TUGAS AKHIR
PENGARUH PEMBANGUNAN FLY OVER TERHADAP KINERJA PERSIMPANGAN AMPLAS
Diajukan untuk Melengkapi Tugas - Tugas dan Memenuhi Syarat untuk Menempuh Ujian Sarjana Teknik Sipil
DISUSUN OLEH:
RICKY ZEFRI 080424007
PROGRAM PENDIDIKAN EKSTENSION DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011
Universitas Sumatera Utara
TUGAS AKHIR
PENGARUH PEMBANGUNAN FLY OVER TERHADAP KINERJA PERSIMPANGAN AMPLAS
Diajukan untuk Melengkapi Tugas - Tugas dan Memenuhi Syarat untuk Menempuh Ujian Sarjana Teknik Sipil
Disusun Oleh : RICKY ZEFRI NIM : 08 0424 007
Disetujui Oleh :
(Ir. ZULKARNAIN A. MUIS, M.Eng.Sc) NIP. 19560326 198103 1 003
PROGRAM PENDIDIKAN EKSTENSION DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011
Universitas Sumatera Utara
LEMBAR PENGESAHAN PENGARUH PEMBANGUNAN FLY OVER TERHADAP KINERJA PERSIMPANGAN AMPLAS TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat dalam Menempuh Ujian Sarjana Teknik Sipil Dikerjakan Oleh : RICKY ZEFRI 08 0424 007 Dosen Pembimbing,
Ir. Zulkarnain A. Muis, M.Eng.Sc NIP. 19560326 198103 1 003 Penguji I,
Penguji II,
Penguji III,
Syahrizal, MT Medis S. Surbakti, ST, MTIr. Indra Jaya Pandia, MT NIP.19611231 198811 1 001 NIP.19710914200012 1 001 NIP.19560618 198601 1 001
Mengesahkan : Koordinator, PPSE Departemen T. Sipil FT USU
Ir. Zulkarnain A. Muis, M.Eng.Sc NIP. 19560326 198103 1 003
Ketua Departemen T. Sipil FT USU
Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan NIP. 19561224 198103 1 002
PROGRAM PENDIDIKAN EKSTENSION DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK Persimpangan Amplas merupakan persimpangan yang ada di Jalan Sisingamangaraja dan terletak berdekatan dengan terminal Amplas (terminal tipe A) yang terletak di sebelah Timur/Tenggara Kota Medan dan berada di Kecamatan Medan Amplas. Keberadaan persimpangan ini tidak terlepas dari jalan Sisingamangaraja yang merupakan akses utama dari kota Medan menuju luar kota dari arah Tenggara Kota dan juga merupakan Ruas Trans Sumatera Highway di sekitar Medan, sehingga merupakan jalan Arteri Primer. Jalan Utama dengan volume yang cukup padat adalah di Jalan Sisingamangaraja khususnya arah lalu lintas yang menuju ke Kota Medan. Arus lalu lintas dari Jalan P. Denai juga cukup padat, karena arus dari atau menuju Terminal Amplas. Pada kondisi volume lalu lintas pada tahun 2006, hasil perhitungan menyimpulkan, Derajat Kejenuhan (DS), yaitu perbandingan antara volume kendaraan yang melalui simpang Amplas dengan kapasitas simpang maksimum terjadi pada arus lalu lintas yang berasal dari pendekat Jl. Sisingamangaraja dari arah Tj. Morawa I menuju pendekat Jl. Sisingamangaraja yang menuju Kota Medan, dengan nilai sama dengan 1,11. Waktu tempuh tambahan yang diperlukan untuk melalui simpang Amplas dibandingkan lintasan tanpa melalui suatu simpang (Tundaan) sama dengan 276,27 dt/smp. Panjang antrian maksimum 372 meter pada lokasi pendekat Jl. Sisingamangaraja dari arah Tj. Morawa Setelah dilakukan pembangunan fly over adalah yang dibangun sejajar dengan Jl. Sisingamangaraja. Nilai derajat kejenuhan arah Tj. Morawa sebesar 0,85. Waktu tempuh tambahan yang diperlukan untuk melalui simpang Amplas setelah dibangun Fly Over maka (Tundaan) sama dengan 70,39 dt/smp dan panjang antrian menjadi 112 meter. Dari data-data perhitungan di atas sangat diperlukan pembangunan fly over di Simpang Amplas mengingat derajat kejenuhan (DS) sudah lebih besar dari 1 (tingkat pelayanan F) yaitu pada tingkat pelayanan ini arus lalu lintas berada dalam keadaan dipaksakan, kecepatan relatif rendah, arus lalu lintas sering terhenti sehingga menimbulkan antrian kendaraan yang panjang dan setelah dibangun fly over maka tingkat pelayanan Simpang Amplas menjadi lebih baik
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR Bismillaahirrahmaanirrahiim Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas berkat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas akhir ini dengan baik. Tugas akhir ini diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat untuk menempuh ujian sarjana ekstension pada Fakultas Teknik Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara. Adapun judul yang diajukan adalah “ Pengaruh Pembangunan Fly Over terhadap Kinerja Persimpangan Amplas“, yang merupakan studi kasus pada Fly Over Amplas. Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis banyak mendapat bimbingan, bantuan, serta dorongan moril, material, maupun spiritual dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Untuk itu dengan kerendahan hati dan rasa hormat penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : Bapak Ir. Zulkarnain A. Muis, M.Eng.Sc, selaku Pembimbing yang telah menyediakan waktu dan kesempatan untuk mengarahkan, membimbing dan memberikan saran serta memperluas wawasan teknik transportasi hingga penyelesaian tugas akhir ini. Bapak Prof. DR. Ing. Johannes Tarigan, selaku ketua Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Bapak Ir. Zulkarnain A. Muis, M.Eng.Sc, selaku Koordinator PPE Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Bapak Syahrizal, MT, selaku sekretaris Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
Bapak dan Ibu staf pengajar yang telah membimbing dan mendidik sejak semester awal sampai berakhirnya masa studi pada Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Pegawai administrasi Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara. Teristimewa, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ayahanda H. Sufli Usman dan Hj. Ibunda tercinta Gustina AR atas seluruh bantuan, dukungan, do’a dan pengorbanannya yang tidak terhingga kepada penulis selama ini. Seluruh sahabat-sahabat mahasiswa stambuk ’08 ekstension khususnya serta rekan-rekan lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu selama penulisan tugas akhir ini. Penulis menyadari bahwa penulisan akhir ini masih jauh dari sempurna baik isi maupun penulisannya. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak. Akhir kata penulis mengharapkan tugas akhir ini bermanfaat bagi kita semua yang membutuhkannya. Medan,Agustus2011 Penulis
RICKY ZEFRI 08 0424 007
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
ABSTRAK ………………………………………………………………..
iv
KATA PENGANTAR ……………………………………………………
v
DAFTAR ISI ……………………………………………………………… vii DAFTAR TABEL ………………………………………………………… ix DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………… xi DAFTAR NOTASI ……………………………………………………….. xiii BAB I
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ……………………………………………1 1.2. Perumusan Masalah ……………………………………… 2 1.3. Tujuan Penelitian………………………………………… 3 1.4. Hipotesa Penelitian………………………………………. 3 1.5. Manfaat Penelitian……………………………………….. 4 1.6. Batasan Masalah…………………………………………. 4 1.7. Kerangka Penelitian……………………………………… 4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum…………………………..………..……………… 8 2.2. Kondisi dan Karakteristik Lalu Lintas………………….. 11 2.3. Tujuan Pengaturan Simpang…………………………….. 14 2.4. Gerakan Lalu Lintas pada Persimpangan……………….. 16 2.5. Simpang Bersinyal………………………………………. 19 2.6. Pengaturan Lalu Lintas pada Persimpangan…………….
21
2.7. Ruas Jalan dan Persimpangan…………………………... 35
Universitas Sumatera Utara
2.8. Metode Perhitungan dengan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI)…………………………………... 42 2.9. Pertumbuhan Lalu Lintas………………………………… 57 2.10. Parameter Kelancaran dan Keselamatan Lalu Lintas…... 58 BAB III
METODOLOGI 3.1. Tahapan Persiapan……………………………………….. 60 3.2. Tahapan Kerja Penelitian………………………………… 60 3.3. Metode Pengumpulan Data………………………………. 62 3.4. Analisa Perhitungan MKJI 1997…………………………. 62
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Survei …………………………………………….. 63 4.2. Perhitungan Kondisi Simpang Amplas…………………. 64 4.2.1. Perhitungan Simpang Amplas Sebelum Dibangun Fly Over (2006)……..…………….……………… 64 4.2.2. Perhitungan Simpang Amplas Setelah Dibangun Fly Over (2011)……..…………….……………… 78 4.2. Hasil Diskusi ……………………………………………. 89
BAB V
PENUTUP 5.1. Kesimpulan…………………………………………..….
92
5.2. Saran ……………………………………………..……..
93
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..
94
LAMPIRAN
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Nilai Normal Waktu Antar Hijau…………………………………... 31 Tabel 2.2 Penentuan Tipe Pendekat……………………………………………. 32 Tabel 2.3 Kriteria Tingkat Pelayanan Pada Persimpangan Bersinyal………… 36 Tabel 2.4 Tipe Kendaraan…………………………………………………….. 42 Tabel 2.5 Nilai Konversi Satuan Mobil Penumpang pada Simpang………….
43
Tabel 2.6 Faktor Penyesuaian ukuran kota Fcs……………………………….. 44 Tabel 2.7 Faktor Penyesuaian Untuk tipe lingkungan jalan, hambatan samping dan kendaraan tak bermotor ( Fsf)………………………………….. 45 Tabel 2.8 Waktu Siklus yang Layak Untuk Simpang…………………………. 49 Tabel 4.1 Jenis dan Lokasi Survei Primer……………………………………… 63 Tabel 4.2 Kondisi Geometrik Simpang Amplas Tahun 2006…………………. 64 Tabel 4.3 Komposisi volume lalu lintas di Simpang Amplas dalam volume kendaraan per jam (tahun 2006)…………………………………….. 67 Tabel 4.4 Hasil Analisa pada Simpang Amplas (pada tahun 2006)…………… 73 Tabel 4.5 Kinerja Persimpangan Amplas Eksisting (Tahun 2006)……………. 76 Tabel 4.6 Kondisi Geometrik Simpang Amplas Tahun 2011……..………….. 78 Tabel 4.7 Komposisi volume lalu lintas di Simpang Amplas dalam volume kendaraan per jam (tahun 2011)………………………….………… 82 Tabel 4.8 Hasil Analisa pada Simpang Amplas (pada tahun 2011)…………..
88
Tabel 4.9 Kinerja Persimpangan Simpang Amplas setelah ada penanganan (Tahun 2011)…………………………………………..…………… 89 Tabel 4.10 Kinerja persimpangan Amplas sebelum dan setelah adanya fly over Amplas…………………………………………………….. 90
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.11 Tingkat Pelayanan Jalan………………………………………… 91
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Flow chart kerangka penelitian.…………………………….…..
6
Gambar 2.1 (a) Pengaturan simpang untuk berbagai volume (b) Tundaan dan kapasitas pada simpang ..……………….……
15
Gambar 2.2 Tipe Dasar Gerakan Diverging…………………………………. 16 Gambar 2.3 Tipe Dasar Gerakan Merging……………………………….…..
16
Gambar 2.4 Tipe Dasar Gerakan Weaving…………………………………..
17
Gambar 2.5 Tipe Dasar Gerakan Crossing…………………………………... 17 Gambar 2.6 Konflik Lalu lintas pada persimpangan sebidang tak bersinyal...
19
Gambar 2.7 Konflik Lalu lintas pada persimpangan sebidang bersinyal….…. 21 Gambar 2.8 Persimpangan tanpa Prioritas……………………………………. 23 Gambar 2.9 Persimpangan dengan Prioritas………………………………….. 24 Gambar 2.10 Rambu Lalu Lintas untuk Simpang dengan Prioritas…………… 24 Gambar 2.11 Persimpangan dengan Traffic Light……………………………… 25 Gambar 2.12a Pengaturan Simpang dengan Dua Fase…………………………. 33 Gambar 2.12b Pengaturan Simpang Tiga Fase dengan Late Cut-Off………….. 33 Gambar 2.12c Pengaturan Simpang Tiga Fase dengan Early-Start……………. 33 Gambar 2.12d Pengaturan Simpang Tiga Fase dengan Pemisahan Belok Kanan……………………………………………………. 34 Gambar 2.12e Pengaturan Simpang Empat Fase dengan Pemisahan Belok Kanan…………………………………………………….. 34 Gambar 2.12f Pengaturan Simpang Empat Fase dengan Arus Berangkat dari Satu per satu Pendekat pada Saatnya Masing-masing……… 34
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.13 Kelompok umum Simpang susun jalan bebas hambatan………… 41 Gambar 2.14 Lebar efektif ruas jalan ( We )……………………………………. 47 Gambar 2.15 Faktor koreksi untuk kemiringan jalan ( Fg )……………………. 46 Gambar 2.16 Faktor penyesuaian untuk pengaruh parkir ( Fp )……………….. 47 Gambar 2.17 Faktor penyesuaian untuk kendaraan belok kanan ( Frt )……….. 47 Gambar 2.18 Faktor penyesuaian untuk kendaraan belok kiri ( Flt )………….. 48 Gambar 2.19 Peluang Untuk Pembebanan Lebih (POL)………………………. 53 Gambar 2.20 Bagan Prosedur Perhitungan dengan MKJI……………………… 56 Gambar 4.1 Kondisi Geometrik Simpang Amplas Tahun 2006……………… 65 Gambar 4.2 Kondisi Geometrik Simpang Amplas Tahun 2011……………… 79
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR NOTASI
NOTASI emp
ISTILAH
DEFENISI
Ekivalen Mobil
Faktor dari berbagai tipe kendaraan
Penumpang
sehubungan dengan keperluan waktu hijau untuk keluar dari antrian apabila dibandingkan dengan sebuah kendaraan ringan (untuk mobil penumpang dan kendaraan ringan ringan yang sasisnya sama, emp=1,0)
smp
Satuan Mobil
Satuan arus lalu lintas dari berbagai tipe
Penumpang
kendaraan
yang
kendaraan
ringan
diubah
menjadi
(termasuk
mobil
penumpang) dengan menggunakan faktor emp Type O
Arus berangkat
Keberangkatan dengan konflik antara
terlawan
gerak belok kanan dan gerak lurus/belok kiri dari bagian pendekat dengan lampu hijau pada fase yang sama
Type P
Arus berangkat
Keberangkatan
terlindung
gerakan lalu lintas belok kanan dan lurus
Belok kiri
Indeks untuk lalu lintas belok kiri
Belok kiri langsung
Indeks untuk lalu lintas yang belok kiri
ST
Lurus
Indeks untuk lalu lintas yang lurus
RT
Belok kanan
Indeks untuk lalu lintas yang belok
LT LTOR
tanpa
konflik
antara
kekanan T PRT
Pembelokan
Indeks untuk lalu lintas yang berbelok
Rasio belok kanan
Rasio untuk lalu lintas yang belok kekanan
Q
Arus lalu lintas
Jumlah arus lalu lintas yang melalui titik tak terganggu di hulu, pendekat per satuan waktu (sbg. Contoh: kebutuhan
Universitas Sumatera Utara
lalu lintas kend/jam;smp/jam) QO
Arus melawan
Arus lalu lintas dalam pendekat yang berlawanan, yang berangkat dalam fase hijau yang sama
QRTO
Arus melawan, belok
Arus dari lalu lintas belok kanan dari
kanan
pendekat yang berlawanan (kend/jam; smp/jam)
S
Arus jenuh
Besarnya keberangkatan antrian di dalam suatu pendekat selama kondisi yang ditentukan (smp/jam hijau)
SO
Arus jenuh dasar
Besarnya keberangkatan antrian di dalam pendekat selama kondisi ideal (smp/jam hijau)
DS
Derajat kejenuhan
Rasio dari arus lalu lintas terhadap kapasitas
untuk
suatu
pendekat
(Qxc/Sxg) FR
Rasio arus
Rasio arus terhadap arus jenuh (Q/S) dari suatu pendekat
IFR
Rasio arus Simpang
Jumlah dari rasio arus kritis (=tertinggi) untuk semua fase sinyal yang berurutan dalam suatu siklus (IFR=∑(Q/S) CRIT)
PR
Rasio fase
Rasio arus kritis dibagi dengan rasio arus Simpang (sbg. Contoh: untuk fase I : PR = FR/IFR)
C
Kapasitas
Arus lalu lintas maksimum yang dapat dipertahankan bagian
(sbg.
pendekat
j:
Contoh, Cj
=
untuk Sjxgj/c;
kend/jam, smp/jam) F
Faktor penyesuaian
Faktor koreksi untuk penyesuaian dari nilai ideal ke nilai sebenarnya dari suatu variabel
D
Tundaan
Waktu
tempuh
tambahan
yang
Universitas Sumatera Utara
diperlukan apabila
untuk
melalui
dibandingkan
Simpang
lintasan tanpa
melalui suatu simpang Tundaan terdiri dari Tundaan Lalu Lintas (DT) dan Tundaan Geometri (DG). DT adalah
waktu
menunggu
yang
disebabkan interaksi lalu lintas dengan gerakan lalu lintas yang bertentangan. DG adalah disebabkan oleh perlambatan dan
percepatan
kendaraan
yang
membelok disimpangan dan/atau yang terhenti oleh lampu merah QL
Panjang antrian
Panjang antrian kendaraan dalam suatu pendekat (m)
NQ
Antrian
Jumlah kendaraan yang Antri dalam suatu pendekat (kend; smp)
NS
Angka henti
Jumlah rata-rata berhenti per kendaraan (termasuk berhenti berulang-ulang dalam antrian)
PSV
Rasio kendaraan
Rasio dari arus lalu lintas yang terpaksa
terhenti
berhenti sebelum melewati garis henti akibat pengendalian sinyal
Pendekat
Daerah dari suatu lengan persimpangan jalan
untuk
kendaraan
mengantri
sebelum keluar melewati garis henti. (Bila gerakan lalu lintas kemiri atau kekanan dipisahkan dengan pulau lalu lintas, sebuah lengan persimpangan jalan dapat mempunyai dua pendekat) WA
Lebar pendekat
Lebar
dari
bagian
pendekat
yang
diperkeras, diukur di bagian tersempit di sebelah hulu (m)
Universitas Sumatera Utara
WMASUK
Lebar masuk
Lebar
dari
bagian
pendekat
yang
diperkeras, diukur pada garis henti (m) WKELUAR
Lebar keluar
Lebar
dari
bagian
pendekat
yang
diperkeras, yang digunakan oleh lalu lintas
buangan
setelah
melewati
persimpangan jalan (m) We
Lebar efektif
Lebar
dari
diperkeras,
bagian yang
pendekat
yang
digunakan
dalam
perhitungan kapasitas (yaitu
dengan
pertimbangan terhadap WA, WMASUK dan WKELUAR
dan
gerakan
lalu
lintas
membelok; m) L GRAD
Jarak
Panjang dari segmen jalan (m)
Landai jalan
Kemiringan dari suatu segmen jalan dalam arah perjalanan (+/-%)
COM
Komersial
Tata guna lahan komersial (sbg. Contoh: toko, restoran, kantor) dengan jalan masuk langsung bagi pejalan kaki dan kendaraan
RES
Permukiman
Tata guna lahan tempat tinggal dengan jalan masuk langsung bagi pejalan kaki dan kendaraan
RA
Akses terbatas
Jalan masuk langsung terbatas atau tidak ada sama sekali (sbg. Contoh: karena adanya hambatan fisik, jalan samping dsb.)
CS
Ukuran kota
Jumlah penduduk dalam suatu daerah perkotaan
SF
Hambatan samping
Interaksi antara arus lalu lintas dan kegiatan
di
samping
jalan
yang
menyebabkan pengurangan terhadap arus jenuh di dalam pendekat
Universitas Sumatera Utara
I
Fase
Bagian dari siklus sinyal dengan lampu hijau disediakan bagi kombinasi tertentu dari gerakan lalu lintas (i=indeks untuk nomor fase)
c
Waktu siklus
Waktu
untuk
urutan
lengkap
dari
indikasi sinyal (sbg. Contoh: di antara dua saat permulaan hijau yang berurutan di dalam pendekat yang sama; det) g
Waktu hijau
Waktu nyala hijau dalam suatu pendekat (det.)
gmax
Waktu hijau
Waktu hijau maksimum yang diijinkan
maksimum
dalam suatu fase untuk kendali lalu lintas aktuasi kendaraan (det)
gmin
Waktu hijau minimum
Waktu hijau minimum yang diperlukan (sbg. Contoh: karena penyeberangan pejalan kaki, det)
GR
Rasio hijau
Perbandingan antara waktu hijau dan waktu siklus dalam suatu pendekat (GR=g/c)
ALL-RED
Waktu merah semua
Waktu dimana sinyal merah menyala bersamaan
dalam
pendekat-pendekat
yang dilayani oleh dua fase sinyal yang berurutan (det) AMBER
Waktu kuning
Waktu dimana lampu kuning dinyalakan setelah hijau dalam sebuah pendekat (det)
IG
Antar hijau
Periode kuning+merah semua antara dua fase sinyal yang berurutan (det)
LTI
Waktu hilang
Jumlah semua periode antar hijau dalam siklus yang lengkap (det). Waktu hilang dapat juga diperoleh dari beda antara waktu siklus dengan jumlah waktu hijau
Universitas Sumatera Utara
dalam semua fase yang berurutan
Universitas Sumatera Utara