TUGAS AKHIR RD091581
PERANCANGAN BUKU TRAVEL SEBAGAI PENUNJANG PARIWISATA KABUPATEN PONOROGO
ACHMAD NURROCHIM NRP. 3405 100 134
Review BAB I,II,III Latar Belakang Masalah • Ponorogo adalah salah satu kabupaten di jawa timur yang memiliki potensi pariwisata yang cukup baik, dilihat dari beranaeka ragamnya pariwisata di ponorogo yang meliputi wisata alam, wisata budaya, wisata religi dan wisata industri. Kabupaten ponorogo juga memiliki satu event besar yang berskala nasional. Event ini bernama Grebeg Suro yang diadakan tepat pada saat menyongsong Tahun Baru Islam atau Tahun Baru Saka yang juga biasa disebut tanggal Satu Suro. Selain hal di atas, Grebeg Suro merupakan peristiwa ritual budaya yang sekaligus menjadi ajang pesta rakyat Ponorogo.
Review BAB I,II,III • Terjadi penurunan jumlah wisatawan nusantara di awal semester tahun 2007 dari 95.913 orang menjadi 46.855 di awal semester 2009. Dan terjadi penurunan juga pada wisatawan mancanegara dari 50 orang di awal tahun 2005 menjadi 25 orang pada akhir semester tahun 2008. Penyebabnya pada saat ini media yang ada terbatas hanya pada brosur, leafleat, buku panduan wisata dan peta. • Dan untuk itu pemerintah Kab. Ponorogo sekarang ini sedang mempersiapkan Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata untuk meningkatkan jumlah wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara.
Review BAB I,II,III • Berkaitan dengan Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata yang tertulis dalam point ke 5 (lima),yaitu Pengadaan alat penunjang promosi pariwisata seperti pembuatan Brosur dan Buku Seni Budaya dan Wisata, Menurut Bpk Mahmud Budihartono selaku Kepala Pengembangan Bagian Pariwisata Ponorogo berniat untuk membuat sebuah buku travel yang berisi informasi mengenai obyek – obyek wisata yang terdapat di Kabupaten Ponorogo, karena pada saat ini media yang ada terbatas hanya pada brosur,buku panduan wisata dan peta. • Seperti yang diutarakan Bpk. Bambang Wibisono selaku Kepala Dinas Pariwisata dan Seni Budaya Kabupaten Ponorogo bahwa, “Wisatawan membutuhkan informasi yang lengkap dan tepat tentang segala sesuatu yang ada di Ponorogo, tidak hanya wisata budaya saja tetapi wisata alam seperti Telaga Ngebel yang sangat potensial dan saya kira hal itu akan menarik jumlah wisatawan”. Pada saat ini media yang telah ada kurang dapat memenuhi kriteria kepala dinas Pariwisata dan Seni Budaya Kabupaten Ponorogo.
Review BAB I,II,III Identifikasi masalah
Sesuai dengan Rencana Strategis Kabupaten Ponorogo 2006 - 2010 dalam Program Pengembangan Pariwisata, Dinas Pariwisata dan Seni Budaya kabupaten Ponorogo membutuhkan sebuah media baru sebagai penunjang kegiatan pariwisata. “Wisatawan membutuhkan informasi yang lengkap dan tepat tentang segala sesuatu yang ada di Ponorogo, tidak hanya wisata budaya saja tetapi wisata alam seperti Telaga Ngebel yang sangat potensial dan saya kira hal itu akan menarik jumlah wisatawan” • Belum adanya media promosi berbentuk buku travel mengenai pariwisata di Ponorogo. • 22% Masyarakat luar Ponorogo lebih banyak mengetahui Ponorogo sebagai kota Reog yang merupakan wisata budaya yang populer di Ponorogo, namun 78% yang belum mengetahui wisata Ponorogo selain Reog, terutama wisata kuliner (sate ponorogo,jenang mirah), wisata alam (telaga ngebel,air terjun plethuk dll) dan wisata minat khusus. • Buku travel adalah kebutuhan terbesar ketika akan berkunjung kesuatu daerah wisata. •
Review BAB I,II,III Rumusan masalah • Bagaimana merancang sebuah buku travel yang dapat memvisualkan kearifan luhur budaya tanah Ponorogo sebagai sarana pendukung promosi wisata Kabupaten Ponorogo ? Batasan masalah • Perancangan ini dibataskan pada perancangan visual Buku Travel tempat-tempat wisata di Ponorogo. Tidak menyeluruh hingga pendistribusiannya. • Fokus media yang digunakan adalah berupa buku. • Studi penelitian di batasi pada lingkup kota Ponorogo dan sekitarnya. • Studi tentang karakteristik dari target audiensnya.
Review BAB I,II,III Tinjauan Buku Travel Definisi Buku Travel • Buku Travel adalah Panduan buku, mendokumentasikan suatu wilayah geografis atau tujuan wisata atau jadwal sebagai bantuan bagi wisatawan dan pelancong. Buku travel juga sebuah buku yang menggambarkan sebuah perjalanan yang dilakukan oleh penulis, atau penulis tayangan dari luar negeri , namun tidak memberikan faktual rincian hotel, museum dan wisata lainnya informasi. Pada buku travel lebih menekankan pada fotografinya, artinya fotografi lebih banyak berbicara ketimbang teks. Dalam fotografi juga di berikan caption atau penjelas gambar. • Pada foto travel, kegiatan traveling menjadi fokus sedangkan fotografi hanya berperan sebagai pendukung, sebagai contoh ketika seseorang berlibur ke luar negeri dia membawa kamera untuk memotret aktifitas berliburnya. Sebaliknya travel foto lebih menitikberatkan traveling yang dilakukan khusus untuk kepentingan fotografi,
Review BAB I,II,III Teks Dalam Foto Jurnalistik • Foto jurnalistik adalah gambar dan kata. Kata dalam foto jurnalistik adalah teks yang menyertai sebuah foto. Kalau berita tulis dituntut untuk memenuhi kaidah 5W + 1 H (What, Where, When, Who, Why, dan How), demikian pula foto jurnalistik. Karena tidak bisa keenam elemen itu ada dalam gambar sekaligus, teks foto diperlukan untuk melengkapinya. Tinjauan Tentang Buku Pengertian Buku • Menurut definisinya, buku berisi lembaran halaman yang cukup banyak, sehingga lebih tebal dari booklet. Buku berfungsi untuk menyampaikan informasi berupa cerita, pengetahuan, laporan, dan lain-lain. Buku dapat menampung informasi yang sangat banyak.
Review BAB I,II,III Tata aturan halaman buku
• Pada umumnya, buku dibagi menjadi tiga bagian, yang masing-masing bagian terbagi lagi berdasarkan fungsinya masing-masing seperti berikut: • Cover • Halaman kosong • Halaman baru • Halaman judul • Halaman ilustrasi • Pembuka • Halaman identitas penerbitan
Review BAB I,II,III Tinjauan Layout
Elemen Layout Judul / Head / Heading / Headline Bodytext / Bodycopy / Copytext Subjudul / Subhead / Crosshead Caption Running Head / Running Headline / Running Tittle / Running Feet / Runners • Nomor Halaman / Page Number
• • • • •
Review BAB I,II,III White Space (Ruang Kosong) • Dalam layout juga terdapat unsur yang juga penting, yaitu white space atau sering disebut juga ruang kososng. Ruang kosong memberikan fungsi kejelasan dan keterbacaan.
Elemen Visual • Foto • Artwork
Review BAB I,II,III Invisible Elements • MARGIN Margin menentukan jarak antara pinggir kertas dengan ruang yang akan ditempati oleh elemen-elemen layout. Margin mencegah agar elemen-elemen layout tidak terlalu jauh ke pinggir halaman. • GRID Grid adalah alat bantu yang sangat bermanfaat dalam me-layout. Grid mempermudah menentukan di mana harus meletakkan elemen layout dan mempertahankan konsistensi dan kesatuan layout terlebih untuk karya desain yang mempunyai beberapa halaman.
Review BAB I,II,III Warna Desain informasi adalah studi yang memfokuskan diri pada kebutuhan pengguna informasi, sehingga pemahaman terhadap persepsi warna audiens juga dibutuhkan. Pengaruh fisik, lingkungan, dan budaya ikut mempengaruhi cara melihat dan menafsirkan warna.
Review BAB I,II,III • Literacy (Keterbacaan) •
Keterbacaan merupakan prinsip komunikasi yang paling penting dalam merancang sebuah informasi, karena secara langsung mempengaruhi kemampuan audiens untuk menerima informasi. Dalam kaitannya dengan komunikasi visual
Review BAB I,II,III Metode Segmentasi Pasar Segmentasi Demografi
•
• • • • • • • • • • •
Konsumen dibedakan berdasarkan karakteristik demografi, seperti usia, gender, ukuran keluarga, tahap siklus hidup keluarga, pendapatan, pendidikan, pekerjaan, ras, agama dan kebangsaan. Segmentasi berdasarkan demografi pada dasarnya adalah segmentasi yang didasarkan oleh peta kependudukan. Usia, jenis kelamin atau gender, besarnya anggota keluarga, tahap yang dilalui dalam keluarga (family life circle), pendidikan tertinggi yang pernah dicapai, jenis pekerjaan, tingkat penghasilan, agama, suku dan sebagainya adalah variabel-variabel demografi. Berdasarkan siklus hidupnya manusia akan mengikuti tahap seperti ini : 1. Bayi (dibawah satu tahun) 2. Balita (dibawah tiga tahun) 3. Balita (dibawah lima tahun) 4. Usia sekolah (6-12 tahun) 5. Remaja awal (ABG 13-15 tahun) 6. Remaja lanjut (16-18 tahun) 7. Dewasa awal (19-24 tahun) 8. Dewasa lanjut (25-35 tahun) 9. Separuh baya (36-50 tahun) 10. Tua (51-65 tahun) 11. Lanjut usia (diatas 65 tahun)
Review BAB I,II,III Segmentasi Geografis Daerah, ukuran populasi, kepadatan, iklim. Segmentasi Demografis Usia, jenis kelamin, pendapatan, pengeluaran, dan pendidikan. Segmentasi Psikografis Secara sederhana psikografis dapat diartikan sebagai segmentasi berdasasarkan gaya hidup, dalam prakteknya begitu banyak cara dan pendekatan yang dapat digunakan.
Review BAB I,II,III Studi Komparator • Bali Travel Adventure
Review BAB I,II,III Studi Komparator • Discover East Java
Review BAB I,II,III Studi Komparator • Ultimate in Adventure
Review BAB I,II,III Studi Eksisting Brosur Invitation Tour Guide Book
Review BAB I,II,III Kesimpulan: • Cover: Menggunakan fotografi, sederhana (full page), dengan headline judul buku. • Content : Berisi tentang informasi singkat mengenai wisata-wisata yang ada di Ponorogo, dengan beberpa informasi yang update mengenai, photo suasana, keadaan ponorogo saat ini, kultur (beberapa even menarik di Ponorogo), kuliner dan cinderamata. • Layout: Sederhana (simple), minimalis, beberapa halaman menggunakan full page photo, menggunakan caption sebagai keterangan singkat. Dominasi gambar dengan teks berkisar antara 70-30%/80-20%. Untuk full page jika ingin diberi tulisan, porsinya 90-10%. • Font: Headline, sub headline, dan body text menggunakan font jenis Serif. • Grid: Menggunakan grid system 2/3-5 • Background halaman foto: dominan menggunakan warna putih.
Review BAB I,II,III Target Audiens
Populasi Target Audiens • Dalam perancangan ini, target audiens yang dituju adalah sebagai berikut: • Demografis • Usia : dewasa lanjut (25-35 tahun) • Jenis kelamin : laki-laki dan perempuan • Pendidikan : S1 dan S2 • Profesi : pelajar, wiraswasta, pegawai negeri. • Pengeluaran : Rp. 3.500.000,- Rp. 5.000.000,/bulan • Kelas sosial : menengah ke atas
Review BAB I,II,III Sampel
• Profil responden audiens • Jumlah Responden : 100 • Jenis kelamin : laki-laki dan perempuan • Pengeluaran : Rp 1.500.000 – Rp 3.500.000/ bulan • Usia : 25 – 35 tahun • Pendidikan : S1 dan S2 Jenis dan Sumber Data Jenis Data Data Primer • Observasi langsung • Observasi merupakan pengamatan langsung ke beberapa tempat wisata di Kab. Ponorogo. • Depth Interview • Depth interview berupa data hasil wawancara dengan Bpk. Bambang Wibisono selaku Kepala Dinas Pariwisata dan Seni Budaya Kabupaten Ponorogo • AIO • 100 responden dengan range usia 25-35 tahun, karena pada usia tersebut tingkat sosialisasi audien cukup tinggi, dan mereka gemar mencoba hal-hal baru. • Kuisioner.
Review BAB I,II,III Sumber Data Data Premier • Wawancara dengan Bpk. Bambang Wibisono selaku Kepala Dinas Pariwisata dan Seni Budaya Kabupaten Ponorogo, Ibu Wiwik selaku Kepala Pengembangan wisata Ponorogo, Bpk. Andi selaku Kepala Pengembangan Wisata Bagian Promosi Wisata dan Bpk. Budi Satrijo selaku Sekretaris Yayasan Roeg Ponorogo dengan kebutuhan akan promosi dan kendala-kendala yang dihadapi salama ini dan juga tokoh-tokoh masyarakat. • Wawancara dengan Bpk. J. Dwi Helly Purnomo Wakil Manager TB Gramedia Pustaka Utama dan Bpk. Iwan selaku Supervisor TGA Galaxi Surabaya. • Kuisioner kepada wisatawan domestik di Surabaya. Data Sekunder • Teori-teori pendukung pembahasan dan literatur-literatur yang sesuai. • Studi kompetitor dan komparator dari observasi melalui internet. • Eksisting dari hasil observasi dan tinjauan langsung kelapangan. Teknik Pengumpulan Data • Wawancara, observasi ke lapangan, dan kuisioner.
Review BAB I,II,III Metode Penelitian Perencanaan 1. Dimulai dari definisi dan analisis terhadap masalah yang ditemukan. 2. Pencarian solusi yang berasal dari studi literatur-literatur teori yang ada. 3. Analisis audience sesuai dengan karakter target segmen ketika melakukan survey maupun wawancara. 4. Dari analisis produk / jasa dan audience, selanjutnya akan diartikan sebagai USP yang di cari relevansinya. Selanjutnya akan diturunkan menjadi sebuah konsep perancangan buku travel wisata Kab. Ponorogo. Konsep tersebut akan diturunkan lagi untuk menjadi beberapa definisi yang akan dipilih menjadi keyword.
Review BAB I,II,III Kerangka berpikir
BAB IV Penelusuruan Masalah Analisa Objek Desain Berdasarkan obyek wisata yang terdapat di Ponorogo, terdapat beberapa jenis potensi wisata yang dapat dikelompokkan menjadi : CULTURE, Wisata budaya, yang terdiri dari • Grebeg Suro ( Festival Reog Nasional, Kirab Pusaka, Gelar Budaya, Larungan, dll ) • Pentas Reog Bulan Purnama • Pagelaran Wayang Kulit • Wisata Minat Khusus yang terdiri dari • Batik Tulis (Lesoeng) Ponorogo • Kerajinan Reog
BAB IV NATURE, Wisata alam, yang terdiri dari • Telaga ngebel • Air Terjun Plethuk • Air Terjun Klenteng KULINER • Sate Ayam Ponorogo • Pecel Ponorogo • Dawet Jabung SOUVENIR • Handycraft khas Ponorogo
BAB IV • Dengan memiliki asset wisata yang banyak, pemerintah kabupaten berniat untuk melestarikan dan memperkenalkan objek wisata ini lebih meluas. Seperti yang diutarakan Bpk. Budi Satrijo selaku Pengurus Sekretariat Yayasan Reog Ponorogo bahwa, • “Kedepannya Ponorogo akan dibuatkan museum serta pusat kerajinan dan souvenir yang menjual asesoris kesenian Reyog yang ditempatkan di tanah seluas kurang lebih 5 hektar di daerah pusat kota.”
BAB IV • Bpk. Bambang Wibisono selaku Kepala Dinas Pariwisata dan Seni Budaya Kabupaten Ponorogo mengatakan, “Wisatawan membutuhkan informasi yang lengkap dan tepat tentang segala sesuatu yang ada di Ponorogo, tidak hanya wisata budaya saja tetapi wisata alam seperti Telaga Ngebel yang sangat potensial dan saya kira hal itu akan menarik jumlah wisatawan”. • Pada saat ini media yang telah ada kurang dapat memenuhi kriteria kepala dinas Pariwisata dan Seni Budaya Kabupaten Ponorogo.
BAB IV • Bentuk media promosi kabupaten Ponorogo yang sudah menjadi anggaran tetap tiap tahunnya adalah, brosur, web, dan invitation untuk acara-acara besar Grebeg Suro, Kirab Pusaka dan pentas seni Tari Reog. Media-media konvensional tersebut dirasa oleh pihak pemerintah Ponorogo masih kurang memperkenalkan wisata budaya, wisata alam, wisata religi, wisata minat khusus, dan wisata kuliner diluar kabupaten.
BAB IV Target Audiens atau Segmentasi a. Segmentasi Geografis • Kota-kota yang berada di Jawa Timur, khususnya Surabaya. • Alasan : Karena di daerah perkotaan masyarakatnya telah mengikuti arus kehidupan modern. Sehingga mereka akan tertarik terhadap sesuatu hal yang refreshing dan berbau tradisional. Selain itu masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan memiliki tingakat pendidikan yang lebih tinggi dan tingkat SES yang lebih tinggi, sehingga dapat membantu dalam daya beli produk.
BAB IV Segmentasi Demografis • Usia : 25-40 tahun • Alasan : Karena pada tingkatan usia ini mereka telah menjadi lebih matang dalam hal psikologis. Selain itu pada masa dewasa madya mereka telah menjadi lebih idealis dan mandiri. Selain itu pada masa dewasa madya realita lebih diutamakan ketimbang mimpi-mimpi. Dari segi kemampuan berpikir juga telah berkembang sepenuhnya. Pemikiran yang dimiliki oleh dewasa muda telah berkembang sepenuhnya dan pemikiran yang dimiliki sejalan dengan keyakinan pribadinya.
BAB IV Jenis Kelamin : Laki-laki dan perempuan • Alasan : Berwisata bisa dilakukan oleh semua orang, baik itu laki-laki maupun perempuan. Pengeluaran : Rp 3.000.000 – Rp 5.000.000/ bulan • Alasan : Karena melalui pengeluarannya dapat dilihat bahwa mereka memiliki pemasukan yang cukup untuk menghidupi gaya hidup yang dimiliki, dan pengeluaran mereka dapat mengindikasikan tingkat SES, dimana target segmen yang dipilih adalah target segmen dengan tingkat SES yang tinggi, karena menggambarkan kemapanan hidup dan kemampuan daya beli seseorang.
BAB IV Pendidikan : S1 dan S2 • Alasan : Karena tingkat pendidikan turut menentukan tingkat intelejensi target segmen dan juga berhubungan dengan tingkat kemapanan dan kemampuan ekonoi (SES). Status : Mahasiswa, sebagian besar masyarakat kota dalam range usia ini sudah menikah atau sedang merintis keluarga. Mendapat pendidikan yang sangat cukup, serta berprofesi sebagai eksmud atau pengusaha. • Sosial : Masyarakat urban, yang tersebar di Jawa Timur. Mereka umumnya termasuk masyarakat kota yang memiliki aktifitas yang tinggi dan kehidupan mereka berorientasi pada materi. Masyarakat urban di sekitar Jawa Timur cenderung menghabiskan akhir pekan di beberapa kawasan wisata yang tersebar di Jawa Timur.
BAB IV Segmentasi Psikografis Kelas sosial : Menengah - Atas • Alasan : Umumnya membutuhkan biaya yang lebih besar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Gaya hidup : Cenderung konsumtif, dan berkumpul dengan teman • Alasan : Kebiasaan cenderung untuk menghabiskan uang dan waktu untuk bersenang-senang.
BAB IV • Kepribadian Target Segment – – – –
Suka komunitas untuk membentuk relasi yang akrab Nilai Baca mampu menumbuhkan minat lama/baru Pakaian untuk simbol kesuksesan ekonomi Senang memilih bentuk hiburan yang praktis dari segi waktu
• Demografi – – – – –
Umumnya laki-laki Urban (Surabaya A+) Usia matang SES tinggi Pendidikan tinggi
BAB IV Karakteristik Pencarian karakteristik target segmen dapat dilakukan melalui beberapa cara, diantaranya: a. Observasi: • Banyak menghabiskan waktu bersama teman • Memiliki idealisme terhadap pemikiran yang ada serta menghargai pandangan yang dimiliki oleh orang lain. • Suka jalan-jalan ke tempat-tempat yang berhubungan dengan Alam,budaya dan seni • Memiliki hobi khusus yang amat diminati dan menjadi bagian dari gaya hidup • Memiliki minat khusus (hobi) • Pada saat berkutat dengan hobi yang dimilikinya mereka sering lupa waktu
BAB IV • Memiliki kepedulian terhadap kehidupan sosial masyarakat serta budaya yang ada. • Menyukai traveling • Suka mengabadikan moment yang ada • Memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap sesuatu • Telah memiliki minat yang khusus, mereka bukan orang yang terlalu suka mengikuti trend secara berlebihan. • Menganggap budaya tradisional dan kehidupan tradisional adalah sesuatu yang menarik dan unik bukannya sesuatu yang aneh dan ketinggalan jaman.
BAB IV
Gambar 4.1 Target Segmen yang merupakan seorang Fotografer Gambar 4.2 Target Segmen menghabiskan waktu bersama keluarga di wisata alam
Gambar 4.5 Target Segmen suka melakukan perjalanan jauh atau travelling
Gambar 4.3 Target Segmen yang merupakan seorang Pegawai Negri yang Menyukai Seni
Gambar 4.4 Target Segmen menyukai Budaya Tradisional
BAB IV Karakteristik AIO didapat dari riset dengan kusioner, berikut hasil ringkas dari kuesionerAlO : • Memiliki ketertarikan dengan hal yang baru dan unik • Berpendidikan sangat baik dan suka mencari pengetahuan • Dalam memilih produk tidak mempertimbangkan harga • Keluarga adalah hal yang utama • Senang berkumpul dan melakukan hal bersama orang lain (bersosialisasi) • Suka mencari informasi • Suka dan ingin bepergian dan berjalan-jalan ke luar kota dan membutuhkan altematif tempat baru • Suka membaca dan sharing bersama kerabat tentang sesuatu artikel yang mereka anggap menarik. • Rata-rata memiliki akun jejaring sosial dan update informasi melalui internet.
BAB IV Unique Selling Preposition • Buku travel tentang wisata-wisata Kabupaten Ponorogo, yang menyampaikan apa yang tidak diketahui oleh orang (sharing experience) membagi pengalaman dan membahas detail setiap informasi di dalamnya, dengan layout minimalis dan esklusif, serta sesuai dengan minat target segmen. Memberikan informasi wisata didukung oleh visual fotografi untuk memvisualkan wisata-wisata Kabupaten Ponorogo tersebut dibenak masyarakat.
BAB IV Unique Selling Point (USP) • Event ini bernama Grebeg Suro yang diadakan tepat pada saat menyongsong Tahun Baru Islam atau Tahun Baru Saka yang juga biasa disebut tanggal Satu Suro • Festival Reog Nasional, Kirab Pusaka, Gelar Budaya, Larungan, dll ) • Pentas Reog Bulan Purnama • Tata kota Ponorogo yang eksotik yang membedakan dari kota lainnya yaitu dengan banyak patung karakter pemain reog yang tersebar disetiap perempatan jalan protokol kota Ponorogo
BAB IV • Acara ritual Larung sesaji di darah tlaga Ngebel sebagai upacara adat dengan (melarung) menghanyutkan sesaji raksasa kedalam danau Ngebel yang dilakukan penduduk setempat setahun sekali yang bertepatan dengan Grebeg Suro untuk menghormati para leluhur. • Sate Ayam Ponorogo, sate daging ayam yg dimasak khusus dan memiliki ciri khas • Batik Lesoeng, batik bercorak merak asli ponorogo
Konsep Keyword
BAB IV Denotasi Simbolic: • Penjelasan dengan cara memberikan persamaan pernyataan berbentuk simbol-simbol Simbolik dikonotasikan sebagai simbol atau gambaran yang mempunyai makna disetiap elemen pembentuknya. Elemen-elemen itu bisa diambil dari berbagai unsur atau keadaan sekitar, sedangkan Ponorogo sendiri memiliki banyak sekali elemen yang membangun image dari ponorogo itu sendiri seperti halnya seni tari reog yang terkenal dengan mistiknya.
BAB IV Denotasi Naturally Heritage: • Warisan alam dan atribut tak berwujud meliputi pedesaan dan lingkungan alam, termasuk flora dan fauna, ilmiah dikenal sebagai keanekaragamana hayati, dan geologi dan bentang alam. Konotasi: • Warisan kebudayaan yang bersejarah dan indahnya alam yang belum terkena modifikasi oleh modernisasi, Naturally Heritage merupakan suatu kondisi masyarakat yang tetap mempertahankan budaya asli tanpa terintimidasi oleh modernsasi dan modifikasi dari luar.
BAB IV “Symbolically Natural Heritage” • Kata Symbolically Natural Heritage menganalogikan bahwa wisata-wisata yang terdapat di Ponorogo mempunyai nilai sejarah-budaya yang sangat tinggi. Sebuah obyek wisata alam dibalut dengan sebuah adat mempercayai satu kepercayaan yang sangat kuat
BAB IV Kriteria Desain
BAB IV Konsep Desain • •
Strategi Komunikasi Spesifikasi Buku
Jenis Buku : Buku Travel 1. Ukuran : 23 cm x 21 cm 2. Jumlah Halamn : 97 Halaman 3. Finishing : Soft Cover Jenis Kertas : Cover : Art Paper 260 gr Isi : Art Paper 150 gr • Buku ini berukuran 23 cm x 21 cm (antara A4-A5), wisata yang sesuai, dengan betuk landscape untuk lebih menekankan suasana wisata didalamnya, sehingga dapat memberikan informasi sesuai yang diharapkan. Hasil foto landscape dan fotografi tentang pemandangan alam, kesenian tari reog, acara ritual sampai kuliner.
BAB IV Gaya Bahasa • Didalam buku ini akan terdapat informasi tentang tempat-tempat wisata Ponorogo yang menarik untuk di kunjungi dan diikuti, serta makna ataupun cerita tentang upacara/ritual yang sedang dilakukan. Penataan dan gaya bahasa dalam buku ini memakai bahasa yang tidak terlalu kaku, cukup santai dan menggunakan bahasa percakapan sehari hari. Hasil wawancara dengan sumber, akan ditampilkan secara utuh dan gamblang, mengingat buku travel ini mengedepankan fakta.
BAB IV Pembabagan Buku Konten Buku
Bagian –bagian buku Travel Ponorogo akan terdiri dari: • Pembukaan Berisi ulasan singkat mengenai pariwisata Ponorogo • Sekapur Sirih Sambutan dari Bupati Ponorogo • Sabutan Sambutan dari Kepala Bagian Pengembangan Pariwisata • Daftar isi Berisi urutan bab yang akan diceritakan.
BAB IV Konten Utama • Dalam buku Travel akan ada 3 bab utama, dan pada bagian-bagian tersebut akan diberi judul sesuai dengan konten yang ada didalamnya. Chapter I CULTURE : Passion Of Exhibition • Sekilas tentang Kota Ponorogo • festival tahunan (Grebeg Suro) serta event2 menarik seperti pentas Reog Bulan Purnama, wayang kulit • Kirab Pusaka • Risalah Do’a (Larungan di Telaga Ngebel) Wisata Minat Khusus, • Batik Tulis Ponorogo (lesoeng) • Ukiran Kayu (mebel)
BAB IV Chapter II NATURE : The Wonder Of Beauty • Telaga Ngebel • (Air Terjun Plethuk, Air terjun Klenteng) • Chapter III KULINER : Delightful Flavor • Sate ayam Ponorogo (Pak.Tukri), Pecel Ponorogo, Dawet Jabung, Ikan Nila bakar khas Danau Ngebel. • Souvenir, handycraft khas Ponorogo. 4. Biodata penulis Berisi riwayat singkat penulis. •
BAB IV Isi Konten Dalam setiap poin utama akan berisi: 1. Foto moment berupa portrait atau landscape. 2. Foto berwarna yang berisi kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat setempat. 4. Tulisan berisi latar belakang atau kisah mengenai tema yang diangkat. 5. Caption yang menjelaskan tentang kegiatan yang ada dalam gambar.
BAB IV Gaya Visual • Dalam perancangan buku wisata alam Ponorogo ini, gaya visual diupayakan untuk mendukung mencerminkan nuansa keindahan alam wisata alam Ponorogo yang masih alami. Gaya visual minimalis modern untuk mengesankan kesan eksklusif dan simple selain itu audiens bisa lebih fokus pada content foto secara keseluruhan. • Gaya visual dari awal hingga akhir akan didominasi gaya alternatif yang mengadopsi unsur visual dari corak wama, tone dari obyek-obyek wisata yang terdapat di Ponorogo.
BAB IV • Gaya visual modern minimalis yang diadopsi terbatas pada bentukan minimalis, white space, system grafis yang simple. Sistem grid dan kolom untuk text pembagiannya 70% foto dan 30% content text, 90% foto dan 10% content text. Pembagian grid ini selalu dipertahankan agar layout terstruktur dan sistem page numbering yang konsisten untuk mencitrakan sistem grafis. Hal ini sesuai dengan hasil kuisioner yang menunjukkan bahwa sekitar 32% responden mengtakan yang ingin dilihat dari buku wisata adalah content fotografinya.
BAB IV • Layout and Grid
• 1. Penggunaan sistem 3 Grid
• 2. Sistem grid dibawah diaplikasikan pada saat menata foto-foto sequence guna menjelaskan suatu kegiatan yang berurutan.
BAB IV • 3. penerapan pada halaman yang menggunakan portraitportrait dan landscape-landscape.
• 4. Penggunaan 5 Grid untuk halaman perkenalan karakter menggunakan grid seperti dibawah. Di sebelah kiri menampilkan salah satu moment terbaik dari performance karakter yang dibahas.
BAB IV • Caption Tata letak caption yang telah ditentukan adalah pada bagian kanan dari foto dan di bawah foto. Dan perbandingan ukuran bidang caption dengan foto adalah 2:3 dari bagian halaman. Dan panjang setiap caption tidak sama, karena berdasarkan panjang dan atau lebar foto yang dijelaskan.
BAB IV Teknik Visual • Teknik yang digunakan dalam perancangan buku travel wisata Ponorogo ini adalah teknik fotografi, yaitu teknik penangkapan gambar dengan cahaya dengan menggunakan kamera digital. Fotofoto yang terdapat pada buku ini, beberapa diantaranya menggunakan teknik angle, prespektif, ruang tajam (sempit dan luas), sillhouette, freeze, dan merekam moment. Teknik fotografi digunakan untuk memperkuat media visual sehingga dengan membaca tulisan diharapkan pembaca dapat mendapatkan gambaran dan informasi yang jelas serta mengerti isi dan maksud dari media ini.
BAB IV 4.11 Tone Warna
Warna merupakan salah satu elemen pembentuk visual dalam sebuah buku, terlebih bila buku tersebut merupakan buku visual.
• • • •
Kuning : Cerah, bijaksana, terang, bahagia, hangat, pengecut, pengkhianat Hitam : Melambangkan kegelapan, sesuatu yang berbau duka atau seram, gaib Merah : Cinta, nafsu, kekuatan, berani, primitif, menarik, bahaya, dosa, pengorbanan, vitalitas. Hijau : Alami, kesehatan, pandangan yang enak, Kecemburuan, pembaruan.
BAB IV 12 Font • Jenis huruf (font) yang digunakan adalah jenis type text yang memiliki legibility yang bagus. Meskipun content text yang tersaji sedikit, namun font merupakan salah satu faktor penting dalam mendukung dan lebih memperjelas visual, yang dalam hal ini adalah foto. Penempatan font juga menjadi suatu gaya typografi, font minimalis penempatannya lebih pada white space atau ruang kosong agar penempatan font tidak mengganggu foto
BAB IV Jenis Font
BAB IV System Grafis
• Sistem grafis yang digunakan dalam perancangan buku ini adalah memberikan simbol ikonik untuk memberikan trademark dari bagian bab per Chapter.
BAB IV •
•
Running Head : Judul buku, bab/topik yang sedang dibaca, nama pengarang dan informasi lainnya yang berulang ulang pada tiap halaman dan posisinya tidak berubah. Simbol ikonik wisata budaya ini diambil bulu merak yang merupakan turunan dari bulu dadak merak yang di pasang pada Barongan atau kepala singa pada tarian Reog. Bulu merak sendiri disusun hingga membentuk Dadak Merak yang setiap unitnya membutuhkan ribuan bulu burung merak.
BAB IV •
•
Running Head : Judul buku,
bab/topik yang sedang dibaca, nama pengarang dan informasi lainnya yang berulang ulang pada tiap halaman dan posisinya tidak berubah. Simbol ikonik turunan wisata alam ini berasal dari alam sekitar Ponorogo pada dataran tinggi, observasi diambil dari wilayah Desa Ngebel dan Desa Jurug. Kedua desa tersebut memiliki karakter alam dan tumbuhan yang sama yaitu pohon pinus. Sedangkan bentukannya diambil dari gaya ukiran pada patung Bujangganong di tengah jalan protokol Ponorogo.
BAB IV •
•
Running Head : Judul buku,
bab/topik yang sedang dibaca, nama pengarang dan informasi lainnya yang berulang ulang pada tiap halaman dan posisinya tidak berubah. Simbol ikonik turunan wisata kuliner ini turunan dari kuliner khas Ponorogo yaitu Sate dan dawet jabung. Sate Ponorogo memiliki keunikan tersendiri dari bentuk satenya, dari daging ayam pilihan yang dipotong daging tersebut ditusuk dengan menjulur utuh, sehingga daging terasa masak dan meresap ketika diberi bumbu racikan. Sate Ponorogo sendiri menjadi makan favorit Bpk. Presiden SBY setiap beliau berkunjung ke Ponorogo. Sedangkan dawet memiliki rasa yang legit dilidah dengan harga yang terjangkau.
BAB IV •
•
Running Head : Judul buku,
bab/topik yang sedang dibaca, nama pengarang dan informasi lainnya yang berulang ulang pada tiap halaman dan posisinya tidak berubah. Simbol ikonik turunan wisata Souvenir ini berasal dari ukiran handycraft topeng-topeng para pemain Reog seperti Barongan, Kelanasewandana, Bujangganong, Dadakmerak sampai warok. Simbol diatas diambil dari karakter warok, dalam tarian Reog warok bertugas sebagai orang yang mempunyai ilmu sakti dan mampu melindungi para pengikutnya, dan kesaktiannya tidak lepas dari seorang gemblak yang menjadi istri simpanan, gemblak tersebut sebagai kunci kesaktian sang warok.
BAB IV • Proses Desain Dari peninjauan kriteria desain yang telah dijabarkan diatas, maka telah dikembangkan beberapa altematif dan setelah melalui proses seleksi, maka didapatkan beberapa altematif yang akan dipilih.
BAB IV
BAB IV Alternatif 2 ( terpilih ) • Culture
BAB IV Alternatif 2 • Nature
BAB V
IMPLEMENTASI DESAIN Alternatif 2 Buku Travel Adventure PONOROGO Symbolically Natural Heritage • Cover
•
Layout
BAB V
IMPLEMENTASI DESAIN Peta Kabupaten Ponorogo • Peta Kabupaten Ponorogo, berisi tentang akses-akses bagaimana menjelajah daerah sekitar Ponorogo, beserta rute bagaimana mencapai beberapa tempat wisata.
BAB V
IMPLEMENTASI DESAIN Chapter I : Culture • Passion Of Exhibition : Berisi tentang wisata budaya yang ada di Ponorogo, seperti • Grebeg Suro ( Festival Reog Nasional, Kirab Pusaka, Gelar Budaya, Larungan, dll ) • Pentas Reog Bulan Purnama • Pagelaran Wayang Kulit
BAB V
IMPLEMENTASI DESAIN Chapter II : Nature •
• • •
The Wonderful Of Beauty : Berisi tentang wisata Alam yang ada di Ponorogo, seperti Telaga ngebel Air Terjun Plethuk Air Terjun Klenteng
BAB V
IMPLEMENTASI DESAIN Chapter III : Kuliner • Delightful Flavor : Berisi tentang wisata kuliner yang ada di Ponorogo, seperti • Sate Ayam Ponorogo • Pecel Ponorogo • Dawet Jabung
BAB V
IMPLEMENTASI DESAIN Sistem Produksi Buku SistematikaPenerbitan Buku • Pada perancangan buku travel foto wisata Ponorogo, buku ini disimulasikan menggunakan penerbit Dinas Pariwisata Budaya dan Olah Raga Kab.Ponorogo, kelayakan jual buku travel photo sebagai souvenir dari Pemkab kepada tamu-tamu khusus akan disetujui oleh pihak kabupaten untuk penerbitannya, kelayakan dilihat pada isi content, keuntungan, outcome, proses distribusi untuk wisata tersebut. Proses awal bagaimana sebuah buku dapat disetujui untuk diproduksi.