ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN AKUPUNTUR TITIK YINLINGQUAN (SP 9), DAIMAI (GB 26) DAN ZHONGJI (REN 3) SERTA HERBAL DAUN MINT (MENTHA PIPERITA)
EKA RUSDIANA DEWI NIM. 011310413017
PROGRAM STUDI D3 PENGOBAT TRADISIONAL FAKULTAS VOKASI UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2016
TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN AKUPUNTUR TITIK YINLINGQUAN (SP 9), DAIMAI (GB 26) DAN ZHONGJI (REN 3) SERTA HERBAL DAUN MINT (MENTHA PIPERITA)
Karya Ilmiah Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Pengobat Tradisional
EKA RUSDIANA DEWI NIM. 011310413017
PROGRAM STUDI D3 PENGOBAT TRADISIONAL FAKULTAS VOKASI UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2016
TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Tugas Akhir ini telah diujikan dan dinilai Oleh panitia penguji pada Program Studi D3 Pengobat Tradisional Fakultas Vokasi Universitas Airlangga Pada Tanggal 10 Juni 2016
Panitia Penguji Tugas Akhir Ketua
: Maya Septriana, S.Si., Apt., M.Si
Anggota
: 1. Widayat Sastrowardoyo, dr., SP.FK 2. Prof. Dr. Wurlina, drh, MS 3. Dr. Arifa Mustika.dr., M.Si
TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat, taufiq serta hidayah-Nya sehingga terlaksananya penyusunan Tugas Akhir ini dan selesai tepat pada waktunya. Penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang sedalam-dalamnya kepada : 1. Dr. H. Widi Hidayat, M.Si., Ak selaku dekan Fakultas Vokasi Universitas Airlangga yang telah memberikan perhatian kepada penulis selama menjadi mahasiswa di Fakultas Vokasi Universitas Airlangga. 2. Prof. Dr. Suhariningsih, Ir, selaku Koordinator Program Studi D3 Pengobat Tradisional yang telah memberikan perhatian kepada penulis selama menjadi mahasiswa di Fakultas Vokasi Universitas Airlangga. 3. Prof. Wurlina, drh, MS selaku Dosen Pembimbing I Tugas Akhir yang telah membimbing sejak awal sampai terselesaikannya Tugas Akhir ini. 4. Dr. Arifa Mustika dr., M.Si selaku Dosen Pembimbing II Tuagas Akhir yang telah membimbing sejak awal sampai terselesaikannya Tugas Akhir ini. 5. Semua dosen dan pegawai tata usaha Program studi Pengobat Tradisional Fakultas Vokasi Universitas Airlangga yang telah memberikan perhatian besar sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. 6. Kepada kedua orang tua, Bpk. Sukiswanto dan Ibu Siti Fatimah dan keluarga besar yang telah memeberikan doa dan dorongan baik moril maupun materiil sehingga memungkinkan penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dari studi ini.
i TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
7. Segenap teman-teman mahasiswa D3 Pengobat Tradisional angkatan 2013 yang telah memberikan dorongan baik moral maupun materiil dalam rangka mempercepat penyelasaian Tugs akhir ini. Tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah sebagai Tugas Akhir untuk menyelesaikan pendidikan program diploma III di program studi DIII Pengobatan Tradisional Universitas Airlangga Surabaya. Tugas Akhir ini berjudul “Terapi Keputihan Menggunakan Akupuntur Titik Yinlingquan (SP 9), Daimai (GB 26) dan Zhongji (REN 3) serta Herbal Daun Mint (Mentha piperita)” Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi penyempurnaan Tugas Akhir ini dan dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan terapis pada khususnya.
Surabaya, Juni 2016
Penulis
ii TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN AKUPUNTUR TITIK YINLINGQUAN (SP 9), DAIMAI (GB 26) DAN ZHONGJI (REN 3) SERTA HERBAL DAUN MINT (MENTHA PIPERITA) Abstrak Leukorrhea (keputihan) yaitu cairan putih yang keluar dari vagina secara berlebihan. Gejala keputihan pada kasus yaitu keputihan keluar setiap hari dengan jumlah keputihan yang dikeluarkan banyak, berwarna putih susu dengan tekstur cair ataupun kental dan berbau tidak terlalu menyengat. Dua sampai tiga hari sebelum menstruasi jumlah keputihan bertambah banyak, berwarna putih susu dengan tekstur kental dan berbau menyengat agak amis hingga hari ketiga sampai keempat setelah menstruasi. Tidak ada gejala gatal. Diagnosa secara konvensional disebabkan karena menurunnya imunitas pasien dan personal hygene yang kurang baik. Diagnosa secara tradisional disebabkan karena akumulasi lembab panas. Terapi yang digunakan meliputi akupuntur pada titik Yinlingquan (SP 9), Daimai (GB 26) dan Zhongji (Ren 3), terapi akupuntur dua kali sehari sebanyak 12 kali terapi selama 15 menit. Beserta terapi herbal basuhan daun mint (Mentha piperita) sebanyak 300 mL selama tiga kali sehari. Hasil terapi menunjukkan bahwa jumlah keputihan sedikit berwarna putih susu cair dan berbau tidak menyengat. Sebelum menstruasi dan sesudah menstruasi keluhan keputihan cukup banyak berwarna putih susu berbentuk cair dan berbau tidak menyengat. Kata Kunci
: Keputihan, Yinlingquan, Daimai, Zhongji, Mentha piperita
iii TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
THERAPY OF LEUCORRHEA WITH ACCUPUNTURE AT POINTS YINLINGQUAN (SP 9), DAIMAI (GB 26) AND ZHONGJI (REN 3) AND HERBAL REMEDY PEPPERMINT (MENTHA PIPERITA) Abstract Leukorrhea (vaginal discharge) is an excessive secretion of fluid from the female reproductive canal (vagina). The Symptoms from this case are vaginal discharge out every day with large amount of whitish, milky liquid or viscous texture and not too pungent of smell. Two to three days before menstruation vaginal discharge to multiply the number of whitish, milky white with a creamy texture and smelling odor, until the third to fourth after menstruation. There are no symptoms of itching. The conventional diagnosis due to the decreased immunity of patients and poor of personal hygene. The traditional diagnosis caused by the accumulation of damp heat. The Therapie uses an acupuncture on points Yinlingquan (SP 9), Daimai (GB 26) and Zhongji (Ren 3) twice a day 12 times for 15 minutes. Along with herbal therapy of peppermint douche (Mentha piperita) as much as 300 mL three times a day. The results showed that amount of vaginal discharge slightly, milky liquid and not too pungent of smell. Before and after menstruation, the whitish quite a lot, milky, liquid and not too pungent of smell. Keywords
: Leukorrhea, Yinlingquan, Daimai, Zhongji, Mentha piperita.
iv TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR ISI Kata Pengantar .....................................................................................
i
Abstrak… ...............................................................................................
iii
Abstract…. .............................................................................................
iv
Daftar Isi ...............................................................................................
v
Daftar tabel ............................................................................................
vi
Daftar Gambar ......................................................................................
vii
Daftar Lampiran ...................................................................................
viii
Daftar Istilah dan Singkatan ................................................................
ix
Bab 1 Pendahuluan ...............................................................................
1
1.1. Latar Belakang ......................................................................
1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................
3
1.3. Tujuan ...................................................................................
3
1.4. Manfaat .............................................................................
4
Bab 2 Riwayat Penyakit........................................................................
5
2.1 Biodata pasien .......................................................................
5
2.2 Pengamatan ...........................................................................
5
2.3 Penciuman atau Pendengaran ................................................
6
2.4 Anamnesa .............................................................................
6
2.4.1 Keluhan Utama.............................................................
6
2.4.2 Keluhan Tambahan ......................................................
6
2.4.3 Riwayat Penyakit .........................................................
6
2.4.4 Hal-Hal Umum .............................................................
6
2.4.5. Hal-Hal Khusus ...........................................................
7
2.5 Perabaan…. ...........................................................................
8
2.5.1 Titik Shu dan Mu ...............................................................
8
2.5.2 Perabaan Nadi ....................................................................
9
Bab 3 Tinjauan Pustaka .......................................................................
10
3.1. Konsep Keputihan (Leucorrhea) Secara Konvensional .......
10
3.1.1. Definisi Keputihan .....................................................
10
v TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
3.1.2. Etiologi Keputihan .....................................................
10
3.1.2.1. Keputihan Fisiologis ......................................
10
3.1.2.2. Keputihan Patologis .......................................
11
3.1.3. Patogenesis Keputihan ...............................................
13
3.1.4 Diagnosa dan komplikasi keputihan…………………
14
3.1.5. Pentalaksanaan Keputihan..........................................
15
3.2. Konsep Keputihan Secara Tradisional .................................
17
3.2.1. Teori Yin Yang............................................................
17
3.2.2 Teori Wu Xing .............................................................
18
3.2.3. Teori Organ Zhang Fu................................................
20
3.2.3.1 Organ Zhang Fu…………………………….
20
3.2.4. Teori Penyebab Penyakit ............................................
22
3.2.4.1. Penyebab Penyakit Luar ................................
22
3.2.4.2. Penyebab Penyakit Dalam .............................
24
3.2.4.3. Penyebab Penyakit Bukan Ppl Dan Ppd ........
24
3.2.5. Pengertian Keputihan .................................................
25
3.2.6. Etiologi Dan Patogenesis .............................................
26
3.2.7 Diagnosa Leukorrhea ....................................................
26
3.2.8 Deferensiasi Sindrom ...................................................
27
3.2.9 Titik Akupuntur.............................................................
29
3.3. Herbal ...................................................................................
30
3.3.1 Daun Mint ...................................................................
31
3.4. Usulan Terapi .......................................................................
35
3.4.1 Nutrisi ..........................................................................
35
3.4.1 Akupresure ..................................................................
36
Bab 4 Analisis Kasus .............................................................................
37
4.1 Konsep Leukorrhea secara Konvensional .............................
37
4.2 Konsep Leukorrhea secara Tradisional .................................
38
Bab 5 Perawatan ….. .............................................................................
42
5.1 Bentuk Kegiatan ....................................................................
42
5.2 Waktu dan Tempat Penelitian ...............................................
42
vi TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
5.3 Alat dan Bahan ......................................................................
42
5.3.1 Alat dan Bahan Terapi Akupunktur .............................
42
5.3.2 Bahan dan Alat Pembuatan Infusa Daun Mint.............
43
5.4 Prosedur Persiapan Terapi.....................................................
44
5.4.1 Terapi Akupunktur .......................................................
44
5.4.2 Terapi Herbal ...............................................................
44
5.5 Tahap Perlakuan Terapi ........................................................
45
5.5.1 Terapi Akupunktur .......................................................
45
5.5.2 Terapi Herbal ...............................................................
46
5.6 Komunikasi, Informasi, dan Edukasi ....................................
46
Bab 6 Hasil dan Pembahasan ...............................................................
48
6.1 Hasil……. .............................................................................
48
6.2 Pembahasan ...........................................................................
52
Bab 7 Penutup…….. .............................................................................
57
6.1 Kesimpulan ...........................................................................
57
6.2 Saran……. .............................................................................
57
Daftar Pustaka ………..........................................................................
59
vii TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR TABEL No
Uraian
Halaman
2.1
Hasil perabaan titik Shu dan Mu
8
2.2
Hasil perabaan nadi
9
3.1
Daftar penggolongan Wu Xing
18
5.1
Alat dan Bahan Terapi Akupuntur
42
5.2
Alat dan Bahan Terapi Herbal
43
6.1
Hasil pengamatan keluhan keputihan
49
6.2
Pengamatan Keluhan Tambahan
50
6.3
Perkembangan Lidah Pasien
51
viii TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR GAMBAR No
Uraian
Halaman
2.1
Lidah sebelum terapi
5
3.1
Daun Mint
31
5.1
Alat dan Bahan Terapi Akupunktur
43
5.2
Alat dan Bahan Terapi Herbal
43
ix TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR LAMPIRAN No
Uraian
1
Kartu Status Pasien
2
Informed consent
3
Foto Terapi
4
Determinasi Daun Mint
5
Jadwal Terapi
6
Tabel Pengamatan Terapi
x TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN BAB
: Buang Air Besar
BAK
: Buang Air Kecil
Defisiensi
: Kekurangan
Dispareuni
: Nyeri di vagina atau pinggul yang dialami selama hubungan seksual
Disuria
: Rasa nyeri buang air kecil
Fluor albus
: Sekresi cairan yang berlebihan pada organ kewanitaan
GB
: Gallblader (Kandung Empedu)
Imunitas
: Kekebalan tubuh
Jiao
: Organ Pemanas
Jin Ye
: Cairan tubuh
Konstipasi
: Susah buang air besar
Leukorrhea
: Sekresi cairan yang berlebihan pada organ kewanitaan
Menarche
: Haid yang pertama kali datang
Mu
: Titik berkumpulnya Qi organ pada daerah ventral
Neurosis
: Gangguan syaraf
Ovulasi
: Pengeluaran sel telur masak dari indung telur
Panty liner
: Pembalut yang ukurannya jauh lebih kecil dan tipis dari pembalut
Pi
: Limpa
PMS
: Penyakit Menular Seksual
xi TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Pruritus
: Rasa gatal yang bisa meliputi seluruh atau sebagian tubuh seseorang
Qi
: Energi vital
Sekret
: Cairan
Serviks uteri
: Leher rahim
Servisitis
: kondisi medis yang ditandai dengan peradangan pada serviks akibat infeksi
Shu
: Titik yang sejajar dengan organ pada bagian belakang
Sosiodemografi
: Suatu ilmu yang mempelajari struktur dan proses penduduk di suatu wilayah yang perubahan struktur penduduknya dipengaruhi juga oleh proses-proses sosial dan perubahan sosial masyarakat di dalamnya
SP
: Spleen (Limpa)
Vagina
: Liang senggama, liang jimak, limak kemaluan, saluran antara leher Rahim dan alat kelamin luar perempuan
Vestibula
: Rongga yang terdapat dalam suaru organ tubuh
Vulva
: Area genital eksternal perempuan
Wu Xing
: Teori lima unsur
xii TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keputihan merupakan salah satu permasalahan kaum wanita tanpa mengenal usia. Akan tetapi sebagian besar wanita menghiraukan gejala keputihan. Keputihan dikalangan medis dikenal dengan istilah leukorrhea atau fluor albus, yaitu keluarnya cairan selain darah dari vagina, baik berbau ataupun tidak, disertai rasa gatal setempat, dapat terjadi secara normal (fisiologis) maupun abnormal (patologis) (Badaryati,2012). Berdasarkan data dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN), wanita
Indonesia
yang
mengalami keputihan
sekitar
75%
sedangkan wanita Eropa yang mengalami keputihan sekitar 25%. Perbandingan antara Indonesia dengan Eropa cukup jauh. Hal ini disebabkan karena cuaca di Indonesia yang lembab sehingga jamur mudah tumbuh dan berkembang yang mengakibatkan banyaknya kasus keputihan (Octaviyanti, 2006). Penelitian di Bagian Obstetri Ginekologi RSCM mendapatkan data 2% (usia 11-15 tahun), 12% (usia 16-20 tahun) dari 223 remaja terinfeksi di daerah kemaluan (vulvovaginitis), mikroorganisme yang tergolong PMS (Octaviyanti, 2006). Leukorrhea (Keputihan) dapat dibedakan menjadi dua diantaranya leukorrhea normal (fisiologis) dan leukorrhea abnormal (patologis). leukorrhea fisiologis apabila keputihan berwarna bening, tidak berbau dapat terjadi pada masa menjelang dan sesudah menstruasi, pada sekitar fase sekresi antara hari ke1 TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2
10-16 menstruasi, rangsangan seksual, stress, hamil dan konsumsi obat hormonal atau pil KB. leukorrhea abnormal terjadi apabila keluar cairan berlebihan, kental, berbau, berwarna putih susu, kuning hingga kehijauan, menimbulkan rasa gatal dan panas pada sekitar vagina (Harmanto,2006). Penyebab keputihan adanya infeksi oleh jamur dan bakteri. Keputihan menjadi salah satu tanda atau gejala adanya kelainan pada organ reproduksi wanita. kelainan tersebut dapat berupa infeksi, polip leher rahim, keganasan (tumor dan kanker), serta adanya benda asing (Kasdu, 2005). Adanya ketidakseimbangan hormon, kelelahan, stress, dan pola hidup yang kurang sehat dan perilaku wanita dalam menjaga kebersihan organ genetalianya (Syafni, 2012). Secara TCM (Traditional Chinese Medicine) keputihan disebabkan oleh lembab serta adanya gangguan pada meredian Ren dan Dai. Lembab yang berasal dari luar maupun dari dalam terbentuk akibat disfungsi organ dalam tubuh. Gangguan
pada
transportasi
dan
transformasi
akibat
defisiensi
Limpa
menyebabkan lembab bergerak ke bawah dan timbul leukorrhea. Adanya stagnasi pada hati dapat menyebabkan disfungsi limpa dalam transportasi dan transformasi sari makanan mengakibatkan timbulnya lembab yang apabila bergerak turun akan timbul leukorrhea, lembab terakumulasi dapat menjadi panas yang terakumulasi di Jiao bawah kemudian timbul leukorrhea. Aktivitas seksual berlebihan atau penyakit kronis mengakibatkan disfungsi organ ginjal dalam menyimpan dan mengumpulkan Jing sehingga timbul leukorrhea. Lemahnya uterus atau dapat
TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
3
juga disebabkan kontaminasi air mandi dan tinggal di tempat yang lembab (Yanfu, 2002). Pengobatan
leukorrhea
dapat
dilakukan
dengan
pengobatan
komplementer. Salah satu cara pengobatan komplementer adalah dengan cara akupunktur dan herbal. Terapi akupunktur pada kasus leukorrhea difokuskan pada menghilangkan lembab. Menghilangkan lembab yang berasal dari luar digunakan terapi yang bertujuan untuk membersihkan dan mengeringkan. Sedangkan untuk menghilangkan lembab yang berasal dari dalam, terapi yang dilakukan dengan meregulasi hati, limpa, dan meridian Ren dan Dai dengan cara mengeringkan kelembapan, menghilangkan panas, dan menghilangkan racun atau toksin (Yanfu, 2002). Titik akupuntur yang dapat digunakan untuk menangani gejala keputihan adalah titik Zusanli, Sanyinjiao, Yinlingquan, Gongsun dan Taibai untuk menghilangkan lembab dan menguatkan limpa. Pishu untuk menguatkan limpa. Shenshu untuk menguatkan ginjal. Ciliao dan Zhongji, untuk mengurangi keputihan. Guanyuan dan Qihai untuk meningkatkan Qi serta Daimai untuk menyeimbangkan fungsi Ren dan Dai (Gongwang, 1996). Herbal yang dapat digunakan untuk menangani gejala keputihan adalah sirih hijau (Piper betle L), sirih merah (Piper crocatum), mint (Mentha piperita), delima (Punica granatum), temu kunci (Boesenbergia pandurata Roxb), kunyit (Curcuma domestica), majakan (Quercus lusitanica), jambu biji (Psidium guajava), dan pegagan (Centella asiatica) (Soedibyo, 1998).
TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
4
Pada studi kasus penanganan leucorrhea ini, titik utama yang digunakan adalah Yinlingquan (SP 9), Daimai (GB 26) dan Zhongji (Ren 3). Herbal yang dapat membantu mengatasi keluhan leukorrhea adalah daun mint (Mentha piperita) mengandung menthol, menthone yang dapat digunakan sebagai antiseptik, astringent, dan antifungi candida albicans 1.2 Rumusan Masalah Apakah terapi akupunktur pada titik Yinlingquan (SP 9), Daimai (GB 26) dan Zhongji (Ren 3) serta pemberian herbal daun mint (Mentha piperita) dapat mengurangi leukorrhea ? 1.3 Tujuan Tujuan dari studi kasus ini adalah untuk mengetahui efek terapi akupunktur pada titik Yinlingquan (SP 9), Daimai (GB 26) dan Zhongji (Ren 3) serta pemberian herbal daun mint (Mentha piperita) pada penderita leukorrhea. 1.4 Manfaat Manfaat dari penanganan studi kasus ini adalah untuk menambah wawasan masyarakat tentang keputihan dan sebagai upaya pengembangan pengobatan komplementer Akupuntur dan herbal.
TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB 2 RIWAYAT PENYAKIT 2.1 Biodata pasien Pasien bernama Nn. SNA berumur 19 tahun berjenis kelamin perempuan. Beralamat di Surabaya. Seorang mahasiswi tingkat empat di Universitas Negeri di Surabaya. Pasien memiliki Tinggi Badan 157 cm dan Berat Badan 43 kg. Status belum menikah, beragama Islam, berasal dari suku Madura. Pasien datang dalam keadaan sadar. 2.2 Pengamatan Pasien datang dalam keadaan sadar. Ekspresi wajah kalem dengan warna wajah agak kekuningan. Bentuk tubuh pasien kurus, gerakan tubuh pasien cepat, kulit pasien kering. Mata simetris tidak berkacamata. Hidung simetris. Telinga pasien simetris. Bibir pasien simetris, mulut pasien agak kering. Berdasarkan pengamatan lidah pasien didapatkan otot lidah tebal, lembab, berwarna merah. Berwarna merah pada ujung lidah. Terdapat tapal gigi pada bagian samping lidah. Selaput lidah putih tebal dan agak kekuningan.
Gambar 2.1 Lidah sebelum terapi 5 TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
6
2.3 Penciuman atau Pendengaran Keringat pasien tidak berbau. Suara pasien pelan dan lirih. Tidak dilakukan pemeriksaan pada feses. 2.4 Anamnesa 2.4.1 Keluhan Utama Keluhan utama pasien adalah keputihan yang keluar setiap hari dengan jumlah keputihan yang dikeluarkan banyak, berwarna putih susu dengan tekstur cair ataupun kental dan berbau tidak menyengat. Dua sampai tiga hari sebelum menstruasi jumlah keputihan bertambah banyak, berwarna putih susu dengan tekstur kental dan berbau menyengat agak amis hingga hari ketiga sampai keempat setelah menstruasi. Tidak ada gejala gatal. Saat enam bulan yang lalu sampai saat ini, baik jumlah, warna dan bau tidak ada perubahan. Sebelum mengalami keputihan pasien mengganti celana dalam sekali dalam sehari dan sering memakai celana ketat. Saat ini, pasien mengganti celana dalam dua kali dalam sehari dan mengurangi penggunaan celana ketat. 2.4.2 Keluhan Tambahan Pasien memiliki keluhan tambahan berkeringat di tangan dan kaki. 2.4.3 Riwayat Penyakit Pasien tidak memiliki riwayat penyakit. 2.4.4 Hal-Hal Umum Pasien senang berada di lingkungan yang dingin. Pasien susah untuk berkeringat. Pasien Buang Air Besar (BAB) dalam 2-3 hari sekali. Frekuensi Buang Air Kecil (BAK) pasien normal berwarna kekuningan pekat. Pasien jarang
TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
7
berolahraga, pasien makan sebanyak dua kali pagi dan malam, pasien gemar mengonsumsi gorengan dan tidak gemar makan sayuran. Pasien cenderung suka rasa manis pada makanan dan suka mengonsumsi minuman yang bersuhu dingin. Pasien kurang suka minum, tidak mudah merasa haus akan tetapi saat haus tidak langsung minum. Keadaan tidur pasien teratur dan tidak banyak mimpi. Pasien merupakan tipe orang pemikir. 2.4.5. Hal-Hal Khusus Berdasarkan hasil pemeriksaan hal-hal khusus didapatkan bahwa pada organ paru yaitu pasien memiliki alergi terhadap debu sehingga pasien bersin dan hidung gatal pada pagi hari. Organ usus besar yaitu BAB 2-3 hari sekali. Organ limpa yaitu pasien bangun tidur badan terasa berat, malas untuk bergerak. Organ lambung tidak terdapat keluhan. Organ jantung tidak terdapat keluhan. Organ usus kecil tidak terdapat keluhan. Organ kandung kemih tidak terdapat keluhan. Organ ginjal yaitu rambut rontok. Organ perikardium dan Organ sanjiao tidak terdapat keluhan. Organ kandung empedu yaitu mulut pahit. Organ hati yaitu darah agak menggumpal, nyeri pada menstruasi hari pertama. Pengukuran tekanan darah pasien adalah 110/90 mmHg. Menstruasi pasien teratur, dengan volume darah normal, berwarna merah gelap pada hari pertama sampai kedua, agak menggumpal dan berwarna merah segar pada hari ketiga sampai ketujuh, nyeri pada hari pertama
TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
8
2.5 Perabaan 2.5.1 Titik Shu dan Mu Pada perabaan area keluhan pasien titik Shu dan titik Mu diketahui pasien merasakan enak tekan pada titik Shu dan Mu paru, limpa dan usus besar. Pasien juga merasakan nyeri tekan pada penekanan titik Shu dan Mu hati. Tabel 2.1 Tabel Perabaan Titik Shu dan Mu Organ
Paru Usus besar Lambung Limpa Jantung Usus kecil Kandung kemih Ginjal Perikardium Sanjiao Kandung empedu Hati
Shu belakang Enak tekan Enak tekan Tidak ada keluhan Enak ditekan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan Nyeri tekan
Mu depan Enak tekan Enak tekan Tidak ada keluhan Enak ditekan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan Nyeri tekan
Keterangan : Nyeri tekan
: ekses
Enak ditekan
: defisiensi
Tidak ada keluhan
: normal
TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
9
2.5.2 Perabaan Nadi Tabel 2.2 Tabel Perabaan Nadi Nadi Chun Kuan Che
Kanan Dangkal Dalam Tidak Teraba Lemah Lemah Tidak Teraba Tidak teraba Cepat
Kiri Dangkal Dalam Lemah Tidak teraba Tidak teraba Cepat Lemah Tidak teraba
Keterangan : Nadi lemah
: Nadi teraba lemah merupakan tipe defisiensi
Nadi cepat
: Nadi teraba cepat merupakan tipe ekses
TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB 3 DASAR TEORI 3.1 Konsep keputihan secara konvensional 3.1.1 Definisi keputihan Keputihan dikalangan medis dikenal dengan istilah leukorrhea, vaginal discharge atau fluor albus. Leukorrhea (keputihan) yaitu cairan putih bukan darah yang keluar dari vagina secara berlebihan. Leukorrhea dapat dibedakan diantaranya Leukorrhea normal (fisiologis) dan Leukorrhea abnormal (patologis). Leukorrhea fisiologis memiliki ciri keputihan berwarna bening, konsentrasi sedikit, tidak berbau, tidak gatal. Leukorrhea patologis dapat terjadi pada semua alat genitalia (infeksi bibir kemaluan, liang senggama, mulut rahim, Rahim, jaringan penyangga, dan pada infeksi penyakit hubungan seksual). Leukorrhea abnormal terjadi apabila keluar cairan berlebihan, kental, berbau, berwarna putih susu, kuning hingga kehijauan, menimbulkan rasa gatal dan panas pada sekitar vagina (Harmanto,2006). 3.1.2 Etiologi keputihan 3.1.2.1 Keputihan fisiologis Keputihan fisiologis dapat ditemukan dalam beberapa keadaan berikut, bayi baru lahir hingga kira-kira umur 10 hari yang disebabkan karena pengaruh hormon estrogen dari plasenta rahim dan janin dalam vagina, sebelum menarche karena pengaruh dari hormon estrogen dan hilang dengan sendirinya, Wanita dewasa yang terangsang pada transudasi dinding vagina, waktu disekitar ovulasi, dengan sekret dari kelenjar-kelenjar serviks uteri menjadi lebih encer, pengeluaran 10 TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
11
sekret dari kelenjar-kelenjar serviks uteri juga bertambah pada wanita dengan penyakit menahun, neurosis, dan pada wanita dengan ektropion porsionis uteri (Wiknjosastro, 1999). 3.1.2.2 Keputihan patologis Keputihan patologis disebabkan oleh beberapa hal meliputi bakteri, jamur, benda asing, luka pada vagina, kotoran dari lingkungan, air yang tidak bersih, pemakaian tampon atau panty liner. Berikut adalah penyebab umum dari keputihan pada wanita usia reproduksi: 1. Infektif ( Non - menular seksual ) a. Bacterial vaginosis Bacterial vaginosis merupakan penyebab terbanyak penderita keputihan abnormal pada wanita usia produktif. Telah dilaporkan prevalensi jenis kemungkinan dapat dipengaruhi oleh faktor perilaku dan/atau sosiodemografi. Hal ini dapat terjadi secara langsung yang ditandai oleh tergantinya lactobacilli normal sehingga menyebabkan peningkatan pH vagina (> 4,5). Tanda-tanda dan gejala khas adalah keputihan sedikit, berbau amis, tidak gatal, keputihan pada daerah vagina dan vestibula, tidak ada peradangan pada vulva (BASHH, 2012). b. Candida albicans Penyebabnya berasal dari jamur Candida albicans. Gejalanya adalah keputihan berwarna putih susu, bergumpal seperti susu basi, disertai rasa gatal, dan kemerahan pada kelamin dan sekitarnya. PH pada vagina ≤ 4,5. Pada keadaan normal, jamur ini terdapat di kulit maupun dalam liang kemaluan wanita. Namun pada keadaan tertentu jamur ini meluas sehingga menimbulkan keputihan.
TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
12
Keputihan yang disebabkan oleh Candida albicans berwarna putih, tidak berbau atau berbau asam, terkadang disertai dengan rasa panas atau terbakar, disuria dan dispareuni (Monalisa, 2012). c. Gardnerella vaginalis Keputihan yang disebabkan oleh Gardnerella vaginalis, encer, homogen, berwarna putih hingga abu-abu terkadang kekuningan dengan bau busuk atau bau amis dan melekat pada dinding vagina, sering muncul di daerah labia (Monalisa, 2012). 2. Infektif ( menular seksual ) a. Trichomoniasis Berasal dari parasit yang disebut Trichomonas vaginalis. Gejalanya keputihan berwarna kuning atau kehijauan, berbau dan berbusa, kecoklatan. PH pada vagina >4,5. Biasanya disertai dengan gejala gatal di bagian labia mayor (bibir kemaluan), nyeri saat kencing, dan terkadang sakit pinggang. Keputihan yang disebabkan oleh Trichomonas vaginalis biasanya tanpa gejala atau muncul keputihan yang kental, berbau tidak sedap, warna kuning kehijauan, dan disertai dengan pruritus pada vulva. Selain ada infeksi juga terjadi peradangan vagina dan leher rahim, terkadang juga ditemukan pada perdarahan minor dengan ulserasi serviks (Monalisa, 2012). b. Chlamydia trachomatis Chlamydia trachomatis merupakan bakteri
yang paling umum
ditemukan di negara Inggris, biasanya tanpa gejala ( sekitar 70 % ). Akan tetapi, wanita dapat memiliki gejala keputihan karena servisitis, perdarahan abnormal
TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
13
(postcoital atau intermenstrual) karena servisitis atau endometritis, nyeri perut bagian bawah, dispareunia atau disuria (BASHH, 2012). c. Neisseria gonorrhoeae Keputihan yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae memiliki ciri keputihan berwarna putih susu, tipis dan agak berbau. Selain keluhan keputihan, infeksi disertai dengan keluhan disuria, dyspareunia dan nyeri perut bagian bawah, demam, mual dan muntah (Monalisa, 2012). d. Virus herpes simpleks Wanita dengan servisitis yang disebabkan karena infeksi herpes simplex virus mungkin sesekali akan timbul keputihan (BSHH, 2012). 3. Non - infektif Penyebab lain dari keputihan meliputi benda asing (kondom), ektopi serviks atau polip, keganasan saluran genital, fistula dan reaksi alergi. Pengecualian dari infeksi dan penyebab lain akan menyebabkan keputihan fisiologis (BSHH, 2012). 3.1.3 Patogenesis Keputihan Dalam kondisi normal, debit dari vagina mengandung lendir rahim, yang akan bervariasi karena usia, siklus menstruasi, kehamilan dan penggunaan pil KB. Lingkungan vagina yang normal ditandai dengan hubungan dinamis antara Lactobacillus acidophilus dengan flora endogen lainnya, estrogen, glycogen, pH vagina dan metabolit lainnya. Lactobacillus acidophilus menghasilkan peroksida endogen yang merupakan racun bagi bakteri patogen. Karena aksi estrogen pada epitel vagina maka produksi glikogen, lactobacillus (Doderlein) dan produksi
TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
14
asam laktat yang menghasilkan pH vagina rendah 3,8-4,5 dan pada tingkat ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri lain (Monalisa, 2012). Keputihan patologis dapat disebabkan oleh infeksi menular seksual (Chlamydia trachomatis, Neisseria gonorrhoeae, Trichomonas vaginalis), infeksi lainnya seperti vulvovaginalis candidiasis (Candida albicans), vaginosis bakteri (Gardnerella vaginalis), karena benda asing dan proses keganasan. Penyebab paling umum keputihan patologis karena infeksi. Cairan mengandung banyak leukosit dan berwarna sedikit kekuningan sampai hijau, seringkali lebih banyak dan bau (Wiknjosastro, 1999). 3.1.4 Diagnosa dan komplikasi keputihan Keputihan fisiologis dijumpai pada keadaan menjelang menstruasi, saat keinginan seks meningkat, dan pada waktu hamil. Keputihan bukan suatu penyakit akan tetapi gejala dari berbagai penyakit sehingga memerlukan tindak lanjut untuk menegakkan diagosis melalui: 1. Pemeriksaan inspekulo Pemeriksaan spekulum untuk mencari penyebab keputihan seperti a. Tempat asal keputihan. Mulut rahim atau bersifat lokal dalam vagina b. Keadaan dinding vagina meliputi, warna, terdapat bintik merah, keputihan bergumpal atau encer, dan keputihan melekat pada dinding vagina. c. Kondisi mulut rahim seperti, tertutup keputihan, luka dan berdarah. 2. Pemeriksaan laboratorium Penyebab keputihan adalah infeksi, benda asing, dan keganasan. Dengan demikian pemeriksaan laboratorium untuk menegakkan infeksi (Trikomonas,
TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
15
candida albican, bakteri, spesifik) dan pap smear untuk mengetahui kemungkinan keganasan (Manuaba, 1998). Keputihan dapat menjadi infeksi dan menjalar ke organ reproduksi bagian dalam seperti rahim dan saluran telur yang menyebabkan peradangan di organ tersebut. Jaringan parut pada saluran tuba dapat menutup saluran tuba dan menjadi salah satu penyebab sulit memiliki anak. Komplikasi lainnya adalah infeksi saluran kencing, mengingat letaknya yang berdekatan dengan vagina. Gejala yang dirasakan adalah panas dan nyeri saat kencing (Sari, 2012). Keputihan menjadi salah satu tanda atau gejala adanya kelainan pada organ reproduksi wanita. kelainan tersebut dapat berupa infeksi, polip leher rahim, keganasan (tumor dan kanker), serta adanya benda asing (Kasdu, 2005). 3.1.5 Penatalaksanaan keputihan Pengobatan keputihan tergantung pada penyebabnya. Oleh karena keputihan dapat menular melalui hubungan seksual, maka pengobatan tidak hanya dilakukan pasien akan tetapi pasangan (Sari, 2012). Adapun pengobatan yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: 1. Terapi farmakologi Terapi yang dianjurkan untuk keputihan yang disebabkan oleh Trichomonas vaginalis yaitu, metronidazol 2 gram secara oral dosis tunggal atau tinidazol 2 g oral dosis tunggal. Adapun alternatif regimen dapat diberikan oral 2 x 500 mg metronidazol selama tujuh hari, atau tinidazol 2 x 500 mg selama lima hari (Monalisa, 2012). Pasien juga disarankan untuk menjauhkan diri dari
TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
16
hubungan seks hingga sembuh (pengobatan telah selesai dan pasien/pasangan tanpa gejala seksual) (Monalisa, 2012). Metronidazol dan clindamycin diberikan secara oral atau pada vagina efektif dalam pengobatan Bacterial Vaginitis. Wanita dengan gejala vulva dari kandidiasis vulvovaginal dapat menggunakan obat antifungi topikal (selain oral atau pengobatan vagina) hingga gejala hilang. Tidak diperlukan untuk skrining rutin atau pengobatan mitra seksual dalam manajemen kandidiasis (BSHH, 2012). 2. Terapi non farmakologi Upaya pencegahan keputihan Pencegahan keputihan dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan organ kewanitaan dengan cara membiasakan menyiram toilet sebelum menggunakannya
untuk
meminimalkan
kontaminasi
mikroorganisme,
menggunakan air yang mengalir untuk membersihkan organ kewanitaan, Membersihkan vagina dengan membersihkan bagian depan terlebih dahulu setelah itu bagian belakang, tidak menyemprotkan sabun kedalam vagina, menggunakan celana dalam berbahan katun tidak berbahan jeans tanpa memakai celana dalam, mengganti pakaian dalam setiap hari, menghindari pemakaian pembalut (panty liner) dapat menyebabkan jumlah lendir yang dihasilkan lebih banyak, hanya memakai panty liner ketika lendir keluar berlebihan, dan ketika menstruasi sebaiknya mengganti pembalut setiap 3-4 jam sekali (Sari, 2012).
TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
17
3.2. Konsep keputihan secara tradisional 3.2.1 Teori Yin Yang Yin Yang merupakan prinsip dasar yang mendasari semua fisiologi, patologi dan pengobatan. Dalam teori Yin Yang, segala sesuatu di alam semesta dibentuk , dilahirkan, bergerak, berkembang, dan berubah karena dua aspek berlawanan yaitu Yin dan Yang. Yin dan Yang selain bertentangan, juga memiliki sifat dan ciri yang berbeda. Pada umumnya benda atau fenomena yang mempunyai sifat panas, atas, terang, kering, naik, maju dianggap sebagai sifat api yang digolongkan dalam Yang. Sedangkan benda yang bersifat dingin, bawah, gelap, turun, lembab, mundur dianggap sebagai sifat air yang digolongkan dalam Yin. Penggolongn Yin dan Yang memiliki sifat dinamis dan relatif sehingga dapat berubah berdasarkan situasi dan kondisi sekitar (Jie, 1997). Segala sesuatu di alam merupakan perwujudan dari pertentangan antara Yin dan Yang. Diantara Yin dan Yang selain terdapat hubungan saling berlawanan, juga mempunyai hubungan saling mengandalkan, saling membutuhkan, dan saling membatasi. Serta pada kondisi tertentu dapat berubah dari satu aspek ke aspek lawannya (Jie, 1997). Yin Yang membentuk sebuah kesatuan dan keseimbangan. Hilangnya keseimbangan menimbulkan keadaan abnormal, dimana terdapat Yin atau Yang yang berlebihan. Maka Yin maupun Yang yang berlebihan dilemahkan sebaliknya yang lemah dikuatkan, sehingga terjadi keseimbangan Yin Yang dan keadaan menjadi normal kembali (Jie, 1997).
TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
18
3.2.2 Teori Wu Xing Segala sesuatu dialam semesta dibentuk dari hasil pergerakan lima unsur (Wu Xing). Lima unsur tersebut adalah unsur Kayu, Api, Tanah, Logam, dan Air. Kelima unsur itu mempunyai hubungan menumbuhkan dan membatasi. Berdasarkan sifatnya, semua benda, fenomena, dan pergerakan yang terdapat di alam semesta dapat digolongkan kedalam pergerakan Wu xing. Dengan digabungkannya tubuh manusia kedalam pergerakan Wu Xing, maka tubuh manusia mempunyai hubungan yang sangat erat dengan lingkungan dan alam semesta (Jie, 1997). Tabel 3.1 Daftar penggolongan Wu Xing (Ruswanti, 2005) Wu Xing Arah Musim
Kayu Timur Semi
Api Selatan Panas
Hawa udara Perjalanan hidup Cang Fu
Angin
Panca indera Jaringan tubuh Emosi Warna Rasa Suara
Logam Barat Gugur
Air Udara Dingin
Panas
Tanah Tengah Panas panjang Lembab
Kering
Dingin
Lahir
Tumbuh
Dewasa
Layu
Mati
Hati Kandung empedu Mata
Jantung Usus kecil
Limpa Lambung
Paru-paru Usus besar
Lidah
Mulut
Hidung
Ginjal Kandung kemih Telinga
Tendon
Otot
Kulit. Bulu
Tulang
Marah
Pembuluh darah Gembira
Berfikir
Takut
Hijau Asam Menjerit
Merah Pahit Tertawa
Kuning Manis Menyanyi
Kuatir, sedih Putih Pedas Menangis
Hitam Asin Merintih
Dalam teori Wu Xing, hubungan antara segala sesuatu di alam ini dapat diinterpretasi oleh hubungan menghidupkan dan mengekang di antara pergerakan
TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
19
lima unsur. Berikut adalah hubungan teori lima unsur baik secara fisiologis maupun patologis dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Hubungan menghidupi Di dalam hubungan menghidupi terdiri dari dua aspek, yaitu aspek menghidupkan satu unsur dan aspek dihidupkan satu unsur. Karena itu, setiap unsur bagaikan mempunyai satu ibu dan satu anak. Hubungan menghidupi ini dikenal dengan ”Hubungan Ibu-Anak”, unsur yang menghidupi sebagai ibu dan unsur yang dihidupi sebagai anak (Jie, 1997). 2. Hubungan membatasi Membatasi berarti mengalahkan, menguasai, menjajah dan membunuh. Hubungan lima unsur dalam hal ini adalah saling menguasai dan saling menekan atau membatasi. Setiap unsur Wu Xing memiliki satu unsur yang mengekang dan satu unsur yang dikekang. Hubungan mengekang untuk mengendalikan sesuatu yang berkembang (Jie, 1997). 3. Hubungan menindas Penindasan berarti penyerbuan diluar batas-batas normal. Unsur dalam keadaan lemah akan dikekang oleh unsur normal, jika mengekang terlalu kuat maka akan menindas. Unsur yang terlalu kuat akan menindas unsur yang secara normal dikekang seperti dalam hubungan normal kayu mengekang tanah, jika kayu terlau kuat, maka kayu menindas tanah sehingga tanah menjadi semakin lemah (Jie, 1997).
TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
20
4. Hubungan menghina Penghinaan berarti arah hubungan berbalik kearah berlawanan jarum jam. Apabila unsur dalam keadaan terlalu kuat, maka unsur yang dalam keadaan normal mengekang akan balik menjadi dikengkang. Bila satu unsur terlalu lemah, maka unsur yang secara normal dikengkang akan balik mengengkang (Jie, 1997). 3.2.3 Teori Organ Zang Fu adalah sebutan untuk semua organ pada tubuh manusia. Organ Zang Fu dapat dibagi menjadi organ Zang dan Fu. Organ Zang merupakan organ padat. Organ Zang meliputi organ jantung, hati, paru, limpa, dan ginjal. Fungsi lima Zang ialah membentuk, mentransformasi, dan menyimpan Jing atau partikel kecil yang sangat penting, Qi, Xue, dan Jin Ye. sedangkan organ Fu berbentuk kantung dan selalu menyalurkan isinya pada organ lain. organ Fu mencakup organ kandung empedu, kandung kemih, lambung, usus besar, usus kecil, dan sanjiao. Fungsi fisiologis dari enam Fu ialah menampung, mencerna makanan dan minuman, serta mengangkat, dan membuang sampah (Jie, 1997). Selain organ dalam tersebut, masih terdapat enam organ atau jaringan, yaitu Nao-otak, Suei-sumsum, Mai-pembuluh darah, Tan-kandung empedu, Kutulang, dan Ni Ce Pao-rahim, yang digolongkan kedalam Fu Istimewa. Karena mempunyai bentuk yang hampir sama dengan Fu biasa (Jie,1997). 3.2.3.1 Organ Zang Fu 1. Limpa Terletak pada rongga abdomen, menguasai pencernaan dan absorbsi. Sebagai sumber dari Qi, darah, dan cairan tubuh. Fungsi fisiologis limpa adalah:
TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
21
a. Menguasai transportasi dan transformasi Penguasaan transportasi dan transformasi oleh limpa mencakup dua aspek, yaitu aspek jing makanan dan minuman serta aspek jin ye cairan (Jie, 1997). b. Transportasi dan transformasi Jing makanan dan minuman Makanan dan minuman yang masuk ke dalam lambung dicerna oleh lambung bersama dengan limpa sehingga Jing dari makanan dan minuman dapat disebarkan ke seluruh tubuh oleh limpa. Jing juga akan ditransformasikan menjadi Qi dan Xue-darah. Apabila limpa dapat menguasai transportasi dan transformasi dengan baik, maka orang tersebut akan bergairah, aktif, Qi dan Xue-darah cukup serta daya tahan tubuh menjadi baik. Namun jika limpa lemah dan tidak bisa menjalankan fungsinya maka orang tersebut akan kehilangan nafsu makan, perut terasa kembung, tidak bersemangat (Jie, 1997). c. Transportasi dan transformasi Jin Ye-Cairan Limpa berfungsi dalam metabolisme Jin Ye-cairan, yaitu menyalurkan cairan yang diperlukan ke seluruh tubuh, sedangkan cairan yang sudah berupa limbah diangkut ke ginjal kemudian disalurkan ke kandung kemih untuk dibuang keluar tubuh (Jie, 1997). d. Membentuk dan membimbing Xue-darah Jing makanan dan minuman dengan bantuan dari Pi Qi dapat berubah menjadi Xue-darah. Limpa juga turut mengatur peredaran darah, yaitu membimbing Xue-darah sehingga Xue-darah dapat mengalir di dalam pembuluh darah dikarenakan adanya dorongan dari Qi limpa (Jie, 1997).
TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
22
e. Limpa menguasai otot dan empat anggota gerak Limpa menguasai otot dan empat anggota gerak dimaksudkan bahwa otot dan empat anggota gerak bergantung pada transportasi dan transformasi nutrisi oleh limpa untuk memberikan nutrisi. Apabila fungsi limpa yang normal, Qi dan darah yang cukup akan ditransformasikan dari sari makanan, dengan makanan yang mencukupi, sehingga otot dan anggota gerak menjadi kuat. Namun, jika fungsi dari limpa mengalami gangguan, maka penyerapan nutrisi makanan akan berkurang dan mengakibatkan malnutrisi pada otot dan anggota gerak dengan gejala kekurusan dan kelemahan (Jie, 1997). f. Limpa berpintu pada mulut Mulut adalah titik awal dari sistem pencernaan. Limpa berpintu pada mulut dimaksudkan bahwa keadaan fungsional dari limpa dapat dilihat dari manifestasinya pada mulut. Jika fungsi limpa normal, nafsu makan dan rasa dimulut juga akan normal, namun jika fungsi limpa tidak normal maka akan timbul anorexia, tidak ada rasa didalam mulut (Jie, 1997). 3.2.4 Teori Penyebab Penyakit Penyebab penyakit secara tradisional dapat dibagi dalam dua golongan, yaitu penyebab penyakit dari luar dan penyebab penyakit dari dalam (Jie,1997). 3.2.4.1 Penyebab Penyakit Luar Enam penyebab penyakit dari luar ditimbulkan oleh perubahan cuaca yang tidak normal, sehingga terjadi cuaca yang terlalu banyak angin, terlalu dingin, panas terik, terlalu lembab, terlalu kering, atau keadaan bagaikan api.
TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
23
Meskipun perubahan musim dalam keadaan normal, bagi sebagian orang yang memiliki daya tahan tubuh lemah akan menimbulkan suatu penyakit (Jie,1997). 1. Patogen Lembab Patogen lembab sering terjadi pada musim hujan. Keadaan yang dapat menimbulkan patogen lembab, antara lain cuaca mendung, hujan terus menerus, berada terus menerus di dalam air, dan malas mengganti baju yang basah. Patogen lembab juga dapat timbul dari dalam tubuh. Apabila fungsi limpa lemah dan tidak dapat menyalurkan cairan dan lembab di dalam tubuh sehingga cairan dan lembab berubah menjadi patogen (Jie, 1997). Patogen lembab memiliki ciri dan sifat sebagai berikut, patogen lembab bersifat Yin. Patogen lembab berasal dari air sehingga patogen bersifat dingin, membeku, dan mudah menyebar. Patogen lembab turun ke bawah. Selain itu, penyakit yang umum disebabkan pathogen lembab timbul dari tubuh bagian bawah. Patogen
lembab sering sebagai biang dari berbagai macam penyakit
jamur dan bermacam-macam penyakit dengan gejala mengeluarkan cairan tubuh keruh atau tampak kotor. Patogen lembab mudah melekat, timbul berangsurangsur, dan hilangnya tidak mudah (Jie, 1997). 2. Patogen Panas Cuaca panas dapat dijumpai pada musim panas. Namun demikian, patogen panas dapat menyerang tubuh pada setiap musim. Sindroma panas hanya bisa timbul karena patogen luar. Patogen panas bersifat Yang, maka penyakit yang ditimbulkan tergolong sindroma yang panas. Patogen panas bergerak ke atas, mudah menghabiskan Jin Ye. Patogen panas bersifat Yang dan Panas, maka selalu
TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
24
bergerak keatas dan menguap. Patogen panas sering membawa patogen lembab (Jie, 1997). 3.2.4.2 Penyebab Penyakit Dalam Penyebab penyakit dari dalam berupa emosi, tujuh jenis emosi yakni gembira, marah, kuatir, melamun, berpikir, sedih, takut dan terkejut. Ketujuh jenis perasaan itu sesungguhnya pada batas tertentu adalah perasaan yang normal yang merupakan cerminan keadaaan fungsi organ Zang Fu yang fisiologis, tetapi bila berlebihan dan terus menerus maka akan menjadi penyebab penyakit dan membahayakan kelangsungan hidup (Jie, 1997). 1. Berpikir Berpikir merupakan aktivitas fungsional dari jantung. Namun, berpikir yang melampaui batas dapat mengganggu Qi limpa. Hal tersebut mengakibatkan peredaran Qi terhalang dan fungsi transportasi dan transformasi limpa tidak dapat berjalan dengan normal (Jie, 1997). 3.2.4.3 Penyebab Penyakit bukan PPL dan PPD 1. Makanan dan Minuman Pola makan yang salah dapat menimbulkan berbagai macam penyakit, terutama mengakibatkan Wei-lambung menolak untuk mencerna makanan dan minuman dengan baik yang akan mengakibatkan Pi-limpa sulit berfungsi dengan baik dalam transportasi dan transformasi Jing makanan dan minuman. Makanan dan minuman yang dikonsumsi harus layak, baik kualitas maupun kuantitas. Kekurangan makan atau kelebihan makan dapat mengakibatkan terjadinya berbagai penyakit (Jie, 1997).
TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
25
2. Aktivitas (Kurang gerak) Melakukan gerakan dapat membantu melancarkan peredaran Qi dan Xue-darah, mempertinggi daya tahan tubuh sehingga tubuh menjadi sehat, baik jasmani maupun rohani. Sebaliknya jika kurang bergerak mengakibatkan peredaran Qi dan Xue-darah kurang lancar serta mengakibatkan lemahnya fungsi organ Zang Fu dan daya tahan tubuh menurun. Demikian juga tulang menjadi rapuh, tendon dan otot menjadi atropi (Jie, 1997). 3.2.5 Pengertian Leukorrhea Keputihan adalah cairan lendir yang disekresikan dari vagina perempuan yang terdiri dari eksudat mukosa, sekresi gland serviks uteri, sel vagina yang mengelupas, sel darah putih dan beberapa bakteri non patogenik (Yanfu, 2002). Leukorrhea normal adalah cairan Yin dalam tubuh yang berasal dari Jing yang diubah oleh limpa lambung, disimpan di Ginjal, diatur oleh meredian Ren, dikontrol oleh meredian Dai serta didistribusikan terus menerus oleh uterus. Secara fisiologis biasanya leukorrhea berlimpah saat setelah menstruasi atau pada periode antara dua siklus menstruasi atau selama kehamilan. Ketika menstruasi telah berakhir, keputihan yang timbul sedikit, berwarna keputih-putihan, dan pucat. Selama ovulasi cairan yang keluar meningkat, berwarna transparan dan lengket berwarna putih telur. Dua atau tiga hari setelah ovulasi, keputihan (leukorrhea) muncul keruh, lengket dan sedikit. Keputihan patologis (Dai Xia) mengacu pada perubahan abnormal dari jumlah, warna, tekstur, dan bau sekret. Secara klinis leukorrhea berwarna putih, kuning, dan multi warna yang sering
TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
26
ditemui biasanya dikarenakan peradangan berbagai organ reproduksi (Yanfu, 2002). 3.2.6 Etiologi dan Patogenesis TCM (Traditional Chinese Medicine) menganggap bahwa keputihan (leukorrhea) disebabkan oleh lembab serta adanya gangguan pada meredian Ren dan Dai. Lembab yang berasal dari luar maupun dari dalam terbentuk akibat disfungsi organ dalam tubuh. Gangguan pada transportasi dan transformasi akibat defisiensi limpa menyebabkan lembab bergerak ke bawah dan timbul keputihan (leukorrhea). Adanya stagnasi pada hati dapat menyebabkan disfungsi limpa dalam transportasi dan transformasi sari makanan mengakibatkan timbulnya lembab yang apabila bergerak turun akan timbul keputihan (leukorrhea), lembab terakumulasi dapat menjadi panas yang terakumulasi di Jiao bawah kemudian timbul keputihan (leukorrhea). Aktivitas seksual berlebihan atau penyakit kronis mengakibatkan disfungsi organ ginjal dalam menyimpan dan mengumpulkan cairan esensial sehingga timbul keputihan (leukorrhea). Lemahnya uterus atau dapat juga disebabkan kontaminasi air mandi dan tinggal di tempat yang lembab (Yanfu, 2002). 3.2.7 Diagnosa Leukorrhea Leukorrhea berwarna keputih-putihan atau kuning cerah, atau berbagai warna, atau kekuningan dan kebiruan seperti nanah dan keruh seperti air. Konsentrasi dari leukorrhea tipis seperti air, atau lengket dan kental seperti ampas buncis dan menggumpal serta berbusa. Leukorrhea terlihat sangat kotor dan
TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
27
berbau. Hal ini menyertai gejala dari vulva atau pruritus pada vagina, rasa prolaps dan nyeri (Yanfu, 2002). Pada pemeriksaan ginekologi ditemukan vaginitis, radang pada pelvis, serviksitis dan tumor. Pemeriksaan ultrasonik perlu dilakukan untuk radang pelvis dan tumor pelvis. Pada tes laboratorium banyak ditemukan akut atau sub akut pada randang pelvic dan meningkatnya sel darah putih. Vaginoskopi banyak ditemukan trikomonas, bakteri dan patogen spesifik dan non spesifik (Yanfu, 2002). 3.2.8 Deferensiasi Sindrom Deferensiasi sindrom dalam TCM untuk keputihan (leukorrhea) ditentukan berdasarkan warna, tekstur, dan bau dari sekret (Yanfu, 2002). Adapun deferensiasi sindrom dari keputihan adalah sebagai berikut: a. Akumulasi Lembab-Panas Manifestasi
: Keputihan dengan jumlah banyak, warna kuning atau campuran
kuning dan putih, bertekstur kental dengan bau yang kurang sedap. Pada beberapa pasien dapat dimanifestasikan dengan sekret putih bergumpal seperti kecambah disertai gatal pada vulva, urin berwarna gelap sedikit dan nyeri samar pada abdomen bawah. Lidah
: Lapisan lidah berwarna kuning dan berminyak.
Nadi
: Halus, cepat
Prinsip Terapi :Menghilangkan panas, menguraikan lembab, dan menghentikan leukorrhea (Yanfu, 2002).
TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
28
b. Defisiensi Qi Limpa Lambung Manifestasi
: Keputihan dengan jumlah banyak dan terus-menerus berwarna
putih atau kuning pucat, tekstur yang kental dan tidak ada bau busuk. Gejala tambahan termasuk pucat, kaki dingin, kelesuan, anoreksia, dan edema pada kaki. Lidah
: Pucat dengan lapisan putih atau berminyak.
Nadi
: Lemah
Prinsip Terapi : Menguatkan Limpa dan menutrisi Qi, meningkatkan Yang, mengeliminasi lembab (Yanfu, 2002). c. Defisiensi Yang Ginjal Manifestasi
: Keputihan berwarna putih, jelas dan tipis tapi berlebihan dan
keluar sepanjang hari, nyeri pinggang, sensasi dingin di perut bagian bawah, urin bening dan meningkatnya volume terutama pada malam hari, konstipasi. Lidah
: Pucat dengan lapisan tipis dan putih.
Nadi
: Dalam dan lambat
Prinsip Terapi :Menghangatkan ginjal, menguatkan Yang, dan menghentikan keputihan (Yanfu, 2002). d. Defisiensi Yin Ginjal Manifestasi
: Keputihan berwarna merah dan putih, sedikit kental, tidak berbau
diikuti sensasi terbakar di vulva. Gejala tambahan meliputi pusing, panas di lima pusat, konstipasi, dan urin berwarna gelap. Lidah
: Otot berwarna merah dengan selaput tipis.
Nadi
: Seperti benang, agak cepat.
Prinsip Terapi : Menguatkan Yin ginjal, menghentikan keputihan (Yanfu, 2002).
TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
29
1.2.9
Titik Akupunktur Berikut adalah titik-titik akupuntur yang dapat digunakan untuk
pengobatan keputihan, antara lain: a. Zusanli (ST 36) Lokasi
: Tiga cun di bawah titik Du bi, satu cun dari sisi samping tulang kering
Fungsi
: Menguatkan limpa dan menghilangkan lembab
Penusukan
: Tegak lurus sedalam 0,5-1,3 cun (Jie, 2010)
b. Sanyinjiao (SP6) Lokasi
: Pada sisi medial cruris 3 cun di atas puncak malleolus medialis dan posterior dari tibia.
Fungsi
: Menguatkan limpa, memelihara Yin dan menghilangkan kelembapan.
Penusukan
: Tegak lurus sedalam 0,5-1 cun (Jie, 2010).
c. Yinlingquan (SP9) Lokasi
: Tepat dicekungan inferior dari condylus tibiae medialis.
Fungsi
: Menguatkan limpa dan menghilangkan lembab.
Penusukan
: Tegak lurus sedalam 0,5-1 cun (Jie, 2010).
d. Ciliao (BL32) Lokasi
: Lubang belakang ruas tulang belakang pada foramen sacralis posterior II, di pertengahan garis penghubung meridian Du dan sisi bawah tonjolan spina iliaca
Fungsi
TUGAS AKHIR
: Mengurangi keputihan
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
30
Penusukan
: Tegak lurus 0,7-1 cun (Jie, 2010).
e. Daimai (GB26) Lokasi
: Di bawah ujung iga XI, setinggi umbilicus
Fungsi
: Menyeimbangkan fungsi meridian Ren dan Dai dan menguatkan Qi pada meridian Dai
Penusukan
: Tegak lurus 0,5-1 cun (Jie, 2010).
f. Zhongji (Ren3) Lokasi
: Empat cun di bawah umbilicus
Fungsi
: Menghilangkan lembab panas di jiao bawah
Penusukan
: Tegak lurus 0,5-1,5 cun (Jie, 2010)
g. Guanyuan (Ren4) Lokasi
: Tiga cun dibawah umbilicus
Fungsi
: Menambah Qi
Penusukan
: Tegak lurus 0,8-1,5 cun (Jie, 2010)
h. Qihai (Ren6) Lokasi
: 1,5 cun dibawah umbilicus
Fungsi
: Menambah Qi
Penusukan
: Tegak lurus 0,8-1,2 cun (Jie,2010)
3.3. Herbal Masyarakat Indonesia telah menggunakan tanaman sebagai obat sejak dimulainya peradaban, yang awalnya tanaman digunakan sebagai sumber makanan. Seiring dengan perkembangan peradaban, tanaman tersebut juga digunakan sebagai obat. Pada zaman dahulu penggunaan masih berdasarkan
TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
31
empiris atau informasi secara turun temurun. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membantu mengonfirmasikan tentang kebenaran khasiat tanaman obat. Beberapa tanaman obat tradisional secara ilmiah terbukti berkhasiat untuk digunakan obat (Mun’im, 2011). Tanaman herbal juga dapat digunakan untuk menangani gejala keputihan. Herbal yang dapat digunakan untuk penanganan keputihan memiliki aktivitas antiseptic, antifungi dan astringent. Herbal yang dapat digunakan untuk menangani gejala keputihan adalah sirih hijau (Piper betle L), sirih merah (Piper crocatum), mint (Mentha piperita), delima (Punica granatum), temu kunci (Boesenbergia pandurata Roxb), kunyit (Curcuma domestica), majakan (Quercus lusitanica), jambu biji (Psidium guajava), dan pegagan (Centella asiatica) (Soedibyo, 1998). 3.3.1 Herbal untuk Mengatasi Keputihan 3.3.1.1 Daun Mint (Mentha piperita)
Gambar 3.1 Daun Mint (Mentha piperita) (Anonim, 2016) 1. Klasifikasi Tanaman Kingdom: Plantae Subkingdom: Tracheobionta
TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
32
Super Divisi: Spermatophyta Divisi: Magnoliophyta Kelas: Magnoliopsida Sub Kelas: Asteridae Ordo: Lamiales Famili: Lamiaceae Genus: Mentha Spesies: Mentha piperita L (Plantamor, 2012) 2. Nama lain Mentha balsamea, menthe viridiaquatica, Mentha palustris Raji 3. Nama Daerah Nama Asing
: Amentha (Inggris), American mint (Amerika)
Nama Daerah
: Mentha (Kemenkes RI, 2012).
4. Uraian Tanaman Perawakan terna, menahun, tinggi mencapai 40 cm, membentuk stolon. Akar tunggang, putih. Batang lunak, persegi, beruas-ruas, bercabang, ungu atau hijau keunguan. Daun tunggal, bulat telur, duduk bersilang-berhadapan, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi bergerigi, panjang 3,5-5 mm, lebar 1,5-2 cm, pertulangan menyirip, bertangkai, hijau. Perbungaan berupa bunga majemuk berkarang, pangkal kelopak tidak berambut. Mahkota bunga tidak berambut, terbelah empat, ungu. Benang sariempat, bakal buah empat, ungu, buah buni, kecil, bulat telur, halus, coklat tua (Kemenkes RI, 2012).
TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
33
5. Keanekaragaman Mentha merupakan tanaman yang berasal dari Eropa. Di Indonesia mentha hanya dibudidayakan secara terbatas dan umumnya berasal dari tanaman induk yang sama sehingga hampir tidak memiliki keanekaragaman secara morfologi (Kemenkes RI, 2012). 4. Bagian tanaman yang digunakan Daun, semua bagian tanaman di atas tanah (Kemenkes RI, 2012). 5. Kandungan kimia Daun mentha mengandung 70% asam fenolat (asam kafeat, klorogenat dan rosmarinat), 3,5-4,5% tannin, 0,5-4% terpen, dan flavonoid. Minyak mentha mengandung 30-55% mentol, 14-32% menton, 2,8-10% mentil asetat, 3,5-14% sineol, 1,5-10% isomenton, 1-9% mentofuran, 1-5% limonene, alfa-pinen (11,5%), alfa-pinen(1-2%) dan neomentol (2,5-3,5%) (Kemenkes RI, 2012). 6. Indikasi Daun mentha dapat digunakan sebagai astringent, antiseptic, antipruritic, antiemetic, karminatif, vermifuge, diaphoretic, analgesik, antiviral. 7. Efek farmakologi Daun mint bersifat antiseptik. Penelitian menunjukkan minyak daun mint dengan kandungan aktif mentol dan menthone menunjukkan aktivitas antimikroba yang tinggi pada Gram positif Gram negatif, ragi dan terutama jamur Candida albicans (Mahboubi, 2014). Komponen minyak atsiri daun mint, carvone, Menthol dan menthone adalah kandungan aktif yang memiliki nilai MIC rendah dan sitotoksisitas yang
TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
34
diabaikan. Minyak atsiri daun mint dan tiga senyawa aktif (carvone, Menthol dan menthone) tidak hanya mengurangi transisi Candida albicans dari ragi ke invasive dan bentuk hifa lebih patogen pada konsentrasi sub-hambat tetapi juga memiliki dampak yang signifikan pada produksi enzim hidrolitik disekresikan oleh sel jamur selama infeksi. Senyawa ini memiliki terapi yang besar (Samber, 2014). Dalam penelitian yang lain telah dilakukan penelitian 30 tanaman yang memiliki aktivitas antifungi candida albicans dibandingkan dengan fluconazole. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daun mint paling efektif menghambat jamur candida albicans bila dibandingkan tanaman lain. Minyak peppermint pada konsentrasi yang sangat rendah berpotensi sebagai antifungi. pada minyak peppermint bertindak sebagai fungistatik, fungisida dan anti-biofilm agen terhadap Candida albicans (Agarwal, 2010). 8. Dosis Dosis harian sebanyak 1-3 gram simplisia daun mint tiga kali dalam sehari (WHO, 1992). Dewasa: infusa 1,5-3 gram simplisia dengan 150 ml air, sehari 3 kali. Tingtur (1:5 etanol 45%) 2-3 ml, sehari 3 kali. Untuk anak-anak berupa infusa 3-5 g sehari untuk usia 4-10 tahun, dan 3-6 gram sehari untuk usia 10-16 tahun (Kemenkes RI, 2012). 9. Penyajian Infusa simplisia daun mint sebanyak 6 gram ditambahkan 300 ml air panas. Cara penggunaan dengan membasuhkan infusa daun mint pada vagina tiga kali dalam sehari (WHO, 1992).
TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
35
10. Keamanan Pemberian secara oral daun mentha segar 50 gram yang dibuat infusa dengan air 500 ml selama 10 menit, kemudian dikeringkan dengan metode semprot kering, dengan dosis 4 g/kg BB pada 12 mencit tidak menyebabkan depresi, efek toksik atau kematian (WHO, 1999). 11. Peringatan Pasien dengan fluks saluran pencernaan, hiatal hernia serta batu ginjal sebaiknya menggunakan minyak mentha atas petunjuk dokter karena minyak mentha dapat memperburuk gejala penyakit tersebut (Kemenkes RI, 2012). 3.4 Usulan Terapi Penanganan keputihan selain dengan menggunakan akupuntur dan herbal, dapat juga ditangani dengan nutrisi maupun akupresure. 3.4.1 Nutrisi Nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia menggunakan makanan untuk membentuk energi, mempertahankan kesehatan, pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal setiap organ dan jaringan tubuh (Rock CL, 2004). Diet yang dapat digunakan untuk menangani keluhan keputihan diantaranya adalah dengan mengurangi gula dan alkohol, meningkatkan protein, mengurangi karbohidrat dan meningkatkan sayur dan gluten. Penambahan vitamin B, C, Biotin, mangan, magnesium, dan asam lemak esensial yang telah ditemukan untuk mencegah transformasi Candida albicans menjadi patogen (Ferrari, 2006).
TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
36
3.4.2 Akupresure Pijat akupressure merupakan salah satu bentuk pengobatan tradisional keterampilan dengan cara menekan titik-titik akupunktur dengan penekanan menggunakan jari atau benda tumpul di permukaan tubuh, dalam rangka mendukung upaya promotif, preventif, dan rehabilitatif (Kemenkes, 2011). Penanganan gejala keputihan dapat dilakukan pemijatan pada titik Yinlingquan untuk menghilangkan lembab, Daimai untuk menyeimbangkan fungsi meridian Ren dan Dai dan menguatkan Qi pada meridian Dai sedangkan titik Zhongji digunakan untuk menghilangkan lembab panas di Jiao tengah dan mengurangi keputihan (Yanfu, 2002).
TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB 4 ANALISIS KASUS 4.1 Konsep Leukorrhea secara Konvensional Penyebab keputihan yang bersifat patologis paling sering adalah adanya infeksi. Organ genitalia pada perempuan yang dapat terkena infeksi adalah vulva, vagina, leher rahim, dan rongga rahim. Infeksi ini dapat disebabkan oleh bakteri, jamur, parasit, ataupun virus. Pasien mengalami keluhan keputihan yang keluar hampir setiap hari dengan jumlah keputihan yang dikeluarkan banyak, berwarna putih susu dengan tekstur cair ataupun kental dan berbau tidak menyengat. Dua sampai tiga hari sebelum menstruasi jumlah keputihan bertambah banyak, berwarna putih susu dengan tekstur kental dan berbau menyengat agak amis hingga hari ketiga sampai keempat setelah menstruasi. Tidak ada gejala gatal. Keputihan yang terjadi disebabkan karena lemahnya sistem imun pasien dapat dilihat dari pasien memiliki alergi terhadap debu, sehingga mudah terkena infeksi. Selain itu pasien memiliki personal hygene yang kurang baik, kegemaran pasien memakai celana ketat menjadikan area kewanitaan lembab sehingga digunakan sebagai tempat pertumbuhan jamur dan bakteri penyebab keputihan. Keputihan mengalami perubahan dua sampai tiga hari sebelum menstruasi jumlah keputihan bertambah banyak, berwarna putih susu dengan tekstur kental dan berbau menyengat agak amis hingga hari ketiga sampai keempat setelah menstruasi. Dalam siklus menstruasi, hari kedua sampai ketiga sebelum menstruasi tergolong dalam fase akhir luteal. Fase ini berlangsung pada 37 TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
38
hari ke 21-28. Pada fase ini terjadi pengeluaran hormon estrogen dan progesteron yang disekresi oleh korpus luteum. Sedangkan hari ketiga sampai keempat setelah menstruasi tergolong dalam fase akhir folikuler yang berlangsung pada hari ke 714. Selama fase ini estrogen pertama kali meningkat secara lambat, kemudian secara cepat, mencapai puncak kira-kira 24-36 jam sebelum ovulasi (Sherwood, 1997). Peningkatan kadar hormon estrogen menyebabkan peningkatan kadar air dalam mukus serviks dan meningkatkan produksi glikogen oleh sel-sel epitel mukosa superfisial pada dinding vagina. sehingga sekret vagina bertambah banyak, kemudian mengalir keluar yang disebut sebagai keputihan. Kadar glikogen yang tinggi pada vagina merupakan sumber karbon yang baik untuk pertumbuhan Candida sehingga jamur Candida dapat tumbuh subur dan berkembangbiak menjadi patogen yang akhirnya terjadinya keputihan patologis (Hay, 1994; Prawirohardjo, 1987). 4.2 Konsep Leukorrhea secara Tradisional Kebiasaan pasien gemar mengonsumsi makanan manis serta gorengan, penggunaan celana yang ketat dan keadaan kamar yang dekat dengan kamar mandi akan menimbulkan patogen lembab yang masuk dalam tubuh. Patogen lembab dapat melukai limpa yang menyebabkan defisiensi pada organ limpa. Apabila fungsi organ limpa terganggu maka transportasi dan transformasi cairan tubuh tidak lancar yang akan menimbulkan akumulasi lembab dalam tubuh. Lembab bergerak turun menimbulkan keputihan berwarna bening, tidak berbau dan tidak gatal. Akan tetapi lembab yang terakumulasi dan tidak disalurkan
TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
39
dengan baik dapat menjadi panas yang akan menimbulkan keputihan berwarna putih kental, menggumpal, gatal dan berbau (Yanfu, 2002). Keluhan utama pasien adalah keputihan yang keluar hampir setiap hari dengan jumlah keputihan banyak, berwarna putih susu dengan tekstur cair ataupun kental dan berbau tidak menyengat. Dua sampai tiga hari sebelum menstruasi keputihan berubah menjadi berwarna putih susu dengan tekstur kental dan berbau menyengat agak amis hingga hari ketiga sampai keempat setelah menstruasi. Tidak ada gejala gatal. Pasien memiliki keluhan tambahan telapak tangan dan kaki berkeringat yang dikeluhkan semenjak kecil. Hal ini disebabkan karena adanya patogen lembab atau panas yang berada di dalam limpa sehingga mengacau keempat anggota badan. Selain itu pasien juga memiliki gejala mulut dan tenggorokan kering, susah buang air besar dan air seni tampak kekuningan menunjukan ada sindroma panas dalam tubuh pasien. Pasien memiliki warna wajah agak kekuningan yang menandakan adanya patogen lembab yang tidak dapat disalurkan dengan baik. BAK pasien berwarna kuning menandakan adanya sindroma panas dalam tubuh pasien. Pasien merasa haus akan tetapi pasien tidak ingin minum. Hal ini menandakan adanya penyebaran Jin Ye yang tidak normal yang disebabkan adanya patogen lembab panas. Sindroma lembab panas mengakibatkan penyebaran Jin Ye terhalang dan tidak dapat mencapai mulut dan timbul perasaan haus. Akan tetapi, adanya patogen lembab dalam tubuh menyebabkan pasien tidak dapat minum banyak (Jie, 1997).
TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
40
Berdasarkan pengamatan lidah pasien didapatkan otot lidah tebal, lembab, berwarna merah. Berwarna merah pada ujung lidah. Terdapat tapal gigi pada bagian samping lidah. Selaput lidah putih tebal agak kekuningan tipis. Otot lidah tebal atau lebih besar dari pada normal disebabkan adanya genangan patogen air atau lembab di dalam tubuh. Otot lidah merah menunjukkan adanya panas dalam tubuh pasien. Tepi lidah terdapat tapal gigi. Hal ini merupakan pertanda organ limpa lemah dan terdapat patogen lembab dalam tubuh. Selaput lidah agak kekuningan namun lembab merupakan pertanda patogen panas mulai memasuki bagian Li (Dalam) (Jie, 1997). Berdasarkan pemerikasaan nadi lokasi Kuan pada tangan kanan yaitu organ limpa dan Cun pada tangan kanan yaitu organ paru didapatkan lemah menandakan terjadinya defisiensi. sedangkan pada penekanan titik pada Shubelakang limpa, paru-paru pasien merasakan enak saat ditekan yang menandakan defisiensi (Jie, 1997). Berdasarkan teori Wu Xing patogen lembab dapat melukai organ limpa. Sehingga organ limpa mengalami defisiensi. Selain itu, gangguan pada organ ibu dapat menjalar ke organ anak. Organ limpa dan paru memiliki hubungan ibu-anak yaitu limpa sebagai ibu paru. Gangguan di limpa menimbulkan gangguan di paru. Karena organ limpa defisiensi maka organ paru akan defisiensi pula, pada kasus ini termanifestasikan dengan alergi debu. Organ limpa mengalami defisiensi maka organ limpa tidak dapat membatasi organ ginjal. Sehingga organ ginjal mengalami ekses yang akan menghina organ limpa (Jie, 1997).
TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
41
Berdasarkan analisis kasus di atas, deferensiasi sindrom pada pasien adalah akumulasi lembab panas. Terapi yang dilakukan pada kasus ini adalah menghilangkan panas, menguraikan lembab dan menghentikan keputihan. Manipulasi yang dilakukan yaitu dengan sedasi (melemahkan). Titik utama yang diambil adalah, Yinlingquan (SP 9), Daimai (GB 26) dan Zhongji (Ren 3) serta pemberian herbal basuhan infusa daun mint (Mentha piperita) Pemilihan titik Yinlingquan merupakan titik He limpa dipilih untuk menguraikan lembab dan membantu menguatkan limpa. Titik Daimai dipilih untuk menyeimbangkan fungsi meridian Ren dan Dai dan menguatkan Qi pada meridian Dai sedangkan titik Zhongji digunakan untuk menghilangkan lembab panas di Jiao bawah dan mengurangi keputihan.
TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB 5 PERAWATAN 5.1 Bentuk Kegiatan Kegiatan ini merupakan studi kasus dengan keluhan keputihan sebelum penanganan dan setelah penanganan dengan menggunakan akupunktur dan pemberian herbal daun mint (Mentha piperita) 5.2 Waktu dan Tempat Penelitian Terapi akupuntur dilakukan setiap 2 hari sekali selama 12 kali dalam kurun waktu 24 hari sedangkan pemberian herbal dilakukan setiap hari dalam kurun waktu 24 hari. Tempat pelaksanaan terapi akupunktur di Klinik BATTRA, Gedung Faal lantai 1 Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya dan di kediaman pasien di Jalan Dharmawangsa, Surabaya. 5.3 Alat dan Bahan 5.3.1 Alat dan Bahan Terapi Akupunktur Tabel 5.1 Alat dan Bahan Terapi Akupuntur Alat Klem atau penjepit Bengkok Tempat pembuangan jarum bekas Tempat pembuangan kapas bekas
Bahan Kapas Alkohol 70% Jarum akupunktur 1 cun (dengan spesifikasi 0,25 x 25 mm) Handscoon
42 TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
43
Gambar 5.1 Alat dan Bahan Terapi Akupunktur 5.3.2 Bahan dan Alat Pembuatan Infusa Daun Mint Tabel 5.2 Alat dan Bahan Terapi Herbal Alat Kompor Panci Infusa Timbangan digital Saringan Gelas ukur Botol Kaca
Bahan 6 gram daun mint segar 300 mL Air
Gambar 5.2 Alat dan Bahan Pembuatan Infusa Daun Mint
TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
44
5.4 Prosedur Persiapan Terapi 5.4.1 Terapi Akupunktur Persiapan yang perlu dilakukan sebelum melakukan terapi akupunktur sebagai berikut : 1. Mempersiapkan jarum akupunktur 1 cun yang akan digunakan. 2. Mempersiapkan handscoon untuk menghindari kontaminasi saat memulai penusukan pada pasien 3. Mempersiapkan klem atau penjepit yang akan digunakan untuk menjepit kapas agar tidak terkontaminasi tangan terapis. 4. Mempersiapkan kapas yang telah dibasahi oleh alkohol 70% dan kapas kering. Kapas dengan alkohol digunakan untuk membersihkan daerah titik yang akan di tusuk dan kapas kering untuk menutup atau membersihkan daerah titik bila terjadi pendarahan setelah dilakukan akupunktur. 5. Mempersiapkan tempat pembuangan jarum bekas dan tempat pembuangan kapas bekas pakai. 5.4.2 Terapi Herbal Persiapan Membuat Infusa Daun Mint a. Bahan: Daun mint segar
6g
Air
300 ml
b. Cara Pembuatan 1. Menimbang daun mint segar sebanyak 6 gram 2. Mencuci bersih daun mint dengan air yang mengalir
TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
45
3. Mempersiapkan panci infusa. Mengisi air pada panci infusa bawah. Memasukkan daun mint yang telah dicuci dan menambahkan air kedalam panci atas. Setelah itu, menyalakan kompor. Menyalakan api. Menunggu hingga air pada panci pertama mencapai suhu 90oC setelah itu tunggu selama 15 menit. Menutup panci. 4. Setelah pemanasan selesai, kemudian mematikan kompor, mendinginkan rebusan sejenak lalu saring. kemudian masukkan ke dalam botol kaca 5.5 Tahap Perlakuan Terapi 5.5.1 Terapi Akupunktur a. Mempersilahkan pasien masuk dan duduk di ruangan terapi
dan
mengucapkan salam pembuka. b. Melakukan
pemeriksaan
terhadap
pasien
(pengamatan,
penciuman,
pendengaran, anamnesa, dan perabaan). c. Menentukan diagnosa, menentukan titik-titik terapi dan teknik terapi yang akan digunakan. d. Mempersilahkan
pasien
untuk
mengganti
baju
guna
mempermudah
pelaksanaan terapi. Setelah itu mempersilahkan pasien berbaring dengan posisi terlentang e. Mensterilkan peralatan yang akan digunakan f. Mensterilkan daerah sekitar titik-titik yang akan diterapi menggunakan alkohol 70%.
TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
46
g. Melakukan penusukan pada titik utama Yinlingquan (SP 9), Daimai (GB 26), dan Zhongji (Ren 3) dan titik tambahan sesuai dengan diagnosa dan keluhan yang dialami pasien. h. Melakukan teknik sedasi pada titik akupunktur sesuai diagnosa selama 15 menit i. Mencabut seluruh jarum dan membuangnya di tempat yang telah disediakan j. Merapikan alat dan bahan yang telah digunakan k. Memberikan informasi, nasehat, dan saran demi kesehatan pasien dan hasil terapi yang optimal. 5.5.2 Terapi Herbal Setiap hari pasien diberikan rebusan daun mint yang dibuat dengan teknik infusa sebanyak 300 ml yang digunakan untuk membasuh area kewanitaan tiga kali sehari pagi, siang dan malam setelah mandi atau buang air kecil dengan cara dibasuhkan atau disiramkan secara perlahan pada area kewanitaan. Sediaan yang telah disiapkan bagi pasien disimpan dalam botol yang ditutup rapat kemudian diletakkan di tempat kering, sejuk, dan terhindar dari sinar matahari langsung. 5.6 Komunikasi, Informasi, dan Edukasi a. Pasien harus menjaga personal hygiene dengan cara: mencuci tangan menggunakan sabun sebelum dan sesudah makan, sebelum dan sesudah membersihkan area kewanitaan, sebelum dan sesudah buang air besar, mengganti celana dalam minimal sehari dua kali, serta mengeringkan area kewanitaan menggunakan tisu kering bersih setelah buang air kecil.
TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
47
b. Menghindari celana ketat dan berbahan tidak menyerap keringat untuk mencegah timbulnya lembab. c. Mengurangi konsumsi makanan manis, berminyak, makanan instan, dan memperbanyak konsumsi sayur dan buah-buahan. d. Konsumsi air putih yang cukup. e. Melakukan olahraga secara teratur selama kurang lebih 30 menit setiap hari, olahraga dapat berupa jalan cepat, jogging, atau skipping. f. Pasien dianjurkan istirahat (tidur) cukup selama 8 jam setiap hari.
TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Hasil Terapi yang dilakukan pada keluhan keputihan dengan menggunakan kombinasi akupuntur dan herbal. Terapi Akupuntur dengan titik utama Yinlingquan (SP9), Daimai (GB26) dan Zhongji (Ren 3), serta titik tambahan sesuai keluhan yang dilakukan dua hari sekali selama 12 kali dalam kurun waktu 24 hari selama 15 menit. Sedangkan terapi herbal yang diberikan berupa infusa daun mint yang terbuat dari 6 gram daun mint segar dalam 300 ml air diberikan tiga kali sehari untuk dibasuhkan pada area kewanitaan selama kurun waktu 24 hari. Terapi dimulai pada tanggal 18 April hingga 11 Mei 2016. Setelah dilakukan terapi kombinasi akupuntur dan herbal terlihat perubahan baik dari jumlah, tekstur dan bau. Sebelum terapi pasien mengeluhkan jumlah keputihan yang dikeluarkan banyak, berwarna putih susu dengan tekstur cair ataupun kental dan berbau. Dua sampai tiga hari sebelum menstruasi jumlah keputihan bertambah banyak, berwarna putih susu dengan tekstur kental dan berbau menyengat agak amis hingga hari ketiga sampai keempat setelah menstruasi. Tidak ada gejala gatal. Pada akhir tahap terapi masih adanya keluhan keputihan, akan tetapi jumlah keputihan sedikit berwarna putih susu cair dan berbau tidak menyengat. Sebelum menstruasi dan sesudah menstruasi keluhan keputihan cukup banyak berwarna putih susu berbentuk cair dan berbau tidak menyengat. Hasil pengamatan keluhan keputihan sebelum dan sesudah terapi dapat dilihat pada tabel 6.1. 48 TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
49
Tabel 6.1 Hasil pengamatan keluhan keputihan No.
1. 2. 3. 4. 5.
Sesi Sebelum Terapi Sebelum Menstruasi Setelah Menstruasi Akhir Tahap 1 Akhir Tahap 2 Sebelum Menstruasi Tahap 3 Setelah Menstruasi Akhir Tahap 4
Jumlah +++ +++
Keputihan Tekstur ++ +++
Bau ++ +++
+++
+++
+++
++ ++ ++
++ + +
+ + +
++
Menstruasi +
+
+
+
+
Keterangan: +++
: Keluhan Berat
++
: Keluhan Sedang
+
: Keluhan Ringan Selain keluhan keputihan, pasien juga mengeluhkan keluhan lain antara
lain, berkeringat kaki dan tangan, konstipasi (Susah BAB) dan badan terasa berat. Pada akhir terapi pertama terdapat perubahan pada keluhan alergi debu, konstipasi dan badan terasa berat. Pada akhir tahap kedua pasien sudah tidak mengalami konstipasi, pasien BAB setiap hari dan pasien sudah jarang alergi terhadap debu. Hingga akhir terapi keempat tidak ada perubahan terhadap keluhan keringat di tangan dan kaki. Pengamatan keluhan lain sebelum terapi dan sesudah terapi dapat dilihat pada Tabel 6.2
TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
50
Tabel 6.2 Pengamatan Keluhan Tambahan No 1. 2. 3. 4. 5.
Tahap
Keringat Kaki Sebelum +++ Terapi Akhir +++ terapi 1 Akhir +++ terapi 2 Akhir +++ terapi 3 Akhir +++ terapi 4
Keluhan Tambahan Keringat Alergi Konstipasi Tangan debu +++ +++ ++
Badan Berat +++
+++
++
+
++
+++
+
-
++
+++
+
-
+
+++
+
-
+
Keterangan: +++
: Keluhan Berat
++
: Keluhan Sedang
+
: Keluhan Ringan
-
: Tidak Ada Keluhan Berdasarkan hasil terapi terlihat keluhan pasien mengalami perbaikan
dan beberapa keluhan lainnya mulai berkurang. Keadaan pasien dapat termanifestasi dari perubahan lidah pasien. Lidah pasien sebelum terapi didapatkan otot tebal, berwarna merah. Berwarna merah pada ujung lidah. Otot lidah lembab. Selaput putih tebal dan kekuningan. Setelah terapi pada akhir tahap keempat lidah menunjukkan otot berwarna merah muda, selaput tipis, terdapat tapal gigi. Pengamatan lidah dapat dilihat pada tabel 6.3.
TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
51
Tabel 6.3 Perkembangan Lidah Pasien No 1.
Tahapan Sebelum Terapi
2.
Akhir Terapi 1
3.
Akhir Terapi 2
4.
Akhir Terapi 3
5.
Akhir Terapi 4
TUGAS AKHIR
Foto Lidah
Keadaan Otot Tebal, berwarna merah, ujung lidah merah. Tapal gigi di samping lidah. Selaput tebal putih kekuningan. Otot tipis, warna merah muda, sedikit warna merah diujung lidah, tapal gigi. Selaput Putih. Otot Tipis, warna merah muda, warna merah diujung lidah mulai memudar. Tapal gigi sedikit. Selaput Putih tipis. Otot Tipis, warna merah muda, tidak ada warna merah diujung lidah. Tapal gigi sedikit. Selaput Putih tipis. Otot Tipis, warna merah muda, tidak ada warna merah diujung lidah. Tapal gigi sedikit. Selaput Putih tipis.
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
Analisa Terdapat patogen lembab panas dalam tubuh, adanya genangan patogen air.
Patogen lembab panas mulai berkurang, genangan patogen air berkurang.
Patogen lembab panas berkurang, genangan patogen air berkurang.
Patogen lembab panas berkurang, genangan patogen air berkurang.
Patogen panas menghilang. Sedikit patogen lembab.
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
52
6.2 Pembahasan Berdasarkan diferensiasi sindrom pada kasus keputihan yaitu akumulasi lembab panas. Prinsip terapi yang dilakukan menggunakan teknik sedasi atau dilemahkan yang bertujuan untuk menghentikan keputihan, menghilangkan panas dan menguraikan lembab. Titik yang digunakan meliputi Yinlingquan (SP 9) merupakan titik He limpa dipilih untuk menguraikan lembab dan membantu menguatkan limpa. Titik Daimai (GB 26) dipilih untuk menyeimbangkan fungsi meridian Ren dan Dai dan menguatkan Qi pada meridian Dai sedangkan titik Zhongji (Ren 3) digunakan untuk menghilangkan lembab panas di Jiao bawah dan mengurangi keputihan. Herbal yang digunakan pada kasus keputihan adalah daun mint (Mentha piperita). Daun mint digunakan sebagai antiseptic dan astringent. Kandungan tannin dalam daun mint dapat digunakan sebagai astringent. Astringent menyebabkan penyempitan atau kontraksi membran mukosa atau jaringan terbuka. Selain itu, astringents dapat menyebabkan koagulasi ringan protein kulit, mengurangi lendir, mengeringkan dan melindungi kulit (Ciullo, 1996). Daun mint juga digunakan sebagai antiseptic. Antiseptik bekerja dengan menghancurkan atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada jaringan tanpa melukai jaringan. Sedangkan kandungan carvone, menthol dan menthone dari daun mint memiliki aktivitas sebagai antifungi yaitu terhadap jamur candida albicans. Minyak atsiri daun mint dan tiga senyawa aktif (carvone, Menthol dan menthone) tidak hanya mengurangi transisi Candida albicans dari ragi ke invasif dan bentuk hifa lebih patogen pada konsentrasi sub-hambat tetapi juga memiliki dampak yang
TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
53
signifikan pada produksi enzim hidrolitik yang disekresikan oleh sel jamur selama infeksi (Samber, 2014). Dalam penelitian perbandingan antifungi pada family lamiacea yang terdiri dari ekstrak daun mint, rosemary, lavender, oregano dan sage. Daun mint dan
rosemary berperan sangat penting dalam
penurunan MIC (Minimal
Inhibitory Concentration) dari minyak esensial terhadap candida albicans. Efek gabungan antara mint dan rosemary memiliki efek terapi yang lebih baik terhadap jamur. Hal ini disebabkan karena peppermint menunjukkan nilai MIC sama rendahnya dengan rosemary. Nilai MIC pada daun mint adalah 10.0 - 20.0. Dapat disimpulkan bahwa
peppermint merupakan salah satu tanaman yang dapat
digunakan sebagai pengganti untuk obat-obatan terhadap candida albicans (Matsuzaki, 2014) Dalam penelitian yang lain telah dilakukan penelitian 30 tanaman yang memiliki aktivitas antifungi candida albicans dibandingkan dengan fluconazole. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daun mint paling efektif menghambat jamur candida albicans bila dibandingkan tanaman lain. Minyak peppermint pada konsentrasi yang sangat rendah berpotensi sebagai antifungi. pada minyak peppermint bertindak sebagai fungistatik, fungisida dan anti-biofilm agen terhadap Candida albicans (Agarwal, 2010). Berdasarkan hasil terapi kombinasi akupuntur dan herbal terlihat perubahan dari jumlah, tekstur dan bau. Pada akhir tahap terapi masih adanya keluhan keputihan, akan tetapi jumlah keputihan sedikit berwarna putih susu cair dan berbau tidak menyengat. Sebelum menstruasi dan sesudah menstruasi keluhan
TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
54
keputihan cukup banyak berwarna putih susu berbentuk cair dan berbau tidak menyengat. Hal ini menunjukkan bahwa patogen lembab panas sudah berkurang. Akan tetapi selama terapi pasien masih gemar memakai celana ketat, kamar pasien dekat dengan kamar mandi yang dapat menyebabkan lembab dari luar masuk dalam tubuh. Perubahan keputihan sebelum dan sesudah menstruasi terjadi disebabkan karena peningkatan kadar hormon estrogen menyebabkan peningkatan kadar air dalam mukus serviks dan meningkatkan produksi glikogen oleh sel-sel epitel mukosa superfisial pada dinding vagina. Kadar glikogen yang tinggi pada vagina merupakan sumber karbon yang baik untuk pertumbuhan Candida albican sehingga jamur Candida dapat tumbuh subur dan berkembangbiak menjadi patogen. Selain itu adanya patogen lembab yang berasal dari personal hygene pasien yang kurang baik. Herbal daun mint memiliki kandungan aktif carvone, menthol dan menthone yang memiliki aktivitas antifungi dari ragi ke invasive dan bentuk hifa lebih patogen pada konsentrasi sub-hambat tetapi juga memiliki dampak yang signifikan pada produksi enzim hidrolitik yang disekresikan oleh sel jamur selama terjadi infeksi. Selain keluhan keputihan pasien mengeluhkan berkeringat pada tangan dan kaki, alergi debu, konstipasi dan badan terasa berat. Pada akhir tahap terapi keempat keluhan konstipasi pasien sudah tidak dirasakan lagi. Hal ini menunjukkan bahwa patogen panas sudah menghilang yang dapat dilihat dari foto lidah pasien. Selain itu adanya perbaikan fungsi organ limpa sehingga dapat menguatkan organ Paru, dapat dilihat pada keluhan alergi pasien yang sudah
TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
55
berkurang, selain itu adanya perbaikan daya tahan tubuh pasien. Badan pasien masih terasa sedikit berat disebabkan adanya patogen lembab yang berasal dari luar. Selama akhir terapi keempat tidak adanya perubahan pada keringat kaki dan tangan pasien. Hal ini disebabkan pasien mengeluhkan semenjak masih kecil. Sehingga diperlukan terapi lanjutan untuk menghilangkan keluhan tersebut. Terapi akupuntur dan terapi herbal memiliki keterkaitan satu sama lain. Akupuntur bekerja dengan melancarkan peredaran darah, memperbaiki fungsi organ dan meningkatkan kekebalan tubuh. Demikian pula dengan terapi herbal yang bersifat memperbaiki dan membangun. Pada diagnosa kasus pasien keputihan mengalami akumulasi lembab panas. Daun mint memiliki sifat mendinginkan. Sifat mendinginkan dari daun mint dapat digunakan untuk menghilangkan patogen panas dan menambah Yin. Hal ini sesuai dengan sindroma akumulasi lembab panas. Selain itu, pengonsumsian daun mint secara oral menurut TCM memiliki fungsi melancarkan stagnasi Qi hati dan menghilangkan depresi, menghilangkan patogen lembab panas dan mengurangi angin dingin (Liu; 2002). Perlu adanya terapi lanjutan yang diikuti dengan perubahan pola hidup yang lebih baik dan personal hygene yang lebih baik. Mengurangi kebiasaan makan manis yang dapat menimbulkan lembab. Mengonsumsi air minimal dua liter per hari yang diharapkan dapat mengurangi patogen panas melalui urin. Pasien harus menghindari penggunaan celana ketat, mengganti celana dalam minimal dua kali sehari, ketika menstruasi mengganti pembalut sesering mungkin terutama setelah buang air kecil, untuk menghindari timbulnya lembab di area
TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
56
kewanitaan. Selain itu perlunya olahraga yang teratur, diharapkan dengan pengeluaran keringat saat berolahraga akan membantu mengeluarkan panas lembab dalam tubuh pasien.
TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB 7 PENUTUP 7.1 Kesimpulan Berdasarakan studi kasus yang dilakukan pada penanganan keputihan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Diagnosa kasus keputihan adalah akumulasi lembab panas. Prinsip terapi adalah menghentikan keputihan, menghilangkan panas dan menguraikan lembab. Titik utama yang digunakan adalah Yinlingquan (SP 9), Daimai (GB 26) dan Zhongji (Ren 3) selama dua hari sekali dalam 12 kali terapi dengan waktu 15 menit. Herbal yang digunakan adalah daun mint (mentha piperita) sebagai basuhan area kewanitaan. 2. Hasil terapi menunjukkan bahwa keputihan berkurang dari jumlah, tekstur dan bau. Keputihan jumlah sedikit berwarna putih susu cair dan berbau tidak menyengat. Sebelum menstruasi dan sesudah menstruasi keluhan keputihan cukup banyak berwarna putih susu berbentuk cair dan berbau tidak menyengat. 7.2 Saran 1. Melakukan seri terapi lanjutan baik terapi akupuntur maupun terapi herbal untuk mendapatkan hasil yang maksimal. 2. Untuk hasil optimal seharusnya selain menggunakan herbal secara topikal ditambahkan juga dengan herbal oral yang bersifat mendinginkan untuk menghilangkan lembab panas penyebab keputihan.
57 TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
58
3. Pasien seharusnya mengubah kebiasaan memakai celana ketat. Mengganti celana dalam minimal dua kali sehari. 4. Pasien seharusnya mengurangi konsumsi makanan manis dan memperbanyak konsumsi sayur dan buah-buahan. Serta konsumsi air yang cukup dengan diimbangi olahraga yang teratur setiap hari. 5. Pasien seharusnya lebih bersifat terbuka dan tidak berfikir secara berlebihan.
TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Daftar Pustaka Agarwal, V; Priyanka L; Vikas P. 2010. Effect of Plant Oils on Candida albicans. Journal of Microbiology, Immunology and Infection 43 (5): 447-451 Anonim. 2012. Menta, Mentha piperita L. www.plantamor.com, diakses 5 April 2016. Ayuningsih, NN; Sintari SNN; dkk. 2015. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Reproduksi Terhadap Perilaku Penanganan Keputihan Di Smp Negeri 5 Singaraja. Anak dan Kritis Juli Vol.2 No.1 Badaryati, E. 2012. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pencegahan dan Penanganan Keputihan Patologis pada Siswi SLTA atau Sederajat di Kota Banjarbaru. Skripsi tidak dipublikasikan. fakultas Kesehatan Masyarakat Kebidanan Komunitas. Universitas Indonesia BASHH. 2012. Management of Vaginal Discharge in Non-Genitourinary Medicine Settings. England: clinical Effectiveness Unit Ciullo PA. 1996. Industrial Minerals and their Uses: A Handbook and Formulary. Westwood: Noyes Publications Ferrari, F. 2006. Candidiasis: Yeast Meets West. California Journal of Oriental Medicine Volume 1 (1). Gongwang, L. Liya, C. 1996. Clinical Acupuncture and Moxibustion. Tianjin: Tianjin Science and Technology. Harmanto, N. 2006. Herbal untuk Keluarga Ibu Sehat dan Cantik dengan Herbal. Jakarta: PT Alex Media Komputindo. Hay P, Lamont RF, Taylor-Robinson D, Morgan DJ, Ison C, Pearson J. 1994. Abnormal bacterial colonisation of the genital tract and subsequent preterm delivery and late miscarriage. BMJ 1994; 308: 295–298. Jie, S K. 2010. Ilmu Titik Akupuntur. Singapore: TCM Publication Jie,siem, kie. 1997. teori ilmu akupunktur identifikasi dan klasifikasi penyakit. Jakarta: PT gramedia widiasarana Kasdu, D. 2005. Solusi Problem Wanita Dewasa. Jakarta: Puspa Swara
59 TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
60
Kemenkes RI. 2012. Vademekum Tanaman Obat Jilid 1 Edisi Revisi. Jakarta: Kemenkes RI Li, X; Wang W. 2002. Chinese Materia Medica Combinations and Applications. Nanjing: Donica Publishing. Mahboubi, M and Naataran K. 2014. Chemical Composition and Antimicrobial Activity of Peppermint (Mentha piperita L.) essential Oil. Songklanakarin Journal of Science and Technology 36 (1), 83-97 Manuaba, I B. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC Matsuzaki, Y; Yasuaki K; Mari N, et al. 2014. Lamiaceae Peppermint Oil with Surfactant Showing Equal Antifungal Activity Againts Candida albicans to Rosemary Chemotype CINEOL. Scientific Research 4, 58-65 Monalisa; Bubakar, AR; dkk.2012. Clinical Aspects Fluor Albus Of Female And Treatment. Literature Review vol 1 no 1 Mun’im, A, Hanani, E. 2011. Fitoterapi Dasar. Jakarta: Dian Rakyat. Octaviyanti, D. 2006. Departemen Obstetri dan Ginekologi FKUI/RSCM. (online). http://library.usu.ac.id, diakses 5 Maret 2016. Prawirohardjo S. 1987. Ilmu Kandungan. Ed.3.Jakarta, Yayasan Bina Pustaka, pp:543-552. Rita, P; Datta K A. 2011. An Updated Overview on Peppermint (Mentha Piperita L.). International Research Journal of Pharmacy 2 (8) Rock CL, Goldman L, Ausiello D. Saunders. (2004). Nutrition in the Prevalention and treatment of disease. In: Cecil Textbook of Medicine 22nd Ruswanti, Endang. 2005. Terapi Akupunktur. Forum ilmiah, 2(2): 7-8. Samber, N; Ajit V; Nikhat M. 2014. Evaluation of Mentha piperita Essential Oil and its Major Constituents for antifungal Activity in Candida spp. International Journal of Innovative Research in Science, Engineering and Technology 3 (2), 2319-8753 Sari W; Indrawati L; dkk. 2012. Panduan Lengkap Kesehatan Wanita. Bogor: Penebar plus Saydam G. Syafni. 2012. Waspadai Penyakit Reproduksi Anda. Bandung: Pustaka Reka Cipta.
TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
61
Sherwood, L. 1997. Sistem Reproduksi. Dalam: Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Ed. 2. Jakarta: EGC, 708-717. Soedibyo, B R A. 1998. Alam Sumber Kesehatan Manfaat dan Kegunaan. Jakarta: Balai Pustaka Wiknjosastro H, Saifuddin AB, T R. 1999. Radang dan Beberapa penyakit lain pada alat genital wanita. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirodihardjo World Health Organization, 1999. WHO monographs on selected medicinal plants volume 2. World Health Organization Geneva Yanfu, Z. 2002. Gynecology of Traditional Chinese Medicine. Beijing: Shanghai University of Traditional Chinese Medicine.
TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 1 Kartu Status Pasien Sebelum Terapi
TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Akhir tahap pertama
TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Akhir tahap kedua
TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Akhir tahap ketiga
TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Akhir tahap keempat
TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 2 Inform Consent Pasien
TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 3 Foto Terapi
TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 4 Determinasi Daun Mint
TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 5 Jadwal Terapi Seri I 18 April 19 April 20 April 21 April 22 April 23 April
Seri II 24 April 25 April 26 April 27 April 28 April 29 April
Seri III 30April 1 Mei
2 Mei
3 Mei
4 Mei
5 Mei
10 Mei
11 Mei
Seri IV 6 Mei
Keterangan
7 Mei
8 Mei
9 Mei
: : Terapi Akupuntur
: Terapi Herbal
TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Tabel 6.1 Sebelum Terapi Keluhan Utama Keluhan Tambahan Periode Akupuntur Herbal Keputihan keringat Keringat Alergi Badan Konstipasi Jumlah Tekstur Bau Kaki Tangan Debu Berat Keseharian Putih susu, Tidak Kadang Banyak terlalu cair, +++ +++ +++ ++ +++ (+++) Menyengat kadang (++) kental (++) Sebelum Putih menstruasi Banyak susu, Menyengat +++ +++ +++ ++ +++ (+++) kental amis (+++) (+++) Setelah Putih menstruasi Banyak susu, Menyengat +++ +++ +++ ++ +++ (+++) kental amis (+++) (+++) Keterangan: +++
: Keluhan Berat
+
: Keluhan Ringan
++
: Keluhan Sedang
-
: Tidak Ada Keluhan
TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
Gambar Lidah
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Tabel 6.2 Terapi Tahap 1 (18 April – 23 april 2016)
Tanggal Akupuntur Herbal 18 April 19 April 20 April 21 April 22 April 23 April
Keluhan Utama Keluhan Tambahan Keputihan keringat Keringat Alergi Badan Konstipasi Jumlah Tekstur Bau Kaki Tangan Debu Berat
+++
++
++
+++
+++
+++
++
+++
-
+++
++
+
+++
+++
++
++
++
++
++
+
+++
+++
++
+
++
-
++
++
+
+++
+++
++
+
++
++
++
+
+++
+++
++
+
++
-
++
++
+
+++
+++
++
+
++
Gambar Lidah
Keterangan: +++
: Keluhan Berat
+
: Keluhan Ringan
++
: Keluhan Sedang
-
: Tidak Ada Keluhan
TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Tabel 6.3 Terapi Tahap 2 (24 April – 29 april 2016)
Tanggal Akupuntur Herbal 24 April 25 April 26 April 27 April 28 April 29 April
Keluhan Utama Keluhan Tambahan Keputihan keringat Keringat Alergi Badan Konstipasi Jumlah Tekstur Bau Kaki Tangan Debu Berat
++
++
+
+++
+++
+
+
++
-
+
++
+
+++
+++
+
-
++
+
+
+
+++
+++
+
-
++
-
+
+
+
+++
+++
+
-
++
++
+
+
+++
+++
+
-
++
-
++
+
+
+++
+++
+
-
++
Gambar Lidah
Keterangan: +++
: Keluhan Berat
+
: Keluhan Ringan
++
: Keluhan Sedang
-
: Tidak Ada Keluhan
TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Tabel 6.4 Terapi Tahap 3 (30 April – 5 Mei 2016)
Tanggal Akupuntur Herbal 30 April 1 Mei 2 Mei 3 Mei 4 Mei 5 Mei
Keluhan Utama Keluhan Tambahan Keputihan keringat Keringat Alergi Badan Konstipasi Jumlah Tekstur Bau Kaki Tangan Debu Berat
+++
+++
+
-
+
-
+++ +++ +++ +++ +++
+++ +++ +++ +++ +++
+ + + + +
-
+ + + + +
Menstruasi
Gambar Lidah
Keterangan: +++
: Keluhan Berat
+
: Keluhan Ringan
++
: Keluhan Sedang
-
: Tidak Ada Keluhan
TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Tabel 6.5 Terapi Tahap 4 (6 Mei – 11 Mei 2016) Keluhan Utama Keluhan Tambahan Tanggal Akupuntur Herbal Keputihan keringat Keringat Alergi Badan Konstipasi Jumlah Tekstur Bau Kaki Tangan Debu Berat 6 Mei Menstruasi +++ +++ + + 7 Mei 8 Mei 9 Mei 10 Mei 11 Mei
-
++ ++ + + +
+ + + + +
+ + + + +
+++ +++ +++ +++ +++
+++ +++ +++ +++ +++
+ + + + +
-
Gambar Lidah
+ + + + +
Keterangan: +++
: Keluhan Berat
+
: Keluhan Ringan
++
: Keluhan Sedang
-
: Tidak Ada Keluhan
TUGAS AKHIR
TERAPI KEPUTIHAN MENGGUNAKAN…
EKA RUSDIANA D