TUGAS AKHIR STUDI KASUS SISTEM PENERANGAN ANALISA ARUS PEMAKAI SISTIM PENERANGAN TERHADAP SUPLAI DAYA KIJANG SERI 5K Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1)
Oleh : SIMON OLOAN BAKARA 4130411-083
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA 2009
LEMBAR PENGESAHAN Laporan Tugas Akhir
STUDI KASUS SISTEM PENERANGAN ANALISA ARUS PEMAKAI SISTIM PENERANGAN TERHADAP SUPLAI DAYA KIJANG SERI 5K Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1)
Laporan Tugas Akhir ini Telah Diteliti & Disetujui : Oleh :
Jakarta, september 2009 Mengetahui
Pembimbing
Ka Prodi Teknik Mesin
(Nanang Ruhyat ST.MT)
( Dr.Ir.Abdul Hamid M. Eng)
ii
PERYATAAN KEASLIAN ISI SKRIPSI
Bersama ini,
Nama Lengkap
: Simon O. Bakara
Nomor Mahasiswa : 4130411-083
Mahasiswa Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas Mercu Buana
MENYATAKAN Bahwa skripsi yang saya buat ini adalah hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan duplikasi sebagian atau seluruhnya dari hasil karya orang lain ,kecuali sudah disebutkan sumbernya.
Jakarta, September 2009
Simon O.Bakara
Universitas Mercubuana Tugas Akhir, studi kasus sistim penerangan “analisa beban penerangan pada kendaraanToyota Kijang seri 5k”
Abstrak
Sistim penerangan pada kendaraan bermotor, baik motor roda dua maupun mobil adalah mutlak di perlukan, dalam berkerjanya sistim penerangan tidak terlepas dari kondisi daya yang di kirim atau di produksi oleh sistim pengisian yang mana pada sistim ini tidak bisa di pisahkan dengan sistim penerangan, lampu penerangan yang terdiri dari lampu kepala, lampu belakang dan lampu accecories lainya, serta klakson, wiper atau penghapus kaca dimana komponen tersebut merupakan bagian dari sistim penerangan pada kendaraan atau mobil pada umumnya. Berkerjanya sistim penerangan pada kendaraan atau pada mobil di kontrol oleh beberapa saklar penghubung dan dalam kerjanya sistim penerangan di tambah beberapa komponen penguat lainya seperti relai dan fuse sebagai pengaman dan penguat arus, di mana semua komponen tersebut sangat di perlukan dalam kerjanya suatu sistim penerangan pada kendaraan atau mobil Agar kerja dari mobil itu sesuai dengan yang di kehendaki maka bagian bagian yang memerlukan pengukuran pada sistem penerangan , dan juga komponen-komponen lain harus diukur sesuai dengan spesifikasi ataupun untuk sistem penerangan seperti lampu depan atau lampu sorot, penyebaran lampu harus terarah dan teratur. untuk mengetahui mobil tersebut. Dengan keadaan seperti tersebut di atas tentunya diperlukan keterampilan yang cukup, untuk itu kami harapkan agar dalam memiliki keterampilan khususnya pada mobil lebih ditingkatkan lagi sesuai dengan perkembangan yang semakin hari semakin pesat.. Kata Kunci : lampu-lampu, penghapus kaca, klakson, dan acecoris lainya merupakan bagian dari sistim penerangan
iv
Universitas Mercubuana Tugas Akhir, studi kasus sistim penerangan “analisa beban penerangan pada kendaraanToyota Kijang seri 5k”
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, yang selalu melimpahkan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Penyusunan tugas akhir ini merupakan akhir dari masa studi yang harus ditempuh guna melengkapi syarat ujian kesarjanaan Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas Mercu Buana. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya pada dunia industri. Karena keterbatasan penulis,masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu saran dan kritik sangat penulis harapkan demi perbaikan. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih atas perhatiannya serta dorongan yang diberikan kepada penulis selama menyelesaikan studi dan skripsi, ucapan kepada :
1. Ayah J.Bakara dan Ibu L Tobing tercinta atas doa, perhatian dan dorongan semangat baik secara langsung dan tidak langsung yang tidak pernah kenal kata lelah. 2. Abang, kakak serta adik-adikku
terkasih.Dan keluarga
Teristimewa Runggu Yanty Sinaga sebagai bagian hidup yang membuatku seperti sekarang ini. 3. Bapak Nanang Ruhyat ST.M selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, dorongan dan saran kepada penulis.
v
Universitas Mercubuana Tugas Akhir, studi kasus sistim penerangan “analisa beban penerangan pada kendaraanToyota Kijang seri 5k” 4. Bapak Dr.Ir.Abdul Hamid M.Eng selaku Kepala Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri 5. Seluruh staff dan dosen pengajar Program Studi Teknik Mesin dan seluruh tim penguji khususnya program studi teknik mesin industri yang selama ini telah memberikan sumbangsih dalam proses perkuliahan. 6. Teman - teman sekerja yang telah membantu penulis dalam dalam mengumpulkan data dan materi skripsi 7. Rekan – rekan seangkatan Program Studi Teknik Mesin Angkatan V Universitas Mercu Buana. Selanjutnya sebagai manusia penulis mengakui bahwa laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna untuk itu penulis mengaharapkan saran dan bukan kritik demi kebaikan penulis.
Jakarta, September 2009
Penulis
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................
i
HAL.PENGESAHAN DOSEN .....................................................................
ii
HAL.PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .............................................
iii
ABSTRAK ......................................................................................................
iv
KATA PENGANTAR....................................................................................
v
DAFTAR ISI...................................................................................................
vii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................
xi
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Masalah ....................................................................
1
1.2
Tujuan Penulisan................................................................................
2
1.3
Batasan Masalah ................................................................................
2
1.4
Metode Penulisan...............................................................................
2
1.5
Jadwal Pelaksanaan............................................................................
3
1.6
Sistematika Penulisan ........................................................................
6
BAB II DASAR TEORI 2.1
2.2
Sistim penerangan..............................................................................
7
2.1.1 Sistem penerangan sederhana ...................................................
7
2.1.2 Rangkaian sistem penerangan...................................................
8
2.1.3 Rangkaian listrik secara sederhana ...........................................
9
2.1.4 Rangkaian menggunakan sekering ...........................................
9
2.1.5 Rangkaian amperemeter dan voltmeter ....................................
10
Rangkaian lampu kepala dengan relai ...............................................
11
vii
2.3
Rangkaian lampu kepala yang lain ....................................................
12
2.3.1 Lampu jauh tambahan...............................................................
12
2.3.2 Lampu kepala sealead beam .....................................................
12
2.3.3 Lampu kepala halogen .............................................................
12
2.3.4 Lampu tambahan ......................................................................
12
2.4
Lampu rem dan lampu mundur..........................................................
13
2.5
Saklar lampu rem ...............................................................................
14
2.6
Lampu kontrol rem ............................................................................
15
2.6.1 Lampu kontrol mekanis (rem parker) ......................................
15
2.6.2 Lampu kontrol permukaan rem ................................................
15
2.6.3 Lampu kontrol tekanan minyak rem dengan sakelar mekanis..
16
2.7
Lampu kontrol tekanan minyak rem dengan sakelar hidrolis ..........
16
2.8
Lampu kontrol keausan sepatu rem ..................................................
18
2.9
Rangkain lengkap lampu rem dan lampu kontrol rem (TOYOTA) .
19
3.0
Lampu mundur pada toyota .............................................................
20
3.1
Relai .................................................................................................
20
3.1.1 Tanpa relai ..............................................................................
20
3.1.2 Rangkaian II (dengan relai) .....................................................
21
3.2
Kontruksi dasar relai ........................................................................
21
3.3
Macam-macam relai .........................................................................
22
3.3.1 Relai menutup .........................................................................
22
3.3.2 Relai kombinasi ......................................................................
23
3.3.3 Relai 2 langkah .......................................................................
24
Mengurangi induksi pada relai .........................................................
25
3.4.1 Memakai tahanan ....................................................................
25
3.4
viii
3.4.2 Memakai dioda ........................................................................
25
BAB III ANALISA ARUS PEMAKAIAN SISTEM PENERANGAN TERHADAP SUPLAI DAYA TOYOTA KIJAK SERI 5k 3.1
Syarat pengisian cara mengukur dan tabel ........................................
26
3.2
Menginterprestasikan hasil ukur denga tabel.....................................
28
3.3
Mengukur kehilangan tegangan pada sistem pengisian.....................
28
BAB IV OVERHOUL DAN CARA PENYETELAN LAMPU PADA SISTEM PENERANGAN 4.1
Tujuan pengontrolan pada sistem penerangan...................................
30
4.2
Keselamatan kerja..............................................................................
30
4.3
Langkah kerja ....................................................................................
30
4.4
Perbaikan lampu ................................................................................
32
4.4.1 Melepas tutup lampu.................................................................
32
4.4.2 Menganti bola lampu ................................................................
33
4.4.3 Melepas dan memasa macam-macam bola lampu....................
33
4.4.4 Menghapus kaca ......................................................................
35
4.4.5 Petunjuk ...................................................................................
36
4.4.6 Macam-macam simbol lampu kontrol .....................................
37
Penyetelan lampu kepala ..................................................................
38
4.5.1 Alat dan bahan yang digunakan dalam penyetelan lampu .......
38
4.5.2 Langkah kerja ..........................................................................
38
Penyetelan lampu ..............................................................................
42
4.5
4.6
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ........................................................................................ ix
43
5.2 Saran ..................................................................................................
43
5.3 Aplikasi study kasus ..........................................................................
44
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................
45
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
46
x
DAFTAR TABEL DAN GRAFIK
Tabel 1.1. Jadwal penelitian.............................................................................
5
Tabel 2.1. komponen sistim penerangan..........................................................
7
Tabel 2.2. rangkaian lampu kepala dan relai....................................................
11
Tabel 3.1. perhitungan daya dan arus pemakaian ............................................
26
Tabel 3.2. Daya dan arus pemakaian ...............................................................
27
Tabel 3.3. Toleransi pengisian alternator.........................................................
28
Tabel 4.1. Daftar kontrol sistem listrik ............................................................
31
x
Universitas Mercubuana Tugas Akhir, studi kasus sistim penerangan “analisa beban penerangan pada kendaraanToyota Kijang seri 5k”
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Dalam kerja nya sistim penerangan tidak terlepas dari sistim pengisian dalam mesin baik secara opersionalnya pada saat idle maupun pada saat kecepatan tinggi dan dalam sistim penerangan terdiri daari beberapa komponen diataranya adalah lampu- lampu yang meliputi lampu kepala, lampu rem yang di katakan lampu belakang kemudian lampu mundur, lampu sein dan hazard, serta lampu acecoris lainya, kemudian dalam kaitan sistim penerangan juga termasuk diantaranya dinmo pengahapus kaca/wiper, klakson,serta beberapa insturmen lainya yang mendukung sistim penerangan pada mobil. Didalam pengoperasianya sistim penerangan pada mobil adalah melalui saklar baik itu saklak kombinasi maupun saklar penghubung lainya dam instrument yang ada pada dasbord ataupun pada steering kendaraan, dimana suplai arus dari batere yang di terus kan ke beberapa sklar untuk sklar lampu depan atau lampu kepala dimana sklar kombinasi sebagai sklar pemicu utama berkerjanya sistim lampu baik depan maupun belakang yaitu didapat suplai dari batere yang mana arus yang terpakai oleh batere tersebut di suplai oleh alternator sebagai pembangkit listrik pada kendaraan dengan sebelumnya arus yang di kirim bergelombang AC di rubah ke dalam arus DC dengan cut-off relay yang di pasang pada sistim penerangan, dalam berkerjanya sistim penerangan baik lampu maupun kelengkapan electrical lainya pada kendaraan berkerja nya juga sama yaitu sklar utama meneruskan arus dari batere ke komponen yang lain di atarnya adalah pengahapus kaca, klakson dan lain sebagainya.
1
Universitas Mercubuana Tugas Akhir, studi kasus sistim penerangan “analisa beban penerangan pada kendaraanToyota Kijang seri 5k”
1.2.
Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan tugas akhir ini adalah untuk menjelaskan komponen komponen sistim pada mesin cut-way penerangan sbagai alat simulasi, cara kerja dari komponen sistim penerangan dan cara peneytelan pada sistim penerangan
1.3.
Batasan Masalah Permasalahan yang akan di bahas dalam tugas akhir ini penulis menitik beratkan pada penjelasan fungsi komponen sisitim penerangana dan perencanaan bebean peneranangan pada cut-way kijang seri 5K.
1.4.
Metode Penulisan Metode penulisan dalam menyusun tugas akhir ini adalah di lakukan dengan melalui beberapa tahapan, yang di antaranya : a. Studi reverensi, dilakukan oleh penulis guna mendukung dalam penulisan serta mencari referensi data yang bersifat teoritis, penegmbangna asapek tehnologi dan lingkungan. b. Metode observasi,dilakukan dengan cara melakukan pengamatan cara kerja sistim sistim suspensi belakang secara detail sebelum melakukan study khasus sistim penerangan pada cut-way engine Toyota kijang seri 5K c. Metode pengujian, dilkukan terhadap mesin cu-way yang di simulasikan secara langsung d. Diskusi dengan beberapa dosen dalam waktu-waktu tertentu sebagai tambahan reverensi terhadap pembahasan tugas akhir ini.
2
Universitas Mercubuana Tugas Akhir, studi kasus sistim penerangan “analisa beban penerangan pada kendaraanToyota Kijang seri 5k”
1.5.
Jadwal Pelaksanaan Berdasarkan metode penelitian yang telah di jelaskan pada bagian sebelumnya, penelitian dalam setudy khasus ini di jadualkan untuk dilaksanakan dalam kurun waktu lima bulan dan secara garis besar dibagi ke dalam lima tahap,yang meliputi :
Tahap 1, yaitu persiapan penelitian dalam setudy khasus, yang mencakup aktivitas penentuan tujuan dalam penelitian,mencari landasan teori, indentifikasi variable-variabel penelitian serta indentifikasi elemen-elemen dari setiap variable penelitian setudy khasus sistim penerangan tersebut.
Tahap 2, yaitu setudy pendahuluan setudy pengamatan terhadap sistim kerja bagian-bagian sistim penerangan serta pemilihan study khasus analisa beban arus pemakaian listrik pada sistim penerangan.
Tahap 3, yaitu study khasus yang mencakup indetifikasi data yang di perlukan ,indentifikasi cara pengumpulan data dan indentifikasi sampel penelitian.Pada tahap ini akan dilakukan penelitian terhadap alat yang sudah ada dan kemudian di sinkronisasikan dengan media cut-way engine untuk di buat simulasi cara kerja dari sistim penerangan.
Tahap 4, yaitu aplikasi perhitungan dimana hasil dari study khasus tersebut kemudian di realisasikan dalam bentuk throuble shooting dalam sistim penerangan.
3
Universitas Mercubuana Tugas Akhir, studi kasus sistim penerangan “analisa beban penerangan pada kendaraanToyota Kijang seri 5k”
Tujuan penelitian:studi khasus sistim penerangan
Landas an teori
Indentifikasi Variabelvariabel penelitian : - Komponen sistim penerangan - Cara kerja sistim penerangan - Throuble shoot - Beban arus
Identifikasi Penentuan kegagalan sistim penerang
PENDAHULUAN
STUDI PERANCANGAN Studi Dokumentasi,oby ek penelitian :pustaka,website /internet
Indentifikasi komponen
Survay Lokasi Pabrikasi & penempatan lokasi
Observasi obyek study khasus
Cut-way
Pabrikasi cut-way Perancanga n cut-way engine untk
Pemilhan topik bahasan
Verifikasi Rancangan
Perakitan sistim penerang an pada
PENGUJIAN AWAL KESIMPULAN Hasil Pengujian dan KendalaKedala Saran Dan Perbaikan
Running Test Kondisi Setelah Awal Pengujian
Perbaikan dan modifikasi
Gambar 1.1. Metodologi Study Khasus yang di terapkan 4
Kreteria keberhasilan simulasi sistim penerangan
Perhitungan tingkat keberhasilan
Universitas Mercubuana Tugas Akhir, studi kasus sistim penerangan “analisa beban penerangan pada kendaraanToyota Kijang seri 5k”
Tahap 5,yaitu pengolahan data study khasus sistim penerangan dan pengujian awal yang mencakup aktifitas persiapan data karakteristik obyek penelitian dan proses transfer teknologi beserta factor-faktor yang mempengaruhinya.hal ini di maksudkan unntuk mendapatkan hasil yang optimal dalam analisa, Tahap 6,yaitu penyusunan laporan akhir,yang mencakup aktifitas analisa dan penarikan kesimpulan dari study khasus dan simulasi/ runnig test alat cut-way enggine yang telah di buat sebagai media untuk simulasi.pada tahapan ini akan di susun hasil yang telah di dapat dari penelitian sehingga bisa menghasilkan suatu laporan yang komprehensif. Bar chart/tabel dari jadwal penelitian dapat dilihat di bawah ini : Tabel 1.1 Jadwal penelitian
KEGIATAN Minggu ke-
feb 2008 1
2
3
mar2008 4
1
2
3
Apr 2008 4
1
2
1.persiapan penelitaian 2.Studi pendahuluan
3.Perancangan 4.pabrikasi pembuatan cut-way 5.penyusunan laporan
1.6. Sistimatika Penulisan 5
3
Mei 2008 4
1
2
3
Juni 2008 4
1
2
3
Agust 2008 4
1
2
3
4
Universitas Mercubuana Tugas Akhir, studi kasus sistim penerangan “analisa beban penerangan pada kendaraanToyota Kijang seri 5k”
Untuk memudahkan proses penulisan dan pembahasan study khasus ini penulis membuat sistimatika penulisan berdasarkan data yang di dapat sebagai berikut : BAB I
PENDAHULUAN Pada
bab
ini
menjelaskan
latar
belakang
penulisan,tujuan
penulisan,pembatasan masalah,metodologi penulisan dan sistimatika penulisan.
BAB II
TEORI DASAR Berisi tentang teori dasar sistim pengisian dan cara kerja beberapa komponen-komponen sistim penerangan
yang di gunakan untuk
menunjang dalam study khasus systim penerangan pada cut-way engine sebagai media untuk simulasi, dengan menggunakan hipotesa dan pendekatan rumus bantuan dalam penentuan analisa beban arus listrik pada kendaraan.
BAB III
ANALISA PEMAKAIAN SISTIM PENERANGAN TERHADAP SUPLAI DAYA TOYOTA KIJANG SERI 5K Pada bab ini berisi tentang study khasus dan contoh perhitungan perhitungan beban pemakaian arus pada kendaraan.
BAB IV OVERHOUL DAN THROUBLE SHOOTING SISTIM PENERANGAN Pada bab ini berisi tentang metode dan cara-cara overhoul serta assymbly komponen utama sistim penerangan dan cara pemngukuran komponen elektronika sistim penerangan.
BAB V
PENUTUP Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil pembahasan tugas akhir ini dan di sertai saran-saran pengembangan.
6
Universitas Mercubuana Tugas Akhir, studi kasus sistim penerangan “analisa beban penerangan pada kendaraanToyota Kijang seri 5k”
BAB II TEORI DASAR
2.1 SISTIM PENERANGAN 2.1.1 Sistem Penerangan Sederhana Sistem penerangan sederhana terdiri dari :
Tabel 2.1.komponen sistim penerangan No 1.
2.
Nama lampu
Daya
Warna
Lampu kepala Jauh
45 W
Putih, kuning
Dekat
40 W
Putih, kuning
Lampu kota Muka
5-10 W
Putih, orange, merah
Belakang
5-10 W
Putih, orange, merah
5-7 W
Putih
3.
Lampu plat nomer
4.
Lampu rem
20-23 W
Merah
5.
Lampu mundur
15-23 W
Putih
Komponen-komponen dari : L. Kepala
L. Kota
L. Nomer
L. Rem
Sakelar lampu kepala
Sakelar lampu Sakelar lampu kepala kepala
Sakelar dim
lampu kota
Lampu kepala
Lampu panel (instrumen)
Lampu nomer
Sakelar lampu rem
Kunci kontak
Sakelar Kunci konak mundur (pedal rem) (transmisi)
Lampu rem
Lampu mundur
Lampu kontrol (jauh) Lampu-lampu yang nyala bersama L. Kepala
Lampu kota, lampu nomer, lampu panel, lampu kontrol 7
L. Mundur
Universitas Mercubuana Tugas Akhir, studi kasus sistim penerangan “analisa beban penerangan pada kendaraanToyota Kijang seri 5k”
L. Kota
Lampu nomer, lampu panel
2.1.2 Rangkaia sistim Penerangan
58
8
56
Universitas Mercubuana Tugas Akhir, studi kasus sistim penerangan “analisa beban penerangan pada kendaraanToyota Kijang seri 5k”
Gbr. 2.1 Rangkaian sistim penerangan 2.1.3 Rangkaian listrik secara sederhana : Rangkaikan skema ini kemudian
sebutkan nama-nama simbol dari rangkaian dasar ini : e
a. Baterai
b
+
b. Penghantar masuk
a
c
c. Beban (lampu) d. Penghantar kembali
d
e. Sakelar
Rangkaikanlah skema ini. Pada mobil biasanya tidak ada penghantar kembali karena sudah diganti dengan massa (a) +
a 2.1.4. Rangkaian menggunakan sekering : Rangkailah skema ini. Apa tujuan dipasang sekering ? Untuk mencegah hubungan singkat +
(sebagai pengaman) Untuk
mengantisipasi
adanya
kenaikan tegangan yang terlalu -
tinggi. (jika menggunakan dinamo pengisian)
Gbr.2.2.rangkaian listrik sederhana 9
Universitas Mercubuana Tugas Akhir, studi kasus sistim penerangan “analisa beban penerangan pada kendaraanToyota Kijang seri 5k”
1.1.5 Rangkaian Amperemeter dan Voltmeter
Skema ini merupakan rangkaian lampu yang diukur dengan Voltmeter dan +
U = 12 V
Buatlah rangkaian dari skema ini.
V
Berapa tegangan ditunjukkan voltmeter ?
12 V I = 1,5 A
Bila lampu menggunakan daya 18 watt, berapa yang ditunjukkan?
A
.
A
yang
Rangkaikan tahanan-tahanan tersebut pada baterai agar aliran arus dan besar tegangan sesuai dengan yang dibutuhkan.
I=
+ 1
2
3
4
12 V
Berapa penunjukkan amperemeter ? bila R1 = 3A, 4
R3 = 9V, 9
R2 = 1A, 3W
R4 = 12V, 24W
Buatlah rangkaian lampu ini yang memenuhi persyaratan. L1 = 6V, 30W L3 = 24W, 1A L1 +
L2
L2 = 90W, 5A L4 = 3 , 8A Baterai diukur oleh Voltmeter dan Amperemeter.
V
Berapa Voltmeter menunjukkan ?
U = 24
24 Volt L3 L
A
Dan berapa Amperemeter menunjukkan ? 14 Amper
I = 14 A
Gbr.2.3.rangkaian volmeter 10
Universitas Mercubuana Tugas Akhir, studi kasus sistim penerangan “analisa beban penerangan pada kendaraanToyota Kijang seri 5k”
2.2 Rangkaian Lampu Kepala dengan Relai Rangkaian ini terdiri dari :
Tabel.2.2.rangkaian lampu kepala dan relai N o
Nama
Keterangan
1
Lampu kepala
Penerangan jalan
2
Lampu kota
Lebar kendaraan
3
Sakelar lampu kepala
Menyalakan lampu kota/kepala
4
Sakelar dim
5
Lantai
diinjak
Papan instrumen
ditarik/ditekan
Kemudi (kombinasi)
ditarik/ditekan atau diputar
Relai Sebagai kontrol lampu blit
Sebagai sakelar dim
Lampu blit tidak bisa menyala apabila lampu jauh sedang menyala Pada waktu lampu dekat hidup dan lampu blit dinyalakan, bola lampu dapat menjadi panas dan terbakar Sebagai kontrol lampu blit dan sakelar dim Sebagai pengganti sakelar dim
Arus yang mengalir ke lampu besar. Sakelar dim lebih tahan lama, karena sakelar disini berfungsi sebagai pengendali saja.
Sebagai kontrol lampu kepala dan lampu kota Lampu blit bisa menyala disegala posisi
Sebagai sakelar kontrol lampu blit Lampu blit tidak bisa menyala waktu lampu jauh/dekat sedang menyala
11
Sakelar lampu kepala dan sakelar dim berfungsi sebagai pengendali dan dipasang hanya untuk massa saja.
Universitas Mercubuana Tugas Akhir, studi kasus sistim penerangan “analisa beban penerangan pada kendaraanToyota Kijang seri 5k”
2.3. Rangkaian Lampu Kepala Yang Lain
2.3.1 Lampu jauh tambahan Digunakan agar lampu jauh menyala lebih terang . Diwaktu malam hari, kalau ada dua mobil yang berpapasan, lampu jauh dan lampu jauh tambahan tidak boleh menyala karena pengemudi akan silau. Pada saat ini lampu yang harus menyala adalah lampu dekat. Oleh karena itu lampu jauh tambahan hanya boleh menyala pada waktu lampu jauh menyala. Arus utama yang mengalir ke lampu jauh tambahan harus melalui relay.
2.3.2 Lampu kepala sealed beam Pada posisi horisontal lampu dekat di bagian dalam .Lampu bagian luar terdapat dua filamen yaitu untuk filamen Lampu jauh dan filamen Lampu dekat. Pada posisi vertikal lampu dekat terletak di bagian bawah dan lampu ini juga terdapat dua filamen untuk jauh dan dekat. Pada waktu lampu jauh menyala ada 4 filamen yang menyala yaitu : lampu jauh, lampu jauh tambahan.
2.3.3
Lampu kepala halogen Lampu dekat terletak dibagian luar. Waktu jauh menyala, lampu dekat juga ikut menyala. Lampu ini biasanya dilengkapi dengan dua buah relai untuk dialiri arus listrik.
2.3.4
Lampu kabut tambahan Lampu kabut harus bisa hidup bersama lampu kota dan lampu jauh. Dipasang pada posisi rendah dan dapat disetel sejauh 50 meter karena jumlah kabut yang paling kecil berada diatas permukaan jalan.
12
Universitas Mercubuana Tugas Akhir, studi kasus sistim penerangan “analisa beban penerangan pada kendaraanToyota Kijang seri 5k”
2.4. Lampu Rem dan Lampu Mundur Lampu rem Lampu rem berfungsi untuk memberi tanda pada pengendara lain, bahwa kendaraan kita sedang melakukan pengereman. Lampu rem di atas dapat dilihat dari jauh, meskipun masih ada mobil-mobil diantaranya
Pengemudi pada kendaraan III masih dapat melihat lampu rem di atas yang menyala pada kendaraan I
Rangkaian :
1. Sakelar lampu rem 2. Lampu rem
Gbr.2.4.posisi lampu rem dan rangkaianya
13
Universitas Mercubuana Tugas Akhir, studi kasus sistim penerangan “analisa beban penerangan pada kendaraanToyota Kijang seri 5k”
2.5. Saklar Lampu Rem 2.1.5 Sakelar lampu rem ada 2 macam 1.
Sakelar
mekanis: dipasang pada pedal rem, sakelar menghubung bila
2. Sakelar hidraulis:
pedal rem ditekan dipasang pada silinder utama, sakelar menghubung pada saat tekanan minyak rem sudah mencapai 0,5 – 1,5 bar
Gbr.2.5.Sakelar mekanik
1. Saluran minyak rem 2. Membran 3. Plat kontak 4. Terminal-terminal
Gbr.2.6. Saklar Hidrolik Bila tekanan minyak rem sudah mencapai 0,5 – 1,5 bar membran (2) akan tertekan, membran juga akan menekan kontak sampai berhubungan .............................. lampu rem menyala.
14
Universitas Mercubuana Tugas Akhir, studi kasus sistim penerangan “analisa beban penerangan pada kendaraanToyota Kijang seri 5k”
2.6. Lampu kontrol rem Terletak pada ruang panel berfungsi untuk memberi tanda pada pengemudi, bahwa ada masalah pada rem hidraulis atau rem mekanis (rem parkir) masih bekerja. Biasanya satu lampu yang menyala dengan warna merah dihubungkan dengan sakelar-sakelar pengontrol rem mekanis, pengontrol permukaan dan tekanan minyak rem. 2.6.1 Lampu kontrol rem mekanis (rem parkir)
1. Lampu kontrol
2. Sakelar rem mekanis Gambar2.7.sakelar rem mekanis
2.6.2. Lampu kontrol permukaan minyak rem
1. Baterai 2. Sakelar pengontrol 3. Pelampung 4. Tangkai minyak rem 5. Minyak rem
Bila ada kebocoran pada sistem rem, permukaan minyak rem akan turun .................... sakelar menghubung lampu kontrol menyala.
15
Universitas Mercubuana Tugas Akhir, studi kasus sistim penerangan “analisa beban penerangan pada kendaraanToyota Kijang seri 5k”
2.6.3 Lampu kontrol tekanan minyak rem dengan sakelar mekanis
1. Tangki minyak rem 2. Torak silinder utama 3. Torak pengontrol tekanan 4. Saklar kontrol 5. Lampu kontrol
Kebocoran pada sistem
Kebocoran pada sistem
pengereman I
pengereman II
---------Lampu kontrol menyala
Gbr.2.8.lampu control rem
2.7. Lampu kontrol tekanan minyak rem dengan sakelar hidraulis
Sistem pengereman I dan II masing-masing dilengkapi dengan satu sakelar, yang mempunyai tiga terminal. 16
Universitas Mercubuana Tugas Akhir, studi kasus sistim penerangan “analisa beban penerangan pada kendaraanToyota Kijang seri 5k”
Dengan tiga terminal ini berarti sakelar juga dipakai untuk lampu rem.
1. Membran 2. Penekan 3. Kontak 1 4. Kontak 2
Rangkaian A. Sakelar sistem rem 1 B. Sakelar sistem rem 2 C. Lampu kontrol rem D. Lampu rem
P ---- Sakelar di kontrol oleh
POSISI DIAM
tekanan Gbr.2.9. Lampu control minyak rem
Pada posisi diam (pedal rem tidak ditekan) kontak 87a tidak berhubungan dengan terminal 82a ............ lampu kontrol dan lampu rem tidak menyala.
Bila tidak terjadi kerusakan pada sistem rem, pada saat pedal rem ditekan lampu rem akan menyala, karena terminal 81 berhubungan dengan 82a.
Salah satu sistem rem rusak (tekanan minyak rem tidak mencapai 0,5 bar) lampu kontrol menyala.
17
Universitas Mercubuana Tugas Akhir, studi kasus sistim penerangan “analisa beban penerangan pada kendaraanToyota Kijang seri 5k”
SALAH SATU SISTEM REM RUSAK
Gbr.3.0.rangkaian lampu rem tekan
2.8. Lampu kontrol keausan sepatu rem Sakelar pengontrol dipasang pada sepatu rem piringan bila sepatu rem sudah mencapai ketipisan tertentu lampu kontrol akan menyala. Rangkaian
A. Lampu kontrol B. Relai membuka C. Saklar kontrol
Gbr.3.1. Lampu kontrol keausan sepatu rem
18
Universitas Mercubuana Tugas Akhir, studi kasus sistim penerangan “analisa beban penerangan pada kendaraanToyota Kijang seri 5k”
Gbr.3.2.lampu control kampas rem
Hubungan ke massa relai membuka akan putus bila sepatu rem sudah tipis (kabel di dalam sepatu rem putus karena gesekan ............... lampu kontrol menyala. Pada jenis rangkaian lain ada satu kabel di dalam sepatu rem. Bila keausan sepatu rem kabel itu langsung berhubung dengan piring rem (massa).
2.9. Rangkaian lengkap lampu rem dan lampu kontrol rem (TOYOTA)
A. Saklar pedal rem B. Lampu rem C. Lampu kontrol rem D. Saklar kontrol permukaan minyak rem E.Saklar rem parkir
Gbr.3.3. Rangkaian lengkap lampu rem dan lampu kontrol rem (TOYOTA)
19
Universitas Mercubuana Tugas Akhir, studi kasus sistim penerangan “analisa beban penerangan pada kendaraanToyota Kijang seri 5k”
3.0. Lampu mundur Pada Toyota Rangkaian
A. Saklar lampu mundur B. Lampu mundur C. Pengedip D.Klakson
Gbr.3.4. lampu mundur dan rangakainnya
3.1. Relai Fungsi relai memperkecil rugi (kehilangan) tegangan pada rangkaian listrik Contoh : 3.1.1 Rangkaian I (tanpa relai)
Gbr.3.5. Rangkaian I (tanpa relai) 20
Universitas Mercubuana Tugas Akhir, studi kasus sistim penerangan “analisa beban penerangan pada kendaraanToyota Kijang seri 5k”
3.1.2 Rangkaian II (dengan relai)
Kehilangan daya pada rangkaian I sama dengan lampu 55 watt yang selalu menyala. Gbr.3.6. Rangkaian II (dengan relai)
3.2. Konstruksi dasar Relai Terdiri dari sebuah magnet listrik dan kontak pemutus. Kontak pemutus dibuka dan ditutup oleh magnet listrik dan pegas. A
=Kontak relai
B
=Kumparan relai
C
=Pegas kontak
30
=Arus utama baterai
87
=Arus utama beban
86
=Arus pengendali dari 30/15
85
=Arus
pengendali
ke
saklar
beban Bila arus listrik mengalir ke terminal 86, magnet listrik dan massa, maka magnet listrik menarik kontak. Arus utama akan mengalir ke pemakai melalui kontak pemutus. Gbr.3.7. Konstruksi dasar Relai 21
Universitas Mercubuana Tugas Akhir, studi kasus sistim penerangan “analisa beban penerangan pada kendaraanToyota Kijang seri 5k”
Rugi tegangan dapat diperkecil, karena arus utama dapat dihubungkan langsung dari baterai ke pemakai, tanpa melewati sakelar-sakelar, steker terminal dan kabel yang panjang.
3.3. Macam-macam relai 3.3.1 Relai menutup Relai ini sama seperti contoh konstruksi dasar,
kontak
pemutus
dalam
posisi
menutup bila relai bekerja Penggunaan relai ini antara lain pada rangkaian : sistim penerangan
Rangkaian
klakson
dengan
relai
menutup 1.
Klakson
2.
Relai menutup
3.
Sakelar klakson
Gbr.3.8. Relai Menutup
Rangkaian lampu kabut dengan relai menutup
22
1.
Lampu kabut
2.
Relai penutup
3.
Sakelar lampu kabut
4.
Relai Membuka
Universitas Mercubuana Tugas Akhir, studi kasus sistim penerangan “analisa beban penerangan pada kendaraanToyota Kijang seri 5k”
Relai ini kebalikan dari relai menutup, magnet listrik berfungsi memutuskan hubungan arus utama ke pemakai Dipakai pada rangkaian-rangkaian pengaman seperti pada kipas pendingin dengan listrik atau pada sistem AC.
Gbr.3.9. Relai Pemutus Contoh pemakaian relai menutup pada rangkaian kipas pendingin mesin dengan motor listrik 1. Motor listrik 2. Sakelar temperatur Bila mesin dingin sakelar temperatur menutup motor listrik kipas mati Air pendingin panas, sakelar temperatur membuka, motor listrik kipas hidup, sampai sakelar temperatur menutup lagi. Jika sakelar temperatur, terminal-terminal rusak, kabel-kabel pengendali relai putus, maka motor listrik kipas tetap hidup. 3.3.2 Relai kombinasi Pada relai ini terdapat terminal arus utama untuk dihubungkan ke pemakai (terminal 87 & 87a) dengan dua terminal ini relai dapat dijadikan relai
membuka
atau
kombinasi keduanya
Gbr.3.9. Relai kombinasi
23
relai
menutup
serta
Universitas Mercubuana Tugas Akhir, studi kasus sistim penerangan “analisa beban penerangan pada kendaraanToyota Kijang seri 5k”
3.3.3 Relai 2 langkah
Pada relai 2 langkah mempunyai kontak pemutus dan 2 terminal arus utama ke pemakai (56a, 56b), arus utama 30 juga dijadikan arus pengendali. Relai ini dipakai untuk lampu kepala dengan lampu blit (dim)
1.
Tombol
2.
Relai dua langkah
Bila sakelar lampu kepala digunakan, arus dari 56 ...... lampu dekat jauh
Gbr.4.0. Relai 2 langkah
Pada saat menggunakan sakelar blit, relai akan mengganti posisi dekat jauh menjadi jauh dekat. Selama pergantian posisi itu lampu jauh tetap menyala Bila sakelar lampu kepala mati dan sakelar lampu blit kita pakai, maka lampu blit saja yang menyala
24
Universitas Mercubuana Tugas Akhir, studi kasus sistim penerangan “analisa beban penerangan pada kendaraanToyota Kijang seri 5k”
3.4. Mengurangi Induksi diri pada relai Induksi diri pada relai akan terjadi bila aliran arus pada gulungan magnet listrik dihentikan/terputus Induksi ini akan sangat mengganggu/ merusak peralatan elektronika yang ada pada kendaraan, seperti unit kontrol atau peralatan elektronika lainnya. Guna mengurangi induksi diri, pada relai dipasang tahanan atau dioda 3.4.1. Memakai tahanan
Dengan memakai tahanan maka induksi diri pada gulungan magnet akan lebih cepat berkurang
Gbr.4.1. relai dipasang tahanan
3.4.2. Memakai diode
Memakai diode juga berarti mengamankan komponen-komponen elektronika, bila terminal relai dipasang terbalik (salah pasang) Disamping itu diode juga berfungsi mengurangi induksi diri pada gulungan magnet listrik.
Gbr.4.2. relai dipasang Diode
25
Universitas Mercubuana Tugas Akhir, studi kasus sistim penerangan “analisa beban penerangan pada kendaraanToyota Kijang seri 5k”
BAB III ANALISA ARUS PEMAKAI SISTIM PENERANGAN TERHADAP SUPLAI DAYA TOYOTA KIJANG SERI 5K
3.1 Syarat Pengisian, Cara Mengukur dan Tabel 3.1.1 .Syarat Pengisian 3 hal utama yang harus disesuaikan : 1.Daya pemakai 2.Kapasitas bateray 3.Daya alternator Menghitung daya dan arus pemakai (Pp) alternator 14 volt Tabel 3.1.perhitungan daya dan arus pemakaian Pemakai tetap/faktor 1,0
Watt Pemakai tidak tetap (PP2)
(PP1) Pengapian
Daya
Faktor
Watt 20
Daya rata – rata watt
Kipas listrik
80
0,5
40
Pompa bensin listrik
170
Pemanas kaca
60
0,5
30
Radio
12
Penghapus kaca
80
0,25
20
Lampu dekat
100
Kipas radiator listrik
120
0,70
84
Lampu kota
40
Lampu jauh tambahan
110
0,10
11
Lampu nomor
10
Lampu kabut
110
0,10
11
Lampu panel
8
Lampu parkir
42
0,70
29,4
Lampu tanda samping
16
Lampu tanda belok
84
0,70
58,2
Jumlah daya pemakai tetap
Jumlah daya pemakai tidak tetap
26
Universitas Mercubuana Tugas Akhir, studi kasus sistim penerangan “analisa beban penerangan pada kendaraanToyota Kijang seri 5k”
PP
=
PP1 + PP2
Arus pemakai (IP) =
----PP
-----
PP
IP
= ______________Watt
= ______________Amper
14 V 4
Menentukan daya alternator 14 Volt (PA)
PA
= 14 Volt x Ip
Berdasarkan pengalaman teknik dibuat tabel.
Tabel 3.2.daya dan arus pemakaian Daya pemakai (PP) 14 Volt
Arus alternator (IA)
250
28
250...
350...
450...
550...
675...
800...
350
450
550
675
800
950
35
45
55
65
Menentukan kapasitas baterai dari segi alternator Kapasitas baterai arus alternator x 1 jam. Bila kapasitas baterai tidak sesuai : a) Terlalu kecil ; baterai cepat penuh b) Terlalu besar ; baterai lama penuh
Cara pengukuran Rangkaian Ampermeter dan Voltmeter pada sistem pengisian
P
= Lampu indicator
U = Tegangan alternator
T
= Variabel resistor
A = Arus alternator Gbr.3.1. Rangkaian Ampermeter
27
75
90
Universitas Mercubuana Tugas Akhir, studi kasus sistim penerangan “analisa beban penerangan pada kendaraanToyota Kijang seri 5k”
3.2. Menginterprestasi hasil ukur dengan tabel Contoh alternator 14 V 45 V. Hasil ukur yang baik adalah voltmeter menunjuk 14 volt bersamaan ampermeter menunjuk 45 amper bila langsung diukur pada alternator. Di dalam teknik dibuat toleransi seperti contoh tabel pengisian alternator :
Tabel.3.3.toleransi pengisian alternator Jenis alternator
Hasil regulasi tegangan (V)
Besaran arus (A)
6V
40 A
6,8 .......................... 7,2
38 ............................... 40
12 V
30 A
13,8 .......................... 14,5
28 ............................... 30
28 V
55 A
27,7 .......................... 29
43 ............................... 55
Pemilihan tegangan alternator tergantung pemakaian sistem tegangan pada mobil. Penentuan besar arus alternator tergantung perhitungan jumlah pemakaian.
3.3. Mengukur kehilangan tegangan pada sistem pengisian Kehilangan tegangan adalah : Ada tegangan yang tidak dapat dimanfaatkan saat sistem bekerja. Contoh kehilangan tegangan
Kehilangan tegangan pada kabel
Kehilangan tegangan pada saklar
Kehilangan tegangan pada terminal
Pengukuran kehilangan tegangan adalah pada kabel pengisian positif dan massa yang diukur dengan Voltmeter pada saat arus maksimal.
28
Universitas Mercubuana Tugas Akhir, studi kasus sistim penerangan “analisa beban penerangan pada kendaraanToyota Kijang seri 5k”
Rangkaian Voltmeter untuk mengukur kehilangan tegangan positif dan massa.
Gbr.3.2. Rangkaian Voltmeter untuk mengukur kehilangan tegangan positif dan massa
Kehilangan tegangan tidak boleh lebih dari : Sistem Pengisian
: 7 Volt
0,2 Volt
14 Volt
0,4 Volt
28 Volt
0,8 Volt
29
Universitas Mercubuana Tugas Akhir, studi kasus sistim penerangan “analisa beban penerangan pada kendaraanToyota Kijang seri 5k”
BAB IV PENGONTROLAN,OVERHOUL DAN CARA PENYETELAN LAMPU PADA SISTIM PENERANGAN
4.1. Tujuan Pengontrolan Pada Sistim Penerangan 4.1.1 Mengontrol fungsi sistem penerangan, tanda dan penghapus kaca 4.1.2 Mengganti bola lampu yang rusak
4.2. Keselamatan Kerja Bola lampu yang terbakar kacanya mudah pecah : Untuk mengganti, lindungi jari dengan lap.
Gbr.4.1. Bola lampu yang terbakar kacanya
4.3. Langkah Kerja Pengontrolan bagian depan dan belakang mobil harus dengan satu orang yang membantu memeriksa :
Lampu menyala atau tidak
Terang cahaya lampu
Kondisi kaca bias dan reflektor
Frekuensi tanda belok 30
Universitas Mercubuana Tugas Akhir, studi kasus sistim penerangan “analisa beban penerangan pada kendaraanToyota Kijang seri 5k”
Kontrol sistem listrik menurut daftar kontrol dan lembar-lembar petunjuk Tabel.4.1. Daftar kontrol sistem listrik Perlengkapan standar
Baik
Lampu kota Lampu dekat Lampu jauh, blit Lampu tanda belok Lampu rem Lampu mundur Lampu nomor Lampu ruang penumpang Penerangan papan instrumen Lampu kontrol tekanan oli Lampu kontrol pengisian Lampu kontrol rem tangan Lampu kontrol jauh Lampu kontrol tanda belok Instrumen temperatur motor Instumen pengontrol bahan bakar Penghapus kaca (semua kecepatan) Pompa air pembasuh Klakson Pada kendaraan bermotor Diesel Lampu kontrol pemanas mula Perlengkapan khusus/kenyamanan Lampu jauh tambahan Lampu kabut Hazard (lampu darurat) Lampu ruang bagasi Lampu ruang motor Lampu kontrol pintu Penyala rokok Ventilator (semua kecepatan) A.C Pemanas kaca jendela belakang Penggerak listrik jendela pintu Jam 31
Rusak
Keterangan
Universitas Mercubuana Tugas Akhir, studi kasus sistim penerangan “analisa beban penerangan pada kendaraanToyota Kijang seri 5k”
4.4. Perbaikan lampu 4.4.1 Melepas tutup lampu Bila lampu tidak hidup, kontrol pertama sekeringnya.
Melepas dari luar
Melepas unit lampu (kaca dan reflektor tidak bisa dipisah)
Gbr.4.2. Melepas lampu kontrol
32
Universitas Mercubuana Tugas Akhir, studi kasus sistim penerangan “analisa beban penerangan pada kendaraanToyota Kijang seri 5k”
4.4.2. Mengganti bola lampu Jika lampu tidak hidup walaupun filamennya tidak putus, kontrol rangkaian listrik dengan cara menghubungkan lampu kontrol antara terminal plus dan tabung soket. Perhatikan : Jangan sampai terjadi hubungan singkat ! Bersihkan soket yang berkarat dengan sikat. Supaya tidak terjadi hubungan singkat, sakelarnya harus “Off” terlebih dahulu !
4.4.3. Melepas dan memasang macam-macam bola lampu
Lampu pijar bayonet satu filamen
DORONG MASUK
Gbr.4.3. Lampu pijar bayonet satu filamen
Lampu pijar bayonet dua filamen Perhatikan perbedaan posisi nok-nok !
Gbr.4.4. Lampu pijar bayonet dua filamen
33
PUTAR
TARIK KELUAR
Universitas Mercubuana Tugas Akhir, studi kasus sistim penerangan “analisa beban penerangan pada kendaraanToyota Kijang seri 5k”
Lampu tusuk
Dorong ke dalam/tarik keluar dengan lurus Lampu sofite
Tempelkan salah satu ujung Kemudian dorong atau tarik Lampu halogen
Jangan memegang bola
Pegang pada soket terminal
kuarsa
Gbr.4.5. Pelepasan lampu halogen dan lampu tusuk
34
Universitas Mercubuana Tugas Akhir, studi kasus sistim penerangan “analisa beban penerangan pada kendaraanToyota Kijang seri 5k”
4.4.4. Penghapus kaca
Kontrol kondisi karet dan kelonggaran pada engsel dan bantalan lengan penghapus
Gbr.4.6. Kontrol kondisi karet dan kelonggaran pada engsel
Kontrol / stel arah semprotan nosel pembasuh
Dengan tang
Dengan jarum (kawat Yang digerinda pada ujungnya
Gbr.4.7. Kontrol / stel arah semprotan nosel pembasuh
35
Universitas Mercubuana Tugas Akhir, studi kasus sistim penerangan “analisa beban penerangan pada kendaraanToyota Kijang seri 5k”
4.4.5. Petunjuk Operasi sakelar-sakelar Sakelar kombinasi (kanan & kiri roda kemudi)
Lampu kota tingkat I Lampu jauh/dekat, tingkat 2
Lampu blit Ganti posisi jauh/dekat
Lampu tanda belok
- Motor penghapus kaca - Pembasuh
Lampu mundur
Lampu ruangan penumpang
Kunci kotak “ON” Gbr.4.8. Saklar lampu dan control lainya
36
Universitas Mercubuana Tugas Akhir, studi kasus sistim penerangan “analisa beban penerangan pada kendaraanToyota Kijang seri 5k”
4.4.6. Macam-macam simbol lampu kontrol
Pengisian
Tekanan oli
Rem tangan & kerusakan
Pemanas mula (Diesel)
Rem kaki
Lampu jauh
Kontrol pintu
Tanda belok
Pemanas kaca jendela BLKG
Gbr.4.9. Simbul control lampu 37
Universitas Mercubuana Tugas Akhir, studi kasus sistim penerangan “analisa beban penerangan pada kendaraanToyota Kijang seri 5k”
4.6. Penyetelan Lampu Kepala Tujuan penyetelan Lampu Kepala
Menerangkan persyaratan penyetelan
Menyetel lampu kepala sistem Europa
Menyetel lampu kepala sistem Amerika “Sealed beam”
4.6.1. Alat dan Bahan Yang Di Gunakan Dalam Penyetelan Lampu ALAT
BAHAN
Kotak alat
Mobil dengan :
Papan penyetel
Lampu kepala
Lampu
Sistem Europa
Meteran
Lampu kepala
Manometer ban
Sistem Amerika
Tutup fender
Oli/ penetran
4.6.2. Langkah kerja Persyaratan penyetelan pada mobil
Pemasangan lampu tidak boleh longgar atau terputar. Reflektor dan kaca bias harus bersih, tanpa kotoran, korosi dan air. Jika baut penyetel lampu macet karena berkarat, bersihkan dan beri pelumas.
38
Universitas Mercubuana Tugas Akhir, studi kasus sistim penerangan “analisa beban penerangan pada kendaraanToyota Kijang seri 5k”
Lihat kondisi ban depan apakah kondisi tekanan angin sesuai std, apabila tidak sesuai std agar di lakukan penambahan tekana angin.
Mobil harus tanpa beban,supaya lampu tidak menunjuk ke atas
Pilih lantai yang rata
Kalau roda depan berbelok, bagian depan mobil akan sedikit terangkat, akibatnya sinar lampu menuju ke atas. Posisikan kemudi lurus !
Gbr.5.0.persiapan penyetelan lampu kepala
Tempatkan mobil tegak lurus terhadap papan penyetel. 39
Universitas Mercubuana Tugas Akhir, studi kasus sistim penerangan “analisa beban penerangan pada kendaraanToyota Kijang seri 5k”
Jarak penyetel tergantung pada jenis lampu kepala, yang dapat ditentukan dengan memperhatikan garis-garis pada kaca bias. Lihat gambar !
Sistem Europa
Sistem Amerika
Jarak penyetel p = 5m
“Sealed beam” Jarak penyetel p =
Ukuran tinggi pusat lampu pada papan penyetel, kemudian stel tali horisontal pada papan 10% kurang tinggi (t)
Contoh : Tinggi lampu (T) = 70 cm Tinggi tali (t)
= T – 10% = 70 – 7 = 63 cm
Gbr.5.1.cara penyetelan lampu kepala
40
Universitas Mercubuana Tugas Akhir, studi kasus sistim penerangan “analisa beban penerangan pada kendaraanToyota Kijang seri 5k”
Tempatkan tanda-tanda vertikal pada papan penyetel segaris dengan sumbu lampulampu kendaraan.
Kontrol, apakah papan penyetel disiapkan sesuai dengan gambar di bawah.
A = Jarak antara pusat lampu-lampu, tanda-tanda harus pada sumbu lampu kendaraan. T = Tinggi tali horisontal (sama dengan tinggi pusat lampu pada kendaraan, yang dikurangi 10%)
41
Universitas Mercubuana Tugas Akhir, studi kasus sistim penerangan “analisa beban penerangan pada kendaraanToyota Kijang seri 5k”
4.7. Penyetelan lampu Baut-baut penyetel dapat dipasang pada bagian depan rumah lampu, atau di belakang (ruangan motor). Bila penyetel terpasang di depan, penyetelan dapat lebih mudah setelah ring hias dilepas
Gbr. 5.2. Penyetelan lampu kepala
42
Universitas Mercubuana Tugas Akhir, studi kasus sistim penerangan “analisa beban penerangan pada kendaraanToyota Kijang seri 5k”
BAB V PENUTUP
5.1 KESIMPULAN Berdasarkan hasil study kasus dan perhitungan dari data yang penulis dapat menyimpulkan 1. Kondisi komponen electrical baik itu dari rangkaian maupun kualitas dari komponen sistim pengapian sangat mempengaruhi hasil dari sistim pengisian pada kendaraan 2. Alteranator sebagai media utama yang pertama kali di buat pada th 1964, dalam menyuplai arus pada sistim pengisian sangat berpengaruh terhadap penggerak utama mesin kendaraan terutama putaran mesin yang bersangkutan sehingga kualitas dari sistim penerangan sangat mutlak di perlukan 3. Daya yang tersedia yang harus mengacu pada daya pemakaian ditambah dengan daya yang tidak tetap agar penerangan dapat bekerja dengan sempurna
4. Dalam keberhasilan overhaoul dan assembly komponen sistim penerangan sst (special tools) sangat di perlukan agar komponen yang di bongkar dan di pasang tidak rusak,untuk alat ukur elektronik dalam kondisi kalibrasi
5.2 Saran Selama kegiatan study kasus yang penulis lakukan terhadap Toyota kijang dengan mesin seri 5 K penulis mempunyai saran sebagai berikut : 1.
Dalam melakukan pengambilan data, pada saat overhoul dan assembly sistim penerangan agar di perhatikan keselamatan kerja.
2.
Disarankan untuk pengukuran beban arus dan suplai arus dari alternator agar posisi standard guna menghindari efek low charging atau over charging
3.
Penambahan beban tidak tetap arus agar di perhatikan dengan selalu
menghitung suplai arus utama dari alternator atau arus tetap 43
Universitas Mercubuana Tugas Akhir, studi kasus sistim penerangan “analisa beban penerangan pada kendaraanToyota Kijang seri 5k”
5.3 Apliksi Study Khasus Mengacu dari hasil perhitungan dan cara overhoul serta cara penyetelan sistim penerangan pada lampu dan perlengkapan lainya, agar untuk mempermudah pekerjaan perlu ditunjang “special tools” atau alat khusus, kemudian dalam perhitungan beban daya dan arus pemakai bisa digunakan sebagai Flash back kekuatan dalam penambahan jumlah accecoris lampu dalam kendaraan.
44
Universitas Mercubuana Tugas Akhir, studi kasus sistim penerangan “analisa beban penerangan pada kendaraanToyota Kijang seri 5k”
DAFTAR PUSTAKA
Mercedes Benz Training Texs, Versi Basic 1999 , kumpulan spesifikasi,jakarta, PT.Stars Motors Jakarta Hino Indonesia MFG (2000), Enggine Texs Throuble shooting vol 1, Jakarta, Hino Motors Co Japan PT. Stars Motors Indonesia (2001), WhokshopSeminar, Jakarta, Mercedes Benz Truck and Bus BPM.Arends dan H.Berenshcot di terjemahkan oleh Umar Sukrisno,Motor Bensin,Jakarta : PT.Erlangga,1997. VEDC, Bahan Ajar Dan Training texs,panduan ajar SMK oleh VEDC Malang 2007-2008 serial modifikasi elektrik : Mari Menghitung beban arus litrik kendaraan, Jakarta : Tabloid Motor Plus, No.209/ IV. Sabtu, 1 Maret 2003 http/www.trustmechanic.com/ 11 agustus 2008 http/www.modul smk.com/google 11 agustus 2008 Toyota stap 1 (1988),basic training,jakarta, PT.Toyota Astra Motor http/www. Saft7.com / 10 September 2009
45
Universitas Mercubuana Tugas Akhir, studi kasus sistim penerangan “analisa beban penerangan pada kendaraanToyota Kijang seri 5k”
Lampiran
46
CUTWAY KIJANG SERI 5K
46
Rangkaian Sistem Penerangan
47
Relay
48
Rangkaian Sakelar
49
Lampu Kepala Halogen
50
Rangkaian Sistem Penerangan Pada Chasis Mobil
51
CUTWAY ENGINE
52