UJI EKSTRAK GETAH BIDURI {Calotropis gigantea) TERHADAP
SEL FIBROBLAS GINGIVA TIKUS WISTAR PADA PENYEMBUHAN LUKA *Zahara Meilawaty *Bagian Biomedik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember Abstrak Biduri merupakan tanaman obat di Indonesia, yang getahnya bisa digunakan sebagai obat sakit gigi dengan cara meneteskan getahnya pada bagian yang sakit, dan juga dapat menyembuhkan luka. Luka merupakan kerusakan atau hilangnya hubungan antar jaringan. Sebagai respon terhadap cedera/luka, fibroblas berproliferasi dan lebih aktif mensintesis komponen matriks. Adanya proliferasi fibroblas dan serabut kolagen pada daerah luka menyebabkan jaringan di atasnya berwarna kemerahan dan luka mulai menutup. Tujuan: Untuk mengetahui potensi ekstrak getah biduri {Calotropis gigantea) terhadap jumlah fibroblast gingiva tikus wistar pada proses penyembuhan luka. Bahan dan cara: Penelitian ini menggunakan tikus putih strainwistar jantan sebanyak 48 ekor, urnur 3 bulan. Perlukaan dibuat dengan cara melakukan punch biopsy (0 2,5 mm) pada mukosa gingiva rahang bawah dengan cara diputar sampai menyentuh tulang. Selanjutnya dibagi menjadi4kelompok, tiap kelompok terdiri dar i 12 tikus: (a) kelompok kontrol negatif (-), tidak diberi terapi; (b) kelompok kontrol positif (+), diberi ibuprofen dosis 108 mg/kg BB; (c) diberi ekstrak getah biduri 50 mg/KgBB; (d) diberi ekstrak getah biduri 500 mg/kg BB. Tiga ekor tikus dari tiap kelompok didekaputasi pada hari ke-2, ke4, ke-8, dan ke-15 setelah perlukaan. Selanjutnya diambil rahang bawahnya untuk dibuat sediaan jaringan untuk pengamatan histologis. Hasii: Rerata sel fibroblas tertinggi pada hari ke-2 dan ke-4 terdapat pada kelompok ekstrak getah biduri 500 mb/KgBB, sedangkan pada hari ke-8 dan ke-15 rerata sel fibroblas tertinggi terdapat pada kelompok kontrol (+). Kesimpulan: pemberian ekstrak getah biduri merniliki potensi terhadap peningkatan jumlah sel fibroblas. Kata Kunci : Biduri, Luka, Fibroblas
Abstract Biduri is a medicinal plant in Indonesia, the sap can be used as a toothache remedy by way of dripping sap on the sick, and can also heal wounds. Injuries is damage or loss of network relationships. In response to injury/ wound, fibroblasts proliferate and synthesize more active matr ix components. Presence of fibroblast proliferation and collagen fibers in the injured area causing redness tissue on it and the wound closed . Objective: To determine the potential of sap extract Biduri (Calatropis gigantea) against the number offibroblasts in the wound healing process in experimental animals gingiva. Material and methods: This study used male Wistar strain rats as much as 48 individuals, aged 3 months. Injury was made by means of punch biopsy (9 2,5 mm) on the mandibular gingiva mucosa rotated by touching the bone . Further divided into 4 groups, each group consisting of 12 rats: (a) negative control group (-), no treatment was given;(b) the positive control group (+), given a dose of ibuprofen 108 mg / kg; (c) given Biduri sap extract 50 mg/KgBW; (d) given Biduri sap extract 500 mg / kg. Three rats from each group were decaputation on the 2nd day, the 4th , 8th , and 15th after injury. Subsequently taken to his lowerjaw tissue preparations were made for histological observation.
Results: The mean highest fibroblast cells on the 2nd and 4th day are those of sap extract Biduri 500 mb / KgBW, whereas on 8th and the 15th day highest average fibroblasts present in the control group (+). Conclusion: Biduri sap extract has the potential to increase the number offibroblast cells. eywords: Bidurie Wounds f Fibroblasts
i
PENDAHULUAN
dapat menurunkan waktu koagulasi plasma
Penggunaan tanaman atau ekstrak tanaman
sehingga
untuk pengobatan telah berlangsung lama,
penyembuhan.1'4 Tetapi mekanisme kerja
herbalisme serta obat rakyat baik yang kuno
getah
maupun yang modern merupakan sumber
penyembuhan luka sampai saat ini belum
terapi yang banyak gunanya. Tanaman biduri
diketahui.
(C gigantea) merupakan salah satu tanaman
Luka merupakan kerusakan atau hilangnya
obat di Indonesia yang dapat digunakan
hubungan
sebagai obat alternatif untuk antiinflamasi dan
tissue) seperti jaringan kulit, jaringan lunak,
sakit gigi. Tanaman biduri banyak ditemukan
jaringan otot, jaringan pembuluh darah,
didaerah bermusim kemarau panjang, seperti
jaringan saraf dan tulang.
padang rumput yang kering, lereng-lereng
disebabkan oieh trauma benda tajam atau
gunung yang rendah, dan pantai berpasir.
tumpul, perubahan suhu, zat kimia, ledakan,
Biduri merupakan tanaman bergetah, getah
sengatan
dari tanaman ini akan keluar jika salah satu
Perlukaan yang biasanya terjadi di kedokteran
bagiannya dilukai. Getah biduri mengandung
gigi adalah luka pada jaringan lunak,
enzim bakteriolitik, kalaktin glikosida yang
contohnya pada gingiva yang terjadi karena
sangat
pencabutan gigi ataupun biopsi.
toksik
(pada
penambahan
dapat
biduri
mempercepat
itu
sendiri
antar jaringan
listrik,
atau
proses
terhadap
{discontinuous
Luka ini dapat
gigitan
hewan.5
konsentrasi untuk membasmi serangga dan
Proses yang kemudian terjadi pada jaringan
belalang), kalotropin DI, kalotropin DII,
yang luka atau rusak ialah penyembuhan
kalotropin FI, kalotropin FII, dan enzim
luka. Penyembuhan luka melibatkan proses
proteolitik kalotropin yang tidak toksik (2-3%)
dasar biokimia dan seluler. Proses fisiologis
yang menyerupai papain, serta mengandung
penyembuhan luka meliputi 4 fase utama,
glikosida jantung atau kardenolid yang
yaitu fase inflamasi akut, fase destruktif, fase
menyerupai digitalis.1'2
proliferatif,
Getah biduri
kenyataannya,
biasanya digunakan untuk
dan
fase
maturasi.
fase-fase
Dalam
penyembuhan
pengobatan bisul, eksim, dan luka di kaki
tersebut saling tumpang tindih dan durasi dari
secara lokal, serta bisa digunakan sebagai
setiap fase serta waktu untuk penyembuhan
obat sakit gigi dengan cara meneteskan
yang sempuma
getahnya pada bagian yang sakit. Getah
faktor. Proses awal setelah terjadinya luka
bidur i
untuk
mencakup hemostasis, pelepasan histamine
biduri
dan mediator lain dari sel yang rusak, dan
juga
menyembuhkan
bisa
digunakan
luka.1'2'3
Getah
tergantung dari banyak
mengandung enzim bakteriolitik, kalotropin
migrasi
(enzim proteolitik yang menyerupai papain)
polimorfonuklear dan makrofag) ke tempat
yang memperlihatkan anti tumor terhadap sel
yang rusak. Setelah itu terjadi pembersihan
epidermis karsinoma nasoparing dan juga
jaringan yang mati dan yang mengalami
sel
darah
putih
(leukosit
berperan pada proses inflamasi serta juga devitalisasi oleh leukosit polimorfonuklear dan 72
makrofag. Selain itu, sel-sel tersebut juga
biduri diperoleh dengan cara memotong
merangsang aktifnya fibroblas di dalam
batangnya, kemudian
jaringan. Sebagai respon terhadap cedera,
dalam metanol, dan disimpan selama 3
fibroblas
hari.
berproliferasi
dan
lebih
aktif
Hasil
getah direndam
rendaman
disaring
mensintesis komponen matriks. Fibroblas
menggunakan kertas saring, kemudian
meletakkan substansi dasar dan serabut-
diuapkan di atas kompor menggunakan
serabut kolagen, serta pembuluh darah baru
water bath sampai didapatkan ekstrak
mulai menginfiltrasi luka. Adanya proliferasi
kental.
fibroblas dan serabut kolagen pada daerah luka
2. Pembuatan Perlukaan
menyebabkan jaringan di atasnya
berwarna
kemerahan
dan
luka
Tikus dianastesi menggunakan ketalar
mulai
secara intra muscular. Perlukaan dibuat
menutup.6
dengan cara melakukan punch biopsy (6
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
2,5 mm) pada mukosa gingiva rahang
potensi ekstrak getah biduri (Caiotropis
bawah. Punch biopsy ditekan sambil
gigantea) terhadap jumlah fibroblast pada
diputar pada mukosa gingiva sampai
proses penyembuhan lukapada gingiva hewan
menyentuh tulang.
coba.
3. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini menggunakan tikus putih
BAHAN DAN METODE
strainwistar jantan sebanyak 48 ekor,
Penelitian ini telah mendapatkan kelaikan etik
umur 3 bulan, berat badan 200-300 gram.
{ethical clearance) dari Komisi Etik Penelitian
Tikus dibagi menjadi 4 kelompok: a.
Kedokteran
dan
Kelompok kontrol negatif (-)
Kedokteran
Universitas
Penelitian
ini
Kesehatan
Fakultas
Gadjah
merupakan
perlukaan
Mada.
pada mukosa gingivanya dan tidak diberi
penelitian
terapi apapun; b. Kelompok kontrol positif
eksperimental laboratoris dengan rancangan
(+),
penelitian the post test only control group
dan diberi ibuprofen dengan dosis 108
design'7
mg/kg BB.; c. Kelompok perlakuan (1),
1. Pembuatan Ekstrak Metanolik Getah
perlukaan pada mukosa gingivanya dan
perlukaan pada mukosa gingivanya,.
Biduri
diberi ekstrak getah biduri 50 mg/KgBB;
Sebelum dilakukan pembuatan ekstrak,
d. Kelompok perlakuan (2),perlukaan pada
tanaman biduriyangdiperoleh dari daerah
gingivanya dan diberi ekstrak getah biduri
sekitar candi
500 mg/kg BB.
Prambanan Yogyakarta,
terlebih dulu diidentifikasi di Laboratorium
Selanjutnya, tiga ekor tikus putih dari tiap
Biologi
Farmasi
kelompok didekaputasi pada hari ke-2, ke-
Pembuatan
4, ke-8, dan ke-15 setelah perlukaan.
Farmasi
Universitas Gadjah ekstrak
dilakukan
menggunakan
Fakultas Mada. secara
pelarut
maserasi
metanol.
Getah
Dekaputasi
dilakukan
dengan
cara
menganastesi terlebih dahulu tikus putih 73
secara
intra
ketalar.
muskular
Selanjutnya
menggunakan rahang
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa rerata
bawahnya untuk dibuat sediaan jaringan
sel fibroblas tertinggi pada hari ke-2 dan ke-4
untuk pengamatan histologis.
terdapat pada kelompok perlakuan (2) yang
4. Pengamatan
diambil
HASIL PENELITIAN
Histologi
Jumlah
diberi ekstrak getah biduri 500 mg/KgBB,
Fibroblas
sedangkan pada hari ke-8 dan ke-15 rerata
Preparat histologi diamati di bawah
sel fibroblas tertinggi terdapat pada kelompok
mikroskop
kontrol (+) (Gambarl).
cahaya
binokuler
dengan
perbesaran 400 kali dan 1000 kali untuk
Dari
memperjelas bentukan f ibroblas. Jumlah
dilakukan uji normalitas dan homogenitas,
ibroblas dibaca dengan cara menghitung f
Hasil uji normalitas menggunakan uji Shapiro
jumlahnya pada tiga lapang pandang
wilk
untuk
menunjukkan data terdistribusi normal. Hasil
masing-masing
tiga
potongan
sampel jaringan yang telah diambil.
data
rerata
didapatkan
tersebut
nilai
selanjutnya
p>a=
0,05,
uji homogenitas dengan uji Levene juga
5.Analisis Data
didapatkan
nilai
p>a=
0,05
yang
Data yang diperoleh dari hasil pengamatan
menunjukkan bahwa varian data bersifat
jumlah f ibroblast merupakan data yang
homogen.
berskala rasio. Hasil ini diuji secara
parametrik, yaitu uji One-wayAnova. Hasil uji
statistik dengan . menggunakan One-way
One-way Anova (tabel 1) didapatkan
Anova untuk melihat perbedaan antara
0,000 (p
kelompok
adanya perbedaan yang bermakna yang
kontrol
dengan
kelompok
Selanjutnya
dilakukan
uji
p =
perlakuan. Perbedaan jumlah f ibroblas
berarti
antara kelompok kontrol dan kelompok
pemberian ekstrak getah biduri terhadap
perlakuan pada setiap dosis dan lama
jumlah sel fibroblas pada penyembuhan luka.
pemberian
Selanjutnya
ekstrak
menggunakan
uji
dianalisis Least
Difference (LSD).B
dengan
Significant
terdapat
perbedaan
dilakukan
uji
pengaruh
lanjutan
menggunakan uji LSD. Hasil uji LSD juga didapatkan perbedaan yang signifikan hampir pada
semua
kelompok
perlakuan
a=0,005).
J 74
(p<
JumlahFibroblast
30
<
_
Bskontr ol(-)
__
Hkontr ot(+)
j___
Kbiduri50mg/KgBB
10
B!biduri500mg/kgBB
5@ 0 f hartke-2
1 har i ke-4 har tke-8 harike-15
Gambar 1. Diagram batang rerata jumlah fibroblas pada masing-masing kelompok
Tabel 1. Hasil Uji One-wayAnova Jumlah Fibroblas Dependent Variable: Jumlah Fibroblas
Type IIISum of Source Corrected Model Intercept
438.583(a)
15 1 15
33602.083
PERLAKUAN
438.583
Error
67.333
Total
34108.000
Corrected Total
32 48 47
505.917
Sig.
F
Mean Square
df
Squares
29.239
13.896
.000
33602.083
15969.307
.000
13.896
29.239
.000
2.104
dan ke-15 terdapat pada kelompok yang
PEMBAHASAN 1)
diberi ibuprofen. Hal ini diduga karena kerja
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
ibuprofen lebih lama daripada kerja ekstrak
jumlah
getah biduri dalam meningkatkan jumlah
Hasil
uji
One way Anova (tabel
fibroblas
yang
signifikan
atau
bermakna (p
fibroblas,
sehingga
bahwa pemberian ekstrak metanolik getah
terlihat setelah hari ke-4.
biduri memberikan efek terhadap jumlah
Proses penyembuhan luka merupakan suatu
fibroblas pada penyembuhan luka.
proses yang saling berkaitan dan terbagi
Pada penelitian ini, jumlah fibroblas yang
dalam beberapa fase. Fase paling awal adalah
paling tinggi pada hari ke-2 dan ke-4 terdapat
fase inflamasi, dimana seluruh sel radang
pada kelompok yang diberi ekstrak getah
keluar
biduri 500 mg/kgBB. Hal ini diasumsikan
membersihkan jaringan yang mati pada
karena semakin besar dosis maka semakin
daerah luka.6 Keluarnya sel radang tersebut
efektif terhadap peningkatan jumlah fibroblas.
juga merangsang keluarnya fibroblas untuk
untuk
keefektifannya
memfagosit
bakteri
baru
dan
Sedangkan jumlah tertinggi pada hari ke-8 mensistesis kolagen guna perbaikan jaringan 75
ikat. Sel-sel epitel pun mulai bermitosis dan
mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi ke
migrasi di atas jaringan ikat tersebut.9
daerah luka menjadi lebih banyak sehingga
Ekstrak getah biduri mampu meningkatkan
nantinya
jumlah fibroblas pada proses penyembuhan
penyembuhan.11'12
gingiva tikus diduga karena adanya zat aktif
Enzim proteolitik bekerja dengan memotong
yang
seperti
rantai protein, apabila tubuh atau jaringan
calotropin (enzim protease yang menyerupai
mengalami luka. maka tubuh akan merespon
papain),
dengan terjadinya inflamasi. Inflamasi yang
terkandung
namun
di
dalamnya,
mekanismenya
belum
dapat
mempercepat
proses
sepenuhnya diketahui secara pasti. Secara
berlebihan
farmakologis, ekstrak dasar getah biduri
penyembuhan menjadi terhambat. Enzim
merupakan
dapat
proteolitik dapat mengurangi inflamasi yang
mempengaruhi perdarahan, ekstrak ini dapat
terjadi dengan menetralkan bradikinin dan
menurunkan waktu koagulasi plasma dari 150
eukasinoid pro-inflammatory ke level dimana
menjadi 47 detik dan memicu terjadinya
proses repair dan regenerasi jaringan yang
koagulasi darah. Prokoagulasi dan hidrolisis
luka dapat dimulai, serta dapat memicu
jendalan darah merupakan hal penting dalam
terjadinya koagulasi darah.10'12
proses penyembuhan luka.10
Proses proliferasi sel dalam jaringan yang
Getah biduri dapat meningkatkan proses
terluka dimulai adanya FGF (Fibroblasts
penyembuhan
dengan
Growth Factor). Fibroblas yang teraktivasi
peningkatan kolagen, sintesis DNA dan
akan menyekresikan matriks ekstraselular,
protein, serta epitelisasi yang berperan untuk
mengikat unsur matriks ekstraselular untuk
mengurangi terjadinya luka. Bahan-bahan
membentuk jaringan granulasi.13'14 Luka yang
yang
biduri
diberi ekstrak getah biduri akan lebih cepat
mempunyai aktifitas prokoagulan, serta dapat
merangsang proliferasi fibroblas sehingga
menghidrolisis
jumlah fibroblas pada daerah luka akan lebih
suatu
bahan
yang
terkandung
yang
ditandai
dalam
blood
getah
clot,
sehingga
akan
menyebabkan
proses
mempercepat penyembuhan luka.4'10
banyak dan luka akan cepat menutup.
Enzim proteolitik yang terkandung dalam
Terbentuknya
getah biduri berperan pada proses inflamasi
sempurna akan menutup permukaan luka.
melalui banyak mekanisme, diantaranya dapat
Pembentukan jaringan granulasi mengakhiri
mengaktifkan
fase proliferasi proses penyembuhan luka dan
sistem
komplemen
yang
berfungsi sebagai mediator inflamasi yang
mulailah
penting,
remodeling.5'14
mengurangi
pembengkakan
jaringan
pematangan
granulasi
dalam
yang
fase
membran mukosa, menurunkan permeabilitas
kapiler, dan dapat mengurangipembentukan
KESIMPULAN
fibrin, @ pad.a . daerah luka. Blood clot yang
Kesimpulan yang bisa diambil dari penelitian
menipis juga @ menyebabkan sirkulasi darah
ini adalah pemberian ekstrak getah biduri
pada,; daerah,.luka. menjadi lebih baik- Hal ini
dapat meningkatkajt jumlah fibroblast pada 76
proses penyembuhan luka gingiva tikus yang
7. Pratiknya
AW.
2000.
Dasar-dasar
diberi perlukaan dengan punch biopsy. Dosis
Metodologi Penelitian dan Kesehatan,
ekstrak getah biduri yang lebih efektif dalam
Edisi III. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
meningkatkan jumlah fibroblast adalah 500 mg/KgBB.
8. DahlanM.S.
2006.
Statistika
Untuk
Kedokteran dan Kesehatan, Cetakan ke2, Jakarta: Arkans.
SARAN
9. Sabiston 3RD C. Buku Ajar Bedah Bagian
Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk
I. Alih bahasa oleh Petrus Andrianto dan
mengisolasi senyawa aktif getah ataupun
Timan I. S. 1995. Jakarta: Penerbit Buku
bagian tanaman biduri lainnya yang dapat
Kedokteran EGC.
mempercepat proses penyembuhan luka,
10. Rasik AM, Raghubir R, Gupta A, Shukla
serta perlu dilakukannya uji toksisitas agar
A, Dubey MP, Srivastava S, Jain HK,
bisa diaplikasikan pada manusia.
Kulshrestha DK. 1999. Healing potensial of Calotropis procera on dermal wounds
DAFTAR PUSTAKA 1. Muscle,
in
Rub
J.
2002.
Herbal
Monograp.Http://www.himaIayahealthcar
2. DalimarthaS. 2005. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jakarta: Trubus Agriwidya.
Journal
of
Ethnopharmacology. 11. Lenard L, Dean W, English
J. 2000.
Enzymes.
http://www.allergyresearchgroup.com.
3. HarianaA. 2006. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya, Seri 3, Jakarta: Penebar Swadaya.
Accessed May 14 2013. 12. Baron J. 2003. Enzymes: Part 3 of 3, http://www.rd.bcentral.com.
4. Rajesh R, Gowda, CDR, NatarajuA,
Vishwanath
pigs.
Controlling Inflammation with Proteolytic
e.com,
Dhananjaya
Guinea
BL, BS.
Kemparaju
2005.
K,
Procoagulant
Accesed
May 14 2013. 13. Nuringtyas.GIikonjugat: Glikoprotein,
Proteoglican,
dan
Glikolipid.
activity of Calotropis gigantea latex
http://eIisa.ugm.ac.id/files/chimera73/hE
associated with fibrin(ogen)olytic activity.
Ac8NaIGIycan,Proteoglycan,%20Glycopro
http://www.sciencedirect.com,
tein, %20 glycolipid.pdf. Accessed May
accessedMarch 14 2013.
16 2013.
5. Sjamsuhidajat R, Jong WD. 2005. Buku
14. Johnson,
KE.
2011.
Quick Review
Ajar Ilrhu Bedah. Edisi 2. Jakarta:
Histologi dan Biologi Sel. Tangerang
Penerbit Buku kedokteran EGC.
Selatan: Binarupa Aksara.
6. MorisonMJ. 2004. Seri Pedoman Praktis Manajemen Luka. Jakarta: Penerbit Buku kedokteran EGC.
77