UNIVERSITAS INDONESIA
ANALISIS ANIME MANGATEKI REALISM DALAM LIGHT NOVEL BOKU WA TOMODACHI GA SUKUNAI
SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Humaniora
RADITYO ADHI PRABOWO 0806394671
FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM STUDI JEPANG DEPOK JULI 2012
Analisis anime, Radityo Adhi Prabowo, FIB UI, 2012.
ii Universitas Indonesia
Analisis anime, Radityo Adhi Prabowo, FIB UI, 2012.
iii Universitas Indonesia
Analisis anime, Radityo Adhi Prabowo, FIB UI, 2012.
iv Universitas Indonesia
Analisis anime, Radityo Adhi Prabowo, FIB UI, 2012.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini tepat pada waktunya. Skripsi yang berjudul “Analisis Anime Mangateki Realism Dalam Light Novel Boku Wa Tomodachi Ga Sukunai” ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Humaniora pada Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia. Skripsi ini mengangkat light novel, suatu subkultur yang belum lama ini telah naik ke permukaan. Light novel merupakan suatu novel yang mempunyai kemiripan dengan anime dan manga. Konsumennya melingkupi komunitas otaku dan telah terlihat unsur-unsur yang disukai otaku dalam light novel. Unsur-unsur itu termasuk dalam konsep yang menggambarkan dunia anime dan manga yaitu anime mangateki realism. Skripsi ini akan melihat anime mangateki realism dalam light novel berjudul Boku wa Tomodachi ga Sukunai. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan, bimbingan, serta dukungan dari berbagai pihak dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Ibu Dewi Anggraeni selaku pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini. Terima kasih atas segala bimbingan dan arahan yang menjadi masukan berharga bagi penulisan dalam menyelesaikan skripsi ini;
2.
Bapak Jonnie Rasmada Hutabarat dan ibu Yenny Simulya selaku pembaca dan penguji atas masukan dan saran yang diberikan untuk menjadikan skripsi ini lebih baik;
3.
Pembimbing Akademis ibu Darsimah Mandah yang selalu membantu menyetujui segala kebutuhan mahasiswa dalam perkuliahan maupun persetujuan akademis;
4.
Seluruh dosen pengajar Program Studi Jepang yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta pelajaran yang sangat berharga kepada penulis;
v Universitas Indonesia
Analisis anime, Radityo Adhi Prabowo, FIB UI, 2012.
5.
Keluarga dan orang tua yang penulis sayangi yang selalu mendoakan dan mendukung saya setiap saat baik moril ataupun materil, yaitu ayah saya Prihadi Budi Santoso dan ibu saya Lestari Fatma Wardani dan kakak saya Derry Andhika Pratama dan adik saya Denny Aditya Pradipta. Berkat mereka semua saya dapat menyelesaikan kuliah saya tepat waktu;
6.
Om Maman yang selalu mensupport saya dengan kebutuhan saya dan dukungan-dukungannya yang selalu membantu saya;
7.
Teman-teman Program Studi Jepang angkatan 2008 reguler dan paralel yang telah
memberikan
dukungan
dan
semangat
kepada
penulis
untuk
menyelesaikan penyusunan skripsi ini, terutama untuk Muhammad Ridzky Dimas yang sudah mengizinkan saya tinggal di rumahnya untuk mengerjakan skripsi dengan laptop milik Titiek Nur Hidayati. Astrie, Ria dan Inez yang pernah membantu penulis dalam menyusun penelitian praskripsi, Hanna yang membantu penulis dalam mengumpulkan bahan skripsi, Bintang Baladika yang menjadi teman diskusi penulis untuk mendapat kelancaran dalam berpikir; Gina dan Nares yang membantu hal-hal berkaitan dengan skripsi; 8.
Dibtyanto dan Sudwi Karyadi yang memberi masukan dan dukungan dalam mengerjakan skripsi sehingga dapat menyelesaikannya di semester yang sama;
9.
Anak-anak payung kansas yang selalu menghibur penulis di masa mengerjakan skripsi, yaitu Sigit, Yudha, Kunto, Satria, Manches, Pwyll, Daru, David, Brian, dan lain-lain;
10. Senpai-senpai yang banyak memberikan masukan dan nasihat yang berharga, serta kohai-kohai yang banyak memberikan semangat kepada penulis; 11. Seluruh anak-anak anggota AKIPA yang telah mendukung penulis dalam mengerjakan skripsi; 12. Kepada semua pihak yang namanya tidak bisa disebutkan satu persatu, yang telah membantu proses penyusunan skripsi ini baik secara langsung maupun tidak. Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu. Saran dan masukan yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan penelitian di masa yang akan vi Universitas Indonesia
Analisis anime, Radityo Adhi Prabowo, FIB UI, 2012.
vii Universitas Indonesia
Analisis anime, Radityo Adhi Prabowo, FIB UI, 2012.
viii Universitas Indonesia
Analisis anime, Radityo Adhi Prabowo, FIB UI, 2012.
ABSTRAK Nama : Radityo Adhi Prabowo Program Studi : Jepang Judul : Analisis anime mangateki realism dalam light novel Boku wa Tomodachi ga Sukunai Skripsi ini membahas anime mangateki realism dalam hifantajii light novel yang berjudul Boku wa Tomodachi ga Sukunai. Light novel adalah novel yang ditujukan untuk remaja yang mempunyai ilustrasi bergaya anime dan manga. Sedangkan hifantajii adalah unsur non-fantasi dalam light novel. Anime mangateki realism merupakan penggambaran dunia anime dan manga dalam light novel. Hal ini dilihat dari penggunaan kyarakutaa deetabeesu dalam light novel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anime mangateki realism sama sekali tidak dekat dengan realisme dan light novel adalah novel yang lebih ditargetkan kepada kalangan otaku. Kata kunci: Light novel, anime manga teki realism, kyarakutaa deetabeesu, hifantajii, otaku.
ABSTRACT Name : Radityo Adhi Prabowo Study Program : Japanese Studies Title : Anime Manga-Like Realism Analysis through Light Novel Boku wa Tomodachi Ga Sukunai. This thesis explain the concept of anime manga-like realism through non-fantasy light novel titled Boku wa Tomodachi ga Sukunai. Light novel is a type of novel that is targeted toward teen which has anime manga style illustration. Anime manga-like realism is a term for anime and manga world portrayal in light novel. This can be seen by the use of character database in light novel. The results of the research concludes that anime manga-like realism is not like realism at all and light novel is a novel that is mainly targeted toward otaku readers. Keyword: Light novel, anime manga-like realism, character database, non-fantasy, otaku.
ix Universitas Indonesia
Analisis anime, Radityo Adhi Prabowo, FIB UI, 2012.
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ...................................... ii HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS .............................................. iii LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. iv KATA PENGANTAR ....................................................................................... v LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ...................... viii ABSTRAK ......................................................................................................... ix DAFTAR ISI ...................................................................................................... x DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xi BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................ 1 1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1 1.2 Novel Kajian Pustaka ................................................................................... 7 1.2 Masalah Penelitian ....................................................................................... 8 1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................................... 8 1.4 Metode Penelitian ......................................................................................... 9 1.5 Sistematika Penulisan .................................................................................. 9 BAB 2 LANDASAN TEORI .......................................................................... 10 2.1 Novel ............................................................................................................. 10 2.1.1 Konvensi dalam Novel ........................................................................ 10 2.1.2 Sejarah Novel Modern Jepang ........................................................... 12 2.2 Realisme ........................................................................................................ 13 2.2.1 Realisme dalam Novel ........................................................................ 15 2.3 Sejarah Singkat Lahirnya Light Novel .......................................................... 17 2.4 Hifantajiigata Gendaimono Light Novel ...................................................... 18 2.5 Anime Mangateki Realism ............................................................................ 19 BAB 3 ANALISIS ANIME MANGATEKI REALISM DALAM BOKU WA TOMODACHI GA SUKUNAI .......................................................................... 22 3.1 Suasana Anime dan Manga dalam Light Novel ............................................. 22 3.2 Penggunaan Kyarakutaa Database dalam Light Novel ................................ 27 3.2.1 Takayama Maria.................................................................................. 27 3.2.2 Shiguma Rika ...................................................................................... 29 3.2.3 Kusunoki Yukimura ............................................................................ 31 3.2.4 Hasegawa Kobato................................................................................ 36 3.2.5 Unsur Tsundere dalam Boku wa Tomodachi ga Sukunai.................... 39 3.2.5.1 Unsur Tsundere dalam Tokoh Mikazuki Yozora .................... 39 3.2.5.2 Unsur Tsundere dalam Tokoh Kashiwazaki Sena .................. 43 3.2.5.3 Unsur Tsundere dalam Tokoh Kashiwazaki Pegasus ............. 45
BAB 4 KESIMPULAN ..................................................................................... 50 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 52
x Universitas Indonesia
Analisis anime, Radityo Adhi Prabowo, FIB UI, 2012.
DAFTAR GAMBAR DAN DIAGRAM
Gambar 3.1 Rambut Sena yang dihias gaya mori ............................................... 25
xi Universitas Indonesia
Analisis anime, Radityo Adhi Prabowo, FIB UI, 2012.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Ada satu aliran novel remaja Jepang yang berbeda dengan novel remaja
lainnya yang disebut dengan raito noberu (light novel). Menurut Enomoto Aki (2008: 8), light novel adalah novel yang mudah dibaca 1 dan ditargetkan untuk pembaca SMP sampai SMA. Sedangkan dalam Raito Noberu Kanzen Yomihon (buku bacaan sempurna light novel: 2007) dijelaskan bahwa light novel adalah novel dengan ilustrasi bergaya anime 2 . Kesimpulan yang saya ambil dari dua pengertian tersebut adalah light novel merupakan sebuah jenis novel ringan yang ditujukan kepada remaja disertai dengan ilustrasi yang mirip dengan manga3 atau anime. Di toko buku, posisi bagian light novel berdekatan dengan bagian manga karena sama-sama menggunakan ilustrasi bergaya manga atau anime. Peminatnya pun dari penggemar manga dan anime, karena selain menggunakan gaya penggambaran yang sama dengan anime dan manga, light novel juga menggunakan pola yang sering muncul dalam anime atau manga. Contohnya seperti cerita dengan unsur harem yaitu sebutan untuk situasi dimana seorang laki-laki (tokoh utama) dikelilingi oleh banyak wanita cantik yang mempunyai niat baik yang kuat kepada laki-laki tersebut (Enomoto, 2008: 145), tokoh utama
1
Maksudnya di sini adalah light novel menggunakan bahasa yang lebih dimengerti anak muda dibandingkan dengan bahasa novel umumnya. Kata-kata yang digunakan tidak berputar-putar dan langsung menjelaskan subjek. Ditambah dengan kalimat percakapan lebih banyak daripada deskripsi latar yang membuat lebih enak dicerna untuk anak muda. Ini dijelaskan dalam “Raito Noberu.” Magnet Channel. Host Ono Daisuke. NHK. 5 November 2011. Diunduh tanggal 8 November 2011. 2 Anime adalah animasi Jepang. 3 Manga adalah komik Jepang.
1 Universitas Indonesia
Analisis anime, Radityo Adhi Prabowo, FIB UI, 2012.
2
wanita dengan sifat tsundere 4 (sifat dimana seorang tokoh menunjukkan sikap yang dingin dan keras (tsuntsun) dari luar kecuali terhadap tokoh utama, tetapi seiring berjalannya waktu ia menunjukkan sikap malu-malu (deredere) saat hanya berdua saja dengan tokoh utama (Enomoto, 2008: 58)). Kepopuleran light novel dimulai sejak tahun 2000-an, dimana saat itupun kata light novel belum banyak digunakan. Kata itu baru menyebar melalui internet oleh sesama pembaca novel tersebut 5 . Namun sekarang light novel sudah diangkat menjadi anime, manga, dorama6 maupun film layar lebar. Enomoto (2008) mengatakan, bahwa sekitar tahun 2003-2004, buku-buku yang berhubungan dengan light novel seperti Raito Noberu Kanzen Yomihon atau Kono Raito Noberu ga Sugoi!7 (light novel ini hebat!: 2004) mulai bermunculan. Kemudian berlanjut dengan terbitnya buku-buku yang berhubungan dengan light novel ditambah munculnya penerbit baru, dunia light novel makin membesar dan kemudian dapat dikatakan kalau light novel sudah mulai meledak di pasaran. Dua puluh persen dari keseluruhan jenis buku bunkobon8 adalah light novel dan skala pasarnya mencapai lebih dari 30 miliar yen.9 Dalam Raito Noberu Bungakuron dan Raito Noberu Kenkyuu Jousetsu, keduanya menonjolkan bahwa cerita bukan hanya daya tarik light novel tetapi juga ilustrasinya. Kekuatan ilustrasi yang beraliran anime dan manga ini bisa 4
Istilah ini awalnya digunakan para otaku untuk menyebut pola karakter dalam galge (game dating simulation yang dimainkan di PC), namun sejak tahun 2005 kalangan diluar otaku mulai menggunakannya. Dari Sugiura, Yumiko, (2008), Kosupure Joshi no Jidai, Tokyo: Besuto Seraazu, hlm. 48. Mengenai otaku akan dijelaskan lebih lanjut di hlm. 4. 5 Akan dijelaskan lebih lanjut di bab 2. 6 Dorama adalah sebutan untuk serial televisi Jepang. 7
Buku ini adalah buku petunjuk sepuluh light novel terpopuler tiap tahun yang terbit sejak tahun 2004. 8 Bunkobon adalah jenis buku Jepang yang berukuran kecil (mayoritas ukuran A6), kadang berilustrasi dan bersampul. 9 Berdasarkan “Raito Noberu.” Magnet Channel. Host Ono Daisuke. NHK. 5 November 2011. Diunduh tanggal 8 November 2011.
Universitas Indonesia
Analisis anime, Radityo Adhi Prabowo, FIB UI, 2012.
3
membuat suatu light novel populer. Hanya karena seorang ilustrator terkenal menggambar ilustrasi untuk satu light novel, light novel itu bisa laku keras di kalangan pembaca. Hal ini disebut dengan membeli ilustrasi (Enomoto, 2008: 75). Keberadaan ilustrasi adalah hal yang sangat penting dalam light novel. Ilustrasi dapat membuat suatu karakter mudah untuk dimengerti karena dideskripsikan dengan gambar. Kemudian ilustrasi yang kyacchii 10 dapat membuat suatu light novel dibeli karena tampilannya menarik. Dengan adanya ilustrasi bila bertemu dengan bagian cerita yang kurang dimengerti, ilustrasi akan memudahkan pembaca mengerti situasi dengan melihat gambarnya saja. Itu adalah kelebihan yang ada dalam ilustrasi light novel. Light novel disebut sebagai kyarakutaa shosetsu,11 yaitu novel yang lebih menitikberatkan pada karakter dibandingkan cerita. Karakter dalam cerita lebih ditonjolkan daripada jalan cerita dalam novel. Karena light novel menggunakan ilustrasi untuk menjelaskan tampilan fisik karakter, pembaca akan lebih cepat mendapat gambaran dari seorang tokoh. Dibandingkan cerita, yang menjadi satuan paling dasar adalah karakter (Azuma, 2007: 39). Berarti karakter adalah objek yang harus dibentuk terlebih dahulu untuk membentuk suatu light novel. Keberadaan karakter menjadi lebih penting daripada cerita dalam anime dan manga modern. Awal dari berubahnya posisi karakter adalah konsep niji sousaku ( 二 次 創 作 ). Niji sousaku adalah karya-karya yang dibuat dengan karakter dari anime dan manga orisinal dengan hubungan antar tokoh dan latar
10 11
Berasal dari kata catchy yang berarti mudah disukai. Akan ditambahkan di bab 2.
Universitas Indonesia
Analisis anime, Radityo Adhi Prabowo, FIB UI, 2012.
4
yang berbeda yang dibuat untuk penonton atau pembaca (Azuma, 2007: 37). Jenis karya seperti ini berperan besar pada pasar otaku12 masa kini13. Keberadaan niji sousaku sudah menandakan kalau ketertarikan pada karakter telah meningkat. Pembaca akan puas bila melihat karakter favoritnya muncul di media lain meskipun bukan dalam latar aslinya. Adanya comiket14 juga menunjukkan kalau niji sousaku sudah diproduksi secara besar-besaran. Berkembangnya industri niji sousaku mendorong terciptanya selera konsumen yang menyukai karakter dengan karakterisasi tertentu. Pola karakter yang disukai konsumen akan sering dimunculkan untuk menarik perhatian konsumen. Lama kelamaan terlihat sekelompok konsumen yang menyukai tipe karakter tertentu. Kelompok itu adalah otaku. Mereka mengkonsumsi suatu tipe karakter lebih banyak daripada konsumen umum. Para produsen yang melihat hal ini menjadi sering memunculkan karya-karya dengan karakteristik yang disukai kelompok otaku. Otaku menjadi pembentuk tipe-tipe karakter tersebut. Segala tipe-tipe karakter yang disukai kelompok otaku ada dalam satu kesatuan yang disebut
12
Otaku adalah istilah untuk menyebut para penggemar anime dan manga. Awalnya pada tahun 1980-an digunakan sebagai kata ganti orang kedua untuk penggemar anime dan fiksi ilmiah (Okada, 2008: 42). Kata-kata ini juga digunakan sebagai ejekan (Okada, 2000: 12). Kata-kata ini tidak terbatas pada penggemar anime dan fiksi ilmiah, tetapi juga untuk orang yang memiliki hobi yang tidak dipandang oleh masyarakat (Okada, 2008: 54). 13 Karya-karya niji sousaku juga disebut sebagai doujinshi (同人誌) yang biasa dijual di toko-toko khusus. Siapapun dapat membuatnya. Bahkan mangaka (pengarang manga) profesional juga ada yang membuat niji sousaku. Keberadaan niji sousaku juga berhubungan dengan karakter. Sekarang konsumen bukan melihat dari ceritanya lagi akan tetapi dari satuan terkecil yang paling dasar yaitu karakter itu sendiri. Misalnya, bila Char dari anime Kidou Senshi Gandamu atau Ayanami dari anime Shinseiki Evangelion disebut, para otaku tidak mengkaitkannya dengan cerita didalamnya, melainkan hanya membicarakan tentang karakternya saja. Akhirnya ini memberikan pengaruh bagi para pembuat anime atau manga. Mereka akan membuat karya yang akan ditujukan untuk otaku, dan agar bisa dikonsumsi oleh otaku, harus ada gambaran yang sama antara produsen dan konsumen. Dari Azuma, Hiroki, (2007), Geemutekiriarizumu no Tanjou, Tokyo: Kodansha, hlm. 37-38. 14 Comiket merupakan singkatan dari Comic Market, yaitu festival penjualan doujinshi terbesar di dunia yang diselenggarakan dua kali setahun di Tokyo. Dari McCarthy, Helen, (2006), 500 Manga Heroes and Villains, New York: Chrysalis Book Group, hlm. 14.
Universitas Indonesia
Analisis anime, Radityo Adhi Prabowo, FIB UI, 2012.
5
dengan database (データベース) 15 . Sekarang yang dikonsumsi adalah unsurunsur yang ada di dalam database tersebut. Target utamanya adalah otaku tetapi orang umum juga ada yang menyukainya meskipun tidak seperti kalangan otaku. Konsumsi unsur-unsur dalam database disebut deetabeesu shouhi (konsumsi basis data) (Azuma, 2007: 40). Konsumsi utama bukan cerita melainkan unsurunsur karakter dalam database. Karena objeknya karakter maka disebut kyarakutaa database. Light novel menjadi objek yang dekat dengan kyarakutaa database karena hakikatnya sebagai kyarakutaa shosetsu. Karakter yang merupakan satuan paling dasar menjadikan light novel sebagai media yang bergantung pada kyarakutaa database. Karena itu light novel disebut novel yang menggunakan database karakter sebagai lingkungannya (Azuma, 2007: 45). Dunia dalam light novel terbentuk dari sejumlah karakter yang terbentuk dari unsur-unsur dalam database karakter. Ini menjadi dasar dari teori anime mangateki realism yang akan dijelaskan di bab 2. Enomoto menjelaskan light novel memiliki 16 unsur. Diantaranya adalah fantajii, gendai fantajii, misuterii, SF, hifantajiigata gendaimono, robotto mono, sekaikei, rekishimono, supootsumono, ren’aimono, komedi, daaku, gakuenmono, seiteki hyougen, dan sakka no kosei.
16
Semua ini adalah unsur pokok yang
15
Contoh-contoh karakter dalam database itu seperti dalam cerita yang berunsur gakuenmono, ada tipe karakter siswi yang keras dan berkacamata dengan gaya rambut berkepang yang disebut dengan iinchou taipu (委員長タイプ) yaitu tipe siswi ketua kelas. Sedangkan dalam cerita yang berunsur fantasi, ada tipe karakter mahoutsukai (魔法使い) yaitu tipe penyihir yang bersifat kelam dan berpengetahuan luas. Contoh lain adalah megane (眼鏡) yaitu tipe karakter yang berkacamata. Karakter ini bersifat serius dan memiliki pengetahuan tinggi mengenai teknologi. Ada pula tipe karakter osananajimi (幼なじみ) yaitu teman masa kecil. Gaya rambut tertentu juga masuk dalam database. Dari Yamakawa, Tomoharu, (2009), Raito Noberu Kenkyuu Jousetsu, Tokyo: Seikyuusha, hlm. 88-89. 16 Fantajii adalah unsur fantasi yang biasanya dikaitkan dengan sihir, pedang, kerajaan, dan pertarungan dengan monster. Gendai fantajii adalah cerita dengan unsur fantasi atau supranatural
Universitas Indonesia
Analisis anime, Radityo Adhi Prabowo, FIB UI, 2012.
6
membentuk light novel. Komposisi light novel selalu tersusun dengan unsur-unsur yang disebutkan diatas. Akan tetapi bukan berarti satu light novel hanya mengandung salah satu unsur saja. Satu novel bisa memiliki dua unsur atau lebih. Dari 16 unsur tersebut, yang akan lebih ditonjolkan dalam penelitian ini adalah light novel dengan unsur hifantajii gata gendaimono light novel, yaitu light novel dengan cerita yang menggunakan latar dunia nyata. 17 Light novel yang mempunyai unsur ini adalah light novel yang memakai latar dunia nyata tanpa unsur fantasi. Saya memilih light novel ini untuk diteliti karena dibandingkan unsur lain, hifantajii adalah yang paling mendekati kehidupan normal dibandingkan unsur lain. Berbeda dengan light novel lain yang banyak mengandung unsur sihir atau supranatural. Pada awalnya tipe light novel ini dikhawatirkan tidak akan sukses karena tidak ada unsur fantasinya dan hanya akan dianggap biasa saja. Ini disebabkan karena dulu light novel lebih banyak menggunakan unsur fantasi. Meskipun begitu sekarang sudah mulai bermunculan light novel dengan latar dunia nyata dengan unsur ren’aimono atau komedi. Meskipun hifantajii melawan standar umum light novel, dengan adanya anime mangateki realism hifantajii light novel tetap bisa berkembang dan laku di
dengan latar kehidupan modern. Misuterii adalah unsur misteri seperti cerita pembunuhan atau cerita detektif. SF adalah science fiction, yaitu novel dengan unsur supranatural, luar angakasa, atau dunia futuristik. Hifantajii gata gendaimono adalah cerita yang tidak ada unsur fantasinya (akan lebih dijelaskan di bab 2). Robottomono adalah cerita dengan karakter robot. Sekaikei adalah cerita yang berhubungan dengan dunia (akan ditambahkan di bab 3). Rekishimono adalah unsur yang berkaitan dengan sejarah. Supootsumono adalah unsur yang berkaitan dengan satu bidang olahraga. Ren’aimono adalah unsur yang berkaitan dengan percintaan. Komedi adalah unsur humor dalam cerita. Daaku adalah unsur cerita yang mempunyai alur lebih suram dan gelap daripada light novel. Gakuenmono adalah dimana latar tempat utama novel tersebut adalah sekolah. Seiteki hyougen adalah unsur porno. Dan Sakka no kosei adalah cerita yang ditulis pengarang dengan gaya penulisan pribadinya yang berlawanan dengan pola penceritaan light novel lainnya. Tipe ini lebih menunjukkan khas seorang pengarang daripada light novel lainnya. Lebih lengkapnya dijelaskan di Enomoto, Aki, (2008), Raito Noberu Bungakuron, Tokyo: NTT Shuppan Kabushiki Gaisha, hlm. 62-169. 17 Akan lebih dijelaskan di bab 2.
Universitas Indonesia
Analisis anime, Radityo Adhi Prabowo, FIB UI, 2012.
7
pasaran. Light novel yang akan saya gunakan untuk penelitian ini adalah Boku wa Tomodachi ga Sukunai.
1.2.
Novel Kajian Pustaka Boku wa Tomodachi ga Sukunai adalah light novel yang ditulis oleh
Hirasaka Yomi dan diilustrasikan oleh Buriki. Novel ini diterbitkan pada tahun 2009 oleh Media Factory dan dicetak oleh MF Bunko J. Sampai dengan 30 September 2011 novel ini sudah terbit sampai dengan tujuh volume. Novel ini telah diadaptasi menjadi dua manga yang berbeda, yaitu Boku wa Tomodachi ga Sukunai yang diilustrasikan oleh Itachi dan diterbitkan dalam majalah Monthly Comic Alive dan Boku wa Tomodachi ga Sukunai+ yang ditulis oleh Harukawa Misaki dan diilustrasikan oleh Taguchi Shoichi. Novel ini juga sudah diadaptasi menjadi anime pada bulan Oktober 2011 yang dibuat oleh studio AIC. Novel ini bercerita tentang seorang remaja bernama Hasegawa Kodaka yang baru pindah ke akademi Chronica. Karena rambutnya pirang dia disangka preman dan siswa-siswi menjauhinya sehingga dia tidak punya teman. Suatu hari dia bertemu dengan seorang gadis bernama Mikazuki Yozora yang sedang berbicara dengan teman imajinasinya karena dia tidak punya teman. Mereka berdua membentuk klub yang disebut dengan rinjinbu18 yaitu klub yang bertujuan untuk mengumpulkan teman. Saya memilih light novel ini karena light novel ini termasuk dalam golongan hifantajii dan cukup populer19. Karakter-karakter dalam novel ini juga cocok untuk dibahas dari segi anime mangateki realism.
18
Klub ini ditujukan untuk siswa-siswi yang tidak memiliki teman dan ingin mendapat teman yang bisa memecahkan pesan tersembunyi dari poster perekrutan Yozora. Pada akhirnya tujuan klub ini hanya bermain-main. 19 Sudah diadaptasi menjadi anime dan penjualan novelnya mencapai lebih dari 3,5 juta kopi.
Universitas Indonesia
Analisis anime, Radityo Adhi Prabowo, FIB UI, 2012.
8
1.3.
Masalah Penelitian Anime mangateki realism adalah pendapat Ootsuka yang menyatakan ada
penggambaran anime dan manga dalam light novel. Light novel memang biasa disebut sebagai novel yang mirip anime dan manga. Dari segala unsur pokok dalam light novel, yang paling dekat dengan realisme adalah unsur hifantajii yaitu unsur non-fantasi dalam light novel dimana cerita didalamnya tidak mengandung unsur fantasi, berbeda dengan light novel tahun 1980-an. Seperti yang disebutkan sebelumnya, hifantajii light novel dianggap lebih inferior daripada light novel lain karena light novel pada umumnya lebih dekat ke fantasi. Namun kenyataannya unsur hifantajii tetap bisa populer. Hal ini dikarenakan meskipun hifantajii menggambarkan situasi yang lebih nyata, anime mangateki realism ada dalam light novel manapun sehingga hifantajii light novel terasa tidak terlalu mirip dengan dunia nyata, tetapi terasa seperti dunia di dalam anime dan manga. Masalah dalam penelitian ini adalah seperti apakah konsep anime mangateki realism yang membuat unsur hifantajii dalam light novel juga bisa populer meskipun ia berbeda dengan standar umum light novel yaitu fantasi. Hal ini akan dilihat dari light novel Boku wa Tomodachi ga Sukunai.
1.4.
Tujuan Penelitian Skripsi ini bertujuan untuk menjelaskan apa yang dimaksud dengan
konsep anime mangateki realism dalam light novel dan kemudian membuktikan hifantajii light novel pun mengandung fiksi yang ada dalam anime dan manga yang membuatnya tidak beda dengan light novel lainnya.
http://www.animenewsnetwork.com/news/2011-09-14/boku-wa-tomodachi-ga-sukunai-novelsales-top-3.5-million, 20 Juni 2012, pukul 9.00.Dari
Universitas Indonesia
Analisis anime, Radityo Adhi Prabowo, FIB UI, 2012.
9
1.5.
Metode Penelitian Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian pustaka, yaitu pengumpulan data dari sumber pustaka seperti novel korpus penelitian, buku-buku penunjang teori, artikel internet, ditambah acara televisi. Dengan cara ini, bisa didapat teori dan fakta-fakta yang berkaitan terhadap penelitian tersebut. Light novel yang akan dipakai untuk penelitian adalah Boku wa Tomodachi ga Sukunai. Metode analisis yang akan dipakai adalah metode deskriptif analisis yaitu menganalisis teks yang ada dalam light novel tersebut dan mendeskripsikan unsur yang dipermasalahkan.
1.6.
Sistematika Penulisan Skripsi ini terdiri dari lima bab. Bab 1 merupakan pendahuluan yang
memuat latar belakang, novel kajian pustaka, masalah penelitian, tujuan penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan. Bab 2 berisi tentang landasan teori. Bab 3 berisi tentang analisis anime mangateki realism dalam light novel Boku wa Tomodachi ga Sukunai. Bab 4 adalah kesimpulan. Bab 5 adalah daftar pustaka.
Universitas Indonesia
Analisis anime, Radityo Adhi Prabowo, FIB UI, 2012.
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1.
Novel Novel adalah sebuah genre yang beragam. Asal usulnya terdapat di
berbagai bentuk yang berbeda: esai, sejarah, percintaan, biografi karakter, komik, drama sentimental, dan seterusnya (Stevick, 1967: 2). Dengan asal usul yang beragam, novel menjadi suatu cerita naratif yang fleksibel dan dapat meluas ke berbagai genre. Novel adalah objek yang mendapat banyak tekanan artistik tambahan, dari penerbit, editor, pembaca. Dibandingkan genre lain, novel dapat mengandung gambaran orang-orang dalam ukuran yang besar, konsisten, dan berkembang dan menjadi salah satu alasan kenapa novel dibaca orang banyak (Stevick, 1967). Ditambah lagi novel juga bisa memberi bentuk kepada sejumlah tingkah laku mengenai masyarakat, sejarah, dan budaya umum dimana novel juga terlibat di dalamnya.
2.1.1. Konvensi dalam Novel Dalam teks sastra perbandingan seorang tokoh atau suatu gejala alam dengan lukisan atau gambar adalah perbandingan yang sangat biasa di mana-mana (Teeuw, 1984: 228). Keindahan alam maupun tingkah laku akan dibandingkan dengan kenyataan dan diukur seberapa miripnya dengan bandingan aslinya. Berikut ini adalah pendapat Culler (1975: 189) mengenai konvensi novel.
“The novel serves as the model by society conceives of itself, the discourse in and through which it articulates the world”
10 Universitas Indonesia
Analisis anime, Radityo Adhi Prabowo, FIB UI, 2012.
11
“Our identity depends on the novel, what others think of us, what we think of ourselves. How do others see us if not as a character from a novel? The novel is the primary semiotic agent of intelligibility”
“Novel bertindak sebagai model lewat mana masyarakat membayangkan diri sendiri, penuturan dalam dan lewat mana disendikannya dunia.” “Identitas kita tergantung pada novel. Apa yang orang lain pikir tentang kita, apa yang kita pikir tentang diri sendiri. Bagaimana orang lain memandang kita kalau bukan sebagai tokoh sebuah novel? Novel adalah pelaku semiotik yang primer dari keterpahaman.”
Hal yang ingin disampaikan disini novel adalah media dimana masyarakat membayangkan sosok mereka dalam bentuk ideal. Identitas setiap orang tergantung dari bagaimana sesorang menilai dirinya sendiri, bagaimana orang lain menilai kita, dan novel sebagi obyek yang dibuat masyarakat untuk dibandingkan dengan diri masing-masing. Suatu novel harus dekat dengan kenyataan agar bisa dekat dengan pembaca. Karena itu penulis novel bersusah payah mencoba menggambarkan kenyataan yang dipahami orang lain (Teeuw, 1984). Memang tidak semua novel menggambarkan realisme, tetapi model yang diambil berasal dari kenyataan sekitar pengarang yang kemudian diolah menjadi dasar cerita yang dibuatnya. Sehingga novel menjadi sesuatu yang dapat diapresiasikan oleh masyarakat umum.
Universitas Indonesia
Analisis anime, Radityo Adhi Prabowo, FIB UI, 2012.
12
2.1.2. Sejarah Novel Modern Jepang Kesusastraan modern Jepang dimulai saat memasuki zaman Meiji. 20 Kesusastraan modern banyak dipengaruhi kebudayaan Eropa dan banyak diwarisi kesusastraan lama (Darsimah, et.all. 1992). Bentuk novel populer pada awal zaman Meiji adalah Yomihon, Kokkeibon dan Ninjobon, yang merupakan kesusastraan akhir zaman Edo. 21 Pengarang yang menulis ketiga jenis karya tersebut disebut gesakusha. Pengarang gesaku yang mewakili zaman Meiji adalah Kanagaki Robun. Robun peka melihat keadaan zaman, kebudayaan, dan kebiasaan masyarakat pada zaman Meiji. Dia melukiskan kebiasaan masyarakat Meiji dengan dialog model kokkeibon. Akan tetapi, setelah Jiyuu Minken Undou22 muncul, seijishosetsu (novel politik) mulai ditulis untuk menyebarluaskan propaganda politik. Seijishosetsu dimulai pada tahun 1880an. Saat itu politisi dari era Jiyuu Minken Undou mencari wadah untuk mempromosikan pesan politik masingmasing melalui karya-karya dari penulis Inggris dan Perancis. Kemudian adaptasi dari karya-karya tersebut diterbitkan dalam jumlah besar dengan fokus dalam politik dan ditambahkan dengan ide pribadi penulis (Suzuki, 2006). Salah satu karya yang terkenal adalah Keikokubidan yang ditulis oleh Yano Ryukei dan Tosei Shosei Katagi yang ditulis oleh Tsubouchi Shoyo 23 . Pada tahun 1885 Tsubouchi menerbitkan buku petunjuk penulisan novel yang berjudul Shosetsu
20
Periode zaman Jepang dari September 1868 sampai dengan Juli 1912. Yomihon adalah buku bacaan biasa yang mengandung nilai sastra. Kokkeibon adalah novel dengan cerita lucu. Ninjobon adalah kelanjutan sharebon (novel yang ceritanya diambil dari wanita penghibur) yang ceritanya berkisar pada masalah percintaan. (Darsimah, et.all. 1992: 1516). 22 Jiyuu Minken Undou adalah gerakan politik yang dipimpin Itagaki Taisuke yang ingin menciptakan demokrasi di Jepang pada tahun 1870-an. 23 Keikokubidan adalah novel politik dengan latar Yunani Kuno pada masa revolusi Theban. Tosei Shosei Katagi adalah novel yang menggambarkan pelajar tahun 1881-82 dalam bentuk satire. 21
Universitas Indonesia
Analisis anime, Radityo Adhi Prabowo, FIB UI, 2012.
13
Shinzui. Kata pembukaan dalam Shosetsu Shinzui adalah, “inti novel adalah ninjo (人情), sedangkan setai fuzoku (世態風俗) berada di bawahnya”24. Dalam buku ini Tsubouchi menyatakan bahwa kesusastraan harus berdiri sendiri sebagai kesusastraan, bukan sebagai alat propaganda politik maupun moral dan realisme diterapkan dalam teknik penulisannya (Darsimah, et.all. 1992: 42). Dia mendapat pemikiran ini setelah mempelajari kesusastraan Eropa dan mengaplikasikannya kepada kesusastraan Jepang. Jalan menuju kesusastraan modern Jepang terbuka dengan munculnya Tsubouchi. Novel yang disebut sebagai karya pertama kesusastraan modern Jepang adalah Ukigumo karya Futabatei Shimei. Novel ini memenuhi persyaratan kesusastraan modern Eropa yaitu memiliki kemandirian, menggambarkan manusia era modern, dan ditulis dengan gaya bahasa baru yang disebut dengan genbun itchi (言文一致)25. Dampak Ukigumo sangat besar di masa depan. Gaya genbun itchi telah dipakai novel lain pada tahun 1910 dan mulai dipakai di surat kabar pada tahun 1922. Karena itu dapat dikatakan bahwa keberadaan Shosetsu Shinzui dan Ukigumo adalah pembentuk sastra Jepang modern.
2.2.
Realisme Menurut Williams (1976), realisme bergantung dari dua kata, yaitu real
dan reality. Kedua kata itu berkaitan dengan kenyataan. Bila dilihat dari kata real, berarti merujuk pada sesuatu yang ada dalam hal properti atau hukum yang
24
Ninjo adalah perasaan manusia yang melambangkan kejiwaan serta nafsu. Sedangkan setai fuzoku adalah keluarga dan adat yang berkaitan dengan kenyataan masyarakat dan sopan santun. (Suzuki, 2006: 161). 25 Artinya adalah penggabungan bahasa lisan dan tulisan. Ini adalah usaha untuk mendekatkan bahasa tulis dengan bahasa lisan (Suzuki, 2006: 134). Gerakan untuk menciptakan ini muncul sejak era Bakumatsu (1853-1867) dan berlanjut sampai zaman Meiji. Gaya bahasa ini menjadi cikal bakal bahasa Jepang modern (Darsimah, et.all. 1992: 43). Universitas Indonesia
Analisis anime, Radityo Adhi Prabowo, FIB UI, 2012.
14
digunakan Inggris dari abad ke-15. Juga digunakan untuk merujuk sesuatu yang merupakan kenyataan dan mendasari sesuatu yang nyata. Realisme adalah kata baru pada abad ke-19. Pertama kali digunakan di Perancis pada tahun 1830-an dan pertama kali digunakan di Inggris pada tahun 1850-an. Ada empat makna yang berbeda, yaitu :
a) Istilah untuk menyebut doktrin realis. b) Istilah untuk menggambarkan doktrin baru di dunia sebagai pikiran atau jiwa yang berdiri sendiri, yang kadang dipertukarkan dengan naturalisme atau materialisme.26 c) Deskripsi untuk menghadapi segala sesuatu apa adanya dan tidak seperti keinginan pribadi dan imajinasi. d) Istilah untuk menggambarkan metode atau tingkah laku dalam seni atau literatur.27
Pokok a dan b sudah ditinggalkan28 dan sekarang lebih menuju pokok c dan d. Pokok c telah membentuk kata sifat baru pada pertengahan abad ke-19 yaitu realistik yang menurut Seeley (1869) berarti „tidak bisa dihidupkan kembali dengan pandangan biasa terhadap segala sesuatu, namun dengan kalkulasi realistik‟ (Williams, 1976: 259). Maksudnya disini adalah memandang segala sesuatu harus diperhitungkan dengan realistis, tidak bisa menjalani segala sesuatu
26
Naturalisme adalah paham yang berkaitan dengan sesuatu yang alami (Williams, 1967: 216). Materialisme adalah paham yang berkaitan dengan hal-hal duniawi (Williams, 1976: 198-199). 27 Awalnya merupakan representasi dengan ketepatan yang khusus, yang kemudian menjadi penggambaran kejadian nyata dan menunjukkan sesuatu yang benar-benar ada. 28 Pokok a merupakan referensi sejarah yang tidak dipakai lagi dan pokok b sudah dijadikan konsep materialisme (Williams, 1976: 259). Universitas Indonesia
Analisis anime, Radityo Adhi Prabowo, FIB UI, 2012.
15
hanya dengan keinginan pribadi. Saat seseorang sudah menyadari batasan diri mereka, mereka akan mulai berpikir secara realistis. Sehingga realisme adalah sesuatu yang lekat pada diri setiap orang. Meskipun begitu, realisme dianggap tidak berhasil dalam menggambarkan sesuatu yang nyata. Bila dilihat dari pokok d, realisme dalam seni dan literatur adalah suatu hal yang sulit, karena menunjukkan sesuatu sebagaimana adanya tidak mudah. Sebagaimana sebuah karya seni atau literatur dibuat secara realistis, pada akhirnya
hanya
menjadi
sebuah
reproduksi
kenyataan
yang
mencoba
menggambarkan kenyataan namun tidak benar-benar nyata.
2.2.1
Realisme dalam Novel Scholes dan Kellogg (1967: 371) mengatakan, dalam karya naratif ada
hubungan antara dua dunia, yaitu dunia fiksi yang dibuat oleh pengarang dan dunia nyata. Bila telah memahami suatu naratif, berarti sudah mencapai tahap kepuasan dalam melihat hubungan kedua dunia tersebut. Karena itu untuk memahami karya literatur harus membawa pandangan diri sendiri terhadap kenyataan sedekat mungkin. Yang jadi masalah adalah sifat alami dari hubungan dunia fiksi pengarang dan dunia nyatanya. Hubungan antara dunia fiksi dalam dunia nyata bisa merupakan representasional atau ilustratif (Scholes dan Kellogg, 1967: 372). Representasional mengacu pada peniruan kenyataan sedangkan ilustratif adalah gaya yang bertujuan hanya menyarankan aspek kenyataan. Ilustratif dalam seni sangat bergantung pada tradisi dan konvensi, sedangkan representasional terus berlanjut dalam membentuk ulang cara untuk menciptakan kenyataan. Ada tiga cara berbeda untuk merepresentasikan kenyataan, yaitu :
Universitas Indonesia
Analisis anime, Radityo Adhi Prabowo, FIB UI, 2012.
16
a) Catatan dari suatu fakta. b) Representasi dari sesuatu yang mirip dengan suatu fakta. c) Representasi dari kenyataan yang umum.
Catatan dari suatu fakta berarti merepresentasikan fakta dari kejadian yang pernah terjadi. Representasi dari sesuatu yang mirip dengan fakta berarti mencoba merepresentasikan suatu hal yang terlihat mirip dengan fakta meskipun sebenarnya bukan fakta. Dan kenyataan yang umum berarti kenyataan yang diketahui orang banyak. Merepresentasikan kenyataan yang umum berarti menampilkan yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Sedangkan ilustrasi berbeda dengan representasi. Ia hanya mencoba menggambarkan suatu kenyataan tidak berdasarkan fakta tertentu namun hanya menggambarkan suatu konsep yang disebut kenyataan. Interaksi diantara ilustrasi dan representasi di dunia fiksi adalah suatu hal yang kompleks dalam literatur naratif. Mereka adalah hasil dari kepedulian pengarang terhadap identitas individu dan kemakmuran masyarakat. Scholes dan Kellogg menyampaikan bahwa hubungan antara dunia nyata dan fiksi sangat tegang sehingga menolak untuk saling dihubungkan (1976: 380). Mereka menambahkan penggambaran sifat manusia dari karakter dan kejadian yang terjadi tidak masuk akal dan hanya dipakai untuk menarik pembaca. Tokohnya hanya ada nilai estetika, yang hanya terlihat bagus di mata pembaca namun tidak ada makna yang mendalam. Di dunia fiksi terlihat bermakna namun sama sekali tidak bisa dihubungkan di dunia nyata. Dengan membentuk karakter sedemikian rupa pembaca akan terpancing untuk masuk ke dunia dan
Universitas Indonesia
Analisis anime, Radityo Adhi Prabowo, FIB UI, 2012.
17
mengasumsikan itu dekat dengan kenyataan. Hal itu juga akan mempertajam pemahaman pembaca. Itulah yang membuat realisme mencari pembenarannya. Kesimpulan yang bisa saya ambil disini adalah realisme hanya suatu konsep yang meniru kenyataan, namun senyata-nyatanya yang tergambar tetap saja tidak bisa benar-benar menggambarkan kenyataan. Unsur fiksi juga bercampur di dalamnya. Kemudian, realisme juga menampilkan kenyataan yang sedemikian rupa untuk menarik pembaca meskipun yang ditampilkan tidak benarbenar nyata. Ada kesan fiksi didalamnya dan disesuaikan dengan keinginan pembaca sehingga terlihat realisme mencoba untuk mendekati pembaca dengan persepsi kenyataan di sekitarnya.
2.3.
Sejarah Singkat Lahirnya Light Novel Kemunculan light novel berawal dari pengaruh luar. Enomoto (2008)
mengatakan pada tahun 1980-an banyak novel-novel fantasi luar negeri yang diimpor ke Jepang. Jepang juga terkena dampaknya dan mulai menerbitkan novelnovel fantasi (saat itu masih belum dinamakan light novel) yang ditujukan kepada anak SMP dan SMA, atau dengan kata lain young adult.29 Ada yang berupa high fantasy 30 dan ada juga yang disebut low fantasy 31 . Masuknya konsep fantasi kedalam Jepang menjadi awal dari fantasy boom yang akan terjadi di masa depan. Saat itu gambaran yang didapat Jepang mengenai fantasi adalah suatu cerita dengan dunia lain yang seperti Eropa dicampur dengan pedang dan sihir. Tidak
29
Kata ini dipakai untuk menyebut tema yang berkaitan dengan kegundahan masa remaja. Kata adult dalam young adult dikatakan dapat membuat kesalahpahaman karena adult berarti dewasa. Dari Enomoto, Aki, (2008), Raito Noberu Bungakuron, Tokyo : NTT Shuppan, hlm.14-15. 30 Cerita fantasi dengan latar dunia yang berbeda dengan dunia kita. Di Jepang disebut juga dengan tipe ken to mahou (pedang dan sihir). 31 Cerita fantasi dengan latar dunia kita. Sekarang masuk kedalam unsur gendai fantajii. Universitas Indonesia
Analisis anime, Radityo Adhi Prabowo, FIB UI, 2012.
18
hanya fantasi, akan tetapi novel science fiction juga memberi pengaruh yang besar dalam pembentukan novel yang nanti akan disebut light novel. Kenapa fantasi bisa begitu populer di Jepang berawal dari game komputer yang salah satu genrenya adalah RPG 32 (Enomoto, 2008: 17). Game genre RPG ini adalah pengaruh dari game Amerika yang diimpor ke Jepang. Pengaruhnya kuat, namun tidak sampai ke khalayak umum. Karena itu Jepang memproduksi RPG buatannya sendiri yaitu Dragon Quest.33 Awalnya tidak begitu berpengaruh, akan tetapi Dragon Quest 2 yang rilis pada tahun 1987 kepopulerannya meledak. Inilah bagaimana fantasi bisa populer di kalangan anak SMP dan SMA. Begitu mengetahui bahwa sesuatu yang berbau fantasi bisa dijual, unsur fantasi mulai masuk kedalam novel. Pada masa itu (tahun 1980-an) salah satu novel fantasi yang populer adalah Slayers. Masa ini disebut sebagai masa fantasy bubble34. Shinshiro (2006: 17-29) mengatakan, saat melihat forum science fictionfantasy melalui jaringan komputer, istilah untuk menyebut novel aliran itu disebut light novel.
2.4.
Hifantajiigata Gendaimono (非ファンタジー型現代もの) Light Novel Sebelumnya sudah dijelaskan di bab 1 kalau hifantajii light novel adalah
light novel dengan latar dunia nyata. Light novel yang memiliki unsur ini
32
RPG adalah singkatan dari role playing game, yaitu game dimana sang pemain memerankan tokoh utama dalam game dan alur ceritanya ditentukan oleh pilihan pemain. 33 Dragon Quest adalah game terbitan Enix pada tahun 1985. Meskipun Dragon Quest adalah salah satu game RPG generasi awal, ia bukan yang pertama. RPG pertama buatan Jepang adalah The Black Onikis. 34 Masa dimana unsur fantasi sudah mulai menyebar dalam novel. Lebih detail dijelaskan di Enomoto, Aki, (2008), Raito Noberu Bungakuron, Tokyo : NTT Shuppan Kabushiki Gaisha, hlm.19-20. Universitas Indonesia
Analisis anime, Radityo Adhi Prabowo, FIB UI, 2012.
19
diterbitkan Dengeki Bunko35 pada akhir tahun 1990-an. Light novel yang dulunya merupakan novel-novel fantasi telah meluas kepada unsur non-fantasi. Tipe ini disebut hifantajiigata gendaimono (非ファンタジー型現代もの ) karena tidak ada unsur fantasinya dan latar yang dipakai adalah dunia kita pada zaman modern. Umumnya cerita dalam novel ini mengandung unsur slice of life 36 dengan percintaan. Awalnya diragukan tidak akan laku karena berbeda dari light novel umumnya dan kurang berkesan untuk pembaca. Meskipun begitu sampai sekarang novel dengan unsur ini masih terbit dan ada beberapa novel hifantajii yang unggul dalam penjualan. Tentu saja tidak hanya berpusat pada unsur hifantajii saja, tetapi juga dicampur dengan unsur-unsur light novel lainnya dengan unsur hifantajii sebagai yang paling dominan. Keunggulan dari light novel hifantajii adalah karena novel ini menggambarkan dunia kita tanpa unsur fantasi maupun supranatural, novel dengan unsur ini adalah yang paling dekat dengan pembaca. Ini juga salah satu nilai tambah dalam unsur hifantajii. Dan yang membuat unsur hifantajii dalam light novel dapat bertahan meskipun bukan fantasi adalah konsep anime mangateki realism.
2.5.
Anime Mangateki Realism Ootsuka Eiji mengatakan light novel memiliki suatu kekhususan yang
menggambarkan fiksi yang ada di dalam dunia anime maupun komik. Kekhususan itu disebut dengan anime mangateki realism (Ootsuka dalam Azuma, 2007: 55). Lahirnya konsep anime mangateki realism adalah pada masa akhir
35 36
Dengeki Bunko adalah salah satu perusahaan penerbitan yang menerbitkan light novel. Slice of life adalah cerita dengan model kehidupan sehari-hari yang normal. Universitas Indonesia
Analisis anime, Radityo Adhi Prabowo, FIB UI, 2012.
20
tahun 1970-an dilihat dari Arai Motoko 37 yang baru mulai debutnya kelepasan bicara mengenai “aku ingin menulis edisi pertama novel Lupin the 3rd38”. Tanpa disadari Arai telah mengucapkan suatu hal yang baru. Dia ingin menulis novel adaptasi manga. Suatu hal yang belum pernah ada sebelumnya. Menurut Ootsuka novel-novel yang ditulis oleh Arai tidak menggambarkan dunia nyata namun merujuk kepada konsep yang bertujuan untuk meniru gambaran yang terdapat pada anime dan manga. Novelnya menggunakan unsur yang sekarang disebut dengan sekaikei39, dan sekarang dilihat sebagai salah satu unsur light novel. Bisa dikatakan Arai Motoko adalah orang yang pertama kali menginspirasikan tentang penggambaran anime dan manga melalui novel. Konsep yang menggambarkan anime dan manga ini kemudian disebut anime mangateki realism. Dan novel yang memiliki konsep ini adalah light novel. Ootsuka mendekatkan teori ini ke light novel karena light novel menggunakan ilustrasi dengan gaya anime dan manga dan menggunakan kyarakutaa database. Azuma (2007: 58) menyampaikan, tidak ada „aku‟ dalam light novel. Yang ada dalam light novel hanyalah karakter. Kata aku disini merujuk pada shishosetsu (私 小説)40. Shishosetsu adalah novel yang naturalis. Novel yang menunjukkan segala sesuatu secara alami tanpa ada yang ditutup-tutupi. Sedangkan light novel adalah novel yang mengandung karakter-karakter fiksi yang berasal dari database karakter. Karakter-karakter fiksi dalam database itu akan dijelaskan di bab
37
Arai Motoko adalah seorang penulis novel tahun 1970-an yang karya-karyanya berpusat pada fiksi ilmiah. Debut Arai sebagai seorang penulis dimulai saat dia masih SMA pada tahun 1977. Pada masa akhir tahun 1980-an dia menjadi novelis fiksi ilmiah yang terkenal (Azuma, 2007: 55). 38 Lupin the 3rd adalah manga yang menceritakan seorang pencuri andal Arsene Lupin III yang terbit pada tahun 1967-1972. Manga ini juga sudah diadaptasi menjadi anime pada tahun 1971. 39 Sebelumnya dijelaskan di bab 1 dan di bab 3 akan dijelaskan lebih detail. 40 Shishosetsu adalah sebutan untuk novel yang menceritakan pengalaman pribadi pengarang. (Darsimah, et.all. 1992: 93). Universitas Indonesia
Analisis anime, Radityo Adhi Prabowo, FIB UI, 2012.
21
berikutnya yang membahas anime mangateki realism dalam light novel Boku wa Tomodachi ga Sukunai.
Universitas Indonesia
Analisis anime, Radityo Adhi Prabowo, FIB UI, 2012.
22
BAB 3 ANALISIS ANIME MANGATEKI REALISM DALAM BOKU WA TOMODACHI GA SUKUNAI
Bab ini akan membahas konsep anime mangateki realism dalam light novel Boku wa Tomodachi ga Sukunai. Dalam novel ini akan dilihat beberapa penggalan kalimat yang menunjukkan anime mangateki realism.
3.1.
Suasana Anime dan Manga dalam Light Novel Sebelumnya di Bab 1 sudah dijelaskan kalau anime mangateki realism
adalah penggambaran dunia anime dan manga dalam light novel. Dunia anime dan manga bukan dunia yang diketahui orang secara umum. Kalangan yang mengetahuinya secara mendalam adalah otaku, meskipun tidak terbatas mereka saja. Dunia anime dan manga merupakan dunia fiksi dimana banyak hal-hal diluar kewajaran dan banyak istilah-istilah yang tidak dimengerti masyarakat umum. Berikut ini adalah penggalan dari pembicaraan Kodaka dan Yozora tentang sekaikei.
「というか小鷹、斜め読みもこの絵も理解できないなんて、 本気で友達が欲しいとおもっているのか?」 「このポスターを理解できる残念な感性の奴とはともだちに なりたくないなあ。。」 「ふん、自分の感覚が絶対だと思うなど、小鷹はセカイ系だ な」
(Hirasaka, 2009: 67) Universitas Indonesia
Analisis anime, Radityo Adhi Prabowo, FIB UI, 2012.
23
“Ngomong-ngomong Kodaka, kamu tidak membaca secara diagonal maupun memahami gambar itu. Apa kamu benar-benar menginginkan teman?” “Aku tidak ingin berteman dengan orang yang memiliki ketajaman yang sayangnya bisa memahami poster ini.” “Huh, merasa perasaanmu yang paling mutlak. Kodaka tipe sekaikei ya.”
Ini adalah dialog saat Kodaka mengomentari poster perekrutan anggota rinjinbu. Yozora mengatakan Kodaka adalah tipe sekaikei. Sekaikei adalah istilah yang tidak umum digunakan untuk menyebut seseorang. Sekaikei adalah salah satu istilah untuk menyebutkan unsur dalam light novel. Penulis diasumsikan memakai istilah ini karena ini adalah unsur yang sering muncul dalam light novel sekarang. Enomoto (2008) mengatakan, definisi sekaikei adalah cerita yang mempunyai konsep hubungan personal yang bisa merupakan hubungan suami istri, pacar, atau teman dikaitkan dengan kelompok besar seperti masyarakat, negara atau suatu organisasi dan dihadapkan dengan masalah besar yang melanda dunia. 41 Seorang pemuda bertemu dengan seorang gadis yang akhirnya akan menentukan takdir dunia. Pusat dari cerita ini adalah kimi to boku monogatari, yaitu kisah aku dan kamu, antara sang pemuda dengan gadis yang ia temui. Karya yang digunakan sebagai contoh dari manga adalah Saishuu Heiki Kanojo42 dan
41
Masalah besar di sini biasanya melibatkan kehancuran dunia oleh faksi tertentu. Dalam Saikano (Saishuu Heiki Kanojo), Jepang diserang oleh suatu kelompok yang tidak dikenal dan merajalela ke seluruh dunia meskipun paling jelas digambarkan di Jepang. Dalam anime Evangelion dunia terkena serangan makhluk luar angkasa yang disebut angel yang mengobrak-abrik dunia untuk mencari makhluk sejenisnya yang dikurung oleh organisasi NERV. Meskipun dunia dilanda kehancuran, umumnya genre sekaikei menunjukkan kejadian-kejadian di Jepang atau negara dimana sang tokoh utama tinggal. 42 Saishuu Heiki Kanojo adalah manga yang dibuat oleh Takahashi Shin yang diterbitkan di majalah Big Comic Spirits Shogakukan dari tahun 2000-2001. Menceritakan tentang Shuuji, Universitas Indonesia
Analisis anime, Radityo Adhi Prabowo, FIB UI, 2012.
24
dari anime adalah Shinseiki Evangelion 43 . Bisa dikatakan kalau struktur cerita sekaikei ada dalam karya pertengahan akhir 1990 sampai dengan pertengahan tahun 2000 dengan Evangelion sebagai awalnya. Namun agak sulit untuk menunjuk secara spesifik siapa dan bagaimana itu bisa terjadi. Kemudian orang yang bersifat bagaimanakah yang disebut sekaikei ini. Bila kita lihat dari definisi sekaikei, kata ini merujuk ke dunia itu sendiri. Dalam cerita-cerita anime dan manga sekaikei, keputusan tokoh utama adalah apa yang paling penting. Apakah masalah yang dilanda dunia itu dapat diselesaikan atau tidak semuanya ada di tangan tokoh utama. Dengan kata lain, keberadaan tokoh utama dan apapun hal yang akan dilakukannya akan dibenarkan karena dia punya kemampuan untuk menyelamatkan dunia. Hubungan dengan sang pemudi juga menjadi hal yang penting karena dalam cerita sekaikei kunci untuk menyelamatkan dunia juga terletak pada tokoh utama wanita. Yozora yang menyebut Kodaka tipe sekaikei disini berarti dia menyindir kalau apapun yang dikatakan Kodaka adalah yang paling benar. Seolah-olah dia adalah tokoh utama dalam cerita-cerita berunsur sekaikei dimana dunia ada di dalam genggamannya. Namun sekaikei adalah unsur yang ada dalam bidang anime, manga dan light novel. Fondasinya tidak keluar dari tiga bidang tersebut. Sekaikei adalah sesuatu yang lekat dengan anime dan manga, dan digunakannya istilah ini dalam light novel Boku wa Tomodachi ga Sukunai menunjukkan bahwa novel ini mengekspresikan suatu hal yang berasal dari anime dan manga.
seorang anak SMU dan pacarnya, Chise yang telah menjadi senjata terkuat untuk menlindungi Jepang. 43 Evangelion disebut sebagai seri yang menjadi dasar konsep sekaikei. Karya-karya yang mendapat pengaruh kuat dari Evangelion disebut terkena sindrom pasca-eva.(Maejima, 2010 : 28,29) Universitas Indonesia
Analisis anime, Radityo Adhi Prabowo, FIB UI, 2012.
25
Di Boku wa Tomodachi ga Sukunai volume keempat, tokoh Kashiwazaki Sena dihias rambutnya dengan gaya rambut mori (盛り) yang dapat diartikan tinggi. Berikut ini adalah deskripsi rambutnya yang sudah dihias.
横と後ろの髪はデタラメな方向へ枝を広げ、所々で焼きそ ばとビキニがリボンのように巻いてある。頭上には髪で器 用に編まれた和風の城が鎮座し、花火とメロンパン(スイ カの代表らしい)とトンボの死体とセミの抜け殻(幸村が たまたま見つけて拾ってきたらしい)でめちゃくちゃにデ コレーションされており,天守閣からイカ焼きとチョコバ ナナがアンテナのように生えている。
(Hirasaka, 2010: 98-99) Rambut bagian samping dan belakang dilebarkan secara asalasalan dan dimana-mana yakisoba44 dan bikini diikat seperti pita. Di atas kepala bersemayam istana model Jepang yang terjalin dari rambut dengan cekatan, seperti kembang api dan roti melon (sepertinya representasi untuk semangka) dan mayat capung dan kulit semi 45 (sepertinya ditemukan dan dipungut Yukimura) dijadikan dekorasi secara acak-acakan, juga ada cumi bakar dan pisang cokelat keluar dari menara benteng itu bagaikan antena.
Rambut Sena dihias dengan cara yang sangat tidak wajar. Menempelkan roti di rambut dengan yakisoba, dan menjadikan cumi bakar dan pisang cokelat sebagai puncaknya. Gaya rambut seperti ini mustahil untuk dibuat. Terdapat
44 45
Mi goreng Jepang. Serangga Jepang yang muncul saat musim panas. Universitas Indonesia
Analisis anime, Radityo Adhi Prabowo, FIB UI, 2012.
26
ilustrasi adegan ini yang menunjukkan bagaimana bentuk rambut Sena setelah dihias, namun hasilnya sama sekali bukan sesuatu hal yang normalnya bisa dilakukan. Rambut ini digunakan sebagai bahan candaan yang tidak bisa dibuat nyatanya, akan tetapi dalam anime dan manga hal ini bisa dilakukan dan terlihat biasa dalam ceritanya. Suatu hal yang terbatas hanya bisa dilakukan dalam sebuah karya fiksi yang direpresentasikan karakter dalam anime dan manga. Berikut ini adalah ilustrasi gaya rambut Sena yang sudah dihias.
Rambut Sena yang dihias gaya mori. (Hirasaka, 2010: 101)
Universitas Indonesia
Analisis anime, Radityo Adhi Prabowo, FIB UI, 2012.
27
3.2.
Penggunaan Kyarakutaa Database dalam Light Novel Seperti yang dijelaskan dalam bab 1, light novel yang menggunakan
anime mangateki realism disebut kyarakutaa shosetsu yaitu novel yang menggunakan database karakter sebagai fondasinya. Di bagian ini akan menjelaskan penggunaan kyarakutaa database dalam novel Boku wa Tomodachi ga Sukunai. Pertama-tama akan dijelaskan dari Takayama Maria.
3.2.1.
Takayama Maria Takayama Maria adalah penasihat rinjinbu. Dia adalah seorang guru di
akademi Chronica. Awalnya dia tidak mau membantu dalam pembentukan rinjinbu, tetapi Yozora menipunya agar mau menyetujui peresmian klub dan memberi hak atas ruang klub yang harusnya adalah kamar kosong untuk Maria. Maria adalah seorang anak yang berisik dan sering mengucapkan kata-kata yang tidak sopan, tetapi setelah bertemu dengan Kodaka tingkah lakunya menjadi lebih baik meskipun masih sering bicara kasar. Dia juga tidak punya teman karena usianya yang lebih muda dibandingkan guru-guru yang lain di sekolah. Secara tidak langsung Yozora adalah orang yang membuat Maria mulai bersosialisasi dengan orang lain. Dia adalah anggota rinjinbu dengan usia termuda. Meskipun dia pintar dia sering ditipu Yozora untuk memenuhi keinginannya. Berikut adalah kalimat dimana Yozora memperkenalkan guru mereka kepada Kodaka.
「前に教えただろう。高山マリア。この学校に勤務するシ スターで、隣人部の顧問だ」。 「顧問!?この小さい子が!?」驚愕する俺に、マリアは 可愛く頬を膨らませて怒った。 Universitas Indonesia
Analisis anime, Radityo Adhi Prabowo, FIB UI, 2012.
28
「ち、小さいって言うな!
ワタシはりっきとした先生だ
ぞ!」 「いや、でも小さいしなあ。。ちなみに年はいくつなん だ?」たまに小説や漫画などを見かける、見た目がやたら と幼い人なのかもしれないと思って尋ねる。 「十歳だ!」 「見た目通りの年齢かよ。」
(Hirasaka, 2009: 39) “Sebelumnya sudah kukatakan. Takayama Maria. Seorang suster di sekolah ini, penasihat klub tetangga.” “Penasihat!? Anak kecil ini!?” Maria marah sambil menggembungkan pipinya yang lucu. “Ja, jangan sebut aku kecil! Aku benar-benar guru tahu!” “Nggak, tapi kamu memang kecil..memang berapa umurmu?” Dengan niat mencari tahu mungkin dia bukan orang yang sekecil penampilannya, yang kadang-kadang ada di novel atau manga. “Sepuluh tahun!” “Jadi umurmu memang sesuai penampilanmu.”
Takayama Maria adalah seorang suster 46 yang merangkap seorang guru dan penasihat rinjinbu. Meskipun begitu dia adalah seorang anak perempuan yang berusia sepuluh tahun. Normalnya tidak ada guru yang berusia sepuluh tahun di SMU, namun orang seperti itu ada dan bukan menjadi suatu hal yang aneh. Kodaka pun merasa ganjil pada awalnya. Dan dari pikirannya sebelum
46
Bukan suster rumah sakit, tapi suster gereja. Universitas Indonesia
Analisis anime, Radityo Adhi Prabowo, FIB UI, 2012.
29
mengetahui umur Maria dia berpikir kalau Maria tidak sekecil yang terlihat seperti yang ada di novel atau manga. Kodaka berpikir kalau hal yang seperti itu nyatanya tidak ada dan dia menjadikan novel dan manga sebagai acuan untuk sesuatu yang tidak umum karena sebelumnya dia melihat hal yang tidak umum seperti itu di novel atau manga. Mungkin tidak terbatas di sana, akan tetapi Kodaka menyadari lewat media novel atau manga. Dalam hal ini, Kodaka mencocokkan sesuatu yang ada di dalam novel atau manga dengan apa yang sedang dia lihat. Karakter Maria disini bisa disebut loli
47
dari tingkah laku dan
penampilannya. Berbadan kecil, wajah kekanak-kanakan dan bertingkah seperti anak-anak (meskipun dalam kasus ini dia benar-benar anak kecil) adalah karakteristik dalam loli tersebut. Tipe karakter ini juga sudah sering muncul dalam anime dan manga modern.
3.2.2. Shiguma Rika Shiguma Rika adalah anggota keenam dari rinjinbu. Dia adalah seorang gadis yang sangat pintar yang sudah menjadi seorang penemu jenius di usia muda. Dia telah menciptakan banyak alat-alat elektronik sejak SD dan karena kepintarannya dia diminta oleh direktur sekolah untuk menjadi siswi akademi Chronica untuk meninggikan nama sekolah. Karena dia sangat spesial, direktur menyiapkan ruangan khusus untuk Rika agar dia bisa melakukan penelitiannya secara bebas dan tidak diwajibkan untuk mengikuti pelajaran seperti biasa. Rika
47
Berasal dari kata Lolita Complex yang berarti ketertarikan terhadap gadis dibawah umur. Kata Lolita sendiri berasal dari novel yang ditulis Vladimir Nobokov pada tahun 1955 yang menceritakan ketertarikan seorang profesor bernama Humbert yang tertarik secara seksual kepada anak angkatnya Dolores Haze yang berumur 12 tahun. Universitas Indonesia
Analisis anime, Radityo Adhi Prabowo, FIB UI, 2012.
30
ikut klub rinjinbu karena tertarik pada Kodaka yang telah menolongnya. Dia menyukai anime dan manga yaoi 48 , dan sangat suka memakai candaan yang bersangkutan dengan seks, terutama saat berbicara dengan Kodaka. Dia mengaku tidak punya teman dan tidak biasa menghadapi kerumunan. Kodaka bertemu dengannya pertama kali saat ia menemukan Rika yang tertidur di ruang sains karena efek gas tidur yang bocor. Saat dia membawanya ke UKS, Kodaka mengamati fisiknya.
抱きかかえながら、彼女の様子を窺う。黒い髪を後ろで結 んで、制服の上から白衣を着ている眼鏡をかけた少女。
(Hirasaka, 2009: 53-54) Sambil menggendongnya, aku mengamati penampilan gadis ini. Dia adalah seorang gadis yang mengenakan kacamata dan memakai mantel putih diatas seragamnya, dengan rambut hitam yang dikuncir ke belakang.
Ini adalah deskripsi singkat Kodaka saat membawanya ke UKS. Yang perlu diperhatikan disini Shiguma Rika adalah seorang gadis yang berkacamata. Seperti yang sebelumnya disebutkan di bab 1, salah satu contoh database karakter adalah karakter tipe megane yaitu karakter berkacamata. Karakter Rika masuk ke dalam database megane karena dia memakai kacamata. Ditambah lagi, Rika juga memiliki pengetahuan teknologi yang lebih tinggi dibandingkan anggota rinjinbu yang lain, dilihat saat Rika mengajari seniornya cara memakai infrared di
48
Yaoi adalah genre anime dan manga yang mengandung unsur homoseksual. Universitas Indonesia
Analisis anime, Radityo Adhi Prabowo, FIB UI, 2012.
31
handphone dan dia terlibat dalam pembuatan konsol game virtual. Dia memenuhi karakteristik megane yang memiliki pengetahuan terhadap teknologi yang tinggi.
3.2.3. Kusunoki Yukimura Kusunoki Yukimura adalah anggota rinjinbu yang keempat. Di awal cerita dia menguntit Kodaka karena melihat Kodaka adalah sosok pria sejati yang harus dicontoh. Saat Kodaka memergokinya menguntit, dia menjelaskan kalau dia dijauhi siswa sekelasnya dan tidak dianggap sebagai laki-laki. Kodaka berpendapat karena wajahnya terlalu halus dan cantik untuk seorang laki-laki siswa yang lain bingung menganggapi laki-laki yang sangat mirip perempuan ini. Namun Yozora menipunya dengan mengatakan kalau Yukimura benar dan dia harus mengikuti jejak Kodaka agar bisa menjadi pria sejati. Niat Yozora yang sebenarnya adalah menjadikan Yukimura sebagai pesuruh rinjinbu yang patuh. Dia sangat menguasai sejarah Jepang. Dia adalah anggota rinjinbu yang paling setia terhadap Kodaka dan akan melakukan apapun yang dikatakan Kodaka. Dia berbicara dengan gaya bahasa yang sangat sopan. Yukimura adalah objek dari database karakter. Sejak dia masuk rinjinbu, dia berpakaian dengan gaya maid tanpa banyak bertanya.
俺が部室に行くと、部室の中にメイドさんがいた。 「うお!!?」びっくりする俺に、そのメイドはぺこりと 挨拶してきた。 「おつとめごくろうさまです、あにき」。。。こないだ入 部したばかりの楠幸村だった。カチューシャにフリルのつ いたエプロン、やけに短いスカート。スカートの下から覗 Universitas Indonesia
Analisis anime, Radityo Adhi Prabowo, FIB UI, 2012.
32
く白い太ももが目に眩しいが落ち着け羽瀬川小鷹、こいつ は男だ、男なんだ。。。!。。。いやでも、ほんとにめち ゃくちゃ似合ってるよなあ。。。 「うわキモッ、ガン見してるし。。」部室にいた星奈がジ ト目で言った。星奈の向かいのソファは夜空が座っている。 『なんでメイド服なんて着てるんだよ幸村』俺はようやく ツッコんだ。 『真の男に近づくための特訓だ』夜空が淡々と言った。 「メイド服を着ることがどんな特訓になるんだよ!!?」 すると幸村は言う。 「夜空のあねごはいわれました。しんのおとこになるもの、 たとえどのようなかっこうをしていようとも、かくしとお せぬおとこらしさというものがにじみでるものだと。この ように女中さんのかっこうをしてようとも魂からおとこら しさをはっきできるようになったとき、そのときこそわた くしがしんのおとこになったあかしとなるそうです。つら いしれんですががんばります。」
(Hirasaka, 2009: 188, 190) Saat aku masuk kedalam ruang klub, ada seorang maid49. “Uo!?” Maid itu tiba-tiba memberi salam kepada aku yang kaget. “Terima kasih atas kerja kerasnya, abang”
49
Pembantu rumah tangga wanita yang bersal dari Eropa.
Universitas Indonesia
Analisis anime, Radityo Adhi Prabowo, FIB UI, 2012.
33
..Dia adalah Yukimura yang baru saja masuk klub ini. Memakai bando dan celemek yang berumbai-rumbai dan rok yang pendek. Aku mengintip betis putih di bawah rok yang menyilaukan mata tapi tenanglah Hasegawa Kodaka, dia itu laki-laki,laki-laki! Tapi meskipun begitu, dia benar-benar cocok pakai itu.. “Uwa, menjijikkan. Dia memelototinya..” Kata Sena yang melihatku dari ruang klub. Yozora duduk di sofa seberang Sena. “Kenapa kamu memakai baju maid, Yukimura?” Akhirnya aku menyelak. “Ini latihan untuk makin dekat dengan pria sejati” Kata Yozora dengan polos. “Memakai baju maid itu latihan macam apa!?” Kemudian Yukimura menjawab. “Nona Yozora bilang, berpakaian seperti apapun, seorang pria sejati tidak akan bisa menutupi kejantanannya. Dengan ini meskipun aku memakai baju perempuan, saat jiwaku bisa memperlihatkan kejantananku, saat itu aku mendapat bukti seorang pria sejati. Ini ujian yang keras tapi aku akan berusaha”
Yukimura disuruh memakai baju maid atas perintah Yozora yang terkesan main-main. Padahal sudah jelas Yukimura tidak akan terlihat lebih maskulin dengan memakai baju maid, malah terlihat lebih feminin. Ini haya tipuan Yozora saja agar Yukimura ingin menjadi maid. Dengan itu, Yukimura bisa menjadi pesuruh untuk klub tetangga.
Universitas Indonesia
Analisis anime, Radityo Adhi Prabowo, FIB UI, 2012.
34
Normalnya, baju maid bukanlah baju yang dipakai untuk umum. Sang pengarang memakai konsep maid ini karena maid sudah termasuk database yang diulang-ulang dalam anime dan manga (Shinshiro, 2006: 139-155). Salah satu bukti kepopuleran tokoh maid adalah keberadaan maid café50 di Jepang. Yukimura mengatakan kalau dia adalah seorang laki-laki, meskipun Kodaka dan anggota klub tetangga lainnya pada awalnya tidak percaya karena mukanya terlalu halus dan cantik untuk seorang laki-laki. Akan tetapi pada saat Kodaka dan Yukimura masuk ke onsen51 bersama-sama, Kodaka menyadari kalau dia bukan laki-laki, tapi seorang perempuan.
混乱が頂点に達した俺は、ついにうしろを振り返った。視 界に飛び込んでくる幸村の姿。俺の背中を洗っていたため タオルは幸村の手に振られており、今、その裸身を隠すも のはなにもない。立て膝の体勢になっている全裸の幸村。 色白の肌、華奢な体躯、微かに----ほんの微かな膨らみを持 つ胸、強く抱きしめたら折れてしまいそうな腰。その腰の 中央、右脚と左脚の境。そこには、『あるべきもの』がな かった。いや、こいつの場合だと、「あるべきではないも の」が、当然のようになかったというべきだろうか。つい てない。
(Hirasaka, 2010: 132,134)
50
Maid Café adalah kafe yang semua pelayannya berpakaian seperti maid yang bertingkah seolaholah mereka pembantu, dan pengunjungnya berlaku sebagai tuan atau nyonya yang diperlakukan seperti di rumah sendiri. 51 Pemandian air panas di Jepang. Universitas Indonesia
Analisis anime, Radityo Adhi Prabowo, FIB UI, 2012.
35
Aku yang mencapai puncak kekacauanku, akhirnya menengok ke belakang. Pandanganku meloncat ke sosok Yukimura. Handuk yang dipakai untuk mencuci punggungku ada di tangan Yukimura. Sekarang, tidak ada apapun yang menutupi tubuhnya yang telanjang itu. Yukimura yang telanjang bulat itu bersiap dengan lutut menegak. Kulit putih, tubuh yang ramping, dada yang mempunyai tonjolan yang samar-samar…benar-benar samarsamar, dan pinggang yang sepertinya akan patah bila dipeluk keras-keras. Di tengah-tengah pinggangnya, di ruang antara kaki kanan dan kaki kiri,“Sesuatu yang seharusnya ada”, tidak ada di situ. Tidak, dalam situasi ini, lebih tepat dikatakan “Sesuatu yang harusnya tidak ada”, secara alaminya tidak ada. Tidak ada.
Kodaka yang selama ini mengira Yukimura laki-laki ternyata salah. Dia melihat fisiknya secara jelas dari dekat dan dia mempunyai tanda-tanda fisik wanita. Namun saat diberitahu kepada Yukimura, dia tidak mempercayainya dan hanya menganggapnya sebagai candaan.
52
Padahal sudah jelas dia punya
payudara dan tidak punya alat kelamin pria, namun dia tetap beranggapan dia laki-laki. Normalnya seseorang dapat menyadari kelaminnya sendiri. Namun Yukimura tidak menyadari kelaminnya yang sebenarnya, padahal ciri fisik sekundernya sudah mulai tumbuh. Sama sekali tidak masuk akal. Yukimura termasuk karakter yang mengalami proses gender bender53 yang sering muncul di anime atau manga, salah satunya adalah Ranma 1/2.
52
Adegan ini terdapat di Hirasaka, Yomi, (2010), Boku wa Tomodachi ga Sukunai 5, Tokyo: Media Factory, hlm. 137. 53 Istilah untuk menyebut orang yang keluar dari kelamin yang diduga sebelumnya. Universitas Indonesia
Analisis anime, Radityo Adhi Prabowo, FIB UI, 2012.
36
3.2.4.
Hasegawa Kobato Hasegawa Kobato adalah adik perempuan Kodaka. Dia siswi kelas 2 SMP
akademi Chronica. Kobato sangat menyukai Kodaka dan dia tidak suka Kodaka memperhatikan perempuan lain selain dia. Setelah Kodaka masuk rinjinbu, dia mulai emosi karena Kodaka mulai mengutamakan aktivitas klub dibandingkan dirinya. Apalagi setalah mengetahui kalau Kodaka lebih perhatian pada Maria, penasihat rinjinbu dia mulai mendatangi ruang klub dan ikut bergabung sebagai anggota ketujuh rinjinbu. Meskipun Kobato tidak menyukai Maria karena Maria merebut perhatian kakaknya, Maria adalah anggota rinjinbu yang paling sering bermain dengan Kobato. Kodaka berpendapat kalau Kobato anak perempuan yang manis tapi aneh. Keanehannya muncul setelah ia tergila-gila pada anime berjudul Kurogane no Nekuromansaa. Hal ini dapat dilihat dari gaya bicaranya yang tidak biasa seperti dibawah ini.
うちの妹はまあ、なんというか。。見ての通りおかしい。 小学校では、尻に割り箸を狭んで折ったりおならに火をつ けることに情熱を燃やす普通の(ちょっと足りない)女の 子だったのだが、中一のとき、『鉄の市霊術師』とかいう ファンタジーアニメにハマッて以来、こんな妙な格好&行 動するようになってしまった。よく知らないがそのアニメ には魔法使いとか吸血鬼とかが登場するそうで、アニメの 世界観からパク。。インスパイアされた
『自分の考えた
超かっこいい設定』のキャラになりきっているらしい。ま あそのうち飽きるだろうから今のところ放置している。
Universitas Indonesia
Analisis anime, Radityo Adhi Prabowo, FIB UI, 2012.
37
『。。。早く食わないと冷めるぞ?』パスタを一本一本も そもそと食べている小鳩に言うと、 「。。。くくく。。貴様ごときが我に意見するとはいい度 胸だ。。いかに我が血族とはいえ貴様は所詮使い魔に過ぎ ぬということを忘れては困る。。」 「今はそういう設定なのか」どうも小鳩の中で設定が固ま っていないらしく、俺のことは「魂の片割れ」だったり 「前世の恋人」だったり
『闇の釜より産み出した下僕』
だったりと安定しない
(Hirasaka, 2009: 166-167) Adikku ini bagaimana ya..seperti yang terlihat, dia aneh.Waktu masih SD, dia adalah seorang anak perempuan yang semangatnya menyala-nyala yang suka membelah sumpit dengan pantat dan mengeluarkan kentut. Namun saat masuk kelas 1 SMP, sejak menonton anime fantasi berjudul “Kurogane no Necromancer” dia mulai bertingkah dan perpakaian dengan aneh. Aku tidak begitu paham akan tetapi vampir dan penyihir muncul dalam anime itu. Sejak terinspirasi oleh pandangan dunia anime, sepertinya dia menjadi karakter “dengan latar super keren yang kupikirkan sendiri”. Yah, karena dia bakal bosan jadi kubiarkan saja. “Kalau nggak cepat dimakan dingin lho?” Sambil memakan pasta satu persatu Kobato berkata,
Universitas Indonesia
Analisis anime, Radityo Adhi Prabowo, FIB UI, 2012.
38
“..khukhukhu..orang sepertimu berpendapat padaku, berani sekali..sudah begitu kamu lupa kalau bagaimanapun juga kamu cuma hewan suruhanku? Merepotkan..” “Sekarang latarnya begitu ya” Sepertinya Kobato belum menentukan latarnya. Latarku tidak tetap dari “pecahan jiwa”, “kekasih dari kehidupan sebelumnya”, atau “pesuruh yang lahir dari panci kegelapan”.
Kobato adalah salah satu contoh ekstrim yang terkena pengaruh anime begitu dalam. Tidak hanya gaya perpakaian, tapi juga gaya bicara dan tingkah laku seorang tokoh ditiru sepenuhnya dengan gaya orisinal dari dia sendiri. Dalam perkenalan karakternya dideskripsikan dia memakai kontak lens merah di satu matanya agar bisa memberi kesan mata beda warna yang mirip dengan tokoh favoritnya. Dia berbicara sehari-hari dengan gaya bicara tokoh dalam anime dan gaya berpakaiannya pun diikuti seperti cosplay54. Kesukaannya terhadap anime itu lebih dalam dan tergolong ekstrim yang umumnya tidak dilakukan orang sampai sejauh itu. Yang mungkin dilakukan hanya sebatas cosplay saja, karena bila gaya bicaranya diikuti sepenuhnya akan dipandang sangat aneh di msyarakat. Peniruan penuh Kobato hanya ada dalam dunia fiksi saja. Tidak ada orang senekat itu yang berani mengekspresikan sampai sejauh itu. Peniruan penuh ini masuk ke dalam anime mangateki realism, sebagai tokoh yang tidak ada dalam dunia nyata.
54
Berasal dari kata costume play yang artinya suatu tindakan untuk memakai baju yang dipakai tokoh anime dan manga dengan tujuan menirunya. Dari Hiroyasu, Kai, (2008), Otaku no Kousatsu, Tokyo: C&R, hlm. 59. Universitas Indonesia
Analisis anime, Radityo Adhi Prabowo, FIB UI, 2012.
39
3.2.5. Unsur Tsundere dalam Boku wa Tomodachi ga Sukunai Unsur tsundere juga ada dalam novel ini. Sebelumnya di bab 1 sudah dijelaskan definisi tsundere yaitu karakter yang mempunyai sifat tsuntsun dan deredere. Karakter yang memiliki sifat ini dalam novel ada dua, yaitu Mikazuki Yozora dan Kashiwazaki Sena. Pada awalnya istilah tsundere memang berasal dari game berjenis galge55, namun lama kelamaan tsundere tidak ekslusif kedalam game saja tapi juga masuk kedalam anime dan manga. Salah satunya adalah Lum Invader dari Urusei Yatsura56 (Ichikawa, 2009: 44). Karena itu tsundere tentu saja juga masuk ke dalam kyarakutaa database dan menunjukkan suatu konsep dalam anime dan manga. Karakter yang akan dibahas pertama adalah Mikazuki Yozora.
3.2.5.1 Unsur Tsundere dalam tokoh Mikazuki Yozora Mikazuki Yozora adalah tokoh utama wanita dalam novel Boku wa Tomodachi ga Sukunai. Dia adalah orang yang mengusulkan untuk membentuk rinjinbu. Awalnya dia sama sekali tidak ada niat untuk membentuk klub seperti itu, tetapi setelah Kodaka pindah ke akademi Chronica, rahasia tentang dia punya teman imajinasi yang dia sebut Tomo-chan ketahuan. Kemudian Kodaka menyarankan padanya bagaimana kalau mencari teman yang nyata. Barulah ide untuk membuat rinjinbu muncul dan kemudian dibentuklah rinjinbu dengan dua anggota utama. Yozora adalah gadis yang keras kepala, egois dan selalu berlaku seenaknya. Dia lebih suka berdandan gaya laki-laki dibandingkan perempuan. 55
Galge adalah singkatan dari gal game, yaitu game dengan konsep dating simulation, dimana sang tokoh utama (pria) memilih salah satu dari sejumlah tokoh wanita dalam game itu dan menjalin hubungan dengannya. 56 Urusei Yatsura adalah manga yang ditulis oleh Takahashi Rumiko yang terbit dari tahun 19781987 sebanyak 34 volume. Universitas Indonesia
Analisis anime, Radityo Adhi Prabowo, FIB UI, 2012.
40
Karena sikapnya yang keras dan tidak mau terbuka dia tidak mempunyai teman. Dia sangat peduli pada Kodaka dan ingin menjalin ikatan persahabatan dengan Kodaka. Meskipun biasanya ia terlihat dingin, namun dia menunjukkan sikap tsundere pada Kodaka. Berikut ini adalah teks yang menujukkan sikap tsundere dalam tokoh Yozora.
「さっきから気になっていたが、そのお前お前って言うの やめろ。何かイラッとする」 「え?ああ。。わかった」そして俺は口ごもる。 「じゃあ、えーと。。」他人はどうか呼べばいいのか困る ことが俺にはよくある。名字で呼ぶか、名前を呼ぶか、あ だ名で呼ぶか、「さん」や「君」や「ちゃん」を付けるべ きなのか、呼び捨てにするべきなのか。だから普段はなる べく、人の名前を呼ばないようにしている。 『えーと。。三日月、さん?』 『夜空』ぴしゃりと三日月は言った。 『呼び捨てで夜空だ』 『わ、わかった。。よ、夜空』 「なぜ赤くなる?キモイやつだな」相変わらずの不機嫌な 顔で三日月は言った。女の子を下の名前で呼び捨てにする のが何となく恥ずかしいのは俺だけだろうか?
(Hirasaka, 2009: 67-68) “Dari tadi mengganjal buatku, berhenti memanggilku kamu kamu terus. Membuatku jengkel.” “Eh? Ya… aku mengerti.” Universitas Indonesia
Analisis anime, Radityo Adhi Prabowo, FIB UI, 2012.
41
Kemudian aku gagap. “Kalau begitu, eeh..” Aku bingung bagaimana sebaiknya aku memanggil orang lain. Apa memakai nama keluarga, atau nama lengkap, atau nama panggilan, atau pakai akhiran san, kun, atau chan, atau dengan nama depan? Karena itu biasanya, aku memanggil tidak memakai nama orang. “Eeh..Mikazuki-san?” “Yozora.” Kata Yozora dengan tegas. “Panggil dengan nama depanku, Yozora.” “Ba,baiklah..Yo,Yozora” “Kenapa mukamu merah? Menjijikkan.” Kata Mikazuki dengan muka yang sebal seperti biasa. Apa cuma aku yang malu saat memanggil perempuan dengan nama depannya dibandingkan nama keluarganya?
Kodaka merasa malu saat memanggil Yozora dengan nama depannya. Sedangkan Yozora merasa biasa saja saat dia dipanggil dengan nama depannya. Memanggil nama depan di Jepang pada umumnya ditujukan untuk teman dekat atau keluarga dan Kodaka merasa tidak biasa dengan itu. Karena kenyataannya Yozora dan Kodaka adalah teman semasa kecil akan tetapi Kodaka belum menyadarinya. Yozora menunjukkan muka yang tidak senang soal memanggil nama ini, bahkan merasa jijik saat Kodaka merasa malu memanggil Yozora. Pada saat ini Yozora menunjukkan kesan tsuntsun saat dipanggil.
Universitas Indonesia
Analisis anime, Radityo Adhi Prabowo, FIB UI, 2012.
42
Namun saat Kodaka menyadari Yozora adalah teman masa kecilnya, Yozora menunjukkan sifat yang berbeda.
子供っぽい不満げな表現で俺を見つめる夜空の顔を見つめ 返す。細い眉、切れ長の眼、赤らんだ頬。中性的な美貌に、 ショートカっトの髪がとてもよく似合っている。『その髪、 けっこう似合ってるな』 『なっ、ば---っ!』なんとなく思ったことをそのまま口に すると、夜空の顔が耳まで真っ赤になった。恥ずかしそう に俯く夜空。 『。。。へ、変じゃないか?』上目遺いで尋ねてくる夜空は なんだか異様に可愛くて、俺も思わず顔が熱くなった。 『お、おう。変じゃない』 「そ、そうか。」俯きながら口元をもにゅもにゅされる夜 空。
(Hirasaka, 2010: 19-20) Aku menatap kembali wajah Yozora yang menatapku dengan ekspresi tidak puas seperti anak-anak. Alisnya yang tipis, mata yang tajam, pipi kemerahan. Potongan rambut pendek itu benarbenar cocok untuknya yang kecantikannya netral. “Rambut itu cocok denganmu.” “Ah, Bo..!” Aku mengatakan apa yang kupikirkan, wajah Yozora memerah sampai pipi. Yozora menunduk malu. Universitas Indonesia
Analisis anime, Radityo Adhi Prabowo, FIB UI, 2012.
43
“Ti, tidak aneh?” Yozora yang melihat keatas anehnya terlihat manis. Tanpa berpikir wajahku juga memanas. “I, iya. Nggak aneh.” “Be, begitu.” Yozora kembali menunduk sambil senyum.
Kodaka memuji potongan rambut Yozora yang baru yang membuat dia ingat kembali kalau Yozora adalah teman semasa kecilnya (osananajimi). Yozora merasa malu dan berniat mengatakan bodoh meskipun sebenarnya dia senang dilihat dari raut mukanya yang memerah. Dia pun tersenyum setelah mendengar pendapat Kodaka. Ini menunjukkan ekspresi deredere Yozora saat gaya rambutnya dipuji Kodaka.
3.2.5.2 Unsur Tsundere dalam tokoh Kashiwazaki Sena Kashiwazaki Sena adalah karakter utama wanita kedua dalam Boku wa Tomodachi ga Sukunai. Saat Yozora menempel poster perekrutan anggota, Sena adalah orang pertama yang menyadari pesan tersembunyi dalam poster itu, yaitu mengumpulkan teman. Dia tidak punya teman karena sifatnya yang sombong dan memandang rendah orang lain. Sena adalah gadis yang cantik, pintar dan mempunyai tubuh yang bagus sehingga ia disukai banyak laki-laki dan banyak laki-laki yang ingin jadi pesuruhnya. Dia sangat suka bermain galge dalam ruang rinjinbu. Setelah bertemu Kodaka sifatnya sedikit berubah dan dia mulai menyukai Kodaka meskipun ia malu untuk mengakuinya. Ini adalah salah satu penggalan novel yang menunjukkan sikap tsundere dalam tokoh Sena.
Universitas Indonesia
Analisis anime, Radityo Adhi Prabowo, FIB UI, 2012.
44
「そういやまだ理事長と一度も会ったことないけど、やっぱり 挨拶しにい行ったほうがいいのかな。。」 「はあ?」 星奈が頓狂の声を上げた。 「な、なんであんたがうちのパパに挨拶するのよ!?まさかあんた、 あ、あたしとつ、つつつ、付き合ってるつもりとかじゃないよ ね!?今日のこれがまさかデ。。デート、とかいうものだとで もおもってるわけ!?」 顔を真っ赤して言う星奈に、俺も荒てて、 「いやいやいや、そっちこそなに変な勘違いしてんだ!俺の父親が お前の父親さんと昔から友達で、俺が学園に編入するときにい ろいろ便宜をはかってもらったらしいから、だから挨拶に行く だけだ!」 すると星奈はきょとんとした顔をした。 それから顔を再び赤くして、 「そ、それならそうと先に言いなさいよバカ!」 (Hirasaka, 2009: 228) “Ngomong-ngomong aku belum pernah sekalipun bertemu direktur. Mungkin sebaiknya aku pergi beri salam ya..” “Haa?” Sena mengeluarkan suara tinggi yang aneh. “Ke, kenapa kamu mau memberi salam pada papaku!? Masa kamu mau berniat jadi pa, pa, pacarku!? Masa kamu berpikir kalau hari ini kita ke, ke, kencan!?” Aku jelaskan kepada Sena, yang wajahnya memerah. Universitas Indonesia
Analisis anime, Radityo Adhi Prabowo, FIB UI, 2012.
45
“Bukan bukan bukan, kamu sendiri jangan salah paham yang aneh-aneh! Ayahku dan ayahmu adalah teman lama, saat mendaftarkanku ke akademi aku diberikan kelonggaran. Karena itu aku ingin beri salam!” Lalu wajah Sena menjadi hampa. Kemudian wajahnya memerah lagi untuk yang kedua kalinya. “Ka, kalau begitu beritahu terlebih dahulu dong, bodoh!”
Saat Kodaka menyampaikan rasa ingin bertemu dengan direktur akademi, Sena langsung merasa malu. Dia mengira Kodaka ingin menjadikan dirinya sebagai pacar dan ingin minta persetujuan orangnya. Ekspresi wajah sena memerah karena malu. Ini adalah sikap deredere dari Sena. Setelah Kodaka memberitahu maksud sebenarnya, Sena langsung menunjukkan sifat dinginnya lagi meskipun mukanya memerah. Sikap ini adalah sikap tsuntsun yang menunjukkan kalau Sena pura-pura tidak terpengaruh dengan kata-kata Kodaka yang sebelumnya, padahal sebenarnya ia merasa malu.
3.2.5.3 Unsur Tsundere dalam tokoh Kashiwazaki Pegasus57 Kashiwazaki Pegasus adalah direktur akademi Chronica. Dia adalah ayah dari
Kashiwazaki
Sena.
Dia
sangat
sayang
pada
Sena
dan
selalu
memperhatikannya. Dia adalah orang yang memasukkan Kodaka dan Kobato ke akademi Chronica atas keinginan ayah mereka berdua, yaitu Hasegawa Hayato. Pegasus melihat Kodaka sebagai anak teman baiknya yang dapat dipercaya untuk menjaga Sena. Meskipun Kodaka belum menyadarinya, Pegasus sudah
57
Namanya menggunakan kanji langit (天) dan kuda (馬). Seharusnya dibaca tenma tetapi dalam cerita ini kanjinya dibaca pegasasu (ぺがさす) yang berarti kuda Pegasus. Universitas Indonesia
Analisis anime, Radityo Adhi Prabowo, FIB UI, 2012.
46
mempercayai Kodaka untuk menjaga Sena. Sikap tsundere ditunjukkan oleh Pegasus saat kedatangan Kodaka ke rumah Sena.
着流しの総髪の美丈夫----星奈の父親にしてクロニカ学園理 事長、柏崎天馬さんだ。なんであの人、玄関前に突っ立っ てるんだろう。。。しかもなんかめっちゃ俺のことを見て る気がする。。!それは気のせいではなかったようで、怒 る怒る理事長のほうへ近づいていくと、理事長のほうもつ かつかと俺の方へ歩いてきた。思わず身横える俺に、理事 長は厳かな声音で言った。 『よく来たな、小鷹君』 『あ、はい。お久しぶりです、理事長』 「む。。」俺が挨拶すると、理事長はなぜかぴくっと微か にこめかみを引きつらせた。え、な、なんか機嫌を損ねる ようなこと言ったか。。!?不安を覚える俺に、 『ふん。。。まあ、入りなさい』そう言って理事長は直々 に玄関の扉を開け、俺を屋敷の中へ通してくれた。屋敷に 入ると階段から星奈が下りてきた。 「あ、来たわね小鷹」 『。。。では、試験勉強に頑張りなさい』そう言って理事 長は俺から離れ歩き去っていく。 『あれパパ、小鷹とはもういいの?』と星奈が理事長に呼び かける。 『ああ』と振り向かえずに理事長。 「?なんの話だ?」俺が尋ねると、 Universitas Indonesia
Analisis anime, Radityo Adhi Prabowo, FIB UI, 2012.
47
「んー、パパがことあるごとに小鷹の様子はどうだってき いてるから何か大事な話でもあるのかって」 「べ、べべべつにそんな頻繁にはきいとおらんわ!」顔を 真っ赤にして理事長は狼狽えた声を上げた。それから誤魔 化すように『ゴホン』と咳払い。 「ふん、隼人から頼まれているからな。気に掛けるのは当 然のことだ」
(Hirasaka, 2010: 110-111) Pria tampan dengan rambut diikat yang berpakaian tidak resmi. Ayah Sena, direktur dari akademi Chronica, Pak Kashiwazaki Pegasus. Kenapa dia berdiri di depan pintu masuk..sudah begitu rasanya dia memelototiku! Dengan anggapan itu bukan perasaanku, aku mendekat ke arah direktur yang terlihat marah. Direktur juga melangkah maju kehadapanku. Tanpa sadar aku disampingnya, dia bicara dengan suara yang tenang. “Kamu datang, Kodaka-kun” “Ah iya, lama tidak bertemu direktur” “Hm..” Setekah aku memberi salam, entah kenapa pelipisnya tertarik secara samar-samar. Eh, apa aku mengatakan sesuatu yang membuatnya kesal!? Dia berkata padaku yang terlihat tidak tenang, “Hm..ya, masuklah.”
Universitas Indonesia
Analisis anime, Radityo Adhi Prabowo, FIB UI, 2012.
48
Setelah berkata begitu, dia langsung membuka pintu masuk, dan membawaku masuk kedalam rumah. Saat masuk kedalam rumah Sena turun melalui tangga. “Ah, kamu datang Kodaka” “Kalau begitu, berusahalah soal belajar untuk ujiannya” Setelah berkata begitu, direktur berjalan menjauhiku. “Eh papa, sudah selesai dengan Kodaka?” kata Sena kepada direktur. “Ya” balas direktur. “Ng? soal apa?” Tambahku. “Ng, papa berkali-kali menanyakan kondisi Kodaka. Makanya kukira ada hal penting yang ingin dibicarakan” “A,a,a, aku tidak tanya sesering itu!!” Kata direktur dengan suara tinggi yang gugup dan wajah memerah. Kemudian dia mengeliarkan bantuk “ehem” untuk mengalihkan. “Hm, karena aku diminta Hayato untuk menjaga kalian. Sudah pasti aku memperhatikan kalian”
Dibagian yang ditebalkan menunjukkan kepanikan Pegasus saat ditanya oleh Sena. Sebetulnya dia perhatian terhadap Kodaka akan tetapi ia tidak mau terlalu menunjukkan rasa perhatiannya. Karena itu dia menyebut-nyebut nama ayahnya sebagai pengalihan tentang rasa perhatiannya. Tiga karakter ini telah menunjukkan sikap tsundere. Sikap tsundere muncul sebagai ketidakjujuran atas niat yang sebenarnya. Apa yang sebenarnya ingin dikatakan dialihkan oleh sang tokoh itu sendiri tetapi perasaan mereka terlihat dari ekspresi wajah yang memerah karena malu. Tsundere dapat Universitas Indonesia
Analisis anime, Radityo Adhi Prabowo, FIB UI, 2012.
49
didefinisikan menjadi suatu ekspresi karakter yang tidak jujur dengan perasaannya sendiri.
Universitas Indonesia
Analisis anime, Radityo Adhi Prabowo, FIB UI, 2012.
50
BAB 4 KESIMPULAN
Dari analisis terhadap light novel ini bisa diambil empat poin utama. Pertama-tama adalah munculnya istilah dalam anime dan manga. Munculnya suatu istilah yang hanya ada dalam anime dan manga dalam light novel berarti ada implikasi kalau penulis memasukannya karena dia menganggap pembaca light novel mengerti istilah tersebut. Mungkin ada yang tidak mengerti tetapi penulis memasukkannya karena ia tahu kalangan yang membaca light novel juga menonton anime atau membaca manga. Orang-orang akan mengerti apa yang dimaksud penulis, meskipun tidak semuanya. Poin kedua adalah fiksi yang tergambarkan. Light novel yang dijadikan bahan acuan adalah light novel tanpa unsur fantasi, yaitu light novel dengan unsur hifantajii yang katanya paling dekat dengan kenyataan. Akan tetapi dalam novel non-fantasi tersebut masih terdapat elemen fiksi yang diluar batas kewajaran. Unsur yang paling dekat dengan kenyataan pun pada akhirnya merepresentasikan sesuatu yang tidak nyata. Dengan kata lain hifantajii light novel yang merupakan perpisahan dari light novel fantasi ternyata juga memiliki unsur fiktif yang sama dengan novel fantasi walaupun diwujudkan dalam bentuk yang berbeda. Poin ketiga adalah penggunaan database karakter. Light novel Boku wa Tomodachi ga Sukunai menggunakan berbagai jenis database karakter. Mulai dari tsundere, megane, loli, dan seterusnya. Aplikasi database inilah alasan kenapa light novel disebut sebagai kyarakutaa shosetsu. Ia sangat mengutamakan eksistensi karakter yang memakai elemen dari database dan menggambarkannya lewat teks dan ilustrasi dalam novel. Karena menggunakan database ini light Universitas Indonesia
Analisis anime, Radityo Adhi Prabowo, FIB UI, 2012.
51
novel juga populer di kalangan otaku karena pola karakter yang mereka sukai dalam anime dan manga bisa ditemukan dalam light novel. Hal ini tentu saja mendorong otaku untuk mengkonsumsinya. Poin keempat adalah konsep anime mangateki realism. Ada kata realism akan tetapi realisme sama sekali tidak tergambar dalam novel ini, bahkan dengan menggunakan novel non-fantasi sebagai korpus. Kata realisme dalam konsep ini hanya merujuk pada sesuatu yang nyata pada dunia anime dan manga. Namun senyata-nyatanya latar yang digunakan anime dan manga tetap saja fiksi. Akan ada unsur hiperbola dan malah akan lebih melenceng dari konsep realisme yang sesungguhnya. Jadi kata realisme disini sama sekali tidak mengacu pada kata realisme
yang
sebenarnya,
melainkan
hanya
dipakai
untuk
menyebut
penggambaran fiksi yang ada dalam dunia anime dan manga.
Universitas Indonesia
Analisis anime, Radityo Adhi Prabowo, FIB UI, 2012.
52
DAFTAR PUSTAKA Sumber Utama Kajian Hirasaka, Yomi. (2009). Boku wa Tomodachi ga Sukunai. Tokyo: Media Factory. Hirasaka, Yomi. (2009). Boku wa Tomodachi ga Sukunai 2. Tokyo: Media Factory. Hirasaka, Yomi. (2010). Boku wa Tomodachi ga Sukunai 4. Tokyo: Media Factory. Hirasaka, Yomi. (2010). Boku wa Tomodachi ga Sukunai 5. Tokyo: Media Factory. Sumber Pustaka Enomoto, Aki. (2008). Raito Noberu Bungakuron. Tokyo: NTT Shuppan. Ichiyanagi, Hirotaka dan Kume, Yoriko. (2009). Raito Noberu Kenkyuu Jousetsu. Tokyo: Seikyuusha. Azuma, Hiroki. (2007). Geemutekiriarizumu no Tanjou: Doubutsukasuru Posutomodan 2. Tokyo: Kodansha. Darsimah Mandah, et.all. (1992). Pengantar Kesusastraan Jepang. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Teeuw, A. (1984). Sastra dan Ilmu Sastra: Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya. Sugiura, Yumiko. (2008). Kosupure Joshi no Jidai. Tokyo: Besuto Seraazu. Stevick, Philip. (1967). The Theory of The Novel. New York: Free Press.
Universitas Indonesia
Analisis anime, Radityo Adhi Prabowo, FIB UI, 2012.
53
Wiiliams, Raymond. (1985). Keyword: A Vocabulary of Culture and Society. USA: Oxford University Press. Hiroyasu, Kai. (2008). Otaku no Kousatsu. Tokyo: C&R Kenkyuujo. Suzuki, Sadami. (2006). The Concept of Literature in Japan. Kyoto: International Research Center for Japanese Studies. Shinshiro, Kazuma. (2006). Raito Noberu (Chou) Nyuumon. Tokyo: Softbank Creative. Galbraith, Patrick W. (2009). The Otaku Encyclopedia: An Insider's Guide to the Subculture of Cool Japan. New York: Kodansha International. Mc Carthy, Helen. (2006). 500 Manga Heroes and Villains. New York: Chrysalis Book Group. Okada, Toshio. (2000). Otaku no Gakunyuumon. Tokyo: Shinchosha. Okada, Toshio. (2008). Otaku wa Sude ni Shindeiru. Tokyo: Shinchosha. Maejima, Satoshi. (2010). Sekaikei to wa Nanika. Tokyo: Softbank Creative. Sumber Noncetak Anzai, Masayuki. (Planning). (2011, November 5). Magnet. [Television Broadcast]. Tokyo: Nippon Hoso Kyokai. Sumber Elektronik “Boku wa Tomodachi ga Sukunai novel sales top 3.5 million.” Anime News Network. 14 Sept. 2011.
.
Universitas Indonesia
Analisis anime, Radityo Adhi Prabowo, FIB UI, 2012.