JURNAL ONLINE INSAN AKUNTAN, Vol.1, No.2, Desember 2016, 341 - 358 E-ISSN: 2528-0163
Underpricing Pada Initial Public Offering (Studi Empiris Pada Perusahaan Non Keuangan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011 – 2014) Natalia Titik Wiyani 1 1
Akuntansi. Akademi Akuntansi Bina Insani; Jl. Siliwangi No. 6 Rawa Panjang, Bekasi 17114 Indonesia. Telp. (021) 824 36 886 / (021) 824 36 996. Fax (021) 824 009 24; e-mail:
[email protected] * Korespondensi: e-mail:
[email protected]
Diterima: 2 November 2016 ; Review: 17 November 2016 ; Disetujui: 23 November 2016 Cara sitasi: Wiyani NT. 2016. Underpricing Pada Initial Public Offering (Studi Empiris Pada Perusahaan Non Keuangan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2104). Jurnal Online Insan Akuntan. 1 (2): 341-358.
Abstrak : Pada saat saham-saham diperdagangkan di pasar sekunder atau bursa efek terdapat beberapa anomali yang terjadi. Jika harga saham di pasar sekunder lebih tinggi dibanding harga saham di pasar perdana maka terjadi apa yang disebut positive initial return atau underpricing. Underpricing merupakan suatu kondisi dimana harga saham pada waktu penawaran perdana relatif terlalu murah dibandingkan harga di pasar sekunder. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis variabel-variabel yang mempengaruhi underpricing pada sektor saham perusahaan non keuangan yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2014. Adapun variabel-variabel yang diteliti antara lain Debt to Equity Ratio, Return on Equity, Earning Per Share, umur perusahaan dan ukuran perusahaan. Dalam penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 61 perusahaan dan teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka. Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Hipotesis uji yang digunakan t-statistik dan F-statistik pada tingkat signifikansi 5%. Hasil analisis regresi secara parsial menunjukkan bahwa hanya Return on Equity dan ukuran perusahaan yang berpengaruh secara signifikan terhadap underpricing. Sedangkan secara simultan diperoleh hasil variabel Debt to Equity Ratio, Return On Equity, Earning Per Share, Umur perusahaan dan Ukuran Perusahaan berpengaruh secara signifikan tehadap underpricing. Kata kunci : Debt to Equity Ratio, Earning Per Share, Return On Equity, Umur perusahaan, Ukuran Perusahaan, Underpricing, Abstract: At the time the shares are traded in the secondary market or stock exchange there are several anomalies. If the stock price in the secondary market is higher than the price of shares in the primary market in what is called positive initial returns or underpricing. Underpricing is conditions under which stocks price at primary market is much to lower than that at secondary market. This study aimed to analyze the variables that affect underpricing the shares sector non-financial companies that go public in Indonesia Stock Exchange (BEI) in the period 2011-2014. The variables examined include Debt to Equity Rasio, Return On Equity, Earning per Share, Firm’s Age and Firm’s Size. The sample of this research are 61 companies and the method uses purposive sampling. Data were collected by literature study. This research uses multiple regression analysis. Hypotheses test used t-statistic and f-statistic at level significance 5%. The result of parsial regression analysis indicates that Return On Equity and firm’s size have significant effect to underpricing at the level of 5%. While by simultan obtained result of Debt to Equity Ratio, Return On Equity, Earning per Share, Firm’s Age and Firm’s Size. Keywords : Debt to Equity Ratio, Earning Per Share, Firm’s Age, Firm’s Size. Return On Equity, Underpricing,
Copyright@2016. P2M AAK BINA INSANI
341
342
E-ISSN: 2528–0163; 341-358
1. Pendahuluan Dalam usahanya
rangka
mengembangkan
perusahaan
membutuhkan
sesudah IPO dapat dipertahankan atau ditingkatkan menjadi lebih baik.
pendanaan yang cukup besar. Salah satu
Masalah yang seringkali timbul
kebijakan pendanaan eksternal yang
dari kegiatan IPO adalah terjadinya
dapat ditempuh melalui sarana sumber
fenomena
dana pasar modal yaitu melakukan
menunjukkan bahwa harga saham pada
emisi saham atau Initial Public Offering
waktu penawaran perdana relatif lebih
(IPO). Emisi saham merupakan salah
rendah
satu strategi untuk mengembangkan
diperdagangkan
usaha melalui penawaran saham kepada
Harga saham yang terjadi di pasar
masyarakat luas. Penawaran umum
perdana dan pasar sekunder berbeda,
(IPO) diharapkan akan berakibat pada
dan karenanya perbedaan ini akan
membaiknya prospek perusahaan yang
menimbulkan kondisi yang disebut
terjadi karena ekspansi yang akan
underpricing dan overpricing. Apabila
dilakukan. Hal ini diindikasikan dengan
penentuan harga saham pada saat IPO
harga saham yang ditawarkan menjadi
secara
lebih
perusahaan
dibandingkan dengan harga yang terjadi
sebelum IPO merupakan informasi bagi
di pasar sekunder di hari pertama, maka
investor mengenai pertumbuhan kinerja
terjadi underpricing (Kim, Krinsky dan
perusahaan
Lee, 1995), sedangkan menurut Caster
tinggi.
Kinerja
selanjutnya
perusahaan melakukan IPO.
setelah Investor
berharap bahwa kinerja perusahaan
dan
underpricing
dibanding di
signifikan
Manaster
bahwa
pada pasar
saat
sekunder.
lebih
(1990)
underpricing
yang
rendah
menjelaskan adalah
hasil
ketidakpastian harga saham di pasar
(Natalia Titik Wiyani) Underpricing Pada Initial …
JURNAL ONLINE INSAN AKUNTAN E-ISSN: 2528-0163; 341 - 358 343
sekunder.
Fenomena
underpricing
DER menunjukkan imbangan antara
tentunya akan merugikan perusahaan
tingkat leverage (penggunaan hutang)
yang akan go public, karena dana yang
dibandingkan modal sendiri perusahaan.
diperoleh dari publik tidak maksimum.
Semakin
Underpricing
terjadi
karena
bentuk
tinggi
pendanaan
hutang
yang
dalam
dilakukan
adanya asimetri informasi. Asimetri
perusahaan pada struktur modalnya,
informasi bisa terjadi antara emiten dan
maka financial leverage akan semakin
penjamin emisi, maupun antar investor.
tinggi. Dengan nilai DER yang tinggi,
Untuk mengurangi adanya asimetri
maka perusahaan memiliki dana yang
informasi maka dilakukanlah penerbitan
cukup untuk melakukan ekpansi dan
prospektus oleh perusahaan, yang berisi
menghasilkan keuntungan yang besar di
informasi
masa
dari
bersangkutan.
perusahaan Prospektus
yang
depan
sehingga
menjamin
memuat
kesejahteraan investor di masa depan.
rincian informasi serta fakta material
Hal ini menjadi sinyal positif bagi pasar
tentang penawaran umum emiten baik
bahwa
berupa informasi keuangan maupun non
menjanjikan
keuangan. Informasi yang diungkapkan
mengurangi
dalam
dihadapi
prospektus
akan
membantu
investor untuk membuat keputusan yang
kinerja di
perusahaan masa
depan
ketidakpastian investor
sehingga
akan dan yang akan
menurunkan underpricing.
rasional mengenai resiko nilai saham
Hasil penelitian Indrawati (2005)
sesungguhnya yang ditawarkan emiten.
menunjukkan bahwa DER memiliki
Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER)
pengaruh positif terhadap underpricing.
terhadap underpricing
Nilai
DER
yang
semakin
besar
menandakan struktur permodalan usaha
(Natalia Titik Wiyani) Underpricing Pada Initial …
344
E-ISSN: 2528–0163; 341-358
lebih banyak memanfaatkan hutang-
pertimbangan
hutang relatif terhadap ekuitas. DER
modalnya. Hasil penelitian Yolana dan
yang tinggi menunjukkan resiko suatu
Martani (2005) menunjukkan bahwa
perusahaan
ROE
juga
tinggi,
sehingga
memiliki
dalam
menanamkan
pengaruh
terhadap
investor dalam mengambil keputusan
underpricing dengan arah positif. Hal
investasi,
ini berarti semakin besar nilai ROE
tentu
akan
mempertimbangkan hal ini. H1 :
Debt
to
maka
Equity
Ratio
berpengaruh signifikan positif terhadap
underpricing
underpricing
akan
semakin
meningkat. H2 :
Return on Equity berpengaruh
saham
signifikan
perdana.
negatif
terhadap
underpricing saham perdana.
Pengaruh Return on Equity (ROE)
Pengaruh Earning Per Share (EPS)
terhadap underpricing
terhadap underpricing
ROE
adalah
yang
EPS menunjukkan bahwa semakin
para
besar tingkat kemampuan perusahaan
investor tentang seberapa besar tingkat
dalam menghasilkan keuntungan per
pengembalian modal dari perusahaan
lembar saham bagi pemiliknya, maka
yang berasal dari kinerja perusahaan
akan
yang menghasilkan laba. Nilai ROE
perusahaan tersebut di pasar modal.
yang
EPS akan sangat membantu investor
memberikan
informasi
semakin
bahwa
tinggi
rasio pada
menunjukkan
perusahaan
mampu
karena
mempengaruhi
informasi
return
EPS
saham
dapat
menghasilkan laba di masa yang akan
menggambarkan prospek earning suatu
datang dan laba merupakan informasi
perusahaan di masa yang akan datang,
penting
karena EPS menunjukkan laba bersih
bagi
investor
sebagai
(Natalia Titik Wiyani) Underpricing Pada Initial …
JURNAL ONLINE INSAN AKUNTAN E-ISSN: 2528-0163; 341 - 358 345
perusahaan yang siap dibagikan kepada
perusahaan mampu bersaing dan dapat
semua pemegang saham perusahaan.
mengambil kesempatan bisnis yang ada
Semakin besar EPS akan menarik
dalam perekonomian serta banyaknya
investor untuk melakukan investasi di
informasi yang dapat diserap oleh
perusahaan tersebut, sehingga akan
publik.
mengakibatkan permintaan saham akan
Perusahaan
yang
beroperasi
meningkat dan harga saham meningkat
lebih lama mempunyai kenaikan yang
pula (Susilowati dan Turyanto, 2011).
lebih
Hasil (2000)
penelitian
menunjukkan
besar
untuk
menyediakan
Chandradewi
informasi perusahaan yang lebih banyak
bahwa
dan luas daripada yang baru saja berdiri.
EPS
berpengaruh signifikan positif terhadap
Calon
harga pasar saham setelah penawaran
mengeluarkan biaya yang lebih banyak
umum perdana. Hal ini berarti bahwa
untuk memperoleh
semakin tinggi nilai EPS maka return
perusahaan
yang diterima investor akan semakin
tersebut.
tinggi harga saham tersebut.
mengurangi adanya informasi asimetri
H3 :
Earnings Per Share berpengaruh
dan memperkecil ketidakpastian pasar
signifikan
yang pada akhirnya akan menurunkan
negatif
terhadap
underpricing saham perdana.
investor
yang Dengan
tidak
perlu
informasi dari melakukan
IPO
demikian
akan
tingkat underpricing saham. Menurut
Pengaruh Umur Perusahaan (Firm’s
penelitian
Age) terhadap underpricing
Syahroza (2012) menyatakan bahwa
Umur
perusahaan
emiten
Martani,
Sinaga
dan
umur perusahaan menunjukkan berapa
menunjukkan seberapa lama perusahaan
lama
perusahaan
dapat
bertahan.
mampu bertahan dan menjadi bukti
Semakin lama umur perusahaan, maka
(Natalia Titik Wiyani) Underpricing Pada Initial …
346
E-ISSN: 2528–0163; 341-358
semakin banyak informasi yang akan diperoleh
tentang
dan Syahroza (2012), Indrawati (2005)
perusahaan tersebut dan selanjutnya
berhasil membuktikan bahwa ukuran
akan mengurangi asimetri informasi dan
perusahaan memiliki pengaruh negatif
mengurangi ketidakpastian di masa
terhadap underpricing. Hal ini berarti
depan.
underpricing saham bagi perusahaan
H4 :
masyarakat
Hasil penelitian Martani, Sinaga
Umur perusahaan berpengaruh
yang berukuran besar cenderung lebih
signifikan
rendah
negatif
terhadap
underpricing saham perdana.
dibandingkan
perusahaan
yang
dengan
berukuran
kecil.
Pengaruh Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan terbukti mendorong
(Firm’s Size) terhadap underpricing
teori uncertainty of company value,
Ukuran dijadikan
dapat
yaitu ketidakpastian nilai perusahaan di
tingkat
masa depan akan membuat investor
perusahaan
sebagai
proxy
ketidakpastian saham. Aset merupakan
ragu-ragu
tolok ukur besaran atau skala suatu
pada saham emiten.
perusahaan. Biasanya perusahaan besar
H5 :
mempunyai
aset
yang
besar
menginvestasikan
Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan
pula
negatif
underpricing
nilainya.
uangya
terhadap
saham
perdan
adalah
suatu
kondisi
perusahaan
dinilai
terlalu
2. Metode Penelitian underpricing
Variabel Penelitian Variabel penelitian
ini
dependen adalah
dalam
underpricing
saham. Definisi operasional
dimana
rendah dari kondisi yang sesungguhnya. Underpricing diukur berdasarkan initial
(Natalia Titik Wiyani) Underpricing Pada Initial …
348
E-ISSN: 2528–0163; 341-358
return yang merupakan selisih antara
rasio pasar modal yang mengukur
harga saham hari pertama penutupan di
pendapatan bersih perusahaan dari satu
pasar sekunder (closing price) dengan
periode dibagi dengan jumlah saham
harga saham pada penawaran perdana
yang
(offering price) dibagi dengan harga
diproksikan
saham penawaran perdana.
perusahaan beroperasi sejak didirikan
Variabel penelitian
ini
independen adalah
dalam informasi
beredar.
berdasarkan
Umur
perusahaan
dengan
lamanya
akte
perusahaan
pendirian
tersebut
sampai
melakukan
akuntansi yaitu (debt to equity ratio,
penawaran umum perdana (IPO) yang
return on equity dan earning per share)
dihitung dengan skala tahunan. Variabel
dan informasi non akuntansi (umur
ukuran atau besarnya skala perusahaan
perusahaan dan ukuran perusahaan).
diukur
Debt
perusahaan tersebut memutuskan untuk
to
Equity
Ratio
(DER)
dari
total
menunjukkan proporsi atas penggunaan
melakukan IPO.
hutang untuk membiayai investasinya,
Penentuan Sampel
aset
sebelum
dimana DER diukur dengan membagi
Penelitian ini menggunakan data
total hutang dengan total ekuitas. Return
perusahaan yang melakukan IPO di
on Equity (ROE) sebagai rasio
yang
Bursa Efek Indonesia (BEI) selama
digunakan dalam mengukur tingkat
periode tahun 2011 sampai dengan
profitabilitas karena mengukur tingkat
tahun 2014. Populasi perusahaan yang
keuntungan
diteliti adalah semua perusahaan yang
dengan
modal
sendiri,
pengukuran dengan membandingkan
termasuk dalam sektor
antara laba bersih dengan total ekuitas.
keuangan.
Earning Per Share (EPS) merupakan
(Natalia Titik Wiyani) Underpricing Pada Initial …
industri non
JURNAL ONLINE INSAN AKUNTAN E-ISSN: 2528-0163; 341 - 358 349
Pengumpulan
sampel
dipilih
6. Memiliki
kelengkapan
informasi
dengan menggunakan metode purposive
pada prospektus untuk keperluan
sampling, dengan kriteria-kriteria yang
analisis
digunakan dalam penelitian
sebagai
berikut : 1. Perusahaan
Metode Analisis Metode
go
public
dan
analisis
data
yang
digunakan adalah uji regresi linear
melakukan IPO selama periode
berganda.
2011-2014
dilakukan meliputi uji asumsi klasik,
2. Perusahaan
tersebut
tidak
mengalami delisting
nilai negatif tidak
mengalami overpricing
kelayakan model), dan uji statistik t (uji parameter
individual).
(Ghozali, 2009). Pengujian
5. Harga saham perusahaan tersebut mengalami underpricing
yang
analisis statistik deskriptif, uji koefisien
signifikansi tersebut
statistik
determinasi (R2), uji statistik F (uji
3. Data ROE dan EPS tidak memiliki
4. Perusahaan
Analisis
hipotesis
dilakukan
dengan menggunakan analisis regresi linear berganda, dengan persamaan berikut ini :
UPit = b0+ b1DERit + b2ROEit + b3EPSit + b4AGEit + b5SIZEit + eit Keterangan: UPit = Underpricing b0 = konstanta b1, b2, b3, b4, b5, b6, b7, b8 = koefisien regresi dari setiap variabel independen DERit = Debt to Equity Ratio ROEit = Return on Equity EPSit = Earning Per Share AGEit = Umur Perusahaan SIZEit = Ukuran Perusahaan eit = error term i = Perusahaan t = waktu (time)
(Natalia Titik Wiyani) Underpricing Pada Initial …
JURNAL ONLINE INSAN AKUNTAN E-ISSN: 2528-0163; 341 - 358 349
3. Hasil dan Pembahasan antara
3.1. Deskripsi Sampel Penelitian Penelitian
ini
tahun
2011-2014.
Dari
71
mengambil
perusahaan yang melakukan penawaran
populasi perusahaan-perusahaan sektor
perdana pada periode tersebut, ada 10
non keuangan yang listing di BEI
perusahaan dikarenakan overpricing,
dengan mengambil sampel perusahaan
sehingga hanya 61 perusahaan yang
yang melakukan penawaran perdana
dijadikan sampel dalam penelitian ini.
Tabel 1. Ringkasan Perolehan Data Sampel Penelitian Kriteria
Total
Perusahaan IPO yang terdaftar di BEI tahun 2011 -2014 Sampel yang dikeluarkan karena overpricing Jumlah sampel yang dipakai dalam penelitian
71 (10) 61
Sumber : Bursa Efek Indonesia, 2015 3.2. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif dalam penelitian ini
2011 hingga 2014 diperoleh deskripsi
menunjukkan
nilai
data hasil analisis statistik dekriptif
minimum,
rata-rata
dan
maksimum, (disajikan
sebagai berikut:
dalam tabel 2). Berdasarkan data dari 61 perusahaan non keuangan selama tahun Tabel 2. Hasil Analisis Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N
Minimum
Underpricing DER ROE EPS Umur Perusahaan Ukuran Perusahaan
61 61 61 61 61 61
Valid N (listwise)
61
1.32 .17 .74 .53 1.00 7.0005E4
Maximum 70.00 5.05 68.34 659.00 57.00 5.2135E7
Mean 28.7961 .9613 15.3113 60.8969 14.9180 4.870173E6
Std. Deviation 22.89173 .97321 12.30101 104.02868 11.90279 8.9343593E6
Sumber : Hasil Olah Data SPSS
(Natalia Titik Wiyani) Underpricing Pada Initial …
350
E-ISSN: 2528–0163; 341-358
masing variabel bebas terhadap variabel
Deskripsi Variabel Variabel underpricing (initial return) mempunyai
nilai
terikat. Hasil pengujian multikolinieritas
minimum
menunjukkan bahwa tidak terdapat
sebesar 1,32% dengan nilai maksimum
variabel dengan nilai VIF lebih besar
sebesar 70%, rata-rata yang diperoleh
dari 10 yaitu 1,210 (1,210 < 10). Hal ini
dari 61 observasi adalah sebesar 28,80%
berarti bahwa model variabel bebas
dan standar deviasi sebesar 22,89%.
(prediktor)
yang
Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan
penelitian
ini
melakukan
adanya gejala multikolinieritas dalam
estimasi
harga
saham
perdana yang terlalu rendah sehingga
tidak
dalam
menunjukkan
model regresi.
mencapai 28,80% dibanding harga yang dijual pada pasar sekunder.
digunakan
Dari uji glejser menunjukkan
Hal
tingkat signifikansinya di atas 0,05 yaitu
tersebut menandakan bahwa fenomena
0,673 (0,673 >0,05) sehingga dapat
underpricing pada tahun 2011 sampai
disimpulkan
dengan 2014 masih terjadi di pasar
mengandung heteroskedastisitas. Hasil
modal Indonesia.
Uji Autokorelasi menunjukkan bahwa
3.2.1. Pengujian Asumsi Klasik
nilai test adalah -5,01922 dan nilai
Hasil
uji
Kolmogorov-Smirnov
model
regresi
tidak
Komitmen
Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,697 > α
menunjukkan
(0,05) artinya residual random atau
bahwa tingkat signifikansi lebih besar
tidak terjadi autokorelasi antar residual.
dari 0,05 yaitu 0,144 (0,144 >0,05)
3.3. Pembahasan Hasil Penelitian
sehingga dapat disimpulkan bahwa
Berdasarkan tabel 3 diperoleh
model regresi dapat diuji lebih lanjut
hasil
untuk mengetahui pengaruh masing-
determinasi (R2) adalah 0,258. Hal ini
(Natalia Titik Wiyani) Underpricing Pada Initial …
perhitungan
nilai
koefisien
JURNAL ONLINE INSAN AKUNTAN E-ISSN: 2528-0163; 341 - 358 351
berarti
25,8%
variasi
underpricing
EPS, umur perusahaan dan ukuran
dapat dijelaskan oleh variasi kelima
perusahaan sedangkan sisanya 74,2%
variabel independen yaitu DER, ROE,
dijelaskan oleh faktor diluar model.
Tabel 3. Hasil Pengujian Regresi Linear Berganda Variabel
DER ROE EPS Umur Perusahaan Ukuran Perusahaan
Unstandardized Coefficients B 1.983 -.733 .047 -.154 -10.011
R Square F Statistik Sig-F
Sig.
.532 .016 .193 .524 .032 .258 3.124 a .011
* secara statistik signifikan pada tingkat 5% (0,05) Sumber : Data Sekunder Diolah, 2016
Hasil
pengujian
simultan
0,05, sehingga Ho1 diterima yang
menunjukkan nilai F sebesar 3,124
berarti bahwa variabel DER tidak
dengan signifikansi pengujian sebesar
berpengaruh
0,011 dimana nilai signifikansi tersebut
saham perdana. Hal ini berarti bahwa
lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian
variabel
DER, ROE, EPS, umur perusahaan dan
terhadap underpricing saham perdana.
ukuran perusahaan secara
simultan
Peningkatan harga saham pada pasar
underpricing
sekunder yang melebihi harga saham
berpengaruh
secara
terhadap
terhadap
DER
tidak
underpricing
berpengaruh
(UP).
pada saat penawaran perdana tidak
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
disebabkan oleh DER perusahaan yang
pertama diketahui bahwa variabel DER
melakukan IPO tersebut, karena rasio
memiliki nilai probabilitas yang didapat
yang menunjukkan rasio hutang ini
dari hasil pengujian t sebesar 0,532,
lebih mencerminkan resiko perusahaan
dimana nilai probabilitas tersebut >
yang
relatif
tinggi
sehingga
(Natalia Titik Wiyani) Underpricing Pada Initial …
352
E-ISSN: 2528–0163; 341-358
mengakibatkan
ketidakpastian
harga
Hal
ini
menunjukkan
bahwa
saham dan berdampak pada return
profitabilitas perusahaan yang diwakili
saham yang nantinya akan diterima
dari
investor, akibatnya investor cenderung
underpricing yang dihasilkan di pasar
menghindari
yang
perdana. Nilai ROE yang semakin
memiliki DER tinggi. Hasil penelitian
tinggi akan dijadikan sebagai bahan
ini selaras dengan apa yang telah
pertimbangan
dikemukakan dalam penelitian Durukan
melakukan investasi karena perusahaan
(2002),
Handayani
dipandang mampu menghasilkan laba di
(2008) yang menyatakan bahwa DER
masa yang akan datang, dan laba
tidak berpengaruh secara signifikan
merupakan
terhadap underpricing. Namun temuan
investor yang mempengaruhi return
ini tidak mendukung hasil penelitian
yang akan diterima. Profitabilitas yang
Daljono (2000), Indrawati (2005) yang
tinggi dari suatu perusahaan akan
menyatakan adanya hubungan yang
mengurangi
signifikan
investor sehingga akan menurunkan
saham-saham
Benny
(2007),
antara
DER
dengan
underpricing.
ROE
bagi
mempengaruhi
investor
informasi
penting
ketidakpastian
dalam
bagi
bagi
underpricing. Hal ini merupakan sinyal
Hasil pengujian hipotesis kedua didapatkan
rasio
nilai
ROE
sebagai
tolok
ukur
yang
profitabilitas, dimana para pemegang
didapat dari hasil uji t sebesar 0,016,
saham pada umumnya ingin mengetahui
dimana nilai probabilitas tersebut <
tingkat probabilitas modal saham dan
0,05, sehingga Ho2 ditolak yang berarti
keuntungan yang telah mereka tanam
bahwa
kembali
variabel
probabilitas
bahwa
ROE
berpengaruh
terhadap underpricing saham perdana.
dalam
bentuk
laba
yang
ditanam. Hasil penelitian ini konsisten
(Natalia Titik Wiyani) Underpricing Pada Initial …
JURNAL ONLINE INSAN AKUNTAN E-ISSN: 2528-0163; 341 - 358 353
dengan penelitian Benny (2007) yang
diberikannya. Apabila EPS semakin
menyebutkan bahwa
tinggi maka harapan untuk memperoleh
variabel
ROE
mempengaruhi return yang diterima
keuntungan
oleh investor setelah membeli saham di
sehingga
pasar perdana. Penelitian ini juga
diberlakukan
mendukung hasil temuan Abdullah
mengalami peningkatan. Namun, rasio
(2000),
EPS
Her
McCoughney
(2003)
akan harga oleh
bukan
semakin
besar,
perdana
yang
emiten
akan
merupakan
bahan
Yolana dan Martani (2005), tetapi hasil
pertimbangan
ini tidak mendukung penelitian yang
menetapkan harga penawaran saham
dilakukan oleh Indrawati (2005) dan
perdana karena rasio EPS yang dimiliki
Susanto (2007).
emiten sebelum melakukan IPO akan
Hasil pengujian hipotesis ketiga
dalam
rangka
mengalami perubahan setelah emiten
menunjukkan nilai probabilitas yang
melakukan
didapat dari hasil uji t sebesar 0,193,
perkembangan laba perusahaan yang
dimana nilai probabilitas tersebut >
dipengaruhi oleh kebijakan pajak dan
0,05, sehingga Ho3 diterima yang
kondisi ekonomi. Oleh karena itu, EPS
berarti
bukan
bahwa
berpengaruh
variabel terhadap
EPS
tidak
underpricing
IPO
merupakan
memberikan
karena
adanya
variabel
pengaruh
yang
terhadap
saham perdana. Variabel EPS tidak
underpricing saham perdana. Dari studi
memiliki pengaruh yang signifikan
literatur, hasil penelitian ini tidak
terhadap tingkat underprice. Rasio ini
mendukung
tidak memberikan ekspektasi kepada
dilakukan oleh Chandradewi (2000),
investor
memperoleh
Ardiansyah (2004), Handayani (2008)
pengembalian terhadap investasi yang
yang menyatakan adanya hubungan
untuk
hasil
penelitian
yang
354
E-ISSN: 2528–0163; 341-358
negatif dan signifikan antara EPS
dikatakan seberapa lama perusahaan
dengan underpricing. Namun temuan
emiten tersebut telah berdiri, tidak
ini mendukung hasil penelitian yang
berpengaruh
dilakukan oleh Claude, at al (1996),
karena lamanya umur emiten tidak
Sulistio (2005), Benny (2007), Emilia,
dapat menjamin bahwa emiten tersebut
Sulaiman dan Sembel (2008) yang
dapat mencapai laba yang tinggi di
menyatakan
tidak
masa depan yang akan memberikan
berpengaruh secara signifikan terhadap
keuntungan yang besar bagi investor
underpricing.
setelah proses IPO. Hasil penelitian ini
bahwa
EPS
terhadap
underpricing
Hasil pengujian hipotesis keempat
konsisten
dengan
hasil
menunjukkan nilai probabilitas yang
Nasirwan
(2000),
Benny
didapat dari hasil uji t sebesar 0,524,
Handayani
(2008)
dimana nilai probabilitas tersebut >
Murphy, dan Weaver (2009), Yuan Tian
0,05, sehingga Ho4 diterima yang
(2012) yang menyatakan bahwa umur
berarti bahwa variabel umur perusahaan
perusahaan tidak berpengaruh secara
tidak
signifikan
berpengaruh
terhadap
dan
terhadap
penelitian (2007),
Falconieri,
underpricing.
underpricing saham perdana. Umur
Namun hasil penelitian ini inkonsistensi
perusahaan tidak berpengaruh terhadap
dengan penelitian yang dilakukan oleh
underpricing
ini
Zarafat (2013) yang menyatakan adanya
menyebabkan terjadinya ketidakpastian
hubungan negatif dan signifikan antara
nilai
umur perusahaan dengan underpricing.
karena
perusahaan
di
kondisi
masa
datang,
sehingga membuat investor ragu-ragu untuk menginvestasikan uangnya di
Hasil
saham emiten. Lebih lanjut dapat
diketahui nilai probabilitas yang didapat
(Natalia Titik Wiyani) Underpricing Pada Initial …
pengujian
hipotesis
kelima
JURNAL ONLINE INSAN AKUNTAN E-ISSN: 2528-0163; 341 - 358 355
dari hasil uji t sebesar 0,032, dimana
ukuran
nilai
< 0,05,
signifikan positif terhadap underpricing.
sehingga Ho5 ditolak yang berarti
Namun temuan ini mendukung hasil
bahwa
perusahaan
penelitian yang dilakukan oleh Durukan
underpricing
(2002), Yolana dan Martani (2005),
probabilitas
variabel
berpengaruh saham
tersebut
ukuran
terhadap
perdana.
perusahaan terhadap
Variabel
berpengaruh underpricing.
ukuran
perusahaan
Handayani (2008), Martani, Sinaga dan
signifikan
Syahroza
Hal
adanya hubungan negatif dan signifikan
ini
(2012)
disebabkan karena pertimbangan bahwa
antara
perusahaan yang besar umumnya lebih
underpricing.
dikenal,
maka
informasi
ukuran
4.
perusahaan
Berdasarkan
memadai
Informasi
mengurangi
yang
menyatakan
perusahaan
dengan
pembahasan
hasil
mengenai
perusahaan besar lebih banyak daripada kecil.
berpengaruh
yang
Kesimpulan
tingkat
penelitian dapat ditarik kesimpulan
ketidakpastian investor akan prospek
bahwa variabel dependen yaitu DER,
perusahaan ke depan. Hasil penelitian
ROE, EPS, umur perusahaan dan
ini inkonsisten dengan penelitian yang
ukuran perusahaan
dilakukan oleh Daljono (2000), Benny
sama (simultan) berpengaruh terhadap
(2007) yang menyatakan bahwa ukuran
variabel underpricing (UP). Kemudian
perusahaan tidak berpengaruh secara
hasil
signifikan
parameter
terhadap
underpricing.
pengujian
secara bersama-
signifikansi
individual
secara (ttest),
Penelitian ini juga tidak mendukung
menunjukkan bahwa hanya variabel
hasil penelitian yang dilakukan oleh
ROE
Islam (2010) yang menunjukkan bahwa
berpengaruh negatif signifikan terhadap
dan
ukuran
perusahaan
356
E-ISSN: 2528–0163; 341-358
pengungkapan underpricing. Sedangkan
Untuk
DER, EPS dan umur perusahaan tidak
penelitian
menunjukkan
menambah
pengaruh
terhadap
perbaikan
bagi
penelitian-
selanjutnya jumlah
adalah
sampel
untuk
pengungkapan underpricing. Dengan
mencari pengukuran yang lebih baik
demikian dapat disimpulkan informasi
dan obyektif dalam menentukan faktor-
akuntansi yang berpengaruh signifikan
faktor
terhadap underpricing adalah ROE,
underpricing.
sedangkan informasi non akuntansi
variabel independen dalam penelitian
yang
ini belum menjelaskan seluruh variabel
memiliki
pengaruh
terhadap
underpricing adalah ukuran perusahaan. Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan.
Pertama,
periode
yang
dependen,
mempengaruhi Mengingat
maka
tingkat variabel-
untuk
peneliti
selanjutnya perlu untuk menambah variabel-variabel
lain
yang
penelitian dan jumlah sampel relatif
mempunyai
kecil
pengaruh
terhadap initial return seperti: rata-rata
underpricing sehingga kurang dapat
kurs, reputasi auditor, jenis industri,
digeneralisasi
periode
nilai penawaran saham, deviasi standar
Kedua,
return,
untuk
pengamatan
meneliti
dalam yang
singkat.
hubungan
diduga
kondisi
signifikan
perekonomian,
penelitian ini hanya mencari pengaruh
kepemilikan pemerintah, manajemen
DER, ROE, EPS, umur perusahaan dan
laba dan sebagai.
ukuran
Referensi
perusahaan
terhadap
underpricing, sedangkan masih banyak variabel lain yang dapat mempengaruhi underpricing tersebut.
Ardiansyah M. 2004. Pengaruh Variabel Keuangan Terhadap Return Awal dan Return 15 Hari Setelah IPO Serta Moderasi Besaran Perusahaan Terhadap Hubungan Antara Variabel Keuangan dengan Return Awal dan Return 15 Hari Setelah IPO
(Natalia Titik Wiyani) Underpricing Pada Initial …
JURNAL ONLINE INSAN AKUNTAN E-ISSN: 2528-0163; 341 - 358 357
Jurnal Riset Indonesia, 7(2).
Akuntansi
Bower N. 1989. Firm Value and the Choice of Offering Method in Initial Public Offering. Journal of Finance.44 (3). Bansal, Khanna. 2012. Determinant of IPOs Initial Return: Extreme Analysis of Indian Market. Journal of Financial Risk Management 2012.1(4). 68-74. Darmadji T, Hendy MF. 2011. Pasar Modal di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat. David M.L, David FS, Timothy CK, Mark LB. 2011. Statistic for Managers Using Microsoft Excel. Sixth Edition. New Jersey:Pearson. Emilia LS, Roy S.2008. Faktor-Faktor YangMempengaruhi Initial Return 1 Hari, Return 1 Bulan, dan Pengaruh Terhadap Return 1 Tahun Setelah IPO. Journal of Applied Finance and Accounting 1 (1). 116-140.
Pada Perusahaan Keuangan yang Go Public di Bursa Efek Jakarta Tahun 2000 – 2006). Semarang: Program Magister Manajemen UNDIP. John JW, Subramanyam KR., Halsey RF.. 2009. Financial Statement Analysis. Ninth Edition. New York: McGraw-Hill. Jogiyanto. 2012. Teori Portofoli dan Analisis Investasi. Yogyakarta:BPFE. Kurniawan B. 2007. Analisis Pengaruh Variabel Keuangan dan Non Keuangan Terhadap Initial Return dan Return 7 Hari Setelah Initial Public Offerings (IPO). Semarang: Program Magister Manajemen UNDIP.. Kim JB, Itzhak K, Lee J. 1995. The Role of Financial Variables in the Pricing Korean IPO. Pacific Business Finance Journal. 3. June. Manurung A. 2012. Teori Investasi: Konsep dan Empiri: Teori IPO.
Falconieri S, Albert M, Weaver D. 2009. Underpricing and Ex Post Value Uncertainty. Journal of The Financial Management Association International. Vol. 38.285-300.
Martani S, Syahroza. 2012. Analysis on Factors Affecting IPO Underpricing and their Effects on Earnings Persistence. World Review of Business Research. 2. (2). 1 – 15.
Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang:Badan Penerbit UNDIP.
Ross SA., Randolph WW, Bradford DJ. 2003.Fundamental of Corporate Finance. Sixth Edition. New York:McGraw-Hill.
Handayani, Sri Retno. 2008. Faktorfaktor yang Mempengaruhi Underpricing Pada Penawaran Umum Perdana (Studi Kasus
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
358
E-ISSN: 2528–0163; 341-358
Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Bandung:Alfabeta. Susilowati Y, Turyanto T. 2011. Reaksi Signal Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas Terhadap Return Saham Perusahaan. Jurnal Dinamika Keuangan dan Perbankan Edisi Mei 2011.3(1). Sembel RHM. 1996. IPO Anomalies, Truncated Excess Supply, and Heteregeneous Information. Unpublished Dissertation, J.M. Pennsylvania: Katz Graduate School of Business, University of Pittsburgh. Uyanto SS. 2009. Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Edisi 3. Yogyakarta:Graha Ilmu. Widjaja G, Wulandari R. 2009. Go Public dan Go Private di Indonesia. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Yuan T. 2012. An Examination Factors Influencing of IPOs on The London Stock Exchange. Journal of Financial and Quantitative Analysis. 8,(1). Zarafat H. 2013. The Performance Of Initial Public Offerings: An Empirical Study Of Bursa Malaysia. International Journal of Commerce, Business and Management (IJCBM), 2(2).
(Natalia Titik Wiyani) Underpricing Pada Initial …