UNIVERSITAS INDONESIA
KAMPANYE “WONDERFUL INDONESIA” SEBAGAI NATION BRANDING INDONESIA (Optimalisasi Terhadap Media Kampanye Yang Digunakan)
MAKALAH NON-SEMINAR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial
Claristy 1206249126
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS INDONESIA 2016
Kampanye “Wonderful Indonesia” …, Claristy, FIB UI, 2016
Kampanye “Wonderful Indonesia” …, Claristy, FIB UI, 2016
Kampanye “Wonderful Indonesia” …, Claristy, FIB UI, 2016
Kampanye “Wonderful Indonesia” …, Claristy, FIB UI, 2016
KAMPANYE “WONDERFUL INDONESIA” SEBAGAI NATION BRANDING INDONESIA (Optimalisasi Terhadap Media Kampanye Yang Digunakan) Claristy dan Tri CH. Trisnohandoko 1. Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, Depok 2. Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, Depok E-mail:
[email protected] E-mail:
[email protected]
Abstrak Nation branding adalah cara untuk membentuk identitas negara dan melakukan diferensiasi satu negara dengan negara lainnya melalui aktivitas pencitraan (branding). Indonesia merupakan salah satu negara yang membentuk kampanye nation branding yang disebut “Wonderful Indonesia” yang dimulai sejak tahun 2011. Arief Yahya, Menteri Pariwisata Indonesia, lantas mentargetkan angka yang ambisius untuk tahun 2019 mendatang, yaitu sebanyak 20 juta kunjungan wisatawan mancanegara, yang mengindikasikan peningkatan 127% dari angka kunjungan pada tahun 2014. Jurnal ini menemukan bahwa kampanye Wonderful Indonesia selama ini disampaikan dengan berbagai media kampanye (channel) komunikasi, beberapa di antaranya adalah penggunaan media digital melalui website resmi Indonesia Travel dan media sosial, pembuatan dan publikasi video kreatif, dan promosi luar negeri. Jurnal ini lalu membahas media kampanye yang digunakan serta upaya optimalisasi yang dapat dilakukan oleh tim Wonderful Indonesia dari segi konten dan teknis penggunaan media kampanye tersebut. Kata kunci: Nation Branding, Wonderful Indonesia, channel, media kampanye Abstract Nation branding is a national effort to establish the identity of a country and to differentiate one country to another through branding activities. Indonesia is one of the countries that creates nation branding campaign called "Wonderful Indonesia", which began in 2011. Arief Yahya, Minister of Tourism of Indonesia sets an ambitious target for 2019, as many as 20 million tourists, which indicate 127% increase of the number of visits in 2014. The research conducted in this paper found that Wonderful Indonesia campaign has been delivered by a 1 Kampanye “Wonderful Indonesia” …, Claristy, FIB UI, 2016
variety of communication channel, some of which are; the use of digital media via the official website of Indonesia Travel and social media, creation and publication of creative video, as well as overseas promotion. This paper then discussed the channels used and channel optimization that can be done by Wonderful Indonesia team in terms of technical and content of the channels. Keywords: Nation Branding, Wonderful Indonesia, channel
2 Kampanye “Wonderful Indonesia” …, Claristy, FIB UI, 2016
Pendahuluan Globalisasi telah mengubah alur interaksi negara-negara yang ada dengan pertukaran informasi, barang dan jasa yang berlangsung cepat melewati batas antar negara. Dengan adanya kesempatan tersebut, setiap negara bersaing untuk menarik perhatian domestik dan internasional. Alhasil, setiap negara dituntut untuk melakukan diferensiasi dari berbagai negara yang ada dengan membentuk identitas negara itu sendiri. Nation branding untuk membentuk identitas negara tidak hanya terhenti dalam pembuatan logo kampanye yang ciamik atau slogan yang terdengar indah, tapi mengenai bagaimana suatu negara dapat menuangkan identitas, karakteristik, dan budaya melalui aktivitas pencitraan (branding). Indonesia merupakan salah satu negara yang membentuk kampanye nation branding yang disebut “Wonderful Indonesia” yang dimulai sejak tahun 2011 setelah sebelumnya Indonesia menggunakan kampanye yang bertajuk Visit Indonesia. Kampanye Wonderful Indonesia disampaikan dengan berbagai medium/saluran komunikasi, yaitu penggunaan media digital melalui website resmi Indonesia Travel dan media sosial, pembuatan dan publikasi video kreatif, maupun promosi luar negeri. Penggunaan media digital dilakukan melalui website dan media sosial Facebook, Twitter, Instagram, dan Google+. Sementara itu promosi luar negeri dibuat di berbagai negara yang menjadi target, seperti Singapura, Korea Selatan, India, Italia, Jerman, Amerika Serikat, dan lainnya. Namun, terlepas dari usaha yang telah dilakukan dalam kampanye Wonderful Indonesia, Menteri Pariwisata (Menpar) Indonesia Arief Yahya menyatakan bahwa jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia memang mengalami peningkatan sejak kampanye Wonderful Indonesia dilakukan, namun jumlah tersebut selalu berada di angka 9 juta. Arief menuturkan, angka 9 juta wisatawan mancanegara tersebut terbilang cukup kecil mengingat banyaknya potensi wisata yang ada di Indonesia. Jumlah tersebut masih berada di bawah negara tetangga Indonesia, yaitu Malaysia yang memiliki kunjungan wisatawan mancanegara sebesar 26 juta dan Thailand dengan 29 juta kunjungan. Kunjungan ke Indonesia hanya sepertiga dari kedua negara tersebut. Presiden Joko Widodo juga akhirnya menandatangani 30 negara bebas visa masuk ke Indonesia, diikuti dengan penambahan dana promosi pariwisata sebanyak Rp 1,3 triliun yang sebelumnya hanya disediakan sekitar Rp 300 miliar1. Berbagai langkah ini dilakukan untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia. Jurnal ini lalu akan membahas langkah-langkah yang telah diambil oleh tim kampanye Wonderful Indonesia dan
1
Diambil dari http://www.tribunnews.com/travel/2015/06/16/menpar-jumlah-wisman-ke-indonesia-sepertiga-m alaysia-dan-thailand-padahal-kita-punya-borobudur pada 17 April 2016 pukul 19.08
3 Kampanye “Wonderful Indonesia” …, Claristy, FIB UI, 2016
memberikan rekomendasi agar peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara dapat tercapai. Rumusan Masalah Sejak kampanye Wonderful Indonesia dilakukan, jumlah wisatawan mancanegara memang meningkat. Pada tahun 2011, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara adalah 6.75 juta kunjungan. Pada tahun 2012, jumlah ini meningkat 5.16% ke angka 8,04 juta orang2. Pada tahun 2013, kunjungan wisatawan mancanegara tercatat sebanyak 8,8 juta kunjungan, artinya terjadi kenaikan sebesar 9,45%. Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara selama 2014 mencapai 9,44 juta kunjungan atau naik 7,19 persen dibanding tahun sebelumnya3. Arief Yahya, Menteri Pariwisata Indonesia, lantas mentargetkan angka yang ambisius untuk tahun 2019 mendatang, yaitu sebanyak 20 juta kunjungan wisatawan mancanegara, yang mengindikasikan peningkatan 127% dari angka kunjungan pada tahun 2014. Dengan tren kunjungan wisatawan mancanegara yang berada pada angka 8-9 juta kunjungan dan peningkatan yang masih berada di bawah 10%, dibutuhkan strategi kampanye yang efektif jika angka ini ingin dicapai oleh Indonesia. Terlebih lagi, pemerintah memberikan penambahan dana promosi sebesar Rp 1,3 triliun pada tahun 2015 untuk mencapai target tersebut. Modal yang telah ditanamkan oleh pemerintah ini harus digunakan seefektif dan seefisien mungkin untuk mendapatkan target yang dipatok oleh Menteri Pariwisata. Oleh karena itu, jurnal ini akan membahas kemungkinan optimalisasi media kampanye yang digunakan kampanye Wonderful Indonesia dan memberikan rekomendasi akhir mengenai hal-hal yang dapat membantu pencapaian target tersebut.
2
Diambil dari http://www.antaranews.com/berita/356134/indonesia-dikunjungi-804-juta-wisman-pada-2012 pada 17 April 2016 pukul 19.50 3 Diambil dari http://indonesia.travel/en/news/detail/1584/indonesia-exceeds-target-receiving-9-44-million-touri sts-in-2014-breaks-december-record pada 17 April 2016 pukul 19.56
4 Kampanye “Wonderful Indonesia” …, Claristy, FIB UI, 2016
Kerangka Pemikiran Gambar 1.1 Alur Kerangka Pemikiran
Sumber: Diolah dari berbagai sumber
Nation Branding merupakan area yang relatif baru walaupun penelitian dan studi mengenai efek imej suatu negara terhadap pembelian produk tertentu telah dilakukan dalam beberapa decade terakhir (Papadopoulos and Heslop, 2002; Shimp, et al, 1993)4. Nation branding didefinisikan sebagai strategi merek suatu negara yang menentukan visi strategis yang paling realistis, kompetitif, dan menarik, dan memastikan bahwa visi tersebut didukung, diperkuat, dan diperkaya oleh setiap tindakan komunikasi yang dilakukan oleh negara tersebut terhadap seluruh dunia (Anholt, 1998)5. Anholt menyatakan bahwa imej menjadi aset penting suatu brand untuk meningkatkan competitive identity (identitas kompetitif) suatu negara. (Anholt, 2007)6. Nation Branding perlu dilakukan oleh setiap negara untuk mengundang investasi dari luar pada produk dalam negeri, membangun kebanggaan negara, dan menjadi dukungan pada proses ekspor atau perdagangan yang dilakukan suatu negara. Nation branding akan membentuk suatu imej tentang negara tersebut di mata audiens, yaitu seluruh warga dunia. Fan (2006) menyatakan bahwa publik dari nation branding dibagi dua; masyarakat negara itu
4
Diambil dari Papadopoulos, N. and Heslop L. (2002), “Country equity and country branding: problems and prospe- cts”, Journal of Brand Management, 9:4-5 294-314 5 Diambil dari Anholt S. (1998), “Nation-brands of the twenty-first century”, Journal of Brand Management, 5:6, 395-406 6 Diambil dari Anholt, S. 2007. Competitive identity. Basingstoke [England]: Palgrave Macmillan
5 Kampanye “Wonderful Indonesia” …, Claristy, FIB UI, 2016
sendiri (nation’s people), dan semua orang lain di luar masyarakat itu (everyone else), namun kebanyakan nation branding memang ditujukan kepada audiens dari luar negeri7. Sebagai seorang ahli dalam nation branding, Simon Anholt menjelaskan mengenai “Anholt Branding Hexagon” yang meliputi enam elemen penting dalam reputasi negara: ekspor (exports), pemerintahan (governance), budaya dan tradisi (culture and heritage), masyarakat (people), pariwisata (tourism), investasi dan imigrasi (investment and immigration) (Yee, 2009)8. Pariwisata sebenarnya merupakan bagian penting yang disebut sebagai salah satu tujuan dilaksanakannya nation branding oleh suatu negara. Selain merupakan salah satu aspek yang disebutkan Anholt (dalam Yee, 2009) pada “Anholt Branding Hexagon”, Fan (2006) juga menyebutkan bahwa dalam membangun nation branding, harus ada representasi yang merangkul beberapa faktor dan elemen penting yang membangun imej itu sendiri, yaitu: -
Tempat: geografi, sumber daya alam, dan objek wisata
-
Masyarakat – ras, etnis
-
Budaya
-
Bahasa
-
Sistem Politik dan Ekonomi
-
Institusi Sosial
-
Infrastruktur
-
Orang Terkenal (sebagai wajah dari negara)
-
Gambar Poin/elemen pertama menyebutkan „objek wisata‟ yang menandakan bahwa destinasi
pariwisata menjadi salah satu bagian dalam pelaksanaan nation branding. Fan (2006) lalu menambahkan dengan menyebutkan bahwa ada dua alasan mengapa nation branding dilakukan. Pertama, adalah untuk meningkatkan imej negara dan meningkatkan penjualan dan ekspor dengan adanya country-of-origin effects. Jadi, imej dibangun sedemikian rupa agar audiens luar negeri percaya bahwa produk yang dihasilkan negara tersebut terpercaya. Kedua, adalah untuk place marketing, yaitu untuk mempromosikan negara (atau kota di negara tersebut) sebagai destinasi pariwisata dan investasi9. Pada kajian jurnal ini, nation 7
Diambil dari Fan, Ying. 2006. “Nation branding: what is being branded?” Journal of Vacation Marketing, 12:1, 5-14. 8 Diambil dari Yee, F. Woo. 2009. "Nation branding: A case study of Singapore". UNLV Theses/Dissertations/ Professional Papers/Capstones. Paper 712. 9 Diambil dari Fan, Ying. 2006. “Nation branding: what is being branded?” Journal of Vacation Marketing, 12:1, 5-14.
6 Kampanye “Wonderful Indonesia” …, Claristy, FIB UI, 2016
branding dalam bidang pariwisata (tourism) menjadi fokus dengan adanya kampanye Wonderful Indonesia, sehingga poin/elemen pertama mengenai tempat dan objek wisata juga menjadi fokus dalam kajian jurnal ini. Nation Branding sendiri meliputi proses komunikasi dari suatu negara terhadap audiensnya. Kajian ini lalu berangkat dari teori komunikasi dasar yang dicetuskan oleh Harold D. Lasswell pada 1948, yang mungkin disebut sebagai frasa yang paling banyak digunakan dalam kajian dan penelitian mengenai komunikasi, yaitu: „Who says What in which Channel to Whom with what Effect?‟ Lasswell menyebutkan bahwa pada model komunikasi ini, ada beberapa komponen komunikasi dalam penelitian. Komponen komunikasi ini lalu dibagi ke dalam beberapa kategori, yaitu: Tabel 1.1 Kategori Analisis Menurut Lasswell
Komponen Komunikasi
Kategori Analisis
Who
Control Analysis
Says What
Content Analysis
In Which Channel
Media Analysis
To Whom
Audience Analysis
With What Effect
Effect Analysis Sumber: Ditabelkan dari Lasswell Communication Model10
Kerangka pemikiran dalam jurnal ini berangkat dari komunikasi yang dilakukan oleh pihak sender (who) yaitu pelaksana program Wonderful Indonesia kepada receiver (whom) yaitu wisatawan asing. Jurnal ini akan mempersempit kajian ke ranah channel atau saluran yang digunakan dalam penyampaian pesan tersebut yang disebut Lasswell sebagai Media Analysis pada Nation Branding Indonesia melalui kampanye Wonderful Indonesia. Channel disebut sebagai suatu medium yang membawa message dalam suatu proses komunikasi. Jika seseorang berbicara langsung dengan orang lainnya, maka channel yang digunakan adalah gelombang udara, seperti berita radio yang dibawa oleh gelombang udara dan gelombang radio. Jika seseorang menyentuk pundak orang lainnya untuk menyebutkan sesuatu, maka channel yang digunakan adalah sentuhan. Pada frasa yang lebih mudah dipahami, message dapat dikirimkan melalui channel yang berhubungan dengan lima indera yang ada pada manusia. Penggunaan kata channel mirip dengan penggunaan kata medium jika kita berbicara tentang komunikasi. Namun, ada beberapa ahli yang menyebutkan bahwa
10
Diambil dari http://communicationtheory.org/lasswells-model/ pada 29 April 2016 pukul 20:56
7 Kampanye “Wonderful Indonesia” …, Claristy, FIB UI, 2016
medium adalah kombinasi dari beberapa channel. Contohnya, televisi menggunakan beberapa channel, yaitu channel gelombang audio/suara dan channel visual/penglihatan. Pertanyaan mengenai channel atau media apa yang akan digunakan untuk membawa message adalah sesuatu yang krusial dalam suatu proses komunikasi. Kelompok sasaran yang akan dituju menjadi penting untuk diperhatikan ketika pemilihan channel. Contoh sederhana adalah ketika seseorang menggunakan telepon untuk berkomunikasi dengan orang yang tuli, hal tersebut adalah kesalahan dalam memilih channel yang tepat dalam berkomunikasi. Pemilihan channel/medium juga harus memperhatikan kapasitas channel tersebut dalam mendistribusi pesan pada kelompok sasaran dari suatu proses komunikasi, seperti apakah kelompok sasaran dalam proses komunikasi tersebut dapat mengakses channel tersebut. Contohnya ketika kelompok sasaran proses komunikasi adalah masyarakat menengah ke bawah, maka pemilihan TV merupakan pilihan yang kurang tepat karena kelompok sasaran tidak dapat membeli channel tersebut11. Selain kelompok sasaran, pemilihan channel juga harus memperhatikan message yang akan dibawa oleh channel tersebut. Penggunaan video merupakan salah satu hal yang sering dilakukan oleh kebanyakan proses komunikasi. Namun sebenarnya video merupakan medium yang sangat linear – dimana pembuat pesan memulai pembentukan pesan dari awal hingga akhir. Video juga tidak bersifat portable, jadi jika message yang akan disampaikan merupakan sesuatu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari kelompok sasaran, maka pemilihan booklet yang dapat dibawa kemana-mana dapat menjadi pilihan yang lebih baik12. Pemilihan channel dapat diputuskan melalui pertanyaan berikut ini: -
Apa kaidah dalam medium ini?
-
Apakah medium ini sesuai dengan audiens?
-
Apakah medium ini menarik bagi audiens?
-
Bagaimana cara audiens mengakses medium ini?
-
Apakah audiens mampu membeli medium ini?
-
Apakah medium ini sesuai dengan pesan?
-
Apakah medium ini dapat menjelaskan apa yang ingin dijelaskan?
-
Apakah harus ditunjukkan gambar dan kata-kata?13
11
Diambil dari http://www.docsity.com/en/the_lasswell_formula-development_communication-lecture_hando ut_/171503/ pada 29 April 2016 pukul 18:09 12 ibid 13 ibid
8 Kampanye “Wonderful Indonesia” …, Claristy, FIB UI, 2016
Pertanyaan-pertanyaan ini menjadi salah satu landasan pemilihan channel atau media kampanye dalam proses komunikasi bersamaan dengan kapasitas dari media kampanye itu sendiri. Ada batasan seberapa banyak informasi yang dapat dibawa oleh suatu media kampanye, sehingga repetisi informasi dari suatu media kampanye harus diperhatikan ketika proses komunikasi dilakukan. Pembahasan Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar ke-empat di dunia yang terletak di antara benua Asia dan Australia. Sebagai negara kepulauan yang beriklim tropis, Indonesia terdiri atas 17.000-an pulau yang terletak antara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Ibukota Indonesia sendiri adalah Jakarta, yang merupakan pusat pemerintahan dan ekonomi. Dengan penduduk yang berjumlah lebih dari 200 juta jiwa, Indonesia sendiri memiliki lebih dari dua ratus suku bangsa dan bahasa daerah (www.indonesia.travel)14. “Wonderful Indonesia” adalah kampanye nation branding Indonesia yang sedang berlangsung dan telah dipergunakan sebagai pesan brand (brand message) yang disepakati dan disebarluaskan oleh Indonesia. Wonderful Indonesia memberikan penekanan pada kekayaan etnik dan budaya lokal Indonesia setelah sebelumnya Indonesia menggunakan program kampanye “Visit Indonesia” pada tahun 2008. Wonderful Indonesia dinilai melakukan berbagai pendekatan media kampanye sesuai dengan target masyarakatnya. Adapun media kampanye yang digunakan dalam kampanye Wonderful Indonesia, adalah: 1. Penggunaan Media Digital Dailysocial menyebutkan bahwa 65% turis mencari ide destinasi pariwisata melalui media sosial, dengan 52% dari pengguna Facebook terpengaruh secara signifikan terhadap foto dan cerita yang dibagikan pengguna lain di jejaring sosial tersebut. Setelahnya, 33% dari wisatawan mengubah pendapat mereka berdasarkan pengalaman orang lain yang ditemukan melalui media sosial tersebut15. Jadi, operator promosi destinasi pariwisata harus mampu membangun reputasi dan posisi di media sosial untuk menarik lebih banyak pengguna untuk membagikan konten pariwisata tersebut, baik melalui cerita, foto, ataupun video. Pencarian ide perjalanan melalui media digital menjadi penting untuk diperhatikan tiap operator pariwisata negara. Penggunaan media digital ini menyasar pada segmentasi usia pengguna internet terbesar, yaitu usia 12-25 14 15
Diambil dari http://www.indonesia.travel/overview pada 2 Mei 2015 pukul 17:59 Diambil dari https://dailysocial.id/post/online-presence-crucial-for-indonesian-travel-operators/ pada 03 Mei 2016 pukul 18:09
9 Kampanye “Wonderful Indonesia” …, Claristy, FIB UI, 2016
tahun sebanyak 49% dan 26-35 tahun sebanyak 33,8% menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII). Gambar 1.1 Demografi Pengguna Internet di Indonesia
Sumber: Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII)16
Sementara itu, Wonderful Indonesia melakukan pemanfaatan media digital untuk menyasar wisatawan global dengan segmentasi usia yang merupakan pengguna internet terbanyak, yaitu 15-24 tahun (26,5%) dan 25-24 tahun (26.7%). Segmen ini hampir sama dengan target segmentasi pada wisatawan asal Indonesia.
16
Diambil dari http://www.cnnindonesia.com/teknologi/20150327134253-188-42341/demografi-pengguna-inter net-indonesia/ pada 3 Mei 2016 pukul 18:55
10 Kampanye “Wonderful Indonesia” …, Claristy, FIB UI, 2016
Gambar 1.2 Demografi Usia Pengguna Internet di Dunia
Sumber: The Statistics Portal17
Dengan banyaknya persentase usia produktif yang termasuk dalam demografi usia pengguna internet di dunia, pembuatan konten untuk media digital harus dibuat sedemikian rupa sehingga meninggalkan pesan yang nyata di pengunjung yang mengakses media digital Wonderful Indonesia. Pembuatan website yang menampilkan informasi mengenai objek wisata, mode transportasi untuk menuju objek wisata, dan acara-acara unik yang menjadi rekomendasi operator adalah salah satu hal yang dapat dilakukan untuk menarik perhatian wisatawan asing untuk mengunjungi Indonesia. Dengan bekal pengetahuan akan pentingnya media sosial dalam industri pariwisata, tim kampanye Wonderful Indonesia melakukan kedua hal di bawah ini untuk memastikan visibilitas online di mata calon wisatawan: A. Website Dengan domain pesona.indonesia.travel, website resmi operator pariwisata Indonesia ini menampilkan slideshow objek wisata di Indonesia ketika pengunjung baru membuka laman tersebut, yang disertai dengan nama objek wisata dan frasa singkat mengenai objek wisata tersebut. Pada tampilan awal juga diperlihatkan beberapa tautan untuk menuju ke laman-laman lainnya, yaitu: 1) About: Tautan ini mengandung penjelasan singkat mengenai Indonesia, baik dari segi sejarah, flora dan fauna, masyarakat dan budaya, serta iklim. Ada juga 17
Diambil dari http://www.statista.com/statistics/272365/age-distribution-of-internet-users-worldwide/ pada 12 Mei 2016 pukul 18:09
11 Kampanye “Wonderful Indonesia” …, Claristy, FIB UI, 2016
informasi perjalanan yaitu Dos & Don’ts, titik masuk Indonesia, kantor representatif tiap negara, dan frasa-frasa Bahasa Indonesia yang berguna untuk wisatawan. Selanjutnya, laman ini juga dapat membawa pengunjung pada FAQs (Frequently Asked Questions) dan Kontak Kami untuk bertanya lebih lanjut mengenai Indonesia. 2) Discover: Tautan ini berisi seluruh provinsi yang ada di Indonesia, mencakup Best Of Indonesia yang menjelaskan mengenai tempat terbaik di Indonesia berdasarkan kategori-kategori, Destinations yang memaparkan keunikan tiap provinsi, Attractions yang memisahkan kategori sesuai dengan keinginan pengunjung (baik dari budaya dan keagamaan, kesenian tangan, kuliner, sejarah, komunitas, dan keanekaragaman hayati), dan Activities yang menjelaskan mengenai wisata di Indonesia melalui aktivitas yang ingin dilakukan. 3) Plan: Tautan ini berisi informasi mengenai Flights yaitu maskapai yang melakukan penerbangan dari dan ke Indonesia, termasuk kantor cabang, website, dan nomor telepon maskapai. Selain itu, Hotels menjelaskan mengenai beberapa hotel yang melakukan kerjasama dengan Wonderful Indonesia. Selain itu, Travel Agencies juga berisi informasi agen perjalanan jika pengunjung memilih untuk mengikuti tur. Souvenir Shops berisi beberapa agen yang menjual pernak pernik khas Indonesia. Restaurants berisi list restoran yang direkomendasikan oleh Wonderful Indonesia. Tautan terakhir mengenai Spa’s & Wellness Centers. 4) Share: Tautan ini berisi Experiences yang memuat beberapa tulisan mengenai objek wisata yang ada di Indonesia. Moments yang berisi kosong, Editorial Reviews yang mirip seperti Experiences, namun hanya memuat beberapa tulisan yang belum lagi diperbaharui. Forum seharusnya berisi diskusi oleh anggotaanggota di website ini, namun untuk Bahasa Inggris, belum ada forum yang dibuat. Testimonials yang berisi kalimat pendek yang diucapkan tokoh dunia. 5) Media: Tautan ini berisi News yang selalu di-update dan berisi informasi mengenai festival atau acara yang akan dilakukan di objek wisata tertentu, atau berita yang berhubungan dengan pariwisata Indonesia. Lebihs spesifik lagi mengenai acara, tautan Events berisi event akan datang yang dapat diikuti wisatawan. Video Gallery berisi video yang dibuat oleh tim Wonderful Indonesia mengenai tempat atau acara yang ada di Indonesia. Tautan yang terakhir adalah Promotional Materials yang berisi logo, brosur, gambar, mobile app, bahan multimedia dan lainnya untuk keperluan promosi. 12 Kampanye “Wonderful Indonesia” …, Claristy, FIB UI, 2016
6) Maps: Bagian ini memungkinkan para pengunjung untuk melakukan pencarian berdasarkan kata kunci, objek wisata, pulau, provinsi, dan aktivitas dimana setelahnya akan diarahkan mengenai tempat-tempat yang ada melalui map tersebut. 7) Search: Bagian ini dapat digunakan pengunjung website untuk mengetik kata kunci yang ingin dicari pada website tersebut. Berikut adalah tampilan awal yang ada ketika pengunjung baru membuka website pesona.indonesia.travel. Gambar 1.3 Tampilan Depan Website Wonderful Indonesia
Sumber: Website Resmi Indonesia Travel18
Satu hal yang menarik adalah penempatan slideshow yang menunjukkan testimoni tokoh dunia mengenai Indonesia. Hal ini menjadi daya tarik sendiri di website tersebut.
18
Diambil dari www.indonesia.travel pada 30 April 2016 pukul 17:55
13 Kampanye “Wonderful Indonesia” …, Claristy, FIB UI, 2016
Gambar 1.4 Tampilan Akhir Website Wonderful Indonesia
Sumber: Website Resmi Indonesia Travel19
B. Media Sosial Wonderful Indonesia menggunakan nama Indonesia.Travel di Facebook. Laman ini telah menerima lebih dari 290 ribu likes. Laman di Facebook ini digunakan untuk memperkenalkan berbagai objek wisata yang ada di Indonesia selain Bali. Tiap postingan yang dituliskan oleh akun ini dibagikan oleh rata-rata 90+ pengguna Facebook. Twitter Wonderful Indonesia dinamakan Indonesia.Travel dengan username @indtravel. Akun ini dibuat sejak 2009 dan diikuti oleh 383.000 pengikut dengan jumlah postingan sebanyak 21.500. Isi dari Twitter @indtravel sesuai dengan post yang dilakukan di Facebook yang mengandalkan berbagai gambar-gambar. Di Google+, Wonderful Indonesia dimuat juga dalam akun Indonesia.Travel yang telah memiliki 1.3 juta pengikut dan dilihat sebanyak 71.3 juta kali. Isi dari Google+ juga sama seperti yang mereka tuliskan dalam Facebook & Twitter. Username Instagram yang digunakan juga sama seperti Twitter yaitu @indtravel yang diikuti oleh 132 ribu pengikut. Dua media kampanye penggunaan media digital yang digunakan oleh Woderful Indonesia menyasar pada segmentasi digital native, atau mereka yang sering menggunakan media digital sebagai salah satu sarana mencari informasi. Penggunaan media digital ini perlu ditingkatkan dan dikembangkan. Website resmi untuk kampanye Wonderful Indonesia terlihat seperti memiliki domain yang berubah, yang dapat diakses melalui www.indonesia.travel atau pesona.indonesia.travel. sementara di akun resmi di 19
Diambil dari www.indonesia.travel pada 30 April 2016 pukul 17:55
14 Kampanye “Wonderful Indonesia” …, Claristy, FIB UI, 2016
media sosial lain, hanya tertera indonesia.travel sebagai cara mengakses website resmi Kemenpar. Selain itu, ada berbagai tautan yang masih tidak bisa dibuka, yaitu bagian Spa/Wellness Center pada bagian Plan. Pada bagian Share, tautan Experience dimana kontributor dapat membagikan cerita mengenai pengalaman berwisata di Indonesia juga tidak diperbaharui sejak Juli 2015. Bagian Testimonials juga terdiri dari gambar yang cenderung pecah dan tidak tajam. Satu bagian terbaik di website adalah bagian News yang selalu diperbaharui. Sebenarnya website indonesia.travel tersebut memiliki suatu laman yaitu indonesia.travel/industries seperti gambar di bawah ini. Pada laman ini, pengunjung dapat memilih industri (hotel/agensi/toko souvenir/restoran/spa dan kesehatan), memasukkan kata kunci, mengatur rentang harga, kota, serta kategori. Namun sayangnya, pada laman awal tidak ada tautan yang dapat membawa pengunjung pada laman ini. Ketika dibuka, laman ini juga tidak dapat berfungsi setelah pengunjung memasukkan kata kunci. Laman ini sebenarnya dapat menjadi sumber pencarian informasi mengenai destinasi pariwisata Indonesia yang baik, namun perlu dilakukan optimalisasi website agar laman ini dapat bekerja semestinya. Gambar 1.5 Laman indonesia.travel/industries
Sumber: Website Resmi Indonesia Travel20
Untuk bagian media sosial, Facebook, Twitter, Google+, dan Instagram Indonesia Travel berisi hal yang sama namun dibagikan dengan platform yang berbeda. Kata-kata yang digunakan cukup mudah dimengerti. Namun, tidak ada konsistensi bahasa yang 20
Diambil dari www.indonesia.travel/industries pada 3 Mei 2016 pukul 18:09
15 Kampanye “Wonderful Indonesia” …, Claristy, FIB UI, 2016
digunakan. Postingan yang dituliskan dapat dalam bahasa Indonesia namun ada juga yang ditulis dalam Bahasa Inggris. Penggunaan kedua bahasa ini juga termasuk tidak konsisten dan dapat saja terjadi kapanpun secara tiba-tiba. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai segmentasi audiens yang dituju untuk media sosial ini. Media sosial ini dipandang hanya difokuskan pada wisatawan dalam negeri karena penggunaan Bahasa Indonesia yang lebih dominan pada media sosial tersebut. 2. Pembuatan & Publikasi Video Kreatif Masih pada segmentasi pengguna media digital yang sama, Wonderful Indonesia disampaikan juga melalui karya kreatif yang dibuat oleh tim Wonderful Indonesia yang diunggah pada laman Youtube dengan nama Indonesia.Travel yang memiliki 22.602 lebih pengguna. Pada akun ini, tim Wonderful Indonesia mengunggah berbagai video mengenai Pesona Indonesia, aktivitas di Indonesia, film documenter pariwisata, dan lainnya. Akun ini juga sering diperbaharui dengan event-event di Indonesia yang akan diselenggarakan dan didukung oleh Wonderful Indonesia. Selain video singkat yang disebar melalui akun Youtube, publikasi karya kreatif oleh Wonderful Indonesia juga dibuat dalam bentuk film pendek. Film pendek ini dikategorikan sebagai media kampanye yang dipilih oleh Wonderful Indonesia untuk menyasar segmentasi demografis yang bukan termasuk digital native, yaitu usia 35 tahun ke atas. Dua film pendek “Wonderful Indonesia” yang dibuat anak bangsa Indonesia berhasil
memenangi
judul Wonderful
penghargaan
Indonesia:
History
untuk and
kategori history Culture),
dan
and
culture (dengan
kategori sport
and
adventure (dengan judul Wonderful Indonesia: Diving) di International Tourism Film Festival (ITFF) ke-11 yang bertajuk "On the East Coast of Europe" di Bulgaria21. Video adalah media yang mengkombinasikan visual dan audio, sehingga akan menghasilkan efek yang berbeda dari media kampanye biasa. Penggunaan media YouTube merupakan salah satu cara engagement audiens yang baik dilakukan oleh tim Wonderful Indonesia. Video yang diunggah juga beragam dan selalu ditambahkan. Kemenpar juga selalu mendorong masyarakat Indonesia untuk membuat berbagai video promosi Indonesia.
21
Diambil dari http://www.antaranews.com/berita/489023/menteri-pariwisata-bangga-film-wonderful-indonesia -juara-di-bulgaria pada 12 Mei 2016 pukul 12:02
16 Kampanye “Wonderful Indonesia” …, Claristy, FIB UI, 2016
3. Promosi di Luar Negeri Kementerian Pariwisata (Kemenpar) berpartisipasi pada berbagai bursa pariwisata Indonesia
serta
memfasilitasi
tour
operator/travel
agent
Indonesia
dengan
diselenggarakannya event promosi luar negeri. Bursa pameran pariwisata ini bahkan telah direncanakan hingga 2016. Berikut adalah daftar acara dan negara yang akan menjadi lokasi promosi Wonderful Indonesia di bulan Maret 2016: a) NATAS Travel Fair di Singapura, tanggal 4-6 Maret 2016 b) India International Travel Mart, tanggal 4-7 Maret 2016 c) San Francisco Travel and Adventure Show, di San Francisco, Amerika Serikat tanggal 5-6 Maret 2016 d) Internationale Tourismus Borse (ITB) di Berlin, Jerman tanggal 9-13 Maret 2016 e) MATTA Fair di Kuala Lumpur, Malaysia tanggal 11-13 Maret 2016 f) Hongkong Flower Festival di Hongkong tanggal 11-20 Maret 2016 g) Cruise Shipping Miami di Fort Lauderdale, Amerika Serikat tanggal 14-17 Maret 201622 Selain itu, Kemenpar juga mengikuti Diving Resort Travel Show Shanghai, Auckland International Cultural Festival di Selandia Baru, dan Komunitas Yachter di Australia. Semua acara tersebut dilakukan dalam bulan Maret. Bulan April 2016, Kemenpar telah membuat rencana untuk promosi di wilayah Asia & Australia dengan mengikuti pameran Asia Dive Expo (ADEX) dan di wilayah Eropa, Timur Tengah, Amerika, dan Afrika dengan menggelar kegiatan di bursa pariwisata sebagai berikut: a) International Meeting Exhibition di Frankfurt, Jerman tanggal 19-20 April 2016 b) World Travel Market (WTM) di Afrika, Afrika tanggal 6-8 April 2016 c) Ottawa Travel and Vacation Show di Kanada tanggal 9-10 April 2016 d) Riyadh Travel Fair di Arab Saudi tanggal 12-15 April 2016 e) Arabian Travel Market di Dubai tanggal 25-28 April 2016. Selain itu, “Wonderful Indonesia” juga akan dilibatkan dalam bursa pariwisata Famtrip TA/TO Perancis, Famtrip Media Golf dari Rusia. dan Famtrip Media Golf dari Perancis , serta Sales Mission Afrika Selatan di bulan April sendiri23. Selain promosi yang dilakukan dengan partisipasi dengan bursa pariwisata internasional, Kemenpar 22
Diambil dari http://beta.tirto.id/20160321-running-news/berikut-daftar-event-promosi-wonderful-indonesia53 048 / pada 12 Mei 2016 pukul 12:09 23 ibid
17 Kampanye “Wonderful Indonesia” …, Claristy, FIB UI, 2016
melalui Wonderful Indonesia juga melakukan pemasangan TVC di 30 channel TV internasional, yaitu FOX channel, CNBC, CNN international, BBC world, Channel U, TV5, AFC, MTV Asia, SBS, Al Jazeera, CCTV, TV5 Mone, AXN, dan lain-lain. Pemasangan iklan media cetak dilakukan di majalah Travel & Leisure AS, majalah Going Places Malaysia Airlines, dan majalah Krisworld Singapore Airlines. Pemilihan media kampanye promosi di luar negeri merupakan salah satu cara yang tepat untuk lebih memfokuskan pada target segmentasi wisatawan asing. Tim Wonderful Indonesia juga pernah melakukan usaha maksimal di event promosi luar negeri. Hal ini dapat dilihat ketika Kemenpar dan tim Wonderful Indonesia melakukan disain ulang dan tata kembali area permanen di Museum Etnologi Vatikan. Nantinya, area tersebut akan menampilkan Galeri dan Taman Indonesia dengan 1.150 artefak Indonesia. Area tersebut adalah suatu kehormatan yang didapatkan Indonesia karena merupakan space terluas di Museum Vatikan24. Kesimpulan Channel merupakan komponen penting dalam penyebaran informasi dan alur komunikasi, terutama pada nation branding yang dilakukan suatu negara. Wonderful Indonesia menggunakan beberapa channel/media kampanye yaitu penggunaan media digital, pembuatan dan publikasi video kreatif, serta promosi luar negeri untuk mempromosikan destinasi pariwisata yang ada di Indonesia.
1.
Aspek Konten pada Media Kampanye Pada penggunaan media digital seperti website dan media sosial, konten yang dibagikan mengutamakan konten yang bersifat yang statis atau „objek wisata‟ yang hanya bisa dilihat dan dinikmati oleh wisatawan dibandingkan aktivitas apa saja yang dapat dilakukan. Aktivitas yang dapat dilakukan diletakkan di bagian bawah dalam bentuk item kecil di website, sementara di media sosial hanya sesekali difokuskan. Pada pembuatan dan publikasi video kreatif melalui YouTube dan publikasi luar negeri, hal ini merupakan salah satu cara engagement audiens yang baik dilakukan oleh tim Wonderful Indonesia. Video yang diunggah juga beragam dan selalu ditambahkan. Kemenpar juga selalu mendorong masyarakat Indonesia untuk membuat berbagai video promosi Indonesia. Pada promosi luar negeri yang dilakukan tim Wonderful Indonesia,
24
Diambil dari http://www.rmol.co/read/2015/12/04/226919/Menpar-Gembira,-Space-Wonderful-Indonesia%E 2%80%9D-Terluas-di-Museum-Vatikan- pada 19 Mei 2016 pukul 12:51
18 Kampanye “Wonderful Indonesia” …, Claristy, FIB UI, 2016
hal ini digolongkan merupakan salah satu cara yang tepat untuk lebih memfokuskan pada target segmentasi wisatawan asing.
2.
Aspek Teknis pada Media Kampanye Pada penggunaan media digital, tim Wonderful Indonesia menggunakan website (www.indonesia.travel) dan media sosial Facebook, Instagram, Twitter, Google+. Website dapat berfungsi dan berjalan dengan baik ketika diakses, namun masalah teknis tetap ditemukan. Contohnya seperti tautan yang masih tidak bisa dibuka, yaitu bagian Spa/Wellness Center pada bagian Plan. Pada bagian Share, tautan Experience dimana kontributor dapat membagikan cerita mengenai pengalaman berwisata di Indonesia juga tidak diperbaharui sejak Juli 2015. Bagian Testimonials juga terdiri dari gambar yang cenderung pecah dan tidak tajam. Selain itu, laman www.indonesia.travel/industries dimana pengunjung dapat memilih industri (hotel/agensi/toko souvenir/restoran/spa dan kesehatan), memasukkan kata kunci, mengatur rentang harga, kota, serta kategori, juga tidak dapat berfungsi setelah pengunjung memasukkan kata kunci. Di media sosial, Kata-kata yang digunakan cukup gampang dimengerti. Namun, tidak ada konsistensi bahasa yang digunakan. Postingan yang dituliskan dapat dalam bahasa Indonesia namun ada juga yang ditulis dalam Bahasa Inggris, sehingga kelompok sasaran yang sebenarnya dituju tidak dapat dijangkau secara maksimal. Pembuatan video dan publikasi karya kreatif dinilai cukup beragam dari segi panjang video dan jenis video, serta dengan sistematis dibagi dalam kategori playlist sehingga memudahkan pengunjung untuk mencari hal yang ia perlukan. Pada media kampanye promosi luar negeri, tim Wonderful Indonesia juga seringkali melakukan usaha maksimal di event promosi luar negeri dan tidak mengabaikan media kampanye tersebut.
Rekomendasi 1. Rekomendasi Konten pada Media Kampanye Nation branding yang dilakukan negara memberikan perhatian lebih pada wisatawan asing – dengan tujuan untuk meningkatkan imej negara di mata dunia – daripada masyarakat negara itu sendiri. Padahal Gardner (2002) menyebutkan bahwa melakukan nation branding terhadap masyarakat negara itu sendiri merupakan hal yang sama pentingnya karena untuk efek jangka panjang, persepsi mengenai suatu negara juga 19 Kampanye “Wonderful Indonesia” …, Claristy, FIB UI, 2016
tercermin dari masyarakat negara itu sendiri25. Oleh karena itu, keikutsertaan masyarakat Indonesia dalam promosi Wonderful Indonesia juga harus ditingkatkan. Salah satu cara dalam mengikutsertakan dalam kampanye Wonderful Indonesia dapat dilakukan dengan perubahan konten yang dibuat di berbagai media kampanye yang dibahas sebelumnya, yaitu penggunaan media digital dan pembuatan video karya kreatif. Perubahan konten yang direkomendasikan adalah dalam segi destinasi yang dipromosikan di halaman depan website dan di setiap postingan yang dibuat oleh tim Wonderful Indonesia di media sosial. Website dan media sosial sebaiknya mempromosikan Dynamic Tourism Object/Community yang menekankan pada „aktivitas‟ dinamis yang dapat dilakukan wisatawan daripada „objek wisata‟ statis dimana wisatawan hanya dapat diam dan melihat apa yang ada. Contohnya, Menyelam Bersama Hiu Paus di Teluk Cenderawasih (Diving with Whale Shark in Cenderawasih Bay), Menuju Alam Bebas di Pulau Komodo (Journey of Wild Life in Komodo Island), dan sebagainya. Dengan keunikan tersebut, masyarakat Indonesia juga akan tertarik untuk membagikan postingan yang dibuat tim Wonderful Indonesia untuk lingkaran sosialnya. Selain itu, perubahan konten yang lebih mengarah pada aktivitas dan keterlibatan wisatawan di destinasi pariwisata di Indonesia juga dapat dituangkan melalui video dan karya kreatif yang akan dipublikasikan baik melalui laman resmi Indonesia Travel yaitu YouTube, dan pada publikasi di luar negeri baik atau event dan expo yang akan dihadiri oleh tim Wonderful Indonesia.
2. Rekomendasi Teknis pada Media Kampanye Selain itu, ada perbedaan dalam penggunaan media digital, yaitu website dan media sosial yang dapat dijadikan peluang untuk perbaikan. Tim Wonderful Indonesia menggunakan Bahasa Indonesia di media sosial, namun di bagian website telah disediakan pilihan Bahasa Inggris. Rekomendasi dari penulis adalah manajemen media sosial dengan penjadwalan kapan penggunaan Bahasa Indonesia dan Inggris di media sosial. Contohnya dalam 1 hari yang berisi 2 postingan, postingan pagi berisi konten Bahasa Indonesia dan postingan malam dengan Bahasa Inggris namun konten yang berbeda. Dengan begitu, kedua segmentasi audiens yang berasal dari domestic maupun internasional dapat membaca dan mengerti konten yang dibagikan Wonderful Indonesia. Konten berbahasa Inggris juga akan menarik masyarakat Indonesia yang memiliki 25
Diambil dari Gardner, Billy. 2002. Can A Nation Be Branded? (https://www.logolounge.com/article .asp?aid=o gR#.Vuz9M9J97IU) pada 19 Maret 2016 pukul 20:18
20 Kampanye “Wonderful Indonesia” …, Claristy, FIB UI, 2016
lingkaran teman internasional untuk berbagi (share) postingan media sosial tersebut agar dapat dimengerti oleh lingkarannya tersebut. Namun, hal ini harus dijalankan secara konsisten, karena konsistensi dan postingan yang tepat waktu merupakan salah satu syarat manajemen sosial media yang baik26. Pembahasan lebih lanjut mengenai penggunaan media digital oleh Wonderful Indonesia dikutip dari Dailysocial, dimana laman ini menyebutkan bahwa operator di industri pariwisata yang tidak memiliki, mengatur dan melakukan update website dan media sosial akan kesulitan mendapatkan wisatawan baru dan akan sulit bersaing di kompetisi industri pariwisata27. Terlebih lagi, post di media sosial menjadi hal yang mempengaruhi keputusan calon wisatawan untuk menentukan destinasi pariwisata selanjutnya, jadi operator promosi destinasi pariwisata, yaitu tim Wonderful Indonesia, harus memiliki keahlian dalam pengaturan media sosial. Untuk Indonesia sendiri, tim Wonderful Indonesia perlu memiliki visibilitas online yang baik untuk dapat mempromosikan bahwa Indonesia bukan hanya mengenai Bali, Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta. Namun,
domain
website
resmi
yang
dapat
diakses
melalui
pesona.indonesia.travel atau www.indonesia.travel sebaiknya digunakan fokus kepada satu nama, sehingga jika ada wisatawan yang ingin memberikan referensi mengenai kegiatan pariwisata di Indonesia, maka wisatawan lain tidak kebingungan. Selain itu, bagian Hotels, Restaurants, Souvenir Shops yang masih hanya berisi nomor kontak dan nama tempat, sebaiknya dibuat sedemikian rupa dengan gambar-gambar. Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan gaya feature dalam bagian-bagian ini, contohnya ‟10 Hotel Bintang Lima Terbaik di Jakarta‟. Selain itu, adanya laman www.indonesia.travel/industries dimana pengunjung dapat memilih industri (hotel/agensi/toko souvenir/restoran/spa dan kesehatan), memasukkan kata kunci, mengatur rentang harga, kota, serta kategori harus dioptimalkan. Laman ini sebenarnya dapat menjadi sumber pencarian informasi mengenai destinasi pariwisata Indonesia yang baik, namun perlu dilakukan optimalisasi website agar laman ini dapat bekerja semestinya. Untuk
bagian
media
sosial
yang
digunakan
oleh
Kemenpar
untuk
mempromosikan Wonderful Indonesia, media sosial harunya digunakan sebagai medium 26
Diambil dari http://www.forbes.com/sites/drewhendricks/2014/05/14/20-social-media-tips-to-rule-in-2014/ #76f43 35e3fab pada 19 Mei 2016 pukul 18:27 27 Diambil dari https://dailysocial.id/post/online-presence-crucial-for-indonesian-travel-operators/ pada 3 Mei 2016 pukul 20:21
21 Kampanye “Wonderful Indonesia” …, Claristy, FIB UI, 2016
interaksi atau dua arah antara tim Wonderful Indonesia dengan pengunjung yang meninggalkan pesan/komentar. Hal ini juga merupakan salah satu cara yang dianjurkan oleh Forbes, yaitu build a relationship dimana suatu institusi seharusnya menggunakan media sosial sebagai alat untuk engagement atau hubungan mendalam yang bersifat dua arah sehingga kita harus merespon secara cepat jika audiens media sosial kita memberikan komentar28.
28
Diambil dari http://www.forbes.com/sites/drewhendricks/2014/05/14/20-social-media-tips-to-rule-in2014/#2cb0 73a23fab pada 18 Mei 2016 pukul 22:23
22 Kampanye “Wonderful Indonesia” …, Claristy, FIB UI, 2016
Daftar Pustaka Anholt, S. (2007). Competitive Identity. Basingstoke (England): Palgrave Macmillan. Anholt S. (1998). “Nation-brands of the twenty-first century”, Journal of Brand Management, 5:6, 395-406 Fan, Ying. (2006). “Nation branding: what is being branded?” Journal of Vacation Marketing, 12:1, 5-14 Fajrian. (2015). Demografi Pengguna Internet Indonesia. Retrieved in 2016, May 3 from CNNIndonesia.com: http://www.cnnindonesia.com/teknologi/20150327134253-188-42341/ demografi-pengguna-internet-indonesia/ Gardner, Billy. (2003). Can a Nation Be Branded? Retrieved in 2016, March 19 from Logolounge.com: https://www.logolounge.com/article.asp?aid=ogR#.Vuz9M9J97IU Hendricks, Drew. (2014). 20 Social Media Tips To Rule In 2014. Retrieved in 2016, May 19 from Forbes.com: http://www.forbes.com/sites/drewhendricks/2014/05/14/20-social-mediatips-to-rule-in-2014/ #2cb073a23fab Indonesia Travel (2015). Kunjungan Wisman ke Indonesia di Desember 2014 Pecahkan Rekor. Retrieved in 2016, April 17 from Indonesia.travel: http://indonesia.travel/en/news/ detail/1584/indonesia-exceeds-target-receiving-9-44-million-tourists-in-2014-breaksdecember-record Kementrian Pariwisata, Republik Indonesia. (2014). Indonesia Travel. Retrieved in 2016, April 30 from Indonesia.travel: http://www.indonesia.travel/overview Kementrian Pariwisata, Republik Indonesia. (2014). Indonesia Travel. Retrieved in 2016, May 3 from Indonesia.travel: http://www.indonesia.travel/industries Kusuma, Wijaya. (2015). Menpar: Jumlah Wisman ke Indonesia Sepertiga Malaysia dan Thailand, Padahal Kita Punya Borobudur. Retrieved in 2016, April 17 from Antaranews.com: http://www.tribunnews.com/travel/2015/06/16/menpar-jumlah-wisman-keindonesia-sepertiga-malaysia-dan-thailand-padahal-kita-punya-borobudur Lasswell. (1948). Lasswell’s Model. Retrieved in 2016, April 29 from Communication theory.org: http://communicationtheory.org/lasswells-model Lasswell. (1948). The Lasswell Formula Development Communication – Lecture Handout. Retrieved in 2016, April 29 from Docsity.com: http://www.docsity.com/en/the_ lasswell_formula-development_communication-lecture_hand out_/171503/ Masna, Aulia. (2013). Online Presence Crucial For Indonesian Travel Operators. Retrieved in 2016, May 3 in Dailysocial.id: https://dailysocial.id/post/online-presence-crucial-forindonesian-travel-operators/ Papadopoulos, N. and Heslop L. (2002), “Country equity and country branding: problems and prospe- cts”, Journal of Brand Management, 9:4-5 294-314 23 Kampanye “Wonderful Indonesia” …, Claristy, FIB UI, 2016
Ratna, Heppy. (2013). Indonesia dikunjungi 8,04 juta wisman pada 2012. Retrieved in 2016, April 17 from Antaranews.com: http://www.antaranews.com/berita/356134/indonesiadikunjungi-804-juta-wisman-pada-2012 Saroh, Motaya (2016). Berikut Daftar Event Promosi Wonderful Indonesia. Retrieved in 2016, May 12 in Beta.tirto.id: http://beta.tirto.id/20160321-running-news/ berikut-daftarevent-promosi-wonderful-indonesia-53048/ Siregar, Zulhidayat. (2015). Menpar Gembira, Space "Wonderful Indonesia” Terluas Di Museum Vatikan. Retrieved in 2016, May 19 from Rmol.co: http://www.rmol.co/read/2015 /12/04/226919/Menpar-Gembira,-Space-Wonderful-Indonesia% E2%80%9D-Terluas-diMuseum-VatikanSoepardi, Hanni Sofia. (2015). Menteri Pariwisata Bangga Film Wonderful Indonesia Juara Di Bulgaria. Retrieved in 2016, April 17 from Antaranews.com: http://www.antaranews.com/ berita/489023/menteri-pariwisata-bangga-film-wonderful-indo nesia-juara-di-bulgaria Statista. (2016). Distribution of internet users worldwide as of November 2014, by age group. Retrieved in 2016, May 12 from Statista.com: http://www.statista.com/statistics/272365/agedistribution-of-internet-users-worldwide/ Yee, F. Woo. (2009). "Nation branding: A case study of Singapore". UNLV Theses/ Dissertations / Professional Papers / Capstones. Paper 712.
24 Kampanye “Wonderful Indonesia” …, Claristy, FIB UI, 2016