TUGAS PEMICU I “GUSI BERDARAH DAN GIGI YANG HILANG”
CHIHARGO, DRG PPDGS PROSTODONSIA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014
KASUS Seorang
pasien laki-laki berusia 40 tahun datang ke instalasi prostodonsia dengan tujuan ingin memasang gigitiruan untuk menggantikan giginya yang telah dicabut 2 tahun yang lalu karena berlubang. Hasil anamnesis diketahui bahwa pasien mengaku jarang menyikat gigi karena bila disikat gusinya sering berdarah dan pasien mengaku perokok berat.
Pemeriksaan
ekstra oral tidak ditemukan kelainan. Pemeriksaan intra oral diketahui gigi 17, 16, 15, 24, 36 edentulus, gigi 11 fraktur 1/3 apikal untuk crown lengthening karies. Gigi 26 ekstrusi 4mm, tidak ditemukan kehilangan perlekatan, perlekatan frenulum terlihat terlalu ke marginal terdapat plak, kalkulus dan stein hampir pada seluruh permukaan gigi, gingiva berwarna merah, oedematus, dan mudah berdarah dan OHIS = 2,8
PRODUK 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Jelaskan pemeriksaan yang harus dilakukan dalam menegakkan diagnosis dari kasus tersebut. Jelaskan diagnosis kasus tersebut beserta alasan. Jelaskan pengaruh kebiasaan merokok terhadap kondisi periodontal pasien. Jelaskan rencana perawatan rongga mulut pada pasien tersebut. Jelaskan kategori kebersihan rongga mulut pada pasien tersebut Jelaskan persiapan jaringan periodonsium yang harus dilakukan sebelum pemasangan gigitiruan Jelaskan desain gigitiruan yang tepat untuk mengatasi kehilangan gigi tersebut. Jelaskan kondisi apa saja yang dapat terjadi jika pada pasien tersebut bila tidak memakai gigitiruan.
PRODUK 1 Pemeriksaan yang harus dilakukan dalam menegakkan diagnosis Pemeriksaan periodontal lengkap umumnya baru selesai dalam 2 sesi kunjungan tapi utk kasus sederhana seperti gingivitis sederhana dapat selesai dalam 1 kali kunjungan. Sesi pertama : Penilaian pasien secara umum : status mental/emosional, temperamen, sikap, usia fisiologis,
perubahan warna kulit, cara bernapas pasien, obesitas, anggota gerak pasien. Riwayat medis : mendeteksi manifestasi oral thdp pykt sistemik, obat-obatan yang sedang dikonsumsi pasien, riwayat alergi. Riwayat dental : riwayat kunjungan ke drg sebelumnya, cara penyikatan gigi, kebiasaan buruk, perdarahan pada gusi yang pernah dialami. Pemeriksaaan radiografis : kepadatan tulang, pola destruksi tulang, lebar ruang ligament periodontal, rasio mahkota-akar gigi Pencetakan gigi geligi untuk pembuatan model dan pengambilan fotografi rongga mulut.
Sesi kedua : Pemeriksaan oral : oral hygiene (plak, debris, stain dgn disclosing solution), bau mulut
(perokok), rongga mulut (bibir, dasar mulut, frenulum, lidah, palatum, daerah orofaring, kualitas dan kuantitas saliva) Pemeriksaan gigi geligi : keausan gigi, stain, hipersensitivitas, mobiliti gigi, migrasi patologis, sensitivitas thdp perkusi, gigi geligi dalam keadaan rahang tertutup (gigi ekstrusi), edentulus Pemeriksaan periodonsium : plak dan kalkulus, gingiva (warna, tekstur, kontur, konsistensi, perdarahan gingiva), saku periodontal dgn probing kedalaman saku, level perlekatan, tipe saku)
PRODUK 2 Diagnosis dan Alasan Diagnosis Perio : Gingivitis Simple Generalisata+ frenulum pendek Alasan gingivitis : Adanya tanda inflamasi (gingiva berwarna merah, odematus, mudah berdarah) yang diinduksi oleh plak bakteri, kalkulus, stain hampir pada seluruh permukaan gigi Tidak adanya kehilangan perlekatan Alasan frenulum pendek : Terlihat perlekatan frenulum terlalu ke marginal Diagnosis Prosto : RA Klas II Kennedy modifikasi 1 Alasan : Unilateral free end missing (gigi 15, 16, 17) dan edentulus gigi 25 RB Klas III Kennedy Alasan : hanya 1 gigi yang hilang di bagian posterior (gigi 36) Diagnosis Lain : Gigi 11 : Klas VIII Ellis Alasan : Fraktur akar pada gigi 11 (fraktur 1/3 apikal) Gigi 26 : Ekstrusi Alasan : terjadi pertambahan panjang gigi 26 sebesar 4mm akibat tidak digantinya edentulus pada gigi 36 dan tanpa kehilangan perlekatan
PRODUK 3 Pengaruh kebiasaan merokok terhadap kondisi periodontal pasien Terbentuk
Stain tembakau yang merupakan deposit permukaan yang melekat erat berwarna coklat atau hitam yang disertai perubahan warna substansi gigi menjadi coklat Pewarnaan tersebut sebagai akibat dari produk pembakaran tar, dan dari penetrasi sari tembakau ke pit, fisur, enamel dan dentin.
Kebiasaan
merokok dapat menstimulasi melanosit mukosa mulut sehingga memproduksi melanin berlebihan. Melanin kemudian mengendap pada lapisan sel basal mukosa, sehingga terjadi pigmentasi coklat pada mukosa bukal dan gingiva, yang dikenal sebagai melanosis perokok
PRODUK 4 Rencana perawatan rongga mulut pada pasien FASE
PRE ELIMINARY : FASE I (FASE NON BEDAH) DHE (DENTAL HEALTH EDUCATION) : EDUKASI : PLAK KALKULUS DAN STAIN, AKIBAT KEHILANGAN GIGI MOTIVASI : PEMBERSIHAN RONGGA MULUT SECARA RUTIN, KURANGI MEROKOK, PEMBUATAN GIGITIRUAN. INSTRUKSI : CARA MENYIKAT GIGI YANG BENAR SCALLING + POLISHING TERAPI OKLUSAL (OCCLUSAL ADJUSTMENT) PADA GIGI 26 YANG EKSTRUSI
EVALUASI
RESPONS HASIL FASE I
PENGECEKAN KEMBALI SAKU DAN INFLAMASI GINGIVA, PLAK, KALKULUS, STAIN
FASE
IV (FASE PEMELIHARAAN)
EVALUASI 3 BULAN SEKALI KONTROL PLAK, KALKULUS, STAIN (ROKOK)
FASE
II (FASE BEDAH)
PERAWATAN ENDODONTIK PADA GIGI 11 FRAKTUR 1/3 APIKAL CROWN LENGTHENING UNTUK GIGI 11 (PADA ALTERNATIF 2) FRENEKTOMI PADA FRENULUM YANG DANGKAL (FRENULUM YANG TERLALU KE MARGINAL) GINGIVOPLASTI (BILA PERLU) UNTUK JARINGAN GINGIVA YANG ODEMATUS VESTIBULOPLASTI (BILA PERLU) UNTUK PENDALAMAN VESTIBULUM DARI DAERAH FREE END
EDENTULUS (15,16,17) EVALUASI HASIL BEDAH FASE
III ( FASE RESTORATIF)
PEMBUATAN GTKL DUKUNGAN GIGI DAN JARINGAN UNTUK GIGI, 15, 16, 17, 24 PEMBUATAN GTSL DUKUNGAN GIGI UNTUK GIGI 36
PRODUK 5 Kategori
kebersihan mulut pada pasien di atas:
Kriteria OHIS Sangat baik
:0 Baik : 0,1-1,2 Sedang : 11,3-3,0 Buruk : 3,1-6,0 OHIS pada kasus : 2,8 Kebersihan
PRODUK 6 Persiapan jaringan periodonsium yang harus dilakukan sebelum pemasangan gigitiruan o o o o
Penyingkiran plak dan kalkulus secara tuntas scalling + polishing Instruksi kontrol plak Occlusal adjustment pada gigi 26 yang ekstrusi Crown lengthening pada gigi 11
Anastesi buka flep ostektomi (rekonturing tulang di sekeliling tulang alveolar gigi 11 hecting evaluasi / kontrol o Indikasi mendapatkan retensi untuk akhiran servikal pembuatan restorasi akhir gigi 11 (single crown) tanpa mengganggu biological width o
o
Frenektomi pada frenulum yang terlalu ke marginal
o Anastesi potong/gunting frenulum hecting evaluasi/kontrol o Vestibuloplasti (bila perlu) untuk pendalaman vestibulum
o
pada daerah edentulus
(15,16,17) Gingivoplasti (bila perlu) apabila kontur gingiva pasca scalling tidak dapat kembali seperti normal yang mengakibatkan estetis berkurang terutama pada gigi anterior
PRODUK 7 DESAIN GIGITIRUAN RA: DESAIN GTKL : DIRECT RETAINER: GIGI 14 AKERS CLASP (CANGKOLAN PRINSIP SECOND CLASS LEVER) CANGKOLAN BERGERAK DARI DISTAL KE MESIAL) ALASAN : KASUS FREE END UNILATERAL / KLAS II KENNEDY (EDENTULUS 15, 16, 17 TEKANAN PENGUNYAHAN / OCCLUSAL LOAD DAPAT DIDISTRIBUSIKAN KE BAWAH JARINGAN Gigi 23 T-BAR CLASP (CANGKOLAN PRINSIP SECOND CLASS LEVER) CANGKOLAN BERGERAK DARI DISTAL KE MESIAL ALASAN : CANGKOLAN INFRA GARIS SURVEI CANGKOLAN GINGIVAL ESTETIS CUKUP BAIK LUAS PERMUKAAN GIGI YANG TERTUTUP CANGKOLAN RELATIF LEBIH KECIL DIBANDING CANGKOLAN LAIN CLEANSING MUDAH UNTUK PASIEN DGN FREKUENSI KARIES TINGGI GIGI 27 AKERS CLASP (CANGKOLAN PRINSIP SECOND CLASS LEVER) CANGKOLAN BERGERAK DARI MESIAL KE DISTAL) ALASAN : UNTUK MENGIMBANGI DAYA UNGKITAN PADA DAERAH EDENTULUS SEBELAH KANAN (15,16,17) INDIRECT RETAINER : GIGI 25 OKLUSAL REST (MESIAL) + KONEKTOR MINOR ALASAN : MENAHAN DAYA UNGKITAN DARI SEBELAH KIRI (EDENTULUS) GTKL STABIL KONEKTOR MAYOR : DOUBLE PALATAL BAR ALASAN : KASUS FREE END UNILATERAL / KLAS II KENNEDY (EDENTULUS 15, 16, 17) MEMBERI STABILITAS DAN JUGA KERANGKA LOGAM LEBIH KUAT DESAIN GIGITIRUAN RB : DESAIN GTSL : DIRECT RETAINER : GIGI 37 AKERS CLASP (CANGKOLAN PRINSIP SECOND CLASS LEVER) CANGKOLAN BERGERAK DARI DISTAL KE MESIAL)
PRODUK 7
DESAIN GIGITIRUAN MAKSILA
DESAIN GIGITIRUAN MANDIBULA
PRODUK 8 Hal-hal yang dapat terjadi jika pasien tersebut tidak dipasang gigi tiruan: Migrasi / tilting patologis gigi 13, 14 ke distal o Diastema pada gigi 13, 14 food impaction karies o Traumatik oklusi pada gigi 13, 14 yang mengalami migrasi/tilting patalogis gigi 13/14/43/44 bisa terjadi fraktur mahkota o Elongasi / ekstrusi gigi 45, 46, 47 o Migrasi /tilting patologis gigi 23 ke distal dan gigi 25 ke mesial triangle diastema food impaction karies PSA (mahal) / exo (edentulus) o Elongasi /ekstrusi gigi 34 o Migrasi /tilting patologis gigi 35 ke distal dan gigi 37 ke mesial triangle diastema food impaction karies PSA (mahal) / exo (edentulus) o Traumatik oklusi pada gigi 35, 37 yang mengalami migrasi/tilting patalogis gigi 25/26/27/35/37 bisa terjadi fraktur mahkota o Elongasi / ekstrusi gigi 26 semakin parah o Poket periodontal pada gigi yang mengalami migrasi dan elongasi, bahkan dapat terjadi mobiliti tanggalnya gigi o Penurunan dimensi vertikal o Mukosa pipi sering tergigit karena terjadi penetrasi mukosa mengisi ruang kosong / diastema pada gigi edentulus o
TERIMA KASIH TAS PERHATIANNYA . . .