UNIVERSITAS INDONESIA
ANALISA PERFORMANSI APLIKASI FTP ANTARA EMULATOR GNS3 DAN PC ROUTER PADA JARINGAN IPV4 DAN IPV6 SERTA MENGGUNAKAN METODE TRANSISI DUAL STACK
SKRIPSI
IRFAN SETIADI 09 06 60 2736
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM SARJANA DEPOK 2012
i Ananlisa performansi..., Irfan Setiadi, FT UI, 2012
UNIVERSITAS INDONESIA
ANALISA PERFORMANSI APLIKASI FTP ANTARA EMULATOR GNS3 DAN PC ROUTER PADA JARINGAN IPV4 DAN IPV6 SERTA MENGGUNAKAN METODE TRANSISI DUAL STACK
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik
IRFAN SETIADI 09 06 60 2736
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM SARJANA DEPOK 2012
ii Ananlisa performansi..., Irfan Setiadi, FT UI, 2012
iii Ananlisa performansi..., Irfan Setiadi, FT UI, 2012
iv Ananlisa performansi..., Irfan Setiadi, FT UI, 2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Elektro pada Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Bapak Prof. Dr. Ir. Harry Sudibyo DEA selaku pembimbing seminar saya yang telah mendukung, memberikan bimbingan, saran, kritik, dan materi pembelajaran kepada saya selama mengerjakan skripsi ini.
2.
Ibu Ir. Endang Sriningsih MT, Si yang telah meluangkan waktu dan membantu mengenalkan dengan teknologi protokol IPv6
3.
Kedua Orang Tua saya yang selalu memberikan nasihat, dan dukungan selama proses penyusunan skripsi.
4.
Kepada partner skripsi saya Mochammad Syarif Averoes yang telah membantu dalam penyusunan skripsi.
5.
Kepada seluruh kawan-kawan di Program Ekstensi Elektro 2009. Skripsi yang saya susun ini tentunya tidak terlepas dari kekurangan. Oleh karena itu, saya
mohon maaf apabila ada kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Akhir kata, saya berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.
Depok, Juli 2012
Irfan Setiadi v Ananlisa performansi..., Irfan Setiadi, FT UI, 2012
vi Ananlisa performansi..., Irfan Setiadi, FT UI, 2012
ABSTRAK Nama
: Irfan Setiadi
Program Studi : Teknik Elektro Judul
: Analisa Performansi Aplikasi FTP Antara Emulator GNS3 Dan PC Router
Pada Jaringan IPv4 dan IPv6 Serta Menggunakan Metode Transisi Dual Stack Perkembangan teknologi jaringan membawa suatu permasalahan baru yaitu semakin berkurangnya sumber daya IPv4, sehingga diperkirakan akan habis seiring dengan penggunaannya yang semakin meningkat dalam beberapa tahun kedepan. Berdasarkan hal tersebut Internet Engineering Task Force (IETF) mengeluarkan standart protokol baru yang dinamakan IP Next Generation (IPng) pada tahun 1996. Sama seperti IPv4, alamat IP versi 6 adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP. Perbedaaannya adalah IPv4 memiliki panjang header 32-bit, sedangkan alamat IPv6 memiliki panjang 128-bit. Untuk melakukan migrasi teknologi dari jaringan IPv4 menuju IPv6 diperlukan suatu mekanisme transisi yang dapat dilakukan tanpa mengganggu jaringan yang sudah ada, salah satu proses transisi yang bisa dilakukan adalah menggunakan metode dual stack Percobaan yang akan dilakukan adalah membandingkan kinerja aplikasi FTP dengan menggunakan dua buah konfigurasi, yaitu menggunakan emulator GNS3 dan PC Router. Setiap konfigurasi juga dilakukan perbandingan menggunakan protokol IPv4 murni, IPv6 murni dan transisi dengan metode dual stack. Hasil percobaan menunjukkan bahwa PC Router memiliki performansi yang jauh lebih baik dibandingkan dengan emulator GNS3. Pada pengujian dengan parameter delay PC router lebih efisien sebesar 284s atau sekitar 1065 % dibandingkan dengan emulator GNS3. Sedangkan untuk pengujian dengan parameter transfer rate PC router lebih cepat sebesar 13556 kbps atau sekitar 1455 % dibandingkan dengan emulator GNS3. Kata kunci : IPv6, FTP, Dual Stack
vii Ananlisa performansi..., Irfan Setiadi, FT UI, 2012
ABSTRACT
Name
: Irfan Setiadi
Study Program : Electrical Engineering Title
: Performance Analysis of FTP Application on IPv4, IPv6 and Dual Stack
Network using GNS3 Emulator and PC Router Development of network technology brings a new problem that is diminishing resources of IPv4, to resolve the issue IPv6 was developed by the Internet Engineering Task Force (IETF) to deal with this. IPv6 is also called IPng (Internet Protocol next generation) and it is the newest version of the Internet Protocol (IP) reviewed in the IETF standards committees to replace the current version of IPv4, IPv6 was published in December 1998. Like IPv4, IPv6 is an internetlayer protocol for packet-switched internetworking and provides end-to-end datagram transmission across multiple IP networks. While IPv4 allows 32 bits for an IP address, IPv6 uses 128-bit addresses, This expansion allows for many more devices and users on the internet as well as extra flexibility in allocating addresses and efficiency for routing traffic. The dual-stack protocol implementation in an operating system is a fundamental IPv4-toIPv6 transition technology. Modern hybrid dual-stack implementations of IPv4 and IPv6 allow programmers to write networking code that works transparently on IPv4 or IPv6. The software may use hybrid sockets designed to accept both IPv4 and IPv6 packets. This paper describes an experimental study to compare the performance of FTP applications using different types of Internet Protocol. The first major version of IP, Internet Protocol Version 4 (IPv4), Its successor is Internet Protocol Version 6 (IPv6) and Dual Stack Method. The research done shows that PC Router performance on FTP application is better than GNS3 emulator. PC Router delay is 1065 % faster than GNS3 emulator, PC Router transfer rate is 1455 % faster than GNS3 emulator. Considering the performance of PC Router, so it’s suitable to operate on the real network. Keyword : IPv6, FTP, Dual Stack
viii Ananlisa performansi..., Irfan Setiadi, FT UI, 2012
DAFTAR ISI JUDUL…………………………………………………………………………..
i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS……………………………..
iii
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………….
iv
KATA PENGANTAR………………………………………………………….
v
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH………………
vi
ABSTRAK………………………………………………………………………
vii
ABSTRACT…………………………………………………………………….
viii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….
ix
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………
xi
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………
xii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………
xiii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………….
1
1.1. Latar Belakang Masalah………………………………………………...
1
1.2. Tujuan…………………………………………………………………...
2
1.3. Batasan Masalah………………………………………………………...
2
1.4. Metodologi Penelitian………....………………………………………...
3
1.5. Sistematika Penulisan…………………………………………………...
4
BAB II INTERNET PROTOCOL DAN FILE TRANSFER PROTOCOL
5
2.1. Perkembangan Internet Protokol Versi 4 (IPv4)….…………………….
5
2.1.1. Pengalamatan IPv4……………………………………………….
5
2.1.2. IP Private…………………………………………………………
6
2.1.3. Struktur Header IPv4…………………………………………….
7
2.2. Latar Belakang Pemakaian IPv6………………………………………...
8
2.3. Dasar Internet Protokol Versi 6 (IPv6) .………………………………...
9
2.3.1. Struktur Header IPv6…………………………………………….
10
2.3.2. Pengalamatan IPv6……………………………………………….
12
ix Ananlisa performansi..., Irfan Setiadi, FT UI, 2012
2.3.3. Fitur IPv6…………………………………………………………
13
2.4. Mekanisme Transisi IPv4 ke IPv6………………………………………
15
2.5. File Transfer Protocol (FTP) …..……………………………………….
16
2.5.1. Cara Kerja FTP…………………………………………………..
17
2.5.2. Akses FTP……………………………………………………….
19
2.5.3. Perintah – Perintah Dasar FTP…………………………………..
20
2.6. Proses Routing………………………………………………………….
21
2.6.1. IP Routing……………………………………………………….
22
2.7. Graphical Network Simulator 3 (GNS3)……………………………….
23
BAB III PERANCANGAN JARINGAN……………………………………...
24
3.1. Topologi Jaringan……………………………………………………….
24
3.2. Konfigurasi Jaringan………...…………………………………………..
25
3.2.1. Konfigurasi Jaringan IPv4 Murni………………………………..
25
3.2.2. Konfigurasi Jaringan IPv6 Murni………………………………..
26
3.2.3. Konfigurasi Jaringan dengan Metode Dual-Stack………………
27
3.3. Aplikasi Yang Digunakan…………………………………....................
27
3.4. Metode Pengambilan Data………………………………………………
28
BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA………………………………
30
4.1 Analisa Jaringan………..……………………………………………….
30
4.2 Hasil Pengambilan Data………………………………………………..
30
4.3 Analisa Hasil Pengolahan Data…………………………………………
33
4.4 Analisa Hasil Perbandingan Delay Dan Transfer Rate Keseluruhan…...
45
BAB V KESIMPULAN………………………………………………………..
49
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...
50
LAMPIRAN……………………………………………………………………..
x Ananlisa performansi..., Irfan Setiadi, FT UI, 2012
DAFTAR TABEL Tabel 4.1 Hasil Rata-Rata Delay…………………………………………………
31
Tabel 4.2 Hasil Rata-Rata Transfer Rate………………………………………...
32
Tabel 4.3 Perbandingan Delay pada IPv4……………………………………….
33
Tabel 4.4 Perbandingan Delay pada IPv6………………………………………..
35
Tabel 4.5 Perbandingan Delay Pada Metode Transisi Dual Stack………………
37
Tabel 4.6 Perbandingan Transfer Rate IPv4……………………………………..
39
Tabel 4.7 Perbandingan Transfer Rate IPv6 …………………………………….
41
Tabel 4.8 Perbandingan Delay Pada Metode Transisi Dual Stack………………
43
Tabel 4.9 Hasil Rata-Rata Delay Keseluruhan..…………………………………
45
Tabel 4.10 Hasil Rata-Rata Transfer Rate Keseluruhan ………………………...
47
xi Ananlisa performansi..., Irfan Setiadi, FT UI, 2012
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Pembagian Kelas IPv4……………………………………………...
6
Gambar 2.2 Struktur Header IPv4………………………………………………..
7
Gambar 2.3 Struktur header IPv6………………………………………………..
11
Gambar 2.4 Proses Transfer Data FTP…………………………………………..
18
Gambar 2.5 Simbol Router………………………………………………………
21
Gambar 2.6 Contoh IP Routing………………………………………………….
22
Gambar 3.1 Topologi Jaringan Menggunakan Emulator GNS3…………………
24
Gambar 3.2 Topologi Jaringan Menggunakan PC Router……………………….
25
Gambar 3.3 Konfigurasi Jaringan IPv4 murni…………………………………...
26
Gambar 3.4 Konfigurasi Jaringan IPv6 murni…………………………………...
26
Gambar 3.5 Konfigurasi Jaringan dual-stack……………………………………
27
Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Delay…………………………………………
32
Gambar 4.2 Grafik Perbandingan Transfer Rate………………………………...
33
Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Delay pada IPv4……………………………..
34
Gambar 4.4 Grafik Perbandingan Delay pada IPv6……………………………..
36
Gambar 4.5 Grafik Perbandingan Delay Pada Metode Transisi Dual Stack…….
38
Gambar 4.6 Grafik Perbandingan Transfer Rate IPv4…………………………...
40
Gambar 4.7 Grafik Perbandingan Transfer Rate IPv6…………………………...
42
Gambar 4.8 Grafik Perbandingan Transfer Rate Pada Dual Stack………………
44
Gambar 4.9 Grafik Perbandingan Delay Keseluruhan…………………………...
46
Gambar 4.10 Grafik Perbandingan Transfer Rate Keseluruhan…………………
48
xii Ananlisa performansi..., Irfan Setiadi, FT UI, 2012
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Perintah Konfigurasi Jaringan IPv4 Pada Emulator GNS3………… Lampiran 2 Perintah Konfigurasi Jaringan IPv6 Pada Emulator GNS3………… Lampiran 3 Perintah Konfigurasi Dual Stack Pada Emulator GNS3…………… Lampiran 4 Perintah Konfigurasi Jaringan IPv4 Pada PC Router………………. Lampiran 5 Perintah Konfigurasi Jaringan IPv6 Pada PC Router………………. Lampiran 6 Perintah Konfigurasi Dual Stack Pada Emulator PC Router.……… Lampiran 7 Spesifikasi Perangkat Keras………………………………………. Lampiran 8 Hasil Pengambilan Data……………………………………………
xiii Ananlisa performansi..., Irfan Setiadi, FT UI, 2012
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG Perkembangan teknologi jaringan membawa suatu permasalahan baru, yaitu IPv4 yang hanya dapat menampung pengguna internet sebanyak 4,3 milyar saja, sedangkan dalam beberapa tahun kedepan diperkirakan penggunanya akan semakin melonjak, sehingga dikhawatirkan sumber daya IPv4 akan habis. Berdasarkan hal tersebut, telah dirancang suatu IP baru yang dinamakan IP Next Generation (IPng) pada tahun 1996 yang penggunaannya secara bertahap akan menggeser penggunaan IPv4 yang telah sukses sebelumnya. IPng atau disebut juga IPv6 adalah suatu protokol layer ketiga terbaru yang diciptakan untuk menggantikan penggunaan IPv4. Alasan utama dari penciptaan IPv6 ini adalah untuk mengoreksi masalah pengalamatan pada IPv4, disamping itu karena kebutuhan akan alamat internet yang semakin banyak. Perubahan terbesar pada IPv6 ini terdapat pada header, serta peningkatan jumlah alamat IP dari 32 bit menjadi 128 bit. Masalah lain yang muncul adalah bagaimana melakukan transisi dari IPv4 ke IPv6 tanpa mengganggu jaringan yang sudah ada. Beberapa metode untuk mengatasi masalah tersebut yaitu : dual stack, tunneling dan translation. Perkembangan sistem operasi open source untuk penggunaan sebagai server semakin berkembang dengan adanya CentOS alias Community ENTerprise Operating System. CentOS adalah sebuah distro Linux yang diturunkan dari RHEL (Red Hat Enterprise Linux). Isi dari program CentOS sama dengan RHEL, drivers yang berfungsi di RHEL otomatis bisa berfungsi juga di CentOS. Meskipun keberadaan CentOS sangat tergantung pada Red Hat namun hal ini justru memberikan nilai tambah, karena Red Hat merupakan satu-satunya distro komersial Linux yang dipakai secara luas di masyarakat. GNS3 adalah sebuah program graphical network emulator yang dapat mensimulasikan topologi jaringan yang lebih kompleks, prinsip kerja dari GNS3 adalah mengemulasi Cisco IOS pada program operating system seperti Windows atau Linux, sehingga PC dapat berfungsi layaknya sebuah router atau switch. 1 Ananlisa performansi..., Irfan Setiadi, FT UI, 2012
FTP (File Transfer Protocol) adalah sebuah protokol Internet yang berjalan di dalam lapisan aplikasi yang merupakan standar untuk proses pertukaran file antar komputer dalam sebuah jaringan. Untuk melakukan pengunduhan (download) dan penggugahan (upload) berkasberkas komputer, harus terdiri dari komputer yang berfungsi sebagai klien FTP dan server FTP. Skripsi ini akan membangun suatu Jaringan LAN yang menggunakan PC sebagai router yang berbasiskan sistem operasi Linux CentOS dan memakai emulator GNS3. Kemudian akan dibandingkan performansi keduanya dengan menggunakan aplikasi FTP berdasarkan parameter delay dan transfer rate.
1.2. TUJUAN Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah : a) Melakukan perbandingan dan menganalisa performansi aplikasi FTP (File Transfer Protocol) berdasarkan parameter delay dan transfer rate dengan menggunakan emulator GNS3 dan PC Router yang diterapkan pada jaringan protokol IPv4 murni, IPv6 murni, serta menggunakan metode dual stack.
1.3. BATASAN MASALAH Penulisan skripsi ini difokuskan pada perbandingan performansi aplikasi FTP (File Transfer Protocol) antara penggunaan emulator GNS3 dan PC Router. Untuk menentukan hasil yang terbaik, maka penulisan ini terdiri dari batasan sebagai berikut: a) Sistem instalasi dan konfigurasi jaringan pada sisi server FTP b) Konfigurasi router menggunakan emulator GNS3 c) Konfigurasi PC router menggunakan sistem operasi Linux CentOS d) Melakukan analisa performansi aplikasi FTP pada jaringan protokol IPv4 murni, IPv6 murni dan menggunakan metode dual stack 2 Ananlisa performansi..., Irfan Setiadi, FT UI, 2012
e) Membandingkan performa dari aplikasi FTP digunakan parameter transfer rate dan time delay f) Pengambilan data dilakukan pada sisi FTP client dengan menggunakan aplikasi Network Protocol Analyzer (Wireshark)
1.4. METODOLOGI PENELITIAN 1.
Studi Literatur
Penulis menggunakan metode ini untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan penelitian yang penulis buat. Studi literatur ini mengacu pada buku-buku pegangan, data yang didapat dari internet, dan tugas akhir yang membahas tentang proyek yang penulis buat. 2.
Perancangan dan Pembuatan Jaringan Proses perancangan merupakan suatu proses perencanaan bagaimana jaringan server
ini akan bekerja. Berisi tentang proses perencanaan, instalasi dan konfigurasi jaringan. 3.
Pengujian Sistem
Proses pengujian dilakukan terhadap masing–masing jaringan menggunakan jenis protokol yang berbeda, dengan tujuan untuk melakukan perbandingan dan mengetahui kinerjanya. 4.
Analisa Penelitian Dari hasil pengujian dan pengambilan data kemudian dilakukan suatu analisa
sehingga dapat diambil suatu kesimpulan.
3 Ananlisa performansi..., Irfan Setiadi, FT UI, 2012
1.5. SISTEMATIKA PENULISAN Penulisan skripsi ini dibagi menjadi lima bab dengan pembagian sebagai berikut.
Bab I berisi tentang pendahuluan.
Bab II berupa dasar teori dan pembahasan referensi.
Bab III berisi tentang penjelasan rancangan, konfigurasi jaringan, metode pengambilan data.
Bab IV berisi analisa perbandingan antara IPv4 murni, IPv6 murni dan menggunakan metode dual stack.
Bab V berisi tentang kesimpulan dari skripsi.
4 Ananlisa performansi..., Irfan Setiadi, FT UI, 2012
BAB II INTERNET PROTOCOL DAN FILE TRANSFER PROTOCOL
2.1
PERKEMBANGAN INTERNET PROTOKOL VERSI 4 (IPV4) IPv4 adalah jenis pengalamatan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP yang
menggunakan protokol IP. Saat ini IPv4 digunakan sebagai standar pengalamatan di Internet maupun jaringan Intranet. IPv4 pertama kali dikembangkan pada awal tahun 1980, rancangan final protokol ini termuat dalam RFC 791 yang dikeluarkan oleh lembaga Internet Engineering Task Force (IETF) [1]. 2.1.1. PENGALAMATAN IPV4 IP versi 4 menggunakan 32 bit alamat yang mampu mengalamati sebanyak (232) atau sekitar 4 miliar host komputer di seluruh dunia. Setiap alamat bersifat unik, yang berarti setiap alamat host berbeda dengan alamat host lainnya. Seiring dengan perkembangan teknologi jaringan alamat IPv4 semakin berkurang, sehingga dikembangkan protokol baru yaitu IPv6. Pengalamatan IP mengikuti format IP address berdasarkan standar RFC 1166 (Internet Number) [2]. Alamat IPv4 dinyatakan dengan 32 bit yang dibagi menjadi 4 kelompok dan setiap kelompok dipisahkan oleh sebuah tanda titik. Berikut adalah contoh pengalamatan IPv4 : 00000001.00000011.00000001.00000010 Untuk memudahkan pembacaan, penulisan alamat dilakukan dengan menggunakan angka desimal, konversi alamat tersebut menjadi 1.3.1.2 Format alamat IPv4 terdiri dari 2 bagian, yaitu netid dan hostid. Netid menyatakan alamat jaringan, sedangkan hostid menyatakan alamat lokal. Berdasarkan hal tersebut IPv4 dibagi menjadi 5 kelas alamat dari kelas A sampai kelas E, seperti dijelaskan pada gambar 2.1 [3]. Kelas A : Menggunakan 7 bit alamat network dan 24 bit untuk alamat host.
5 Ananlisa performansi..., Irfan Setiadi, FT UI, 2012
Kelas B : Menggunakan 14 bit alamat network dan 16 bit untuk alamat host. Kelas C : Menggunakan 21 bit alamat network dan 8 bit untuk alamat host. Kelas D : Alamat ini digunakan untuk multicast Kelas E : Tidak umum digunakan, hanya untuk penelitian selanjutnya. Kesimpulannya adalah, kelas A digunakan untuk jaringan yang memiliki jumlah host yang sangat banyak, kelas C digunakan untuk jaringan kecil dengan jumlah maksimal 254 host.
Gambar 2.1 Pembagian Kelas IPv4 2.1.2. IP PRIVATE Penggunaan alamat pada jaringan Intranet digunakan jenis IP Private. Pengalamatan IP Private diatur dalam RFC 1918, standar ini menjelaskan penggunaan IP address yang harus unik secara global, jaringan yang menggunakan alamat tersebut tidak akan diroutingkan dalam internet [3]. Pembagian Alamat IP Private adalah : 10.0.0.0 : digunakan untuk jaringan kelas A 172.16.0.0 – 172.31.0.0 : digunakan untuk jaringan kelas B
6 Ananlisa performansi..., Irfan Setiadi, FT UI, 2012
192.168.0.0 – 192.168.255.0 : digunakan untuk jaringan kelas C
2.1.3.
STRUKTUR HEADER IPV4 [4]
Gambar 2.2 Struktur Header IPv4 Gambar 2.2 merupakan penjelasan dari struktur header IPv4 :
Version, merupakan versi Internet Protocol
Internet Header Length, merupakan panjang dari header Internet.
Type of Service, menandakan jenis layanan yang diinginkan oleh paket bersangkutan.
Total Length, merupakan panjang total paket IPv4 yang terdiri dari header dan data.
Identification, mengidentifikasikan nilai dari pengirim untuk proses fragmen data.
Flags, menandakan flag-flag untuk proses fragmentasi.
Fragment Offset, menunjukkan no urut data yang telah di fragmentasi.
Time to Live, jumlah jalur maksimal di mana paket IPv4 dapat berada di jaringan sebelum dibuang, memiliki satuan detik.
Protocol, mengidentifikasikan protokol yang digunakan. 7 Ananlisa performansi..., Irfan Setiadi, FT UI, 2012
Header Checksum, memberi kemampuan pengecekan error terhadap header IPv4.
Source Address, berisi 32 bit data yang menyimpan alamat pengirim.
Destination Address, berisi 32 bit data yang menyimpan alamat penerima.
Options + Padding, memungkinkan paket untuk meminta opsi layanan tambahan.
2.2
LATAR BELAKANG PEMAKAIAN IPv6 IP address digunakan sebagai alamat dalam hubungan antar host di internet sehingga
merupakan sebuah sistem komunikasi yang universal karena merupakan metode pengalamatan yang telah diterima di seluruh dunia. Penggunaan alamat IP adalah unik, artinya tidak dibolehkan menggunakan IP address yang sama dalam satu jaringan, dengan.menentukan alamat IP berarti telah diberikan identitas yang universal bagi setiap interface komputer. Apabila suatu komputer memiliki lebih dari satu interface (misalkan menggunakan dua ethernet) maka harus diberi dua alamat IP untuk komputer tersebut, masing-masing untuk setiap interfacenya. Perkembangan teknologi jaringan komputer dewasa ini semakin pesat seiring dengan kebutuhan masyarakat akan layanan yang memanfaatkan jaringan komputer. Pada sistem jaringan komputer, protokol merupakan suatu bagian yang paling penting. Protokol jaringan yang umum digunakan adalah IPv4, setelah IPv4 sukses penggunannya oleh para pengguna internet, kemudian timbul suatu permasalahan baru dimana IPv4 hanya dapat menampung pengguna internet sebanyak 4,3 milyar saja (232). Berdasarkan hal itulah Internet Engineering Task Force (IETF) mengeluarkan standart protokol baru yang dinamakan IP Next Generation (IPng) pada tahun 1996. IPng atau disebut juga IPv6 adalah suatu protokol layer ketiga terbaru yang diciptakan untuk menggantikan IPv4. Alasan utama dari penciptaan IPv6 ini adalah untuk mengoreksi masalah pengalamatan pada IPv4 dan bertujuan untuk memberikan pengalamatan yang lebih banyak dibandingkan dengan IPv4. Perubahan terbesar pada IPv6 ini adalah terdapat pada header, yaitu peningkatan jumlah alamat IP dari 32 bit menjadi 128 bit [5]. IPv6 mendukung
8 Ananlisa performansi..., Irfan Setiadi, FT UI, 2012
penyusunan alamat secara terstruktur, yang memungkinkan Internet terus berkembang dan menyediakan kemampuan routing baru yang lebih efisien dibandingkan pada IPv4. Tantangan utama yang dihadapi adalah bagaimana agar jaringan IPv6 yang sedang dikembangkan ini mampu berinteraksi dengan jaringan IPv4 yang sudah ada sebelumnya. Transisi IPv4 ke IPv6 merupakan hal yang tidak dapat dielakkan oleh semua kalangan, walaupun IPv4 tetap dapat digunakan, IPv6 memiliki versi desain berbeda dan memiliki keunggulan dibanding IPv4. Bagaimanapun juga mengubah infrastruktur Internet dunia dari protokol IPv4 ke IPv6 bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Pada masa transisi ini terdapat keadaan di mana jaringan internet yang sudah mengimplementasikan IPv6, berdampingan dengan jaringan
yang masih menggunakan IPv4 sebagai protokol Internetnya. Seiring dengan
bertumbuhnya inovasi-inovasi perangkat berteknologi baru, maka diharapkan mampu secara bertahap untuk memulai mengimplementasikan IPv6.
2.3
DASAR IPv6 IPv6 mempunyai format alamat dan header yang berbeda dengan IPv4, sehingga secara
langsung IPv4 tidak bisa interkoneksi dengan IPv6. Hal ini tentunya akan menimbulkan masalah pada implementasi IPv6 pada jaringan internet IPv4 yang telah ada sebelumnya. Sebagai solusi masalah implementasi IPv6 ini Internet Engineering Task Force (IETF) telah mengembangkan beberapa strategi dan mekanisme transisi untuk memastikan integrasi IPv6 ke dalam infrastruktur IPv4 berjalan dengan baik. Berikut adalah penjelasan tentang IPv6 2.3.1. STRUKTUR HEADER IPv6 [6] IPv6 memiliki kelebihan jika dibanding dengan IPv4. IPv6 memiliki beberapa fitur yang mampu mengantisipasi perkembangan aplikasi masa depan dan mengatasi kekurangan yang dimiliki pendahulunya. Paket IPv6 terdiri dari komponen berikut :
9 Ananlisa performansi..., Irfan Setiadi, FT UI, 2012
A. Header IPv6 Header IPv6 berukuran 40 bytes. Header ini merupakan penyederhanaan dari header IPv4 dengan menghilangkan bagian yang tidak diperlukan dan menambahkan bagian yang menyediakan dukungan yang lebih baik. Beberapa perbandingan dari header IPv4 dan IPv6 : a. Jumlah header field berkurang dari 12 pada header IPv4 menjadi 8 pada header IPv6. b. Jumlah header field yang harus diproses oleh intermediate router turun dari 6 menjadi 4, menjadikan proses forwarding paket IPv6 lebih efisien. c. Header field yang jarang terpakai seperti fields supporting fragmentation dan option pada header IPv4 dipindahkan ke extension header IPv6. d. Ukuran header IPv6 bertambah dua kalinya, yaitu dari 20 bytes pada header minimum IPv4 menjadi sebesar 40 bytes. e. Ukuran header IPv6 untuk pengalamatan menjadi 4 kali lebih panjang dari IPv4 (dari 32 bit menjadi 128 bit) hal ini menyebabkan keuntungan yaitu tersedianya jumlah alamat yang jauh lebih besar. Panjang totalnya adalah 128-bit, yang secara teoritis dapat mengalamati hingga 2128= 3,4 x 1038 host komputer di seluruh dunia.
Gambar 2.3 Struktur header IPv6
10 Ananlisa performansi..., Irfan Setiadi, FT UI, 2012
Berikut adalah penjelasan dari struktur header IPv6, sesuai gambar 2.3 :
Version (4-bit), mengindikasikan versi Internet Protocol, bernilai 6.
Traffic Class (8-bit), mengindikasikan kelas prioritas paket.
Flow Label (20-bit), digunakan pengirim untuk memberi urutan rangkaian paket-paket.
Payload Length (16-bit), merupakan panjang data yang dibawa setelah header.
Next Header (8-bit), mengidentifikasikan tipe header selanjutnya setelah header IPv6 utama.
Hop Limit (8-bit), merupakan jumlah jalur maksimal di mana paket IPv6 dapat berjalan sebelum dibuang.
Source Address (128-bit), menyimpan alamat pengirim.
Destination Address (128-bit), menyimpan alamat penerima.
B. Extension headers Header dan extension header pada IPv6 ini menggantikan header pada IPv4. Tidak seperti pada IPv4, extension headers IPv6 tidak memiliki ukuran maksimum dan dapat diperluas untuk melayani kebutuhan komunikasi data di IPv6. Jika pada header IPv4 semua option akan dicek dan diproses, maka pada extension headers IPv6 hanya ada satu yang harus diproses yaitu Hop-by-Hop Options. Hal ini akan meningkatkan kecepatan pemrosesan header IPv6 dan meningkatkan kinerja forwarding paket IPv6. Extension header yang harus didukung oleh setiap titik IPv6 yaitu : - Hop-by-Hop Options header - Destination Options header - Routing header - Fragment header 11 Ananlisa performansi..., Irfan Setiadi, FT UI, 2012
- Authentication header - Encapsulating Security Payload header
2.3.2. PENGALAMATAN IPv6 [7] Perbedaan yang paling mendasar antara IPv4 dan IPv6 adalah jumlah pengalamatannya yang jauh lebih besar. IPv4 terdiri dari 32 bit, sedangkan IPv6 terdiri dari 128 bit. 32 bit dapat digunakan untuk mengalamatkan 232 (4.294.967.296) alamat, sedangkan 128 bit dapat digunakan untuk memberikan alamat sebesar 2128 kira-kira sekitar 3,4 x 1038 alamat. Sebanyak 128 bit tersebut akan digunakan 64 bit untuk routing global dan internal yang disebut sebagai routing prefix, sisa 64 bit dari alamatlah yang akan menunjukkan sebuah host pada suatu subnet yang disebut sebagai host identifier. Alamat pada IPv6 direpresentasikan dalam 8 blok dengan format hexadecimal (0–F). Berdasarkan 128 bit yang ada, dilakukan pemotongan menjadi 8 blok sama besar, masingmasing terdiri dari 16 bit menggunakan 4 nomor hexadecimal dan dipisahkan oleh titik dua (:). Aturan penomoran ini berdasarkan standar RFC 3513, berikut adalah penjelasan lebih lanjut : Binernya : 0010000111011010000000001101001100000000000000000010111100111011 0000001010101010000000001111111111111110001010001001110001011010 Setelah dibagi 8 blok menjadi : 0010000111011010 : 0000000011010011 : 0000000000000000 : 0010111100111011 0000001010101010 : 0000000011111111 : 1111111000101000 : 1001110001011010 Dirubah dalam bentuk Heksa Desimalnya : 21DA:00D3:0000:2F3B:02AA:00FF:FE28:9C5A
12 Ananlisa performansi..., Irfan Setiadi, FT UI, 2012
Alamat pada IPv6 dapat disederhanakan dengan menghilangkan angka 0 yang berada didepan dengan syarat setiap blok harus memiliki minimal 1 digit. Setelah disederhanakan, maka alamat IPv6 tersebut diatas akan menjadi : 21DA:D3:0:2F3B:2AA:FF:FE28:9C5A Alamat IPv6 dapat disederhanakan dengan melakukan zero compression, yaitu suatu metode menghilangkan 0 jika terdapat deretan 0 dengan panjang per 16 bit. Deretan 0 yang panjang ini kemudian diganti dengan symbol “::”. Contoh : FF02:0:0:0:0:0:0:2 menjadi FF02::2 Penggunaan huruf hexadecimal menggunakan format case-insensitive, yaitu tidak terpengaruh dengan ukuran huruf kapital maupun huruf kecil. Contoh : AB09 bernilai sama dengan ab09
2.3.3. FITUR IPv6 Sebagai teknologi penerus dari IPv4, IPv6 mempunyai berbagai fitur baru untuk mengatasi berbagai keterbatasan pengalamatan menggunakan IPv4 dan menambah beberapa kemampuan baru. Beberapa fitur IPv6 ini antara lain sebagai berikut : •Memiliki format header baru Header pada IPv6 memiliki format baru yang didesain untuk menjaga agar overhead header minimum, dengan menghilangkan field-field yang tidak diperlukan serta beberapa field opsional yang ditempatkan setelah header IPv6. Header IPv6 sendiri besarnya adalah dua kali dari besar header dari IPv4.
13 Ananlisa performansi..., Irfan Setiadi, FT UI, 2012
•Range alamat yang sangat besar IPv6 memiliki 128-bit atau 16-byte untuk masing-masing alamat IP source dan destination, sehingga secara logika IPv6 dapat menampung sekitar 3.4 x 10 38 kemungkinan kombinasi alamat. Jumlah alamat sebesar ini sudah cukup untuk keperluan masa mendatang sehingga teknologi semacam NAT pada IPv4 sudah tidak perlu lagi digunakan. •Pengalamatan secara efisien Alamat global dari IPv6 yang digunakan pada porsi IPv6 di Internet, didesain untuk menciptakan
infrastruktur
routing
yang
efisien,
hierarkis,
dan
mudah
dipahami oleh pengembang. • Konfigurasi pengalamatan secara stateless dan statefull Pada teknologi IPv6, sebuah node yang memerlukan alamat bisa secara otomatis mendapatkannya dari router IPv6 ataupun cukup dengan mengkonfigurasi dirinya sendiri dengan alamat IPv6 tertentu tanpa perlu adanya DHCP server seperti pada IPv4. Hal ini penting bagi kesuksesan teknologi pengalamatan masa depan karena nanti akan semakin banyak node yang akan terkoneksi. IPv6 mendukung konfigurasi pengalamatan secara statefull, seperti konfigurasi alamat menggunakan server DHCP, atau secara stateless yang tanpa menggunakan server DHCP. Pada konfigurasi stateless, host secara otomatis mengkonfigurasi dirinya sendiri
dengan
alamat
IPv6 untuk link yang disebut
dengan alamat link-lokal dan alamat yang diturunkan dari prefik yang ditransmisikan oleh router local. •Built-in security Jika pada IPv4 fitur IPsec hanya bersifat opsional maka pada IPv6 fitur IPsec ini menjadi spesifikasi standar. Paket IPv6 sudah bisa secara langsung diamankan pada layer network. IPsec memberikan dukungan terhadap keamanan jaringan dan menawarkan interoperabilitas antara implementasi IPv6 yang berbeda. 14 Ananlisa performansi..., Irfan Setiadi, FT UI, 2012
• Dukungan yang lebih baik dalam hal QoS Pada header IPv6 terdapat trafik yang di identifikasi menggunakan field Flow Label, sehingga dukungan QoS dapat tetap diimplementasikan meskipun payload paket terenkripsi melalui IPsec. • Protokol baru untuk interaksi node Pada IPv6 terdapat Protokol Neighbor Discovery yang menggantikan Address Resolution Protokol. Adanya protokol baru misalnya Network Discovery dengan komunikasi multicast dan unicast yang efisien bisa menggantikan komunikasi broadcast ARP untuk menemukan neighbor dalam jaringan. • Ekstensibilitas IPv6 dapat dengan mudah dikembangkan fitur baru dengan menambahkan header ekstensi setelah header IPv6.
2.4 MEKANISME TRANSISI IPv4 KE IPv6 Mayoritas penggunaan teknologi internet pada saat ini memakai protokol IPv4, sehingga infrastruktur yang digunakan sekarang memiliki kendala untuk melakukan transisi protokol dari IPv4 ke IPv6. Sebagai lembaga yang mengatur masalah tersebut, IETF (Internet Engineering Task Force) telah membentuk tim untuk mengatasi proses transisi dari IPv4 ke IPv6 yaitu IETF IPng Transition (ngtrans) [8]. Tujuan pembuatan mekanisme transisi ini supaya paket IPv6 dapat dilewatkan pada jaringan IPv4 yang telah ada ataupun sebaliknya. Proses transisi dari IPv4 ke IPv6 dilakukan secara bertahap sehingga tidak mengganggu jaringan yang telah berjalan sebelumnya. Selama proses transisi, jaringan IPv4 dan IPv6 harus dapat saling berkomunikasi tanpa mengurangi kehandalannya. Mekanisme transisi secara umum didefinisikan sebagai sekumpulan teknik yang dapat diimplementasikan oleh node IPv6 untuk dapat kompatibel dengan node IPv4 yang sudah eksis sebelumnya. Berikut adalah beberapa mekanisme yang dikembangkan untuk transisi dari IPv4 ke IPv6 : 15 Ananlisa performansi..., Irfan Setiadi, FT UI, 2012
Dual-IP-Layer / Dual-stack
Pada mekanisme dual-stack, sebuah node akan dilengkapi dengan dua jenis protokol IP. Cara untuk melakukan proses transisi dari IPv4 ke IPv6 adalah masing-masing IPv4/IPv6 node akan diberikan alamat IPv4 dan IPv6 sekaligus pada satu perangkat. Perangkat tersebut harus dapat berkomunikasi dengan menggunakan IPv4 dan IPv6, selain itu perangkat ini juga harus dapat menjalankan aplikasi untuk IPv4 dan IPv6.
Tunneling
Tunneling disebut juga sebagai enkapsulasi, yaitu mekanisme yang menggunakan tunnel traffic antara dua titik melalui proses enkapsulasi
dan
melewatkannya di atas
jaringan IPv4.
Mekanisme ini digunakan ketika dua node yang menggunakan protokol yang sama ingin berkomunikasi menggunakan jalur yang dimiliki protokol lain. Ada dua jenis tunneling, yaitu secara otomatis (automatic tunneling) dan secara terkonfigurasi (configured tunneling). 2.5 FILE TRANSFER PROTOCOL (FTP) Protokol TCP/IP memiliki beberapa aplikasi, terutama yang berhubungan dengan memodifikasi file, salah satunya adalah FTP yang merupakan protokol internet untuk melakukan pengunduhan (download) dan penggugahan (upload) berkas-berkas komputer. FTP merupakan protokol yang mengacu pada standar RFC 959 dan diupdate dengan RFC 2228 – FTP security extention [9]. FTP menggunakan koneksi berbasis connection-oriented, sehingga dari kedua sisi harus memiliki koneksi TCP/IP, FTP terdiri dari sebuah client dan sebuah server, untuk dapat melakukan pertukaran data diperlukan aplikasi yang memberikan akses untuk melakukan pertukaran data antara dua komputer. Proses pertukaran data ini dapat terjadi antara komputer yang berbentuk mainframe dan sebuah komputer di jaringan lokal atau transfer data dapat terjadi dari komputer ke server FTP melalui jaringan internet. FTP merupakan aplikasi yang berguna karena aplikasi ini menyediakan akses kepada user untuk mengakses data yang tersimpan pada server tersebut, dan dapat diakses oleh beberapa komputer secara bersamaan. Sebuah server FTP diakses dengan menggunakan Universal Resource Identifier (URI) dengan menggunakan format ftp://namaserver. Klien FTP dapat menghubungi server FTP dengan membuka URI tersebut. 16 Ananlisa performansi..., Irfan Setiadi, FT UI, 2012
FTP server adalah sebuah server yang menjalankan aplikasi untuk memberikan layanan download dan upload file antar jaringan (TCP/IP) yang memanfaatkan File Transfer Protocol (FTP). Macam – macam software pembangun FTP server diantaranya adalah FTPd, pro-FTPd, Wu-FTPd, ftpX, Troll-FTPd. FTP klien merupakan aplikasi yang dapat mengeluarkan perintah-perintah FTP ke sebuah server FTP, Perintah-perintah FTP dapat digunakan untuk mengubah direktori, mengubah modus transfer antara biner dan ASCII, menggugah berkas komputer ke server FTP, serta mengunduh berkas dari server FTP. FTP klien terdapat ( terinstall ) pada komputer user, sehingga dapat melakukan proses pertukaran data ke server yang memberikan akses FTP ( FTP-server). FTP klien dapat berjalan pada platform windows dan unix, berikut adalah beberapa contoh FTP klien. •
FTP klien Under Windows: Cute FTP, WS_FTP, Get Right, Go!zilla, Coffe Cup,Kazza
•
FTP klien Under UNIX : telnet, axyFTP, wget, caitoo, cftp, curl, downloader, moxftp
Selain menggunakan aplikasi tersebut, akses FTP bisa juga dilakukan dengan menggunakan Web Browser (Mozilla Firefox).
2.5.1. CARA KERJA FTP FTP menggunakan TCP sebagai protokol transport. FTP server menerima koneksi pada port 20 dan 21, pada kedua sisi jaringan aplikasi FTP dilengkapi dengan protocol interpreter (PI), data transfer process (DTP), dan tampilan antar muka. Proses transfer data pada FTP memiliki dua alur. Alur yang pertama adalah proses transfer data dari komputer lokal ke komputer server yang menyediakan akses FTP, proses ini di kenal sebagai proses upload, sedangkan proses transfer data dari komputer server remote ke komputer local dinamakan prosess download. Gambar 2.4 menunjukkan proses awal dari komunikasi data antar server dan klien sampai terjadinya proses pertukaran data antar komputer.
17 Ananlisa performansi..., Irfan Setiadi, FT UI, 2012
Gambar 2.4 Proses Transfer Data FTP FTP menggunakan protokol Transmission Control Protocol (TCP) untuk komunikasi data antara klien dan server, sehingga di antara kedua komponen tersebut akan dibuat sebuah sesi komunikasi sebelum transfer data dimulai. Sebelum membuat koneksi, port TCP nomor 21 di sisi server akan "mendengarkan" percobaan koneksi dari sebuah klien FTP yang kemudian akan digunakan sebagai port pengatur (control port) [10], beberapa fungsi dari control port adalah : 1.
Membuat sebuah koneksi antara klien dan server,
2.
Mengizinkan klien untuk mengirimkan sebuah perintah FTP kepada server
3.
Mengembalikan respons server berdasarkan perintah dari klien
18 Ananlisa performansi..., Irfan Setiadi, FT UI, 2012
Apabila koneksi kontrol telah dibuat, maka server akan mulai membuka TCP port 20 untuk membentuk sebuah koneksi baru dengan klien dan mentransfer data yang sedang dipertukarkan saat melakukan pengunduhan dan penggugahan. FTP hanya menggunakan metode autentikasi standar, yakni menggunakan username dan password yang dikirim dalam bentuk tidak terenkripsi. Pengguna terdaftar dapat menggunakan username dan password-nya untuk mengakses, melakukan pengunduhan (download) dan penggugahan (upload) berkas-berkas yang dikehendaki. FTP sebenarnya tidak aman untuk melakukan tukar menukar file antar jaringan karena tidak adanya proses enkripsi terlebih dahulu. FTP dalam melakukan transfer data menggunakan metode Clear Text dimana user, password dan data yang dikirim dapat dengan mudah untuk dilihat (sniff) oleh sebuah progam aplikasi seperti protocol analyzer misalnya WireShark. Meskipun demikian ada cara lain yang dapat di gunakan untuk membuat proses tukar menukar file dengan menggunakan FTP menjadi aman, yaitu dengan menggunakan SFTP (SSH FTP) yaitu FTP berbasis SSH atau juga dengan FTPS yaitu FTP yang di bungkus dengan protocol SSL ( FTP Over SSL). 2.5.2. AKSES FTP Untuk dapat mengakses server FTP, pengguna dibedakan berdasarkan hak aksesnya menjadi dua jenis, yaitu :
FTP User FTP user artinya data dalam server FTP dapat diakses dan memiliki ijin, karena FTP user
membutuhkan suatu autentifikasi bila akan mengakses ke dalam server. Pada umumnya pengguna yang telah terdaftar memiliki akses penuh terhadap beberapa direktori, sehingga pengguna dapat membuat berkas, membuat direktori, dan bahkan menghapus berkas. Format dari FTP user adalah : ftp://
[email protected]
FTP anonymous Anonymous FTP adalah cara untuk mengakses FTP
tanpa menggunakan
proses
autentifikasi pada pengguna. Sehingga siapa pun pengguna bisa melakukan login ke server FTP, 19 Ananlisa performansi..., Irfan Setiadi, FT UI, 2012
tetapi fiturnya terbatas hanya untuk mengambil suatu file. Pada umumnya untuk dapat login ke server FTP dengan menggunakan nama pengguna anonymous dan password yang diisi dengan menggunakan alamat e-mail. Contoh
FTP anonymous adalah : ftp://ftp5.freebsd.org,
ftp://ftp.tucows.com
2.5.3. PERINTAH – PERINTAH DASAR FTP Beberapa perintah ( command) yang sering digunakan oleh user dalam melakukan proses ftp adalah sebagai berikut :
open (memulai ftp dan mengkoneksikan ftp ke server dari prompt ftp)
nlist, dir, ls (melihat daftar dari file – file yang ada di ftp server).
cd (berpindah direktori secara hirarki pada direktori ftp-server).
pwd (memberikan informasi kepada user/ client di direktori aktif mana dia berada pada ftp –server).
lls, lcd, lpwd (perintah yang digunakan untuk memberikan informasi di direktori aktif mana user berada pada komputer lokal)
get (perintah ini digunakan untuk mengambil file (download ) dari ftp-server ke komputer local).
put (perintah ini digunakan jika user ingin melakukan penggugahan ( upload) data ke ftpserver, dari komputer host ke komputer server.
mput/mget (perintah ini dipakai bila ingin mengambil dan menaruh beberapa data secara langsung)
prompt set prompt secara interaktif; “on” adalah bentuk prompt yang lebih aman, dalam mode ini setiap multiple perintah di verifikasi, “off” dalam mode ini setiap perintah seperti diragukan.
20 Ananlisa performansi..., Irfan Setiadi, FT UI, 2012
ascii/binary melakukan transfer data dalam bentuk format file ascii (text) atau secara binary ( terkompile dalam bahasa mesin)
quit mengakhiri dan memutuskan hubungan ftp dari komputer host ke komputer server ( Connection Loss)
2.6
PROSES ROUTING Semakin berkembangnya teknologi jaringan, maka diperlukan suatu protokol yang
mampu untuk membuat rute untuk meneruskan data dari satu jaringan ke jaringan lainnya. Router berdasarkan model referensi ISO berada pada layer network, fungsi utama dari layer network adalah pengalamatan dan routing [11]. Routing bertanggung jawab membawa data melewati sekumpulan jaringan dengan cara memilih jalur terbaik untuk dilewati data. Untuk topologi jaringan, router dilambangkan dengan simbol seperti pada gambar 2.5.
Gambar 2.5 Simbol Router Tugas Routing akan dilakukan oleh perangkat jaringan yang disebut sebagai Router. Jenis router antara lain dapat berupa komputer yang difungsikan sebagai Router (PC Router) atau perangkat khusus yang dirancang oleh vendor sebagai Router (Cisco). Tugas router meneruskan data menggunakan routing protokol, sedangkan data diatur oleh Routed Protocol. Supaya Router bisa meneruskan data, komputer pada jaringan tersebut harus menugaskan router, penugasan dilakukan dengan cara setting default gateway komputer mengarah ke router. 2.6.1.
IP ROUTING
Fungsi utama dari sebuah IP adalah IP routing. Fungsi ini memberikan mekanisme pada router untuk menghubungkan beberapa jaringan fisik yang berbeda. Ada 2 tipe IP routing yaitu : 21 Ananlisa performansi..., Irfan Setiadi, FT UI, 2012
Direct Routing
Apabila host dengan tujuan berada dalam satu jaringan, maka data akan langsung dikirimkan dengan mengenkapsulasi IP datagram pada layer physical.
Indirect Routing
Apabila ingin mengirimkan suatu data ketujuan lain yang berada di jaringan berbeda dengan host, maka dibutuhkan satu alamat IP yang akan digunakan sebagai IP gateway. Alamat pada gateway disebut indirect route dalam algoritma IP routing.
Gambar 2.6 Contoh IP Routing Pada gambar 2.6 host C memiliki direct route terhadap Host B dan D, sedangkan terhadap host A memiliki indirect route melalui gateway B 2.7. GRAPHICAL NETWORK SIMULATOR 3 (GNS3) GNS3 adalah sebuah program network simulator grafis yang memungkinkan pengguna melakukan simulasi jaringan yang kompleks pada sebuah PC [12]. Program ini dapat dijalankan pada beberapa sistem operasi seperti Windows XP atau Linux Ubuntu. Untuk dapat menggunakan program ini diperlukan beberapa aplikasi tambahan, yaitu :
Dynamips, Cisco IOS emulator.
Qemu, sumber generik dan membuka mesin emulator dan virtualizer. 22 Ananlisa performansi..., Irfan Setiadi, FT UI, 2012
VirtualBox, software virtualisasi Prinsip kerja dari GNS3 adalah mengemulasi CISCO IOS pada komputer, sehingga
membuat PC dapat berfungsi layaknya sebuah router atau switch. Pada GNS3 pengguna dapat menggunakan perintah ( command ) yang umum dipakai saat melakukan seting Cisco router, selain itu juga dapat melihat proses routingnya dan dapat mengakses beberapa parameter yg disupport oleh IOS tersebut. Banyak hal yang dapat diperoleh dari aplikasi GNS3 ini, di antaranya :
Mampu membuat jaringan secara graphical dari yang sederhana sampai yang kompleks
Mampu mensimulasi PC/ Komputer melalui jaringan cloud
Mampu mensimulasi secara nyata router Cisco, sehingga pengguna dapat belajar tentang routing dengan Cisco router
Bermanfaat untuk setup jaringan, sebelum mengaplikasikan seting pada jaringan nyata bisa memakai simulator ini untuk proses pengujiannya
Memudahkan bagi yang ingin belajar tentang jaringan, TCP/IP, subnetting, routing dan hal yang berhubungan dengan jaringan.
23 Ananlisa performansi..., Irfan Setiadi, FT UI, 2012
BAB III PERANCANGAN JARINGAN
3.1. TOPOLOGI JARINGAN Pada pengujian ini dipakai dua buah skenario konfigurasi jaringan yang akan digunakan untuk melakukan perbandingan antara emulator GNS3 dan menggunakan PC Router, berikut adalah penjelasannya : 1.
Menggunakan Emulator GNS3 Membuat jaringan lokal digunakan tiga buah laptop, dimana penggunaannya sebagai
emulator GNS3, FTP Server, dan sebagai FTP Client. Pada laptop untuk emulator digunakan sistem operasi Windows XP ditambah dengan aplikasi GNS3, pada FTP Server digunakan sistem operasi Windows XP dengan aplikasi FTP Server berupa Xlight FTP Server, sedangkan pada FTP Client digunakan sistem operasi Windows XP. Pada FTP Server memiliki satu ethernet interface, sedangkan di emulator GNS3 menggunakan dua buah ethernet interface dan satu buah ethernet interface yang terdapat pada FTP Client. Setiap laptop dihubungkan dengan kabel LAN dengan konektor RJ-45 dan konfigurasi pengkabelan dengan pola cross-connect. Gambar 3.1 adalah topologi jaringan yang akan digunakan :
` FTP Server
` Emulator GNS3
FTP Client
Gambar 3.1 Topologi Jaringan Menggunakan Emulator GNS3
24 Ananlisa performansi..., Irfan Setiadi, FT UI, 2012
2.
Menggunakan PC Router Membuat jaringan lokal dipakai tiga buah laptop, dimana penggunaannya sebagai PC
router, FTP Server, dan sebagai FTP Client. Pada laptop yang berfungsi sebagai PC router digunakan sistem operasi Linux Centos versi 5, pada FTP Server digunakan sistem operasi Windows XP dengan aplikasi FTP Server berupa Xlight FTP Server, sedangkan pada FTP Client digunakan sistem operasi Windows XP. Gambar 3.2 adalah topologi jaringan PC router :
`
`
FTP Server
PC Router
FTP Client
Gambar 3.2 Topologi Jaringan Menggunakan PC Router
3.2. KONFIGURASI JARINGAN Pengujian jaringan menggunakan dua jenis protokol yang berbeda, yaitu IPv4 murni, IPv6 murni, serta menggunakan transisi dengan menggunakan metode dual-stack. Berikut adalah konfigurasi untuk masing-masing protokol yang digunakan : 3.2.1. Konfigurasi Jaringan IPv4 Murni Pada konfigurasi ini, semua perangkat diatur hanya untuk mendukung sistem protokol IPv4. Setiap interface jaringan diberikan sebuah alamat IPv4 static yang telah ditentukan. Topologi untuk konfigurasi jaringan IPv4 murni ditunjukkan pada gambar 3.3
25 Ananlisa performansi..., Irfan Setiadi, FT UI, 2012
Gambar 3.3 Konfigurasi Jaringan IPv4 murni Fungsi dari tiap-tiap komponen pada gambar 3.3 adalah sebagai berikut : 1. FTP Server, berfungsi untuk melayani permintaan layanan FTP dari FTP client 2. Emulator GNS3, berfungsi sebagai router yang menghubungkan antara jaringan FTP Server dan FTP client 3. FTP Client, berfungsi untuk meminta layanan FTP dari server FTP dan digunakan untuk mengambil data melalui aplikasi wireshark.
3.2.2. Konfigurasi Jaringan IPv6 Murni Pada konfigurasi ini, semua perangkat diatur hanya untuk mendukung sistem protokol IPv6. Setiap interface jaringan diberikan sebuah alamat IPv6 static yang telah ditentukan. Topologi untuk konfigurasi jaringan IPv6 murni ditunjukkan pada gambar 3.4
26 Ananlisa performansi..., Irfan Setiadi, FT UI, 2012
Gambar 3.4 Konfigurasi Jaringan IPv6 murni 3.2.3. Konfigurasi Jaringan dengan metode dual-stack Pada konfigurasi ini digunakan metode dual-stack, yang memungkinkan FTP Server dan FTP Client dapat saling berhubungan walaupun menggunakan sistem protokol yang berbeda (IPv4 dan IPv6). Hal ini dimungkinkan dengan mengkonfigurasi PC Router maupun emulator GNS3 sebagai router NAT-PT. Topologi untuk konfigurasi jaringan dual-stack ditunjukkan pada gambar 3.5
Gambar 3.5 konfigurasi jaringan dual-stack 27 Ananlisa performansi..., Irfan Setiadi, FT UI, 2012
Ketiga komputer pada sistem interkoneksi ini menggunakan konfigurasi dengan ketentuan sebagai berikut:
Pada interface jaringan FTP server diberikan sebuah alamat IPv4 static yang telah ditentukan.
Pada interface PC router terdapat dua setting alamat, yaitu IPv4 dan IPv6.
Pada sisi FTP client digunakan alamat IPv6 static yang telah ditentukan.
3.3. APLIKASI YANG DIGUNAKAN Pada pengujian jaringan ini digunakan beberapa program aplikasi tambahan untuk membantu pelaksanaan ujicoba. Berikut adalah penjelasan dari aplikasi yang dipakai :
Centos, sistem operasi berbasis Linux yang digunakan pada PC router
GNS3, aplikasi emulator yang berfungsi menjadikan PC sebagai router, untuk pengujian ini menggunakan router Cisco seri 3700
Wireshark, adalah aplikasi Network Analyzer yang digunakan untuk menganalisa kinerja jaringan.
Xlight FTP Server, aplikasi untuk menjalankan FTP Server yang bisa mendukung protokol IPv4 dan IPv6.
TfGen traffic generator, yaitu aplikasi untuk generator bandwidth.
DU Meter, aplikasi pengukur bandwith yang digunakan untuk download dan upload serta melihat traffic.
Cisco Packet Tracer, merupakan aplikasi simulator untuk menguji konfigurasi suatu jaringan
28 Ananlisa performansi..., Irfan Setiadi, FT UI, 2012
3.4. METODE PENGAMBILAN DATA Proses pengambilan data dilakukan dengan menggunakan dua konfigurasi yang berbeda, yaitu menggunakan emulator GNS3 dan PC router. Untuk tiap konfigurasi menggunakan tiga jenis protokol yang berbeda, yaitu IPv4, IPv6, dan metode transisi dengan menggunakan dualstack. Pengambilan data tersebut bertujuan untuk membandingkan kinerja interkoneksi antara jaringan IPv4, jaringan IPv6 dan menggunakan mekanisme dual-stack, serta menganalisa kinerja masing-masing protokol. Data yang akan dianalisa yaitu berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk proses transfer data (delay) dan rata-rata kecepatan transfer data tersebut (transfer rate), sehingga dapat dilihat perbandingan kinerjanya melalui tabel dan grafik. Pengambilan data dilakukan dengan melakukan pengunduhan data dari FTP server oleh FTP client, pada sisi FTP client akan dilakukan capture proses transfer data oleh aplikasi wireshark. Jenis file yang akan dilakukan pengujian adalah sebagai berikut :
File1.mp3 dengan ukuran sebesar 9561 KB
File2.rar dengan ukuran sebesar 12060 KB
File3.pdf dengan ukuran sebesar 13409 KB
File4.iso dengan ukuran sebesar 103424 KB
Pemilihan jenis file tersebut dikarenakan jenis file tersebut biasa diunduh melalui jaringan internet maupun melalui FTP server, sedangkan untuk file .iso dipilih karena ukurannya yang besar, sehingga dapat dilihat proses transfer data berjalan stabil atau tidak. Proses pengambilan data dilakukan sebanyak 10 kali untuk masing-masing file menggunakan jenis protokol yang berbeda, yaitu IPv4, IPv6, dan metode transisi dengan menggunakan dual-stack. Pengambilan data ini dilakukan dengan menggunakan dua konfigurasi yang berbeda, yaitu menggunakan emulator GNS3 dan PC router, sehingga total data yang di capture sebanyak 240 kali pengambilan data.
29 Ananlisa performansi..., Irfan Setiadi, FT UI, 2012
BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA
4.1
ANALISA JARINGAN Proses pengujian dan pengambilan data dipakai jaringan ujicoba dengan menggunakan jaringan lokal (intranet) dengan konfigurasi menggunakan emulator GNS 3 dan PC router. Jaringan tersebut menggunakan jenis protokol IPv4 dan IPv6 serta menggunakan metode transisi dual-stack. Jaringan ujicoba ini menggunakan tiga buah laptop, yang berfungsi sebagai FTP server, router, dan FTP client. Pada setiap PC digunakan perangkat ethernet card untuk menghubungkan antar node sehingga dapat saling terkoneksi, host FTP server dan FTP client menggunakan satu buah ethernet card, sedangkan pada router menggunakan dua buah ethernet card. Jaringan tersebut dihubungkan melalui kabel LAN dengan konfigurasi crossover. Ujicoba jaringan ini menggunakan dua skenario, yaitu menggunakan emulator GNS3 dan PC router, pada pengujian menggunakan emulator GNS3 digunakan sistem operasi Windows XP ditambah dengan menggunakan aplikasi GNS3, sedangkan pada PC router digunakan sistem operasi Linux Centos. Pada FTP server dan FTP client juga digunakan sistem operasi Windows XP, sebagai aplikasi FTP server digunakan Xlight FTP server yang mendukung protokol IPv4 dan IPv6. Untuk proses pengambilan data dilakukan pada sisi FTP client dengan menggunakan aplikasi wireshark.
4.2
HASIL PENGAMBILAN DATA Proses pengambilan data dilakukan dengan melakukan pengunduhan data dari FTP server oleh FTP client, untuk melakukan capture data digunakan aplikasi wireshark. Hasil-hasil pengukuran kinerja protokol IPv4, IPv6 dan transisi dual stack kemudian akan dianalisis dengan cara membandingkannya dengan menggunakan konfigurasi emulator GNS3 dan PC router. Parameter yang dibandingkan adalah lama waktu yang dibutuhkan untuk mengirimkan data dalam satuan waktu (s) dan kecepatan rata-rata proses transfer data dalam satuan kbps (kilobit/s). 30 Ananlisa performansi..., Irfan Setiadi, FT UI, 2012
Dari hasil perbandingan tersebut diharapkan dapat terlihat perbedaan kinerja di antara beberapa konfigurasi sistem pengujian. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh perbedaan fitur yang menyertai masing-masing konfigurasi dan juga perbedaan struktur header masingmasing protokol Internet. Jenis file yang akan dilakukan pengujian adalah sebagai berikut :
File1.mp3 dengan ukuran sebesar 9561 KB
File2.rar dengan ukuran sebesar 12060 KB
File3.pdf dengan ukuran sebesar 13409 KB
File4.iso dengan ukuran sebesar 103424 KB
Pemilihan jenis file tersebut dikarenakan jenis file tersebut biasa diunduh melalui jaringan internet maupun melalui FTP server, sedangkan untuk file .iso dipilih karena ukurannya yang besar, sehingga dapat dilihat proses transfer data berjalan stabil atau tidak. Pengolahan data dilakukan dengan mencari rata-rata dari 10 kali percobaan menggunakan berbagai macam protokol dan konfigurasi, kemudian data tersebut akan dibandingkan untuk dianalisa performanya. Berikut adalah hasil pengambilan data tersebut.
Tabel 4.1 Hasil rata-rata delay (s) File1.mp3 File2.rar File3.pdf File4.iso IPv4 GNS3 2:06 2:31 2:55 18:29 IPv6 GNS3 1:13 1:34 1:47 14:05 DUAL STACK GNS3 1:05 1:26 1:29 13:29 IPv4 PC Router 0:22 0:34 0:24 2:20 IPv6 PC Router 0:15 0:08 0:06 0:25 DUAL STACK PC Router 0:09 0:07 0:07 0:23 Tabel 4.2 Hasil rata-rata transfer rate (kbps) File1.mp3
File2.rar
File3.pdf
File4.iso
IPv4 GNS3
761.65
757.44
760.66
774.67
IPv6 GNS3
994.87
998.23
998.02
989.254
DUAL STACK GNS3
1013.31
1025.82
1051.26
1051.21
IPv4 PC Router IPv6 PC Router
2794.52 4002.68
2103.92 8049.21
2721.96 3545
3866.53 65010.89
DUAL STACK PC Router
4033.65
8052.94
3573.62
66094.88
31 Ananlisa performansi..., Irfan Setiadi, FT UI, 2012
Untuk menganalisa dan melakukan perbandingan terhadap data pada tabel 4.1 yang berupa hasil rata-rata delay, maka data tersebut dirubah dalam bentuk grafik 4.1. Sedangkan data pada tabel 4.2 yang berupa hasil rata-rata transfer rate dirubah dalam bentuk grafik 4.2.
Perbandingan Delay GNS3 dan PC Router 21:36 19:12 16:48
IPv4 GNS3
Time (s)
14:24
IPv6 GNS3
12:00
DUAL STACK GNS3
9:36
IPv4 PC Router
7:12
IPv6 PC Router
4:48
DUAL STACK PC Router
2:24 0:00 File1.mp3
File2.rar
File3.pdf
File4.iso
Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Delay
32 Ananlisa performansi..., Irfan Setiadi, FT UI, 2012
Perbandingan Transfer Rate GNS3 dan PC Router 70000
Transfer Rate (kbps)
60000 IPv4 GNS3
50000
IPv6 GNS3
40000
DUAL STACK GNS3
30000
IPv4 PC Router
20000
IPv6 PC Router
10000
DUAL STACK PC Router
0 File1.mp3
File2.rar
File3.pdf
File4.iso
Gambar 4.2 Grafik Perbandingan Transfer Rate
4.3
ANALISA HASIL PENGOLAHAN DATA Berdasarkan data yang telah diambil, pengolahan data dilakukan dengan melakukan perbandingan antara emulator GNS3 dan PC router, serta perbandingan antara protokol IPv4, IPv6 dan metode transisi dengan dual stack. Parameter yang akan dibandingkan adalah delay dan transfer rate, sehingga dapat diketahui konfigurasi dan protokol yang paling efektif.
4.3.1. Analisa Perbandingan Delay Antara Emulator GNS3 dan PC Router Pada Protokol IPv4
Tabel 4.3 Perbandingan Delay pada IPv4 File1.mp3 File2.rar File3.pdf File4.iso PC ROUTER GNS3
0:22 2:06
0:34 2:31
0:24 2:55
33 Ananlisa performansi..., Irfan Setiadi, FT UI, 2012
2:20 18:29
Time (s)
Perbandingan Delay Protokol IPv4 0:00 21:36 19:12 16:48 14:24 12:00 9:36 7:12 4:48 2:24 0:00
GNS3 PC ROUTER
File1.mp3
File2.rar
File3.pdf
File4.iso
Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Delay pada IPv4
Pada grafik 4.3 dapat dilihat perbandingan delay antara emulator GNS3 dan PC Router pada protokol IPv4. Grafik tersebut digambarkan menjadi dua kondisi, yaitu garis berwarna merah menunjukkan data GNS 3, sedangkan garis berwarna biru menunjukkan data PC Router. Grafik pada sumbu Y menunjukkan waktu dalam satuan detik, Pada sumbu X menunjukkan ukuran file yang diurutkan dari besarnya ukuran file dimulai dari ukuran terkecil sampai terbesar. Berdasarkan grafik 4.3 dapat disimpulkan bahwa semakin besar ukuran file, maka delay yang dibutuhkan juga semakin lama. Berdasarkan data pada tabel 4.3 dapat dianalisa perbandingan delay antara emulator GNS3 dan PC Router pada protokol IPv4
File1.mp3 pada PC Router membutuhkan waktu delay yang lebih cepat sebesar 104 s sehingga menghasilkan efisiensi sebesar 472.7 % dibandingkan dengan GNS 3
File2.rar pada PC Router membutuhkan waktu delay yang lebih cepat sebesar 117 s sehingga menghasilkan efisiensi sebesar 344.1 % dibandingkan dengan GNS 3
File3.pdf pada PC Router membutuhkan waktu delay yang lebih cepat sebesar 151 s sehingga menghasilkan efisiensi sebesar 629.1 % dibandingkan dengan GNS 3 34 Ananlisa performansi..., Irfan Setiadi, FT UI, 2012
File4.iso pada PC Router membutuhkan waktu delay yang lebih cepat sebesar 969 s sehingga menghasilkan efisiensi sebesar 692.1 % dibandingkan dengan GNS 3
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa performansi delay pada PC Router jauh lebih baik dibandingkan dengan GNS 3, sedangkan untuk efisiensi terbesar terdapat pada file4.iso yang dapat menghasilkan efisiensi sebesar 692.1 % 4.3.2. Analisa Perbandingan Delay Antara Emulator GNS3 dan PC Router Pada Protokol IPv6
Tabel 4.4 Perbandingan Delay pada IPv6 File1.mp3
File2.rar
File3.pdf
File4.iso
GNS3
1:13
1:34
1:47
14:05
PC Router
0:15
0:08
0:06
0:25
35 Ananlisa performansi..., Irfan Setiadi, FT UI, 2012
Perbandingan Delay IPv6 16:48 14:24
Time (s)
12:00 9:36
IPv6 GNS3
7:12
IPv6 PC Router
4:48 2:24 0:00 File1.mp3
File2.rar
File3.pdf
File4.iso
Gambar 4.4 Grafik Perbandingan Delay pada IPv6
Pada grafik 4.4 dapat dilihat perbandingan delay antara emulator GNS3 dan PC Router pada protokol IPv6. Grafik tersebut digambarkan menjadi dua kondisi, yaitu garis berwarna merah menunjukkan data GNS 3, sedangkan garis berwarna biru menunjukkan data PC Router. Grafik pada sumbu Y menunjukkan waktu dalam satuan detik, Pada sumbu X menunjukkan ukuran file yang diurutkan dari besarnya ukuran file dimulai dari ukuran terkecil sampai terbesar. Berdasarkan grafik 4.4 dapat disimpulkan bahwa semakin besar ukuran file, maka delay yang dibutuhkan juga semakin lama. Berdasarkan data pada tabel 4.4 dapat dianalisa perbandingan delay antara emulator GNS3 dan PC Router pada protokol IPv6
File1.mp3 pada PC Router membutuhkan waktu delay yang lebih cepat sebesar 58 s sehingga menghasilkan efisiensi sebesar 386 % dibandingkan dengan GNS 3
File2.rar pada PC Router membutuhkan waktu delay yang lebih cepat sebesar 86 s sehingga menghasilkan efisiensi sebesar 1075 % dibandingkan dengan GNS 3
File3.pdf pada PC Router membutuhkan waktu delay yang lebih cepat sebesar 101 s sehingga menghasilkan efisiensi sebesar 1683.3 % dibandingkan dengan GNS 3
36 Ananlisa performansi..., Irfan Setiadi, FT UI, 2012
File4.iso pada PC Router membutuhkan waktu delay yang lebih cepat sebesar 820 s sehingga menghasilkan efisiensi sebesar 3280 % dibandingkan dengan GNS 3
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa performansi delay pada PC Router jauh lebih baik dibandingkan dengan GNS 3, sedangkan untuk efisiensi terbesar terdapat pada file4.iso yang dapat menghasilkan efisiensi sebesar 3280 % 4.3.3. Analisa Perbandingan Delay Antara Emulator GNS3 dan PC Router Pada Metode Transisi Dual Stack
Tabel 4.5 Perbandingan Delay Pada Metode Transisi Dual Stack
GNS3 PC Router
File1.mp3 File2.rar File3.pdf File4.iso 1:05 1:26 1:29 13:29 0:09 0:07 0:07 0:23
Perbandingan Delay Dual Stack 14:24 12:00
Time (s)
9:36 DUAL STACK GNS3
7:12
DUAL STACK PC Router 4:48 2:24 0:00 File1.mp3
File2.rar
File3.pdf
File4.iso
Gambar 4.5 Grafik Perbandingan Delay Pada Metode Transisi Dual Stack
37 Ananlisa performansi..., Irfan Setiadi, FT UI, 2012
Pada grafik 4.5 dapat dilihat perbandingan delay antara emulator GNS3 dan PC Router yang menggunakan metode transisi dual stack. Grafik tersebut digambarkan menjadi dua kondisi, yaitu garis berwarna merah menunjukkan data PC Router, sedangkan garis berwarna biru menunjukkan data GNS3. Grafik pada sumbu Y menunjukkan waktu dalam satuan detik, Pada sumbu X menunjukkan ukuran file yang diurutkan dari besarnya ukuran file dimulai dari ukuran terkecil sampai terbesar. Berdasarkan grafik 4.5 dapat disimpulkan bahwa semakin besar ukuran file, maka delay yang dibutuhkan juga semakin lama. Berdasarkan data pada tabel 4.5 dapat dianalisa perbandingan delay antara emulator GNS3 dan PC Router pada metode transisi dual stack
File1.mp3 pada PC Router membutuhkan waktu delay yang lebih cepat sebesar 56 s sehingga menghasilkan efisiensi sebesar 622 % dibandingkan dengan GNS 3
File2.rar pada PC Router membutuhkan waktu delay yang lebih cepat sebesar 79 s sehingga menghasilkan efisiensi sebesar 1128 % dibandingkan dengan GNS 3
File3.pdf pada PC Router membutuhkan waktu delay yang lebih cepat sebesar 82 s sehingga menghasilkan efisiensi sebesar 1171 % dibandingkan dengan GNS 3
File4.iso pada PC Router membutuhkan waktu delay yang lebih cepat sebesar 786 s sehingga menghasilkan efisiensi sebesar 3417 % dibandingkan dengan GNS 3
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa performansi delay pada PC Router jauh lebih baik dibandingkan dengan GNS 3, sedangkan untuk efisiensi terbesar terdapat pada file4.iso yang dapat menghasilkan efisiensi sebesar 3417 %
38 Ananlisa performansi..., Irfan Setiadi, FT UI, 2012
4.3.4. Analisa Perbandingan Transfer Rate Antara Emulator GNS3 dan PC Router Pada Protokol IPv4
Tabel 4.6 Perbandingan Transfer Rate IPv4
File1.mp3
File2.rar
File3.pdf
File4.iso
761.65
757.44
760.66
774.67
2794.52
2103.92
2721.96
3866.53
GNS3 PC Router
Perbandingan Transfer Rate IPv4 4500
Transfer Rate (kbps)
4000 3500 3000 2500
IPv4 GNS3
2000
IPv4 PC Router
1500 1000 500 0 File1.mp3
File2.rar
File3.pdf
File4.iso
Gambar 4.6 Grafik Perbandingan Transfer Rate Pada IPv4 Pada grafik 4.6 dapat dilihat perbandingan transfer rate antara emulator GNS3 dan PC Router pada protokol IPv4. Grafik tersebut digambarkan menjadi dua kondisi, yaitu kolom berwarna merah menunjukkan data PC Router, sedangkan kolom berwarna biru menunjukkan data GNS3. Grafik pada sumbu Y menunjukkan besaran kecepatan transfer data dalam satuan kbps (kilobit/s), Pada sumbu X menunjukkan ukuran file yang diurutkan dari besarnya ukuran file dimulai dari ukuran terkecil sampai terbesar. Berdasarkan data pada tabel 4.6 dapat dianalisa perbandingan transfer rate antara emulator GNS3 dan PC Router pada protokol IPv4
39 Ananlisa performansi..., Irfan Setiadi, FT UI, 2012
File1.mp3 pada PC Router memiliki kecepatan transfer rate yang lebih cepat sebesar 2032 kbps, sehingga menghasilkan efisiensi sebesar 266 % dibandingkan dengan GNS3
File2.rar pada PC Router memiliki kecepatan transfer rate yang lebih cepat sebesar 1346 kbps sehingga menghasilkan efisiensi sebesar 177 % dibandingkan dengan GNS 3
File3.pdf pada PC Router memiliki kecepatan transfer rate yang lebih cepat sebesar 1961 kbps sehingga menghasilkan efisiensi sebesar 257 % dibandingkan dengan GNS 3
File4.iso pada PC Router memiliki kecepatan transfer rate yang lebih cepat sebesar 3091 kbps sehingga menghasilkan efisiensi sebesar 399 % dibandingkan dengan GNS 3
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kecepatan transfer rate pada PC Router jauh lebih baik dibandingkan dengan GNS 3 pada protokol IPv4, sedangkan untuk efisiensi terbesar terdapat pada file4.iso yang dapat menghasilkan efisiensi sebesar 399%
4.3.5. Analisa Perbandingan Transfer Rate Antara Emulator GNS3 dan PC Router Pada Protokol IPv6
Tabel 4.7 Perbandingan Transfer Rate IPv6
File1.mp3 GNS3 PC Router
File2.rar
File3.pdf
File4.iso
994.87
998.23
998.02
989.254
4002.68
8049.21
3545
65010.89
40 Ananlisa performansi..., Irfan Setiadi, FT UI, 2012
Perbandingan Transfer Rate IPv6 70000
Transfer Rate (kbps)
60000 50000 40000
IPv6 GNS3
30000
IPv6 PC Router
20000 10000 0 File1.mp3
File2.rar
File3.pdf
File4.iso
Gambar 4.7 Grafik Perbandingan Transfer Rate Pada IPv6 Pada grafik 4.7 dapat dilihat perbandingan transfer rate antara emulator GNS3 dan PC Router pada protokol IPv6. Grafik tersebut digambarkan menjadi dua kondisi, yaitu garis berwarna merah menunjukkan data PC Router, sedangkan garis berwarna biru menunjukkan data GNS3. Grafik pada sumbu Y menunjukkan besaran kecepatan transfer data dalam satuan kbps (kilobit/s), Pada sumbu X menunjukkan ukuran file yang diurutkan dari besarnya ukuran file dimulai dari ukuran terkecil sampai terbesar. Berdasarkan data pada tabel 4.7 dapat dianalisa perbandingan transfer rate antara emulator GNS3 dan PC Router pada protokol IPv6
File1.mp3 pada PC Router memiliki kecepatan transfer rate yang lebih cepat sebesar 3007 kbps, sehingga menghasilkan efisiensi sebesar 302 % dibandingkan dengan GNS 3
File2.rar pada PC Router memiliki kecepatan transfer rate yang lebih cepat sebesar 7050 kbps sehingga menghasilkan efisiensi sebesar 706 % dibandingkan dengan GNS 3
File3.pdf pada PC Router memiliki kecepatan transfer rate yang lebih cepat sebesar 2546 kbps sehingga menghasilkan efisiensi sebesar 255 % dibandingkan dengan GNS 3
41 Ananlisa performansi..., Irfan Setiadi, FT UI, 2012
File4.iso pada PC Router memiliki kecepatan transfer rate yang lebih cepat sebesar 64021 kbps sehingga menghasilkan efisiensi sebesar 6471 % dibandingkan dengan GNS 3
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kecepatan transfer rate pada PC Router jauh lebih baik dibandingkan dengan GNS 3 pada protokol IPv6, sedangkan untuk efisiensi terbesar terdapat pada file4.iso yang dapat menghasilkan efisiensi sebesar 6471 % 4.3.6. Analisa Perbandingan Transfer Rate Antara Emulator GNS3 dan PC Router Pada Metode Transisi Dual Stack
Tabel 4.8 Perbandingan Delay Pada Metode Transisi Dual Stack File1.mp3
File2.rar
File3.pdf
File4.iso
GNS3
1013.31
1025.82
1051.26
1051.21
PC Router
4033.65
8052.94
3573.62
66094.88
42 Ananlisa performansi..., Irfan Setiadi, FT UI, 2012
Perbandingan Transfer Rate Dual Stack 70000
Transfer Rate (kbps)
60000 50000 40000
DUAL STACK GNS3
30000
DUAL STACK PC Router
20000 10000 0 File1.mp3
File2.rar
File3.pdf
File4.iso
Gambar 4.8 Grafik Perbandingan Transfer Rate Pada Metode Transisi Dual Stack
Pada grafik 4.8 dapat dilihat perbandingan transfer rate antara emulator GNS3 dan PC Router pada metode transisi dual stack. Grafik tersebut digambarkan menjadi dua kondisi, yaitu garis berwarna merah menunjukkan data PC Router, sedangkan garis berwarna biru menunjukkan data GNS3. Grafik pada sumbu Y menunjukkan besaran kecepatan transfer data dalam satuan kbps (kilobit/s), Pada sumbu X menunjukkan ukuran file yang diurutkan dari besarnya ukuran file dimulai dari ukuran terkecil sampai terbesar. Berdasarkan data pada tabel 4.8 dapat dianalisa perbandingan transfer rate antara emulator GNS3 dan PC Router pada metode transisi dual stack
File1.mp3 pada PC Router memiliki kecepatan transfer rate yang lebih cepat sebesar 3020 kbps, sehingga menghasilkan efisiensi sebesar 298 % dibandingkan dengan GNS 3
File2.rar pada PC Router memiliki kecepatan transfer rate yang lebih cepat sebesar 7027 kbps sehingga menghasilkan efisiensi sebesar 685 % dibandingkan dengan GNS 3
File3.pdf pada PC Router memiliki kecepatan transfer rate yang lebih cepat sebesar 2522 kbps sehingga menghasilkan efisiensi sebesar 239 % dibandingkan dengan GNS 3
43 Ananlisa performansi..., Irfan Setiadi, FT UI, 2012
File4.iso pada PC Router memiliki kecepatan transfer rate yang lebih cepat sebesar 65043 kbps sehingga menghasilkan efisiensi sebesar 6187 % dibandingkan dengan GNS 3
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kecepatan transfer rate pada PC Router jauh lebih baik dibandingkan dengan GNS 3 pada protokol IPv6, sedangkan untuk efisiensi terbesar terdapat pada file4.iso yang dapat menghasilkan efisiensi sebesar 6187 % 4.4
ANALISA
HASIL
PERBANDINGAN
DELAY
DAN
TRANSFER
RATE
KESELURUHAN
4.4.1. Analisa Delay Delay adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengirim data (bit) melewati suatu jaringan dari satu node ke node lainnya [13].Semakin besar delay yang terjadi maka data yang terkirim akan memakan waktu yang lebih lama.
Berdasarkan data yang didapat dari percobaan yang dilakukan diperoleh data delay pada tabel 4.9 Tabel 4.9 Hasil rata-rata delay (s)
IPv4 GNS3 IPv6 GNS3 DUAL STACK GNS3 IPv4 PC Router IPv6 PC Router DUAL STACK PC Router
File1.mp3 File2.rar File3.pdf File4.iso 2:06 2:31 2:55 18:29 1:13 1:34 1:47 14:05 1:05 1:26 1:29 13:29 0:22 0:34 0:24 2:20 0:15 0:08 0:06 0:25 0:09 0:07 0:07 0:23
Dari data pada tabel 4.9 dibuat grafik perbandingan delay berdasarkan jenis file dan konfigurasi. Berikut adalah gambar 4.9 Grafik Perbandingan Delay
44 Ananlisa performansi..., Irfan Setiadi, FT UI, 2012
Perbandingan Delay GNS3 dan PC Router 21:36 19:12 16:48
IPv4 GNS3
Time (s)
14:24
IPv6 GNS3
12:00
DUAL STACK GNS3
9:36
IPv4 PC Router
7:12 4:48
IPv6 PC Router
2:24
DUAL STACK PC Router
0:00 File1.mp3
File2.rar
File3.pdf
File4.iso
Gambar 4.9 Grafik Perbandingan Delay Keseluruhan
Dari data tersebut menunjukkan bahwa delay terbesar terdapat pada konfigurasi IPv4 GNS3 dengan jenis data file4.iso. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa semakin besar ukuran file yang dikirimkan, maka delay yang terjadi akan semakin lama. Pada gambar 4.9 untuk perbandingan konfigurasi, emulator GNS3 dengan protokol IPv4 memiliki delay terbesar, sedangkan delay terkecil (terbaik) terdapat pada PC Router yang menggunakan metode dual stack. Untuk data dengan ukuran yang sama, besar kecilnya nilai delay dipengaruhi oleh kecepatan data transfer rate. Semakin besar transfer rate maka delay akan semakin kecil, berdasarkan hal tersebut maka hubungan antara transfer rate adalah berbanding terbalik dengan delay.
4.4.2. Analisa Transfer Rate Transfer rate adalah jumlah rata-rata data (bit) yang dikirimkan dalam satuan detik pada layer aplikasi, satuan untuk transfer rate adalah bits per second (bps) [14]. Sehingga semakin cepat transfer rate maka data yang dikirimkan akan semakin cepat sampai di tujuan. Transfer Rate = jumlah data yang dikirimkan (bit) waktu (s) 45 Ananlisa performansi..., Irfan Setiadi, FT UI, 2012
Berdasarkan data yang didapat dari percobaan yang dilakukan diperoleh data transfer rate pada tabel 4.10 Tabel 4.10 Hasil rata-rata transfer rate (kbps) File1.mp3 IPv4 GNS3
File2.rar
File3.pdf
File4.iso
761.65
757.44
760.66
774.67
IPv6 GNS3 DUAL STACK GNS3
994.87 1013.31
998.23 1025.82
998.02 1051.26
989.254 1051.21
IPv4 PC Router
2794.52
2103.92
2721.96
3866.53
IPv6 PC Router
4002.68
8049.21
3545
65010.89
DUAL STACK PC Router
4033.65
8052.94
3573.62
66094.88
Dari data pada tabel 4.10 dibuat grafik perbandingan transfer rate berdasarkan jenis file dan konfigurasi. Berikut adalah gambar 4.10 Grafik Perbandingan Transfer Rate
Perbandingan Transfer Rate GNS3 dan PC Router 70000
Transfer Rate (kbps)
60000 IPv4 GNS3
50000
IPv6 GNS3
40000
DUAL STACK GNS3
30000
IPv4 PC Router
20000
IPv6 PC Router
10000
DUAL STACK PC Router
0 File1.mp3
File2.rar
File3.pdf
File4.iso
Gambar 4.10 Grafik Perbandingan Transfer Rate Keseluruhan
Dari data tersebut menunjukkan bahwa transfer rate terbesar terdapat pada konfigurasi PC Router yang menggunakan metode dual stack dengan jenis data file4.iso. Untuk perbandingan konfigurasi, emulator GNS3 dengan protokol IPv4 memiliki transfer rate terkecil, sedangkan transfer rate terbaik terdapat pada PC Router yang menggunakan metode dual stack. 46 Ananlisa performansi..., Irfan Setiadi, FT UI, 2012
Pada perbandingan antara konfigurasi dengan menggunakan emulator GNS3 dan PC Router didapat hasil bahwa pemakain PC Router lebih efisien berdasarkan parameter delay dan transfer rate dibandingkan dengan menggunakan emulator GNS3. Hal tersebut diakibatkan karena PC Router merupakan native router sedangkan GNS3 hanya bersifat sebagai emulator.
47 Ananlisa performansi..., Irfan Setiadi, FT UI, 2012
BAB V KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan IPv6 memiliki performansi yang lebih baik dari IPv4, untuk parameter delay maupun transfer rate.
Pada protokol IPv4 PC Router memiliki delay lebih baik sebesar 534.5 % dibandingkan emulator GNS3, sedangkan untuk parameter transfer rate PC Router lebih cepat sebesar 274.75 % dibandingkan emulator GNS3.
Pada protokol IPv6 PC Router memiliki delay lebih baik sebesar 1606 % dibandingkan emulator GNS3, sedangkan untuk parameter transfer rate PC Router lebih cepat sebesar 1933 % dibandingkan emulator GNS3.
Pada metode transisi dual stack PC Router memiliki delay lebih baik sebesar 1584.5 % dibandingkan emulator GNS3, sedangkan untuk parameter transfer rate PC Router lebih cepat sebesar 1852 % dibandingkan emulator GNS3.
Diharapkan program emulator GNS3 dapat berfungsi layaknya router, sehingga dapat membantu mempelajari jaringan tanpa harus menggunakan router yang berharga mahal.
48 Ananlisa performansi..., Irfan Setiadi, FT UI, 2012
DAFTAR PUSTAKA
[1]
Defense Advanced Research Projects Agency Internet Program Protocol Specification RFC: 791 http://www.ietf.org/rfc/rfc791.txt
[2]
S. Kirkpatrick, “Internet Numbers,” RFC : 1166 http://tools.ietf.org/html/rfc1166
[3]
Frederic P. Miller, “IP Address,” Alphascript Publishing, 2010
[4]
Davies, Joseph, “Understanding IPv6,” Second Edition, Microsoft, 2008
[5]
S.Deering, “Internet Protocol Version 6 (IPv6),” RFC 2460 http://www.ietf.org/rfc/rfc2460.txt
[6]
R. Hinden, S. Deering, “IP Version 6 Addressing Architecture RFC 3513”, April 2003; http://www.ietf.org/rfc/rfc3513.txt
[7]
Marc Blanchet, “Migrating to IPv6,” John Wiley & Sons, 2006
[8]
R. Gilligan, E. Nordmark, “Transition Mechanisms for IPv6 hosts and Routers RFC 2893, August 2000; http://www.ietf.org/rfc/rfc2393.txt
[9]
J. Postel, “File Transfer Protocol (FTP) RFC 959” http://www.ietf.org/rfc/rfc959.txt
[10]
File Transfer Protocol http://en.wikipedia.org/wiki/File_Transfer_Protocol
49 Ananlisa performansi..., Irfan Setiadi, FT UI, 2012
[11]
Iwan Sofana, “Cisco CCNA & Jaringan Komputer” Informatika, 2010
[12]
Joko Saputro, “Praktikum CCNA menggunakan GNS3” Mediakita 2010
[13]
Network Delay http://en.wikipedia.org/wiki/Network_delay
[14]
Data Transfer Rate http://en.wikipedia.org/wiki/Bit_rate
50 Ananlisa performansi..., Irfan Setiadi, FT UI, 2012
LAMPIRAN 1 Perintah konfigurasi jaringan IPv6 pada PC router 1.
Mengaktifkan IPv6
vi /etc/sysconfig/network NETWORKING_IPV6=yes 2.
edit file /etc/sysconfig/network-scripts/ifcfg-eth0 dengan editor vi : vi /etc/sysconfig/network-scripts/ifcfg-eth0
DEVICE=eth0 BOOTPROTO=static ONBOOT=yes IPV6INIT=yes IPV6ADDR=2001:100::2/126 3.
edit file /etc/sysconfig/network-scripts/ifcfg-eth1 dengan editor vi : vi /etc/sysconfig/network-scripts/ifcfg-eth1
DEVICE=eth1 BOOTPROTO=static ONBOOT=yes IPV6INIT=yes IPV6ADDR=2001:100::5/126 4.
Mengaktifkan IP Forward
echo “1” > /proc/sys/net/ipv6/conf/all/forwarding 5.
Merestart service network service network restart
51 Ananlisa performansi..., Irfan Setiadi, FT UI, 2012
LAMPIRAN 2 Perintah konfigurasi jaringan IPv6 pada GNS3 Router#sh run Building configuration...
Current configuration : 569 bytes version 12.4 no service timestamps log datetime msec no service timestamps debug datetime msec no service password-encryption hostname Router ipv6 unicast-routing interface FastEthernet0/0 no ip address duplex auto speed auto ipv6 address 2001:100::2/126 ipv6 mtu 1500 ipv6 enable interface FastEthernet0/1 no ip address duplex auto speed auto ipv6 address 2001:100::5/126 ipv6 mtu 1500 ipv6 enable interface Vlan1 52 Ananlisa performansi..., Irfan Setiadi, FT UI, 2012
no ip address shutdown ip classless line con 0 line vty 0 4 login ! ! ! End
53 Ananlisa performansi..., Irfan Setiadi, FT UI, 2012
Perintah konfigurasi jaringan IPv6-dual stack pada GNS3 R1#sh run Building configuration...
Current configuration : 1000 bytes ! version 12.4 service timestamps debug datetime msec service timestamps log datetime msec no service password-encryption ! hostname R1 ! boot-start-marker boot-end-marker ! no aaa new-model memory-size iomem 5 ip cef ! no ip domain lookup ip auth-proxy max-nodata-conns 3 ip admission max-nodata-conns 3 ! ipv6 unicast-routing multilink bundle-name authenticated ! 54 Ananlisa performansi..., Irfan Setiadi, FT UI, 2012
archive log config hidekeys ! interface FastEthernet0/0 ip address 192.168.123.3 255.255.255.0 duplex auto speed auto ipv6 nat ! interface FastEthernet0/1 no ip address duplex auto speed auto ipv6 address 2001:345::3/64 ipv6 nat ! ip forward-protocol nd ! no ip http server no ip http secure-server ! ipv6 nat v4v6 source 192.168.123.1 2001:12::C0A8:7B01 ipv6 nat v6v4 source 2001:345::4 192.168.45.4 ipv6 nat prefix 2001:12::/96 ! control-plane 55 Ananlisa performansi..., Irfan Setiadi, FT UI, 2012
! line con 0 exec-timeout 0 0 logging synchronous line aux 0 line vty 0 4 ! ! end
56 Ananlisa performansi..., Irfan Setiadi, FT UI, 2012
Lampiran 5 Hasil Pengambilan Data File1.mp3 (9561KB) Pengambilan Data Menggunakan Emulator GNS3 No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Avg
Delay
Average Transfer Rate
Delay
Average Transfer Rate
Delay
Average Transfer Rate
(s)
(kbps)
(s)
(kbps)
(s)
(kbps)
2:05 2:07 2:00 2:08 2:09 2:04 2:06 2:10 2:05 2:11 2:06
766 760 770 758.6 756 768.2 762.7 755.4 765.6 754 761.65
1:14 1:13 1:15 1:13 1:12 1:14 1:12 1:15 1:14 1:10 1:13
992.8 996 990 997.3 998.4 993 998 991.2 992 1000 994.87
1:10 1:13 0:59 1:02 1:05 1:10 1:08 1:02 1:05 1:10 1:05
1010.4 996.5 1032.19 1024 1007.62 1000.2 1005 1020 999.2 1038 1013.31
File1.mp3 (9561KB) Pengambilan Data Menggunakan PC Router IPv4
IPv6
NO
Delay
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Avg
(s) 0:26 0:24 0:16 0:11 0:30 0:26 0:31 0:17 0:27 0:14 0:22
Average Transfer Rate (kbps) 2828.96 2560.8 2758.4 3937.2 2117.12 2110.64 1274.32 3999.36 2740.48 3617.84 2794.512
Dual Stack
Delay
(s) 0:10 0:05 0:05 0:02 0:05 0:05 0:05 0:05 0:05 0:05 0:05
Average Transfer Rate (kbps) 6570.62 12506.61 12357.75 14573.7 9564.98 12390.28 11165.86 10363.11 10447.85 11035.27 11097.603
Delay
(s) 0:05 0:08 0:07 0:13 0:06 0:15 0:09 0:17 0:10 0:05 0:09
57 Ananlisa performansi..., Irfan Setiadi, FT UI, 2012
Average Transfer Rate (kbps) 4056.68 4043 4048.5 4014.08 4050 4012.8 4038.66 3997.7 4020 4055 4033.646
File2.rar (12060KB) Pengambilan Data Menggunakan Emulator GNS3 IPv4
IPv6
NO
Delay
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Avg
(s) 2:28 2:34 2:30 2:29 2:31 2:28 2:32 2:30 2:35 2:34 2:31
Average Transfer Rate (kbps) 773.6 745.2 760.6 768 756 773 752 761 740 745 757.44
Dual Stack
Delay
(s) 1:32 1:37 1:35 1:33 1:36 1:32 1:35 1:38 1:34 1:37 1:34
Average Transfer Rate (kbps) 999.2 997.6 998.5 999 997.9 1000 998 996.4 998.7 997 998.23
Delay
(s) 1:35 1:17 1:20 1:22 1:24 1:40 1:15 1:27 1:30 1:32 1:26
Average Transfer Rate (kbps) 998.7 1056.77 1048.58 1040.38 1032.19 983.04 1064.96 1024 1010.4 999.2 1025.822
File2.rar (12060KB) Pengambilan Data Menggunakan PC Router IPv4
IPv6
Dual Stack
NO
Delay
Average Transfer Rate
Delay
Average Transfer Rate
Delay
Average Transfer Rate
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Avg
(s) 0:31 0:25 0:44 0:32 0:35 0:50 0:34 0:34 0:19 0:37 0:34
(kbps) 2404.8 2536.48 1565.12 2133.92 1495.2 2446.4 1764.4 1839.6 3338.24 1514.96 2103.912
(s) 0:03 0:18 0:05 0:05 0:06 0:02 0:05 0:03 0:05 0:02 0:05
(kbps) 18663.38 4419.88 13915.76 13282.79 11119.1 19821.76 14161.78 21635.31 13341.84 20467.26 15082.886
(s) 0:11 0:08 0:05 0:09 0:04 0:07 0:09 0:06 0:10 0:03 0:07
(kbps) 7577.6 7742 8631.91 7600 8636.01 7982 7591.53 8540 7585.79 8642.56 8052.94
58 Ananlisa performansi..., Irfan Setiadi, FT UI, 2012
File3.pdf (13409KB) Pengambilan Data Menggunakan Emulator GNS3 IPv4 NO
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Avg
IPv6 Delay
2:49 3:01 2:50 2:58 3:00 2:57 2:49 3:00 2:55 2:54 2:55
Average Transfer Rate 779.5 745 768.4 755 749.2 760.7 770 750 761.9 766.9 760.66
Dual Stack
Delay
1:47 1:48 1:45 1:47 1:50 1:46 1:49 1:44 1:46 1:48 1:47
Average Transfer Rate 998.4 997.6 999.5 998 995 999.2 996.5 1000 999 997 998.02
Delay 0:11 0:11 0:04 0:08 0:05 0:10 0:05 0:06 0:04 0:13 0:07
Average Transfer Rate 3552.87 3555.33 3604.48 3571.71 3581.54 3566.8 3576 3600.38 3538.94 3538.94 3573.615
File3.pdf (13409KB) Pengambilan Data Menggunakan PC Router IPv4
IPv6
NO
Delay
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Avg
(s) 0:18 0:33 0:34 0:26 0:23 0:24 0:26 0:13 0:24 0:23 0:24
Average Transfer Rate (kbps) 3346.96 2012.08 2355.2 3116.32 2623.84 2575.12 2359.84 4084 1933.92 2812.08 2721.936
Dual Stack
Delay
(s) 0:15 0:15 0:05 0:03 0:05 0:04 0:05 0:05 0:03 0:06 0:06
Average Transfer Rate (kbps) 5600 5594.23 12647.11 21706.1 13346.7 26794.53 14260.23 15480.32 23148.35 12776.63 15135.42
Delay
(s) 0:11 0:11 0:04 0:08 0:05 0:10 0:05 0:06 0:04 0:13 0:07
59 Ananlisa performansi..., Irfan Setiadi, FT UI, 2012
Average Transfer Rate (kbps) 3552.87 3555.33 3604.48 3571.71 3581.54 3566.8 3576 3600.38 3538.94 3538.94 3573.615
File4.iso (103424KB) Pengambilan Data Menggunakan Emulator GNS3 IPv4 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Avg
IPv6 18:29 18:35 18:28 18:30 18:32 18:20 18:30 18:27 18:29 18:33 18:29
770 756.5 778.8 767.5 760 839.9 765 782.3 768.3 758.4 774.67
Dual Stack
14:05 14:00 14:04 14:08 14:05 14:02 14:06 14:07 14:05 14:10 14:05
990.64 993.4 992 986.2 990 992.6 988 986 989.7 984 989.254
12:35 14:03 13:00 13:10 14:10 14:07 13:28 13:32 12:43 14:05 13:29
1130.5 992.6 1105.92 1081.34 983.04 986.2 1070.5 1050 1122.3 989.7 1051.21
File4.iso (103424KB) Pengambilan Data Menggunakan PC Router IPv4
IPv6
NO
Delay (s)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Avg
1:40 1:08 2:33 2:04 3:07 2:50 2:43 1:50 3:00 2:25 2:20
Average Transfer Rate 4506.7 5907.6 2720 3782.4 3997.2 3752.6 3740 3506.2 3805 2947.6 3866.53
Dual Stack
Delay (s)
0:16 0:15 0:14 0:11 0:10 0:12 0:15 0:10 0:13 0:16 0:13
Average Transfer Rate 30476.2 37625.4 35593.37 38386.91 41325.3 34417.41 36629.48 40572.7 35682.4 28850.7 35955.987
Delay(s)
0:28 0:25 0:20 0:26 0:22 0:21 0:24 0:23 0:26 0:18 0:23
60 Ananlisa performansi..., Irfan Setiadi, FT UI, 2012
Average Transfer Rate 63078.4 64716.8 68812.8 63897.6 67174.4 67993.6 65536 66355.2 63752 69632 66094.88