TUGAS AKHIR Analisa Peningkatan Kualitas Jaringan GSM Dengan Menggunakan Teknologi SFH
Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1)
Disusun Oleh : Nama NIM Jurusan Peminatan Pembimbing
: Bachtiyar Subiyantoro : 41405120123 : Teknik Elektro : Telekomunikasi : Ir. Said Attamimi, MT
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2010
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, Nama : Bachtiyar Subiyantoro N.I.M : 41405120123 Jurusan : T. Industri Fakultas : T. Elektro Telekomunikasi Judul Skripsi : Analisa Peningkatan Kualitas Jaringan GSM Dengan Menggunakan Teknologi SFH Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan Skripsi yang telah saya buat ini merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata di kemudian hari penulisan Skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan sekaligus bersedia menerima sanksi berdasarkan aturan tata tertib di Universitas Mercu Buana. Demikian, pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak dipaksakan.
Penulis,
[ Bachtiyar Subiyantoro]
LEMBAR PENGESAHAN
Analisa Peningkatan Kualitas Jaringan GSM Dengan Menggunakan Teknologi SFH
Disusun Oleh : Nama NIM Program Studi Peminatan
: Bachtiyar Subiyantoro : 41405120123 : Teknik Elektro : Telekomunikasi
Telah diperiksa dan disetujui sebagai salah satu syarat untuk Memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Fakultas Teknik Industri Jurusan Teknik Elektro Universitas Mercubuana Pembimbing
Koordinator TA
( Ir. Said Attamimi, MT)
( Yudhi Gunardi, ST, MT )
Mengetahui, Ketua Program Studi Teknik Elektro
( Yudhi Gunardi, ST, MT )
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah, penulis persembahkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa mencurahkan taufik, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “ Analisa Peningkatan Kualitas Jaringan GSM Dengan Meggunakan Teknologi SFH”. Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Program Sarjana Fakultas Teknik Industri Telekomunikasi Universitas Mercubuana. Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan yang disebabkan karena keterbatasan yang penulis miliki. Untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca sangat penulis harapkan demi perbaikan dimasa yang akan datang. Dengan segala kerendahan hati, penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis khususnya, serta bagi dunia pendidikan pada umumnya.
Jakarta,
Penulis
Juni 2010
UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih yang tulus dan ikhlas kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung. 1.
Allah SWT atas semua berkah, rahmat dan hidayah-Nya yang telah diberikan kepadaku dan keluargaku.
2.
Bapak Ibu, Mamah Papah, kakak-kakak dan adik-adik-ku yang tak pernah lelah dalam mendoakan dan membimbing penulis dengan penuh kasih sayang tiada henti.
3.
Aghnia Belladina yang bersedia dengan sepenuh hati mendampingi penulis dalam mengarungi bahtera hidup yang memberi warna dalam hidupku dan selalu memberi semangat dalam penyelesaian tugas akhir ini.
4.
Temen-temen Direksi dan Karyawan atas bantuannya selama ini baik sumbangsih pemikiran, materi maupun dorongan moral. Jasa kalian sangat membekas dihatiku.
5.
Bapak Ir. Said Attamimi, MT. selaku Pembimbing, atas semua bimbingan, masukan, motivasi, kritikan, serta dukungan yang telah diberikan selama pengerjaan tugas akhir ini dengan penuh kesabaran.
6.
Seluruh Dosen, Staf, dan Karyawan Universitas Mercubuana
7.
Seluruh Jamaah Cikarang dan Bogor atas bantuan doanya.
8.
Rekan-rekan seperjuangan angkatan 2006 atas bantuan, dorongan dan kekompakkannya.
9.
Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Jakarta, Juli 2010
Penulis
ABSTRAKS Frequency hopping (FH) adalah salah satu metode perbaikan performansi jaringan GSM. FH mengubah frekuensi carrier suatu koneksi panggilan yang menempati kanal trafik tertentu secara periodik. Metode ini dapat mengurangi efek fading dan interferensi. Karena ketika terjadi suatu hubungan komunikasi, maka sinyal dapat dengan mudah hilang jika terjadi interferensi sinyal atau jika Mobile Station (MS) berada pada suatu area fading frekuensi tertentu. Sehingga dengan FH, maka kemungkinan besar penerimaan sinyal berikutnya akan lebih baik jika dikirim dengan frekuensi yang berbeda. Teknologi Synthesizer Frequency Hopping (SFH) merupakan salah satu metode Frequency Hopping. Dalam penerapannya, SFH memiliki kelebihan dan kekurangan dibanding metode Frequency Hopping yang lain. Dengan penerapan yang benar dan dengan beberapa penyesuaian, SHF dapat memberikan performansi jaringan yang lebih baik.. Dalam Tugas akhir ini diulas dampak yang terjadi pada jaringan picocell setelah penerapan SFH di region Jabodetabek XL. Di samping itu dievaluasi Key Performance Indikator (indikator unjuk kerja) yang mengindikasikan performansi jaringan picocell sebelum dan sesudah penerapan SFH. Adapun evaluasi terhadap indikator unjuk kerja meliputi SDCCH Success Rate (SDSR), TCH Drop Call Rate (DCR), dan hasil dari Drive Test. Jaringan picocell mengalami penurunan performansi setelah jaringan makro diimplementasikan SFH. Untuk mengoptimalkan jaringan picocell kembali solusinya juga diimplementasikan SFH pada jaringan picocell.
Kata kunci : Frequency Hopping, Baseband Hopping, Synthesizer Frequency
Hopping
ABSTRACT Frequency hopping (FH) is one of performance improvement method of GSM network. FH switches the carrier frequency of a call occupying a traffic channel periodically. This method can degrade the effect of
fading and interference. As when a communication is maintained, signals can easily be dropped if there are signal interference happen or if the Mobile Station (MS) currently located at fading area of certain frequency. As a result, by means of FH, the next signal received will be much better if it is sent via different frequency. Synthesizer frequency hopping (SFH) technology is one of FH which has it’s own benefits and drawbacks compared with other FH methods. With the right implementation method and some adjustment, SFH can give better network performance. This final project will cover impact happened at network picocell after applying of SFH in region Jabodetabek XL. Despitefully is evaluated Key Performance Indicator (KPI) what indicates network performance picocell before and after applying SFH. As for evaluation to performance indicator SDCCH Success Rate (SDSR), TCH Drop Call Rate (DCR), Handover Success Rate (HOSR), dan Drive Test results. Network picocell experiences degradation of performance after macro network is implementation SFH. To optimal of network picocell returns its(the solution is also is implementation SFH at picocell network.
Keyword : Frequency Hopping, Baseband Hopping, Synthesizer Frequency Hopping
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSEMBAHAN ABSTRAKSI ................................................................................................................................... i ABSTRACT .................................................................................................................................... ii KATA PENGANTAR ................................................................................................................... iii UCAPAN TERIMA KASIH......................................................................................................... iv DAFTAR ISI.................................................................................................................................. v DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................................... vii DAFTAR ISTILAH ...................................................................................................................... viii DAFTAR TABEL ......................................................................................................................... ix BAB I
BAB II
PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
1.3
Tujuan Penulisan ................................................................................................. 2
1.4
Batasan Masalah .................................................................................................. 2
1.5
Metodologi Penelitian ......................................................................................... 2
1.6
Sistematika Penulisan .......................................................................................... 3
DASAR TEORI 2.1
Arsitektur Jaringan GSM ..................................................................................... 4
2.2
Fungsi Komponen Jaringan GSM ....................................................................... 5
2.3
Struktur Kanal dan Multiple Access .................................................................. 6 2.3.1
Kanal Fisik .......................................................................................... 6
2.3.2
Logical Channel .................................................................................. 6 2.3.2.1 Trafik Channel ........................................................... 7 2.3.2.2 Control Channel ......................................................... 8
2.4
Handover ............................................................................................................. 10
2.5
Frekuensi Hopping .............................................................................................. 10 2.5.1 Baseband Hopping.................................................................................... 11 2.5.2 Synthesizer Frequency Hopping ............................................................... 11 2.5.3 Call Drop Kanal Trafik ............................................................................. 12 2.5.3.1 Rugi-rugi Radio Frequency ............................................ 12 2.5.3.2 Interferensi Co-channel dan Adjacent-Channel ......................................................... 14 2.5.4.3 Handover Failure ............................................................ 14
BAB III
BAB IV
2.6
Nilai Parameter .................................................................................................. 16
2.7
Pengukuran Drive Test ...................................................................................... 16
KONDISI EKSISTING JARINGAN PICOCELL 3.1
Jaringan Telkomsel Sumatera Barat .................................................................. 19
3.2
Diagram Alur Optimalisasi Jaringan Picocell ................................................... 21
3.3
Kondisi Eksisting Picocell ................................................................................. 22
3.4
Alokasi Frekuensi DCS 1800 Sebelum SFH ..................................................... 23
3.5
Performansi Picocell .......................................................................................... 23
3.6
Hasil Drive Test................................................................................................. 26
ANALISA PERMASALAHAN SFH 4.1
4.2
4.3
BAB V
Analisa Permasalahan ........................................................................................ 29 4.1.1
Analisa SDCCH Success Rate (SDSR) ........................................ 29
4.1.2
Analisa TCH Drop Call Rate (DCR)............................................ 30
Hasil Analisa ..................................................................................................... 30 4.2.1
Hasil Analisa SDCCH Success Rate (SDSR) ............................. 30
4.2.2
Hasil Analisis TCH Drop Call Rate (DCR) ................................ 30
Hasil Pengukuran Setelah Tindakan .................................................................. 31 4.3.1
SDCCH Success Rate (SDSR) ..................................................... 31
4.3.2
TCH Drop Call Rate (DCR) ......................................................... 31
4.4
Analisa Statistik ................................................................................................. 32
4.5
Alokasi Frekuensi DCS 1800 Setelah Implementasi SFH ................................. 33
4.6
Hasil Drive Test Setelah Implementasi SFH Pada Picocell............................... 33
4.7
Hasil Analisa Drive Test ................................................................................... 36
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1
Kesimpulan ........................................................................................................ 37
5.2
Saran .................................................................................................................. 37
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... x LAMPIRAN
DATA PERFORMANSI PICOCELL JABODETABEK
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1
Arsitektur Jaringan GSM ..................................................................................... 4
Gambar 2.2
Kanal Logika GSM.............................................................................................. 7
Gambar 2.3
Traffic Channel (TCH) ........................................................................................ 8
Gambar 2.4
Control Channels (CCH) ..................................................................................... 8
Gambar 2.5
Base Band Hopping ........................................................................................... 11
Gambar 2.6
Synthesizer Frequency Hopping ........................................................................ 12
Gambar 2.7
Pengukuran dengan TEMS ................................................................................ 17
Gambar 3.1
Distribusi site makro dan Picocell Central Jakarta ............................................ 20
Gambar 3.2
Diagram alur optimalisasi Jaringan Picocell ..................................................... 21
Gambar 3.3
Jumlah SDCCH Success Rate ........................................................................... 24
Gambar 3.4
Jumlah TCH Drop Rate ..................................................................................... 25
Gambar 3.5
Lantai 3 Sebelum Implementasi FSH dilihat dari parameter RxLevel Sub ..................................................................................... 26
Gambar 3.6
Lantai 3 Sebelum Implementasi FSH dilihat dari parameter RxQual Sub...................................................................26
Gambar 3.7
Lantai 8 Sebelum Implementasi FSH dilihat dari parameter RxQual Sub...................................................................27
Gambar 3.8
Lantai 9 Sebelum Implementasi FSH dilihat dari parameter RxQual Sub...................................................................27
Gambar 3.9
Lantai 21 Sebelum Implementasi FSH dilihat dari parameter RxQual Sub.................................................................. 28
Gambar 4.1
Grafik SDSR Picocell setelah Tindakan ............................................................ 31
Gambar 4.2
Grafik DCR Picocell Setelah Tindakan ............................................................. 32
Gambar 4.3
Grafik DCR Picocell.......................................................................................... 33
Gambar 4.4
Lantai 3 Sebelum Implementasi FSH dilihat dari parameter RxLevel Sub ..................................................................................... 34
Gambar 4.5
Lantai 3 Sebelum Implementasi FSH dilihat dari parameter RxQual Sub...................................................................34
Gambar 4.6
Lantai 8 Sebelum Implementasi FSH dilihat dari parameter RxQual Sub...................................................................35
Gambar 4.7
Lantai 9 Sebelum Implementasi FSH dilihat dari parameter RxQual Sub...................................................................35
Gambar 4.8
Lantai 21 Sebelum Implementasi FSH dilihat dari parameter RxQual Sub.................................................................. 36
DAFTAR ISTILAH Access Grant Channel
:
BTS untuk meminta Dedicated Control Channel (DCCH) dan suatu kanal downlink
Adjacent-channel
:
interferensi antar kanal yang berdekatan
Authentication Center
:
database yang menyimpan informasi rahasia yang disimpan dalam bentuk format kode
Bandwidth
:
lebar pita frekuensi
Baseband Hopping
:
aliran data dihop dari TRX satu ke TRX yang lain sesuai dengan urutan hopping yang ditentukan tiap 577 s
Base Station Controller
:
pusat kontrol sejumlah BTS
Base Transceiver Station
:
perangkat
pemancar
dan
penerima
yang
memberikan
pelayanan radio kepada Mobile Station Broadcast Control Channel
:
kanal penyimpan informasi sistem
Call drop
:
keadaan pembicaraan yang sedang berlangsung terputus sebelum pembicaraan tersebut selesai
Co-channel
:
dua kanal komunikasi atau lebih menggunakan frekuensi yang sama
Cyclic frequency
:
frekuensi yang digunakan harus secara berurutan
Downlink
:
sinyal pemancaran yang mengarah kebumi
Delay system
:
sistem tunda
Erlang
:
satu sirkit yang dipakai selama satu jam
Fading
:
kualitas hubungan transmisi
Frequency Hopping
:
teknik
yang
digunakan
untuk
mengurangi
pengaruh
interferensi dan fading Frequency Correction
:
Channel Handover
frekuensi
untuk
mengidentifikasi
frekuensi
BCCH,
sinkronisasi frekuensi MS :
pemindahan kanal suara yang digunakan oleh pelanggan bergerak
Handover failure
:
kegagalan handover dimana MS tidak bisa melakukan handover atau pindah sel baru
Handover Success Rate
:
prosentase keberhasilan handover yang mendapatkan TCH dari sel tetangga
Holding time
:
durasi suatu panggilan
Home Location Register
:
database yang berisi data pelanggan yang tetap
Iinterface
:
pemisah sebagai alat penghubung
Interferensi
:
gangguan yang terjadi disebabkan adanya sinyal lain yang frekuensinya sama
Key Performance Indicator
:
standar performansi jaringan yang ditetapkan oleh masingmasing penyedia jaringan
Lost-call system
:
sistem hubungan pada jaringan tidak akan berhasil
Mobile Station
:
perangkat yang digunakan oleh pelanggan untuk dapat memperoleh layanan komunikasi bergerak
Mobile Switching Center
:
switch yang dimodifikasi untuk aplikasi seluler
Operation and Maintence
:
pusat pengontrolan operasi dan pemeliharaan jaringan
Overlapping
:
kerja suatu kanal terlampau lebar
Paging Channel
:
untuk kanal panggilan oleh
Center BTS ke MS dan suatu kanal
downlink Queuing system
:
sistem antrian
Random Access Channel
:
MS untuk meminta Dedicated Control Channel (DCCH) dan suatu kanal uplink
Random Frequency Hopping
:
deret pseudorandom yang dilakukan secara acak
SDCCH Success Rate
:
prosentase kemampuan pendudukan kanal SDCCH sampai dengan permintaan TCH yang sukses untuk pembentukan panggilan
Synchronization Channel
:
untuk sinkronisasi frame (waktu), mengidentifikasi sel tetangga (untuk handover)
Synthesizer Frequency
:
Hopping TCH Drop Call Rate
aliran data dihop ke frekuensi yang berbeda dalam TRX yang sama dan timeslot yang sama pula tiap 577 s
:
prosentase kegagalan panggilan setelah berhasil menduduki kanal TCH dalam suatu sel BTS
Uplink
:
sinyal pemancaran yang mengarah ke satelit
Visitor Location Register
:
database yang berisi informasi sementara
DAFTAR TABEL Tabel 3.1
List Picocell Region Jabodetabek................................................. 22
Tabel 3.2
Alokasi Frekuensi DCS 1800 XL Sebelum SFH ............................................... 23
Table 3.3
Rata-rata performansi sebelum dan setelah SFH ............................................... 25
Tabel 4.1
Contoh daftar picocell dengan sdcch_suc_ratio yang rendah ............................ 29
Tabel 4.2
Contoh daftar picocell dengan tch_drop_ratio yang tinggi................................ 30
Tabel 4.3
Performansi SFH ............................................................................................... 32
Tabel 4.4
Alokasi Frekuensi DCS 1800 Setelah Implementasi SFH ................................. 33
Tabel 4.5
PC347 Menara Asia ........................................................................................... 36
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Frequency Hopping (FH) merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk mengurangi pengaruh interferensi dan fading. Teknologi FH terdiri dari Base band Hopping (BBH) dan Synthesizer Frequency Hopping (SFH). BBH digunakan pada daerah urban dan suburban sedangkan SFH digunakan pada daerah dense urban. Di antara dua metode FH diatas, BBH merupakan metode yang paling mudah implementasinya Pada jaringan PT. Exelcomindo di Jabodetabek, intensitas trafiknya telah padat. Sehingga terdapat indikasi penurunan kualitas performansi jaringan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai-nilai parameter KPI pada jaringan eksisting belum memenuhi standar PT. Exelcomindo. Sehingga pada tahun 2008 diterapkan Frequency Hopping dengan memilih metoda SFH pada jaringan GSM 1800, dimana FH dengan metode BBH telah diterapkan sebelumnya. Saat ini beberapa picocell XL di region jabodetabek mengalami degradasi performasi diantaranya parameter SDCCH Success Rate (SDSR) yang rendah, Tch drop call yang tinggi dan Handover Success Rate (HOSR) yang kecil. Degradasi performansi beberapa picocell terjadi setelah frekuensi hopping synthesizer di terapkan pada jaringan GSM 1800. .
1.2
Rumusan Masalah Yang akan dievaluasi dalam Tugas Akhir ini adalah : Tingkat keberhasilan penerapan SFH dalam mengatasi masalah yang ada berdasarkan parameter-parameter SDCCH Success Rate (SDSR), TCH Drop Call , Handover Success Rate (HOSR), dan hasil dari Drive Test.
1.3
Tujuan penulisan Tujuan dari tugas akhir ini adalah untuk menganalisa hasil implementasi SFH oleh PT. Exelcomindo di Jabodetabek dalam kualitas jaringan dalam komunikasi voice dan dapat mengambil solusi atas dampak implementasi SFH terhadap jaringan picocell PT. Exelcomindo di Jabodetabek berdasarkan Key Performance Indicator (KPI).
1.4
Batasan Masalah Dalam pembahasan tugas akhir ini permasalahan dibatasi dalam ruang lingkup sebagai berikut : 1.
Metode perbaikan performansi yang akan dibahas adalah SFH pada picocell.
2.
Jaringan yang dibahas yaitu jaringan picocell yang ada di Jabodetabek.
3.
Data yang digunakan dalam evaluasi ini adalah data bulan Mei 2008 dan Juni 2008.
4.
Metode yang digunakan dalam menganalisa peningkatan performansi adalah dengan membandingkan Key Performance Indicator (KPI) sebelum dan sesudah penerapan SFH terhadap KPI standar picocell yang diberikan PT. Exelcomindo.
1.5
Metodologi Penelitian Metode pendekatan yang dilakukan untuk mendukung penulisan tugas akhir ini adalah : 1.
Studi literature, pengumpulan dan pemahaman literatur berupa buku referensi, artikel, jurnal ilmiah, dan sumber lain yang mendukung Tugas Akhir ini.
2.
Pengumpulan data sebagai bahan evaluasi/analisis permasalahan Dengan cara:
3.
•
Membandingkan data sebelum implementasi SFH dengan KPI
•
Menganalisa permasalahan sebelum implementasi SFH
•
Membandingkan data setelah implementasi dengan KPI
•
Menganalisa permasalahan setelah penerapan SFH
Melakukan studi evaluasi dan mencari solusi dengan memperhatikan target KPI seperti target 95% tiap-tiap komitmen area harus terpenuhi dengan Rx_level
1.6
-80 dBm.
Sistematika Penulisan Untuk memudahkan pemahaman tugas akhir ini maka penulisan disajikan dalam beberapa bab. BAB I
PENDAHULUAN Dalam bab ini akan diuraikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan tugas akhir, batasan masalah, metodologi penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II
DASAR TEORI Dalam bab ini diuraikan secara umum tentang jaringan GSM beserta fungsi komponen jaringan, struktur kanal dan multiple access, handover, secara umum tentang Frequency Hopping yaitu Baseband Hopping dan Synthesizer Frequency hopping.
BAB III
KONDISI EXISTING JARINGAN PICOCELL
Menjelaskan tentang hasil pengukuran sebelum imlementasi SFH pada picocell dan membandingkan dengan KPI (Key Performance Indicator) picocell yang merupakan standar performasi jaringan yang ditetapkan oleh PT. Exelcomindo.
BAB IV
ANALISA PERMASALAHAN SYNTHESIZER FREQUENCY HOPPING Menganalisa permasalahan sebelum SFH, menjelaskan metode perbaikan performasi jaringan, pemilihan metode perbaikan performasi jaringan, implementasi SFH, dan hasil pengukuran SFH dengan membandingkan data sebelum dan sesudah SFH.
BAB V
PENUTUP Dalam bab ini akan disajikan kesimpulan dan saran dari pembahasan bab-bab sebelumnya.
BAB II DASAR TEORI
2.1
Arsitektur Jaringan GSM Sebuah jaringan GSM dibangun dari beberapa komponen fungsional yang memiliki fungsi dan
interface masing-masing yang spesifik. Secara umum jaringan GSM dapat dibagi menjadi tiga bagian utama yaitu : Mobile Station Base Station Subsystem Network Subsystem Komponen-komponen pada jaringan GSM tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1 Arsitektur Jaringan GSM[LEE95]
2.2
Fungsi Komponen Jaringan GSM Berikut adalah bagian-bagian/komponen dari jaringan GSM yang membentuk arsitektur jaringan
GSM : •
Base Transceiver Station (BTS) BTS merupakan perangkat pemancar dan penerima yang memberikan pelayanan radio kepada Mobile Station (MS). Dalam BTS terdapat kanal trafik dan kanal kontrol yang digunakan untuk komunikasi.
•
Base Station Controller (BSC) BSC merupakan pusat kontrol sejumlah BTS yang berada di bawahnya yang mengatur trafik antara MSC dan BTS, mengatur sumber radio dalam pemberian frekuensi untuk setiap BTS dan mengatur handover ketika mobile station melewati batas antar sel.
•
Mobile Switching Center (MSC) MSC didesain sebagai switch ISDN (Integrated Service Digital Network) yang dimodifikasi untuk aplikasi seluler. MSC juga dapat menghubungkan jaringan seluler dengan jaringan fixed.
•
Home Location Register (HLR) HLR merupakan database yang berisi data pelanggan yang tetap. Data tersebut diantaranya fitur-fitur pelanggan, serta informasi mengenai lokasi terakhir (update) keberadaan pelanggan melalui proses location updating secara reguler.
•
Authentication Center (AuC) AuC berisi database yang menyimpan informasi rahasia yang disimpan dalam bentuk format kode. AuC digunakan untuk authentication penggunaan jaringan yang sah dan mencegah semua pelanggan yang melakukan kecurangan.
•
Visitor Location Register (VLR) VLR merupakan database yang berisi informasi sementara mengenai pelanggan, terutama mengenai lokasi dari pelanggan pada cakupan area suatu MSC.
•
Operation and Maintance Center (OMC) OMC sebagai pusat pengontrolan operasi dan pemeliharaan jaringan. Fungsi utamanya mengawasi alarm perangkat dan perbaikan terhadap kesalahan operasi.
•
Mobile Station (MS) MS merupakan perangkat yang digunakan oleh pelanggan untuk dapat memperoleh layanan komunikasi bergerak. MS dilengkapi dengan sebuah smartcard yang dikenal dengan SIM (Subscriber Identity Module) yang berisi nomor identitas pelanggan.
2.3
Struktur Kanal dan Multiple Access Alokasi frekuensi untuk GSM dan DCS 1800 PT Exelcomindo adalah:
2.3.1
•
907,5 MHz - 915 MHz untuk uplink GSM
•
952,5 MHz – 960 MHz untuk down link GSM
•
1710 MHz -17 17,5 MHz untuk uplink DCS 1800
•
1805 MHz -1812,5 MHz untuk down link DCS 1800
Kanal Fisik Pada air interface GSM menggunakan teknik multiplexing TDMA. Sistem FDD dalam GSM
membagi bandwidth uplink dan downlink masing-masing menjadi 124 kanal. Sedangkan untuk DCS 1800 terbagi menjadi 374 kanal. Dengan lebar setiap kanalnya 200 KHz. Setiap kanal menempati time slot dengan durasi 576,9 µs maka untuk 8 time slot yang disebut sebagai frame memiliki durasi 4,615 ms. Selama percakapan suara yang telah dikodekan menjadi bit-bit akan dikirimkan setiap 4,615 ms secara periodik. 2.3.2
Logical Channel Kanal logika membawa informasi pelanggan dan kontrol data pensinyalan. Kanal-kanal logika yang
berbeda memiliki tugas yang berbeda. Sebagian besar dari informasi yang ditransimisikan antara MS dan BTS, umumnya berisi informasi pelanggan (berupa suara atau data) dan kontrol data pensinyalan. Kanal logika digambarkan kedalam beberapa kanal fisik (time slots).
Gambar 2.2 Kanal Logika GSM[NAH03] Kanal logika terdiri atas : 1. Kanal Trafik
(TCH : traffic channel)
2. Kanal Kontrol (CCH : control channel) 2.3.2.1 Traffic Channel
Kanal Trafik (TCH) dapat membawa suara atau data untuk layanan komunikasinya. TCH dibagi menjadi dua jenis yaitu full rate channel dengan bit rate 13 Kbps dan half rate channel dengan bit rate 6,5 Kbps. Sedangkan untuk komunikasi data, bit rate transmisinya 300 – 9600 bps. Perbedaan dari beberapa tipe kanal trafik adalah sebagai berikut : Full rate:
Half rate:
TCH/FS : Speech ( 13 Kbps, 22,8 Kbps) TCH/F9.6
: 9.6 Kbps – data
TCH/F4.8
: 4.8 Kbps – data
TCH/F2.4
: 2.4 Kbps – data
TCH/HS : Speech (6.5 Kbps, 11.6 Kbps) TCH.H4.8
: 4.8 Kbps – data
TCH/H2.4
: 2.4 Kbps – data
Gambar 2.3 Traffic Channel (TCH) [NAH03] 2.3.2.2 Control Channels (CCH) Kanal kontrol terdapat kanal signalling digunakan untuk komunikasi antara perangkat jaringan agar komunikasi pelangan dapat berlangsung dengan baik.Control channels (CCH) terdiri dari tiga tipe, yaitu : 1.
Broadcast Channel (BCH)
2.
Common Control Channel (CCCH)
3.
Dedicated Control Channel (DCCH)
CCH Control Channel
BCH Downlink Only
DCCH
BCCH
Sync Channel
SCH
FCCH
SDCCH
FACCH
ACCH
SACCH
CCCH
RACH Uplink
CBCH downlink PCH/AGCH downlink
Gamba r 2.4
Control Channels (CCH)
[NAH03]
Broadcast Channel (BCH) BCH terdiri dari tiga tipe, yaitu : Frequency Correction Channel (FCCH), Synchronization Channel (SCH) dan Broadcast Control Channel (BCCH). 1.
Frequency Correction Channel (FCCH) digunakan untuk mengidentifikasi frekuensi BCCH, sinkronisasi frekuensi MS.
2.
Synchronization Channel (SCH) digunakan untuk sinkronisasi frame (waktu), mengidentifikasi sel tetangga (untuk handover).
3.
Broadcast Control Channel (BCCH) merupakan kanal penyimpan informasi sistem, antara lain : identitas sel, parameter sel, konfigurasi kanal, frekuensi sel, frekuensi broadcast dari sel tetangga.
Common Control Channel (CCCH) CCH terdiri dari tiga tipe, yaitu: 1.
Paging Channel (PCH), digunakan untuk kanal panggilan oleh
BTS ke MS dan suatu kanal
downlink. 2.
Random Access Channel (RACH), digunakan MS untuk meminta Dedicated Control Channel (DCCH) dan suatu kanal uplink.
3.
Access Grant Channel (AGCH), digunakan BTS untuk meminta Dedicated Control Channel (DCCH) dan suatu kanal downlink.
Dedicated Control Channel (DCCH) DCCH dibagi menjadi tiga: 1.
SACCH selalu berhubungan dengan TCH dan SDCCH, laporan pengukuran kontrol daya MS dan penyesuai waktu, SMS (layanan pesan singkat).
2.
FACCH berhubungan dengan TCH, digunakan untuk transimisi beberapa perintah handover.
3.
SDCCH berhubungan dengan pensinyalan call setup, SMS (layanan pesan singkat), Location Update (LUP).
2.4
Handover Handover merupakan peristiwa pemindahan kanal suara yang digunakan oleh pelanggan bergerak (mobile), selama dia mengadakan panggilan sehingga tidak terjadi pemutusan hubungan selama panggilan. Menurut pergerakan MS maka proses handover dapat dibagi[NAH03]:
2.5
1.
Intra BSC handover.
2.
Inter BSC / Intra MSC handover.
3.
Inter MSC handover.
Frekuensi Hopping Frequency hopping adalah teknik lama yang dikenalkan pertama kali dalam sistem transmisi militer untuk menjamin kerahasiaan komunikasi dan gangguan perang. Filosofi frequency hopping sesederhana mengubah frekuensi yang digunakan dalam transmisi pada intrerval tertentu. Frequency hopping dimasukkan dalam spesifikasi GSM terutama untuk mengatasi 2 masalah spesifik yang mempengaruhi kualitas transmisi[3]: a.
Fading: kemampuan mengatasi fading akan meningkat dengan memanfaatkan frekuensi secara selektif karena dengan menggunakan frekuensi yang berbeda kemungkinan untuk terus terpengaruh fading dapat dikurangi. Oleh karena itu kualitas hubungan transmisi dapat ditingkatkan. Karakteristik ini biasa disebut Frequency Diversity.
b.
Interferensi : gangguan yang terjadi disebabkan adanya sinyal lain yang frekuensinya sama. Untuk menghindari agar tidak terus menerus menggunakan frekuensi yang terinterferensi tsb, digunakan metode frequency hopping, yaitu selama pembicaraan, pelanggan akan menggunakan frekuensi yang berbeda-beda sehingga dapat memberikan akibat akumulasi interferensi yang tidak sama dan biasa disebut interference Diversity.
2.5.1
Baseband Hopping Pada Baseband Frequency Hopping, aliran data dihop dari TRX satu ke TRX yang lain sesuai dengan urutan hopping yang ditentukan tiap 577 s. Data dihop melalui time slot yang sama ke frekuensi yang lain. Karena masing-masing TRX bekerja pada frekuensi tetap, jumlah frekuensi yang dapat dihop ditentukan oleh jumlah TRX. Timeslot pertama BCCH tidak diikutsertakan dalam urutan hopping. Hal ini dapat digambarkan pada Gambar 2.5
! ! " ! $ $" ! " " % ## & $ " " % ##
# #!
!
Gambar 2.5 Base Band Hopping[NOK98] 2.5.2
Synthesizer Frequency Hopping Pada synthesizer frequency hopping, aliran data dihop ke frekuensi yang berbeda dalam TRX yang sama dan timeslot yang sama pula tiap 577 s. Jumlah TRX akan ditentukan oleh trafik yang harus dilayani. Berdasarkan spesifikasi GSM, jumlah frekuensi yang dapat dihop dalam satu TRX maksimal sebanyak 63 buah. Namun hal ini tergantung kemampuan operator menyediakan frekuensi pada kisaran jumlah tersebut. Keuntungan dari tipe ini adalah jumlah frekuensi yang dapat digunakan untuk hopping tidak tergantung pada jumlah TRX sehingga memungkinkan untuk melakukan hopping melalui banyak frekuensi meskipun hanya ada sedikit TRX yang terpasang.
Gambar 2.6 Synthesizer Frequency Hopping [NOK98] 2.5.3 a.
Algoritma Hopping Cyclic Frequency Hopping Dalam cyclic frequency hopping, frekuensi yang digunakan harus secara berurutan. Sebagai contoh,
deretan untuk cyclic frequency hopping antara 4 frekuensi adalah sebagai berikut: …, f4, f1,f2, f3, f4, f1, f2, f3, f4,… Suatu deret cyclic ditentukan dengan menentukan parameter HSN menjadi 0. Urutan frekuensi yang digunakan dari yang terendah sampai yang tertinggi, lalu kembali ke yang terendah, begitu selanjutnya. b.
Random Frequency Hopping Random frequncy hopping diimplementasikan sebagai deret pseudorandom. Terdapat 63 urutan-
urutan yang telah didefinisikan dalam GSM, yang dipilih berdasarkan parameter HSN yang ditentukan untuk sel yang bersangkutan. Ketika tipe hoping ini digunakan dengan menggunakan empat buah frekuensi, urutan hopingnya akan terlihat seperti dibawah ini: …., f1, f3, f2, f4, f3, f2, f4, f1, … Pada base station yang menggunakan frequency hoping ini, semua TRX diberikan HSN yang sama, sesuai dengan jenis hoping yang digunakan. Untuk mencegah terjadinya interferensi diantara TRX, tiap transceiver diberikan MAIO yang berbeda saat dikonfigurasi, karena dua buah transceiver yang menggunakan frekuensi yang sama namun dengan MAIO yang berbeda tidak akan pernah menggunakan frekuensi yang sama secara simultan.
2.5.4
Call Drop Kanal Trafik
Call drop adalah keadaan dimana pembicaraan yang sedang berlangsung terputus sebelum pembicaraan tersebut selesai. Call drop ini menyebabkan ketidaknyamanan dalam penggunaan layanan komunikasi bergerak. Faktor–faktor penyebab timbulnya call drop antara lain: 1.
Rugi-rugi Radio Frequency (RF Loss)
2.
Interferensi Co-channel dan Adjacent-Channel
3.
Handover Failure
2.5.4.1 Rugi-rugi Radio Frequency RF Loss merupakan redaman propagasi yang disebabkan oleh penggunaan radio frekuensi. RF Loss mengakibatkan call drop yang biasanya terjadi di pinggiran sel dimana sinyal pancar (uplink) dari MS tidak dapat diterima oleh BTS atau level terimanya dibawah threshold terima dari BTS. RF Loss disebabkan oleh beberapa gangguan, yaitu : a.
Loss Lintasan Terjadi pada saat sinyal yang diterima oleh MS semakin melemah sesuai dengan bertambahnya jarak antara MS dengan BTS. Secara umum loss propagasi yang disebabkan oleh loss lintasan diperlihatkan oleh rumus berikut[UK201] :
PTx 1 = …………………………………………………….(2.5) PRx (4πdf / c )2 Dimana:
b.
c
: cepat rambat cahaya (m/det)
d
: jarak lintasan (m)
f
: frekuensi (Hz)
PTx
: daya
transmisi (watt)
PRx
: daya
terima (watt)
Noise Noise adalah sinyal yang tidak diinginkan yang selalu ada dalam setiap sistem transmisi, yang mengakibatkan turunnya kualitas sinyal informasi.
c.
Fading Fading adalah variasi sinyal terima setiap saat yang didefinisikan sebagai fungsi dari phasa, polarisasi, dan level sinyal terima. Fading terjadi akibat proses propagasi dari gelombang radio, meliputi pembiasan, pantulan, hamburan, redaman, dan ducting. Pengaruh fading terhadap sinyal terima dapat memperkuat ataupun memperlemah, tergantung besar phasa dari sinyal resultan antara sinyal langsung dan sinyal tak langsung.
d.
Dispersi waktu Dispersi waktu terjadi karena ada sinyal refleksi/pantulan dari objek yang jaraknya jauh. Hal ini akan menyulitkan pada sisi penerima untuk mengetahui sinyal mana sebenarnya yang
merupakan sinyal langsung. Kondisi ini dapat diatasi dengan memasang perangkat equalizer. Lingkungan yang menyebabkan dispersi waktu adalah : -
pengunungan dan perbukitan
-
danau dan pinggiran yang curam
-
bangunan tinggi yang mengandung metal
2.5.4.2 Interferensi Co-channel dan Adjacent-Channel Co-channel terjadi apabila ada dua kanal komunikasi atau lebih menggunakan frekuensi yang sama. Jika, masing-masing antena memiliki daerah cakupan sinyal dengan jari-jari R dan jarak antar dua sel cochannel adalah D, maka dapat ditentukan parameter interferensi co-channel-nya, yaitu[UK201] :
q=
D ……………………………………………………………………………..(2.6) R Nilai q ini disebut factor reduksi co-channel, dapat digunakan dalam berbagai sinyal interferensi.
Oleh karena itu perancangan antena yang baik untuk konfigurasi site dengan area yang luas harus didasarkan pada faktor reduksi co-channel. Interferensi co-channel digunakan untuk menentukan harga parameter C/I (carrier to interference ratio) Interferensi adjacent-channel adalah interferensi antar kanal yang berdekatan. Hal ini terjadi karena bandwidth frekuensi kerja suatu kanal terlampau lebar dan kemudian menimbulkan overlapping, sehingga mengganggu kanal yang berdekatan. Untuk sistem GSM, C/I yang diperbolehkan untuk interferensi co-channel minimal sebesar 12 dB, sedangkan interferensi adjacent-channel sebesar 4 dB. Pengaruh dari kedua interferensi tersebut dapat menyebabkan rusaknya kualitas suara. Jika C/I kurang dari threshold (co-channel 12 dB dan adjacentchannel 4 dB) maka kualitas suara akan rusak menyebabkan terjadinya call drop. 2.5.4.3 Handover failure Handover failure adalah kegagalan handover dimana MS tidak bisa melakukan handover atau pindah sel baru. Akibat handover failure ini, MS akan tetap dipegang oleh sel lama sampai pembicaraan yang berlangsung putus (call drop). Terjadinya handover failure disebabkan oleh beberapa hal, antara lain : •
Belum dibuatnya hubungan handover dengan sel-sel tetangganya
•
Terjadinya blocking kanal trafik pada sel tetangga
2.6
Nilai Parameter A. SDCCH Success Rate (SDSR) Adalah prosentase kemampuan pendudukan kanal SDCCH sampai dengan permintaan TCH yang sukses untuk pembentukan panggilan. Dinyatakan dengan persamaan:
SDSR =
Total panggilan yang sukses mendapat alokasi TCH x 100% Total percobaan panggilan
B. TCH Drop Call Rate (DCR) Adalah prosentase kegagalan panggilan setelah berhasil menduduki kanal TCH dalam suatu sel BTS, dinyatakan dengan persamaan
DCR =
2.7
Total panggilan terputus x 100% Total panggilan terbentuk
Pengukuran Drive Test Dalam pengukuran seluler, untuk mengetahui kualitas daya pancar radio dari suatu BTS diperlukan
suatu pengukuran. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan perangkat Drive Test. Perangkat Drive Test ini ditempatkan pada kendaraan yang bergerak berkeliling dalam cakupan sel dari suatu BTS. Pengukuran menggunakan Drive Test ini dilakukan untuk mengamati kuat daya transmit BTS (down link), interferensi dan performansi BTS dilihat dari sisi MS. Drive Test dilakukan dengan menggunakan TEMS (Test Mobile Software). TEMS dapat digunakan untuk menguji performansi jaringan, maupun memonitor air interface pada jaringan seluler.
TEMS terdiri dari beberapa perangkat, yaitu: Notebook dan software TEMS Investigation GPS 12 XL Garmin (Global Positioning System), menghasilkan tampilan grafik dan posisi MS Handset
Gambar 3.7 Pengukuran dengan TEMS Prosedur pengukuran TEMS dilakukan dengan bantuan kendaraan yang nantinya bergerak sesuai dengan daerah mana yang ingin dilakukan pengukuran. Kendaraan yang digunakan khusus dirancang sesuai dengan perangkat TEMS. Kecepatan kendaraan ini tidak boleh melebihi 40 km/jam karena sesuai dengan spesifikasi TEMS. Proses pengukuran data pada TEMS GSM-900 / DCS 1800 adalah : 1.
Pada saat akan memulai pengukuran harus dipastikan GPS, notebook, software TEMS dan handset dalam siap beroperasi/aktif.
2.
Pada saat pengukuran dimulai hingga selesai pengukuran, GPS akan selalu memberi informasi koordinat bujur dan koordinat lintang dimana kendaraan berada.
3.
Pada saat pengukuran dimana handset dalam keadaan aktif maka handset akan mendeteksi BTS terdekat untuk memperoleh sinyal dan setelah sinyal terdeteksi maka data-data yang terukur diekstrak secara real time pada tampilan. Informasi yang didapatkan dengan menggunakan drive test TEMS adalah sebagai berikut [UK101] :
1.
Serving cell Memuat informasi tentang BTS mana yang menangani MS, diketahui dari BSIC (Base Station Identity Code), kanal frekuensi yang diduduki oleh MS ARFCN (Absolute Radio Frequency Channel Number), serta kode area MMC (Mobile Country Code) dan MNC (Mobile Network Code).
2.
Serving cell dan Neighbouring Cell Memuat informasi tentang cell yang menangani MS dan enam cell tetangga (Neighbouring cell) disekitar MS yang memiliki sinyal terkuat.
3.
Graphical Presentation Mengamati level sinyal (Rx_lev), kualitas sinyal (Rx_qual), C/A, Timing Advance, Tx power, BSIC, FER dalam % dan SQI (Speech Quality Index). Hasil pengamatan ditampilkan dalam bentuk grafik.
4.
Dedicated channel Informasi yang didapatkan dari dedicated channel adalah: nomor kanal, nomor time slot, tipe channel dan TDMA offset, mode kanal, nomor sub kanal, kanal hopping.
5.
Radio environment Terdiri dari informasi mengenai link radio, antara lain: kekuatan sinyal, dan kualitas sinyal kanal terima, timing advance, level power transmisi, SQI, FER, C/A.
BAB III KONDISI EKSISTING JARINGAN PICOCELL Exelcomindo Pratama (XL) bisa dikatakan sangat agresif di tahun 2008. Mulai dari program pemasaran, infrastruktur jaringan layanan, hingga dana anggaran belanja, semuanya dilipatgandakan. Selain untuk meningkatkan kapasitas layanan, XL juga berupaya memperluas cakupan jaringannya dengan menambah 4000 menara pemancar base transceiver station (BTS) hingga akhir 2008. Sampai akhir tahun 2008 XL sudah memasang 4000 BTS, di tahun 2007 BTS yang terinstal sebanyak 11.800 BTS, Jadi sampai akhir tahun 2008 jumlah BTS XL mencapai 15.800 unit BTS. Dalam waktu tiga bulan terakhir tahun 2008, XL berhasil menambah 4,5 juta pelanggan. Sehingga, sampai paruh pertama 2008, operator seluler ini telah berhasil mengumpulkan pelanggan sebanyak 22,9 juta. Padahal, diperiode yang sama tahun sebelumnya, jumlah pelanggan XL baru mencapai 10,2 juta. 3.1
Jaringan XL region Jabodetabek Jaringan XL di region Jabodetabek memiliki spesifikasi : 5 buah MSC, 24 buah BSC. Region
Jabodetabek meliputi wilayah Banten, Tangerang, Jakarta, Depok, Bekasi, Bogor. Jakarta, Depok, Bekasi, dan Bogor merupakan inner city dikategorikan menjadi urban area sedangkan Banten yang meliputi wilayah Serang, Cilegon dan Lebak merupakan outer city dikategorikan menjadi suburban area. Jaringan XL di region Jabodetabek menggunakan GSM 900 dan DCS 1800. Jaringan makro DCS 1800 XL telah menggunakan metode Base band Hopping (BBH), sebelum diterapkannya Sinthesizer Frequency Hopping (SFH) di jaringan makro DCS 1800, Jaringan picocell XL mengunakan alokasi frekuensi DCS 1800, sehingga pada saat diterapkannya Sinthesizer Frequency Hopping (SFH) pada jaringan makrocell DCS 1800 terjadi degradasi performansi pada jaringan picocell. Degradasi performansi picocell terburuk terjadi di wilayah kerja Central Jakarta, degradasi terjadi karena distribusi site makro dan distribusi picocell sangat padat.
Gambar 3.1 Distribusi site makro dan Picocell Central Jakarta Keterangan Gambar :
•
Picocell disimbolkan dengan titik (bulat kecil), sedangkan simbol yang lainnya merupakan site makro.
•
Perbadaan warna menggambarkan beda BSC. Jaringan XL saat ini di implementasi dalam bentuk site makro GSM 900 (underlay), GSM DCS
1800 (overlay), mikrocell dan picocell. GSM 900 menggunakan alokasi frekuensi 900 MHz sedangkan GSM DCS 1800, mikrocell dan picocell menggunakan alokasi frekuensi 1800 Mhz.
3.2
Diagram Alur optimalisasi Jaringan Picocell Berikut ini diagram alur optimalisasi yang akan dilakukan pada jaringan picocell :
Gambar 3.2 Diagram alur optimalisasi Jaringan Picocell
3.3
Kondisi Eksisting Picocell Tahun 2008 jumlah picocell untuk region Jabodetabek mencapai 826 buah picocell. Jumlah picocell
terbanyak terdapat di BSC 12, BSC 16 dan BSC 5. BSC 12 meliputi Jakarta Pusat dan sebagian Jakarta Selatan, BSC 16 meliputi Jakarta Selatan, sedangkan BSC 5 meliputi daerah CBD (central bussnies Development) dan blok M.
Frekuensi yang digunakan oleh picocell adalah frekuensi DCS 1800. Frekuensi DCS 1800 ini digunakan secara bersama dengan overlay site makro (DCS 1800) dan mikrocell. Saat ini baseband hopping telah diimplementasikan pada semua picocell yang berada di region Jabodetabek. Berikut ini contoh picocell yang berada di region Jabodetabek : Tabel 3.1 List Picocell Region Jabodetabek
3.4
Alokasi Frekuensi DCS 1800 XL Sebelum SFH
Tabel 3.2 Alokasi Frekuensi DCS 1800 XL Sebelum SFH
Alokasi band frekuensi DCS 1800 memiliki downlink 1710-1717.5 MHz dan uplink 1805-1812.5 MHz. Dari setiap symbol nomor frekuensi memiliki interval frekuensi 200 KHz. Dan semua alokasi frekuensi dipakai secara beersama-sama dengan makro, mikro dan piko.
3.5
Performansi Picocell
Pengukuran performansi picocell dalam hal ini dilakukan oleh BSC. BSC yang merupakan pengontrol system BSS memiliki counter-counter pengukuran yang secara otomatis menghitung setiap kejadian pada BSC seperti menghitung permintaan panggilan, jumlah panggilan yang sukses dan tidak sukses, panggilan yang terputus, gangguan pada system BSS, dan lain-lain. Hasil-hasil pengukuran performansi kemudian akan dibandingkan dengan KPI. (Key Performance Indicator). KPI adalah standar performansi jaringan yang ditetapkan oleh masing-masing penyedia jaringan, yang dalam hal ini PT. Excelcomindo Pratama. Untuk pengukuran performansi sebelum implementasi SFH, diambil sampel data harian pada bulan Mei 2008 sedangkan pengukuran performansi setelah SFH diambil sampel data dari bulan Mei 2008 sampai dengan Juni 2008. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Nilai counter-counter tersebut dikirim ke server database OMC yang menggunakan program database oracle untuk disimpan secara periodik. Data nilai counter disimpan didatabase OMC secara teratur dalam suatu table tertentu dengan format bahasa SQL. Data nilai counter yang terakumulasi diserver database OMC tersebut digunakan untuk menghitung parameter-parameter unjuk kerja BSS yang diinginkan melalui suatu program bahasa SQL kemudian akan diperoleh output berupa file teks berisi table unjuk kerja BSS untuk setiap BTS dengan nilai parameter unjuk kerja masing-masing. File teks hasil eksekusi program SQL unjuk kerja BSS tersebut kemudian dikonversi ke dalam bentuk file aplikasi Excel untuk memudahkan pembuatan gambar grafik dan proses analisis. Pada tanggal 24 Mei 2008 XL mengimplementasi frekuensi hopping pada site makro DCS 1800, dari statistik bulam Mei 2008 terjadi indikasi peningkatan TCH drop rate. Berikut diagram SDCCH Success Rate (SDSR) dan peningkatan TCH drop rate :
Gambar 3.3 Jumlah SDCCH Success Rate
Gambar 3.3 merupakan contoh kondisi SDSR sebelum dan setelah implementasi SFH pada jaringan makro. Tanggal 10-22 Mei kondisi sebelum implementasi SFH dan tanggal 25-28 Mei kondisi setelah implementasi SFH. Hasil pengukuran SDSR (SDCCH Success Rate) Picocell sebelum implementasi SFH menunjukkan rata-rata sebesar 95,47%, setelah implementasi SFH menunjukkan rata-rata sebesar 95,79%, sedangkan berdasarkan KPI sebesar 94,50%. Sehingga mengindikasikan kualitas yang baik pada SDSR.
Gambar 3.4 Jumlah TCH Drop Rate
Gambar 3.4 merupakan contoh kondisi DCR sebelum dan setelah implementasi SFH pada jaringan makro. Tanggal 10-22 Mei kondisi sebelum implementasi SFH dan tanggal 25-28 Mei kondisi setelah implementasi SFH. TCH Drop Call Rate Picocell sebelum implementasi SFH dari hasil pengukuran menunjukkan ratarata sebesar 0,90%, setelah implementasi SFH dari hasil pengukuran menunjukkan rata-rata sebesar 1,74%, sedangkan berdasarkan KPI sebesar 1,1%. Maka terlihat ada kenaikan 0,84%, sehingga terjadi kegagalan panggilan yang cukup tinggi di picocell.
Tabel 3.3 Rata-rata performansi sebelum dan setelah SFH Parameter
Sebelum SFH
Setelah SFH
KPI Picocell
SDSR
95,47%
95,79%
94,5%
DCR
0,90%
1,74%
1,1%
3.6 Hasil Drive Test Drive test dilaksanakan setelah implementasi SFH di jaringan makro yaitu pada tanggal 27 Mei 2008 di Menara Asia JL. Sudirman kav. 52 Jakarta Selatan. Drive test dilakukan di lantai 3, 8, 9 dan lantai 21. hasilnya sebagai berikut :
Gambar 3.5 Lantai 3 Sebelum Implementasi FSH dilihat dari parameter RxLevel Sub .
Gambar 3.6 Lantai 3 Sebelum Implementasi FSH dilihat dari parameter RxQual Sub
Gambar 3.7 Lantai 8 Sebelum Implementasi FSH dilihat dari parameter RxQual Sub
Gambar 3.8 Lantai 9 Sebelum Implementasi FSH dilihat dari parameter RxQual Sub
Gambar 3.9 Lantai 21 Sebelum Implementasi FSH dilihat dari parameter RxQual Sub
BAB IV ANALISA PERMASALAHAN SFH 4.1
Analisa Permasalahan Analisa call (panggilan) meliputi parameter unjuk kerja berupa SDCCH Success Rate (SDSR), TCH
Drop Call Rate (DCR) terhadap nilai KPI (Key Performance Indicator) pada sel site JADETABEK adalah sebagai berikut: 4.1.1
Analisa SDCCH Success Rate (SDSR) SDCCH Succes Rate merupakan prosentase kemampuan kanal SDCCH sampai dengan permintaan
TCH sukses untuk pembentukan panggilan. Dari data Tabel 3.3 rata-rata SDSR setelah implementasi SFH masih tetap di atas nilai KPI. Karena baik buruknya SDCCH Success Rate (SDSR) hampir tidak dipengaruhi oleh implementasi SFH. Kemungkinan-kemungkinan penyebab rendahnya nilai SDSR (tingginya kegagalan call setup) adalah : •
kurang mencukupinya pengalokasian kanal signaling atau
•
terlalu rendahnya level sinyal terima yang disebabkan oleh fading atau terinterferensinya frekuensi kanal signaling.
•
Adanya penghalang (obstacle) yang signifikan misalnya beton yang tebal dll, sehingga kemungkinan paling besar rendahnya SDSR adalah faktor interferensi. Tabel 4.1 contoh daftar picocell dengan sdcch_suc_ratio yang rendah
4.1.2 Analisis TCH Drop Call Rate (DCR) TCH Drop Call Rate adalah terputusnya hubungan ketika pembicaraan berlangsung dan dalam keadaan bergerak (mobile). Kemungkinan penyebabnya adalah : •
fading atau interferensi (co-channel/adjacent interference).
•
tidak tersedianya kanal bebas (congetion) dari sel tetangga site makro
•
missneighbour picocell dengan sitemakro setelah implementasi SFH Tabel 4.2 Contoh daftar picocell dengan tch_drop_ratio yang tinggi
4.2
Hasil Analisa
4.2.1
Hasil Analisa SDCCH Sucscess Rate (SDSR) Nilai SDCCH Sucscess Rate (SDSR) yang dibawah standart KPI yaitu 94,5%,dapat dilakukan
tindakan sebagai berikut : Periksa jumlah alokasi SDCCH pada tiap-tiap sel. Periksa konfugurasi SDCCH 4.2.2
Hasil Analisa TCH Drop Call Rate (DCR) Dari hasil pengukuran sebelum dan setelah implementasi SFH di jaringan makro, nilai DCR
mengalami penurunan 0,84% dari sebelumnya, sehingga nilai DCR berada di bawah standar nilai KPI yaitu 1,1%. Adapun beberapa langkah yang di lakukan untuk menguragi TCH Drop Call pada picocell sebagai berikut : Mengimplementasikan SFH pada picocell yang mempunyai TRX lebih atau sama dengan dua. Mengcreate neighbour picocell dimana picocell tersebut kehilangan neighbour pada saat SFH di implementasikan di site makro. Melakukan sharing trafik antara overlay site makro dengan underlay site makro, dimana site makro tersebut merupakan kandidat untuk handover dari picocel 4.3
Hasil Pengukuran Setelah Tindakan
4.3.1
SDCCH Success Rate (SDSR)
Gambar 4.1 Grafik SDSR Picocell setelah Tindakan Hasil pengukuran SDSR (Call Setup Success Rate) Picocell menunjukkan rata-rata sebesar 95,75%, sedangkan berdasarkan KPI target yang ingin dicapai sebesar 94,5%. Hal ini mengindikasikan kualitas baik pada SDSR 4.3.2
TCH Drop Call Rate (DCR)
Gambar 4.2 Grafik DCR Picocell Setelah Tindakan TCH Drop Call Rate Picocell hasil pengukuran menunjukkan 0.91%, sedangkan target KPI yang ingin dicapai sebesar 1,1%. Maka kualitas sangat baik, hal ini disebabkan mekanisme hopping
memungkinkan pelanggan yang sedang melakukan pembicaraan akan tetap mendapatkan kanal TCH dan terhindar dari efek interferensi. 4.4
Analisis Statistik Tabel 4.3 Performansi SFH Rata-rata sebelum
Rata-rata
Rata-rata setelah
SFH
setelah SFH
tindakan
SDSR
95,47%
95,79%%
95,75%
94,5%
DCR
0,90%
1,74%
0,91%
1,1%
Parameter
KPI
Dapat kita lihat tabel diatas, berdasarkan rata-rata pengukuran parameter optimasi terutama DCR mengalami kenaikan. Berikut gambar statistik lengkap DCR :
Gambar 4.3 Grafik DCR Picocell 4.5
Alokasi Frekuensi DCS 1800 Setelah Implementasi SFH Table 4.4 Alokasi Frekuensi DCS 1800 Setelah Implementasi SFH
4.6
Hasil Drive Test Setelah Implementasi SFH Pada Picocell Hasil drive test setelah implementasi SFH pada tanggal 29 Mei 2008. Drive test dilaksanakan pada
Menara Asia PC347 hasilnya sebagai berikut :
Gambar 4.4 Lantai 3 Setelah Implementasi FSH dilihat dari parameter RxLevel Sub
Gambar 4.5 Lantai 3 Setelah Implementasi FSH dilihat dari parameter RxQual Sub
Gambar 4.6 Lantai 8 Setelah Implementasi FSH dilihat dari parameter RxQual Sub
Gambar 4.7 Lantai 9 Setelah Implementasi FSH dilihat dari parameter RxQual Sub
Gambar 4.8 Lantai 21 Setelah Implementasi FSH dilihat dari parameter RxQual Sub 4.7
Hasil Analisa Drive Test
Secara keseluruhan dari hasil drive test dapat disimpulkan bahwa setelah implementasi FSH pada picocell, terdapat perbaikan kemajuan pada nilai average RxQual_Sub dan nilai average SQI. Lihat table di bawah ini: Tabel 4.5 PC347 Menara Asia
Dilihat dari parameter Rxqual Sub dan SQI menunjukkan peningkatan yang lebih baik. Untuk parameter RxLevel Sub menunjukkan penurunan, ini disebabkan karena pemakaian daya yang lebih besar dibandingkan dengan sebelum penerapan SFH.
BAB V PENUTUP
5.1
KESIMPULAN Berdasarkan parameter KPI standar yang ditetapkan oleh PT. Exelcomindo yang meliputi: 1.
SDCCH Success Rate (SDSR) sebelum SFH dan setelah SFH di makro tetap diatas standar KPI yaitu 95,63%, setelah penerapan SFH di piko SDSR mengalami sedikit kenaikan 95.75%.
2.
TCH Drop Call Rate (DCR) sebelum SFH diatas standar KPI yaitu 0,90%, tetapi setelah penerapan SFH di makro DCR mengalami penurunan dan dibawah standar KPI yaitu 1,74%. Setelah dilakukan implementasi SFH di piko mengalami peningkatan menjadi 0,91% ini diatas standar KPI yaitu 1,1%.
3.
Hasil Drive Test yang dilakukan sebelum dan sesudah implementasi SFH di piko menunjukkan setelah implementasi SFH nilai RxLevel cenderung menurun dengan ratarata -4dBm, disebabkan oleh pemakaian daya yang lebih besar dibandingkan dengan sebelum implementasi SFH, tetapi meningkatkan nilai average RxQual_Sub dan nilai average SQI.
5.2
SARAN 1.
Konfigurasi BBH pada picocell sebaiknya diubah menjadi SFH terutama picocell dengan jumlah TRx
2.
2.
Untuk TA selanjutnya dapat menambah parameter dan dibuatkan simulasi
DAFTAR PUSTAKA [BOU95]
Boucher, Neil J, “The cellular radio handbook”, Third edition Quantum Publishing Inc., 1995
[FLO94]
Flood, J. E., “Telecommunication Switching Traffic and Networks”, Prentice Hall, 1994
[JAJ04]
Jajasugita, F. Ahmadi,”Teori Trafik”, ITB, 2004
[LEE95]
Lee, William CY,”Mobile Cellular Telecommunications Analog and Digital System” , Mc.Graw Hill, 1995
[MOT97]
Motorola Ltd.,”Frequency Hopping for Capacity and Quality Improvement”, Motorola Ltd., 1997
[NOK98]
Nokia Ltd.,”Frequency Hopping Network Implementation and Planning”, Nokia Ltd., 1998
DATA PERFORMANSI PICOCELL JABODETABEK PERIODE 10 MEI 2008 - 14 JUNI 2008 ne_name
cell_id
tanggal
band_freq uency
tch_att
tch_suc
tch_suc_ratio
tch_drop
BJKT5
PX1762
5/10/2008
GSM1800
279
235
84.229
9
3.829787
662
631
95.317221
BJKT12
PX0401
5/10/2008
GSM1800
998
207
20.741
3
1.449275
4733
4635
97.929432
BJKT7
PC9342
5/10/2008
GSM1800
11049
7630
69.056
61
0.799476
22153
21393
96.608562
BJKT7
PC9343
5/10/2008
GSM1800
3865
3196
82.691
30
0.938673
8375
7424
88.644776
BJKT7
PC9582
5/10/2008
GSM1800
582
453
77.835
7
1.545254
1363
1294
94.937638
BJKT11
PC793
5/10/2008
GSM1800
628
618
98.408
1
0.161812
2219
2169
97.746733
BJKT16
PC7972
5/10/2008
GSM1800
313
307
98.083
7
2.28013
4311
3511
81.442821
BJKT13
PC801
5/10/2008
GSM1800
753
750
99.602
2
0.266667
2999
2916
97.232411
BJKT10
PC807
5/10/2008
GSM1800
862
798
92.575
53
6.641604
1735
1671
96.311239
BJKT12
PC539
5/10/2008
GSM1800
365
359
98.356
1
0.278552
1701
1633
96.002352
BJKT16
PC4991
5/10/2008
GSM1800
3733
3697
99.036
29
0.78442
13986
13537
96.817337
BJKT16
PC4992
5/10/2008
GSM1800
5271
5269
99.962
15
0.284684
53349
52932
99.59921
BJKT12
PC501
5/10/2008
GSM1800
123
123
100
1
0.813008
442
423
95.701357
BJKT12
PC5031
5/10/2008
GSM1800
396
394
99.495
10
2.538071
3344
3236
96.770335
BJKT5
PC9353
5/10/2008
GSM1800
6356
6038
94.997
26
0.430606
22068
21532
97.788274
BJKT17
PC937
5/10/2008
GSM1800
631
558
88.431
22
3.942652
730
603
82.60274
BJKT5
PC4102
5/10/2008
GSM1800
578
578
100
1
0.17301
2078
2034
97.882579
BJKT12
PC432
5/10/2008
GSM1800
363
362
99.725
4
1.104972
1469
1425
97.004765
BJKT17
PC386
5/10/2008
GSM1800
618
604
97.735
27
4.470199
2264
2139
94.478799
BJKT5
PC387
5/10/2008
GSM1800
30
30
100
0
0
82
81
98.780488
BBGR2
PC482
5/10/2008
GSM1800
1468
1467
99.932
2
0.136333
5056
4985
98.595728
BBGR2
PC485
5/10/2008
GSM1800
2444
2436
99.673
4
0.164204
7778
7688
98.84289
BJKT19
PC487
5/10/2008
GSM1800
752
743
98.803
0
0
2365
2292
96.913319
BJKT8
PC810
5/10/2008
GSM1800
1866
1445
77.438
2
0.138408
3532
3460
97.961495
BAYR1
PC808
5/10/2008
GSM1800
3415
3350
98.097
19
0.567164
7382
6997
94.810298
BJKT13
PC465
5/10/2008
GSM1800
4174
4108
98.419
13
0.316456
30541
29868
98.079007
BJKT8
PC466
5/10/2008
GSM1800
769
762
99.09
2
0.262467
2578
2545
98.719938
BJKT8
PC467
5/10/2008
GSM1800
342
336
98.246
1
0.297619
2045
2001
97.848411
BJKT16
PC7832
5/10/2008
GSM1800
2334
2331
99.871
2
0.0858
6764
6691
98.920757
BJKT12
PC784
5/10/2008
GSM1800
532
530
99.624
1
0.188679
2083
2028
97.359578
BJKT17
PC392
5/10/2008
GSM1800
705
703
99.716
1
0.142248
971
939
96.704428
BJKT16
PC393
5/10/2008
GSM1800
61
61
100
0
0
512
478
93.359375
BJKT16
PC8112
5/10/2008
GSM1800
128
127
99.219
0
0
370
338
91.351351
BJKT17
PC8182
5/10/2008
GSM1800
1412
1298
91.926
29
2.234206
2317
2056
88.735434
BJKT13
PC8222
5/10/2008
GSM1800
923
882
95.558
7
0.793651
14232
12911
90.756362
BJKT13
PC7862
5/10/2008
GSM1800
568
537
94.542
7
1.303538
1640
1606
97.926829
tch_drop_ratio
sdcch_att
sdcch _suc
sdcch_suc _ratio
BJKT10
PC7891
5/10/2008
GSM1800
666
610
91.592
6
0.983607
1380
1322
95.797101
BJKT17
PC790
5/10/2008
GSM1800
911
908
99.671
1
0.110132
3574
3528
98.712927
BJKT16
PC791
5/10/2008
GSM1800
3101
3088
99.581
7
0.226684
19633
19397
98.944093
BJKT12
PC8283
5/10/2008
GSM1800
1295
1256
96.988
2
0.159236
2870
2811
97.944251
BJKT16
PC825
5/10/2008
GSM1800
407
391
96.069
0
0
6396
5901
92.260788
BJKT17
PC447
5/10/2008
GSM1800
3532
3477
98.443
9
0.258844
11003
10860
98.736249
BJKT13
PC376
5/10/2008
GSM1800
736
712
96.739
4
0.561798
3607
3488
96.727676
BJKT16
PC381
5/10/2008
GSM1800
680
674
99.118
10
1.48368
3457
3431
99.247903
BJKT13
PC389
5/10/2008
GSM1800
1147
1113
97.036
11
0.98832
5255
4993
95.050447
BJKT12
PC3901
5/10/2008
GSM1800
1617
1605
99.258
9
0.560748
10382
9951
95.857817
BBGR2
PC394
5/10/2008
GSM1800
923
917
99.35
1
0.109051
2108
2094
99.335863
BJKT12
PC353
5/10/2008
GSM1800
199
198
99.497
1
0.505051
664
634
95.481928
BJKT12
PC517
5/10/2008
GSM1800
48
47
97.917
2
4.255319
159
144
90.566038
BDPK1
PC5211
5/10/2008
GSM1800
4334
4185
96.562
8
0.191159
13252
12969
97.901412
BJKT16
PC522
5/10/2008
GSM1800
259
258
99.614
5
1.937984
1758
1677
95.392491
BJKT5
PC4023
5/10/2008
GSM1800
293
286
97.611
6
2.097902
1818
1758
96.69967
BJKT13
PC2762
5/10/2008
GSM1800
279
273
97.849
9
3.296703
1798
1712
95.216908
BJKT16
PC2772
5/10/2008
GSM1800
1121
1102
98.305
4
0.362976
6580
6404
97.354819
BJKT16
PC2773
5/10/2008
GSM1800
578
522
90.311
23
4.40613
3159
2760
87.369421
BJKT10
PC2821
5/10/2008
GSM1800
1356
1231
90.782
6
0.487409
4078
4028
98.773909
BJKT7
PC441
5/10/2008
GSM1800
1097
900
82.042
5
0.555556
4397
4183
95.133045
BJKT17
PC4972
5/10/2008
GSM1800
5652
5606
99.186
17
0.303247
23040
22762
98.857763
BJKT2
PC332
5/10/2008
GSM1800
2
2
100
1
50
5
1
20
BJKT16
PC334
5/10/2008
GSM1800
919
838
91.186
2
0.238663
3118
3034
97.305965
BJKT19
PC523
5/10/2008
GSM1800
4067
3956
97.271
8
0.202224
15033
14831
98.767981
BJKT5
PC5322
5/10/2008
GSM1800
23
23
100
0
0
38
32
84.210526
BJKT12
PC5332
5/10/2008
GSM1800
266
228
85.714
4
1.754386
527
453
85.958254
BJKT16
PC9542
5/10/2008
GSM1800
197
191
96.954
0
0
3285
2887
87.884323
BJKT5
PC9571
5/10/2008
GSM1800
289
287
99.308
1
0.348432
640
618
96.5625
BJKT5
PC0203
5/10/2008
GSM1800
115
114
99.13
4
3.508772
624
573
91.826923
BJKT5
PC0233
5/10/2008
GSM1800
325
324
99.692
1
0.308642
1568
1515
96.619898
BJKT5
PC0202
5/10/2008
GSM1800
81
81
100
0
0
297
277
93.265993
BJKT13
PC021
5/10/2008
GSM1800
74
19
25.676
9
47.36842
165
135
81.818182
BJKT5
PC0232
5/10/2008
GSM1800
36
35
97.222
1
2.857143
175
170
97.142857
BJKT16
PC024
5/10/2008
GSM1800
612
609
99.51
3
0.492611
2614
2587
98.9671
BJKT5
PC0273
5/10/2008
GSM1800
323
309
95.666
7
2.265372
883
820
92.865232
BJKT16
PC0411
5/10/2008
GSM1800
731
679
92.886
7
1.030928
2632
2536
96.352584
BJKT16
PC0414
5/10/2008
GSM1800
370
368
99.459
1
0.271739
1027
974
94.839338
BJKT5
PC0472
5/10/2008
GSM1800
179
178
99.441
7
3.932584
878
848
96.583144
BJKT5
PC3351
5/10/2008
GSM1800
121
121
100
2
1.652893
868
840
96.774194
BJKT12
PC3361
5/10/2008
GSM1800
545
544
99.817
2
0.367647
1304
1228
94.171779
BJKT10
PX1251
5/10/2008
GSM1800
513
413
80.507
7
1.694915
277
246
88.808664
BJKT12
PX1622
5/10/2008
GSM1800
1795
1693
94.318
19
1.122268
6779
6462
95.323794
BJKT12
PC9951
5/10/2008
GSM1800
435
414
95.172
22
5.31401
5040
4235
84.027778
BJKT13
PX1441
5/10/2008
GSM1800
6785
3856
56.831
54
1.400415
3195
3063
95.868545
BJKT8
PX1472
5/10/2008
GSM1800
391
110
28.133
6
5.454545
521
486
93.28215
BJKT13
PC975
5/10/2008
GSM1800
465
374
80.43
2
0.534759
1863
1721
92.377885
BJKT13
PC976
5/10/2008
GSM1800
1063
1056
99.341
4
0.378788
3174
3137
98.834279
BBGR2
PC9802
5/10/2008
GSM1800
5270
5244
99.507
12
0.228833
30136
29676
98.702854
BJKT5
PX0101
5/10/2008
GSM1800
2594
2035
78.45
103
5.061425
6104
4777
78.324315
BJKT5
PX0103
5/10/2008
GSM1800
1720
1591
92.5
25
1.571339
1265
1221
96.521739
BJKT18
PX0511
5/10/2008
GSM1800
1431
1427
99.72
3
0.210231
4407
4350
98.706603
BJKT12
PC9592
5/10/2008
GSM1800
1275
1121
87.922
58
5.173952
4969
4524
91.044476
BJKT12
PC9593
5/10/2008
GSM1800
473
448
94.715
11
2.455357
1650
1517
91.939394
BJKT17
PC8181
5/10/2008
GSM1800
455
445
97.802
2
0.449438
1149
1096
95.387293
BJKT17
PC820
5/10/2008
GSM1800
926
906
97.84
14
1.545254
1296
1216
93.82716
BJKT13
PC8221
5/10/2008
GSM1800
1030
716
69.515
12
1.675978
3190
2091
65.548589
BJKT10
PC8262
5/10/2008
GSM1800
1127
1055
93.611
9
0.853081
5928
5791
97.688934
BJKT2
PC827
5/10/2008
GSM1800
3701
3648
98.568
9
0.246711
20631
20299
98.438485
BJKT5
PC8882
5/10/2008
GSM1800
376
348
92.553
5
1.436782
943
818
86.744433
BJKT2
PC894
5/10/2008
GSM1800
761
750
98.555
1
0.133333
6558
6425
97.971943
BJKT16
PC8951
5/10/2008
GSM1800
246
246
100
0
0
953
926
97.166842
BJKT13
PC8302
5/10/2008
GSM1800
19
18
94.737
0
0
71
57
80.28169
BJKT11
PC815
5/10/2008
GSM1800
2402
2364
98.418
6
0.253807
3748
3723
99.332978
BJKT19
PC8172
5/10/2008
GSM1800
1280
1244
97.188
4
0.321543
3054
2956
96.791094
BJKT19
PC8173
5/10/2008
GSM1800
811
787
97.041
16
2.033037
1560
1477
94.679487
BJKT12
PC8281
5/10/2008
GSM1800
142
140
98.592
1
0.714286
258
251
97.286822
BJKT5
PC8292
5/10/2008
GSM1800
148
145
97.973
0
0
1028
983
96.561886
BJKT13
PC8301
5/10/2008
GSM1800
176
176
100
1
0.568182
533
515
96.622889
BJKT16
PC8682
5/10/2008
GSM1800
397
391
98.489
3
0.767263
969
918
94.736842
BJKT19
PC8691
5/10/2008
GSM1800
1600
1558
97.375
13
0.834403
6986
6771
96.922416
BJKT18
PC8091
5/10/2008
GSM1800
1544
1510
97.798
8
0.529801
4264
4166
97.701689
BJKT16
PC813
5/10/2008
GSM1800
799
799
100
1
0.125156
3573
3509
98.208788
BJKT13
PC814
5/10/2008
GSM1800
98
98
100
1
1.020408
219
213
97.260274
BSRG1
PC795
5/10/2008
GSM1800
23454
22263
94.922
65
0.291964
27960
27032
97.083752
BJKT12
PC800
5/10/2008
GSM1800
429
415
96.737
1
0.240964
1000
949
94.9
BJKT7
PC802
5/10/2008
GSM1800
688
582
84.593
6
1.030928
1914
1827
95.454545
BJKT12
PC803
5/10/2008
GSM1800
272
271
99.632
0
0
1408
1396
99.147727