Tutorial Membangun Radio Streaming Arie Widodo (
[email protected])
A. Pendahuluan Siaran radio sampai saat ini masih digemari. Orang dapat mendengarkan banyak acara menarik di radio, lalu pesawatnya juga mudah dibawa ke mana saja. Sambil bekerja di kantor, memasak, atau aktivitas lainnya, kita tetap tidak ketinggalan informasi bila mendengarkan radio. Namun demikian, sifat radio yang lokal memberikan batasan sendiri bagi pendengarnya sehingga tidak dapat dinikmati secara luas oleh seluruh pendengarnya di pelosok, sehingga dibutuhkan sebuah teknologi yang dapat mengatasi keterbatasan tersebut. Kehadiran internet membawa manfaat bagi siaran radio. Melalui teknologi streaming via internet, siaran radio yang dipancarkan menjadi tidak terbatas, tak peduli ada di sebuah rumah yang terletak di pedesaan, maupun yang ada di pusat kota besar. Dengan kata lain menggabungkan teknologi radio dan teknologi streaming memungkinkan siaran radio tersebar luas ke seluruh pelosok negeri. Streaming secara etimologi berarti pengaliran atau aliran. Dalam dunia internet, streaming lebih mengacu kepada sebuah teknologi yang mampu mengkompresi atau menyusutkan ukuran file audio menjadi bagian-bagian kecil agar mudah dikirimkan melalui internet. Pengiriman file audio tersebut dilakukan secara stream atau terus menerus, sehingga pendengar dapat “menjalankan” file tanpa harus menunggu file tersebut selesai di download. Sedangkan dari sudut pandang prosesnya, streaming berarti sebuah teknologi pengiriman file dari server ke client melalui jaringan packet-based kepada user. B. Komponen Radio Streaming 1. Streaming Media Server Streaming Media Server adalah aplikasi yang berfungsi sebagai repeater untuk mengirimkan streaming audio dari komputer penyiar kepada pendengar melalui internet. Streaming Media Server dipasang di server yang biasanya menggunakan Linux sebagai sistem operasinya. Untuk Streaming Media Server sendiri ada banyak macamnya. Yang paling populer di kalangan pembuat radio streaming adalah SHOUTcast dan ICEcast.
1
SHOUTcast sering juga disebut Distributed Network Audio Software (DNAS). Streaming Media Server yang lain adalah ICEcast. Perbedaan mencolok diantara keduanya adalah penggunaan port dan mounting, namun fungsi keduanya sama yaitu aplikasi yang yang bertugas untuk melewatkan file audio yang dikirim dari komputer penyiar kepada pendengar via internet. 2. Broadcast Tool Selain pada server, komponen yang penting untuk pembuatan audio streaming adalah broadcast tool. Modul ini harus terpasang di komputer penyiar. Broadcast tool ini fungsinya untuk sebagai alat yang digunakan untuk mengkonversi atau merubah masukan (input) siaran ke dalam format audio agar dapat ditangkap oleh Streaming Media Server untuk kemudian disiarkan di internet. Sama seperti Streaming Media Server, broadcast tool ini banyak jenisnya. Untuk komputer Windows dapat memasang Shoutcast Radio Source Plug-in (DSP) for winamp, atau edcast. Untuk komputer Linux atau Mac OS dapat memasang modul BUTT (Broadcast Using This Tool) 3. Pendengar Ada beberapa cara yang digunakan untuk mendengarkan siaran radio streaming. Ada pendengar yang memasang aplikasi khusus untuk mendengar siaran radio streaming, misalnya tune-in audio pro. Namun ada pula pendengar yang mendengarkan siaran radio streaming menggunakan audio player, misal dengan winamp. Pendengar yang menggunakan winamp, harus memasukkan alamat internet radio streaming secara manual.
2
C. Instalasi 1. Arsitektur Radio Streaming komputer pendengar
Internet
LAN KANTOR
192.168.1.1/24
Streaming Media Server
antena TERESTERIAL
komputer Penyiar
komputer Client
192.168.1.2/24
Gambar 1. Arsitektur Radio Streaming Pada gambar 1, terlihat bahwa selain menyiarkan audio lewat jaringan teresterial, komputer penyiar juga menyiarkan audio streaming. Komputer Penyiar terhubung dengan Streaming Media Server melalui local area network (LAN) yang sama, yang berarti kedua komputer tersebut saling berkomunikasi secara langsung menggunakan IP lokal.
3
2. Server Untuk menggunakan server sebagai server streaming, ada beberapa komponen yang harus dipenuhi, yaitu: 1) telah terpasang modul web server, dan 2) telah terpasang Streaming Media Server. Modul Streaming Media Server yang digunakan pada tulisan ini adalah
SHOUTcast
Server.
SHOUTcast
dapat
di
download
dari
laman
http://www.shoutcast.com/broadcast-tools. Apabila telah didownload, langkah selanjutnya adalah mengkonfigurasi SHOUTcast. Konfigurasi terletak pada file sc_serv.conf Pada file sc_serv.conf, terdapat beberapa hal yang harus diubah yaitu IP, portbase, dan password dengan cara mengetikkan perintah nano sc_serv.conf. Pada tulisan ini digunakan port 8099. Gambar 2. Edit file sc_serv.conf
4
Setelah dilakukan perubahan terhadap beberapa konfigurasi di atas, SHOUTcast siap untuk dijalankan dengan menggunakan perintah ./sc_serv sc_serv.conf. Apabila SHOUTcast berhasil dijalankan, akan tampil layar seperti di bawah ini. Gambar 3. SHOUTcast berhasil dijalankan Pada gambar 3 terlihat bahwa SHOUTcast berhasil dijalankan pada port 8099. Arti dari tulisan Listening for connection on port 8099 adalah SHOUTcast menunggu koneksi audio yang berasal dari komputer penyiar. Sedangkan Listenin for connection on port 8100 adalah port yang digunakan oleh pendengar radio streaming. Sampai disini instalasi dan konfigurasi pada server streaming telah selesai. Dilanjutkan ke tahap berikutnya, yaitu tahap konfigurasi pada modul Broadcast Tool yang akan dilakukan pada komputer penyiar. 3. Komputer Penyiar Pada gambar 3, Streaming Media Server sudah UP dan siap menerima koneksi audio dari komputer penyiar. Untuk itu pada komputer penyiar harus dimasang modul Broadcast Tool. Hasil keluaran audio dari komputer penyiar akan dikonfigurasi oleh modul Broadcast Tool yang kemudian mengarahkannya ke Streaming Media Server. Banyak sekali modul Broadcast Tool yang dapat dipakai untuk membuat radio streaming, salah satunya adalah BUTT (Broadcast Using This Tool).
5
Dalam tulisan ini menggunakan aplikasi BUTT karena sifatnya yang gratis. Sebelum melakukan proses instalasi, hal yang terlebih dahulu dilakukan adalah mendownload aplikasi BUTT dari laman http://butt.sourceforge.net/. Pada gambar 4 adalah tampilan awal aplikasi BUTT. Gambar 4. Tampilan Awal BUTT Setelah BUTT dijalankan, langkah selanjutnya adalah melakukan perubahan konfigurasi BUTT, disesuaikan dengan konfigurasi pada Streaming Media Server. Klik tombol Settings, kemudian pilih menu Edit pada bagian Server. Tampilannya seperti pada gambar 5. Gambar 5. Konfigurasi Server Beberapa konfigurasi harus disesuaikan dengan konfigurasi pada Streaming Media Server, antara lain: IP, port, dan password. Hal ini bertujuan agar koneksi audio dapat diterima dengan baik oleh Streaming Media Server. Pada gambar 5 terlihat bahwa port yang dituju adalah port 8099, sama seperti port pada Streaming Media Server, begitu juga dengan password.
6
Langkah selanjutnya adalah menentukan codec audio, bit rate, dan sample rate dari file audio yang akan digunakan untuk radio streaming. Perubahan konfigurasi pada file audio ini sangat penting terkait dengan jumlah bandwidth yang akan dialokasikan untuk radio streaming. Pada tulisan ini file audio diset pada bitrate 64kbps. Bila jumlah pendengar mencapai 10 orang maka bandwidth yang perlu disiapkan adalah 64 kbps x 10 = 640 kbps. Jadi pada konfigurasi ini harus benar-benar memperhitungkan jumlah bandwith yang dimiliki. Bila bitrate dirubah ke angka paling rendah, misal 32 kbps maka bandwidth yang dibutuhkan juga jauh berkurang, hanya saja kualitas audio streaming kurang baik bagi telinga pendengar. Gambar 6. Konfigurasi Audio Apabila beberapa perubahan konfigurasi telah selesai dilakukan, langkah selanjutnya untuk memulai streaming audio adalah dengan cara menekan tombol play. Untuk mengecek proses audio streaming sudah berjalan dengan baik, dapat dilihat melalui browser dengan memasukkan alamat Streaming Media Server lengkap dengan port nya, yaitu 127.0.0.1:8099. Apabila semua sudah berjalan lancar, akan tampil halaman server streaming.
7
Gambar 7. Streaming Media Server sudah UP Pada gambar 7 terlihat Streaming Media Server sudah UP dan sudah menerima streaming audio dari komputer penyiar dengan lancar. Jika Streaming Media Server ini ditaruh di server yang memiliki IP publik, siaran radio streaming dapat didengarkan hingga pelosok selama ada jaringan internet di tempat mereka. 4. Pendengar Pendengar dapat mengakses dan mendengarkan radio streaming melalui player audio mereka, misal winamp, dengan cara memasukkan alamat IP publik dan port server pada player audio mereka. Selain itu, pendengar juga dapat mendengarkan melalui player yang diikutsertakan pada sebuah halaman web yang disebut dengan embedded web player.
8
D. Penutup Radio Streaming dapat menjadi solusi bagi stasiun radio lokal untuk memperluas jangkauan siaran. Dengan peralatan yang sederhana siapa pun dapat membangun radio streaming. Keterbatasan bandwidth pada sisi pembuat radio streaming dan sisi pendengar, dan mahalnya harga IP publik memang masih menjadi kendala dalam perkembangan radio streaming. Namun dengan berbagai terobosan diharapkan perkembangan radio streaming akan semakin semarak sehingga siapa pun dapat memiliki radio streaming.
9
Daftar Pustaka Website: http://goo.gl/XEdt2, diakses pada 12 Desember 2011 Website: http://duniaradio.blogspot.com/, diakses pada 1 Juni 2013 Website: https://code.google.com/p/edcast-reborn/, diakses pada 3 Juni 2013 Website: http://help.caster.fm/content/1/3/en/broadcast-with-edcast-plugin-for- winamp.html diakses pada 3 Juni 2013 Website: http://www.shoutcast.com/broadcast-tools, diakses pada 5 Juni 2013 Website: http://butt.sourceforge.net/, diakses pada 5 Juni 2013
þ
10