UJI EFEK DIURETIK EKSTRAK ETANOL DAUN KERSEN (Muntingia calabura L.) TERHADAP KADAR NATRIUM DAN KALIUM PADA URIN TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai Derajat Sarjana Farmasi (S.Farm) Pada Program Studi Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran
Oleh : Ana Hastuti 50801004
PROGRAM STUDI FARMASI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN 2013
NGUDI WALUYO SCHOOL OF HEALTH STUDY PROGRAM OF PHARMACY DIURETIC EFFECT OF Muntingia calabura L. EXTRACT ETHANOL TOWARD
SODIUM AND POTASIUM URINE LEVELS IN WHITE MALE RAT OF WISTAR STRAIN Ana Hastuti*, 050801004 Jatmiko Susilo ** and Istianatus Sunnah.*** FINAL ASSIGNMENT, July 2013 Bibliography : 26 ABSTRACT Muntingia calabura L. is one of plants which is often used among people. Muntingia calabura L. contains flavonoid which is presumed as diuretic. This research is aimed to know effect of Muntingia calabura L. extract ethanol toward sodium and potasium urine level in white male rats of wistar strain. This research is a pure experimental pre and post test group design. Samples were 25 rats will be randomly divided into five groups which are; negative control, positive control (furosemid 2,5 mg/kgBB), ethanol extract of Muntingia calabura L. at level 8% b/v, 10% b/v, 12% b/v. After 24 hours, each urine volume rat sodium and potasium were measured level by Spektrometer Autolizer. The result was analyzed by one way ANOVA with confidence level of 95% and LSD test for urine volume, while Sodium and Potasium level were analyzed by Kruskal-Wallis and Mann-Whitney with confidence level of 95%. The result shows that ethanol extract of Muntingia calabura L. have diuretic effect increas toward sodium and potasium urine levels in white male rat of wistar strain. Ethanol extract of Muntingia calabura L. at level 8% b/v, 10% b/v and 12% b/v indicate diuretic effect as equal as furosemid at dose 2,5 mg/kg BB, significantly. The increas us toward sodium and potasium the after giving ethanol extract Muntingia calabura L. Keywords: Muntingia calabura L., Flavonoid, diuretic, Sodium and Potasium. * : Collegian ** : First Counselor *** : Second Counselor
STIKES NGUDI WALUYO PROGRAM STUDI FARMASI EFEK DIURETIK EKSTRAK ETANOL DAUN KERSEN (Muntingia Calabura L.) TERHADAP KADAR NATRIUM DAN KALIUM PADA URIN TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR Ana Hastuti*, 050801004 Jatmiko Susilo ** dan Istianatus Sunnah.*** SKRIPSI, Juli 2013 Pustaka : 26 INTISARI Kersen (Muntingia calabura L.) merupakan salah satu tumbuhan yang banyak digunakan dalam masyarakat. Dalam daun kersen terdapat kandungan senyawa flavonoid yang diduga sebagai diuretik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek ekstrak etanol daun kersen terhadap kadar natrium dan kalium pada urin tikus putih jantan galur wistar. Penelitian ini merupakan eksperimental murni pre and post test group design. Sampel adalah 25 ekor tikus putih dibagi menjadi lima kelompok yaitu kontrol negatif, kontrol positif (furosemid 2,5 mg/kg BB), ekstrak etanol daun kersen kadar 8% b/v, 10% b/v, 12% b/v. Setelah 24 jam volume urin tikus serta kadar natrium dan kalium diukur menggunakan Spektrometer Autolizer. Hasil diolah dengan ANOVA satu jalan dengan taraf kepercayaan 95% dan Uji LSD untuk volume urin, sedangkan untuk kadar natrium dan kalium diuji menggunakan Kruskal-Wallis dan Mann-Whitney dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun kersen mempunyai efek diuretik. Pada kadar 8% b/v, 10% b/v, dan 12% b/v menunjukkan efek diuretik yang sebanding dengan furosemid dosis 2,5 mg/kg BB. Serta dapat meningkatkan kadar Na+ dan K+ setelah pemberian ekstrak etanol daun kersen. Kata kunci : Daun kersen (Muntingia calabura L.), Flavonoid, diuretik, natrium dan kalium
PENDAHULUAN Di Indonesia banyak tanaman yang digunakan sebagai peluruh kencing (diuretik). Salah satunya yang bisa digunakan sebagai peluruh kencing (diuretik) adalah tanaman kersen, karena kandungan senyawa flavonoid yang terdapat pada daun kersen. Senyawa flavonoid mempunyai aktivitas biologis yang bermacam-macam diantaranya sebagai antivirus, antihistamin, diuretik, antihipertensi, bakterisida, estrogenik, mengaktivasi enzim, dan lain-lain (Anna, 2011 cit Geissman, 1962). Khasiat yang terkandung dari tanaman kersen ini menurut Putra (2013) yaitu sebagai; obat batuk, dan peluruh dahak, sedangkan menurut Florido dkk (1991) tanaman kersen diduga sebagai antispasmodik. Dilihat dari khasiat tanaman kersen ini sendiri, sehingga dapat menarik perhatian beberapa peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut terhadap senyawa yang terkandung dalam
tanaman kersen. Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Rachmawati dari Fakultas Sains dan Teknologi adalah Isolasi Identifikasi dan Uji Aktivitas Antioksidan Senyawa Fenolik dari Daun Kersen (Muntingia calabura L.). Selain itu daun kersen juga dapat digunakan sebagai obat diuretik karena senyawa flavonoid. Mekanisme kerja flavonoid sebagai diuretik adalah menghambat reabsorpsi Na+, K+ dan Cl- sehingga terjadi peningkatan elektrolit di tubulus sehingga terjadilah diuresis (Khabibah, 2011 cit Ebadi, 2002). Berdasarkan uraian diatas, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efek peluruh kencing (diuretik) ekstrak etanol daun kersen (Muntingia calabura L.) terhadap kadar natrium dan kalium pada urin tikus putih jantan galur wistar. Kadar yang sebanding dengan furosemid dosis 2,5 mg/kg BB dalam hal pengeluaran natrium dan kalium adalah 8% b/v, 10% b/v, 12% b/v ekstrak etanol daun kersen, sedangkan dalam hal pengeluaran volume urin yang sebanding adalah kadar 12% b/v ekstrak etanol daun kersen. BAHAN DAN CARA a. Bahan
Daun kersen (Muntingia calabura L.), furosemid (kontrol positif), aquades (kontrol negatif) , urin tikus putih jantan galur wistar, etanol 70%, CMC-Na 1%, metanol, H2SO4, sampel natrium, dan sampel kalium. b. Alat Ayakan, blender, penampan, cawan penguap, penangas air, waterbath, aluminium foil, spuit oral, timbangan, alat-alat gelas, kandang metabolic, spektrofotometer autolyzer. c. Cara Determinasi tanaman dilakukan di Laboratorium Ekologi dan Biosistematik Jurusan Biologi Fakultas MIPA UNDIP Semarang untuk mengetahui kebenaran dari daun kersen (Muntingia calabura L). d. Penyiapan simplisia Penyiapan bahan baku daun kersen dicuci sampai bersih, kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari secara tidak langsung dengan ditutup kain hitam. Setelah kering daun dibuat serbuk dengan cara diblender sampai halus dan diayak dengan ayakan nomor 30 mesh. e. Pembuatan ekstrak Pembuatan ekstrak daun kersen (Muntingia calabura L.) menggunakan metode maserasi. Ekstrak diuapkan dengan waterbath pada suhu 60°c sehingga diperoleh ekstrak kental. Hasil ekstrak etanol daun kersen (Muntingia calabura L.) dibuat dengan kadar 8% b/v, 12% b/v, dan 12% b/v.
f. Identifikasi flavonoid Identifikasi flavonoid dengan cara sebanyak 0,1 gram ekstrak kental daun kersen ditambah metanol sampai terendam, lalu dipanaskan. Filtratnya ditambah H2SO4 pekat. Terbentuknya warna merah karena penambahan H2SO4 pekat menunjukan adanya senyawa flavonoid (Harborne, 1987). g. Pengujian efek diuretik Hewan uji yang digunakan adalah tikus putih jantan galur wistar sebanyak 25 ekor, umur 2 bulan sampai 3 bulan dengan berat badan 180 g-200 g dengan kondisi sehat. Tikus putih jantan diadaptasikan terlebih dahulu selama 7 hari kemudian dilakukan uji diuretika dengan cara mengukur volume urin kumulatif, kadar awal natrium dan kalium urin kelompok hewan uji yang ditampung selama 24 jam, kemudian hewan uji dipuasakan selama 18 jam sebelum perlakuan dan tetap diberi minum peroral sebanyak 2,5 ml/200 g BB setiap 3 jam selama 24 jam.Volume urin kumulatif pada jam ke-24 diukur menggunakan gelas ukur, kadar natrium dan kalium urin hewan uji diukur menggunakan spektrofotometer autolyzer. h. Analisa data Data selisih volume urin kumulatif 24 jam, selisih kadar natrium dan kalium sebelum dan sesudah perlakuan dianalisis menggunakan program SPSS versi 19,0 for windows yang didasarkan pada hasil uji normalitas dan homogenitas. Jika data homogen dan terdistribusi normal data dianalisa dengan statistik parametrik ANOVA satu jalan pada taraf kepercayaan 95%, dilanjutkan dengan uji LSD. Apabila tidak homogen dan tidak terdistribusi normal, data dianalisa dengan statistik nonparametrik menggunakan uji Kruskal-Wallis, dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney. HASIL Kunci hasil determinasi tanaman daun kersen sebagai berikut: 1b-2b-3b-4b-6b-7b-9b-10b-11b-12b-13b-14a-15a, Golongan 8. Tanaman dengan daun tunggal dan tersebar. 109b-119b-120b-128b-135b-139b-140b -142b-143b-146b-154b155b-145b-162b-163b-167b-169b-171b-177b-179b-187a-188b, Famili 74. Tiliaceae .... Genus 1. Muntingia .... Spesies : . Muntingia calabura L. Hasil determinasi di atas menunjukkan bahwa tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah benar kersen (Muntingia calabura L.). Hasil identifikasi kandungan flavonoid adalah terbentuknya warna merah karena penambahan H2SO4 pekat yang menunjukkan adanya flavonoid pada daun kersen (Muntingia calabura L.) dengan reaksi kimia sebagai berikut:
Flavonoid
Kalkon (merah)
Gambar 1. Reaksi Kimia Senyawa Flavonoid Tabel I. Data Rata-Rata volume Urin Kumulatif Selama 24 Jam
Kelompok perlakuan Kontrol negatif Kontrol positif PI (ekstrak 8%) PII (ekstrak 10%) PIII (ekstrak 12%)
Rata-rata Volume urin kumulatif selama 24 jam (mean±SD) Pretes Postes Selisih 4,59±0,926 6,2±1,164 1,61±1,281 4,83±0,649 10,97±0,977 6,14±1,187 4,46±0,999 7,98±0,709 3,52±0,61 4,45±0,684 8,13±0,533 3,68±0,327 4,57±0,755 10,62±0,795 6,04±0,988
Keterangan : Mean = Nilai rata-rata, SD = Standar Deviasi Tabel II. Hasil Uji LSD Volume Urin Kumulatif Selama 24 Jam
Kelompok perlakuan K- vs PI K- vs PII K- vs PIII K- vsK+ PI vs PII PI vs PIII PI vsK+ PII vs PIII PII vs K+ PIII vs K+
Sig 0,005 0,003 0,000 0,000 0,792 0,001 0,001 0,000 0,000 0,869
Keterangan Berbeda Bermakna Berbeda Bermakna Berbeda Bermakna Berbeda Bermakna Berbeda Tidak Bermakna Berbeda Bermakna Berbeda Bermakna Berbeda Bermakna Berbeda Bermakna Berbeda Tidak Bermakna
Tabel III. Tabel Rata-Rata Selisih Kadar Natrium Kumulatif Selama 24 jam
Kelompok perlakuan Kontrol negatif Kontrol positif PI (ekstrak 8%) PII (ekstrak 10%) PIII (ekstrak 12%)
Rata-Rata Kadar Natrium urin tikus selama 24 jam (Mean±SD) Pretest Postest selisih 103,28±21,002 85,98±52,493 47,8±55,853 134,18±12,461 88,7±45,475
106,123±21,499 154,58±9,456 106,71±38,831 160,397±13,460 128,93±63,096
2,587±0,886 68,6±47,43 58,91±29,799 26,84±2,492 40,23±19,75
Tabel IV. . Hasil uji Mann-Whitney Ekstrak Etanol Daun Kersen(Muntingia calabura L.)
kadar natrium urin tikus. Pelompok Perlakuan K- vs PI K- vs PII K- vs PIII K- vs K+ PI vs PII PI vs PIII PI vs K+ PII vs PIII PII vs K+ PIII vs K+
Sig 0,009 0,009 0,009 0,009 0,117 0,347 0,917 0,465 0,117 0,347
Keterangan Berbeda Bermakna Berbeda Bermakna Berbeda Bermakna Berbeda Bermakna Berbeda Tidak Bermakna Berbeda Tidak Bermakna Berbeda Tidak Bermakna Berbeda Tidak Bermakna Berbeda Tidak Bermakna Berbeda Tidak Bermakna
Tabel V. Tabel Rata-Rata Selisih Kadar Kalium Kumulatif Selama 24 jam
Kelompok perlakuan
Rata-Rata Kadar Kalium urin tikus selama 24 jam (Mean±SD) Pretest Postest Selisih
Kontrol negatif Kontrol positif PI (ekstrak 8%)
589,2±315,578 609,2±188,835 225,2±125,969
597,746±330,815 1.017±304,208 620,548±173,212
19,35±14,595 417,2±116,47 365,3±115,454
PII (ekstrak 10%)
390,4±182,963
629,378±189,526
293±21,285
PIII (ekstrak 12%)
399,8±395,432
649,268±662,709
249,5±268,1
Tabel VI. Hasil uji Mann-Whitney Ekstrak Etanol Daun Kersen (Muntingia
calabura L.) kadar kalium urin tikus. Pelompok Perlakuan Sig K- vs PI 0,009 K- vs PII 0,009 K- vs PIII 0,016 K- vs K+ 0,009 PI vs PII 0,117 PI vs PIII 0,175 PI vs K+ 0,465 PII vs PIII 0,602 PII vs K+ 0,076 PIII vs K+ 0,175
Keterangan Berbeda Bermakna Berbeda Bermakna Berbeda Bermakna Berbeda Bermakna Berbeda Tidak Bermakna Berbeda Tidak Bermakna Berbeda Tidak Bermakna Berbeda Tidak Bermakna Berbeda Tidak Bermakna Berbeda Tidak Bermakna
PEMBAHASAN Dari hasil pengamatan volume urin kumulatif selama 24 jam, terjadi peningkatan volume urin setelah pemberian ekstrak etanol daun kersen dengan peningkatan yang paling besar pada ekstrak etanol daun kersen kadar 12% b/v Data selisih volume urin kumulatif 24 jam dianalisa menggunakan SPSS versi 19,0 for windows yang didasarkan pada uji normalitas dan homogenitas, sehingga dilanjutkan dengan analisa
statistik parametrik ANOVA satu jalan dan didapatkan nilai signifikansi 0,000 (p<0,05) sehingga dilanjutkan dengan uji LSD yang dapat dilihat pada tabel II. Hasil uji LSD pada tabel II menunjukkan antara kelompok ekstrak etanol daun kersen kadar 12% b/v dengan kelompok kontrol positif (furosemid) didapatkan nilai signifikansinya p=0,869 (p>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun kersen kadar 12% memiliki efek yang sebanding dengan furosemid dalam menimbulkan efek diuretik dari volume urin kumulatif 24 jam. Pada tabel III menunjukkan bahwa eksresi natrium meningkat setelah pemberian ekstrak etaniol daun kersen kadar 8% b/v, 10% b/v, dan 12% b/v. Peningkatan paling banyak adalah pada ekstrak dengan kadar 8% b/v. Data selisih kadar natrium dianalisa dengan SPSS versi 19,0 for windows yang didasarkan pada uji normalitas dan homogenitas. Sehingga dilanjutkan dengan analisa statistik nonparametrik Kruskal-Wallis dan didapatkan nilai signifikansi 0,007 (p<0,05) sehingga dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney yang dapat dilihat pada tabel IV. Hasil uji Mann-Whitney menunjukkan bahwa antara kelompok kontrol positif (furosemid) dengan kelompok ekstrak etanol daun kersen kadar 8% b/v didapatkan nilai signifikansi p=0,917, kadar 10% nilai signifikansi p=0,117 dan ekstrak kadar 12% nilai signifikansi p=0,347. Hal ini menunjukkan ekstrak etanol daun kersen kadar 8%, 10%,dan 12% b/v memiliki efek yang hampir sama dengan furosemid dalam mengekskresikan kadar natrium pada urin tikus putih jantan galur wistar. Pada tabel V menunjukkan bahwa eksresi kalium meningkat setelah pemberian ekstrak etanol daun kersen dengan kadar 8%, 10%, 12% b/v. Peningkatan yang paling banyak adalah pada ekstrak dengan kadar 8% b/v. Hal ini disebabkan karena setiap obat memiliki ambang batas dosis dalam memberikan khasiat dan sesuai dengan mekanisme kerja flavonoid sebagai diuretik dalam menghambat reabsorpsi Na+, K+, dan Cl- sehingga terjadi peningkatan elektrolit. Hasil uji Mann Whitney menunjukkan bahwa antara kelompok kontrol positif (furosemid) dengan kelompok ekstrak etanol daun kersen kadar 8% b/v nilai signifikansi p=0,461 (p>0,05), kadar 10% b/v dengan nilai signifikansi p=0,076 (p>0,05), dan ekstrak kadar 12% b/v dengan nilai signifikansi p=0,175 (p>0,05), yang berarti ketika kadar ekstrak etanol daun kersen memiliki efek yang hampir sama dalam mengeksresikan kalium pada urin tikus putih jantan galur wistar. Dari ketiga parameter diuretik di atas, menunjukkan bahwa flavonoid yang terdapat pada daun kersen memiliki efek yang sama dengan furosemid dalam meningkatkan volume urin, eksresi natrium dan kalium dengan mekanisme flavonoid sebagai diuretik yaitu menghambat reabsorpsi Na+, K+ dan Cl- sehingga terjadi peningkatan elektrolit di tubulus sehingga terjadilah diuresis. Semakin besar konsentrasi ekstrak etanol daun kersen yang diberikan volume urin yang di keluarkan semakin banyak, namun untuk eksresi natrium dan kalium pada konsentrasi besar tidak menunjukkan hasil yang berbeda pada peningkatan Na+ dan K+ dengan kontrol positif. Hal ini karena
setiap tanaman obat memiliki ambang batas dosis dalam memberikan khasiat (Adha, 2009 cit Duryatmo, 2003). Kesimpulan
1. Ekstrak etanol daun kersen (Muntingia calabura L.) mempunyai efek diuretik. 2. Ekstrak etanol daun kersen (Muntingia calabura L.) kadar 8% b/v, 10% b/v dan 12% b/v menunjukkan efek diuretik pada tikus putih jantan galur wistar yang sebanding dengan furosemid dosis 2,5 mg/Kg BB. 3. Kadar Na+ dan K+ dalam urin tikus putih jantan galur wistar mengalami peningkatan setelah pemberian ekstrak etanol daun kersen (Muntingia calabura L.) Saran
Untuk peneliti selanjutnya diharapkan melakukan uji toksisitas pada Daun Kersen (Muntingia calabura L.) sebagai obat alternatif diuretik. UCAPAN TERIMAKASIH Petugas laboratorium dan semua pihak yang telah membantu baik secara moral
maupun material yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. DAFTAR PUSTAKA
Anna, 2011, Uji Efek Diuretik Ekstrak Etanol 70% Daun Ceplukan (Physalis angulata L.) , Skripsi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. Putra, W.S., 2013, Sehat Tanpa Dokter dengan Ramuan Herbal, Cetakan ke 1, Citra Media, Yogyakarta, Hal 158. Florido, H.B., Saplan, J.C., Arcilla, R.P., Cadiz, R.T., Modino, R.C., and Almario, S.C., 1991, Research Information Series Ecosystem, http://www.pdf.kq5.org/OF-THEEXOTIC-TREE-Muntingia-calaburaL.html, Diakses April 2013. Khabibah, N., 2011, Uji Efek Diuretik Ekstrak Buncis (Phaseolus Vulgaris L) Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar, Skripsi, STIKES Ngudi Waluyo, Ungaran. Harborne, J.B., 1987, Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan, 69-76, Penerbit ITB, Bandung.
Adha, A.C., 2009, Pengaruh Pemberian Ektrak Etanol Daun Alpukat (Persea americana Mill.) Terhadap Aktivitas Diuretik, Skripsi, Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor, Bogor.