepon, gaji karyawan, dan beban operasional lainnya. Arus kas dari kegiatan operasi merupakan bottom line dari keseluruhan laporan arus kas karena merupakan indikator kesehatan keuangan perusahaan dimana kegiatan operasi perusahaan merupakan tulang punggung perusahaan dalam membiayai kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri. Arus kas dari kegiatan operasi yang negatif mencerminkan ketidakberesan keuangan perusahaan (Stice et al., 2004). 3. Dari hasil penelitian didapat hasil bahwa perusahaan yang memiliki komite
audit lebih efektif tidak memperkuat pengaruh laba bersih terhadap return saham perusahaan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa efektivitas komite audit dalam menjaga kualitas laporan keuangan tidak memberikan tambahan relevansi nilai laba bersih untuk memprediksi return saham. Investor melihat laba bersih sudah bernilai sehingga relevansi nilai laba bersih akan sama saja ada atau tanpa komite audit. Hal ini tercermin pada penelitian Hermawan (2009) yaitu ketika variabel efektivitas komite audit diuji bersamasama dengan variabel efektivitas dewan komisaris, efektivitas komite audit tidak berpengaruh terhadap earnings response coefficient yang mencerminkan persepsi investor atas kualitas laba perusahaan. 4. Dari hasil penelitian didapat hasil bahwa perusahaan yang memiliki komite
audit lebih efektif tidak memperkuat pengaruh arus kas dari kegiatan operasi terhadap return saham perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa efektivitas
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
94
komite audit yang bertugas menjaga kualitas laporan keuangan tidak memberikan tambahan relevansi nilai penggunaan arus kas dari kegiatan operasi untuk memprediksi return saham. Investor menganggap arus kas dari kegiatan operasi sudah cukup bernilai untuk memprediksi return saham sehingga dapat dikatakan investor kurang memperhatikan efektivitas komite audit sehingga relevansi nilai arus kas dari kegiatan operasi akan sama saja ketika ada atau tidak ada komite audit. Hal ini tercermin dalam penelitian Garven (2009) bahwa komite audit tidak berperan dalam membatasi kegiatan manajemen laba real. Manajemen laba real menurut penelitian Roychowdhury (2003) mempengaruhi arus kas dari kegiatan operasi melalui manipulasi kegiatan operasi seperti program diskon untuk menaikkan penjualan. Komite audit tidak berperan dalam membatasi kegiatan manajemen laba real karena kegiatan manajemen laba real tidak terlalu diperhatikan oleh pemegang saham, auditor, dan lain-lain yang membuat komite audit tidak berpikir untuk memperhatikan isu ini. Selain itu deteksi adanya manajemen laba real lebih rumit dengan tools yang sedikit untuk mendeteksinya dibandingkan dengan manajemen laba akrual.
Penelitian ini juga menggunakan beberapa variabel yang digunakan sebagai variabel kontrol karena terbukti mempunyai relevansi nilai terhadap return saham, yaitu ukuran perusahaan yang diwakili total aset, leverage yang diwakili rasio debt to total asset, kesempatan untuk tumbuh yang diwakili rasio Price to Book Value, dan risiko perusahaan yang diwakili beta. Penelitian ini juga bukti empiris bahwa ukuran perusahaan, kesempatan untuk tumbuh, dan risiko perusahaan mempunyai relevansi nilai terhadap return saham.
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
95
5.2
Keterbatasan Penelitian Keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut :
Sampel data yang digunakan adalah data cross section dimana data perusahaan yang dimasukkan dalam penelitian merupakan data periode 1 tahun observasi yaitu tahun 2010 saja. Sampel yang digunakan juga tidak memasukkan perusahaan-perusahaan yang bergerak di industri keuangan.
Dalam sampel penelitian terdapat beberapa perusahaan yang sahamnya tidak aktif diperdagangkan selama periode penelitian sehingga dapat mempengaruhi perhitungan return saham serta beta perusahaan.
Variabel kesempatan untuk tumbuh menggunakan rasio PBV dengan asumsi pertumbuhan nilai saham mencerminkan pertumbuhan perusahaan.
Tidak dimasukkannya variabel book value of equity. Berdasarkan penelitian Collins et al. (1999) ketika laba bersih negatif, investor cenderung melihat book value of equity.
5.3
Saran Saran bertujuan agar hasil penelitian ini berguna bagi pihak-pihak di bawah ini:
Bagi Investor Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa laba bersih serta arus kas dari kegiatan operasi masih dapat digunakan oleh investor untuk memprediksi return saham perusahaan karena dari hasil penelitian terbukti bahwa laba bersih serta arus kas dari kegiatan operasi berpengaruh terhadap return saham perusahaan. Selain itu investor diharapkan agar lebih memperhatikan efektivitas komite audit dalam menjamin relevansi nilai atas angka laba bersih dan arus kas dari kegiatan operasi.
Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan agar dapat memberikan pedoman bagi perusahaan untuk lebih meningkatkan dan mempertahankan fungsi komite audit sebagai sarana kontrol terhadap kualitas pelaporan laporan keuangan
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
96
perusahaan. Hal ini dikarenakan berdasarkan deskriptif variabel skor komite audit ditemukan bahwa setengah dari sampel perusahaan yang digunakan dalam penelitian sudah menerapkan fungsi komite audit secara efektif.
Bagi Regulator Hasil penelitian ini diharapkan dapat lebih mempertegas tentang pentingnya fungsi komite audit dalam menjamin kualitas pelaporan laporan keuangan sebagai bagian dari praktik corporate governance yang baik khususnya di mata investor. Dengan demikian hasil penelitian dapat memberikan masukan bagi regulator pasar modal dalam menetapkan kebijakan-kebijakan di masa yang akan datang berkaitan dengan kualitas pelaporan laporan keuangan sebagai bagian dari praktik corporate governance yang baik khususnya lebih meningkatkan peran komite audit di perusahaan dalam menjamin kualitas pelaporan laporan keuangan untuk melindungi investor di pasar modal.
Bagi Akademisi Bukti empiris yang dihasilkan diharapkan akan lebih memperjelas fungsi laporan keuangan perusahaan terutama komponen laba bersih serta arus kas dari kegiatan operasi sebagai indikator penting dalam menentukan return saham perusahaan. Hasil penelitian ini diharapkan juga akan lebih memperkaya pengetahuan tentang bukti literatur penerapan good corporate governance di Indonesia, khususnya dalam hal kualitas pelaporan laporan keuangan dengan keberadaan fungsi komite audit, yang merupakan informasi bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi.
Adapun hal-hal yang dapat disarankan untuk penelitian selanjutnya sebagai berikut :
Penelitian selanjutnya diharapkan untuk menambahkan variabel perubahan laba bersih serta perubahan arus kas dari kegiatan operasi ke dalam model regresi agar hasil yang didapat bisa lebih mencerminkan pengaruh laba bersih serta arus kas dari kegiatan operasi terhadap return saham perusahaan.
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
97
Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan data periode yang lebih panjang yaitu 5 tahun sehingga diharapkan model regresi betulbetul menggambarkan kondisi sebenarnya pengaruh variabel-variabel yang digunakan secara lebih baik.
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
DAFTAR REFERENSI
Abbot, Lawrence J., Parker, Susan, & Peters, Gary F. (2000). The effectiveness of blue ribbons committee in mitigating financial misstatements: an empirical study. Working paper. http://aaahq.org. Abbot, Lawrence J., Parker, Susan, & Peters, Gary F. (2004). Audit Committee Characteristics and restatements. Auditing: a journal of practice & theory, 23 (1), 69-87. Adami, Roberta, Gough, Orla, Muradoglu, Gulnur, & Sheeja Sivaprasad (2010). The leverage effect on stock returns. Working Paper. http://www.efmaefm.org. Ball, R., Brown, Phillip (1968). An empirical evaluation of accounting income numbers. Journal of Accounting Research (Autumn), 159-178. Baxter, Peter J. (2007). Audit committees and financial reporting quality. Dissertation of University of Southern Queensland. Bedard, Jean, Chtourou, Sonda Marrakchi, & Courteau, Lucie (2004). The effect of audit committee expertise, independence, and activity on aggresive earnings management. Auditing : A Journal of Practice and Theory, 23, 13-35. Bodie, Zvi, Kane, Alex, & Marcus, Alan J. (2008). Investment. 7th Edition. Singapore : McGraw-Hill. Brook, Chris (2008). Introductory econometrics for finance. New York : Cambridge University Press. Cadburry Committee (1992), The Financial Aspects of Corporate Governance. http://www.ecgi.org. Carcello, Joseph V., & Neal, Terry L. (2000). Audit committee composition and audit reporting. Accounting Review, 75 (4), 453-467. Carcello, Joseph V., Hollingsworth, Carl W., Klein, April, & Neal, Terry L. (2006). Audit committee financial expertise, competing corporate governance mechanisms, and earnings management. Working Paper. http://www.ssrn.com.
98
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
Universitas Indonesia
99
Cheng, Agnes C.S., Liu, Chao-Shin, & Schaefer, Thomas F. (1997). The value relevance of SFAS no.95 cash flow from operations as assessed by security market effects. Accounting Horizons, 11 (3), 1-15. Chtourou, Sonda Marrakchi, Bedard, Jean, & Courteau, Lucie (2001). Corporate governance and earnings management. Working Paper. http://www.ssrn.com. Collins, Daniel W., Pincus, Morton, Xie, Hong (1999). Equity valuation and negative earnings : the role of book value of equity. The Accounting Review, 74 (1). Dhaliwal, Dan, Naiker, Vic, & Navissi, Farshid (2007). Audit committee financial expertise, corporate governance and accruals quality: an empirical analysis. Working Paper. http://www.ssrn.com Fama, Eugene F., French, Kenneth R. (1992). The cross-section of expected stock returns. The Journal of Finance, 47 (2), 427-465. Garven, Sarah A. (2009). The effect of board and audit committee characteristics on real earnings management : do boards and audit committees play a role in its constraint? Working Paper, http://www.cba.ua.edu. Gee-Jung, Kwon (2009). The value relevance of book values, earnings, and cash flows : evidence from Korea. International Journal of Business and Management, 4 (10), 28-42. Gomez, Xavier Garza, Hodoshima, Jiro, & Kunimura, Michio (1998). Does size really matter in Japan? Financial analysts Journal, 54 (6), 22-34. Habib A. (2008). The role of accruals and cash flows in explaining security returns: Evidence from New Zealand, Journal of International Accounting, Auditing and Taxation, 17(1), 51–66. Hashemi, Seyed Abbas, Rabiee, Hamed (2011). The relation between real earnings management and accounting earnings management : evidence from Iran. Business and Management Review, 1(8), 25-33. Hermawan, Ancella A. (2009). Pengaruh Efektivitas Dewan Komisaris dan Komite Audit, Kepemilikan oleh Keluarga dan Peran Monitoring Bank Terhadap Kandungan Informasi Laba. Disertasi Universitas Indonesia. Huang, Hua-Wei, Thiruvadi, Sheela (2010). Audit Committee characteristics and corporate fraud. Working Paper. http://www.ijpis.net Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
100
Kamal, Md Yusuf, Ferdousi, Mosammat Moriom (2006). The presence of audit committee in the banking sector to ensure corporate governance. The Bangladesh Accountant, July – September 2006. Kang, Won Sil, Kilgore, Alan, & Wright, Sue (2008). Audit committee effectiveness and financial reporting quality : evidence from low and mid tier Australian firms. Working Paper. http://www.aaahq.org. Klein, April (2000). Audit committee, board of director characteristics, and earnings management. Working Paper. http://www.ssrn.com. Komite Nasional Kebijakan Governance (2006), Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia. http://www.governanceindonesia.com. Kuang, Chunli (2007). Audit Committee characteristics and earnings management in New Zealand. Dissertation, Auckland University of Technology Master of Business. Lary, Akeel, Taylor, Dennis (2011). Governance characteristics and role effectiveness of audit committees. Working Paper. http://www.afaanz.org. Leledakis, George, Davidson, Ian, & Smith, Jeremy (2004). Does firm size predict stock returns? Evidence from London Stock Exchange. Working Paper. http://www.ssrn.com Lin J.W., Li J.F., & Yang J.S. (2006) The effect of audit committee performance on earnings quality. Managerial Auditing Journal, 21 (9), 921-933. Lisic, Ling L., Neal, Terry, & Zhang, Yan (2011). Audit committee financial expertise and restatement: the moderating effect of CEO power. Working Paper. http://www.ssrn.com. Malhotra, N. K. (2007). Marketing Research an Applied Orientation. 5th Edition. New Jersey : Pearson Education. Martani, Dwi, Mulyono, & Khairurizka, Rahfiani (2009). The effect of financial ratios, firm size, and cash flow from operating activities in the interim report to the stock return. Chinese Business Review, 8 (6), 44-55. Mohanty, Pitabas (2002). Evidence of size effect on stock returns in India. Research Article Vikalpa, 27 (3), 27-37. Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
101
Moradi, Mehdi, Salehi, Mahdi, & Erfanian, Zakiheh (2010). A Study of the effect of financial leverage on earnings response coefficient through out income approach: Iranian Evidence. International Review of Accounting, Banking, and Finance, 2 (2), 104-116. Mostafa, Wael (2011). The explanatory power of earnings for security returns : further evidence for the UK. International Research Journal of Finance and Economics, 63, 176-188. Murwaningsari, Etty, Rachmanto, Aditya (2011). The factors which influence economic value added and stock returns. Working Paper. http://www.aaahq.org. Nichols, D. Craig, Wahlen, James M. (2004). How do earnings number relate to stock returns? A review of classic accounting research with updated evidence. Accounting Horizons, 18 (4), 263-286. Organization for Economic Co-operation and Development (2004), OECD principles of corporate governance. http://www.oecd.org. Panahian, Hossein, Aminossadati, Ali (2011). The relationship between capital structure effect on earnings response coefficient for Tehran Stock Exchange (TSE). International Bulletin of Business Administration, issue 10. Panahian, Hossein, Zolfaghari, Mehdi (2010). Investigation of relationship between accrual items of operating income and cash flows from operations with stock returns: evidence from I.R. Iran. European journals of Economics, finance, and administrative sciences, issue 27. Peraturan Bapepam No.IX.I.5 (Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. Kep29/PM/2004) Tentang “Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit”. PSAK no.2 (Revisi 2009) tentang “Exposure Draft Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Laporan Arus Kas”. Rachmatika, Dian (2006). Analisis pengaruh beta saham, growth opportunities, return on asset, dan debt to equity ratio terhadap return saham. Tesis Universitas Diponegoro. Roychowdhury, Sugata (2003). Management of earnings through the manipulation of aktivitas real that affect cash flow from operations. Working Paper, Sloan School of Management.
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
102
Roychowdhury, Sugata (2006). Earnings management through real activities manipulation. Journal of Accounting and Economics, 42 (3), 335-370. Senthilkumar, G. (2009). Behavior of stock return in size and market-to-book ratio – evidence from selected Indian Industries. International Research Journals of Finance and Economics, issue 33. Sori, Muhamad Z., Ramadili, Shamser M., Karbhari, Yusuf (2009). Audit committee and auditor independence: The Banker‟s Perception. International Journal of Economics and Management, 3 (2), 317-331. Stice, Earl K., Stice, James D., & K. Fred Skousen (2004). Intermediate Accounting. Singapore : Thompson South Western. Warren, Carl S., Reeve, James M., & Philip E. Fess (2005). Accounting. Singapore : Thompson South Western. Xie, Biao, Davidson, Wallace N., III, & DaDalt, Peter J. (2001). Earnings management and corporate governance: the role of the board and the audit committee. Working Paper. http://www.ssrn.com. Yamin, Sofyan, Rachmah, Lien A., & Kurniawan, Heri (2011). Regresi dan korelasi dalam genggaman anda. Jakarta : Salemba Empat. Yusof, Mohd „Atef Md (2010). Does audit committee constraint discretionary accruals in MESDAQ listed companies? International Journal of Business and Social Science, 1 (3), 124-136. Zhou, Jian, Chen, Ken Y. (2004). Audit committee, board characteristics and earnings management by commercial banks. Working Paper. http://www.ssrn.com
Universitas Indonesia Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
Lampiran 1 : Checklist Efektivitas Komite Audit yang dikembangkan oleh Hermawan (2009) No. Description A. Audit Committee Activities 1--5 Assess the responsibilities fulfilled by the audit committee during the year, include the following items :
Good
1. Evaluating internal control 2. Propose auditor 3. Financial report review 4. Evaluating legal compliance 5. Prepare a complete audit committee report for disclosure report for disclosure : In each category, if the responsibility is fulfilled, firms will receive a 'good' score. If the responsibility is not fulfilled, or no information, the company will receive a 'poor' score
6
7
Sumber : IICD (2005) How many meetings were held during the year? if the audit committee meets more than six times, the firm will earn a 'good' score. If 4-6 meeting, the firm will earn a 'fair' score, while less than four time or no information will be scored as 'poor' Sumber : IICD (2005) What is the attendance performance of the audit committee members during the year? If the overall audit committee attendance for the year is greater than 80%, the firm earns a 'good' score. If attendance is 70 - 80% receives a 'fair' score, and less than 70% or no information receives a 'poor' score Sumber : IICD (2005)
103 Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
Fair
Poor
Lampiran 1 : Checklist Efektivitas Komite Audit yang dikembangkan oleh Hermawan (2009) (lanjutan) No. Description B. Audit Committee Size 8 Does the audit committee evaluate the scope, accuracy, cost effectiveness, independency and objectivity of external auditor?
Good
If the audit committee evaluate all of the items,the firm has a 'good' score. If only some part of the items was evaluated, the score will be 'fair'. And if none of the items was evaluated, the score will be 'poor'
9
Sumber : Lampiran kep-339/BEJ/07-2001 What is the size of the audit committee? If there is 3 person in the audit committee the score will be 'fair', and if there is more than 3 person in the audit committee, the score will be 'good'. If there is no information, the score will be 'poor'.
Sumber : Lampiran kep-339/BEJ/07-2001 C. Audit Committee Expertise and Competence 10 Does the audit committee have an accounting background? If the company has more than 1 person with accounting background, the firms will earn a 'good' score. If the company has only 1 person with accounting background, the firm earn a 'fair' score, and if none has accounting background or no information, the score will be 'poor'. Sumber : Dhaliwal et al. (2007) 11
What is the average age of the audit committee? If the average age of the audit committee is more than 40 years old,the company will receive a 'good' score. If the average age of the audit of the audit committee is between 30 and 40 years old, the score is 'fair', and if the average age is below 30 years old, the score will be 'poor'. Sumber : Anderson et al. (2004) TOTAL SCORE
104 Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
Fair
Poor
Lampiran 1 : Checklist Efektivitas Komite Audit yang dikembangkan oleh Hermawan (2009) (lanjutan) Kriteria Penetapan Nilai untuk Masing-Masing Pertanyaan pada Checklist Penilaian Efektivitas Komite Audit Penjelasan kriteria penetapan nilai untuk masing-masing pertanyaan sebagai berikut : A. Aktivitas Komite Audit 1. Pelaksanaan tanggung jawab komite audit : penilaian didasarkan pada beberapa hal yang merupakan tanggung jawab komite audit, sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh BEI dan Bapepam-LK, yaitu : 1.1.Evaluasi komite audit atas pengendalian internal perusahaan 1.2.Pengajuan usulan auditor eksternal dalam proses penunjukkan auditor eksternal 1.3.Penelaahan atas laporan keuangan perusahaan 1.4.Evaluasi atas kepatuhan perusahaan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku 1.5.Menyiapkan laporan komite audit lengkap untuk pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan Kriteria penilaian untuk setiap poin tugas dan tanggung jawab tersebut di atas :
Good : apabila terdapat informasi bahwa komite audit melaksanakan tugas dan tanggung jawab tersebut
Poor : apabila tidak terdapat informasi bahwa komite audit melaksanakan tugas dan tanggung jawab tersebut.
2. Jumlah rapat komite audit dalam satu tahun : salah satu penentu efektivitas pelaksanaan tugas komite audit adalah banyaknya pertemuan yang dilakukan untuk keperluan pembahasan hal-hal yang terkait dengan tugas komite audit. Kriteria penilaian yang digunakan :
Good : Apabila komite audit mengadakan rapat lebih dari 6 (enam) kali dalam satu tahun
105 Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
Lampiran 1 : Checklist Efektivitas Komite Audit yang dikembangkan oleh Hermawan (2009) (lanjutan)
Fair : Apabila komite audit mengadakan rapat sebanyak 4 (empat) kali dalam satu tahun
Poor : Apabila komite audit mengadakan rapat kurang dari 4 (empat) kali dalam satu tahun
3. Tingkat kehadiran anggota komite audit dalam rapat komite audit selama satu tahun : tingkat kehadiran dalam rapat bagi anggota komite audit dapat mencerminkan keaktifan dari komite audit dalam menjalankan fungsinya. Kriteria penilaian yang digunakan :
Good : Apabila tingkat kehadiran rata-rata anggota komite audit dalam rapat komite audit selama setahun berjumlah lebih dari 80%.
Fair : Apabila tingkat kehadiran rata-rata anggota komite audit dalam rapat komite audit selama setahun berjumlah antara 70%-80%.
Poor : Apabila tingkat kehadiran rata-rata anggota komite audit dalam rapat komite audit selama setahun berjumlah kurang dari 70%.
4. Fungsi komite audit untuk memastikan adanya fungsi audit eksternal yang efektif : salah satu tugas untuk komite audit adalah memastikan bahwa laporan keuangan yang disajikan untuk pihak eksternal telah melalui proses audit eksternal yang memadai. Juga perlu dipastikan bahwa komite audit telah melaksanakan fungsinya untuk memonitor proses audit yang dilakukan audit eksternal. Penilaian berdasarkan pada apakah komite audit melakukan evaluasi atas lingkup kerja, keakuratan, efektivitas biaya, independensi, dan objektivitas dari auditor eksternal, kriteria penilaian:
Good : Apabila komite audit melakukan evaluasi auditor eksternal atas semua faktor yang disebutkan di atas.
Fair : Apabila komite audit melakukan evaluasi auditor eksternal berdasarkan hanya sebagian dari faktor yang disebutkan di atas.
106 Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
Lampiran 1 : Checklist Efektivitas Komite Audit yang dikembangkan oleh Hermawan (2009) (lanjutan)
Poor : Apabila komite audit tidak melakukan evaluasi auditor eksternal berdasarkan faktor yang disebutkan di atas.
B. Jumlah Anggota 5. Jumlah anggota komite audit : jumlah komite audit dapat mempengaruhi efektivitas pelaksanaan fungsi komite audit. Berdasarkan ketentuan BEI dan Bapepam-LK, jumlah anggota komite audit suatu perusahaan minimum adalah 3 (tiga) orang, Kriteria penilaian yang digunakan adalah :
Good : Apabila jumlah anggota komite audit lebih dari 3 (tiga) orang.
Fair : Apabila jumlah anggota komite audit adalah 3 (tiga) orang.
Poor : Apabila jumlah anggota komite audit kurang dari 3 (tiga) orang.
C. Kompetensi Komite Audit 6. Jumlah anggota komite audit yang memiliki latar belakang akuntansi : fungsi komite audit banyak berkaitan dengan pelaporan keuangan, sehingga pengetahuan
mengenai
akuntansi
sangatlah
diperlukan
agar
dapat
menjalankan fungsi komite audit dengan lebih efektif. Latar belakang akuntansi dinilai berdasarkan latar belakang pendidikan di bidang akuntansi khususnya, dan juga berdasarkan pengalaman kerja di bidang akuntansi. Meski ketentuan Bapepam LK menyebutkan bahwa minimal satu orang anggota komite audit harus memiliki latar belakang pendidikan akuntansi atau keuangan, namun sesuai dengan hasil penelitian Dhaliwal et al. (2007), latar belakang akuntansi secara spesifik yang dimiliki oleh komite audit memberikan dampak yang berbeda terhadap manajemen laba perusahaan dibandingkan latar belakang keuangan saja. Kriteria penilaian :
107 Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
Lampiran 1 : Checklist Efektivitas Komite Audit yang dikembangkan oleh Hermawan (2009) (lanjutan)
Good : Apabila jumlah anggota komite audit yang memiliki latar belakang akuntansi lebih dari 1 (satu) orang.
Fair : Apabila jumlah anggota komite audit yang memiliki latar belakang akuntansi 1 (satu) orang.
Poor : Apabila tidak satupun anggota komite audit memiliki latar belakang akuntansi.
7. Rata-rata umur anggota komite audit : kompetensi seseorang dipengaruhi oleh usianya, sehingga rata-rata umur anggota komite audit dapat menjadi proksi kompetensi yang dimiliki oleh komite audit tersebut. Kriteria penilaian yang digunakan :
Good : Apabila rata-rata usia anggota komite audit adalah di atas 40 tahun.
Fair : Apabila rata-rata usia anggota komite audit adalah di antara 30 tahun – 40 tahun.
Poor : Apabila rata-rata usia anggota komite audit adalah di bawah 30 tahun.
Sumber : Hermawan (2009)
108 Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Kode AALI BISI BRAM BTEK BWPT CPRO FASW GZCO INRU LSIP MBAI SGRO SMAR SPMA TBLA TIRT AKKU ALMI AMFG APLI ARNA BRNA BTON BUDI CPIN CTBN EKAD ETWA GDST IGAR IKAI INAI INCI
Lampiran 2 : Daftar Nama Perusahaan Sampel Nama Perusahaan Industri Astra Agro Lestari Tbk Pertanian BISI INTERNATIONAL Tbk Pertanian Indo Kordsa Tbk Pertanian Bumi Teknokultura Unggul Tbk Pertanian BW Plantation Tbk Pertanian Central Proteinaprima Tbk Pertanian Fajar Surya Wisesa Tbk Pertanian Gozco Plantations Tbk Pertanian Toba Pulp Lestari Tbk Pertanian PP London Sumatera Indonesia Tbk Pertanian Multibreeder Adirama Ind. Tbk Pertanian Sampoerna Agro Tbk Pertanian SMART Tbk Pertanian Suparma Tbk Pertanian Tunas Baru Lampung Tbk Pertanian Tirta Mahakam Resources Tbk Pertanian ALAM KARYA UNGGUL Tbk Tbk Industri Dasar dan Kimia Alumindo Light Metal Industry Tbk Industri Dasar dan Kimia Asahimas Flat Glass Tbk Industri Dasar dan Kimia Asiaplast Industries Tbk Industri Dasar dan Kimia Arwana Citramulia Tbk Industri Dasar dan Kimia Berlina Tbk Industri Dasar dan Kimia Betonjaya Manunggal Tbk Industri Dasar dan Kimia Budi Acid Jaya Tbk Industri Dasar dan Kimia Charoen Pokphand Indonesia Tbk Industri Dasar dan Kimia Citra Tubindo Tbk Industri Dasar dan Kimia Ekadharma International Tbk Industri Dasar dan Kimia Eterindo Wahanatama Tbk Industri Dasar dan Kimia Gunawan Dianjaya Steel Tbk Industri Dasar dan Kimia Champion Pacific Indonesia Tbk Industri Dasar dan Kimia Intikeramik Alamasri Industri Tbk Industri Dasar dan Kimia Indal Aluminium Industry Tbk Industri Dasar dan Kimia Intanwijaya Internasional Tbk Industri Dasar dan Kimia
109 Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
No. 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55
Kode INKP INTP JPFA JPRS KBLI KBRI KIAS LION LMSH MAIN NIKL PICO SIAP SIPD SMCB SRSN TKIM TOTO TPIA TRST UNIC YPAS
56 ADES 57 AISA 58 CEKA 59 DAVO 60 DLTA
Lampiran 2 : Daftar Nama Perusahaan Sampel (lanjutan) Nama Perusahaan Industri Indah Kiat Pulp & Paper Tbk Industri Dasar dan Kimia Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Industri Dasar dan Kimia JAPFA Comfeed Indonesia Tbk Industri Dasar dan Kimia Jaya Pari Steel Tbk Industri Dasar dan Kimia KMI Wire and Cable Tbk Tbk Industri Dasar dan Kimia Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk Industri Dasar dan Kimia Keramika Indonesia Assosiasi Tbk Industri Dasar dan Kimia Lion Metal Works Tbk Industri Dasar dan Kimia Lionmesh Prima Tbk Industri Dasar dan Kimia Malindo Feedmill Tbk Industri Dasar dan Kimia Pelat Timah Nusantara Tbk Industri Dasar dan Kimia Pelangi Indah Canindo Tbk Industri Dasar dan Kimia Sekawan Intipratama Tbk Industri Dasar dan Kimia Sierad Produce Tbk Industri Dasar dan Kimia Holcim Indonesia Tbk Industri Dasar dan Kimia Indo Acidatama Tbk Industri Dasar dan Kimia Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk Industri Dasar dan Kimia Surya Toto Indonesia Tbk Industri Dasar dan Kimia Chandra Asri Petrochemical Tbk Industri Dasar dan Kimia Trias Sentosa Tbk Industri Dasar dan Kimia Unggul Indah Cahaya Tbk Industri Dasar dan Kimia Yanaprima Hastapersada Tbk Industri Dasar dan Kimia Akasha Wira International Tbk Tbk
Industri Barang Konsumsi
Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
Industri Barang Konsumsi
Cahaya Kalbar Tbk
Industri Barang Konsumsi
Davomas Abadi Tbk
Industri Barang Konsumsi
Delta Djakarta Tbk
Industri Barang Konsumsi
110 Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
No.
Kode
61 GGRM 62 HMSP 63 INDF 64 KAEF 65 KDSI 66 KICI 67 KLBF 68 LMPI 69 MLBI 70 MYOR 71 PSDN 72 RMBA 73 SKLT 74 ULTJ 75 UNVR 76 AUTO 77 BLTA
Lampiran 2 : Daftar Nama Perusahaan Sampel (lanjutan) Nama Perusahaan Industri Industri Barang Gudang Garam Tbk Konsumsi HM Sampoerna Tbk
Industri Barang Konsumsi
Indofood Sukses Makmur Tbk
Industri Barang Konsumsi
Kimia Farma (Persero) Tbk
Industri Barang Konsumsi
Kedawung Setia Industrial Tbk
Industri Barang Konsumsi
Kedaung Indah Can Tbk
Industri Barang Konsumsi
Kalbe Farma Tbk
Industri Barang Konsumsi
Langgeng Makmur Industri Tbk
Industri Barang Konsumsi
Multi Bintang Indonesia Tbk
Industri Barang Konsumsi
Mayora Indah Tbk
Industri Barang Konsumsi
Prasidha Aneka Niaga Tbk
Industri Barang Konsumsi
Bentoel International Investama Tbk
Industri Barang Konsumsi
Sekar Laut Tbk
Industri Barang Konsumsi
Ultra Jaya Milk Industry Tbk
Industri Barang Konsumsi
Unilever Indonesia Tbk
Industri Barang Konsumsi
Astra Otoparts Tbk
Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi
Berlian Laju Tanker Tbk
Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi
111 Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
No.
Kode
78 BTEL 79 CMNP 80 CMPP 81 DEWA 82 EXCL 83 GJTL 84 HITS 85 IMAS 86 INDX 87 INDY 88 INVS 89 ISAT 90 JSMR 91 LAPD 92 PGAS
Lampiran 2 : Daftar Nama Perusahaan Sampel (lanjutan) Nama Perusahaan Industri Infrastruktur, Utilitas, Bakrie Telecom Tbk dan Transportasi Citra Marga Nusaphala Persada Tbk
Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi
Centris Multi Persada Pratama Tbk
Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi
Darma Henwa Tbk
Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi
XL Axiata Tbk. Tbk
Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi
Gajah Tunggal Tbk
Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi
Humpus Intermoda Transportasi Tbk
Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi
Indomobil Sukses Internasional Tbk
Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi
Tanah Laut Tbk
Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi
Indika Energy Tbk
Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi
Inovisi Infracom Tbk
Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi
Indosat Tbk
Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi
Jasa Marga Tbk
Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi
Leyand International Tbk
Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi
Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi
93 PTRO
Petrosea Tbk
94 SMDR
Samudera Indonesia Tbk
Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi
112 Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
No.
Kode
95 TLKM 96 TMAS 97 TRAM 98 WEHA 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122
ZBRA ANTM ARTI ASIA ATPK BUMI BYAN CITA CNKO CTTH ELSA ENRG GTBO INCO ITMG KKGI MEDC MITI PKPK PTBA SQMI TINS ADMG ADRO
Lampiran 2 : Daftar Nama Perusahaan Sampel (lanjutan) Nama Perusahaan Industri Infrastruktur, Utilitas, Telekomunikasi Indonesia (Persero) dan Transportasi Pelayaran Tempuran Mas Tbk
Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi
Trada Maritime Tbk
Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi
Panorama Transportasi Tbk
Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi
Zebra Nusantara Tbk Aneka Tambang (Persero) Tbk Ratu Prabu Energi Tbk Asia Natural Resources Tbk ATPK Resources Tbk Bumi Resources Tbk Bayan Resources Tbk Cita Mineral Investindo Tbk Exploitasi Energi Indonesia Tbk Citatah Tbk Elnusa Tbk Energi Mega Persada Tbk Garda Tujuh Buana Tbk International Nickel Indonesia Tbk Indo Tambangraya Megah Tbk Resource Alam Indonesia Tbk Medco Energi Internasional Tbk Mitra Investindo Tbk Perdana Karya Perkasa Tbk Tambang Batubara Bukit Asam Tbk RENUKA COALINDO Tbk Timah (Persero) Tbk Polychem Indonesia Tbk ADARO ENERGY Tbk
Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi Pertambangan Pertambangan Pertambangan Pertambangan Pertambangan Pertambangan Pertambangan Pertambangan Pertambangan Pertambangan Pertambangan Pertambangan Pertambangan Pertambangan Pertambangan Pertambangan Pertambangan Pertambangan Pertambangan Pertambangan Pertambangan Aneka Industri Aneka Industri
113 Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
No. 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145
Kode ARGO ASII CNTX DOID DVLA ESTI GDYR IKBI INAF INDR JECC KBLM MERK MYTX PTSN PYFA RDTX RICY
Lampiran 2 : Daftar Nama Perusahaan Sampel (lanjutan) Nama Perusahaan Industri Argo Pantes Tbk Aneka Industri Astra International Tbk Aneka Industri Centex Tbk Aneka Industri Delta Dunia Makmur Tbk Aneka Industri Darya-Varia Laboratoria Tbk Aneka Industri Ever Shine Textile Industry Tbk Aneka Industri Goodyear Indonesia Tbk Aneka Industri Sumi Indo Kabel Tbk Aneka Industri Indofarma Tbk Aneka Industri Indorama Synthetics Tbk Aneka Industri Jembo Cable Company Tbk Aneka Industri Kabelindo Murni Tbk Aneka Industri Merck Tbk Aneka Industri APAC Citra Centertex Tbk Aneka Industri Sat Nusapersada Tbk Aneka Industri Pyridam Farma Tbk Aneka Industri Roda Vivatex Tbk Aneka Industri Ricky Putra Globalindo Tbk Aneka Industri
SCCO SCPI SSTM TSPC VOKS
Supreme Cable Manufacturing Corporation Tbk Schering Plough Indonesia Tbk Sunson Textile Manufacturer Tbk Tempo Scan Pacific Tbk Voksel Electric Tbk
Aneka Industri Aneka Industri Aneka Industri Aneka Industri Aneka Industri
Adhi Karya (Persero) Tbk
Properti, Real Estat, dan Konstruksi
ALAM SUTERA REALTY Tbk
Properti, Real Estat, dan Konstruksi
Bekasi Asri Pemula Tbk
Properti, Real Estat, dan Konstruksi
Bhuwanatala Indah Permai Tbk
Properti, Real Estat, dan Konstruksi
146 ADHI 147 ASRI 148 BAPA 149 BIPP
114 Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
No.
Kode
150 BKDP
Lampiran 2 : Daftar Nama Perusahaan Sampel (lanjutan) Nama Perusahaan Industri Properti, Real Estat, dan Bukit Darmo Property Tbk Konstruksi Sentul City Tbk
Properti, Real Estat, dan Konstruksi
Bumi Serpong Damai Tbk
Properti, Real Estat, dan Konstruksi
Citra Kebun Raya Agri Tbk
Properti, Real Estat, dan Konstruksi
COWELL DEVELOPMENT Tbk
Properti, Real Estat, dan Konstruksi
Ciputra Development Tbk
Properti, Real Estat, dan Konstruksi
Ciputra Property Tbk
Properti, Real Estat, dan Konstruksi
Ciputra Surya Tbk
Properti, Real Estat, dan Konstruksi
Duta Anggada Realty Tbk
Properti, Real Estat, dan Konstruksi
DUTA GRAHA INDAH Tbk
Properti, Real Estat, dan Konstruksi
Intiland Development Tbk
Properti, Real Estat, dan Konstruksi
Duta Pertiwi Tbk
Properti, Real Estat, dan Konstruksi
162 ELTY
Bakrieland Development Tbk
Properti, Real Estat, dan Konstruksi
163 GMTD
Gowa Makassar Tourism Development Properti, Real Estat, dan Tbk Konstruksi
164 GPRA
Perdana Gapura Prima Tbk
Properti, Real Estat, dan Konstruksi
165 JKON
Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk
Properti, Real Estat, dan Konstruksi
Jaya Real Property Tbk
Properti, Real Estat, dan Konstruksi
151 BKSL 152 BSDE 153 CKRA 154 COWL 155 CTRA 156 CTRP 157 CTRS 158 DART 159 DGIK 160 DILD 161 DUTI
166 JRPT
115 Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
No.
Kode
167 KARK 168 KIJA 169 KPIG 170 LAMI 171 LCGP 172 LPCK 173 LPKR 174 MDLN 175 MKPI 176 OMRE 177 PJAA 178 PUDP 179 PWON 180 RBMS 181 RODA 182 SCBD 183 SMDM
Lampiran 2 : Daftar Nama Perusahaan Sampel (lanjutan) Nama Perusahaan Industri Properti, Real Estat, dan Dayaindo Resources International Tbk Konstruksi Kawasan Industri Jababeka Tbk
Properti, Real Estat, dan Konstruksi
Global Land Development Tbk
Properti, Real Estat, dan Konstruksi
Lamicitra Nusantara Tbk
Properti, Real Estat, dan Konstruksi
Laguna Cipta Griya Tbk
Properti, Real Estat, dan Konstruksi
Lippo Cikarang Tbk
Properti, Real Estat, dan Konstruksi
Lippo Karawaci Tbk
Properti, Real Estat, dan Konstruksi
Modernland Realty Ltd Tbk
Properti, Real Estat, dan Konstruksi
Metropolitan Kentjana Tbk
Properti, Real Estat, dan Konstruksi
Indonesia Prima Property Tbk
Properti, Real Estat, dan Konstruksi
Pembangunan Jaya Ancol Tbk
Properti, Real Estat, dan Konstruksi
Pudjiadi Prestige Tbk
Properti, Real Estat, dan Konstruksi
Pakuwon Jati Tbk
Properti, Real Estat, dan Konstruksi
Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk
Properti, Real Estat, dan Konstruksi
Royal Oak Development Asia Tbk
Properti, Real Estat, dan Konstruksi
Danayasa Arthatama Tbk
Properti, Real Estat, dan Konstruksi
Suryamas Dutamakmur Tbk
Properti, Real Estat, dan Konstruksi
116 Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
No.
Kode
184 SMRA
Lampiran 2 : Daftar Nama Perusahaan Sampel (lanjutan) Nama Perusahaan Industri Properti, Real Estat, dan Summarecon Agung Tbk Konstruksi Surya Semesta Internusa Tbk
Properti, Real Estat, dan Konstruksi
186 TOTL
Total Bangun Persada Tbk
Properti, Real Estat, dan Konstruksi
187 TRUB
Truba Alam Manunggal Engineering Tbk
Properti, Real Estat, dan Konstruksi
Wijaya Karya Tbk
Properti, Real Estat, dan Konstruksi
Mahaka Media Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
Ace Hardware Indonesia Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
Akbar Indomakmur Stimec Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
AKR Corporindo Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
Alakasa Industrindo Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
Sumber Alfaria Trijaya Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
Astra Graphia Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
Bayu Buana Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
Bintang Mitra Semestaraya Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
Bakrie & Brothers Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
Colorpak Indonesia Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
Catur Sentosa Adiprana Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
185 SSIA
188 WIKA 189 ABBA 190 ACES 191 AIMS 192 AKRA 193 ALKA 194 AMRT 195 ASGR 196 BAYU 197 BMSR 198 BNBR 199 CLPI 200 CSAP
117 Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
No.
Kode
201 DNET
Lampiran 2 : Daftar Nama Perusahaan Sampel (lanjutan) Nama Perusahaan Industri Perdagangan, Jasa, dan Dyviacom Intrabumi Tbk Investasi Dian Swastatika Sentosa Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
Enseval Putra Megatrading Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
Fast Food Indonesia Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
FKS Multi Agro Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
Fortune Indonesia Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
Titan Kimia Nusantara Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
208 GMCW Grahamas Citrawisata Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
209 HERO
Hero Supermarket Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
Hexindo Adiperkasa Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
Indosiar Karya Media Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
Inti Kapuas Arowana Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
Indospring Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
Indonesian Paradise Property Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
215 INTA
Intraco Penta Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
216 JIHD
Jakarta International Hotels & Development Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
Jakarta Setiabudi Internasional Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
202 DSSA 203 EPMT 204 FAST 205 FISH 206 FORU 207 FPNI
210 HEXA 211 IDKM 212 IIKP 213 INDS 214 INPP
217 JSPT
118 Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
No.
Kode
218 JTPE 219 KBLV 220 KOIN 221 KONI 222 LMAS 223 LPIN 224 LPLI 225 LPPF 226 LTLS 227 MAMI 228 MAPI 229 MASA 230 MDRN 231 META 232 MICE 233 MLPL 234 MNCN
Lampiran 2 : Daftar Nama Perusahaan Sampel (lanjutan) Nama Perusahaan Industri Perdagangan, Jasa, dan Jasuindo Tiga Perkasa Tbk Investasi First Media Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
Kokoh Inti Arebama Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
Perdana Bangun Pusaka Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
Limas Centric Indonesia Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
Multi Prima Sejahtera Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
Star Pacific Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
Matahari Department Store Tbk Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
Lautan Luas Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
Mas Murni Indonesia Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
Mitra Adiperkasa Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
Multistrada Arah Sarana Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
Modern Internasional Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
Nusantara Infrastructure Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
Multi Indocitra Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
Multipolar Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
Media Nusantara Citra Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
119 Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
235 MPPA
Lampiran 2 : Daftar Nama Perusahaan Sampel (lanjutan) Nama Perusahaan Industri Perdagangan, Jasa, dan Matahari Putra Prima Tbk Investasi
236 MTDL
Metrodata Electronics Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
237 MTSM
Metro Realty Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
238 OKAS
Ancora Indonesia Resources Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
239 PANR
Panorama Sentrawisata Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
240 PDES
Destinasi Tirta Nusantara Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
241 PGLI
Pembangunan Graha Lestari Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
242 PLAS
Polaris Investama Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
243 PLIN
Plaza Indonesia Realty Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
244 PNSE
Pudjiadi & Sons Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
245 POOL
Pool Advista Indonesia Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
246 PRAS
Prima Alloy Steel Universal Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
247 PSKT
Pusako Tarinka Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
248 PTSP
Pioneerindo Gourmet International
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
249 RALS
Ramayana Lestari Sentosa Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
250 RUIS
Radiant Utama Interinsco Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
251 SCMA
Surya Citra Media Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
No.
Kode
120 Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
252 SDPC
Lampiran 2 : Daftar Nama Perusahaan Sampel (lanjutan) Nama Perusahaan Industri Perdagangan, Jasa, dan Millennium Pharmacon International Investasi
253 SHID
Hotel Sahid Jaya Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
254 SMSM
Selamat Sempurna Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
255 SONA
Sona Topas Tourism Industry Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
256 TGKA
Tigaraksa Satria Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
257 TMPI
AGIS Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
258 TMPO
Tempo Inti Media Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
259 TRIL
Triwira Insanlestari Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
260 TRIO
Trikomsel Oke Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
261 TURI
Tunas Ridean Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
262 UNTR
United Tractors Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
263 WAPO
Wahana Phonix Mandiri Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
264 WICO
Wicaksana Overseas International Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
No.
Kode
121 Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
Lampiran 3 : Data Variabel Perusahaan Sampel ACSCORE
NI
CFO
DNI
DCFO
NI*ACSCORE
CFO*ACSCORE
DNI*ACSCORE
DCFO*ACSCORE
SIZE
LEV
GROWTH
RISK
RETURN
AALI
29
ABBA
12
0.05
0.08
0.01
-0.06
0.01
0.03
0.05
0.08
0.01
0.03
12.94
0.00
5.72
1.25
0.00
0.01
-0.08
0.00
0.00
0.00
0.00
11.60
0.15
6.95
0.07
0.04
ACES
20
0.07
0.04
0.01
-0.03
0.00
0.00
0.00
0.00
12.08
0.00
4.91
0.47
0.00
ADES
26
0.09
-0.08
0.04
-0.13
0.09
-0.08
0.04
-0.13
11.51
0.49
9.57
1.04
0.01
ADHI
30
0.27
-0.04
0.03
0.16
0.27
-0.04
0.03
0.16
12.69
0.17
1.90
1.53
0.01
ADMG
25
0.07
0.31
-0.03
0.10
0.07
0.31
-0.03
0.10
12.58
0.34
0.67
1.08
0.00
ADRO
24
0.04
0.04
-0.03
-0.07
0.04
0.04
-0.03
-0.07
13.61
0.35
4.39
1.30
0.00
AIMS
18
0.04
0.01
-0.02
0.02
0.00
0.00
0.00
0.00
11.16
0.00
0.70
-0.59
0.01
AISA
21
0.14
-0.04
0.08
-0.15
0.00
0.00
0.00
0.00
12.29
0.21
2.27
0.35
0.01
AKKU
24
-0.13
0.30
0.03
0.30
-0.13
0.30
0.03
0.30
10.45
0.00
2.00
-0.31
0.02
AKRA
24
0.07
0.10
0.01
-0.06
0.07
0.10
0.01
-0.06
12.88
0.56
2.52
1.24
0.01
ALKA
16
0.05
0.02
-0.04
-0.31
0.00
0.00
0.00
0.00
11.20
0.03
2.06
0.13
-0.02
ALMI
14
0.24
-0.40
0.09
-1.41
0.00
0.00
0.00
0.00
12.18
0.45
0.51
0.61
0.01
AMFG
26
0.43
0.63
0.34
0.18
0.43
0.63
0.34
0.18
12.38
0.00
1.35
1.53
0.02
AMRT
12
0.15
0.38
0.04
0.06
0.00
0.00
0.00
0.00
12.63
0.20
9.05
1.91
0.02
ANTM
23
0.08
0.09
0.05
0.05
0.08
0.09
0.05
0.05
13.09
0.06
2.44
1.32
-0.01
APLI
26
0.29
0.37
-0.07
-0.03
0.29
0.37
-0.07
-0.03
11.52
0.19
0.59
0.34
0.00
ARGO
26
-0.31
-0.02
-0.12
-0.16
-0.31
-0.02
-0.12
-0.16
12.15
0.55
2.06
0.01
-0.01
ARNA
26
0.30
0.43
0.06
0.10
0.30
0.43
0.06
0.10
11.94
0.43
1.30
1.66
0.00
ARTI
14
0.04
0.29
0.29
0.13
0.00
0.00
0.00
0.00
12.14
0.52
0.55
0.10
-0.01
ASGR
27
0.30
0.64
0.13
-0.05
0.30
0.64
0.13
-0.05
11.99
0.00
1.99
1.60
0.01
ASIA
11
0.01
0.00
-0.01
0.01
0.00
0.00
0.00
0.00
10.81
0.04
3.50
0.68
-0.01
ASII
32
0.11
0.02
0.03
-0.06
0.11
0.02
0.03
-0.06
13.61
0.38
4.38
0.78
0.00
ASRI
27
0.15
0.41
0.10
0.34
0.15
0.41
0.10
0.34
12.66
0.19
2.39
1.61
0.01
ATPK
15
-0.13
-0.01
0.05
0.04
0.00
0.00
0.00
0.00
11.17
0.00
1.79
0.17
0.00
122 Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
Lampiran 3 : Data Variabel Perusahaan Sampel (lanjutan)
AUTO BAPA BAYU BIPP BISI BKDP BKSL BLTA BMSR BRAM BRNA BSDE BTEK BTEL BTON BUDI BUMI BWPT BYAN CEKA CITA CKRA CLPI CMNP CMPP
ACSCORE
NI
CFO
DNI
DCFO
NI*ACSCORE
CFO*ACSCORE
DNI*ACSCORE
DCFO*ACSCORE
SIZE
LEV
GROWTH
RISK
RETURN
25 16 18 25 18 12 26 27 22 24 12 18 11 27 29 24 27 23 24 11 12 18 11 17 14
0.27 0.30 0.14 -0.06 0.03 -0.02 0.02 -0.17 -0.27 0.36 0.47 0.03 -0.05 0.00 0.18 0.05 0.05 0.11 0.04 0.09 0.06 -0.08 0.06 0.17 0.02
0.09 0.36 -0.02 0.02 0.05 -0.03 -0.06 0.01 0.19 0.15 0.82 0.05 -0.04 0.18 0.46 0.19 0.05 0.16 0.03 -0.60 0.16 0.00 0.01 0.24 -0.10
0.09 0.09 0.13 0.20 0.01 -0.01 0.02 0.15 -0.17 0.17 0.20 0.01 0.02 -0.02 -0.02 -0.12 0.02 0.03 0.03 -0.06 0.04 -0.08 -0.01 0.13 0.80
-0.05 -0.22 -0.16 0.03 0.01 0.03 -0.01 -0.10 0.24 -0.40 0.45 0.02 -0.03 -0.07 0.23 -0.16 0.01 0.11 0.05 -0.90 0.08 -0.04 -0.15 0.08 -0.05
0.27 0.00 0.00 -0.06 0.00 0.00 0.02 -0.17 0.00 0.36 0.00 0.00 0.00 0.00 0.18 0.05 0.05 0.11 0.04 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.09 0.00 0.00 0.02 0.00 0.00 -0.06 0.01 0.00 0.15 0.00 0.00 0.00 0.18 0.46 0.19 0.05 0.16 0.03 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.09 0.00 0.00 0.20 0.00 0.00 0.02 0.15 0.00 0.17 0.00 0.00 0.00 -0.02 -0.02 -0.12 0.02 0.03 0.03 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
-0.05 0.00 0.00 0.03 0.00 0.00 -0.01 -0.10 0.00 -0.40 0.00 0.00 0.00 -0.07 0.23 -0.16 0.01 0.11 0.05 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
12.75 11.13 11.34 11.28 12.13 12.01 12.68 13.41 11.87 12.17 11.74 13.07 10.90 13.08 10.95 12.29 13.61 12.42 12.92 11.93 12.15 12.04 11.44 12.46 10.81
0.05 0.29 0.01 0.30 0.10 0.22 0.06 0.69 0.14 0.05 0.48 0.20 0.00 0.38 0.00 0.45 0.77 0.37 0.46 0.58 0.42 0.00 0.23 0.29 0.51
2.91 2.08 0.98 0.88 4.84 1.09 0.76 0.62 0.79 1.05 1.10 2.57 10.31 1.29 0.84 1.09 4.32 4.61 12.08 0.92 1.44 0.41 0.79 1.53 0.36
1.12 -1.26 0.83 0.00 1.82 0.26 0.96 0.57 1.48 -0.24 0.70 1.60 -0.88 0.63 1.44 0.77 0.72 1.09 0.33 -0.30 0.17 0.90 1.34 0.60 0.85
0.01 0.03 0.00 -0.01 0.00 -0.01 0.00 -0.01 0.02 0.02 0.02 0.00 0.06 0.01 0.01 -0.01 0.00 0.00 0.02 -0.01 0.00 0.03 0.00 0.00 0.03
123 Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
Lampiran 3 : Data Variabel Perusahaan Sampel (lanjutan)
CNKO CNTX COWL CPIN CPRO CSAP CTBN CTRA CTRP CTRS CTTH DART DAVO DEWA DGIK DILD DLTA DNET DSSA DUTI DVLA EKAD ELSA ELTY ENRG EPMT
ACSCORE
NI
CFO
DNI
DCFO
NI*ACSCORE
CFO*ACSCORE
DNI*ACSCORE
DCFO*ACSCORE
SIZE
LEV
GROWTH
RISK
RETURN
23 21 24 29 26 22 19 12 14 20 12 29 11 18 24 26 22 14 19 21 12 22 26 27 25 27
0.26 -0.35 0.03 0.30 -0.26 0.12 0.08 0.03 0.09 0.08 0.48 0.05 -0.04 0.00 0.15 0.09 0.17 0.01 0.05 0.23 0.14 0.36 0.03 0.02 -0.01 0.14
0.05 0.72 0.04 0.33 0.05 -0.21 0.08 0.06 0.09 0.08 0.50 0.11 -0.32 0.08 0.76 -0.07 0.04 0.02 0.08 0.24 0.16 0.20 0.01 -0.24 -0.07 0.12
0.25 1.22 -0.02 0.08 -0.17 0.08 0.02 0.01 0.04 0.03 -0.15 -0.01 0.32 0.01 0.01 0.08 0.02 0.00 0.04 0.05 0.05 0.12 -0.16 0.00 0.20 -0.04
0.02 -0.76 0.01 0.07 -0.02 -0.24 -0.03 0.03 0.01 0.06 0.08 -0.14 -0.31 -0.07 0.59 -0.08 -0.17 0.04 -0.03 -0.03 0.15 0.28 -0.10 -0.20 -0.11 0.07
0.26 0.00 0.03 0.30 -0.26 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.05 0.00 0.00 0.15 0.09 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.03 0.02 -0.01 0.14
0.05 0.00 0.04 0.33 0.05 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.11 0.00 0.00 0.76 -0.07 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.01 -0.24 -0.07 0.12
0.25 0.00 -0.02 0.08 -0.17 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 -0.01 0.00 0.00 0.01 0.08 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 -0.16 0.00 0.20 -0.04
0.02 0.00 0.01 0.07 -0.02 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 -0.14 0.00 0.00 0.59 -0.08 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 -0.10 -0.20 -0.11 0.07
12.08 11.50 11.43 12.81 12.93 12.23 12.39 12.97 12.58 12.42 11.30 12.41 12.46 12.62 12.29 12.66 11.85 10.22 12.78 12.67 11.93 11.31 12.57 13.23 13.07 12.51
0.11 0.90 0.22 0.11 0.58 0.48 0.31 0.05 0.01 0.12 0.53 0.67 0.79 0.18 0.22 0.06 0.06 0.01 0.39 0.21 0.00 0.37 0.35 0.33 0.38 0.09
0.90 1.01 0.71 6.66 0.83 0.65 2.02 1.07 0.78 0.88 0.37 0.72 0.95 0.51 0.83 1.23 3.33 4.46 4.61 1.41 1.96 1.32 1.22 0.78 0.86 1.33
1.16 0.19 1.75 0.43 0.36 0.63 0.10 0.42 1.25 1.07 0.53 1.64 0.80 1.04 0.71 0.67 1.07 0.02 0.34 -1.07 0.51 1.17 0.67 1.53 1.01 1.19
0.01 -0.01 -0.01 0.02 0.00 0.00 0.00 -0.02 0.00 -0.01 0.00 0.00 0.01 -0.01 0.00 -0.02 0.01 -0.01 0.05 0.02 0.00 0.01 -0.01 -0.01 0.00 0.00
124 Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
Lampiran 3 : Data Variabel Perusahaan Sampel (lanjutan)
ESTI ETWA EXCL FAST FASW FISH FORU FPNI GDST GDYR GGRM GJTL GMCW GMTD GPRA GTBO GZCO HERO HEXA HMSP IDKM IGAR IIKP IKAI IKBI IMAS
ACSCORE
NI
CFO
DNI
DCFO
NI*ACSCORE
CFO*ACSCORE
DNI*ACSCORE
DCFO*ACSCORE
SIZE
LEV
GROWTH
RISK
RETURN
11 22 27 11 25 24 22 26 29 16 23 15 26 26 21 16 16 26 14 23 24 26 21 28 26 23
0.01 -0.72 0.17 0.08 0.08 0.15 0.24 0.18 0.20 0.19 0.10 0.56 0.03 2.05 0.08 0.00 0.14 0.13 0.14 0.15 0.03 0.24 0.00 -0.08 0.01 0.66
0.22 0.18 0.52 0.12 0.33 -0.01 0.28 0.00 -0.04 0.50 0.07 0.68 0.05 1.96 0.27 0.08 0.10 0.34 0.06 0.17 0.61 0.63 0.00 0.00 -0.07 -0.64
-0.06 -0.72 0.07 0.01 0.00 0.06 0.08 -0.13 0.37 -0.11 0.02 -0.05 0.00 1.25 0.01 0.05 -0.01 0.03 0.03 0.03 0.00 0.06 0.00 -0.01 -0.05 0.48
-0.28 0.13 0.06 -0.03 0.09 0.12 0.45 -0.53 0.02 -0.46 -0.01 -0.08 -0.06 2.88 0.30 -0.27 -0.02 0.23 -0.25 0.06 0.25 0.41 0.00 -0.01 -0.29 -2.88
0.00 0.00 0.17 0.00 0.08 0.15 0.00 0.18 0.20 0.00 0.10 0.00 0.03 2.05 0.00 0.00 0.00 0.13 0.00 0.15 0.03 0.24 0.00 -0.08 0.01 0.66
0.00 0.00 0.52 0.00 0.33 -0.01 0.00 0.00 -0.04 0.00 0.07 0.00 0.05 1.96 0.00 0.00 0.00 0.34 0.00 0.17 0.61 0.63 0.00 0.00 -0.07 -0.64
0.00 0.00 0.07 0.00 0.00 0.06 0.00 -0.13 0.37 0.00 0.02 0.00 0.00 1.25 0.00 0.00 0.00 0.03 0.00 0.03 0.00 0.06 0.00 -0.01 -0.05 0.48
0.00 0.00 0.06 0.00 0.09 0.12 0.00 -0.53 0.02 0.00 -0.01 0.00 -0.06 2.88 0.00 0.00 0.00 0.23 0.00 0.06 0.25 0.41 0.00 -0.01 -0.29 -2.88
11.77 11.73 13.44 12.09 12.65 12.04 11.44 12.47 12.03 12.06 13.49 13.02 10.19 11.56 12.07 11.64 12.32 12.49 12.36 13.31 11.98 11.54 11.61 11.81 11.78 12.90
0.43 0.21 0.50 0.01 0.51 0.12 0.02 0.22 0.00 0.34 0.18 0.54 0.03 0.13 0.14 0.00 0.41 0.26 0.04 0.01 0.61 0.03 0.00 0.53 0.00 0.82
0.70 0.74 3.85 4.05 3.88 2.15 0.50 0.62 2.03 1.23 3.54 2.27 6.45 0.10 0.72 0.61 1.84 1.23 5.07 12.08 5.43 0.92 4.24 0.35 0.57 6.17
0.91 0.62 0.95 0.30 0.60 -0.18 1.51 1.32 0.96 0.67 0.67 1.66 0.16 0.01 0.90 0.83 1.46 0.08 1.56 0.15 -1.26 -0.06 -0.41 1.70 1.15 1.38
0.03 0.00 0.00 0.02 0.01 0.03 0.00 -0.01 0.00 -0.01 0.01 0.02 0.00 0.06 0.00 -0.01 0.00 -0.01 0.01 0.01 0.05 0.03 0.01 -0.01 0.00 0.06
125 Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
Lampiran 3 : Data Variabel Perusahaan Sampel (lanjutan) ACSCORE INAF INAI INCI INCO INDF INDR INDS INDX INDY INKP INPP INRU INTA INTP INVS ISAT ITMG JECC JIHD JKON JPFA JPRS JRPT JSMR JSPT
25 16 15 26 23 23 21 16 12 21 16 29 27 27 12 29 25 25 24 12 22 27 12 17 22
NI
CFO
DNI
DCFO
NI*ACSCORE
CFO*ACSCORE
DNI*ACSCORE
DCFO*ACSCORE
SIZE
LEV
GROWTH
RISK
RETURN
0.05 0.09 0.04 0.45 -0.64 0.81 -0.58 0.10 -0.34 0.11 0.16 0.07 0.09 0.22 0.03 0.83 1.96 0.47 2.05 0.22 0.37 0.06 0.02 0.06 0.06 -0.04 0.00 0.01 0.13 0.15 0.12 0.12 0.10 0.01 0.81 0.18 0.29 0.25 0.16 0.06 0.06 0.01 0.12 0.10 0.09 0.03 0.26 -0.03 0.05 0.06 -0.03 -0.01 0.10 -0.23 0.06 0.09 -0.24 0.07 0.07 -0.01 0.34 0.39 0.05 0.15 0.25 0.14 0.15 0.37 0.04 0.10 0.13 0.02 0.07 0.14 0.02
-0.06 -3.45 -0.27 0.11 0.14 -0.78 -3.45 -0.01 -0.05 0.03 0.13 0.32 -0.56 0.00 0.11 0.11 -0.04 -0.27 -0.25 -0.11 0.15 0.30 0.16 0.04 0.03
0.05 0.00 0.00 0.11 0.09 0.83 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.01 0.29 0.06 0.00 0.03 0.05 -0.01 0.06 0.00 0.00 0.15 0.00 0.00 0.00
0.09 0.00 0.00 0.16 0.22 1.96 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.81 0.25 0.06 0.00 0.26 0.06 0.10 0.09 0.00 0.00 0.25 0.00 0.00 0.00
0.04 0.00 0.00 0.07 0.03 0.47 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.18 0.16 0.01 0.00 -0.03 -0.03 -0.23 -0.24 0.00 0.00 0.14 0.00 0.00 0.00
-0.06 0.00 0.00 0.11 0.14 -0.78 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.32 -0.56 0.00 0.00 0.11 -0.04 -0.27 -0.25 0.00 0.00 0.30 0.00 0.00 0.00
11.87 11.59 11.13 13.29 13.61 12.71 11.89 10.54 13.06 13.61 11.91 12.42 12.21 13.19 12.05 13.61 12.99 11.75 12.68 12.29 12.84 11.61 12.52 13.28 12.39
0.43 0.41 0.00 0.08 0.58 0.16 0.65 0.34 0.45 0.61 0.00 0.42 0.60 0.03 0.06 0.61 0.00 0.51 0.34 0.21 0.48 0.00 0.01 0.50 0.40
0.80 0.72 0.35 2.94 2.55 0.43 1.73 1.07 4.52 0.50 0.88 0.64 2.53 4.49 11.85 1.65 8.85 0.95 0.98 3.12 2.12 1.45 2.35 3.00 1.44
0.86 -0.05 0.14 1.36 0.96 0.54 2.33 0.45 1.16 0.96 -1.26 0.38 1.24 1.10 0.96 0.96 1.24 1.63 0.76 -0.95 1.44 1.16 0.11 0.92 0.57
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.04 0.03 0.02 0.01 -0.01 0.02 0.03 0.03 0.00 0.04 -0.01 0.00 -0.01 0.00 0.01 0.02 0.01 0.01 0.01 0.00
126 Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
Lampiran 3 : Data Variabel Perusahaan Sampel (lanjutan) ACSCORE JTPE KAEF KARK KBLI KBLM KBLV KBRI KDSI KIAS KICI KIJA KKGI KLBF KOIN KONI KPIG LAMI LAPD LCGP LION LMAS LMPI LMSH LPCK LPIN LPKR
27 23 11 22 23 12 14 22 20 30 27 14 26 16 11 20 21 16 25 22 23 28 20 26 26 25
NI
CFO
DNI
DCFO
NI*ACSCORE
CFO*ACSCORE
DNI*ACSCORE
DCFO*ACSCORE
SIZE
LEV
GROWTH
RISK
RETURN
0.45 0.58 0.30 0.19 0.19 0.10 0.04 0.00 0.03 0.22 0.36 0.13 0.03 0.04 0.02 0.03 0.10 0.01 -0.10 0.00 -0.10 0.26 -0.34 0.10 0.01 0.02 -0.01 0.46 1.04 1.20 0.04 0.06 0.03 0.30 0.32 0.24 0.09 0.09 0.03 0.04 0.09 0.00 0.36 1.96 -1.06 0.16 0.01 0.04 0.16 0.29 0.06 0.00 0.08 0.01 -0.01 0.12 0.01 0.41 0.34 0.05 0.20 0.91 0.43 0.01 0.10 -0.02 0.30 0.39 0.20 0.40 1.52 0.24 0.60 0.79 0.17 0.05 -0.06 0.01
0.40 0.08 -0.06 0.14 -0.02 0.09 0.00 -0.46 0.05 0.90 0.08 0.27 -0.01 0.31 2.88 0.00 0.06 0.05 0.12 -0.19 0.36 0.03 0.23 1.11 0.62 -0.07
0.45 0.19 0.00 0.00 0.03 0.00 0.00 0.00 0.00 0.46 0.04 0.00 0.09 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 -0.01 0.00 0.20 0.01 0.00 0.40 0.60 0.05
0.58 0.19 0.00 0.00 0.04 0.00 0.00 0.00 0.00 1.04 0.06 0.00 0.09 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.12 0.00 0.91 0.10 0.00 1.52 0.79 -0.06
0.30 0.10 0.00 0.00 0.02 0.00 0.00 0.00 0.00 1.20 0.03 0.00 0.03 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.01 0.00 0.43 -0.02 0.00 0.24 0.17 0.01
0.40 0.08 0.00 0.00 -0.02 0.00 0.00 0.00 0.00 0.90 0.08 0.00 -0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.12 0.00 0.36 0.03 0.00 1.11 0.62 -0.07
11.37 12.22 12.47 11.77 11.61 12.22 11.90 11.75 12.10 10.93 12.52 11.72 12.85 11.71 10.93 12.32 11.78 12.10 11.23 11.48 11.41 11.78 10.89 12.22 11.18 13.21
0.32 0.14 0.04 0.19 0.04 0.50 0.37 0.36 0.80 0.09 0.43 0.04 0.03 0.38 0.70 0.05 0.07 0.57 0.00 0.00 0.78 0.15 0.26 0.00 0.10 0.40
2.64 0.77 0.42 1.10 0.54 2.14 1.21 0.37 4.08 0.40 0.99 11.94 6.02 1.41 0.32 0.71 1.08 1.98 0.45 0.77 0.91 0.68 1.01 0.49 0.62 1.91
-0.67 1.18 -0.29 1.00 0.08 -0.65 0.29 0.33 0.80 1.10 0.94 0.34 1.55 -1.26 -0.80 0.07 0.62 1.30 0.00 0.72 -0.02 0.88 0.24 0.96 0.30 1.10
0.05 0.00 -0.02 0.01 -0.01 0.00 -0.02 0.00 -0.03 0.05 0.00 0.03 0.01 0.01 0.03 0.00 0.01 0.00 -0.01 0.03 -0.01 0.00 0.04 0.01 0.02 0.00
127 Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
Lampiran 3 : Data Variabel Perusahaan Sampel (lanjutan)
LPLI LPPF LSIP LTLS MAIN MAMI MAPI MASA MBAI MDLN MDRN MEDC MERK META MICE MITI MKPI MLBI MLPL MNCN MPPA MTDL MTSM MYOR MYTX NIKL
ACSCORE
NI
CFO
DNI
DCFO
NI*ACSCORE
CFO*ACSCORE
DNI*ACSCORE
DCFO*ACSCORE
SIZE
LEV
GROWTH
RISK
RETURN
23 28 25 20 15 24 24 22 19 19 21 26 18 11 21 19 20 21 23 22 23 26 12 20 13 23
2.05 0.40 0.53 0.16 2.05 0.01 0.19 0.14 0.92 0.10 0.27 0.09 0.07 -0.02 0.18 0.05 0.12 0.14 1.50 0.24 2.05 0.17 0.04 0.15 -1.33 0.11
-0.64 0.45 0.71 -0.27 1.96 0.08 0.73 0.41 0.74 -0.10 0.13 0.09 0.10 0.03 -0.01 0.10 0.19 0.10 0.31 0.13 0.20 0.87 0.16 0.07 0.70 -0.07
1.25 0.41 0.17 0.00 1.25 -0.02 0.04 0.00 0.21 0.10 0.19 0.07 -0.02 0.01 -0.01 -0.01 0.01 0.03 1.25 0.11 1.25 0.11 0.02 0.03 -1.06 0.05
-0.30 0.14 0.25 -2.02 1.76 0.03 0.47 0.27 0.09 -0.48 0.49 0.01 0.05 0.00 -0.29 -0.07 0.07 -0.07 -0.35 0.08 -0.23 -0.67 0.13 -0.06 2.66 -0.26
2.05 0.40 0.53 0.00 0.00 0.01 0.19 0.00 0.00 0.00 0.00 0.09 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.50 0.00 2.05 0.17 0.00 0.00 0.00 0.11
-0.64 0.45 0.71 0.00 0.00 0.08 0.73 0.00 0.00 0.00 0.00 0.09 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.31 0.00 0.20 0.87 0.00 0.00 0.00 -0.07
1.25 0.41 0.17 0.00 0.00 -0.02 0.04 0.00 0.00 0.00 0.00 0.07 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.25 0.00 1.25 0.11 0.00 0.00 0.00 0.05
-0.30 0.14 0.25 0.00 0.00 0.03 0.47 0.00 0.00 0.00 0.00 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 -0.35 0.00 -0.23 -0.67 0.00 0.00 0.00 -0.26
12.13 12.73 12.75 12.56 11.99 11.81 12.56 12.48 12.06 12.31 11.90 13.31 11.64 12.28 11.57 11.06 12.26 12.06 13.15 12.91 13.06 11.98 11.04 12.64 12.27 11.96
0.01 0.85 0.06 0.69 0.67 0.05 0.42 0.33 0.30 0.25 0.41 0.57 0.00 0.46 0.11 0.39 0.09 0.00 0.19 0.26 0.06 0.51 0.00 0.39 0.90 0.10
0.22 3.27 0.75 0.73 0.84 0.20 3.02 1.24 1.66 0.67 4.04 1.59 5.74 4.56 0.94 3.90 2.07 11.95 0.48 2.72 1.16 0.75 0.74 4.14 1.59 2.17
0.82 -0.79 0.96 0.55 0.25 0.19 1.28 1.38 0.47 1.14 0.46 1.20 0.15 0.10 0.87 0.48 0.61 0.27 0.60 1.52 0.60 0.89 -0.04 -0.18 0.33 1.06
0.00 0.01 0.00 0.00 0.05 -0.01 0.03 0.00 0.03 0.01 0.02 0.00 0.00 0.01 0.00 0.00 -0.02 0.00 0.01 0.02 0.01 0.00 -0.01 0.02 0.00 0.00
128 Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
Lampiran 3 : Data Variabel Perusahaan Sampel (lanjutan)
OKAS OMRE PANR PDES PGAS PGLI PICO PJAA PKPK PLAS PLIN PNSE POOL PRAS PSDN PSKT PTBA PTRO PTSN PTSP PUDP PWON PYFA RALS RBMS RDTX
ACSCORE
NI
CFO
DNI
DCFO
NI*ACSCORE
CFO*ACSCORE
DNI*ACSCORE
DCFO*ACSCORE
SIZE
LEV
GROWTH
RISK
RETURN
28 26 24 12 32 12 14 13 18 12 25 23 29 25 23 22 29 22 22 15 22 18 21 12 20 21
0.02 0.14 0.03 0.05 0.07 0.00 0.13 0.18 0.04 0.03 0.06 0.31 0.22 0.00 0.07 0.01 0.05 0.42 -0.06 0.26 0.17 0.05 0.07 0.08 0.02 0.45
-0.05 0.15 0.25 -0.15 0.10 0.00 -0.28 0.46 0.16 0.01 0.03 0.61 0.08 1.48 -0.02 0.06 0.06 0.63 0.32 0.43 0.06 0.11 0.16 0.12 0.14 0.40
0.00 0.03 0.00 0.00 0.00 -0.01 -0.01 0.01 -0.14 0.03 0.03 -0.02 0.06 0.58 -0.10 0.00 -0.02 0.40 0.12 0.08 0.06 0.03 0.01 0.00 0.02 0.18
-0.20 0.13 0.06 -0.39 0.03 -0.07 -0.56 0.09 -0.23 0.00 0.00 0.17 -0.03 1.48 0.20 0.04 -0.01 0.25 0.00 0.12 0.08 0.09 0.07 0.02 0.12 0.05
0.02 0.14 0.03 0.00 0.07 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.06 0.31 0.22 0.00 0.07 0.00 0.05 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
-0.05 0.15 0.25 0.00 0.10 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.03 0.61 0.08 1.48 -0.02 0.00 0.06 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.03 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.03 -0.02 0.06 0.58 -0.10 0.00 -0.02 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
-0.20 0.13 0.06 0.00 0.03 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.17 -0.03 1.48 0.20 0.00 -0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
12.11 11.89 11.79 11.32 13.51 10.62 11.76 12.20 11.67 11.53 12.65 11.51 11.17 11.66 11.62 10.47 12.94 12.30 11.92 11.04 11.46 12.60 11.00 12.54 11.07 11.93
0.72 0.19 0.57 0.39 0.51 0.04 0.60 0.11 0.43 0.00 0.41 0.38 0.00 0.78 0.50 0.07 0.00 0.36 0.00 0.45 0.06 0.53 0.12 0.00 0.00 0.01
4.15 0.96 1.09 1.19 7.73 0.67 0.66 1.22 0.55 6.29 3.21 1.53 0.41 0.40 0.83 2.69 8.13 2.43 0.30 1.42 0.42 6.32 0.88 2.25 0.24 0.81
0.92 0.72 -0.27 0.75 0.98 -0.09 2.02 0.46 0.69 0.38 0.77 -0.52 -0.01 2.02 0.09 0.00 0.98 0.98 0.65 -1.26 0.66 0.89 0.97 0.75 0.62 0.21
-0.01 0.02 0.00 0.01 -0.01 0.01 0.01 0.00 -0.01 0.00 0.00 0.05 0.00 -0.01 0.00 -0.01 0.00 0.03 -0.01 0.03 0.00 0.00 0.00 -0.01 0.00 0.00
129 Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
Lampiran 3 : Data Variabel Perusahaan Sampel (lanjutan)
RICY RMBA RODA RUIS SCBD SCCO SCMA SCPI SDPC SGRO SHID SIAP SIPD SKLT SMAR SMCB SMDM SMDR SMRA SMSM SONA SPMA SQMI SRSN SSIA SSTM
ACSCORE
NI
CFO
DNI
DCFO
NI*ACSCORE
CFO*ACSCORE
DNI*ACSCORE
DCFO*ACSCORE
SIZE
LEV
GROWTH
RISK
RETURN
21 27 16 28 23 21 24 16 23 24 24 13 24 17 24 22 25 17 24 25 12 24 11 26 26 23
0.55 0.05 -0.01 0.09 0.03 0.23 0.51 -0.07 0.01 0.08 0.04 0.10 0.13 0.04 0.14 0.07 0.00 0.11 0.06 0.14 0.12 0.09 0.37 0.02 1.42 0.03
1.66 0.13 0.00 0.12 0.04 -0.11 0.66 0.01 -0.14 0.10 -0.23 0.18 0.05 0.07 -0.03 0.09 0.10 0.44 0.16 0.14 0.15 0.26 -0.61 0.02 1.15 0.06
0.37 0.09 -0.01 -0.04 -0.08 0.16 0.23 -0.16 -0.07 0.03 0.02 0.02 0.05 -0.07 0.06 -0.01 -0.01 0.14 0.02 0.02 0.07 0.01 0.52 -0.04 1.20 -0.07
-1.57 0.12 0.00 -0.39 -0.10 -0.81 0.29 0.19 -0.03 0.06 -0.26 0.09 0.07 -0.03 -0.04 -0.04 0.01 0.06 0.02 -0.11 0.01 0.01 -0.46 0.08 1.98 0.04
0.00 0.05 0.00 0.09 0.03 0.00 0.51 0.00 0.01 0.08 0.04 0.00 0.13 0.00 0.14 0.00 0.00 0.00 0.06 0.14 0.00 0.09 0.00 0.02 1.42 0.03
0.00 0.13 0.00 0.12 0.04 0.00 0.66 0.00 -0.14 0.10 -0.23 0.00 0.05 0.00 -0.03 0.00 0.10 0.00 0.16 0.14 0.00 0.26 0.00 0.02 1.15 0.06
0.00 0.09 0.00 -0.04 -0.08 0.00 0.23 0.00 -0.07 0.03 0.02 0.00 0.05 0.00 0.06 0.00 -0.01 0.00 0.02 0.02 0.00 0.01 0.00 -0.04 1.20 -0.07
0.00 0.12 0.00 -0.39 -0.10 0.00 0.29 0.00 -0.03 0.06 -0.26 0.00 0.07 0.00 -0.04 0.00 0.01 0.00 0.02 -0.11 0.00 0.01 0.00 0.08 1.98 0.04
11.79 12.69 12.12 11.77 12.54 12.06 12.40 11.37 11.44 12.46 11.79 11.18 12.31 11.30 13.10 13.02 12.31 12.75 12.79 12.03 11.80 12.17 10.34 11.56 12.38 11.94
0.37 0.39 0.03 0.58 0.01 0.47 0.29 0.89 0.55 0.12 0.30 0.32 0.27 0.24 0.31 0.35 0.11 0.60 0.27 0.36 0.40 0.49 0.00 0.35 0.48 0.53
0.35 2.64 0.52 0.72 1.02 0.77 4.39 10.10 0.58 2.81 3.74 0.56 0.54 0.81 2.41 2.44 0.32 0.39 3.50 2.90 2.10 0.49 2.31 1.58 1.26 0.82
-0.98 1.00 0.49 0.87 0.23 0.32 0.36 0.92 0.37 1.20 1.09 1.28 0.68 -0.36 0.83 1.23 -0.29 0.80 1.44 1.12 -0.25 0.54 -1.13 0.70 -0.52 -0.06
0.06 0.01 0.02 -0.01 0.01 0.00 0.04 0.00 -0.01 0.00 0.01 0.01 0.00 0.00 0.01 -0.01 0.03 0.00 0.00 0.00 0.00 -0.01 0.06 -0.01 0.02 0.00
130 Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
Lampiran 3 : Data Variabel Perusahaan Sampel (lanjutan)
TBLA TGKA TINS TIRT TKIM TLKM TMAS TMPI TMPO TOTL TOTO TPIA TRAM TRIL TRIO TRST TRUB TSPC TURI ULTJ UNIC UNTR UNVR VOKS WAPO WEHA
ACSCORE
NI
CFO
DNI
DCFO
NI*ACSCORE
CFO*ACSCORE
DNI*ACSCORE
DCFO*ACSCORE
SIZE
LEV
GROWTH
RISK
RETURN
16 20 24 21 21 26 26 12 21 24 29 15 24 16 25 22 22 14 29 17 23 24 27 23 11 25
0.15 0.50 0.09 -0.12 0.17 0.06 -0.47 0.01 0.10 0.13 0.54 0.20 0.02 0.01 0.23 0.26 -0.03 0.16 0.11 0.06 0.03 0.07 0.04 0.03 -0.26 0.01
0.23 0.10 0.08 0.40 0.52 0.15 0.34 -0.01 0.39 0.33 0.43 0.34 0.03 0.00 -0.32 0.26 0.01 0.19 0.12 0.16 -0.06 0.05 0.04 0.35 -0.05 0.71
0.00 0.26 0.06 -0.27 0.06 0.00 0.26 0.02 0.07 0.05 0.03 -0.08 0.00 0.00 0.10 -0.01 -0.13 0.04 -0.02 0.03 0.00 0.00 0.00 -0.13 -0.26 -0.10
0.43 -0.64 -0.07 -0.13 -0.02 -0.01 -0.25 0.13 0.47 0.01 -0.20 -0.04 0.02 -0.15 0.26 -0.35 0.18 0.03 0.02 0.15 -0.68 -0.05 0.00 0.26 -0.06 0.25
0.00 0.00 0.09 0.00 0.00 0.06 -0.47 0.00 0.00 0.13 0.54 0.00 0.02 0.00 0.23 0.00 0.00 0.00 0.11 0.00 0.03 0.07 0.04 0.03 0.00 0.01
0.00 0.00 0.08 0.00 0.00 0.15 0.34 0.00 0.00 0.33 0.43 0.00 0.03 0.00 -0.32 0.00 0.00 0.00 0.12 0.00 -0.06 0.05 0.04 0.35 0.00 0.71
0.00 0.00 0.06 0.00 0.00 0.00 0.26 0.00 0.00 0.05 0.03 0.00 0.00 0.00 0.10 0.00 0.00 0.00 -0.02 0.00 0.00 0.00 0.00 -0.13 0.00 -0.10
0.00 0.00 -0.07 0.00 0.00 -0.01 -0.25 0.00 0.00 0.01 -0.20 0.00 0.02 0.00 0.26 0.00 0.00 0.00 0.02 0.00 -0.68 -0.05 0.00 0.26 0.00 0.25
12.56 12.24 12.77 11.76 13.32 13.61 12.11 12.15 11.19 12.20 12.04 12.48 12.34 11.51 12.38 12.31 12.81 12.56 12.32 12.30 12.36 13.47 12.94 12.05 11.31 11.36
0.50 0.50 0.06 0.73 0.66 0.35 0.79 0.17 0.25 0.10 0.19 0.15 0.34 0.07 0.63 0.20 0.62 0.06 0.28 0.25 0.32 0.24 0.14 0.34 0.54 0.60
1.57 1.36 3.29 0.59 0.66 3.61 0.95 0.87 0.80 1.56 3.07 1.22 4.61 0.32 3.64 0.62 0.66 2.95 2.64 2.69 0.54 4.91 12.08 0.97 0.71 1.18
1.12 0.11 1.74 0.60 0.92 0.49 0.29 0.91 0.87 1.03 0.42 0.59 0.40 0.72 1.44 0.24 0.82 0.98 1.25 0.27 -0.29 1.34 0.91 -0.37 -0.42 0.26
0.00 0.02 0.00 -0.01 0.01 -0.01 0.00 0.01 0.00 0.00 0.04 0.01 0.00 -0.01 0.02 0.00 -0.02 0.01 0.00 0.01 0.01 0.00 0.00 0.01 0.01 0.00
131 Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011
Lampiran 3 : Data Variabel Perusahaan Sampel (lanjutan) ACSCORE WICO WIKA YPAS ZBRA BNBR DOID HITS
12 28 27 22 31 16 14
NI
CFO
DNI
DCFO
NI*ACSCORE
CFO*ACSCORE
DNI*ACSCORE
DCFO*ACSCORE
SIZE
LEV
GROWTH
RISK
RETURN
-0.01 0.14 2.05 1.96 0.06 0.06 -1.33 0.38 -0.88 0.00 -0.01 0.10 -0.24 -0.03
-0.14 1.25 0.01 -0.88 -0.88 0.00 -0.24
-0.07 -3.45 0.02 0.06 0.00 0.13 -0.05
0.00 2.05 0.06 0.00 -0.88 0.00 0.00
0.00 1.96 0.06 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 1.25 0.01 0.00 -0.88 0.00 0.00
0.00 -3.45 0.02 0.00 0.00 0.00 0.00
11.33 12.80 11.30 10.79 13.50 12.88 12.25
0.43 0.14 0.29 0.48 0.80 0.91 0.33
0.85 0.07 3.45 0.07 0.57 12.08 3.17
0.03 1.26 0.49 -0.07 0.63 0.81 1.78
0.01 0.01 0.00 -0.01 -0.01 0.00 -0.01
132 Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011