TUGAS AKHIR LIKA-LIKU PROSES JUAL-BELI PAKAIAN BATIK DI PASAR BRINGHARJO Dosen pengampu : Kalis Purwanto M.M
Disusun oleh : Yusrizal Himawan 11.02.7992
KELOMPOK A Program Studi Manajemen Informatika STMIK “AMIKOM” Yogyakarta Yogyakarta 2011
A. LATAR BELAKANG MASALAH Pasar Bringharjo adalah sebuah pasar tradisional yang terletak di jalan malioboro, dekat dengan benteng Vredeburg dan penjualan bukubuku bekas dan baru yaitu shoping. Pasar Beringharjo ini dikenal sebagai salah satu tujuan wisata dan sekaligus merupakan pusat kegiatan perdagangan produk batik Yogyakarta, baik yang berupa kain batik ataupun produk garmen batik lainnya seperti, daster, celana pendek, piyama dan lain sebagainya. Ketika memasuki Pasar Bringharjo kita akan menemukan begitu banyak pedagang yang menjual pakaian batik, dari los 1 hingga los 14. Banyaknya pedagang batik di dalam pasar bringharjo tentulah menciptakan persaingan yang semakin ketat. Persaingan inilah yang membuat para pedagang menciptakan strategi-strategi dagang agar mereka tetap bisa bertahan.
B. DATA TEMUAN Proses jual-beli yang terjadi di dalam Pasar Bringharjo terutama pada para pedagang yang menjual pakaian-pakaian batik berlangsung atau berjalan dengan penuh lika-liku strategi dagang demi mendapatkan keuntungan dari masing-masing pihak, entah itu pembeli maupun penjual itu sendiri. Salah satu lika-liku yang dilakukan para pedagan pakaian batik tersebut adalah harga jual yang relatif lebih murah ketika mereka baru saja membuka kiosnya, biasanya pada pagi hari. Ketika pagi hari kebanyakan
para pedagang mengambil untung yang tidak banyak dari barang dagangan yang mereka jajakan. Jika pada pertengahan berdagang atau pada siang hari mereka bisa mengambil untung limaribu hingga sepuluh ribu, pada pagi hari awal mereka berdagang mereka hanya mengambil untung limaribu atau bahkan seribu. Hal ini mereka percayai sebagai pembuka jalan rejeki untuk proses dagang pada hari tersebut. Misalkan, pada hari senin pedagang A sedang atau selesai menyiapkan barang-barang dagangannya, kemudian datang pembeli yang ingin membeli rok batik dengan harga pokok atau harga dari produsennya tigapuluh ribu. Pada awal jualannya, pedagang biasanya mengambil untung lebih kecil. Rok batik itu bisa ia jual menjadi tigapuluhdua ribu atau tigapuluhlima ribu. Padahal pedagang tersebut bisa saja menjual empatpuluh ribu atau empatppuluhlima ribu. Hal ini dilakukan sebagai pembuka agar penjualan pakaian batik selanjutnya berjalan lancar dan menguntungkan. Para pedagang sering menyebutnya dengan istilah “buka rejeki”. Buka Rizki ini membuat para pedagang optimis bahwa hari tersebut mereka akan mendapatkan untung yang cukup banyak. Namun, meskipun begitu banyak juga para pedagang yang tidak mengamini istilah tersebut. Bagi mereka jika sudah menjadi rizkinya pastilah tidak akan mampir kepedagang lainnya. Sisi lain atau lika-liku yang lain dari proses jual-beli pakaian batik di Pasar Bringharjo adalah keunikan nama-nama pakaian batik yang diperdagangkan. Ada model batik Luna Maya, Amira, Aura Kasih, Nabila,
Safira, Laskar Pelangi dan lain sebagianya. Nama-nama tersebut diberikan oleh produsennya maupun para pedagang sendiri. Penamaan ini biasanya diambil dari nama-nama artis yang pernah menggunakan model pakaian tersebut, kemudian di modifikasi menjadi pakaian batik. Selain itu, penamaan juga diambil dari trend film ataupun sinetron yang sedang buming pada waktu itu. Hal ini dilakukan para pedagang ataupun produsen untuk memudahkan mereka dalam mengkategorikan pakaian-pakaian batik yang akan didagangkan, selain itu juga untuk menunjang permintaan dari pembeli. Selain kepercayaan buka rizki yang merebak di kalangan para pedagang Pasar Bringharjo khususnya pedagang pakaian batik, kemudian keunikan nama-nama pada pakaian batik yang diberikan oleh produsen maupun pedagang pakaian batik itu sendiri, lika-liku yang lain dalam proses jual-beli pakaian batik di Pasar Bringharjo adalah “Banting Harga”. Istilah ini terjadi ketika sang pembeli menggunakan bahasa indonesia, atau bahasa selain bahasa jawa. Dimana bahasa yang pembeli gunakan tersebut menjadi alat baca para pedagang apakah pembeli itu wisatawan luar jogja/ luar jawa ataukah orang jogja. Logat bahasa yang pembeli gunakan telah menjadi password untuk para pedagang mematok harga lebih mahal dibanding harga semestinya. Selain itu ketidaktahuan pembeli serta ketidakcakapan pembeli dalam menawar juga menjadi peluang pedagang untuk mendapatkan untung yang lebih banyak. Pedagang mengaku mereka akan melakukan banting harga apabila pembeli tidak pandai dalam
menawar, dan kebanyakan pembeli yang kurang pandai dalam menawar adalah masyarakat luar jogja atau luar jawa wisatawan). Karena kebanyakan dari mereka kurang tahu tentang harga-harga pakaian dalam hal ini pakaian batik yang ada di Yogyakarta. Namun, meskipun begitu tidak semua wisatawan tidak pandai dalam menawar. Sejauh penawaran harga yang diberikan cocok dan menguntungkan untuk masing-masing pihak yaitu pembeli dan penjual maka transaksi akan berlangsung lancar.
C. KERANGKA TEORI Pada umumnya para ahli teori perilaku beropini bahwa dalam setiap perilakunya manusia mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Keberadaan tujuan tersebut, menjadi tumpuan sinergi yang menjadikan motivasi untuk memenuhinya kebutuhannya hingga pencapaian akan tujuannya. Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai rencana atau keinginan untuk menuju kesuksesan dan menghindari kegagalan hidup. Dengan kata lain motivasi adalah sebuah proses untuk tercapainya suatu tujuan. Seseorang yang mempunyai motivasi berarti ia telah mempunyai kekuatan untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan.. Motivasi dapat berupa motivasi intrinsic dan ekstrinsic. Motivasi yang bersifat intinsik adalah manakala sifat pekerjaan itu sendiri yang
membuat seorang termotivasi, orang tersebut mendapat kepuasan dengan melakukan pekerjaan tersebut bukan karena rangsangan lain seperti status ataupun uang atau bisa juga dikatakan seorang melakukan hobinya. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah manakala elemen elemen diluar pekerjaan yang melekat di pekerjaan tersebut menjadi faktor utama yang membuat seorang termotivasi seperti status ataupun kompensasi. Salah satu teori motivasi adalah teori kebutuhan ERG Alderfer. Sebuah teori oleh Clayton Alderfer (1972)
yang merupakan hasil
modifikasi dari teori Maslow dari lima tingkatan menjadi tiga tingkatan kebutuhan,
yakni
keberadaan,
hubungan
relasi,
dan
kebutuhan
pertumbuhan, yang dalam bahasa inggris bisa diistilahkan dengan existence, relatedness, dan growth, sehingga tak heran jika teori ini juga dikenal dengan teori ERG. Kebutuhan untuk ada, serupa dengan kebutuhan fisiologi dasar dan kebutuhan akan keamanan dari teori Maslow. Kebutuhan akan hubungan yang merupakan percabangan dari interaksi sosial dan sejalan dengan kebutuhan sosial dalam hirarki Maslow. Dan yang terakhir adalah kebutuhan untuk pertumbuhan, yang merupakan kebutuhan paling besar dan tinggi, menghubungkan dengan kebutuhan untuk mengembangkan secara penuh dan merealisasikan satu potensi. Alderfer tidak menekankan secara keras hirarki urutan kebutuhan. Malah, menurutnya individu bisa juga turun ke tingkatan yang lebih rendah, menggunakan kebutuhan yang lebih rendah sebagai pengganti
karena usaha yang gagal untuk mencapai kepuasan pada tingkatan kebutuhan yang lebih tinggi. Sayangnya, masih sangat sedikit penelitian yang mendukung teori ERG ini. Secara keseluruhan, antara teori ERG dan toeri hirarki kebutuhan Maslow adalah sama. Mereka berusaha untuk bisa mendeskripsikan dan mejelaskan secara lebih baik daripada hanya sekedar teori prediktif, namun di antara keduanya tidak ada yang bisa dengan sukses digunakan sebagai sebuah strategi yang secara luas bisa meningkatkan motivasi kerja secara aktual (Miner, 1983).
D. ANALISIS Perilaku-perilaku yang ditunjukkan oleh para pedagang yaitu, pematokan harga yang relatif murah pada pagi hari atau pada awal perdagangan, kemudian penamaan yang unik untuk menarik para pembeli, serta taktik harga
yang dilakukan pada wisatawan yang tidak
menggunakan bahasa Jawa adalah beberapa perilaku pedagang untuk mencapai tujuan yaitu mendapatkan keuntungan sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Adanya kebutuhan menjadi motivasi bagi pedagang untuk melakukan kegiatan-kegiatan seperti pemberian harga murah pada pagi hari atau awalmula perdagangannya, kemudian kegiatan memberi label nama yang sedang trend pada pakaian batik sehingga sedikit banyak dapat menarik minat pembeli, serta strategi pembantingan harga bagi pembeli
luar Jogja yang identik menggunakan bahasa Indonesia yang tidak banyak tahu tentang harga-harga di Jogja khususnya pakaian batik di Pasar Bringharjo. Motivasi yang ada pada pedagang yang melakukan kegiatan tersebut merupakan motivasi yang bersifat ekstrinsik. Karena, para pedagang melakukan hal tersebut untuk memperoleh keuntungan, memperoleh uang. Sedangkan jika motivasi yang bersifat instriksik adalah manakala sifat pekerjaan itu sendiri yang membuat seorang termotivasi, orang tersebut mendapat kepuasan dengan melakukan pekerjaan tersebut bukan karena rangsangan lain seperti status ataupun uang atau bisa juga dikatakan seorang melakukan hobinya. Jika ditinjau dari teori kebutuhan ERG Alderfer, kegiatan-kegiatan yang dilakukan para pedagang pakaian di pasar Bringharjo adalah untuk memenuhi kebutuhan untuk ada, serupa dengan kebutuhan fisiologi dasar dan kebutuhan akan keamanan dari teori Maslow. Kebutuhan akan hubungan yang merupakan percabangan dari interaksi sosial dan sejalan dengan kebutuhan sosial dalam hirarki Maslow. Dan yang terakhir adalah kebutuhan untuk pertumbuhan, yang merupakan kebutuhan paling besar dan tinggi, menghubungkan dengan kebutuhan untuk mengembangkan secara penuh dan merealisasikan satu potensi. Perilaku-perilaku yang ditunjukan para pedagang mencakup pemenuhan kebutuhan fisiologis yaitu uang, makan, dan lain sebagainya. Kemudian, interaksi sosial dengan para pembeli, serta kebutuhan untuk
pertumbuhan yaitu kebutuhan untuk mengembangkan dan merealisasikan satu potensi. Disini menjelaskan akan tujuan para pedagang untuk mendapat keuntungan yang cukup sehingga mereka dapat menjadikan kiosnya lebih maju dan lebih berkembang lagi.
E. Kesimpulan Para pedagang di pasar Bringharjo sebagian besar menjual barang dagangan dengan harga relatif murah pada saat awal penjualan , atau saat pagi hari . Apabila anda bukan orang asli jogja dan tidak tahu cara menawar mungkin anda akan mendapatkan harga yang mahal dari penjual Pasar Bringharjo . Tetapi jika anda mungkin orang asli jogja dan bisa menawar harga dengan sadis mungkin akan mendapatkan barang yang anda inginkan dengan harga yang relatif murah . Tetapi ada juga pedangang yang menjual pernah keliru . Jadi kalau setelah membeli barang , sebaiknya periksa dulu sebelum meninggalkan lapak .
DAFTAR PUSTAKA
Alwisol. 2004. Psikologi Kepribadian - Edisi Revisi. Malang :UMM Press Mulyana, Imam.2007. Tujuh Teori Motivasi. Diunduh melalui http://id.shvoong.com/business-management/management/1658520-tujuhteori-motivasi/, pada tanggal 24 Mei 2011.