UMRAH JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 1-24 PENGARUH BELANJA MODAL, INTERGOVERNMENTAL REVENUE DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP KINERJA KEUANGAN DAERAH KOTA DAN KABUPATEN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2008 – 2012 Gideon Simanullang Fakultas Ekonomi – Jurusan Akuntansi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang, Agustus 2013 ABSTRAKSI Tujuan penelitian ini adalah untuk meneliti dan mengetahui pengaruh secara signifikan belanja modal, intergovernmental revenue dan pendapatan asli daerah terhadap kinerja keuangan daerah kota dan kabupaten periode tahun 2008 – 2012 di 7 wilayah kota dan kabupaten Provinsi Kepulauan Riau dengan 35 data penelitian. Data penelitian diolah mengunakan SPSS.V.20 untuk menguji Asumsi Klasik, dan hipotesis melalui Uji–T, Uji-F dan Uji Determinasi dalam empat model penelitian kelompok hipotesis (H1, H2, H3,H4). Hasil penelitian adalah 1) H1: Belanja modal tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja satuan kerja perangkat daerah di Provinsi Kepulauan Riau. 2) H2 : Intergovernmental revenue berpengaruh signifikan terhadap kinerja kinerja satuan kerja perangkat daerah dibuktikan dari hasil Uji-F dan Uji-T menunjukkan berpengaruh sebesar 20,76% dan H3 : berpengaruh signifikan dan terbukti sebesar 23,93%. Sedangkan H4 : secara bersamaan berpengaruh terhadap kinerja keuangan daerah kota dan kabupaten di Provinsi Kepulauan Riau. Kata Kunci: Belanja modal, Intergovernmental revenue,Pendapatan Asli Daerah, Kinerja Keuangan. PENDAHULUAN Kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah seperti tertuang dalam UU No. 32/2004 tentang Pemerintah Daerah, UU No. 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, UU No. 29/2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah belum meningkatkan kekuatan fiskal (fiscal power) bagi pemerintah kabupaten dan kota, hal ini menyebabkan pemerintah daerah masih tergantung kepada dana perimbangan dari pemerintah pusat. Kebijakan diatas termasuk untuk Provinsi Kepulauan Riau, yang mana pemerintah pusat maupun daerah seperti Gubernur, Walikota, Bupati, dan Camat bertanggung jawab atas laporan keuangan yang telah disusun dan dilaporkan dalam setiap periode pelaporan keuangan pemerintahan. Laporan keuangan pemerintah disusun berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dengan sistem pengendalian penggunaan anggaran berbasis kinerja. Tanggung jawab penyusunan dari laporan keuangan tersebut, harus ditegaskan secara eksplisit dengan membuat surat pernyataan
1
UMRAH JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 1-24 bahwa laporan keuangan disusun berdasarkan sistem pengendalian intern (SPI) dan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan yang memadai. Dalam pelaksanaannya, laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) disusun oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) berdasarkan konsolidasi laporan keuangan yang disusun oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, pengelolaan pendapatan daerah telah dilakukan dengan berpedoman pada kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat dengan berbasis kinerja, sesuai dengan ketentuan perundangundangan yang berlaku juga dijadikan acuan untuk menggali potensi sumber penerimaan pendapatan asli daerah (PAD) dan pendapatan lainnya yang sah guna membiayai seluruh beban belanja pembangunan masing – masing daerah. Pemerintah daerah ataupun provinsi, Kabupaten dan Kota mempunyai wewenang penuh untuk meningkatkan dan memajukan wilayahnya berdasarkan pendanaan dan penghasilan dari pendapatan daerah dalam meningkatkan APBD, apabila pemerintah daerah masih ketergantungan terhadap pemerintah pusat dengan mengharapkan dana perimbangan dari pemerintah pusat, maka hal ini dapat menimbulkan dampak yang negatif terhadap penyelenggaraan pemerintahan sehingga pelayanan tidak dapat berjalan dengan maksimal karena belanja aparaturnya belum dapat dibiayai oleh diri sendiri. Menilai kinerja pemerintah daerah melalui beberapa aspek rasio keuangan yang diperoleh dari persentase serapan penggunaan anggaran, termasuk peningkatan jumlah penggunaan anggaran masing – masing daerah. Sesuai dengan kebutuhan daerah, maka dengan meningkatnya tuntutan kebutuhan dana sebagai konsekwensi penyerahan wewenang pemerintahan dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah, melalui otonomi daerah, menuntut berbagai upaya penyesuaian manajemen keuangan daerah termasuk arah pengelolaan pendapatan dan belanja daerah untuk mengelola keuangan daerah. Kemakmuran suatu negara atau daerah ditentukan dengan besarnya nilai tambah yang tercipta berupa pendapatan yang diperoleh dari daerah tersebut. Pertumbuhan nilai tambah yang positif mendorong adanya investasi sehingga secara bersamaan investasi tersebut akan mendorong akan adanya perbaikan infrastruktur daerah, infrastruktur daerah yang baik serta investasi yang tinggi di suatu daerah akan meningkatkan PAD dan intergovernmental revenue juga menambah belanja modal pemerintah daerah tersebut METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk manganalisis pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat . Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Belanja Modal (X1), Intergovernmental Revenue (X2), Pendapatan Asli Daerah (X3).
2
UMRAH JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 1-24 Sedangkan variabel terikat adalah Kinerja Keuangan Daerah Kota dan Kabupaten (Y) di Provinsi Kepulauan Riau. Populasi adalah wilayah generalisis yang terdiri dari atas objek, subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian diambil kesimpulannnya, (Sugiyono, 2011). Penelitian ini dilakuakan di wilayah Provinsi Kepulauan Riau yang terdiri dari Kota Tanjungpinang, Kota Batam, Kabupaten Bintan, Kabupaten Karimun, Kab. Kep. Anambas, Kabupaten Natuna, Kabupaten Lingga. Sedangkan populasi penelitian adalah laporan keuangan daerah dan realiasai anggaran pemerintah daerah untuk wilayah kota dan kabupaten yang terdapat di Provinsi Kepulauan Riau dan periode pengamatan penelitian dilakukan dari tahun 2008 sampai 2012, dan data times series (runtun waktu) yang diistilahkan dengan nama data pooled cross section-times series. Sampel penelitian diperoleh dari laporan keuangan daerah dan realisai anggaran pemerintah kota dan kabupaten yang ada di Kepulauan Riau periode tahun 2008 - 2012, diperoleh melalui pemerintah daerah kota dan kabupaten, Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau, website Direktorat Jenderal Anggaran Republik Indonesia (http://djpk.depkeu.go.id), dan data Kementerian keuangan Republik Indonesia juga melalui online website (http://djpk.depkeu.go.id) dan Departemen yang berhubungan dengan keuangan pemerintah daerah. Populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitan ini dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut : Tabel 3.1. Populasi Penelitian periode 2008-2012 Tempat dan
No Penelitian 1 2 3 4 5 6 7
Populasi
Kota Tanjungpinang Kota Batam Kabupaten Bintan Kabupaten Karimun Kep. Anambas Kabupaten Natuna Kabupaten Lingga Jumlah sampel penelitian
Periode Jumlah Pengamatan Sampel 5 Tahun 5 5 Tahun 5 5 Tahun 5 5 Tahun 5 5 Tahun 5 5 Tahun 5 5 Tahun 5 35
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi dokumentasi dengan cara mengumpulkan data sekunder dari Indonesia Arsip laporan keuangan dan realisasi penggunaan anggaran pemerintah daerah Kepulauan Riau tahun 2008 sampai dengan 2012 dan data yang diterbitkan oleh Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Departemen Keuangan bagian anggaran Republik Indonesia, pemerintah daerah kota dan kabupaten, Pemerintah kota dan kabupaten Provinsi Kepulauan Riau, website Direktorat Jenderal Anggaran Rpublik Indonesia (http://djpk.depkeu.go.id), dan data Kementerian keuangan
3
UMRAH JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 1-24 Republik Indonesia juga melalui online website (http://djpk.depkeu.go.id) dan Departemen yang berhubungan dengan keuangan pemerintah daerah . Pengambilan sampel dalam penelitian ini dipilih berdasarkan kriteria -kriteria tertentu (purposive sampling) yaitu : 1. Laporan realisasi anggaran Pemerintah Daerah dari kota dan kabupaten di Propinsi Kepulauan Riau yang tersedia tahun 2008 - 2012. 2. Laporan keuangan Pemerintah Daerah kota dan kabupaten di Propinsi Kepulauan Riau dari laporan realisasi anggaran, Dana Alokasi Umum, Dana Perimbangan yang tersedia tahun 2008 – 2012. Penelitian ini akan meneliti dan menguji pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Belanja Modal (X1), Intergovernmental Revenue (X2), Pendapatan Asli Daerah (X3), sedangkan variabel terikat adalah kinerja keuangan daerah kota dan kabupaten (Y) di Provinsi Kepulauan Riau. Variabel terikat (Dependent variable) dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan daerah kota dan kabupatan di Propinsi Kepualuan Raiu. Konsep pengelolaan organisasi sektor publik yang mendasarkan pada tiga elemen utama, yaitu: ekonomi, efisiensi, dan efektivitas. Sedangkan, dalam pengukuran kinerja menggunakan ukuran efisiensi. Efisiensi adalah pencapaian output yang maksimum dengan input tertentu atau penggunaan input yang terendah untuk mencapai output tertentu. Semakin besar output dibanding input, maka semakin tinggi tingkat efisiensi suatu organisasi, Maka proksi pengukuran kinerja pemerintah daerah untuk kota dan kabubaten digunakan dengan rumus efisiensi dan diukur dengan rasio antara output dengan input, dapat ditunjukkan dengan rumus (Mardiasmo, 2009) dan penelitian Indhi Hastuti, (2011). Output Efisiensi = …...………………………...………..……...… 1) Input Dimana, Input adalah sumber daya yang digunakan untuk pelaksanaan suatu kebijakan, program dan aktivitas. Sedangkan, Output adalah hasil yang dicapai dari suatu program, aktivitas, dan kebijakan. Penyebut atau input sekunder seringkali diukur dalam bentuk satuan mata uang. Pembilang atau output dapat diukur baik dalam jumlah uang ataupun fisik (Mardiasmo, 2009). Rasio Efisiensi, Kinerja merupakan gambaran pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan dalam mencapai tujuan, visi dan misi suatu organisasi (Bastian, 2006). Alokasi biaya ditransformasikan ke rasio efisiensi Ardi Hamzah (2009) yaitu: Realiasai Pengeluaran Efisiensi = ……………....………….……...… 2) Realisasi Penerimaan Pengujian variabel independen terdiri dari tiga variabel bebas yaitu : Belanja Modal (X1), Intergovernmental Revenue (X2) dan variabel Pendapatan Asli Daerah (X3).
4
UMRAH JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 1-24
Menurut PP Nomor 71 Tahun 2010, belanja modal merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Belanja modal meliputi belanja modal untuk perolehan tanah, gedung dan bangunan, peralatan dan aset tak berwujud. Belanja modal dapat dihitung dengan rumus berikut ini : Belanja Tanah + Belanja Peralatan dan Mesin + Belanja Gedung dan Belanja Bangunan + Belanja Jalan, Irigasi ……………..…. 3) Modal = dan Jaringan +Belanja Aset Tetap Lainnya Intergovernmental revenue (IGR) adalah pendapatan yang diterima pemerintah daerah yang berasal dari sumber eksternal dan tidak memerlukan adanya pembayaran kembali (Patrick, 2007). Intergovernmental Revenue biasa dikenal dengan dana perimbangan (Suhardjanto, 2010). Intergovernmental revenue diukur dengan proksi yang sama dalam penelitian Patrick (2007). Dana perimbangan yang mencakup Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Dana Bagi Hasil (DBH) (BPK, 2008). Pengukuran ini dipilih karena Intergovernmental Revenue (IGR) merupakan bagian dari pendapatan yang berasal dari lingkungan eksternal bukan pajak. Dana perimbangan proksi dari Intergovernmental Revenue dengan dihitungan dengan diperoleh total dana perimbangan dari pemerintah pusat kemudian dibagi total pendapatan x 100%, Setyaningrum, (2012). dengan rumus sebagai berikut : Intergovernmental Revenue adalah pendapatan yang diterima pemerintah daerah yang berasal dari sumber eksternal dan tidak memerlukan adanya pembayaran kembali (Patrick, 2007) dan (Suhardjanto 2010). Proksi intergovernmental revenue dalam penelitian ini menggunakan dana perimbangan.
UU
Sedangkan rumus menghitung Dana Perimbangan, sesuai dengan No.32/2004 dan UU No.33/2004 adalah sebagai berikut : Dana Dana Bagi Hasil + Dana Perimbanga = Alokasi Umum + Dana Alokasi…...……….…...… 4) n Khusus
Pembangunan infrastruktur industri mempunyai dampak yang nyata terhadap kenaikan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dengan kata lain, pembangunan berbagai fasilitas ini akan berujung pada peningkatan kemandirian daerah (Adi, 2006). Menurut UU No. 33 Tahun 2004, Pendapatan Asli Daerah adalah penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber di dalam daerahnya sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pendapatan Asli Daerah merupakan sumber penerimaan daerah asli yang digali di daerah tersebut untuk digunakan sebagai modal dasar pemerintah daerah dalam membiayai pembangunan dan usaha-usaha daerah untuk
5
UMRAH JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 1-24 memperkecil ketergantungan dana dari pemerintah pusat. Pendapatan Asli Daerah terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah yang dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
PAD
Pajak Daerah + Retribusi Daerah + Hasil Pengelolaan Kekayaan = ……..………………. Daerah yang Dipisahkan + Lain – lain PAD yang Sah
5)
Untuk menentukan tingkat pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen. Metode analisis yang digunakan dalam studi ini adalah analisis statistik digunaan model analisis dalam bentuk persamaan regresi linier berganda dalam rumus : + ɛ Y = β0 + β1 X1 + β 2 X2 + β3 X3 Y = β0 + β1 LogBLM + β 2 LogIGR + β3 LogPAD + ɛ Dimana : Y = Kinerja Keuangan Daerah (Y) BLM = Belanja Modal (X1) IGR = Intergovernmental Revenue (X2) PAD = Pendapatan Asli Daerah (X3) ɛ = Tingkat kesalahan pengganggu PEMBAHASAN Statistik deskriptif merupakan uraian mengenai data sampel yang digunakan dalam suatu penelitian. Dalam statistif deskriptif ini, hal utama yang akan disajikan adalah nilai minimum, maksimum, rerata, standar deviasi, dan varians dari variabel-variabel penelitian yang digunakan dalam suatu penelitian. Gambaran pengolahan data statistik deskriptif untuk variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian untuk keseluruhan sampel penelitian ditunjukkan dalam Tabel 4.1. berikut ini. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N
Minimu Maximum m 10,47 0
Log BLM
35
Log PAD
35 9,510
Log IGR
35
11,27 0
Mean
11,611 71 10,834 12,040 00 11,654 12,030 29 14,610
Std. Deviati on ,70362 3 ,64754 8 ,15339 8
6
UMRAH JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 1-24
Kinerja Keuangan
35
,594
2,068
1,4647 ,34995 7 5
Valid N 35 (listwise) Sumber : Data penelitian yang diolah dengan program SPSS V.20, (2013) Hasil pengolahan data statistik SPSS. V.20 untuk melihat nilai deskriptif statistik dari tabel 4.1. diatas, diperoleh nilai terendah dari variabel terikat yaitu Kinerja Keuangan SKPD (Y) sebesar 0,594 dan nilai tertinggi dari variabel bebas yaitu belanja modal (X1) sebesar 14,610. Salah satu syarat untuk menguji penelitian regresi berganda dilakukan uji asumsi klasik agar tidak terjadi bias. Pengujian asumsi klasik terdiri dari empat pengujian, yaitu uji normalitas data, uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi dan uji multikolinearitas. Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel independen dan variabel dependen berdistribusi normal atau tidak. Cara untuk menguji normalitas adalah dengan uji Kolmogorov-Smirnov untuk menentukan normalitas distribusi residual. Jika sig atau p-value > 0,05, maka data berdistribusi normal. Tabel 4.2 Uji Normalitas Data Masing Masing Variabel One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Pendapat Intergover Belanja Kinerja an Asli nental Modal Keuangan Daerah Revenue N 35 35 35 35 11,611 10,8340 Mean 11,65429 1,46477 71 0 Normal Std. Parametersa,b ,70362 Deviatio ,647548 ,153398 ,349955 3 n Absolute ,193 ,133 ,134 ,074 Most Extreme Positive ,193 ,087 ,134 ,059 Differences Negative -,116 -,133 -,095 -,074 Kolmogorov-Smirnov Z 1,142 ,789 ,795 ,439 Asymp. Sig. (2-tailed) ,148 ,562 ,553 ,991 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Tabel 4.3 Uji Normalitas Data berdasarkan Standar Residual One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Standardized Residual N 35 Mean ,0014502 Normal Std. Parametersa,b ,97014138 Deviation
7
UMRAH JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 1-24 Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Most Extreme Differences
,098 ,053 -,098 ,578 ,892
Tabel 4.2 diatas menunjukkan normalitas data secara individu, yakni varibel Belanja Modal berdistribusi normal sebesar 0,148 (0,148 > 0,05), variabel Pendapatan Asli Daerah berdistribusi normal sebesar 0,562 (0,148 > 0,05), variabel Intergovernental Revenue berdistribusi normal sebesar 0,553 (0,553 > 0,05), variabel Kinerja Keuangan Daerah Kota dan Kabupaten berdistribusi normal sebesar 0,991 (0,991 > 0,05). Sedangkan tabel 4.3 Uji Normalitas data berdasarkan standar residual halaman sebelumnya menggunakan standar residual untuk meilihat normalisasi data secara keseluruhan variabel dan terbukti bahwa data penelitian berdistribusi normal sebesar 0,892 lebih besar dari standar normalisasi yaitu p-value > 0,05 atau 0,05 < 0,092 . Selain dari tabel 4.2 dan tabel 4.3 halaman sebelumnya, untuk membuktikan pengujian melalui uji normalitas data, dapat dilihat melalui gambar grafik histogram dan grafik normal probabiliy plot. Berikut ini hasil uji normalitas data untuk kualitas data penelitian ditunjukkan dalam gambar 4.4 dibawah ini. Gambar 4.1 Grafik Hasil Uji Kualitas Data Penelitian
Sumber : Pengolahan data dengan Software SPSS.V.20
(2013)
Berdasarkan hasil pengolahan dalam gambar 4.1 diatas menunjukkan, Grafik Histogram pengujian normalitas data
8
UMRAH JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 1-24 penelitan, menununjukkan hasil grafik uji kualitas data dapat diambil kesimpulan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi normal. Sedangkan dan grafik normal probabiliy plot terlihat titik menyebar disekitas garis diagonal. Kedua gambar diatas menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai, karena memenuhi asumsi normalitas. Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi di antara variabel independen. Jika terdapat korelasi, berarti terdapat masalah multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi multikolinearitas. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas adalah dengan VIF (variance inflation factor). Indikasi adanya multikolinearitas adalah apabila nilai VIF > 10. Langkah – langkah pengujian multikolinearitas, yaitu : Jika variance inflation factor (VIF) > 10 maka Ho ditolak (ada multikolinearitas) dan Jika variance inflation factor (VIF) < 10 maka Ho diterima (tidak ada multikolinearitas).
Model
1
Tabel 4.4. Uji Multikolineritas Coefficientsa,b Standardiz Unstandardized ed Collinearity Coefficients Coefficien Statistics ts B Std. Beta Toleranc VIF Error e
Log BLM
,086
,069
,661
,003
2,89 7
Log PAD
,332
,075
,2393
,003
2,97 9
5,25 5 a. Dependent Variable: Kinerja Keuangan Kota dan Kabupaten b. Linear Regression through the Origin Log IGR
-,268
,092
-,2076
,002
Hasil output pengolahan data dengan satatistik SPSS.V.20 diatas dalam tabel 4.4. di atas, menunjukkan nilai variabel independent Belanja Modal sebesar 2,897 (2,897 < 10) maka Tidak ada multikolineritas, Pendapatan Asli Daerah sebesar 2,979 (2,979 < 10) maka Tidak ada multikolineritas dan Intergovernental Revenue sebesar 5,255 (5,255 < 10) maka Tidak ada multikolineritas. Semua variabel independen mempunyai nilai VIF kurang dari 10 (VIF < 10) dan nilai tolerance semua variabel independen mendekati angka 10. Hal ini tidak terdapat masalah multikolineritas antar variabel. Untuk Mengetahui ada atau tidak adanya hoskedastisitas dalam model regresi atau terjadi ketidaksamaan varian dari residual antara satu pengamatan ke pengamatan lainnya maka perlu digunakan uji heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terdapat heteroskedastisitas. Metode yang digunakan
9
UMRAH JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 1-24 untuk menguji adanya gejala ini adalah uji Gletsjer. Uji Gletsjer dilakukan dengan cara meregres nilai absolut residual terhadap variabel bebasnya dengan persamaan regresi dalam penelitian ini. Apabila hasil regresinya tidak signifikan (> 0,05), maka model regresinya tidak terdapat masalah heteroskedastisitas (homoskedastisitas). Pengujian heteroskedastisitas ini, mencari gejala heterokedastisitas dengan melihat ada tidaknya pola tertentu yang tergamabar pada scatterplot, dasar pengambilan kesimpulan jika pola yang jelas, serta titik – titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heterokedastisitas (Ghozali, 2005). Tabel 4.5. Uji Heteroskedastisitas Gambar Scatterplot
Hasil pengujian heterokedastisitas tabel 4.5 diatas, menunjukkan tidak adanya pola tertentu yang tergamabar pada scatterplot, titik – titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka maka dapat disimpulkan tidak terjadi heterokedastisitas (Homoskedastisitas). Tabel 4.6 Uji Spearman’s Rho
Correlations
Correlation Coefficient Spearman Log BLM Sig. (2's rho tailed) N
Intergo Belan Pendapat vernent Kinerja ja an Asli al Keuangan Modal Daerah Revenue 1,00 ,269** ,505** ,619** 0 .
,000
,000
,000
35
35
35
35
10
UMRAH JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 1-24 Correlation Coefficient Log PAD Sig. (2tailed) N Correlation Coefficient Log IGR Sig. (2tailed) N Correlation Kinerja Coefficient Keuanga Sig. (2n SKPD tailed) N **. Correlation is significant
,269
1,000
,000 35 ,505* * ,000 35 ,619* * ,000
,182**
,575**
.
,000
,000
35
35
35
,182** 1,000**
,502**
,000
.
,000
35
35
35
,575** ,502** 1,000** ,000
,000
.
35 35 35 35 at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan tabel 4.6 halaman diatas, output korelasi perhitungan SPSS.V.20 menunjukkan dua tanda bintang (**), maka kriteria signifikan bukan 0,05 tetapi 0,01 (Sarwono Jonathan dan Eli Suhayati, 2010). Dari perhitungan angka signifikansi hubungan antar variabel belanja modal, intergovernmental revenue pendapatan asli daerah ialah sebesar 0,00 < 0,01 maka variabel independen memberikan kontribusi pengaruh terhadap kinerja keuangan daerah kota dan kabupaten di Propinsi Kepulauan Riau. Autokorelasi adalah adanya korelasi pada tempat yang berdekatan dan menimbulkan konsekuensi, yaitu interval keyakinan menjadi lebar serta varians dan kesalahan standar akan ditaksir terlalu rendah. Jika kesalahan pengganggu dalam observasi saling berkorelasi satu sama lain atau terjadi saling ketergantungan, maka akan terjadi autokorelasi. Uji korelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Model regresi yang baik adalah tidak terdapat autokorelasi. Pendekatan yang sering digunakan untuk menguji ada atau tidaknya autokorelasi adalah uji Durbin-Watson. Tabel 4.7 Uji Autokorelasi Model Summaryb,c Mode l 1
Change Statistics R Square F df1 df2 Change Change ,000a
,000
3
32
Sig. F Change 1,000
DurbinWatson 2,411
a. Predictors: Intergovernental Revenue, Belanja Modal, Pendapatan Asli Daerah b. Dependent Variable: Standardized Residual c. Linear Regression through the Origin
11
UMRAH JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 1-24
Hasil perhitungan pengujian autokorelasi dari tabel 4.7 menghasilkan nilai DW Statistic sebesar 2,411. Dengan sampel sempel 35 (n-35) sementara besarnya k (jumlah variabel bebas) sebayak 3 dengan alpha 0,01 diperoleh DW tabel sebesar DL = 1,317 dan DU = 1,520. Hasil pengujian Durbin-Watson statisic berada diantara sebesar tabel DW yaitu sebesar 2,411 artinya berada pada daerah outokorelasi positif, dengan demikian dapat disimpulkan terdapat autokorelasi. Setelah pengujian Asumsi Klasik, kemudian dilanjutkan dengan pengujian hipotesis penelitian pengaruh belanja modal, intergovernmental revenue pendapatan asli daerah terhadap kinerja keungan pemerintah kota dan kabupaten di Propinsi Kepulauan Riau periode 2008 – 2012. Uji T (Uji Parsial) merupakan pengujian statistik untuk menguji regeresi berganda secara individu yaitu masing-masing variabel independent terhadapap variabel bebas. Berikut ini hasil output pengolahan ststistik SPSS. V.20. dalam tabel 4.8 dibawah ini. Tabel 4.8 Uji Pasial/Masing-masing Variabel (Uji – T) Coefficientsa,b Model Standardi Unstandardize zed d Coefficie Coefficients t Sig. nts B Std. Beta Error Constant 2,414 3,665 1,24 Log BLM ,086 ,069 ,661 ,222 6 1 4,44 Log PAD ,332 ,075 ,2393 ,000 6 2,90 Log IGR ,268 ,092 ,2076 ,003 4 a. Dependent Variable: Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kota dan Kabupaten b. Linear Regression through the Origin Hasil uji t persamaan regresi untuk model hipotesis (H1, H2, H3) berdasarkan tabel 4.8 Uji –T diatas, menunjukkan variabel – variable yang memiliki nilai signifikan 0,05 (< 0,05) atau tidak dapat ditolak pada tingkat α = 0,05 terdiri dari Pendapatan Asli Daerah sebesar 0,00 (sig 0,05 > 0,00) dan terbukti mempunyai pengaruh sebesar 23,93 %. Intergovernental Revenue sebesar 0,003 (sig 0,05 > 0,003) atau tidak dapat ditolak pada tingkat α = 0,05 dan terbukti mempunyai pengaruh sebesar 20,76%. Terhadap kinerja keuangan daerah kota dan kabupaten di Propinsi Kepualuan Riau. Sedangkan belanja modal ditunjukkan dalam ouput SPSS, tidak berpengaruh signifikan karena nilai Uji-T signifinksinya diatas 0,05 yakni sebesar 0,222 dimana nilai signifikan 0,05 <
12
UMRAH JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 1-24 0,222. Artinya dapat ditolak, hal ini senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Ardhini (2011) yang menyatakan bahwa tingkat kemandirian keuangan daerah berpengaruh signifikan yang negatif terhadap belanja modal, sedangkan efisiensi tidak berpengaruh signifikan terhadap belanja modal, dimana dalam penelitian ini efisiensi adalah kinerja keuangan.Belanja modal yang semakin besar setiap periode tertentu dalam suatu pemerintah daerah akan mengakibatkan kinerja keuangan semakin tidak efisien, oleh karena itu belanja modal harus proporsional dengan sektor penerimaan (input) sehingga kinerja keuangan suatu pemerintah daerah akan meningkat. Tabel 4.8 Uji Parsial/Masing-masing Variabel (Uji – T)
Model
Constant
Coefficientsa,b Standardiz Unstandardize ed d Coefficien Coefficients ts B Std. Beta Error 2,414 3,665
t
Sig.
1,24 ,222 6 1 4,44 Log PAD ,332 ,075 ,2393 ,000 6 2,90 Log IGR ,268 ,092 ,2076 ,003 4 a. Dependent Variable: Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kota dan Kabupaten b. Linear Regression through the Origin Berdasarkan tabel 4.8 Uji-T diatas, pengujian hipotesis dapat diformulasikan dalam model persamaan regresi berganda variabel independen dari X1, X2, X3, terhadap variabel dependen (Y) sebagai berikut : Y = β0 + β 1 X1 + β 2 X2 + β 3 X3 + ɛ Y = β0 + β 1 LogBLM + β 2 LogPAD + β 3 LogIGR + ɛ Hasil formulasi regresi berganda adalah sebagai berikut : Y = β0 + β 1 LogBLM + β 2 LogPAD + β 3 LogIGR + ɛ Y = 2,414 + 0,086 BLM + 0,332 PAD + 0,268 IGR + ɛ Dimana : Y : Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kota dan Kabupaten BLM : Belanja Modal PAD : Pendapatan Asli Daerah IGR : Intergovermental Revenue ɛ : Error Log BLM
,086
,069
,661
Uji statistik yang selanjutnya dilakukan adalah uji F atau uji secara bersama variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil uji secara bersama ini digunakan untuk
13
UMRAH JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 1-24 mengetahui apakah variabel bebas secara bersama berpengaruh terhadap variabel terikat. Uji F (Uji Simultan) merupakan pengujian statistik untuk menguji hipotesis secara bersamaan. Berikut ini hasil output pengolahan ststistik SPSS. V.20. Tabel 4.09 Uji Parsial/Masing-masing Variabel (Uji – F) ANOVAa Model Sum of Mean df F Sig. Squares Square Regressi 332,1 76,792 3 25,597 ,000a on 78 1 Residual 2,466 32 ,077 Total 79,258d 35 a. Dependent Variable: Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kota dan Kabupaten b. Linear Regression through the Origin c. Predictors: Intergovernental Revenue, Belanja Modal, Pendapatan Asli Daerah d. This total sum of squares is not corrected for the constant because the constant is zero for regression through the origin. Uji-F tabel diatas, dimaksudkan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh belanja modal, intergovernmental revenue pendapatan asli daerah terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah kota dan kabupaten di Propinsi Kepulauan Riau periode 2008 - 2012. Hasil uji-F dapat dilihat dalam tabel ANOVA. Jika nilai sig ≤ α = 0,05 maka terdapat satu atau lebih variabel independen yang mempengaruhi variabel dependen (hipotesis alternatif yang dirumuskan diterima). Hasil pengujian hipotesis satau dari tabel 4.09 diperoleh nilai Fhitung sebesesar 332,178 sedangkan nilai signifikan (α) untuk nilai Uji-F- sebesar 0,000 yang artinya bahwa nilai signifikan F lebih kecil dari α =0,05 maka dapat disimpulkan dalam penelitian ini adalah Belanja Modal, Intergovernmental Revenue dan Pendapatan Asli Daerah berpengaruh seignifikan terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah kota dan kabupaten di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2008 – 2009) dibuktikan dari signifikan dalam Uji – F atau 0,000 < 0,005 atau tidak dapat ditolak pada tingkat α = 0,05. Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur persentase variasi variabel dependen yang dijelaskan oleh semua variabel independennya. Nilai koefisien determinasi berada antara 0 dan 1 (0
14
UMRAH JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 1-24 a. Predictors: Intergovernental Revenue, Belanja Modal, Pendapatan Asli Daerah b. For regression through the origin (the no-intercept model), R Square measures the proportion of the variability in the dependent variable about the origin explained by regression. This CANNOT be compared to R Square for models which include an intercept. c. Dependent Variable: Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kota dan Kabupaten d. Linear Regression through the Origin Dari tabel 4.10 di atas, dapat dilihat bahwa nilai R2 (koefisien determinasi) dari persamaan regresi berganda hipotesis satu adalah sebesar 0,966 yang artinya Belanja Modal, Intergovernmental Revenue dan Pendapatan Asli Daerah berpengaruh sebesar 96,6% terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kota dan Kabupaten, sedangkan selebihnya sebesar 3% dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak terdapat dalam penelitian ini atau duluar variabel penelitian ini. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh signifikansi belanja modal, intergovernmental revenue dan pendapatan asli daerah berpengaruh terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah kota dan kabupaten di Propinsi Kepulauan Riau dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. H1(Hipotesis Pertama) ; Belanja modal tidak berpengaruh signifikan terhadap keuangan daerah kota dan kabupaten di Provinsi Kepulauan Riau. 2. H2 (Hipotesis Kedua) : Intergovernmental revenue berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan daerah di Provinsi Kepulauan Riau. Dibuktikan dari hasil Uji-F dan Uji-T menunjukkan berpengaruh sebesar 20,76%. Artinya, semakin tinggi Intergovernmental revenue maka semakin tinggi kinerja keuangan daerah di Provinsi Kepulauan Riau 3. H3 (Hipotesis ketiga) : Pendapatan asli daerah berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan daerah di Provinsi Kepulauan Riau. Dibuktikan melalui hasil pengujian statistis dari Uji - F dan Uji-T menunjukkan berpengaruh sebesar 23,93%. Artinya, semakin tinggi pendapatan asli daerah maka semakin tinggi kinerja keuangan daerah di Provinsi Kepulauan Riau 4. H4 (Hipotesis keempat) : Secara bersamaan bahawa Belanja modal, Intergovernmental revenueI dan Pendapatan asli daerah berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan daerah di Provinsi Kepulauan Riau dibuktikan melalui uji determinasi berpengerauh sebesar 96,6% dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang pelayanan publik dan kinerja pemerintahan daerah khususnya dari belanja modal, intergovernmental revenue dan pendapatan asli daerah berpengaruh terhadap kinerja keuangan daerah di Provinsi Kepulauan Riau.
15
UMRAH JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 1-24 Penelitian ini hanya menggunakan tiga variabel bebas yaitu belanja modal, intergovernmental revenue dan pendapatan asli daerah dan satu variabel terikat adalah kinerja satuan kerja perangkat daerah, Peneliti melakukan penelitian ini dikarenakan keterbatasan – keterbatasan antara lain : 1) Keterbatasan data, jumlah penelitian yang dijadikan sampel dalam penelitian ini hanya pada Pemerintah Propinsi Kepulauan Riau, kurun waktu tahun, 2008 – 2012 dari keseluruhan populasi, dengan demikian masih terbuka peluang untuk Propinsi lainnya yang tedapat di Indonesia yang belum dijadikan sampel dalam penelitian ini. 2) Adanya keterbatasan dalam metodologi penelitian, beberapa cara penghitungan variabel memungkinkan mengandung beberapa kelemahan karena digunakannya asumsi – asumsi guna penyederhanaan analisis dan pengujian dengan statistik versi 20. DAFTAR PUSTAKA Adi, Priyo Hari, ( 2006). Hubungan Antara Pertumbuhan Ekonomi, Belanja Pembangunan dan Pendapatan Asli Daerah. Proceddding Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang. Ardhini (2011), Pengaruh Rasio Keuangan Daerah Terhadap Belanja Modal Untuk Pelayanan Publik Dalam Perspektif Teori Keagenan (Studi Pada Kabupaten Dan Kota Di Jawa Tengah). Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi, Universitas Diponegoro. Astuti, Widya Mustikarini dan Debby Fitriasari, (2010), Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah Dan Temuan Audit Bpk Terhadap Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Di Indonesia Tahun Anggaran 2007. Universitas Indonesia. Bastian, Indra. (2006), Akuntansi Sektor Penganta, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Publik
:
Suatu
BPK, Kementrian Keuangan RI (2010), Sinergi Pusat dan Daerah dalam Perspektif Dhia, Cherrya Wenny. (2012), Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Kinerja Keuangan Pada Pemerintah Kabupaten dan Kota di Provinsi Sumtera Selatan. Forum Bisnis Dan Kewirausahaan, Jurnal Ilmiah STIE MDP Endah, Vegasari Kusumawati. (2011), Faktor-Faktor yang Menentukan Pendapatan Asli Daerah dan Belanja Modal di Indonesia Survei pada Pemerintahan Daerah di Indonesia Bagian Barat dan Tengah. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Jubaedah, Dedah. (2005), Pemerintahan Bandung: CV Pustaka Setia
Daerah
di
Indonesia.
Julitawati, Ebit Darwis dan Jalalidin, (2012), Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (Pad) Dan Dana Perimbangan Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Kabupaten Kota Di Provinsi Aceh. Magister Akutansi Pascasarjana Universyitas Syiah Kuala Banda Aceh Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
16
UMRAH JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 1-24 Patrick, Patricia A. (2007), The determinants of organizational innovativeness: The adoption of GASB 34 in Pennsylvania local government. Ph.D. dissertation, The Pennsylvania State University, United States – Pennsylvania. Retrieved August 8, 2011, from Accounting & Tax Periodicals. (Publication No. AAT 3266180). Mardiasmo, 2009. Yogyakarta.
Akuntansi
Sektor
Publik,
Penerbit
ANDI,
Martani, Dwi. & Liestiani, Annisa. (2010), Local Government Financial Statement Disclosure in Indonesia. Conference Proceedings: Asian Academic Accounting Association Nababan, Pukka B.E. (2008), Pengukuran Kinerja Pemerintah Daerah Berdasarkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Studi Kasus Pada Bapeda Pemkab Serdang Bedagai, Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi. Universitas Sumatera Utara. Ningsih, Sapta Sumarmi. (2008), Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Alokasi Belanja Modal Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi D.I. Yogyakarta. Fakulatas Ekonomi Universitas PGRI Yogyakarta. Nugroho, Fajar. (2012), Pengaruh Belanja Modal Terhadap Pertumbuhan Kinerja Keuangan Daerah Dengan Pendapatan Asli Daerah Sebagai Variabel Intervening. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Rahim, Syamsuri. (200), Analisis Strategi Pengelolaan Keuangan Terhadap Kinerja Keuangan Daerah Kabupaten Takalar. Jurnal LIPI Standar Akuntansi Pemerintahan (2011), Tim Fokus Media Sugiyono. (2011), Metode Penelitian. Kombinasi Mixed Methods, Alfabeta. Bandung. Sumiyarti dan Akhmad Fauzan Imamy, 2005. Analisis Pengaruh Perimbangan Pusat-Daerah terhadap Perekonomian Kota Depok. Media Ekonomi, Vol. 11, No. 2. Sumarjo, Hendro. (2010). Pengaruh karakteristik pemerintah daerah terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah. Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Vegasari, Endah dan Kusumawati. (2011), Faktor-Faktor yang Menentukan Pendapatan Asli Daerah dan Belanja Modal di Indonesia Survei pada Pemerintahan Daerah di Indonesia Bagian Barat dan Tengah. Pascah Sarjana Universitas Syah Kuala, Aceh. Hastuti, Indhi. (2011), Analisis Flypaper Effect Dana Alokasi Umum (Dau), Pendapatan Asli Daerah (Pad) Dan Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Studi Pada Kota Dan Kabupaten Semarang. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang Widjaja, HAW. (2007), Otonomi Daerah dan Daerah Otonom. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta
17
UMRAH JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 1-24 H.A.W.Wijaya. 2007. Penyelenggaraan Jakarta: Raja Grafindo Persada
Otonomi
di
Indonesia.
Pipin Syarifin dan Dedah Jubaedah. 2005. Pemerintahan Daerah di Indonesia. Bandung: CV Pustaka Setia Undang-Undang No. 33 Tahun 2004, Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Dasar Hukum Pengelolaan Keuangan Daerah: Peraturan Pemerintah No 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor Sistem Pengelolaan Keuangan Daerah
59
Tahun
2007
Tentang
Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 2005 Tentang Standar Akuntansa Pemerintahan Desentralisasi Fiskal (Pelengkap Buku Pegangan Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah Peraturan Pemerintah Republik Tentang Dana Perimbangan
IndonesiaNomor
55
Tahun
2005
Peraturan Menteri Keuangan No. 59 /PMK.06/2005 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat. Peraturan Menteri Keuangan Perkiraan Standar.
No.
13/PMK.06/2005
tentang
Bagan
Peraturan Menteri Keuangan No. 96/PMK.06/2005 tentang Petunjuk, Penelaahan, Pengesahan dan Revisi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun Anggaran 2006. Peraturan Menteri Keuangan No. 54/PMK.02/2005 tentang Petunjuk Teknis Peraturan Menteri Dalam Negeri Pedoman Penyusunan Anggaran
Nomor
37
Tahun
2010
tentang
Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2011 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
Nomor
58
24
Tahun
Tahun
2005
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.
18
UMRAH JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 1-24 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
71
Tahun
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan Dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat/Daerah. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. LAMPIRAN Lampiran - 1 1. Statistik Deskriptif Descriptive Statistics Minimu Std. N Maximum Mean m Deviation 10,47 11,611 Log BLM 35 14,610 ,703623 0 71 10,834 Log PAD 35 9,510 12,040 ,647548 00 11,27 11,654 Log IGR 35 12,030 ,153398 0 29 1,4647 KK 35 ,594 2,068 ,349955 7 Valid N (listwise) 35 Sumber : Data penelitian yang diolah dengan program SPSS V.20, (2013) Lampiran - 2 Uji Normalitas Pertama Sebelum di Log Uji Normalitas masing – masing variabel Sebelum di Log One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Intergov Pendapata Kinerja Belanja ernental n Asli Keuanga Modal Revenue Daerah n N 35 35 35 35 12322381 48030815 166107372 Mean 770757,1 2742,292 ,73400 910,45370 Normal 9000 90 Parametersa,b Std. 68717623 18132165 225512728 Deviati 505725,5 5236,137 012,32654 ,238318 on 20000 970 0 Absolut ,495 ,179 ,235 ,195 e Most Extreme Positiv ,495 ,179 ,223 ,195 Differences e Negativ -,429 -,120 -,235 -,143 e Kolmogorov-Smirnov Z 2,927 1,062 1,391 1,153
19
UMRAH JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 1-24 Asymp. Sig. (2-tailed) ,000 ,209 ,042 ,140 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Uji Normalitas secara gabungan dengan Studentized Residual Sebelum di Log One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Studentize d Residual N 35 Mean ,0904529 Normal Std. Parametersa,b 1,23626080 Deviation Absolute ,203 Most Extreme Positive ,203 Differences Negative -,167 Kolmogorov-Smirnov Z 1,204 Asymp. Sig. (2-tailed) ,010 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Lampiran - 3 Uji Normalitas masing – masing variabel di bagi 1.000.000 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Intergove Pendapata Kinerja Belanja rnental n Asli Keuanga Modal Revenue Daerah n N 35 35 35 35 12260003 480308,15 166107,37 Mean ,73400 ,51657 314 257 Normal Std. Parametersa,b 68728712 181321,65 225512,72 Deviati ,238318 ,484919 5654 7946 on Absolut ,494 ,179 ,235 ,195 e Most Extreme Positiv ,494 ,179 ,223 ,195 Differences e Negativ -,429 -,120 -,235 -,143 e Kolmogorov-Smirnov Z 2,925 1,062 1,391 1,153 Asymp. Sig. (2,000 ,209 ,042 ,140 tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Uji Normalitas secara gabungan dengan Studentized Residual Sebelum di Log One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Studentize d Residual N 35 Normal Mean ,0904529
20
UMRAH JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 1-24 Parametersa,b
Std. 1,23626080 Deviation Absolute ,203 Most Extreme Positive ,203 Differences Negative -,167 Kolmogorov-Smirnov Z 1,204 Asymp. Sig. (2-tailed) ,010 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Lampiran - 4 Pengujian Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Masing Masing Variabel One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Pendapat Intergover Belanja an Asli nental Modal Daerah Revenue N 35 35 35 11,611 10,8340 Mean 11,65429 71 0 Normal Std. Parametersa,b ,70362 Deviatio ,647548 ,153398 3 n Absolute ,193 ,133 ,134 Most Extreme Positive ,193 ,087 ,134 Differences Negative -,116 -,133 -,095 Kolmogorov-Smirnov Z 1,142 ,789 ,795 Asymp. Sig. (2-tailed) ,148 ,562 ,553 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. 2. Uji Normalitas dengan Standar Residual One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Standardized Residual N 35 Mean ,0014502 Normal Std. Parametersa,b ,97014138 Deviation Absolute ,098 Most Extreme Positive ,053 Differences Negative -,098 Kolmogorov-Smirnov Z ,578 Asymp. Sig. (2-tailed) ,892 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Kinerja Keuangan 35 1,46477 ,349955 ,074 ,059 -,074 ,439 ,991
21
UMRAH JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 1-24 1. Gambar menentukan Uji normalistas Data
Coefficientsa,b Model Standardiz Unstandardized ed Collinearity Coefficients Coefficien Statistics ts B Std. Beta Toleranc VIF Error e 1 Log BLM ,086 ,069 ,661 ,003 2,897 Log PAD ,332 ,075 ,2393 ,003 2,979 -,268 ,092 -,2076 ,002 5,255 a. Dependent Variable: Kinerja Keuangan Kota dan Kabupaten b. Linear Regression through the Origin 3. Uji Heteroskedastisitas
22
UMRAH JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 1-24
Uji Spearman’s Rho Correlations Intergo Belan Pendapat vernent Kinerja ja an Asli al Keuangan Modal Daerah Revenue 1,00 ,269** ,505** ,619** 0
Correlation Coefficient Log BLM Sig. (2. ,000 ,000 ,000 tailed) N 35 35 35 35 Correlation ,269 1,000 ,182** ,575** Coefficient Log PAD Sig. (2,000 . ,000 ,000 tailed) N 35 35 35 35 Spearman 's rho Correlation ,505* ,182** 1,000** ,502** Coefficient * Log IGR Sig. (2,000 ,000 . ,000 tailed) N 35 35 35 35 Correlation ,619* ,575** ,502** 1,000** Coefficient * Kinerja Keuanga Sig. (2,000 ,000 ,000 . n SKPD tailed) N 35 35 35 35 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). 4. Uji Autokorelasi Model Summaryb,c Mode Change Statistics Durbinl R Square F df1 df2 Sig. F Watson Change Change Change 1 ,000a ,000 3 32 1,000 2,411 a. Predictors: Intergovernental Revenue, Belanja Modal, Pendapatan Asli Daerah b. Dependent Variable: Standardized Residual c. Linear Regression through the Origin Lampiran - 5 Uji Hipotesis 1. Uji T (Uji Parsial)
Model
Uji Parsial/Masing-masing Variabel (Uji – T) Coefficientsa,b Standardi Unstandardize zed d t Coefficie Coefficients nts
Sig.
23
UMRAH JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 1-24 B Constant
2,414
Std. Error 3,665
Beta
1,24 ,222 6 1 4,44 Log PAD ,332 ,075 ,2393 ,000 6 2,90 Log IGR ,268 ,092 ,2076 ,003 4 a. Dependent Variable: Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kota dan Kabupaten b. Linear Regression through the Origin 2. Uji F (Uji Simultan) Uji Parsial/Masing-masing Variabel (Uji – F) ANOVAa Model Sum of Mean df F Sig. Squares Square Regressi 332,1 76,792 3 25,597 ,000a on 78 1 Residual 2,466 32 ,077 Total 79,258d 35 e. Dependent Variable: Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kota dan Kabupaten f. Linear Regression through the Origin g. Predictors: Intergovernental Revenue, Belanja Modal, Pendapatan Asli Daerah h. This total sum of squares is not corrected for the constant because the constant is zero for regression through the origin. 3. Uji Koefisien Determinasi (R2) Uji Koefisien Determinasi (R2) Model Summaryc,d Model R R Adjusted R Std. Error of the Square Square Estimate 1 ,984 ,969 ,966 ,277596 e. Predictors: Intergovernental Revenue, Belanja Modal, Pendapatan Asli Daerah f. For regression through the origin (the no-intercept model), R Square measures the proportion of the variability in the dependent variable about the origin explained by regression. This CANNOT be compared to R Square for models which include an intercept. g. Dependent Variable: Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kota dan Kabupaten h. Linear Regression through the Origin Log BLM
,086
,069
,661
24
UMRAH JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 1-24
25