Makalah Seminar Tugas akhir ANALISIS KUALITAS VOICE CALL PADA JARINGAN WCDMA MENGGUNAKAN TEMS INVESTIGATION R Bram Aditya Kusuma*, Imam Santoso**, Yuli Christyono** Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jln. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia Abstract This time a mobile phone has been used by millions of people around the world. Growth in the number of users increases exponentially each year. In addition to the growth of a large number of users, is also developing services that increasingly diverse, one of them is the voice call service. Although the voice call service are exist in previous telecommunication technology, at voice call 3G, it is optimized. As the development of services is more diverse so requires operators to develop and manage a network system to support mobility and flexibility have increased dramatically. Therefore there is need for periodic drivetest to know the quality of the call signal to areas that have been selected. Drivetest is important and useful steps to obtain perfomance values of the mobile phone. Drivetest device that is used TEMS which can be used as a drivetest device WCDMA network. In this final project, TEMS Investigation is used as a tool for outdoor drivetest using GPS(Global Positioning System) as a navigation tool. Parameters were observed, including CPICH RSCP, CPICH Ec/No, SQI, CSSR and DCR. Drivetest done every Sunday, starting on August 23th 2009 until September 6th 2009 with drivetest areas that are divided into four routes and made repeatedly in the same route with three variations of call time. Drivetest results show that the best signal quality of voice call are on average value of CPICH RSCP, CPICH Ec/No and SQI respectively -68.00 dBm, -3.83 dB and 30, while the worst signal quality of voice call are on average value of CPICH RSCP, CPICH Ec/No and SQI respectively -96.67 dBm, -9.17 dB and 25. As for the best service quality provided by operator at CSSR and DCR value, respectively 100% and DCR 0%, while the worst value of CSSR and DCR, respectively 94.1% and 6.25%. Keywords : voice call, drivetest, TEMS, CPICH Ec/No, CPICH RSCP, SQI, CSSR and DCR.
layanan voice call atau panggilan suara. Dengan keragaman layanan dan fitur yang tersedia, jumlah userpun selalu meningkat setiap tahunnya sehingga dibutuhkan pengamatan yang optimal melalui pengambilan data secara drivetest untuk mengetahui kualitas layanan sehingga operatoroperator seluler dapat memberikan kualitas layanan yang lebih baik lagi. Oleh karena itu, pada Tugas Akhir ini dilakukan suatu analisis kualitas voice call agar kemungkinan terjadinya inefisiensi dan kegagalan koneksi dapat diketahui dan dihindari. Tujuan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui kualitas voice call serta mengamati daerah cakupan (coverage area) 3G di wilayah Semarang dengan menggunakan TEMS Investigation, kemudian menentukan nilai parameter – parameter kualitas voice call yang menjadi tolok ukur dari keandalan suatu jaringan komunikasi berdasarkan data yang sudah ada atau yang sudah terjadi.
I.
Pendahuluan Sistem komunikasi semakin berkembang dengan banyaknya user yang menghendaki terjaminnya kontinuitas hubungan telekomunikasi, tidak terbatas saat user dalam keadaan diam di tempat tetapi juga ketika mereka dalam keadaan bergerak. Untuk itu lahirnya komunikasi bergerak di mana user tidak lagi terbatas oleh ruang gerak merupakan solusi yang baik untuk menjamin kontinuitas hubungan komunikasi. Perkembangan teknologi telekomunikasi khususnya di bidang selular terjadi dengan sangat pesat dikarenakan kebutuhan untuk berkomunikasi dan bertukar data dengan cepat, mudah dan mobile. Salah satu teknologi komunikasi yang mulai banyak diimplementasikan khususnya di Indonesia saat ini adalah teknologi WCDMA atau yang lebih dikenal dengan teknologi Generasi Ketiga (3G) untuk komunikasi selular. Teknologi ini menawarkan beragam layanan yang menarik dan sangat berguna bagi manusia, diantaranya adalah 1 * Mahasiswa Teknik Elektro Universitas Diponegoro ** Dosen Teknik Elektro Universitas Diponegoro
2 Hal-hal yang akan dilakukan dalam Tugas Akhir ini dibatasi pada pembatasan masalah yang akan dibahas, yaitu: 1) Penelitian ini dilakukan pada Wideband Code Division Multiple Access (WCDMA). 2) Perangkat drivetest yang digunakan yaitu TEMS Investigation 8.1.3. 3) Data hasil drivetest yang dianalisis adalah kualitas sinyal voice call berdasarkan parameter-parameter berikut: • SAN CPICH Ec/No • SAN CPICH RSCP • Speech Quality Index (SQI) • CSSR • DCR 4) Data yang digunakan hanya data yang diperoleh saat drivetest. 5) Tidak membahas proses terbentuknya voice call. 6) Penganalisisan kualitas voice call menggunakan program bantu Map Info. Teknologi WCDMA WCDMA merupakan suatu teknologi modulasi dan metode akses jamak yang bekerja berdasarkan teknologi spread spectrum, khususnya Direct Sequence Spread Spectrum, seperti halnya teknologi sebelumnya yaitu CDMA. Dengan teknologi ini, sinyal informasi ditransmisikan melalui bidang frekuensi yang jauh lebih lebar dari bidang frekuensi sinyal informasi, atau dengan kata lain sinyal informasi ditransmisikan dengan melalui proses penebaran sinyal informasi oleh kode penebar ke dalam bidang frekuensi yang lebar. Perbedaan dengan teknologi sebelumnya khususnya Narrowband CDMA salah satunya adalah terletak pada kecepatan kode penebar, di mana NCDMA sebesar 1,23 Mbps dan WCDMA sebesar 5-20 Mbps. WCDMA didasarkan pada teknologi dengan kecepatan chip 4,096 Mcps dan memberikan lebar setiap kanalnya hingga 5 MHz. Dalam kaitannya dengan komunikasi bergerak seluler, WCDMA sebagai platform layanan komunikasi bergerak generasi ketiga dapat mendukung dua jenis teknik penyambungan yaitu packet switched dan circuit switched seperti internet (dengan dukungan IP) dan sambungan telepon standar. Sejak awal, WCDMA didesain untuk layanan dan kecepatan tinggi seperti packet data dari kecepatan 384 kbps pada kondisi
bergerak atau area yang luas hingga 2 Mbps pada kondisi stasioner atau lokal. Teknologi WCDMA memungkinkan user untuk mengakses layanan yang berbeda dalam waktu yang bersamaan. Sebagai gambaran bahwa dengan teknologi WCDMA, seorang user dapat mengadakan sambungan pembicaraan (voice call) dengan lawan bicaranya melalui mobile terminal dan pada saat yang bersamaan ia juga dapat mengakses database jarak jauh atau menerima email pada terminal yang sama. Pada dasarnya arsitektur jaringan WCDMA tidak berbeda jauh dengan arsitektur jaringan sistem komunikasi bergerak seluler pada umumnya, seperti terlihat pada gambar 1.
II.
Gambar 1 Arsitektur jaringan WCDMA
User Equipment (UE) atau Mobile Equipment (ME) merupakan peralatan telepon yang harus digunakan bersama dengan kartu SIM (Subscriber Identity Module). Kartu SIM berisi kode khusus mengenai informasi pelanggan yang disebut International Mobile Subscriber Identity (IMSI). UMTS Terrestrial Radio Access Network (UTRAN) merupakan Base Station Subsystem (BSS) yang terdiri dari satu atau lebih Radio Network Subsystem (RNS) yang merupakan subjaringan di bawah UTRAN. UTRAN terdiri dari satu Radio Network Controller (RNC) dan satu atau lebih Node B. RNC merupakan elemen jaringan yang bertanggungjawab terhadap kontrol sumber radio UTRAN. RNC berhubungan dengan Core Network (CN) dan mengakhiri protokol Radio Resource Control (RRC) yang menentukan pesan dan prosedur antara mobile dengan UTRAN.
3 Node B berfungsi melakukan proses pengkodean kanal dan pemisahan, penyesuaian data, spreading kontrol daya dan lain-lain. Core Network (CN) terdiri dari Home Location Register (HLR) merupakan database yang berlokasi di dalam sistem rumah pengguna yang menyimpan profil data pemilik pengguna layanan. Mobile Services Center (MSC) / Visitor Location Register (VLR) yang digunakan untuk memeriksa profil layanan kunjungan pengguna pada lokasi UE dalam sistem layanan. Drivetest merupakan langkah penting dan berguna pada proses optimalisasi jaringan untuk mendapatkan nilai-nilai perfomansi dari mobile phone. Drivetest di sini diamati dari sisi penerima (MS) dan dilakukan dengan menggunakan phone yang diintegrasikan ke laptop yang sudah terinstal software TEMS, pada prinsipnya alat drivetest ini terhubung dengan GPS yang digunakan untuk menentukan letak dan koordinat posisi MS. Parameter kualitas sinyal voice call yang akan dibahas pada Tugas Akhir ini adalah CPICH Ec/No, CPICH RSCP,SQI, CSSR dan DCR. 1.
CPICH Ec/No (Common Pilot Channel Ec/No) CPICH Ec/No adalah rasio perbandingan antara energi yang dihasilkan dari sinyal pilot dengan total energi yang diterima. Ec/No juga menunjukkan level daya minimum (threshold) dimana MS masih bisa melakukan suatu panggilan. Rasio perbandingan antara energi yang dihasilkan dari setiap pilot dengan total energi yang diterima diberikan oleh persamaan berikut :
Tabel 1 Ranges nilai CPICH Ec/No (dB)
[Operator
bersangkutan]
2.
CPICH RSCP (Common Pilot Channel Received Signal Code Power) CPICH RSCP adalah kuat sinyal penerimaan yang menyatakan besarnya daya pada satu kode yang diterima oleh UE (User Equipment) yang merupakan salah satu parameter yang menentukan nilai Ec/No. Nilai CPICH RSCP merupakan suatu nilai yang menunjukkan level kekuatan sinyal. Tidak ada standar yang ditetapkan untuk nilai CPICH RSCP. Setiap operator memiliki ambang yang berbeda-beda. Nilai CPICH RSCP yang digunakan pada Tugas Akhir ini dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Ranges nilai CPICH RSCP (dBm)
[Operator
bersangkutan]
CPICH RSCP = RSSI + CPICH Ec/No ………(1) di mana : CPICH Ec/No = rasio perbandingan antara energi yang dihasilkan dari sinyal pilot dengan total energi yang diterima (dB) CPICH RSCP = Received Signal Code Power (dBm) RSSI = Receive Signal Strength Interference (dBm) Tidak ada standar yang ditetapkan untuk nilai CPICH Ec/No. Setiap operator memiliki ambang yang berbeda-beda. Nilai CPICH Ec/No yang digunakan pada Tugas Akhir ini dapat dilihat pada Tabel 1.
3.
SQI (Speech Quality Index) SQI dapat diartikan sebagai indikator kualitas suara dalam keadaan menelepon (dedicated mode). Nilai SQI ini berkisar antara 20 hingga 30. Semakin besar nilai SQI, semakin baik pula kualitas suara. Standar nilai SQI pada masing- masing provider berbeda. Berikut standar nilai SQI pada provider yang bersangkutan.
4 Tabel 3 range nilai SQI pada provider bersangkutan
Warna
Rentang Nilai 18 hingga 30
Kualitas Baik
10 hingga 18
Sedang
-20 hingga 10
buruk
4.
CSSR (Call Setup Success Rate) CSSR (Call Setup Success Rate) adalah nilai yang digunakan untuk mengukur tingkat ketersediaan jaringan dalam memberikan pelayanan baik berupa voice call, video call maupun SMS, dengan kata lain membuka jalan untuk komunikasi. Melalui perhitungan nilai CSSR tersebut maka akan dapat diketahui seberapa handal jaringan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan. Nilai CSSR yang diukur dalam besaran persen sehingga nilai yang paling baik adalah 100%. Perhitungan nilai CSSR diberikan oleh persamaan berikut : [Operator bersangkutan]
CSSR =
CallSetups *100%……..(2) (CallSetups + BlockedCalls )
5.
DCR (Drop Call Rate) DCR (Drop Call Rate) adalah parameter yang digunakan untuk mengukur kualitas jaringan dengan mengukur banyaknya peristiwa dropped calls yang terjadi saat panggilan sedang berlangsung. Perhitungan nilai DCR diberikan oleh persamaan berikut : [Operator bersangkutan] DCR =
ANALISIS DATA Analisis Data Logfile dan Thematic Map Pada proses analisis data logfile, terlebih dahulu menentukan rute yang akan diamati lebih lanjut lalu mengambil 5 titik pada rute yang telah dipilih untuk mengamati nilai SAN CPICH Ec/No, SAN CPICH RSCP dan SQI pada kelima titik tersebut. Sedangkan pada proses analisis thematic map, terlebih dahulu dipilih input data export yang terdiri dari 3 waktu panggilan (pagi, siang dan malam) yang dilakukan setiap hari Minggu, kemudian dilakukan perhitungan nilai CSSR dan DCR berdasarkan jumlah call setup, call establish, dropped call dan blocked call yang tertera pada thematic map. Berdasarkan analisis data logfile dan thematic map tersebut akan dapat diamati bagaimana kualitas voice call khususnya di wilayah yang telah ditentukan, apakah sudah baik atau belum. IV.
4.1
Analisis SAN CPICH Ec/No, SQI dan SAN CPICH RSCP Berdasarkan Waktu Panggilan Pada analisis SAN CPICH Ec/No, SQI dan SAN CPICH RSCP, terlebih dahulu ditentukan rute yang akan diamati lebih lanjut. Setelah itu, mengambil 5 titik pengamatan pada rute yang telah dipilih. Plotting rute pada pusat kota Semarang yaitu melewati simpang lima dan tugu muda Semarang, dibagi menjadi 4 sub rute yang diwakili oleh warna yang berbeda.
DroppedCalls *100% …….……………...(3) CallEstablish
III. Perancangan dan Pengambilan Data Drivetest WCDMA merupakan cara utama dalam pengambilan data pada Tugas Akhir ini. Perangkat yang digunakan dalam drivetest antara lain laptop, handphone, kabel data, GPS dan software utama TEMS Investigation 8.1.3. Hasil drivetest yang berupa data logfile kemudian di-export menggunakan software TEMS yang selanjutnya bisa digunakan sebagai bahan analisis kualitas voice call menggunakan software bantu MapInfo.
Gambar 2 Plotting rute dan 5 titik pengamatan
Titik yang menjadi acuan ada 5, yaitu titik 1 (depan wisma perdamaian tugu muda), titik 2 (pertigaan jalan Gajahmada), titik 3 (depan E
5 plaza Simpang Lima), titik 4 (pertigaan jalan Veteran) dan titik 5 (perempatan jalan A. Yani). Setelah rute dan 5 titik pengamatan ditentukan, kemudian menganalisis nilai SAN CPICH Ec/No, SAN CPICH RSCP dan SQI berdasarkan waktu panggilan, yaitu pagi, siang dan malam.
kualitas panggilan juga dapat diketahui melalui software Map Info dengan parameter SQI, seperti pada gambar 4 berikut.
Waktu Panggilan Pagi Titik 1 Data logfile waktu panggilan pagi hari Minggu pada 23 Agustus 2009 di titik 1 dapat diamati pada Gambar 3 berikut.
Gambar 4 thematic map SQI
(a)
(b)
Dari gambar 4, terlihat bahwa kualitas panggilan jika dilihat dari SQI, menunjukkan hasil yang baik, dengan seluruh rute menunjukkan warna dominan biru yang menandakan nilai SQI pada kategori baik yaitu 18 sampai 30, dan warna kuning yang sangat sedikit pada titik tertentu. Sedangkan pada saat panggilan berhenti atau belum terjadi panggilan, maka sinyal SQI terputus. Walaupun contoh yang diambil hanya pada tanggal 30 Agustus 2009 siang, tapi pada keseluruhan data yang diambil, menunjukkan hasil yang mirip, dengan didominasi warna biru, sehingga dapat disimpulkan kualitas SQI voice call di rute bersangkutan adalah baik. Untuk pembahasan selanjutnya di titik beratkan pada RSCP dan Ec/No yang nilainya lebih bervariasi dibandingkan SQI. Tabel 4 Penggolongan kualitas panggilan pada jaringan WCDMA
(c) Gambar 3(a)Data logfile titik 1 tanggal 23 Agustus 2009 waktu panggilan pagi (b)WCDMA radio parameters window (c)WCDMA Serving/Active Set + Neighbors Window
Pada WCDMA Line Chart [MS1] yang terdapat pada Gambar 3 menunjukkan bahwa nilai SAN CPICH RSCP yang terukur sebesar 60.00 dBm, Ec/No sebesar -3.50 dB, sedangkan nilai SQI pada Gambar 3(b) sebesar 30 yang berarti level kekuatan sinyal pada titik 1 termasuk dalam range sinyal yang sangat baik sekali.
6 Setelah dilakukan analisis terhadap nilai SAN CPICH RSCP, SAN CPICH Ec/No dan SQI pada tiap hari Minggu dengan tiga variasi waktu panggilan, yaitu pagi, siang dan malam didapatkan hasil berupa Tabel 5 berikut.
Tabel 6 Nilai terendah, rata-rata dan tertinggi SAN CPICH RSCP, SQI dan SAN CPICH Ec/No
Tabel 5 analisis SAN CPICH RSCP, SQI dan SAN CPICH Ec/No pada Titik Pengamatan
Berdasarkan tabel 6, terlihat titik terendah, tertinggi, dan rata2 dari masing – masing titik pengamatan. Untuk nilai SAN CPICH RSCP, didapatkan nilai terendah sebesar -105.00 dBm untuk semua titik, yaitu dengan kategori buruk, yang terukur pada titik 2. Sedangkan nilai tertinggi sebesar -57.00 dBm untuk semua titik diperoleh dari titik 5, yang mempunyai kategori sangat baik sekali. Nilai SAN CPICH RSCP pada kelima titik pengamatan, rata-rata memiliki nilai antara -68.00 sampai dengan -96.67, yaitu kategori baik. Untuk nilai SAN CPICH Ec/No, titik terendah sebesar -12.50 dB pada titik 2, dengan kategori sedang. Nilai tertinggi sebesar -3.50 dB terjadi pada titik 1, 4 dan 5, dengan kategori sangat baik. Dengan rentang nilai rata-rata yaitu pada nilai -3.83 dB sampai -9.17 dB. Nilai rata – rata terbaik dari CPICH RSCP, CPICH Ec/No dan SQI sebesar -68.00 dBm, -3.83 dB dan 30. Index Kualitas Suara (SQI) yang diperoleh dari pengamatan, yaitu pada lima titik pengamatan, semuanya menunjukkan nilai yang baik, yaitu bernilai antara 18 – 30. Dengan nilai tertinggi sebesar 30 dan nilai terendah sebesar 20. 4.2
Berdasarkan Tabel 5 didapatkan nilai terendah, rata-rata dan tertinggi dari parameter SAN CPICH RSCP, SQI dan SAN CPICH Ec/No pada masing-masing titik pengamatan yang dapat dilihat pada Tabel 6 berikut.
Analisis Events Events merupakan suatu rangkaian peristiwa yang terjadi saat panggilan berlangsung. Peristiwa-peristiwa tersebut antara lain dropped calls, blocked calls, handover, call setup, call end dan sebagainya. Dalam Tugas Akhir ini hanya beberapa events yang dibahas, di antaranya dropped calls, blocked calls, dan missing neighbor. Pada analisis events juga terlebih dahulu ditentukan rute mana yang akan diamati lebih
7 lanjut sebagaimana pada analisis SAN CPICH Ec/No, SAN CPICH RSCP dan SQI. Namun ada perbedaan karena pada TEMS rute dipecah menjadi empat bagian, dimana pada voice call 3G, jarang sekali ditemukan event dropped calls blocked calls dan missing neighbor pada satu rute yang sama. Kenyataan pada pengamatan, dari 3 event yang dibahas, tidak ditemukan pada satu rute, sehingga analisis event dilakukan sesuai dengan keadaan dan rute pada saat terjadinya event. Sedangkan pengambilan titik pengamatan tidak dilakukan pada analisis ini, hal tersebut dikarenakan events terjadi di lokasi yang tidak dapat ditentukan. Dropped calls Dropped calls adalah terputusnya panggilan saat panggilan sedang berlangsung yang dikarenakan oleh sebab-sebab tertentu. a. Missing neighbors b. Poor coverage c. Pilot pollution d. Congestian e. Not radio f. Equipment fault Pengamatan dengan TEMS pada seluruh rute, selama 3 minggu dengan waktu pagi, siang dan malam, hanya ditemukan satu dropped calls yang terjadi pada tanggal 23 Agustus rute 2 pada waktu malam hari.
Gambar 5 event dropped calls (a) data logfile rute 2 pada 23 Agustus 2009 malam (b)WCDMA serving/active set + neighbor window (c)event window (d)message detail window
Dari gambar 5, dapat dilihat bahwa nilai SAN CPICH EC/No sebesar -15.50 dB, yang termasuk kategori buruk, nilai SAN CPICH RSCP sebesar -97.00 yang termasuk kategori cukup buruk, dan SQI tidak ada nilainya yang berarti pada saat itu tidak terjadi panggilan. Oleh sebab itu, dalam menentukan level kekuatan
sinyal (CPICH RSCP) harus memperhitungkan besarnya redaman akibat rugi-rugi lintasan propagasi agar terjadinya dropped calls dapat dihindari. Peristiwa dropped calls yang terjadi pada 23 Agustus 2009 rute 2 malam tersebut diakibatkan oleh not radio, yang dapat dilihat dari gambar 4.12 (d) dimana deskripsinya adalah no service, yang menandakan tidak adanya sel yang melayani proses panggilan suara, dan bisa juga diakibatkan oleh poor coverage karena nilai Ec/No dan RSCP yang sangat buruk sehingga terjadi dropped calls. Blocked calls Blocked calls merupakan suatu kondisi saat MS (Mobile Station) tidak dapat melakukan panggilan yang dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti resource yang kurang, jaringan yang melarang untuk melakukan panggilan dan nilai parameter (CPICH RSCP dan CPICH Ec/No) yang terukur pada tempat pengambilan data tidak memungkinkan untuk untuk melakukan suatu panggilan. Pengamatan dengan TEMS pada seluruh rute, selama 3 minggu dengan waktu pagi, siang dan malam, hanya ditemukan satu blocked calls yang terjadi pada tanggal 23 Agustus rute 1 pada waktu malam hari.
Gambar 6 event blocked calls(a) data logfile rute 1 pada 23 Agustus 2009 malam (b)WCDMA serving/active set + neighbor window (c)event window (d)message detail window
Dari gambar 6, terlihat bahwa pada saat terjadi blocked calls, nilai SAN CPICH RSCP sebesar -91.00 dBm kategori sedang, dan nilai SAN CPICH Ec/No sebesar -19.00 dB kategori sangat buruk dengan tidak ada nilai pada SQI yang menandakan pada saat itu tidak ada panggilan suara. Oleh sebab itu, dalam menentukan level kekuatan sinyal (CPICH
8 RSCP) harus memperhitungkan besarnya redaman akibat rugi-rugi lintasan propagasi agar terjadinya blocked calls dapat dihindari. Peristiwa blocked calls yang terjadi pada rute 1 pada 23 Agustus 2009 saat malam hari tersebut diakibatkan oleh unavailable resources dimana nilai RSCP dengan kategori sedang dan nilai Ec/No dengan kategori sangat buruk, sehingga tidak ada resources yang dibutuhkan untuk melakukan panggilan suara maka terjadi blocked calls. Missing neighbor Event selanjutnya yang akan dianalisis adalah missing neighbor. Missing neighbors terjadi diakibatkan oleh adanya sel baru (sel DN) namun sel tersebut tidak ditambahkan dalam active set sehingga sel tidak ditetapkan sebagai neighboring cell. Event missing neighbor beberapa kali terjadi saat drivetest dengan letaknya yang sama pada suatu rute tertentu.
Tabel 7 perbandingan terjadinya event pada waktu yang berbeda
4.3
Analisis CSSR (Call Setup Success Rate) dan DCR (Drop Call Rate) Analisis CSSR (Call Setup Success Rate) dan DCR (Drop Call Rate) dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kualitas pelayanan yang disediakan oleh operator yang bersangkutan. Pada analisis CSSR dan DCR, terlebih dahulu ditampilkan thematic map untuk mengetahui jumlah call setup, call establish, blocked calls dan dropped calls yang diperlukan dalam analisis CSSR dan DCR. Sebagai contoh analisis nilai CSSR dan DCR akan ditampilkan thematic map pada pengambilan data tanggal 23 Agustus 2009 waktu panggilan pagi yang dapat diamati pada Gambar 8.
Gambar 7 event missing neighbor (a)data logfile rute 1 pada 23 Agustus 2009 pagi (b)WCDMA serving/active set+neighbor window (c)event window (d)message detail window
Pada message details pada gambar 7(d) tertulis bahwa active set terkuat adalah sel dengan SC = 82 dan nilai SAN CPICH Ec/No sebesar 5.00 dB. Akan tetapi, selama panggilan berlangsung terdapat sel dengan SC = 147 dan nilai SAN CPICH Ec/No sebesar -11.00 dB, sel tersebut tidak ditambahkan dalam active set sehingga sel tidak ditetapkan sebagai neighboring cell. Untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan cara menetapkan sel dengan nilai SC yang lebih tinggi maupun nilai SC yang lebih rendah sebagai neighboring cell bagi sel yang berperan sebagai active set terkuat. Setelah dilakukan analisis events pada waktu yang berbeda didapatkan hasil berupa tabel 7 berikut.
Gambar 8 Thematic map tanggal 23 Agustus 2009
Berdasarkan legend yang terdapat pada Gambar 8 tertera jumlah call setup sebanyak 19 dan call established sebanyak 19, sedangkan jumlah blocked calls dan dropped calls sebanyak 0 karena saat drivetest berlangsung tidak terjadi peristiwa blocked calls maupun dropped calls. Dengan demikian, maka nilai CSSR dan DCR adalah sebagai berikut : CSSR =
19 (19 + 0 )
* 100% = 100%
9 DCR =
0 * 100% = 0% 19
Dari perhitungan nilai CSSR dan DCR tersebut dapat diketahui bahwa kualitas pelayanan yang disediakan oleh operator sangat bagus sekali yang ditunjukkan oleh nilai CSSR sebesar 100% dan DCR sebesar 0%, yang berarti panggilan berjalan sangat lancar tanpa adanya gangguan dropped calls maupun blocked calls. Setelah dilakukan analisis terhadap nilai CSSR dan DCR pada tiap hari Minggu dengan tiga variasi waktu panggilan, yaitu pagi, siang dan malam didapatkan hasil berupa Tabel 8.
2.
3.
Tabel 8 Analisis Nilai CSSR dan DCR Berdasarkan Waktu Panggilan di Tahun 2009
4.
5. Berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui bahwa kualitas pelayanan terbaik yang disediakan oleh operator terdapat pada pengambilan data tanggal 30 Agustus dan 6 September 2009, didasarkan pada nilai CSSR sebesar 100% dan nilai DCR sebesar 0% pada semua waktu pengambilan data. Nilai tersebut menunjukkan bahwa pelayanan yang disediakan operator dalam membuka jalan untuk komunikasi tidak terhalang oleh adanya peristiwa blocked calls dan operator juga dapat menjaga berlangsungnya pembicaraan secara baik tanpa terputus secara tiba-tiba saat panggilan sedang berlangsung. Sedangkan untuk kualitas pelayanan terburuk yang disediakan operator terdapat pada malam hari pada tanggal 23 Agustus 2009 dimana nilai CSSR sebesar 94.1% dan DCR sebesar 6.25%. V. 5.1
PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan proses yang telah dilakukan pada Tugas Akhir ini, dapat disimpulkan beberapa hal, antara lain: 1. Kualitas sinyal voice call terbaik berada pada nilai rata-rata SAN CPICH RSCP, SAN
6.
7.
8.
9.
CPICH Ec/No dan SQI sebesar -68.00 dBm, -3.83 dB dan 30. Untuk nilai SAN CPICH RSCP, didapatkan nilai terendah sebesar -105.00 dBm, yaitu dengan kategori buruk, yang terjadi pada titik 2. Sedangkan nilai tertinggi sebesar -57.00 dBm diperoleh dari titik 5, yang mempunyai kategori sangat baik sekali. Nilai SAN CPICH RSCP pada kelima titik pengamatan, rata-rata memiliki nilai antara -68.00 sampai dengan -96.67, yaitu kategori baik. Untuk nilai SAN CPICH Ec/No, titik terendah sebesar -12.50 dB pada titik 2, dengan kategori sedang. Nilai tertinggi sebesar -3.50 dB terjadi pada titik 1, 4 dan 5, dengan kategori sangat baik. Dengan rentang nilai rata-rata yaitu pada nilai -3.83 dB sampai -9.17 dB. Index Kualitas Suara (SQI) yang diperoleh dari pengamatan, yaitu pada lima titik pengamatan, semuanya menunjukkan nilai yang baik, yaitu bernilai antara 18 – 30. Dengan nilai tertinggi sebesar 30 dan nilai terendah sebesar 20. Pada titik dengan kisaran nilai CPICH RSCP sebesar -90,00 dBm hingga 1,00 dBm komunikasi berjalan lancar tanpa terjadi suatu event apapun saat panggilan berlangsung. Pada titik yang terdeteksi adanya sel baru (sel DN) dengan nilai Ec/No sebesar -5,00 dB terjadi peristiwa missing neighbor saat panggilan berlangsung. Peristiwa Missing neighbors terjadi diakibatkan oleh adanya sel baru namun sel tersebut tidak ditambahkan dalam active set sehingga sel tidak ditetapkan sebagai neighboring cell. Pada titik dengan kisaran nilai CPICH RSCP -91,00 dBm hingga -97,00 dBm terjadi peristiwa blocked call dan dropped calls. Kualitas pelayanan terbaik yang disediakan oleh operator terdapat pada pengambilan data tanggal 30 Agustus dan 6 September 2009, didasarkan pada nilai CSSR (Call setup success rate) sebesar 100% dan nilai DCR (drop call rate) sebesar 0% pada semua waktu pengambilan data. Untuk kualitas pelayanan terburuk yang disediakan operator terdapat pada malam hari pada tanggal 23 Agustus 2009 dimana nilai CSSR sebesar 94.1% dan DCR sebesar 6.25%.
10 10. Kualitas panggilan jika dilihat dari SQI, menunjukkan hasil yang bagus, dengan seluruh rute menunjukkan warna dominan biru yang menandakan nilai SQI pada kategori baik yaitu 18 sampai 30, sehingga kualitas voice call dalam kategori baik jika dilihat dari parameter SQI.
[9]
Santoso, G., 2006, Sistem Selular WCDMA (Wideband Code Division Multiple Access), Yogyakarta : Graha Ilmu. [10] Usman, Uke K., 2008, Pengantar Telekomunikasi, Bandung : Informatika.
5.2 Saran 1 Drivetest dapat dikembangkan sampai dengan tahapan optimasi jaringan dengan parameter yang lebih banyak, seperti AS CPICH Ec/No dan AS CPICH RSCP. 2 Drivetest dapat dilakukan pada rute yang berbeda dengan waktu yang lebih lama, yaitu saat hari kerja dan hari libur sehingga dapat diamati perbedaan yang terjadi. 3 Pengukuran kualitas voice call dapat dilakukan secara indoor di dalam ruangan untuk mengetahui pengaruh bahan-bahan bangunan terhadap kualitas sinyal. 4 Menggunakan perangkat drivetest WCDMA yang lain seperti NEMO, lalu membandingkannya dengan TEMS Investigation.
R Bram Aditya Kusuma, lahir di Semarang, 27 April 1987. Menempuh pendidikan di SD 09 Bukittinggi, SLTPN 03 Semarang sampai tahun 2002, dan SMUN 03 Semarang lulus tahun 2005. Saat ini masih menyelesaikan studi Strata-1 di Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang, dengan mengambil konsentrasi Elektronika Telekomunikasi.
BIODATA
Menyetujui dan Mengesahkan, Pembimbing I
DAFTAR PUSTAKA [1]
[2] [3] [4]
[5]
[6]
[7]
[8]
Abugalala, Mahmoud M.T., 2006, Measuring Service Quality of IP Data Over UMTS Network, Malaysia : Tesis Universiti Teknologi Malaysia. Goksel, Somer, Optimization and Log File Analysis in GSM, PDF Files, January 2003. http://telecommunicationforall.blogspot.co m/2008/05/pengenalan-tems.html Jouini, Sofien, Ericsson 3G Trial Network Optimization, Graduation Project Report, 2006/2007. Kokkinos, Evangelos A., Tool Development for Analysis of WCDMA Radio Measurements and Investigation of EcNo and RSCP values before Drop Call, Journal, December 2007. Kreher, Ralf, 2006, UMTS Perfomance Measurement, England : John Wiley&Sons, Ltd. QUALCOMM Incorporated, 2006, WCDMA (UMTS) Deployment Handbook, England : John Wiley&Sons, Ltd. Santoso, G., 2004, Sistem Selular CDMA, Yogyakarta : Graha Ilmu.
Imam Santoso, S.T., M.T. NIP. 19701203 199702 1 001
Pembimbing II
Yuli Christyono, S.T., M.T. NIP. 19680711 199702 1 001