UNIVERSITAS INDONESIA
ANALISIS FAKTOR YANG MEMOTIVASI KARYAWAN BERKEINGINAN MENJADI WIRAUSAHA (ENTREPRENEUR)
SKRIPSI
JONATHAN ADE PUTRA SITANGGANG 0906610126
FAKULTAS EKONOMI PROGRAM EKSTENSI MANAJEMEN DEPOK JANUARI 2012
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
UNIVERSITAS INDONESIA
ANALISIS FAKTOR YANG MEMOTIVASI KARYAWAN BERKEINGINAN MENJADI WIRAUSAHA (ENTREPRENEUR)
SKRIPSI
JONATHAN ADE PUTRA SITANGGANG 0906610126
FAKULTAS EKONOMI PROGRAM EKSTENSI MANAJEMEN KEKHUSUSAN BISNIS DEPOK JANUARI 2012
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Nama
: Jonathan Ade Putra Sitanggang
NPM
: 0906610126
Tanda Tangan
:
Tanggal
: 25 Januari 2012
ii Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
HALAMAN PENGESAHAN Skripsi ini diajukan oleh
:
Nama
: Jonathan Ade Putra Sitanggang
NPM
: 0906610126
Program Studi
: S1 Ekstensi
Kekhususan
: Manajemen
Judul Skripsi - Indonesia
: Analisis
Faktor
yang
Memotivasi
Karyawan
Berkeinginan Menjadi Wirausaha. - Inggris
: Analysis Factor That Motivate Employees to Become an Entrepreneur
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi S1 – Program Ekstensi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. DEWAN PENGUJI Pembimbing
: Rambat Lupiyoadi, S.E., M.E.
(
)
Penguji
: Rifelly Dewi Astuti, M.M
(
)
Penguji
: Karto Adiwidjaya, S.E., M.M.
(
)
Ditetapkan di : Depok Tanggal
: 25 Januari 2012 Ketua Program Ekstensi Manajemen
(Imo Gandakusuma, MBA) NIP: 196010031991031001
iii Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasihnya yang besar kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Atas kekuatan dari-Nya penulis mampu menjalani seluruh proses ini dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi prasyarat bagi kelulusan penulis dari program Sarjana Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Penyusunan skripsi ini dapat terlaksana dengan baik atas kerjasama berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1.
Bapak Prof. Firmanzah, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
2.
Bapak Imo Gandakusuma, MBA selaku Ketua Program Ekstensi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
3.
Bapak Rambat Lupiyoadi S.E., M.E. selaku Dosen Pembimbing yang telah rela berbagi waktu, pikiran, dan tenaga untuk memberikan bimbingan, berdiskusi mengenai berbagai hal berkaitan dengan penelitian serta dukungan yang membuat penulis tetap semangat menghadapi setiap kesulitan dan menjadikan proses ini pengalaman berharga, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini.
4.
Ibu Rifelly Dewi Astuti, M.M. dan Bapak Karto Adiwijaya, S.E., M.M. selaku dewan penguji yang telah memberikan banyak masukan dan perbaikan sehingga skripsi ini bisa menjadi lebih baik.
5.
Orang tua dan Keluarga yang telah memberikan kontribusi yang tidak ternilai kepada penulis. Selalu memberikan motivasi, mengingatkan dan menyemangati.
6.
Special thanks to Lovidya yang sering ingetin, ngasih informasi dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi.
7.
Teman-teman yang membantu dalam mengumpulkan data Indro, Steffi, Yanti, Regina, Dede, Fikri, Lia, Reza, Weni dan semua yang turut membantu dalam menyebarkan kuesioner penelitian.
iv Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
8.
Teman-teman semasa kuliah angkatan 2008 dan 2009, Rangga, Taufik, Robby, Radit, Sani, Fachmi, Vestan, John, Airin, Medika, Ardo, Dama, Edhi, dan yang lainnya.
9.
Teman-teman BEM Ekstensi periode 2009 atas semua persahabatannya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, karena yang benar datangnya dari Tuhan sedangkan yang buruk datangnya dari manusia. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Depok, Januari 2012
Penulis
v Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Jonathan Ade Putra Sitanggang
NPM
: 0906610126
Program Studi : Ekstensi Manajemen Departemen
: Manajemen
Fakultas
: Ekonomi
Jenis Karya
: Skripsi
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalti-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: -. Indonesia : Analisis Faktor yang Memotivasi Karyawan Berkeinginan Menjadi Wirausaha (Entrepreneur) -. Inggris : Analysis Factor That Motivate Employees to Become an Entrepreneur beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di : Depok Pada tanggal
: 25 Januari 2012
Yang menyatakan
(Jonathan Sitanggang)
vi Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
ABSTRAK
Nama
: Jonathan Ade Putra Sitanggang
Program Studi : Manajemen Judul
: Analisis Faktor yang Memotivasi Karyawan berkeinginan menjadi wirausaha (Entrepreneur).
Skripsi ini mengadopsi dari penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti di Florida, USA. Tujuan utama skripsi ini adalah mengetahui faktor yang memotivasi pekerja berkeinginan menjadi wirausaha dimana semakin banyak karyawan suatu perusahaan yang keluar dan membuka usaha sendiri. Faktor-faktor tersebut antaralain: adanya faktor keberhasilan diri yang meningkatkan motivasi seorang karyawan untuk mendapatkan kesuksesan yang lebih dengan berwirausaha, faktor toleransi resiko dimana semakin toleran akan resiko maka semakin besar pula insentif orang tersebut untuk menjadi wirausaha, faktor keinginan merasakan kebebasan dalam bekerja dimana dengan berwirausaha seorang karyawan tidak perlu merasakan rutinitas sebagai seorang pegawai. Penelitian ini juga melihat seberapa besar pengaruh lingkungan wirausaha sebagai variabel moderasi terhadap hubungan tersebut.
Kata kunci: Keberhasilan diri, toleransi akan resiko, keinginan merasakan pekerjaan bebas, Lingkungan wirausaha.
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
ABSTRACT
Name
: Jonathan Ade Putra Sitanggang
Study Program : Management Title
:
Analysis Factor That Motivate Employees to Become an Entrepreneur.
This research adopted studies that conducted by researchers in Florida, USA. This research aims to determine the factors that motivate employees to become an entrepreneur, where more employees of a company comes out and open their own business. These factors are, Perceived feasibility (self-efifacy) of self employment that increase the motivation of an employee to get more success with entrepreneurship, Tolerance for risk, where more tolerant of risk, the greater the incentive of people to become entrepreneurs and Perceived net desirability of self employment where entrepreneurship makes an employee does not need to feel routine as an employee. This study also observe at how much corporate entrepreneurship as a moderating variable influence that relationship.
Key Word: Perceived feasibility (self-efifacy) of self employment, tolerance for risk, perceived net desirability of self employment, corporate entrepreneurship.
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................. ii LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iii LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ......................... vi ABSTRAK ..................................................................................................... vii DAFTAR ISI ............................................................................................... .. ix DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv 1.PENDAHULUAN ....................................................................................... 1 1.1. Latar Belakang .................................................................................... 1 1.2. Perumusan Masalah ........................................................................... 4 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................... 5 1.3.1. Tujuan Penelitian .......................................................................... 5 1.3.2. Manfaat Penelitian ........................................................................ 6 1.4. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................. 6 1.4.1. Unit Analisis ................................................................................. 6 1.4.2. Wilayah Penelitian ........................................................................ 7 1.4.3. Periode Penelitian ......................................................................... 7 1.5. Sistematika Penulisan ......................................................................... 7 1.5.1. Bab 1: Pendahuluan ...................................................................... 7 1.5.2. Bab 2 : Landasan teori................................................................... 7 1.5.3. Bab 3 : Metodologi Penelitian ....................................................... 8 1.5.4. Bab 4 : Analisa dan Pembahasan ................................................... 8 1.5.5. Bab 5 : Kesimpulan dan Saran ....................................................... 8
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
2. LANDASAN TEORI ................................................................................. 9 2.1. Motivasi............................................................................................. 9 2.2. Wirausaha .......................................................................................... 12 2.3. Perceived feasibility (self-efifacy) of self employment ......................... 14 2.4. Toleransi akan resiko (Tolerance for risk) .......................................... 16 2.5. Perceived net desirability of self employment ...................................... 17 2.6. Lingkungan Wirausaha Perusahaan (Corporate Entrepreneurship) ..... 18 2.7. Peran pemerintah dalam peningkatan pertumbuhan wirausaha ............ 20 2.8. Penelitian sebelumnya......................................................................... 21
3. METODELOGI PENELITIAN ................................................................. 24 3.1. Desain Penelitian ............................................................................... 24 3.2. Metode Pengumpulan Data ............................................................... 25 3.3. Metode Pengambilan Sampel ............................................................ 25 3.3.1. Target Populasi ............................................................................. 26 3.3.2. Sampling Frame ............................................................................ 25 3.3.3. Teknik Sampling ........................................................................... 27 3.4. Model Penelitian .............................................................................. 27 3.5. Hipotesis Penelitian ........................................................................... 29 3.6. Defenisi Operasional Variabel ........................................................... 30 3.6.1. Variabel Perceived Feasibility (self-efifacy) of Self Employment .. 30 3.6.2. Variabel Tolerance for Risk........................................................... 31 3.6.3. Variabel Perceived net Desirability of Self Employment ................ 32 3.6.4. Variabel Self Employment Intention .............................................. 33 3.6.5. Variabel Corporate Entrepreneurship (Moderating) ..................... 33 3.7. Metode Pengolahan dan Analisis Data .............................................. 35 3.7.1. Analisis Awal ............................................................................... 35 3.7.2. Analisis Indeks Jawaban .............................................................. 36 3.7.3. Analisis Deskriptif ........................................................................ 36 3.7.4. Uji Reliabilitas ............................................................................. 37 3.7.5. Uji Validitas ................................................................................. 37 3.7.6. Analisis One Way ANOVA .......................................................... 38
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
3.7.7. Analisis Korelasi ........................................................................... 38 3.7.8. Pengujian Asumsi Klasik .............................................................. 39 3.7.8.1 Uji Normalitas Data ......................................................... 39 3.7.8.2 Uji Auto Korelasi ............................................................ 40 3.7.8.3 Uji Multikolinieritas ......................................................... 40 3.7.8.4 Uji Heteroskedastis ........................................................... 41 3.7.9. Analisis Regresi Linier Berganda ................................................. 41 3.7.10 Analisis Variabel Moderating........................................................ 42 3.8.
Teknik Pengujian Hipotesis .............................................................. 43
3.9.
Sistematika Kuesioner ...................................................................... 43
4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN .......................................................... 45 4.1.
Pelaksanaan Penelitian ..................................................................... 45
4.1.1. Pelaksanaan Survey ...................................................................... 45 4.1.2. Pelaksanaan Pre- Test .................................................................. 42 4.1.2.1. Uji Reliabilitas ..................................................................... 46 4.1.2.2. Uji Validitas .......................................................................... 47 4.2. Analisis Data ..................................................................................... 50 4.2.1. Demografis Responden ................................................................ 50 4.2.1.1. Usia Responden .................................................................... 51 4.2.1.2. Jenis Kelamin Responden ...................................................... 51 4.2.1.3. Lokasi responden bekerja ....................................................... 52 4.2.1.4. Pendapatan responden per-bulan ............................................ 53 4.2.1.5. Status Marital Responden ..................................................... 53 4.2.1.6. Tingkat Pendidikan ................................................................ 54 4.2.2. Anlisa Deskriptif .......................................................................... 55 4.2.2.1. Deskriptif Variabel Self Efifacy ............................................. 55 4.2.2.2. Deskripsi Variabel Tolerance for risk..................................... 57 4.2.2.3. Deskripsi Variabel Net desirability of self employment ........... 58 4.2.2.4. Deskripsi Variabel Self employment intention ........................ 59 4.2.2.5. Deskripsi Variabel Corporate Entrepreneurship .................... 60 4.3. Uji Asumsi Klasik ............................................................................. 62
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
4.3.1. Uji Normalitas .............................................................................. 63 4.3.2. Uji Auto Korelasi .......................................................................... 65 4.3.3. Uji Multikolinieritas ...................................................................... 66 4.3.4. Uji Heterokedastisitas ................................................................... 67 4.3.4.1. Metode Chart......................................................................... 67 4.3.4.2. Uji Gleser .............................................................................. 68 4.4. Analisis One-Way Anova Demografis Responden ............................. 69 4.4.1. Analisis One Way ANOVA Self Employment Intention ................... 69 4.4.2. Analisis One Way ANOVA Self-Efifacy ......................................... 71 4.4.3. Analisis One Way ANOVA Tolerance of Risk ................................ 72 4.4.4. Analisis One Way ANOVA NDSE ................................................. 73 4.5. Analisis Korelasi ............................................................................... 74 4.6. Analisis Regresi Linier Berganda ...................................................... 75 4.7. Pengujian Goodness of Fit ................................................................. 76 4.7.1. Koefisien determinasi (
) ............................................................ 76
4.7.2. Uji F (F-Test) ................................................................................ 77 4.7.3. Uji t ( t – Test ) .............................................................................. 77 4.8. Analisis Variabel Moderasi ............................................................... 78 4.8.1. Moderasi Variabel Self Efifacy ..................................................... 78 4.8.2. Moderasi Variabel Tolerance for Risk ........................................... 79 4.8.3. Moderasi Variabel Perceived net desirability of self employment .. 80 4.9.
Pengujian Hipotesis ......................................................................... 80
4.9.1. Pengujian Hipotesis 1 ................................................................... 80 4.9.2. Pengujian Hipotesis 2 .................................................................... 81 4.9.3. Pengujian Hipotesis 3 .................................................................... 81 4.9.4. Pengujian Hipotesis 4 .................................................................... 81 4.9.5. Pengujian Hipotesis 5 .................................................................... 82 4.10. Pembahasan Hipotesis ..................................................................... 83
5.
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAGERIAL ............................... 87 5.1. Kesimpulan ....................................................................................... 87 5.2. Implikasi Managerial ........................................................................ 89
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
5.3. Keterbatasan dan Saran untuk Penelitian ........................................... 90 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 92 LAMPIRAN A (Kuesioner)
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Indikator Self efifacy ......................................................................... 31 Tabel 3.2 Indikator Tolerance for Risk ............................................................. 32 Tabel 3.3 Indikator Perceived net Desirability of self employment .................... 32 Tabel 3.4 Indikator Self Employment Intention .................................................. 33 Tabel 3.5 Indikator Corporate entrepreneurship ............................................... 34 Tabel 4.1 Hasil Pengujian Reliabilitas .............................................................. 46 Tabel 4.2 Hasil Pengujian Validitas SE ..............................................................47 Tabel 4.3 Hasil Pengujian Validitas TR ..............................................................47 Tabel 4.4 Hasil Pengujian Validitas NDSE ........................................................48 Tabel 4.5 Hasil Pengujian Validitas CE ..............................................................49 Tabel 4.6 Hasil Pengujian Validitas SEI .............................................................50 Tabel 4.7 Tanggapan Responden Mengenai SE ..................................................56 Tabel 4.8 Tanggapan Responden Mengenai TR .................................................57 Tabel 4.9 Tanggapan Responden Mengenai NDSE ............................................58 Tabel 4.10 Tanggapan Responden Mengenai SEI ...............................................59 Tabel 4.11 Tanggapan Responden Mengenai CE ...............................................61 Tabel 4.12 One-Sample Kolmogorov-Smornov Test ........................................ 65 Tabel 4.13 Uji Durbin Watson ........................................................................ 66 Tabel 4.14 Uji Multikolinieritas ...................................................................... 66 Tabel 4.15 Uji Glejser ........................................................................................69 Tabel 4.16 One Way ANOVA Self Employment Intention ................................ 69
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
Tabel 4.17 One Way ANOVA Self-efifacy dengan Usia Responden ................ 71 Tabel 4.18 One Way ANOVA Tolerance for risk ............................................. 72 Tabel 4.19 One Way ANOVA Perceived net desirability of self employment ... 73 Tabel 4.20 Analisa Korelasi ............................................................................ 74 Tabel 4.21 Model Regresi Linier Berganda ..................................................... 75 Tabel 4.22 Koefisien Determinasi (R²) ............................................................ 76 Tabel 4.23 F-test ............................................................................................. 77 Tabel 4.24 T-test ............................................................................................. 78 Tabel 4.25 Moderated Regression Analysis Sel Efifacy ................................... 78 Tabel 4.26 Moderated Regression Analysis Tolerance for risk ........................ 79 Tabel 4.27 Moderated Regression Analysis Perceived net desirability of self employment ...................................................................... 80 Tabel 4.28 Hasil Pengujian Hipotesis .............................................................. 83
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Teori Motivasi H.Moslow ............................................................ 10 Gambar 2.2 Model Vroom .............................................................................. 18 Gambar 2.3 Model Penelitian Gerry Segal, Dan Borgia, dan Jerry S ............... 22 Gambar 3.1 Model Penelitian Lena lee et, al. ................................................... 28 Gambar 3.2 Model Penelitian .......................................................................... 29 Gambar 4.1 Usia Responden ........................................................................... 51 Gambar 4.2 Jenis Kelamin Responden ............................................................. 52 Gambar 4.3 Lokasi Responden Bekerja ............................................................ 52 Gambar 4.4 Pendapatan Responden Perbulan .................................................. 53 Gambar 4.5 Status Marital Responden ............................................................ 54 Gambar 4.6 Tingkat Pendidikan Responden .................................................... 54 Gambar 4.7 Histogram .................................................................................... 63 Gambar 4.8 Normal P-Plot of Regression Standardized Residual .................... 64 Gambar 4.9 Pengujian Heterekedastisitas ........................................................ 68
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Wirausaha (entrepreneur) di Indonesia mencapai 0.24% dari total
populasi penduduk Indonesia sebesar 231,83 juta jiwa, dimana terdapat 564.240 wirausaha baru (Kemenkop dan ukm, Bps, 2010). Angka ini terus bertumbuh seiring dengan munculnya program-program pemerintah yang mendorong pertumbuhan ekonomi dengan peningkatan jumlah wirausaha. Menurut Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia, Syarief Hasan (2011), “Wirausaha merupakan ujung tombak bagi perekonomian nasional. Sebab, jika wirausaha tumbuh, akan mampu menopang perekonomian sekaligus membuka lapangan karyawanan baru. Dampak jangka panjangnya adalah mengurangi tingkat kemiskinan”. Kewirausahaan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang sangat erat dan positif. Peningkatan jumlah wirausaha menyebabkan peningkatan pertumbuhan ekonomi suatu negara. (Schumpeter, 1911). Menurut Rusman Heriawan, Kepala BPS (2011), “Tingkat pengangguran terbuka pada Februari 2011 berjumlah 6,8% dari total angkatan kerja sebesar 119,4 juta orang, yakni sebanyak 8,12 juta orang. Jumlah ini menurun dibandingkan Februari 2010, yakni sebesar 8,59 juta orang”. Tingginya tingkat pengangguran
di
Indonesia
umumnya
disebabkan
tidak
seimbangnya
pertumbuhan investasi dan faktor minimnya keterampilan kerja. Sehingga perlu bagi pemerintah untuk lebih serius dalam menumbuhkan wirausaha-wirausaha baru yang dapat meyerap tenaga kerja dan mengurangi tingkat penggangguran. Di negara maju seperti Amerika, wirausaha menjadi salah satu profesi yang diminati oleh generasi muda, sebesar 17%
dari total penduduknya
berprofesi sebagai wirausaha sama halnya dengan Singapura sebesar 7.2%, Cina dan Jepang sebesar 10% (Tempo interaktif, 2011). Indonesia sebagai salah satu Negara berkembang di dunia mengalami Curse of Natural Resources Abundance
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
2
dimana sumber daya alam yang melimpah menyebabkan kurangnya motivasi untuk mengembangkan sektor-sektor ekonomi yang berbasis teknologi, sehingga tidak ada pengembangan Human Capital. Hal ini menyebabkan Indonesia terjebak dalam middle income trap, dimana eksport dari skills-based labour sangat terbatas, sehingga tidak dapat menyesuaikan dengan permintaan pasar dunia yang sangat dinamis untuk produk-produk yang berlandaskan skill based export manufacturing. Pola sosial yang berkembang di masyarakat yang menilai seorang karyawan yang bekerja pada suatu perusahaan maupun instansi pemerintahan dalam negeri memiliki jaminan hidup yang lebih baik bila dibandingkan dengan seorang wirausaha, merupakan penghambat terhadap pertumbuhan wirausaha. Hal tersebut dapat dilihat dengan sedikitnya lulusan sekolah menengah kejuruan maupun perguruan tinggi yang mencoba berwirausaha. Pada umumnya mengejar suatu pekerjaan pada perusahaan swasta maupun negri. Data Kementrian Pendidikan Nasional (2011), memperlihatkan pada umumnya lulusan SLTA (60,87%) dan Perguruan Tinggi (83,18%) lebih berminat menjadi pekerja atau karyawan (job seeker) dibandingkan dengan yang berupaya menciptakan kerja. Akan tetapi, seiring dengan program pemerintah untuk mendorong pertumbuhan perekonomian melalui pertumbuhan wirausaha di Indonesia dan semakin populernya keberadaan modal ventura serta program usaha menengah kecil (UKM) binaan BUMN, trend wirausaha mulai meningkat. Trend wirausaha juga menyentuh kalangan pekerja, semakin banyak karyawan suatu perusahaan yang keluar kemudian membuka usaha baru. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh exogenous maupun endogenous environment perusahaan. Dalam
memasuki
era
globalisasi,
perusahaan
terus
melakukan
pengembangan dan inovasi untuk menghadapi persaingan usaha yang semakin ketat, sehingga perusahaan tidak tertinggal dari pesaing. Perusahaan melakukan investasi terhadap sumberdaya manusianya, dimulai dari proses recruitment yang berlanjut dengan peningkatan kompetensi kerja melalui proses pelatihan yang disesuaikan dengan tuntutan pekerjaan. Pengembangan sumber daya manusia berguna untuk meningkatkan produktivitas, kompetensi kerja dan kemampuan entrepreneurial action seperti ide-ide baru dan inovasi didalam perusahaan untuk Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
3
memiliki daya saing yang kuat (competitive advantage), sehingga dapat memberikan keunggulan bagi perusahaan.. Di zaman sekarang ini, banyak perusahaan menyadari akan pentingnya sifat kewirausahaan dalam organisasinya (Peter dan Waterman dalam bukunya “A passion of Excellence”). Kebutuhan akan kewirausahaan semakin meningkat dikarenakan munculnya permasalahan seperti: 1. Semakin banyak dan berkembangnya pesaing yang masing-masing mempunyai keunggulan. 2. Ketidakpercayaan akan metode-metode traditional dalam management suatu organisasi. 3. Semakin berkurangnya pegawai-pegawai yang pintar dan memiliki ide-ide brilian dari suatu organisasi karena hengkang dari perusahaan dan lebih memilih menjadi wirausaha. Gilad and Levine (1986) mengemukakan dua hal yang berhubungan dengan penjelasan dari motivasi wirausaha yaitu “push” dan “pull” teori. “Push” teori membuktikan bahwa seorang individu terdorong kedalam wirausaha melalui negative external forces seperti ketidakpuasaan kerja, kesulitan dalam mencari pekerjaan, gaji yang tidak cukup, atau waktu kerja yang tidak fleksibel. “Pull” teori terdiri dari individu yang tertarik kedalam kegiatan wirausaha untuk mendapatkan kebebasan, pemenuhan diri, kekayaan, dan hasil lain yang lebih baik. Penelitian Keeble et al., (1992) dan Orhan and Scott (2001) mengindikasikan bahwa individu menjadi wirausaha terutama karena “pull” faktor dibandingkan dengan”push” faktor. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Gerry Segal, Dan Borgia dan Jerry Schoenfeld yang dilakukan di Florida, USA dan diterbitkan di International Journal of Entrepreneurial Behavior & Research oleh Emerald Group Publishing Limited tahun 2005, yang mengukur “push” faktor menunjukkan bahwa toleransi akan resiko, keberhasilan diri, keinginan merasakan kebebasan dalam bekerja memberikan motivasi yang signifikan terhadap keinginan menjadi wirausaha. Disamping itu terdapat banyak usaha baru yang dimulai oleh entrepreneur dari ide yang didapatkan ketika bekerja untuk perusahaan dimana ia bekerja sebelumnya. Karyawan yang keluar dari perusahaan dimana ia bekerja merupakan salah satu pasokan paling penting untuk entrepreneurship (Thomas Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
4
Hellmann, 2002). Ketika bekerja karyawan mungkin mendapatkan ide dan inovasi yang berada diluar inti bisnis perusahaan, karyawan memiliki keputusan pribadi untuk tetap fokus terhadap tugas atau mengejar ide baru. Akan tetapi, tidak semua perusahaan mampu untuk mengadaptasikan inovasi dan ide-ide tersebut, sehingga banyak dari karyawan yang memilih untuk melanjutkan diluar perusahaan, baik dengan tetap bekerja atau berhenti bekerja dari perusahaan. Jika lingkungan kewirausahaan meningkat lebih lanjut, perusahaan merasa terlalu sulit untuk menghentikan karyawan dari mengejar ide-ide mereka sendiri ( Thomas Hellmann, 2002). Keluarnya karyawan dari perusahaan merupakan suatu kerugian, dimana investasi terhadap sumber daya menjadi tidak efisien, perusahaan kehilangan tenaga ahli, dan mengganggu proses bisnis perusahaan. Sejak tahun 1950-an, penelitian psikologi organisasi dalam menginvestigasi motivasi kerja telah mengalami kemajuan dari model yang statis ke proses model yang dinamis, dan menggunakan teori proses yang terarah (Cambell, 1970). Penelitian mengenai kewirausahaan telah mengalami perkembangan secara terus - menerus dengan cara yang sama, menyesuaikan atau mengadaptasi penemuan organisasi psikologi untuk memahami lebih baik motivasi untuk menjadi seorang wirausaha. Berdasarkan uraian tersebut, Peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS KARYAWAN
BERKEINGINAN
FAKTOR yang MEMOTIVASI MENJADI
WIRAUSAHA
(ENTREPRENEUR)”. Subjek ini cukup menarik, dengan semakin banyaknya karyawan dalam suatu perusahaan yang keluar kemudian membuka usaha baru.
1.2
Perumusan Masalah Fokus penelitian ini untuk menguji pengaruh dari faktor keberhasilan
diri, toleransi akan resiko dan kebebasan dalam bekerja terhadap keinginan menjadi wirausaha, penelitian ini juga akan menguji pengaruh moderasi lingkungan wirausaha terhadap hubungan tersebut. Penelitian ini diadopsi dari jurnal yang disusun oleh Gerry Segal, Dan Borgia dan Jerry Schoenfeld yang dilakukan di Florida, USA dan diterbitkan di International Journal of Entrepreneurial Behavior & Research oleh Emerald Group Publishing Limited Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
5
tahun 2005, dengan judul “The Motivation to became an Entrepreneur”, Dan Research paper yang disusun oleh Thomas Hellmann yang diterbitkan Stanford University,
tahun 2002,
dengan
judul
“When
do
employees
become
entrepreneurs?” sebagai variabel moderasi. Setelah
memaparkan
latar
belakang
dia
atas,
maka
dapat
diidentifikasikan permasalahan pada penelitian ini adalah: 1.
Apakah pengaruh perceived feasibility (self-efifacy) of self employment terhadap self employment intention.
2.
Apakah pengaruh tolerance for risk terhadap self employment intention.
3.
Apakah pengaruh perceived net desirability of self employment terhadap self employment intention.
4.
Apakah ada pengaruh moderasi dari corporate entrepreneurship pada hubungan tersebut.
5.
Apakah terdapat pengaruh karakteristik demografi responden terhadap variabel-variabel dalam penelitian.
1.3
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah sebagai berikut: 1.
Mengetahui pengaruh faktor perceived feasibility (self-efifacy) of self employment terhadap self employment intention.
2.
Mengetahui pengaruh tolerance for risk terhadap self employment intention.
3.
Mengetahui pengaruh perceived net desirability of self employment terhadap self employment intention.
4.
Mengetahui pengaruh moderasi dari corporate entrepreneurship pada hubungan tersebut.
5.
Mengetahui pengaruh karakteristik demografi responden terhadap variabel-variabel dalam penelitian.
Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
6
1.3.2
Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini dapat dirasakan oleh beberapa pihak: 1. Bagi penelitian ini, untuk mengetahui factor-faktor yang memotivasi karyawan dalam sebuah perusahaan menjadi seorang wirausaha (self employment intention). Melihat semakin banyaknya karyawan dalam suatu perusahaan yang keluar dari pekerjaannya dan menjadi wirausaha. 2. Bagi Perusahaan, untuk memberikan gambaran secara ilmiah tentang potensi-potensi yang terdapat dalam lingkungan perusahaan, dan dari dalam diri karyawan yang memberikan motivasi untuk menjadi wirausaha, sehingga perusahaan dapat menyusun suatu rencana strategis untuk pengembangan sumber daya manusianya, agar investasi terhadap sumber daya manusia tidak sia-sia dan perusahaan tidak kehilangan pekerja-pekerja potensial yang merupakan penggerak utama perusahaan. 3. Bagi penelitian selanjutnya yang akan meneliti subjek motivasi menjadi wirausaha (secara umum) pada karyawan sebuah perusahaan (secara khusus). Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk dilakukannya penelitian yang lebih spesifik bagi tiap variabel yang ada maupun variabel-variabel baru yang mungkin akan muncul nantinya.
1.4
Ruang Lingkup Penelitian
1.4.1
Unit Analisis Objek penelitian ini atau responden penelitian melitputi kriteria sebagai
berikut: a. Karyawan suatu Peseroan Terbatas (PT), baik Badan Usaha Milik Swasta maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang sudah memiliki pengalam bekerja minimal 1 (satu) tahun secara keseluruhan dalam bidang pekerjaannya baik yang memegang kedudukan strategis Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
7
dalam perusahaan maupun yang tidak. Penelitian ini tidak melibatkan atau mengecualikan pegawai negri sipil (PNS). b. Karyawan suatu perseroan terbatas (PT) yang berdomisili atau bekerja diwilayah DKI Jakarta, meliputi Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Utara dan Jakarta Pusat. c. Responden adalah Warga Negara Indonesi (WNI). Metode pengambilan sampel akan dijelaskan lebih lanjut dibagian metodologi penelitian. 1.4.2
Wilayah Penelitian Penelitian dilakukan diwilayah DKI Jakarta, meliputi wilayah Jakarta
Selatan, Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Utara dan Jakarta Pusat. 1.4.3
Periode Penelitian Penelitian dirancang untuk dilakukan selama 4 (empat) bulan mulai
minggu pertama September 2011 sampai minggu pertama Desember 2011, atau selama-lamanya 1 (satu) semester. Dalam periode tersebut, data akan dikumpulkan, dianalisa, disimpulkan, dan disatukan sebagai suatu bentuk penelitian ilmiah (skripsi) yang lengkap.
1.5
Sistematika Penulisan
1.5.1.
Bab 1: Pendahuluan Bab ini berisi latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, serta sistematika penulisan skripsi.
1.5.2.
Bab 2: Landasan Teori Bab ini berisi satu jurnal yaitu penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya sebagai state-of-the-art yang menjadi dasar penelitian, beserta dengan teori-teori yang relevan dengan penelitian dan model yang akan digunakan. Dalam
Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
8
penelitian ini teori yang akan dibahas adalah teori yang berkaitan dengan motivasi menjadi wirausaha (entrepreneur). 1.5.3.
Bab 3: Metodologi Penelitian Bab ini berisi disain penelitian, metode pengumpulan data, metode
pengambilan sampel (sampling method), model penelitian, hipotesis penelitian, operasionalisasi variabel penelitian, disain kuesioner, dan teknis analisis data.
1.5.4.
Bab 4: Analisa dan Pembahasan Bab ini berisi hasil pengumpulan data beserta pengolahan, analisis, dan
pembahasan data yang telah berhasil dikumpulkan menggunakan analisa statistic yang relevan. 1.5.5.
Bab 5: Kesimpulan dan Saran Bab ini akan menguraikan kesimpulan penelitian, temuan-temuan, saran-
saran yang mungkin diberikan kepada para pelaku usaha, dan saran untuk penelitian selanjutnya.
Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1
Motivasi
Gilad dan Levine (1986) mengusulkan dua teori yang berkaitan erat dengan motivasi menjadi seorang entrepreneur. Teori “dorongan” dan teori “tarikan”. Teori “dorongan” berpendapat bahwa individu didorong ke dalam kepengusahaan oleh dorongan negative dari luar, seperti ketidakpuasan dalam bekerja, kesulitan dalam menemukan pekerjaan, dan gaji yang tidak memuaskan, atau jadwal kerja yang tidak fleksibel. Teori “tarikan” berpendapat bahwa individu ditarik kedalam aktifitas yang berkaitan dengan pengusaha dalam pencarian kebebasan, pemenuhan diri sendiri, kesejahteraan, dan hasil – hasil lain yang diinginkan. Morgan (1987) mengemukakan bahwa motivasi bertalian dengan tiga hal yang sekaligus merupakan aspek-aspek dari motivasi. Ketiga hal tersebut yaitu keadaan yang mendorong tingkah laku (motivating states), tingkah laku yang didorong oleh keadaan tersebut (motivated behavior), dan tujuan dari pada tingkah laku tersebut (goals or ends of such behavior). Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H. Maslow (1943) pada intinya berkisar pada pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu : 1.
Kebutuhan fisiologikal (physiological needs), seperti : rasa lapar, haus, istirahat dan sex.
2.
Kebutuhan rasa aman (safety needs), tidak dalam arti fisik semata, akan tetapi juga mental, psikologikal dan intelektual
3.
Kebutuhan akan kasih sayang (love needs)
4.
Kebutuhan akan harga diri (esteem needs), yang pada umumnya tercermin dalam berbagai simbol-simbol status
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
10
5.
Aktualisasi
diri
(self
actualization),
dalam
arti tersedianya
kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.
Gambar 2.1 Teori Motivasi H. Moslow
Kebutuhan-kebutuhan yang disebut pertama (fisiologis) dan kedua (keamanan) kadang-kadang diklasifikasikan dengan cara lain, misalnya dengan menggolongkannya sebagai kebutuhan primer, sedangkan yang lainnya dikenal pula dengan klasifikasi kebutuhan sekunder. Terlepas dari cara membuat klasifikasi kebutuhan manusia itu, yang jelas adalah bahwa sifat, jenis dan intensitas kebutuhan manusia berbeda satu orang dengan yang lainnya karena manusia merupakan individu yang unik. Juga jelas bahwa kebutuhan manusia itu tidak hanya bersifat materi, akan tetapi bersifat psikologikal, mental, intelektual dan bahkan juga spiritual. motivasi seorang individu sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Termasuk pada faktor internal adalah, persepsi seseorang mengenai diri sendiri; harga diri; harapan pribadi; kebutuhaan; keinginan; kepuasan kerja; prestasi kerja yang dihasilkan. Berangkat dari kenyataan bahwa pemahaman tentang berbagai kebutuhan manusia makin mendalam penyempurnaan dan koreksi dirasakan bukan hanya Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
11
tepat, akan tetapi juga memang diperlukan karena pengalaman menunjukkan bahwa usaha pemuasan berbagai kebutuhan manusia berlangsung secara simultan. Artinya, sambil memuaskan kebutuhan fisik, seseorang pada waktu yang bersamaan ingin menikmati rasa aman, merasa dihargai, memerlukan teman serta ingin berkembang. Pemikiran Maslow tentang teori kebutuhan tampak lebih bersifat teoritis, namun telah memberikan fondasi dan mengilhami bagi pengembangan teori-teori motivasi yang berorientasi pada kebutuhan berikutnya yang lebih bersifat aplikatif. Adapun jenis motivasi menurut Davis dan New Strom (1996) adalah prestasi, afiliasi, kompetensi, dan kekuasaan. 1.
Motivasi prestasi (achievement motivation), adalah dorongan dalam diri seseorang untuk mengatasi segala tantangan dan hambatan dalam mencapai tujuan. Entrepreneur yang berorientasi dan bekerja keras apabila mereka memandang bahwa mereka akan memperoleh kebanggaan pribadi atas upaya mereka, apabila hanya terdapat sedikit resiko gagal, dan apabila mereka mendapat balikan spesifik tentang prestasi diwaktu lalu.
2.
Motivasi afiliasi (affiliation motivation), adalah dorongan untuk berhubungan dengan orang-orang atas dasar social. Orang-orang yang bermotivasi afiliasi bekerja lebih baik apabila mereka dipuji karena sikap dan kerja sama mereka yang menyenangkan.
3.
Motivasi kompetensi (competence motivation), adalah dorongan untuk mencapai keunggulan kerja, meningkatkan ketrampilan dalam memecahkan
masalah,
dan
berusaha
keras
untuk
inovatif.
Umumnya, mereka cenderung melakukan pekerjaan dengan baik karena kepuasan batin yang mereka rasakan dari melakukan pekerjaan itu dan penghargaan yang diperoleh dari orang lain. 4.
Motivasi kekuasaan (power motivation), adalah dorongan untuk mempengaruhi orang-orang dan mengubah situasi. Orang-orang yang bermotivasi kekuasaan ingin menimbulkan dampak dan mau memikul resiko untuk melakukan hal itu.
Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
12
2.2
Wirausaha (entrepreneur)
Menurut Rambat Lupiyoadi (2007) Wirausaha adalah orang yang kreatif dan inovatif serta mampu mewujudkannya untuk peningkatan kesejahteraan diri, masyarakat dan lingkungannya. Menurut Gede Prama (1998) ada beberapa sifat dasar dan kemampuan yang dimiliki oleh seorang entrepreneur dalam berwirausaha, diantaranya adalah : 1.
Entrepreneur adalah pencipta perubahan (the change creator), disini dituntut
tidak
hanya
mengelola
perubahan,
tetapi
mampu
menciptakan perubahan. 2.
Entrepreneur selalu melihat perbedaan baik antara orang maupun antar fenomena kehidupan sebagai peluang dibanding sebagai kesulitan.
3.
Entrepreneur cenderung mudah jenuh terhadap segala kemampuan hidup untuk kemudian bereksperimen dengan pembaharuanpembaharuan.
4.
Entrepreneur melihat pengetahuan dan pengalaman hanyalah alat untuk memacu kreativitas.
5.
Entrepreneur adalah seorang pakar tentang dirinya sendiri.
Dalam berwirausaha, entrepreneur perlu memiliki kompetensi seperti halnya profesi lain dalam kehidupan, kompetensi ini mendukung kearah kesuksesan. Triton (2007) mengemukakan 10 kompetensi yang harus dimiliki entrepreneur dalam menjalankan usahanya, yaitu : 1.
Knowing your business, yaitu mengetahui usaha apa yang akan dilakukan. Dengan kata lain, seorang entrepreneur harus mengetahui segala sesuatu yang ada hubunganya dengan usaha atau bisnis yang akan dilakukan.
2.
Knowing the basic business management, yaitu mengetahui dasardasar
pengelolaan
bisnis,
misalnya cara
merancang
usaha,
mengorganisasi dan mengendalikan perusahaan, termasuk dapat memperhitungkan,
memprediksi,
mengadministrasikan,
dan
membukukan kegiatan-kegiatan usaha. Mengetahui manajemen Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
13
bisnis berarti memahami kiat, cara, proses dan pengelolaan semua sumberdaya perusahaan secara efektif dan efisien. 3.
Having the proper attitude, yaitu memiliki sikap yang sempurna terhadap usaha yang dilakukannya. Dia harus bersikap seperti pedagang, industriawan, pengusaha, eksekutif yang sungguhsungguh dan tidak setengah hati.
4.
Having adequate capital, yaitu memiliki modal yang cukup. Modal tidak hanya bentuk materi tetapi juga rohani. Kepercayaan dan keteguhan hati merupakan modal utama dalam usaha. Oleh karena itu harus cukup waktu, cukup uang, cukup tenaga, tempat dan mental.
5.
Managing finances effectively, yaitu memiliki kemampuan untuk mengelola keuangan secara efektif dan efisien, mencari sumber dana dan menggunakanya secara tepat, dan mengendalikanya secara akurat.
6.
Managing time efficiently, yaitu mengatur waktu seefisien mungkin. Mengatur, menghitung, dan menepati waktu sesuai kebutuhanya.
7.
Managing people, yaitu kemampuan merencanakan, mengatur, mengarahkan atau memotivasi, dan mengendalikan orang-orang dalam menjalankan usahanya.
8.
Statisfying customer by providing hight quality product, yaitu member kepuasan kepada pelanggan dengan cara menyediakan barang dan jasa yang bermutu, bermanfaat dan memuaskan.
9.
Knowing method to compete, yaitu mengetahui strategi atau cara bersaing.
Wirausaha
harus
dapat
mengungkapkan
kekuatan
(Strength), kelemahan (weaks), peluang (opportunity), dan ancaman (threat), dirinya dan pesaing. 10. Copying with regulation and paper work, yaitu membuat aturan yang jelas tersurat, bukan tersirat.
Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
14
2.3
Perceived feasibility (self-efifacy) of self employment Mone (1994) mendiskusikan dua ukuran tentang keberhasilan diri yang
mendorong seseorang untuk berwirausaha. Ukuran pertama dianalogikan dengan harapan, dan ukuran kedua dianalogikan dengan hasil dari harapan tersebut. Keberhasilan diri sebagai seorang entrepreneur di sini merupakan kemungkinan dari mendapatkan kesempatan- kesempatan yang diinginkan dan keuntungan atas pekerjaan yang telah dilakukan. Shapero dan Kruger (2000) menggunakan keberhasilan diri sebagai salah satu wakil dari motivasi untuk menjadi entrepreneur karena mempercayai bahwa orang-orang mungkin akan termotivasi untuk menjadi entrepreneur apabila mereka percaya wirausaha memiliki kemungkinan lebih besar untuk berhasil dari pada bekerja untuk orang lain untuk mendapatkan hasil yang lebih berharga. Atkitson (2004) menyatakan bahwa salah satu faktor penting dan menjadi daya penggerak bagi seseorang untuk menjadi entrepreneur adalah keinginannya untuk memenuhi kebutuhanya untuk berhasil serta menjauhi kegagalan. Jika seseorang memiliki kebutuhan tinggi untuk berhasil, maka orang tersebut akan bekerja keras dan tekun belajar. Karakteristik entrepreneur yang berhasil (Pearce II, 1989) 1.
Komitmen yang tinggi. Tingkat komitmen para entrepreneur biasanya dapat terganggu oleh kesediaan mereka untuk merusak kondisi kemakmuran pribadi mereka, oleh kesediaan mereka untuk menginvestasi waktu, mentolerir standar kehidupan lebih rendah, dibandingkan dengan standar hidup yang sebenarnya dapat dinikmati mereka, dan bahkan pengorbanan waktu berkumpul dengan keluarga mereka.
2.
Dorongan atau rangsangan kuat untuk mencapai prestasi. Salah satu diantara motivator-motivator kuat, yang mendorong para entrepreneur adalah kebutuhan untuk meraih prestasi. Mereka secara tipikal dirangsang oleh kebutuhan untuk melampaui hasil-hasil yang diraih mereka pada masa lampau. Uang makin kurang berarti sebagai motivator, dan uang lebih banyak dijadikan alat untuk mengukur hingga dimana pencapaian prestasi mereka. Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
15
3.
Orientasi kearah peluang-peluang serta tujuan-tujuan. Para entrepreneur yang berhasil, cenderung memusatkan perhatian mereka kepada peluang-peluang,
yang mewakili kebutuhan-
kebutuhan yang belum terpenuhi atau problem-problem yang menuntut danya pemecahan-pemecahan. 4.
Focus pengendalian internal. Para entrepreneur yang berhasil, sangat yakin akan diri mereka sendiri. Riset yang dilakukan orang telah menunjukan bahwa mereka beranggapan bahwa meraka sendiri yang mengendalikan nasib usaha mereka, dan bukan kekuatan-kekuatan luar yang mengendalikan dan menentukan hasil yang mereka raih. Para entrepreneur yang berhasil juga bersikap sangat realistic tentang kekuatan serta kelemahan mereka sendiri dan apa saja yang dapat dilakukan mereka, dan apa yang tidak mungkin dilakukan mereka.
5.
Toleransi terhadap ambiguitas. Para entrepreneur yang baru memulai usaha baru mereka, menghadapi
kebutuhan
untuk
mengimbangkan
pengeluaran-
pengeluaran untuk gaji dan upah karyawan mereka dengan hasil yang diraih. Pekerjaan-pekerjaan secara konstan berubah, para pelanggan silih berganti, dan kemunduran dan kejutan-kejutan merupakan hal yang tidak dapat dihindari. 6.
Kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah. Para entrepreneur yang berhasil mencari problem-problem yang dapat mempengaruhi keberhasilan mereka, dan mereka berusaha untuk memecahkanya. Mereka tidak terintimidasi oleh situasi-situasi sulit. Mereka dapat bersikap desisif (berani mengambil keputusan) dan meraka dapat menunjukan kesabaran apabila persepsi jangka panjang dianggap sebagai hal yang tepat.
7.
Kemampuan untuk menghadapi kegagalan secara efektif. Para entrepreneur tidak takut akan kegagalan, memang mereka sangat mendambakan keberhasilan, tetapi apabila harus, mereka
Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
16
menerima kegagalan dan memanfaatkanya sebagai suatu cara untuk belajar, bagaimana lebih baik pada masa mendatang.
2.4
Toleransi akan resiko (Tolerance for risk)
Menurut Suryana (2003) seorang entrepreneur harus mampu mengambil resiko yang moderat, artinya resiko yang diambil tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Keberanian menghadapi resiko yang didukung komitmen yang kuat, akan mendorong seorang entrepreneur untuk terus berjuang mencari peluang sampai memperoleh hasil. Hasil-hasil itu harus nyata atau jelas, dan merupakan umpan balik bagi kelancaran kegiatanya. Praag dan Cramer (2002) secara eksplisit mempertimbangkan peran resiko dalam pengambilan keputusan seseorang untuk menjadi seorang entrepreneur. Rees dan Shah (1986) menyatakan bahwa perbedaan pendapatan pada pekerja individu yang bebas (entrepreneur) adalah tiga kali lipat dari yang didapat oleh individu yang bekerja pada orang lain, dan menyimpulkan bahwa toleransi terhadap resiko merupakan sesuatu yang membujuk untuk melakukan pekerjaan mandiri (entrepreneur). Douglas dan Shepherd (1999) menggunakan resiko yang telah diantisipasi sebagai alat untuk memprediksi keinginan seseorang untuk menjadi entrepreneur, dinyatakan “ semakin toleran seseorang dalam menyikapi suatu resiko, semakin besar insentif orang tersebut untuk menjadi entrepreneur.” Persepsi resiko berbeda-beda tergantung kepercayaan seseorang, kelakuan, dan perasaan merupakan faktor-faktor pendukungnya, antara lain latar belakang pendidikan, pengalaman praktis di lapangan, karakteristik individu, kejelasan informasi, dan pengaruh lingkungan sekitar. Terdapat perbedaan persepsi tentang resiko itu sendiri, meskipun tidak terlalu mencolok, antara lain (Akintoye & Macleod, 1997) : 1.
Faktor-faktor yang mempunyai efek merugikan terhadap kesuksesan pelaksanaan proyek secara financial maupun ketepatan waktu, dimana faktor waktu itu sendiri tidak selalu dapat di identifikasi.
Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
17
2.
Sesuatu keadaan secara fisik, kontrak maupun financial menjadi lebih sulit daripada yang telah disetujui dalam kontrak.
3.
Kesempatan untuk membuat keuntungan diatas kontrak, dimana kepuasan klien, harga kontrak, dan waktu penyelesaian diutamakan.
4.
Suatu kondisi dimana peristiwa-peristiwa yang tidak direncanakan terjadi.
2.5
Perceived net desirability of self employment
Schermerhorn (1996) mengatakan terdapat ciri-ciri khas yang dikaitkan dengan seorang entrepreneur yaitu mampu menentukan nasibnya sendiri, bekerja keras dalam mencapai keberhasilan, selalu tergerak untuk bertindak secara pribadi dalam mewujudkan tujuan menantang, memiliki toleransi terhadap situasi yang tidak menentu, cerdas dan percaya diri dalam mengunakan waktu yang luang. Vroom (1964) menggambarkan model kerangka terhadap perceived net desirability of self employment, seperti gambar dibawah ini, dimana Vroom menyimpulkan bahwa perceived net desirability of self employment merupakan hasil pengurangan dari desirability of self-employment dengan desirability of working for other. Desirability of self-employment merupakan sesuatu yang didapatkan oleh karyawan dengan bekerja sendiri, seperti kebebasan dalam bekerja, tidak terikat dengan aturan perusahaan, sedangkan desirability of working for other merupakan sesuatu yang didapatkan oleh karyawan dengan bekerja dengan orang lain, seperti rasa aman akan masa depan dan keteraturan dalam jam kerja perusahaan.
Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
18
Probability of attaining desirable outcomes through self-employment
TIMES
Value or importance of each outcame
EQUALS
Desirability of self-employment
LESS
Probability of attaining desirable outcomes through Working for others
TIMES
Value or importance of each outcame
EQUALS
Desirability of working for others
EQUALS
Perceived net desirability of self-employment
Gambar 2.2 Model Vroom
Berdasarkan teori-teori yang ditemukan, Vroom (1964) menyimpulkan hal-hal yang menimbulkan perbedaan antara bekerja sendiri dan bekerja dengan orang lain adalah faktor-faktor seperti potential pendapatan, financial security, kebebasan, kebutuhan untuk berprestasi, kemandirian, dan keluar dari aturan perusahaan. Menurut Robert .T. Kiyosaki (2008) dengan mempunyai usaha sendiri, seorang entrepreneur akan mempunyai jam kerja yang bebas, tidak terikat jam kantor, serta bebas dari pelanggaran disiplin kantor. Jika bisnis yang dijalankan sudah berjalan dengan baik tidak perlu setiap hari pergi ke kantor karena bisa didelegasikan kepada orang lain. waktu bisa dibagi untuk kegiatan bisnis yang lain atau aktifitas lain. Meski seorang entrepreneur memerlukan disiplin yang tinggi tetapi dengan memiliki usaha sendiri, dapat mengatur waktu sesuai keinginan sendiri tanpa diatur oleh orang lain.
2.6
Lingkungan Wirausaha Perusahaan (Corporate Entrepreneurship)
Kuratko, et.Al (1990), Intraprenuership/Corporate Entrepreneurship adalah kewirausahaan dalam korporasi/perusahaan yang menjelaskan perilaku Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
19
kewirausahaan di dalam organisasi yang sudah ada (established firm). Lumpkin & Dess, (1996), Kewirausahaan Perusahaan / korporasi adalah proses, pengerjaan, dan aktifitas pengambilan keputusan (ber orientasi pada Entrepreneurial Orientation yaitu, terdiri dari tiga dimensi inovasi (innovativeness), proaktif (proactiveness), dan pengambilan resiko (risktaking) dalam mencapai kinerja perusahaan. Menurut Robert D.Hisrich, Michael P.Peters, dan Dean A.Shepherd (2008) dalam bukunya yang berjudul Entrepreneurship, terdapat karakteristikkarakteristik yang baik dari sebuah lingkungan wirausaha didalam perusahaan, antara lain: 1.
Sebuah organisasi harus beroperasi digaris perbatasan teknologi karena, penelitian dan pengembangan merupakan sumber-sumber utama untuk ide-ide produk yang berhasil, yang mendorong serta mendukung ide-ide baru bukannya mencegah ide-ide tersebut, karena perusahaan-perusahaan sering kali membutuhkan keuntungan investasi yang cepat dan jumlah penjualan tinggi.
2.
Organisasi mendorong untuk timbulnya ide-ide baru
3.
Organisasi mendorong eksperimen percobaan dan kesalahan. Produk-produk atau jasa-jasa baru yang berhasil biasanya tidak muncul dalam keadaan berhasil sepenuhnya. Sebuah perusahaan yang ingin membentuk semangat wirausaha harus membuat sebuah lingkungan yang memungkinkan kesalahan serta kegagalan dalam mengembangkan produk-produk baru dan inovatif.
4.
Organisasi harus memastikan tidak adanya parameter peluang (opportunity parameters) awal yang menghalangi kreativitas dalam pengembangan produk baru.
5.
Organisasi menyediakan sumber-sumber daya dan dapat diakses
6.
Organisasi mendorong pendekatan kerja sama tim yang multi disiplin. Pendekatan yang terbuka ini, bersama dengan partisipasi dari individu-idividu yang dibutuhkan tanpa menghiraukan areanya, merupakan antithesis dari tipikal struktur organisasi perusahaan.
Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
20
7.
Organisasi harus menentukan horizon jangka panjang untuk mengevaluasi keberhasilan dari program secara menyeluruh, begitu juga dengan keberhasilan dari setiap usaha individu.
8.
Semangat kewirausahaan perusahaan tidak dapat dipaksakan pada individu-individu; ia harus disadarkan pada rasa sukarela.
9.
Organisasi harus mempunyai sistem penghargaan yang sesuai, pengusahaa korporat harus dihargai dengan pantas untuk semua energy, usaha, dan pengambilan risiko yang dikembangkan dalam penciptaan usaha baru. Penghargaan-penghargaan harus didasarkan pada pencapaian tujuan-tujuan kinerja yang sudah ditentukan.
10. Lingkungan wirausaha yang baik tidak hanya mempunyai sponsor dan pembela yang mendukun aktivitas kreatif diseluruh organisasi, tetapi juga mempunyai fleksibilitas perencanaan untuk menentukan tujuan-tujuan dan arah-arah baru apabila dibutuhkan. 11. Aktivitas dalam lingkungan wirausaha harus sepenuhnya didukung dan dirangkul oleh manajemen puncak, baik oleh kehadiran fisik mereka maupun oleh pemastian bahwa personel dan sumber-sumber financial yang dibutuhkan tersedia. Tanpa dukungan manajemen puncak, sebuah lingkungan wirausaha yang berhasil tidak dapat terbentuk.
2.7
Peran pemerintah dalam peningkatan pertumbuhan wirausaha
Menurut Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia, Syarief Hasan (2011), “Wirausaha merupakan ujung tombak bagi perekonomian nasional. Sebab, jika wirausaha tumbuh, akan mampu menopang perekonomian sekaligus membuka lapangan karyawanan baru. Dampak jangka panjangnya adalah mengurangi tingkat kemiskinan”. Kewirausahaan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang sangat erat dan positif. Peningkatan jumlah wirausaha menyebabkan peningkatan pertumbuhan ekonomi suatu negara. (Schumpeter, 1911).
Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
21
Beberapa peran pemerintah yang diperlukan untuk meningkatkan pertumbuhan wirausaha (entrepreneur), antara lain adalah: 1. Mengajak berbagai pihak untuk menyelenggarakan pendidikan formal maupun informal untuk bidang entrepreneurship baik langsung maupun tidak langsung. 2. Membuat aturan atau regulasi berupa UU,PP Kepres, Perda yang dapat menciptakan iklim usaha yang kondusip dan positif bagi warga negaranya agar tumbuh pengusaha yang mandiri dan tangguh. 3. Memberikan fasilitas-fasilitas dan kemudahan-kemudahan dalam bidang perpajakan, penyaluran kredit, tingkat suku bunga kredit yang rendah, kebijakan dalam bidang moneter sehingga dapat memacu aktivitas dan pertumbuhan ekonomi 4. Tidak menumbuhkan nepotisme dalam bidang usaha. Pemerintah memberikan peluang yang sama kepada setiap warga Negara Indonesia untuk menjadi entrepreneur yang ulet, tangguh, mandiri, dan berhasil. 5. Berani memberantas KKN dalam segala sektor. 6. Memberikan penghargaan kepada entrepreneur yang baik dan berhasil karena telah membuka lapangan kerja, memutar roda ekonomi, dan membayar pajak sebagai pemasukan APBN.
2.8
Penelitian Sebelumnya Topik motivasi dalam literatur kewirausahaan telah berkembang
sepanjang jalan mirip dengan bidang psikologi organisasi. Dari perspektif psikologi organisasi, teori motivasi telah berkembang dari orientasi teori statis menjadi proses orientasi yang dinamis (Campbell et al. 1970). Penelitian kewirausahaan juga telah berusaha untuk mengidentifikasi situasi dan faktor lingkungan yang memprediksi aktivitas kewirausahaan, seperti perpindahan pekerjaan, pengalaman kerja sebelumnya, ketersediaan berbagai sumber daya, dan pengaruh pemerintah. Namun, studi empiris dari faktor-faktor
Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
22
kontekstual ini telah menemukan daya penjelasan yang rendah (low explanatory power) dan kemampuan prediktif (Kruger et al., 2000). Dalam penelitiannya Gerry Segal. Dan Borgia dan Jerry Schoenfeld (2005) mengalisa motivasi yang dimiliki mahasisawa di Florida Gulf Coast University (FGCU) terhadap keinginan menjadi seorang entrepreneur. Penelitian ini mensurvei 112 junior dan senior yang sedang mengambil strata dua (undergraduate) jurusan bisnis dengan memberikan 100 pertanyaan. Kerangka pemikiran dari penelitian Gerry Segal. Dan Borgia dan Jerry Schoenfeld (2005) dalam penelitiannya adalah sebagai berikut Perceived net desirability of selfemployment (NDSE)
Tolerance for risk (TR)
Self-employment intentions
Perceived feasibility (self-efficacy) of selfemplyoment (SE)
Gambar 2.2 Model penelitian Gerry Segal, Dan Borgia dan Jerry Schoenfeld
Hipotesis dalam penelitian ini adalah: H1. Ada pengaruh positif antara perceived feasibility (self-efifacy) of self employment terhadap self employment intention. H2. Ada pengaruh positif antara tolerance for risk terhadap self employment intention. H3. Ada pengaruh positif antara perceived net desirability of self employment terhadap self employment intention.
Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
23
H4. Ada pengaruh positif antara perceived feasibility (self-efifacy) of self employment, tolerance for risk, perceived net desirability of self employment terhadap self employment intention. Dari penelitian yang dilakukan didapatkan bahwa ada hubugan positif antara perceived feasibility (self-efifacy) of self employment dan self employment intention dengan nilai regresi sebesar 0.669 (p < 0.001) dengan nilai t-statistik 7.116 (p < 0.001). Untuk variabel dependen H2 didapatkan bahwa ada hubungan yang yang positif antara tolerance for risk dan self employment intention dengan nilai regresi 0.480 (p < 0.001) dan nilai t-statistik 2.467 (p = 0.015) hal ini menjelaskan bahwa besarnya resiko yang ada akan meningkatkan keterlibatan dalam aktivitas entrepreneur. Untuk Variabel dependen H3 didapatkan adanya hubungan positif antara perceived net desirability of self employment dan self employment intention. Dengan nilai regresi 0.488n(p < 0.001) dengan t-statistik 3.032 (p < 0.003) nilai ini menunjukkan tingginya kemauan untuk bekerja sendiri meningkatkan aspirasi dalam aktivitas entrepreneurial. Dan untuk H4 didapatkan adanya hubungan positif antara kepercayaan diri menguasai wirausaha (individual’s entrepreneurial self-efficacy), tolerance for risk, perceived net desirability of self employment dan self employment intention. Dengan nilai regeresi keseluruhan
0.528 ( p < 0.001) memperlihatkan dukungan yang kuat
dari keseluruhan model.
Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Desain Penelitian
Desain penelitian adalah kerangka kerja atau blueprint untuk melakukan proyek penelitian. Bagian ini akan merincikan prosedur yang dibutuhkan untuk mendapatkan
informasi
yang
diperlukan
untuk
menstrukturisasi
atau
menyelesaikan masalah penelitian (Malhotra, 2007). Penelitian ini dirancang sebagai suatu penelitian kausal (causal research) dengan tujuan untuk mengetahui atau mendapatkan bukti signifikansi variabel dependen terhadap variabel factor dan hubungan sebab-akibat antara variabel-variabel tersebut.
3.2
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara, yaitu penelitian lapangan (field research) dan studi pustaka (literature research). Perlu adanya penelitian lapangan karena data yang digunakan dalam analisa penelitian berasal dari informasi yang berkaitan langsung dengan obyek penelitian di lapangan. Penelitian lapangan akan dilakukan terutama dengan menyebarkan Kuisioner ke responden yang relevan. Tidak tertutup kemungkinan untuk dilakukan in-depth-interview untuk mendapatkan suatu gambaran yang komprehensif mengenai variabel-variabel yang diuji sebagai pengayaan. Studi pustaka digunakan sebagai proses umum untuk mendapatkan dasar-dasar teori maupun referensi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, dan untuk mendapatkan data tambahan apabila diperlukan kemudian. Dalam penelitian ini, terdapat 2 jenis data yang akan dikumpulkan yaitu data primer dan data sekunder. Data Primer, data ini adalah data yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan penelitian yang sedang ditangani (Malhotra: 2007). Untuk
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
25
penelitian ini, data akan didapatkan melalui kuesioner. Teknik ini dilakukan dengan cara memberikan daftar pertanyaan kepada responden untuk dijawab dan kuesioner tersebut akan diisi sendiri oleh responden (self-administered questionnaire), kemudian dari jawaban setiap pertanyaan tersebut ditentukan skornya dengan menggunakan skala Likert. Kuesioner ini mempunyai 6 poin skala dengan ketentuan sebagai berikut: 1 = Sangat tidak setuju 2 = Tidak setuju 3 = Ragu-ragu mungkin tidak setuju 4 = Ragu-ragu mungkin setuju 5 = Setuju 6 = Sangat Setuju Data Sekunder, data ini adalah data yang dikumpulkan untuk tujuan lain, bukan untuk tujuan menyelesaikan masalah yang sedang dialami (Malhotra: 2007) yaitu merupakan data penunjang yang akan diperoleh dari studi literatur yaitu berasal dari buku-buku wirausaha (entrepreneurship) , jurnal on-line, artikel-artikel majalah, situs-situs website mengenai objek penelitian, dan studi kepustakaan lainnya.
3.3
Metode Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel yang akan dilakukan dalam menentukan responden kuisioner adalah sebagai berikut:
3.3.1 Target populasi
Data akan diperoleh dari penyebaran kuisioner kepada karyawan perseroan terbatas (PT) dari Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memiliki pengalaman kerja minimal 1 (satu) tahun dan beroperasi diwilayah DKI Jakarta yaitu, Jakarta Selatan, Jakarta Barat,
Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
26
Jakarta Timur, Jakarta Utara dan Jakarta Pusat, dengan tidak melibatkan, atau mengecualikan pegawai negeri sipil (PNS).
3.3.2 Sampling Frame
Sampling frame yang akan digunakan adalah sebagai berikut: a. Kondisi Responden dan pengalaman kerja didalam suatu perusahaan. Responden merupkan karyawan yang memiliki pengalaman kerja minimal 1 (satu) tahun dalam perusahaan sehingga diharapkan responden sudah mengetahui lingkungan dalam perusahaan. b. Golongan dari perusahaan tempat Responden bekerja. Perusahaan dimana Responden bekerja, atau pernah bekerja adalah PT (Perseroan Terbatas) baik Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Diatur dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007. Didirikan oleh minimal 2 orang/pribadi hukum.Mempunyai minimal modal dasar (sekarang minimal modal dasar Rp. 50.000.000,-). Minimal modal yang harus disetor ke Bank 25 % dari minimal modal dasar.Tanggung jawab terbatas dari para pemegang saham. Didirikan dengan Akta Notaris dan berlaku sejak disahkan oleh Menteri Kehakiman (sekarang Menteri Hukum dan HAM). Bertindak secara pribadi hukum. Memiliki harta kekayaan sendiri. c. Domilisi atau wilayah operasi utama perusahaan dimana Responden bekerja. Perusahaan dimana karyawan bekerja berdomisili atau memiliki wilayah operasi di wilayah DKI Jakarta yaitu, Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Utara dan Jakarta Pusat. Dimana DKI Jakarta sebagai wilayah penelitian ditentukan karena merupakan Ibu Kota Negara dan Pusat Pemerintahan yang padat penduduk dengan angka pekerja yang tinggi.
Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
27
3.3.3 Teknik Sampling
Teknik sampling yang digunakan adalah 2 macam non-probability sampling, yaitu quota sampling untuk memperoleh responden yang paling tepat sesuai sampling frame di area yang mudah dijangkau atau yang paling mudah dikumpulkan datanya; lalu snowball sampling melalui responden yang didapatkan dari teknik sampling sebelumnya untuk menyebarluaskan kuisioner dan mendapatkan data sebanyak-banyaknya, tapi masih dalam sampling frame. Dengan 2 macam teknik sampling ini, diharapkan data akan dapat terkumpul secepat, sebanyak, dan seakurat mungkin – dalam periode riset yang telah ditentukan – tanpa menghasilkan terlalu banyak kuisioner terisi yang tidak dapat digunakan karena tidak masuk kriteria sampling frame.
3.4
Model Penelitian
Model penelitian ini mengambil referensi dari riset yang telah dilakukan oleh Gerry Segal, Dan Borgia dan Jerry Schoenfeld (2005). Model penelitian ini telah dikembangkan dengan menambahkan satu variabel moderasi yang mempengaruhi hubungan perceived feasibility (self-efifacy) of self employment, tolerance for risk dan perceived net desirability of self employment dengan self employment intention. Variabel moderating corporate entrepreneurship mengacu pada penelitian Thomas Hellman (2002) dan Lena lee et.al (2011). Thomas Hellman dalam penelitiannya
menemukan terdapat
empat
faktor
yang
menyebabkan karyawan keluar dari perusahaan, antara lain:
1. Employee-driven innovations Ketika mengerjakan tugasnya karyawan mungkin mendapatkan ide-ide baru atau inovasi yang berada diluar inti bisnis perusahaan. Tidak semua karyawan mempunyai ide dan tidak semua ide sesuai dengan perusahaan, dikarena perusahaan memiliki keterbatasan sumber daya. Karyawan memiliki pilihan pribadi untuk menyikapi hal tersebut yaitu tetap fokus dengan pekerjaannya atau mengejar ide-idenya diluar perusahaan. Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
28
2. Endogenous corporate strategy Perusahaan dapat menentukan seberapa fokus perusahaan terhadap bisnis inti perusahaan dan peluang lain diluar bisnis inti perusahaan. Pertama, perusahaan dapat membuat kebijakan kompensasi dan memberikan reward untuk ide bisnis lain atau inovasi. Kedua, perusahaan juga dapat menetapkan kebijakan alokasi sumber daya internal, dan menetapkan kapan dan bagaimana perusahaan akan mendukung ide-ide dan inovasi. 3. Differences in the entrepreneurial environment Perusahaan menemukan bahwa karyawan yang menyimpang dapat dengan mudah mendapatkan pengembangan sumber daya diluar perusahaan, perusahaan melihat bahwa karyawan mendapatkan pengaruh dari dalam dan luar perusahaan. 4. Alternative regimes of intellectual property rights Analisis mengenai kepemilikan hak cipta, apakah hak cipta menjadi milik perusahaan atau menjadi miliki karyawan.
Hal ini kemudian diperkuat oleh hasil penelitian Lena lee et.al (2011), dimana penelitian ini menemukan bahwa organizational innovation climate mempengaruhi entrepreneurial intention secara signifikan sebesar 1.209, p < 0.01 Innovation Orientation
Self Efifacy
Innovation Climate Entrepreneurial intention
Job Satisfaction Technical Excellence Incentives
Gambar 3.1 Model Penelitian Lena lee et, al.
Model ini menggambarkan bahwa ketika lingkungan wirausaha meningkat lebih lanjut, mengakibatkan timbulnya ide-ide dan inovasi yang cepat dalam organisasi. Model Lena lee et, al. menggambarkan faktor dari lingkungan
Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
29
perusahaan yang dimoderasi oleh faktor yang timbul dari dalam diri terhadap entrepreneurial intention. Dari hasil analisa diatas maka dapat dirumuskan model penelitian sebagai berikut, Perceived feasibility (selfefifacy) of self employment H1
H2
Tolerance for risk
Self employment intention
H3 H4 Perceived net desirability of self employment
Corporate Entrepreneurship
Gambar 3.2 Model Penelitian
3.5
Hipotesis Penelitian Dari bahasan di bagian dasar teori, kita bisa mengembangkan hipotesa,
sesuai dengan model ilmiah diatas, sebagai berikut:
H1:
Ada pengaruh positif antara perceived feasibility (self-efifacy) of self
employment terhadap self employment intention. ((H01 : β0 = 0 ; Ha1 : β0 ≠ 0) Sig. β1 > 0.05 = H01 diterima, Sig. β1 < 0.05 = H01 ditolak)
Keterangan: β0 = Nilai konstanta, Sig. β1 = Signifikansi koefisien H2: Ada pengaruh positif antara tolerance for risk terhadap self employment intention. ((H02 : β0 = 0 ; Ha2 : β0 ≠ 0) Sig. β1 > 0.05 = H02 diterima, Sig. β1 < 0.05 = H02 ditolak)
Keterangan: β0 = Nilai konstanta, Sig. β1 = Signifikansi koefisien H3: Ada pengaruh positif antara perceived net desirability of self employment terhadap self employment intention. ((H03 : β0 = 0 ; Ha3 : β0 ≠ 0) Sig. β1 > 0.05 = H03 diterima, Sig. β1 < 0.05 = H01 ditolak)
Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
30
Keterangan: β0 = Nilai konstanta, Sig. β1 = Signifikansi koefisien H4: Ada pengaruh positif antara perceived feasibility (self-efifacy) of self employment, tolerance for risk dan perceived net desirability of self employment terhadap self employment intention.. .((H04 : β0 = 0 ; Ha4 : β0 ≠ 0) Sig. β1 > 0.05 = H04 diterima, Sig. β1 < 0.05 = H01 ditolak)
Keterangan: β0 = Nilai konstanta, Sig. β1 = Signifikansi koefisien H5: Ada pengaruh moderasi corporate entrepreneurship terhadap hubungan perceived feasibility (self-efifacy) of self employment, tolerance for risk, dan perceived net desirability of self employment dengan self employment intention. .((H05 : β0 = 0 ; Ha5 : β0 ≠ 0) Sig. β1 > 0.05 = H05 diterima, Sig. β1 < 0.05 = H01 ditolak)
3.6
Defenisi Operasional Variabel
Dalam penelitian ini terdapat 5 (empat) variabel, yaitu variabel keinginan bekerja sendiri, toleransi akan resiko, keberhasilan diri, keinginan menjadi wirausaha dan lingkungan wirausaha. Berikut adalah deskripsi dan item-item pertanyaan untuk mengukur setiap variabel dalam penelitian.
3.6.1 Variabel Perceived Feasibility (self-efifacy) of Self Employment
Merupakan salah satu wakil dari motivasi untuk menjadi entrepreneur karena mempercayai bahwa orang-orang mungkin akan termotivasi untuk menjadi entrepreneur apabila mereka percaya wirausaha memiliki kemungkinan lebih besar untuk berhasil dari pada bekerja untuk orang lain untuk mendapatkan hasil yang berharga.
Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
31
Tabel 3.1 Indikator Self-efifacy
No Indikator
Pernyataan
Ukuran Sumber
Passion
Saya mempunyai semangat bekerja yang tinggi
Likert
2
Ambisius
Saya melakukan sesuatu untuk mencapai suatu tujuan yang telah saya tetapkan
Likert
3
Optimis
4
Tekun
5
Ulet
Saya selalu bersemangat dan pantang menyerah
Likert
Kompeten
Saya sudah memiliki kompetensi yang bagus untuk bersaing dengan orang lain dalam dunia kerja
Likert
1
6
Saya selalu mengharapkan hasil terbaik dari suatu situasi tertetu Saya bekerja dengan sungguhsungguh
Likert
Pearce II, 1989
Likert
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
3.6.2 Variabel Tolerance for Risk
Merupakan keberanian untuk menghadapi resiko yang didukung oleh komitmen yang kuat, dimana semakin toleran seseorang dalam menyikapi suatu resiko, semakin besar insentif orang tersebut untuk menjadi entrepreneur.
Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
32
Tabel 3.2 Indikator Tolerance for Risk
No Indikator
Pernyataan Saya memiliki tanggungjawab yang besar dalam melaksanakan keputusan yang saya ambil
Ukuran Sumber
1
Komitmen
2
Menyukai tantangan
Saya senang mencoba hal-hal baru
Likert
3
Sabar
Saya tergolong orang yang sabar dalam mengatasi masalah
Likert
4
Pemahaman Resiko
Saya selalu berusaha untuk mengerti akan resiko yang akan saya ambil
Likert
Sociable
Saya senang mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak, baik yang berhubungan langsung dengan pekerjaan maupun tidak.
Likert
5
Likert
Douglas dan Shepherd (1999)
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
3.6.3 Variabel Perceived net Desirability of Self Employment
Keinginan untuk mempunyai usaha sendiri, sehingga seorang entrepreneur akan mempunyai jam kerja yang bebas, tidak terikat jam kantor, serta bebas dari pelanggaran disiplin kantor. Tabel 3.3 Indikator Perceived net Desirability of Self Employment
No Indikator
Pernyataan
Ukuran Sumber
1
Kemandirian
Saya suka melakukan pekerjaan saya sendiri
Likert
2
Kebebasan pribadi
Kebebasan pribadi sangat penting bagi saya
Likert
3
Aturan Perusahaan
Saya terkadang tidak menaati aturan yang ada di perusahaan.
Likert
Vroom (1964)
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
33
3.6.4 Variabel Self Employment Intention.
Merupakan faktor psikologis yang menunjukan minat individu terhadap wirausaha, rasa puas dan ikut bertanggungjawab terhadap aktivitas atau pekerjaan yang dilakukan. Tabel 3.4 Indikator Self Employment Intention
No Indikator 1
2
Pernyataan
Ukuran Sumber
Percaya diri
Saya termasuk orang yang percaya diri dalam bertindak
Likert
Invoatif
Saya termasuk orang yang toleran terhadap ketidakpastian dan perubahan
Likert Rambat L (2007)
3
Kreatif
Saya memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
Likert
4
Leadership
Saya tertarik pada posisi kepemimpinan
Likert
Efektif
Saya selalu berusaha untuk mencari cara-cara yang paling baik untuk mencapai tujuantujuan yang telah saya tentukan
Likert
6
Efisien
Saya menggunakan sumber daya secara minimum gunamencapai hasil yang optimum
Likert
7
Berorientasi pada masa depan
Saya selalu berorientasi masa depan dalam merencankan sesuatu
Likert
5
Triton (2007)
Triton (2007)
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
3.6.5 Variabel Corporate Entrepreneurship (Moderating)
Merupakan lingkungan sebuah perusahaan yang berorientasi pada kewirausahaan.
Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
34
Tabel 3.5 Indikator Corporate Entrepreneurship
No Indikator Organisasi berada pada 1 garis batas teknologi Dorongan 2 untuk ide-ide baru 3 Toleransi atas kegagalan
Pernyataan
Ukuran Sumber
Perusahaan dimana saya bekerja menggunakan teknologi yang terdepan
Likert
Perusahaan mendorong untuk timbulnya ide-ide baru dan inovasi
Likert
Perusahaan memberikan toleransi atas kegagalan dengan mendorong eksperimen percobaan dan kesalahan
Likert
Perusahaan tidak membatasi peluang-peluang yang ada hanya berdasarkan wilayah-wilahyah kerja tertentu (divisi)
Likert
4
Tidak ada parameter peluang (opportunity parammeters)
5
Ketersediaan sumber-sumber dan dapat diakses
Perusahaan menyediakan sumbersumber daya yang diperlukan dan dapat diakses
Likert
6
Kerja sama tim, multi disiplin
Perusahaan mendorong pendekatan kerja sama tim multi disiplin
Likert
Perusahaan memiliki tujuan jangka panjang (horizon)
Likert
Sistem penghargaan
Perusahaan memiliki sistem penghargaan pada pencapaian tujuan-tujuan kinerja yang sudah ditentukan
Likert
Sponsor dan pembela
Perusahaan memiliki sponsor dan pembela yang mendukung aktifitas kreatif diseluruh organisasi
Likert
Dukungan dari manajemen puncak
Kegiatan kewirausahaan didalam perusahaan mendapatkan dukungan dari manajemen puncak perusahaan
Likert
7
8
9
10
Horizon jangka panjang
Robert D.Hisrich, Michael P.peters, dan Dean A.Shepherd (2008)
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
35
3.7
Metode Pengolahan dan Analisis Data
Metode analisis data merupakan metode yang digunakan dalam mengolah data. Metode analisis data terdiri dari proses-proses yang harus dilakukan untuk menghasilkan
jawaban
yang
akan
menjawab penelitian.
Analisis
data
menggunakan software SPSS 18. Tes pendahuluan (pre-test) perlu dilakukan terlebih dahulu terhadap 30 orang responden, untuk mendeteksi kelemahankelemahan yang terdapat dalam instrumen penelitian. Pengujian terhadap kuesioner yang akan dipergunakan sebagai instrumen penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas.
3.7.1 Analisis Awal Pada tahap ini peneliti akan melakukan pemeriksaan terhadap kuesioner. Pemeriksaan dilakukan karena ada beberapa hal yang menyebabkan kusioner tidak layak (Maholtra, 2007): 1.
Ada bagian kuesioner yang mungkin tidak lengkap.
2.
Pola respons mungkin mengindikasikan bahwa responden tidak memahami atau tidak mengikuti perintah. Misalnya pola melewati pertanyaan yang mungkin tidak diikuti.
3.
Respons menunjukkan varians yang kecil. responden
hanya
memeriksa
empat
dari
Misalnya, seorang sebuah
seri
skala
pemeringkatan tujuh titik. 4.
Kuesioner yang dikembalikan secara fisik tidak lengkap; satu atau lebih halaman hilang.
5.
Kuesioner diterima setelah batas akhir tanggal penerimaan.
6.
Kuesioner dijawab oleh seseorang yang tidak memenuhi syarat untuk berpartisipasi.
Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
36
3.7.2 Analisis Indeks Jawaban Analisis indeks jawaban dilakukan untuk memperoleh gambaran deskriptif penelitian yang dilakukan terhadap 5 indikator dari masing-masing variabel yang digunakan untuk mengetahui respon responden terhadap setiap pernyataan yang diajukan (Ferdinand, 2006). Skala Likert yang digunakan dalam penelitian ini memiliki skor minimal 1 dan maksimal sebesar 5, maka perhitungan angka indeks dilakukan dengan rumus sebagai berikut :
Indeks = Dimana: F1 adalah frekuensi responden yang menjawab dengan poin 1 pada angket F2 adalah frekuensi responden yang menjawab dengan poin 2 pada angket F3 adalah frekuensi responden yang menjawab dengan poin 3 pada angket F4 adalah frekuensi responden yang menjawab dengan poin 4 pada angket F5 adalah frekuensi responden yang menjawab dengan poin 5 pada angket F6 adalah frekuensi responden yang menjawab dengan poin 6 pada angket
3.7.3
Analisa Deskriptif
Analisa deskriptif merupakan bagian dari statitika yang digunakan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan kumpulan data atau hasil pengamatan. Data yang dikumpulkan tersebut perlu disajikan supaya mudah dimengerti, menarik, komunikatif, dan informatif bagi pihak lain. Beberapa teknik yang dapat digunakan antara lain ukuran gejala pusat, ukuran keragaman, penyajian dalam bentuk tabel dan grafik. Bentuk-bentuk penyajian data tersebut secara umum dibagi dalam dua aspek, yaitu, 1.
Penyiapan data yang mencakup proses editing, pengkodean, dan pemasukkan data.
Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
37
2.
Analisis pendahuluan meliputi pemilahan, pemeriksaan, dan penyusunan data sehingga diperoleh gambaran, pola, dan hubungan yang lebih bermakna.
3.7.4
Uji Reliabilitas
Peneliti melakukan uji reliabilitas untuk mengukur konsistensi dan reliabilitas pertanyaan – pertanyaan dalam kuesioner terhadap variabelnya. Menurut Malhotra (2007), dengan melihat batas nilai Cronbach`s alpha 0,6 maka pertanyaan dalam kuesioner dianggap sudah reliable, konsisten dan relevan terhadap variabel atau faktor dalam penelitian. Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang akan diuji reliabilitasnya adalah Keberhasilan diri, Toleransi akan resiko, Keinginan bekerja sendiri, Keinginan menjadi Wirausaha dan Lingkungan wirausaha.
3.7.5
Uji Validitas
Uji analisis validitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan factor analysis. Analisis faktor adalah suatu teknik untuk menemukan pola di antara variabel-variabel guna menentukan apakah terdapat suatu kombinasi yang mendasar dari variabel orisinil (suatu faktor) yang dapat meringkas original set yang dimaksud (Cooper dan Schindler, 2006). Analisa faktor memiliki peranan penting yaitu untuk menjelaskan hubungan di antara banyak variabel dalam beberapa faktor. Maka, dengan alat bantu SPSS 18.0 peneliti akan mencoba menemukan hubungan antar sejumlah variabel yang saling bebas satu sama lain, sehingga dapat membuat satu atau beberapa kumpulan variabel yang lebih sedikit dari jumlah variabel awal, atau dengan kata lain mereduksi beberapa variabel guna memastikan bahwa setiap variabel yang diobservasi merefleksikan hanya konstruk laten yang telah dikembangkan untuk diukur.
Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
38
Pengukuran Validitas dapat diakukan dengan menggunakan 3 (tiga) pendekatan, yaitu: 1. Content Validity Merupakan suatu konsep pengukuran validitas dimana suatu instrumen dinilai memiliki content validity, jika mengandung butirbutir pertanyaan yang memadai dan representatif untuk megukur construct sesuai dengan yang diinginkan peneliti 2. Criterion- Related Validity Merupakan konsep pengukuran validitas yang menguji tingkat akurasi dari instrumen yang baru dikembangkan. Uji criterion-related validity dilakukan dengan cara menghitung koefisien korelasi antara skor yang diperoleh dari penggunaan instrumen baru dengan skor dari penggunaan instrumen lain yang telah ada sebelumnya yang memiliki kriteria yang relevan. 3. Construct Validity Merupakan konsep pengukuran validitas dengan cara menguji apakah suatu instrumen, mengukur construct sesuai dengan yang diharapkan.
3.7.6
Analisis One Way Anova
Analisis One Way ANOVA dengan uji Homogeneity of Variances dilakukan untuk mengetahui self employment intention responden dilihat dari karakteristik demografisnya, yaitu wilayah dimana responden bekerja, usia, jenis kelamin responden, status marital responden dan rata-rata penghasilan per bulan.
3.7.7
Analisis Korelasi
Analisis korelasi merupakan suatu teknik untuk menguji hubungan antar variabel dalam model penelitian (Malhotra, 2007). Sesuai kerangka penelitian maka variabel yang akan diuji korelasinya adalah perceived feasibility (selfefifacy) of self employment, tolerance for risk, perceived net desirability of self employment dengan self employment intention. Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
39
3.7.8
Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik dilakukan dengan melakukan uji uji normalitas , uji autokorelasi, multikolonieritas, dan uji heteroskedastisitas.
3.7.8.1 Uji Normalitas Data
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji salah satu asumsi dasar analisis regresi berganda, yaitu variable-variabel independent dan depenen harus didistribusikan normal atau mendekati normal. Untuk menguji apakah data-data yang dikumpulkan berdistribusi normal atau tidak dapat dilakukan dengan metode sebagai berikut: 1. Metode grafik Metode grafik yang handal untuk menguji normalitas data adalah dengan melihat normal probability plot, sehingga hampir semua aplikasi komputer statistic menyediakan fasilitas ini. Normal probability plot adalah membandingkan distribusi komulatif data yang sesungguhnya dengan distribusi komulatif dari distribusi normal (hypotheeical distribution). Proses uji normalitas data dilakukan dengan meperhatikan penyebaran data (titik) pada Norma P-Plot of Regression Standardized dari variable terikat (Singgih Santoso, 2000) dimana : Jika data menyebar disekitar garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data menyebar jauh dari diagonal atau mengikuti garis diagonal,
maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas.
Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
40
2. Metode statistik Uji statistik sederhana yang sering digunakan untuk menguji asumsi normalitas adalah dengan menggunakan uji normalitas dari Kolmogorov Smirnov. Metode pengujian normal tidaknya distribusi data dilakukan dengan melihat nilai signifikansi variable, jika signifikan lebih besar dari alpha 5% maka menunjukkan distribusi data normal.
3.7.8.2 Uji Auto Korelasi
Auto korelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu dengan yang lain. Untuk menguji autokorelasi ini peneliti menggunakan uji Durbin Watson (DW) D < DWL
= ada autokorelasi
(2-DWU)
= tanpa kesimpulan
DWU < d < (2-DWU)
= tidak ada autokorelasi
DWL < d < (DWU)
= tanpa kesimpulan
3.7.8.3 Uji Multikolinieritas Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variable independent. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya
tidak
terjadi
korelasi
diantara
variabel
independent.
Uji
multikolinearitas pada penelitian dilakukan dengan matriks korelasi. Pengujian ada tidaknya gejala multikolinearitas dilakukan dengan meperhatikan nilai matriks korelasi yang dihasilkan pada saat pengolahan data serta nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan Tolerance-nya. Apabila nilai matriks korelasi tidak ada yang lebih besar dari 0,5 maka dapat dikatakan data yang akan dianalisis terlepas dari gejala multikolinearitas. Kemudian apabila nilai VIF berada dibawah 10 dan nilai Tolerance mendekati 1, maka diambil kesimpulan bahwa model regresi tersebut tidak terdapat problem multikolinearitas.
Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
41
3.7.8.4 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residu atau dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas. Dan jika varians berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas (Singgih Santoso, 2000). Salah satu cara untuk mendeteksi heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik scatter plot antara nilai prediksi variable terikat dan nilai residualnya dan dengan perhitungan statistik dapat digunakan metode uji Glejser.
3.7.9
Analisis Regresi Linier Berganda
Metode analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode analisa kuantitatif. Dimana untuk mencapai tujuan pertama yaitu menganalisis pengaruh keberhasilan diri, toleransi akan resiko, dan keinginan bekerja sendiri terhadap keinginan menjadi wirausaha dengan menggunakan analisis regresi dengan bantuan software spss 18. Analisa regresi dilakukan untuk menemukan dan menggambarkan hubungan antara dua variabel atau lebih dalam persamaan linear (garis lurus) untuk mengetahui determinasi atau pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen.Hubungan tersebut dapat dieskspresikan dalam bentuk persamaan yang menghubungkan variabel terikat Y dengan variabel bebas X1, X2,..., Xn. Menurut Malhotra (2007) analisis regresi berganda digunakan untuk melihat hubungan antara dua atau lebih variabel bebas (independen) terhadap variabel terikat (dependen). Regresi berganda juga digunakan untuk memprediksi seberapa besar pengaruh variabel bebas (independen) terhadap variabel terikat (dependen).
Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
42
Model hubungan tersebut adalah: Y = β0 + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 +
di mana Y = Self employment intention β0 = konstanta, nilai Y jika semua nilai adalah nol β = lereng dari regresi (β mewakili koefisien regresi yang terkait dengan setiap X ) = Perceived feasibility (self-efifacy) of self employment = Tolerance for risk = Perceived net desirability of self employment = eror, biasanya terdistribusi di sekitar 0 (Untuk tujuan penghitungan, diasumsikan sama dengan 0)
3.7.10
Analisis Variabel Moderating
Variabel moderating merupakan variabel yang mempengaruhi hubungan antara variabel independent dengan variabel dependen dimana pengaruh yang ditimbulkan dapat memperkuat atau memperlemah hubungan variabel-variabel tersebut. Variabel ini mempunyai pengaruh terhadap sifat atau arah hubungan antar variabel. Sifat atau arah hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel-variabel dependen kemungkinan positif atau negatif tergantung pada variabel moderating, oleh karena itu variabel moderating dinamakan pula sebagai contingency variable. Metode analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode Moderated Regression Analysis (MRA), dimana MRA merupakan aplikasi khusus regresi linier berganda dimana dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi yang merupakan perkalian dua atau lebih variabel independen.
Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
43
Model hubungan tersebut adalah: Y = a1 + b1 X1 + b4 X4 + b X1X4 + e Y = a2 + b2 X2 + b5 X4 + b X2X4 + e Y = b3 + b3X3 + b6 X4 + b X3X4 + e Dimana: Y = Self employment intention a1 = konstanta, nilai Y jika semua nilai adalah nol b1, b2, b3 = lereng dari regresi (β mewakili koefisien regresi yang terkait dengan setiap X ) = Perceived feasibility (self-efifacy) of self employment = Tolerance for risk = Perceived net desirability of self employment = Corporate Entrepreneurship = eror, biasanya terdistribusi di sekitar 0 (Untuk tujuan penghitungan, diasumsikan sama dengan 0)
3.8
Teknik Pengujian Hipotesis
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan analisis regresi, analisis korelasi dan analisis moderasi dimana regresi diperlukan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh variabel keberhasilan diri, toleransi akan resiko, dan keinginan bekerja sendiri terhadap keinginan menjadi wirausaha.
3.9
Sistematika Kuesioner
Kuesioner yang dibuat pada penelitian ini dibagi menjadi beberapa tahapan, di mana tahapan tersebut dibuat untuk memudahkan responden dalam melakukan pengisian data yang dibutuhkan dalam penelitian. Kuesioner akan dibuat secara sistematis dan mencerminkan tujuan penelitian. Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
44
Pertanyaan dalam kuesioner pada penelitian ini berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari riset data sekunder.
Pada kuesioner ini, peneliti akan
memberikan pertanyaan yang terstruktur. Berikut merupakan sistematika yang akan digunakan dalam menyusun kuesioner: a. Introduction (Perkenalan) Di bagian ini peneliti akan mengenalkan diri dan menyebutkan nama dan asal universitas. Selain itu peneliti akan memberitahukan judul dari penelitian serta tujuan diadakan penelitian ini. b. Screening Questions Screening ini sebagai penyaring awal bagi responden yang memnuhi kriteria untuk mengisi kuesioner ini dan dapat melanjutkan pengisian kuesioner pada bagian-bagian berikutnya, yaitu mereka yang bekerja di badan usaha milik swasta atau badan usaha milik Negara, wilayah operasi pekerjaan dan pengalaman kerja yang dimiliki pekerja dengan minimal 1 (satu) tahun. c. Demographic Questions Di bagian ini, peneliti akan memberikan pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan data demografis responden, meliputi; usia, wilayah operasi kerja, penghasilan, status serta tingkat pendidikan dari responden. d. Research Questions Di bagian ini, peneliti akan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan variabel-variabel penelitian. Item-item pada pertanyaan ini merupakan suatu bentuk pertanyaan yang menggunakan skala likert untuk mengetahui sikap responden terhadap pertanyaanpertanyaan di kusioner dari sudut pandang responden.
Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1.
Pelaksanaan Penelitian
4.1.1
Pelaksanaan Survey Survey dilaksanakan dengan menyebarkan kuesioner kepada orang-orang yang
telah ditentukan untuk mewakili perusahaan dimana responden-responden bekerja. Perusahaan-perusahaan ini ditentukan menurut pertimbangan akan waktu, lokasi perusahaan dan
tujuan penelitian. Perwakilan untuk setiap perusahaan dipilih
berdasarkan kemampuan orang tersebut dalam mendistribusi kuesioner kepada pekerja yang berada dalam satu perusahaan tersebut agar didapatkan data yang tepat dengan penelitian. Kuesioner disebarkan di beberapa perusahaan yang berlokasi di Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Utara dan Jakarta Pusat. Dari penyebaran kuesioner, peneliti berhasil mengumpulkan sebanyak 250 (dua ratus lima puluh) data dan layak untuk diteliti lebih lanjut.
4.1.2
Pelaksanaan Pre-Test Pada tahap awal peneliti menyebarkan 30 (tiga puluh) buah kuesioner
sebagai pre-test yang digunakan untuk menguji reliabilitas dan validitas dari pertanyaan dan pernyataan yang digunakan untuk mewakili variabel dalam kuesioner. Selain itu pre-test juga bertujuan untuk mendeteksi kelemahankelemahan yang terdapat dalam instrumen penelitian. Data dari hasil kuesioner dianalisa dengan menggunakan software SPSS 18 for Windows. Pada tiga variabel yang diolah, bila menunjukkan nilai Cronbach`s Alpha di atas 0,6. hal ini mengindikasikan bahwa seluruh pertanyaan yang digunakan di dalam kuesioner memiliki tingkat reliabilitas yang baik dan layak untuk diteliti lebih lanjut. Selanjutnya peneliti melakukan uji validitas dari pre-test dengan menggunakan analisis faktor untuk mengetahui apakah pertanyaan yang digunakan dapat mewakili variabel dalam kuesioner. Bila hasil
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
46
pertanyaan yang digunakan untuk mewakili variabel dalam kuesioner memiliki nilai Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequency (KMO) berada di atas 0,5. hal ini mengindikasikan bahwa seluruh pertanyaan yang digunakan di dalam kuesioner adalah valid dan dapat digunakan dalam kuesioner penelitian.
4.1.2.1 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi dan reliabilitas pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner terhadap variabelnya. Menurut Malhotra (2007), dengan melihat batas nilai Cronbach`s alpha 0,6 maka pertanyaan dalam kuesioner dianggap sudah reliable, konsisten dan relevan terhadap variabel atau faktor dalam penelitian. Pengujian reabilitas selengkapnya dapat dilihat pada table berikut ini. Tabel. 4.1 Hasil Pengujian Reliabilitas
Variabel/ Indikator
Cronbach`s alpha
Keterangan
SE
0.894
Reliabel
TR
0.822
Reliabel
NDSE
0.855
Reliabel
EI
0.857
Reliabel
CE
0.904
Reliabel
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Dari data pada table 4.1 dapat dilihat seluruh koefisien Cronbach’s Alpha pada setiap indikator variabel menunjukkan nilai yang lebih besar dari 0,6 Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa seluruh pertanyaan dalam kuesioner sudah reliable dan mendukung konstruk penelitian ini.
Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
47
4.1.2.2 Uji Validitas
a. Analisis faktor untuk variabel Perceived feasibility (self-efifacy) of self employment. Tabel 4.2 Hasil pengujian validitas SE
Variabel/ Indikator
Component matrix
MSA Sig. Variance extraction Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Perceived feasibility (self-efifacy) of self employment (SE) 0.908 0.805 0.752 0.768 0.898 0.728
Indikator1 Indikator2 Indikator3 Indikator4 Indikator5 Indikator6
Keterangan 0.825 0,000 66.064%
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Dari tabel 4.2 dapat dilihat nilai pada component matrix nilai setiap indikator diatas 0,5 dimana menunjukan bahwa variabel tersebut memiliki hubungan yang kuat dengan variabel lain pada konstruk yang sama. Nilai KMO and Bartlett’s Test ditunjukan oleh nilai MSA sebesar 0,825 atau ditas 0,5 dengan nilai signifikansi (Sig.) 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 serta nilai variance extraction sebesar 66.064% sehingga variabel
Perceived feasibility (self-efifacy) of self
employment telah memenuhi syarat untuk diolah dan dianalisis lebih lanjut. b. Analisis faktor untuk variabel Tolerance for risk (TR) Tabel 4.3 Hasil pengujian validitas TR
Variabel/ Indikator
Component matrix
Tolerance for risk (TR) Indikator1 Indikator2 Indikator3 Indikator4 Indikator5
0.682 0.780 0.835 0.776 0.784
Keterangan MSA Sig. Variance extraction Valid Valid Valid Valid Valid
0.744 0,000 59.759%
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
48
Dari tabel 4.3 dapat dilihat nilai pada component matrix nilai setiap indikator diatas 0,5 dimana menunjukan bahwa variabel tersebut memiliki hubungan yang kuat dengan variabel lain pada konstruk yang sama. Nilai KMO and Bartlett’s Test ditunjukan oleh nilai MSA sebesar 0,744 atau ditas 0,5 dengan nilai signifikansi (Sig.) 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 serta nilai variance extraction sebesar 59.759% sehingga variabel Tolerance for risk telah memenuhi syarat untuk diolah dan dianalisis lebih lanjut. c. Analisis faktor untuk variabel Perceived net desirability of self employment Tabel 4.4 Hasil pengujian validitas NDSE
Variabel/ Indikator
Component matrix
Perceived net desirability of self employment (NDSE) Indikator1 Indikator2 Indikator3
0.910 0.863 0.878
Keterangan MSA Sig. Variance extraction Valid Valid Valid
0.721 0,000 78.151%
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Dari tabel 4.4 dapat dilihat nilai pada component matrix nilai setiap indikator diatas 0,5 dimana menunjukan bahwa variabel tersebut memiliki hubungan yang kuat dengan variabel lain pada konstruk yang sama. Nilai KMO and Bartlett’s Test ditunjukan oleh nilai MSA sebesar 0,721 atau ditas 0,5 dengan nilai signifikansi (Sig.) 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 serta nilai variance extraction sebesar 78.151% sehingga variabel Tolerance for risk telah memenuhi syarat untuk diolah dan dianalisis lebih lanjut.
Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
49
d. Analisis faktor untuk variabel Corporate Entrepreneurship Tabel 4.5 Hasil pengujian validitas CE
Variabel/ Indikator
Component matrix
Corporate Entrepreneurship (CE) Indikator1 Indikator2 Indikator3 Indikator4 Indikator5 Indikator6 Indikator7 Indikator8 Indikator9 Indikator10
0.658 0.779 0.675 0.800 0.825 0.688 0.772 0.782 0.830 0.653
Keterangan MSA Sig. Variance extraction Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
0.829 0,000 56.135%
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Dari tabel 4.5 dapat dilihat nilai pada component matrix nilai setiap indikator diatas 0,5 dimana menunjukan bahwa variabel tersebut memiliki hubungan yang kuat dengan variabel lain pada konstruk yang sama. Nilai KMO and Bartlett’s Test ditunjukan oleh nilai MSA sebesar 0,829 atau ditas 0,5 dengan nilai signifikansi (Sig.) 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 serta nilai variance extraction sebesar 56.135% sehingga variabel Tolerance for risk telah memenuhi syarat untuk diolah dan dianalisis lebih lanjut.
Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
50
e. Analisis faktor untuk variabel Self employment intention Tabel 4.6 Hasil pengujian validitas SEI
Variabel/ Indikator
Component matrix MSA Sig.
Self employment intention (SEI) Indikator1 Indikator2 Indikator3 Indikator4 Indikator5 Indikator6 Indikator7
Keterangan
0.686 0.847 0.783 0.783 0.699 0.707 0.709
0.723 0,000
Variance extraction Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
55.784%
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Dari tabel 4.6 dapat dilihat nilai pada component matrix nilai setiap indikator diatas 0,5 dimana menunjukan bahwa variabel tersebut memiliki hubungan yang kuat dengan variabel lain pada konstruk yang sama. Nilai KMO and Bartlett’s Test ditunjukan oleh nilai MSA sebesar 0,723 atau ditas 0,5 dengan nilai signifikansi (Sig.) 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 serta nilai variance extraction sebesar 55.784% sehingga variabel Tolerance for risk telah memenuhi syarat untuk diolah dan dianalisis lebih lanjut.
4.2
Analisis Data
4.2.1
Demografis Responden
Pada penelitian ini demografis responden mencakup usia responden, jenis kelamin responden, lokasi bekerja responden, pendapatan per-bulan responden, status pernikahan responden, dan tingkat pendidikan responden. Data diolah dengan menggunakan frekuency distribution kemudian didapatkan hasil komposisi dari keseluruhan responden.
Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
51
4.2.1.1 Usia Responden Rentang usia responden yang terbanyak adalah 25-32 tahun yakni sebanyak 137 orang dengan persentase sebesar 54.8% dari total sampel. Kemudian diikuti oleh responden dengan usia 17-24 tahun sebanyak 88 orang dengan persentase sebesar 35.2% dari total sampel berikutnya reponden yang berusia antara 33-40 tahun sebanyak 20 orang dengan persentase sebesar 8% dari total sampel dan terakhir responden yang berusia diatas 40 tahun sebanyak 5 orang dengan persentase 2% dari total sampel sebanyak 250 orang.
Usia Responden 2% 8% 17-24
35%
25-32 33-40 >40
55%
Gambar 4.1 Usia Responden
4.2.1.2 Jenis Kelamin Responden Jenis kelamin responden yang terbanyak adalah wanita sebanyak 131 orang dengan persentase 47.6% dari total sampel sebesar 250 orang, kemudian diikuti oleh pria sebanyak 119 orang dengan persentase 47.6% dari total sampel penelitian yaitu 250 orang.
Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
52
Jenis Kelamin Responden
48% 52%
Pria Wanita
Gambar 4.2 Jenis kelamin Responden
4.2.1.3 Lokasi responden bekerja Pada penelitian ini lokasi responden bekerja yang paling banyak berada pada wilayah Jakarta Selatan sebanyak 82 responden dengan persentase sebesar 32,8% dari total sampel penelitian, kemudian diikuti oleh Jakarta Timur sebanyak 44 responden dengan persentase sebesar 17.6% dari total sampel, berikutnya Jakarta Pusat sebanyak 43 responden dengan persentase sebesar 17.2% , berikutnya Jakarta Utara sebanyak 41 responden dengan persentase sebesar 16.4% dan terakhir Jakarta Barat sebanyak 40 responden dengan persentase sebesar 16% dari total sampel sebesar 250 responden.
Lokasi Responden Bekerja 17%
Jaksel 33%
Jakbar Jaktim
16%
Jakut 18%
16%
Jakpus
Gambar 4.3 Lokasi Responden Bekerja
Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
53
4.2.1.4 Pendapatan responden per-bulan Dari data demografi yang didapat, jumlah pendapatan perbulan yang terbanyak adalah antara 3 (tiga) sampai 6 (enam) juta sebanyak 104 responden dengan persentase sebesar 41.6% dari total sampel kemudian diikuti responden yang berpenghasilan antara 6 (enam) sampai 10 (sepuluh) juta sebanyak 68 responden dengan persentase sebesar 27.2%, berikutnya responden yang berpenghasilan kurang dari 3 (tiga) juta sebanyak 59 responden dengan persentase sebesar 23.6% dan terakhir adalah responden yang berpenghasilan lebih dari 10 (sepuluh) juta sebanyak 19 responden dengan persentase sebesar 7.6% dari total sampel yang diuji sebanyak 250 responden.
Pendapatan Responden Perbulan 7% 24%
<3jt
27%
3-5juta 6-10juta >10juta 42%
Gambar 4.4 Pendapatan Responden Perbulan
4.2.1.5 Status Marital Responden Dari data demografi yang diolah pada penelitian ini, marital status yang terbanyak adalah belum menikah dengan jumlah responden sebanyak 172 orang dengan persentase sebesar 68.8% dari sampel, diikuti oleh status menikah sebanyak 76 responden dengan persentase sebesar 30.4% dan berikutnya bercerai dengan anak sebanyak 2 (dua) responden sebesar 0.8% dari total sampel sebanyak 250 responden. Tidak ada responden yang bercerai tanpa anak dalam penelitian ini.
Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
54
Status Marital Responden 0%
1%
Menikah
30%
Belum menikah Bercerai tanpa anak Bercerai dengan anak
69%
Gambar 4.5 Status Marital Responden
4.2.1.6 Tingkat Pendidikan Dari data didapatkan tingkat pendidikan yang terbanyak adalah S1 ( Strata satu) sebanyak 184 responden dengan persentase sebesar 73.6% dari total sampel, kemudian diikuti Diploma sebanyak 42 responden dengan persentase sebesar 16.8%, berikutnya SMA/SLTA sebanyak 16 responden dengan persentase sebesar 6.4% dan terakhir S2 (Strata 2) sebanyak 8 responden dengan presentase sebesar 3.2% dari total sampel sebanyak 250 responden. Tidak ada responden yang memiliki tingkat pendidikan S3 (Strata 3) dari data yang didapatkan.
Tingkat Pendidikan Responden 0% 3% 6% S3 17%
S2 S1 Diploma 74%
Sma/slta
Gambar 4.6 Tingkat Pendidikan Responden
Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
55
4.2.2
Analisis Deskriptif
Pada bagian ini akan dilihat kecenderungan jawaban responden atas masing-masing variabel penelitian. Kecenderungan jawaban responden ini dapat dilihat dari bentuk statistik deskriptif dari masing-masing variabel. Kategori jawaban responden dapat ditunjukkan dengan nilai rata-rata jawaban responden tersebut dimana kategori jawaban responden dapat diperoleh sebagai berikut :
Keterangan: RS : Rentang skala N : Jumlah item M : Jumlah skor minima
RS =
RS =
= 13
Dengan demikian kategori skor jawaban adalah sebagai berikut : 20 – 33 33.1 - 46 46.1 - 59 59.1 – 72 72.1 – 85 85.1 – 100
: Sangat rendah : Rendah : Cukup rendah : Cukup tinggi : Tinggi : Sangat tinggi
Hasil jawaban dari 250 responden terhadap masing-masing variabel penelitian diperoleh sebagai berikut:
4.2.2.1 Deskripsi Variabel Perceived feasibility (self-efifacy) of self employment (SE) Variabel Perceived feasibility (self-efifacy) of self employment dalam penelitian ini diukur melalui 6 indikator. Hasil tanggapan terhadap variabel Perceived feasibility (self-efifacy) of self employment dapat dijelaskan sebagai berikut:
Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
56
Tabel 4.7 Tanggapan responden mengenai SE SS No
1
2
3
4
5
6
S
RRMS
RRMTS
TS
STS
Indikator Saya mempunyai semangat bekerja yang tinggi Saya melakukan sesuatu untuk mencapai suatu tujuan yang telah saya tetapkan Saya selalu mengharapkan hasil terbaik dari suatu situasi tertetu Saya bekerja dengan sungguhsungguh Saya selalu bersemangat dan pantang menyerah Saya sudah memiliki kompetensi yang bagus untuk bersaing dengan orang lain dalam dunia kerja
indeks Frek
%
Frek
%
Frek
%
Frek
%
Frek
%
Frek
%
87
34.8
150
60.2
2
4.4
2
0.8
0
0
0
0
88.300
88
35.2
154
61.6
7
2.8
1
0.4
0
0
0
0
88.600
91
36.4
142
56.8
14
5.6
3
1.2
0
0
0
0
88.067
80
32
149
59.6
20
8
1
0.4
0
0
0
0
87.200
71
28.4
150
60
25
10
4
1.4
0
0
0
0
85.767
57
22.8
166
66.4
26
10
1
0.4
0
0
0
0
85.267
Rata-rata
87.200
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Tanggapan responden sebagaimana table 4.7 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan jawaban setuju dengan nilai skor 5 (lima) dan dan sangat setuju dengan nilai skor 6 (enam) terhadap indikator-indikator variabel Perceived feasibility (self-efifacy) of self employment. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat motivasi yang besar untuk faktor pencapaian keberhasilan diri (self efifacy). Rata-rata skor indeks yang didapatkan adalah 87.20 sehingga table 4.7 menggambarkan motivasi yang sangat tinggi dari responden untuk pencapaian keberhasilan diri (self – efifacy). Selain itu, terdapat responden yang memilih jawaban ragu-ragu mungkin setuju dengan skor 4 (empat) dan ragu-ragu mungkin tidak setuju dengan skor 3 (tiga), hal ini menunjukkan bahwa masih ada responden yang masih ragu-ragu akan pencapaian
Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
57
keberhasilan dirinya. Tidak ada responden yang menjawab tidak setuju maupun sangat tidak setuju. Hasil tersebut menunjukkan bahwa responden dari penelitian yaitu pekerja di wilayah DKI. Jakarta sudah memilik rasa percaya akan keberhasilan diri yang dapat mereka peroleh sehingga mereka berusaha memotivasinya lebih besar.
4.2.2.2 Deskripsi Variabel Tolerance for risk (TR) Variabel Tolerance for risk
dalam penelitian ini diukur melalui 6
indikator. Hasil tanggapan terhadap variabel Tolerance for risk dapat dijelaskan sebagai berikut: Tabel 4.8 Tanggapan responden mengenai TR SS No
S
RRMS
RRMTS
TS
STS
Indikator
indeks Frek
%
Frek
%
Frek
%
Frek
%
Frek
%
Frek
%
1
Saya memiliki rasa tanggungjawab yang besar dalam melaksanakan keputusan yang saya ambil
83
33.2
151
60.4
14
5.6
2
0.8
0
0
0
0
87.667
2
Saya senang mencoba hal-hal baru
70
28
144
57.6
28
11
6
2.4
2
0.8
0
0
84.933
3
Saya tergolong orang yang sabar dalam mengatasi masalah
44
17.6
138
55.2
60
24
5
2
3
1.2
0
0
81.000
4
Saya selalu berfikir panjang untuk menghadapi resiko yang akan saya ambil
63
25.2
142
56.8
42
17
2
0.8
1
0.4
0
0
84.267
5
Saya senang mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak, baik yang berhubungan langsung dengan pekerjaan maupun tidak.
100
40
131
52.4
16
6.4
3
1.2
0
0
0
0
88.533
Rata-rata
85.280
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
58
Tanggapan responden sebagaimana table 4.8 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan jawaban setuju dengan nilai skor 5 (lima) dan dan sangat setuju dengan nilai skor 6 (enam) terhadap indikator-indikator variabel tolerance for risk. Hal ini menunjukkan bahwa respon memiliki toleransi untuk setiap resiko yang diambil, seperti yang ditunjukan dengan rasa tanggung jawab terhadap keputusan yang diambil, kesabaran, kolektif dan senang mencoba hal-hal baru. Rata-rata skor indeks sebesar 85.28 memeberikan gambaran bahwa toleransi akan resiko yang dimiliki responden tergolong dalam kategori tinggi, dimana dalam hal ini pekerja meyakini bahwa toleransi yang besar akan resiko dapat meningkatkan kemauan untuk mencoba hal-hal yang baru sebagai tantangan bagi diri sendiri untuk mencapai kesuksesan yang lebih besar. Selain itu, terdapat responden yang memilih jawaban ragu-ragu mungkin setuju dengan skor 4 (empat) dan ragu-ragu mungkin tidak setuju dengan skor 3 (tiga), dan tidak setuju dengan skor 2 (dua), hal ini menunjukkan bahwa responden masih merasakan resiko sebagai sesuatu hal yang harus dihindari.
4.2.2.3 Deskripsi Variabel Perceived net desirability of self employment (NDSE) Variabel Perceived net desirability of self employment dalam penelitian ini diukur melalui 6 indikator. Hasil tanggapan terhadap variabel Perceived net desirability of self employment dapat dijelaskan sebagai berikut: Tabel 4.9 Tanggapan responden mengenai NDSE SS No
S
RRMS
RRMTS
TS
STS
Indikator
indeks Frek
%
Frek
%
Frek
%
Frek
%
Frek
%
Frek
%
1
Saya suka mengerjakan pekerjaan saya sendiri
28
11.2
61
24.4
103
41
32
13
23
9.2
3
1.2
68.667
2
Kebebasan pribadi sangat penting bagi saya
59
23.6
144
57.6
35
14
8
3.2
4
1.6
0
0
83.067
3
Saya terkadang bersikap tidak menaati aturan yang ada di perusahaan.
33
13.2
117
46.8
69
28
17
6.8
14
5.6
0
0
75.867
Rata-rata
75.867
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
59
Tanggapan responden sebagaimana table 4.9 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan jawaban Setuju dengan nilai skor 5 (setuju) dan ragu-ragu mungkin setuju dengan skor 4 (empat) terhadap indikator-indikator variabel perceived net desirability of self employment. Hal ini menunjukkan bahwa responden memiliki keinginan untuk merasakan pekerjaan yang bebas, dan merasakan bahwa kebebasan pribadi sangat penting bagi responden. Pada skor indeks didapatkan nilai sebesar 75.86 yang tergolong dalam kategori tinggi, sehingga data tersebut dapat menggambarkan perceived net desirability of self employment yang tinggi. Selain itu, terdapat responden yang memilih jawaban ragu-ragu mungkin tidak setuju dengan skor 3 (tiga), dan tidak setuju dengan skor 2 (dua), dan sangat tidak setuju dengan skor 1 (satu). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian responden merasa nyaman dengan pekerjaan formal dengan peraturan-peraturan yang ada didalam ada didalam perusahaan.
4.2.2.4 Deskripsi Variabel Self employment intention (SEI) Variabel Self employment intention dalam penelitian ini diukur melalui 6 indikator. Hasil tanggapan terhadap variabel Self employment intention dapat dijelaskan sebagai berikut: Tabel 4.10 Tanggapan responden mengenai SEI SS No
1
2
S
RRMS
RRMTS
TS
STS
Indikator Saya termasuk orang yang percaya diri dalam bertindak Saya termasuk orang yang toleran terhadap ketidakpastian dan perubahan
indeks Frek
%
Frek
%
Frek
%
Frek
%
Frek
%
Frek
%
44
17.6
148
59.2
40
16
13
5.2
3
1.2
2
0.8
80.733
35
14
152
60.8
47
19
10
4
5
2
1
0.4
79.933
3
Saya memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
65
26
151
60.4
30
12
3
1.2
0
0
1
0.4
85.000
4
Saya tertarik pada posisi kepemimpinan
54
21.6
145
58
45
18
5
2
1
0.4
0
0
83.067
Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
60
5
6
7
Saya selalu berusaha untuk mencari cara-cara yang paling baik untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah saya tentukan Saya menggunakan sumber daya secara minimum gunamencapai hasil yang optimum Saya selalu berorientasi masa depan dalam merencankan sesuatu
70
28
159
63.6
18
7.2
3
1.2
0
0
0
0
86.400
71
28.4
139
55.6
32
13
5
2
3
1.2
0
0
84.667
94
37.6
138
55.2
15
6
3
1.2
0
0
0
0
88.200
Rata-rata
84.000
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Tanggapan responden sebagaimana table 4.10 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan jawaban sangat setuju dengan nilai skor 6 (enam) dan sangat setuju dengan nilai skor 5 (lima) terhadap indikator-indikator variabel Self employment intention. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat keinginan yang besar dari responden untuk berwirausaha. Skor rata-rata indeks sebesar 84.00 menggambarkan keinginan yang tergolong dalam kategori tinggi terhadap wirausaha. Selain itu, terdapat responden yang memilih jawaban ragu-ragu mungkin setuju dengan skor 4 (empat), ragu-ragu mungkin tidak setuju dengan skor 3 (tiga), tidak setuju dengan skor 2 (dua), dan sangat tidak setuju dengan skor 1 (satu). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian responden merasa tidak memiliki keinginan untuk menjadi wirausaha.
4.2.2.5 Deskripsi Variabel Corporate Entrepreneurship (CE)
Variabel Corporate Entrepreneurship dalam penelitian ini diukur melalui 6 indikator. Hasil tanggapan terhadap variabel Corporate Entrepreneurship dapat dijelaskan sebagai berikut:
Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
61
Tabel 4.11 Tanggapan responden mengenai CE SS No
1
2
3
4
5
6
7
8
S
RRMS
RRMTS
TS
STS
Indikator Perusahaan dimana saya bekerja menggunakan teknologi yang terdepan Perusahaan mendorong untuk timbulnya ideide baru dan inovasi Perusahaan memberikan toleransi atas kegagalan dengan mendorong eksperimen percobaan dan kesalahan Perusahaan tidak membatasi peluangpeluang yang ada hanya berdasarkan wilayahwilahyah kerja tertentu (divisi) Perusahaan menyediakan sumbersumber daya yang diperlukan dan dapat diakses Perusahaan mendorong pendekatan kerja sama tim multi disiplin Perusahaan memiliki tujuan jangka panjang (horizon) Perusahaan memiliki sistem penghargaan pada pencapaian tujuan-tujuan kinerja yang sudah ditentukan
indeks Frek
%
Frek
%
Frek
%
Frek
%
Frek
%
Frek
%
26
10.4
153
61.2
54
22
11
4.4
6
2.4
0
0
78.800
34
13.6
123
49.2
67
27
20
8
5
2
1
0.4
77.200
14
5.6
111
44.4
97
39
20
8
7
2.8
1
0.4
73.467
24
9.6
131
52.4
57
23
28
11
9
3.6
1
0.4
75.333
18
7.2
159
63.6
55
22
12
4.8
6
2.4
0
0
78.067
43
17.2
141
56.4
52
21
9
3.2
1
2.4
0
0
80.467
61
24.4
152
60.8
27
11
9
3.6
1
0.4
0
0
84.200
41
16.4
136
54.4
41
16
18
7.2
11
4.4
3
1.2
77.933
Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
62
9
Perusahaan memiliki sponsor dan pembela yang mendukung aktifitas kreatif diseluruh organisasi
21
8.4
102
40.8
81
32
38
15
6
2.4
2
0.8
72.533
10
Kegiatan kewirausahaan didalam perusahaan mendapatkan dukungan dari manajemen puncak perusahaan
7
2.8
84
33.6
87
35
45
18
21
8.4
6
2.4
66.200
Rata-rata
76.420
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Tanggapan responden sebagaimana table 4.11 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan jawaban sangat setuju dengan nilai skor 6 (enam) dan sangat setuju dengan nilai skor 5 (lima) terhadap indikator-indikator variabel Corporate Entrepreneurship. Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan wirausaha didalam perusahaan dimana responden bekerja adalah baik. Nilai skor rata-rata indeks sebesar 76.420 menggambarkan lingkungan wirausaha yang tergolong dalam kategori tinggi dari perusahaan-perusahaan dimana responden bekerja. Kemudian diikuti oleh jawaban ragu-ragu mungkin setuju dengan skor 4 (empat), ragu-ragu mungkin tidak setuju dengan skor 3 (tiga) yang menggambarkan bahwa responden ragu-ragu terhadap kondisi lingkungan wirausaha didalam perusahaan dimana responden bekerja. Selain itu terdapat jawaban tidak setuju dengan skor 2 (dua), dan sangat tidak setuju dengan skor 1 (satu) yang menggambarkan bahwa perusahaan dimana responden bekerja tidak menerapkan lingkungan wirausaha yang baik didalam perusahaan.
4.3
Uji Asumsi Klasik
Penelitian ini menggunakan model regresi linier. Suatu model regresi yang baik harus memenuhi tidak adanya masalah asumsi klasik dalam modelnya. Jika masih terdapat asumsi klasik maka model regresi tersebut masih memiliki bias.
Asumsi
tersebut
adalah
apabila
tidak
ada
gejala
autokorelasi,
Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
63
heterokedestisitas dan multikolinearitas diantara variabel bebas dalam regresi tersebut.
4.3.1
Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan
untuk mengetahui apakah suatu variabel
mempunyai distribusi data yang normal atau tidak. Data yang mempunyai distribusi normal berarti mempunyai sebaran data yang normal pula. Data yang mempunyai distribusi normal merupkan salah satu syarat dilakukannya parametric-test. Pengujian normalitas dilakukan terhadap masing-masing variable secara individual maupun melalui multivariate dari nilai residual regresi. Pengujian dilakukan dengan menggunakan grafik P-P Plot yang diperkuat dengan uji Kolmogorov Smirnov. Hasil analisis regresi linier dengan grafik normal P-P Plot terhadap residual error model regresi diperoleh sudah menunjukkan adanya pola grafik yang normal, yaitu adanya sebaran titik yang berada tidak jauh dari garis diagonal.
Gambar 4.7 Histogram Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
64
Dari gambar 4.7 dapat dilihat bahwa kurva membentuk distribusi normal dengan puncak histogram berada di tengah kurva.
Gambar 4.8 Normal P-Plot
Uji normalitas betujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Pada Gambar 4.7 dan 4.8 dapat diketahui bahwa tampilan histogram maupun grafik terlihat memenuhi asumsi uji normalitas. Histogram menunjukkan pola distribusi normal dan pada grafik normal plot, data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Pengujian
normalitas
distribusi
data
populasi
dilakukan
dengan
menggunakan statistic Kolmogorov-Smirnov. Alat uji ini biasa disebut dengan uji K-S yang tersedia dalam program SPSS.
Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
65
Tabel 4.12 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test SE N Normal Parameters
a,b
NDSE
TR
CE
SEI
30
30
30
30
30
Mean
31.4667
11.9333
25.8000
46.9000
34.8667
Std. Deviation
2.37419
2.88795
1.82700
5.35853
2.75097
Most Extreme
Absolute
.157
.109
.123
.100
.185
Differences
Positive
.132
.104
.123
.100
.185
Negative
-.157
-.109
-.110
-.094
-.082
Kolmogorov-Smirnov Z
.860
.598
.674
.548
1.011
Asymp. Sig. (2-tailed)
.450
.867
.754
.925
.258
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Berdasarkan Tabel diatas, mengacu pada nilai Asymp. Sig.(2-tailed), maka harus dibandingkan dengan tingkat alpha yaitu sebesar 5 % atau 0.05. kriteria yang digunakan yaitu H0 diterima apabila nilai Asymp. Sig.(2-tailed) > dari tingkat alpha yang ditetapkan yaitu sebesar 5 %, karenanya dapat dinyatakan bahwa data dari populasi berdistribusi secara normal.
4.3.2
Uji Auto korelasi
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu dengan yang lain. Untuk menguji autokorelasi ini peneliti menggunakan uji Durbin Watson (DW). Durbin Watson tabel berasal dari k yaitu jumlah independen variabel yaitu 3 dan n adalah jumlah sampel yaitu 250 dengan kreiteria sebagai berikut: D < DWL
= ada autokorelasi
(2-DWU)
= tanpa kesimpulan
DWU < d < (2-DWU)
= tidak ada autokorelasi
DWL < d < (DWU)
= tanpa kesimpulan
Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
66
Statistik d dalam perhitungan SPSS diperoleh nilai sebagai berikut: Tabel 4.13 Uji Durbin Watson
Dari hasil output SPSS didapatkan hasil d = 1.850 dimana nilai d berada pada DWU < d < (2-DWU) sehingga dapat dikatakan tidak ada autokorelasi.
4.3.3 Uji Multikolinieritas
Multikolinearitas adalah suatu kondisi hubungan linear antara variabel independent yang satu dengan yang lainnya dalam model regresi. Pengujian multikolinieritas dilakukan dengan menggunakan nilai VIF. Suatu variabel menunjukkan gejala multikolinieritas bisa dilihat dari nilai VIF (Variance Inflation Factor) yang tinggi pada variabel-variabel bebas suatu model suatu model regresi. Nilai VIF dari variabel bebas pada model regresi adalah sebagai berikut. Tabel 4.14 Uji Multikolinieritas
Variabel Perceived feasibility (self-efifacy) of self employment Tolerance for risk Perceived net desirability of self employment
Tolerance 0.620 0.597 0.942
VIF 2.095 2.186 1.252
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukan hal yang sama tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antara variabel independen dalam model regresi.
Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
67
4.3.4 Uji Heterokedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian residual antara yang satu dengan yang lain. Jika varian residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka disebut homokedastisitas. Dan jika varians berbeda, disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendeteksi adanya heterokedastisitas adalah dengan metode chart dan Uji Glejser. Hal ini dikarenakan pengambilan keputusan apakah suatu model terbebas dari masalah heterokedastisitas atau tidak, tidak dapat dilakukan hanya dengan pengamatan gambar saja, karena tidak dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. 4.3.4.1 Metode Chart Untuk mengetahui ada tidaknya gejala heterokedastisitas dapat dilakukan dengan menggunakan grafik heterokedastisitas antara nilai prediksi variabel dependen dengan variabel indepeden. Analisa Scatterplot mendasar pada pemikiran sebagai berikut: 1. Jika ada pola tertentu terdaftar titik-titik yang membentuk suatu pola tertentu yang beraturan, maka terjadi heterokedasitisitas. 2. Jika ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar keatas dan dibawah 0 pada sumbu y, maka tidak terjadi heterokedestisitas.
Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
68
Gambar. 4.9 Pengujian Heterokedastisitas
Dari scatterplots diatas terlihat titik-titik menyebar membentuk pola yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 dan sumbu Y, hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak untuk digunakan dalam melakukan pengujian. 4.3.4.2 Uji Glejser Uji glejser secara umum dinotasikan sebagai berikut:
|℮| =
+
+V
Dimana : |℮| = Nilai absolute dari residual yang dihasilkan dari regresi model = Variabel penjelas
Bila variabel penjelas secara statistic signifikan memperngaruhi residual maka dapat dipastikan model ini memiliki masalah Heteroskedastisitas.
Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
69
Tabel 4.15 Uji Glejser a
Coefficients Model
Standardized Unstandardized Coefficients B
1
(Constant)
Coefficients
Std. Error
Beta
1.378
1.424
SE
.047
.062
TR
.011 -.096
NDSE
t
Sig. .967
.334
.069
.757
.450
.074
.014
.148
.883
.058
-.118
-1.665
.097
a. Dependent Variable: Absm
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Nilai t-statistik dari seluruh variabel penjelas tidak ada yang signifikan secara statistic, sehingga dapat disimpulkan bahwa model ini tidak mengalami masalah heteroskedastisitas.
4.4
Analisis One-Way ANOVA Demografis Responden
Uji ANOVA ingin melihat apakah rata-rata kelima sampel berasal dari populasi yang sama, dengan asumsi varians kelima sampel sama. Analisis ini bertujan untuk menguji berlaku tidaknya asumsi untuk ANOVA, yaitu apakah kelima sampel mempunyai varians yang sama. Uji Anova juga dilakukan untuk melihat hubungan variabel terhadap faktor demografi responden. 4.4.1
Analisis One Way ANOVA Self Employment Intention
Tabel 4.16 One Way Anova SEI Self Employment Intention
Demografi Usia
17-24
N 88
Mean 34.2386
25-32 33-40 >40 Total
137 20 5 250
35.7883 36.5000 36.8000 35.3200
95% Confidence Interval for Mean Lower Upper Bound Bound
Minimu m
Maximu m
33.5452
34.9321
19
41
35.2562 35.0796 34.5788 34.9144
36.3204 37.9204 39.0212 35.7256
24 31 35 19
42 41 39 42
Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
70
Jenis Kelamin Lokasi Kerja
Gaji
Status
Pendidikan
Perusahaan
Pria Wanita Total Jakarta Selatan Jakarta Barat
119 131 250
35.9076 34.7863 35.3200
35.3909 34.1787 34.9144
36.4243 35.3938 35.7256
28 19 19
42 42 42
82
35.3902
34.6871
36.0934
24
41
40
36.0250
35.1277
36.9223
28
42
Jakarta Timur Jakarta Utara Jakarta Pusat Total <3jt 3-5jt 6-10jt >10jt Total
44 41 43 250 59 104 68 19 250
35.6591 35.0488 34.4419 35.3200 35.4746 34.8750 35.8088 35.5263 35.3200
34.7795 34.0863 33.1760 34.9144 34.6345 34.2192 35.0173 34.3308 34.9144
36.5386 36.0112 35.7077 35.7256 36.3147 35.5308 36.6004 36.7218 35.7256
28 26 19 19 28 19 24 31 19
41 40 42 42 42 42 42 41 42
Menikah Belum menikah Bercerai dengan anak Total Strata2 Strata1 Diploma SMA Total BUMS BUMN Total
76
35.7763
35.0978
36.4548
28
42
172
35.0930
34.5855
35.6006
19
42
2
37.5000
31.1469
43.8531
37
38
250 8 184 42 16 250 180 70 250
35.3200 35.7500 35.3967 34.7143 35.8125 35.3200 35.5833 34.6429 35.3200
34.9144 32.5980 34.9185 33.7427 34.1705 34.9144 35.1330 33.7731 34.9144
35.7256 38.9020 35.8749 35.6859 37.4545 35.7256 36.0336 35.5126 35.7256
19 30 19 28 32 19 24 19 19
42 40 42 41 42 42 42 42 42
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Dari tabel 4.16, dapat dilihat bahwa, 1.
Semakin meningkatnya umur karyawan maka akan semakin meningkatkan self employment intention, hal ini mungkin karena semakin tingginya faktor kompetensi dan pengalaman yang dimiliki. Nilai mean yang paling tinggi ada pada karyawan usia >40 tahun, hal ini diduga karena masa kerja yang akan segera berakhir (pensiun).
2.
Pria memiliki self employment intention yang lebih tinggi dibandingkan dengan karyawan wanita.
3.
Pada faktor tingkat pendidikan karyawan, mean terendah ada pada karyawan
dengan
tingkat
pendidikan
Diploma,
hal
ini
menggambarkan bahwa pekerja dengan tingkat diploma merupakan Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
71
calon pekerja siap pakai yang dipersiapkan dengan keahlian khusus, dimana kebanyakan karyawan memilih jalur pendidikan Diploma dikarenakan ingin cepat
bekerja dibanding dengan jenjang
pendidikan lainnya. 4.
Pekerja pada perusahaan BUMS (Badan Usaha Miliki Swasta) memiliki self employment intention yang lebih tinggi dari karyawan yang bekerja di BUMN dimana rasa aman pada karyawan yang bekerja pada BUMN menurunkan potensi self employment intention.
4.4.2
Analisis One Way ANOVA Perceived feasibility (self-efifacy) of self employment
Tabel 4.17 One Way Anova SE 95% Confidence Interval for Mean
Self Efifacy (SE)
Demografi Usia
Jenis Kelamin
Gaji
Status
Lower Bound
Upper Bound
Minimu m
Maximu m
29.6249
30.8069
21
36
31.9927
31.5441
32.4414
24
36
20
32.1500
30.7478
33.5522
26
36
17-24
N 88
Mean 30.2159
25-32
137
33-40 >40
5
32.4000
30.5169
34.2831
30
34
Total
250
31.3880
31.0347
31.7413
21
36
Pria
119
31.7563
31.2252
32.2874
24
36
Wanita
131
31.0534
30.5831
31.5238
21
36
Total
250
31.3880
31.0347
31.7413
21
36
<3juta
59
31.4915
30.7846
32.1984
24
36
3-5 juta
104
31.0577
30.4666
31.6488
21
36
6-10juta
68
31.6765
31.0556
32.2974
24
36
>10 juta
19
31.8421
30.3938
33.2904
27
36
Total
250
31.3880
31.0347
31.7413
21
36
Menikah Belum menikah Bercerai dengan anak
76
32.0395
31.4842
32.5948
27
36
172
31.0756
30.6295
31.5217
21
36
2
33.5000
27.1469
39.8531
33
34
250
31.3880
31.0347
31.7413
21
36
Total
Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
72
Pendidikan
S2
8
31.2500
28.6927
33.8073
27
36
S1
184
31.4457
31.0466
31.8447
24
36
Diploma
42
30.6190
29.6556
31.5825
21
36
SMA/SLTA
16
32.8125
31.3666
34.2584
29
36
Total
250
31.3880
31.0347
31.7413
21
36
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Dari tabel 4.17, dapat dilihat bahwa, 1.
Semakin meningkatnya usia responden, maka self-efifacy akan semakin
meningkat, hal ini dikarenakan faktor pengalaman dan kompetensi yang dimiliki karyawan sehingga karyawan merasakan bahwa kemampuan yang dimilikinya membuat responden layak untuk bekerja sendiri. 2.
Pria memiliki faktor kelayakan menjadi wirausaha yang lebih tinggi dibandingkan wanita. Hal ini karena pria memiliki fakto pemenuhan keberhasilan diri yang lebih tinggi dibandingkan wanita.
4.4.3 Analisis One Way ANOVA Tolerance of Risk Tabel 4.18 One Way Anova TR Tolerance of Risk (TR)
Demografi Usia
Jenis Kelamin Gaji
17-24
N 88
Mean 24.8636
25-32
137
33-40
95% Confidence Interval for Mean Lower Upper Bound Bound
Minimu m
Maximu m
24.3637
25.3636
19
30
25.9854
25.5865
26.3843
19
30
20
25.9500
24.6484
27.2516
21
30
>40
5
27.0000
26.1220
27.8780
26
28
Total
250
25.6080
25.3052
25.9108
19
30
Pria
119
25.9916
25.5529
26.4302
19
30
Wanita
131
25.2595
24.8446
25.6745
19
30
Total
250
25.6080
25.3052
25.9108
19
30
<3juta
59
25.7966
25.2782
26.3151
22
30
3-5 juta
104
25.3462
24.8215
25.8708
19
30
6-10juta
68
25.8382
25.2313
26.4451
19
30
>10 juta
19
25.6316
24.7633
26.4999
23
29
Total
250
25.6080
25.3052
25.9108
19
30
Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
73
Pendidikan
S2
8
25.7500
23.3960
28.1040
21
30
S1
184
25.7228
25.3687
26.0770
19
30
Diploma
42
24.9762
24.1780
25.7744
20
30
SMA/SLTA
16
25.8750
24.9860
26.7640
23
29
Total
250
25.6080
25.3052
25.9108
19
30
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Dari tabel 4.18, dapat dilihat bahwa, 1.
Karyawan yang memiliki usia >40 tahun memiliki toleransi akan resiko yang lebih besar. Dan Toleransi terendah berada pada karyawan dengan tingkatan usia antara 17-24 tahun. Penulis menduga hal ini dikarenakan faktor pengalaman yang lebih banyak dimiliki oleh pekerja usia >40 tahun sehingga toleransi akan resikonya lebih baik dibandingkan karyawan yang masih minim pengalaman.
2.
4.4.4
Pria memiliki toleransi akan resiko yang lebih besar disbandingkan wanita.
Analisis One Way ANOVA Perceived net Desirability of Self Employment.
Tabel 4.19 One Way Anova NDSE Net desirability of self employment (NDSE)
Demografi Jenis Kelamin
95% Confidence Interval for Mean Lower Upper Bound Bound
N
Mean
Pria
119
13.8571
13.4276
Wanita
131
13.4656
Total
250
13.6520
Minimum
Maximum
14.2866
6
18
13.0638
13.8675
6
18
13.3595
13.9445
6
18
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Dari tabel 4.18, dapat dilihat bahwa pria memiliki faktor keinginan merasakan pekerjaan kenyamanan dengan bekerja sendiri seperti kebebasan dalam waktu, keluar dari keteraturan pekerjaan yang lebih tinggi dibandingkan wanita.
Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
74
4.5
Analisa Korelasi Analisa korelasi bertujuan untuk mengukur hubungan antara variabel-
variabel dalam penelitian, terutama untuk variabel kuantitatif (Stanislaus Uyanto, 2009). Dalam analisa ini digunakan koefisien korelasi Pearson Product Moment. Hasil analisa dengan menggunakan software SPSS 18 adalah sebagai berikut. Tabel 4.20 Analisa Korelasi Correlations SE SE
Pearson Correlation
NDSE 1
Sig. (2-tailed) N NDSE
TR
SEI
Pearson Correlation
250
TR
SEI
.391**
.718**
.516**
.000
.000
.000
250
250
250
1
**
.435**
.000
.000
**
.391
.434
Sig. (2-tailed)
.000
N
250
250
250
250
**
**
1
.489**
Pearson Correlation
.718
.434
Sig. (2-tailed)
.000
.000
N
250
250
250
250
**
**
**
1
Pearson Correlation
.516
.435
.000 .489
Sig. (2-tailed)
.000
.000
.000
N
250
250
250
250
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Menurut Santoso (2009), berkenaan dengan besaran angka, dengan rentang nilai korelasi -1 (korelasi sempurna), 0 (tidak ada korelasi), dan +1 (korelasi sempurna). Dikatakan pula bahwa angka korelasi di atas 0,5 dapat dijadikan pedoman sederhana untuk menunjukkan tingkat korelasi yang tinggi atau lemah. Angka korelasi di atas 0,5 menunjukkan korelasi yang cukup kuat, sedangkan di bawah 0,5 korelasi lemah. Selain besar korelasi, tanda korelasi juga berpengaruh pada penafsiran hasil. Tanda negatif (-) pada output menunjukkan adanya arah hubungan yang berlawanan, sedangkan tanda positif (+) menunjukkan arah hubungan yang sama. Dari tabel 4.39 kita dapat melihat bahwa perceived feasibility (self-efifacy) of self employment mempunyai hubungan kuat serta mempengaruhi secara signifikan dengan nilai Sig.(2-tailed) dibawah 0,05 dengan self employment intention. Sedangkan tolerance for risk, Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
75
dan perceived net desirability of self employment mempunyai hubungan yang cukup kuat dan mempengaruhi secara signifikan dengan nilai Sig.(2-tailed) dibawah 0,05 terhadap self employment intention dengan arah hubungan yang searah.
4.6
Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda (Multiple linear regression analysis) dilakukan untuk melihat pengaruh sejumlah variabel independen terhadap variabel dependen. Peneliti akan menganalisa seberapa besar pengaruh variabel perceived feasibility (self-efifacy) of self employment, tolerance for risk, dan perceived net desirability of self employment terhadap variabel Self employment intention. Perhitungan statistik dalam analisa regresi linier berganda dalam penelitian ini menggunakan software SPSS for windows 18. Hasil pengolahan SPSS adalah sebagai berikut : Tabel 4.21 Model Regresi Linier Berganda Coefficientsa Model
Standardized Unstandardized Coefficients B
1
(Constant)
Std. Error
14.131
1.976
SE
.343
.086
TR
.225
NDSE
.340
Coefficients Beta
t
Sig.
7.153
.000
.299
3.997
.000
.102
.168
2.202
.029
.080
.245
4.244
.000
a. Dependent Variable: SEI
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Tabel diatas menggambarkan model persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: Y = 0.299
+ 0.168
+0.245
Dimana: Y
= Self employment intention = Perceived feasibility (self-efifacy) of self employment Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
76
= Tolerance for risk = Perceived net desirability of self employment
Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa keseluruhan variabel independen mempunyai nilai yang signifikan dengan arah positif. Hal ini menunjukkan bahwa penimgkatan Perceived feasibility (self-efifacy) of self employment, Tolerance for risk, Perceived net desirability of self employment akan menigkatkan Self employment intention pekerja.
4.7
Pengujian Goodness of Fit
Goodness of fit merupakan suatu metode yang digunakan dalam penaksiran nilai aktual dan menentukan kelayakan suatu model regresi yang dilihat dari nilai koefisien determinasi, nilai statistic F, dan nilai statistic t.
4.7.1
Koefisien determinasi (
)
Koefisien deteminasi mengukur seberapa besar kemampuan model dalam menerangkan variansi variabel dependen. Berikut table koefisien determinasi yang dihasilkan dalam penelitian. Tabel 4.22 Koefisien determinasi (
)
Model regresi pada tabel 4.22 menunjukan bahwa nilai adjusted
sebesar 0.335
artinya 33.5% persamaan regresi yang dihasilkan dapat dijelaskan oleh variabel independen. Sedangkan sisanya sebesar 66.5% dijelaskan oleh faktor lain. Penulis menduga hal ini bisa berasal dari faktor-faktor lain yang berasal dari luar diri
Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
77
responden maupun dari faktor-faktor ingkungan didalam maupun diluar perusahaan.
4.7.2
Uji F ( F-Test)
Uji F menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan ke dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Hasil perhitungan uji F adalah sebagai berikut: Tabel 4.23 F-test ANOVAb Model 1
Sum of Squares Regression
df
Mean Square
906.399
3
302.133
Residual
1734.001
246
7.049
Total
2640.400
249
F 42.863
Sig. a
.000
a. Predictors: (Constant), NDSE, SE, TR b. Dependent Variable: SEI
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Dari tabel 4.23 dapat dilihat bahwa F = 42.863 dengan signifikansi (Sig.) sebesar 0,000. Nilai signifikansi ini meyakinkan bahwa pada model regresi yang dihasilkan terdapat pengaruh yang signifikan. Hal ini berarti bahwa Self employment intention dapat dijelaskan oleh variabel perceived feasibility (selfefifacy) of self employment, tolerance for risk, perceived net desirability of self employment.
4.7.3
Uji t ( t – Test)
Uji t-Test dilakukan untuk mengetahui tingkat kepercayaan tiap variabel bebas dalam persamaan atau model regresi yang dipergunakan dalam memprediksi dan menerangkan variasi variabel nilai variabel dependen. Pengujian ini dilakukan untuk menguji dua sampel yang berpasangan, apakah mempunyai rata-rata yang secara nyata berbeda atau tidak.
Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
78
Tabel 4.24 T-test a
Coefficients Model
Standardized Unstandardized Coefficients B
1
(Constant)
Coefficients
Std. Error
Beta
14.131
1.976
SE
.343
.086
TR
.225
NDSE
.340
t
Sig.
7.153
.000
.299
3.997
.000
.102
.168
2.202
.029
.080
.245
4.244
.000
a. Dependent Variable: SEI
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Dari hasil analisis data pada tabel 4.24 dapat diketahui bahwa masingmasing variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen dengan nilai signifikansi (Sig.) kurang dari 0.05.
4.8
Analisis Variabel Moderasi
Metode analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode Moderated Regression Analysis (MRA).
4.8.1
Analisis
hubungan
Perceived
feasibility
(self-efifacy)
of
self
employment dengan self employment intention yang dimoderasi Corporate Entrepreneurship . Tabel 4.25 Moderated Regression Analysis Self Efifacy Coefficientsa Model
Standardized Unstandardized Coefficients B
1
(Constant)
Std. Error 6.241
13.393
SE
.833
.427
CE
.267 -.006
ModerateSE
Coefficients Beta
t
Sig. .466
.642
.726
1.952
.052
.291
.510
.917
.360
.009
-.548
-.704
.482
a. Dependent Variable: SEI
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
79
Dari hasil analisis data pada tabel 4.25 dapat diketahui bahwa variabel moderasi memiliki nilai 0.482 dengan nilai
sebesar 27.1%. Nilai signifikansi
(Sig.) lebih besar dari 0.05 sehingga variabel moderasi corporate entrepreneurship tidak berpengaruh signifikan terhadap hubungan variabel perceived feasibility (self-efifacy) of self employment dengan self employment intention.
4.8.2
Analisis hubungan Tolerance for risk dengan self employment intention yang dimoderasi Corporate Entrepreneurship .
Tabel 4.26 Moderated Regression Analysis Tolerance for risk Coefficientsa Model
Standardized Unstandardized Coefficients B
1
(Constant)
Std. Error
29.900
12.055
TR
.057
.471
CE
-.215 .012
ModerateTR
Coefficients Beta
t
Sig.
2.480
.014
.043
.122
.903
.267
-.410
-.805
.422
.010
.797
1.131
.259
a. Dependent Variable: SEI
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Dari hasil analisis data pada tabel 4.26 dapat diketahui bahwa variabel moderasi memiliki nilai 0.259 dengan nilai
sebesar 25.8%. Nilai signifikansi (Sig.) lebih
besar dari 0.05 sehingga variabel moderasi corporate entrepreneurship tidak berpengaruh signifikan terhadap hubungan variabel tolerance for risk dengan self employment intention.
Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
80
4.8.3
Analisis hubungan Perceived net desirability of self employment dengan Self employment intention yang Dimoderasi Corporate Entrepreneurship .
Tabel 4.27 Moderated Regression Analysis Perceived net desirability of self employment. Coefficientsa Model
Standardized Unstandardized Coefficients B
1
(Constant)
Std. Error
34.699
7.684
NDSE
-.359
.546
CE
-.148 .019
ModerateNDSE
Coefficients Beta
t
Sig.
4.516
.000
-.259
-.657
.512
.165
-.282
-.893
.373
.012
.908
1.674
.095
a. Dependent Variable: SEI
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Dari hasil analisis data pada tabel 4.27 dapat diketahui bahwa variabel moderasi memiliki nilai 0.095 dengan nilai
sebesar 24.4%. Nilai signifikansi
(Sig.) lebih besar dari 0.05 sehingga variabel moderasi corporate entrepreneurship tidak berpengaruh signifikan terhadap hubungan variabel tolerance for risk dengan self employment intention.
4.9
Pengujian Hipotesis
4.9.1
Pengujian Hipotesis 1 H1: Adanya hubungan positif antara perceived feasibility (self-efifacy) of
self employment dengan Self employment intention. ((H01 : β0 = 0 ; Ha1 : β0 ≠ 0) Sig. β1 > 0.05 = H01 diterima, Sig. β1 < 0.05 = H01 ditolak)
Keterangan: β0 = Nilai konstanta, Sig. β1 = Signifikansi koefisien Dari hasil pengujian dengan menggunakan software SPSS diperoleh nilai t sebesar 3.997 dengan nilai signifikansi 0.000, nilai ini lebih kecil dari
= 0,005
maka Hipotesis 1 diterima. Hal ini menunjukan bahwa perceived feasibility (self-
Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
81
efifacy) of self employment memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap Self employment intention. 4.9.2
Pengujian Hipotesis 2 H2: Adanya hubungan positif antara Tolerance for risk dengan Self
employment intention. ((H02 : β0 = 0 ; Ha2 : β0 ≠ 0) Sig. β1 > 0.05 = H02 diterima, Sig. β1 < 0.05 = H02 ditolak)
Keterangan: β0 = Nilai konstanta, Sig. β1 = Signifikansi koefisien Dari hasil pengujian dengan menggunakan software SPSS diperoleh nilai t sebesar 2.202 dengan nilai signifikansi 0.029, nilai ini lebih kecil dari
= 0,005
maka Hipotesis 2 diterima. Hal ini menunjukan bahwa tolerance for risk memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap Self employment intention. 4.9.3
Pengujian Hipotesis 3 H3: Adanya hubungan positif antara perceived net desirability of self
employment dengan Self employment intention. .((H03 : β0 = 0 ; Ha3 : β0 ≠ 0) Sig. β1 > 0.05 = H01 diterima, Sig. β1 < 0.05 = H01 ditolak)
Keterangan: β0 = Nilai konstanta, Sig. β1 = Signifikansi koefisien Dari hasil pengujian dengan menggunakan software SPSS diperoleh nilai t sebesar 4.244 dengan nilai signifikansi 0.000, nilai ini lebih kecil dari
= 0,005
maka Hipotesis 3 diterima. Hal ini menunjukan bahwa perceived net desirability of self employment memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap Self employment intention. 4.9.4
Pengujian Hipotesis 4 H4: Adanya hubungan positif antara perceived feasibility (self-efifacy) of
self employment, tolerance for risk dan perceived net desirability of self employment dengan self employment intention. .((H04 : β0 = 0 ; Ha4 : β0 ≠ 0) Sig. β1 > 0.05 = H01 diterima, Sig. β1 < 0.05 = H01 ditolak)
Keterangan: β0 = Nilai konstanta, Sig. β1 = Signifikansi koefisien
Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
82
Dari hasil pengujian dengan menggunakan software SPSS diperoleh nilai sebesar 0,335 dimana variabel-variabel perceived feasibility (self-efifacy) of self employment, tolerance for risk dan perceived net desirability of self employment dapat menjelaskan variabel self employment intention sebesar 33.5% dengan nilai signifikansi 0.000, nilai ini lebih kecil dari
= 0,005, maka
Hipotesis 4 diterima. 4.9.5
Pengujian Hipotesis 5
H5: Ada hubungan positif perceived feasibility (self-efifacy) of self employment, tolerance for risk, perceived net desirability of self employment dengan self employment intention yang dimoderasi oleh corporate entrepreneurship. 1. Ada pengaruh positif moderasi corporate entrepreneurship dengan hubungan perceived feasibility (self-efifacy) of self employment dan self employment intention .((H05a : β0 = 0 ; Ha5a : β0 ≠ 0) Sig. β1 > 0.05 = H01 diterima, Sig. β1 < 0.05 = H01 ditolak)
Keterangan: β0 = Nilai konstanta, Sig. β1 = Signifikansi koefisien Dari hasil pengujian dengan menggunakan software SPSS diperoleh nilai t sebesar -0.704 dengan nilai signifikansi 0.482, nilai ini lebih besar dari
= 0,005 maka Hipotesis 5a ditolak. Hal ini
menunjukan bahwa variabel moderasi corporate entrepreneurship tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hubungan perceived feasibility (self-efifacy) of self employment
dan self employment
intention. 2. Ada pengaruh positif moderasi corporate entrepreneurship dengan hubungan tolerance for risk dan self employment intention .((H05b : β0 = 0 ; Ha5b : β0 ≠ 0) Sig. β1 > 0.05 = H01 diterima, Sig. β1 < 0.05 = H01 ditolak)
Keterangan: β0 = Nilai konstanta, Sig. β1 = Signifikansi koefisien Dari hasil pengujian dengan menggunakan software SPSS diperoleh nilai t sebesar 1.131 dengan nilai signifikansi 0.259, nilai ini lebih besar dari
= 0,005 maka Hipotesis 5b ditolak. Hal ini Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
83
menunjukan bahwa variabel moderasi corporate entrepreneurship tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hubungan perceived feasibility (self-efifacy) of self employment
dan self employment
intention. 3. Ada pengaruh positif moderasi corporate entrepreneurship dengan hubungan perceived net desirability of self employment dan self employment intention .((H05c : β0 = 0 ; Ha5c : β0 ≠ 0) Sig. β1 > 0.05 = H01 diterima, Sig. β1 < 0.05 = H01 ditolak)
Keterangan: β0 = Nilai konstanta, Sig. β1 = Signifikansi koefisien Dari hasil pengujian dengan menggunakan software SPSS diperoleh nilai t sebesar 1.674 dengan nilai signifikansi 0.095, nilai ini lebih besar dari
= 0,005 maka Hipotesis 5c ditolak. Hal ini
menunjukan bahwa variabel moderasi corporate entrepreneurship tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hubungan perceived feasibility (self-efifacy) of self employment
dan self employment
intention.
4.10
Pembahasan Hipotesis Dari penelitian ini didapatkan hasil sebagai berikut, Tabel 4.28 Hasil pengujian Hipotesis
Variabel SE TR NDSE CE (Moderating)
SE TR NDSE
B 0.343 0.225 0.340 -0.006 0.012 0.019
t 3.997 2.202 4.244 -0.704 1.131 1.674
Sig. 0.000 0.029 0.000 0.482 0.259 0.095
Ket Diterima Diterima Diterima Ditolak Ditolak Ditolak
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Hasil tersebut menggambarkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara perceived feasibility (self-efifacy) of self employment, tolerance Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
84
for risk dan perceived net desirability of self employment dengan self employment intention. Dimana variabel corporate entrepreneurship tidak mempengaruhi hubungan tersebut. Hal ini menggambarkan bahwa, 1.
Hipotesis 1 Perceived feasibility (self-efifacy) of self employment memiliki hubungan positif yang signifikan dengan self employment intention dimana adanya peningkatan self-efifacy akan meningkatkan self employment intention. Hal ini diakibatkan karena pencapaian dan keberhasilan yang didapatkan karyawan selama bekerja akan mempengaurhi
keinginan
karyawan
tersebut
untuk
mulai
berwirausaha. Dimana semakin tinggi kompetensi dan pencapaian keberhasilan diri yang dimiliki maka karyawan akan semakin layak untuk bekerja sendiri dan akan meningkatkan keinginan menjadi wirausaha. Selain itu, rasa mempercayai bahwa wirausaha memiliki kemungkinan lebih besar untuk berhasil dibandingkan dengan bekerja untuk orang lain membuat karyawan bekerja dengan sungguh-sungguh untuk memenuhi kebutuhanya agar menjadi lebih berhasil, karena apabila seseorang memiliki kebutuhan tinggi untuk berhasil, maka orang tersebut akan bekerja keras dan sunguhsunguh. Seperti hasil yang didapatkan dalam analisa demografi bahwa semakin tinggi usia maka semakin besar kelayakan yang dimilikinya untuk berwirausaha, melihat dari semakin besar kompetensi yang didapatkannya dari pekerjaannya. 2.
Hipotesis 2 Tolerance for risk memiliki hubungan positif yang signifikan dengan self employment intention dimana adanya peningkatan Tolerance for risk akan meningkatkan self employment intention. Hal ini disebaban karena resiko merupakan suatu faktor yang akan dihadapi oleh seorang wirausaha dalam menjalankan usahanya, sehingga semakin
Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
85
toleran seseorang dalam menyikapi suatu resiko, semakin besar insentif orang tersebut untuk menjadi entrepreneur. 3.
Hipotesis 3 Perceived net desirability of self employment memiliki hubungan positif yang signifikan dengan self employment intention dimana adanya peningkatan Perceived net desirability of self employment akan meningkatkan self employment intention. Hal ini disebabkan karena rasa jenuh yang dimiliki karyawan akan rutinitas dalam bekerja
seperti
aturan-aturan
didalam
perusahaan
yang
mengharuskan karyawan berprilaku mengikuti aturan yang ada, jam kerja kantoran, perintah atasan hingga melakukan pekerjaan yang tidak disukai maupun pekerjaan yang sama dalam jangka waktu yang lam sehingga menimbulkan rasa jenuh. Untuk menghindari faktorfaktor tersebut karyawan terdorong untuk menjadi wirausaha, dimana dengan berwirausaha seorang akan dapat mengatur waktu kerjanya
sendiri,
memiliki
kebebasan
dalam
bekerja
dan
mengaplikasikan ide-ide yang dimiliki, tidak ada atasan yang memarahi dan pendapatan yang lebih besar. 4.
Hipotesis 4 Perceived feasibility (self-efifacy) of self employment, tolerance for risk dan perceived net desirability of self employment memiliki hubungan positif yang signifikan dengan self employment intention. Melihat dari pengaruh masing-masing faktor tersebut maka gabungan dari faktor-faktor tersebut akan semakin menguatkan intention yang dimiliki karyawan terhadap wirausaha.
5.
Hipotesis 5 Corporate
entrepreneurship
tidak
mempengaruhi
hubungan
Perceived feasibility (self-efifacy) of self employment, tolerance for risk, perceived net desirability of self employment dengan self employment intention. Hal ini dikarenakan kebanyakan pekerja pada Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
86
suatu perusahaan tidak aware dengan keberadaan corporate entrepreneurship yang dibangun perusahaan. Disisi lain, distribusi yang tidak baik dari atas ke bawah menjadi faktor lain yang mengakibatkan corporate entrepreneurship tidak menjadi faktor yang mempengaruhi hubungan tersebut.
Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
BAB 5 KESIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAGERIAL
5.1
Kesimpulan
Penelitian ini dilakukan dengan melibatkan pekerja badan usaha milik swasta maupun badan usaha milik Negara yang memiliki pengalaman bekerja minimal 1 (satu) tahun di wilayah DKI. Jakarta. Berdasarkan pembahasan pada uraian dari bab-bab sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1.
Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa perceived feasibility (selfefifacy) of self employment memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap self employment intention. Hal ini menunjukan hasil yang konsisten dengan penelitian sebelumnya (Gerry Segal, Dan Borgia dan Jerry Schoenfeld, 2005). Dimana, peningkatan perceived feasibility (self-efifacy) of self employment pekerja akan meningkatkan self employment intention pekerja.
2.
Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa tolerance for risk memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap self employment intention. Hal ini menunjukan hasil yang konsisten dengan penelitian sebelumnya (Gerry Segal, Dan Borgia dan Jerry Schoenfeld, 2005). Dimana, semakin besar tolerance for risk yang dimiliki pekerja akan meningkatkan self employment intention.
3.
Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa perceived net desirability of self employment memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap self employment intention. Hal ini menunjukan hasil yang konsisten dengan penelitian sebelumnya (Gerry Segal, Dan Borgia dan Jerry Schoenfeld, 2005). Dimana, semakin besar perceived net desirability of self employment yang dimiliki pekerja akan meningkatkan self employment intention dalam diri pekerja.
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
88
4.
Perceived feasibility (self-efifacy) of self employment, tolerance for risk,
dan
perceived
net
desirability
of
self
employment
mempengaruhi secara signifikan self employment intention dengan kontribusi sebesar 33.5% dari seluruh variabel. Nilai kontribusi ini lebih rendah bila dibandingkan dengan penelitian sebelumnya yaitu sebesar 52.8%, Penulis menduga hal ini dikarenakan perbedaan sampel penelitian dimana pada penelitian sebelumnya penelitian dilakukan terhadap mahasiswa undergraduate bussines student dan pada penelitian ini dilakukan terhadap pekerja. Dimana pekerja memiliki lebih banyak faktor yang dapat mempengaruhi untuk menjadi entrepreneur dibandingkan dengan mahasiswa. 5.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan variabel moderasi corporate entrepreneurship dengan hubungan perceived feasibility (self-efifacy) of self employment, tolerance for risk, perceived net desirability of self employment dan self employment intention. Dimana hasil ini tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya (Thommas Hellman, 2002). Dimana peningkatan corporate entrepreneurship akan meningkatkan self employment intention. Penulis menduga hal ini disebabkan kurangnya perhatian karyawan akan keberadaan lingkungan wirausaha yang dikembangkan didalam perusahaan.
6.
Berdasarkan hasil penelitian dimana variabel moderating corporate entrepreneurship
tidak
mempengaruhi
hubungan
variabel
independen dan dependent, maka model penelitian yang tepat untuk diaplikasikan terhadap karyawan diwilyah DKI. Jakarta adalah adalah seperti berikut,
Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
89
5.2
Implikasi Managerial
Dari hasil penelitian ini, dapat diketahui bahwa variabel perceived feasibility (self-efifacy) of self employment, tolerance for risk dan perceived net desirability
of
self
employment
secara
signifikan
berpengaruh
dalam
meningkatkan self employment intention karyawan. Dengan demikian hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel tersebut perlu diperhatikan oleh para pengambil kebijakan di perusahaan, antaralain: 1.
Penelitian ini menemukan bahwa semakin bertambahnya usia karyawan maka semakin besar pula self employment intention. Dapat dilihat dengan semakin menigkatnya
perceived feasibility (self-
efifacy) of self employment, terutama pada pekerja yang bekerja di badan usaha milik swasta. Perusahaan harus lebih memperhatikan kondisi usia pekerja,
tingkat
pendidikan karyawan dengan
memberikan jenjang karir yang pasti dan terencana, memberikan penghargaan (rewads), melakukan pengembangan kemampuan karyawan dengan pemberian pelatihan-pelatihan (trainee)
yang
tepat agar sesuai dengan kompetensi yang diharapkan guna meningkatkan kompetensi, pemberian insentif yang sesuai dan pembekalan-pembekalan mengenai perencanaan masa pensiun kepada karyawan yang mendekati masa pensiun. 2.
Dari hasil penelitian, perusahaan dapat membuat program-program sebagai berikut, Bagi karyawan yang memiliki intention untuk menjadi wirausaha, diberikan pembekalan untuk kegiatan setelah pensiun. Salah satunya dengan memberikan pelatihan-pelatihan wirausaha yang dapat meningkatkan kemampuan karyawan dalam menjalankan usaha sendiri. Bagi karyawan yang tidak memiliki intention untuk menjadi wirausaha, diberikan pelatihan-pelatihan mengenai investasi dan pasar modal.
Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
90
3.
Perusahaan juga perlu memperhatikan kondisi karyawan dengan tingkat pendidikan SMA/SLTA dimana pada tingkat pendidikan ini terdapat self employment intention yang tinggi, faktor pendapatan dan keperluan untuk pemenuhan kebutuhan hidup dirasakan Peneliti menjadi aspek utama. Dalam hal ini, perusahaan dirasa perlu memberikan penyesuaian tingkat upah/gaji untuk pemenuhan kebutuhan dan perencanaan masa depan yang lebih layak.
5.3
Keterbatasan dan Saran untuk Penelitian
Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, ada beberapa keterbatasan penelitian yang diharapkan dapat dilakukan untuk penelitian berikutnya, diantaranya adalah: 1.
Dalam penelitian ini, Peneliti hanya melakukan penelitian pada wilayah DKI. Jakarta meliputi Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Utara dan Jakarta Pusat. Oleh karena itu, Peneliti menyarankan
untuk
memperluas
wilayah
penelitian
seperti
menambahkan Bogor, Depok, Tanggerang, Bekasi atau wilayahwilayah padat pekerja lainnya. 2.
Dalam penelitian ini, Peneliti melakukan penelitian terhadap 250 pekerja dari seluruh wilayah DKI. Jakarta, melihat luasnya wilayah Jakarta dan tingginya angka pekerja pada wilayah ini maka Peneliti menyarankan untuk memperbanyak jumlah sampel agar didapatkan hasil yang lebih maksimal dan juga representatif.
3.
Dalam penelitian ini Penulis hanya melakukan penelitian terhadap pekerja Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Swasta, dengan mengecualikan Pegawai Negri Sipil. Oleh karena itu, Peneliti menyarankan penelitian berikutnya untuk melibatkan Pegawai Negri Sipil atau melakukan penelitian khusus terhadap Pegawai Negri Sipil.
Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
91
4.
Penelitian ini tidak mengeneralisasi hasil penelitian ini terhadap seluruh pekerja yang ada di Indondesia, dikarenakan penelitian ini hanya dilakukan diwilayah DKI. Jakarta.
Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
DAFTAR LITERATUR
Akintoye, A. S. & MacLeod, M. J. (1997), Risk Analysis and Management in Construction. International Journal of Project Management, vol. 15, no. 1, pp. 31– 38. Campbell, C.A. (1992), “A decision theory model for entrepreneurial acts”, Entrepreneurship Theory and Practice, Vol. 17 No. 1, pp. 21-7. Campbell, J.P., Dunnette, M.D., Lawler, E.E. and Weick, K.E. (1970), Managerial Behavior, Performance, and Effectiveness, McGraw-Hill, New York, NY. Davis K, Newstrom JW (1985). Human behavior at work: organizational behavior. McGraw-Hill Book Co. New York. Douglas, E.J. and Shepherd, D.A. (1999), “Entrepreneurship as a utility maximizing response”, Journal of Business Venturing, Vol. 15 No. 3, pp. 231-51. Gilad, B. and Levine, P. (1986), “A behavioral model of entrepreneurial supply”, Journal of Small Business Management, Vol. 24 No. 4, pp. 45-54. Hellmann, Thomas. (2002): When do employees become entrepreneurs?. Research Paper Series no.1770. Stanford graduate school of business.USA Hendro. (2005). How to become a smart entrepreneur and to start a new business. Penerbit Adi. Yogyakarta. Keeble, D., Bryson, J. and Wood, P. (1992). “The rise and fall of small service firms in the United Kingdom”, International Small Business Journal, Vol. 11 No.1, pp. 11-22. Hisrich, Robert D., Michael Peters. and Dean A.Shepherd (2008). Entrepreneurship 7 edition. New York, Mc Graw Hill.
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
93
Kirchhoff, B.A. (1994), Entrepreneurship and Dynamic Capitalism, Greenwood Publishing Group, Inc., Westport, CT. Kiyosaki, Robert. (2008). The Cashflow Quadrant. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Krueger, N.F. Jr, Reilly, M.D. and Carsrud, A.L. (2000), “Competing models of entrepreneurial intentions”, Journal of Business Venturing, Vol. 15 No. 5/6, pp. 411-32. Kuratko, D., Montagno, R. and Hornsby, J. (1990), “Developing an intrapreneurial assessment instrument for an effective corporate entrepreneurial environment”, Strategic Management Journal, Vol. 11 No. 5, pp. 49-58. Lee, Lena., Poh Kam Wong., Maw Der Foo., and Aegean Leung. (2011). “Entrepreneurial intentions: The influence of organizational and individual factors”, Journal of Business Venturing, Vol.26, pp. 124-136. Lumpkin, G.T. and Dess, G.G. (1996), “Clarifying the entrepreneurial orientation construct and linking it to performance”, Academy of Management Review, Vol. 21 No. 1, pp. 135-72. Lupiyoadi, Rambat. (2007). Entrepreneurship . From mindset to strategy. Lembaga penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta. Malhotra, N.K. (2007). Marketing Research 5th edition. Pearson Education International, New Jersey. Mathis, L., Jackson, H., (2006). Human Resource Management 12th ed. Managing Equal Employment and Diversity. Mone, M.A. (1994), “Comparative validity of two measures of self-efficacy in predicting
academic
goals
and
performance”,
Educational
and
Psychological Measurement, Vol. 54 No. 2,pp. 516-29. Moslow, A.H. (1943), A Theory of Human Motivation. Psychological Review, 50, 370-396. Patrick, Morgan. (1987), Theories and Approach Total Politics. England: Virrpress. Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
94
Pearce II, Jhon A. Richard B. Robinson. (1989), Management. New York : McGraw-Hill Book. Praag, C.M and Cramer, J.S. (2001), “The roots of entrepreneurship and Labour Demand: Individual ability and low risk”, Economica, Vol.68 No.259, pp. 45-62. Resh, H. and Shah, A. (1986), “ An empirical analysis of self-employment in UK”, Journal of App;ied Econometries, Vol.1 No. 1, pp.95-108. Schermerhorn. (1996), Management, John Wiley & Sons, New York, Fifth edition. Schumpeter, Joseph A. (1911): The Theory of Economic Development. An Inquiry into Profits, Capital, Credit, Interest, and the Business Cycle. Published by Oxford University Press (1963). Segal, Gerry, Borgia and Jerry Schoenfeld. (2005). The Motivation To Become An Entrepreneur. International Journal of Entrepreneurial Behavior & Researc. Vol. 11 No 1. Emerald Group Publishing Limited. USA. Shapero, A. and Sokol, L. (1982), “The social dimension of entrepreneurship”, in Kent, C.A., Sexton, D.L. and Vesper, K.H. (Eds), Encyclopedia of Entrepreneurship, Prentice-Hall, Englewood Cliffs, NJ. Suryana. (2001). Kewirausahaan. Jakarta : Salemba Empat Triton PB., 2007, Entrepreneurship : Kiat Sukses Menjadi Pengusaha, Tugu Publisher, Yogyakarta. Vroom, V.H. (1964), Work and Motivation, Wiley, New York, NY.
Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
LAMPIRAN
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
No. Kuesioner
: .....
Tanggal
: ...../...../.....
Responden Yth, Saya mahasiswa tingkat akhir jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia yang sedang mengadakan penelitian Karya Akhir mengenai Analisis Faktor yang Memotivasi Karyawan Berkeinginan Menjadi Wirausaha. Kuesioner ini dibuat sebagai sarana dalam rangka mendukung pembuatan karya akhir sebagai syarat untuk menyelesaikan program studi saya. Mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner ini secara lengkap. Kerahasiaan identitas Anda akan terjaga karena data ini hanya akan digunakan untuk kepentingan akademis. Terima kasih atas waktu dan kesediaannya untuk berpastisipasi dalam penelitian ini.
- Jonathan Sitanggang -
Screening Questions Berilah tanda silang (X) pada kolom jawaban yang tersedia. S1. Apakah Anda sedang bekerja disebuah perusahaan BUMN/BUMS ? a. Ya,
(Lanjut ke pertanyaan berikut)
b. Tidak,
(Berhenti sampai disini. Terima kasih).
S2. Apakah tempat/lokasi anda bekerja berada diwilayah DKI Jakarta? a. Ya,
(Lanjut ke pertanyaan berikut)
b. Tidak,
(Berhenti sampai disini. Terima kasih).
S3. Apakah Anda memiliki pengalaman bekerja minimal 1 (satu) tahun diperusahaan anda bekerja sekarang? a. Ya,
(Lanjut ke pertanyaan berikut)
b. Tidak,
(Berhenti sampai disini. Terima kasih).
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
Main Questions
Informasi Demografis (Demographic Questions) Petunjuk : Berilah tanda silang (X) atau ceklis (√ ) pada salah satu kotak jawaban yang dipilih 1. Usia Anda saat ini : 17-24
25-32
33-40
≥40
2. Jenis Kelamin Anda: Pria
Wanita
3. Lokasi Anda bekerja : Jakarta Selatan Jakarta Barat Jakarta Timur Jakarta Utara Jakarta Pusat 4. Pendapatan Anda per-bulan : ≤ Rp 3 Juta Antara Rp 3 Juta – Rp 5 Juta Antara Rp 6 Juta – Rp 10 Juta ≥ Rp 10 Juta 5. Status Anda: Menikah
Belum Menikah
Bercerai tanpa Anak
Bercerai dengan Anak
6. Pendidikan Terakhir Anda: Strata 3 Strata 2 Strata 1 Diploma (1,2,3,4) SLTA (SMA/ Sederajat) 7. Posisi pekerjaan Anda diperusahaan saat ini (mis. Staff Accounting) (Silahkan diisi)
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
A.
Pernyataan untuk variabel Keberhasilan diri (
)
Petunjuk : Berilah tanda silang (X) pada salah satu kolom yang tersedia di setiap pernyataan yang tersedia sesuai dengan penilaian Anda. 1: sangat setuju, 2 : setuju, 3 : ragu-ragu mungkin setuju, 4 : ragu-ragu mungkin tidak setuju, 5 : Tidak setuju, 6 : sangat tidak setuju.
Sangat setuju
Pernyataan Saya mempunyai bekerja yang tinggi
Setuju
Ragu-ragu mungkin setuju
Ragu-ragu mungkin tidak setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
semangat
Saya melakukan sesuatu untuk mencapai suatu tujuan yang telah saya tetapkan Saya selalu mengharapkan hasil terbaik dari suatu situasi tertetu Saya bekerja dengan sungguhsungguh Saya selalu bersemangat dan pantang menyerah Saya sudah memiliki kompetensi yang bagus untuk bersaing dengan orang lain dalam dunia kerja
B.
Pernyataan untuk variabel Keinginan bekerja sendiri (
)
Petunjuk : Berilah tanda silang (X) pada salah satu kolom yang tersedia di setiap pernyataan yang tersedia sesuai dengan penilaian Anda. 1: sangat setuju, 2 : setuju, 3 : ragu-ragu mungkin setuju, 4 : ragu-ragu mungkin tidak setuju, 5 : Tidak setuju, 6 : sangat tidak setuju.
Pernyataan
Sangat setuju
Setuju
Ragu-ragu mungkin setuju
Ragu-ragu mungkin tidak setuju
Saya suka melakukan pekerjaan saya sendiri
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
xcix
Kebebasan pribadi penting bagi saya
sangat
Saya terkadang bersikap tidak menaati aturan yang ada di perusahaan.
C.
Pernyataan untuk variabel Toleransi akan resiko (
)
Petunjuk : Berilah tanda silang (X) pada salah satu kolom yang tersedia di setiap pernyataan yang tersedia sesuai dengan penilaian Anda. 1: sangat setuju, 2 : setuju, 3 : ragu-ragu mungkin setuju, 4 : ragu-ragu mungkin tidak setuju, 5 : Tidak setuju, 6 : sangat tidak setuju.
Pernyataan
Sangat setuju
Setuju
Ragu-ragu mungkin setuju
Ragu-ragu mungkin tidak setuju
Tidak setuju
Saya memiliki rasa tanggungjawab yang besar dalam melaksanakan keputusan yang saya ambil Saya senang mencoba hal-hal baru
Saya tergolong orang yang sabar dalam mengatasi masalah
Saya selalu berusaha untuk mengerti akan resiko yang akan saya ambil Saya senang mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak, baik yang berhubungan langsung dengan pekerjaan maupun tidak.
Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
Sangat tidak setuju
c
D. Pernyataan untuk variabel Lingkungan wirausaha (moderat) Petunjuk : Berilah tanda silang (X) pada salah satu kolom yang tersedia di setiap pernyataan yang tersedia sesuai dengan penilaian Anda. 1: sangat setuju, 2 : setuju, 3 : ragu-ragu mungkin setuju, 4 : ragu-ragu mungkin tidak setuju, 5 : Tidak setuju, 6 : sangat tidak setuju.
Pernyataan
Sangat setuju
Setuju
Ragu-ragu mungkin setuju
Ragu-ragu mungkin tidak setuju
Tidak setuju
Perusahaan dimana saya bekerja menggunakan teknologi yang terdepan Perusahaan mendorong untuk timbulnya ide-ide baru dan inovasi Perusahaan memberikan toleransi atas kegagalan dengan mendorong eksperimen percobaan dan kesalahan Perusahaan tidak membatasi peluang-peluang yang ada hanya berdasarkan wilayah-wilahyah kerja tertentu (divisi) Perusahaan menyediakan sumber-sumber daya yang diperlukan dan dapat diakses Perusahaan mendorong pendekatan kerja sama tim multi disiplin Perusahaan memiliki tujuan jangka panjang (horizon) Perusahaan memiliki sistem penghargaan pada pencapaian tujuan-tujuan kinerja yang sudah ditentukan Perusahaan memiliki sponsor dan pembela yang mendukung aktifitas kreatif diseluruh organisasi
Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
Sangat tidak setuju
ci
Kegiatan kewirausahaan didalam perusahaan mendapatkan dukungan dari manajemen puncak perusahaan
E. Pernyataan untuk variabel Motivasi menjadi wirausaha (Y) Petunjuk : Berilah tanda silang (X) pada salah satu kolom yang tersedia di setiap pernyataan yang tersedia sesuai dengan penilaian Anda. 1: sangat setuju, 2 : setuju, 3 : ragu-ragu mungkin setuju, 4 : ragu-ragu mungkin tidak setuju, 5 : Tidak setuju, 6 : sangat tidak setuju.
Sangat setuju
Pernyataan
Setuju
Ragu-ragu mungkin setuju
Ragu-ragu mungkin tidak setuju
Tidak setuju
Saya termasuk orang yang percaya diri dalam bertindak Saya termasuk orang yang toleran terhadap ketidakpastian dan perubahan Saya memiliki rasa ingin tahu yang tinggi Saya tertarik kepemimpinan
pada
posisi
Saya selalu berusaha untuk mencari cara-cara yang paling baik untuk mencapai tujuantujuan yang telah saya tentukan Saya menggunakan sumber daya secara minimum guna mencapai hasil yang optimum Saya selalu berorientasi masa depan dalam merencankan sesuatu
----------TERIMA KASIH--------
Universitas Indonesia Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
Sangat tidak setuju
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012