UJI EFEKTIFITAS Beauveria bassiana (Balsamo) DAN DAUN Lantana camara L. TERHADAP HAMA PENGGEREK UMBI KENTANG (Phthorimaea operculella Zell.) DI GUDANG
SKRIPSI
OLEH :
NUR KHAIRANI
DEPARTEMEN ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007 Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007. USU Repository © 2009
Judul
:Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang
Nama
: Nur kkhairani
Nim
: 030302009
Departemen : Hama dan Penyakit Tumbuhan Prog. Studi
: Hama dan Penyakit Tumbuhan
Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing
(Ir. Yuswani Pangestiningsih, MS) Ketua
(Ir. Fatimah Zahara) Anggota
Mengetahui
(Ir. Marheni, MP) Ketua Departemen/Program Studi
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007. USU Repository © 2009
ABSTRACK
Nur Khairani “The Efificacy of Beauveria bassiana (Balsamo) and Lantana camara L leaves to potato tuber worm (Phthorimaea operculella Zell.) in storehouse” with the conselling Mrs Ir. Yuswani Pangestiningsih, MP and Mrs Ir. Fatimah Zahara as co author. This research was aimed to know the efificacy of B. bassiana and Lantana camara .L leaves thickness to potato tuber worm (Phthorimaea operculella Zell.) in storehouse. This research was conducted in Balai Pengkajian Teknology Pertanian North Sumatera, Clinis Agribisnis Prima Tani dry land level tall in Nagalingga, started in October until December 2007. This experiment was arranged in Completely Randomize Design consist 7 Statements and three replications. Is that treatment : R0 (control), R1 (Konidia 108/ml), R2 (Konidia 106/ml), R3 (Konidia 104/ml), R4 (L. camara with thickness 2 cm), R5 (L. camara with thicness 3 cm.),R6 (L. camara with thickness 4 cm). The parameter that was intensity of P. operculella and observated consist of larva mortality percentation. The analisys result showed the highest intensity 56.79% with R0 (control) end larva mortality 47,22% with konidia 108 konidia/ml. The research giving different consentrated from B. bassiana fungy that had the reel effect to all the parameter.
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007. USU Repository © 2009
ABSTRAK
Nur Khairani “Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang” di bimbing oleh ibu Ir. Yuswani Pangestiningsih, MP sebagai ketua dan ibu Ir. Fatimah Zahara sebagai anggota. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas jamur entomopatogenik B. bassiana dan ketebalan daun L. camara terhadap penggerek umbi kentang (Phithorimaea operculella Zell.) di Gudang. Penelitian dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara, Klinik Agribisnis Prima Tani, Lahan Kering Dataran Tinggi, Desa Nagalingga, dimulai pada bulan Oktober sampai Desember 2007. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) Non faktorial yang terdiri dari 7 perlakuan dengan 3 ulangan. Adapun notasinya sebagai berikut : R0 (kontrol), R1 (Konidia 108/ml), R2 (Konidia 106/ml), R3 (Konidia 104/ml), R4 (L .camara dengan ketebalan 2 cm), R5 (L. camara dengan ketebalan 3 cm.),R6 (L. camara dengan ketebalan 4 cm). Paremener yang diamati meliputi intensitas serangan P. operculella dan mortalitas larva P. operculella. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan intensitas serangan P. operculella tertinggi terdapat pada perlakuan R0 (kontrol) sebesar 56.79%, sedangkan mortalitas tertinggi pada larva P.operculella terdapat pada perlakuan R1 sebesar 47,22%, dengan kerapatan konidia 108 konidia/ml Dari hasil penelitian diperoleh bahwa perbedaan konsentrasi jamur B. bassiana dan ketebalan daun L. camara berpengaruh sangat nyata terhadap semua parameter yang diamati.
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007. USU Repository © 2009
RIWAYAT HIDUP
Nur Khairani, dilahirkan di P. Brandan, pada tanggal 10 Maret 1985 dari pasangan Ayahanda Aspani dan Ibunda Janiah. Penulis merupakan putri ke-2 dari 2 bersaudara. Tahun 1997 lulus dari SD Negeri 054937 P. Brandan, tahun 2000 lulus dari SLTP Negeri 2 P. Brandan, tahun 2003 lulus SMU Negeri 1 Gebang dan tahun 2003 diterima sebagai mahasiswa Departemen Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan melalui jalur SPMB. Selama mengikuti perkulihaan, penulis menjadi asisten di Laboratorium Nematologi Tumbuhan, Laboratorium Virologi Tumbuhan, Melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT.PP. London Sumatera Indonesia Tbk, Bah Lias Estate, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun pada bulan Juni-Juli 2007. Melaksanakan Praktek skripsi di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara, Klinik Agribisnis, Prima Tani, Desa Nagalingga, mulai bulan Oktober-Desember 2007.
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007. USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan Kehadirat Allah SWT yang mana dengan Rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Adapun judul dari skripsi ini adalah “Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phithorimaea operculella Zell) di Gudang”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menempuh ujian sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada komisi pembimbing Ir. Yuswanni Pangestiningsih, MS sebagai ketua, Ir. Fatimah Zahara sebagai anggota dan Ir. Loso Winarto sebagai pembimbing lapangan yang telah banyak memberikan bimbingan, kritik dan saran kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini bermanfaat.
Medan, Januari 2008 Penulis
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007. USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
ABSTRACK……………………………………………………………… i ABSTRAK……………………………………………………………….. ii RIWAYAT HIDUP……………………………………………………… iii KATA PENGANTAR………………………………………................... iv DAFTAR ISI…………………………………………………………….. v DAFTRAR TABEL……………………………………………………… vii DAFTAR GAMBAR……………………………………………………. viii DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………….. x PENDAHULUAN Latar Belakang…………………………………………………….. Tujuan Penelitian…………...……………………………………... Hipotesis Penelitian ………………………..…………………....... Kegunaan Penelitian …………………….………………………..
1 4 4 4
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Penggerek Umbi Kentang (P. operculella Zell.)…………. 5 Gejala Serangan P. operculella Zell……………………………….. 7 Pengendalian P. operculella……………………………………….. 8 Ciri dan Sifat B. bassiana (Balsamo) Vuillemin dan L. camara L.. 9 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian…………………………………….. 13 Bahan dan Alat……………………………………………………. 13 Metode Penelitian…………………………………………………. 13 Pelaksanaan Penelitian Persiapan Kotak…………………………………………… 15 Persiapan Umbi Kentang…………………………………. 15 Persiapan P. operculella....................................................... 15 Persiapan Lantana camara L……………………………... 15 Pebanyakan Jamur B. bassiana……………………………. 16 Pengaplikasian Jamur B. bassiana………………………… 16 Penghitungan Kerapatan Konidia B. bassiana…………….. 16 Peubah Amatan Persentase Serangan…………………………..…………… 18 Mortalitas Larva P. operculella Yang Terinfeksi………… 18 Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007. USU Repository © 2009
HASIL DAN PEMBAHASAN Persentase Serangan (%) P. operculella 10-70 HSA………………. 20 Persentase Mortalitas Larva P. operculella Zell…………………. 23 KESIMPULAN Kesimpulan.................................................................................... Saran..............................................................................................
28 28
DAFTAR PUSTAKA
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007. USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL
No
Keterangan
Hal
1
: Rataan Intensitas Serangan P. operculella……………………………. 20
2
: Rataan Mortalitas Larva P. operculella……………………………….. 24
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007. USU Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR
No
Keterangan
Hal
1
: Larva P. Operculella................................................................................. 5
2
: Pupa P. operculella................................................................................... 6
3
: Imago P. Operculella................................................................................ 6
4
: Gejala Serangan P. operculella................................................................. 8
5
: Konidia Jamur B. bassiana........................................................................ 9
6
: Grafik Persentase Serangan P. operculella 10-70 HSA (%)................... 23
7
: Grafik Persentase Mortalitas Larva P. operculella................................. 26
8
: Larva P.operculella yang terinfeksi B. bassiana.................................... 27
9
: Tempat Pelaksanaan Penelitian.............................................................. 50
10
: Plank Penelitian....................................................................................... 50
11
: Biakan B. bassiana Pada Media PDA (Potato Dextro Agar).................. 50
12
: Biakan Jamur B. bassiana Pada Media Jagung……………......………. 51
13
: Biakan Jamur B. bassiana yang akan diaplikasikan………………….. 51
14
: Tanaman L. camara................................................................................. 51
15
: Alat Pengukur Suhu dan Kelembaban.................................................... 52
16
: Benih Kentang yang dipakai................................................................... 52
17
: Ruangan Penelitian.................................................................................. 52
18
: Ruangan Penelitian dan Thermo-Hygrometer........................................ 53
19
: Ruangan Penelitian Tampak dari samping.............................................. 53
20
: Ruangan Penelitian Tampak dari Atas.................................................... 53
21
: Ruangan Penelitian Tampak dari Atas.................................................... 54
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007. USU Repository © 2009
22
: Ruangan Penelitian Tampak dari samping.............................................. 54
23
: Kentang yang Sehat P. operculella......................................................... 55
24
: Kentang yang terserang P. operculella……........................................... 55
25
: Kentang yang terserang P. operculella………....................................... 55
26
: Kentang yang terserang P. operculella………....................................... 56
27
: Kentang yang terserang P. operculella................................................... 56
28
: Kentang yang terserang P. operculella................................................... 56
29
: Kentang yang terserang P. operculella................................................... 57
30
: Kentang terserang P. operculella Tampak dari Depan........................... 57
31
: Perbanyakan P. operculella pada Stoples.............................................. 57
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007. USU Repository © 2009
DAFTAR LAMPIRAN
No
Keterangan
Hal
1
: Pengaruh B. bassiana dan L. camara Terhadap Persentase Serangan P. operculella 20 HSA.............................................................................. 31
2
: Pengaruh B. bassiana dan L. camara Terhadap Persentase Serangan P. operculella 30 HSA.............................................................................. 32
3
: Pengaruh B. bassiana dan L. camara Terhadap Persentase Serangan P. operculella 40 HSA.............................................................................. 33
4
: Pengaruh B. bassiana dan L. camara Terhadap Persentase Serangan P. operculella 50 HSA............................................................................. 34
5
: Pengaruh B. bassiana dan L. camara Terhadap Persentase Serangan P. operculella 60 HSA.............................................................................. 35
6
: Pengaruh B. bassiana dan L. camara Terhadap Persentase Serangan P. operculella 70 HSA.............................................................................. 36
7
: Pengaruh B. bassiana dan L. camara Terhadap Persentase Persentase Mortalitas Larva P. operculella 30 HSA................................................ 37
8
: Pengaruh B. bassiana dan L. camara Terhadap Persentase Mortalitas Larva P. operculella 40 HSA.................................................................. 38
9
: Pengaruh B. bassiana dan L. camara Terhadap Persentase Mortalitas Larva P. operculella 50 HSA.................................................................. 39
10
: Pengaruh B. bassiana dan L. camara terhadap persentase Mortalitas Larva P. operculella 60 HSA.................................................................. 40
11
: Pengaruh B. bassiana dan L. camara terhadap persentase Mortalitas Larva P. operculella 70 HSA.................................................................. 41
12
: Pengaruh B. bassiana dan L. camara terhadap persentase Serangan P. operculella 10-70 HSA......................................................................... 42
13
: Pengaruh B. bassiana dan L. camara terhadap persentase Mortalitas Larva P. operculella 10-70 HSA............................................................. 43
14
: Bagan Penelitian..................................................................................... 44
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007. USU Repository © 2009
15
: Daftar Suhu dan Kelembaban Oktober s/d Desember 2007 ................. 46
16
: Perhitungan Kerapatan Konidia Jamur B. bassiana............................... 49
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007. USU Repository © 2009
PENDAHULUAN
Latar Belakang Kentang termasuk jenis sayuran penting di Indonesia. Nilai ekonomi komoditas ini tergolong tinggi. Diantara jenis sayuran lain, harga kentang relatif stabil. Produksi bibit kentang dapat dilakukan dengan bahan tanaman stek mikro ataupun berupa umbi bibit (Hartus, 2001). Kentang adalah tanaman yang memiliki umbi batang yang dapat dimakan dan disebut kentang juga. Umbi kentang sekarang telah menjadi makanan pokok penting di Eropa walaupun pada awalnya kentang didatangkan dari Amerika Selatan. Penjelajah Spanyol dan Portugis pertama kali membawa ke Eropa dan mengembangbiakkan pada abad XVI. Dalam sejarah migrasi orang Eropa ke Amerika, tanaman kentang pernah menjadi pemicu utama migrasi bangsa Irlandia ke Amerika pada abad ke-19 dimana pada saat itu terjadi wabah penyakit umbi di dataran Irlandia akibat jamur yang disebut ergot ( Wikipedia, 2007 ). Saat ini telah diteliti lebih dari 750 species jamur sebagai penyebab penyakit pada serangga. Setidaknya ada beberapa species jamur yang layak dapat dipertimbangkan menjadi insektisida biologis sebagai produk komersial. Diantaranya
adalah
Beauveria
bassiana,
Metarhizium
anisopliae,
Verticillium lecanii dan Hirsutella thompsoni (Dinata, 2004). Semula, banyak yang tidak perduli pada bunga lantana. Bau bunganya yang tak sedap membuat orang tak menaruh perhatian. Ia mendapat julukan “kembang tembelekan”. Lantana camara bernenek moyang dari Amerika. Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007. USU Repository © 2009
Tumbuh liar di semak-semak belukar, termasuk pada famili Verbenaceae dan percabangannya banyak. Lantana bisa langsung ditanam di lahan pekarangan rumah, di pagar-pagar perkantoran, di lokasi reakreasi, dan di dalam pot (Griya, 2001). Banyak kendala yang dihadapi dalam upaya peningkatan produksi yang tinggi dan ekonomis. Di antara masalah teknis yang merupakan kendala produksi, gangguan hama adalah hal yang paling penting. Persentase kehilangan hasil panen yang diakibatkan oleh hama penggerek umbi kentang Phthorimaea operculella adalah sebesar 36% (Setiawati dan Tobing, 1991 dalam Setiawati dkk, 2004). Serangga hama yang umum menyerang tanaman kentang adalah ulat Penggerek daun atau umbi (P. operculella), ulat grayak (Spodoptera litura), kutu daun (Aphis Sp), kutu daun persik (Myzus persicae), trips (Thrips palmi), pengorok daun (Liriomyza huidobrensis), orong-orong (Gryllotalpa Sp) (Rans, 2007). P. operculella merupakan hama utama pada kentang. Penyebaran hama sangat luas di dunia. Hama ini juga memiliki nama lain yaitu potato tuber moth, Potato moth, Potato split-worm, Kartoffelmotte, Polilla de la patata, Teigne de la pomme de terre, Tignola della patata, Traca da batata (HYPP, 2007). Di Jawa Barat P. operculella disebut “ulat taromi” atau “salisip”. Selain menggerek umbi kentang di gudang, hama juga merusak daun pada pertanaman kentang di lapangan. Hama tersebar di daerah sentra produksi kentang antara lain Aceh, Sumatera Barat, Jambi, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Sulawesi Utara (Anonim, 2007c). Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007. USU Repository © 2009
Jamur B. bassiana merupakan species jamur yang paling populer untuk mengendalikan serangga. B. bassiana diaplikasikan dalam bentuk konidia yang dapat menginfeksi serangga melalui kulit kutikula, mulut dan ruas-ruas yang terdapat pada tubuh serangga. Jamur juga memiliki spektrum yang luas dan dapat mengendalikan banyak species serangga sebagai hama tanaman (Dinata, 2004). Dalam penerapan PHT, pengelolaan organisme pengganggu tanaman (OPT) didekati oleh 2 upaya yaitu tindakan preventif adalah upaya pengendalian yang disusun berdasarkan pemahaman dasar pengalaman masing-masing tanaman sebelumnya sedangkan tindakan respensif adalah tindakan pengendalian yang dilakukan berdasarkan informasi status OPT pada musim tanam yang berlangsung (Winarto dan Harahap, 2006). BPTP Sumatera Utara telah menerapkan agensia hayati sebagai salah satu komponen PHT dan telah diaplikasikan yaitu pengendalian dengan menggunakan jamur B. bassiana yang ternyata cukup efektif. B. bassiana memiliki spektrum yang luas dalam mengendalikan serangga terutama ordo Lepidoptera. Serangga P. operculella merupakan serangga Lepidoptera. Berdasarkan pandangan inilah maka kami berpendapat bahwa B. bassiana dapat membunuh larva P. operculella. Hal ini di perkuat oleh Winarto dan Nazir (2004) bahwa B. bassiana dapat membunuh hama Plutella xylostella sebesar 74,35% pada tanaman kubis dan hasil penelitian beliau pada tahun (2001) pada tanaman kakao menyatakan B. bassiana dapat juga menekan hama penggerek buah kakao (Conophomorpha cramerella) sebesar 80%.
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007. USU Repository © 2009
Serbuk kering daun lantana (Lantana camara) apabila ditaburkan merata di atas
umbi kentang ternyata mampu menolak (repellent) kehadiran hama
penggerek umbi kentang P. operculella (Sastrosiswojo dkk., 1989 dalam Suryaningsih dan Hadisoeganda, 2004).
Tujuan Penelitian Untuk mengetahui efektifitas jamur entomopatogenik B. bassiana dan daun L. camara terhadap serangan penggerek umbi kentang (P. operculella) di Gudang Penyimpanan.
Hipotesis Penelitian Pada taraf konsentrasi 108 jamur entomopatogenik B .bassiana dan ketebalan 2cm daun L. camara memberikan pengaruh untuk menginfeksi penggerek umbi kentang (P. operculella) di Gudang.
Kegunaan Penelitian 1. Sebagai bahan skripsi untuk melengkapi persyaratan dalam menempuh ujian sarjan Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan. 2. Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan dalam usaha mengendalikan hama penggerek umbi kentang (Phithorimaea operculella) di gudang.
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007. USU Repository © 2009
TINJAUAN PUSTAKA
Biologi Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.)
Penggerek Umbi Kentang P. operculella Zell. termasuk dalam ordo Lepidoptera, famili Gelechiidae dan genus Phthorimaea (Wikipedia, 2006a). Siklus hidup serangga ini dimulai dari telur yang lamanya 3-6 hari. Telur bewarna putih, berukuran kecil, agak lonjong atau berbentuk bulat panjang. Panjang telur 0.5 mm dan lebarnya 0.4 mm. Telur diletakkan pada permukaan bawah daun atau pada permukaan umbi yang tersembul di dalam tanah. Di gudang telur diletakkan pada permukaan atas umbi di sekitar mata tunas. Seekor ngengat betina dapat menghasilkan telur 60-200 telur (Anonim, 2007a). Setelah telur menetas akan keluar larva. Larva yang baru menetas akan membuat lubang pada umbi kentang dan meninggalkan kumpulan kotoran di dekat lubang pemasukan. Larva
juga suka membuat lubang terowongan dan
lubang pada daun dan batang kentang yang masih muda. Panjang larva yang baru menetas sekitar ± 1 mm kemudian berkembang menjadi 13-19 mm. Mula-mula warnanya hijau pucat kemudian menjadi kemerahan. Lama stadium larva ± 9-12 hari (Anonim, 2005a).
Gambar 1 : Larva P. operculella Sumber : Foto Langsung Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007. USU Repository © 2009
Lama stadium pupa adalah 6-9 hari. Pupa bewarna coklat tua, panjangnya 8 mm. Pupa terdapat dalam kokon yang tertutup butiran tanah dan kotoran. Di dalam gudang, pupa terdapat pada bagian luar umbi, biasanya pada mata tunas atau pada rak-rak gudang penyimpanan kentang (Anonim, 2007b;Anonim, 2007c).
Gambar 2 : Pupa P. operculella Sumber : Foto Langsung Ngengat memiliki panjang tubuh 8 mm dan rentangan sayap 13 mm. Ngengat bewarna coklat kelabu, kecil, dan aktif pada malam hari. Pada siang hari ngengat bersembunyi di bawah helaian daun atau pada rak-rak penyimpanan umbi di gudang. Sayap berumbai-rumbai, bagian muka bewarna coklat keabuan dengan bercak kuning dan kuning tua. Sedangkan bagian belakang bewarna keabuan sampai putih kotor. Lama hidup ngengat betina sekitar 7-16 hari, sedangkan lama hidup ngengat jantan sekitar 3-9 hari (Anonim, 2007a;Pracaya, 2004).
Gambar 3 : Imago P. operculella Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007. USU Repository © 2009
Sumber : Foto Langsung Gejala Serangan P. operculella Zell.
Serangan penggerek umbi kentang sangat merugikan. Hama ini merupakan salah satu faktor penting sebagai pembatas produksi dan bibit kentang. Serangan yang hebat dapat merusak seluruh daun tanaman dan umbi kentang, sehingga kerugian
yang
ditimbulkan
bisa
mencapai
36%
atau
lebih
(Setiadi dan Nurulhuda, 1999; Setiawati dkk, 2004). Larva membuat terowongan pada lubang-lubang daun, batang kentang yang masih muda atau pada pucuk tanaman dan larva mengebor masuk ke dalam umbi (Pracaya, 2004). Daun yang terserang bewarna merah tua dan ada jalinan benang yang membungkus larva yang panjangnya ± 1 cm, bewarna kelabu. Daun kentang menggulung
karena larva merusak permukaan daun sebelah atas dan
bersembunyi dalam gulungan tersebut. Gejala serangan pada umbi adalah adanya kotoran pada kulit umbi bewarna coklat tua. Jika umbi dibelah maka akan terlihat alur-alur yang dibuat ketika memakan umbi. Kerusakan berat pada pertanaman kentang sering terjadi pada musim kemarau. Di dalam gudang penyimpanan, hama merusak bibit kentang yang disimpan selama 3-5 bulan sebelum tanam (Anonim, 2007b).
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007. USU Repository © 2009
Gambar 4 : Gejala Serangan P. operculella Sumber : Foto Langsung Pengendalian P. operculella
Ada beberapa pengendalian yang bisa dilakukan untuk mencegah penyebaran dan serangan hama tersebut adalah sebagai berikut : 1. Menjaga kentang dengan baik, paling sedikit 5 cm di atas tanah. 2. Melakukan pembubunan dengan tanah yang gembur. 3. Menanam kentang dan memanennya secara serentak. 4. Memusnahkan kentang yang terinfeksi walaupun untuk makanan ternak. 5. Eradikasi tanaman pada musim panas. 6. Pada waktu panen umbi jangan ditinggal di lapangan, segera diseleksi dan yang terinfeksi dipisahkan dan jangan disimpan. Yang digunakan untuk bibit disemprot atau diberi tepung insektisida. 7. Membersihkan dan menyemprot karung yang akan digunakan. 8. Mengembangbiakkan parasit Cheiomus blackburt pemangsa telur dan larva.
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007. USU Repository © 2009
9. Membersihkan dan melakukan fumigasi pada gudang penyimpanan dengan menggunakan fumigant sehingga gudang benar-benar bersih dari telur, larva, pupa atau ngengat. (Anonim, 2007c).
Sifat dan Ciri B. bassiana (Balsamo) Vuillemin Dan Daun Lantana camara L.
Jamur entomopathogen B. bassiana menyerang tubuh serangga. Konidia jamur melekat dengan kulit serangga dan setelah perkecambahan hifa menembus kulit dan berkembangbiak pada tubuh serangga. Kelembaban tinggi dan kandungan air sangat penting bagi perkecambahan konidia dan infeksi terjadi antara 24-48 jam. Serangga yang terkena infeksi dapat hidup 3-5 hari setelah penetrasi hifa dan akhirnya mati, konidiofor dan konidia-konidia diproduksi di atas bangkai (Wikipedia,2006b).
Gambar 5 Sumber
: Konidia Jamur B. bassiana : www.mycology.adelaide.edu.au/.../beauveria1.gif
B. bassiana adalah jamur yang menyebabkan penyakit pada serangga yang dikenal sebagai penyakit muscardine putih. Ketika sporanya kontak dengan kulit serangga yang peka, spora tersebut berkecambah dan tumbuh secara langsung melalui kutikula sampai bagian dalam dari tubuh inangnya, cendawan Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007. USU Repository © 2009
berkembangbiak di seluruh tubuh serangga, memproduksi toksin dan mengambil nutrisi serangga bahan gizi, yang kemudian mematikan serangga. Oleh karena itu, tidak sama dengan entomapatogen virus dan bakteri, Beauveria dan jamur entomopatogen lainnya menginfeksi serangga secara kontak dan tidak perlu dikonsumsi oleh inangnya untuk menyebabkan infeksi. Setelah membunuh serangga terus berkembang menutupi seluruh tubuh dengan misselium bewarna putih sehingga disebut dengan penyakit muscardine putih (Moschetti, 2005). Seperti jamur patogen serangga lainnya, Beauveria menghasilkan spora yang bersifat dapat melawan lingkungan yang ekstrim dan memiliki siklus hidup dengan cara menginfeksi. Konidia yang menginfeksi secara langsung melalui bagian dari luar kulit serangga. Dalam keadaan lembab dan temperatur yang baik, suatu konidium yang bertahan pada kulit serangga inang akan berkecambah. Hifa jamur yang tumbuh dari spora mengeluarkan enzim menyerang dan memecah kulit serangga, menembus kulit dan tumbuh di dalam tubuh serangga. Menghasilkan suatu toksin yang disebut Beauvericin yang memperlemah sistem kekebalan inang. Setelah serangga mati, suatu zat antiseptik (oosporein) diproduksi untuk memungkinkan jamur berhubungan dengan bakteri dalam pencernaan. Secepatnya seluruh tubuh dan bagian-bagiannya di penuhi jamur. Ketika kondisi-kondisi baik jamur akan tumbuh sampai ke bagian-bagian terkecil tubuh serangga, memproduksi ciri khas penampilan bunga putih pada tubuh serangga. Kelembaban relatif harus 92% atau lebih untuk B. bassiana tubuh di luar serangga itu. Hifa eksternal ini menghasilkan konidia yang masak dan dilepaskan ke lingkungan untuk melengkapi siklus (Mahr, 2003).
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007. USU Repository © 2009
Ferron, (1985) menggolongkan empat tahapan etiologi penyakit serangga yang disebabkan oleh cendawan. Tahap pertama adalah inokulasi, yaitu kontak antara propagul cendawan dengan tubuh serangga. Propagul cendawan B. bassiana berupa konidia karena merupakan cendawan yang berkembang biak secara
tidak
sempurna.
Tahap
kedua
adalah
tahap
penempelan
dan
perkecambahan propagul cendawan pada integumen serangga. Kelembaban udara yang tinggi bahkan air diperlikan untuk perkecambahan propagul. Pada tahap ini cendawan dapat memanfaatkan senyawa-senyawa yang terdapat pada integumen. Tahap ketiga yaitu penetrasi dan invasi. Dalam melakukan penetrasi menembus integumen, cendawan membentuk tabung kecambah (Apresorium). Penembusan dilakukan secara Blastospora yang kemudian beredar dalam haemolimfa dan membentuk hifa sekunder untuk menyerang jaringan lainnya. Pada umumnya serangga sudah mati sebelum poriferasi Blastospora. Pada waktu serangga mati, fase perkecambahan safrofit cendawan dimulai dengan penyerangan jaringan dan cairan serangga habis digunakan cendawan, sehingga serangga mati dengan tubuh mengeras seperti mumi. Pertumbuhan cendawan diikuti dengan pertumbuhan pigmen atau toksin yang dapat melindungi serangga dari mikroorganisme lain. Tahap terakhir merupakan tahap perkembangan dari cendawan menghasilkan enzim lipase, kitinase, amilase, proteinase, pospatase, dan asterase. Keberhasilan menginfeksi serangga hama sangat ditentukan oleh kerapatan konidia yang kontak dengan tubuh inang dan juga oleh keadaan suhu yang sesuai. Semakin banyak konidia yang menempel pada inang sasaran maka akan semakin cepat menginfeksi inang tersebut. Kerapatan konidia biasanya yaitu106-108/mm cukup memadai dalam uji patogenitas jamur (Ferron, 1985). Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007. USU Repository © 2009
B. bassiana tersedia secara komersil sebagai insektisida mikrobiologis sejak Beauveria diproduksi secara massal. Sekarang, melalui proses fermentasi dan diformulasi agar jamur mampu bertahan dengan sinar ultraviolet, kelembaban dan temperatur yang ekstrim di lapangan (Moschetti, 2005). L. camara tumbuh liar atau ditanam sebagai tanaman hias. Kandungan kimia pada daun L. camara adalah: Lantadene A (0,31-0,68%), Lantadene B (0,2%), lantanolik acid, lantic acid, humelene (mengandung minyak menguap 0,16-0,2%), Beta-caryophyllene, gamma-terpidene, alpha-pinene, p-cymene (Dalimartha dan Hadi, 2003).
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007. USU Repository © 2009
BAHAN DAN METODA
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara, Klinik Agribisnis Prima Tani,Lahan Kering Dataran Tinggi, Desa Nagalingga, Kecamatan Merek, dengan ketinggian tempat ± 1350 m di atas permukaan laut. Mulai bulan Oktober sampai Desember 2007.
Bahan dan Alat
Adapun bahan yang digunakan adalah umbi kentang sebagai objek yang diamati,
Beauveria
bassiana
sebagai
bahan
yang
akan
diaplikasi,
Lantana camara, air sebagai pengencer dan perekat. Adapun alat yang digunakan adalah Haemocytometer untuk menghitung kerapatan spora Beauveria bassiana, kardus sebagai tempat umbi kentang, timbangan elektrik untuk menimbang jamur B. bassiana, breaker glass sebagai wadah, erlemeyer sebagai tempat suspensi, deck glass untuk tempat spora/konidia, mikroskop untuk melihat perbesaran, handsprayer sebagai alat penyemprot B. bassiana, kain kasa sebagai penutup, kain muslin untuk menyaring, kuas untuk memoles, isolatip sebagai perekat, tabung reaksi sebagai wadah, cawan petri untuk tempat suspensi dan alat tulis untuk mencatat data.
Metode Penelitian
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007. USU Repository © 2009
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas 7 perlakuan dengan diulang 3 kali. R0 = Kontrol R1 = B. bassiana dengan kerapatan konidia 2x106 konidia/ml. R2 = B. bassiana dengan kerapatan konidia 2x105 konidia/ml. R3 = B. bassiana dengan kerapatan konidia 2x104 konidia/ml. R4 = Lantana camara dengan ketebalan 2 cm. R5 = Lantana camara dengan ketebalan 3 cm. R6 = Lantana camara dengan ketebalan 4 cm. dimana terdapat
7 perlakuan dan 3 ulangan diperoleh dengan menggunakan
rumus: t (r-1) ≤ 15 7 (r-1) ≤ 15 7 (r-1) ≤ 22 r ≤ 3,14 r = 3 (dibulatkan) Bentuk Rancangan Acak Lengkap (RAL) dapat digambarkan dengan model linnear sebagai berikut : Yij
= µ + Ti +Σij
Keterangan : Yij
= Respon a nilai pengamatan dari perlakuan ke-I dan ulangan ke-j
µ
= Nilai tengah umum
Ti
= Pengaruh perlakuan ke-i
Σij
= Pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke-j dan ulangan ke-j
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007. USU Repository © 2009
Selanjutnya bila analisa menunjukkan hasil yang nyata, maka dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) (Sastrosupadi, 2000). Pelaksanan Penelitian Persiapan Kotak Diambil kotak kardus, diisolatip pada bagian bawahnya kemudian kotak disusun. Banyak kotak yang dibutuhkan adalah 21 kotak.
Persiapan Umbi Kentang Umbi diperoleh dengan cara mengumpulkan langsung dari petani Merek. Varietas kentang yang digunakan adalah Granola. Setiap perkotaknya diisi 45 umbi sehat dan diisusun sedemikian rupa di dalam kotak.
Persiapan P. operculella Imago P. operculella diambil dari gudang penyimpanan kentang petani, kemudian dipelihara dalam stoples plastik dengan diameter 20cm dan tinggi 20cm sampai diperoleh imago yang berumur sama. Imago yang digunakan adalah 5 imago jantan dan 5 imago betina. Imago yang dimasukkan ke dalam kotak sebanyak 10 ekor setiap kotaknya. Sebagai makanannya dimasukkan kapas yang telah diolesi madu. Kapas tersebut diikat dan digantung pada bagian tengah kotak. Banyak imago jantan dan betina yang dibutuhkan adalah 210 ekor.
Persiapan Lantana camara L. L. camara dicabut, dibersihkan, diambil daunnya dan dikering anginkan. Kemudian daun yang sudah kering angin diletakkan di dalam kardus sebagai penutup umbi pada bagian atas umbi kentang, kardus ditutup dengan kain kassa. Untuk ketebalan daun 2cm dibutuhkan 1ons, untuk ketebalan 3cm di butuhkan Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007. USU Repository © 2009
1,5ons dan untuk ketebalan 4cm dibutuhkan 2ons. Banyak daun L. camara yang di butuhkan adalah ±2 Kg. Perbanyakan Jamur B. bassiana Disediakan jagung pecah 7 kg kemudian dimasukkan dalam kantong plastik dan di sterilkan dalam autoclave pada suhu 121°C, tekanan 1,5 atm selama ± 15 menit. Diambil isolat B. bassiana yang ditumbuhkan pada media PDA (Potato Dextro Agar). Kemudian dipindahkan ke media jagung pecah yang telah disterilkan. Di inkubasi selama 7-14 hari. Biakan jamur pada media jagung di gunakan sebagai sumber inokulum dengan cara dilarutkan dalam 1 liter air sebanyak 1 kg media jagung, kemudian diaduk, disaring lalu diambil suspensinya. Suspensi tersebut di masukkan ke dalam hansprayer dan diaplikasikan ke dalam kotak yang berisi umbi kentang. B. bassiana diaplikasikan setiap 10 hari sekali.
Pengaplikasian Jamur B. Bassiana Biakan murni B. bassiana diencerkan dengan menambahkan aquadest steril. Kemudian dikikis lapisan jamur perlahan-lahan hingga misselium jamur B. bassiana terlepas dan PDA-nya tidak terikut. Suspensi jamur yang diperoleh dituang ke dalam breakerglass, kemudian diambil 5 ml suspensi tersebut dan dicampurkan ke dalam 50 ml aquadest. Kemudian diaplikasikan 10 hari sekali dengan interval 7 kali.
Penghitungan Kerapatan Konidia B. bassiana Biakan murni jamur B. bassiana ,yang sudah diencerkan dengan menambahkan aquadest steril untuk mengetahui kerapatannya. Kemudian dikikis Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007. USU Repository © 2009
lapisan jamur perlahan-lahan hingga misselium jamur B. bassiana terlepas dan PDA-nya tidak terikut. Suspensi jamur yang diperoleh dituang ke dalam tabung reaksi kecil, kemudian diambil 1 ml suspensi tersebut dan dicampurkan ke dalam 9 ml aquadest. Kemudian di shaker selama ± 15 menit hingga suspensi homogen. Kemudian diambil 1 cc suspensi dan di teteskan ke atas slide Haemocytometer kemudian diamati dibawah mikroskop. Hasil perhitungannya adalah sebagai berikut : Kotak sampel I = 16 kotak kecil = 164 Kotak sampel II = 16 kotak kecil = 152 Kotak sampel III = 16 kotak kecil = 144 Jumlah
= 48 kotak kecil = 460
Dihitung kerapatan konidia jamur dengan menggunakan rumus : t x d C =
x
106
0.25 x n Keterangan : C
= Kerapatan konidia.
t
= Banyaknya konidia yang dihitung.
n
= Bnyaknya kotak kecil yang diamati (5 X 16 = 80 kotak ).
d
= Faktor pengencer.
C
=
460 x 10 x 106 0,25 x 48
= 383,3 x 106 Konidia (Syaifuddin, 1992).
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007. USU Repository © 2009
Peubah Amatan
Persentase Serangan Pengamatan dilakukan dengan cara mengamati dan menghitung jumlah umbi yang terserang oleh P. operculella. Pengamatan dilakukan selama 7 kali. Pengamatan pertama dilakukan setelah 1 minggu aplikasi B. bassiana.. Dihitung Persentase serangan P. operculella dengan rumus : a P=
x 100 % a+b
Dimana : P
= Persentase serangan
a
= Jumlah umbi terserang
b
= Jumlah umbi tidak terserang
Mortalita Larva P. operculella yang Terinfeksi Pengamatan jumlah populasi P. operculella dilakukan dengan cara mengambil setiap umbi yang terserang, umbi yang terserang ditandai dengan adanya lubang gerekan dan adanya kotoran yang bewarna coklat sampai kehitaman pada umbi. Kemudian umbi tersebut dibelah dan dilihat apakah terdapat larva atau tidak. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui perkembangan populasi hama P. operculella pada umbi kentang. Pengamatan dilakukan setiap 1 minggu sekali. a M=
x 100 % a+b
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007. USU Repository © 2009
Dimana : M
= Persentase mortalitas
a
= Jumlah larva mati
b
= Jumlah larva hidup
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007. USU Repository © 2009
HASIL DAN PEMBAHASAN
Persentase Serangan (%) P. operculella 10-70 HSA
Untuk pengamatan persentase serangan P. operculella dari hasil pengamatan 10 HSA, 20 HSA, 30 HSA, 40 HSA, 50 HSA, 60 HSA, 70 HSA, dapat dilihat pada lampiran 1-6. Dari analisis sidik ragam dapat dilihat bahwa aplikasi jamur B .bassiana dalam beberapa bentuk kerapatan spora dan beberapa ketebalan daun L. camara berpengaruh sangat nyata terhadap persentase serangan P. operculella pada pengamatan 40-70 HSA. Untuk mengetahui perbedaan sangat nyata antar perlakuan maka perlu dilakukan uji jarak BNT (Beda Nyata Terkecil) pada taraf 5 (%). Tabel 1 : Uji Beda Rataan Pengaruh B. bassiana dan L. camara terhadap Persentase Serangan P. operculella 10-70 HSA Persentase Serangan (%) 10HSA 20HSA 30HSA 40HSA 50HSA 60HSA 70HSA R0 0.00 1.48 0.74 9.02D 25.97E 33.82F 56.79E R1 0.00 0.00 0.00 0.00A 4.44C 1.62C 4.78D R2 0.00 0.00 0.74 6.66C 5.50D 4.38E 2.63C R3 0.00 0.00 0.00 4.44B 3.70BC 3.87DE 1.98B R4 0.00 0.00 0.74 0.00A 0.00A 0.76C 0.00A R5 0.00 0.00 0.00 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A R6 0.00 0.00 0.00 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A Keterangan : Notasi huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5% Uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Perlakuan
Tabel 1 menunjukkan data persentase serangan P. operculella berbeda sangat nyata dengan kontrol (tanpa perlakuan) mulai hari ke 1-70 HSA yang
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007. USU Repository © 2009
berarti semua perlakuan menghasilkan pengaruh yang sangat nyata tehadap persentase serangan P. operculella. Dari tabel diatas pada pengamatan 40 HSA menunjukkan bahwa perlakuan Ro (kontrol) menunjukkan perbedaan yang sangat nyata terhadap semua perlakuan yaitu R1 (Konidia 108/ml), R2 (Konidia 106/ml), R3 (Konidia 104/ml), R4 (L. camara dengan ketebalan 2 cm), R5 (L. camara dengan ketebalan 3 cm.), R6 (L. camara dengan ketebalan 4 cm). Dari tabel diatas pada pengamatan 50 HSA menunjukkan bahwa perlakuan R0 (Kontrol) memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap semua perlakuan. R3 (Konidia 104/ml) tidak memberikan perbedaan yang nyata terhadap R1 (Konidia 108/ml). R4 (L. camara dengan ketebalan 2 cm), R5 (L. camara dengan ketebalan 3 cm.), R6 (L. camara dengan ketebalan 4 cm) memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap perlakuan, R1 (Konidia 108/ml), R2 (Konidia 106/ml), R3 (Konidia 104/ml). Hal ini disebabkan karena perbedaan ketebalan dan konsentrasi masing-masing perlakuan yang dapat mempengaruhi mekanisme dan kecepatan infeksi larva. Adapun persentase serangan yang tertinggi terdapat pada perlakuan R0 (Kontrol) sebesar 25.97%. Pada
perlakuan
R4
(L.
camara
dengan
ketebalan
2
cm),
R5 (L. camara dengan ketebalan 3 cm.), R6 (L. camara dengan ketebalan 4 cm) tidak menunjukkan perbedaan yang nyata mulai dari 40-70 HSA. Hal ini disebabkan karena aroma dari daun L. camara yang mengandung senyawa dan minyak menguap yang tidak disukai oleh serangga hama. Senyawa-senyawa itu diantaranya Lantadene A, Lantadene B, lantanolik acid. Pernyataan ini sesuai Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007. USU Repository © 2009
dengan literatur Dalimartha dan Hadi, (2003) bahwa tumbuhan mengeluarkan bau yang menyengat yang kurang menyenangkan dan mengandung senyawa kimia yaitu: Lantadene A, Lantadene B, lantanolik acid, lantic acid, humelene (mengandung minyak menguap), Beta-caryophyllene, gamma-terpidene, alphapinene, p-cymene. Pada pengamatan 60 HSA perlakuan R3 (Konidia 104/ml) tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap perlakuan R2 (Konidia 106/ml). R1 (Konidia 108/ml) menunjukkan perbedaan yang sangat nyata terhadap perlakuan R4 (L. camara dengan ketebalan 2 cm). R5 (L. camara dengan ketebalan 3 cm.), R6 (L. camara dengan ketebalan 4 cm), tidak menunjukkan perbedaan yang sangat nyata diantara perlakuan. Hal ini disebabkan karena penyebaran konidia dipengaruhi oleh suhu dan kelembaban, hal ini sesuai dengan literatur Ferron (1985) yang menyatakan bahwa keberhasilan infeksi ditentukan oleh kepadatan konidia yang kontak dengan tubuh inang dan juga oleh keadaan cuaca yang sesuai. Pengamatan 70 HSA perlakuan R0 (kontrol), menunjukkan perbedaan yang sangat nyata terhadap semua perlakuan R1 (Konidia 108/ml), R2 (Konidia 106/ml), R3 (Konidia 104/ml), R4 (L. camara dengan ketebalan 2 cm), R5 (L. camara dengan ketebalan 3 cm.), R6 (L. camara dengan ketebalan 4 cm), Adapun persentase serangan tertinggi terdapat pada perlakuan R0 (kontrol) sebesar 56.79 %. Adapun grafik intensitas serangan P. operculella dapat di lihat pada Gambar 6.
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007. USU Repository © 2009
Persentase Serangan
60.00 I
50.00
II
40.00
III
30.00
IV V
20.00
VI
10.00
VII
0.00 R0
R1
R2
R3
R4
R5
R6
Perlakuan
Gambar 6 : Grafik Persentase serangan P. operculella 10-70 HSA (%) Keterangan Gambar: : 10HSA : 20HSA : 30HSA : 40HSA : 50HSA : 60HSA : 70HSA
Persentase Mortalitas Larva P. operculella Zell Hasil pengamatan persentase mortalitas larva P. operculella terhadap jamur B. bassiana dan daun L. camara menunjukkan perbedaan yang sangat nyata pada tingkat kerapatan dan ketebalan yang berbeda mulai dari 30-70 HSA. Data pengamatan mortalitas larva P. operculella serta analisis sidik ragamnya dapat di lihat pada lampiran 7-10. Hasil beda uji rataan persentase mortalitas P. operculella dapat di lihat pada tabel 2. Tabel 2 : Uji Beda Rataan Pengaruh B. bassiana dan L. camara terhadap Persentase Mortalitas P.operculella 10-70 HSA (%). Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007. USU Repository © 2009
Pengamatan 10 HSA 20HSA 30 HSA 40 HSA 50 HSA 60 HSA R0 0,00 0,00 0,00 A 0,00 A 0,00 A 0,00 A R1 0,00 0,00 0,00 A 0,00 A 14,39B 26,67D R2 0,00 0,00 0,00 A 21,67C 19,84C 25,00C R3 0,00 0,00 0,13 B 8,33 B 20,63D 22,22B R4 0,00 0,00 0,00 A 0,00 A 0,00 A 0,00 A R5 0,00 0,00 0,00 A 0,00 A 0,00 A 0,00 A R6 0,00 0,00 0,00 A 0,00 A 0,00 A 0,00 A Keterangan : Notasi huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5% Uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Perlakuan
70 HSA 0,00 A 47,22C 25,00B 25,00B 0,00 A 0,00 A 0,00 A
Tabel 2 menunjukkan data persentase mortalitas larva P. operculella berbeda sangat nyata mulai dari pengamatan 30-70 HSA. Pada pengamatan 10 HSA dan 20 HSA belum ada gejala infeksi jamur B. bassiana, gejala infeksi jamur terdapat pada pengamatan 30 HSA. Ini berarti semua perlakuan menghasilkan pengaruh yang sangat nyata dalam meningkatkan mortalitas larva P. operculella. Pada
pengamatan
30
HSA
menunjukkan
bahwa
perlakuan
R3 (Konidia 104/ml) memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap perlakuan R1 (Konidia 108/ml), R2 (Konidia 106/ml), R4 (L. camara dengan ketebalan 2 cm), R5 (L. camara dengan ketebalan 3 cm.), R6 (L. camara dengan ketebalan 4 cm) dengan persentase mortalitas tertinggi terdapat pada perlakuan R3 sebesar 0,13 %. Hal ini karena semakin tinggi kerapatan jamur dan ketebalan daun maka semakin tinggi pula daya bunuhnya terhadap serangga sasaran. Pada pengamatan 40 HSA perlakuan R2 (Konidia 106/ml) berbeda sangat nyata dengan perlakuan R3 (Konidia 104/ml) yang berbeda sangat nyata dengan perlakuan R1 (Konidia 108/ml), R4 (L. camara dengan ketebalan 2 cm), R5 (L. camara dengan ketebalan 3 cm.), R6 (L. camara dengan ketebalan 4 cm). Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007. USU Repository © 2009
Persentase mortalitas tertinggi terdapat pada perlakuan R2 (Konidia 106/ml) sebesar 21,67%. Pada pengamatan 50 HSA perlakuan R3 (Konidia 104/ml) berbeda sangat nyata dengan perlakuan R2 (Konidia 106/ml), dan berbeda sangat nyata terhadap perlakuan R1 (Konidia 108/ml) dengan persentase mortalitas tertinggi terdapat pada perlakuan R3 (Konidia 104/ml) sebesar 20,63%. Hal ini disebabkan rapat konidia maka semakin tinggi pula daya bunuh terhadap serangga hama. Hal ini didukung oleh literatur Ferron (1985) yang menyatakan semakin banyak konidia yang menempel pada tubuh inang sasaran akan semakin cepat mematikan inang tersebut, kepadatan konidia biasanya 106-108/mm sering digunakan dalam uji patogenitas jamur. Pengamatan 60 HSA perlakuan R1 (Konidia 108/ml) berbeda sangat nyata dengan perlakuan R2 (Konidia 106/ml), dan berbeda sangat nyata dengan perlakuan R3 (Konidia 104/ml), perlakuan R4 (L. camara dengan ketebalan 2 cm), R5 (L. camara dengan ketebalan 3 cm.), R6 (L. camara dengan ketebalan 4 cm). Pada pengamatan 70 HSA perlakuan R1 (Konidia 108/ml) berbeda sangat nyata dengan perlakuan R2 (Konidia 106/ml), dan R3 (Konidia 104/ml). Persentase mortalitas tertinggi terdapat pada perlakuan R1 sebesar 47,22%. Perlakuan yang paling efektif dalam mengendalikan larva P. operculella adalah perlakuan R1 (Konidia 108/ml) dengan persentase mortalitas 47,22%. Adapun grafik mortalitas larva P. operculella pengamatan 10-70 HSA (%) dapat di lihat pada gambar 7.
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007. USU Repository © 2009
Mortalitas Larva
50.00 45.00 40.00 35.00 30.00 25.00 20.00 15.00 10.00 5.00 0.00
I II III IV V VI VII
R0
R1
R2
R3
R4
R5
R6
Perlakuan
Gambar 7 : Grafik Persentase Mortalitas Larva P. operculella Keterangan Gambar: : 10HSA : 20HSA : 30HSA : 40HSA : 50HSA : 60HSA : 70HSA
Infeksi jamur B. bassiana pada larva awalnya terdapat bercak coklat pada kulit, bercak kemudian meluas dan menyebabkan matinya larva, dengan tubuh mengeras seperti mumi, jamur B. bassiana kemudian menembus kulit larva membentuk lapisan konidia disebelah luarnya, konidia bewarna putih sehingga penyakit disebut dengan muscardine putih. Jamur dapat mematikan serangga hama karena B.bassiana menghasilkan racun Beauvericin. Hal ini sesuai dengan literatur Mahr, (2003) yang menyatakan bahwa kematian serangga terjadi bersamaan dengan pruduksi racun Beuvericin yang memperlemah sistem kekebalan inang.
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007. USU Repository © 2009
Mortalitas serangga hama mati dipengaruhi oleh kerapatan konidia, suhu dan kelembaban yang berada pada daerah itu. Jamur B. bassiana hanya dapat tumbuh pada tubuh serangga, dengan kelembaban yang sesuai yaitu 92 % dan akan meningkat pada suhu rendah. Sedangkan suhu dimana saat melakukan penelitian adalah sekitar 18-23 di ruang penyimpanan dengan kelembaban 7886%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daun dan serbuk kering lantana dapat sebagai penolak hama P. operculella di gudang penyimpanan. Hal ini sesuai dengan literatur Sastrosiswojo dkk., 1989 dalam Suryaningsih dan Hadisoeganda, 2004 yang menyatakan bahwa serbuk kering daun lantana (Lantana camara) apabila ditaburkan merata di atas
umbi kentang ternyata mampu menolak
(repellent) kehadiran hama penggerek umbi kentang P. operculella.
Gambar 8 Sumber
: Larva P. operculella yang terinfeksi B. bassiana : Foto Langsung
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007. USU Repository © 2009
DAFTAR PUSTAKA
Anonim..2005a. Invertebrata. (19 Februari 2007).
Jakarta.
http://www.PORTAL
IPTEK.htm.
_______. 2005b. Teknologi Budidaya Tanaman Pangan. http://www.PORTAL IPTEK.htm. (19 Februari 2007).
Jakarta.
_______. 2005c. Tembelakan. Jakarta. http://www.PORTAL IPTEK.htm. (19 Februari 2007). _______. 2007a. Penggerek Umbi (Phthorimaea operculella Zell.). Direktorat Perlindungan Hortikultura. Jakarta Selatan. http://www.depta.go.id/ditlinhorti/opt/kentang/peng_umbi.htm. (19 Februari 2007). _______. 2007b. Potato Tuberworm (Phthorimaea operculella Zell.) gelechiidae:Lepidoptera. http://www.POTATO TUBERWORM.htm. (26 Februari 2007). _______. 2007c. Kentang. http://www.Kentang.htm. (19 Februari 2007). Dalimartha, S., dan Hadi. 2003. Tembelekan (Lantana camara L.). Kelapa Gading Jakarta Utara. http://www.pdpersi.co.idshow=detailnews&kode=980&tbl=alternatif.lanta na.html (28 Maret 2007). Dinata, A. 2004. Jamur Insektisida Biologis yang ramah Lingkungan. http://www.Pikiranrakyat.htm. (26 Februari 2007). Ferron, P., 1985. Fundamental of Plant Pathology. Jhon Willey and Sons Published. New York. Griya. 2001. Lantana Namanya Tak Seindah Warna Bunganya. Tabloid Nova. http://www.tabloidnova.com . (28 Maret 2007). Hartus, T. ,2001. Usaha Pembibitan Kentang Bebas Virus. Penebar Swadaya. Jakarta. HYPP. 2007. Phthorimaea operculella (Zeller). Prancis. http://www.Phthorimaea operculella- (Zeller).htm. (26 Februari 2007). Mahr, S. 2003. The Entomopathogen Beauveria bassiana. Unifersitas Wisconsin, Madison. http://www.iccri.net/obat6.htm. (26 Februari 2007). Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007. USU Repository © 2009
Moschetti, R. 2005. Microbial Insecticide Beauveria bassiana. Wasilla, Alaska. http://www.ipmofalaska.com. (19 Februari 2007). Pracaya. 2004. Hama dan Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya, Jakarta. Rans,
2007. Kentang (Solanum toberosum http://warintek.progresio.or.id. (19 Februari 2007).
L.).
Jakarta.
Setiadi dan Nurulhuda, S, F. 1999. Kentang. Penebar Swadaya, Jakarta. Setiawati, W, Uhan S, T, dan Bagus, K, U. 2004. Pemanfaatan Musuh Alami Dalam Pengendalian Hayati Hama Pada Tanaman Sayuran. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Lembang. Syaifuddin, 1992. Pngelolaan Laboratorium. Asosiasi Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Indonesia (AP31). Pusat Penelitian Perkebunan Sungei Putih, Galang, Deli Serdang Sumatera Utara. Suryaningsih, E. dan Hadisoeganda, W. W. 2004. Pestisida Botani Untuk Mengendalikan Hama dan Penyakit Pada Tanaman Sayuran. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Lembang. Sastrosupadi, A. 2000. Rancangan Percobaan Praktis Bidang Pertanian. Kanisius, Yogyakarta. Sastrosiswojo, S, Moekesan, K, T, dan Wiwin, S. 1993. Program Nasional Pelatihan dan Pengembangan Pengendalian Hama Terpadu. Balai Penelitian Hortikultura Lembang, Bandung. Wikipedia. 2006a. Phthorimaea operculella. Amerika Serikat. http://en.wikipedia.org/wiki/Phthorimaea_operculella. (19 Februari 2007). ________. 2006b. Beauveria bassiana. http://en.wikipedia.org/wiki/Beauveria_bassiana . (19 February 2007). ________. 2007. Kentang. 2007).
http://id.wikipedia.org/wiki/Kentang. (19 Februari
Winarto, L, dan Nazir, D., 2004. Teknologi Pengendalian Hama Plutella xylostella dengan Insektisida dan Agensia Hayati. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara. Medan. Winarto, L, dan Harahap, D., 2006. Penerapan Teknologi Pengendalian Hama Penggerek Buah Kakao Melalui Penelitian Partisipasif. Prosiding Seminar Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007. USU Repository © 2009
Nasional. Sosialisasi Hasil Penelitian dan Pengkajian Pertanian. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara. Medan. Lampiran 1 . Pengaruh B. bassiana dan L. camara terhadap Persentase Serangan P. operculella 20 HSA Perlakuan R0 R1 R2 R3 R4 R5 R6 Total Rataan
Persentase Serangan I II III 4.44 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 4.44 0.00 0.00 0.63 0.00 0.00
Total
Rataan
4.44 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 4.44 0.63
1.48 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.48 0.21
F hit 3.94
tn
Daftar sidik ragam SK Perlakuan Galat Total FK KK
db 6 14 20
JK 5.63 3.33 18.77
KT 0.94 0.24
F 0.05 2.85
F 0.01 4.46
0.94 231%
Keterangan : tn : Tidak nyata
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007. USU Repository © 2009
Lampiran 2 . Pengaruh B. bassiana dan L. camara terhadap Persentase Serangan P. operculella 30 HSA Perlakuan R0 R1 R2 R3 R4 R5 R6 Total Rataan
Persentase Serangan I II III 0.00 2.22 0.00 0.00 0.00 0.00 2.22 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2.22 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 4.44 2.22 0.00 0.63 0.32 0.00
Total
Rataan
2.22 0.00 2.22 0.00 2.22 0.00 0.00 6.66 0.95
0.74 0.00 0.74 0.00 0.74 0.00 0.00 2.22 0.32
Daftar sidik ragam SK Perlakuan Galat Total Fk KK
db 6 14 20
JK 2.82 4.50 12.67
KT 0.47 0.32
F hit 1.46
tn
F 0.05 2.85
F 0.01 4.46
2.11 179%
Keterangan : tn : Tidak nyata
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007. USU Repository © 2009
Lampiran 3. Pengaruh B. bassiana dan L. camara terhadap Persentase Serangan P. operculella 40 HSA Persentase Serangan I II III 0.00 18.18 8.88 0.00 0.00 0.00 8.88 4.44 6.66 13.33 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 22.21 22.62 15.54 3.17 3.23 2.22
Perlakuan R0 R1 R2 R3 R4 R5 R6 Total Rataan
Total
Rataan
27.06 0.00 19.98 13.33 0.00 0.00 0.00 60.37 8.62
9.02 0.00 6.66 4.44 0.00 0.00 0.00 20.12 2.87
F hit 289.67
**
Daftar sidik ragam SK Perlakuan Galat Total Fk KK
db 6 14 20
JK 262.83 2.12 556.43
KT 43.80 0.15
F 0.05 2.85
F 0.01 4.46
173.55 14%
Keterangan : tn : Tidak nyata * : Nyata ** : Sangat nyata
Uji BNT P SSR 0.05 Perlakuan Rataan
1 9.02 R0
2 6.66 R2
3 4.44 R3
4 0.00 R1
5 0.00 R4
6 0.00 R5
7 0.00 R6
9.02
6.66
4.44
0.00
0.00
0.00
0.00
D C B A Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007. USU Repository © 2009
Lampiran 4. Pengaruh B. bassiana dan L. camara terhadap Persentase Serangan P. operculella 50 HSA Perlakuan R0 R1 R2 R3 R4 R5 R6 Total Rataan
Persentase Serangan I II III 23.25 20.51 34.14 4.44 0.00 8.88 4.87 11.62 0.00 0.00 4.44 6.66 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 32.56 36.57 49.68 4.65 5.22 7.10
Total
Rataan
77.90 13.32 16.49 11.10 0.00 0.00 0.00 118.81 16.97
25.97 4.44 5.50 3.70 0.00 0.00 0.00 39.60 13.20
Daftar sidik ragam SK Perlakuan Galat Total Fk KK
db 6 14 20
JK 1541.47 1.15 1775.96
KT 256.91 0.08
F hit 3121.87
F 0.05 2.85
**
F 0.01 4.46
672.18 2%
Keterangan : tn : Tidak nyata * : Nyata ** : Sangat nyata Uji BNT P SSR 0.05 Perlakuan
1 2 25.97 5.50 R0 R2
3 4.44 R1
4 3.70 R3
5 0.00 R4
6 0.00 R5
7 0.00 R6
Rataan
25.97 5.50
4.44
3.70
0.00
0.00
0.00
E D C BC A Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007. USU Repository © 2009
Lampiran 5. Pengaruh B. bassiana dan L. camara terhadap Persentase Serangan P. operculella 60 HSA Perlakuan R0 R1 R2 R3 R4 R5 R6 Total Rataan
Persentase Serangan I II III 20.58 29.03 51.85 0.00 0.00 4.87 13.15 0.00 0.00 0.00 11.62 0.00 2.27 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 36.00 40.65 56.72 5.14 5.81 8.10
Total
Rataan
101.46 4.87 13.15 11.62 0.27 0.00 0.00 131.35 18.76
33.82 1.62 4.38 3.87 0.76 0.00 0.00 43.78 6.25
F hit 4976.40
**
Daftar sidik ragam SK Perlakuan Galat Total Fk KK
db 6 14 20
JK 2720.39 1.28 3469.95
KT 453.40 0.09
F 0.05 2.85
F 0.01 4.46
821.56 5%
Keterangan : tn : Tidak nyata * : Nyata ** : Sangat nyata Uji BNT P SSR 0.05 Perlakuan
1 2 33.82 4.38 R0 R2
3 3.87 R3
4 1.62 R1
5 0.76 R4
6 0.00 R5
7 0.00 R6
Rataan
33.82 4.38 3.87 F E DE
1.62
0.76
0.00
0.00
C Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007. USU Repository © 2009
B A
Lampiran 6. Pengaruh B. bassiana dan L. camara terhadap Persentase Serangan P. operculella 70 HSA Perlakuan R0 R1 R2 R3 R4 R5 R6 Total Rataan
Persentase Serangan I II III 55.55 72.72 42.10 0.00 6.66 7.69 0.00 7.89 0.00 0.00 5.95 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 55.55 93.22 49.79 7.94 13.32 7.11
Total
Rataan
170.37 14.35 7.89 5.95 0.00 0.00 0.00 198.56 28.37
56.79 4.78 2.63 1.98 0.00 0.00 0.00 66.19 9.46
Daftar sidik ragam SK
db 6
Perlakuan Galat
14 20
Total Fk KK
JK 7899.0 7 1.07 8470.1 3
KT 1316.5 1 0.08
F hit 17188.5 5
**
F 0.05
F 0.01
2.85
4.46
1877.43 3%
Keterangan : tn : Tidak nyata * : Nyata ** : Sangat nyata Uji BNT P SSR 0.05 Perlakuan Rataan
1 2 56.79 4.78 R0 R1
3 2.63 R2
4 1.98 R3
5 0.00 R4
6 0.00 R5
7 0.00 R6
56.79 4.78
2.63
1.98
0.00
0.00
0.00
E Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007. USU Repository © 2009
D C B A
Lampiran 7. Pengaruh B. bassiana dan L. camara terhadap Persentase Mortalitas Larva 30 hari HSA Perlakuan R0 R1 R2 R3 R4 R5 R6 total rata-rata
I 0.00 0.00 0.00 40.00 0.00 0.00 0.00 40.00 5.71
Ulangan II III 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Total
Rataan
0.00 0.00 0.00 40.00 0.00 0.00 0.00 40.00 5.71
0.00 0.00 0.00 13.33 0.00 0.00 0.00 13.33 1.90
Daftar sidik ragam
SK db Perlakuan Galat Total Fk KK
F hitung JK KT 6 457.14 76.19 320.00 ** 14 3.33 0.24 20 1523.81
F 0.05 F 0.01 2.85 4.46
76.19 26%
Uji BNT P SSR 0.05 Perlakuan
1 2 13.33 0.00 R3 R0
3 0.00 R1
4 0.00 R3
5 0.00 R4
6 0.00 R5
7 0.00 R6
Rataan
13.33 0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
B A
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007. USU Repository © 2009
Lampiran 8. Pengaruh B. bassiana dan L. camara terhadap Persentase Mortalitas Larva 40 HSA Perlakuan
I 0,00 0,00 25,00 25,00 0,00 0,00 0,00 50,00 7,14
R0 R1 R2 R3 R4 R5 R6 Total Rataan
Ulangan II 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
III 0,00 0,00 40,00 0,00 0,00 0,00 0,00 40,00 5,71
Total 0,00 0,00 65,00 25,00 0,00 0,00 0,00 90,00 12,85
Rata-rata 0,00 0,00 21,67 8,33 0,00 0,00 0,00 30,00 4,28
Daftar sidik ragam SK Perlakuan Galat Total FK KK
db
JK 6 1230,95 14 1233,33 20 2464,29
KT 205,16 88,10
F hit 2,33 **
F 0.05 2,85
F 0.01 4,46
385,71 219%
Keterangan : tn : tidak nyata * : Nyata
Uji BNT P SSR 0.05 Perlakuan
1 2 21.67 8.33 R3 R2
3 0.00 R0
4 0.00 R1
5 0.00 R2
6 0.00 R3
7 0.00 R4
Rataan
21.67 8.33
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007. USU Repository © 2009
C B A
Lampiran 9. Pengaruh B. bassiana dan L. camara terhadap Persentase Mortalitas Larva 50 HSA Perlakuan R0 R1 R2 R3 R4 R5 R6 total rata-rata
I 0,00 25,00 16,66 0,00 0,00 0,00 0,00 41,66 5,95
Ulangan II 0,00 0,00 42,85 33,33 0,00 0,00 0,00 76,18 10,88
III 0,00 22,20 50,00 28,50 0,00 0,00 0,00 100,70 14,38
Total 0,00 47,20 109,51 61,83 0,00 0,00 0,00 218,54 31,22
Rata-rata 0,00 15,73 36,50 20,61 0,00 0,00 0,00 72,84 10,40
Daftar sidik ragam SK Perlakuan Galat Total Fk KK
db
JK 6 3740,14 14 1640,25 20 5380,38
KT 623,36 117,16
F hit 5,32 **
F 0.05 2,85
F 0.01 4,46
2274,27 104%
Keterangan : tn : tidak nyata * : Nyata ** : Sangat nyata
Uji BNT P SSR 0.05 Perlakuan
1 2 3 4 20.63 19.84 14.39 0.00 R2 R1 R0 R3
5 0.00 R4
6 0.00 R5
7 0.00 R6
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007. USU Repository © 2009
Rataan
20.63 19.84 14.39 0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
D C B A
Lampiran 10. Pengaruh B. bassiana dan L. camara terhadap Persentase Mortalitas Larva 60 HSA Perlakuan
I 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
R0 R1 R2 R3 R4 R5 R6 total rata-rata
Ulangan II 0,00 25,00 25,00 0,00 0,00 0,00 0,00 50,00 7,14
III 0,00 33,33 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 33,33 4,76
Total 0,00 58,33 25,00 0,00 0,00 0,00 0,00 83,33 11,90
Ratarata 0,00 19,44 8,33 0,00 0,00 0,00 0,00 27,78 3,97
Daftar sidik ragam SK db Perlakuan Galat Total Fk KK
JK KT F hit 6 1011,80 168,63 2,32 * 14 1018,43 72,74 20 2030,23
F 0.05 F 0.01 2,85 4,46
330,66 215%
Keterangan : tn : tidak nyata * : Nyata
Uji BNT P SSR 0.05 Perlakuan
1 2 3 4 26.67 25.00 22.22 0.00 R2 R3 R0 R1
5 0.00 R4
6 0.00 R5
7 0.00 R6
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007. USU Repository © 2009
Rataan
26.67 25.00 22.22 0.00
0.00
0.00
0.00
D C B A
Lampiran 11. Pengaruh B. bassiana dan L. camara terhadap Persentase Mortalitas Larva 70 HSA Perlakuan R0 R1 R2 R3 R4 R5 R6 Total Rataan
I 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Ulangan II 0.00 75.00 75.00 75.00 0.00 0.00 0.00 225.00 32.14
III 0.00 66.66 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 66.66 9.52
Total
Rataan
0.00 141.66 75.00 75.00 0.00 0.00 0.00 291.66 41.67
0.00 47.22 25.00 25.00 0.00 0.00 0.00 97.22 13.89
Daftar sidik ragam SK Perlakua n Galat Total Fk KK
db
JK
6 14 20
6388.44 2.70 17267.81
KT 1064.7 4 0.19
F hit 5514.8 0
**
F 0.05
F 0.01
2.85
4.46
4050.74 3%
Uji BNT P SSR 0.05 Perlakuan
1 2 3 4 47.22 25.00 25.00 0.00 R1 R2 R3 R0
5 0.00 R4
6 0.00 R5
7 0.00 R6
Rataan
47.22 25.00 25.00 0.00
0.00
0.00
0.00
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007. USU Repository © 2009
C B A
Lampiran 12 : Uji Beda Rataan Pengaruh B. bassiana dan L. camara terhadap Persentase Serangan P. operculella 10-70 HSA Perlakuan R0 R1 R2 R3 R4 R5
Persentase Serangan (%) 10HSA 20HSA 30HSA 40HSA 50HSA 60HSA 70HSA 0.00 1.48 0.74 9.02 25.97 33.82 56.79 0.00 0.00 0.00 0.00 4.44 1.62 4.78 0.00 0.00 0.74 6.66 5.50 4.38 2.63 0.00 0.00 0.00 4.44 3.70 3.87 1.98 0.00 0.00 0.74 0.00 0.00 0.76 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
R6
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
Persentase Serangan
60.00 I
50.00
II
40.00
III
30.00
IV V
20.00
VI
10.00
VII
0.00 R0
R1
R2
R3
R4
R5
R6
Perlakuan Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007. USU Repository © 2009
Keterangan Gambar: : 10HSA : 20HSA : 30HSA : 40HSA : 50HSA : 60HSA : 70HSA
Lampiran 13 : Uji Beda Rataan Pengaruh B. bassiana dan L. camara terhadap Persentase Serangan Mortalitas P. operculella 10-70 HSA Perlakuan R0 R1 R2 R3 R4 R5 R6
10 HSA 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
20HSA 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
30 HSA 0,00 A 0,00 A 0,00 A 0,13 B 0,00 A 0,00 A 0,00 A
Pengamatan 40 HSA 0,00 A 0,00 A 21,67C 8,33 B 0,00 A 0,00 A 0,00 A
50 HSA 0,00 A 14,39B 19,84C 20,63D 0,00 A 0,00 A 0,00 A
60 HSA 0,00 A 26,67D 25,00C 22,22B 0,00 A 0,00 A 0,00 A
70 HSA 0,00 A 47,22C 25,00B 25,00B 0,00 A 0,00 A 0,00 A
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007. USU Repository © 2009
Mortalitas Larva
50.00 45.00 40.00 35.00 30.00 25.00 20.00 15.00 10.00 5.00 0.00
I II III IV V VI VII
R0
R1
R2
R3
R4
R5
R6
Perlakuan
Keterangan Gambar: : 10HSA : 20HSA : 30HSA : 40HSA : 50HSA : 60HSA : 70HSA
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007. USU Repository © 2009
Lampiran 14 : Bagan Penelitian
R31
R53
R51
R62
R03
R32
R43
R33
R01
R52
R41
R22
R11
R63
R42
R02
R13
R61
R23
R21
R12
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007. USU Repository © 2009
Keterangan: R0 = Kontrol R1 = B. bassiana dengan kerapatan konidia 2x106 konidia/ml. R2 = B. bassiana dengan kerapatan konidia 2x105 konidia/ml. R3 = B. bassiana dengan kerapatan konidia 2x104 konidia/ml. R4 = Lantana camara dengan ketebalan 2 cm. R5 = Lantana camara dengan ketebalan 3 cm. R6 = Lantana camara dengan ketebalan 4 cm.
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007. USU Repository © 2009
Lampiran 15 : Daftar Suhu dan Kelembaban Oktober s/d Desember 2007 Bulan Oktober 2007 NO
TANGGAL
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31.
01-10-2007 02-10-2007 03-10-2007 04-10-2007 05-10-2007 06-10-2007 07-10-2007 08-10-2007 09-10-2007 10-10-2007 11-10-2007 12-10-2007 13-10-2007 14-10-2007 15-10-2007 16-10-2007 17-10-2007 18-10-2007 19-10-2007 20-10-2007 21-10-2007 22-10-2007 23-10-2007 24-10-2007 25-10-2007 26-10-2007 27-10-2007 28-10-2007 29-10-2007 30-10-2007 31-10-2007
SUHU (C) 22 21 21 22 21.5 22 22 22.5 22.5 22 22 22 22 22.5 21.5 22 23.5 21.5 22 23.5 22 21 21 21 21.5 21.5 22 22 20 20 23
KELEMBABAN (%) 83 81.5 83.5 79 79 80.5 80 80.5 79 80 74.5 74 79.5 81.5 78 83 80 82.5 81.5 81 82 82 80 80 81 82.5 79.5 79 85.5 86 77.5
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007. USU Repository © 2009
Bulan November 2007 NO
TANGGAL
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
01-11-2007 02-11-2007 03-11-2007 04-11-2007 05-11-2007 06-11-2007 07-11-2007 08-11-2007 09-11-2007 10-11-2007 11-11-2007 12-11-2007 13-11-2007 14-11-2007 15-11-2007 16-11-2007 17-11-2007 18-11-2007 19-11-2007 20-11-2007 21-11-2007 22-11-2007 23-11-2007 24-11-2007 25-11-2007 26-11-2007 27-11-2007 28-11-2007 29-11-2007 30-11-2007
SUHU (C) 23 21 21 20.5 21 21 22.5 19.5 18 17.5 23 19.5 18.5 20 22 19 17.5 22 21 19.5 19.5 20.5 20 21 22 21 21 20 21 19
KELEMBABAN (%) 78.5 80.5 81 83 79.5 81.5 76.5 84.5 86 82 80.5 84 88 88.5 80.5 83.5 87 77 80.5 79.5 81.5 82.5 83 85 83 81 83 86 83 83
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007. USU Repository © 2009
Bulan Desember 2007 NO
TANGGAL
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
01-12-2007 02-12-2007 03-12-2007 04-12-2007 05-12-2007 06-12-2007 07-12-2007 08-12-2007 09-12-2007 10-12-2007 11-12-2007 12-12-2007
SUHU (C) 21 21 20 20 23 22 18 19 22 24.5 24 23
KELEMBABAN (%) 84 80 82 81 82 82 87 86 79 78 77 79
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007. USU Repository © 2009
Lampiran 16. Perhitungan Kerapatan Konidia Jamur Beauveria bassiana
Jumlah
konidia
B.
bassiana
dihitung
dengan
menggunakan
Haemocytometer.
ahaA
ahaB
ahaD
Kotak A, B, C, daan D adalah
ahaC
contoh kotak yang akan dihitung jumlah
konidianya. Adapun cara kerjanya sebagai berikut: 1. Dibersihkan permukaan kamar hitung dengan air mengalir dan kemudian dikeringkan dengan kain yang lembut. 2. Ditempatkan gelas penutup di atas slide, kemudian dijepit dengan penjepit yang ada disebelah kanan dan kiri. Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007. USU Repository © 2009
3. Disiapkan suspensi yang akan dihitung, diusahakan sel yang tersuspensi dalam cairan menyebar rata. 4. Diambil sedikit suspensi sel dengan dropping pipet dan diteteskan sebanyak 2 tetes di tepi gelas penutup. Suspensi akan masuk ke kamar hitung dan mengisi seluruh ruangan tersebut. Suspensi yang lebih akan terbuang ke dalam parit pembuangan. 5. Dibiarkan selama 1-2 menit, agar sel yang ada di dalam bilik stabil. 6. Ditempatkan haemocytometer pada meja mikroskop dan dihitung jumlah sel yang ada dengan rumus: Jumlah sel/ml =
∑ ( A+B+C+D) x 2500
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007. USU Repository © 2009
DESKRIPSI PENELITIAN
Gambar 9
: Tempat Pelaksanaan Penelitian
Gambar 10
Gambar 11
: Plank Penelitian
: Biakan Jamur B. bassiana Pada Media PDA (Potato Dextro Agar)
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007. USU Repository © 2009
Gambar 12
Gambar 13
: Biakan Jamur B. bassiana Pada Media Jagung
: Biakan Jamur B. bassiana yang akan diaplikasikan
Gambar 14
: Tanaman L. camara
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007. USU Repository © 2009
Gambar 15
: Alat Pengukur Suhu dan Kelembaban
Gambar 16
: Benih Kentang yang dipakai
Gambar 17
: Ruangan Penelitian
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007. USU Repository © 2009
Gambar 18
Gambar 19
: Ruangan Penelitian dan Thermo-Hygrometer
: Ruangan Penelitian Tampak dari samping
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007. USU Repository © 2009
Gambar 20
: Ruangan Penelitian Tampak dari Atas
Gambar 21
: Ruangan Penelitian Tampak dari Atas
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007. USU Repository © 2009
Gambar 22
: Ruangan Penelitian Tampak dari samping
Gambar 23
Gambar 24
: Kentang yang Sehat
: Kentang yang terserang P. operculella
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007. USU Repository © 2009
Gambar 25
: Kentang yang terserang
Gambar 26
: Kentang yang terserang
Gambar 27
: Kentang yang terserang
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007. USU Repository © 2009
Gambar 28
: Kentang yang terserang P. operculella
Gambar 29
Gambar 30
: Kentang yang terserang
: Kentang yang terserang P. operculella Tampak dari Depan
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007. USU Repository © 2009
Gambar 31
: Perbanyakan P. operculella pada Stoples
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007. USU Repository © 2009