UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK BAWANG DAYAK (Eleutherine palmifolia Merr) TERHADAP PENYEMBUHAN INFEKSI JAMUR Saprolegnia sp, PADA IKAN NILA Efectivity Test Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia Merr) Extract in Saprolegnia sp Infection of Nile Tilapia Oleh: Junius Akbar Jurusan Budi Daya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru E-mail:
[email protected]
Abstract The purpose of this research was to know the effect Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia Merr) in Saprolegnia sp infection of nile tilapia (Oreochromis sp) with smear method. This research used Completely Randomized Desin consisted one factors with three treatments and three replicates (A: 10 ppt/ind), (B: 20 ppt/ind), and (C: control). The research using aquarium and nile tilapia (5-8 cm body length) with density of 2 ind/aquarium. Parameters observe were inhibitory test, recovery time, survival rate, and water quality. The result showed that optimal consentration Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia Merr) is 20 ppt. Keywords: nila tilapia, Saprolegnia sp, extract, Eleutherine palmifolia Merr PENDAHULUAN Ikan
nila
tubuh ikan yang mengalami luka akibat (Oreochromis
sp)
aktifitas
bakteri
dan
parasit
lain.
merupakan salah satu ikan budi daya
Serangan ini meningkat bila suhu turun
yang dikenal memiliki prospek cerah,
dan ikan stress. Penularannya sangat
karena budi dayanya relatif mudah dan
cepat yaitu melalui perantara air, kontak
memiliki harga jual yang tinggi. Hal
bagian tubuh ikan, melalui peralatan
inilah yang menyebabkan ikan ini cukup
yang tercemar, dan terbawa oleh ikan
mendapat perhatian dan diminati oleh
dan tumbuhan (Afrianto dan Evi, 1993).
para petani untuk dibudi dayakan.
Penelitian
Perkembangan budi daya ikan masih
terkendala
serangan
jamur
Saprolegnia sp sudah banyak dilakukan dengan
menggunakan
penyakit ikan yang menjadi salah satu
seperti
malachite
faktor pembatas. Salah satu penyakit
formalin,
yang biasa menyerang ikan nila adalah
Pemakaian
penyakit saprolegniasis atau penyakit
berdampak negatif bagi kehidupan ikan,
white cotton growth yang disebabkan
diantaranya
oleh
bukan
jamur
dengan
mengenai
Saprolegnia
sp.
Mikroorganisme ini senang menyerang
NaCl yang
obat-obatan
green
atau
asetic
acid.
berlebihan
akan
membunuh
sasaran,
oxalate,
timbulnya
organisme patogen
resisten, mempengaruhi pertumbuhan
49
dan
perkembangbiakan
serta
palmifolia
Merr)
dengan
metode
menimbulkan pencemaran lingkungan
pengolesan untuk mengatasi infeksi
(Kordi, 2004).
yang
Cara yang aman adalah dengan pemanfaatan
tanaman
membunuh
dan
pertumbuhan lingkungan, perairan.
obat
menghambat
mikroba, dan
ramah
mudah
Salah
untuk
terurai
satunya
di
adalah
disebabkan
oleh
jamur
Saprolegnia sp yang menyerang ikan nila (Oreochromis sp). 2. Mengetahui yang
waktu
efektif
penyembuhan
untuk
mengatasi
serangan jamur Saprolegnia sp pada ikan nila (Oreochromis sp).
tanaman bawang dayak atau bawang hantu
atau
bawang
sabrang
(Eleutherine palmifolia Merr). Tanaman ini
sudah
secara
dipergunakan
turun
temurun
masyarakat
Dayak
METODA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Percobaan Percobaan laboratorium
dilakukan
Kesehatan
di
Ikan
dan
sebagai tanaman obat. Tanaman ini
laboratorium Basah, Fakultas Perikanan
memiliki warna umbi merah dengan
dan
daun hijau berbentuk pita dan bunganya
Lambung
berwarna putih. Dalam umbi bawang
Waktu pelaksanaan percobaan selama
dayak terkandung senyawa fitokimia
tiga
yakni
Nopember-3 Desember 2010.
alkaloid,
steroid,
dan
glikosida,
tannin,
bawang
dayak
polifenol
yang
flavonoid,
disamping
juga
senyawa
memiliki
potensi
tanaman untuk
Hewan
uji
yang
digunakan
dengan ukuran panjang berkisar 5-8
hambat
bahan
20
pengobatan
terhadap
maka
perlu
dilakukan percobaan efektivitas bawang sebagai
tanggal
dalam percobaan ini adalah ikan nila
g/ekor.
dayak
pada
tersebut
memiliki
jamur,
Banjarbaru.
Hewan Uji
cm/ekor
pertumbuhan
Mangkurat,
minggu,
khususnya sebagai antimikroba dan daya
Universitas
B. Bahan dan Alat Percobaan
antimikroba (Krismawati dan Sabran, 2004). Mengingat
Kelautan,
itu
mengandung
merupakan
Ilmu
pengobatan
dan
bobot
berkisar
10-15
Ekstrak Bawang Dayak Ekstrak bawang dayak dilakukan dengan
diblender selama 5
alternatif untuk mengatasi infeksi yang
disentrifuge
disebabkan oleh jamur Saprolegnia sp
diencerkan dengan pelarut PBS.
yang menyerang ikan nila.
Media Sabourud Dextrose Agar (SDA)
Tujuan dari percobaan ini yaitu: 1. Mengetahui
konsentrasi
optimal
sekitar
15
menit,
menit, dan
Media SDA digunakan untuk menumbuhkan jamur Saprolegnia sp.
ekstrak bawang dayak (Eleutherine
50
Jamur Uji
selama 15 menit. Diambil bagian yang
Jamur uji yang digunakan adalah
bening sebagai hasil ekstraksi bawang
jamur Saprolegnia sp yang diperoleh
dayak
dengan
hambat.
mengkultur
jamur
tersebut
dengan menggunakan media SDA.
dan
untuk
Jamur
memberi
yang
pakan
percobaan
digunakan ikan
adalah
yang
sp
yang
didapat dari salah satu tubuh ikan yang
selama
terinfeksi jamur, diperbanyak dengan
terapung
mengkultur jamur pada media SDA.
dengan kandungan protein 35%. Peralatan
Saprolegnia
untuk
nila
pellet
daya
Kultur Isolat Jamur Saprolegnia sp
Pellet Pellet
pengujian
Proses
diawali
dengan
cara
dipergunakan
menginokulasikan jamur pada salah
dalam percobaan ini adalah akuarium,
satu media SDA yang sudah dibuat
autoclave, blender, micrometer, tabung
dengan menggunakan jamur ose steril
Erlenmeyer, cawan petri, sentrifuge, alat
secara aseptis, kemudian menginkubasi
ukur kualitas air, paper disk 6 mm,
media yang telah diinokulasi tersebut
calipers, dan alat bedah ikan.
dan membiarkan beberapa hari sampai tampak
bentuk
spora.
Dua
hari
C. Manajemen Percobaan
kemudian dilanjutkan dengan proses
Persiapan Alat dan Bahan
pemurnian dengan
Sebelum direndam
digunakan
dengan
akuarium
KMnO4
untuk
mensucihamakan akuarium selama satu malam.
Selanjutnya,
bersih selama dua malam, kemudian Selain
itu,
mengkultur
ulang jamur yang sudah tumbuh pada media
SDA
dengan
menggunakan
jarum ose steril aseptis.
akuarium
dibersihkan dan direndam dengan air
dikeringkan.
cara
dilakukan
D. Pelaksanaan Percobaan Ikan nila dimasukkan ke dalam akuarium
dengan
ekor/akuarium.
akan digunakan dan paper disk 6 mm
adalah air dari PAM yang terlebih
dengan menggunakan autoclave.
dahulu diendapkan.
Pembuatan Ekstrak Bawang Dayak Bawang dayak diekstrak dua kali dengan perbandingan antara
yang
2
sterilisasi terhadap alat dan bahan yang
Sebelum
Air
kepadatan
digunakan
penginfeksian
jamur
Saprolegnia sp, ikan nila dilukai terlebih dahulu pada bagian punggung dengan
bahan
menggunakan pinset. Ikan dimasukkan
dengan pelarut akuades (1 : 4 b/v).
ke dalam akuarium berukuran 20x30x30
Memasukkan 50 gram bahan ke dalam
cm3 yang berisi air 20 liter yang telah
200 mL pelarut, kemudian diblender
terkontaminasi jamur Saprolegnia sp.
selama 5 menit, kemudian disentrifuge
51
Metoda
pengobatan
yang
digunakan adalah metoda pengolesan. Proses
pengolesan
diawali
F. Pengamatan Waktu Penyembuhan
dengan
Waktu
penyembuhan
dari
menarik jamur Saprolegnia sp pada
konsentrasi ekstrak bawang dayak yang
bagian tubuh ikan yang terkena jamur
digunakan
dengan
ditentukan untuk mengetahui perlakuan
menggunakan
gunting
atau
dari
semua
pinset, kemudian bagian tersebut diolesi
yang
dengan ekstrak bawang dayak dengan
penyembuhannya,
bantuan kapas sebanyak konsentrasi
(jam) sehingga diketahui waktu yang
yang ditentukan. Ikan yang sudah diberi
lebih efektif untuk mengatasi serangan
perlakuan
jamur Saprolegnia sp.
dalam
dimasukkan
akuarium
pemeliharaan bersih. setiap
1
kali
ke
pengobatan
yang
Metoda
kembali
sudah
diisi
pengobatan sehari
dan
sampai
ikan
kegiatan
ikan
lama
Pengamatan
waktu pengobatan
kelangsungan
hidup ikan nia menurut Effendie (1972), sebagai berikut:
menunjukkan tanda-tanda sehat. Selama
cepat
Kelangsungan Hidup
air
diulang
lebih
perlakuan
Ni diberi
S = --------------- x 100%
pakan berupa pellet secara ad libitum
No
dengan frekuensi pemberian pakan 2
Keterangan:
kali sehari yaitu pagi hari sekitar jam
S
08.00-09.00 Wita dan sore hari sekitar
No = Jumlah ikan yang hidup pada awal
jam 16.30-17.00 Wita.
pemeliharaan
= Kelangsungan hidup
Ni = Jumlah ikan yang hidup pada akhir E. Metoda Kegiatan Rancangan
pemeliharaan percobaan
yang
Rancangan
Acak
Perkembangan gejala penyakit
Lengkap (RAL) dengan faktor tunggal
diamati menggunakan analisis morfologi
yang terdiri atas 3 perlakuan dan 3 kali
dan tingkah laku ikan secara deskriptif.
ulangan.
Kualitas Air
digunakan
adalah
Perlakuan A = Pengolesan ekstrak
Gejala Penyakit
Pengamatan
kualitas
air
bawang dayak konsentrasi 10 ppt/ekor
dilakukan
sebelum
ikan
diberi
Perlakuan B = Pengolesan ekstrak
perlakuan,
sesudah
ikan
diberi
bawang dayak konsentrasi 20 ppt/ekor
perlakuan, dan pada akhir percobaan.
Perlakuan C = Tanpa larutan ekstrak
Parameter kualitas air yang diamati
bawang dayak (Kontrol).
adalah suhu, oksigen terlarut (DO), pH, dan amoniak (NH3).
52
G. Hipotesis Ho =
HASIL DAN PEMBAHASAN
Variasi
konsentrasi
bawang
dayak yang dioleskan pada ikan nila tidak berpengaruh nyata
A. Uji Daya Hambat Tabel 1. Pembentukan Zona Bening Oleh Ekstrak Bawang Dayak
terhadap penyembuhan infeksi No
bawang
1
Konsentrasi Ekstrak Bawang Dayak 10 ppt/ekor
dayak yang dioleskan pada ikan
2
20 ppt/ekor
jamur Saprolegnia sp Hi =
Variasi
konsentrasi
Media
Zona Bening
SDA
> 2 mm
SDA
> 4 mm
nila berpengaruh nyata terhadap penyembuhan
infeksi
Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa
jamur ekstrak
Saprolegnia sp
bawang
dayak
dengan
konsentrasi 10 ppt dan 20 ppt dapat menghambat
H. Analisis Data
pertumbuhan
dari
Saprolegnia
diuji
benih yang berbeda, disebabkan oleh
kenormalannya dengan menggunakan
perbedaan konsentrasi yang digunakan
uji normalitas Lilliefors (Nasution dan
dan banyaknya zat aktif yang terdapat
Barizi, 1985) dengan kaidah pengujian :
pada ekstrak bawang dayak. Bawang
Data percobaan,
yang
diperoleh
selanjutnya
0 data normal 0 data tidak normal
prosedur
homogenitas Bartlett
(Sudjana,
dengan 1992)
2
(1-1) terima Ho data homogen
Jika X hitung 2
zona
dayak mengandung senyawa alkaloid,
disamping
itu
juga
mengandung
polifenol yang merupakan senyawa anti
dengan kaidah pengujian:
2
Terbentuknya
glikosida, flavonoid, steroid, dan tannin,
Jika L hitung
Uji
sp.
jamur
> X (1-1) tolak Ho data tidak homogen
mikroba (Krismawati dan Sabran, 2004). Perlakuan pada kontrol (tanpa ekstrak bawang dayak) tidak terbentuk zona bening sehingga
dan
tertutup
dapat
ditarik
oleh
jamur,
kesimpulan
bahwa konsentrasi yang terbaik untuk menghambat
pertumbuhan
jamur
Saprolegnia sp adalah 20 ppt/ekor.
53
Lidah buaya
B. Waktu Penyembuhan
Mas koki
137,5 jam
Pengolesan
Tabel 2. Waktu (Jam) Penyembuhan Infeksi Jamur Saprolegnia sp Ulangan
Perlakuan (jam)
70,8 0, 90, 100 % ekstr ak
Surya (2006)
A
B
C
1
127
74
316
2
122
126
120
3
152
113
354
sp dengan bawang putih pada ikan mas
Jumlah
401
313
790
koki, rerata waktu penyembuhan terbaik
Rerata
133,67
104,33
263,33
adalah 120 jam. Hasil penelitian Aysah
Hasil penelitian Sumarni (2004), penyembuhan infeksi jamur Saprolegnia
(2005) Dari Tabel 2 terlihat bahwa rerata
waktu
yang
paling
cepat
dengan
ekstrak
mengkudu,
waktu penyembuhan terbaik adalah 108 jam, sedangkan Surya (2006) dengan
diperlukan untuk penyembuhan jamur
lidah
Saprolegnia sp pada ikan nila adalah
terbaiknya adalah 138 jam, sehingga
perlakuan B (20 ppt) yaitu 104 jam dan
dapat
yang
waktu
penyembuhan infeksi jamur Saprolegnia
penyembuhannya adalah perlakuan C
sp dengan ekstrak bawang dayak lebih
(kontrol) yaitu 263 jam. Cepatnya waktu
cepat 4-34 jam.
paling
lama
buaya,
waktu
penyembuhan
disimpulkan
bahwa
waktu
penyembuhan pada konsentrasi 20 ppt, disebabkan pada saat pengolesan zat
C. Kelangsungan Hidup
aktif yang melekat pada tubuh ikan nila
Tabel 4. Kelangsungan Hidup Nila Selama Kegiatan \
lebih banyak dan dapat mempercepat
Perlak uan
penyembuhan. Hasil
analisis
sidik
ragam
(Anova) didapat F hitung 3,84 < F tabel (5%) 5,14 dan (1%) 10,92, yang berarti semua
perlakuan
A B C
Bawang putih
Mengku du
Mas koki
Mas koki
6 6 6
6 6 4
Kem atian (ekor ) 0 0 2
Rerata Kelangsun gan Hidup (%) 100 100 66,67
Kelangsungan hidup ikan nila selama
Tabel 3. Beberapa Hasil Penelitian Ikan Uji
Akhir (ekor)
tidak memberikan
pengaruh yang nyata.
Ekstrak
Awal (ekor)
Rerata Metoda KonWaktu senPenyemb trasi uhan 120 Peng- 1, 2, jam olesan dan 3 mL/ ekor 108,4 Peren- 20, jam daman 30, 40, 50 mL/L
Sumber
pemeliharaan
untuk
setiap
perlakuan 66,67-100%. Kelangsungan hidup terendah terjadi pada perlakuan C
Sumarn i (2004)
(kontrol)
sebesar
66,67%.
Kelangsungan hidup tertinggi terdapat Aysah (2005)
pada perlakuan A dan B (100%). Nilai kelangsungan hidup yang diperoleh selama penelitian termasuk
54
tinggi,
hal
dengan
ini
diduga
tercukupinya
berhubungan pakan
6,23-7,2. Parameter kualitas air tersebut
yang
ternyata tidak terlalu mempengaruhi
diberikan dan ditunjang oleh kualitas air
kehidupan ikan nila dan masih aman
yang cukup baik selama pemeliharaan
bagi kehidupan ikan budi daya di daerah
berlangsung. Dimana berdasarkan hasil
tropis, sesuai yang disarankan oleh
analisa kualitas air, semua parameter
Boyd,
kualitas air yang ditelaah masih berada
Afrianto dan Evi, (1993).
(1982);
Cholik
dkk,
(1986);
dalam batas kisaran yang dapat ditolerir oleh ikan nila yang dipelihara. Kematian
KESIMPULAN
yang terjadi diduga disebabkan air cepat
Konsentrasi
optimal
ekstrak
sekali berbau dan berwarna kuning
bawang dayak yang paling cepat untuk
kecokelatan
penyembuhan jamur Saprolegnia sp
dan
penggantian
air
dilakukan setiap hari, akibatnya ikan nila
adalah
cepat stress dan ikan nila yang tidak
perlakuan tidak memberikan pengaruh
tahan akan mati.
yang nyata. Perlu kegiatan lanjutan
Dari hasil pengamatan morfologi dan tingkah laku ikan nila, tanda-tanda
dengan
20
ppt,
metode
walaupun
perendaman
semua
dan
penyuntikan.
ikan nila yang terkena infeksi jamur Saprolegnia sp adalah pada tubuh ikan
DAFTAR PUSTAKA
terdapat serabut kapas di bagian tubuh
Afrianto, E dan Evi Liviawaty., 1993. Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan. Kanisius, Yogyakarta.
yang dilukai, warna tubuh berwarna pucat, gerakan ikan pasif, dan selalu berada di permukaan air. Tanda-tanda ikan uji yang sudah sembuh dari infeksi jamur Saprolegnia sp adalah serabut seperti
kapas
yang
tumbuh
dipermukaan kulit sudah tidak ada lagi,
Aysah, Siti., 2005. Efektivitas Ekstrak Mengkudu (Morinda citrifolia) dengan Dosis Berbeda untuk Menanggulangi Jamur Saprolegnia sp yang Menginfeksi Ikan Koi (Cyprinus carpio Linn). Fakultas Perikanan Unlam, Banjarbaru.
warna tubuh kembali cerah, dan ikan aktif. Hal ini dapat dilihat dengan relatif susah ditangkapnya ikan uji dengan tangan.
D. Kualitas Air Kualitas
air
selama
pemeliharaan, suhu air 25,8-27,3oC,
Boyd, C.E., 1982. Water Quality Management for Pond Fish Culture. Elsevier Scientific Publishing Company. Alabama, USA. Cholik, Fuad; Artati, dan Rachmat Arifudin., 1986. Pengelolaan Kualitas Air Kolam Ikan. INFIS Manual Seri No. 36, 1986.
oksigen terlarut (DO) 5,4-7,4 mg/L, amoniak (NH3) 0,08-0,46 mg/L, dan pH
55
Effendie, M.I., 1972. Metodologi Biologi Perikanan. Fakultas Perikanan IPB, Bogor. Krismawati, Amik dan Sabran, M., 2004. Pengelolaan sumber daya genetic tanaman obat spesifik Kalimantan Tengah. Buletin Plasma Nutfah. Vol.12. No. 1 Tahun 2004. Hal: 16-23. Kordi, K., 2004. Penanggulangan Hama dan Penyakit Ikan. Bina Adiaksara dan Rineka Cipta, Jakarta. Nasution, A.H dan Barizi., 1985. Metode Statistik untuk Penarikan Kesimpulan. Gramedia, Jakarta. Sudjana., 1992. Desain dan Analisis Eksperimen. Tarsito, Bandung.
Sumarni., 2004. Penggunaan Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum) dengan Dosis yang Berbeda untuk Menanggulangi Jamur Saprolegnia sp yang Menginfeksi Ikan Nila Gift (Oreochromis niloticus). Fakultas Perikanan Unlam, Banjarbaru. Surya, Irwani Ade., 2006. Penggunaan Ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera Linn dengan Dosis yang Berbeda untuk Menanggulangi Jamur Saprolegnia sp yang Menginfeksi Ikan Mas Koki (Carrasius auratus). Fakultas Perikanan Unlam, Banjarbaru.
56