UNIVERSITAS DIPONEGORO
POTENSI LUNCURAN LUMPUR BASAH (SPILL OUT) PADA TAMBANG BAWAH TANAH TIPE BLOCK CAVING BERDASARKAN LITOLOGI, FAKTA HISTORIS DAN KONDISIONAL MUCKING : STUDI KASUS BLOK PENAMBANGAN DEEP ORE ZONE (DOZ) PT. FREEPORT INDONESIA
TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
BAIHAQI FAHMEIZA YUSUF NIM. 21100112130019
FAKULTAS TEKNIK DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI SEMARANG FEBRUARI 2017
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR POTENSI LUNCURAN LUMPUR BASAH (SPILL OUT) PADA TAMBANG BAWAH TANAH TIPE BLOCK CAVING BERDASARKAN LITOLOGI, FAKTA HISTORIS DAN KONDISIONAL MUCKING: STUDI KASUS BLOK PENAMBANGAN DEEP ORE ZONE (DOZ) PT. FREEPORT INDONESIA Diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan sarjana S-1 pada Departemen Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Oleh: Baihaqi Fahmeiza Yusuf 21100112130019 Telah disetujui dan disahkan pada Hari, Tanggal : Rabu, 1 Februari 2017 Menyetujui, Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Dian Agus Widiarso, ST., MT. NIP. 197608122010121002
Rinal Khaidar Ali, ST., M.Eng. NIK. 198505040214011225
Mengetahui, Ketua Departemen` Geologi
Najib, ST., M.Eng., Ph.D NIP. 197710202005011001
ii
HALAMAN PENGESAHAN Skripsi ini diajukan oleh Nama : Baihaqi Fahmeiza Yusuf NIM : 21100112140086 Departemen : Teknik Geologi Judul Skripsi : Potensi Luncuran Lumpur Basah (Spill Out) Pada Tambang Bawah Tanah Tipe Block Caving Berdasarkan Litologi, Fakta Historis dan Kondisional Mucking : Studi Kasus Blok Penambangan Deep Ore Zone (DOZ) PT. Freeport Indonesia. Telah berhasil dipertahankan di hadapan Tim Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Departemen Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro.
TIM PENGUJI Pembimbing : Dian Agus Widiarso, ST., MT.
(........................)
Pembimbing : Rinal Khaidar Ali, ST., M.Eng.
(........................)
Penguji
(........................)
: Najib, ST., M.Eng., Ph.D
Semarang, 1 Februari 2017 Departemen Teknik Geologi Ketua,
Najib, ST., M.Eng., Ph.D NIP. 197710202005011001
iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Nama
: Baihaqi Fahmeiza Yusuf
Nim
: 21100112130019
Tanda tangan
:
Tanggal
: 1 Februari 2017
iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai sivitas akademika Universitas Diponegoro, saya yang bertanda tandan di bawah ini Nama NIM Departemen Fakultas Jenis Karya
: Baihaqi Fahmeiza Yusuf : 21100112130019 : Teknik Geologi : Teknik : Skripsi
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Diponegoro Hak Bebas Royalti Nonekslusif (None-exclusive Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: Potensi Luncuran Lumpur Basah (Spill Out) Pada Tambang Bawah Tanah Tipe Block Caving Berdasarkan Litologi, Fakta Historis dan Kondisional Mucking : Studi Kasus Blok Penambangan Deep Ore Zone (DOZ) PT. Freeport Indonesia. beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti / Noneksklusif ini, Universitas Diponegoro berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetam mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Pada Tanggal
: Semarang : 1 Februari 2017 Yang menyatakan,
Baihaqi Fahmeiza Yusuf NIM. 21100112130019
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Tugas akhir ini dipersembahkan untuk: Fahrudin Mei Sulistyoningsih (Alm.) Putri Ramadhani Adinda Meidina Ratnasari Fania Asfi Rahmadewi untuk segala sesuatu yang telah membentukku hingga hari ini
vi
KATA PENGANTAR PT.Freeport Indonesia sebagai perusahaan yang besar, memiliki standart keamanan kerja yang tinggi selalu melakukan pengawasan serta melakukan kajian keamanan tambang demi mewujudkan budaya selamat dan produksi optimal. Sistem penambangan bawah tanah pada blok Deep Ore Zone (DOZ) merupakan pengaplikasian metode penggalian secara runtuhan (Block Caving). Salah satu dari resiko area ini adalah tidak dapat diaksesnya area runtuhan untuk dilakukan kontrol ketika peledakan primer sudah dilakukan. Luncuran lumpur basah (spill out / mudrush) merupakan salah satu resiko dari kurangnya kontrol atas masuknya air ke dalam wilayah hancuran batuan di atas level ekstraksi yang menyebabkan material terlampau jenuh air. Penelitian ini merupakan kajian terhadap kerentanan bahaya luncuran lumpur basah di level ekstraksi yang mungkin terjadi dengan adanya lubang sebagai lokasi jatuhan hancuran batuan (drawbell) dengan pengamatan di titik penarikan produksi (drawpoint) pada tiap panel produksi, serta analisis terhadap sampel skeleton corelog lokasi penelitian yang ada. Penelitian ini dibatasi oleh area penelitian di level produksi blok DOZ dengan survei pengamatan terhadap drawpoint aktif di 10 Panel (1E-06), analisis terhadap 409 data rekam historis kejadian luncuran lumpur basah yang telah terjadi dalam periode Januari 2008 - Mei 2016 dan rekam data produksi H-1 dari 409 kejadian tersebut. Temuan pada survei digunakan sebagai data aktual kondisi area produksi terkini terhadap kerentanan luncuran lumpur basah yang kemudian dilakukan korelasi atas identifikasi pola luncuran yang ditemukan untuk menduga besaran resiko pengaruh luncuran lumpur basah secara kualitatif dengan analisis taksonomi. Hasil akhir yang diharapkan berupa rekomendasi terhadap manajemen produksi sebagai masukan untuk meminimalisir potensi luncuran lumpur basah di level ekstraksi. Studi mengenai potensi luncuran lumpur basah di level produksi ini diharapkan dapat menjadi salah satu acuan dalam mekanisme produksi hancuran bijih(raw ore) yang aman dan selamat. Semarang, 2017
Penulis
vii
UCAPAN TERIMA KASIH Dalam pelaksanaan dan penyusunan Tugas Akhir ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Allah SWT, untuk setiap rahmat, riski, dan luapan ilmu baru yang diberikan selama perjuangan yang dapat dijalankan. 2. Kedua orang tua tercinta, Mei Sulistyoningsih dan Fahrudin , yang selalu memberikan dukungan moral, materiil, serta doa. 3. Almarhumah kakakku Putri Ramadhani, menempatkanku sebagai si sulung dari adik-adik tercinta kita, Adinda MR dan Fania AR yang telah memberikan banyak semangat dan doa. 4. Bapak Najib, ST., M.Eng., Ph.D., selaku Ketua Jurusan Teknik Geologi Universitas Diponegoro sekaligus dosen penguji dalam uji pendadaran yang telah membimbing penulis hingga menjadi sarjana. 5. Bapak Dian Agus Widiarso, ST., MT., selaku dosen pembimbing I yang telah memberi arahan dan bimbingan dalam setiap tahapan yang dilalui. 6. Bapak Rinal Khaidar Ali, ST., M.Eng., selalu dosen pembimbing II yang berkenan memberi bimbingan dan motivasi selama penyusunan laporan ini 7. Bapak Ir. Wahju Krisna Hidajat, M.T., selaku dosen wali yang selalu berkenan memberi bimbingan dan motivasi selama saya menempuh kuliah di jurusan ini. 8. Segenap Dosen dan Admin di Teknik Geologi UNDIP yang telah membantu dalam administrasi selama saya menyusun Tugas Akhir. 9. Aleksander M. Purba selaku General Superitendent Sub DOZ-DMLZ Dept. Underground Geotech PT. Freeport Indonesia beserta staff yang telah mengizinkan dan membantu pelaksanaan pengambilan data di PT. Freeport Indonesia, Tembagapura-Papua. 10. Sandi Agung F. dan Muhammad I. Aufar selaku pembimbing lapangan serta supervisor yang telah memberikan masukan dan koreksinya. 11. Bapak Apun, Mas Reza, dan Mas Dhani dari Departemen Geologi PTFI yang senantiasa berbagi ilmu dan bimbingan di sela- sela kesibukan. 12. Vira Anesya, sebagai penyemangat serta teman berbagi dalam impian dan komitmen. 13. Keluarga Teknik Geologi Angkatan 2012 dan keluarga besar Teknik Geologi Universitas Diponegoro yang telah memberikan banyak pengalaman, perhatian, kritik, dan saran. 14. Seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang secara langsung dan tidak langsung telah membantu dalam penyelesaian laporan ini. Semarang, 2017 Penulis
viii
ABSTRAK Deep Ore Zone (DOZ) Block Cave terletak di selatan Pegunungan Jayawijaya (Papua), bagian dari East Ertsberg Skarn System (EESS) yang memproduksi mineralisasi dari Gunung Bijih Timur (GBT). Tambang ini merupakan tambang bawah tanah dengan sistem runtuhan batuan secara gravitasi yang tersusun atas 3 level utama (elevasi 3079-3146m) dan telah memproduksi lebih dari 165 juta ton bijih dengan kadar 1,06% Cu dan 0,81ppm Au. Peningkatan produksi akan meningkatkan tantangan dan salah-satu yang berbahaya adalah menjadi pemicu luncuran lumpur basah yang berpotensi dalam fatalitas dan kurangnya produksi.luncuran lumpur ini terbentuk atas material halus(<5cm),jenuh air, dan tersusun butiran lepas batuan. Luncuran lumpur ini dapat terjadi melalui bukaan yang ada pada drawpoint. Penelitian dilakukan dengan survei pengamatan terhadap drawpoint aktif di panel 1D - panel 6, uji spectral terhadap sampel bubuk skeleton core serta rekam produksi ore terhadap 409 rekam kejadian luncuran lumpur basah dalam periode Januari 2008 - Mei 2016 dengan analisis secara taksonomi untuk menemukan pola atas luncuran lumpur basah terhadap resiko kejadian. Hasil survei terhadap 310 drawpoint aktif didapati sebaran kelas drawpoint terbaru yang menunjukkan sebaran resiko kemungkinan luncuran lumpur basah terjadi. Analisa terhadap sampel material halus pada skeleton core menunjukkan jenis mineral yang memungkinkan menjadi penyerta dan beresiko menjadi titik lemah di zona skarn yang ada. Berdasarkan analisis secara taksonomi terhadap 409 rekam data kejadian luncuran lumpur basah yang terjadi antara Januari 2008 - Mei 2016 beserta data produksi H-1 kejadian, diketahui adanya batasan area pengaruh dan besaran pengaruh atas produksi hancuran ore di drawpoint. Perhatian lebih perlu dilakukan pada kelas drawpoint basah sehingga perlu dilakukan pembatasan besaran produksi bijih dengan jumlah bucket yang disarankan. Area pengaruh atas kegiatan produksi bijih (ore) yang didapati berada dalam radius 18m dari pusat drawpoint teramati. Besaran produksi yang disarankan berupa produksi bijih (ore) secara simultan dalam 1 periode order produksi dengan besaran tiap drawpoint kurang dari 12 bucket(11.3ton). Kata kunci: DOZ, resiko luncuran lumpur basah, metode taksonomi, pembatasan produksi
ix
ABSTRACT The Deep Ore Zone (DOZ) Block Cave Mine is located at the southern area of the Jayawijaya Mountain Range (Papua), a part of the East Ertsberg Skarn System (EESS) that produces mineralization from Gunung Bijih Timur (GBT). This mine is an underground mine that utilizes the gravity flow system at three main levels (from 3079 until 3146 meters) and has produced more than 165 million tons of ore with1.06% Cu and 0.81 ppm Au. The increase of production arouses many challenges and the most dangerous one is the wet muck flow because the impacts are relative to fatality and economic loss. The wet muck material is formed by fine (grain size < 5cm), saturated, and loose grains merge with the water appearance. This wet muck flow can be happen in extraction level DOZ via opening in drawpoint. The research was done by observational survey on drawpoint active in panel 1D - panel 6, spectral test against pulverised sample of skeleton cores as well as 409 report of wet muck spill incident between January 2008 - May 2016 and the ore production record of incident using taxonomic analysis to find pattern and its connection to spill risk. As result from survey of 310 active drawpoint, map class of last drawpoint status can be drawn and shown wetmuck class as risk area of potential spill. Analysis of pulverised sample from skeleton core shown mineral which possible become wetmuck materials or low resistance section in skarn zone. Based on analysis in taxonomy against 409 report of wet muck spill incident between January 2008 - May 2016 and production record of H-1 incident, shown boundaries area of mucking influence and magnitude of influence over the production of raw ore in drawpoint. More awarness needs to be done on wet drawpoint class with confine production of ore within recommended bucket of production. Area of influence over the activities of production of ore (ore) which are found to be within a radius of 18 m from the center of drawpoint observed. The amount which suggested in raw ore production is mucking simultaneously in 1 order the production of the period in 1 Panel Area with the value of each drawpoint less than 12 bucket(11.3ton). Keywords:
DOZ, risk of wet muck spill, taxonomic method, confine production
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR ..............................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................
iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ..........................................
iv
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................................
v
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................
vi
KATA PENGANTAR ................................................................................... vii UCAPAN TERIMA KASIH ......................................................................... viii ABSTRAK ....................................................................................................
ix
ABSTRACT ..................................................................................................
x
DAFTAR ISI .................................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... xiv DAFTAR TABEL ......................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvi BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1 Latar Belakang ....................................................................................... 1 Pokok Permasalahan ............................................................................. 2 Maksud dan Tujuan Penelitian ............................................................... 3 1.3.1 Maksud Penelitian ............................................................................... 3 1.3.2 Tujuan Penelitian ................................................................................. 3 Batasan Masalah .................................................................................... 4 Lokasi, Kondisi dan Kesampaian Daerah Penelitian ............................... 4 1.5.1 Lokasi Penelitian ................................................................................. 4 1.5.2 Kesampaian Daerah Penelitian ............................................................. 7 Penelitian Terdahulu .............................................................................. 8 Manfaat Penelitian dan Hasil Akhir Yang Diharapkan............................ 9 Waktu Penelitian .................................................................................. 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 12 2.1.
Pendahuluan......................................................................................... 12
2.2.
Kondisi Geologi Regional .................................................................... 13
2.2.1 Fisiografi Regional wilayah pertambangan PT Freeport Indonesia ..... 13 2.2.2 Geologi Ertsberg Mining District (EMD) ........................................... 15 2.3.
Penambangan Block Caving ................................................................. 21
2.3.1. Sistem Dasar Penambangan.............................................................. 21 2.3.2. Gua / Area Bukaan Tambang(cave) .................................................. 24 Luncuran lumpur (Spill Out/ Mud Rush)............................................... 26 2.3.3. Fragmentasi Batuan.......................................................................... 28 2.3.4. Aliran Air Dalam Drawpoint ............................................................ 31 2.3.5. Analisa Blok Model ......................................................................... 31 2.3.6. Analisa Batuan Inti (Core) ............................................................... 32 BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 35 3.1.
Metode yang digunakan ....................................................................... 35
3.1.1 Pengambilan Data Referensi .............................................................. 35 3.1.2 Pengambilan Data Lapangan .............................................................. 35 3.1.3 Pengambilan Data Laboratorium ........................................................ 35 3.2.
Alat-alat yang digunakan...................................................................... 36
3.3.
Tahap Penelitian................................................................................... 37
3.3.1 Tahap Pengambilan Data ................................................................... 37 3.3.2 Tahap Pengelompokan Data............................................................... 39 3.3.3 Tahap Pengolahan Data ..................................................................... 39 3.3.4 Tahap Pembahasan ............................................................................ 39 3.3.5 Tahap Pengambilan Kesimpulan ........................................................ 39 3.4.
Bagan Alir Penelitian ........................................................................... 40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 41 4.1
Penyelidikan Geologi Lapangan ........................................................... 41
4.1.1 Survey Litologi Lokasi Produksi level ekstraksi ................................. 41 4.1.2 Analisa Litologi dan Tingkat kebasahan terhadap Luncuran Lumpur . 58 4.2
Pengamatan Skeleton Core log batuan ................................................ 61
4.3
Analisis Model Bukaan Pertambangan DOZ ........................................ 66
4.4
Analisis Hidrogeologi Daerah Penelitian .............................................. 69
4.5
Analisis Pola Luncuran Lumpur Basah................................................. 72
4.5.1 Rekam Kejadian Luncuran Lumpur Basah Tahunan........................... 72 4.5.2 Rekam Historis Litologi ..................................................................... 73 4.5.3 Rekam Historis Pengaruh Air Dalam Luncuran Lumpur Basah .......... 74 4.5.4 Rekam Historis Ekstraksi/Penarikan Produksi Ore (mucking) ........... 75 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 87 Kesimpulan .......................................................................................... 87 Saran .................................................................................................... 88 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 89 DAFTAR ISTILAH ......................................................................................... 93 LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. 96 LAMPIRAN ..................................................................................................... 97
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Peta lokasi dan kesampaian daerah PT. Freeport Indonesia. ........ (UG Division,2007) .................................................................... 5 Gambar 1.2 Lokasi pengamatan lapangan dalam peta permodelan level ekstraksi blok DOZ (UG Division,2007) .................................... 6 Gambar 2.1 Peta daerah Kontrak Karya PT. Freeport Indonesia. (UG Division,2007) .................................................................... 12 Gambar 2.2 Peta Geologi Regional Area Central Range (dimodifikasi dari Quarles van Ufford, 1996 Op cit. Soebari L, 2010). ............ 16 Gambar 2.3 Susunan satuan stratigrafi,(dimodifikasi dari ............................... Quarles van Ufford, 1996). ......................................................... 17 Gambar 2.4 Peta Geologi daerah COW – A (PTFI Op cit.Soebari L,2010).
20
Gambar 2.5 Penampang sayatan vertikal melintang Undercut – Ekstraksi (UG Division, 2007)................................................................... 22 Gambar 2.6 Pola herringbone pada penampang horizontal level Ekstraksi DOZ (UG Division, 2007)........................................... 22 Gambar 2.7 Kenampakan Rock Breaker pada Grizzly Area DOZ .................... 23 Gambar 2.8 Potongan horizontal Drawpoint (Laubscher,1994) ....................... 23 Gambar 2.9 Model manual LHD yang digunakan di level ekstrasi DOZ (UG Division,2007) .................................................................... 24 Gambar 2.11 Drawbell level extraction DOZ-PTFI (UG-database, 2016) ....... 27 Gambar 2.12 Peledakan Sekunder Batuan Menggantung (Rio Tinto, 2010)..... 29 Gambar 2.13 Behavioral dalam Height of Interaction Zone (Susaeta, 2004) .... 30 Gambar 2.14 Representasi Flow Behavior (Susaeta, 2004).............................. 30 Gambar 2.15 Perhitungan Rock Quality Designation (RQD )(Deere 1989) ..... 33 Gambar 2.16 Reflektansi Spektra atas piroksen dalam fungsi ukuran butir (Clark, 1993) .............................................................................. 34 Gambar 4.1 Permodelan Peta Geologi level ekstraksi DOZ PT. Freeport Indonesia (UG Geology PT.Freeport, 2000) ............................... 42
Gambar 4.2 Marmer (sampel Batuan Intact Di Lapangan (STA2) dan sampel slabbing batuan)....................................................... 43 Gambar 4.3 Diorit(sampel batuan intact di lapangan (STA4) dan ................... sampel batuan hand speciment) .................................................. 45 Gambar 4.4 Drawpoint P3-0E dan Hand Sample Marmer dalam Drawpoint... 48 Gambar 4.5 Hand Specimen Skarn( Magnetite Dominant) ............................. 48 Gambar 4.6 Hand Specimen Skarn (Forsterite dengan relict bedding atas magnetite) .............................................................. 49 Gambar 4.7 Hand Specimen Forsterite skarn dengan vein kecil anhydrite ...... 50 Gambar 4.8 Hand Specimen Diorit teralterasi ................................................ 51 Gambar 4.9 Sebaran litologi dominan dalam drawpoint di daerah penelitian .. 52 Gambar 4.10 Peta Tinjauan Fragmen Dominan dalam Drawpoint ................... 54 Gambar 4.11 Peta kejenuhan air pada hancuran batuan dalam drawpoint. ...... 60 Gambar 4.12 Kondisi kelas Engineering pada drawpoint DOZ pada akhir ..... bulan Mei 2016. ....................................................................... 60 Gambar 4.13 Titik lokasi core log ................................................................... 61 Gambar 4.14 Kenampakan skeleton corelog dengan rekam fresh corelog. ...... 62 Gambar 4.15 Contoh pengambilan sampel NIR dan batuan dalam ................. Skeleton Corelog ....................................................................... 64 Gambar 4.16 Grafik reflektan dalam pengujian NIR Spectoral Test .............. Skeleton Corelog ....................................................................... 64 Gambar 4.17 Contoh grafik reflektan dalam pengujian NIR Spectoral Test pada sampel Skeleton Corelog.................................................. 65 Gambar 4.18 Potongan model litologi batuan secara vertikal arah South-North Panel 2-3 DOZ .......................................................................... 68 Gambar 4.19 Penampang Vertikal North-South blok model yang sejajar panel 3 (RQD, struktur geologi, dan bentuk cave) ............................... (UG geotech & hydrology, 2010) .............................................. 69 Gambar 4.20 Sebaran titik Piezometer (UG Hidrology,2016) ......................... 70 Gambar 4.21 Rekam data aliran air perbulan sejak 2008-2016 ....................... (UG Hidrology,2016) ................................................................ 71
Gambar 4.22 Grafik Litologi dalam historis spill ............................................ 73 Gambar 4.23 Grafik perubahan kondisi drawpoint .......................................... 74 Gambar 4.24 Grafik presentase penarikan produksi hancuran bijih (mucking) drawpoint pada 409 peristiwa spill ............................................ 76 Gambar 4.25 Grafik presentase penarikan produksi hancuran bijih (mucking) drawpoint dengan adjacent pada 409 peristiwa spill .................. 78 Gambar 4.26 Blok model yang diberlakukan di DOZ ...................................... 79 Gambar 4.27 Asumsi jarak pengaruh area penarikan produksi hancuran bijih (mucking) .................................................................................. 80 Gambar 4.28 Hasil iterasi menerus yang dijumpai........................................... 80 Gambar 4.29 Taksonomi quality method diagram of mucking ......................... 82 Gambar 4.30 Iterasi normal antar drawpoint ................................................... 83 Gambar 4.31 Histogram penarikan produksi hancuran bijih (mucking) ........... dari presentase kombinasi tertinggi ............................................ 84 Gambar 4.32 Representasi Isolated- Interactive Flow Behavior (Susaeta, 2004) .......................................................................... 86
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Daftar Penelitian Terdahulu .............................................................
8
Tabel 1.2 Rincian Kegiatan Penelitian di PT. Freeport Indonesia .................... 10 Tabel 4.1 Kelas fragmen batuan dalam drawpoint. .......................................... 53 Tabel 4.2 Kelas kebasahan pada batuan dalam drawpoint ............................... 55 Tabel 4.3 Klasifikasi kondisi batuan dalam drawpoint Underground (Geotech & Hydrology., 2007) ....................................................................... 58 Tabel 4.4 Hasil uji Spectoral test .................................................................... 65
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.1 Peta lokasi dan kesampaian daerah PT. Freeport Indonesia....... 97 Lampiran 1.2 Lokasi pengamatan lapangan dalam peta permodelan level ekstraksi blok DOZ ...................................................................... 98 Lampiran 2 Lembar Geologi Striplog ............................................................. 99 Lampiran 3 Lembar Geotechnical Striplog ..................................................... 101 Lampiran 4 Drawpoint Observation Report..................................................... 103 Lampiran 5 Rekam Historis Data kejadian luncuran........................................ 117 Lampiran 6 Rekam Perhitungan Data Produksi ............................................... 123 Lampiran 7 Peta Pola Pergerakan Luncuran Lumpur Basah Tahunan .............. 124 Lampiran 8 Surat Keterangan Selesai Internship PT. Freeport Indonesia ........ 130
Daftar Istilah Block Caving
: Metode penambangan bawah tanah secara runtuhan dengan memotong bagian bawah lapisan bijih.
Bucket
: Satuan hitung pengambilan hancuran bijih dalam drawpoint dalam 1 kali angkut menggunakan LHD (kurang lebih sebesar 11.3 ton)
Bucket order
: Besaran penarikan produksi yang dijadwalkan pada 1 periode
Cave front
: Garis batas terluar dari gua; area pada titik terakhir pada proses peledakan di level undercut.
Cave propagation : Proses pengembangan/ perluasan area gua pada level undercut; proses perambatan ambrukan batuan pada atap gua. Cave subsidence : Runtuhnya batuan dari atap gua Concrete
: Proses penguatan batuan dengan cara melapisi batuan dengan semen dan pecahan kerakal
Collar
: Mulut lubang pengeboran
Corelog
: Sampel inti batuan yang diambil dari proses pengeboran
Corelog Skeleton : Sampel inti batuan dari proses pengeboran yang telah lalu dan telah tersimpan dalam gudang sebagai sampel asli database. Coresite
: Tempat penyimpanan fisik corebox dan skeleton core
DMLZ
: Deep Mill Level Zone; Area penambangan bawah tanah dibawah area DOZ (proses development dan produksi)
DOZ
: Deep Ore Zone; Area penambangan bawah tanah dibawah area IOZ (proses produksi)
Drill Drift
: Titik pengeboran pada lorong di level undercut yang nantinya berfungsi sebagai perancangan pembentukan pillar
Drawbell
: lubang yang menghubungkan level undercut dan ekstraksi sebagai jalur masuknya hancuran batuan ke dalam drawpoint; 1 drawbel terhubung pada 2 drawpoint pada panel yang berbeda.
Draw column
: Dinding tepi pada dalam drawbell; dapat berupa major pillar maupun minor pillar
Draw control
: Pengendalian / manajemen mucking; penjadwalan dan besaran mucking
Drawpoint
: Lubang bukaan dalam panel terowongan yang berfungsi sebagai titik pengambilan bijih;
Drawzone
: Area jatuhan hancuran bijih dari lubang drawbell; area lingkup 2 drawpoint yang bersebelahan dan terhubung pada 1 drawbell yang sama.
EESS
: East Ertsberg Skarn System; area endapan skarn pada bagian timur Gunung Bijih
GBT
: Gunung Bijih Timur; Area penambangan bawah tanah pertama yang berada di level teratas EESS district(telah tutup).
Grizzly
: Titik penumpahan bijih yang telah diangkut dari drawpoint, konektor hancuran bijih menuju level haulage/ pengangkutan.
HOD
: Height of Draw; Perkiraan tinggi dari besaran material hancuran batuan yang telah terambil.
Hung up
: kondisi tersangkutnya hancuran bijih yang terlampau besar sehingga menggantung dan tidak dapat terambil di dalam drawpoint.
IOZ
: Intermediate Ore Zone; Area penambangan bawah tanah dibawah area GBT (telah tutup)
Kominusi
: Proses bercampurnya hancuran material
Lead / lag
: Perhitungan jarak perluasan area tambang/ garis batas terluar dari cave front yang ada di level undercut,
LHD
: Load Haul Dump; alat yang mengangkat hancuran bijih dari dari dalam drawpoint menuju grizzly
Minegem
: Automatic LHD; LHD yang dikendalikan dari jarak jauh
Muck
: Hancuran bijih yang ada di dalam rongga drawpoint.
Mucking
: Penarikan bijih/ ekstraksi bijih dari dalam drawpoint menggunakan Load Haul Dump (LHD)
Mudpack
: Lapisan lempungan yang mengeras
NIR
: Near-Infra Red; reflektansi terhadap infrared dengan panjang gelombang pendek yang digunakan untuk mengetahui komposisi mineral
Ore
: bijih
Panel
: Lorong pada terowongan yang berfungsi area hilir mudiknya alat berat.
Pillar
: Batuan penahan konstruksi terowongan/ penahan rongga terbuka di bawah tanah.
Pillar Major
: Batuan penahan yang sejajar di atas lorong Panel yang memisahkan antar panel
Pillar Minor
: Batuan penahan yang melintang di antara 2 panel yang memisahkan antar drawbell yang ada.
Rilling material
: Material bergerak.berpindah lokasi
Rock breaker
: Penghancur batuan; Alat berat yang digunakan untuk memperkecil ukuran batuan lepas, memiliki konsep mesin yang bergerak seperti palu
Shotcrete
: Proses penguatan batuan dengan cara melapisi batuan dengan semen; penembakan semen
Slabbing
: Pemotongan batuan dengan gerinda untuk menghaluskan batuan.
Spill out
: Mud rush; Luncuran lumpur basah yang keluar dari dalam drawpoint dan melewati batas bibir drawpoint sehingga masuk ke dalam panel produksi.
Split set
: Rangka tulang baja yang digunakan untuk memperkuat struktur lorong panel
TDR
: Time Domain Reflectometry; metode pengukuran berdasarkan putusnya kabel yang telah tertanam.
Wire mesh
: Tulangan besi yang teranyam/ dilas; berfungsi sebagai jaring penahan hancuran batuan pada dinding dan atap terowongan, secara umum memiliki rongga antar tulangan selebar 10x10cm.