UNIVERSITAS INDONESIA
KARAKTERISASI BERKAS SINAR VIRTUAL WEDGE DAN PHYSICAL WEDGE LINEAR ACCELERATOR SIEMENS
SKRIPSI
Bowo Prasetio 0706262211
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI FISIKA DEPOK JUNI 2011
Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
UNIVERSITAS INDONESIA
KARAKTERISASI BERKAS SINAR VIRTUAL WEDGE DAN PHYSICAL WEDGE LINEAR ACCELERATOR SIEMENS
SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana sains
Bowo Prasetio 0706262211
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI FISIKA DEPOK JUNI 2012 ii
Universitas Indonesia Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
KATAPENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat- Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Sains Jurusan Fisika Medis pada Fakultas Matematikan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada: 1. Allah SWT atas segala-galanya. 2. Orang tua tercinta, Bapak PASUDA, AmPd dan Ibu Supriyati. 3. Kakak–kakakku yang selalu memberikan perhatian mas Santo, mba Kus, mba Yani, mba Nur, adikku Antri yang cerewet, serta keponakan keponakan tersayang. 4. Dwi Seno K. Sihono, M.Si sebagai pembimbing 1 yang telah membimbing dalam penulisan skripsi ini. 5. Heru Prasetio, M.Si sebagai pembimbing 2 yang telah membimbing, meluangkan waktu meskipun sibuk, serta mamberikan arahan dan member ilmu yang baru dalam penulisan skripsi ini. 6. Prof.DR. Djarwani S.Soejoko sebagai penguji 1 yang telah memberikan masukan dalam perbaikan skripsi ini. 7. Dr. Supriyanto AP sebagai penguji 2 yang telah memberikan masukan dalam perbaikan skripsi ini. 8. Seluruh dosen Departemen Fisika,FMIPA Universitas Indonesia yang telah memberikan pengajaran selama penulis menjadi mahasiswa. 9. Teman–teman angkatan Fisika 2007 atas kebersamaanya di Fisika dan diluar Fisika, kalian telah memberikan pengaruh besar dalam hidupku.
Universitas Indonesia
Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
10. Teman teman Fisika 2006, 2008, dan 2009 atas kerjasamanya dalam perkuliahan. 11. Sumiati “buncit” yang telah menemaniku dan memberikan semangat dalam penulisan ini. 12. Ita Messikel Sebayang yang memotivasiku. 13. Teman–teman Fisika Medis Ekstensi 2009, atas kerjasamanya dalam perkuliahan. Mba Devi, Mas yahya, mas misbah, mba nike, dan semuanya. 14. Teman-teman dikosan PENDOPO27 feel likes home: Abdi, Ican, Moko, Kurub, Boris, Singgih, Aa bengky, Aa Galih, Henry, Bang Sulung, Bang Albert, Pangkreng, Bang Fahmi gondrong, Aji, Kiwil, Fahmi Pangjun, Adrian, Ivan AA, dan semuanya yang tidak bisa disebutkan satu persatu. 15. Keluarga Besar SDIT Al-Qudwah dan Ust Amang Syafrudin beserta keluarga. 16. Orang tua murid Les yang telah saya ajar, yang telah menafkahi saya selama masa perkuliahan. 17. Teman teman Warnet Cubrut Cyber Net, Ovik, Agung, mas Dwi, mas Ian, Tama, Cici, Fahmi, Acong, Edu, Diki, Hadi, Rio, Idham, Apri. 18. Teman teman alumni SMANSA Sidareja yang membantu menyemangati selalu, kehadiran kalian membantuku. 19. Seluruh Staff Departemen Fisika Universitas Indonesia dalam membantu proses perkuliahan selama penulis menjadi mahasiswa. 20. Seluruh staff Unit Radioterapi RSPP, mas Dea “inyong”, mas Rendra, mas Ramli, mba Sofie, dr. Bambang dan semuanya 21. Rumah Sakit Pertamina Pusat yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian ini. Akhir kata, saya berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu. PENULIS 2012 Universitas Indonesia
Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
ABSTRAK
Nama
: Bowo Prasetio
Program Studi
: Fisika
Judul
: Karakterisasi berkas sinar Virtual wedge dan Physical wedge Linear Accelerator Siemens
Seiring dengan perkembangan teknologi, penggunaan physical wedge bisa digantikan dengan menggunakan virtual wedge yang terdapat dalam LINAC. Perlunya karakterisasi penggunaan virtual wedge yang dibandingkan dengan penggunaan physical wedge untuk kepentingan radioterapi. Dengan menggunakan detector PTW729 array, detector farner, solid water phantom dan fantom air dilakukan pengukuran profile berkas, wegde factor, dan percentage depth dose (PDD) physical wedge dan virtual wedge. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan 4 sudut wedge yang berbeda 15o, 30o, 45o, dan 60o kemudian divariasikan pada kedalaman dmax, 5 cm, 10 cm, dan 20 cm , luas lapangan 5x5 cm2, 10x10 cm2, 20x20 cm2 serta variasi posisi wedge pada posisi Target-Gun dan Left-Right. Dari pengukuran didapatkan bahwa Physical wedge mempunyai batasan terhadap luas lapangan, sudut wedge yang tersedia serta waktu penyinaran karena adanya atteunasi sinar dan pemasangan-pelepasan wedge pada tempatnya, Penggunaan virtual wedge bias digunakan untuk lapangan dibawah 10x10 cm2, sedangkan untuk diatasnya mempunyai gap yang mempengaruhi shape/bentuk kurva wedge, Wedge factor yang didapatkan sangat bagus, perlunya pencocokan dengan PDD dan perubahan orientasi posisi wedge, Wedge factor sudut 15o, 30o, 45o, 60o untuk physical wedge kurang dari 0.8, sedangkan untuk semua sudut virtual wedge hamper mendekati 1. PDD yang didapatkan mendekati PDD commissioning dengan persentase perbedaan kurang dari 5%.
Kata kunci : Profile, Wedge factor, PDD, Physical Wedge, Virtual Wedge.
viii
Universitas Indonesia Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
ABSTRAC Along with technological development, the use of physical wedge can be replaced with virtual wedge contained in the Linac. The needed to characterize the use of virtual wedge is compared with the use of physical wedge for the benefit of radiotherapy. By using a detector array PTW729, Farmer detector, solid water phantom and water phantom measured beam profile, wedge factor, and the percentage depth dose (PDD) physical and virtual wedge. Measurements were performed by using four different wedge angles 15o, 30o, 45o, 60o and then varied in depth dmax, 5 cm, 10 cm and 20 cm, wide field of 5x5 cm2, 10x10 cm2, 20x20 cm2 and a variety of wedge position in the target position Target-Gun and the Left-Right. Physical measurements obtained from the wedge that has a wide range of fields, wedge angles are available as well as the irradiation time because of the light and mounting attenuation -release wedge in place, use of virtual wedge under the bias field is used for 10x10 cm2, while for the above has a gap that affects the shape / wedge shape of the curve, wedge factor obtained is very good, matching the need with PDD and changes the orientation of wedge position, wedge factor angle 15o, 30o, 45o, 60o to physical wedge is less than 0.8, while for all the virtual wedge angle almost close to 1. PDD commissioning approach obtained by the percentage difference of less than 5%.
Key word : Profile, Wedge factor, PDD, Physical Wedge, Virtual Wedge
ix
Universitas Indonesia Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Radioterapi merupakan salah satu modalitas pengobatan penyakit kanker bersama dengan modalitas lain seperti pembedahan dan kemoterapi, baik sebagai kombinasi ataupun sebagai modalitas yang berdiri sendiri. Sinar pengion pada radioterapi untuk pengobatan kanker disebabkan kemampuan dari sinar pengion bila mengenai suatu materi akan menyebabkan ionisasi pada materi tersebut. Akibat dariproses ionisasi tersebut akan terjadi kerusakan sel dan jaringan kanker sehingga akan menyebabkan kematian dan kehilangan kemampuan hidup dari siklus pembelahan sel. Radioterapi ini bertujuan untuk memperoleh hasil yang optimal berupa kematian jaringan kanker sebanyak mungkin dan kerusakan minimal pada jaringan sehat dengan tolok ukur keberhasilan tujuan ini digunakan parameter rasio terapeutik. Rasio-terapeutik merupakan perbandingan antara tingkat kemungkinan eradikasi sel tumor dan kemungkinan terjadinya kerusakan jaringan sehat pada lapangan radiasi dan dosis yang sama. Apabila kurva kematian jaringan kanker dan jaringan sehat dan kaitannya dengan dosis serta tingkat kerusakan yang terjadi digambarkan dalam satu diagram, makin lebar jarak antara kedua kurva maka makin sensitif jaringan kanker, jaringan kanker akan mengalami kematian sebelum terjadi kerusakan
serius
pada
jaringan
sehat.
Sehingga
dilakukan
upaya
untuk
mengoptimalkan hasil pengobatan radiasi. Pesawat teleterapi dengan dengan menggunakan modalitas sinar-x, Linear Accelerator (LINAC) digunakan untuk meradiasi jaringan kanker. Penggunaan radiasi pengion dari pesawat LINAC untuk radioterapi menjaadi pilihan sendiri dalam dunia medis. LINAC ada kalanya tidak bisa langsung digunakan untuk meradiasi beberapa tempat yang mana bisa mengganggu jaringan/organ yang sehat (organ at risk), seperti untuk bidang miring. Oleh sebab itulah digunakan wedge untuk 1 Universitas Indonesia
Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
2
pengobatan pada bidang miring. Wedge terbagi atas 3 macam, Physical wedge, Motorized Wedge, dan Dynamic Wedge. Dynamic wedge sendiri adalah bentuk virtual dari physical wedge. Kegunaannya sama dengan physical wedge, yaitu kompesator bidang miring. Dynamic wedge digerakan dengan mengecilkan atau melebarkan Jaws peswat LINAC pada saat sinar dipaparkan. Dynamic wedge untuk pesawat LINAC yang berbeda vendor mempunyai nama yang berbeda. Untuk vendor Siemens dynamic wedge bernama virtual wedge. Karena berbeda vendor maka perlu dilakukan penelitian yang menunjukan karakteristik virtual wedge dari vendor Siemens. B. Perumusan Masalah Penelitian ini hanya mempelajari karakteristik dosis profile, wedge factor dan PDD (percentage depth dose) pada virtual wedge pada pesawat LINAC Siemens yang akan dibandingkan dengan hasil Physical wedge sebagai acuan di rumah sakit dengan menggunakan 4 sudut wedge (15o, 30o ,45o 60o), 4 kedalaman (dmax, 5 cm, 10 cm, 20 cm), 2 arah wedge (inline dan crossline), dan 3 luas lapangan yang berbeda.
C. Tujuan Penelitian Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mempelajari karakteristik berkas sinar dengan penggunaan virtual wedge pada tiap lapangan dan kedalaman yang berbeda. Data hasil pengukuran dapat sebagai bahan acuan untuk penggunaan virtual wedge dalam radioterapi menggunakan pesawat Siemens di rumah sakit yang terkait. D. Batasan Masalah Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis membatasi pokok-pokok permasalahan yang berkaitan dengan profile dose, PDD (percentage depth dose), wedge factor pada open field dan dalam fantom air, energy, penggunaan SSD 100 cm dengan 100 MU, sudut wedge, arah wedge, kedalaman dan luas lapangan.
Universitas Indonesia
Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
3
E. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah dalam memahami dan mempelajari skripsi ini, maka penulis menyajikan sekripsi ini menjadi beberapa bab-bab berikut:
BAB I : PENDAHULUAN Memberi gambaran singkat mengenai latar belakang, pembatasan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan dari skripsi.
BAB II : TINJUAN PUSTAKA Pada bab ini penulis menguraikan teori-teori dasar yang digunakan pada penulisan dan analisa dalam skripsi ini.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Bab ini berisi mengenai langkah-langkah, alat dan bahan serta proses selama penelitian dilaksanakan.
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil yang didapatkan dalam pelaksanaan penelitian dipaparkan dalam bab ini. Bab ini juga berisi analisa mengenai hasil yang didapatkan.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Menyajikan kesimpulan dari hasil eksperimen dan saran untuk pengembangan penelitian lebih lanjut.
Universitas Indonesia
Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Semenjak ditemukannya sinar-X oleh Roentgen pada 8 November 1895, banyak inovasi dalam dunia medis yang berjalan lambat selama setengah abad setelahnya. Pada mulanya pembangkit sinar-X menggunakan tabung sinar-X, Generator Van de Graaff
dan Betatron. sinar-X kilovoltage telah digunakan
dalam radioterapi dari pertama kalinya ditemukan menggunakan penyinaran menggunakan sumber dari luar (external beam treatment). Sekarang ini penggunaan sinar pengion berkas sinar-X kualitas tinggi dapat dihasilkan oleh Linear Accelerator (LINAC). Penggunaan berkas sinar-x kilovoltage juga masih sering digunakan untuk penyinaran dengan jangkauan kualitas yang rendah. 1. Linear Accelerator ( Linac) Linear accelerator didesain untuk radioterapi, dimana elektron mendapatkan energi akibat berinteraksi dengan frekuensi radio medan elektromagnetik yang tersinkronisasi dalam suatu medan yang dapat memberi percepatan ke elektron. Elektron yang dipercepat ini kemudian akan diarahkan ke dalam suatu tabung silinder panjang yang berisi serangkaian baffle melingkar. Tabung ini dirancang supaya elektron dapat dipercepat sehingga mendekati kecepatan cahaya. Elektron dengan energi tinggi biasanya 6 MeV atau lebih dapat langsung digunakan untuk terapi dan mempunyai sejumlah keunggulan dibandingkan dengan sinar-x kilovoltage. Untuk mendapatkan berkas photon (sinar-x) maka elektron yang mendapat percepatan harus difokuskan untuk menabrak target dari sebuah logam beratdengan tebal yang tipis dan mempunyai nomor atom tinggi sehingga menghasilkan sinar-x bremstrahlung. Sinar-X bremstrahlung adalah sinar-x yang dihasilkan akibat interaksi elektron dengan inti atom. Selama proses interaksi antara elektron dengan inti, elektron yang datang dengan arah yang lurus akan disimpangkan dan kehilangan energi dalam bentuk sinar-x bremstrahlung. 4 Universitas Indonesia
Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
5
Spektrum bremstrahlung yang diproduksi tergantung dengan sudut datang elekton, tebal logam target, dan nomor atom dari target.
[sumber : Dosimetry and Medical Radiation Physics: Podgorsak] Gambar 2.1 Skematik Pesawat Linac untuk bidang Radioterapi.
2. INTERAKSI MATERI DENGAN SINAR-X Radiasi pada dasarnya dibagi menjadi 2 kategori yaitu: pengion dan non pengion, tergantung kemampuannya mengionisasi materi. Sinar – x adalah gelombang yang memiliki energi dengan daerah frekuensi tanpa muatan dan massa. Mengukur radiasi photon dapat menggunakan 2 pendekatan yaitu langsung dan tidak langsung. Metode pengukuran radiasi photon secara langsung artinya
Universitas Indonesia
Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
6
berapa banyak hamburan photon yang dapat ditangkap dan diamati. Sedangkan pendekatan secara tidak langsung mengamati dan melakukan pengukuran terhadap efek yang ditimbulkan oleh radiasi photon. Terjadinya Interaksi photon dengan materi (menurut podgorsak) ada 3 kemungkinan yaitu : •
Interaksi photon dengan
ikatan elektron yang kuat (efek
fotolistrik) •
Interaksi photon dengan nucleus/inti atom (pair production)
•
Interaksi dengan orbital elektron terluar (efek Compton)
2.1. Efek Fotolistrik Dalam efek fotolistrik, photon berinteraksi dengan ikatan elektron yang kuat. Saat interaksi ini terjadi energo photon akan melepaskan ikatan elektron pada atom dengan energi kinetic sebesar EK. Energi elektron datang seluruhnya diserap oleh eletron, yang kemudian keluar dari orbit. Sebagian energi digunakan untuk membebaskan elektron dari tenaga ikat inti, dan sisanya untuk tenaga kinetik elektron. Meskipun efek fotolistrik dapat terjadi antara foton dengan elektron pada sembarang kulit atom, namun kemungkinan tinggi terjadi dengan elektron yang paling kuat terikat.
……………………………………………. (2.1) Dengan
hv = energi photon yang datang Eb =Energi ikat elektron.
Universitas Indonesia
Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
7
[sumber : Handbook of Radiotherapy Physics : P. Mayes, et.all] Gambar 2.2. Skematik efek fotolistrik
2.2. Produksi berpasangan Produksi berpasangan hanya terjadi pada energi kinetic sinar-X berada pada 1.02 MeV, energi photon yang berinteraksi akan membentuk pasangan positron dan elektron dengan massa energi diamnya 0.511 MeV (The Physics of Radiotherapy X-Ray and electron: Metcalfe, Kron, Hoban). Kedua partikel memberikan energinya kepada medium. Bagi positron, pada saat mendekati diam akan bergabung dengan elektron diam yang disebut anihilasi, berubah menjadi 2 foton dengan energi masing-masing 0.51 MeV.
2.3. Efek Compton Interaksi antara photon dengan elektron orbital terjadi pada 200 KeV hingga 200 MeV. Elektron terluar mempunyai energi ikat yang terlemah dalam susunan atomic. Pada saat energi photon sebesar hv berinterakasi dengan energi elektron EK akan menghasihkan energi photon sisa Ep. Efek Compton sebanding dengan jumlah elektron dalam medium …………………….(2.2)
Universitas Indonesia
Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
8
3. PENGUKURAN DOSIS Dosis serap dalam medium menurut International Commision of Radiological Unit (ICRU) adalah energi yang terserap dalam medium per unit massa dalam medium yang diformulasikan :
/ ……………………………….(2.3) Dengan satuan dosis serap adalah Gray (Gy) setara dengan 1 joule per kilogram atau 1 Gray. Dosis serap merupakan hasil interaksi antara photon dengan materi di dalam suatu medium. Dosimetri radiasi berhubungan dengan berbagai metoda untuk penentuan kuantitatif energi yang dideposit pada suatu medium secara langsung atau tidak langsung oleh radiasi pengion Transfer energi dari foton ke medium berlangsung dalam dua tahap •
berkaitan dengan interaksi radiasi dengan atom, mengakibatkan elektron bergerak dan mempunyai energi kinetik
•
berkaitan dengan transfer energi elektron kepada medium melalui ionisasi dan eksitasi.
4. KURVA ISODOSIS Grafik yang menggambarkan distribusi dosis dari lapangan tunggal, dalam medium dan relatif terhadap dosis pada titik tertentu pada sumbu utama berkas, disebut kurva isodosis. Biasanya kurva isodosis dibuat pada bidang utama yang berisi sumbu utama berkas, dan sumbu lapangan radiasi arah inplane ataupun sumbu crossplane, yang sering disebut sumbu mayor dan sumbu minor. Selain pada bidang utama, sering pula kurva isodosis dibuat pada bidang paralel dengan sumbu utama berkas dan di luar sumbu lapangan radiasi.
Universitas Indonesia
Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
9
[sumber : Handbook of Radiotherapy Physics : P. Mayes, et.all]
Gambar 2.3. Skematik penggunaan lapangan radiasi Titik referensi biasanya pada kedalaman maksimum (dmaks.) pada sumbu utama berkas atau pada titik isocenter. Titik manapun yang dipilih sebagai referensi, dosis pada titik tersebut diberi harga 100%, dan kurva isodosis lain diberi harga lebih besar atau lebih kecil dari 100%. Bila titik 100% diberikan pada kedalaman maksimum, biasanya pengukuran dilakukan dengan teknik SSD (source to surface distance). Di lain pihak, bila referensi 100% diambil pada titik sumbu rotasi gantri, pengukuran dilakukan dengan teknik SAD (source to axis distance).
5. PERCENTAGE DEPTH DOSE Persentase dosis kedalaman diukur dengan menggunakan fantom air (water phantom) dengan kedalaman semitak hingga, radiasi datang tegak lurus permukaan, berhubungan dengan dosis pada sumbu utama. Jarak antara permukaan sampai dengan titik dengan dosis maksimum disebut kedalaman maksimum atau kedalaman buildup. Kedalaman dosis maksimum juga sering disebut kedalaman build up, dan daerah dari permukaan sampai dosis maksimum disebut daerah build up. Kedalaman build up dipengaruhi oleh lapangan radiasi dan energi radiasi primer. Kedalaman build up hanya beberapa mm untuk sinar-X orthovoltage, sekitar 5 mm untuk radiasi gamma 60Co, sekitar 1,3 cm untuk sinarX 6 MV, dan sekitar 2.3 cm untuk sinar-X 10 MV.
Untuk energi radiasi tinggi, elektron sekunder hasil interaksi cenderung bergerak ke depan, sehingga jumlah ionisasi meningkat dan maksimum pada saat Universitas Indonesia
Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
10
mencapai kedalaman sama dengan jangkauan elektron. Setelah kondisi maksimum dicapai, jumlah ionisasi menurun dengan kenaikan kedalaman karena pengaruh inverse square law dan atenuasi foton.
Sifat build up pada berkas foton energi tinggi memiliki keuntungan dalam radioterapi. Dosis kulit relatif rendah, sehingga reaksi kulit pasien juga rendah. Efek demikian disebut “skin sparing”. Efek ini dapat hilang bila berkas foton yang jatuh pada kulit pasien terkontaminasi oleh elektron. Sumber elektron dapat berasal dari: •
Tumbukan foton dengan udara
•
Tumbukan foton dengan kolimator
•
Tumbukan foton dengan pembentuk lapangan radiasi, misalnya blok Pb.
•
Tumbukan foton dengan tempat pembentuk lapangan radiasi (tray).
Radiasi hambur dari medium sebagian dari radiasi hambur balik. Dengan demikian bila medium penghambur balik tidak ada, dosis pada titik dimaksud akan lebih rendah dibanding dengan data PDD yang dibuat dengan fantom ukuran besar.
Distribusi dosis pada sumbu utama dalam pasien atau fantom yang dikenal sebagai PDD (percentage depth dose) pada umumnya dinormalisasikan dengan dosis maksimum Dmaks= 100%, yakni dosis pada kedalaman deq.
PDD(z, A, f, hν ) = 100 x
DQ dan
D& Q
DQ DP
= 100 x
& D Q & D P
( 2.4 )
adalah dosis dan laju dosis di titik Q dalam medium pada kedalaman
z dan pada sumbu utama, sedangkan DP dan laju dosis adalah dosis pada titik P di kedalaman zmaks.
Universitas Indonesia
Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
11
[sumber: Dosimetry and Medical Radiation Physics: Podgorsak:2003] Gambar 2.4. Skematik Pengukuran PDD
PDD sebagai fungsi kedalaman, lapangan radiasi, SSD, dan energi foton. Kedalaman maksimum dan dosis permukaan/dosis kulit tergantung pada energi radiasi, energi foton meningkat akan menaikkan kedalaman maksimum dan menurunkan dosis permukaan.
•
Untuk z, f, dan hυ konstan, PDD meningkat dengan kenaikan lapangan diakibatkan oleh peningkatan kontribusi radiasi hambur pada sumbu utama.
•
Untuk z, A, dan hυ konstan PDD meningkat dengan kenaikan f karena penurunan efek z pada invers square law untuk radiasi primer.
•
Untuk z, A, dan f konstan PDD setelah dmaks meningkat dengan kenaikan energi berkas karena penurunan dalam µeff.
Universitas Indonesia
Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
12
[sumber: Dosimetry and Medical Radiation Physics: Podgorsak] Gambar 2.5. Kurva PDD
6. WEDGE Wedge dipakai untuk memperoleh distribusi dosis tidak datar. Pemakaiannya umumnya bertujuan untuk kompensasi permukaan yang miring dan menggunakan teknik perlakuan dengan berkas tidak terdistribusi uniform di sekeliling penampang lintang pasien Jenis-jenis wedge yang digunakan dalam bidang radioterapi diungkapakn oleh podgorsak .et al antara lain adalah : •
Physical Wedge Adalah wedge/bidang miring terbuat dari baja atau timbal (lead or steel) yang diletakan secara manual dekat dengan kolimator untuk mendapatkan intensitas radiasi yang mempunyai gradasi (gradient). Physical wedge mempunyai densitas 7.81 g/cm3, material yang digunakan adalah EZ-CUT 20 dengan nomor atom effektifnya adalah 25.93
Universitas Indonesia
Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
13
Komposisi material physical wedge
Table 2.1
Material
Persentase (%)
Karbon
0.23 max
Fosofor
0.040 max
Silicon
0.10 max
Mangan
0.90 -1.30
Belerang
0.20 – 0.30
Besi
98.03 min
Table 2.2 Sudut Wedge
Ketebalan Physical wedge pada posisi central axis Ketebalan (cm)
15
0
0.889
30
0
1.742
45
0
3.376
60
0
3.033
Universitas Indonesia
Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
14
70 60
mm
50 40
w15
30
W30
20
W45 W60
10 0 0
20
40
60
80
100
120
140
mm
[sumber: Dosimetry and Medical Radiation Physics: Podgorsak] Gambar 2.6. Skematik Physical Wedge (atas: penampang lintang 2 dimensi physical wedge 150, 300, 450, 600; bawah : bentuk asli physical wedge 450)
Universitas Indonesia
Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
15
•
Motorized Wedge Hampir mirip dengan physical wedge, wedge ini terintegrasi dengan bagian kepala unit pesawat radioterapi dan dikendalikan secara jarak jauh.
•
Dynamic Wedge Adalah penggunaan Jaws yang digerakan secara perlahan untuk menghasilkan intensitas radiasi secara gradient saat penyinaran dilakukan. Untuk pesawat Linac dari vendor Siemens diberi nama dynamic wedge, sedangkan dari Elekta disebut dengan enhanced dynamic wedge.
[sumber: Dosimetry and Medical Radiation Physics: Podgorsak] Gambar 2.7. Skematik Dynamic Wedge
7. IONIZATION CHAMBER Prinsip kerja ion chamber adalah sebagai berikut beda tegangan antara katoda dan anoda cukup untuk mengumpulkan ion yang dihasilkan oleh radiasi, tidak memberikan untuk rekombinasi, dan tidak cukup untuk memungkinkan terjadi multiplikasi. Ukuran pulsa tergantung pada jumlah ion yang terjadi dalam bilik, memungkinkan alat ini untuk membedakan antara berbagai radiasi dengan
Universitas Indonesia
Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
16
ionisasi spesifik yang berbeda-beda, seperti sinal alpha, beta, gamma, atau sinarX.
[sumber: Dosimetry and Medical Radiation Physics: Podgorsak] Gambar 2.8. Matriks Detektor
Matriks detektor berdasarakan grid yang berisi kamar ionisasi dengan tipe elektroda yang mana mengukur ionisasi dari titik ke titik. Detektor terdiri atas 2 plat metal dipisahkan dengan jarak 1 mm kemudian gap antara 2 plat diisi dengan isobutana. Setiap plat dipisah menjadi 256 elektroda dan plat-plat tersebut berhadap-hadapan sehingga membentuk sudut 90 derajat terhadap elektroda lainnya. Beda tegangan antara 2 elektroda yang melintasi gap dan terjadi ionisasi pada perlintasan itulah yang diukur. Dengan memilih tiap elektroda tiap plat maka dapat dipetakan dalam bentuk citra ionisasi 2D 256 x 256 pixel.
Universitas Indonesia
Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Peralatan Dalam penelitian pengukuran karakteristik virtual wedge dari Pesawat Linear Accelerator (LINAC) jenis Siemens Primus 2D dibagian Instalasi Radioterapi Rumah Sakit Pertamina Pusat (RSPP). Pengukuran suhu udara ruangan pesawat digunakan thermometer digital dan pengukuran tekanan ruangan menggunakan barometer digital juga. Dengan menggunakan PTW 2D Array 729 sebagai detektor dosis. Solid water phantom yang mempunyai densitas elektron sama dengan air dengan ukuran 30 x 30 cm dan bermacam-macam ukurun ketebalan dari 1 mm, 2 mm, 5 mm, 1 cm, 2 cm, 5 cm, dan 10 cm digunakan untuk membentuk variasi kedalaman. Physical wedge digunakan untuk menjadi pembanding dengan menggunakan Virtual wedge.
Gambar 3.1. Detektor Ion Chamber PTW2D-729
17 Universitas Indonesia Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
18
3.2 Metode Penelitian Dengan menggunakan physical wedge dan fantom air welhoffer akan dilakukan pengukuran profile, PDD (percentage depth dose), wedge factor untuk open field dan dalam air. Hasil data pengukuran ini akan dijadikan sebagai acuan pembanding dengan virtual wedge.
3.2.1 Pengukuran Profile menggunakan Physical wedge Untuk memperoleh data acuan digunakanlah physical wedge. Penggunaan wedge ini akan diletakan di bagian kepala unit pesawat Linac. 4 Sudut wedge yang digunakan sesuai dengan bawaan vendor siemens yaitu sudut 15o,30o,45o,60o. Orientasi yang digunakan inline ( Gun – Target ) dan crossline ( Left – Right ). Sumber
JAWS
JAWS
WEDGES
Solid Water Phantom
DETEKTOR
Gambar 3.2. skematik pengukuran penempatan physical dan virtual wedge
Universitas Indonesia Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
19
[Sumber : Manual book Linear Accelerator- Siemens] Gambar 3.3. Penempatan physical wedge inline dan cross-line pada Kepala pesawat Linac.
Dengan menggunakan teknik SSD ( Source Surface Distance ), lapangan simetris 5x5 cm2, 10x10 cm2, 20x20 cm2. Serta dengan menambahkan kedalaman dari dmax , 5 cm, 10 cm, sampai 20 cm. Penggunaan energi yang digunakan adalah 6 MV dan 10 MV. Penggunaan solid water sebagai ganti penggunaan fantom air, yang mana mempunyai densitas hampir sama dengan densitas air. Pengukuran dilakukan dengan mengukur pada lapangan 5x5 cm2, serta kedalaman dmax untuk energi 6MV maka menggunakan dmax 1.5 cm dan energi 10MV menggunakan dmax pada 2.5 cm serta digunakan 100MU. Pengukuran kemudian dilanjutkan menambah kedalaman dari dmax ke 5cm, 10cm dan 20 cm dengan menambahkan solid water sebanyak yang dibutuhkan serta SSD tetap 100 cm. Setelah pengukuran untuk lapangan 5x5 cm2 selesai, selanjutnya dilakukan pengukuran dengan memvariasikan lapangan , 10x10 cm2 dan 20x20 cm2.
Universitas Indonesia Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
20
[Sumber : Dosimetry and Medical Radiation Physics: Podgorsak] Gambar 3.4. schematic lokasi pengukuran
3.2.2. Pengukuran Profile menggunakan Virtual Wedge Prinsip kerja menggunakan virtual wedge pada pesawat Linac –Siemens mula mula jaws berada diposisi awalnya yang mana akan ada Jaws yang bergerak dan akan ada jaws yang diam ditempat, seperti gambar berikut ini:
[Sumber : Manual book Linear Acccelerator - Siemens] Gambar 3.5. Posisi Awal Jaws Sebelum Jaws digerakan secara terkontrol otomatis dari ruang control.
Universitas Indonesia Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
21
Kemudian jaws akan melakukan menempati posisi awal dengan adanya gap sebesar 1 cm antara jaws yang diam dengan jaws yang akan bergerak sebelum dilakukan penyinaran.
[Sumber : Manual book Linear Acccelerator - Siemens] Gambar 3.6. Posisi Awal Jaws Sebelum Jaws Penyinaran.
Pada saat penyinaran berlangsung, jaws akan bergerak menjauhi salah satu jaws yang diam secara perlahan untuk membentuk bentuk efek berkas sinar-x menggunakan physical wedge dipesawat Linear Accelerator –Siemens.
Universitas Indonesia Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
22
[Sumber : Manual book Linear Acccelerator - Siemens] Gambar 3.7. Pergerakan Jaws Selaama proses penyinaran berlangsung untuk membentuk efek seperti berkas sinar-X physical Wedge.
Setelah proses penyinaran selesai maka posisi jaws akan kembali keposisi semula, sesuai dengan luas lapangan yang dibentuk.
[Sumber : Manual book Linear Acccelerator - Siemens] Gambar 3.8. Posisi akhir Jaws Sesudah Jaws digerakan secara terkontrol otomatis dari ruang control.
Universitas Indonesia Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
23
Skematik pengukuran sama dengan pengukuran menggunakan physical wedge hanya yang membedakan adalah tidak lagi menggunakan physical wedge yang diletakan bagian kepala unit pesawat radioterapi. Pengukuran ini dengan mengerakan jaws secara perlahan supaya menghasilkan gradient intensitas radiasi. Penggerakan jaws ini diatur oleh controller yang ada di ruang kontrol. Dengan memasukan kode yang mengisyaratkan virtual wedge, jaws akan bergerak sesuai dengan kode yang diberikan. Kode untuk virtual wedge diberikan sesuai dengan petunjuk manual book Virtual Wedge Pesawat Linear Accelerator – Siemens. Dengan posisi inline kode yang diberikan adalah 1VW(sudut) misal untuk sudut 150 maka kodennya IVW15, untuk posisi inline ini jaws yang bergerak adalah Yjaws, sedangkan untuk posisi Crossline Jaws yang bergerak adalah X-jaws dan kode yang diberikan menggunakan awalan 3VW(sudut).
[Sumber : Manual book Linear Acccelerator - Siemens] Gambar 3.9 Posisi X-Jaws dan Y-Jaws pada head pesawat Linac Siemens.
3.2.3. Pengukuran Faktor Wedge Wedge factor didapat dengan membandingkan dosis pada lapangan yang sama, kedalaman yang sama antara menggunakan wedge dan tidak menggunakan wedge. Untuk memperoleh wedge factor maka diperlukan pengukuran data dengan tidak
Universitas Indonesia Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
24
menggunakan wedge (open field) pada lapangan dan kedalaman yang sama. Pengukuran wedge factor dilakukan untuk physical wedge maupun virtual wedge.
Gambar 3.10 Posisi pengukuran Wedge Factor tanpa wedge dengan menggunakan Detektor ion chamber farmer pesawat Linac Siemens.
Hasil data Pengukuran dengan menggunakan wedge kemudian dibandingkan dengan data hasil pengukura pada lapangan terbuka. Pengukuran dilakukan untuk 2 energy yaitu 6MV dan 10MV pesawat Linac Siemens Primus dengan menggunakan detector farmer tipe ion chamber, water phantom, dan electrometer wellhofer Dose. Pengukuran dilakukan pada kedalaman efektif tiap energy yang digunakan, kedalaman 5 dan 10 cm dan luas lapangan 10x10 cm2.
Universitas Indonesia Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
25
3.2.4. Pengukuran PDD Pengukuran PDD dilakukan dengan menggunakan teknik SSD pada jarak 100 cm, kedalaman 10 cm serta luas lapangan 10x10 cm2. Menggunakan detector ion chamber farmer untuk mendeteksi besaran radiasi.
Gambar 3.11 Posisi pengukuran PDD dengan menggunakan Detektor ion chamber farmer pesawat Linac Siemens.
Pengukuran dilakukan untuk posisi Target Gun (inline) dan left Right (crossline) dan semua sudut yang digunakan baik physical dan virtual wedge yaitu 15o, 30o, 45o dan 60o. Untuk kedalaman efektif energy 6 MV adalah 1.3cm dan untuk energy 10 MV 2.3 cm. Pada penelitian tugas akhir yang berjudul Karakterisasi Berkas Sinar Virtual Wedge dan Physical Wedge Pesawat Linear Accelerator menggunakan detector PTW seven-29 dengan phantom solid Water dirumah sakit pertamina pusat (RSPP).
Universitas Indonesia Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
26
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan karakteristik berkas sinar virtual wedge yang dibandingkan dengan berkas sinar physical wedge pada 3 lapangan simetris yang berbeda, berbagai kedalaman, 2 orientasi sudut, dan 2 energi yang berbeda. Untuk memulai penelitian mula-mula setting semua alat sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Pencacatan data suhu ruangan dan tekanan ruangan juga diperlukan untuk factor koreksi. Pengambilan data pengukuran dilakukan dalam beberapa hari seminggu sehingga tekanan dan suhu ruangan juga berubah tiap waktu. Data suhu dan tekanan ruangan dimasukan kedalam perhitungan software matriks. Pengambilan data physical wedge dilakukan pertama kali untuk menjadi acuan pembanding data virtual wedge. Data physical didapatkan dengan menenmpatkan posisi physical wedge sesuai dengan Inline dan crossline, untuk energi 6 MV dan 10 MV, semua lapangan 5cm x 5 cm, 10cm x 10cm, dan 20cm x20cm, serta kedalaman dmax, 5 cm, 10 cm, dan 20 cm. Dalam penempatannya di inline dan cross line, penelitian ini menggunakan posisi 1 dan 3 sesuai dengan gambar 4.1
[Sumber: Manual book Primus Linear Accelerator Siemens] Gambar 3.12 Posisi penempatan Physical wedge pada kepala pesawat Linac.
Universitas Indonesia Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
27
Pengambilan Data Virtual Wedge dilakukan dengan prosedur yang sama dan kondisi yang sama seperti pengambilan data Physical Wedge, yang membedakan hanyalah penggunaan wedge yang bersifat virtual dan dapat diatur menggunakan console di ruang control. Untuk tampilan dilayar konsol diruangan control adalah seperti gambar berikut :
[Sumber: Manual book Primus Linear Accelerator Siemens] Gambar 3.13 Interface panel console pesawat Linac di ruang control.
Keterangan dari gambar diatas adalah sebagai berikut : MON1
: Besar MU yang dimasukan
MON2
: Besar Estimasi MU dari Komputer
TIME
: Waktu yang diperlukan selama penyinaran
ENERGI
: Besar Energi yang digunakan dalam MV
MODE
: Penggunaan Sinar –X
X Jaws
: posisi luar dari Y Jaws, menunjukan luasLapangan
Y Jaws
: posisi luar dari X Jaws, menunjukan luas Lapangan
Accesory#2 : Kode dari Virtual Wedge yang digunakan Wedge
: menunjukan Posisi Virtual wedge
Universitas Indonesia Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
28
Pada saat proses penyinaran terjadi, maka dalam interface dari pesawat Linac akan ditunjukan proses berjalannya jaws dari posisi awal sampai posisi akhir serta akan grafik yang menunjukan proses pembentukan shape/bentuk wedge. Hal itu dapat dijelaskan melalui gambar berikut ini :
[Sumber: Manual book Primus Linear Accelerator Siemens] Gambar 3.14 Gambar yang menunjukan perubahan Jaws dan pembentukan Shape/bentuk selama proses penyinaran pada pesawat Linac.
Gambar 3.15 Gambar yang menunjukan perubahan Jaws dan pembentukan Shape/bentuk setelah proses penyinaran selesai pada pesawat Linac
Universitas Indonesia Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
29
Selama proses penyinaran berlangsung, proses pencatatan data melalui software PTW scan dilakukan secara bersamaan. Dalam proses pencatatan data akan ditunjukan dikomputer proses dan hasil pembentukan shape/bentuk dari virtual dan physical wedge.
Gambar 3.16 Gambar shape/bentuk hasil proses penyinaran Physical Wedge 600 untuk lapangan 20cmx20cm dengan kedalaman dmax serta energi 6 MV.
Gambar 3.17 Gambar shape/bentuk hasil proses penyinaran Physical Wedge 600 untuk lapangan 20cmx20cm dengan kedalaman dmax serta energi 6 MV pada posisi TARGET-GUN.
Universitas Indonesia Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
30
Gambar 3.18 Gambar shape/bentuk hasil proses penyinaran tanpa menggunakan wedge untuk lapangan 20cmx20cm dengan kedalaman dmax serta energi 6 MV pada posisi TARGET-GUN.
Gambar 3.19 Gambar shape/bentuk hasil proses penyinaran Virtual Wedge 600 untuk lapangan 20cmx20cm dengan kedalaman dmax serta energi 6 MV pada posisi TARGET-GUN.
Universitas Indonesia Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
31
Untuk membandingkan antara data physical dan virtual wedge dilakukan proses pengolahan menggunakan Microsoft exel untuk membuat 2 grafik menjadi satu sehingga bisa dapat dilihat perbedaan antara kedua wedge untuk tiap sudut atau lapangan.
Sudut 60 Lap 20x20 cm 2.5
2 c a c a h a n
1.5
PW60 1 VW60
0.5
0 -150
-100
-50
0
50
100
150
posisi
Gambar 3.20 Gambar shape/bentuk hasil perbandingan Physical dan virtual Wedge 600 untuk lapangan 20cmx20cm dengan kedalaman dmax serta energi 6 MV pada posisi TARGET-GUN.
Untuk bisa mendapatkan besar Perbedaan maka menggunakan persamaan sebagaimana berikut ini : ∆
100%
(5.1)
Universitas Indonesia Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
32
Keterangan : ∆
= perbedaan
cV
= cacahan untuk data Virtual
cP
= cacahan untuk data Physical
Universitas Indonesia Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
HASIL
4.1.1 Hasil Perbandingan Physical dan Virtual Wedge Hasil Perbandingan antara physical dan Virtual wedge dapat dilihat dilampiran 1. 4.1.2 Hasil Pengukuran Wedge Faktor. Pengukuran Wedge difactor dilakukan untuk mengkoreksi penggunaan dengan atau tanpa wedge. Hasil pengukuran didapatkan adalah sebagai berikut sesuai dengan tertera ditabel. Tabel 4.1
Wedge Factor Lapangan 10x10 cm2, dengan Energi 6MV, kedalaman dmax Sudut (derajat)
Tabel 4.2
Physical Wedge Taget Gun Left right
Virtual Wedge Target Gun Left Right
Sudut 15
0,673
0,673
0,994
0,996
Sudut 30
0,509
0,509
0,990
0,990
Sudut 45
0,305
0,305
0,990
0,993
Sudut 60
0,334
0,336
0,992
0,996
Wedge Factor Lapangan 10x10 cm2, dengan Energi 10MV, kedalaman dmax Sudut (derajat)
Physical Wedge Taget Gun Left right
Virtual Wedge Target Gun Left Right
Sudut 15
0,722
0,723
0,994
0,998
Sudut 30
0,571
0,572
0,987
0,996
Sudut 45
0,370
0,370
0,980
0,991
Sudut 60
0,400
0,401
0,985
0,990
Universitas Indonesia
Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
35
Tabel 4.3
Wedge Factor Lapangan 10x10 cm2, dengan Energi 6MV, kedalaman 5cm Sudut (derajat)
Tabel 4.4
0,679
0,681
0,993
0,996
Sudut 30
0,518
0,517
0,991
0,992
Sudut 45
0,313
0,312
0,992
0,994
Sudut 60
0,343
0,342
0,994
1,000
Wedge Factor Lapangan 10x10 cm2, dengan Energi 10MV, kedalaman 5cm Physical Wedge Taget Gun Left right
Virtual Wedge Target Gun Left Right
Sudut 15
0,729
0,729
0,999
0,999
Sudut 30
0,579
0,578
0,987
0,997
Sudut 45
0,376
0,375
0,982
1,000
Sudut 60
0,406
0,414
0,986
0,996
Wedge Factor Lapangan 10x10 cm2, dengan Energi 6MV, kedalaman 10cm Sudut (derajat)
Tabel 4.6
Virtual Wedge Target Gun Left Right
Sudut 15
Sudut (derajat)
Tabel 4.5
Physical Wedge Taget Gun Left right
Physical Wedge Taget Gun Left right
Virtual Wedge Target Gun Left Right
Sudut 15
0,685
0,686
0,996
0,998
Sudut 30
0,524
0,524
0,993
0,997
Sudut 45
0,319
0,319
0,994
0,999
Sudut 60
0,350
0,351
0,998
1,008
Wedge Factor Lapangan 10x10 cm2, dengan Energi 10MV, kedalaman 10cm Sudut (derajat)
Physical Wedge Taget Gun Left right
Virtual Wedge Target Gun Left Right
Sudut 15
0,730
0,732
1,001
0,999
Sudut 30
0,582
0,584
0,988
0,998
Sudut 45
0,381
0,380
0,981
0,995
Sudut 60
0,411
0,412
0,986
0,999
Universitas Indonesia
Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
36
4.1.3 Hasil Pengukuran PDD Tabel 4.7
Percantage Depth Dose (PDD) Physical Wedge lapangan 10cm x10cm Energi 6MV posisi Target-Gun Posisi Target – Gun
Kedalaman
Sudut 15
Sudut 30
Sudut 45
Sudut 60
13 mm
1.000
1.000
1.000
1.000
15 mm
0.967
0.992
0.974
0.982
17 mm
0.965
0.990
0.974
0.982
50 mm
0.827
0.850
0.831
0.840
100 mm
0.635
0.653
0.635
0.644
150 mm
0.492
0.513
0.511
0.487
1.200
1.000
% dose
0.800
sudut 15
0.600
sudut 30 sudut 45 0.400
sudut 60
0.200
0.000 0
50
100
150
200
depth (mm)
Grafik 4.1 Grafik hubungan PDD Physical Wedge posisi Target-Gun (inline)
Universitas Indonesia
Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
37
Tabel 4.8
Percantage Depth Dose (PDD) Virtual Wedge lapangan 10cm x10cm Energi 6MV posisi Target-Gun (inline) Posisi Left-Right
Kedalaman
Sudut 15
Sudut 30
Sudut 45
Sudut 60
13 mm
1.000
1.000
1.000
1.000
15 mm
0.992
0.991
0.991
0.989
17 mm
0.990
0.990
0.991
0.991
50 mm
0.847
0.846
0.846
0.845
100 mm
0.648
0.647
0.646
0.643
150 mm
0.495
0.496
0.495
0.495
1.200
1.000
% dose
0.800
sudut 15
0.600
sudut 30 sudut 45 sudut 60
0.400
0.200
0.000 0
50
100
150
200
depth(mm)
Grafik 4.2 Grafik hubungan PDD Virtual Wedge posisi Target-Gun (inline)
Universitas Indonesia
Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
38
Tabel 4.9
Percantage Depth Dose (PDD) Physcal Wedge lapangan 10cmx10cm Energi 6MV posisi Left-Right. Posisi Target – Gun
Kedalaman
Sudut 15
Sudut 30
Sudut 45
Sudut 60
13 mm
1.000
1.000
1.000
1.000
15 mm
0.985
0.992
0.990
0.988
17 mm
0.982
0.988
0.990
0.985
50 mm
0.842
0.813
0.839
0.838
100 mm
0.644
0.650
0.641
0.643
150 mm
0.487
0.491
0.487
0.488
1.200
1.000
0.800
sudut 15 0.600
sudut 30 sudut 45 sudut 60
0.400
0.200
0.000 0
50
100
150
200
Grafik 4.3 Grafik hubungan PDD Physical Wedge posisi Left-Right (crossline)
Universitas Indonesia
Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
39
Tabel 4.10
Percantage Depth Dose (PDD) Virtual Wedge lapangan 10cmx10cm Energi 6MV posisi Left-Right. Posisi Target – Gun
Kedalaman
Sudut 15
Sudut 30
Sudut 45
Sudut 60
13 mm
1.000
1.000
1.000
1.000
15 mm
0.991
0.991
0.993
0.989
17 mm
0.990
0.989
0.992
0.986
50 mm
0.846
0.847
0.850
0.847
100 mm
0.647
0.648
0.649
0.647
150 mm
0.497
0.498
0.570
0.499
1.200
1.000
0.800 sudut 15 0.600
sudut 30 sudut 45 sudut 60
0.400
0.200
0.000 0
20
40
60
80
100
120
140
160
Grafik 4.4 Grafik hubungan PDD Virtual Wedge posisi Left-Right (crossline)
Universitas Indonesia
Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
40
Tabel 4.11
Percantage Depth Dose (PDD) Physical Wedge lapangan 10cmx10cm Energi 10MV posisi Target-Gun Posisi Target – Gun
Kedalaman
Sudut 15
Sudut 30
Sudut 45
Sudut 60
23 mm
1.000
1.000
1.000
1.000
25 mm
1.028
1.015
1.006
1.008
27 mm
1.040
1.028
0.946
1.021
50 mm
0.953
0.931
0.943
0.942
100 mm
0.764
0.758
0.754
0.753
150 mm
0.491
0.615
0.649
0.596
1.200
1.000
% dose
0.800
sudut 15
0.600
sudut 30 sudut 45 sudut 60
0.400
0.200
0.000 0
50
100
150
200
depth
Grafik 4.5 Grafik hubungan PDD Physical Wedge posisi Target-Gun
Universitas Indonesia
Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
41
Tabel 4.12
Percantage Depth Dose (PDD) Virtual Wedge lapangan 10cmx10cm Energi 10MV posisi Target-Gun Posisi Target – Gun
Kedalaman
Sudut 15
Sudut 30
Sudut 45
Sudut 60
23 mm
1.000
1.000
1.000
1.000
25 mm
1.004
1.006
1.019
1.007
27 mm
1.019
1.021
1.030
1.022
50 mm
0.923
0.926
0.926
0.922
100 mm
0.738
0.740
0.739
0.735
150 mm
0.591
0.592
0.518
0.591
1.200
1.000
% dose
0.800
sudut 15
0.600
sudut 30 sudut 45 sudut 60
0.400
0.200
0.000 0
50
100
150
200
depth
Grafik 4.6 Grafik hubungan PDD Virtual Wedge posisi Target-Gun
Universitas Indonesia
Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
42
Tabel 4.13
Percantage Depth Dose (PDD) Physical Wedge lapangan 10cmx10cm Energi 10MV posisi Left Right Posisi Target – Gun
Kedalaman
Sudut 15
Sudut 30
Sudut 45
Sudut 60
23 mm
1.000
1.000
1.000
1.000
25 mm
1.016
1.019
1.015
1.013
27 mm
1.027
1.028
1.029
1.027
50 mm
0.942
0.944
0.945
0.944
100 mm
0.755
0.761
0.756
0.753
150 mm
0.599
0.602
0.599
0.601
1.200
1.000
0.800
sudut 15 0.600
sudut 30 sudut 45 sudut 60
0.400
0.200
0.000 0
20
40
60
80
100
120
140
160
Grafik 4.7 Grafik hubungan PDD Physical Wedge posisi Left-Right
Universitas Indonesia
Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
43
Tabel 4.14
Percantage Depth Dose (PDD) Virtual Wedge lapangan 10cmx10cm Energi 10MV posisi Left-Right Posisi Target – Gun
Kedalaman
Sudut 15
Sudut 30
Sudut 45
Sudut 60
23 mm
1.000
1.000
1.000
1.000
25 mm
1.012
1.008
1.006
1.005
27 mm
1.022
1.019
1.017
1.018
50 mm
0.926
0.923
0.922
0.923
100 mm
0.739
0.700
0.737
0.738
150 mm
0.594
0.591
0.591
0.593
1.200
1.000
0.800
sudut 15 0.600
sudut 30 sudut 45 sudut 60
0.400
0.200
0.000 0
20
40
60
80
100
120
140
160
Grafik 4.8 Grafik hubungan PDD Virtual Wedge posisi Left-Right
Universitas Indonesia
Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
44
4.2. PEMBAHASAN 4.2.1 Perbandingan Physical dan Virtual Wedge Berdasarkan hasil pengukuran dan kemudian dibandingkan kedua data physical wedge dan virtual Wedge mempunyai perbedaan yang sedikit. Untuk profile lapangan 5x5 cm2 , 10x10 cm2 dan 20x20 cm2 kedalaman dmax dengan energi 6MV dan 10MV mempunyai prosentase perbedaan yang berbeda tiap posisi detektor. Untuk kedalaman 5 cm lapangan 5x5cm2 prosentase perbedaan physical dan virtual wedge dengan posisi Target-Gun lebih besar dibandingkan dengan lapangan 10x10 cm2 dan 20x20 cm2. Untuk kedalaman 20 cm mempunyai prosentase yang kecil dibawah 1% untuk semua lapangan dikarenakan distribusi dosis yang kecil dan merata, sesuai dengan prinsip percentage depth dose (PDD). Profile untuk lapangan lapangan 5x5 cm2, 10x10 cm2 dan 20x20 cm2 bisa dilihat dari gambar 4.12. Pada posisi pusat dapat dilihat ada semacam lekukan atau cekungan dan tidak rata dengan bagian pinggirnya. Hal tersebut dapat dikarenakan adanya pengaruh beam hardening dari sumber saat sinar menumbuk beam flattening filter pada kepala pesawat LINAC. Setiap penyinaran photon diproduksi dengan dengan sebuah target/kombinasi flattening filter. Flattening filter diletakan dimulut carousel berputar atau drawer yang bergeser untuk memudahkan secara mekanik. Kegunaan dari beam flattening adalah untuk membuat mungkin mengkompensasi kekurangan dari hamburan dibagian ujungujung lapangan. Biasanya bentuk dari flattening filter ini adalah simetris. Pada physical wedge terjadi 2 kali beam hardening yaitu saat sinar akan menumbuk flattening filter dan menumbuk wedge itu sendiri, sedangkan untuk virtual wedge terjadi sekali beam hardening yaitu pada saat sinar menumbuk flattening filter. Oleh karenanya profile pada virtual wedge ada sedikit cekungan diposisi tengahnya. Dengan menggunakan posisi Target-Gun menghasilkan grafik yang lebih bagus dibandingkan dengan menggunakan posisi Left-Right berdasarkan dari
Universitas Indonesia
Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
45
persentase perbedaan. Untuk lapangan lebih besar dari 10x10 cm2 bentuk shape dari grafiknya akan menunjukan gap dari posisi isosentrisnya.
[sumber : Podgorsak et all, chapter 5. Treatment machine for external radiotherapi] Gambar 4.10 Gambar penampang kepala pesawat linear accelerator.
[sumber : Podgorsak et all, chapter 5. Treatment machine for external radiotherapi] Gambar 4.11 Gambar penggunaan flatering filter.
Universitas Indonesia
Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
46
Gambar 4.12 Gambar yang menunjukan adanya beam flatering pada lapangan 20x20 cm2 kedalaman dmax pad open field
Gambar 4.13 Gambar yang menunjukan adanya beam flatering pada lapangan 20x20 cm2 kedalaman dmax pada Physical Wedge 300
Universitas Indonesia
Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
47
Gambar 4.14 Gambar yang menunjukan adanya beam flatering pada lapangan 20x20 cm2 kedalaman dmax pad Virtual Wedge 300
1.6 1.4 1.2
c a c a h a n
1 0.8 PW30 0.6
VW30
0.4 0.2 0
-150
-100
-50
0
50
100
150
posisi detektor
Grafik 4.15
Grafik diatas menunjukan adanya beam hardening pada physical wedge (warna
biru) sedangkan untuk virtual wedge tidak menunjukan adanya beam hardening pada lapangan 20x20 cm2 energy 6MV kedalaman dmax
Universitas Indonesia
Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
48
4.2.2 Pembahasan Wedge Factor Faktor Wedge didefinisikan sebagai perbandingan antara dosis pada posisi yang sama dengan menggunakan wedge dan tanpa menggunakan wedge (Podgorsak A handbook for Teacher and Student: 168). Kualitas physical wedge dimungkinkan dipengaruhi oleh beam hardening atau beam softening, efek ini biasanya diabaikan karena pengaruhnya biasanya dibawah kedalaman 10 cm. Pengukuran faktor wedge yang dilakukan pada pusat sumbu (central axis) lapangan, karena pada pengukuran ini menggunakan lapangan yang simetris maka pusat sumbu (central axis) untuk ketiga lapangan sama. Dengan kata lain jika ukuran lapangan yang berbeda antara panjang dan lebarnya maka pusat sumbu juga berbeda. Untuk mengecek nilainya apakah pada pusat sumbu lapangan maka menggunakan nilai PDD (percentage depth dose). Salah satu cara untuk mengecek kondisi titik pusat sumbu adalah dengan mengukur pada salah satu posisi kemudian dibandingkan dengan posisi lainnya yang dirubah 180o dari posisi awalnya (Podgorsak A handbook for Teacher and Student: 307). Untuk physical wedge nilai wedge factor kurang dari 1 sedangkan untuk virtual wedge hampir mendekati 1. Berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan untuk mendapatkan faktor wedge, tertera pada Tabel 4.9 sampai 4.14 menunjukan angka yang bervariasi. Nilai wedge factor yang didapatkan antara posisi Target Gun ( inline ) dan LeftRight (crossline) mempunyai perbedaan kurang dari 1%. Presentase perbedaan antara posisi antara inline dan crossline yang kurang dari 1% menunjukan bahwa posisi pusat sumbu (center axis ) sama. Wedge factor hasil pengukuran menunjukan bahwa nilai physical wedge factor kurang dari 0.8 sedangkan untuk virtual wedge factor mempunyai nilai yang mendekati 1. Peristiwa atteunasi muncul saat pengukuran menggunakan physical wedge. Saat sinar melewati material pembentuk physical wedge terjadi peristiwa tersebut. Karena virtual wedge tidak menggunakan material pembentuk wedge hanya menggunakan pergerakan jaws sehingga peristiwa atteunasi tidak muncul.
Universitas Indonesia
Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
49
Gambar 4.1 Skematik yang menunjukan posisi verifikasi terhadap pusat sumbu. A) Posisi Inline1 B) Posisi Inline2 C) Posisi Crossline3 D) Posisi Crossline4
Penggunaan 2 energi yang berbeda pada physical wedge menghasilkan nilai wedge faktor yang mempunyai presentase perbedaan kurang 15%. Sedangkan untuk virtual wedge tidak menunjukan persentase perbedaan yang terlalu besar, hanya kurang dari 1%. Pengukuran wedge faktor dilakukan dengan menggunakan 3 kedalaman yang berbeda yaitu dmax, 5 cm, dan 10 cm untuk melihat perbedaan perubahan nilai wedge faktor. Hasil pengukuran menunjukan bahwa nilai physical wedge faktor sedikit berubah tiap kedalaman. Persentase perbedaan nilai physical wedge faktor antara ketiga lapangan tersebut adalah kurang dari <5%. Sedangkan untuk nilai virtual wedge faktor dari ketiga kedalaman yang berbeda tidak terlalu berubah banyak. Wedge faktor untuk virtual wedge faktor lebih konsisten mendekati 1. Waktu penyinaran virtual wedge lebih lama dibandingkan dengan menggunakan physical wedge, hal ini karena penyesuaian dari pesawat yang akan
Universitas Indonesia
Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
50
membentuk profile wedge dimana MU yang diterima hampir mendekati dengan MU yang diberikan oleh pesawat Linac.
Universitas Indonesia
Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
51
4.2.3
Pembahasan PDD Pengukuran PDD dibandingkan dengan data commissioning hampir
mendekati dengan nilai yang ada pada data commissioning.
Gambar 4.2 Percentage Depth Dose (PDD) open field untuk energi 6MV hasil comminssioning dari Rumah Sakit Pertamina Pusat.
Universitas Indonesia
Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
52
Gambar 4.4 Percentage Depth Dose (PDD) Physical untuk energi 6MV dengan sudut wedge 150 hasil comminssioning dari Rumah Sakit Pertamina Pusat. 1.200 1.000
% dose
0.800 0.600 sudut 15
0.400 0.200 0.000 0
50
100
150
200
depth
Grafik 4.19 Percentage Depth Dose (PDD) Physical untuk energi 6MV dengan sudut wedge 150
Universitas Indonesia
Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
53
1.200 1.000
% dose
0.800 0.600 sudut 15 0.400 0.200 0.000 0
50
100
150
200
depth Grafik 4.20 Percentage Depth Dose (PDD) Virtual untuk energi 6MV dengan sudut wedge 150
Dengan menggunakan dmax pada 1.3 cm, sebagai pembanding PDD virtual wedge, physical wedge dan commissioning dapat ditarik garis kesimpulan bahwa PDD yang didapatkan dalam pengukuran ini hampir mendekati data PDD commissioning. Ada beberapa PDD yang sedikit meleset dari data commissioning seperti untuk Physical energi 10MV dengan posisi Target – Gun pada kedalaman 150 mm dan posisi 450. PDD untuk Virtual Wedge hampir mendekati dengan PDD open karena tidak adanya atteunasi. Sedangkan untuk PDD physical Wedge tidak sama dengan PDD open karena adanya atteunasi. Persentase perbedaan antara data komisioning dengan Physical wedge dan virtual wedge dapat dilihat pada table 4.15 sampai 4.18.
Universitas Indonesia
Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
54
Tabel 4.15
Persentase perbedaan PDD Physical Wedge Pengukuran dengan Commissionning lapangan 10cm x10cm Energi 6MV
Kedalaman Sudut 150
Posisi Target-Gun Sudut Sudut Sudut 300 450 600
13 mm
0.5
0.5
0.5
0.5
15 mm
0.5
0.5
0.5
0.5
17 mm
0.9
0.9
0.9
0.9
50 mm
0.9
0.9
0.9
0.9
100 mm
1.3
1.3
1.3
1.3
150 mm
1.5
1.3
1.3
1.2
Tabel 4.16
Sudut 150 0.1 0.1 0.1 0.3 0.3 0.3
Posisi Left-Right Sudut Sudut 300 450 0.2 0.1 1.4 0.2 0.3 0.2 0.1 0.2 0.1 0.1 0.3 0.1
Sudut 600 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1
Persentase perbedaan PDD Physical Wedge Pengukuran dengan Commissionning lapangan 10cm x10cm Energi 10MV
Kedalaman Sudut 150
Posisi Target-Gun Sudut Sudut Sudut 0 0 30 45 600
13 mm
0.3
0.5
0.5
0.5
15 mm
0.5
0.5
3.0
0.5
17 mm
0.7
0.7
0.9
0.9
50 mm
0.6
0.6
0.5
0.9
100 mm
1.1
0.8
0.9
0.7
150 mm
5.4
0.9
1.8
0.8
Tabel 4.17
Sudut 150 0.1 0.1 0.1 0.3 0.3 0.3
Posisi Left-Right Sudut Sudut 0 30 450 0.2 0.1 0.2 0.2 0.3 0.2 0.1 0.2 0.1 0.1 0.3 0.1
Sudut 600 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1
Persentase perbedaan PDD Virtual Wedge Pengukuran dengan Commissionning lapangan 10cm x10cm Energi 6MV
Kedalaman Sudut 150
Posisi Target-Gun Sudut Sudut Sudut 300 450 600
13 mm
0.2
0.2
0.1
0.2
15 mm
0.2
0.2
0.1
0.2
17 mm
0.1
0.1
0.2
0.5
50 mm
0.1
0.1
0.1
0.6
100 mm
0.1
0.3
0.1
0.6
150 mm
0.2
0.3
0.3
0.5
Sudut 150 0.1 0.1 0.1 0.3 0.3 0.3
Posisi Left-Right Sudut Sudut 300 450 0.2 0.1 1.4 0.2 0.3 0.2 0.1 0.2 0.1 0.1 0.3 3.6
Universitas Indonesia
Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
Sudut 600 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1
55
Tabel 4.18
Persentase perbedaan PDD Virtual Wedge Pengukuran dengan Commissionning lapangan 10cm x10cm Energi 10MV
Kedalaman Sudut 150
Posisi Target-Gun Sudut Sudut Sudut 300 450 600
13 mm
0.2
0.2
0.1
0.2
15 mm
0.2
0.2
0.1
0.2
17 mm
0.1
0.1
0.2
0.5
50 mm
0.1
0.1
0.1
0.6
100 mm
0.1
0.3
0.1
0.6
150 mm
0.2
0.3
3.6
0.5
Sudut 150 0.1 0.1 0.1 0.3 0.3 0.3
Posisi Left-Right Sudut Sudut 300 450 0.2 0.1 1.4 0.2 0.3 0.2 0.1 0.2 1.5 1.6 0.3 3.6
Universitas Indonesia
Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
Sudut 600 0.1 0.1 0.1 0.1 0.3 0.1
BAB V KESIMPULAN 5.1
Kesimpulan Dari hasil penelitian tugas akhir tentang karakteristik berkas sinar virtual
wedge dan physical wedge Linear Accelerator Siemens didapatkan beberapa kesimpulan berikut ini: •
Physical wedge mempunyai batasan terhadap luas lapangan, sudut wedge yang tersedia serta waktu penyinaran karena adanya atteunasi sinar dan pemasangan-pelepasan wedge pada tempatnya.
•
Penggunaan posisi Target Gun bisa digunakan untuk lapangan 20x20 cm2, sedangkan posisi Left Right hanya sampai lapangan 10x10 cm2 karena jaws tidak bisa overlap dari posisi isosentrisnya.
•
Profile Virtual Wedge yang didapatkan hampir mendeketi dengan Physical Wedge, tetapi didaerah thick side Physicl wedge cenderung lebih besar persentase perbedaannya
•
Physical wedge factor pada dmax sudut 15o =0.673, 30o=0.509, 45o= 0.305, 60o =0.334, sedangkan untuk semua sudut virtual wedge hampir mendekati 1.
•
Physical Wedge factor sudut 15o > 30o > 60o > 45o, karena daerah central axisnya sudut 60o lebih tipis dibandingkan dengan sudut 45o.
•
PDD yang didapatkan mendekati PDD commissioning dengan persentase perbedaan kurang dari 5%.
•
Perbedaan PDD open dengan PDD physical wedge semakin dalam semakin besar berkisar antara 0.5 % sampai 5.3%, sedangkan untuk PDD virtual wedge cenderung sama pada rentang 0.1% sampai 0.3 % untuk semua kedalaman.
•
Penggunaan virtual lebih memudahkan dalam penggunaan secara mekanikal tetapi lebih lama dalam waktu penyinaran
56 Universitas Indonesia
Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
5.2
Saran Hasil pengukuran ini dapat dijadikan referensi dalam penggunaan virtual
wedge pada pesawat primus linear accelerator (Linac) dirumah sakit pusat pertamina (RSPP). Harus dilakukan uji konsistensi yang berkelanjutan untuk memastikan tidak adanya perubahan hasil pengukuran.
57 Universitas Indonesia
Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
DAFTAR PUSTAKA
Bushberg,
Jerrold
(2002).
The
Essential
of
Medical
Imaging
Second
Edition.Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins Greene,D., Williams,P. (2001) Linear Accelerators for Radiation Therapy Second Edition, UK Mayes P, Nahum A, Rosenwald JC. (2007). Radiotherapy Physics : theory and Practice. Taylor & Francis: London. Metcalfe, Peter. Tomas Kron, Peter Holban (2007). The Physics of Radiotherapy XRays and Electron. Medical Physics Publishing. Madison: Wincosin. Podgorsak, Ervin B Ph.D (2003) Reviem of Radiation Oncology Physics : A Handbook for Teacher and Student. International Atomic Agency: VIENA AUSTRIA Prabsttrue, Thawtchai. (2009). Dosimetric Comparison between Radiation Beam Using Physical and Virtual Wedge. Medical Physics Student. Chiang Mai University Purba, Juni sinarinta . (2010). Dosis Transmisi berkas sinar-x 6MV untuk Lapangan tidak teratur dengan variasi blok Departemen Fisika. FMIPA. Universitas Indonesia : Depok Sha X. Chang, Ph.D.1 and John P. Gibbons, Ph.D.2 (1999) Clinical Implementation of on-Physical Wedge 1Department of Radiation Oncology, UNC School of Medicine, Chapel Hill, NC .Department of Medical Physics, Palmetto Richland Memorial Hospital, Columbia, SC
58 Universitas Indonesia Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
LAMPIRAN 1 Persentase perbedaan Profile Physical dan Virtual Wedge
energi 6MV kedalaman dmax (1.3cm) lapangan 5x5 cm2 position -130 -120 -110 -100 -90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130
15 0.57 0.48 0.22 0.30 0.14 0.09 0.04 0.07 0.26 0.08 0.04 0.01 0.01 0.00 0.01 0.05 0.22 0.86 2.14 1.97 1.27 1.36 0.84 0.87 0.35 0.73 0.31
Targeet Gun 30 45 0.33 0.57 0.06 0.10 0.27 0.05 0.08 0.11 0.30 0.14 0.34 0.41 0.33 0.27 0.37 0.20 0.57 0.52 0.38 0.41 0.15 0.12 0.01 0.00 0.01 0.01 0.00 0.00 0.00 0.01 0.07 0.08 0.39 0.46 1.59 1.85 2.48 2.09 2.34 1.90 1.68 0.98 1.78 0.91 1.10 0.51 1.17 0.59 0.61 0.10 1.57 0.61 0.57 0.11
60 0.65 7.87 2.83 7.16 1.35 0.46 2.90 1.43 1.48 0.97 0.09 0.00 0.01 0.00 0.01 0.10 0.49 2.21 2.78 2.81 1.99 1.95 1.45 1.69 0.87 2.02 1.13
15 0.32 0.20 0.45 0.07 0.22 0.37 0.32 0.01 0.31 0.18 1.25 0.01 0.02 0.00 0.00 0.03 0.59 1.30 2.64 0.17 0.23 0.25 0.27 0.17 0.62 0.30 0.42
Left Right 30 45 0.05 0.25 2.25 2.49 0.24 0.50 0.48 0.04 0.82 0.14 2.78 0.64 0.34 0.45 0.13 0.16 1.83 0.60 0.40 0.26 2.27 2.28 0.00 0.03 0.02 0.05 0.00 0.00 0.01 0.00 0.03 0.04 0.81 1.32 1.87 2.08 7.82 7.07 0.30 0.16 0.14 0.45 0.28 0.49 0.13 0.23 0.41 0.07 0.22 0.12 0.41 0.58 0.56 0.70
60 Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
60 0.31 2.83 2.39 5.63 1.07 2.51 0.28 1.92 8.23 5.07 4.04 0.02 0.04 0.00 0.01 0.05 1.23 2.21 5.44 0.24 0.11 0.44 0.16 0.32 1.66 0.28 0.65
energi 6MV kedalaman dmax (1.3cm) lapangan 10x10 cm2
position -130 -120 -110 -100 -90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130
15 0.59 0.36 0.14 0.08 0.05 0.02 0.08 0.04 0.01 0.03 0.03 0.02 0.01 0.00 0.01 0.01 0.03 0.06 0.20 0.46 0.70 0.68 0.95 0.80 0.86 0.70 0.88
Targeet Gun 30 45 0.54 0.12 0.32 0.48 0.06 0.26 0.00 0.19 0.11 0.07 0.11 0.05 0.15 0.13 0.03 0.03 0.04 0.03 0.02 0.02 0.02 0.03 0.01 0.01 0.01 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 0.01 0.00 0.01 0.00 0.02 0.04 0.25 0.32 0.56 1.00 0.98 1.10 0.82 0.69 0.94 0.66 0.82 0.41 0.99 0.42 0.81 0.29 0.86 0.23
60 0.07 0.15 0.33 0.34 0.43 0.50 0.48 0.29 0.00 0.04 0.03 0.02 0.01 0.00 0.00 0.01 0.01 0.05 0.29 0.76 1.11 0.83 0.86 0.67 0.69 0.73 0.67
15 0.34 0.29 0.32 0.28 0.42 0.40 0.07 0.00 0.03 0.02 0.06 0.03 0.02 0.00 0.01 0.04 0.06 0.06 0.24 0.27 0.02 0.15 0.44 0.26 0.39 0.23 0.46
Left Right 30 45 0.38 0.55 0.03 0.42 0.37 0.51 0.22 0.12 0.38 0.12 0.65 0.24 0.09 0.21 0.03 0.00 0.02 0.02 0.01 0.00 0.06 0.12 0.02 0.04 0.02 0.04 0.00 0.00 0.00 0.00 0.07 0.13 0.08 0.14 0.04 0.08 0.23 0.32 0.26 0.26 0.01 0.12 0.23 0.38 0.32 0.04 0.26 0.05 0.16 0.15 0.40 0.59 0.57 0.73
61 Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
60 0.52 0.41 0.20 0.41 0.20 0.47 0.02 0.23 0.07 0.02 0.13 0.04 0.04 0.00 0.00 0.23 0.22 0.11 0.28 0.34 0.03 0.29 0.14 0.16 0.27 0.41 0.66
energi 6MV kedalaman dmax (1.3cm) lapangan 20x20 cm2
position -130 -120 -110 -100 -90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130
15 0.26 0.17 0.09 0.00 0.03 0.04 0.05 0.04 0.04 0.03 0.03 0.02 0.01 0.00 0.01 0.01 0.02 0.04 0.05 0.05 0.04 0.04 0.03 0.11 0.12 0.04 0.12
Targeet Gun 30 45 0.24 0.21 0.28 0.40 0.18 0.27 0.02 0.01 0.04 0.07 0.04 0.06 0.04 0.05 0.04 0.04 0.04 0.03 0.02 0.02 0.02 0.02 0.01 0.01 0.01 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.01 0.02 0.01 0.04 0.00 0.01 0.00 0.03 0.02 0.08 0.02 0.10 0.13 0.01 0.03 0.10 0.08 0.22 0.02 0.19
60 0.16 0.30 0.15 0.02 0.11 0.10 0.08 0.06 0.05 0.03 0.03 0.01 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 0.01 0.02 0.01 0.01 0.00 0.02 0.16 0.02 0.12 0.11
15 0.17 0.15 0.14 0.04 0.03 0.04 0.03 0.03 0.04 0.02 0.06 0.03 0.02 0.00 0.01 0.10 0.13 0.12 0.14 0.09 0.07 0.04 0.03 0.09 0.06 0.14 0.26
Left Right 30 45 0.24 0.43 0.15 0.43 0.25 0.37 0.04 0.01 0.03 0.07 0.03 0.06 0.00 0.02 0.01 0.01 0.03 0.05 0.01 0.00 0.04 0.10 0.01 0.03 0.01 0.03 0.00 0.00 0.00 0.01 0.19 0.38 0.22 0.43 0.18 0.36 0.20 0.39 0.11 0.23 0.06 0.11 0.01 0.01 0.02 0.07 0.02 0.07 0.03 0.12 0.26 0.35 0.36 0.48
62 Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
60 0.38 0.37 0.27 0.00 0.07 0.06 0.02 0.01 0.05 0.00 0.08 0.01 0.02 0.00 0.02 0.75 0.80 0.66 0.61 0.41 0.29 0.18 0.09 0.08 0.08 0.14 0.31
energi 10MV kedalaman dmax (1.3cm) lapangan 5x5 cm2
position -130 -120 -110 -100 -90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130
15 0.25 0.36 0.09 0.07 0.04 0.09 0.18 0.15 0.20 0.08 0.06 0.00 0.00 0.00 0.01 0.04 0.24 0.41 1.26 1.37 1.45 1.06 1.09 1.00 1.05 0.82 0.88
Targeet Gun 30 45 0.68 0.23 0.02 0.21 0.35 0.12 0.31 0.12 0.36 0.22 0.52 0.33 0.42 0.29 0.43 0.37 0.43 0.48 0.20 0.26 0.15 0.13 0.01 0.00 0.00 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 0.05 0.06 0.36 0.34 0.56 0.81 1.91 2.17 1.82 1.77 1.99 1.75 1.37 1.04 1.77 1.20 1.41 0.87 1.41 0.66 1.49 0.72 1.33 0.50
60 0.01 0.64 4.15 2.67 1.71 2.06 1.25 1.08 1.02 0.65 0.09 0.01 0.01 0.00 0.00 0.07 0.32 0.71 2.22 2.12 2.33 1.60 2.02 1.58 1.30 1.71 1.58
15 0.21 0.10 0.29 0.34 0.55 0.67 0.13 0.06 0.65 0.09 0.26 0.00 0.01 0.00 0.00 0.03 0.35 0.51 2.98 0.31 0.07 0.17 0.47 0.41 0.53 0.19 0.38
Left Right 30 45 0.07 0.11 0.27 1.64 0.13 0.30 0.54 0.25 0.72 0.50 0.81 0.75 0.03 0.27 0.20 0.02 1.06 0.92 0.10 0.11 0.55 1.52 0.00 0.02 0.02 0.03 0.00 0.00 0.00 0.01 0.02 0.03 0.39 0.46 0.82 1.17 4.46 7.15 0.34 0.09 0.05 0.27 0.30 0.47 0.25 0.16 0.23 0.05 0.31 0.04 0.27 0.50 0.47 0.65
63 Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
60 0.40 0.07 0.30 1.33 0.78 1.11 0.08 0.69 1.77 1.27 2.06 0.02 0.03 0.00 0.01 0.05 0.46 1.11 7.59 0.10 0.22 0.45 0.04 0.10 0.44 0.44 0.62
energi 10MV kedalaman dmax (1.3cm) lapangan 10x10 cm2
position -130 -120 -110 -100 -90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130
15 0.69 0.21 0.07 0.01 0.06 0.08 0.11 0.07 0.01 0.02 0.03 0.01 0.01 0.00 0.01 0.01 0.02 0.03 0.15 0.28 0.29 0.28 0.38 0.34 0.56 0.37 0.76
Targeet Gun 30 45 0.70 0.17 0.20 0.34 0.06 0.18 0.00 0.14 0.08 0.03 0.08 0.06 0.11 0.07 0.04 0.02 0.06 0.04 0.02 0.03 0.02 0.03 0.01 0.02 0.01 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 0.01 0.01 0.01 0.01 0.00 0.01 0.20 0.22 0.25 0.25 0.25 0.26 0.21 0.14 0.32 0.28 0.26 0.14 0.53 0.31 0.32 0.07 0.62 0.21
60 0.15 0.16 0.15 0.24 0.31 0.28 0.29 0.17 0.01 0.06 0.04 0.03 0.01 0.00 0.01 0.02 0.02 0.01 0.20 0.18 0.16 0.09 0.19 0.13 0.36 0.21 0.40
15 0.24 0.24 0.29 0.04 0.12 0.13 0.02 0.02 0.05 0.01 0.04 0.02 0.01 0.00 0.00 0.03 0.04 0.04 0.18 0.15 0.01 0.09 0.10 0.01 0.17 0.32 0.41
Left Right 30 45 0.31 0.47 0.23 0.44 0.35 0.49 0.04 0.16 0.11 0.07 0.17 0.02 0.08 0.15 0.01 0.03 0.04 0.01 0.01 0.02 0.04 0.07 0.02 0.03 0.01 0.03 0.00 0.00 0.00 0.00 0.05 0.10 0.05 0.09 0.02 0.05 0.16 0.20 0.12 0.08 0.04 0.14 0.17 0.31 0.01 0.17 0.12 0.27 0.01 0.18 0.42 0.59 0.54 0.67
64 Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
60 0.44 0.42 0.30 0.24 0.25 0.21 0.00 0.09 0.02 0.04 0.09 0.03 0.02 0.00 0.00 0.17 0.15 0.07 0.18 0.10 0.08 0.26 0.11 0.20 0.02 0.50 0.62
energi 10MV kedalaman dmax (1.3cm) lapangan 20x20 cm2
position -130 -120 -110 -100 -90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130
15 0.07 0.08 0.03 0.01 0.03 0.04 0.04 0.04 0.03 0.03 0.03 0.01 0.01 0.00 0.00 0.01 0.01 0.02 0.03 0.02 0.02 0.01 0.00 0.07 0.05 0.03 0.02
Targeet Gun 30 45 0.00 0.10 0.15 0.28 0.10 0.20 0.02 0.03 0.04 0.09 0.04 0.08 0.04 0.07 0.04 0.06 0.03 0.04 0.03 0.04 0.02 0.03 0.01 0.02 0.01 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.00 0.01 0.01 0.02 0.01 0.02 0.05 0.04 0.09 0.05 0.12 0.08 0.02 0.02 0.17 0.12 0.28 0.13 0.30
60 0.18 0.20 0.11 0.06 0.14 0.13 0.11 0.09 0.07 0.05 0.04 0.02 0.01 0.00 0.01 0.01 0.02 0.01 0.01 0.02 0.02 0.03 0.03 0.10 0.09 0.20 0.22
15 0.18 0.13 0.10 0.04 0.02 0.03 0.03 0.03 0.03 0.02 0.04 0.02 0.01 0.00 0.01 0.08 0.10 0.09 0.10 0.06 0.05 0.03 0.01 0.07 0.04 0.11 0.20
Left Right 30 45 0.27 0.42 0.21 0.37 0.18 0.29 0.03 0.00 0.04 0.08 0.03 0.07 0.02 0.04 0.02 0.03 0.03 0.04 0.01 0.01 0.03 0.06 0.01 0.02 0.01 0.02 0.00 0.00 0.00 0.01 0.15 0.28 0.17 0.31 0.14 0.26 0.13 0.26 0.08 0.16 0.04 0.07 0.01 0.01 0.03 0.08 0.02 0.07 0.05 0.15 0.19 0.31 0.29 0.42
65 Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
60 0.43 0.37 0.25 0.01 0.09 0.09 0.06 0.05 0.05 0.01 0.05 0.01 0.01 0.00 0.02 0.54 0.57 0.48 0.42 0.30 0.21 0.12 0.04 0.05 0.01 0.15 0.26
energi 6MV kedalaman 5cm lapangan 5x5 cm2
position -130 -120 -110 -100 -90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130
15 51.47 0.51 0.15 0.28 0.67 0.18 13.17 0.80 0.71 0.47 0.18 0.02 0.01 0.00 0.01 0.01 0.05 1.71 3.38 6.17 15.97 2.96 0.95 0.76 1.31 1.63 1.09
Targeet Gun 30 45 22.17 1.06 0.85 1.02 0.71 1.03 0.65 1.04 0.60 1.20 1.01 1.28 1.66 1.72 12.11 2.65 3.66 6.44 1.41 7.06 0.21 0.36 0.02 0.03 0.01 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.01 0.01 0.11 3.01 16.90 7.08 167.18 140.76 5.93 4.68 2.85 2.64 2.33 0.66 1.36 0.70 1.36 0.31 1.11 0.18 1.11 0.15 0.92
60 20.48 0.87 0.79 0.74 0.73 0.93 1.03 1.71 3.53 248.30 0.34 0.03 0.01 0.00 0.01 0.03 0.06 10.96 33.62 4.44 1.87 1.50 0.68 0.67 0.50 0.38 0.45
15 5.14 0.24 3.10 2.54 2.17 0.37 1.23 0.04 3.14 0.17 1.06 0.04 0.02 0.00 0.00 0.02 0.19 1.00 3.82 1.41 0.76 0.61 0.50 1.04 1.53 2.77 0.43
Left Right 30 45 9.37 2.89 0.11 0.96 3.94 1.33 4.38 0.98 3.03 0.96 0.79 5.83 1.61 0.86 0.07 0.43 29.30 0.59 0.08 86.62 1.95 3.38 0.03 0.05 0.03 0.04 0.00 0.00 0.01 0.01 0.01 0.02 0.24 0.53 1.04 1.69 2.13 2.28 1.79 0.81 1.25 0.88 0.77 0.64 0.71 0.59 1.35 0.28 2.56 0.59 3.46 1.08 0.60 0.66
66 Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
60 1.68 1.00 1.40 0.89 0.99 0.42 0.84 0.32 0.78 0.91 2.89 0.05 0.04 0.00 0.01 0.04 0.39 1.28 5.37 0.84 0.10 0.62 0.53 0.36 0.66 1.03 0.63
energi 6MV kedalaman 5cm lapangan 10x10 cm2
position -130 -120 -110 -100 -90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130
15 0.50 1.98 1.14 0.66 0.58 0.46 0.34 0.23 0.08 0.03 0.02 0.01 0.01 0.00 0.01 0.01 0.02 0.04 0.01 0.41 1.16 1.60 2.09 2.51 2.76 4.04 3.34
Targeet Gun 30 45 0.28 0.43 2.96 1.48 80.88 2.39 2.75 6.12 1.40 6.35 1.13 3.08 0.78 1.54 0.36 0.71 0.08 0.10 0.02 0.03 0.02 0.02 0.01 0.01 0.01 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.01 0.01 0.01 0.01 0.03 0.00 0.03 0.56 1.37 1.82 3.16 2.01 3.25 3.08 4.79 3.95 5.97 4.22 7.40 18.11 25.27 14.99 9.33
60 1.17 1.55 2.39 6.49 4.99 3.05 1.42 0.75 0.12 0.04 0.03 0.02 0.01 0.00 0.00 0.01 0.01 0.03 0.02 0.69 1.80 1.71 2.52 2.78 1.90 4.58 2.76
15 0.92 0.41 0.34 0.35 0.51 0.47 0.00 0.08 0.07 0.02 0.07 0.02 0.02 0.00 0.00 0.04 0.06 0.05 0.13 0.08 0.09 0.12 0.48 0.77 0.74 0.17 0.38
Left Right 30 45 0.97 0.91 1.02 0.15 0.44 0.52 0.19 0.01 0.40 0.07 0.63 0.76 0.03 0.10 0.10 0.11 0.08 0.11 0.01 0.01 0.07 0.13 0.02 0.03 0.02 0.04 0.00 0.00 0.01 0.01 0.06 0.12 0.07 0.13 0.04 0.07 0.11 0.18 0.08 0.19 0.10 0.16 0.18 0.28 0.36 0.09 0.51 0.20 0.51 0.06 0.25 0.60 0.47 0.63
67 Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
60 1.06 0.63 0.62 0.12 0.06 0.38 0.14 0.05 0.10 0.01 0.13 0.04 0.04 0.00 0.01 0.23 0.22 0.13 0.15 0.08 0.04 0.28 0.11 0.00 0.06 0.62 0.58
energi 6MV kedalaman 5cm lapangan 20x20 cm2
position -130 -120 -110 -100 -90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130
15 0.34 0.05 0.11 0.03 0.03 0.04 0.04 0.03 0.03 0.03 0.02 0.01 0.01 0.00 0.01 0.01 0.02 0.04 0.05 0.04 0.04 0.03 0.02 0.02 0.04 0.16 0.32
Targeet Gun 30 45 0.39 0.28 0.06 0.04 0.14 0.14 0.05 0.10 0.03 0.07 0.03 0.06 0.03 0.05 0.03 0.04 0.03 0.03 0.02 0.02 0.01 0.02 0.01 0.01 0.00 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.01 0.02 0.01 0.03 0.00 0.02 0.00 0.02 0.02 0.07 0.03 0.11 0.07 0.15 0.04 0.13 0.06 0.04 0.19 0.05
60 0.23 0.10 0.09 0.11 0.11 0.09 0.07 0.06 0.04 0.03 0.02 0.01 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.00 0.08 0.08 0.08
15 0.22 0.09 0.05 0.03 0.03 0.04 0.03 0.03 0.04 0.01 0.06 0.02 0.02 0.00 0.01 0.09 0.12 0.12 0.15 0.08 0.07 0.04 0.04 0.01 0.04 0.07 0.16
Left Right 30 45 0.47 0.66 0.25 0.42 0.16 0.29 0.04 0.07 0.03 0.05 0.03 0.04 0.00 0.00 0.01 0.00 0.02 0.01 0.01 0.03 0.06 0.09 0.02 0.03 0.02 0.03 0.00 0.00 0.01 0.01 0.19 0.36 0.23 0.42 0.19 0.36 0.22 0.40 0.11 0.22 0.08 0.13 0.04 0.03 0.01 0.04 0.04 0.12 0.03 0.10 0.18 0.30 0.23 0.34
68 Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
60 0.59 0.35 0.27 0.04 0.04 0.04 0.01 0.01 0.00 0.04 0.06 0.01 0.01 0.00 0.04 0.72 0.78 0.66 0.62 0.41 0.31 0.20 0.12 0.02 0.06 0.08 0.16
energi 10MV kedalaman 5cm lapangan 5x5 cm2
position -130 -120 -110 -100 -90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130
15 4.40 1.10 1.16 1.50 17.56 8.85 1.22 0.98 0.67 0.31 0.15 0.02 0.00 0.00 0.01 0.01 0.04 0.48 2.47 3.89 6.00 12.01 23.16 6.64 3.40 1.84 0.98
Targeet Gun 30 45 2.40 0.84 1.31 1.11 1.54 1.19 1.89 1.26 4.14 1.56 9.41 1.67 3.82 2.57 1.66 4.85 1.16 25.43 0.55 2.98 0.17 0.25 0.02 0.03 0.01 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 0.01 0.02 0.04 0.01 0.74 2.68 3.56 23.81 6.15 13.50 6.53 6.02 17.38 3.94 47.86 2.64 9.65 2.30 5.67 1.81 3.02 1.69 1.71 1.31
60 1.72 1.18 1.26 1.35 1.85 2.02 3.65 32.45 4.74 1.71 0.25 0.03 0.01 0.00 0.00 0.03 0.03 1.27 5.56 10.82 19.24 42.53 6.54 5.18 3.09 2.56 1.57
15 4.38 11.81 2.64 2.40 1.98 0.68 1.58 0.62 2.86 0.67 0.19 0.03 0.01 0.00 0.00 0.02 0.05 0.15 4.42 1.94 1.29 0.76 0.55 1.25 0.99 2.51 0.41
Left Right 30 45 1.65 1.06 2.41 23.91 0.94 0.73 0.35 0.23 0.22 0.19 0.50 0.52 0.45 0.48 0.11 0.03 0.91 0.21 0.17 0.25 0.39 0.83 0.03 0.04 0.01 0.02 0.00 0.00 0.01 0.01 0.01 0.02 0.06 0.13 0.43 0.88 29.12 21.85 0.52 0.49 0.17 0.16 0.39 0.55 0.04 0.29 0.09 0.15 0.23 0.36 0.60 0.71 0.46 0.62
69 Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
60 0.98 0.37 0.59 0.03 0.07 1.03 0.41 0.22 0.14 0.22 0.78 0.04 0.02 0.00 0.01 0.03 0.10 0.67 6.50 0.42 0.18 0.55 0.30 0.25 0.27 0.69 0.58
energi 10MV kedalaman 5cm lapangan 10x10 cm2
position -130 -120 -110 -100 -90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130
15 1.41 0.78 0.62 0.51 0.26 0.13 0.08 0.04 0.07 0.02 0.02 0.01 0.01 0.00 0.00 0.01 0.02 0.03 0.00 0.08 0.20 0.19 0.33 0.44 0.54 0.14 0.14
Targeet Gun 30 45 0.09 0.53 1.02 1.91 0.70 4.18 0.37 7.51 0.33 1.58 0.25 1.22 0.21 0.67 0.16 0.31 0.08 0.10 0.02 0.03 0.01 0.02 0.01 0.02 0.01 0.01 0.00 0.00 0.00 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.00 0.01 0.02 0.00 0.12 0.21 0.34 0.69 0.38 0.83 0.74 1.59 0.92 1.55 1.21 2.58 1.09 3.61 1.74 13.90
60 0.50 13.83 7.66 1.32 0.81 0.77 0.49 0.27 0.12 0.05 0.04 0.02 0.01 0.00 0.01 0.01 0.02 0.01 0.02 0.08 0.25 0.25 0.54 0.59 0.61 0.52 1.02
15 0.90 0.32 0.42 0.02 0.06 0.05 0.07 0.00 0.05 0.02 0.04 0.02 0.01 0.00 0.00 0.03 0.05 0.04 0.08 0.02 0.03 0.15 0.08 0.11 0.32 0.37 0.36
Left Right 30 45 0.90 1.35 0.31 0.74 0.50 0.82 0.04 0.41 0.04 0.21 0.10 0.02 0.08 0.31 0.01 0.08 0.05 0.05 0.01 0.01 0.04 0.07 0.02 0.03 0.01 0.02 0.00 0.00 0.00 0.00 0.05 0.09 0.05 0.10 0.03 0.05 0.06 0.09 0.05 0.11 0.07 0.20 0.24 0.39 0.04 0.24 0.05 0.33 0.15 0.29 0.48 0.80 0.48 0.64
70 Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
60 1.14 0.68 0.70 0.25 0.07 0.02 0.23 0.05 0.07 0.02 0.07 0.03 0.02 0.00 0.01 0.18 0.16 0.09 0.08 0.08 0.17 0.34 0.24 0.34 0.18 0.72 0.59
energi 10MV kedalaman 5cm lapangan 20x20 cm2
position -130 -120 -110 -100 -90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130
15 0.00 0.02 0.07 0.03 0.03 0.04 0.03 0.03 0.03 0.03 0.02 0.01 0.00 0.00 0.00 0.01 0.01 0.02 0.03 0.02 0.02 0.02 0.01 0.02 0.05 0.03 0.02
Targeet Gun 30 45 0.09 0.19 0.10 0.05 0.04 0.04 0.05 0.11 0.04 0.08 0.04 0.07 0.03 0.06 0.03 0.05 0.03 0.04 0.02 0.03 0.02 0.02 0.01 0.01 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.01 0.01 0.01 0.01 0.00 0.00 0.00 0.01 0.01 0.01 0.02 0.04 0.02 0.08 0.04 0.11 0.06 0.14 0.12 0.22 0.12 0.25 0.14 0.28
60 0.30 0.12 0.05 0.14 0.13 0.12 0.10 0.08 0.06 0.05 0.03 0.02 0.01 0.00 0.00 0.01 0.01 0.01 0.00 0.01 0.01 0.01 0.02 0.03 0.14 0.20 0.25
15 0.30 0.09 0.06 0.03 0.03 0.03 0.02 0.03 0.03 0.02 0.03 0.01 0.00 0.00 0.00 0.07 0.09 0.09 0.10 0.06 0.05 0.04 0.02 0.00 0.02 0.13 0.16
Left Right 30 45 0.48 0.57 0.22 0.35 0.13 0.20 0.05 0.09 0.03 0.07 0.03 0.06 0.02 0.03 0.02 0.03 0.02 0.02 0.00 0.00 0.03 0.04 0.01 0.01 0.01 0.01 0.00 0.00 0.01 0.01 0.15 0.28 0.17 0.32 0.15 0.27 0.15 0.27 0.08 0.17 0.06 0.09 0.02 0.01 0.00 0.05 0.04 0.12 0.08 0.16 0.23 0.31 0.25 0.37
71 Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
60 0.74 0.37 0.25 0.08 0.08 0.08 0.03 0.03 0.01 0.02 0.03 0.01 0.00 0.00 0.04 0.54 0.59 0.50 0.44 0.31 0.23 0.15 0.08 0.00 0.03 0.20 0.21
energi 6MV kedalaman 10cm lapangan 5x5 cm2
position -130 -120 -110 -100 -90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130
15 3.00 1.60 2.08 2.29 3.21 3.48 7.77 12.27 3.04 1.45 0.25 0.02 0.00 0.00 0.01 0.01 0.03 3.14 6.97 397.10 7.54 5.11 3.35 3.22 2.32 2.39 1.83
Targeet Gun 30 45 1.90 1.73 1.26 1.20 1.47 1.36 1.54 1.42 1.85 1.60 1.92 1.62 2.54 2.04 3.75 2.57 10.52 4.20 5.65 15.13 0.30 0.44 0.02 0.03 0.01 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 0.01 0.01 0.08 0.18 11.83 40.46 18.19 6.08 4.85 3.12 2.70 2.14 2.40 2.02 1.91 1.66 1.86 1.69 1.59 1.47 1.61 1.49 1.40 1.31
60 1.85 1.20 1.37 1.42 1.58 1.61 1.89 2.36 3.56 7.19 0.49 0.03 0.01 0.00 0.00 0.03 0.18 40.03 5.87 3.11 2.13 2.04 1.67 1.70 1.48 1.50 1.33
15 1.66 1.76 2.62 2.85 10.62 34.26 3.57 6.08 4.58 6.32 2.14 0.03 0.00 0.00 0.01 0.01 0.07 2.95 3.53 68.22 10.09 302.39 10.06 3.94 2.02 2.12 0.15
Left Right 30 45 1.31 1.26 1.37 1.28 1.66 1.51 1.70 1.54 2.33 2.10 2.46 2.01 1.81 1.65 2.36 2.03 1.94 1.74 1.86 1.58 5.72 13.81 0.02 0.05 0.00 0.04 0.00 0.00 0.03 0.03 0.01 0.02 0.09 0.46 20.15 33.10 2.45 2.21 2.49 2.17 1.80 1.67 2.98 2.41 2.81 2.38 1.86 1.69 1.49 1.38 1.48 1.44 0.30 0.51
72 Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
60 1.23 1.27 1.40 1.43 1.86 1.93 1.54 1.82 1.64 1.46 29.10 0.06 0.03 0.00 0.03 0.03 0.26 15.57 2.20 2.13 1.57 2.11 2.10 1.66 1.37 1.39 0.48
energi 6MV kedalaman 10cm Lapangan 10x10 cm2
position -130 -120 -110 -100 -90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130
15 4.95 59.34 5.38 2.37 1.50 0.92 0.59 0.31 0.05 0.03 0.02 0.01 0.00 0.00 0.00 0.01 0.01 0.03 0.02 0.21 0.95 1.67 2.35 3.66 4.33 14.62 20.96
Targeet Gun 30 45 162.04 5.88 2.38 1.58 5.33 2.29 61.19 3.29 4.35 8.49 2.54 204.15 1.29 3.63 0.43 0.73 0.05 0.07 0.02 0.03 0.01 0.03 0.01 0.02 0.01 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 0.01 0.01 0.01 0.02 0.01 0.02 0.00 0.04 0.33 0.84 2.07 4.81 2.85 8.44 5.83 27.48 12.36 20.59 34.90 6.92 9.53 3.96 4.78 2.66
60 7.01 1.54 2.08 2.66 4.88 8.09 9.62 1.01 0.11 0.06 0.04 0.02 0.01 0.00 0.01 0.01 0.02 0.01 0.02 0.53 3.40 5.94 14.89 26.51 7.08 3.87 2.55
15 7.29 10.86 2.50 2.45 1.25 0.96 0.79 0.35 0.12 0.05 0.07 0.01 0.00 0.00 0.01 0.04 0.05 0.04 0.07 0.14 0.39 0.26 1.07 1.59 8.11 9.23 0.20
Left Right 30 45 2.70 1.82 4.78 2.17 6.16 13.22 3.72 51.10 1.83 3.31 1.90 3.37 1.55 4.44 0.59 1.08 0.14 0.23 0.05 0.09 0.10 0.22 0.01 0.03 0.01 0.03 0.00 0.00 0.01 0.02 0.07 0.12 0.07 0.14 0.03 0.06 0.08 0.19 0.25 0.56 0.81 1.89 0.32 0.56 1.33 1.63 2.45 3.80 13.60 5.01 19.16 4.41 0.30 0.48
73 Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
60 1.80 2.29 4.89 12.65 7.01 3.65 7.87 1.49 0.28 0.13 0.24 0.03 0.02 0.00 0.01 0.21 0.20 0.10 0.14 0.36 1.95 0.53 1.75 3.53 5.63 6.51 0.42
energi 6MV kedalaman 10cm lapangan 20x20 cm2
position -130 -120 -110 -100 -90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130
15 0.46 0.22 0.13 0.02 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.02 0.01 0.00 0.00 0.00 0.01 0.01 0.03 0.03 0.03 0.02 0.02 0.01 0.01 0.05 0.17 0.29
Targeet Gun 30 45 0.89 1.64 0.35 1.49 0.16 0.30 0.03 0.10 0.03 0.08 0.03 0.07 0.03 0.05 0.03 0.04 0.02 0.03 0.02 0.03 0.01 0.02 0.01 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 0.01 0.01 0.02 0.04 0.03 0.08 0.04 0.12 0.05 0.15 0.09 0.18 0.14 0.14 0.29 0.39
60 1.43 1.56 0.37 0.17 0.14 0.12 0.09 0.07 0.05 0.04 0.02 0.01 0.00 0.00 0.01 0.01 0.02 0.01 0.02 0.02 0.02 0.02 0.03 0.01 0.07 0.08 0.09
15 0.30 0.17 0.20 0.01 0.01 0.01 0.02 0.01 0.05 0.03 0.05 0.00 0.01 0.00 0.00 0.09 0.11 0.10 0.14 0.07 0.06 0.03 0.02 0.01 0.12 0.08 0.10
Left Right 30 45 0.64 1.43 0.29 0.40 0.20 0.22 0.00 0.03 0.01 0.01 0.01 0.00 0.00 0.01 0.00 0.01 0.06 0.10 0.04 0.06 0.06 0.15 0.01 0.00 0.01 0.01 0.00 0.00 0.01 0.00 0.17 0.32 0.20 0.38 0.16 0.30 0.22 0.43 0.10 0.19 0.06 0.11 0.01 0.00 0.01 0.07 0.06 0.14 0.17 0.25 0.06 0.01 0.16 0.26
74 Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
60 7.31 2.32 0.36 0.03 0.00 0.01 0.03 0.00 0.11 0.20 0.09 0.04 0.04 0.00 0.01 0.61 0.65 0.52 0.56 0.33 0.25 0.13 0.05 0.03 0.17 0.18 0.13
energi 10MV kedalaman 10cm lapangan 5x5 cm2
position -130 -120 -110 -100 -90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130
15 17.19 2.51 3.89 5.75 34.61 14.34 3.42 1.92 1.13 0.56 0.23 0.02 0.00 0.00 0.00 0.01 0.05 0.58 2.29 4.20 6.97 19.38 75.31 13.76 7.12 5.24 3.85
Targeet Gun 30 45 3.55 2.74 1.65 1.37 2.21 1.66 2.48 1.84 3.59 2.35 4.07 2.37 14.38 3.84 8.98 7.83 2.81 16.40 1.11 2.65 0.26 0.32 0.02 0.03 0.00 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 0.01 0.02 0.04 0.02 1.11 3.16 5.52 12.25 18.39 21.48 33.68 6.80 8.85 4.59 4.33 3.08 3.91 2.73 2.91 2.20 2.74 2.08 2.13 1.79
60 2.68 1.25 1.48 1.57 1.80 1.87 2.44 3.24 7.17 7.83 0.39 0.04 0.01 0.00 0.01 0.03 0.00 3.68 68.52 7.23 3.65 3.10 2.11 2.04 1.74 1.72 1.51
15 2.21 2.52 5.16 6.86 4.93 5.87 22.79 2.56 57.95 4.67 0.70 0.02 0.00 0.00 0.01 0.01 0.14 0.74 27.31 5.06 5.08 2.96 3.92 31.17 3.41 2.91 0.21
Left Right 30 45 1.61 1.39 1.68 1.43 2.34 1.82 2.74 2.03 6.37 3.44 7.67 3.28 3.00 2.17 7.69 3.38 3.84 2.46 4.82 2.27 0.97 2.37 0.02 0.04 0.00 0.01 0.00 0.00 0.02 0.02 0.00 0.02 0.11 0.03 1.51 3.88 4.37 3.29 7.50 3.92 3.31 2.22 75.13 6.10 503.17 6.72 3.90 2.92 2.03 1.70 1.83 1.69 0.32 0.51
75 Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
60 1.52 1.64 1.89 2.08 3.33 4.09 2.40 3.87 3.07 2.61 2.51 0.05 0.02 0.00 0.02 0.03 0.07 2.97 4.05 10.22 2.55 19.52 10.41 3.67 1.96 1.99 0.51
energi 10MV kedalaman 10cm lapangan 10x10 cm2
position -130 -120 -110 -100 -90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130
15 3.91 15.07 2.81 1.32 0.77 0.56 0.36 0.25 0.05 0.02 0.02 0.01 0.00 0.00 0.00 0.01 0.01 0.02 0.01 0.04 0.29 0.48 0.88 1.57 2.55 4.60 13.66
Targeet Gun 30 45 6.05 12.55 7.23 2.31 7.25 6.00 2.44 75.60 1.38 3.36 0.88 2.18 0.54 1.06 0.30 0.41 0.05 0.07 0.02 0.03 0.02 0.02 0.01 0.01 0.00 0.01 0.00 0.00 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.02 0.00 0.00 0.01 0.01 0.04 0.12 0.41 0.85 0.67 1.45 1.46 2.45 2.15 3.32 3.17 7.55 7.60 86.22 21.27 11.99
60 5.79 2.25 4.80 18.58 6.34 3.46 1.49 0.50 0.10 0.05 0.04 0.02 0.01 0.00 0.01 0.02 0.02 0.01 0.00 0.05 0.53 0.86 1.84 2.40 4.47 19.87 203.13
15 4.08 1.46 0.94 1.09 0.46 0.42 0.42 0.25 0.10 0.04 0.04 0.01 0.00 0.00 0.00 0.03 0.04 0.03 0.02 0.02 0.19 0.15 0.42 0.51 2.00 1.64 0.22
Left Right 30 45 2.98 2.35 9.01 4.27 3.53 6.35 2.90 3.95 1.06 1.45 0.73 1.45 0.78 1.40 0.39 0.45 0.11 0.15 0.06 0.08 0.04 0.09 0.00 0.01 0.00 0.01 0.00 0.00 0.01 0.01 0.05 0.09 0.05 0.09 0.02 0.04 0.01 0.06 0.00 0.04 0.44 0.66 0.18 0.20 0.53 0.85 0.97 1.36 8.95 18.85 10.58 7.65 0.33 0.50
76 Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
60 2.62 4.46 6.75 4.68 1.98 1.80 1.70 0.55 0.18 0.09 0.10 0.02 0.01 0.00 0.01 0.16 0.15 0.08 0.05 0.01 0.52 0.19 0.76 1.05 6.72 4.38 0.44
energi 10MV kedalaman 10cm Lapangan 20x20 cm2
position -130 -120 -110 -100 -90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130
15 0.13 0.13 0.14 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.02 0.02 0.02 0.01 0.00 0.00 0.00 0.01 0.01 0.02 0.02 0.02 0.01 0.01 0.00 0.01 0.07 0.02 0.00
Targeet Gun 30 45 0.19 0.31 0.17 0.25 0.17 0.23 0.04 0.10 0.04 0.08 0.04 0.07 0.03 0.06 0.03 0.05 0.03 0.04 0.02 0.03 0.01 0.02 0.01 0.01 0.00 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.00 0.01 0.00 0.02 0.01 0.02 0.04 0.03 0.07 0.04 0.11 0.05 0.12 0.11 0.19 0.04 0.13 0.05 0.12
60 0.22 0.44 0.28 0.15 0.14 0.12 0.09 0.07 0.05 0.04 0.03 0.02 0.01 0.00 0.01 0.01 0.02 0.02 0.02 0.02 0.03 0.03 0.04 0.02 0.11 0.09 0.14
15 0.11 0.11 0.20 0.02 0.02 0.02 0.03 0.02 0.04 0.03 0.03 0.00 0.01 0.00 0.00 0.07 0.09 0.08 0.10 0.06 0.05 0.03 0.02 0.00 0.13 0.01 0.11
Left Right 30 45 0.17 0.27 0.11 0.13 0.20 0.22 0.03 0.07 0.02 0.04 0.02 0.03 0.02 0.03 0.01 0.02 0.04 0.06 0.02 0.05 0.02 0.05 0.01 0.00 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 0.01 0.14 0.26 0.15 0.29 0.13 0.24 0.14 0.28 0.08 0.16 0.06 0.10 0.02 0.01 0.01 0.05 0.05 0.12 0.17 0.24 0.06 0.12 0.17 0.27
77 Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
60 0.20 0.07 0.23 0.08 0.06 0.05 0.04 0.02 0.06 0.03 0.03 0.01 0.01 0.00 0.03 0.49 0.54 0.46 0.44 0.30 0.23 0.14 0.08 0.00 0.15 0.02 0.13
energi 6MV kedalaman 20cm lapangan 5x5 cm2
position -130 -120 -110 -100 -90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130
15 0.21 0.02 0.00 0.00 0.01 0.00 0.00 0.02 0.17 0.54 0.05 0.02 0.01 0.00 0.01 0.02 0.04 2.65 0.16 0.02 0.03 0.02 0.03 0.05 0.04 0.03 0.05
Targeet Gun 30 45 0.31 0.72 0.27 0.71 0.29 0.71 0.31 0.73 0.32 0.75 0.34 0.77 0.39 0.80 0.46 0.85 0.75 0.97 4.35 1.28 0.08 0.28 0.01 0.03 0.01 0.02 0.00 0.00 0.00 0.00 0.02 0.03 0.08 0.29 1.67 1.19 0.69 0.97 0.43 0.85 0.36 0.80 0.32 0.76 0.30 0.74 0.28 0.73 0.26 0.72 0.26 0.71 0.25 0.70
60 0.66 0.65 0.65 0.67 0.69 0.69 0.73 0.77 0.86 1.11 0.30 0.04 0.02 0.00 0.01 0.03 0.25 1.08 0.88 0.77 0.73 0.70 0.67 0.66 0.65 0.64 0.63
15 0.31 0.34 0.07 0.13 0.45 0.40 0.46 0.83 0.51 0.38 0.82 0.02 0.01 0.00 0.00 0.02 0.07 6.54 0.39 0.67 0.35 0.49 0.40 0.38 0.36 0.31 0.12
Left Right 30 45 0.27 0.66 0.30 0.70 0.20 0.53 0.03 0.60 0.41 0.77 0.35 0.77 0.40 0.79 0.83 0.94 0.41 0.79 0.23 0.74 1.42 18.26 0.04 0.07 0.03 0.06 0.00 0.00 0.02 0.05 0.02 0.03 0.12 0.39 1.36 1.67 0.40 0.71 0.59 0.92 0.29 0.73 0.31 0.83 0.34 0.75 0.22 0.68 0.01 0.58 0.29 0.68 0.28 0.39
78 Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
60 0.55 0.47 0.37 0.47 0.64 0.63 0.67 0.84 0.68 0.54 6.11 0.06 0.05 0.00 0.05 0.02 0.23 1.71 0.67 0.80 0.62 0.74 0.65 0.53 0.47 0.60 0.39
energi 6MV kedalaman 20cm lapangan 10x10 cm2
Position -130 -120 -110 -100 -90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130
15 0.22 0.86 1.51 5.85 2.81 1.56 0.59 0.07 0.03 0.02 0.02 0.01 0.00 0.00 0.00 0.01 0.01 0.05 0.07 0.17 1.90 3.06 7.60 15.50 2.73 1.16 0.72
Targeet Gun 30 45 0.33 0.71 0.79 0.90 1.02 1.00 1.53 1.15 4.74 1.62 14.20 2.01 1.44 7.43 0.10 0.27 0.03 0.07 0.01 0.04 0.01 0.04 0.00 0.02 0.01 0.01 0.00 0.00 0.00 0.01 0.00 0.01 0.01 0.02 0.03 0.04 0.06 0.10 0.20 0.47 3.51 89.27 11.06 5.77 23.21 2.58 3.46 1.67 1.52 1.18 0.97 1.00 0.69 0.89
60 0.71 0.89 0.95 1.06 1.39 1.67 3.68 0.39 0.11 0.07 0.05 0.03 0.01 0.00 0.01 0.02 0.03 0.01 0.06 0.30 26.64 6.16 2.63 1.65 1.19 0.97 0.90
15 0.01 1.09 10.16 1.85 1.16 0.58 0.65 0.27 0.06 0.08 0.14 0.01 0.01 0.00 0.02 0.04 0.07 0.04 0.15 0.15 0.41 0.10 0.31 2.36 1.67 3.92 0.10
Left Right 30 45 0.20 0.58 1.03 0.97 156.95 1.24 2.17 2.10 1.82 21.69 1.07 4.17 1.17 5.32 0.30 0.56 0.07 0.24 0.08 0.30 0.19 0.62 0.01 0.03 0.01 0.04 0.00 0.00 0.03 0.06 0.06 0.11 0.10 0.18 0.04 0.07 0.19 0.43 0.15 0.11 0.74 5.55 0.07 0.44 0.34 1.25 2.84 4.33 2.37 1.38 2.48 1.48 0.16 0.30
79 Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
60 0.21 0.29 0.74 0.92 1.88 0.96 3.06 0.18 0.21 0.07 0.31 0.05 0.04 0.00 0.01 0.14 0.26 0.16 0.24 0.09 0.49 0.20 0.33 0.04 0.04 0.27 0.19
energi 6MV kedalaman 20cm lapangan 20x20 cm2
Position -130 -120 -110 -100 -90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130
15 0.18 0.03 0.01 0.01 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.01 0.00 0.00 0.01 0.01 0.02 0.03 0.03 0.03 0.02 0.02 0.02 0.01 0.00 0.04 0.07
Targeet Gun 30 45 1.26 9.11 0.03 0.24 0.02 0.12 0.02 0.10 0.03 0.09 0.02 0.07 0.02 0.06 0.02 0.04 0.02 0.03 0.01 0.03 0.01 0.03 0.01 0.01 0.01 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.01 0.00 0.01 0.00 0.00 0.01 0.01 0.00 0.00 0.01 0.02 0.02 0.06 0.02 0.09 0.04 0.13 0.05 0.14 0.06 0.15 0.01 0.24
60 28.44 0.87 0.04 0.07 0.10 0.04 0.05 0.03 0.03 0.01 0.01 0.01 0.01 0.00 0.01 0.01 0.01 0.00 0.00 0.01 0.01 0.02 0.02 0.02 0.04 0.09 0.52
15 0.06 0.02 0.03 0.00 0.04 0.01 0.02 0.03 0.03 0.03 0.02 0.01 0.01 0.00 0.01 0.06 0.10 0.09 0.06 0.08 0.08 0.07 0.06 0.04 0.00 0.01 0.03
Left Right 30 45 0.06 0.53 0.01 0.09 0.05 0.07 0.02 0.01 0.02 0.03 0.01 0.02 0.00 0.01 0.01 0.01 0.03 0.09 0.05 0.03 0.06 0.26 0.01 0.02 0.01 0.03 0.00 0.00 0.00 0.00 0.11 0.22 0.21 0.41 0.18 0.33 0.23 0.51 0.13 0.24 0.10 0.19 0.07 0.08 0.05 0.03 0.02 0.04 0.04 0.12 0.04 0.13 0.01 0.08
80 Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
60 1.04 0.12 0.14 0.04 0.03 0.04 0.02 0.00 0.02 0.18 0.08 0.00 0.01 0.00 0.06 0.45 0.77 0.67 0.68 0.49 0.41 0.32 0.26 0.17 0.07 0.05 0.16
energi 10MV kedalaman 20cm lapangan 5x5 cm2
Position -130 -120 -110 -100 -90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130
15 0.02 0.61 0.51 0.53 0.73 0.98 1.86 6.77 1.94 0.54 0.04 0.01 0.00 0.00 0.00 0.02 0.06 0.96 6.42 3.81 2.27 1.31 0.83 0.73 0.59 0.46 0.53
Targeet Gun 30 45 0.38 0.74 0.73 0.88 0.65 0.86 0.69 0.87 0.80 0.96 0.96 1.04 1.37 1.22 2.33 1.58 8.05 2.47 1.56 23.80 0.06 0.13 0.01 0.02 0.00 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 0.01 0.02 0.06 0.10 2.93 52.36 7.03 4.05 2.64 1.98 1.57 1.32 1.17 1.15 0.86 1.00 0.81 0.95 0.71 0.89 0.63 0.83 0.68 0.85
60 0.65 0.83 0.79 0.80 0.85 0.93 1.07 1.31 1.95 5.27 0.15 0.03 0.01 0.00 0.01 0.03 0.09 43.06 3.57 1.72 1.19 1.04 0.91 0.88 0.82 0.76 0.80
15 0.37 0.66 0.64 0.67 0.93 0.55 0.90 1.42 0.95 1.29 0.61 0.00 0.01 0.00 0.02 0.01 0.13 0.72 0.54 0.83 0.91 0.52 0.13 0.85 0.65 0.69 0.04
Left Right 30 45 0.19 0.34 0.43 0.66 0.11 0.54 0.14 0.63 0.62 0.99 0.69 0.67 0.64 0.90 1.50 1.46 0.54 0.93 1.39 1.33 0.75 2.03 0.01 0.04 0.00 0.02 0.00 0.00 0.02 0.03 0.00 0.02 0.12 0.07 0.60 2.12 0.03 0.66 7.02 0.90 0.66 0.94 4.39 0.41 4.64 0.24 0.44 0.86 0.12 0.41 0.38 0.68 0.26 0.39
81 Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
60 0.25 0.52 0.56 0.65 0.93 0.62 0.89 1.51 0.91 1.43 1.42 0.03 0.02 0.00 0.03 0.02 0.08 1.76 0.71 1.03 0.98 0.40 0.27 0.84 0.45 0.65 0.45
energi 10MV kedalaman 20cm lapangan 10x10 cm2
position -130 -120 -110 -100 -90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130
15 15.96 1.11 2.13 0.22 0.01 0.02 0.03 0.04 0.03 0.02 0.02 0.01 0.00 0.00 0.00 0.01 0.01 0.02 0.02 0.00 0.00 0.04 0.21 0.15 0.87 2.79 1.46
Targeet Gun 30 45 0.53 0.56 0.45 0.52 0.99 0.88 8.85 1.86 1.12 13.12 0.57 2.24 0.24 0.81 0.06 0.09 0.02 0.04 0.01 0.03 0.01 0.02 0.01 0.01 0.00 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.00 0.01 0.04 0.01 0.06 0.15 0.86 0.35 1.60 0.89 3.43 1.39 5.25 2.59 1.63 0.45 0.54 0.32 0.40
60 0.70 0.70 0.89 1.21 2.28 6.52 2.22 0.17 0.07 0.05 0.03 0.02 0.01 0.00 0.01 0.01 0.02 0.02 0.02 0.01 0.46 1.44 6.27 2.99 1.31 0.78 0.70
15 0.01 0.24 1.05 0.28 0.14 0.04 0.07 0.05 0.03 0.01 0.02 0.01 0.00 0.00 0.00 0.02 0.03 0.03 0.01 0.02 0.02 0.04 0.01 0.03 0.33 0.95 0.07
Left Right 30 45 0.18 0.52 0.19 0.71 1.01 0.34 0.23 0.49 0.38 1.09 0.02 0.58 0.13 0.79 0.05 0.11 0.03 0.08 0.00 0.03 0.03 0.11 0.01 0.02 0.00 0.02 0.00 0.00 0.01 0.01 0.03 0.07 0.05 0.12 0.03 0.06 0.02 0.11 0.01 0.03 0.00 0.26 0.02 0.08 0.01 0.49 0.04 0.78 0.88 1.07 0.05 3.20 0.15 0.28
82 Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
60 0.09 0.54 1.22 0.12 0.67 0.36 0.47 0.10 0.09 0.01 0.08 0.02 0.01 0.00 0.00 0.11 0.19 0.12 0.10 0.04 0.12 0.03 0.19 0.02 0.71 0.34 0.23
energi 10MV kedalaman 20cm lapangan 20x20 cm2
Position -130 -120 -110 -100 -90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130
15 0.01 0.02 0.02 0.02 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.02 0.02 0.01 0.01 0.00 0.00 0.01 0.01 0.01 0.02 0.01 0.01 0.01 0.00 0.01 0.02 0.06 0.21
Targeet Gun 30 45 0.17 1.09 0.00 0.05 0.03 0.07 0.03 0.06 0.03 0.06 0.03 0.05 0.03 0.04 0.03 0.03 0.02 0.03 0.02 0.02 0.01 0.02 0.01 0.01 0.01 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.00 0.01 0.00 0.01 0.01 0.02 0.02 0.03 0.05 0.03 0.08 0.05 0.11 0.05 0.12 0.08 0.16 0.23 0.27
60 0.96 0.15 0.08 0.09 0.09 0.07 0.06 0.05 0.04 0.02 0.02 0.01 0.01 0.00 0.00 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.02 0.00 0.06 0.45
15 0.27 0.02 0.01 0.03 0.05 0.04 0.04 0.05 0.01 0.03 0.01 0.03 0.02 0.00 0.02 0.05 0.08 0.08 0.03 0.07 0.07 0.07 0.05 0.04 0.00 0.01 0.03
Left Right 30 45 0.18 0.24 0.01 0.02 0.01 0.01 0.02 0.04 0.04 0.05 0.02 0.02 0.03 0.03 0.03 0.03 0.02 0.02 0.01 0.01 0.02 0.07 0.02 0.02 0.01 0.02 0.00 0.00 0.02 0.02 0.10 0.18 0.16 0.31 0.14 0.27 0.11 0.29 0.10 0.19 0.09 0.16 0.07 0.09 0.04 0.04 0.02 0.03 0.03 0.09 0.04 0.12 0.02 0.09
83 Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
60 0.89 0.12 0.03 0.04 0.07 0.02 0.01 0.03 0.04 0.14 0.03 0.02 0.02 0.00 0.06 0.35 0.60 0.53 0.50 0.38 0.33 0.26 0.21 0.14 0.06 0.03 0.09
Lampiran 2 Contoh profile berkas sinar pada kedalaman dmax energgi 6MV posisi Target Gun
Physical Wedge 15 1.4 1.2 c a c a h a n
1 0.8 PW15
0.6
PW15 0.4
PW15
0.2 0
-150
-100
-50
0
50
100
150
posisi
Physical Wedge 30 1.6 1.4 1.2
c a c a h a n
1 0.8
PW30
0.6
PW30
0.4
PW30
0.2 0
-150
-100
-50
-0.2 0 posisi
50
100
150
84 Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
Virtual Wedge 15 1.4 1.2 c a c a h a n
1 0.8 VW15
0.6
VW15 0.4
VW15
0.2 0
-150
-100
-50
0
50
100
150
posisi
Virtual Wedge 30 1.4 1.2 c a c a h a n
1 0.8 VW30
0.6
VW30 0.4
VW30
0.2 0
-150
-100
-50
0
50
100
150
posisi
85 Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
Physical Wedge 45 2
1.5 c a c a h a n -150
1
PW45 PW45
0.5
PW45
0 -100
-50
0
50
100
150
-0.5 posisi
Virtual Wedge 45 1.6 1.4 c a c a h a n
1.2 1 0.8
VW45
0.6
VW45
0.4
VW45
0.2 0 -150
-100
-50
0
50
100
150
posisi
86 Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
Physical Wedge 60 2.5 2 c a c a h a n
1.5 PW60 1
PW60 PW60
0.5 0
-150
-100
-50
0 -0.5 posisi
50
100
150
Virtual Wedge 60 2.5 2 c a c a h a n
1.5 VW60 1
VW60 VW60
0.5 0
-150
-100
-50
0
50
100
150
-0.5 posisi
87 Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
Lampiran 3 Contoh profile berkas sinar pada kedalaman dmax energgi 6MV posisi Left Right
Physical Wedge 15 1.4 1.2 1
c a c a h a n
0.8 PW15 0.6 PW15 0.4
PW15
0.2 0
-150
-100
-50
0 -0.2 posisi
50
100
150
Physical Wedge 30 1.6 1.4 1.2
c a c a h a n
1 0.8
PW30
0.6
PW30
0.4
PW30
0.2 0
-150
-100
-50
-0.2 0 posisi
50
100
150
88 Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
Virtual Wedge 15 1.4 1.2 1
c a c a h a n
0.8 VW15 0.6 VW15 0.4
VW15
0.2 0
-150
-100
-50
0 -0.2 posisi
50
100
150
Virtual Wedge 30 1.6 1.4 1.2
c a c a h a n
1 0.8
VW30
0.6
VW30
0.4
VW30
0.2 0
-150
-100
-50
-0.2 0 posisi
50
100
150
89 Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
Physical Wedge 45 2
1.5 c a c a h a n -150
1
PW45 PW45
0.5
PW45
0 -100
-50
0
50
100
150
-0.5 posisi
Virtual Wedge 45 1.8 1.6 1.4 c a c a h a n
1.2 1 VW45
0.8 0.6
VW45
0.4
VW45
0.2 0
-150
-100
-50
-0.2 0
50
100
150
posisi
90 Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011
Physical Wedge 60 2.5 2 c a c a h a n
1.5 PW60 1
PW60 PW60
0.5 0
-150
-100
-50
0 -0.5 posisi
50
100
150
Virtual Wedge 60 3 2.5 c a c a h a n
2 1.5
VW60
1
VW60 VW60
0.5 0
-150
-100
-50
0 -0.5 posisi
50
100
150
91 Karakterisasi berkas ..., Bowo Prasetio, FMIPA UI, 2011