UNIVERSITAS INDONESIA KESAN FANTASTIK DALAM CERITA PENDEK VÉRA KARYA AUGUSTE VILLIERS DE L ISLE-ADAM SASYA PINTAULI MARPAUNG

UNIVERSITAS INDONESIA

KESAN FANTASTIK DALAM CERITA PENDEK VÉRA KARYA AUGUSTE VILLIERS DE L’ISLE-ADAM

SASYA PINTAULI MARPAUNG 1006765255

FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM STUDI PRANCIS 2014

Kesan fantastik …, Sasya Pintauli Marpaung, FIB UI, 2014

2 Kesan fantastik …, Sasya Pintauli Marpaung, FIB UI, 2014



Kesan Fantastik dalam Cerita Pendek Véra Karya Auguste Villiers de l’Isle-Adam Sasya Pintauli Marpaung

Program Studi Prancis, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia Depok, Jawa Barat, Indonesia

E-mail: [email protected]

Abstrak

Artikel ini merupakan penelitian mengenai kesan fantastik cerita pendek Véra karya Auguste Villiers de l’Isle-Adam. Cerita fantastik menimbulkan kesan fantastik berupa keraguan bagi pembacanya. Dengan menggunakan teori cerita fantastik Tzvetan Todorov, penelitian ini mengungkapkan bagaimana kesan fantastik ditampilkan dalam cerita berdasarkan tiga aspek, yaitu sintaksis, semantik, dan verbal. Tokoh utama Comte d’Athol yang begitu berduka atas kematian isterinya mengalami gangguan psikis sehingga muncul delusi atau halusinasi yang sulit diterima akal sehat. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa kesan fantastik tampil sangat menonjol berdasarkan aspek sintaksis, semantik, dan verbal dalam cerita.

Kata kunci: fantastik, kesan fantastik, keraguan

Fantastic Effect in Auguste Villiers de l’Isle-Adam’s Short Story Titled Véra

Abstract

This article is a research about fantastic effect that is contained in Véra, a short story by Auguste Villiers de l’Isle-Adam. The fantastic story builds fantastic effect, which is a doubt for readers. By using the theory of fantastic story by Tzvetan Todorov, this research revealed 5 Kesan fantastik …, Sasya Pintauli Marpaung, FIB UI, 2014

how fantastic effect appeared based on three aspects, namely syntax, semantics, and verbal. The main character named Comte d’Athol, who mourns the death of his wife, had mental disorders that arise delusion or hallucination that defies the common sense. This research showed that the fantastic effect appeared strongly based on aspect of syntax, semantics, and verbal in the story.

Keywords: fantastic, fantastic effect, indecision

Pendahuluan

Kesusastraan Prancis pada awal abad XIX mulai memperlihatkan genre yang beragam. Hal itu disebabkan oleh munculnya suatu aliran yang berkembang pada masa itu, yaitu Romantisme. Romantisme memberikan kebebasan berimajinasi dan berekspresi dalam berbagai bentuk kepada para pengarang. Romantisme memiliki tema-tema khas, seperti kematian, kesendirian, kerinduan pada masa lalu, dan tema keraguan, yang kemudian menjadi tema fantastik. Kelahiran cerita fantastik di Prancis diilhami oleh karya pengarang cerita fantastik Jerman, yaitu Ernst Theodore-Amadeus Hoffmann. Pada tahun 1828, seorang wartawan muda dari koran Prancis, Le Globe, memperkenalkan nama Hoffmann sebagai seorang penulis cerita fantastik dalam sebuah artikel yang membuat pembaca Prancis tergugah. Pengarang Jerman itu mampu menciptakan cara penyajian yang jernih dan rapi dalam menghadirkan adegan-adegan yang menimbulkan kesan aneh. Karya-karya fantastik Hoffmann ternyata disukai oleh pembaca Prancis. Mulai saat itu, cerita fantastik banyak ditulis di Prancis. Tzvetan Todorov menyatakan bahwa terdapat tiga jenis cerita konvensional yang mempunyai kemiripan, yaitu adanya peristiwa-peristiwa supranatural yang terjadi di alam nyata dan sukar diterima oleh akal manusia. Jenis cerita itu adalah Le Merveilleux, L’Etrange, dan Le Fantastique. Ketiga jenis cerita itu memiliki perbedaan dalam cara menyajikan unsur supranatural dalam cerita. Pada Le Merveilleux, peristiwa supranatural tidak menimbulkan keraguan. Pada L’Etrange, peristiwa supranatural diragukan, tetapi hanya bersifat sementara karena terdapat penjelasan mengenai peristiwa supranatural tersebut. Sementara, pada Le Fantastique, peristiwa supranatural diragukan dari awal hingga akhir cerita (Todorov, 1970: 49). 6 Kesan fantastik …, Sasya Pintauli Marpaung, FIB UI, 2014

Menurut Tzvetan Todorov, keraguan pembaca merupakan hal terpenting dalam cerita fantastik. Keraguan itu dirasakan oleh seseorang yang hanya mengetahui hal-hal yang logis ketika ia mengalami suatu peristiwa yang tidak logis. Fantastik merupakan keraguan yang dirasakan oleh seseorang yang hanya mengenal hukum dunia nyata ketika dihadapkan pada suatu peristiwa yang terkesan supranatural (Todorov, 1970: 29). Terkait definisi di atas, cerita fantastik memang tidak memberikan suatu penjelasan yang logis atau masuk akal. Tzvetan Todorov mengakui bahwa terkadang dibutuhkan suatu pintu keluar untuk suatu penjelasan yang logis, tetapi perlu ditambahkan bahwa pintu itu harus cukup sempit agar kita tidak dapat menggunakannya (Todorov, 1970: 30). Dalam cerita fantastik Prancis, tokoh-tokoh yang ditampilkan cenderung menghindar dari realita dan berpaling pada ruang-ruang yang mewakili masa lalu atau masuk dalam lamunan serta khayalan aneh yang tak mungkin terjadi dalam dunia nyata. Khayalan kuat itu membuat mereka masuk dalam surga yang singkat sehingga mengalami ilusi-ilusi luar biasa dan aneh (Djokosujatno, 2005: 26). Salah satu penulis cerita fantastik terkenal pada abad tersebut adalah Auguste Villiers de l’Isle-Adam. Jean Marie Mathias Philippe Auguste Villiers de l’Isle-Adam lahir pada tanggal 7 November 1838 di Saint-Brieuc, Prancis. Villiers sangat tertarik dengan Okultisme serta gagasan mengenai idealisme mistik. Villiers menerbitkan roman pertamanya yang berjudul Isis pada tahun 1862. Ia juga menulis naskah-naskah drama yang tidak pernah dipentaskan selama hidupnya. Ia menjalani hidup yang getir dan sengsara dalam suatu masyarakat yang belum mampu mencerna kekhasan dan keindahan karya-karyanya. Sebagian besar karyanya merupakan dongeng dan cerita pendek yang ditulisnya pada tahun-tahun terakhir hidupnya. Bunga rampai cerita pendeknya yang berjudul Contes Cruels muncul pada tahun 1883, disusul oleh L’Eve Futur, Histoires Insolites, dan Nouveaux Contes Cruels. Di kemudian hari, beberapa karyanya, seperti L’Intersigne dan Véra dianggap sebagai adikarya sastra. Cerita pendek Véra merupakan salah satu karya yang terkenal serta kontroversial pada masanya. Sebagai cerita fantastik, cerita tersebut tentu menimbulkan keraguan bagi pembacanya. Berbagai fenomena supranatural yang ilusif dan sarat akan daya imajinasi yang tinggi, membuat penulis tertarik untuk menemukan bagaimana kesan fantastik ditampilkan dalam cerita. Penelitian ini terpusat pada analisis teks naratif, yang terdiri dari aspek sintaksis yang meliputi alur, aspek semantik yang meliputi tokoh serta latar, dan aspek verbal yang meliputi sudut pandang serta tuturan, guna memperlihatkan bagaimana kesan fantastik diperlihatkan dalam Véra. 7 Kesan fantastik …, Sasya Pintauli Marpaung, FIB UI, 2014

Kesan Fantastik dalam Véra

Analisis berikut akan mengemukakan tujuh episode yang menimbulkan kesan fantastik berdasarkan alur cerita. Selain itu, akan dikemukakan pula latar serta sudut pandang dan tuturan yang mendukung kesan fantastik dalam karya. a. Kepulangan Comte d’Athol yang sedang berduka di kediamannya Comte d’Athol yang tiba di kediamannya tampak sangat berduka dan berwajah pucat karena kematian isteri yang sangat dicintainya, yaitu Véra. Tokoh Comte mengalami kedukaan yang sangat besar karena kehilangan isteri yang baru enam bulan dinikahinya. Kematian itu pun terjadi dengan tiba-tiba akibat serangan jantung yang dialami oleh isterinya sehingga Comte sangat merasa sedih dan putus asa. La Mort, subite, avait foudroyé. La nuit dernière, sa bien-aimée s’était évanouie en des joies si profondes, s’était perdue en de si exquises étreintes, que son cœur, brisé de délices, avait défailli : ses lèvres s’étaient brusquement mouillées d’une pourpre mortelle. ...puis ses longs cils, comme des voiles de deuil, s’étaient abaissés sur la belle nuit de ses yeux.

Kematian tiba-tiba merenggut. Malam kemarin, kekasihnya jatuh pingsan dalam puncak kebahagiaan, tenggelam dalam pelukannya yang begitu mesra, sehingga jantungnya yang tercabik oleh puncak kenikmatan tak berdetak lagi. Bibirnya tiba-tiba dibasahi oleh warna ungu kematian. ...lalu, bulu matanya yang panjang turun pelanpelan seperti cadar kematian, menutupi malam indah di kedua matanya.

Dari kutipan di atas terlihat bahwa peristiwa kematian isterinya ditampilkan sebatas apa yang diketahui oleh penutur Comte. Apa yang bergejolak di hati Véra saat detik-detik kematian merenggut nyawanya tidak diketahui oleh penutur. Huruf “M” pada kata la Mort “kematian” yang ditulis dengan huruf kapital menunjukkan bahwa kematian memiliki makna yang penting dan hal itu memiliki pengaruh yang besar bagi Comte. Kata-kata mort, évanouie, défailli, mortelle, dan deuil menimbulkan kesan menyeramkan. Hal itu diperkuat dengan katakata subite dan brusquement yang menunjukkan ketidaktahuan penutur karena peristiwa itu terjadi secara tiba-tiba. Selain itu, gaya bahasa perbandingan comme “seperti” menunjukkan keraguan penutur. 8 Kesan fantastik …, Sasya Pintauli Marpaung, FIB UI, 2014

Kediaman Comte merupakan sebuah puri tua yang dikelilingi hutan pribadi dan terletak di daerah terpencil di Faubourg Saint-Germain. Puri itu telah didiami oleh keluarganya sejak lama. Puri bersejarah itu tampak mewah, kuno, serta wingit. Gerbangnya dihiasi dengan perisai batu serta senjata kuno peninggalan keluarga. Selain itu, terdapat tulisan semboyan keluarga yang wingit yang berbunyi “PALLIDA VICTRIX”. Semboyan tersebut berasal dari Bahasa Latin yang berarti “Pâle victorieux” dalam Bahasa Prancis atau ‘pucat yang menang’. Kesan wingit itu juga didukung oleh kalimat pada awal cerita, yaitu “L’amour est plus fort que la Mort, a dit Salomon: oui, son mystérieux pouvoir est illimité” yang berarti ‘Cinta lebih kuat daripada Kematian, kata Sulaeman: ya, kekuatannya yang misterius tak terhingga’. ...le portail d’un vaste hôtel seigneurial, entouré de jardins séculaires ; le cintre était surmonté de l’écusson de pierre, aux armes de l’antique famille des comtes d’Athol, savoir : d’azur, à l’étoile abîmée d’argent, avec la devise « PALLIDA VICTRIX », sous la couronne retroussée d’hermine au bonnet princier.

...gerbang sebuah kediaman seorang bangsawan yang dikelilingi oleh taman yang luas. Lengkungan gerbang dihiasi dengan perisai batu serta senjata kuno peninggalan keluarga Comte d’Athol yang bertuliskan semboyan “PALLIDA VICTRIX” di bawah mahkota berpinggir bulu yang menghiasi songkok bangsawan.

Di kediamannya, sebagian besar perabotan merupakan benda-benda kuno serta bendabenda peninggalan keluarga. Puri tua itu penuh dengan benda-benda bersejarah warisan nenek moyang yang sangat berharga dan wingit. Kesan wingit yang paling kental ditampilkan pada kamar tidur Comte dan Véra yang merupakan ruang pribadi bagi keduanya. Kamar mereka dipenuhi perabot kuno dan antik, seperti lampu tidur yang menebarkan bau dupa, tempat dupa berkaki tiga dari kayu mahal, dan kaca hias. Barang-barang tersebut sudah berusia puluhan tahun karena rumah tersebut telah ditempati oleh beberapa generasi keluarga Comte sebelumnya. Di ruangan itu masih terdapat barang-barang Véra, meskipun ia telah meninggal. C’était la veilleuse, aux senteurs d’encens, d’un iconostase, reliquaire familial de Véra. Le triptyque, d’un vieux bois précieux, était suspendu, par sa sparterie russe, entre la glace et le tableau. Un reflet des ors de l’intérieur tombait, vacillant, sur le collier, parmi les joyaux de la cheminée. 9 Kesan fantastik …, Sasya Pintauli Marpaung, FIB UI, 2014

Lampu tidur itu, yang menebarkan bau dupa, dari sebuah pemisah ruang, merupakan benda berharga peninggalan keluarga Véra. Tempat dupa berkaki tiga, yang terbuat dari kayu mahal, tergantung di ujung tampar, di antara kaca hias dan lukisan. Pantulan emas di bagian dalamnya jatuh, bergoyang-goyang, di atas kalung, di atas bendabenda berharga di perapian.

Kedukaan Comte dan rincian kediamannya menimbulkan suasana yang wingit dan fantastik. Kedukaannya disebabkan oleh kematian isteri yang sangat ia cintai. Hal-hal yang terkait dengan kematian cenderung menimbulkan kesan yang seram dan wingit. Situasi kediaman Comte yang terpisah dari dunia ramai juga mendukung kesan misterius dan wingit. Ia digambarkan memiliki puri tua yang luas, tetapi hanya dihuni oleh dirinya sendiri. Tampak juga bahwa lokasi puri tua itu jauh dari keramaian dan tidak digambarkan adanya tetangga yang tinggal berdekatan sehingga tak seorang pun tahu apa yang terjadi di tempat itu. Peristiwa misterius selalu terjadi ketika Comte sedang seorang diri sehingga sukar dibuktikan kebenarannya.

b. Keputusan misterius di makam Véra Comte d’Athol, menjelang tengah hari, pergi ke makam untuk melepas kepergian isterinya. Di sana, ia menutup pintu besi makam itu dan menyendiri bersama almarhumah. Makam yang merupakan tempat keramat menimbulkan kesan yang seram dan wingit, ditambah lagi ia berada di tempat itu seorang diri. Sepanjang hari, ia merenung di tempat itu. Setelah pukul enam, ketika matahari mulai terbenam, ia keluar dari tempat keramat itu. Setelah menutup makam, ia melemparkan kunci itu ke dalam makam dengan perasaan yang aneh. Ia seolah-olah merasa yakin, setelah mengambil keputusan misterius, bahwa ia tidak akan kembali lagi ke tempat itu. — Pourquoi ceci ?… À coup sûr d’après quelque résolution mystérieuse de ne plus revenir. “Mengapa ini? ...” Tiba-tiba, ia merasa yakin, setelah mengambil suatu keputusan misterius, bahwa ia tidak akan kembali lagi ke tempat tersebut.

Keputusan misterius yang ada ditampilkan sebatas apa yang dirasakan oleh penutur Comte tanpa ada penjelasan lainnya. Penutur sama sekali tidak mengetahui bagaimana keputusan 10 Kesan fantastik …, Sasya Pintauli Marpaung, FIB UI, 2014

yang aneh itu muncul. Kata mystérieuse menunjukkan bahwa penutur tidak mengetahui keputusan itu dengan pasti. Hal itu diperkuat dengan kata à coup yang menunjukkan ketidaktahuan penutur karena keputusan itu muncul secara tiba-tiba. Peristiwa di makam yang dialami oleh Comte menimbulkan kesan yang fantastik. Makam sebagai tempat yang sepi dan morbid menimbulkan suasana yang seram. Kesan misterius dan keragu-raguan juga muncul mengingat bahwa ketika ia berada di makam isterinya, ia sedang berada dalam kesedihan dan keputusasaan yang mendalam. Peristiwa yang ia alami itu bisa saja ia lakukan tanpa kesadaran yang penuh. Perasaan aneh yang ia rasakan juga mendukung kesan keraguan tentang apa yang sebenarnya terjadi.

c. Peristiwa aneh di malam hari Dalam cerita pendek ini diceritakan bahwa pada suatu malam, ketika Comte d’Athol memandang langit lewat jendela kamarnya, Malam seolah-olah terlihat dekat dengan dirinya. Peristiwa itu kembali mengingatkannya pada almarhumah isterinya. Il regardait, par la croisée, la nuit qui s’avançait dans les cieux : et la Nuit lui apparaissait personnelle ; — elle lui semblait une reine marchant, avec mélancolie, dans l’exil, et l’agrafe de diamant de sa tunique de deuil, Vénus, seule, brillait, audessus des arbres, perdue au fond de l’azur.

Ia memandang, melalui jendela, perjalanan malam di langit; dan Malam kelihatan pribadi di matanya; seperti seorang ratu yang berjalan dengan hati rawan, dalam pengasingan, dan kait berlian dari jubah dukanya, yang bagai Vénus, seorang diri, berkilauan di atas pepohonan, jauh di cakrawala biru.

Deskripsi di atas memperlihatkan bahwa gambaran yang aneh itu sampai ke pembaca melalui perasaan penutur Comte saja. Dengan gaya bahasa personifikasi, malam digambarkan sangat mencekam seperti seorang ratu yang berjalan dengan hati rawan. Huruf “N” pada la Nuit “malam” ditulis dengan huruf kapital. Hal itu menunjukkan bahwa malam memiliki makna yang penting dan luar biasa bagi Comte. Kata seule “sendiri” juga menimbulkan kesan menyeramkan. Selain itu, kata semblait “seperti” menunjukkan ketidakpastian penutur mengenai hal yang dilihatnya. Malam hari (la Nuit) ditunjukkan menyimpan banyak misteri. Pada malam hari, kamar mereka digambarkan diterangi oleh cahaya yang remang-remang. Cahaya lampu tidur dan 11 Kesan fantastik …, Sasya Pintauli Marpaung, FIB UI, 2014

pantulannya menimbulkan bayang-bayang misterius dan menyeramkan. Efek pencahayaan pada kamar menambah kesan fantastik pada malam hari. Didukung oleh kesunyian malam, peristiwa itu memberi kesan bagai mimpi bagi Comte. Les objets, dans la chambre, étaient maintenant éclairés par une lueur jusqu’alors imprécise, celle d’une veilleuse, bleuissant les ténèbres, et que la nuit, montée au firmament, faisait apparaître ici comme un autre étoile.

Benda-benda di dalam kamar diterangi oleh cahaya remang-remang, yaitu cahaya lampu tidur yang membuat kegelapan menjadi membiru, dan malam yang naik ke langit, membuatnya tampak seperti sebuah bintang lain.

Deskripsi di atas juga menimbulkan kesan aneh berkat unsur verbal, tepatnya pada tuturannya. Malam ditampilkan naik ke langit. Dengan gaya bahasa personifikasi, malam yang seolaholah bernyawa itu menimbulkan kesan akan adanya kekuatan magis. Terdapat kesan seram serta misterius karena sesuatu mungkin disembunyikan oleh kelamnya malam. Peristiwa fantastik cenderung terjadi pada malam hari ketika cahaya yang menimpa semua benda menimbulkan bayangan-bayangan aneh. Suasana malam hari yang gelap dan sunyi memungkinkan terjadinya hal-hal yang tidak terduga. Penggunaan kata imprécise menunjukkan ketidakpastian pada peristiwa yang terjadi. Selain itu, gaya bahasa perbandingan comme “seperti” menunjukkan keraguan penutur. d. Perintah aneh Comte d’Athol Peristiwa yang bersifat fantastik juga terjadi ketika seorang pelayan yang bernama Raymond datang untuk menghadap Comte d’Athol. Ketika ia membalikkan badan, dengan gemetar akibat rasa takut yang dibayangi takhayul, ia melihat majikannya tersenyum seolaholah tak pernah terjadi apa-apa. Comte berkata dengan tenang bahwa “kami” sangat lelah malam itu dan memerintahkannya untuk menyiapkan makan malam sekitar pukul sepuluh. Lalu, ia juga berkata bahwa “kami” memutuskan untuk lebih mengasingkan diri lagi, di kediaman mereka tersebut. Peristiwa tersebut sangat mengherankan karena Comte menggunakan kata “kami” yang jamak mewakili Comtesse dan dirinya sendiri dalam kegiatan yang akan dilakukan, padahal Comtesse telah meninggal. Perintah aneh Comte malam itu menimbulkan pertanyaan apakah Comtesse hidup kembali. Comte, yang sebelumnya sangat


muram akibat kematian isterinya, menjadi sangat tegas dan memberikan keputusan yang aneh. Hal itu memperlihatkan kesan kepastian yang aneh. Lorsqu’il se retourna, ce fut avec un frisson de superstitieuse terreur qu’il vit son maître debout et souriant comme si rien ne se fût passé. — Raymond, dit tranquillement le comte, ce soir, nous sommes accablés de fatigue, la comtesse et moi ; tu serviras le souper vers dix heures. — À propos, nous avons résolu de nous isoler davantage, ici, dès demain.

Ketika ia membalikkan badan, dengan gemetar akibat rasa takut yang dibayangi takhayul, ia melihat majikannya tegak sambil tersenyum, seakan-akan tak pernah terjadi apa-apa. “Raymond,” kata Comte dengan tenang,” malam ini kami, Comtesse dan aku, sangat lelah. Siapkan saja makan malam sekitar pukul sepuluh. Nah, kami sudah memutuskan untuk lebih mengasingkan diri lagi, di sini, mulai besok.

Dari kutipan di atas terlihat bahwa perintah aneh Comte ditampilkan sebatas apa yang diterima oleh penutur Raymond tanpa ada penjelasan lainnya. Penutur sama sekali tidak mengetahui bagaimana pernyataan yang aneh itu muncul. Pernyataan Comte memperlihatkan kepastian bahwa seakan-akan isterinya hidup kembali. Keputusan Comte kemungkinan diakibatkan oleh kesedihannya yang mendalam. Meskipun begitu, Raymond tampak raguragu dan bingung. Kata terreur menunjukkan ketakutan mendalam yang dialami oleh penutur Raymond. Hal itu menimbulkan kesan yang mencekam. Raymond terkadang terserang semacam kegamangan sehingga ia merasa perlu meyakinkan diri bahwa Comtesse benarbenar telah meninggal. Selain itu, penggunaan comme “seakan-akan” menunjukkan keraguan penutur tentang hal-hal yang terjadi. e. Kehidupan ganda Comte d’Athol Digambarkan bahwa Comte d’Athol hidup dalam delir akan kehadiran almarhumah isteri yang sangat dicintainya. Terkadang, pada siang hari, Comte membacakan keras-keras sajak yang disukai isterinya di sebuah bangku taman. Tampak bahwa seolah-olah Comte sedang membacakan sajak tersebut untuk isterinya, yang menurutnya sedang bersama-sama dengan dirinya. Peristiwa aneh itu terjadi di siang bolong ketika matahari sedang bersinar dengan teriknya. Hal itu menunjukkan bahwa kesan fantastik tidak hanya muncul ketika malam hari, melainkan juga pada siang hari. 13 Kesan fantastik …, Sasya Pintauli Marpaung, FIB UI, 2014

Tantôt, sur un banc du jardin, les jours de soleil, il lisait, à haute voix, les poésies qu’elle aimait...

Kadang-kadang, di sebuah bangku taman, ketika matahari bersinar, ia membacakan keras-keras sajak-sajak yang disukai isterinya...

Perilaku aneh Comte juga terjadi pada suatu malam ketika ia digambarkan terlihat sedang bercakap-cakap dengan Véra, yang seakan-akan sedang duduk di dekatnya.

...tantôt, le soir, auprès du feu, les deux tasses de thé sur un guéridon, il causait avec l’Illusion souriante, assise, à ses yeux, sur l’autre fauteuil.

...sesekali, di malam hari, di dekat pendiangan, dengan dua cangkir teh di atas meja kecil, ia bercakap-cakap dengan Ilusi yang tersenyum itu, yang menurutnya duduk di kursi lain, di dekatnya.

Peristiwa yang aneh itu sampai ke pembaca melalui apa yang dirasakan oleh penutur Raymond tanpa ada penjelasan lainnya. Perilaku-perilaku aneh Comte diperoleh hanya berdasarkan kesan penutur melalui apa yang dilihatnya dari luar saja, penutur tidak dapat menyelami isi batin tokoh. Selain itu, huruf “I” pada kata Ilusi yang ditulis dengan huruf kapital menunjukkan adanya suatu kekuatan yang lebih besar dari diri Comte, yaitu kekuatan imajinasinya. Gejala-gejala aneh terjadi sedemikian rupa sehingga khayalan dan kenyataan sukar dibedakan. Karena kehendak dan cintanya yang kuat dan dalam, ia berusaha membangun kehadiran almarhumah isterinya. Kehadiran itu menimbulkan suatu pukauan yang wingit. Peristiwa-peristiwa tersebut menimbulkan keraguan dalam membedakan kenyataan dan khayalan.

f. Malam ulang tahun kematian Véra Di malam ulang tahun kematian Véra, Comte d’Athol, yang duduk di dekat perapian, membacakan sebuah dongeng dari Florence yang disukai Véra. Setelah itu, seperti biasa, ia bercakap-cakap dengan almarhumah isterinya tersebut. Waktu terus berjalan dan Comte mengalami delir itu dalam waktu yang lama, yaitu satu tahun. Ketika ia berdiri, di kaca rias, dirinya terlihat lebih pucat daripada biasanya. 14 Kesan fantastik …, Sasya Pintauli Marpaung, FIB UI, 2014

Il se leva, et, dans la glace bleuâtre, il se vit plus pâle qu’à l’ordinaire.

Ia bangkit, dan di kaca rias kebiruan itu, dirinya terlihat lebih pucat daripada biasanya.

Deskripsi di atas memperlihatkan bahwa peristiwa pada malam ulang tahun kematian Véra ditampilkan sebatas apa yang dirasakan oleh penutur Raymond. Penutur sama sekali tidak mengetahui bagaimana peristiwa yang aneh itu muncul. Penggunaan kaca rias menekankan kesan fantastik apalagi kaca rias itu terlihat kebiruan. Kaca rias merupakan sebuah piranti optik yang dapat mengakibatkan kesalahan pengangkapan mata manusia atau ilusi optik. Hal itu menimbulkan tanda tanya apakah wajah Comte benar-benar pucat atau tidak. Selain itu, kata pâle “pucat” menimbulkan kesan wingit seakan-akan tokoh bukan merupakan manusia hidup. Diceritakan bahwa cinta sang suami yang menggelora tampak meruntuhkan pembatas antara kehidupan dan kematian di antara mereka. Mereka menghabiskan malam itu dengan penuh kemesraan. Namun, tiba-tiba, Comte d’Athol terkejut, seakan tertikam ingatan bahwa isterinya telah tiada. Ketika Comte menyadari bahwa isterinya telah meninggal, suasana kamar mereka digambarkan misterius dan menyeramkan. Keadaan kamar itu menciptakan efek fantastik yang sangat kuat. Pada saat itu, hal-hal aneh terjadi secara tiba-tiba pada bendabenda di kamar. Les bougies blêmirent et s’éteignirent, laissant fumer âcrement leurs mèches rouges ; le feu disparut sous une couche de cendres tièdes ; les fleurs se fanèrent et se desséchèrent en quelques moments ; le balancier de la pendule reprit graduellement son immobilité.

Lilin-lilin memucat dan padam, meninggalkan sumbunya yang berasap dan merah terbakar; api yang menghilang ke dalam lapisan abu yang hangat, bunga-bunga yang menjadi layu dan mengering dalam sesaat, ayunan bandul jam melemah sedikit demi sedikit.

Deskripsi di atas menimbulkan kesan aneh berkat unsur verbal, tepatnya pada tuturannya. Dengan gaya bahasa personifikasi, benda-benda di kamar seolah-olah memiliki sifat manusia. Gambaran lilin-lilin yang seakan-akan memucat, api yang menghilang, bunga-bunga yang 15 Kesan fantastik …, Sasya Pintauli Marpaung, FIB UI, 2014

mengering dalam sesaat, serta ayunan bandul jam yang melemah menimbulkan kesan menyeramkan. Selain itu, terdapat kesan seram serta misterius karena peristiwa aneh itu terjadi pada malam hari. Suasana malam hari yang sepi dan gelap menimbulkan kesan wingit. Peristiwa itu terjadi begitu saja tanpa keterangan yang jelas sehingga menimbulkan keraguan.

g. Kunci perak makam Keberadaan kunci perak makam menimbulkan kesan misterius. Ketika Comte d’Athol menutup makam almarhumah isterinya, dengan gerak-gerik yang aneh, ia tiba-tiba melemparkan kunci perak makam ke dalam makam itu. Peristiwa aneh itu terjadi setelah munculnya keputusan misterius di makam Véra yang telah dibahas sebelumnya. En renfermant le sépulcre, il avait arraché de la serrure la clef d’argent, et, se haussant sur la dernière marche du seuil, il l’avait jetée doucement dans l’intérieur du tombeau.

Ketika menutup makam, ia menarik kunci perak, dan sambil berjinjit, melemparkan kunci itu ke dalam makan pelan-pelan.

Dari kutipan di atas terlihat bahwa keberadaan kunci perak makam ditampilkan sebatas apa yang diketahui oleh penutur Comte. Selain itu, tidak ada penjelasan lengkap tentang kunci itu sebenarnya. Penggunaan kata se haussant menunjukkan bahwa Comte melemparkan kunci itu sambil berjinjit agar tidak menimbulkan suara. Hal itu menimbulkan kesan aneh dan misterius karena seolah-olah ia melakukannya dengan diam-diam. Kata sépulcre “makam” juga menimbulkan kesan menyeramkan. Setelah peristiwa di atas, keberadaan kunci perak makam tidak disinggung kembali, kecuali pada akhir cerita. Namun, kunci perak menimbulkan kesan misterius karena tempat benda itu ditemukan tidak sama dengan tempat ia dilemparkan. Pada awal cerita, kunci perak itu dilemparkan ke dalam makam almarhumah isteri Comte. Sementara, pada akhir cerita, kunci itu tiba-tiba ia temukan kembali di dalam kamarnya. Hal itu menimbulkan kesan yang aneh dan misterius terkait bagaimana benda itu tiba-tiba berpindah tempat.

Soudain, comme une réponse, un objet brillant tomba du lit nuptial, sur la noire fourrure, avec un bruit métallique : un rayon de l’affreux jour terrestre l’éclaira !


Tiba-tiba, seperti suatu jawaban, sebuah benda berkilauan jatuh dari ranjang pengantin, ke atas mantel bulu hitam, dengan suara berdenting; suatu cahaya dari hari-hari duniawi yang mengerikan meneranginya!

Dari kutipan di atas terungkap bahwa kunci perak makam tiba-tiba muncul dengan misterius tanpa ada keterangan yang jelas mengenai benda itu. Hal itu diperkuat dengan kata-kata soudain yang menunjukkan ketidaktahuan penutur karena peristiwa itu terjadi secara tiba-tiba. Kata noire fourrure “mantel bulu hitam” memberikan kesan menyeramkan. Bagaimana kunci itu dapat kembali kepada Comte juga menimbulkan tanda tanya. Hal itu mengherankan dan sulit untuk dibuktikan.

Berdasarkan analisis ketujuh episode di atas, timbul keraguan-raguan akan berbagai peristiwa aneh yang disaksikan oleh Comte dan Raymond. Hal itu menimbulkan pertanyaan apakah isterinya benar-benar hidup kembali atau hanya dalam khayalan Comte sebagai kompensasi atas kehilangan belahan jiwanya. Berdasarkan analisis latar, peristiwa-peristiwa aneh terjadi di puri tua bersejarah peninggalan keluarga Comte yang terletak di daerah terpencil serta jauh dari keramaian. Kejadian-kejadian aneh itu biasanya terjadi pada malam hari. Akan tetapi, ada pula yang terjadi pada siang hari, seperti peristiwa di taman. Namun, secara umum, peristiwa aneh itu terjadi ketika suasana sedang sepi dan ketika tokoh sedang berada seorang diri sehingga sulit dibuktikan kebenarannya. Berdasarkan analisis sudut pandang, terlihat bahwa karya ini menggunakan sudut pandang penutur terbatas. Peristiwa-peristiwa yang terjadi hanya ditampilkan sebatas apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan oleh penutur Comte dan Raymond. Tidak ada keterangan atau penjelasan lain mengenai apa yang sebenarnya terjadi. Berdasarkan analisis tuturan, terdapat banyak kata-kata yang menimbulkan kesan menyeramkan, seperti mort, évanouie, défailli, mortelle, dan deuil. Terdapat pula kata-kata yang menunjukkan kesan keragu-raguan atau ketidakpastian penutur terhadap peristiwa aneh yang dialaminya melalui ungkapan yang menyatakan keraguan seperti “seakan-akan” dan “seperti”. Selain itu, penggunaan gaya bahasa perbandingan dan personifikasi digunakan untuk menimbulkan kesan fantastik. Kesan fantastik itu timbul karena suasana suram dan benda-benda mengancam yang seolah-olah memiliki sifat manusia.


Tokoh-tokoh dalam Véra

Analisis berikut akan mengemukakan tokoh-tokoh yang mendukung kesan fantastik dalam karya. Terdapat tiga tokoh dalam cerita, yaitu Comte d’Athol, Raymond, dan Véra. a. Comte d’Athol Dari pemilihan namanya, dapat dilihat dengan jelas bahwa Comte d’Athol merupakan seorang bangsawan yang berkedudukan tinggi. Gelar Comte sendiri merupakan gelar bangsawan yang diberikan kepada seorang pegawai pemerintahan yang menjadi wakil raja di suatu kota. Namun, ia hidup seorang diri di puri tua bersejarah yang luas. Terlihat bahwa ia merupakan orang yang tertutup dan terasing serta tidak mau bergaul. Ia juga digambarkan tidak bekerja. Comte merupakan seorang pria muda yang berusia sekitar 30-35 tahun yang sedang berduka karena kematian isterinya, Comtesse Véra, yang sangat ia cintai. Peristiwa yang menimpanya tersebut membuatnya sangat terpukul. Ia tampak berwajah amat sangat pucat akibat kedukaan itu. Tokoh yang tampak pucat memberikan efek fantastik. Perubahan warna pada kulit dari kuning menjadi putih menimbulkan kesan seakan-akan bukan manusia hidup.

Un homme de trente à trente cinq ans, en deuil, au visage mortellement pâle descendit. C'était le comte d'Athol. ... Chancelant, il monta les blancs escaliers qui conduisaient à cette chambre où, le matin même, il avait couché dans un cercueil de velours et enveloppé de violettes, en des flots de batiste, sa dame de volupté, sa pâlissante épousée, Véra, son désespoir.

Seorang pria berusia 30 sampai 35 tahun, yang sedang berkabung, dengan wajah pucat pasi, turun dari kereta. Dialah Comte d’Athol. ... Dengan gontai, ia menaiki tangga putih yang menuju ke kamar di mana pagi tadi, di sebuah peti yang terbungkus beludru dengan bunga violet, di atas lipatan kain batis, ia membaringkan wanita pujaannya, isterinya yang pucat pasi, Véra, sumber keputusasaannya.

Comte ditampilkan sebagai seorang pria yang muram serta tak bersemangat akibat kehilangan belahan jiwanya. Kematian isterinya sangat mendukakan hatinya mengingat usia pernikahan mereka yang baru berjalan enam bulan. Padahal, terlihat bahwa Comte dan isterinya merupakan pasangan yang sangat berbahagia apalagi karena masih berada pada masa 18 Kesan fantastik …, Sasya Pintauli Marpaung, FIB UI, 2014

awal pernikahan mereka. Selain itu, kematian itu merupakan kematian mendadak pada usia muda akibat serangan jantung yang dialami oleh isterinya sehingga Comte sangat merasa depresi. Dalam karya ini tidak diceritakan apakah ia memiliki keluarga atau teman yang dapat diajak berbicara, selain Véra. Kematian Véra sebagai satu-satunya keluarga serta teman hidup tentu membuatnya putus asa. Ia terus-menerus merenungkan kehidupannya di masa lalu bersama isterinya. Il songeait à toute l’existence passée. — Six mois s’étaient écoulés depuis ce mariage.

Ia merenungkan seluruh kehidupannya di masa lalu. Enam bulan telah berlalu semenjak pernikahan itu. Comte d’Athol dan Véra digambarkan memiliki kecocokan serta kebahagiaan luar biasa sebagai pasangan suami isteri. Hal itu didukung oleh pernikahan mereka yang memang didasari oleh rasa saling mencintai dan saling membutuhkan. Diceritakan bahwa ketika pertama kali bertemu dengan belahan jiwanya, mereka merasakan suatu ketertarikan yang sangat dalam, terungkap dalam kutipan di bawah ini. Ce soir-là, leurs regards s’étaient rencontrés. Ils s’étaient reconnus, intimement, de pareille nature, et devant s’aimer à jamais.

Malam itu, pandangan mereka bertemu. Mereka saling mengenali diri masing-masing, dengan akrab, karena memiliki sifat yang sama, dan mengetahui akan saling mencintai untuk selamanya. Berdasarkan pembahasan tokoh Comte d’Athol, dapat disimpulkan bahwa Comte d’Athol sangat berduka karena isteri yang belum lama dinikahinya direnggut secara tiba-tiba dari sisinya. Penderitaannya semakin dalam karena kehidupannya yang tertutup. Selain itu, kehidupannya yang tertutup menyebabkan ilusi yang timbul sangat berkesan nyata, seakan Comtesse hidup kembali.

b. Comtesse Véra Comtesse Véra adalah isteri Comte d’Athol yang telah meninggal. Comtesse meninggal dalam usia yang masih muda. Ia digambarkan sebagai seorang wanita yang 19 Kesan fantastik …, Sasya Pintauli Marpaung, FIB UI, 2014

berwajah cantik menyerupai bunga lili dan memiliki rambut yang lebat dan berat. Ia gemar bersolek layaknya kebiasaan wanita bangsawan pada masa itu. De l’encens brûlait sur un trépied, devant le cercueil ; — une couronne lumineuse de lampes, au chevet de la jeune défunte, l’étoilait. ... Elle devait avoir envie de venir se sourire encore en cette glace mystérieuse où elle avait tant de fois admiré son lilial visage ! La douce morte... ...sur l’oreiller de dentelles, sa main soutenant ses lourds cheveux noirs...

Dupa mengepul di atas wadah berkaki tiga; suatu cahaya yang membentuk mahkota, di depan peti mati; di samping si muda yang meninggal, seperti bintang di atasnya. ... Ia pasti ingin kembali tersenyum lagi di kaca rias ajaib yang dahulu sering kali membuatnya mengagumi wajahnya yang seperti bunga lili. Si cantik yang meninggal... ...di atas bantal berenda, tangannya menopang rambutnya yang lebat dan berat...

Comtesse digambarkan sebagai wanita yang menyukai barang-barang aneh dan wingit. Hal itu ditampilkan dari benda-benda yang ia miliki, seperti ranjang berbahan ebonit yang memiliki empat tiang berpilin-pilin, bunga-bunga liar dari taman, jambangan Saxon kuno, mantel bulu hitam, selop beludru dari negara Timur yang disulami manik-manik, dan batu opal Siberia, tampak dalam kutipan di bawah ini. Sur le lit d’ébène aux colonnes tordues,... ...les fleurs indiennes cueillies par elle, dans la serre, et qui se mouraient dans de vieux vases de Saxe. ...sur une fourrure noire, les petites mules de velours oriental,... brodée en perles. ... Et l’opale de ce collier sibérien,...

Di atas ranjang dari ebonit yang keempat tiangnya berpilin-pilin,... ...bunga-bunga liar yang dipetiknya di taman, yang menjadi layu di jambangan Saxon kuno. ...di atas mantel bulu hitam, kedua selop Véra yang terbuat dari beludru dari negara Timur,... yang disulami manik-manik. ... Dan kalung batu opal dari Siberia,...

Semasa hidupnya, Véra digambarkan sebagai seorang wanita yang berparas cantik. Ia muncul sebagai sosok yang misterius serta menggemari hal-hal yang aneh. Sebagai tokoh 20 Kesan fantastik …, Sasya Pintauli Marpaung, FIB UI, 2014

yang telah meninggal, Véra turut mempengaruhi jalannya cerita. Ia terlibat secara langsung, meskipun tidak hadir. Tokoh yang sudah meninggal, menguatkan kesan yang wingit, seakan ia bukan dari dunia kita.

c. Raymond Raymond merupakan pelayan di kediaman Comte d’Athol. Ia sudah tua dan berpenampilan eksentrik dengan berpakaian serba hitam. Ia telah bekerja pada keluarga Comte sejak Comte masih kanak-kanak. Un serviteur parut : c’était un vieillard vêtu de noir... Il le connaissait depuis l’enfance...

Seorang pelayan muncul: seorang laki-laki tua yang berpakaian serba hitam... Ia mengenalnya semenjak masih kanak-kanak...

Raymond sangat memperhatikan dan berusaha mengerti majikannya. Oleh karena itu, ia tahu bahwa sangat berbahaya bila majikannya tiba-tiba menyadari keadaannya yang sebenarnya sehingga ia tidak berusaha mengingatkannya. Selain itu, walaupun majikannya berkelakuan aneh dan memaksanya untuk menutup diri dari kehidupan sosial, ia tampak tidak memiliki keinginan untuk meninggalkannya, ia tetap menghormatinya dan melaksanakan perintah-perintahnya, terlihat dalam kutipan di bawah ini. ...il comprit, à l’instant, que le heurt d’un réveil trop soudain pouvait être fatal à ce somnambule... Il sortit de la chambre, exécuta les ordres à la lettre et,...

...ia segera mengerti bahwa bila sang majikan tiba-tiba menyadari keadannya yang sebenarnya akan sangat berbahaya... Ia keluar dari kamar, melaksanakan perintahperintah sebagaimana adanya,...

Raymond digambarkan sebagai pelayan yang sangat setia dan patuh pada majikannya. Meskipun ia sempat takut akibat sikap Comte yang berkelakuan seakan sang isteri masih hidup, ia tetap berusaha untuk bersikap wajar. Raymond terkadang terserang semacam kegamangan sehingga ia merasa perlu berpikir untuk memastikan dan menyadarkan diri bahwa Comtesse benar-benar telah meninggal. 21 Kesan fantastik …, Sasya Pintauli Marpaung, FIB UI, 2014

Berdasarkan analisis di atas, tokoh-tokoh dalam cerita bersikap aneh dan misterius. Tokoh-tokoh itu digambarkan sebagai tokoh yang muram, gamang, tertutup, terasing, dan arkais. Sifat-sifat seperti itu memberikan kesan wingit dan misterius.

Kesimpulan

Cerita pendek Véra memperlihatkan kesan fantastik berdasarkan aspek sintaksis, semantik, dan verbal dalam cerita. Keraguan merupakan prasyarat pertama fantastik. Analisis sintaksis menunjukkan bahwa kesan fantastik muncul di sepanjang alur cerita, bahkan keraguan itu tetap dirasakan setelah cerita dibaca untuk kedua atau ketiga kali. Kesan itu timbul karena terdapat peristiwa-peristiwa aneh yang tidak dapat atau sulit diterima akal sehat. Peristiwa itu menimbulkan pertanyaan karena disajikan tanpa adanya keterangan yang jelas. Analisis semantik mengungkapkan bahwa kesan fantastik ditimbulkan oleh latar ruang dan waktu serta sifat dan sikap tokoh. Analisis latar ruang dan waktu memperlihatkan kesan yang suram dan sepi. Sebagian besar peristiwa aneh terjadi pada malam hari di puri tua Comte. Puri bersejarah itu merupakan peninggalan keluarga Comte yang letaknya terpencil serta dikelilingi oleh taman yang sangat luas. Suasana yang gelap dan suram mempengaruhi gambaran peristiwa. Dalam kegelapan, sesuatu terlihat tidak jelas dan menimbulkan keraguraguan. Meskipun terdapat pula peristiwa aneh pada siang hari, peristiwa itu terjadi pada lokasi yang sepi dan terpisah dari dunia ramai, yaitu taman pribadi yang sangat luas yang mengelilingi puri. Sementara itu, analisis tokoh juga memperlihatkan sifat dan sikap yang aneh dan misterius. Tokoh yang paling menonjol adalah tokoh utama yang mengalami gangguan psikis sehingga ia berperilaku seakan isterinya masih hidup. Delir yang diderita oleh tokoh utama sebenarnya bisa saja disebabkan oleh kesedihan dan keputusasaan yang mendalam. Analisis verbal yang meliputi sudut pandang dan tuturan menunjukkan bahwa kedua unsur itu mempengaruhi penyajian cerita. Melalui sudut pandang penutur terbatas, timbul keraguan apakah semua peristiwa aneh yang ada benar-benar terjadi atau tidak. Sementara itu, analisis tuturan memperlihatkan bahwa terdapat penggunaan kata-kata yang menimbulkan kesuraman, seperti mort, évanouie, défailli, mortelle, dan deuil. Terdapat pula kata-kata yang menunjukkan kesan keragu-raguan atau ketidakpastian, seperti “seakan-akan” dan “seperti” serta penggunaan gaya bahasa perbandingan dan personifikasi untuk menimbulkan kesan fantastik. Pada akhirnya, cerita fantastik terbentuk dari permainan tatanan naratif dan bahasa dengan tujuan menghadirkan sesuatu yang tidak ada dalam kenyataan. Cerita ini merujuk 22 Kesan fantastik …, Sasya Pintauli Marpaung, FIB UI, 2014

pada dirinya sendiri tanpa dibebani oleh hal-hal lain seperti makna atau amanat yang harus disimpulkan.

Daftar Referensi Barthes, Roland. (1966). “Introduction à l’analyse structurale des récits” dalam Communication 8. Paris: Edition du Seuil. Bouvet, Rachel. (2007). Étranges Récits, Étranges Lectures. Québec: Presses de l’Université du Québec. Castex, Pierre-Georges dan Surer, Paul. (1950). I

anuel des

tudes Littéraires Françaises,

Siècle. Paris: Librairie Hachette.

Clouard, Henri. (1947). Histoire de la Littérature Française. Paris: Éditions Albin Michel. Djokosujatno, Apsanti. (2005). Cerita Fantastik dalam Perspektif Genetik dan Struktural. Jakarta: Djambatan. Retinger, J. H. (1909). Le Conte Fantastique dans le Romantisme Française. Paris: Bernard Grasset. Rogé, Raymond. (1977). Récits Fantastique. Paris: Larousse. Schmitt, M. P. dan Viala, A. (1982). Savoir Lire. Paris: Les Editions Didier. Todorov, Tzvetan. (1970). Introduction à la Littérature Fantastique. Paris: Édition du Seuil.


UNIVERSITAS INDONESIA KESAN FANTASTIK DALAM CERITA PENDEK VÉRA KARYA AUGUSTE VILLIERS DE L ISLE-ADAM SASYA PINTAULI MARPAUNG

Recommend Documents