67
Lampiran 1. Prosedur Penelitian Pendahuluan Tujuan : Menentukan suhu pemasakan dan range jumlah dekstrin yang digunakan. Prosedur : Nira aren segar hasil penyadapan dicampurkan dengan kapur tohor (C(OH)2) dan natrium metabisulfit (Na2S2O5), kemudian didiamkan selama 2,5 jam. Setelah itu nira disentrifugasi untuk memisahkan kapur serta endapan selama 3 menit sehingga dihasilkan nira jernih. Nira jernih kemudian diambil sebanyak 200 ml lalu ditimbang beratnya. Dekstrin yang digunakan sebesar 20% dari berat nira jernih kemudian dicampurkan dan diaduk. Bahan yang telah siap kemudian disemprotkan
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
[1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis [2] Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan [3] Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
menggunakan spray dryer. Dilakukan dua kali penyemprotan dengan suhu yang berbeda yaitu 120oC dan 160oC. Tiap penyemprotan digunakan bahan dengan volume nira dan jumlah dekstrin yang sama. Setelah penyemprotan, serbuk gula yang dihasilkan kemudian diamati sifat fisiknya serta ditimbang untuk mengetahui rendemen yang diperoleh. Rendemen (%) = berat akhir serbuk gula (gram) x 100% berat awal serbuk gula (gram)
Hasil : Suhu (oC) 120 160
Warna Putih Putih
Kelengketan Lengket Tidak lengket
Bentuk Serbuk kasar Serbuk halus
Rendemen (%) 7,65 8,95
Penambahan dekstrin 20% dapat menghasilkan gula serbuk aren.
FTIP001626/080
68
Lampiran 2. Prosedur Analisis 1. Penentuan Kadar Air Metode Destilasi (Sudarmadji, Bambang H., dan Sunardi,1989) Pelarut toluen sebanyak 75-100 ml ditambahkan pada sampel yang mengandung air sebanyak 2-5 ml, kemudian dipanaskan sampai mendidih. Uap air dan zat kimia diembunkan dan ditampung dalam tabung penampung. Air yang tertampung dapat diukur volumenya dengan cara membaca skala pada tabung penampung (tabung Stark-Dean atau Sterling Bidwell). Persen kadar air dihitung dengan rumus sebagai berikut :
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
[1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis [2] Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan [3] Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
Kadar air = Volume air yang terdestilasi x 100% Berat sampel
2. Penentuan Kadar Gula Pereduksi dan Sukrosa Metode Luff Schrool (AOAC, 1984) Sampel sebanyak 2.5 gram dimasukkan ke dalam labu ukur 250 ml dan kemudian ditambahkan 50 ml akuades. Larutan tersebut ditambahkan 5 ml Pb-asetat 3% dikocok selama satu menit kemudian ditambahkan 5 ml Na fospat 5%, dikocok selama satu menit kemudian ditepatkan dengan akuades sampai tanda batas, lalu dikocok lagi dan disaring. Setelah itu filtratnya diambil sebanyak 50 ml, selanjutnya dievaporasi sampai volume ½ dari V awal. Larutan tersebut didinginkan dan dipindahkan ke dalam labu ukur 100ml, kemudian ditepatkan dengan akuades sampai tanda batas lalu dikocok, larutan ini merupakan larutan siap saji untuk gula pereduksi (larutan A).
FTIP001626/081
69
Untuk mengetahui kadar gula total maka larutan A dipipet sebanak 50 ml, ditambahkan 5 tetes indikator metil orange dan 20 ml HCl 4 N. Larutan dipanaskan dalam penangas selama 30 menit kemudian didinginkan sampai suhu 20 oC. Larutan dipindahkan ke labu ukur 100 ml, lalu dinetralkan dengan NaOH 4 N. Tepatkan dengan akuades sampai tanda batas. Larutan ini merupakan sampel siap uji untuk penentuan kadar gula total (larutan B). Prosedur penentuan kadarnya adalah sebagai berikut : larutan A atau B dipipet sebanyak 25 ml ditambahkan 25 ml larutan Luff Schoorl dan juga ditambahkan batu didih. Larutan tersebut kemudian direfluks selama 15 menit, selanjutnya didinginkan,
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
[1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis [2] Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan [3] Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
ditambahkan 10 ml KI 30% dan 25 ml asam sulfat 6 N. Selanjutnya dititrasi dengan larutan tiosulfat 0,1 N sampai terbentuk warna kuning jerami. Kemudian ditambahkan 2 ml amilum 1%, lalu dititrasi dengan Na tiosulfat 0,1 N sampai terbentuk warna putih susu. Buat juga blanko dengan menggunakan 25 ml air sebagai pengganti larutan A. Perhitungan : Jumlah titrasi blanko dengan Na tiosulfat
= .......... ml
Jumlah titrasi sampel larutan A atau B dengan Na tiosulfat = .......... ml Selisih titrasi (blanko – sampel larutan A atau B)
= jumlah ml Na tiosulfat
yang setara dengan gula pereduksi (Tabel 8). Kadar gula pereduksi = (ml blanko – ml sampel larutan A) x tabel LS x fp x 100% W Kadar gula total = (ml blanko – ml sampel larutan B) x tabel LS x fp x 100% W
FTIP001626/082
70
Kadar sukrosa = (kadar gula total – kadar gula pereduksi) x 0,95 x 100% Keterangan : fp = faktor pengenceran W = berat sampel (mg)
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
[1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis [2] Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan [3] Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
Tabel 11. Jumlah Glukosa, Fruktosa, dan Gula Invert dalam Suatu Bahan (Metode Luff Schrool) ml 0,1 N Thio Glukosa, Fruktosa, ml 0,1 N Thio Glukosa, Fruktosa, (titrasi blankoGula Invert (mg (titrasi blankoGula Invert (mg titrasi sampel) C6H12O6) titrasi sampel) C6H12O6) 1 2,4 2,4 13 33,0 2,7 2 4,8 2,4 14 35,7 2,8 3 7,2 2,5 15 38,5 2,8 4 9,7 2,5 16 38,5 2,9 5 12,2 2,5 17 44,2 2,9 6 14,7 2,5 18 47,1 2,9 7 17,2 2,6 19 50,0 3,0 8 19,8 2,6 20 53,0 3,0 9 22,4 2,6 21 56,0 3,1 10 25,0 2,6 22 59,1 3,1 11 27,6 2,7 23 62,2 12 30,0 2,7 24 Sumber : Sudarmadji, Bambang, dan Sunardi (1989)
3. Penentuan Kadar Abu (Sudarmadji, dkk., 1989) Sampel sebanyak 10 gram dimasukkan ke dalam cawan porselen yang telah diketahui berat tetapnya. Kemudian cawan dimasukkan ke dalam lemari pengabuan sampai terbentuk abu yang berwarna putih. Cawan yang berisi abu gula kristal tersebut diturunkan suhunya dan didinginkan dalam desikator selama 30 menit. Timbang sampai diperoleh berat konstan. Persen kadar abu dihitung dengan rumus sebagai berikut :
FTIP001626/083
71
% kadar abu = berat endapan (g) x 100% berat sampel (g)
4. Rendemen Gula Aren Serbuk (Apriyantono, A.D. Fardiaz, N.L. Puspitasari, Sedarnawati, S. budiyanto, 1989) Rendemen adalah persentase bahan baku yang menjadi produk akhir atau perbandingan produk akhir dengan bahan baku utama. Rendemen gula aren yang dihasilkan ditentukan berdasarkan perhitungan: (%)
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
[1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis [2] Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan [3] Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
=
( ℎ+
) (
)
× 100%
5. Pengujian Waktu Larut (Beuchat, 1977) Prosedur : 1. Menimbang sampel sebanyak 3 gram. 2. Memasukkan sampel ke dalam beaker glass berisi 150 ml air yang diletakkan di atas magnetic stirrer. 3. Menyalakan magnetic stirrer pada kecepatan 2. 4. Menghitung waktu yang diperlukan hingga seluruh sampel larut sempurna.
6. Tingkat Higroskopisitas (GEA Niro Research Laboratory, 2005). Pengujian tingkat higroskopisitas bertujuan untuk mengetahui kemampuan serbuk untuk menyerap uap air pada kondisi dengan kelembaban udara terkontrol. Prosedur :
FTIP001626/084
72
-
Menimbang sampel seberat 0,5 gram.
-
Meletakkan sampel dalam desikator yang memiliki RH 70%
-
Mencatat kenaikan berat sampel setelah diperoleh berat konstan.
-
Menghitung tingkat higroskopisitas dengan persamaan :
% Higroskopi sitas
(%Wi % FW ) 100 100 %Wi
Dimana : %FW
= kadar air awal bahan
%Wi
= (Berat air yang terserap / Berat bahan) x 100%
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
[1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis [2] Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan [3] Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
7. Laju Higroskopis (GEA Niro Research Laboratory, 2005). Tujuan : Mengetahui tingkat kecepatan penyerapan uap air pada kondisi dengan kelembaban yang terkontrol. Prosedur : -
Menimbang sampel seberat 0,5 gram.
-
Meletakkan sampel dalam desikator yang memiliki RH 70%
-
Mencatat kenaikan berat sampel setiap 60 menit hingga diperoleh berat konstan.
-
Membuat grafik antara waktu dan berat sampel dan menghitung nilai slope yang diperoleh.
FTIP001626/085
73
8. Warna dengan metode Hunter menggunakan alat Chromameter CR 300 (deMan, 1997) Prinsip: Pengukuran warna dilakukan menggunakan alat Chromameter dengan menentukan nilai X, Y, x, y dan kemudian dikonversikan menjadi notasi warna Hunter yang terdiri dari nilai L, a, dan b dengan persamaan sebagai berikut:
x X Y y
L 100Y
1 x y Z Y y
a
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
[1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis [2] Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan [3] Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
b
1
2
17,51,02 X Y Y 7Y 0,84Z Y
Nilai L berhubungan dengan derajat kecerahan, nilai L berkisar antara 0 - 100. Meningkatnya nilai L menunjukan kecerahan produk semakin meningkat. Nilai a menggambarkan tingkat kemerahan dan kehijauan. Nilai a negatif dari 0 sampai -120 menunjukan kecenderungan warna hijau, sedangkan nilai a positif dari 0 sampai 120 menunjukan kecenderungan warna merah. Nilai b menggambarkan tingkat kekuningan dan kebiruan. Nilai b negatif dari 0 sampai -120 menunjukan kecenderungan warna biru, sedangkan nilai b positif dari 0 sampai 120 menunjukan kecenderungan warna kuning. Intensitas warna (chroma) menggambarkan ukuran intensitas sinar dominan yang dipantulkan. Semakin besar nilai kroma menunjukan semakin tinggi intensitas warna yang dihasilkan. Prosedur penggunaan Chromameter CR-300 : a. Koneksikan device 1 (head) dan device 2 (processor) dengan menggunakan kabel data yang tersedia.
FTIP001626/086
74
b. Sambungkan device 2 dengan adaptor yang tersedia dan koneksikan dengan arus listrik. c. Aktifkan kedua device tersebut dengan menggeser saklar utama ke posisi ON. Tunggu hingga proses pendeteksian selesai (muncul nilai L, a, b atau x, y, z). d. Tekan calibrate pada device 2 dan pilih user calibrate dengan menggeser kursor menggunakan tombol <, >, ^, v dan tekan measure enter. e. Pilih Ch01 dan tekan measure enter. Pilih Yxy dan tekan measure enter. f. Pastikan nilai Y, x, y sesuai dengan nilai yang tertera pada calibration plate. g. Kemudian
tekan
measure enter. Tunggu hinggan
measuring head
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
[1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis [2] Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan [3] Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
mengkalibrasi sebanyak 3x (3x blitz). Proses kalibrasi selesai. h. Untuk mengukur sampel, tekan tombol Esc sebanyak 4x sehingga nilai X, Y, dan Z atau L, a, b muncul kemudian tekan tombol Target. Untuk mengubah satuan pengukuran (Contoh : dari X, Y, Z ke L, a, b) tekan tombol color space sebanyak beberapa kali hingga satuan yang diinginkan muncul pada layar, kemudian tekan tombol Target.
9. Uji organoleptik Skor Uji Deskripsi Skor 5 4 3 2 1
Rasa Manis +4 Manis +3 Manis +2 Manis +1 Tidak manis
Aroma Sangat tercium Tercium Cukup tercium Kurang tercium Tidak tercium
Warna Coklat Putih kecoklatan Kuning Putih kekuningan Putih
FTIP001626/087
75
Format Deskripsi Inderawi Gula Aren Serbuk a. Rasa
Coklat Kuning
c. Warna
FTIP001626/088
[1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis [2] Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan [3] Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
Putih
5 4 3 2 1
Sangat tercium Cukup tercium Tidak tercium
5 4 3 2 1
Manis +4 Manis +2 Tidak manis
5 4 3 2 1
b. Aroma
76
Lampiran 3. Analisis Regresi dan Korelasi Gula Aren Serbuk
I.
Kadar Air Data dan Hasil Uji Kadar Air Gula Aren Serbuk Dekstrin 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35%
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
[1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis [2] Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan [3] Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
Ulangan 1 (%) 4,21 3,59 3,07 2,83 2,59 2,44 2,33
Ulangan 2 (%) 4,17 3,53 3,11 2,89 2,65 2,39 2,29
Rata-rata (%) 4,19 3,56 3,09 2,86 2,62 2,41 2,31
Tabel Anova Berdasarkan SPSS untuk Bentuk Model Linear
Sumber dk JK KT F hitung F tabel Ket Regresi Regresi 1 2,526 2,526 63,223 6,61 H0 ditolak Residu 5 0,200 0,040 Total 6 2,726 Kriteria uji : Tolak Ho jika F hitung > F tabel, terima dalam hal lainnya. Kesimpulan : F hitung = 63,223 > F tabel = 6,61; maka Ho ditolak, H1 diterima, jadi model regresi tersebut sesuai.
Tabel Anova Berdasarkan SPSS untuk Bentuk Model Logaritmik
Sumber Regresi Regresi Residu Total Kriteria uji Kesimpulan
dk
JK
KT
F hitung
F tabel
Ket
1 2,721 2,721 3009,161 6,61 H0 ditolak 5 0,005 0,001 6 2,726 : Tolak Ho jika F hitung > F tabel, terima dalam hal lainnya. : F hitung = 3009,161 > F tabel = 6,61; maka Ho ditolak, H1 diterima, jadi model regresi tersebut sesuai.
FTIP001626/089
77
Tabel Anova Berdasarkan SPSS untuk Bentuk Model Kuadratik
Sumber Regresi Regresi Residu Total Kriteria uji Kesimpulan
JK
KT
F hitung
F tabel
Ket
2 2,710 1,355 340,864 6,94 H0 ditolak 4 0,016 0,004 6 2,726 : Tolak Ho jika F hitung > F tabel, terima dalam hal lainnya. : F hitung = 340,864 > F tabel = 6,94; maka Ho ditolak, H1 diterima, jadi model regresi tersebut sesuai.
Tabel Anova Berdasarkan SPSS untuk Bentuk Model Kubik
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
[1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis [2] Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan [3] Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
Sumber Regresi Regresi Residu Total Kriteria uji Kesimpulan
dk
dk
JK
KT
F hitung
F tabel
Ket
3 2,721 0,907 587,296 9,28 H0 ditolak 3 0,005 0,002 6 2,726 : Tolak Ho jika F hitung > F tabel, terima dalam hal lainnya. : F hitung = 587,296 > F tabel = 9,28; maka Ho ditolak, H1 diterima, jadi model regresi tersebut sesuai.
Tabel Anova Berdasarkan SPSS untuk Bentuk Model Eksponensial
Sumber Regresi Regresi Residu Total Kriteria uji Kesimpulan
dk
JK
KT
F hitung
F tabel
Ket
1 0,266 0,266 135,784 6,61 H0 ditolak 5 0,010 0,002 6 0,276 : Tolak Ho jika F hitung > F tabel, terima dalam hal lainnya. : F hitung = 135,784 > F tabel = 6,61; maka Ho ditolak, H1 diterima, jadi model regresi tersebut sesuai.
FTIP001626/090
78
Analisis Regresi Kadar Air Gula Serbuk Aren Hasil perhitungan menggunakan SPSS versi 17 diperoleh sebagai berikut : Persamaan
Model Regresi
R2
r
y = -6,007x + 4,207 y = -0,98ln(x) + 1,257 y = 18,71x2 – 13,49x + 4,769 y = -57,77x3 + 53,38x2 – 19,41x + 5,028 y = 4,351e-1,95x
Linear Logaritmik Kuadratik Kubik
0,927 0,998 0,994 0,998
0,963 0,999 0,997 0,999
Eksponensial
0,964
0,982
Model Regresi yang Dipilih
Tabel diatas dapat dilihat bahwa model regresi yang dipilih adalah model
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
[1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis [2] Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan [3] Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
regresi kuadratik. Hasil perhitungan menggunakan program SPSS versi 17 diperoleh persamaan : y = 18,71x2 – 13,49x + 4,769 Nilai r sebesar 0,997 menyatakan bahwa terdapat korelasi langsung yang sangat kuat, artinya bahwa semakin besar harga x (jumlah dekstrin yang ditambahkan pada nira aren) akan menyebabkan harga y (kadar air) menurun.
II.
Kadar Gula Pereduksi Data dan Hasil Uji Kadar Gula Pereduksi Gula Aren Serbuk Dekstrin 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35%
Ulangan 1 (%) 3,99 4,49 5,08 5,70 6,35 6,90 7,57
Ulangan 2 (%) 3,89 4,45 5,18 5,68 6,38 6,89 7,51
Rata-rata (%) 3,94 4,47 5,13 5,69 6,36 6,89 7,54
FTIP001626/091
79
Analisis Regresi Kadar Gula Pereduksi Gula Serbuk Aren
Hasil perhitungan menggunakan SPSS versi 17 diperoleh sebagai berikut : Persamaan Model R2 r Model Regresi Regresi yang Dipilih y = 12,05x + 3,307 Linear 0,999 0,999 y = 1,825ln(x) + 8,962 Logaritmik 0,922 0,960 y = 0,809x2 + 11,72x + 3,331 Kuadratik 0,999 0,999 3 2 y = -11,11x + 7,476x + Kubik 0,999 0,999 10,587x + 3,381 2,162x Eksponensial 0,992 0,996 y = 3,625e
Tabel diatas dapat dilihat bahwa model regresi yang dipilih adalah model
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
[1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis [2] Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan [3] Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
regresi linear. Hasil perhitungan menggunakan program SPSS versi 17 diperoleh persamaan : y = 12,05x + 3,307 Nilai r sebesar 0,999 menyatakan bahwa terdapat korelasi langsung yang sangat kuat, artinya bahwa semakin besar harga x (jumlah dekstrin yang ditambahkan pada nira aren) akan menyebabkan harga y (kadar gula pereduksi) meningkat.
III. Sukrosa
Data dan Hasil Uji Kadar Sukrosa Gula Aren Serbuk Dekstrin 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35%
Ulangan 1 (%) 69,66 70,68 71,60 72,57 73,34 74,02 74,65
Ulangan 2 (%) 69,70 70,80 71,68 72,68 73,15 73,95 74,82
Rata-rata (%) 69,68 70,74 71,64 72,62 73,24 73,98 74,73
FTIP001626/092
80
Analisis Regresi Kadar Sukrosa Gula Serbuk Aren Hasil perhitungan menggunakan SPSS versi 17 diperoleh sebagai berikut : Persamaan
Model Regresi
R2
r
y = 16,59x + 69,05 y = 2,574ln(x) + 76,95 y = -14,61x2 + 22,44x + 68,61 y = 46,66x3 - 42,61x2 + 27,22x + 68,40 0,229x y = 69,10e
Linear Logaritmik Kuadratik
0,993 0,961 0,999
0,997 0,980 0,999
Kubik
0,999
0,999
Eksponensial
0,991
0,996
Model Regresi yang Dipilih
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
[1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis [2] Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan [3] Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
Tabel diatas dapat dilihat bahwa model regresi yang dipilih adalah model regresi kuadratik. Hasil perhitungan menggunakan program SPSS versi 17 diperoleh persamaan : y = -14,61x2 + 22,44x + 68,61 Nilai r sebesar 0,999 menyatakan bahwa terdapat korelasi langsung yang sangat kuat, artinya bahwa semakin besar harga x (jumlah dekstrin yang ditambahkan pada nira aren) akan menyebabkan harga y (kadar sukrosa) meningkat.
IV. Kadar Abu
Data dan Hasil Uji Kadar Abu Gula Aren Serbuk Dekstrin 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35%
Ulangan 1 (%) 1,23 1,19 0,95 0,71 1,08 0,96 0,93
Ulangan 2 (%) 1,37 1,17 0,96 0,87 1,17 0,96 0,80
Rata-rata (%) 1,30 1,18 0,95 0,79 1,13 0,96 0,86
FTIP001626/093
81
Analisis Regresi Kadar Abu Gula Serbuk Aren Hasil perhitungan menggunakan SPSS versi 17 diperoleh sebagai berikut : Persamaan
Model Regresi
R2
r
y = -1,132x + 1,252 y = -0,20ln(x) + 0,668 y = 6,816x2 - 3,859x + 1,456 y = -86,35x3 + 58,62x2 12,71x + 1,845 -1,05x y = 1,249e
Linear Logaritmik Kuadratik Kubik
0,444 0,562 0,564 0,689
0,666 0,749 0,751 0,830
Eksponensial
0,408
0,639
Model Regresi yang Dipilih
Tabel diatas dapat dilihat bahwa semua model regresi tidak memiliki nilai R2
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
[1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis [2] Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan [3] Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
lebih dari 0,75. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah dekstrin yang ditambahkan pada nira aren tidak mempengaruhi kadar abu pada gula aren serbuk. Hasil perhitungan menggunakan program SPSS versi 17 diperoleh persamaan : y = -1,132x + 1,252
V.
Rendemen Data dan Hasil Uji Rendemen Gula Aren Serbuk Dekstrin 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35%
Ulangan 1 (%) 5,20 7,89 9,68 11,57 10,98 9,86 8,56
Ulangan 2 (%) 5,86 6,72 9,90 9,98 9,88 8,82 7,45
Rata-rata (%) 5,53 7,30 9,79 10,78 10,43 9,34 8,01
FTIP001626/094
82
Analisis Regresi Rendemen Gula Serbuk Aren Hasil perhitungan menggunakan SPSS versi 17 diperoleh sebagai berikut : Persamaan
Model Regresi
R2
r
y = 8,677x + 7,002 y = 1,903ln(x) + 12,12 y = -171,9x2 + 77,44x + 1,845 y = -43,91x3 - 145,5x2 + 72,94x + 2,042 1,190x y = 6,732e
Linear Logaritmik Kuadratik
0,247 0,477 0,971
0,497 0,691 0,986
Kubik
0,972
0,986
Eksponensial
0,293
0,542
Model Regresi yang Dipilih
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
[1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis [2] Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan [3] Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
Tabel diatas dapat dilihat bahwa model regresi yang dipilih adalah model regresi kuadratik. Hasil perhitungan menggunakan program SPSS versi 17 diperoleh persamaan : y = -171,9x2 + 77,44x + 1,845 Nilai r sebesar 0,986 menyatakan bahwa terdapat korelasi langsung yang sangat kuat, artinya bahwa semakin besar harga x (jumlah dekstrin yang ditambahkan pada nira aren) akan menyebabkan harga y (rendemen) meningkat hingga titik maksimum kemudian menurun.
FTIP001626/095
83
VI. Waktu Larut
Data dan Hasil Uji Waktu Larut Gula Aren Serbuk Dekstrin 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35%
Ulangan 1 (menit) 0,98 2,68 3,08 3,50 3,75 3,80 3,98
Ulangan 2 (menit) 1,04 2,63 2,74 2,76 3,71 3,79 3,83
Rata-rata (menit) 1,01 2,65 2,91 3,13 3,73 3,80 3,91
Analisis Regresi Waktu Larut Gula Serbuk Aren
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
[1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis [2] Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan [3] Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
Hasil perhitungan menggunakan SPSS versi 17 diperoleh sebagai berikut : Persamaan Model R2 r Model Regresi Regresi yang Dipilih y = 8,428x + 1,333 Linear 0,817 0,904 y = 1,435ln(x) + 5,571 Logaritmik 0,953 0,976 2 y = -37,26x + 23,33x + Kuadratik 0,937 0,968 0,215 y = 206,4x3 - 161,1x2 + Kubik 0,961 0,980 44,49x - 0,713 y = 1,367e3,585x Eksponensial 0,672 0,820
Tabel diatas dapat dilihat bahwa model regresi yang dipilih adalah model regresi kuadratik. Hasil perhitungan menggunakan program SPSS versi 17 diperoleh persamaan : y = -37,26x2 + 23,33x + 0,215 Nilai r sebesar 0,968 menyatakan bahwa terdapat korelasi langsung yang sangat kuat, artinya bahwa semakin besar harga x (jumlah dekstrin yang ditambahkan pada nira aren) akan menyebabkan harga y (waktu larut) meningkat.
FTIP001626/096
84
VII. Laju Higroskopis
Data dan Hasil Uji Laju Higroskopis Gula Aren Serbuk Dekstrin 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35%
Ulangan 1(mg H2O/jam) 2,86 2,42 2,41 2,54 2,72 2,42 2,54
Ulangan 2 (mg H2O/jam) 2,98 2,42 2,61 2,75 2,54 2,44 2,41
Rata-rata (mg H2O/jam) 2,92 2,42 2,51 2,65 2,63 2,43 2,48
Analisis Regresi Laju Higroskopis Gula Serbuk Aren
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
[1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis [2] Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan [3] Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
Hasil perhitungan menggunakan SPSS versi 17 diperoleh sebagai berikut : Persamaan Model R2 r Model Regresi Regresi yang Dipilih y = -0,846x + 2,746 Linear 0,268 0,518 y = -0,16ln(x) + 2,292 Logaritmik 0,387 0,622 2 y = 4,694x - 2,724x + 2,887 Kuadratik 0,330 0,574 y = -127,7x3 + 81,34x2 Kubik 0,624 0,790 15,81x + 3,462 y = 2,738e-0,31x Eksponensial 0,257 0,507 Tabel diatas dapat dilihat bahwa semua model regresi tidak memiliki nilai R2 lebih dari 0,75. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah dekstrin yang ditambahkan pada nira aren tidak mempengaruhi laju higroskopis gula aren serbuk. Hasil perhitungan menggunakan program SPSS versi 17 diperoleh persamaan : y = -0,846x + 2,746
FTIP001626/097
85
VIII. Tingkat Higroskopisitas
Data dan Hasil Uji Tingkat Higroskopisitas Gula Aren Serbuk Dekstrin 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35%
Ulangan 1 (%) 18,24 16,14 15,94 15,92 16,22 14,76 14,57
Ulangan 2 (%) 18,31 15,93 16,95 16,53 15,99 14,81 14,21
Rata-rata (%) 18,28 16,03 16,45 16,22 16,11 14,79 14,39
Analisis Regresi Tingkat Higroskopisitas Gula Serbuk Aren
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
[1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis [2] Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan [3] Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
Hasil perhitungan menggunakan SPSS versi 17 diperoleh sebagai berikut : Persamaan Model R2 r Model Regresi Regresi yang Dipilih y = -10,36x + 18,10 Linear 0,789 0,889 y = -1,64ln(x) + 13,10 Logaritmik 0,802 0,896 y = 3,572x2 - 11,79x + 18,21 Kuadratik 0,789 0,889 y = -511x3 + 310,1x2 Kubik 0,883 0,940 64,16x + 20,51 y = 18,19e-0,64x Eksponensial 0,799 0,894
Tabel diatas dapat dilihat bahwa model regresi yang dipilih adalah model regresi linear. Hasil perhitungan menggunakan program SPSS versi 17 diperoleh persamaan : y = -10,36x + 18,10 Nilai r sebesar 0,889 menyatakan bahwa terdapat korelasi langsung yang sangat kuat, artinya bahwa semakin besar harga x (jumlah dekstrin yang ditambahkan pada nira aren) akan menyebabkan harga y (tingkat higroskopisitas) menurun.
FTIP001626/098
86
IX. Uji Warna Nilai L
Data dan Hasil Uji Warna Nilai L Gula Aren Serbuk Dekstrin 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35%
Ulangan 1 93,55 94,25 95,16 96,19 96,38 95,82 95,63
Ulangan 2 93,34 95,22 94,90 94,66 96,74 96,58 96,40
Rata-rata 93,44 94,73 95,03 95,43 96,56 96,20 96,01
Analisis Regresi Warna Nilai L Gula Serbuk Aren
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
[1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis [2] Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan [3] Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
Hasil perhitungan menggunakan SPSS versi 17 diperoleh sebagai berikut : Persamaan Model R2 r Model Regresi Regresi yang Dipilih y = 8,683x + 93,60 Linear 0,783 0,885 y = 1,470ln(x) + 97,95 Logaritmik 0,903 0,950 2 y = -43,84x + 26,22x + Kuadratik 0,934 0,966 92,29 y = -94,44x3 + 12,82x2 + Kubik 0,938 0,969 16,54x + 92,71 y = 93,61e0,091x Eksponensial 0,783 0,885
Tabel diatas dapat dilihat bahwa model regresi yang dipilih adalah model regresi kuadratik. Hasil perhitungan menggunakan program SPSS versi 17 diperoleh persamaan : y = -43,84x2 + 26,22x + 92,29 Nilai r sebesar 0,966 menyatakan bahwa terdapat korelasi langsung yang sangat kuat, artinya bahwa semakin besar harga x (jumlah dekstrin yang ditambahkan pada nira aren) akan menyebabkan harga y (warna nilai L) meningkat hingga titik maximum kemudian menurun.
FTIP001626/099
87
X.
Uji Warna Nilai a Data dan Hasil Uji Warna Nilai a Gula Aren Serbuk Dekstrin 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35%
Ulangan 1 1,28 1,59 1,58 1,62 1,56 1,67 1,64
Ulangan 2 1,31 1,53 1,62 1,65 1,34 1,39 1,39
Rata-rata 1,30 1,56 1,60 1,64 1,45 1,53 1,51
Analisis Regresi Warna Nilai a Gula Serbuk Aren
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
[1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis [2] Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan [3] Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
Hasil perhitungan menggunakan SPSS versi 17 diperoleh sebagai berikut : Persamaan Model R2 r Model Regresi Regresi yang Dipilih y = 0,317x + 1,446 Linear 0,083 0,289 y = 0,083ln(x) + 1,659 Logaritmik 0,246 0,496 y = -7,833x2 + 3,451x + Kuadratik 0,518 0,719 1,211 y = 88,33x3 - 60,83x2 + Kubik 0,853 0,924 12,50x + 0,814 y = 1,437e0,235x Eksponensial 0,098 0,313
Tabel diatas dapat dilihat bahwa model regresi yang dipilih adalah model regresi kubik. Hasil perhitungan menggunakan program SPSS versi 17 diperoleh persamaan : y = 88,33x3 - 60,83x2 + 12,50x + 0,814 Nilai r sebesar 0,924 menyatakan bahwa terdapat korelasi langsung yang sangat kuat, artinya bahwa semakin besar harga x (jumlah dekstrin yang ditambahkan
FTIP001626/100
88
pada nira aren) akan menyebabkan harga y (warna nilai a) meningkat hingga titik maximum kemudian menurun hingga titik minimum.
XI. Uji Warna Nilai b
Data dan Hasil Uji Warna Nilai b Gula Aren Serbuk
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
[1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis [2] Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan [3] Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
Dekstrin 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35%
Ulangan 1 -3,80 -5,76 -6,96 -7,76 -8,57 -7,59 -7,38
Ulangan 2 -3,71 -5,56 -6,18 -6,16 -8,69 -8,34 -8,24
Rata-rata -3,76 -5,66 -6,57 -6,96 -8,63 -7,96 -7,81
Analisis Regresi Warna Nilai a Gula Serbuk Aren
Hasil perhitungan menggunakan SPSS versi 17 diperoleh sebagai berikut : Persamaan Model R2 r Model Regresi Regresi yang Dipilih y = -13,44x - 4,071 Linear 0,774 0,880 y = -2,30ln(x) - 10,85 Logaritmik 0,912 0,955 2 y = 74,29x - 43,16x - 1,842 Kuadratik 0,951 0,975 y = 69,44x3 + 32,63x2 Kubik 0,952 0,976 36,04x - 2,155
Tabel diatas dapat dilihat bahwa model regresi yang dipilih adalah model regresi kuadratik. Hasil perhitungan menggunakan program SPSS versi 17 diperoleh persamaan : y = 74,29x2 - 43,16x - 1,842
FTIP001626/101
89
Nilai r sebesar 0,975 menyatakan bahwa terdapat korelasi langsung yang
sangat kuat, artinya bahwa semakin besar harga x (jumlah dekstrin yang ditambahkan
pada nira aren) akan menyebabkan harga y (warna nilai b) menurun hingga titik minimum kemudian meningkat.
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
[1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis [2] Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan [3] Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
FTIP001626/102
90
Lampiran 4. Hasil Organoleptik Gula Aren Serbuk
Tabel Uji Organoleptik Gula Aren Serbuk
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
[1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis [2] Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan [3] Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
Panelis 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Rata-rata
Warna 1,67 1,38 1,47 1,33 1,20 2,19 1,25 2,50 1,45 2,00 1,84 1,28 2,19 2,31 1,72 1,72
Aroma 4,23 3,55 3,00 3,84 5,00 4,36 4,27 4,73 4,47 4,00 4,00 4,66 4,34 4,47 4,56 4,23
Rasa 2,75 3,31 4,00 4,20 4,77 3,25 2,16 2,75 3,00 2,00 2,53 2,66 3,53 2,00 3,59 3,10
Keterangan Skor Uji : Skor 5 4 3 2 1
Warna Coklat Putih kecoklatan Kuning Putih kekuningan Putih
Aroma Sangat tercium Tercium Cukup tercium Kurang tercium Tidak tercium
Rasa Manis +4 (sangat manis) Manis +3 (manis) Manis +2 (cukup manis) Manis +1 (sedikit manis) Tidak manis
Kesimpulan: Warna : Putih Aroma : Tercium Rasa : Manis +2 (cukup manis)
FTIP001626/103