U. TINJAUAN PUSTAKA
Lada Perdu
La& (Piper ntgnim Linn.) terrnasuk genus Piper, famili Piperaceae, ordo Pipemles, subklas Dicolyledoneue, tetapi batangnya mempunyai W e r antara
monocotyledoneae dan dicotyledoneae (Nuryani, 1996). Sebagian ksar spesies
liar dari Piper dm beberapa forma liar Piper nigrum di daerah asalnya bersifat dioeciaus sedangkan sebagian besar hdtivar yang dibudidayakan adalah
momcious.
Tanaman lada teimasuk ke dalam kelompk ranaman yang adaptif di
bawah namgan karena aslinya lada hmbuh liar di hutan-hutan sampai ketinggan 700 m dari pemukaan laut, namun tidak semua varietas memiliki karakter se@
tanamsn yrmg ternaungi yang dimtlksud. Be-
vadas se@
Lampung Dam
Lebar, Kwhg dan Bengkaang telah terbiasa d i m di tempat terbuka dm cukup toleran tehdap cahaya penuh. Ha1 tersebut mendorong Wahid (1996)
member-
istilah tanaman hdung W t a t i f pada tanaman lacla.
Lwda b l a h tanaman d i m e yang memilki dua b a r n utama yaitu (1)
sulur panjat yang rnemiliki akar lekat pada buku-buku ruasnya, tumbuh vertikal Ire atas dan ti&
berpotensi membentuk buah saa (2) a b a q buah yang ti&
memilikialrarlekat,tumbuh~dannaemilikipotmsid~ buah (Wahid, 1996). Selain itu kedua sulur memiliki sifat fisiologis yang berbeda.
Cabang buah basifat positif fbtotrop, yang artinya tumbuh baik pada keadaan cukup cahaya, sedaagkrln d u r panjat betsifat mgatif few, yapg bmrti
tumbub bail d a b keadaan kurang cahaya (hjiharti et #I., 1995).
Selama ini di Indonesia, lada dikernbangkan dari tanaman ymg bemal dari sulur panjat sehingga tanamannya harus mengguna!! tiang panjat,
pada dekade terakhir ini ketersediaan tiang panjat mti ymg Eahan lama samkh sulit dm rnahal. Menurut Syakir ( 1996)untuk pengdaan tiang panjat mati petani
memerlukan modal yang cukup b a r yaitu &tar 60%dari total biaya usdiatam.
Selain tiang panjat mati, tiang panjat hidup dapat digudcan, tetapi produktivitas ladanya menjadi lebih mdah akibat kompetisi hara dm rendahnya intensitas cahaya karma tugkilt naungan y.ang cukup
tinggi dari pohon penegak hidup.
Diperlukan upap mengmmgi biaya prod& e f i s k i usaha tani lada Id&.
ding@ dapat rneningkatkan
Upya t d u t @at d i l d a k a melalui
budidaya lada perdu. Lada perdu addah tanaman la& yang ditanam tanpa menggunakan tiang paqjat sehgga
~~tamman lada yang tumbuh tegak dan lebih rendah
(Syalar er al., 1994). Lwda perdu d i p l e h dengan p e r b y a l a vegetatif dari stek
Pachyrhim terdiri atas lima species, yaitu Pachyrhizus emms (L.) Urban, P. ahipa (Wedd.) Parodi, P. tubemms (Lam.) Spreng, P. fermginetis (Piper)
Sorensens, &n
P. panurnensis Clauses Ketiga spesies yang pertama sudah
dibudidayakan, dua spesies lainnya masih mempakan spesies liar. Pachyrhizus
berasal dari dua kata yaitu Pachys yang artinya tebd dan rhiza yang artinya akar. Jadi pchyrhizus dapat diartrkan sebagai akar yang tebd (Fernandez et a/.,1996). Tanaman hgkuang berasal dari Amerika Selatan ymg kemudian dibawa oleh orang-orang Spanyol ke Filipina sekitar abad ke 16 dan kemudian tersebar menjadi tanamsrn yang mampu hidup di lingkungan tropis. T m m hgkuang s e a m luas d~kenaldi Asia Tenggara dan dikembangkan di Singapura, Mia,
Hawaii, Cina Selatan dan Thailand. Bengkuang toleran hdup di berbagai daerah dengan perbedam iklim d m kondisi tanah. Daerah yang pahug sesuai adalah daerab k w a h hujm sedang atau
hamh hujan tin=
dengan drainase baik clan mernbutuhkan 11 - 12
jam panjaug hari untuk p e m k n umbi ~ dan pembungam dengan suhu optimum 2 1T - 28°C. Penunrnan panjang hari selama pemmbuhm awal a h menginisiasi perkembangan umbi dan ~balilmya,jika pembentukan umbi dm
pembungaan sudah dimulai maka-pertumbuhan batang dan daun slkan terhenti (-
1996)-
Pemb-
-
mulai terjadi 58 68 hari setelah maam dau becakhir 92 - 103
h i setelah tanam. P d u k utama dari tanaman bengkutulg addah umbi yang berwama put& dan mengandung banyak air. Umbi bengkwng di W a n d biasanya dipam pada umw taumau 4.5 - 6.0 bulan dm berrrt meacaprti sekitar 0.7kg (Soreasen, 1996).
Beberrlpa keistimewaan maman bengkumg antam lain: budidayanya tidak memerlukan k d i a n dan alat yang spesifik, beradaptasi baik tertladap Mim dan tanah, peaampiIan hasil yang tinggi yaitu dapat menapai 100 ton&
benunur pendek (4
- 6 bulan), toleran terhadap kekeringan, nilai nub-isi yang
tinggi serta memiliki sifat insektisida dan dapat menambat Nitrogen (biological
nitrogen) sehingga pup& N dan pestisida yang diperlukan bisa lebib sedrlut (Sorensen, 1994).
Kandungan biomasssa bengkuang berkisar dari 3.42% sampai 3.51%, sekitar 70 - 77 % dan jumhh N dalam tanamm bengkuang b e d dari penambatan N2 udara oleh bakteri Mobium. Kebutuhan N untuk tanaman
k r h t n y a dapat dhrangt bahkrrn dapat ditiadakm m a semi (Crrstehos. 1937).
Menurut F m d e z
et
al. (I%),
seperti haInya famili legum yang
W y a , bengkumg mampu himbiosis dengan bakteri -bat
N yaitu
Rhizobium dan Bradyrhzobium. Bzrkteri tersebut rnampu menyedidcan N sehingga penambakan pupuk N untuk p r d m n tidak terlaIu dibutuhkan.
Castellanos et al. (1997) mengadakan uji co5a yang pertama kali d h k h n di lapangan n?engaai j
d N has2 fiksasi terhadap dua perlakuan
-
dari bengkuang @eauwau dan panen setelah 154 hmi) hslsilnya yaitu: 58 80 kg
N/ha untuk jenis P.&pa, dan tipjemk P. em154
@ e n m dan pmm) setelah
- 168 hari yaitu: 162 -215 kg N h . K i r a h 50 % dari perrumenanNyaitu
130 k@ha atau rnenjadi 800 kg proteinha tmkmulasi nrrlwn m b i P. emm.
C~entrosernapubescens termasuk genus Cenrmsema, famili Fabaceae,
ordo Fahales, subkias Rosidae, klas Qycotyledorme yaig termasuk tanaman tahunan (perennial), dengm bentuk pertumbuhan batang yang rnenjalar dan
membelit ke kiri dengan panjang 1
- 4 m, pada buku-buku batang atau =bang
dapat terbentuk akar. (Fantz, 19%). Sentrosema mempunyai daun menyirip, tritonate, berh@, an& dam
berbentuk lonjong dengan ukuran panjang 3.0 - 9.5 cm dengan lebar 1.5 - 6.0 cm. Bunga-bunganya ddam ketiak, bunga M a m a dari twang sampai ungu pucat dm disisi Jain Serwma kuning kehijauan dengan garis violet gelap. Polongnya
berbentuk lurus atau membengkok, panjangnya 7.5
- 15 cm dan lebamya 5 - 7
mm, berisi 12 - 20 butir biji. Eiji benvarna coklat abu-aby licin dan mengkilat,
berbintik-bintik a m tidak. Bijinya berukuran4 - 5 mm x 3 - 4 mm dm ddam satu lulogram terdapat 36 000 butir (FAO, 2003). Tanilman sentrosema toleran k h d a p kekeringan dm genmgan air,
tumbuh b d pada tan&
yang pH-nya masam antara 4.9 sampai 5.5 (tanah
lempung berpasir sampai hat), curah hujan di atas 1 750 d t a h u n namun dapat juga tumbuh deqgn curah hujan hanya 750 mmltahun, dtmw ketinggim di
h w a h 600 meter dan suhu m k s h u m 26.6"C; Tanamau tm&ut muup
rneningkakm N dengan adauya simbiosis dengan b a k a i Rhiwbium. Sentrosema masih mempunyai respon yang baik pada tanah y q kesubumrmya sedaag dan
mengalami k e k m q m mur T dm umw-unsur milrro serta pads tan& masam
d e n w drainase bunk. S e a m visual tanaman sentrosema m b u h m m p t satu sama lain dengan tinggi tanaman menmpai 50
m h g g a memM
perlindmgan yang baik k g i tanah yang d i t u m b w p . D a m menumpuk di atas permukaan tanah dan membentuk lapism b a l m organik (FAO, 2003).
Sentrosema tumbuh sangat =pat dan menghasllkan biji yang bmyak. Tanaman tersebut dapat tumbuh baik sampai ketinggian ternpat 300 m di atas
pmukaan hut, lebih tab naungm dibandingkan dengan hemria jawmica dm C. mucunoides, clan relatif tahm terhadrmp kekeringm. C.pbescens mempmyai daya saing yang kuat, dapat benmg dengan semua jenis gulma dan tidak
mengganggu tanaman karet. Penanaman pada tanah dan iklim yang baik dapat
menghasilkan rata-rata 13.5 ton b a l m oqpmkha, 47% diautamuya berasal riari bagian atas tanaman dm 53% b a s a l dari akar dan stolon, sernentara di Brazil
basil mta-rats mencapai 40 tonha dan mtuk mendapatkm penutupan tamb yang baik diperlukan sekitar I 250 benib/m2 sentrosema (FACI, 2003) Sentrosema
berasal &ui Am&
Utars dm dapat di-
di antara
tamman tahunan dan juga dittrnam sebagai tanaman sela. Sentrosema b d h g s i
melindungi tanah drui b a b y emsi, m e n e b p e w -
gulna, memperkaya
bahan organtk tanah, dan menambah unsur N ke dalam tanah melalui sistem simbiosis dengan Rkobium. Penambalm unsur N ke d d m tanah tergmmg
pa& umur tanamzln dan juga kondisi tanah. Saw t
a i i
bemur 40 - 50 hari,
~Nberkisar~40-60kgh,dan~saattammau~ur90
-
hark pumnbahan N berkisar antma 100 200 k g h (Anahnous, 2003).
S W satu bentuk keTusakan tanah yang umum terjadi di Indonesia adalab
menunmy kadar bahan m g a d tanah, m g a kernampurn tanah dslam
mendukung produktivitas tanaman juga menurun. Usaha untuk m
e
m
w
bahan organ& di dalam tanah adalah menammi tanah dengan M a g a i macam tanaman
Leguminosae dmgan mengembalikan biomasmya ke tanah. Hal
tersebut dapat mencegah penurunan kesuburan tanah akibat pola tanarn yang
diusahakan tmmrnem, sernentara itu pemberian pupuk morgmik ke m a h akan menjdi efektif apabila kandungan bahan orgawk tanah cukup t q a m i n
sebab penambahan pupuk anorgad saja tidak lagi rnampu meaingkatkan has11 secara nyata, tanah telah kehllangan daya penyangga serta memegang air tanzthnya, kehilangan aktivitas mhbiologi serta men-
penuninan secara
fisrk. Pupuk anorganik hanydsl? bersifat sebagai penggaati unsur h a yang h i h g karena a-osi am terserap oleh altar tamman selama proses ptumbuhan dan berfungsi dalam rndngkatkan periumbuhan dan produksi tanaman, dalam
ha1 ini hanya bersiht meningkatkan hasil panen, b u h untuk ~
kernbum tanah d a b jan*
p
=
i
panjang.
Dipanclang h i sudut agronomis, bahan orgaaik tan& dikelornpokkm ke
dalam pool labil (aktif) dan pool stabil (pasif). Termasuk &lam peal aktif adalah seras& yang mulai terlapuk, mi bahaa organik ringan,
tanah, dan senyawa non humat yang ti&
t&t
biomassa o w s m e
pada balm mind. Pool &of
~utm~artiyangsanafttpentingbagitmamanliat.lenaperanannyll
sebagaisumberunsur~(N,PdanS)~~.Batum~~yang tergolong d d m pool stabil adalah humus. Humus kfmgsi sebaga cadangan
(reservoir) hara t a m a n dau berpersln penting dalam menjaga ktsknhngaa hara
dalam janglca pjang Pool aktif
=gat
pen-
dalm m e m p m t a h h
produktivitas dab sistem pertanisn berkelanjjutan k a m a tejadi
penggtmaan
~
residu organ& secara rnaksimum d a l m kondisi p e n g o b tanah minimum serta den-
penggunaan pupuk buatan Mam jumlah sedikit. ksamya pool akbf
t d a i t langsung dengan rnasukan midu orgamk dan juga dipengardu oleh pola
dekornposisi yang ditentukan oleh iklim maupun War-faktor
yang
mempengardu aktivitas milcroorganisme tanah (Stevenson, 1994).
Bahm organik tanah berpengaruh temadap sifat-sifat kimia, fisik mupun biologi tanah. Salah satu a i m penggmaa bahan o
w bahwa pupuk or-
rnernberikan bagian yang terbesar untuk lokast pertukaran kation di dalam tanah dengan kapasttas buffer bahm organik yang rendah (Babbar dm Zak, 1994).
Tampaknya konsentresi dm laju pelepasan ham-hiua tanah dipengaruhi oleh
kebemdaan dari bahan or@. Bahan organik yang berasal dari tanaman legum diharapkan memberi lebih banyak N dibanding tamma yang bukan legurn. Pertmaman legum dapat memberikm N deugan jrrmlah yorng s e w den-
40
- 50 kg N
h karena
m a n legum mampu rnemsasi N (&Mar dm Zak, 1994). Bahm crgmik yang berasal dari tanaman legum merupakan sumber balun arm yang mudah
diproduksi dalarn waktu yang rebtif pendek dan memberrkan sumbangan yang
relatif besar terhadap kcsuburan tanah. Mebat kenyataan tersebut, pemkhtan
ymglebihbaikadahh~meaanamtammlegumdimtsua~ utamasya ( s e wtenaman
a)Peradelcatan . d
u t ternyaEatelah mem-
hasil yaug menarik. Menurut Dhalimi et a!. (19%), tamman sela dapat memperbaiki iklim d m tamam Ma,duamping itu pupuk yang d
i
i
untuk tamman sela s e b a g h dapt d i m u h t h pula ol& maman la& sehingga pertumbdmnya menjadi lebih baiJr. A h y a biomass tanaman sela dapat
mengumngi m s i karma biomassa tanaman dapat berfungsi sebagai sumber bahan orgamk yang dapat n~engurmg aliran permukaan dan mempertahmh
kelengasan tanah,sehingga sifat fisik tanah dapat diperbaiki. Komposisi kirnia hasi I perombakan bahan organik tergantung pada sejumlah faktor yaitu tekstur, vegetasi, penggunaan lahan, pengelolaan tanah dan kondisi iklim (Jenkinson dalam Ellerbrock, 1999). Penambahan pupuk hijau ke dalm tanah &an meningkatkan rnineralisasi N bersih tatlah asal pa& saat tanam (Suprayogo el al.. f997). Selain menyumbang unsur C dm N, bahm organik
herperan dalam menambah ham K, Ca, Mg, S dm hara mikro seperti boron
(Sanchez, 2993). Saat terjadinya dckomposisi bahan orgad, Eu' yang tenkat
&lam bahan organ& tersebut dibehkan, pertama h h sehgai amonium, amonium tersebut diserap oleh tanaman atau diubah menjadi nitrat. Selain memperkaya N tamh, bahan orgamkjuga mempehya hara P, Ca,S dan mineral
hiin (Subba Rao, 1 994). Menurut Sauerbom (1999) bor95%
N dalarn
merupakan sumber dari 90 -
yang tidak dipupuk. Eahan orgauik juga daptrt dijadikan
sumber ham P dm S dalam bentuk tersedia j b hmlls tanah diaplikasikan kedalam tan& dab jlmlah bmyak (sekitrrr 2% atau lebih).
Bahan organik atau lebih t q a f q a senyam humstt, rnat@&an @ashas tukar kation. SIluerborn (1999) m q e b d m bahwa pengwuh .dmi
bahan or&
t a h l a p KTK sekitar 30
- 70%. Veterlein dan Huttl (1999)
menyebutkan Mwa U organik dapat maungEcatkan
[email protected] htim sekitar 50%. Selain itu senyawa humat dqat membentuk kompleks dengan
MC,
kation-kation logam seperti a2+, Pb*, cu2+,~ i ~a2+, + , a2+, cd2',
~d+
dan ~n". Kestabilan dari kompleks humat dtergan-g
&on
tersebut sangat
pada pH-
Sebagian bear Wan or@
tanah merupakan koloid yang mempunyai
kapasitas memegang air yang sangat tinggi, hingga beberapa ratus p a e n berat keringnya. Bahan organik pada umumnya meningkatkan kandungan air pada
kapasitas lapang, kmdungan air W i a d a m eanah b p s i r , dan meningkab pergerakan air dm udara pada tanah yang Mekstur halus (Sauerborn, 1W ) . pada pemukaau tanah dapat melindmgi kemakan
Akumulasi bahm
yang dialabatkan oleh air h ~ j a ndan kemudian akan menurunkm kecepatan aliran pennukaan (Veterlh dan Huttl, 1999).
Bahan organik mmpakan sumber karbon dm sumber ewrgi bagi organisme tanah yang menghasilkorn keuntungan-kwntmgan ddam tanah (Sauerbrn, 1999). P e m b bahan or@
&an memgkatkan popdasi
dmba&danfwmatanrrh
Bahan orgamk merupakan sumk energi bagi organisme mal~y m g
secara hgsung maqm tidak lmgsuug meinpengaruhi rantai makaaan. Fauna tanah mempengaruhl W g a i dctivitas &lam mengakmulasikaa Man organ&
Ice dalm tanah melalui aktivitas pengmgkatan. p e a g t g . dan pemnbakm,
m-tkan
pornitas tsnah dan mempertinggi perkolasi air. Bagian
dari~~trinahyangmilsihse~danmudahterd~i9isepati
protein, RNA dan asam amino metllpahn sumber m a b a a yang pentiag bagi ekosistem tanah (Vetcdein dan Huttl, 1999).
Thonnissen ef ai. (2000) melapdm, pupuk hiijau tanaman legum lebih efeklif dan memberilcan dmpak ramah lin-
untuk tamman h o w t u r a di
wilayah tropik. Pelepasan N yang b
d dari pupuk hijau tanaman legum
menunjukkan adanya suatu substmsi ymg dapat menggantlkan pupuk N yang diberikm ke ddarn tanah pa& tanaman hortikultura.
anor-
Efek lain dari bahan or@
baik seam rotasi maupun ditumpangsarikan
d e n w tanaman budidaya yaitu dapat memotong srklus bidup hama, penyakit atau grllma yang mempengarulu hasil tanaman budidaya (Liebman dan Dyck, 1993). Rotasi legum dengan tauaman serealia pada waktu yang lama meningkatkan
respirasi mikroba tanah, agregasi tanah, dan ketersedim N. Jurnlah N pada tanaman legurn tergantung pada pengelolaan, variasi lklim tahunan, tipe tanah dm
jenis pupuk hijau yang ditanam. dengan demlhan faktor yang penting
diperha-
dari bahan organ& &lab produksi biomassa dan akumulasi N nya.
Sainju et al. (1998) menyatakan, nitrat di dalam tanah peka t&ac!ap
pencucian oleh air hujm dm dapat mencemarkan air tanah. Tanaman pmutup
tanah jenis legum melalui paiuasan a k a r a y a me~upakzinW satu sol@
&lam mengurauginitrat tersisa dan potensi pencucian nitrat c h i tanab.
Pem~pukanLada Ferdu Semua tanaman memerlukan linsur ham untuk tumbuh
dan terpduksi.
Oleh karena itu pemqndm bertujuan untuk rnemthhkm unsur haTa yang kurang pada tanah agar -1eh
pertumbuhan dan pmhksi yang lebih baik serta
penggmti unsur ham yang ada dahm tan& yang terangkut b e m m hasil, limbah
tanaman sata penwcian.
Tamman lada merupakrtn tanamaa yang rakus unsur ham, u n d &pat tumbuh dan m e n g h a s h dengan hk, tanaman tersebut m d u k a n jumlah