P-ISSN 1978 - 2365 E-ISSN 2528 - 1917
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol. 15 No. 1 Juni 2016 : 45 - 56
UJI KINERJA ENERGI PADA BALLAST ELEKTRONIK UNTUK LAMPU FLUORESEN (TL) SATU TABUNG ENERGY PERFORMANCE TESTING OF ELECTRONIC BALLAST FOR SINGLE TUBULAR FLUORESCENT LAMP Tri Anggono, Khalif Ahadi Puslitbangtek Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Jl. Ciledug Raya Kav. 109 Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, 12230
[email protected]
Abstrak Tulisan ini membahas pengujian ballast elektronik untuk lampu fluoresen satu tabung jenis T8 untuk memberikan gambaran teknis ballast elektronik yang beredar di Indonesia, kesesuaian dengan standar yang ada, serta potensi konservasi energi pada penggunaan ballast elektronik tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk menunjang penetapan Standar Kinerja Energi Minimum (SKEM). Pengujian balast elektronik dilakukan dengan menggunakan metoda uji SNI IEC 60929:2009, namun demikian, pada tulisan ini, pembahasan pengujian yang dilakukan dibatasi pada lingkup yang terkait dengan konservasi energi. Hasil uji coba menunjukkan bahwa sebagian besar sampel ballast elektronik yang diuji mengkonsumsi daya yang lebih kecil dari nilai daya pengenal yang tertera, sehingga menghasilkan nilai fluks luminous yang dihasilkan oleh lampu TL yang dipasang menjadi tidak optimal. Faktor daya pada sampel ballast elektronik yang diuji berada dalam rentang 0,51 hingga 0,98. Distorsi tegangan harmonik yang terjadi berkisar antara 0,53% hingga 1,23%, sedangkan distorsi arus harmonik berkisar antara 15,17% hingga 153,8%. Rugi-rugi pada sampel ballast elektronik yang diuji berkisar antara 2,3 watt hingga 6,5 watt dengan efisiensi antara 77% hingga 91%. Kata kunci : Standar Kinerja Energi Minimum, ballast elektronik, konservasi energi, sistem penerangan
Abstract This paper discusses the testing of electronic ballast for single fluorescent lamp type T8 to provide a technical overview of electronic ballast available in the Indonesian market, compliance with existing standards, and the potential for energy conservation in the use of electronic ballasts. It is intended to support the establishment of the Minimum Energy Performance Standards. Electronic ballast testing was performed using test method SNI IEC 60929: 2009, however, in this paper, the discussion is limited to the scope related to energy conservation. The experiment results show that the majority of samples consume less power than the specified wattage value resulting in the luminous flux produced by the fluorescent lamp mounted are not optimal. Power factor of the samples tested were in the range from 0.98 to 0.51. Harmonic voltage distortion that occurred ranged from 0.53% to 1.23%, while the harmonic current distortion ranged from 15.17% to 153.8%. Losses in electronic ballast samples tested ranged from 2.3 watts to 6.5 watts with efficiencies from 77% to 91%. Keyword : Minimum Energy Performance Standards, electronic ballast, energy conservation, lighting system
Diterima : 8 April 2016, direvisi : 19 Desember 2016, disetujui terbit : 29 Desember 2016
45
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol. 15 No. 1 Juni 2016 : 45 - 56
lampu TL[4]. Ballast konvensional yang biasa
PENDAHULUAN Potensi penghematan energi dari sektor rumah tangga dapat dicapai salah satunya dengan menerapkan standar efisiensi energi, yang merupakan prosedur dan peraturan yang menentukan tingkat kinerja energi suatu produk yang dihasilkan oleh produsen. Salah satu standar efisiensi energi tersebut adalah Minimum
Energy
(MEPS)[1
atau
Performance Standar
Kinerja
Standard Energi
Minimum (SKEM) merupakan peraturan yang berisi spesifikasi dengan sejumlah persyaratan kinerja untuk peralatan pengguna energi. Standar Kinerja Energi Minimum
digunakan pada lampu TL dapat berupa suatu rangkaian
resistor
atau
induktor
yang
digabung dengan kapasitor, atau menggunakan rangkaian kombinasi dari keduanya. Adanya losses daya, menyebabkan resistor umumnya tidak digunakan sebagai ballast untuk lampu lebih dari 2 watt. Ballast konvensional pada lampu TL biasanya menggunakan induktor, yang bekerja menggunakan medan magnet, sehingga ballast tersebut biasanya disebut ballast magnetik. Induktor dan kapasitor pada ballast reaktif
secara
yang dioperasikan pada frekuensi jaringan
efektif akan membatasi jumlah maksimum
listrik akan mempunyai nilai yang cukup besar
energi yang dapat dikonsumsi oleh suatu
sehingga ballast tersebut akan cenderung besar
produk tertentu. Standar ini akan mencegah
dan berat. Kondisi ini juga menghasilkan
produk yang tidak efisien memasuki pasar,
fenomena flicker karena frekuensi sumber
sehingga
tegangan yang rendah. Adanya flicker dan arus
mendorong
produsen
untuk
memproduksi suatu produk yang lebih efisien
picu
dalam
secara
mengakibatkan umur lampu menjadi lebih
berkelanjutan. Sebuah SKEM biasanya dibuat
pendek[5]. Selain itu, pada umumnya juga
oleh pemerintah dan menjadi wajib untuk
menghasilkan kebisingan akustik atau biasa
dipenuhi bagi produk yang beredar. Hal ini
disebut
selain untuk menekan penggunaan energi, juga
gambaran, Tabel 1 menunjukkan parameter-
untuk memastikan bahwa kinerja umum dan
parameter hasil pengukuran yang pernah
kepuasan pengguna tidak terpengaruh [2].
dilakukan pada ballast magnetik[3]. Rugi-rugi
menggunakan
energi
Ballast adalah perangkat yang digunakan untuk membatasi jumlah arus dalam sebuah
pada
lampu
line-frequency
fluoresen
hum.
akan
Sebagai
pada ballast konvensional tersebut dalam sistem
penerangan
dapat
dikurangi
jika
sirkuit listrik[3]. Pada lampu fluoresen atau
menggunakan ballast elektronik.
lebih dikenal sebagai lampu TL (tubular
Ballast
lamp), ballast digunakan untuk membatasi
konverter
arus yang melalui tabung, agar arus tidak naik
menggantikan ballast konvensional setelah
yang dapat merusak filamen lampu akibat
berkembangnya mosfet yang berdaya besar
karakteristik resistensi negatif di dalam tabung
46
elektronik
merupakan
elektronika
daya,
rangkaian yang
Uji Kinerja Energi Pada Ballast Elektronik Untuk Lampu Fluoresen (TL) Satu Tabung
dan harga yang relatif murah. Prinsip kerja
tersebut menjadi lebih kecil begitu pula
ballast elektronik adalah sebagai berikut[6]:
dengan tegangan di antara elektroda
Tegangan AC dari PLN akan diubah
mengakhiri startup pada lampu dan
menjadi DC menggunakan rectifier.
menjadi lebih kecil. Kondisi ini akan
Untuk mencegah terjadinya tegangan
lampu akan menyala.
transien dari tegangan masukan PLN maka digunakan filter. Selain itu filter juga berfungsi untuk meredam berbagai sumber gangguan atau noise berupa electromagnetik
interference
yang
disebabkan oleh frekuensi tinggi. Filter
Tabel 1. Parameter pada ballast magnetik [3]
ini dapat berupa rangkaian kapasitor maupun induktor.
Ballast elektronik biasanya memasok listrik ke
Saat rangkaian dihidupkan maka tabung lampu akan mempunyai impedansi yang sangat besar, yang akan menyebabkan kapasitor akan terhubung secara seri dengan induktor dan kapasitor pada
Tegangan yang sangat besar akan muncul akibat resonansi. Tegangan yang dihasilkan ini dapat digunakan untuk mengionisai gas yang berada di dalam tabung lampu.
sampai
60
kHz[7]
atau
lebih
tinggi
dibandingkan dengan frekuensi 50 - 60 Hz yang ada pada jaringan listrik. Hal ini secara dari flicker yang dihasilkan oleh frekuensi jaringan pada lampu TL. Frekuensi output tinggi ballast elektronik dapat menyegarkan fosfor di dalam lampu TL dengan sangat cepat sehingga tidak ada flicker yang terlihat jelas. Indeks
flicker
yang
digunakan
untuk
Saat tabung lampu mengalami ionisasi
mengukur modulasi cahaya nyata bernilai 0,00
penuh, maka impedansi pada lampu
hingga 1,00, dimana nilai 0 menunjukkan
akan
ini
kemungkinan terendah terjadinya kedip dan 1
harus
menunjukkan kemungkinan nilai tertinggi.
membuang muatan pada kapasitor, yang
Lampu TL yang dioperasikan pada ballast
selanjutnya mengakibatkan frekuensi
magnetik konvensional memiliki indeks flicker
resonansi
antara 0,04-0,07 sedangkan ballast elektronik
turun
menyebabkan
cukup
jauh.
rangkaian
Hal
akan tergeser dengan nilai
yang akan ditentukan oleh induktor dan kapasitor pada bagian boost converter.
yang biasa dipakai adalah frekuensi 20 kHz
substansial menghilangkan efek stroboskopik
bagian boost converter.
lampu pada frekuensi diatas 18 kHz. Frekuensi
Energi yang dipakai pada kondisi
memiliki indeks flicker di bawah 0,01[8]. Karena lebih banyak gas yang terionisasi, lampu beroperasi sekitar 9% lebih efisien pada
47
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol. 15 No. 1 Juni 2016 : 45 - 56
frekuensi sekitar 10 kHz dan terus meningkat
lingkup yang terkait dengan konservasi energi.
sampai kira-kira 20 kHz[9]. Hasil pengujian
Perhitungan efisiensi daya listrik jika mengacu
yang dilakukan di beberapa provinsi di Kanada
pada persamaan [1a] pada CELMA Guide for
menunjukkan
dari
the application of the Commission Regulation
retrofit ballast elektronik untuk lampu jalan[10].
(EC) No. 245/2009 on “Tertiary lighting
Dengan efisiensi yang lebih tinggi, ballast
sector products” [11] untuk ballast elektronik
elektronik menawarkan efikasi sistem lebih
yaitu
potensi
penghematan
tinggi untuk lampu tekanan rendah seperti lampu TL. Saat ini ballast elektronik lebih banyak digunakan pada lampu swaballast atau lebih dikenal sebagai lampu hemat energi. Namun demikian, ballast elektronik juga beredar dipasaran untuk lampu TL jenis tabung T5 dan T8. Pada tulisan ini akan dibahas uji coba penggunaan ballast elektronik yang hanya melayani satu unit lampu TL jenis
Persamaan tersebut digunakan pada Stage1 yang
hingga
diberlakukan
bulan
April
2017
masih
untuk
mendapatkan
nilai
efisiensi ballast elektronik. Selanjutnya, akan diberlakukan Stage 3, dimana efisiensi ballast untuk lampu dengan daya nominal antara 5 watt hingga 100 watt harus memenuhi
T8 untuk memberikan gambaran teknis ballast elektronik yang beredar di pasar Indonesia, kesesuaian dengan standar yang ada serta
dimana
potensi konservasi energi pada penggunaan ballast elektronik tersebut.
METODOLOGI Penelitian ini dilakukan di laboratorium P3TKEBTKE. Pengujian balast elektronik untuk melayani satu unit lampu TL dilakukan dengan menggunakan metoda uji SNI IEC 60929:2009 “Balast elektronik bertegangan a.b.–Untuk
lampu
fluoresen
tabung–
Persyaratan kinerja” yang merupakan adopsi identik dari IEC 60929 : 1990 “A.C. supplied electronic ballast for tubular fluorescent lamps – Performance requirements”. Namun demikian,
pada
tulisan
pengujian
yang
dilakukan
48
ini,
pembahasan
dibatasi
pada
CELMA merupakan federasi dari asosiasi manufaktur untuk luminer dan komponen elektroteknik untuk luminer yang berada di Uni Eropa. Pada pengujian ini, perhitungan efisiensi akan mengacu pada perhitungan efisiensi ballast pada Stage 3 karena alat ukur yang digunakan sudah mampu mengukur daya input dan
daya
Disamping
output itu
dari
ballast
penggunaan
tersebut.
metoda
ini
dilakukan karena pada SNI IEC 60929:2009 tidak disinggung mengenai efisiensi daya
Uji Kinerja Energi Pada Ballast Elektronik Untuk Lampu Fluoresen (TL) Satu Tabung
listrik yang ada pada ballast. Dalam melakukan pengujian, digunakan ballast
electronic
terintegrasi
tester
untuk
WT5000
melakukan
yang
pengujian
berdasarkan standar tersebut. Selain itu, digunakan pula lampu fluoresen tabung jenis T8 dengan daya pengenal 18 W dan 36 W sebagai lampu standar selama pengujian dilakukan. Untuk menjaga tegangan kerja agar tidak berubah lebih dari 0,2% dan frekuensi lebih dari 0,5%, digunakan AC Power Source. Pengujian dilakukan terhadap 27 sampel uji yang terdiri dari 9 model/tipe ballast elektronik dengan daya kerja pengenal untuk lampu tabung fluoresen 18 atau 20 watt dan 36 atau 40 watt. Sampel uji diperoleh dari pasar di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. Masing
Gambar 1. Diagram alir langkah kerja pengujian ballast elektronik
-masing model/tipe tersebut diwakili oleh 3 sampel uji yang sama. Diagram alir proses pengujian untuk peralatan ballast elektronik ini dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 2 memperlihatkan peralatan yang digunakan pada pengujian ballast elektronik ini. Selain peralatan tersebut, dilakukan juga pengujian besarnya
tambahan kuat
untuk
cahaya
pengukuran
(lumen)
ataupun
intensitas cahaya (lux) untuk memastikan cahaya yang dipancarkan oleh lampu tabung fluoresen
yang
menggunakan
ballast
elektronik yang diuji, sesuai dengan spesifikasi lampu tabung fluoresen yang digunakan. Pengukuran
nilai
fluks
luminus
yang
dipancarkan oleh lampu fluoresen tabung ini menggunakan peralatan integrating sphere photometer yang dimiliki oleh P3TKEBTKE seperti, yang tampak pada Gambar 3.
Gambar 2. Fasilitas Pengujian Ballast Elektronik Peralatan ini umumnya digunakan untuk melakukan pengujian lampu, baik lampu pijar, lampu swaballast, maupun lampu TL. Untuk pengujian lampu TL jenis tabung, biasanya digunakan ballast standar yang dipasang di luar sphere dan konektornya pun telah tersedia di luar. Sedangkan untuk ballast elektronik,
49
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol. 15 No. 1 Juni 2016 : 45 - 56
konektor tersebut tidak kompatibel karena
masukan dan keluaran dari balast elektronik
hanya terdiri dari 2 kabel. Untuk itu, dibuat
yang diuji.
suatu alat bantu untuk dapat menguji sampel
Tabel 2. Hasil pengujian ballast elektronik
ballast elektronik untuk mengetahui besarnya fluks luminus yang terpancarkan dari lampu standar yang digunakan. Alat bantu tersebut dapat dilihat pada Gambar 4, dimana tanda panah merah menunjukkan posisi ballast elektronik yang diuji.
Gambar 3. Integrating Sphere Photometer Tingkat elektronik
efisiensi kemudian
daya
dari
dihitung
balast dengan
persamaan yang telah dijelaskan sebelumnya, yaitu merupakan persentase dari daya keluaran dibandingkan dengan daya masukan. Selain itu dihitung pula rugi-rugi daya yang dihasilkan oleh rangkaian elektronik yang terdapat pada ballast (ballast loses) yang dihitung dengan mengurangi nilai daya masukan dengan daya Gambar 4. Alat bantu pengujian ballast elektronik
keluaran yang terukur. Hasil
perhitungan
rata-rata
tingkat
efisiensi pemakaian daya listrik serta rata-rata HASIL DAN PEMBAHASAN
hasil pengukuran nilai faktor daya dapat dilihat
Hasil pengujian balast elektronik dapat dilihat
pada
Tabel
2.
Parameter
yang
didapatkan adalah nilai faktor daya serta daya
50
pada Gambar 5. Nilai-nilai tersebut merupakan nilai rata-rata dari 3 sampel uji untuk masingmasing model/tipe.
Uji Kinerja Energi Pada Ballast Elektronik Untuk Lampu Fluoresen (TL) Satu Tabung
Gambar 6, kedua sampel tersebut juga menunjukkan nilai yang relatif lebih baik dibandingkan
dengan
dihasilkan
gangguan
oleh
harmonisa
sampel-sampel
yang
lainnya.
Namun demikian, jika mengambil acuan yang digunakan sebagai batas maksimal gangguan harmonik merujuk kepada standar IEEE-5191992 dimana besarnya THD (total harmonic distortion) untuk arus 15%[12], gangguan arus harmonisa yang dihasilkan masih berada diatas
Gambar 5. Faktor Daya dan Efisiensi
nilai ambang batas yang diperbolehkan. Pada Gambar 5 terlihat rata-rata nilai
Sedangkan berdasarkan standar, THD (total
faktor daya yang dihasilkan berada dalam
harmonic distortion) untuk tegangan di bawah
rentang 0,51 – 0,98, sedangkan rata-rata
69kV, gangguan tegangan harmonisa bernilai
tingkat efisiensi berada diatas 80 %. Sampel
maksimum 5%[12] dan hasil pengujian seluruh
uji 5 dan 8 memiliki nilai faktor daya rata-rata
sampel menunjukkan nilai yang memenuhi
di atas 0,85. Namun demikian, pada sampel uji
standar.
balast elektronik 8, walaupun menghasilkan
Adanya ballast losses yang lebih besar
nilai faktor daya yang baik, tingkat efisiensi
menunjukkan adanya komponen tambahan di
yang dihasilkan lebih rendah dari rata-rata
dalam ballast pada sampel 5 (40 W) dan
yaitu 77%.
sampel 8 (20 W) dibandingkan dengan sampel lain yang mempunyai daya pengenal yang sama. Jika dilihat dari karakteristiknya yang mempunyai nilai faktor daya dan gangguan harmonisa yang lebih baik dibandingkan sampel yang lain, dapat diduga bahwa komponen-komponen
tersebut
merupakan
suatu filter. Filter tersebut berupa low pass filter
Gambar 6. Gangguan Harmonisa
yang
bersifat
harmonik
dan
arus
demikian,
penambahan
maupun
rangkaian
membatasi
distorsi
inrush[13].
Namun
filter kapasitor
harmonisa untuk
meningkatkan nilai faktor daya tersebut tidak Untuk parameter kelistrikan lainnya, yaitu gangguan
harmonisa
yang
timbul
pada
terlalu berpengaruh terhadap efisiensi ballast elektronik. Penambahan komponen kapasitor
tegangan dan arus listrik seperti terlihat pada
51
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol. 15 No. 1 Juni 2016 : 45 - 56
dan komponen untuk rangkaian filter akan
mempengaruhi nilai pembacaan kuat cahaya
mengkonsumsi daya, namun dampak yang
lampu di dalam ruang bola (sphere), namun
dihasilkan dapat mengurangi pengaruh dari
secara umum, karakteristik nilai kuat cahaya
rugi-rugi yang ditimbulkan oleh faktor daya
yang dipancarkan oleh lampu dipengaruhi oleh
yang rendah dan gangguan harmonisa.
besarnya konsumsi daya.
Untuk ballast
melihat
pengaruh
elektronik terhadap
penggunaan cahaya
yang
Berdasarkan beberapa hasil pengujian tersebut, terlihat bahwa meskipun efisiensi
dipancarkan oleh lampu TL dan kesesuaian
daya
dengan spesifikasi lampu TL yang digunakan,
mempunyai nilai rata-rata di atas 80%, namun
dilakukan pengukuran nilai kuat cahaya (fluks
sebagian besar sampel menunjukkan nilai
luminus). Pengukuran nilai kuat cahaya yang
pemakaian daya yang berada di bawah nilai
dipancarkan oleh lampu fluoresen tabung ini
daya
menggunakan peralatan integrating sphere
kemasannya. Hal ini berdampak pada nilai
photometer. Nilai kuat cahaya yang tertera
kuat cahaya yang dihasilkan oleh lampu TL
pada spesifikasi lampu TL standar 36 watt
yang dipasang menjadi tidak optimal. Dalam
yang digunakan adalah sebesar 2600 lumen,
hal ini, konsumen dapat menjadi pihak yang
sedangkan untuk lampu standar 18 watt adalah
dirugikan. Jika mencontoh penerapan standar
sebesar 1060 lumen. Hasil pengukuran dapat
minimum pemakaian energi di uni eropa yang
dilihat pada Tabel 3.
dikeluarkan oleh CELMA, untuk ballast
Hasil pengukuran menunjukkan bahwa kuat cahaya yang dihasilkan oleh lampu standar yang menggunakan seluruh sampel ballast elektronik mempunyai nilai yang lebih kecil
dari
pengenal
elektronik
yang
tersebut
tercantum
pada
elektronik, perbedaan konsumsi daya yang terukur dengan daya nominal yang tertera tidak
melebihi
1
watt[11].
Penerapan
standarisasi peralatan balast di uni eropa sudah dimulai
dari spesifikasi teknisnya.
ballast
sebelum
tahun
2010,
dimana
klasifikasi indeks tingkat efisiensi untuk balast Tabel 3. Hasil pengukuran fluks luminus
berdasarkan daya masukan total terbagi atas 5 kelas. Saat ini, standarisasi tingkat efisiensi energi di Uni Eropa tidak lagi menggunakan daya
input
total
terkecil,
melainkan
berdasarkan tingkat efisiensi balast yaitu daya keluaran dibandingkan dengan daya masukan. Untuk nilai faktor daya dari sampel balast Penggunaan alat bantu dan posisi ballast yang
52
diuji
(Gambar
4)
kemungkinan
elektronik
yang
diuji,
didapatkan
nilai
minimum sebesar 0,51 dan maksimum sebesar 0,98. Nilai rata-rata yang didapat sebesar 0,69,
Uji Kinerja Energi Pada Ballast Elektronik Untuk Lampu Fluoresen (TL) Satu Tabung
sedangkan nilai tengah sebesar 0,61, dan
mengacu kepada standar yang ada saat ini
standar deviasi sebesar 0,18. Distribusi normal
misalnya IEEE-519-1992 dan IEC 61000-3-2.
dari 20% sampel uji didapatkan nilai faktor
Untuk menjaga nilai fluks luminus yang
daya sebesar 0,55. Pada dasarnya, nilai faktor
dihasilkan
daya yang diharapkan mendekati 1, namun
dilakukan pendekatan dengan cara menetapkan
dengan melihat nilai-nilai tersebut, maka
besarnya konsumsi daya terukur pada balast
rekomendasi nilai standar kinerja energi
elektronik,
minimum (SKEM) untuk nilai faktor daya
pengujian tidak melewati batas toleransi
balast
sebesar ± 10 % dari daya pengenal yang tertera
elektronik
yang
digunakan
untuk
melayani satu lampu fluoresen dapat diambil
yang sedang beredar. Namun demikian, melalui penetapan SKEM diharapkan adanya perbaikan dengan kenaikan nilai terendah faktor daya dari balast elektronik yang beredar saat ini sebesar 0,1.
terganggu,
yaitu
pada
maka
saat
dapat
dilakukan
pada produk balast elektronik tersebut.
dari nilai tengah yaitu 0,61. Hal ini berarti dapat menghilangkan separuh dari produk
tidak
Pada dasarnya, untuk menunjang program konservasi
energi,
SKEM
harus
dapat
meningkatkan kualitas ballast yang beredar. Kriteria kualitas ballast dalam SKEM dapat diusulkan menyangkut beberapa hal yaitu efisiensi daya yang tinggi atau rugi-rugi daya yang rendah, faktor daya yang tinggi, distorsi
Berdasarkan hasil perhitungan statistik
harmonik yang memenuhi standar serta dapat
terhadap rugi-rugi daya dari balast elektronik
menjaga kualitas cahaya dari lampu sesuai
yang diuji, didapatkan nilai minimum sebesar
dengan spesifikasi lampu tersebut.
2.3 watt, maksimum sebesar 6.5 watt, rata-rata sebesar 3.65 watt, nilai tengah sebesar 3.3 watt, dan standar deviasi sebesar 1.15 watt. Nilai yang direkomendasikan menjadi SKEM,
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
dapat diambil dari distribusi normal untuk
Percobaan penggunaan ballast elektronik
ballast losses dari 20% sampel uji yaitu 4,4
untuk lampu TL menunjukkan bahwa sebagian
watt. Dengan demikian, melalui penetapan
besar sampel ballast elektronik yang diuji
SKEM diharapkan adanya perbaikan nilai rugi
mengkonsumsi daya yang lebih kecil dari nilai
-rugi daya pada balast elektronik yang beredar
daya
di pasar saat ini sebesar 2,1 watt.
menghasilkan
Melihat data hasil pengukuran terhadap gangguan harmonik cukup besar, terutama
pengenal
yang nilai
tertera,
kuat
sehingga
cahaya
yang
dihasilkan oleh lampu TL yang dipasang menjadi tidak optimal.
yang timbul pada arus listrik, maka perlu
Faktor daya pada sampel ballast elektronik
dilakukan pembatasan maksimum gangguan
yang diuji berada dalam rentang 0,51 hingga
harmonisa yang ditimbulkan yang dapat
0,98. Distorsi tegangan harmonik yang terjadi
53
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol. 15 No. 1 Juni 2016 : 45 - 56
berkisar antara 0,53% hingga 1,23% yang
DAFTAR PUSTAKA
masih memenuhi standar, sedangkan distorsi
[1].
Stephen W., James E.M., 2005. Energy-
arus harmonik berkisar antara 15,17% hingga
Efficiency Labels and Standards : A
153,8% dimana berdasarkan standar, seha-
Guidebook For Appliances, Equipment, and
rusnya berada di bawah 15%. Sedangkan rugi-
Lighting, 2nd Edition, CLASP, Washington,
rugi pada sampel ballast elektronik yang diuji
USA.
berkisar antara 2,3 watt hingga 6,5 watt
[2].
dengan efisiensi antara 77% hingga 91%.
CLASP, Energy Efficiency Standards, [online]. http://www.clasponline.org/en/ WhatWeDo/ EnergyEfficiencyStandards.aspx,
Saran Batasan
maksimum
diakses pada 9 Maret 2015, 11:17.
gangguan
harmonisa yang ditimbulkan harus diatur agar
[3].
Agustiawan,
Wilman.,
mengacu kepada standar yang ada saat ini.
Perbandingan
Untuk menjaga nilai kuat cahaya yang
Elektromagnetik
dengan
dihasilkan tidak terganggu, dapat dilakukan
Elektronik
Tube
pendekatan dengan cara menetapkan besarnya
Lamp,
konsumsi daya terukur pada balast elektronik
Elektro Fakultas Teknik Universitas
pada saat dilakukan pengujian harus tidak
Indonesia, Depok, Juni 2011.
melewati batas toleransi sebesar ± 10% dari
[4].
Unjuk
Studi
Pada
Skripsi,
Kerja
Ballast Ballast
Flourescent
Departemen
Teknik
Kremer, Jonathan Z., How a Basic
daya pengenal yang tertera pada produk balast
Fluorescent
elektronik tersebut. Rekomendasi nilai standar
http://www.megavolt.co.il/
kinerja energi minimum (SKEM) untuk faktor
Tips_and_info/BasicFluorLamp.html,
daya adalah 0,61 dan ballast losses bernilai 4,4
diakses pada 18 Pebruari 2015, 10:11.
watt. UCAPAN TERIMA KASIH
[5].
Works,
[online]
Suroso; Winasis; Satria A. P., 2014. Analisis Penggunaan Ballast Elektronik
Penulis mengucapkan terima kasih yang
Untuk Penghematan Energi Listrik Pada
sebesar-besarnya kepada Kepala P3TKEBTKE
Beban Penerangan, Transmisi, 16(2): 99
yang telah memberikan kesempatan kepada kami
-105. Teknik Elektro FT Universitas
untuk melakukan kegiatan penelitian ini. Selain itu
Diponegoro, Semarang.
juga ucapan terima kasih ditujukan kepada Kepala Bidang Sarana Penelitian beserta jajarannya yang
Lamp
[6].
telah membantu dalam hal penyediaan peralatan
https://faisalrizka.wordpress.com/2013/ 04/01/prinsip-kerja-ballast-elektronik-
pendukung pengujian.
untuk-lampu-hemat-energi/ , (online) diakses pada 9 Pebruari 2015, 16:00. [7].
54
Syaifurrahman; Abang R.; Madduhir S.;
Uji Kinerja Energi Pada Ballast Elektronik Untuk Lampu Fluoresen (TL) Satu Tabung
[8].
Jamhir I., 2013. Kajian Pemanfaatan
1992 Harmonic Limits, The 2005 IEEE
Ballast Elektronik Bekas Pada Lampu
Industrial Applications Society: Pulp
TL, Jurnal ELKHA, 5(1): 10-13. Teknik
and
Elektro FT Universitas Tanjungpura,
Appleton: Institute of Electrical and
Pontianak.
Electronics Engineers.
Specifier Reports: Electronic Ballasts p.18,
National
Information
Lighting
Program,
Product
Volume
8
Kaufman,
John
Christensen, Handbook,
E.,
1984. New
Industry
Conference,
[13]. Mujiman, 2012. Unjuk Kerja Lampu Fluorescen Balas Elektronik Dibanding Lampu
Fluorescen
Balas
Induktor,
Jurnal Teknologi, 5(1):24-31, FTI Insti-
Number 1, May 2000. [9].
Paper
and
Jack
IES
Lighting
York,
N.Y.
F.
tut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta.
:
Illuminating Engineering Society of North America. [10]. http://www.calgary.ca/Transportation/ Roads/Pages/Traffic/Traffic-signals-and -streetlights/Streetlighting-DigitalBallast-pilot-project.aspx,
[online]
diakses pada 27 Januari 2015, 13:05. [11]. CELMA, Guide for the application of the
commission
regulation
(EC)
No.245/2009 on “tertiary lighting sector products”, Desember 2009. [12]. Blooming,Thomas M., and Daniel J. C., 2006. Application of IEEE STD 519-
55
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
56