Ungkapan Penerimaan dan Penolakan dalam Bahasa Indone sia Arief Rijadi
Progra m Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember, Jawa Timur Indonesia
Bahasa Indonesia dalam sejarah perpolitikan bangsa Indonesia, pada dasar nya bert uj ua n unt uk mem pe r s at u ka n bangsa Indonesia yang sangat beragam suku, adat istiada t, ras, agama, dan bahas a. Para pendiri bangsa Indon esi a menyadari betul akan ancam a n perpecaha n bangsa akibat beraga m nya masyarakat itu, sehingga sejak peristiwa Sumpa h Pemu da, bahasa Indonesi a senantias a dibina dan dikemba ngka n. Upaya pembi na an dan penge m b a ng a n bah as a Indonesia itu dipercayakan pengelolaannya kepa da sebu ah lembaga, yaitu Pusat Pembinaan dan Pengemb an g a n Bahasa (P3B). Upaya pem bi naan dan penge m b a ng a n bahasa Indonesia itu telah menunj uk ka n perk em ba ng an yang sem aki n baik. Perkem ba nga n bah as a Indonesia yang terjadi saat ini dapat dirasakan sem aki n man ta p dan maju sert a sem aki n diminati masyarak a t inter na si onal. Minat masyaraka t interna si onal itu dapat diketa hui dan dibuktikan dengan muncul nya pusat studi bahasa dan budaya Indonesia di berbagai lembaga pendi dika n di luar negeri. Studi yang dimaks u d beru pa progra m studi di pergu r u a n tinggi, mat a kuliah, dan kurs us - kursu s bahasa Indonesia bagi penu t u r asing (BIPA). Perkem bang a n terakhi r bagi bahasa Indonesia yang sangat menggem bi rak a n adalah telah diben t uk nya suat u wadah atau organisasi bagi pecint a dan pengajar BIPA melalui konferensi internasi onal BIPA 1999 di Universitas Pendidika n Indonesia Bandu ng, yakni APBIPA . Perkem ba nga n - perk em b anga n itu sangat menggem bi ra ka n bagi bangsa Indo nesia, karena sekaligus menjadi kan jati diri bangsa Indonesia sem aki n terangk at. Akan tetapi, kegembi raan itu tidak dapat dilepaska n dari berbagai tanta ng a n. Tantanga n tersebu t antara lain adalah (1) belum adanya kurikul um pengajara n BIPA yang baku, (2) profesionalita s pengajar BIPA masih perlu ditingkat kan, (3) mat eri pengajara n BIPA belum ditata dengan baik sesuai kebut u h an dan (4) belum adanya lembaga yang secara khus us mendi dik guru BIPA. Empat tant anga n itu menjadi sebua h mata rantai masalah pengajara n BIPA unt uk segera disikapi dan diselesaik an. Upaya menyikapi dan menyelesaika n mata rantai masalah tersebu t di antar anya perlu dilakuk a n pemo t ongan terha da p
1
sebagian materi ajar unt u k ditata dan dikem bangka n. Dengan penat aan dan pengem ba n ga n materi ajar BIPA tersebut akan menjadi ka n pengaj ar an BIPA sem aki n terara h dan kaya materi. Makalah ini dimaksu d ka n unt uk mengem b angk a n materi pengajara n BIPA beru pa pengkajian tentang ungkapa n peneri m aa n dan penolak an dalam bah as a Indon esi a. Ungkapa n peneri m aa n dan penolakan meru paka n bagian materi dari ungkapa n perse m ba h a n. Contoh ungkapan peneri m aa n dalam suat u tindak tut ur, misal nya “Selamat pagi sauda ra - saudar a!” Selamat pagi!; “Maaf, Saya terlamba t datang!” Tidak apa- apa, rapatny a baru saja dimulai ; Terima kasih Anda tidak merokok dalam ruangan ini. Ungkapan peneri m aa n pada conto h tersebut adalah Selamat pagi; Tidak apa - apa, rapat ny a baru saja dimulai; dan Terima kasih Anda tidak merokok di ruangan ini. Selanj ut nya ungkapa n penolak an, misalnya Maaf, tidak meneri ma sumba nga n dalam bentu k apa pun; Dengan berat hati, Pimpinan perusahaan tidak meneri m a lamaran Anda. Seperti diketah ui bahwa ungkapa n persem ba ha n yang di dalam ny a terda pat ungkapan peneri m aa n dan penolakan, sangat penting bagi pengajar an bahasa, baik tingkat awal maup un tingkat lanjut. Oleh sebab itu, materi ungkapa n persem ba h a n perlu dikaji terlebih dahul u sebelu m dipersiap k an untuk materi ajar. Berkaitan dengan ungka p an penerim a an dan penolakan dalam bahasa Indonesia per m as al aha n yang akan dibahas dalam makalah ini adalah (1) bagaim an a k a h wujud ungkap a n peneri m aa n dan pen olaka n dalam bahasa Indonesi a?; (2) bagaim ana ka h strukt ur ungkapa n peneri ma an dan pen olaka n dalam bahasa Indonesi a? Konsep Dasar Ungkapan peneri ma a n dan penolakan merupa ka n bagian dari ungkapa n persem ba h a n dala m suat u tindak tutur atau tindak berbah as a (speech act ). Tindak tut ur adalah tindak kom unikasi dengan tujuan khus us, cara khusu s, aturan khusu s sesuai kebut uh a n, sehingga mem en u hi derajat keso pana n, baik dilakuka n dengan tulus mau p u n basa - basi. Richards (dalam Suyono, 1990) menyat ak an bahwa tindak tutur adalah “the things we actually do when we speak” atau “the minim al unit of speaking which can be said to have a function”. Tindak tutu r adalah sesuat u yang benar benar kita lakukan saat kita berbicara. Sesuat u itu berupa unit tut ur a n minim al dan dapat berfungsi. Dalam hal ini adalah unt uk berkom u n ika si. Dari sini dapat dipaha m i bahwa tut ura n yang beru pa sebua h kalim at dapat dikatak an sebagai tindak tut ur jika kalimat itu berfungsi. Fungsi yang dim aks u d adalah bisa
2
merangs ang orang lain untu k mem be ri tanggapa n yang berupa ucapan atau tindaka n. Tindak tutur dalam kom u nika si mencaku p tindak (1) konst atif, (2) direktif, (3) komisif, dan (4) perse m ba h a n (acknowledg me nt ) (Austin dalam Ibrahi m, 1993). Sedangka n Searle (dalam Wijaya, 1996) menge m u ka ka n bahwa tindak tut ur secara pragm at ik ada tiga jenis, yaitu (1) tindak lokusi, (2) tindak ilokusi, dan (3) tindak perloku si. Tindak Lokusi adalah tindak tutur unt uk menyat ak an sesuat u. Tindak iloku si adalah tindak tut ur unt uk menginfor m a si k a n sesuat u dan juga melakuka n sesuat u sejauh situasi tutu r ny a diperti m b angk an secara seksa m a. Tindak perloku si adalah tindak tutu r yang dimaks u d ka n unt uk mem pe ngar u h i lawan tut ur. Khusus untu k tindak tutur persem ba h a n Austin (dalam Ibrahi m, 1993) berpen da p a t bahwa tindak tut ur persem ba h a n mencaku p tindak permi n t aa n maaf, menyataka n bela sungkawa, menyat ak an rasa terim a kasih, perny at aa n peneri m aa n balik ucapan perse m ba h a n, penolaka n ucapan perse m b ah a n, dan menyat ak an salam. Dalam makalah ini, pem ba ha s a n difokus ka n pada tindak tutur berupa ungka pan peneri m aa n dan penolakan. Tindak tutur berup a ungkapa n peneri m aa n dan penolakan secara um u m berfung si unt uk menyat ak a n peneri m aa n balik terha da p ucapan perse m b a h a n dan menyat ak a n penolakan ucapa n perse m ba h a n. Wujud Ungkapan Penerimaan dam Penolakan Wujud Ungka pan Peneri maa n Ungkapan peneri m aa n persem b a h a n adalah ungkapan beru pa kalimat atau wacana yang berisi tanggapan balik positif (berupa peneri m aa n) atas persem b a ha n yang telah disam p ai ka n oleh seseor ang atau kelom pok. Tanggapan balik yang bersifat positif tersebu t menyangk u t (1) salam balik (jawaban atas salam dari seseoran g atau kelom pok), (2) tanggapa n balik terhada p ucapan selam at, baik ucapan sim pati suka cita maup u n sim pati duka cita, (3) tanggapan balik atas ucapan terima kasih, dan (4) tanggapa n balik atas perm oh o n a n maaf. Wujud ungkapa n peneri m aa n berupa tanggapa n balik tersebut diuraikan sebagai berik ut. a) Sala m Balik Wujud ungkapa n peneri ma a n salam balik adalah berupa tanggapa n balik atas pernyat aa n salam yang ditut ur ka n oleh seseor an g atau kelompo k. Wujud salam balik tersebut , misalnya sebagai berikut (tercet ak miring).
3
(1) Selamat pagi anak - anak! Selamat pagi! (2) Selamat siang Saudara - sauda ra! Selamat siang! (3) Selamat malam Bapak - bapak, Ibu- ibu! Selama t malam!
b)Tang ga p an Balik terhadap Ucapan Selama t Wujud tanggap an balik terhad a p ucapan selamat adalah beru pa tanggap a n balik atau ucapan selamat yang disam p aika n oleh seseorang atau kelom po k, baik berup a ucapan sim pati suka cita maup u n simpati duk a cita. Wujud tanggapa n balik tersebu t, misal nya sebagai berikut (tercetak miring). (1). Selamat ulang tahun, ya! Terima kasih. (2). Selamat mene m p u h hidu p baru! Terima kasih, kapa n Kamu men yus ul (menikah)? (3). Kami turu t berd uk a cita atas meninggalnya putra Bapak! Terima kasih. (4). Turu t berduk a cita atas musib ah yang dialami Paman, Bi! Terima kasih. c) Tangga p a n Balik Atas Ucapan Teri ma Kasih Tanggapa n balik atas ucapa n teri ma kasih adalah beru pa pernyata an terim a kasih yang ditut ur ka n seseorang atau kelompo k. Wuju d tanggapan balik terseb u t, misalnya sebagai berikut. (1). Terima kasih atas bantua n n ya! Terima kasih kembali! (2). Terima kasih atas saran - saran yang Anda berikan! Teri ma kasih kembali! (3). Terima kasih atas partisipasi nya! Sama - sama! d) Tangga p a n Balik Atas Permo hon an Maaf Tanggapa n balik atas perm oh on a n maaf adalah berup a pernyata an per m o ho na n maaf yang disam p ai ka n seseora ng atau kelom pok atas perbuat a n atau tindaka n ny a, sehingga mer ugik an orang atau kelompo k lain. Namu n demikian tanggapa n balik yang ditut ur k a n masih bersifat positif. Wujud tanggapa n balik terseb ut, misal nya sebagai beriku t. (1). Maaf, Saya datang terlam bat! Tidak apa- apa. (2). Maaf, atas keterlam b at a n Saya dalam rapat ini! Tidak apa - apa, baru setengah jam, kok! (3). Maaf, atas perlakua n kami Pak Guru! Silakan, dan tolong tutu p pintuny a! Wujud Ungka pa n Penolaka n Ungkapan penolak an perse m b a h a n adalah ungkapan berup a kalimat atau wacana yang berisi infor m asi atau tanggapa n menolak persem b a h a n yang disam p ai kan oleh seseora ng
4
atau kelom po k terten t u dengan cara - cara terten t u. Tipe ungkapa n penolaka n tersebut dapat beru pa penolaka n yang sopan (positif) maup u n penolaka n yang tidak sopan. Dalam makalah ini hanya dibaha s ungkap a n penolakan yang sopan. Wujud ungkapa n penolakan tersebut, misalnya sebagai berik ut. (1). Maaf, tidak meneri m a kara ng an bunga. (1). Maaf, tidak meneri m a sumba ng a n berup a bara ng (3). Maaf, tidak melayani permin ta a n sumba ng a n tanpa seizin RT dan RW. (4). Maaf harg a pas! Tidak ada tawar - mena w ar. (5). Dengan berat hati, Kami terpaksa men ge m b alika n barang ini karena ada bagia n yang rusak. (6). Dengan berat hati Pimpina n perusa ha a n menolak lamar an Saudara. (7). Maaf, Nga men sekaran g gratis, besok tidak. (8). Maaf, tidak melayani permin ta a n su mba ng an . Struktur Ungkapan Penerimaan dan Penolakan Strukt ur Ungkap a n Penerimaan Ungkapan peneri m aa n dalam bahasa Indonesia memiliki strukt u r yang beragam berdasa rk a n wuju dnya. Beberapa ungkapa n penerim a an yang telah dideskri psikn pada bagian tent ang wujud ungkapa n peneri m aa n di muka, dapat ditem u ka n strukt u r ungkapa n peneri m aa n sebagai berikut. 1). 2). 3). 4). 5).
Selamat + Verba Penanda Waktu Terima kasih + (kembali) + (informasi tambahan) Sama - sama Tidak apa - apa + (informasi tambahan) Silakan + (informasi tambahan)
Strukt ur Ungkapa n Penolakan Ungkapan penolak an persem b a ha n dalam bahas a Indonesi a ditem u ka n pola / strukt u r um um sebagai berikut. Ungkapan Tetap (UT) + Verba Penanda Tindak Penolakan +(Objektif) Ungkapan tetap (UT) dalam ungkapa n penolakan ini beru pa: maaf; denga n berat hati. Verba penand a tindak pen olaka n, yaitu verba yang secara sema ntis berm ak na men olak (respo n negatif). Dalam hal ini ditan dai dengan kata tidak, gratis,
5
terpaksa, dan sebagai nya. Objektif adalah objek yang menjadi sasar an penolaka n seperti yang disebu t oleh verba. Penutup Pembahas a n tent ang ungkapa n peneri m aa n dan penolaka n dalam bahasa Indo nesia meru pa ka n upaya untuk memo t o ng mata rantai masala h yang dihadapi dalam pengaj ara n BIPA. Selain itu juga unt u k menat a dan menge m ba ng ka n materi pengaj ar an BIPA. Hasil pemb a ha s a n tenta ng ungka pan peneri m aa n dan penolaka n dalam bahas a Indonesia dapat diketa h ui bahwa wujud ny a sangat beragam. Kemu dian strukt u r ungkapa n peneri m aa n ditem u ka n sebagai berikut 1) Selamat + Verba Penanda Waktu; 2) Terima kasih + (kembali) + (inform asi tambah a n); 3) Sama - sama; 4) Tidak apa - apa + (inform a si tamb ah an); dan 5) Silakan + (inform asi tam ba ha n). Sedangkan strukt ur um u m ungk apan penolakan adalah Ungkapan Tetap (UT) + Verba Penan da Tindak Penolakan +(Objektif). Pembah as a n tentang tindak tutu r dalam kom u nik a si masih banyak yang dapat dikem ba ngkan unt u k mem per kaya materi pengajara n BIPA. Misalnya, tindak komisif. Dengan penat aa n dan penge m b a ng a n materi ini, dihara p ka n pengajara n BIPA dapat berkem b a ng semakin baik dan terarah.
Daftar Pustaka Ibrahi m, Abdul Syuku r. 1993. Kajian Tindak Tutur. Surabaya: Usaha Nasional. Rijadi, Arief dkk. 2001. Sosok Ungkapan Persemb ah a n Dalam Bahasa Indonesia, Analisis Wujud dan Fungsinya dalam Perspektif Tindak Tutur. Jember: Lembaga Penelitian Universitas Jember. Suyono. 1990. Pragm atik: Dasar - Dasar Malang: FPBS IKIP Malang.
dan
Pengajara n n y a.
Wijaya, I Dewa Putu. 1996. Dasar - Dasar Pragma tik. Yogyakart a: Penerbit Andi.
6