perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
TUGAS AKHIR
MANAJEMEN PEMELIHARAAN SAPI POTONG PADA CV. AGROBIZ ABADI JAYA KABUPATEN KARANGANYAR
Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Peternakan Program Diploma III Agribisnis Minat Perternakan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
Program Studi Agribisnis Minat Peternakan
Disusun Oleh : ADI PRASETYO H 3409002
PROGRAM DIPLOMA III JURUSAN AGRIBISNIS MINAT PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2012 i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
TUGAS AKHIR
MANAJEMEN PEMELIHARAAN SAPI POTONG PADA CV. AGROBIZ ABADI JAYA KABUPATEN KARANGANYAR
Yang dipersiapkan dan disusun oleh : ADI PRASETYO H 3409002
Telah dipertahankan di depan dosen penguji pada tanggal :
Juni 2012
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima.
Susunan Tim Penguji Pembimbing / Penguji I
Penguji II
Wara Pratitis, SS., SPt., MP NIP. 1973042220000032001
Aqni Hanifa, S.Pt., M.Si. NIP. 198112202006042001
Surakarta,
Juni 2012
Universitas Sebelas Maret Surakarta Fakultas Pertanian Dekan
Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS commit to user NIP. 195602251986011001 ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyeleseikan Tugas Akhir ini, dengan judul “ Manajemen Pemeliharaan Sapi Potong, tugas akhir ini merupakan laporan dari hasil magang di Peternakan CV. Agrobiz Abadi Jaya, yang disusun sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Ahli Madya Diploma III Fakultas Pertanian jurusan Agribisnis peternakan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam Tugas Akhir ini tidak lepas akan adanya bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis berterima kasih kepada yang terhormat : 1. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Koordinator Program Diploma III Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Ketua Program Diploma III Agribisnis Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Wara Pratitis, SS., SPt., MP., Selaku Dosen Pembimbing 5. Aqni Hanifa, S.Pt., MSi., selaku penguji yang telah bersedia mengevaluasi tugas akhir ini. 6. Fajar Danur Isnantyo selaku Pimpinan dan karyawan Peternakan CV. Agrobiz Abadi Jaya Karanganyar yang telah membantu dalam pelaksanaan magang. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan Tugas Akhir ini, tetapi penulis selalu berharap semoga laporan Tugas Akhir ini bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi para pembaca pada umumnya.
Surakarta,
commit to user iii
Juni 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii KATA PENGANTAR .................................................................................. iii DAFTAR ISI
.............................................................................................. iv
DAFTAR TABEL
..................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. viii I.
PENDAHULUAN .................................................................................. 1 A. Latar Belakang ................................................................................. 1 B. Tujuan Magang ................................................................................ 2
II. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 3 A. Penyediaan Bakalan Sapi Potong ................................................... 3 B. Tatalaksana Penyediaan Pakan ....................................................... 4 C. Tatalaksana Perkandangan . ............................................................ 5 D. Penanganan Kesehatan .................................................................... 6 E. Tatalaksana Pengolahan Limbah ..................................................... 7 III. METODE PELAKSANAAN ................................................................. 8 A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang ........................................ 8 B. Materi Dan Metode Magang ............................................................ 8 C. Cara Pengambilan Data ................................................................... 9 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................... 10 A. Kondisi Umum Lokasi ..................................................................... 10 1.
Sejarah Perusahaan ................................................................... 10
2.
Lokasi Perusahaan .................................................................... 11
3.
Struktur Organisasi .................................................................. 12
B. Uraian Kegiatan Magang ................................................................ 14 1. 2.
Pengadaan Sapi Bakalan ........................................................... 15 commit....................................................... to user Manajemen Perkandangan 18 iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3.
Manajemen Pakan ................................................................... 22
4.
Penanganan Kesehatan ............................................................ 35
5.
Pengolahan Limbah ................................................................. 36
V. KESIMPULAN DAN SARAN............................................................... 38 A. Kesimpulan ...................................................................................... 38 B. Saran ................................................................................................ 38 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 39 LAMPIRAN ................................................................................................... 40
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Halaman 1. Populasi ternak sapi potong di CV. Agobiz Abadi Jaya .........................
17
2. Bobot badan Sapi .....................................................................................
17
3. Formulasi kosentrat di CV. Agrobiz Abadi Jaya ....................................
22
4. Kebutuhan Nutrien sapi potong jantan ........................................................
27
5. Kemampuan Mengkonsumsi bahan kering ransum ................................
29
6. Persentase konsentrat dan jerami dalam ransum .....................................
30
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Halaman 1. Bagan struktur organisasi CV. Agribiz Abadi Jaya..........…................ 12
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1. Denah Lokasi Perusahaan .......................................................................... 40 2. Denah Kandang .......................................................................................... 41 3. Dokumentasi Kegiatan Magang ................................................................. 42 4. Perhitungan Pakan...................................................................................... 47 5. Kuisioner Kegiatan Magang ...................................................................... 48
commit to user viii
1 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan kebutuhan akan daging sapi lebih rendah dibandingkan dengan kebutuhan akan daging sapi. Kondisi ini merupakan peluang sekaligus tantangan bagi calon peternak dan pengusaha sapi potong untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat. Ternak sapi, khususnya sapi potong merupakan salah satu sumber protein hewani, yaitu berupa daging yang bernilai ekonomi. Usaha yang dilakukan untuk menghasilkan daging adalah melalui program penggemukan. Keberhasilan suatu usaha peternakan ditentukan oleh faktor bibit ternak, manajemen dan pakan. Melihat kebutuhan daging yang selalu meningkat dari tahun ke tahun dapat disimpulkan bahwa usaha di bidang peternakan sapi potong mempunyai aspek ekonomi yang menjanjikan. Permintaan daging yang selalu meningkat dapat digunakan sebagai acuan untuk membuat usaha peternakan sapi potong yaitu feedlot dan breeding dengan harapan dapat memenuhi kebutuhan daging dalam negeri. Usaha peternakan tersebut dapat berjalan dengan baik dan maju sehingga dapat memenuhi kebutuhan daging dalam negeri maka perlu adanya suatu manajemen dari peternakan itu sendiri. Manajemen menjadi salah satu faktor yang penting dalam peternakan sapi potong. Sapi potong produksinya akan optimal bila bakalan pertumbuhannya baik dan pemberian pakan dengan kandungan nutrisi cukup dan jumlah yang memadai. Usaha peternakan rakyat Indonesia khususnya sapi potong umumnya masih bersifat tradisional dan bersifat usaha sampingan saja. Dengan dampak produktivitas sapi potong yang rendah sampai saat ini Indonesia belum dapat memenuhi kebutuhan daging dalam negeri. Bapak Fajar merupakan satu dari sekian banyak orang yang telah membaca peluang usaha ini dan telah merintis usaha feedlot sapi potong sejak dua tahun silam. Dalam pelaksanaannya pak sartono mengunakan sistem dry lot fattening yang mana sapi berada di kandang selama pemeliharaan dan pemberian pakan berupa konsentrat dan sedikit commit to user hijauan. 1
2 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Tujuan Magang 1. Tujuan Umum Magang Perusahaan ini dilakukan oleh mahasiswa dengan tujuan: a. Agar mahasiswa memperoleh pengalaman dengan mengenali kegiatan di lapangan kerja yang ada di bidang peternakan secara luas. b. Meningkatkan pemahaman kepada mahasiswa mengenai hubungan antara teori dan penerapannya serta faktor-faktor yang mempengaruhinya sehingga dapat menjadi bekal bagi mahasiswa dalam terjun ke masyarakat. c. Agar mahasiswa memperoleh ketrampilan kerja dan pengalaman kerja yang praktis yakni secara langsung dapat menjumpai, merumuskan serta memecahkan masalah yang ada dalam kegiatan di bidang peternakan. d. Meningkatkan hubungan antara perguruan tinggi, pemerintah, instansi terkait dan masyarakat, sehingga dapat meningkatkan mutu pelaksanaan Tri Darma Perguruan Tinggi. 2. Tujuan khusus a. Mengetahui secara langsung kondisi umum Peternakan Sapi Potong di CV. Agrobiz Abadi Jaya. b. Mengetahui segala aspek yang terkait dengan kegiatan yang ada di Peternakan CV. Agrobiz Abadi Jaya. c. Mengetahui manajemen pemeliharaan sapi potong yang diterapkan di CV. Agrobiz Abadi Jaya.
commit to user
3 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB II . TINJAUAN PUSTAKA
A. Penyediaan Bakalan Sapi Potong Usaha ternak sapi potong merupakan usaha yang harus diperhitungkan secara matang. Dalam pengembangananya ternak potong memerlukan bibit yang tersedia secara kontinyu, dalam hal ini perusahaan harus benar-benar mempertimbangkan aspek bibit. Bilamana ketersedian bibit kurang maksimal maka yang akan ditimbulkan adalah terhentinya usaha sapi potong ini. Dalam hal ini maka akan sangat merugikan bagi para pengusaha (Akoso, 1996). Penilaian keadaan individual sapi potong yang akan dipilih sebagai sapi potong bibit atau bakalan, pada prinsipnya berdasarkan pada umur, bentuk luar tubuh, daya pertumbuhan, dan temperamen. Bila mungkin sangat dianjurkan mengetahui sejarah sapi yang berkaitan dengan penyakit. Namun secara praktis, pada umumnya dipergunakan dalam penilaian individual adalah mengamati bentuk luar, yakni bentuk tubuh umum, ukuran vital dari bagianbagian tubuh, normal tidaknya pertumbuhan organ kelamin, dan dari sudut silsilah tidak terlepas dari factor genetik sapi potong (Murtidjo, 1990). Bibit sapi impor yang didatangkan ke Indonesia mempunyai keuntungan dan kerugian, keuntungannya adalah peningkatan produktifitas dapat diperoleh dengan cepat bila ternak cocok pada kondisi lingkungan lokal karena ternak dari luar negeri dapat diseleksi dan mempunyai sifat-sifat yang baik dan tidak dimiliki populasi ternak asli atau lokal, sedangkan kerugiannya dari segi biaya yang mahal sehingga sulit untuk meningkatkan jumlah ternak impor dengan cepat begitu juga dengan penyesuaian ternak yang memerlukan waktu dan biaya (Williamson dan Payne, 1993). Jenis-jenis sapi diIndonesia dibagi menjadi 2 yaitu sapi lokal dan impor. Sapi lokal seperti sapi ongole, sapi Bali dan sapi Madura sedangkan sapi impor seperti sapi Limousin, sapi Brahman, sapi Simmental, sapi Angus dan ada jenis baru yang biasa disebut sapi Brahman cross yang merupakan hasil
silangan dari sapi lokal (Bosto Sondaicus) dengan sapi impor. Sapi commit user 3
4 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Brahman cross diantaranya sapi Brahmosin, Simbrah, dan
Brangus. Sapi
Limousin memiliki ciri badan besar, pendek, berwarna merah/coklat dan pertambahan berat badan baik mencapai 1,6 kg/hari. Sapi Brahman memiliki badan yang cukup besar, berpunuk, berwarna putih keabu-abuan, berat badan mencapai 800 pada sapi jantan. Sedangkan sapi Simmental mewmiliki badan besar, berat badan mencapai 1100 kg untuk sapi jantan, berwarna merah kecoklatan dan putih pada bagian kepala (Warwick et al., 1983). Pemilihan sapi potong bakalan yang akan dipelihara, akan tergantung pada selera petani ternak dan kemampuan modal yang dimiliki. Namun secara umum yang menjadi pilihan petani ternak adalah sapi potong yang pada umumnya dipelihara di daerah atau lokasi peternakan dan yang paling mudah pemasarannya. Wilayah Indonesia cukup banyak dikenal sapi potong lokal, jenis sapi potong impor, maupun sapi peranakan atau hasil silangan yang dikembangkan lewat kawin suntik/ inseminasi buatan (Murtidjo, 1990).
B. Tatalaksana Penyediaan Pakan Pakan mempunyai peranan yang penting baik diperlukan bagi ternak muda maupun untuk mempertahankan hidupnya dan menghasilkan suatu produksi serta tenaga bagi ternak dewasa dan berfungsi untuk memelihara daya tahan tubuh dan kesehatan. Pakan yang diberikan pada seekor ternak harus terpenuhi. Sempurna dalam arti bahwa pakan yang diberikan pada ternak tersebut harus mengandung semua nutrien yang diperlukan oleh tubuh dengan kualitas yang baik (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, 2001). Secara teknis diketahui bahwa ruminan mempunyai potensi biologis untuk dapat menggunakan hijauan dengan baik sebagai bahan makanan utamanya. Hijauan terutama rumput relatif lebih mudah ditanam/ dipelihara sehingga harganya sebagai sumber energi relatif lebih murah dibandingkan dengan tanaman sumber karbohidrat lainnya. Akan tetapi di lain pihak, hewan dapat mengadaptasikan diri terhadap berbagai keadaan lingkungan (Parakkasi, 1995). commit to user
5 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Konsentrat merupakan campuran bahan pakan ternak yang mutu dan gizinya baik serta mudah dicerna oleh ternak dengan kandungan protein yang tinggi dan kandungan serat kasar yang rendah. Konsentrat ditambahkan
dalam
pakan
untuk
meningkatkan
keserasian
gizi
(Astuti dan Hardjosubroto, 1993).
C. Tatalaksana Perkandangan Kandang merupakan tempat tinggal ternak selama dirawat oleh pemiliknya. Tujuan pembuatan kandang pada dasarnya untuk melindungi sapi dari gangguan luar yang dapat mengganggu dan merugikan sapi itu sendiri. Gangguan itu dapat berupa terik matahari, hujan, angin kencang dan virus yang dapat mengganggu keselamatan ternak sapi. Dalam pengemukan sapi potong, kandang berfungsi sebagai tempat untuk menampung ternak dan semua elemen penunjangnya (Sarwono dan Arianto, 2002). Pembuatan kandang mengunakan bahan-bahan yang bersifat tahan lama, tidak mudah lapuk, mudah diperoleh, tidak menimbulkan repleksi panas terhadap sapi yang berada dalam kandang, dan harganya terjangkau oleh peternak. Beberapa hal yang harus diperhatikan mengenai kandang diantaranya adalah desain layout, kapasitas dan materi bangunan kandang terutama lantai dan atap kandang. Kesemuanya itu harus diperhatikan dalam rangka mempermudah alur kegiatan pemeliharaan mulai dari kedatangan bakalan, kemudahan proses pemberian pakan ternak dan minum, sekaligus menyangkut kemudahan membersihkan kandang baik dari sisa pakan dan genangan
air
serta
persiapan
pngangkutan
sapi
yang
siap
dijual
(Rahmat, 2005). Bahan bangunan kandang harus memperhatikan segi ekonomis, tahan lama dan tidak menimbulkan refleksi panas sehingga dapat berpengaruh terhadap ternak yang dipelihara, kerangka kandang bisa menggunakan bambu petung, kayu beton atau baja. Atap kandang yang paling baik adalah genteng karena tidak menimbulkan panas dan dapat mengalirkan udara dari celahcommit to usertembok supaya lebih tahan lama, celah genteng. Dinding kandang setengah
perpustakaan.uns.ac.id
6 digilib.uns.ac.id
ketinggian dinding disesuaikan dengan kondisi iklim setempat, bisa menggunakan bambu, kayu, atau bata. Pada daerah dingin dan banyak angin maka dinding kandang dibuat penuh/ tertutup tetapi harus tetap ada ventilasi, sedangkan untuk daerah panas dibuat setengah dinding atau terbuka. Lantai kandang sebaiknya menggunakan semen dibuat kasar sehingga kuat dan tahan lama, dibuat miring ke belakang 5-10 cm (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, 2001).
D. Penanganan Kesehatan Tingkah laku sapi memberikan gambaran tentang status kesehatan sapi tersebut. Sapi yang sehat akan menampakkan gerakan yang aktif, selalu sadar dan tanggap terhadap perubahan situasi disekitarnya. Tingkat kesehatan yang baik dan hasil produksi serta reproduksi yang optimal memerlukan ketersediaan padang rumput yang cukup dan bermutu (Akoso,1996). Keberhasilan peternakan sapi potong tidak hanya terletak pada usaha pengembangan jumlah ternak yang dipelihara, namun juga pada perawatan dan pengawasan, sehingga kesehatan ternak sapi tetap terjaga. Perawatan dan pengobatan pada ternak sapi juga memerlukan pertimbangan dari berbagai segi baik dari segi penyakit ( ringan, tidak menular, atau menular ) maupun dari segi ekonomis (Murtidjo, 1990). Pengertian umum tentang hewan sakit adalah setiap penyimpangan dari kondisi normalnya. Dalam arti yang lebih spesifik, hewan sakit adalah suatu kondisi yang ditimbulkan oleh suatu individu hidup atau oleh penyebab lainnya, baik yang diketahui maupun tidak, yang merugikan kesehatan hewan yang bersangkutan. Dari pengertian ini, maka hewan yang sakit dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain faktor mekanis, termis, kekurangan nutrisi, pengaruh zat kimia, faktor keturunan dan sebagainya (Akoso, 1996). Vaksinasi pencegahan hendaknya dianggap sebagai perlindungan tambahan dibandingkan dengan pentingnya menjaga kebersihan. Keberhasilan commitdan to user vaksinasi jarang mencapai 100% ternak muda mungkin peka, jadi
7 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
hendaknya hati-hati untuk mengurangi resiko intensitas dan penyebaran infeksi. Caranya adalah dengan menghindari kontak dengan hewan sakit, kontak dengan lendir, kotoran dan benda-benda tercemar (Williamson dan Payne, 1993). E. Tatalaksana Pengolahan Limbah Limbah ternak adalah sisa hasil buangan dari suatu usaha kegiatan peternakan seperti usaha pemeliharaan ternak, rumah potong hewan, pengolahan produk ternak. Limbah tersebut meliputi limbah padat dan cair, limbah padat dapat berupa feses, tulang dan sisa pakan sedangkan limbah cair berupa urine. Limbah peternakan sapi potong biasanya banyak menimbulkan masalah terutama di lingkungan perkotaan. Namun, sekarang limbah telah banyak dimanfaatkan menjadi briket, pupuk kompos, pupuk cair dan biogas (Sihombing, 2000). Tinja atau feses ternak dapat dikelola dengan baik untuk tujuan yang bermanfaat misal untuk pembuatan pupuk, pakan ikan serta dapat pula dimanfaatkan sebagai energi biogas. Biogas adalah campuran gas-gas yang dihasilkan dari suatu proses fermentasi bahan organik oleh bakteri dalam keadaan tanpa oksigen. Campuran gas yang dihasilkan dari proses fermentasi tersebut adalah methan, karbondioksida, nitrogen, karbon monoksida, oksigen, propan, hidrogen sulfida dan sebagainya (Paryanto, 2008). Pupuk kandang terdiri dari jerami yang tercecer, tinja, dan urine. Sifat dari bahan-bahan ini tergantung pada binatangnya dan cara memberinya makanan. Dengan bobot 500 kg sapi menghasilkan tinja dan air kencing sebanyak 13,5 ton setahun, yaitu 70% tinja dan 30% air kencing. Pupuk kandang sapi mengandung 0,45% nitrogen, 0,35% asam fosfor (P2O5) dan 0,07% kalium (K2O). Pupuk kandang
dari berbagai jenis ternak sangat
berbeda susunan tergantung kadar nutrisi yang di konsumsi, demikian pula banyaknya (Sudono, 2003).
commit to user
8 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB III. METODE PELAKSANAAN A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang Kegiatan Magang mahasiswa dilakukan di CV. Agrobiz Abadi Jaya yang beralamatkan di Dusun Blimbing Desa Jeruk Sawit Kecamatan Gondangrejo Karanganyar – Jawa Tengah mulai tanggal 13 Februari – 13 Maret 2012. Kegiatan magang kami lakukan di peternakan CV. Agrobiz Abadi Jaya ini karena peternakan ini terus berupaya untuk mengutamakan kualitas produk dibandingkan dengan keuntungan. Kegiatan magang yang dilaksanakan di peternakan CV. Agrobiz Abadi Jaya mengenai Manajemen Pemeliharaan sapi potong. Pelaksanaannya meliputi pemeliharaan, pengolahan pakan, pemberian pakan, penanganan limbah dan penanganan kesehatan. B. Materi Dan Metode Magang Materi dalam pelaksanaan magang ini adalah perusahaan dengan sumber daya meliputi antara lain: 1. Materi Magang a. Jenis sapi potong yang dipelihara adalah jenis sapi peranakan Simmental, peranakan Ongole, sapi Brangus dan peranakan Limousin. b. Pakan yang meliputi konsentrat dan hijauan. Pakan penguat mengunakan onggok, ampas tahu, wheat brand sedangkan hijauan mengunakan jerami kering dan rumput gajah (Pennisetum purpureum). c. Kandang yang digunakan merupakan kandang ganda, dengan sistem head to head atau saling berhadapan. Kandanng di perusahaan CV. Agrobiz Abadi Jaya ini sudah permanen yang mana terbuat dari semen dan kayu yang kuat. 2. Metode Magang Kegiatan magang yang dilaksanakan dipeternakan CV. Agrobiz Abadi Jaya yang berkaitan dengan manajemen pemeliharaan antara lain manajemen
bakalan,
manajemen
pakan,
commit to user 8
manajemen
perkandangan,
9 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
manajemen kesehatan dan manajemen pengolahan limbah yang harus dilaksanakan mahasiswa yang sedang melaksanakan magang. C. Cara Pengambilan Data Metode pengambilan data yang digunakan selama magang di CV. Agrobiz Abadi Jaya melalui beberapa pendekatan meliputi: 1. Wawancara Wawancara dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab secara langsung yang berkaitan dengan materi magang dan kegiatan yang dipelajari di lapangan kepada pembimbing lapangan dan dengan pihak-pihak yang ditugaskan di setiap bagian (divisi). 2. Pengamatan Lapang Pengamatan dilakukan secara langsung dengan ikut bekerja di CV. Agrobiz Abadi Jaya mulai dari proses seleksi bakalan, manajemen pakan, manajemen reproduksi sampai dengan pemasaran untuk memperoleh gambaran secara lebih jelas mengenai aspek yang dikaji. 3. Studi Pustaka Mencatat hal-hal yang terkait dengan topik yang diambil, dapat melalui studi pustaka sehingga dapat dijadikan referensi dalam pemecahan masalah. 4. Presentasi dan Diskusi Presentasi dilakukan sebagai salah satu cara untuk memantau setiap kegiatan di CV. Agrobiz Abadi Jaya sehingga dapat dijadikan evaluasi. Pada kegiatan presentasi diharapkan terbentuk forum diskusi agar timbul pertanyaan dan saran untuk kemajuan kegiatan magang ini.
commit to user
10 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Umum Lokasi 1. Sejarah Perusahaan Peternakan CV. Agrobiz Abadi Jaya merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang peternakan sapi potong (fattening) yang berdiri pada bulan April tahun 2010 dan mulai beroperasi pada bulan juli 2010. Pemilik dari peternakan ini beberapa orang yang berinvestasi di peternakan yang dikelolah oleh Bapak Fajar Isnantyo selaku manajer di peternakan ini. Peternakan sapi potong CV. Agrobiz Abadi Jaya pada awalnya berjumlah 12 ekor dan terus bertambah dengan jenis sapi yang digunakan seperti sapi Simbrah, Bragus, Ongole, Bramosin, Peranakan Ongole. Sapi-sapi tersebut berasal dari pasar sapi disekitar. Peternakan ini melakukan pemeliharaan sapi potong 4-6 bulan. Tetapi karena pengalaman peternak belum begitu paham mengenai peternakan, saat pembelian bakalan terpengaruh dengan omongan pedagang dipasar dan akhirnya membeli 4 ekor sapi dengan ukuran yang terlalu kecil untuk digemukan. Akibat dari kesalahan itu peternak baru dapat menjual sapi setelah 2 tahun pemeliharaan. Peternakan ini ikut serta dalam mensejahterakan masyarakat sekitar, dengan berdirinya peternakan ini menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar dengan memberdayakan masyarakat sekitar menjadi tenaga
kerja.
Dengan
begitu
masyarakat
sekitar
sangat
terbantu
perekonomiannya. Peternakan ini dari awal berjalan telah melakukan sistem pemeliharaan
secara
intensif
dengan
menempatkan
sapi
selama
pemeliharaan. Pemberian pakan berupa konsentrat yang diformulasi sendiri, beberapa bahan berasal dari limbah pertanian dan industri seperti bekatul, ampas tahu dan onggok dan beberapa bahan tambahan. Dari tahun ke tahun peternakan ini selalu menginovasi pakan yang langsung diujikan pada ternak tanpa pengujian laboraturium. commit to Begitu user juga dalam pengolahan limbah 10
11 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
feses, peternakan ini telah menerapkan pengolahan yang modern agar feses bernilai jual lebih tinggi. 2. Lokasi Perusahaan Peternakan sapi potong CV. Agrobiz Abadi Jaya yang beralamatkan di Dk. Blimbing Kelurahan Jeruk Sawit Kecamatan Gondangrejo Karanganyar – Jawa Tengah. Kecamatan Gondangrejo berbatasan langsung dengan kota surakarta bagian utara yaitu kelurahan mojosongo. Lokasi peternakan Sapi potong ini cukup ideal dimana berada 50 meter dari pemukiman penduduk dan bersebelahan dengan lahan hijauan sehingga memudahkan
pelaksanaan
pemotongan
rumput.
Peternak
berusaha
menginovasi peternakan agar tidak menganggu penduduk yaitu dengan membuat pagar keliling, membuat penampungan limbah yang berada jauh di bagian paling utara kandang dan mengunakan probiotik (starbio) sehingga feses dan urine tidak begitu bau. Pagar dan tanaman dipeternakan ini selain berfungsi untuk mengurangi polusi di daerah pemukiman penduduk juga sebagai pengamanan peternakan dari hal-hal yang tidak di inginkan. Peternakan sapi potong CV. Agrobiz Abadi Jaya memiliki luas lahan 11.000 m2 yang terbagi menjadi lahan hijauan seluas 8.000 m2 dan dengan luas lokasi kandang 3.000 m2. Lahan yang cukup luas, yang ditanami rumput gajah dengan lahan hijauan 8000 m2 untuk pemeliharaan 58 ekor sapi dengan pemeliharaan secara intensif yang mana pakan hijauan hanya 40% dari ransum yang diberikan. Lahan yang dimiliki CV. Agrobiz Abadi Jaya kontur tanahnya miring yaitu dari selatan keutara sehingga dibikin terasering dengan arah yang berlawanan yaitu batas ketimur. Lokasi kandang berada paling selatan yang berada paling dekat dengan penduduk paling dekat dengan akses jalan, jalan sepanjang 50 m dibuat oleh CV. Agrobiz Abadi Jaya dengan biaya sendiri karena sebenarnya tidak ada akses ke peternakan ini. commit to user
12 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Struktur Organisasi Fungsi dari struktur organisasi adalah untuk menetapkan seseorang tenaga kerja yang disiplin dan bertangungjawab terhadap pekerjaan dan pada siapa ia harus melaporkan hasil kegiatannya. Ini sangat diperlukan agar setiap tenaga kerja mengetahui hak dan kewajibannya. Dibawah ini adalah bagan struktur organisasi perusahaan CV. Agrobiz Abadi Jaya seperti terlihat pada bagan berikut: INVESTOR
WAKIL MANAJER Danur
MANAJER Fajar Isnantyo
MANTERI HEWAN Pak Sri
ANAK KANDANG 1. Dwi 2. Pak Narto 3. Pak Jimin 4. Pak Parji
Gambar 1. Bagan struktur organisasi CV. Agribiz Abadi Jaya
Pemilik
dari
perusahaan
ini
adalah
investor
yang
tidak
diberitahukan namanya oleh manajer. Perusahaan CV. Agrobiz Abadi Jaya ini memiliki manajer yang merangkap sebagai mandor yang mana berkuasa atas segala keputusan dan bertanggung jawab atas semua hal yang dilakukan selama usaha ini berjalan. Manajer dari CV. Agrobiz Abadi Jaya adalah Bapak Fajar Isnantyo yang tinggal di perumahan mojosongo, sehingga memudahkan dalam pemantauan kegiatan kandang. user untuk memantau langsung sapi Bapak Fajar hampir setiapcommit hari ke to kandang
13 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dan memberikan keputusan akan suatu hal, seperti sapi yang sakit, nafsu makan berkurang, pertambahan berat badan tidak sesuai standar dan keputusan pemberian ransum. Dalam pekerjaannya Bapak Fajar dibantu oleh adiknya yang bernama Danur yang menjabat wakil manajer dari perusahaan ini. Peternakan ini juga memiliki satu orang mantri hewan yaitu bapak sri yang bertugas mengawasi, mencegah dan mengobati sapi, untuk mencegah sapi sakit yang berkelanjutan Pak Sri ada dikandang 24 jam. Pelaksanaan aktivitas kandang Pak Fajar dibantu oleh empat orang karyawan kandang yang bertugas menyelesaikan aktivitas harian kandang. Aktivitas kandang meliputi pemberian pakan, pembersihan kandang, pengolahan pupuk, penimbangan sapi, pengisian air dan lain-lain. Empat orang karyawan kandang ini meliputi dua orang (Dwi dan Narto) bertugas sebagai pembuat campuran konsentrat sampai diberikan kepada ternak, kadangkalanya dalam proses penimbangan konsentrat dibantu oleh Pak Sri sedangkan dua orang lagi yaitu Pak Gimin dan Pak Parji bertugas untuk membersihkan kandang dan mencacah rumput dengan mengunakan copper. Sedangkan untuk pemotongan rumput, pengolahan jerami dan pengolahan pupuk dilakukan bersama-sama setelah tugas masing-masing telah selesai. a. Peluang Perusahaan Jumlah penduduk indonesia terus meningkat, selaras gaya hidup masyarakat yang sudah mulai modern dan kesadaran masyarakat akan kebutuhan nutrisi terutama protein hewani. Begitu luas pasar untuk daging sapi sehingga tidak ada keraguan untuk mengembangkan usaha sapi potong dan didukung dengan pakan sapi tidak terpaku dengan pakan yang harus didapat dari pembelian seperti rumput yang dapat ditanam sendiri. Pakan sapi potong selain hijauan yang mudah dibudidayakan, banyak mengunakan limbah yang memiliki nilai jual cukup ekonomis disebagian daerah seperti janggel jagung, kulit kopi, commit to user
14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kulit kakao, kulit singkong, pelepah dan daun kelapa sawit di beberapa daerah. Indonesia sampai saat ini belum dapat memenuhi kebutuhan daging dari dalam negeri hal ini merupakan peluang yang sangat baik untuk terus mengembangkan usaha beternak sapi potong. Bisnis sapi potong yang sangat luas ini ternyata hanya dikuasai oleh beberapa orang saja, yaitu orang-orang yang mengetahui peluang tersebut dan kebanyakan bukan orang yang memiliki latar belakang pendidikan peternakan. Dan orang-orang peternakan hanya sebagai karyawan dalam bidangnya sendiri. b. Kendala Perusahaan Kendala pada perusahaan ini adalah manajemen pemeliharaan dan bisnis yang kurang baik yang mana manajer bukan merupakan orang petenakan. Kurang mengerti tentang ternak dan pengelolaan tenaga kerja yang belum dapat optimal, biaya pakan terlalu tinggi, pemeliharaan terlalu lama sehingga biaya pengeluaran untuk pakan dan tenaga terlalu banyak. Kendala utamanya adalah belum dapat mengoptimalkan produksi daging dengan biaya yang ekonomis. B. Uraian Kegiatan magang Kegiatan-kegiatan rutin yang dilakukan di CV. Agrobiz Abadi Jaya selama satu bulan melakukan kegiatan magang yaitu pemeliharaan, pemberian pakan, penanganan kesehatan, pembersihan tempat pakan, pembersihan kandang,
pencampuran
konsentrat,
penimbangan
bahan,
penimbangan
konsentrat yang telah siap untuk diberikan pada sapi sampai pemberian pakan pada ternak sapi potong. Penanganan sapi potong di CV. Agrobiz Abadi Jaya ini ditangani oleh empat anak kandang. Aktivitas harian kandang dilakukan mulai pukul 07.30-12.00 dan dilanjutkan lagi pada pukul 15.30-17.45. Dari anak kandang maupun tenaga pembangunan kandang dilakukan oleh warga sekitar. Empat tenaga kerja tetap telah dibagi tugaskan dua orang bagian pakan commit to user dan dua orang bagian kebersihan kandang.
perpustakaan.uns.ac.id
15 digilib.uns.ac.id
Pukul 07.30-09.30 anak kandang telah memulai melakukan tugasnya masing-masing, dua orang mencampur konsentrat sampai memberikan pada ternak, dan dua orang membersihkan kandang. Pukul 09.30-10.00 istirahat, dilanjutkan dengan menjemur jerami,mengolah pupuk, atau memotong rumput sampai pukul 12.00. Pukul 12.00-15.30 istirahat dan dilanjutkan lagi pada pukul 15.30-17.30 pemberian pakan konsentrat dan hijauan. Pekerja dipeternakan ini mendapatkan gaji Rp. 30.000,-, sedangkan gaji mantri hewan Rp. 50.000,- setiap hari, untuk pengambilan gaji di bagi menjadi dua yaitu pengambilan mingguan dan pengambilan bulanan. Pengambilan mingguan untuk pekerja yang berasal dari daerah sekitar sedangkan untuk pekerja yang berasal dari daerah lain pengambilan dilakukan setiap bulan agar uang dapat ditabung. 1. Pengadaan Sapi Bakalan Sapi pada umumnya digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu Bos Indikus (zebu/berpunuk), Bos Taurus dan Bos Sundaicus. Bos Indikus merupakan bangsa sapi yang terdapat di daerah tropis, bos taurus merupakan bangsa sapi yang terdapat didaerah dingin dan Bos Sundaicus merupakan bangsa sapi yang berada didaerah tropis. Sapi yang diusahakan sebagai sapi potong memiliki ciri antara lain: ukuran tubuh besar, bentuk persegi panjang atau balok, kualitas daging baik, laju pertumbuhan cepat, sepat dewasa, efesiensi pakan tinggi (Santoso, 1995). Jenis sapi yang digunakan seperti sapi Simbrah, Bramosin, Bragus, Ongole, Peranakan Ongole. Sapi-sapi di CV. Agrobiz Abadi Jaya sebagian besar merupakan sapi hasil persilangan sapi lokal (Bos Sondaicus) dengan sapi import (Bos Taurus) yang menghasilkan bakalan brahman cross yang berkualitas. Sapi brahman cross ini memiliki daya tahan tubuh yang baik, tahan terhadap caplak, pertambahan berat badan tinggi sehingga sapi ini menjadi incaran para perusahaan pengemukan sapi potong. Sapi bakalan yang digunakan pada peternakan ini rata-rata telah commit to user berumur 2 - 4 tahun, yang mana sapi telah berganti gigi (poel) 2 kali dan
perpustakaan.uns.ac.id
16 digilib.uns.ac.id
memiliki berat badan berkisar 350-450 kg. Berat badan sapi ini diketahui dengan cara menimbang sapi pada saat dikandang untuk sapi-sapi dari pasar sapi di sekitar Solo, sedangkan untuk sapi dari Jawa Timur pembelian sudah melalui pengepul sehingga telah diketahui berat badannya. Pemilihan sapi bakalan dengan usia 2 - 4 tahun sangat tepat untuk pemeliharaan dengan tujuan penggemukan karena sapi sudah tidak dalam masa pertumbuhan sehingga nutrisi yang diperoleh dari pakan akan menjadi daging. Dengan begitu proses pengemukan sapi akan lebih cepat dan menghemat biaya pakan dan lain-lain. Sapi balakan yang yang digunakan di CV. Agrobiz Abadi Jaya diperoleh dari seleksi bakalan yang dilakukan oleh manajer. Kriteria sapi yang digunakan sebagai bakalan adalah sapi potong Brahman Cross jantan yang memiliki tingkat genetik bos taurus yang cukup tinggi seperti seperti simbrah, bramosin dan brangus. Pemilihan sapi jantan karena diangap lebih cepat besar, memiliki pertambahan berat badan yang lebih tinggi dibandingkan betina dan memiliki berat dewasa yang jauh lebih tinggi. Sapi dengan kualitas genetik yang baik akan tumbuh dengan baik/cepat sehingga produksi daging menjadi lebih tinggi. Selain itu juga diperhatikan postur tubuh besar dan dalam, mata jernih, bulu halus dan mengkilap, badan panjang, lebar dan dalam. Adaptasi pakan biasanya berlangsung 1 - 2 minggu, adaptasi pakan dilakukan dengan pemberian hijauan lebih banyak dan konsentratnya lebih sedikit namun dengan seiring waktu jumlah konsentrat terus ditambah hingga persentase konsentrat dan hijauan 60 : 40. Lama aatau tidaknya masa adaptasi dipengaruhi oleh pemeliharaan sebelumnya, apabila berasala dari peternakan yang menerapkan sistem dry lot fattening makan akan lebih cepat karena dipeternakan ini juga menerapkan sistem tersebut. Sedangkan bila sapi berasal dari peternak tradisional yang mengandalkan rumput sebagai pakan utama, proses adaptasi pakan akan lebih lama. Selama masa adaptasi sapi-sapi tidak commit to user dapat memproduksi daging dengan optimal, bahkan cenderung terjadi
17 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
penurunan berat badan. Pemeliharaan sapi potong di peternakan ini cukup singkat yaitu 4 - 6 bulan, melihat kondisi dan perkembangan sapi.
Tabel 1. Populasi ternak sapi potong di CV. Agobiz Abadi Jaya No Jenis Sapi Potong 1 Simbrah 2 Bramosin 3 Bragus 4 Brahman 5 Peranakan Ongole 6 Ongole 7 Red Brahman Jumlah Sumber : CV. Agobiz Abadi Jaya (2012)
Jumlah 11 Ekor 12 Ekor 9 Ekor 10 Ekor 8 Ekor 2 Ekor 6 Ekor 58 Ekor
Tabel 2. Bobot Badan Sapi No
No Sapi
Minggu 1
Minggu 2
PBB
PBB/hari
1
1 (1B)
494
487
-7
-1
2
2 (1B)
491
491
-
-
3
6 (1B)
461,5
457
-4,5
-0,64
4
8 (1B)
449,5
447
-2,5
-0,36
5
9 (1B)
466
473
7
1
6
10 (1B)
535
535
-
-
7
12 (1B)
469,5
477
7,5
1,07
8
13 (1B)
397
408,5
11,5
1,64
9
14 (1B)
465
470
5
0,71
10
16 (1B)
522
524
2
0,28
11
17 (3A)
453
464
11
1,57
Sumber : CV. Agrobiz Abadi Jaya (2012) Dari 11 ekor yang dijadikan sampel enam ekor mengalami pertambahan berat badan yang cukup baik yaitu rata-rata sapi mengalami pertambahan berat badan 0,893 kg/hari. Penurunan berat badan ini commit to user diakibatkan sapi yang ukuranya lebih kecil terhimpit sapi yang besar
perpustakaan.uns.ac.id
18 digilib.uns.ac.id
sehingga sapi stres dan kurang nafsu makan. Hal ini berakibat kerugian pada peternak, untuk menghindari terjadinya penurunan dilakukan pengelompokan sapi berdasarkan bobot badan atau jogrok yang mendekati sama. Pengelompokan sapi dengan ukuran badan yang sama bertujuan untuk membuat nyaman sapi, tidak terjadi berebut pakan antar sapi dan tidak menimbulkan cekaman stres yang berlebihan. 2. Manajemen Perkandangan a. Tipe Kandang Kandang bagi sapi yang digemukan tidak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal selama proses penggemukan tetapi juga berfungsi sebagai perlindungan terhadap beberapa aspek yang mengganggu sapi seperti cuaca, yang menimbulkan ketidaknyamanan bagi sapi, kehujanan dan angin yang keras. Cuaca akan sangat berpengaruh terhadap produksi, bila cuaca sangat panas sapi akan membutuhkan energi dan banyak nimun untuk mempertahankan suhu tubuhnya, sedangkan biala cuaca dingin sapi membutuhkan banyak energi untuk memproduksi panas agar suhu tubuh normal. Secara umum, kandang memiliki dua tipe, yaitu tunggal dan ganda. Pada peternakan ini mengunakan kandang ganda yang mana sapi saling berhadapan (head to head), sapi diikat dengan dua tali untuk membatasi ruang gerak sapi dan tidak berebut pakan antar sapi satu dengan sapi yang lain. Kandang dipeternakan ini membujur dari timur kebarat karena menyesuaikan kontur tanah yang teraseri menutun dari selatan ke utara. Kandang dibuat permanen dan terbuka agar sinar matahari dapat masuk kekandang dan sirkulasi udara lancar. Peternakan CV. Agrobiz Abadi Jaya memiliki 3 kandang tipe ganda (head to head) yang terbagi menjadi kandang I ukuran 8 x 24 m2 dan 2 kandang ukuran 8 x 16 m2. Untuk memudahkan dalam pelaksanaannya kandang diberikan tanda yaitu kandang I, II, III, dan setiap kandang terdiri dari 2 baris yaitu A dan B, dan setiap baris diberi commit tanda to setiap user masing-masing individu ternak.
perpustakaan.uns.ac.id
19 digilib.uns.ac.id
Kandang dibuat sedemikian rupa agar memudahkan aktifitas kandang seperti pemberian pakan, pembersihan kandang dan penanganan kesehatan. Setiap sapi menempati tempatnya sendiri berukuran 2,5 x 1,5 m. Tipe ini dapat memacu pertumbuhan lebih pesat, karena tidak terjadi kompetisi dalam mendapatkan pakan dan memiliki ruang gerak terbatas, sehingga energi yang diperoleh dari pakan digunakan untuk hidup pokok dan produksi daging tidak hilang karena banyak bergerak. Walaupun sapi telah diikat namun perlu diperhatiakan pula penempatan sapi, usahakan sapi memiliki ukuran badan yang sama atau mendekati agar sapi tidak merasa stres dengan keberadaan sapi yang lebih besar disampingnya. Sapi yang terhimpit dengan sapi yang berukuran besar akan banyak diam, makan sedikit, pakan direbut sapi yang besar yang berakibat sapi tidak dapat memproduksi daging dengan optimal, bahkan kadang cenderung turun berat badannya. Pada kandang kelompok, bakalan dalam satu periode penggemukan ditempatkan dalam satu kandang. Satu ekor sapi memerlukan tempat yang lebih luas daripada kandang individu. Kelemahan tipe kandang ini yaitu terjadi kompetisi dalam mendapatkan pakan sehingga sapi yang lebih kuat cenderung cepat tumbuh dari pada yang lemah, karena lebih banyak mendapatkan pakan. b. Konstruksi kandang Kandang dipeternakan ini merupakan kandang terbuka dengan atap semi monitor. Pembuatan atap mengunakana asbes memiliki beberapa kelebihan diataranya tidak membutuhkan kayu banyak, dapat dipasang agak datar dan tak perlu takut air masuk kekandang. Pelaksanaannya pun relatif mudah dan tidak membutuhkan waktu yang lama. Kandang yang seperti ini cukup baik karena sinar matahari dapat masuk kekandang dan siskulasi lancar dan kandang tidak terlalu lembab sehingga terhindar dari penyakit. Bahan pembuatan kadang di peternakan ini terbuat dari kayu commit to user seperti tiang dan rangka atap kandang, dengan lantai dan tempat pakan
perpustakaan.uns.ac.id
20 digilib.uns.ac.id
terbuat dari semen beton dan beratapkan asbes. Kandang ini sangat kuat, kokoh dan syarat untuk kenyamanan ternak sapi potong yang mana memperhatikan beberapa aspek yang berkaitan seperti kemiringan lantai 5 - 10o. Pembuatan lantai dengan kemiringan yang tepat bertujuan agar urine dan air saat pembersihan kandang dapat mengalir dan kandang cepat kering sehingga kebersihan kandang lebih terjaga. ketinggian kandang 4 m dari lantai kandang, kemiringan atap 30o. Suhu lingkungan di kelurahan jeruk sawit mencapai 31oC, untuk mengoptimalkan produksi dilakukan beberapa inovasi agar sapi tetap nyaman diantaranya pembuatan kandang yang nyaman. Ketinggian kandang 4 meter sangat tepat dan dengan di dukung dengan atap mengunakan tipe semi monitor yang mana atap udara dapat masuk dari atas kandang sehingga sirkulasi udara lancar dan tidak terlalu panas. Tempat pakan atau tempat ransum CV. Agrobiz Abadi Jaya ini telah membuat beberapa jenis tempat pakan yaitu kandang III, tempat pakan berbentuk cekungan dengan lebar 40 cm dan kedalaman 30 cm memanjang tanpa pembatas atau sekat dan tempat minumnya 25 cm, kedalaman 25 cm sejajar dengan tempat pakan. Kandang II, tempat pakan berbentuk cekungan dengan ukuran per individu 70cm x 60cm x 30cm dan tempat minum berukuran 30cm x 60cm x 30 yang berada tepat disebelah tempat pakan. Kandang I, tempat pakan berbentuk cekungan dengan ukuran 150cm x 70cm x 40cm dan tempat minum sapi dibuat dengan ukuran 20cm x 20 cm x 30 cm. Tempat minum ini satu untuk dua ekor sapi yang saling bersebelahan dan diberikan paralon dibawahnya sehingga air dapat lebih mudah dalam pengisian dan pembersihanya. c. Perlengkapan kandang CV. Agrobiz Abadi Jaya ini selain memiliki kandang dengan konstruksi baik juga memiliki peralatan dan perlengkapan yang memadai, seperti 2 cangkul, 3 sekop, 2 garuk kecil, 4 sabit, 1 unit copper, satu unit mixer tenaga disel, 1 unit timbangan duduk kapasitas 250 kg, 1 commit to user unit timbangan sapi dan gergaji mesin (senso) yang panjangnya 50 cm.
21 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Alat-alat ini sangat menunjang pelaksanaan aktivitas kegiatan kandang, dengan begitu pekerjaan akan lebih cepat selesai. Alat-alat diatas memiliki kegunaan yang berbeda- beda seperti cangkul, scop dan garuk kecil bayak digunakan dalam pengolahan feses dan pencampuran bahan pakan. Sabit dan gergaji mesin digunakan untuk memotong rumput gajah yang ada dilahan, sedangkan copper digunakan untuk mencacah atau menghaluskan hijauan segar berupa rumput gajah. Timbangan duduk digunakan untuk menimbang bahan pakan, pupuk dan konsentrat yang akan diberikan pada ternak sapi potong. Timbangan sapi digunakan untuk penimbangan sapi. penimbangan sapi dilakukan untu tujuan tertebtu seperti penimbangan sempel setiap sebulan sekali dan penimbangan ketika akan dijual, penimbangan ini bertujuan agar dapat dideteksi harga sapinya karena didaerah solo dan sekitarnya dalam penjualan ternak sapi mengunakan sistem beli jogrok (tanpa ditimbang). Perlengkapan kandang yang selain alat-alat diatas, peternakan ini juga memiliki kandang jepit yang digunakan untuk melakukan beberapa kegiatan kandang seperti penggantian tali, memandikan sapi dan pengobatan sapi. Kandang ini terbuat dari bambu yang dirangkai sedemikian rupa dengan mengunakan tali, dengan ukuran 2 m x 0,8 m dan ketinggiannya 2 m. Alat yang lain yang tak kalah penting yang dimiliki peternakan ini adalah tempat menaik turunkan sapi. Tempat menaik turunkan sapi yang dimiliki oleh peternakan ini bukan berupa gundukan tanah atau beton melainkan hanya tanah yang dicor mendatar. Tempat ini di buat datar lantaran memanfaatkan kontur tanah yang terasering, yang mana kandang berada diatas sedangkan jalannya 70 cm berada dibawahnya. Dengan adanya tempat menaik turunkan sapi yang seperti ini peternakan tampak rapi tanpa ada kundukan tanah sebagai tempat menaik turunkan sapi.
commit to user
22 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Manajemen Pakan a. Jenis Pakan Ransum adalah semua bahan pakan yang dikonsumsi selama satu hari. Ransum yang diberikan pada sapi-sapi yang digemukkan tergantung dengan sistem pengemukan yang di gunakan. Penggemukan dikenal beberapa sistem yang digunakan yaitu pasture fattening, dry lot fattening, kombinasi pasture dan dry lot fattening dan kereman. Tabel 3. Formulasi konsentrat Pakan di CV. Agrobiz Abadi Jaya No
Bahan pakan
Persentase Bahan
1 Polard 7,5 % 2 Nutrifeed 7,5 % 3 Onggok 45 % 4 Ampas tahu 40 % Jumlah 100 % Sumber : CV. Agrobiz Abadi Jaya (2012)
Protein Kasar (%) 1,275 0,825 0,81 9,48 12,89
TDN
Bahan Kering
5,25 38,25 31,6 75,1
6,6 6,3 11,79 11,2 35,89
Bahan-bahan ini diperoleh dari daerah Solo dan ada pula yang dari daerah luar Solo seperti probiotik dan pollard berasal dari Semarang. Pencampuran bakan-bahan konsentrat dilakukan setiap pagi dan sore hari saat akan di berikan pada ternak, ini dilakukan untuk menghindarkan dari pembusukan pakan ataupun tumbuhnya jamur. Setiap ekor sejumlah konsentrat dengan kadar bahan kering 35%, yang mana bahan pakan konsentrat terdiri dari bahan dengan kadar air yang cukup banyak seperti ampas tahu, tetes, probiotik dan onggok selain itu dan beberapa bahan dengan kadar air rendah seperti nutrifeed, pollard, mineral dan starbio. Bahan formulasi konsentrat ini masing-masing memiliki fungsi masing masing seperti pollard dan ampas tahu, ampas tahu memiliki protein kasar yang cukup tinggi sekitar 23,6%. Pakan sumber serat kasar berupa ongok, ongok memiliki kadar nutrisinya sangat rendah dengan kandungan PK 1,8%. Selain itu ada juga beberapa bahan tambahan seperti commit to user mineral sebagai sumber mineral, tetes tebu sebagai sumber glukosa atau
perpustakaan.uns.ac.id
23 digilib.uns.ac.id
karbohidrat dan meningkatkan palatabel, starbio dan probotik untuk meningkatkan kecernaan ransum dan palatabel dan meningkatkan kualitas pakan. Starbio ini sangat baik untuk menunjang pertumbuhan sapi, kelebihanya penggunaan starbio dalam ransum yaitu meningkatkan kualitas pakan yang mana probiotik dalam starbio dapat membantu pencernaan dan probiotik tersebut juga merupaka sember protein. Dalam satu kali pencampuran rata-rata 400 kg, karena untuk ongok per sak rata-rata 40 kg, sedangkan untuk ampas tahu satu sak di isi dengan 2 kali masakan dengan berat rata-rata 30 kg. Dengan begitu pencampuran konsentrat kadangkalanya kurang dan kadang sisa, bila terjadi kekurangan harus dilakukan pencampuran lagi, sehingga waktu yang digunakan untuk mencampur pakan lebih lama. Formulasi diatas merupakan konsentrat yang diberikan untuk satu kali pemberian, pencampuran dilakukan dua kali sehari dan cukup menghabiskan tenaga dan waktu. Pencampuran pakan, penimbangan sampai pemberian keternak dilakukan oleh 2 orang karyawan membutuhkan waktu hampir 2 - 3 jam. Dalam 2 kali melakukan pencampuran konsentrat dengan biaya yang dikeluarkan mencapai Rp. 836.120 dan belum termasuk biaya pemberian hijauan, tenaga kerja, obatobatan dan transportasi. Pencampuaran dilakukan dengan menuangkan bahan dengan jumlah yang paling banyak terlebih dahulu dan ditumpuk dengan bahan lain yang jumlahnya lebih sedikit. Setelah bahan sudah tertuang semua barulah dilakukan pengadukan sebanyak dua sampai tiga kali hingga campuran benar-benar merata dan siap diberikan pada ternak. Pakan yang telah siap di masukkan ke dalam ember dan ditimbang sesuai data yang ditentukan oleh manajer. Hijauan yang digunakan berupa jerami padi kering yang diambil dari pengepul dari daerah sekitar dengan harga Rp. 600.000 - 800.000/satu truk yang dapat digunakan untuk pakan selama 5 - 7 hari karena diselingi dengan rumput gajah agar kebutuhan sapi akan nutrisi terpenuhi. Jerami to user yang berasal dari sisa hasilcommit pertanian yang memiliki kandungan serat kasar
24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tinggi. Pengolahan jerami dipeternakan ini mengunakan sistem hay bila dirasa persediaan jerami banyak dan tidak habis dalam waktu lebih dari satu minggu. Sistem hay adalah hijauan rumput, legume atau limbah hasil pertanian yang dikeringkan yang dijadikan bahan pakan bagi ternak ruminansia. Hay sangat penting bagi ternak pada musim paceklik dan selama transportasi. Pada prinsipnya, pembuatan hay dilakukan dengan menurunkan kadar air sampai mencapai 12,5-20% dari kadar air semula. Pembuatan hay cukup mudah dilakukan yaitu dengan menjemur jerami dengan terik sinar matahari, setelah berubah warna kuning kecoklatan dan dirasa telah kering jerami ditumpuk dalam gudang pakan. Hay yang telah jadi ini di simpan, dan diberikan pada saat jerami terlambat pengirimannya ataupun sulit untuk mendapatkan jerami. Hay yang telah disimpan beberapa waktu saat diambil untuk pakan hijauan ternak pada bagian bawah jerami dalam kondisi basah dan rusak. Rumput gajah yang diperoleh dari kebun rumput yang berada di sebelah barat dan utara kandang. Rumput ini telah ditaman sejak peternakan berdiri, rumput gajah ini diharapkan dapat mencukupi kebutuhan
hijuan
ternak
selama
pemeliharaan.
Namun
dalam
pelaksanaannya rumput sampai tua dan keras belum di panen atau dipotong, hal ini dikarenakan kontur tanah yang teraseri dan curam, serta tenaga yang terbatas sehingga membutuhkan waktu dan tenaga yang cukup banyak. Rumput gajah dilakukan pemotongan pada umur 40 – 60 hari, namun dalam plaksanaanya dipeternakan ini hanya rumput yang berada didekat kandang saja yang dipanen tepat waktu sedangkan yang jauh rata-rata telah berumur lebih dari 4 bulan bahkan ada yang belum pernah dipotong selama penanaman. Perusahaan ini hanya memiliki tenaga kerja terbatas dengan 4 orang karyawan, yang mana tenaga hanya cukup untuk melakukan kegiatan kandang saja. commit to user
25 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Sumber Pakan Pakan berupa hijauan dan konsentrat yang diformulasi sendiri. Hijauan berupa rumput gajah yang diperoleh dari lahan sendiri dan jerami kering yang diperoleh dari pedagang disekitar Solo. Jerami tersebut dibeli dengan perhitungan per truk, setiap truk dibeli dengan harga Rp. 600.000-800.000. Satu truk jerami kering mencukupi kebutuhan hijaun pakan ternak untuk 5 - 7 hari tergantung penggunaan hijaun segar sebagai penganti jerami kering. Pemberian hijauan segar dilakukan 2 - 3 hari sekali pada pagi hari. Rumput gajah ini berasal dari kebun sendiri yang berada disebelah barat dan utara kandang dengan luas 8.000 m. Konsentrat di peternakan ini merupakan hasil dari pencampuaran beberapa bahan yang di formulasi sendiri. Formulasi konsentrat terdiri dari beberapa bahan berupa limbah industri seperti ampas tahu, onggok dan bekatul. Bahan pakan diperoleh dari industri di sekitar Solo, ampas tahu dari Kartasura, bekatul dari Sragen dan onggok diperoleh dari pengepul di daerah Jeruk Sawit yang didatangkan langsung dari daerah Pati, dan ada satu bahan yang berasal dari pabrik pengolahan pakan yaitu nutrifeed yang berasal dari Ceper, Klaten. Formulasi konsentrat tidak hanya itu, masih ada beberapa bahan tambahan yang berfungsi untuk melengkapi kandungan nutrien pakan meningkatkan kesukaan pakan. Bahan-bahan tambahan yang digunakan dalam penyusunan konsentrat adalah tetes tebu (molases), starbio, premix, mineral yang dibeli dari pedagang di daerah Karanganyar dan probiotik yang didatangkan dari Semarang. 1) Aspek Penyimpanan Bahan Pakan Penyimpanan bahan pakan yang baik didasarkan pada sifatsifat apakah bahan pakan tersebut tahan lama atau tidak, tahan lama tidaknya pakan dipengaruhi oleh kadar air bahan pakan. Kerusakan bahan pakan ini mengakibatkan penurunan nutrisi bahan pakan, commit to user bahkan akan berakibat akan bersifat racun pada ternak bila tetap
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
diberikan. Bahan baku konsentrat yang memiliki kadar air tinggi pembelian dilakukan dalam jumlah besar dan disimpan pada gudang pakan. Peternakan ini memiliki gudang pakan yang cukup luas, namun kondisinya terbuka yang mana hanya sisi kanan dan kiri yang diberi anyaman bambu sedangkan sisi depan terbuka sehingga udara dapat leluasa masuk dan meningkatkan kelembapan bahan pakan. Walaupun bahan pakan tidak bersentuhan langsung dengan lantai atau tanah udaranya lembab sehingga meningkatkan kadar air pakan yang berakibat terjadinya pembusukan bahan pakan. Pengumpalan biasanya terjadi pada bahan pakan yang berada di bagian bawah dan penyimpananya lama. Bahan pakan yang kandungan kadar airnya tinggi tidak dapat disimpan dalam waktu yang lama oleh sebab itu pembelian dilakukan secara berkala. Pembelian bahan dengan kadar air tinggi seperti ampas tahu dan ongok dilakukan 5 - 7 hari sekali. Pembelian bahan pakan dalam jumlah sedikit memiliki beberapa kelemahan diantaranya terjadinya perubahan harga yang dipengaruhi oleh ketersediaan barang yang terbatas dan bila bahan habis peternak harus menganti dahan dengan bahan pakan lain atau membeli bahan dengan harga yang tidak lagi ekonomis. 2) Harga Bahan Pakan Bahan-bahan untuk formulasi konsentrat sendiri terdiri dari wheat brand, diperoleh dari toko-toko peternakan daerah sekitar dengan harga Rp. 3.200/kg, ongok diperoleh dari pedagang yang didatangkan langsung dari pati dengan harga Rp. 650/kg, ampas tahu dengan harga Rp. 400/kg, nutrifeed dengan harga Rp. 1.400/kg. Sedangkan untuk bahan tambahan seperti mineral mik dan starbio juga diperoleh dari toko dengan harga masing-masing Rp. 20.000/kg dan Rp. 20.000/kg, probiotik dengan harga Rp. 20.000/liter dan tetes tebu dengan harga Rp. 3.000/liter. Dalam memformulasi konsentrat commit to user diperhatikan beberapa hal diantaranya nutrisi dan harga pakan.
27 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Formulasi konsentrat ini juga memperhatikan kadar optimum bahan yang digunakan, karena setiap bahan pakan memiliki ambang batas masing-masing tergantung kadar racun, kecernaan bahan dan jenis ternak. c. Jumlah Pemberian Pakan Pada peternakan CV. Agribiz Abadi Jaya menerapkan sistem dry lot fattening yang mana dilakukan dengan cara menempatkan sapi-sapi dalam kandang secara terus menerus selama pemeliharaan. Pemberian pakan dan air minum dilakukan dalam kandang yang sederhana selama proses pengemukan berlangsung. Pakan yang diberikan terdiri dari hijauan dan konsentrat dengan perbandingan 40 : 60, formulasi ransum ini diangap tepat oleh peternakan karena memiliki lahan hijauan yang cukup untuk kebutuhan hijauan sapi. Namun pada pelaksanaannya peternakan ini terus membeli hijauan berupa jerami kering, hal ini terjadi karena kekurangan tenaga kerja sehingga rumput telah tua dan keras sebelum dipotong. Tabel 4. Kebutuhan Nutrien sapi potong jantan Berat Badan (kg)
PBBH (kg)
1,0 1,1 400 1,2 1,3 1,0 1,1 450 1,2 1,3 Sumber : Siregar (2008)
Protein kasar (g) 913 942 967 988 952 975 998 1.018
TDN (kg) 6,2 6,6 7,0 7,2 6,8 7,2 7,6 7,9
C (g) 31 32 33 33 29 30 31 32
P (g) 24 25 25 26 26 27 28 29
Kebutuhan ternak terhadap pakan dicerminkan oleh kebutuhannya terhadap nutrisi. Jumlah kebutuhan nutrisi setiap hari sangat bergantung pada jenis ternak, umur, fase (pertumbuhan, dewasa, buntung atau menyusui), kondisi tubuh (normal atau sakit) dan lingkungan tempat commit to userserta bobot badan sapi. Dengan hidupnya (temperatur, kelembapan)
28 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
demikian setiap ekor sapi yang berbeda kondisinya membutuhkan pakan yang berbeda pula. Dipeternakan CV. Agrobiz Abadi Jaya memberikan ransum berdasarkan berat badan sapi karena diangap cukup tepat antara jumlah nutrisi dengan kebutuhan ternak. Ransum yang diberikan pada peternakan ini adalah konsentrat yang diformulasi sendiri, jerami dan rumput gajah. Bahan pakan didalamnya mempunyai kandungan air, ada yang tinggi kandungan airnya dan ada pula yang rendah kandungan airnya didalam bahan pakan yang sangat bervariasi. Dalam bahan pakan selain kandungan air ada pula bahan kering pakan, dalam bahan kering ini terdapat bahan organik dan bahan anorganik. Bahan organik mengandung berbagai nutrisi seperti protein, karbohidrat, lemak dan vitamin, sedangkan bahan anorganik berupa mineral yang dikandungnya. Kemampuan sapi dalam mengkonsumsi ransum diukur dalam bentuk bahan kering. Dari uraian diatas terlihat bahwa semakin tinggi bobot badan sapi akan semakin menurun kemampuannya mengkonsumsi bahan kering. Namun perlu pula diketahui bahwa sapi pada umur masih muda juga memiliki keterbatasan mengkonsumsi bahan kering ransum dengan serat kasar tinggi. Sapi yang dipelihara dipeternakan ini telah berumur 2 – 4 tahun sehingga dalam pemberian pakan dapat dioptimalkan. Sapi dipeternakan ini diberikan pakan berupa hijauan dan konsentrat dengan perbandingan 40 : 60 karena peternakan memiliki kebun hijauan yang cukup luas.
commit to user
29 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 5. Kemampuan mengkonsumsi bahan kering ransum No
Kisaran Berat Badan (kg)
1 50-100 2 100-150 3 150-200 4 200-250 5 250-300 6 300-350 7 350-400 8 400-450 9 450-500 Sumber : Siregar (2008)
Kemampuan Mengkonsumsi bahan kering ransum (% dari bobot badan) 3,0 3,5 4,0 3,5 3,0 2,8 2,6 2,4 2,2
Pada peternakan ini mengunakan rangsung 2,4% dari bobot badan karena sapi rata-rata memiliki bobot badan 450 kg sesuai dengan tabel 5 yang mengungkapkan bahwa sapi dengan bobot badan 400-450 kg membutuhkan ransum 2,4% dari bobot badan. Sapi dengan bobot badan 400-450 kg sudah tidak dalam masa pertumbuhan sehingga kebutuhan pakan hanya untuk kebutuhan hidup pokok dan produksi lemak daging. Pemberian ransum sapi dipeternakan ini berdasarkan bobot badan sapi dalam menentukan jumlah ransum yang diberikan dan memperhatikan kandungan nutrisi ransum. Dari tabel 6 dapat dihitung jumlah ransum yang diberikan yaitu pada sapi 1 (IB) kebutuhan ransumnya adalah 11,865 kg dalam bentuk kering.
commit to user
30 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 6. Persentase konsentrat dan jerami dalam ransum No
No Sapi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 (1B) 2 (1B) 6 (1B) 8 (1B) 9 (1B) 10 (1B) 12 (1B) 13 (1B) 14 (1B) 16 (1B) 17 (3A)
Berat BK BK Konsentrat Jerami Badan Ransum Konsentrat (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) 494 11,856 13,2 4,62 8 491 11,784 13,2 4,62 8 461,5 11,076 13,2 4,62 8 449,5 10,788 12,0 4,2 8 466 11,184 19,8 6,93 8 535 12,84 21,0 7,35 8 469,5 11,268 20,4 7,14 8 397 9,528 12 4,2 8 465 11,16 19,8 6,93 8 522 12,528 20,4 7,14 8 453 10,872 13,2 4,62 8
BK Jerami (kg) 5,6 5,6 5,6 5,6 5,6 5,6 5,6 5,6 5,6 5,6 5,6
Sumber : Data primer magang (2012) Sedangkan hijauan diberikan kurang lebih dua kali 4 - 5 kg jerami kering dan pemberian rumput segar 8 - 10 kg dalam satu kali pemberian pakan setelah pemberian konsentrat. Formulasi ransum pada peternakan ini adalah hijauan dan konsentrat dengan perbandingan 40 : 60, namun karena penentuan kebutuhan pakan ini hanya dilakukan diawal proses pengemukan dan tidak diperbaharui padahal setiap kenaikan 50 kg sapi memiliki kebutuhan ransum yang lebih banyak. Setelah kami konfirmasi ke CV. Agrobiz Abadi Jaya, bahwa penambahan ransum dalam bentuk hijauan kering (jerami) yang diberikan pada malam harinya untuk sapisapi beratnya sekitar 500 kg dan akan dijual. Keputusan ini cukup beresiko yang mana kebutuhan nutrisi sapi tidak tercukupi untuk mengoptimalkan produksi dan proses pengemukan akan lebih panjang dan biaya pakan akan lebih tinggi. Nutrisi ransum yang dikonsumsi sapi ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok dan produksi daging. Sapi dipeternakan ini telah berumur lebih dari 2 tahun sehingga tidak membutuhkan nutrisi untuk pertumbuhan, karena proses pertumbuhan tulang telah terhenti commitakan to user sehingga proses pengemukan lebih cepat. Semua ransum yang
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dikonsumsi ternak akan diubah menjadi energi. Zat-zat pakan yang dapat menjadi sumber energi yaitu protein, serat kasar, lemak, Ca dan P. Energi ini dimanfatkan untuk melakukan aktivitas hidup pokok dan sisanya barulah digunakan untuk memproduksi lemak daging. Menurut Parakkasi (1999), ternak memanfaatkan energi untuk pertumbuhan dan produksi setelah kebutuhan hidup pokoknya terpenuhi. Kebutuhan energi akan meningkat seiring dengan pertambahan bobot badan. Energi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain bobot badan dan konsumsi pakan itu sendiri. Kebutuhan energi akan meningkat
seiring
dengan
pertambahan
bobot
badan. Energi
merupakan total dari zat pakan yang paling dibutuhkan. Kelebihan energi akan disimpan dalam bentuk lemak badan, tetapi sebaliknya jika pakan yang dikonsumsi tidak mencukupi kebutuhan energinya maka lemak tubuh akan dirombak untuk mencukupi kebutuhan energi untuk hidup pokok ternak yang tidak tercukupi dari pakan. Kecukupan pakan dapat dianalisis dengan mengkonversikan pakan. Konversi pakan adalah perbandingan atau rasio antar jumlah akan yang dikonsumsi oleh ternak dengan produk yang dihasilkan oleh ternak tersebut. Konversi pakan sangat dipengaruhi oleh kondisi ternak, daya cerna, jenis kelamin, bangsa, kualiltas dan kuantitas pakan, juga faktor lingkungan yang tidak kalah penting. Efisiensi pakan didefinisikan sebagai
perbandingan
jumlah
unit
produk
yang
dihasilkan
(pertambahan bobot badan) dengan jumlah unit konsumsi pakan dalam satuan waktu yang sama (Santosa, 1995). Konversi pakan yang baik adalah 8,56 - 13,29 dan efisiensi penggunaan pakan untuk sapi berkisar 7,52 11,29%. Efisiensi pakan untuk produksi daging dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu bangsa ternak, komposisi dan tingkat produksi serta nilai gizi pakan. Konversi pakan pada peternakan ini tidak dapat dihitung rata-rata karena dari hasil penimbangan setiap individu memiliki perbedaan PBB commit user-7 kg sampai 11,5 kg dalam waktu yang sangat mencolok yaitu mulaitodari
32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
7 hari. Ketidak seragaman ini dipengaruhi oeh beberapa hal diantaranya jenis sapi, kondisi fisik sapi (sakit), terhimpit sapi yang lebih besar yang mengakibatkan
stres
ataupun
nafsu
makan
sapi
kurang
yang
mengakibatkan PBB kurang optimal bahkan turun. Penurunan berat badan akan
mengakibatkan
perusahaan
menderita
kerugian,
untuk
menghindarinya dilakukan penanganan lebih lanjut agar sapi dapat berproduksi dengan optimal. Penanganannya berbeda-beda setiap kasus, misal sapi kurang nafsu makan diberikan suntikan vitamin B komplek agar nafsu nakannya cepat pulih dan mencegah agar tidak terlanjur sakit. Sapi yang sakit segera dilakukan pengobatan sesuai dengan gejala yang ditunjukan agar tidak semakan parah. d. Frekuensi Pemberian Pakan Frekuensi pemberian pakan atau ransum dilakukan dua kali sehari yaitu pagi dan sore hari. Pukul 07.30 – 09.30 diberikan konsentrat, setelah 1 - 2 jam sapi telah menghabiskan konsentrat kemudian sapi diberikan hijauan berupa jerami kering atau rumput gajah. Pada sore hari kegiatan pemberian ransum dilakukan pukul 15.30-selesai. Pemberian pakan dimulai pukul 07.30 karyawan kandang baru datang dan memformulasi
konsentrat,
menimbang
konsentrat
untuk
pakan
perindividu dan mengantarkan kekandang dengan bantuan angkong serta memberikan kepada ternak. Setiap individu ternak sapi dipeternakan ini memiliki kebutuhan yang berbeda-beda, penentuan jumlah ransum sapi berdasarkan bobot badan sapi. Pemberian ransum diberikan dua kali sehari agar sapi dapat mengoptimalkan pencernaan pakan, mengurangi kemungkinan pakan tercecer dan meningkatkan palatabel. Pemberia ransum dilakukan dengan memberikan konsentrat terlebih dahulu kemudian setelah 1-2 jam diberikan hijauan bertujuan agar meningkatkan kecernaan hijauan. Peningkatan kecernaan hijaun ini terjadi karena pada rumen sapi terjadi peningkatan populasi mikrobia rumen dan saat memakan hijauan commit to user mikrobia yang banyak akan membantu dalam proses pencernakannya.
33 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
e. Cara pemberian pakan Pemberian ransum pada ternak sapi potong diperusahaan ini berupa konsentrat dan hijauan segar dan hijauan kering. Hijauan segar berupa rumput gajah yang berasal dari kebun rumput yang dimiliki dan jerami kering berasal dari pembelian dari penjual disekitar karanganyar. Sebelum diberikan pakan, kandang, tempat pakan dan tempat minum harus dibersihkan. Pembersihan tempat pakan dilakukan setiap akan memberikan pakan pada ternak, biasanya pembersihan dilakukan sebelum pemberian konsentrat dan dibersihkan lagi saat akan diberikan jerami apabila konsentrat tidak habis. Namun tidak pernak terjadi konsentrat yang tersisa, kecuali saat sapi sedang sakit ataupun sapi kurang nafsu makan. Pembersihan tempat pakan dilakukan dengan mengunakan triplek tyang dipotong persegi berukuran 10 x 25 cm. Pembersihan tempat minum dilakukan setiap hari dengan mengunakan tangan untuk sisa-sisa pakan sedangkan untuk pembersihan lumut dan kotoran yang kecil-kecil dilakukan dengan menguras tenpat minum yang dilakukan seminggu sekali. Pemberian pakan dipeternakan ini terdiri dari tiga macam cara pemberian yaitu 1) Pemberian Konsentrat Pencampuran yang dilakukan dua kali sehari bertujuan untuk menghindari pembusukan pakan karena beberapa bahan pakan memiliki kadar air yang tinggi seperti ampas tahu, onggok dan bahan aditif seperti tetes tebu dan probiotik. Konsentrat setelah dicampur manual dengan mengunakan scop dan garuk kecil kemudian dimasukan kedalam bak plastik kemudian di timbang sesuai dengan daftar kebutuhan konsentrat yang telah ditentukan oleh manajer. Setelah selesai ditimbang bak yang berisi konsentrat dibawa menuju kandang dengan mengunakan angkong, dalam sekali jalan dapat membawa 4 - 6 bak. Setelah tiba dikandang pakan di tuang kedalam commit to user tempat pakan dan usahakan tidak tercecer.
34 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2) Pemberian Jerami Jerami yang baru datang kondisinya tidak tentu, terkadang kondisinya kering, dan terkadang basah. Untuk menghindari hal hal yang tidak di inginkan dilakukan proses pengolahan pakan. Pengolahan pakan yang digunakan dipeternakan ini dengan fermentasi dan hay, namun dalam pelaksanaannya kekurangan tenaga kerja sehingga pengolahanya hanya dengan hay yang relatif lebih muda pelaksanaannya. Pembuatan hay cukup medah yaitu dengan menjemur jerami dengan sinar matahari hinga kering dan jerami dapt disimpan atau langsung diberikan pada ternak. Jerami kering diberikan ternak sapi sebanyak 4 - 5 kg yang diberikan 2 kali sehari bahkan 3 kali untuk sapi yang sudah akan dijual untuk mengoptimalkan produksi. 3) Pemberian hijauan segar Pemberian hijauan segar sangat dipengaruhi oleh kegiatan karyawan kandang, dengan keterbatasan tenaga kerja pemberian hijauan nsegar tidak dapat diberikan setiap hari. Pemotongan rumput dilakukan 2 - 3 hari sekali dan rumput yang dipotong tidak dapat diberikan langsung yang mana harus dilakukan pencacahan dengan mengunakan copper. Pelaksanaan pencacahan dilakukan satu hari setelah pemotongan karena keterbatasan tenaga. Rumput yang telah dicacah kemudian dimasukan kedalam ember sebanyak 8 - 12 kg per skor sesuai dengan hijaun yang telah dicacah. Pemberian hijaun segar dilakukan pagi hari setelah pemberian konsentrat, dan saat itu hijauan segar ini sebagai penganti jerami. f. Pemberian Air Minum Kebutuhan sapi akan air kurang mendapatkan perhatian yang cukup dari peternak, padahal tubuh sapi mengandung 70% air. Air merupakan
kebutuhan
mutlak
bagi
sapi,
terutama
pada
masa
pertumbuhan dan pada saat suhu udara panas. Air yang ada dalam tubuh sapi berfungsi untuk commit mengatur suhu badan, membantu proses to user
35 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pencernaan, mengangkut sari makanan keseluruh bagian tubuh dan mengeluarkan sisa makanan. Pada peternakan CV. Agrobiz Abadi Jaya pemberian air dilakukan secara ad libitum, dimana ketersediaan air selalu ada saat sapi akan minum. Tempat air setiap hari selalu dibersihkan dari kotoran yang cukup menganggu seperti sisa pakan yang masuk kedalam tempat pakan, untuk membersihkan keseluruhan seperi lumut dan kotoran yang kecilkecil dibersihkan 5 - 7 hari sekali. 4. Penanganan Kesehatan Kesehatan ternak merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam usaha peternakan sapi potong. Pengendalian penyakit, yang lebih utama dilakukan adalah pencegahan penyakit daripada pengobatan, karena penggunaan obat akan menambah biaya produksi dan tidak terjaminnya keberhasilan pengobatan yang dilakukan. Usaha pencegahan yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan sapi. Peternakan
ini
lebih
mengutamakan
pencegahan
daripada
pengobatan. Pencegahan dilakukan dengan menjaga lingkungan kandang yang sehat, agar bibit penyakit tidak mudah berkembang seperi menjaga kebersihan
kandang,
penyemprotan
kandang
dengan
mengunakan
desinfektan dalam jangka waktu tertentu. Pemberian pakan dan tempat minum yang terpisah dan selalu terjaga kebersihannya. Penggunaan kandang karantina sebagai tempat ternak sakit, peternakan ini tidak memiliki kandang karantina secara khusus namun bila ada ternak yang sakit diasingkan dikandang yang kosong atau di tempatkan paling ujung timur. Penempatan dikandang paling timur bertujuan agar hewan yang sakit tidak menular ke ternak yang lainnya. Sanitasi merupakan cara tepat untuk menangulangi terjadinya penyakit. Penyakit yang paling sering menyerang sapi yaitu luka lecet yang diakibatkan
karena
gesekan
dengan
benda
disekitar
kandang,
penanganannya yaitu dengan memberikan obat gusanex dengan cara commit to user disemprotkan dengan jarak 10 cm. Untuk meningkatkan nafsu makan
perpustakaan.uns.ac.id
36 digilib.uns.ac.id
dengan memberikan suntukan vitamin B-komplek, dengan dosis pemberian untuk sapi ukuran kecil dan besar 10 - 20 cc. Usaha pencegahan penyakit cacingan dengan memberikan Kalbazen-z, dengan harga Rp. 350.000/liter. Diberikan saat dirasa perlu, dalam sekali pemberian 10 cc berat badan 400 kg keatas dan 5 cc untuk berat badan 200 kg ke bawah. Cara penberiannya yaitu dengan memasukan kedalam mulut sapi (per oral) (Siregar, 2008). Sedangkan untuk penyakit deman tiga hari (Bovine Ephemeral Fever) adalah suatu penyakit viral pada sapi dan kerbau yang ditandai dengan terjadinya demam tinggi, rasa sakit pada otot dan kepindangan. Penyakit ini akan cepat sembuh bila tidak terjadi komplikasi . Penyakit ini disebabkan oleh Virus Bovine Ephemeral Fever (BEF) yang merupakan keluarga dari Rhabdoviridae dari virus RNA. Gejala penyakit ini adalah demam tinggi,keluar cairan pada gidung, pembesaran kelenjar getah bening, kurang nafsu makan kekakuan otot dan kepincangan (Akoso, 1996). Penangananya biasanya hanya dijemur dan diberikan air gula agar segera mau makan dan pulih tenaganya. Penyakit yang sering muncul dipeternakan CV, Agrobiz Abadi Jaya merupakan penyakit yang umum terjadi dipeternakan sapi potong, seperti diare, kembung, keracunan, cacingan dan demam tiga hari yang paling sering dijumpai. Namun sayangnya selama pelaksanaan magang di peternakan ini tidak pernah terjadi sapi sakit sehingga hanya data yang kami dapat. Penyakit diare pada sapi tetapi tidak fatal, selagi fesesnya tidak terlalu encer tidak dilakukan pengobatan hanya saja diberi perlakuan khusus seperti pemberian hijauan yang lebih banyak dan hijauan yang tidak terlalu muda. Berbeda halnya dengan kembung, kembung walaupun penyakit ringan tetapi bila tidak segera diobati dapat menimbulkan kematian. 5. Penanganan Limbah Limbah ternak sapi potong berupa feses,urine dan sisa-sisa pakan yang telah terbuang/tidak dimakan. Feses dipeternakan ini dimanfaatkan commit to user untuk memupuk tanaman rumput gajah yang ada dilahan, dengan jumlah
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sapi yang banyak fesesnya pun semakin banyak dan terbuang sehingga menimbulkan pencemaran feses pun diolah menjadi pupuk. Pengolahan pupuk dengan mengunakan serbuk gergaji dan stardek. Pada pengolahan pupuk kompos yang pertama pemberikan terlalu banyak serbuk gergaji dengan tujuan agar tidak mengumpal dan cepat kering ternyata hasilnya pupuk kurang subur dan tidak begitu laku dijual. Berbekal dengan pengalaman itu peternak terus mencari refrensi untuk mengembangkan pengolahan pupuk dan peternakan ini Pengolahan feses menjadi pupuk kandang dilakukan oleh keempat karyawan kandang, pengolahan diawali dengan penyiapan bahan-bahan seperi serbuk gergaji dan abu gosok diperoleh dari industri tahu daerah tawangmangu. Starter yang digunakan berfungsi untuk mempercepat proses penguraian feses, starter dan kalsit diperoleh sari toko peternakan. Setiap bahan-bahan campuran memiliki fungsi masing-masing seperti kalsit yang berfungsi menurunkan tingkat keasaman feses, serbuk sergaji berfungsi agar feses tidak mengumpal, abu gosok berfungsi untuk meningkatkan kandungan mineral,phospor dan kalsium. Pengolahan diawali dengan menumpuk kotoran (feses) dengan ketinggian 20-30 cm kemudian ditaburkan serbuk gergaji, abu gosok, kalsit dan stardek secara merata, kemudian tumpuk feses diatas campuaran tadi hingga 4-5 lapisan. Setelah itu dilakukan pengadukan agar semua bahan tercampur merata, campuran yang telah merata didiamkan 5-7 hari kemudian dibalik agar proses penguraian cepat selesai. Dalam pembuatan pupuk kompos ini biasanya pembalikan dilakukan 4-5 kali, maka pupuk akan siap untuk digunakan. Pupuk yang sudah jadi memiliki ciri-ciri memiliki bentuk fisik yang seperti tanah, berwarna coklat kehitaman, tidak berbau feses, tidak panas bila di pegang ini menunjukan bahwa proses penguraian telah terhenti. Sedangkan untuk urine belum dikelola menjadi bahan yang bernilai jual. commit to user
38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil magang di CV. Agrobiz Abadi Jaya maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sapi yang digunakan untuk pemeliharaan meliputi sapi Brahman Cross, Simbrah, Bramosin, Brangus dan PO. 2. Kandangan yang digunakan merupakan kandang ganda dengan sistem head to head (berhadapan). 3. Pemberian pakan dilakukan dua kali sehari yaitu pagi pukul 07.30 dan sore hari pukul 15.30. Pakan konsentrat diberikan terlebih dahulu dengan hijauan. 4. Penyakit yang sering muncul yaitu luka lecet diobati dengan Gusanek, cacingan
di obati dengan Kalbazen-C, Penambahan nafsu makan
mengunakan Vitamin B-Komplek. 5. Pengolahan Limbah CV. Agrobiz Abadi Jaya telah dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan pencemaran lingkungan, diantaranya feses diolah menjadi pupuk kompos. B. Saran 1. Pelaksanaan recording (pencatatan) sebaiknya dilakukan secara menyeluruh baik mengenai pakan, penyakit dan penambahan bobot badan (PBB) sapi sehingga akan memudahkan pelaksanaan penggemukan sapi potong. 2. Perlu adanya penambahan tenaga kerja, seperti pemotongan rumput. 3. Pencampuran konsentrat sebaiknya dilakukan dengan mengunakan mixer agar waktu yang digunakan lebih efisien.
commit to user
38