UJI DAYA ANTIMIKROBA DEKOK DAUN BUNGUR (Lagerstroemia speciosa Pers.) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus aureus
TUGAS AKHIR
OLEH RACHMAT SURYAWAN 06020078
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2010
KARYA TULIS AKHIR
UJI DAYA ANTIMIKROBA DEKOK DAUN BUNGUR (Lagerstroemia speciosa Pers.) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus aureus
KARYA TULIS AKHIR
Diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Malang untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana Fakultas Kedokteran
Oleh: RACHMAT SURYAMAN 06020078
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS KEDOKTERAN 2011
ii
LEMBAR PENGESAHAAN KARYA TULIS AKHIR Telah disetujui sebagai hasil penelitian untuk memenuhi persyaratan Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang Tanggal 2 Maret 2011
Pembimbing I
dr. Irma Suswati, M.Kes. Pembimbing II
dr. Fathiyah Safithri, M.Kes.
Mengetahui, Fakultas Kedokteran Dekan,
dr. Irma Suswati, M.Kes.
iii
LEMBAR PENGUJIAN
Karya Tulis Akhir oleh Rachmat Suryaman ini telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Penguji Pada tanggal : 2 Maret 2011
Tim Penguji
dr. Irma Suswati, M.Kes.
, Ketua
dr. Fathiyah Safithri, M.Kes.
, Anggota
dr. Sri Adila Nurainiwati, SpKK
, Anggota
iv
KATA PENGANTAR
Assalamu’allaikum Wr. Wb Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis akhir dengan judul Uji Daya Antimikroba Dekok Daun Bungur (Lagerstroemia speciosa) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus. Dengan terwujudnya karya tulis akhir ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1. Allah SWT, sebagai dzat yang MAHA segala-galanya 2. Nabi Muhammad SAW, sebagai penerang dan panutan makhluk dibumi ini. 3. dr. Irma Suswati, M.Kes, selaku dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang dan dosen pembimbing 1 yang telah memberi bimbingan dengan penuh kesabaran, memberi dorongan motivasi, bantuan dan kesediaan waktunya untuk selalu membimbing penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik. 4. dr. Fathiyah Safithri, M.Kes. selaku dosen pembimbing II yang juga selalu memberi bimbingan dengan penuh kesabaran, memberi dorongan motivasi, bantuan dan kesediaan waktunya untuk selalu membimbing penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.
v
5. dr. Sri Adila Nurainiwati, SpKK selaku dosen penguji yang telah memberikan petunjuk, saran dan kritik yang membangun saat ujian maupun di luar ujian demi kesempurnaan karya tulis akhir ini. Penulis sadar bahwa karya tulis akhir ini pasti masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka diri untuk segala saran dan kritik yang bersifat membangun guna kesempurnaan dari karya tulis akhir ini. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan membalas semua kebaikan kepada semua pihak yang telah membantu penulis. Akhir kata semoga tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi penulis, pembaca, dan menjadi sumbangan yang berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Wassalamu’allaikum Wr. Wb. Malang,
Penulis
vi
2 Maret 2011
UCAPAN TERIMA KASIH 1. Bapak Safi’in dan ibu Ratiani, yang selalu mengucurkan seluruh doa dan selalu bekerja keras untuk keberhasilan anak-anaknya. Terima kasih atas do’a, kasih sayang, kesabaran, dan dukungannya. Berkat Ridho bapak ibu, saya bisa melalui semua ini. 2. Kepada kakakku Maman, adikku Ima yang selalu mendukung dan memberi semangat, nasihat, motivasi, dan doa untukku. 3. Staf TU FK UMM (Pak Yono, Bu Rom, Mas Jamil) terima kasih atas bantuannya selama ini pada penulis. 4. Staf Laboratorium Biomedik (Mbak Fat, Mbak Emi, Mbak Dila, Mas Joko, Mas Mifta) terima kasih atas bantuan dan bimbingannya selama ini pada penulis. 5. My best friend “Yogi, Thomi, Guruh, Fendy dan seluruh Team The Pirates” terima kasih atas semangat dan bantuannya. 6. Teman-teman angkatan 2006 dan teman seperjuangan yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, senang bisa jadi bagian dari kalian. Terima kasih atas semangat dan doa kalian semua. Semua pihak yang turut membantu dalam menyelesaikan Karya Tulis ini dan juga mendoakan demi suksesnya Karya Tulis ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu.
vii
ABSTRAK Rachamat Suryaman, 2011. Uji Daya Antimikroba Dekok Daun Bungur (Lagerstroemia speciosa Pers.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus. Tugas Akhir, Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Malang. Pembimbing: (1) Irma Suswati (II) Fathiyah Safitri. Latar belakang: Staphylococcus aureus merupakan patogen utama pada manusia yang dapat menginfeksi setiap jaringan maupun organ tubuh manusia. Golongan Penisilin, Sefalosporin, Vankomisin dan Eritromisin dapat digunakan sebagai bakterisid untuk Staphylococcus aureus. Namun harga obat tersebut relatif mahal dan dapat menimbulkan efek samping, sehingga masyarakat mulai tertarik untuk memanfaatkan tanaman tradisional sebagai obat karena lebih murah, mudah didapat, dan lebih aman, salah satunya bungur. Bungur diduga mempunyai efek antimikroba karena memiliki senyawa aktif berupa flavonoid, saphonin, tanin, dan senyawa aktif lainnya yang bekerja dengan cara merusak membran sitoplasma. Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui Kadar Hambat Minimum dan Kadar Bunuh Minimum dekok daun bungur terhadap pertumbuhan staphylococcus aureus. Metode Penelitian: true eksperimental post test invitro. Metode yang dipakai adalah dilusi tabung dengan 8 konsentrasi dekok daun Bungur: 50%, 25%, 12,5%, 6,25%, 3,125%, 1,56%, 0,78%, 0,37% dan 2 kontrol ( kontrol bahan dan kontrol kuman ). Analisis data menggunakan Uji Anova, korelasi, dan regresi. Hasil Penelitian: Kadar Hambat Minimum tidak dapat ditentukan, karena dekok daun Bungur dalam penelitian ini keruh, sedangkan Kadar Bunuh Minimum didapatkan pada konsentrasi 12,5%. Hasil uji ANOVA menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antar perlakuan (sig 0,000< p= 0,01, r= -5,107). Semakin tinggi konsentrasi dekok daun Bungur, semakin besar kemampuan menghambat dan membunuh bakteri Staphylococcus aureus. Pemberian konsentrasi dekok daun Bungur berpengaruh terhadap penurunan jumlah koloni bakteri Staphylococcus aureus per cawan (R2 = 51,1%) Kesimpulan: Dekok daun Bungur mempunyai efek antimikroba terhadap pertumbuhan staphylococcus aureus. Kata kunci: Dekok daun Bungur, Staphylococcus aureus, Kadar Hambat Minimum, Kadar Bunuh Minimum.
viii
ABSTRACT Rachmat Suryaman, 2011. Antimicrobial Effect to Steeping Water Bungur Leaves on the Grows of Staphylococcus aureus. Final Assignment, Faculty of Medicine, University of Muhammadiyah Malang. Advisors: (I) Irma Suswati (II) Fathiyah Safitri. Background: Staphylococcus aureus is the most pathogenic bacteria that can damage any human tissue or organ. The group of Peniciline, Cephalosporine, Vancomicine, and Eritromicine can be used as bacteriside for Staphylococcus aureus. However the price those drugs are expensive and have side effect. So that people interesting to use plants as traditional medicine, because its cheaper, saver, and availabe. Likely bungur. Bungur leaves suspected have antimicrobial effect, because containing active compounds of flavonoid, saponin, and tanin that can damge the cytoplasmic membrane. Purpose: To find of the Minimmum Inhibitory Concentration and Minimmum bactericidal Concentration of steeping water bungur leaves on the grows of Staphylococcus aureus. Methods: True experimental post test in vitro. The methode is tube dillution with eight steeping water leaves concentrations: 50%, 25%, 12,5%, 6,25%, 3,125%, 1,56%, 0,78%, 0,37%, and two controls (material control and microbial control). Data analysis using ANOVA, correlation, and regretion. Result: Minimmum Inhibitory Concentration can’t determined, because in this research steeping water bungur leaves was turbid, whereas Minimmum Killing Concentration have 12,5%. ANOVA results indicate significant difference between treatments (sig 0,000 < p = 0,01, r = -5,107). The Higher of the steeping water bungur leaves concentration, the greater of ability to inhibit and killing Staphylococcus aureus microbia. Giving steeping water bungur leaves concentration that effect to decrease the number of Staphylococcus aureus petrydisk (R2= 51,1%). Conclusion: Steeping water bungur leaves have antimicrobial effects against the growing of Staphylococcus aureus. Keywords: steeping water bungur leaves, Staphylococcus aureus, Minimmum Inhibitory Concentration and Minimmum killing Concentration.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ ii LEMBAR PENGESAHAN. ............................................................................ iii LEMBAR PENGUJIAN. ................................................................................. iv KATA PENGANTAR ..................................................................................... v UCAPAN TERIMA KASIH. ........................................................................... vii ABSTRAK ....................................................................................................... viii ABSTRACT ....................................................................................................... ix DAFTAR ISI .................................................................................................... x DAFTAR SINGKATAN. ................................................................................ xiiii DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvi BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................... 1 1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 3 1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 3 1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 5 2.1 Staphylococcus aureus ..................................................................... 5 2.1.1 Taksonomi ............................................................................. 5 2.1.2 Morfologi dan Identifikasi .................................................... 5 2.1.3 Organela ................................................................................ 6 2.1.4 Struktur Antigen .................................................................... 9
x
2.1.5 Metabolisme Bakteri.............................................................. 10 2.1.6 Tes Diagnostik Laboratorium ................................................ 12 2.1.7 Bentuk Klinis Infeksi Staphylococcus aureus ....................... 12 2.1.8 Pengobatan ............................................................................ 13 2.2 Zat Antimikroba ............................................................................... 14 2.2.1 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kerja Zat Antimikroba ........................................................... 15 2.2.2 Mekanisme Kerja Zat Antimikroba Pada Staphylococcus aureus .................................................. 17 2.2.3 Uji Kepekaan Terhadap Antimikroba in vitro ........................ 18 2.2.3.1 Metode Dilusi Tabung................................................ 18 2.3.3.2 Metode Difusi Cakram ............................................... 19 2.3 Tumbuhan Bungur ............................................................................ 20 2.3.1 Taksonomi .............................................................................. 20 2.3.2 Morfologi ................................................................................ 20 2.3.3 Manfaat .................................................................................. 21 2.3.4 Kandungan senyawa Kimia Daun Bungur ............................. 22 BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ........................................ 25 3.1 Kerangka Konsep ............................................................................. 25 3.2 Hipotesis ........................................................................................... 27 BAB 4 METODE PENELITIAN..................................................................... 28 4.1 Jenis Penelitian ................................................................................. 28 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian........................................................... 28 4.3 Populasi dan Sample ......................................................................... 28 4.3.1 Populasi .................................................................................. 28
xi
4.3.2 Sampel .................................................................................... 28 4.3.2.1 Estimasi Jumlah Pengulangan .................................... 29 4.4 Jenis Variabel ................................................................................... 29 4.4.1 Variabel Bebas........................................................................ 29 4.4.2 Variabel Tergantung ............................................................... 29 4.5 Definisi Operasional ......................................................................... 29 4.6 Alat dan Bahan ................................................................................. 31 4.6.1 Alat Yang Digunakan ............................................................. 31 4.6.2 Bahan Yang Digunakan .......................................................... 32 4.7 Prosedur Kerja .................................................................................. 32 4.7.1 Sterilisasi Alat......................................................................... 32 4.7.2 Pembuatan Medium Nutrient Agar Plate ............................... 32 4.7.3 Pembuatan Medium Nutrient Cair ......................................... 33 4.7.4 Pembuatan Perbenihan Cair Bakteri 106 sel/ml ................................................................... 33 4.7.5 Pembuatan Dekok Daun Bungur ............................................ 34 4.7.6 Identifikasi Bakteri Staphylococcus aureus ........................... 34 4.7.7 Uji Kepekaan Dekok Daun Bungur Terhadap Staphylococcus aureus ........................................... 36 4.8 Skema Prosedur Penelitian ............................................................... 39 4.8 Analisis Data ..................................................................................... 40 BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA ................................ 42 5.1 Identifikasi Staphylococcus aureus ................................................. 42
xii
5.2 Efek Dekok Daun Bungur Terhadap Staphyococcus aureus ...................................................................... 42 5.2.1 Kadar Hambat Minimal (KHM) ............................................ 42 5.2.2 Kadar Bunuh Minimum (KBM) ............................................. 43 5.2.3 Analisis Data........................................................................... 44 BAB 6 PEMBAHASAN .................................................................................. 46 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN............................................................ 50 7.1 Kesimpulan ................................................................................... 50 7.2 Saran ............................................................................................. 50 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 51 LAMPIRAN ..................................................................................................... 53
xiii
DAFTAR SINGKATAN
ANOVA :
Analysis of Variance
ATP
:
Adenosin Triphospat
BAP
:
Blood Agar Plate
KBM
:
Kadar Bunuh Minimal
KHM
:
Kadar Hambat Minimal
MRSA
:
Methicillin Resistance Staphylococcus aureus
NAP
:
Nutrient Agar Plate
PABA
:
Para Amino Benzoic Acid / Asam Para Amino Benzoat
RNA
:
Ribonucleid Acid
SSS
:
Staphylococcal Scalded Skin Syndrome
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Skor tingkat kekeruhan yang dihasilkan pada Nutrient Broth oleh bakteri Staphylococcus aureus dalam konsentrasi dekok daun bungur ................................................................................... 38 Tabel 5.2. Rata-rata jumlah koloni Staphylococcus aureus dalam Beberapa konsentrasi dekok daun bungur .....................................44
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tanaman Bungur. ......................................................................... 21
xvi
DAFTAR PUSTAKA
Andra, 2007, 4th Symposium of Indonesia Resistance watch, diakses 18 September 2010 (http://cdph.ca.ca.gov/healthinfo/discond/documents/CAMRSAForAthlete s.pdf) Aulia ajizah, Thihana et al, 2008, Potensi Ekstrak Kayu Ulin (Eusideroxylon zwageri T et B) dalam Menghambat Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Secara In Vitro, FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin Dalimartha, Setiawan, 2000, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jakarta : Trubus Agriwidya Dzen, SM, 2003, Dasar-Dasar Mikrobiologi, Laboratorium Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang Farida Juliantina R, Dewa Ayu Citra et al, 2008, Manfaat sirih Merah (Piper crocatum) Sebagai Agen Anti Bakterial Terhadap Bakteri Gram Positif Dan Gram Negatif, JKKI Faris, Acmad, 2005, Pengaruh Dekok Daun Mimba (Azadirachta indica A.juss) Terhadap
Pertumbuhan
Bakteri
Staphylococcus
aureus,
Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang Gunawan, Didik, Sri Mulyani et al, 2004, Ilmu Obat Alam (Farmakolognosi) jilid1, Penebar Swadaya, Jakarta Hembing, Wijayakusuma M, 2000, Tanaman Berkhasiat Obat Di Indonesia, Pustaka Kartini, Jakarta Hendrik S.B, 2005, Antimikroba, diakses 10 November 2010, (http://www.fkg.unair.ac.id/filer/ANTIMIKROBA.pdf) Jawetz Melnick, Adelberg, 2008, Mikrobiologi Kedokteran Edisi 23, EGC, Jakarta
xvii
Lukito H, 1998, Rancangan Penelitian Suatu Pengantar, FKIP, Malang Masduki I, 1996, Efek Antibakteri Ekstrak Biji Pinang (Areca catechu) Terhadap S.aureus dan E.coli, Cermin Dunia Kedokteran Murray P.R, Baron P.E, Tenover F.C et al 2000. Manual of Clinical Microbiology 7th Edition, American Society for Microbiology, ASM Press, Washington DC
Rubi, 2005, Bungur Gusur Kolesterol, Triglesirida, dan Gula Darah, (Online), Diakses tanggal 4 September 2009, (http://cybermed.cbn.net.id/detilhit.asp?kategori=natural&newsno=10560k. Setiabudy Rianto, Kunardi L, 2005, Antimikroba Lain Dalam Farmokologi Dan Terapi, Jakarta : FK Universitas Indonesia Sumarsih, Sri,
2003, Mikrobiologi
Dasar,
diakses 20 Oktober 2010.
(http://Sumarsih07.files.wordpress.com/2007/12/buku-ajarmikrobiologi.Pdf) Suparjo, 2008, Saponin dalam Jurnal Fakultas Peternakan Universitas Jambi, diakses 8 September 2010, (http://jajo66.files.wordpress.com/2008/06/saponin.pdf) Suparjo, 2008, Saponin Dalam Jurnal Fakultas Peternakan Universitas Jambi, diakses 8 September 2010, (http://jajo66.files.wordpress.com/2008/06/Saponin.pdf) Syahrurachman, 2001, Buku Ajar Mikrobiology Kedokteran Edisi Revisi, Binarupa Aksara, Jakarta Trisnawati, Yenny, 2004, Ekstrak Perekat Lebah (Propolis) dan Potensinya Sebagai Antimikroba. Skripsi tidak diterbitkan, Malang: Program Studi Tekhnologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang
xviii
Volk W.A, Wheeler M.F, 1984, Mikrobiologi Dasar Jilid 1 Edisi kelima. Terjemahan oleh Markham, 1988, Jakarta : Erlangga
xix