Korelasi antara Asupan Kalsium dengan Indikator Tinggi Badan terhadap Umur (TB/U) pada Anak Usia 5-6 tahun di Jakarta Clements, Saptawati Bardosono 1. Program Studi Sarjana Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 2. Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia E-mail:
[email protected]
Abstrak Masa-masa awal kehidupan adalah fase krusial dimana sedang terjadi proses pertumbuhan, dan ketika proses ini terganggu dapat terjadi gangguan pertumbuhan. Salah satu bentuk gangguan pertumbuhan adalah stunting. Proses pertumbuhan ini dipengaruhi oleh banyak faktor, dan salah satunya adalah asupan nutrisi. Penelitian ini bertujuan untuk mencari korelasi antara asupan nutrisi yaitu kalsium dengan indikator tinggi badan terhadap usia (TB/U). Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross-sectional. Data didapat dari data sekunder penelitian yang dilakukan pada tahun 2011 di beberapa RW di Jalan Kimia, Jakarta Pusat. Metode pengambilan data menggunakan pengukuran antropometri untuk tinggi badan dan food-frequency questionaire untuk pola asupan kalsium. Data yang didapat dianalisis dengan uji spearman menggunakan perangkat lunak SPSS versi 20. Dari penelitian ini didapatkan 15,7% subjek penelitian mengalami stunting, lebih dari 80% subjek penelitian memiliki asupan kalsium harian yang rendah, dan tidak ditemukan korelasi antara asupan kalsium dengan indikator TB/U.
Correlation of Calcium Intake and Height for Age Indicator on Children Aged 5-6 Years Old in Jakarta Abstract Childhood is a crucial phase of life where the process of growth is ongoing, and when this process is interrupted, the end result will be a growth disorder. Stunting is an example of such a condition. The process of growth is influenced by numerous factors and one of them is nutrient intake. This research aimed to find out the correlation between the level of nutrient intake and height-for-age indicator. The nutrient discussed in this research is calcium. This research used a cross-sectional research design. Data of this research used a secondary data from a research conducted in 2011 in several RW on Jalan Kimia, Central Jakarta. The primary research used anthropometric measurements to obatain height data and food frequency questionaire to obtain the calcium intake patterns. Data that have been obtained then were analyzed with the Spearman test using SPSS version 20 software. This research conclude that 15.7% of the research subjects are stunted, over 80% of the research subjects had a low daily calcium intake and no correlation is found between daily calcium intake and the indicator of height-for-age. Keywords: Child aged 5-6 years old, calcium intake, height-for-age, stunting.
Korelasi antara..., Clements, FK UI, 2014
Stunting adalah indikator telah terjadinya
Pendahuluan
kegagalan
dalam
pertumbuhan
yang
Stunting / tinggi badan terhadap usia
diebabkan oleh kondisi malnutrisi. Stunting,
yang rendah adalah masalah yang masih
yang merupakan kondisi di awal kehidupan,
sering ditemukan di dunia. Pada tahun 2012,
memiliki dampak yang luas di kemudian
data UNICEF menunjukan bahwa masih
hari. Berbagai penelitian telah menunjukan
terdapat 162 juta anak berusia dibawah 5
bahwa
tahun yang mengalami stunting. Walaupun
berbagai kondisi seperti gangguan fungsi
angka kejadiannya cenderung untuk terus
otak, meningkatkan kemungkinan penyakit
menurun (dari 2000
kronik di kemudian hari, menurunkan
ke 2012 terjadi
stunting
diasosiasikan
belajar,
sehingga
dengan
penurunan angka stunting dari 197 juta
peforma
secara
kasus menjadi 162 juta kasus), prevalensi
keseluruhan memiliki dampak yang menetap
dari stunting yang mencapai 25% membuat
di sepanjang kehidupan.3,4
stunting menjadi masalah dengan skala yang
Asupan nutrisi sangat penting di
cukup besar, terutama di negara-negara Asia
masa-masa awal kehidupan, terutama pada 2
dan
tahun
Afrika.
Indonesia
sendiri
masih
pertama
kehidupan.
Kondisi
merupakan negara dengan angka kejadian
malnutrisi seperti stunting, jika diketahui
stunting tertinggi kelima di dunia (7,5 juta
dan ditatalaksana secara adekuat maka
kasus)
Nigeria,
kondisi tersebut akan dapat diperbaiki.
Berdasarkan data
Namun jika ditemukan pada usia yang lebih
riskesdas tahun 2013, prevalensi stunting
tua, maka dampak stunting lebih banyak
pada anak balita di Indonesia sebesar 37,2%.
bersifat menetap. Kondisi ini menunjukan
Angka ini nyatanya mengalami peningkatan
bahwa tatalaksana yang terbaik untuk
jika dibandingkan data riskesdas tahun 2010
mengatasi masalah stunting dan dampak
(35,6%) dan data riskesdas tahun 2013
kedepannya adalah dengan mencegah dan
(36,8%). Sedangkan untuk anak berusia 5-
menatalaksana dengan cepat terutama pada
12 tahun, prevalensinya 30,7%. Berdasarkan
fase awal kehidupan.2
hanya
dibawah
Pakistan, dan China.
1,2
India,
data riskesdas, prevalensi stunting di Jakarta
Banyak faktor yang bisa menyebabkan
pada anak usia 5-12 tahun hampir mendekati
terjadinya
stunting
angka 20 %, meskipun Jakarta termasuk
kesehatan,
gizi
kota yang sudah cukup maju.3
penyakit yang pernah diderita, dan lain-
ibu
(akses saat
ke
tenaga
mengandung,
Stunting memiliki dampak yang luas,
lain), namun salah satu yang menjadi faktor
tidak terbatas pada penampilan fisik saja.
utama adalah asupan nutrisi. Pada penelitian
Korelasi antara..., Clements, FK UI, 2014
ini, nutrisi yang ditinjau adalah kalsium.
dengan lebih mudah ditelusuri apa saja
Data menunjukan bahwa rata-rata asupan
penyebab dari kondisi stunting tersebut.8
harian kalsium, terutama pada negara-
Subjek penelitian dipilih dari daerah yang
negara berkembang, masih terhitung rendah.
sama
Kalsium memiliki peranan yang luas di
sosiodemografi
yang
juga
dapat
dalam
mempengaruhi
indikator
tinggi
badan
fungsi
fisiologis
tubuh
seperti
menambah massa tulang, fungsi transpor
untuk
menyamakan
karakteristik
terhadap usia.
sel, transmisi impuls saraf, regulasi kerja otot, berperan dalam hemostasis, berperan sebagai berbagai kofaktor enzim, dan lain-
Tinjauan Teoritis
5
lain. Penelitian ini akan berusaha untuk melihat apakah terdapat hubungan antara
Manusia pasti mengalami proses
kondisi stunting dengan asupan kalsium
pertumbuhan dan perkembangan. Proses
seseorang, baik secara langsung maupun
pertumbuhan dan perkembangan ini terjadi
tidak
langsung.6
Sudah
ada
beberapa
paling
banyak
pada
anak-anak,
penelitian yang berusaha untuk melihat
walaupun
korelasi antara asupan kalsium dengan
perkembangan berbeda-beda dari setiap
penambahan tinggi badan, dan ditemukan
kelompok usia (pertumbuhan terjadi paling
bahwa
banyak pada 1 tahun pertama kehidupan dan
asupan
berkorelasi badan
kalsium
dengan
seseorang,
sering
penambahan walaupun
kali tinggi
berkorelasi
pada
kecepatan
fase
saat
pertumbuhan
pubertas,
dan
sedangkan
perkembangan banyak terjadi pada masa pra-sekolah). Ada berbagai faktor yang
dengan tidak langsung.7 Anak kelompok usia 5-6 tahun
memainkan
peranan
dalam
proses
adalah kelompok usia dimana anak-anak
pertumbuhan dan perkembangan anak-anak.
mulai akan memasuki usia sekolah. Anak
Jika seorang anak tumbuh pada kondisi yang
kelompok
telah
optimal (jauh dari penyakit, nutrisi adekuat,
mengalami pertumbuhan yang cepat selama
dirawat dengan baik, dan lain-lain), maka
usia 1-3 tahun pertama (growth spurt
seorang anak akan bisa tumbuh dan
pertama), dan mulai bertumbuh dengan
berkembang mencapai potensi genetiknya.
lebih lambat. Karena stunting sendiri adalah
Walaupun
kondisi
keadaan
mempengaruhi tumbuh dan kembang anak,
malnutrisi, maka dampaknya akan lebih
faktor nutrisi tetap memainkan peranan yang
terlihat pada kelompok usia anak yang telah
sangat penting. Anak-anak membutuhkan
berusia di atas 3 tahun, sehingga dapat
lebih banyak nutrisi jika dibandingkan
usia
dimana
ini
telah
seharusnya
terjadi
banyak
Korelasi antara..., Clements, FK UI, 2014
faktor
yang
bisa
dengan massa tubuhnya dibandingkan orang
kelompok usia merupakan suatu indicator
dewasa membutuhkan nutrisi dibandingkan
yang penting untuk digunakan menilai
dengan massa tubuhnya karena anak sedang
asupan nutrisi anak-anak dalam jangka
dalam
Kegagalan
waktu panjang dan dapat menentukan
untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak-
apakah dalam jangka waktu yang panjang
anak dapat berakibat terganggunya proses
tersebut seorang anak telah mendapatkan
pertumbuhan dan perkembangan anak.5,9
asupan nutrisi secara adekuat.4,10
masa
Untuk
perkembangan.
memantau
proses
Stunting / tinggi badan rendah
pertumbuhan dan perkembangan anak, ada
merupakan kondisi yang tidak bisa dianggap
beberapa metode pengukuran antropometri
remeh. Telah ada banyak studi mengenai
yang biasa diguanakan yaitu berat dibanding
dampak Stunting dan didapatkan bahwa
tinggi (BB/TB), tinggi per umur (TB/U),
kondisi tersebut diasosiasikan dengan fungsi
dan berat per umur (BB/U). berat badan
kognitif yang lebih buruk, performa belajar
anak rendah per umur menandakan bahwa
yang rendah, produktifitas yang buruk, serta
seorang anak sedang mengalami kelaparan /
meningkatkan komorbiditas di kemudian
sedang dalam kondisi kekurangan nutrisi
hari (seperti obesitas). Stunting di masa
akut. Berat badan anak rendah per kelompok
kecil bisa memiliki dampak jangka panjang
usia selain bisa menandakan bahwa sedang
melalui dua cara yaitu sebagai penyebab
terjadi malnutrisi, bisa juga dipengaruhi oleh
langsung
tinggi badan anak tersebut. Pada pembahsan
masalah. Stunting, seperti yang sudah
kali ini akan difokuskan kepada tinggi badan
disebutkan
per kelompok usia. Tinggi badan per
konsekuensi
kelompok usia yang rendah (stunting)
langsung.
menandakan suatu kondisi kegagalan dari
menandakan
seorang anak untuk mendapatkan asupan
kehidupan awal seseorang yang juga dapat
nutrisi yang adekuat. Stunting menandakan
mempengaruhi kualitas hidup seseorang
suatu proses dimana telah / sedang terjadi
kedepannya. Suatu keadaan stunting dapat
keadaan malnutrisi. Untuk anak kelompok
menjadi suatu rantai proses yang terus-
dibawah 2-3 tahun, kondisi stunting bisa
menerus terjadi. Keadaan stunting bisa
menandakan proses sedang terjadi keadaan
berujung pada tinggi badan yang rendah di
malnutrisi, sedangka pada kelompok anak
kemudian hari, tinggi badan yang rendah di
yang lebih tua, stunting bisa menadakan
kemudian hari menyebabkan menurunnya
telah terjadi keadaan malnutrisi. Sehingga
produktifitas,
disini menjadi jelas bahwa tinggi badan per
membuat keadaan sosioekonomi seseorang
dan
sebagai
bisa di
menyebabkan kemudian
Namun, ada
penanda
stunting suatu
menurunnya
Korelasi antara..., Clements, FK UI, 2014
suatu
berbagai
hari
secara
juga masalah
bisa di
produktifitas
menjadi buruk, keadaan sosioekonomi yang
pada tulang dan kalsium di darah berada
buruk menjadi faktor asupan nutrisi yang
dalam
buruk, dan seterusnya. Ibu dengan tinggi
Keseimbanan ini diatur terutama oleh
badan rendah (sebagai akibat dari stunting)
hormon paratiroid (PTH). Selain PTH,
juga diasosiasikan dengan resiko memiliki
vitamin D, glukokortikoid, hormon tiroid,
4
anak yang juga stunted.
keadaan
keseimbangan.
dan hormon seks juga dapat mempengaruhi
Karena dampak dari stunting ini
keseimbangan kalsium.5
sendiri sangat luas, maka penting bahwa “lingkaran
suatu
Asupan
kalsium
yang
optimal
yang
dibutuhkan untuk mencapai massa tulang
disebutkan diatas dapat diputus. Perlu
puncak (peak bone mass) yang optimal.5,12,13
diingat bahwa stunting menunjukan keadaan
Sejatinya,
telah / sedang terjadi kondisi malnutrisi,
dipengaruhi juga oleh faktor genetis, namun
maka
mencegah
untuk mencapai potensi genetik maksimum
terjadinya dampak jangka panjang dari
faktor-faktor seperti nutrisi, aktifitas fisik,
stunting adalah dengan mencegah terjadinya
dan pola hidup.14 Jika seorang anak yang
proses stunting ini, yaitu salah satunya
sedang dalam masa pertumbuhan ingin
dengan menjamin asupan nutrisi yang
dapat mencapai massa tulang optimum
adekuat selama masa pertumbuhan dan
secara genetis, maka asupan nutrisi anak
perkembangan.11
tersebut harus disesuaikan utnuk memenuhi
proses
yang
setan”
terbaik
seperti
untuk
peak
bone
mass
banyak
dengan
ambang batas minimal kebutuhan kalsium
jumlah terbanyak di dalam tubuh. 39% dari
tubuhnya. Asupan kalsium yang adekuat
keseluruhan mineral di dalam tubuh adalah
selama masa prepubertas dan dewasa muda
kalsium. Pada tubuh, kalsium ditemukan
akan berpengaruh peak bone mass pada saat
terutama pada jaringan yang termineralisasi
dewasa nantinya, fakta ini terutama lebih
(seperti gigi dan tulang). Sekitar 99% dari
penting pada perempuan dimana pada
total kalsium di dalam tubuh dideposit pada
perempuan akan terjadi menopause.5,12,13
jaringan termineralisasi tersebut, sementara
Pada proses menopause terjadi penurunan
1 % sisanya berada di darah, cairan
hormon estrogen yang memiliki fungsi
ekstraseluler, dan di dalam sel seluruh
menghambat
tubuh.5,12 Komposisi persebaran kalsium
berpengaruh pada kesehatan tulang, kalsium
dalam tubuh tidak statis melainkan selalu
juga memiliki berbagai fungsi fisiologis
berubah-rubah secara dinamis dari jaringan
lainnya, seperti fungsi transpor sel, transmisi
termineralisasi ke darah dan jaringan tubuh
impuls saraf, regulasi kerja otot, berperan
bergantung pada kondisi tubuh. Kalsium
dalam
Kalsium
adalah
mineral
resorpsi
hemostasis,
Korelasi antara..., Clements, FK UI, 2014
tulang.
berperan
Selain
sebagai
berbagai kofaktor enzim, dan lain-lain.5,15
kondisi terionisasi. Kalsium tidak akan bisa
Asupan tinggi kalsium juga dihubungkan
diabsorpsi jika di presipitasi oleh zat lain
dengan
obesitas,
seperti oksalat atau jika kalsium membentuk
mekanisme
senyawa sabun dengan asam lemak bebas.
penekanan PTH dan vitamin D sehingga
Pada beberapa sayuran hijau (seperti bayam)
terjadi
yang
penurunan
kemungkinan
prevalensi
melalui
penekanan
lipogenesis
dan
peningkatan lipolisis.5 Seperti
yang
sebenarnya
mengandung
banyak
kalsium, terdapat juga oksalat sehingga disebutkan
diatas,
membuat
kalsium
oksalat
untuk menjaga beberapa fungsi fisiologis
Senyawa phytate yang bisa ditemukan pada
tubuh, terutama dalam aspek kesehatan
sereal gandum juga dapat menyebabkan
pertumbuhan dan perkembangan tulang, hal
absorpsi kalsium terganggu. Asupan serat
ini penting diperhatikan pada anak yang
yang tinggi juga dapat mengganggu absorpsi
sedang dalam masa pertumbuhan karena
kalsium.
akan
kesehatan
suplemen kalsium dalam bentuk kalsium
tulang mereka saat dewasa dan kehidupan
karbonat / kalsium sitrat. Kalsium karbonat
mereka nantinya.
16
kondisi
Anjuran asupan kalsium
tidak
Dewasa
mengandung
ini
lebih
diabsorpsi.
tersedia
banyak
banyak
persentase
harian (daily recomended intake) dari
kalsium
kalsium
angka
Karena kalsium lebih mudah diabsorpsi
kecukupan gizi tahun 2012 (AKG 2012)
pada kondisi asam, maka makan setelah
dapat dilihat di tabel 1.16 Anjuran asupan
meminum
kalsium harian ini dapat bervariasi dari satu
meningkatkan absorpsinya.5
berdasarkan
acuan
namun
dapat
kalsium
asupan memadai dari kalsium dibutuhkan
mempengaruhi
yang
membentuk
lebih sulit diabsorpsi.
suplemen
kalsium
akan
etnis ke etnis lainnya karena faktor genetis
Defisiensi dari asupan kalsium akan
dan fisik.14 Kalsium dapat ditemukan dalam
berdampak terutama pada kesehatan tulang.
bahan makanan sehari-hari. Produk-produk
Massa tulang puncak saat dewasa sangat
dari sapi seperti susu sapi merupakan
dipengaruhi oleh asupan kalsium, fosfor,
sumber nutrisi dengan konsentrasi kalsium
vitamin D, dan nutrisi lainnya selama masa
yang paling tinggi. Selain dari produk susu,
pertumbuhan. Asupan yang kurang selama
sayur-sayuran hijau, ikan, kerang, dan
masa kanak-kanak hingga remaja (saat fase
kacang kedelai juga merupakan sumber
pertumbuhan) dapat berujung pada massa
kalsium
kalsium
tulang yang rendah dan peningkatan resiko
berjalan dengan baik dengan kondisi yang
terjadinya osteoporosis di kemudian hari,
asam. Kalsium akan diabsorpsi dalam
terutama pada wanita.5,12,13
yang
baik.
Absorpsi
Korelasi antara..., Clements, FK UI, 2014
Tabel 1. Angka Kecukupan Gizi 2012
Anak
Kalsium
Laki-laki
(mg)
Kalsium
Perempuan
Kalsium
(mg)
(mg)
0-6 bulan
200
10-12 tahun
1200
10-12 tahun
1200
7-12 bulan
250
13-15 tahun
1200
13-15 tahun
1200
1-3 tahun
650
16-18 tahun
1200
16-18 tahun
1200
4-6 tahun
1000
19-29 tahun
1100
19-29 tahun
1100
7-9 tahun
1000
30-49 tahun
1000
30-49 tahun
1000
50-64 tahun
1000
50-64 tahun
1000
65-80 tahun
1000
65-80 tahun
1000
>80 tahun
1000
>80 tahun
1000
Dahulu, asupan kalsium yang rendah
kalsium sendiri dapat menjadi pertanda juga
sering diasosiasikan dengan tinggi badan
mengenai kualitas asupan nutrisi pada
yang kurang, namun beberapa penelitian
seseorang, sehingga secara tidak langsung
terbaru menunjukan tidak terdapat korelasi
dapat memberikan gambaran mengenai
secara langsung antara asupan kalsium
status gizi orang tersebut serta faktor-faktor
dengan tinggi badan. Di sebuah penelitian
baik
dibuktikan
berpengaruh
bahwa
asupan
susu
sapi
berdampak pada kenaikan tinggi badan,
eksternal
maupun
pada
internal
asupan
gizi
yang orang
tersebut.17
namun walaupun susu sapi kaya akan kalsium, pada susu sapi juga banyak nutrien lainnya (seperti kalori dan protein) yang
Metode Penelitian
telah diketahui juga berperan pada proses Penelitian
pertumbuhan. Sehingga sampai sekarang
metode
ini
adalah
penelitian
pendapat yang diterima luas adalah asupan
dengan
kalsium yang adekuat akan berpengaruh
bertujuan mencari korelasi antara asupan
pada massa tulang namun tidak berkorelasi
kalsium harian dengan nilai indikator tinggi
dengan kenaikan tinggi badan.9 Asupan dari
Korelasi antara..., Clements, FK UI, 2014
cross-sectional
yang
badan terhadap usia (TB/U) pada anak
Subjek penelitian dalam penelitian ini
berusia 5 sampai dengan 6 tahun.
adalah populasi terjangkau yang memenuhi
Penelitian
ini
adalah
penelitian
kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Besar
dengan data yang berasal dari data sekunder
sampel yang digunakan dalam penelitian ini
hasil screening subjek dari penelitian yang
dihitung menggunakan rumus korelasi untuk
berjudul ”The effect of Frisian Flag GUM
membandingkan 2 parameter variabel:
456 (isomaltulose enriched and mineral and vitamin fortified) on cognitive performance parameters in young children (5-6 years old)”. Penelitian tersebut adalah sebuah
{(Za + Zb) / (0,5 Ln [(1 + r) / (1 - r)])}2 + 3 Dimana: r = nilai koefisien korelasi, pada penelitian ini ditetapkan sebesar 0,4 a = derajat kepercayaan (ditetapkan sebesar
penelitian FKUI, dimana skrining untuk
95%), maka Za = 1,960
penelitian tersebut dilakukan pada bulan
b = standard kesalahan (ditetapkan sebesar
Mei 2011 di beberapa RW di Jalan Kimia
0,1%), maka Zb = 1,282 Dengan menggunakan rumus di atas,
Jakarta Pusat. Penelitian ini berlangsung dari bulan
maka jumlah sampel pada penelitian ini
Maret hingga bulan Mei 2014. Penelitian ini
minimal sebesar 62 subjek. Penelitian ini
dimulai ketika penerimaan data sekunder
mengunakan 70 subjek yang dipilih dengan
dari penelitian FKUI dengan judul di atas
cara melakukan simple random-sampling
pada bulan Maret 2014, yang kemudian
terhadap subjek-subjek yang didapatkan dari
dilanjutkan dengan penyusunan proposal
data sekunder.
pada bulan Maret 2014 hingga 12 Mei 2014.
Bahan
yang
digunakan
pada
Analisis data akan dilanjutkan dari tanggal
penelitian ini adalah data sekunder yang
12 Mei 2014 hingga tanggal 15 Mei 2014
didapatkan dari penelitian FKUI yang
dan setelah itu akan dilanjutkan dengan
berjudul ”The effect of Frisian Flag GUM
penyusunan
456 (isomaltulose enriched and mineral and
laporan
penelitian
hingga
vitamin fortified) on cognitive performance
tanggal 22 Mei 2014. Populasi target dalam penelitian ini
parameters in young children (5-6 years
adalah anak berusia 5 sampai dengan 6
old)”. Data sekunder yang didapatkan
tahun
dalam
berupa data usia, jenis kelamin, pendapatan
penelitian ini adalah anak berusia 5 sampai
keluarga, tinggi badan, dan asupan kalsium
dengan 6 tahun yang tinggal di beberapa
harian dari subjek penelitian. Data tinggi
RW di Jalan Kimia, Jakarta Pusat yang
badan yang diambil saat penelitian primer
berpartisipasi
dilakukan dengan cara yang standar sesuai
dan
populasi
dalam
terjangkau
penelitian
primer.
Korelasi antara..., Clements, FK UI, 2014
dengan
pedoman
pengukuran
dan
Spearman, karena data penelitian yang ada
pemeriksaan Riskesdas 2007 (terlampir).18
adalah masalah kategori numerik dari
Data asupan kalsium didapatkan dengan
hipotesis korelatif, yaitu menentukan apakah
cara
terdapat korelasi antara variabel numerik
menggunakan
questionair kualitas
semi
dari
food
frequency
kuantitatif.
Kontrol
sekunder
tersebut
data
dengan variabel numerik lainnya
didasarkan pada kompetensi petugas yang melakukan pengambilan data yang terdiri
Hasil Penelitian
dari staf-staf FKUI yang kompeten.19 Alat Dari
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Penelitian
beberapa
memilah
data
berdasarkan karakteristik sosiodemografi,
sekunder yang diperlukan dalam penelitian
sebaran subjek berdasarkan kategori asupan
ini.
kalsium harian, sebaran subjek berdasarkan
memproses
ualng
yaitu
didapatkan
kuesioner objektif yang digunakan untuk dan
hasil
ini
sebaran
subjek
Variabel bebas penelitian ini adalah
kategori indikator TB/U, korelasi antara
jenis kelamin, usia, asupan kalori, dan
asupan kalsium dan indikator TB/U, dan
sosiodemografi.
hubungan asupan kalsium yang rendah
Sedangkan
variabel
terikatnya adalah indikator tinggi badan
dengan
terhadap usia (TB/U). Data yang telah
Karakteristik sosiodemografi yang ditinjau
didapatkan diolah menggunakan SPSS 20
pada penelitian ini adalah jenis kelamin
versi OS X. Sebelum dilakukan pengolahan
subjek penelitian serta pendapatan perbulan
data, dilakukan pengujian awal, yakni uji
keluarga. Pendapatan perbulan keluarga
normalitas data dengan menggunakan uji
kemudian
Kolmogorov-Smirnov. Dari uji distribusi
berpenghasilan di atas atau sama dengan Rp.
data
1290000,- dan yang berpenghasilan dibawah
dengan
didapatkan
uji
Kolmogorov-Smirnov,
distribusi
data
yang
tidak
normal, maka pengujian lanjutan yaitu uji
angka
kejadian
digolongkan
stunting.
menjadi
yang
Rp. 1290000,- per bulan (nilai UMR Jakarta tahun 2011)
korelasi dilakukan dengan menggunakan uji
Korelasi antara..., Clements, FK UI, 2014
Table 2. Sebaran Subjek Berdasarkan Karakteristik Sosiodemografi (n=70) Variable
n
%
Laki-laki
29
41,4
Perempuan
41
58,6
>= Rp 1290000,-
33
47,1
< Rp 1290000,-
37
52,9
Jenis Kelamin
Pendapatan Keluarga
Dari
dikumpulkan,
Data asupan kalsium harian subjek
didapatkan rerata usia subjek penelitian
penelitian diambil dari data sekunder,
adalah
dimana
5,95
data
+/-
yang
0,63
penelitian lebih banyak
tahun.
Subjek
yang berjenis
data
tersebut
didapat
dengan
menggunakan food frequency questionaire
kelamin perempuan (58,6 %) dibandingkan
semi-kuantitatif.
laki-laki (41,4 %). Serta lebih dari 50 %
acuan anjuran AKG 2012 mengenai asupan
subjek memiliki pendapatan per bulan
kalsium harian, maka data yang didapatkan
keluarga di bawah acuan UMR Jakarta,
kemudian
sehingga
memiliki asupan kalsium harian yang cukup
dapat
dikategorikan
berpenghasilan di bawah rata-rata.
Dengan
digolongkan
menggunakan
menjadi
yang
dan yang kurang.
Table 3. Sebaran Subjek Berdasarkan Kategori Asupan Kalsium Harian (n=70) Variabel
n
%
Asupan Kalsium Cukup (AKG >= 1000 mg)
12
17,1
Asupan Kalsium Kurang (AKG < 1000 mg)
58
82,9
Kategori Asupan Kalsium Harian
Dari data didapatkan nilai median
harian sebesar 1000 mg), maka didapatkan
asupan kalsium harian subjek penelitian
lebih dari 80 % subjek memiliki asupan
adalah 554,4 mg dengan nilai terendah
kalsium yang kurang dari anjuran.
adalah 87,8 mg dan nilai tertinggi adalah
Data tinggi badan subjek yang didapat
2238,6 mg. Jika dilihat kategori kecukupan
kemudian
dikonveriksan
asupan kalsium harian berdasarkan AKG
indikator tinggi badan terhadap usia (TB/U)
2012 (dengan nilai anjuran asupan kalsium
dengan menggunakan software epi-info.
Korelasi antara..., Clements, FK UI, 2014
menjadi
data
Data
TB/U
kemudian
dikateogrikan
yaitu TB/U dibawah persentil 5.
berdasarkan definisi stunting dari WHO Tabel 4. Sebaran Subjek Berdasarkan Kategori TB/U Subjek (n=70) Variabel
n
%
normal (>= persentil 5)
59
84,3
stunted (< persentil 5)
11
15,7
TB/U
Dari data, didapatkan rerata tinggi
Dari uji spearman’s, tidak ditemukan
badan subjek penelitian adalah 111,37 +/-
korelasi bermakna antara nilai asupan
6,3 cm. Ketika nilai tersebut dikonversikan
kalsium harian dengan nilai indikator TB/U
ke indikator tinggi badan terhadap usia
(dengan nilai p=0,918). Pada penelitian ini
(TB/U) dalam persentil, didapatkan nilai
dilakukan
tengah persentil TB/U adalah 15,5 dengan
mencari hubungan antara kejadian stunting
nilai terendah persentil 1 dan nilai tertinggi
dengan asupan kalsium harian yang rendah
persentil
dengan metode chi-square.
93.
Ketika
dikategorikan
analisis
lebih
lanjut
untuk
berdasarkan kategori stunted Tabel berdasarkan 6. Hubungan Asupan Kalsium Kurang dengan Kejadian stunted (n=70) WHO, didapatkan 15,7 % subjek penelitian dikategorikan sebagai stunted. Sebelum
melakukan
stunted
normal
Total
10
48
58
1
11
12
11
59
uji korelasi, Asupan Kalsium Kurang
dilakukan uji normalitas data. Dari uji normalitas tersebut, didapatkanAsupan persebaran Kalsium Cukup
data yang tidak normal, maka uji korelasi dilakukan
dengan
menggunakan Total
uji
spearman. Table 5. Korelasi Asupan Kalsium dengan TB/U (uji Spearman / n=70)
Dari uji tersebut didapatkan nilai
TB/U p=0,675 yang menunjukan tidak terdapat Asupan Kalsium
r
hubungan antara angka kejadian stunting 0.013
p
dengan
n
meskipun dari data yang didapat dapat 70 dilihat
asupan
bahwa
kelompok
anak
kalsium 0.918 yang kejadian yang
rendah,
stunting asupan
pada
kalsium
hariannya rendah lebih banyak daripada
Korelasi antara..., Clements, FK UI, 2014
kelompok anak dengan asupan kalsium
kemiskinan. Sejauh ini belum ada data
harian yang cukup.
mengenai
persentase
penduduk
dengan
pendapatan dibawah UMR baik di Jakarta maupun Indonesia, sehingga sulit untuk Pembahasan
membandingkan karakteristik pendapatan subjek dengan karakteristik pendapatan di
Dari
hasil
sosiodemografi
data
karakteristik
subjek
penelitian,
Jakarta dan Indonesia berdasarkan data kemiskinan BPS.21
didapatkan subjek penelitian perempuan
Dari
data
tinggi
badan
subjek,
sedikit lebih banyak daripada laki-laki (58%
didapatkan lebih dari 15% subjek penelitian
berbanding 42%). Persebaran jenis kelamin
termasuk dalam kategori stunted (indikator
subjek penelitian ini kurang lebih sama
TB/U dibawah persentil 5). Hal ini tidak
dengan persebaran jenis kelamin anak
terlalu berbeda jauh dengan prevalensi
berusia 5-6 tahun di Jakarta dan Indonesia,
stunting di Jakarta yaitu sekitar 20%, namun
dimana perbandingan anak usia 5-6 tahun
masih dibawah angka prevalensi stunting
yang
nasional anak usia 5 tahun (Laki-laki 29%
berjenis
kelamin
laki-laki
perempuan berbanding 1:1. Berdasarkan
dan
21
tingkat
dan perempuan 27,5%) dan anak usia 6 pendapatan,
tahun (laki-laki 27,7% dan perempuan
didapatkan bahwa lebih dari 50% subjek
25,5%).3 WHO sendiri mengkategorikan
penelitian berasal dari keluarga dengan
besarnya masalah berdasarkan prevalensi
pendapatan dibawah UMR jakarta pada
stunting, dan angka 15% termasuk dalam
tahun 2011 (Rp. 1290000,-), acuan UMR
kategori
tahun 2011 dipakai karena data dari
(<20%).
penelitian primer diambil pada tahun 2011. Jika
dibandingkan
dengan
data
BPS,
tingkat keparahan yang rendah 11
Meskipun angka prevalensi stunting pada
subjek
penelitian
ini
masih
disebutkan bahwa persentase penduduk
dikategorikan rendah berdasarkan WHO,
Jakarta
dari penelitian ini masih didapatkan lebih
yang
hidup
dibawah
angka
kemiskinan adalah 3,72% (pada tahun
dari
2013). Namun data BPS menggunakan
dikategorikan sebagai stunted. Sehingga
indikator
orang-orang
kemiskinan
jika
pendapatan
15%
subjek
penelitian
tersebut
rentan
yang
untuk
dibawah Rp. 434322,-/bulan (pendapatan
mengalami dampak dari kondisi stunting
perkapita yang dianggap dibutuhkan untuk
tersebut. Kondisi stunting memiliki dampak
memenuhi kebutuhan dasar seseorang),
yang luas, tidak terbatas pada sistem skeletal
bukan menggunakan UMR sebagai indikator
saja.
Anak
yang
Korelasi antara..., Clements, FK UI, 2014
mengalami
stunting
kemungkinan besar juga akan menjadi
anak yang dikandung tersebut menjadi
dewasa dengan tinggi badan yang juga
stunted. Fakta tersebut menunjukan bahwa
rendah. Perempuan dengan tinggi badan
stunting dapat menjadi suatu “lingkaran
yang rendah memiliki resiko yang tinggi
setan” yang harus diintervensi.4,22
untuk mengalami komplikasi selama hamil
Dari data asupan kalsium harian
dan melahirkan seperti intra-uterine growth
subjek yang didapatkan, bahwa asupan
restriction (IUGR), persalinan yang sulit,
kalsium harian lebih dari 80% subjek
stillbirth dan kematian bayi dini, asfiksia
penelitian berada dibawah anjuran asupan
bayi,
dan
komplikasi
lainnya.
Selain
kalsium harian anak berusia 4-6 tahun dari
kehamilan
untuk
AKG 2012 (1000 mg/hari). Dari data nilai
perempuan dewasa, kondisi stunting juga
median asupan kalsium harian subjek
meningkatkan resiko terjadinya penyakit-
penelitian adalah 554,4 mg dengan nilai
penyakit
terendah adalah 87,8 mg dan nilai tertinggi
komplikasi
selama
endokrin,
metabolik,
dan
kardiovaskuler. Stunting juga menyebabkan
adalah
penurunan kemampuan kognitif, sehingga
disimpulkan
menyebabkan
di
penelitian tidak memenuhi kebutuhan harian
pada
kalsium mereka. Temuan ini juga serupa
sekolah,
penurunan
sehingga
peforma
berujung
produktifitas seseorang yang rendah.4,10
2238,6
mg.
bahwa
Sehingga mayoritas
dapat subjek
dengan beberapa penelitian lainnya di
Dari dampak-dampak tersebut, maka
Indonesia yang menunjukan bahwa asupan
bisa diambil kesimpulan bahwa kondisi
kalsium harian masyarakat Indonesia masih
stunting, jika tidak dicegah sejak dini, akan
jauh lebih rendah daripada anjuran AKG.23
menyebabkan dampak yang menetap hingga
Kalsium dapat ditemukan di sayur-
akhir kehidupan. Bahkan, kondisi stunting
sayuran hijau (brokoli, lobak hijau, kubis,
pada satu generasi dapat memberi dampak
dan sawi), almond, ikan (salmon dan
pada generasi selanjutnya: Orang tua yang
sardin), serta berbagai jenis kerang. Namun
stunting akan memiliki produktifitas yang
sumber makanan dengan kalsium yang
rendah, sehingga memiliki pemasukan yang
paling terkonsentrasi
rendah,
status
produk-produk susu lainnya (yoghurt, keju,
sosioekonomi yang kurang baik, keadaan
dll).5 Sehingga data yang menunjukan
sosioekonomi
yang
bahwa
menyebabkan
asupan
sehingga
menyebabkan
kurang
baik
nutrisi
akan
asupan
adalah susu
kalsium
harian
dan
subjek
anaknya
penelitian dan masyarakat Indonesia yang
menjadi kurang atau ibu dengan kondisi
rendah bisa diasosiasikan dengan rendahnya
stunting memiliki resiko untuk mengalami
kebiasaan
IUGR, dimana IUGR dapat menyebabkan
produk-produk susu.
meminum
Korelasi antara..., Clements, FK UI, 2014
/
mengkonsumsi
Defisiensi asupan kalsium pada anak
tulang,
namun
tidak
berperan
dalam
yang sedang mengalami pertumbuhan dapat
penambahan panjang tulang.9 Beberapa
menyebabkan berbagai dampak, terutama
penelitian
pada
suplementasi kalsium dapat meningkatkan
massa
tulang.
Masa-masa
awal
sempat
tinggi
kritis pembentukan masa tulang puncak,
dirancukan oleh beberapa faktor lainnya
dimana
walaupun
(faktor genetik yang tidak diperhitungkan
penambahan massa tulang masih dapat
dan nutrisi lainnya pada suplemen kalsium
terjadi namun hanya dalam jumlah kecil,
yang diberikan).13
pubertas
namun
bahwa
kehidupan hingga pubertas adalah masa
setelah
badan,
menyebutkan
hasil
tersebut
sehingga jika terjadi defesiensi asupan
Dari penelitian ini dapat disimpulkan
kalsium pada masa pertumbuhan, dapat
bahwa asupan kalsium tidak berkorelasi
menyebabkan
dengan kejadi stunting, karena stunting
massa
gangguan
tulang.
meningkatkan
pembentukan
Kondisi kemungkinan
ini
dapat
sendiri dipengaruhi oleh banyak faktor
terjadinya
lainnya (multifaktorial). Proses stunting
osteoporosis dikemudian hari, terutama pada
sendiri
perempuan. Selain gangguan pada massa
intrauterine yang disebabkan oleh berbagai
tulang, asupan kalsium yang rendah juga
kondisi yang mempengaruhi kehamilan ibu
diasosiasikan
seperti nutrisi ibu dan kondisi kesehatan ibu
dengan
resiko
terjadinya
biasanya
mulai
stunted,
dll)
sejak
kanker kolon, hipertensi, dan beberapa
(merokok,
penyakit kronik lainnya.5,9
kehamilan.4 Selain itu beberapa penelitian
Berdasarkan hasil uji korelasi yang
anemia,
sudah
saat
menemukan berbagai faktor yang dapat
telah dilakukan, didapatkan hasil tidak ada
menyebabkan
terjadinya
korelasi yang bermakna antara asupan
kondisi sering sakit saat kecil, tingkat
kalsium harian dengna nilai indikator TB/U
pendidikan
subjek penelitian (p=0,918). Selain itu, juga
keadaan
tidak ditemukan hubungan bermakna antara
(sosioekonomi yang buruk), jenis kelamin
asupan kalsium harian yang rendah dengan
(laki-laki lebih beresiko), interval antar
angka kejadian stunting (p=0,675). Hasil ini
kehamilan (dibawah 24 bulan), berat badan
sesuai dengan penelitian terbaru yang
lahir rendah (BBLR), kebiasaan maternal
memang tidak menemukan korelasi secara
(riwayat
langsung antara asupan / suplementasi
pemberian ASI, kebiasaan sehari-hari, dll),
kalsium terhadap penambahan tinggi badan.
bahkan hingga aspek budaya setempat,
Kalsium berpengaruh pada penambahan
kebijakan
massa tulang dan untuk menjaga kesehatan
infrastruktur dapat mempengaruhi kejadian
orang
tua
stunting
(terutama
sosioekonomi
prenatal
dan
pemerintah,
Korelasi antara..., Clements, FK UI, 2014
yaitu
ibu),
keluarga
antenatal
care,
ketersediaan
stunting.24,25,26
Dari
penelitian-penelitian
sendiri merupakan suatu kondisi yang
tersebut juga ditemukan bahwa kondisi
terjadi secara kronik yang dipengaruhi oleh
stunting lebih banyak ditemukan pada anak
asupan nutrisi sejak usia dini, sehingga FFQ
berusia 24-59 bulan (2-5 tahun), sehingga
saja mungkin tidak dapat memberikan
mengkonfirmasi bahwa kondisi stunted
gambaran yang lengkap mengenai kebiasaan
biasa
asupan nutrisi subjek yang berakibat pada
disebabkan
oleh
proses
yang
berlangsung lama dan cenderung menetap
kondisi stunted.5,11,19
setelah usia 2 tahun.25 Asupan kalsium sendiri juga bukan satu-satunya nutrisi yang dibutuhkan untuk
Kesimpulan
pertumbuhan anak yang optimal. Meskipun angka
Karakteristik sosiodemografi subjek
kejadian stunting lebih banyak ditemukan
penelitian yang didapatkan adalah anak
pada kelompok anak dengan asupan kalsium
berusa 5-6 tahun, 58% berjenis kelamin
harian yang rendah, asupan nutrisi lainnya
perempuan, dan 53% memiliki pendapatan
(seperti
dan
dibawah UMR Jakarta tahun 2010. Tinggi
ditambah faktor-
badan subjek penelitian memiliki rerata
faktor yang telah disebutkan di atas juga
111,37 +/- 6,3 cm. Ketika dikonversikan ke
berpengaruh pada angka kejadian stunting
indikator tinggi badan terhadap usia (TB/U)
pada penelitian ini.4,5 Meski demikian,
dalam persentil, didapatkan nilai tengah
asupan
dari
penelitian
kalori,
ini
didapatkan
makronutrien,
mikronutrien lainnya)
kalsium
juga
dapat
TB/U subjek penelitian 15,5 dengan nilai
makanan
yang
terendah 1 dan tertinggi 93. Sebanyak
dikonsumsi sehari-hari, sehingga dapat pula
15,7% subjek penelitian termasuk dalam
berkorelasi secara tidak langsung dengan
kategori stunted. Sebanyak 82,9% subjek
kejadian stunting.7
penelitian memiliki asupan kalsium harian
menunjukan
harian
kualitas
Pada penelitian ini, metode yang
yang kurang berdasarkan AKG 2012. Nilai
digunakan untuk mendapatkan data asupan
tengah asupan kalsium harian subjek adalah
kalsium harian adalah dengan menggunakan
554,4 mg dengan nilai terendah adalah 87,8
food-frequency questionaire (FFQ), dimana
mg dan nilai tertinggi adalah 2238,6 mg.
FFQ tersebut hanya bisa mendata asupan
Secara statistik, tidak ditemukan korelasi
kalsium dalam jangka waktu yang pendek,
bermakna antara asupan kalsium harian
sehingga
gambaran
dengan nilai indikator tinggi badan terhadap
mengenai pola asupan kalsium saat ini.
usia (p=0,918). Tidak ditemukan hubungan
Telah disebutkan di atas bahwa stunting
yang bermakna juga antara asupan kalsium
hanya
memberikan
Korelasi antara..., Clements, FK UI, 2014
yang rendah dengan angka kejadian stunting (p=0,675).
3. Badan Penelitian dan Pengembangan dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI.
Riset
Kesehatan
Dasar
2013.
Jakarta: 2013 4. Dewey
Saran
KG,
Begum
K.
Log-term
consequences of stunting in early life. Perlu dilakukan edukasi terutama kepada orang tua mengenai pentingnya asupan makanan
kalsium yang
dan kaya
sumber-sumber kalsium
untuk
memperbaiki asupan kalsium harian. Perlu
Maternal and Child Nutrition 2011; 7(3): 5-18. 5. Mahan LK, Escptt-Stump S. Krause’s Food & Nutrition Therapy, 12th ed. Philadelphia: Saunders Elsevier; 2008.
dilakukan penelitian untuk mencari faktor-
6. Gopalan S, Ramachandran P. Nutrition
faktor apa saja yang paling berperan dalam
and bone health. Indian J Med Res
kejadian stunting, sehingga dapat dilakukan
2008; 127(4): 207-10.
upaya pencegahan terhadap faktor-faktor
7. Davies KM, et al. Calcium intake and
tersebut terutama sebelum anak mencapai
body weight. The Journal of Clinical
usia 2 tahun. Perlu dilakukan penelitian
Endocrinology & Metabolism 2000;
yang menggunakan modalitas / desain
85(12): 4635-38.
penelitian yang berbeda untuk mendapatkan
8. Kliegman RM, Stanton BMD, Geme JS,
data asupan kalsium, agar bisa didapatkan
Schor
NF,
data asupan kalsium dalam jangka waktu
Textbook
yang lebih lama sehingga bisa didapatkan
Philadelphia: Saunders Elsevier; 2006
korelasi yang lebih akurat dengan kejadian
9. Lee WT, Leung SF, Leung DY, Tsang
of
Behrman
RE.
Pediatrics.
Nelson
18th
ed.
HY, Lau J, Cheng JY.. A randomized
stunting.
double-blind
controlled
calcium
supplementation trial, and bond and height acquisition in children. Brittish
Kepustakaan
Journal of Nutrition 1995; 74(1): 1251. UNICEF.
The
world
bank
child
39.
malnutrition database: estimates for
10. de Onis M, Blossner M, Borghi E.
2012 and launch of interactive data
Prevalence and trends of stunting among
dashboards. WHO. 2012
pre-school
2. UNICEF-WHO. Key Facts And Figures
children,
1990–2020.
http://www.who.int/nutgrowthdb/public
on Nutrition. WHO. 2012
Korelasi antara..., Clements, FK UI, 2014
ations/Stunting1990_2011.pdf (accessed
Assessment. 2nd ed. New York: Oxford
8 January 2014). 11. WHO. WHO Global Database on Child Growth and Malnutrition. WHO. 1997. 12. Cashman
KD,
nutrition:
Flynn
A.
calcium,
phosphorus.
Optimal
magnesium,
Proceecings
of
the
Nutrition Society 1999; 58(2): 477-87. 13. Black RE, Williams SM, Jones IE, Goulding
A.
19. Gibson RS. Principles of Nutritional
Children
who
avoid
drinking cow milk have low dietary
University Press; 2005. 20. Dahlan MS. Statistik untuk Kedokteran dan
Kesehatan.
Jakarta:
Penerbit
Salemba Medika; 2011. p. 1-30. 21. Badan Pusat Statistik. Perkembangan Beberapa
Indikator
Utama
Sosial-
Ekonomi
Indonesia
Agustus
2013.
Jakarta: Badan Pusat Statistik; 2013 22. Branca
F,
Ferrari
M.
Impact
of
calcium intakes and poor bone health.
micronutrient deficiencies on growth: he
Am J Clin Nutr 2002; 76: 675-80.
stunting syndrome. Ann Nutr Metab
14. MM Salamoun, et al. Low calcium and vitamin D intake in healthy children and adolescents
and
their
correlates.
2002; 46(1): 8-17. 23. Fikawati S, Syafiq A, Puspasari P. Faktor-faktor yang berhubungan dengan
European Journal of Clinical Nutrition
asupan kalsium
2005; 59: 177-84.
Universa Medicina 2005; 24(1): 24-34.
15. Suneja
di
kota Bandung.
Hypocalcemia.
24. Ramli, Agho KE, Inder KJ, Bowe SJ,
http://emedicine.medscape.com/article/2
Jacobs J, Dibley MJ. Prevalence and
41893 (accessed 8 January 2014).
risk factors for stunting and severe
M.
16. Pokja
AKG.
Penyempurnaan
stunting among under-fives in North
Kecukupan Gizi untuk Orang Indonesia.
Maluku province of Indonesia. BMC
AKG. 2012.
Pediatrics 2009; 64(9): 1471-2431.
17. Singh M. Role of micronutrients for physical
growth
and
mental
development. Indian J Pediatr 2004; 71(1): 59-62.
http://www.biomedcentral.com/14712431/9/64 (accessed 18 May 2014). 25. Ricci JA, Becker S. Risk factors for wasting and stunting among children in
18. Badan Penelitian dan Pengembangan dan Pengembangan Kesehana Depkes
Metro Cebu, Philippines. Am J Clin Nutr 1996 06;63(6):966.
dan
26. Frongillo EA, de Onis M, Hanson KM.
Pemeriksaan Riskesdas 2007. Jakarta:
Socioeconomic and demographic factors
2007
are associated with worldwide patterns
RI.
Pedoman
Pengukuran
of stunting and wasting of children. The
Korelasi antara..., Clements, FK UI, 2014
Journal of nutrition 1997; 127(12): 2302-9.18
Korelasi antara..., Clements, FK UI, 2014