UJI KORELASt P PADA ORTHOXIC TROPUDULT UNTUK KEDELAI (Glycine maw.)
OLEH
JURUSAN TANAW FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1997
RINGKASAN IRINE SILVIANI.
Uji Korelasi P pada Orthoxic Tropudult untuk
Kedelai
(Glycine mu.) (Dibawah bimbingan ABDUL RACHIM dan SRI ROCHAYATI). Uji tanah merupakan salah satu cara untuk menentukan status hara yang dianggap praktis, karena dapat dilakukan sebelum penanaman dan bersifat sederhana, murah, tepat, dan terulang, memberikan hasil yang akurat. Dalam pengertian sempit khususnya dalam kesuburan tanah,uji tanah berarti analisis kimia secara cepat untuk menduga tingkat ketersediaan unsur hara dalam tanah.
Hasil uji tanah dapat
diaplikasikan setelah melalui uji korelasi dan kalibrasi. Tujuan dari penelitian ini alah untuk menentukan metoda ekstraksi hara P terbaik pada tanah Orthoxic Tropudult untuk tanaman kedelai melalui uji korelasi, dan menentukan batas kritis P terekstrak terhadap serapan hara dan persen hasil dengan metoda Cate dan Nelson. Penelitian dilakukan di Rumah Kaca dan Laboratorium Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat (Puslittanak) Bogor, sejak bulan Agustus 1996 sampai Januari 1997. Tanah yang digunakan tergolong kedalam Orthoxic Tropudult yang berasal dari Desa Kentrong, Kecamatan Malangsari, Kabupaten Lebak, Jawa Barat. Benih kedelai yang dipakai dari varietas Orba. Sebagai pupuk dasar diberikan 25 ppm N, 100 ppm K,dan pupuk P sebagai perlakuan. Sebagai pelengkap diberikan pupuk Mo dalam bentuk amonuium Molibdat 0.5 kg/ha, dan rhizogen. Untuk menurunkan kejenuhan A1 digunakan dolomit (CaMg(C03)2) 16.91 tonha, dan jerami kering 5 tonha. Basudin dan Thiodane 35EC dipakai untuk penanggulangan hama. Setiap pot diisi tanah kering udara yang telah diayak sebanyak 5 kg/pot. Sebelumnya dilakukan analisis pendahuluan
4gfrp-t
lapang. Kapur dan bahan organik dicampurkan dengan tanah dan diinkubasi selama 2 minggu. Dosis P yang digunakan ialah OX, 1/4X, f/2X, 3/4X dan X. X adalah takaran untuk mencapai P dalam larutan 0.02 mg/l, yang ditetapkan menurut metode Fox dan Kamprath (1970). Diperoleh X=46.4 ppm P, maka untuk setiap perlakuan, P yang diberikan 0, 11.6,23.2, 34.8,46.4 ppm P. Setiap pot ditanami 5 tanaman setelah 1 minggu dijarangkan menjadi 3 tanaman. Analisis fosfor dilakukan dengan metode Truog modifikasi (0.02 N H2S04 + 0.3%(NH&S04;
30 menit), Bray I (0.025 N HCl + 0.03 N NEW; 5 menit), Olsen
modiNrasi (0.5 NNaHC03 + 0.01 M EDTA + 0.03 N N W ; 5 menit), Mehlich (0.05
N HCl
+ 0.025 N H2S04; 5 menit), HCl 25% (HC1 25%; 5 jam).
Analisa jaringan
tanaman dilakukan dengan metode destruksi basah. Analisis korelasi sederhana dilakukan untuk mengetahui hubungan antara P terekstrak dari masing-masing metode dengan dosis P, serapan P tanaman, dan dengan bobot kering tanaman. Untuk batas kritis nilai uji P dilakukan dengan metode Cate dan Nelson (1965). Dari kriteria sifat kimia tanah, tanah yang digunakan termasuk kategori marginal. Hasil penelitian menunjukkan kemampuan mengekstrak mengikuti deset: HC1>25%>Tmog rnodifikasi>Mehlich>Bray I>Olsenmodifikasi.Dengan peningkatan dosis P cenderung meningkatkan serapan hara, jurnlah polong dan berat kering tanaman. Pofa peningkatan serapan P tanaman dan bobot kering bersifat kuadratik. Dari nilai koefisien korelasi terhadap dosis P diketahui metode HCl 25% (1=0.364), Mehlich (r=0.385), Truog modifikasi (r=0.353), Bray I (0.302) memiliki nilai r yang sangat nyata terhadap dosis P.
Nilai koefisien korelasi HCI 25%
(1=0.551), Bray I ( ~ 0 . 5 3 1 ) ,Mehlich (1=0.490), dan Truog modifiaksi ( ~ 0 . 3 6 7 ) sangat nyata terhadap serapan hara. Dan nilai koefisien korelasi metode HCI 25%(1=0.484), Mehlich (0.572), Tmog modifikasi (1=0.485), dan Bray I ( ~ 0 . 4 1 3 ) sangat nyata terhadap berat kering tanaman. Sedangkan metode Olsen modifikasi memiliki nilai koefisien korelasi yang negatif terhadap ketiga parameter tersebut. Metode Bray I dan Mehlich merupakan metode terpilih pada tahap uji korelasi untuk tanah Orthoxic Tropudult Desa Kentrong, Kecarnatan Malangsari, Kabupaten Lebak. Karena kedua metode tersebut memilii nilai koefisien korelasi yang nyata terhadap serapan hara d m bobot kering, dan merupakan metode pengejaan yang lebih mudah dengan resiko yang lebih kecil. Batas kritis yang diperoleh dengan metode HCl25% pada 110 pprn P, Tmog modifikasi pada 7.3 pprn P, Bray I pada 12.5 pprn P, Mehlich pada 8.5 pprn P, dan Olsen modifikasi pada 1.15 ppm P. Batas kritis P terekstrak terhadap persen hasil dengan metode HC1 25 pada 100 pprn P, Truog modifikasi pada 12.5 ppm P, Bray I pada 7.8 pprn P, Mehlich pada 6.2 ppm P, dm Olsen modifikasi pada 0.68 pprn P.