Editorial
Tuberkulosis dan Kemiskinan Tjandra Yoga Aditama Departemen Pulmonologi & Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta
Pendahuluan Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah kesehatan masyarakat hingga kini. Paling sedikit satu orang akan terinfeksi TB setiap detik. Setiap hari 20.000 orang jatuh sakit TB, artinya setiap 5 detik satu orang jatuh sakit TB di dunia. Setiap hari 5.000 orang meninggal akibat TB, jadi di dunia ini setiap 20 detik satu orang meninggal akibat TB. TB membunuh hampir satu juta perempuan setahunnya. Angka tersebut lebih tinggi dari kematian perempuan akibat proses kehamilan dan persalinan. TB membunuh 100.000 anak setiap tahunnya. Sekitar 40% beban TB di dunia terjadi di negara Asia Tenggara yang tergabung dalam koordinasi WHO South East Asia Regional Office (SEARO). Di kawasan ini setiap tahun terdapat sekitar 3 juta kasus baru dan 750.000 kematian akibat TB, atau hampir 2.000 orang meninggal setiap harinya. Di India saja misalnya, setiap menit ada satu orang yang meninggal akibat TB. Sampai saat ini tidak ada satu negarapun di dunia yang telah bebas TB. 1 Karena itu, tidaklah berlebihan bila banyak orang bertanya, bagaimana gambaran TB di masa datang? Bila situasi penanggulangan TB tetap seperti sekarang ini, maka jumlah kasus TB di tahun 2020 akan meningkat menjadi 11 juta jiwa, artinya 200 juta kasus TB dalam dua dekade pertama abad 21 ini.2 Insidens TB akan terus meningkat, dari 8,8 juta kasus di tahun 1995 menjadi 10,2 juta kasus di tahun 2000 dan 11,9 juta kasus TB baru di tahun 2005.3
Maj Kedokt Indon, Volum: 55, Nomor: 2, Pebruari 2005
Data WHO menunjukkan bahwa Indonesia adalah penyumbang kasus terbesar ketiga di dunia. Setiap tahunnya jumlah penderita baru TB menular adalah 262.000 orang dan jumlah seluruh penderita adalah 583.000 orang pertahunnya. Diperkirakan sekitar 140.000 orang Indonesia yang meninggal setiap tahunnya akibat TB. Setiap satu menit di Indonesia muncul satu penderita baru TB paru, setiap dua menit muncul satu penderita baru TB paru yang menular, dan setiap empat menit satu orang meninggal akibat TB.4 TB bukan lagi jadi masalah kesehatan masyarakat di satu negara bila jumlah penderita baru yang menular kurang dari satu orang untuk setiap satu juta penduduk. Artinya, untuk Indonesia harus kurang dari 200 orang setahunnya. Tegasnya, tugas kita adalah menurunkan angka 262.000 yang ada sekarang menjadi 200 orang saja. Jelas satu tantangan yang berat. Directly Observed Treatment Short Course Berbagai program kesehatan telah dilakukan, memang kemajuan telah dirasakan, tetapi kenyataannya TB masih juga jadi masalah. Program penanggulangan TB yang utama kini adalah dengan pendekatan directly observed treatment short course (DOTS). DOTS mengandung lima komponen. Pertama, adanya jaminan komitmen politik untuk menanggulangi TB di suatu negara. Secara umum komitmen pemerintah dibangun atas kesadaran tentang besarnya masalah TB dan pengetahuan tentang program penang-
49
Tuberkulosis dan Kemiskinan gulangan TB yang telah terbukti ampuh. Komitmen itu seyogyanya dimulai dengan keputusan pemerintah untuk menjadikan TB sebagai prioritas penting/utama dalam program kesehatannya. Untuk mendapat dampak yang memadai, maka komitmen politik harus diterjemahkan dalam 3 hal penting, yaitu policy formulation, resource mobilization, dan program implementation. Untuk itu harus dibuat suatu program nasional menyeluruh yang menjelaskan bagaimana DOTS dapat diimplementasikan. Begitu dasar-dasar tersebut telah diletakkan, diperlukan dukungan pendanaan serta tenaga pelaksana yang terlatih untuk dapat mewujudkan program menjadi kegiatan nyata di masarakat. Satu hal penting lain adalah penempatan program penanggulangan TB dalam reformasi sektor kesehatan secara umum, meliputi setidaknya dua hal penting, yaitu memperkuat dan memberdayakan kegiatan dan kemampuan pengambilan keputusan di tingkat kabupaten serta peningkatan cost-effectiveness dan efisiensi dalam pemberian pelayanan kesehatan. Kedua, penemuan kasus dengan pemeriksaan mikroskopik, terutama dilakukan pada mereka yang datang ke fasilitas kesehatan karena keluhan paru dan pernapasan. Pendekatan itu disebut passive case finding. Hal itu dipilih mengingat secara umum pemeriksaan mikroskopik merupakan cara yang paling cost effective dalam menemukan kasus TB. Pada keadaan tertentu dapat dilakukan pemeriksan radiografi dengan kriteria yang jelas yang dapat diterapkan di masyarakat. Ketiga adalah pemberian obat yang diawasi secara langsung, atau dikenal dengan istilah directly observed therapy (DOT). Penderita diawasi secara langsung ketika menelan obatnya. Obat yang diberikan harus sesuai standar dan diberikan secara gratis pada seluruh penderita TB yang menular dan kambuh. Pengobatan TB memakan waktu 6 bulan. Setelah makan obat 2 atau 3 bulan tidak jarang keluhan penderita telah menghilang, sehingga ia merasa dirinya telah sehat dan menghentikan pengobatannya. Karena itu harus ada sistem yang menjamin penderita mau menyelesaikan seluruh masa pengobatannya. Siapa yang harus melihat pasien menelan obatnya? Itu dapat dilakukan oleh petugas kesehatan, oleh pemuka masarakat setempat, tetangga penderita, atau keluarganya sendiri. Keempat adalah jaminan tersedianya obat secara teratur, menyeluruh, dan tepat waktu. Masalah utama dalam hal ini adalah perencanaan dan pemeliharaan stok obat pada berbagai tingkat daerah. Untuk itu diperlukan pencatatan dan pelaporan penggunaan obat yang baik, misalnya jumlah kasus pada setiap kategori pengobatan, kasus yang ditangani dalam waktu yang lalu (forecasting), data akurat stok di masing-masing gudang, dll. Kelima adalah sistem pemantauan, pencatatan, dan pelaporan yang baik. Setiap penderita TB yang diobati harus mempunyai satu kartu identitas penderita yang kemudian tercatat di catatan TB di kabupaten. Kemanapun penderita pergi, dia harus menggunakan kartu yang sama, sehingga dapat melanjutkan pengobatannya dan tidak sampai tercatat dua kali. Faktor yang paling penting dari proses pencatatan
50
dan pelaporan data adalah pencatatan dengan sistem kohort, yang merupakan cara pengamatan sistematik untuk mengetahui perkembangan pengobatan dan keberhasilan pengobatan Kemiskinan Dari uraian di atas jelas bahwa komitmen politik merupakan komponen pertama program DOTS. Artinya, pengelola kesehatan harus mampu meyakinkan penentu kebijakan politik bahwa TB adalah masalah yang penting. Untuk itu kita tidak dapat hanya berbicara dari aspek kesehatan semata, aspek ekonomi mungkin akan dapat lebih “bicara” untuk meyakinkan penentu kebijakan publik, apalagi isu kemiskinan. Masalah kesehatan masyarakat memang tidak dapat dipisahkan dari masalah kemiskinan. Setidaknya sekitar 1,3 milyar penduduk dunia adalah orang miskin, yaitu mereka yang harus hidup dengan uang kurang dari 1 US$ per hari.1 Hubungan penyakit dan kemiskinan dapat seperti vicious cycles. Karena miskin, orang jadi kurang gizi, tinggal di tempat yang tidak sehat, dan tidak dapat melakukan pemeliharaan kesehatan dengan baik. Akibatnya, si miskin akan jatuh sakit. Karena sakit maka dia terpaksa berobat. Biaya pengobatan itu cukup mahal, akibatnya si miskin akan makin miskin lagi, sehingga berhenti berobat, makin parah demikian seterusnya. Publikasi WHO dalam rangka World TB Day 2002 yang mengambil tema Stop TB Fight Proverty menyebutkan:5 1. Beberapa alasan gagalnya pengobatan TB antara lain derajat kemiskinan penderita, sulitnya menjangkau fasilitas kesehatan, kurangnya petugas kesehatan, harga obat yang mahal, dan prosedur yang berbelit. 2. The Commission on Macroeconomic and Health (CMH) menyatakan bahwa biaya total yang harus dikeluarkan oleh masyarakat miskin seringkali “diremehkan.” Tidak jarang biaya tidak langsung untuk mendapatkan pengobatan jauh lebih mahal daripada biaya langsung untuk berobat. Selain itu, tenaga kerja yang sakit tentu akan mengakibatkan memburuknya ekonomi, dan buruh serta petani yang miskin akan menjadi makin miskin kalau mereka jatuh sakit. 3. Pemulihan kesehatan adalah salah satu upaya nyata untuk menuntaskan kemiskinan. Investasi pada kesehatan pada dasarnya adalah investasi pada pengembangan sumber daya manusia yang potensial. 4. TB diperkirakan menghabiskan biaya sebesar US$ 12 milyar dari kaum miskin di seluruh dunia setiap tahunnya 5. Penelitian menunjukkan bahwa 3 atau 4 bulan masa kerja akan hilang karena seseorang sakit TB. Hal itu berpotensi menyebabkan hilangnya 20-30% pendapatan rumah tangga dalam setahun. Bila seseorang meninggal akibat TB, maka keluarganya akan kehilangan sekitar 13-15 tahun pendapatan karena kepala keluarganya meninggal akibat TB. 6. TB dan HIV akan punya dampak ekonomi yang amat luas bagi suatu negara, dapat sampai 12 milyar US$. Bila prevalensi HIV (+) di satu negara sekitar 10-15%, maka
Maj Kedokt Indon, Volum: 55, Nomor: 2, Pebruari 2005
Tuberkulosis dan Kemiskinan dampak akibat TB dan HIV di negara tersebut dapat menurunkan angka pertumbuhan growth domestic product (GDP) sampai sekitar 1% pertahun. Analisis Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKMUI menyatakan bahwa kerugian ekonomi akibat TB dapat juga dilihat dari 4 aspek, yaitu:6 1. Health consumption effect, yaitu kerugian dalam bentuk mengurangi konsumsi barang/jasa kesehatan akibat sakit atau meninggal. 2. Social interaction and leisure effects, yaitu kerugian akibat terhambatnya interaksi sosial dan kurangnya waktu luang untuk santai. 3. Short term production effects, baik berupa keluarnya biaya untuk berobat dan hilangnya hari kerja produktif maupun turun atau hilangnya kesempatan mengurus keluarga dan rumah tangga secara baik. 4. Long term production consumption effect dalam bentuk efek demografis konsumsi serta suplai tenaga kerja. Penutup Dari uraian di atas jelas bahwa TB masih merupakan masalah kesehatan penting di dunia dan di Indonesia. Memang kini telah ada program DOTS untuk menanggulangi TB, tetapi belum mencakup seluruh penderita TB. Perlu dilakukan upaya akselerasi agar DOTS benar-benar dapat terimplementasi dengan baik di seluruh kawasan dunia, terutama di Indonesia. Disadari bahwa TB adalah giant poverty producing mechanism. Membiarkan TB di satu negara sama saja dengan membiarkan kemiskinan merajalela di negara itu. Sebenarnya bila pemerintah mau menyisakan dana yang cukup maka kendati rasanya sekarang keluar devisa yang besar di masa
Maj Kedokt Indon, Volum: 55, Nomor: 2, Pebruari 2005
datang akan ada penghematan akibat TB yang terkendali. WHO menyatakan bahwa program pengobatan TB di Indonesia punya benefit cost ratio 55 : 1. Artinya, setiap 1 US$ yang dihabiskan oleh suatu negara untuk program pengobatan TB akan memberi manfaat 55 US$ ke Indonesia dalam 20 tahun mendatang. Data lain dari Thailand menyebutkan bahwa implementasi program DOTS akan dapat menghemat devisa negara itu sebesar 2,3 milyar US$ dalam 20 tahun mendatang. Hal itu sejalan dengan pendapat Bank Dunia yang menyatakan bahwa DOTS adalah salah satu strategi kesehatan yang amat cost effective. Untuk menangani TB -penyakit dan dampak kemiskinannya- diperlukan komitmen politik yang kuat, dengan didukung peran serta masyarakat luas, tentunya termasuk kalangan kesehatan. Daftar Pustaka 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Iseman. Tempus Fugit: TB and the 20 th century. Int J Tuberc Lung Dis 2000;4(1):1. Dye C. Tuberculosis 2000-2010: control, but not elimination. Int J Tuberc Lung Dis 2000;4(12):S146-52. Pilheu JA. Tuberculosis 2000: problems and solutions. Int J Tuberc Lung Dis 1998;2(9):696-703. Aditama TY. TB, diagnosis, terapi, dan masalahnya. Jakarta: Yayasan Penerbit IDI;2003. World Health Organization. Brochure on World TB Day, 24 March 2002 - Stop TB fight poverty. Geneve: WHO;2003. Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKMUI. Dampak Ekonomi TB di Indonesia. Disampaikan pada Pertemuan Forum Jurnalis Kesehatan, Jakarta 23 Maret 2004.
SS
51
Tuberkulosis dan KemiskinanEfek Antiinflamasi Sediaan Metilprednisolon Dalam Bentuk Liposom
Tabel 2. Hambatan Pembentukan Granuloma
Kontrol
Berat (gram) Hambatan (%)
MPL
MPL 2
15,04 + 2,23
11,3 + 1,56
9,95 + 3,23
0
35
36,22
Maj Kedokt Indon, Volum: 55, Nomor: 1, Januari 2005
MPL 3
7,44 + 1,46 52,1
LMPLP1
LMPLP2
11,8 + 2,29
6,86 + 0,99
24
56,24
LMPLP3
Liposom
5,84 + 0,756
15,5 + 2,65
62,67
0
Efek Antiinflamasi Sediaan Metilprednisolon Dalam Bentuk Liposom
Maj Kedokt Indon, Volum: 55, Nomor: 1, Januari 2005
Efek Antiinflamasi Sediaan Metilprednisolon Dalam Bentuk Liposom
Maj Kedokt Indon, Volum: 55, Nomor: 1, Januari 2005
Efek Antiinflamasi Sediaan Metilprednisolon Dalam Bentuk Liposom
Maj Kedokt Indon, Volum: 55, Nomor: 1, Januari 2005
Lampiran Surat Konfirmasi No: 119 / YP-IDI / 2004
Media :
Majalah Kedokteran Indonesia (MKI) Bank Mandiri Cabang Kebon Sirih No. Rek: 121.007200024-7
Nama Produk
Posisi/Letak
Frekuensi
Edisi
Harga
(X) Cross: Rp Disc: PPn: Net: -
Gross: Disc: Net.:
Gross: Disc: Net.:
Gross: Disc: Net.:
Biaya pembuatan film separasi Rp 250.000,-
Nama Perusahaan : PT. Fahrenheit
( Paulus Ponco ) Product Manager
Tarif dan Ketentuan Iklan 2005 Majalah Kedokteran Indonesia (MKI)
POSISI
UKURAN
HARGA
Satu Halaman FC (21 cm x 28,5 cm) JAKET - Tipe 1 - Tipe 2
Kontrak Tahun 2004 2005
2 Halaman Cover Cover Depan 21 x 15
COVER - Cover 4 - Cover 2 - Cover 3 ISI
1 Halaman 1 Halaman 1 Halaman 1 Halaman /2 Halaman 1 Halaman B/B
Artikel sponsor termasuk iklan 1 Halaman (maksimal delapan halaman)
13.500.000,12.000.000,11.000.000,-
14.850.000,13.200.000,12.100.000,-
18.000.000,-
Sampul Pengiriman Majalah (minimal 1.000 eks.)
Pendamping Rubrik Adventorial Sampul Pengiriman
4.000,-/eks.
(BIDI)
UKURAN
HARGA 2004
Pendamping Logo Halaman Muka Icon Halaman (penanda hal.) Iklan Kolom
11.550.000,7.000.000,8.250.000,-
20.000.000,-
3.500,-/eks.
Berita Ikatan Dokter Indonesia POSISI
21.120.000,13.750.000,-
10.500.000,6.300.000,7.500.000,-
1
Sisipan Jadi (Bahan sisipan dari pemesan)
19.200.000,12.500.000,-
10 cm x 5 cm 2 Kolom x 20 cm 10 cm x 1 cm Milimeter kolom B/W -”-”- F/C 2 Kolom x 7 cm Milimeter x kolom B/W Minimal 1.000 eks.
Kontrak Tahun 2005
7.000.000,7.700.000,7.000.000,7.700.000,500.000,750.000,10.000,12.500,12.500,15.000,2.000.000,2.500.000,15.000,16.500,1.500,-/eks. 2.000,-/eks.
(Bahan dari pemesan)
Harga dinyatakan dalam Rupiah perbulan dan belum termasuk PPN 10%, dan pembuatan film separasi iklan
Harga dinyatakan dalam rupiah perbulan, dan belum termasuk PPN 10%, dan pembuatan film separasi
(SPM)
Buku Standar Pelayanan Medis POSISI
UKURAN
HARGA
Satu Halaman FC (16 cm x 23 cm) COVER - Cover 4 - Cover 2 - Cover 3 ISI Ear Divider Book Mark (Bahan dari pemesan)
2004
1 Halaman 1 Halaman 1 Halaman 1 Halaman 1 Halaman Maks. 2 Macam 6 cm x 15 cm
Kontrak Tahun 2005
15.000.000,13.500.000,11.000.000,-
16.500.000,14.850.000.12.100.000,-
10.000.000,13.000.000,8.000.000,-
11.000.000,14.300.000,8.800.000,-
Modul Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan (PKB) Uji Diri POSISI
UKURAN Satu Halaman FC (15 cm x 21 cm)
Jumlah halaman 52 Termasuk cover Jumlah halaman 52-76 Jumlah halaman 76 lebih
A5
A5
EKSP. (Oplag) < 3.000 14.250.000,-
16.500.000,A5
Jasa “Mailing Service” Maks. 20 gram Biaya packing Rp 250,-/alamat, biaya pengiriman sesuai dengan tarif kantor pos.
21.500.000,2.500.000,-
Kontrak Tahun 2004 - 2005 3.001-5.000 5.001-10.000 16.500.000,-
21.500.000,28.000.000,4.000.000,-
21.500.000,-
28.000.000,36.500.000,6.000.000,-
Ketentuan pemasang iklan : 1. Pemasang iklan harus mengirimkan konfirmasi pemasangan sekurang-kurangnya 2 bulan sebelum deadline terbit. 2. Posisi iklan yang alokasinya hanya 1 tempat, akan diberikan kepada pihak yang memberikan konfirmasi paling awal. 3. Surat kontrak pemasangan iklan akan diberikan setelah surat konfirmasi diterima oleh YP-IDI. 4. Posisi iklan pada modul PKB Uji Diri hanya di cover 2 dan 3 + sisipan jadi dari pemesan (kalau ada) Jakarta, Juli 2004 Yayasan Penerbitan IDI
Badan Usaha
DAFTAR PEMASANG IKLAN TAHUN 2005 Media :
No
Majalah Kedokteran Indonesia
Perusahaan
1.
UCB Pharma
2.
PT. Otsuka Ind.
3.
PT. Otsuka Ind.
Produk
(MKI)
Posisi/Letak Frekuensi
Cirrus Mucosta
Ada Artik.
Edisi
Jaket Tipe 2
12 Kali
Januari-Desember
Jaket Tipe 2
6 Kali
Jan, Mar, Mei, Jul. Sept, Nov.
Set. Daf. Isi
4 Kali
Sesuai Artik. Psychi.
DAFTAR PEMASANG IKLAN TAHUN 2005 Media :
Berita Ikatan Dokter Indonesia
No
Perusahaan
Produk
1.
UCB Pharma
2.
PT. Utsuka Ind.
Mucosta
3.
PT. Utsuka Ind.
......
(BIDI)
Posisi/Letak Frekuensi
Ryzen
?
Edisi
Pend. Logo Pend. Logo Hal. Dalam
12 Kali 6 Kali 1 Kali
Januari-Desember
Januari-Juni Edisi I
April
Tarif dan Ketentuan Iklan 2005 Majalah Kedokteran Indonesia POSISI
(MKI)
UKURAN
HARGA
Satu Halaman FC (21 cm x 28,5 cm) JAKET - Tipe 1 - Tipe 2
Kontrak Tahun 2004 2005
2 Halaman Cover Cover Depan 21 x 15
COVER - Cover 4 - Cover 2 - Cover 3
1 Halaman 1 Halaman 1 Halaman
ISI
1 Halaman /2 Halaman 1 Halaman B/B
Sisipan Jadi (Bahan sisipan dari pemesan) Artikel sponsor termasuk iklan 1 Halaman (maksimal delapan halaman) Sampul Pengiriman Majalah (minimal 1.000 eks.)
POSISI
22.120.000,14.200.000,-
13.950.000,12.450.000,11.450.000,-
15.300.000,13.650.000,12.550.000,-
10.950.000,12.100.000,6.650.000,7.450.000,7.950.000,8.700.000,-
1
Berita Ikatan Dokter Indonesia
20.200.000,12.950.000,-
18.450.000,-
20.450.000,-
4.500,-/eks.
5.000,-/eks.
(BIDI)
UKURAN
HARGA Kontrak Tahun 2004 2005
Pendamping Logo 10 cm x 5 cm Halaman Muka 2 Kolom x 20 cm Icon Halaman (penanda hal) 10 cm x 1 cm Iklan Kolom Milimeter kolom B/W -”-”- F/C Pendamping Rubrik 2 Kolom x 7 cm Adventorial Milimeter x kolom B/W Sampul Pengiriman Minimal 1.000 eks.
7.250.000,7.950.000,7.250.000,7.950.000,600.000,850.000,12.500,14.500,14.500,17.000,2.100.000,1.600.000,16.500,18.000,1.700,-/eks. 2.200,-/eks. (Bahan dari pemesan)
Harga dinyatakan dalam Rupiah perbulan dan belum termasuk PPN 10%, dan pembuatan film separasi iklan Harga dinyatakan dalam rupiah perbulan, dan belum termasuk PPN 10%
Buku Standar Pelayanan Medis POSISI
(SPM)
UKURAN
HARGA
Satu Halaman FC (16 cm x 23 cm) COVER - Cover 4 - Cover 2 - Cover 3
1 Halaman 1 Halaman 1 Halaman
ISI Ear Divider Book Mark (Bahan dari pemesan)
1 Halaman 1 Halaman Maks. 2 Macam 6 cm x 15 cm
2004
Kontrak Tahun 2005
15.500.000,14.100.000,11.500.000,-
17.100.000,15.350.000.12.600.000,-
10.500.000,11.500.000,13.500.000,14.800.000,8.350.000,9.250.000,-
Modul Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan (PKB) Uji Diri POSISI
UKURAN Satu Halaman FC (15 cm x 21 cm)
EKSP. (Oplag) Kontrak Tahun 2004 - 2005 3.001-5.000 5.001-10.000
< 3.000
Jumlah halaman 52 Termasuk cover
A5
15.150.000,-
17.400.000,-
22.400.000,-
Jumlah halaman 52-76
A5
17.400.000,-
22.400.000,-
28.900.000,-
Jumlah halaman 76 lebih
A5
22.400.000,-
Jasa “Mailing Service” Maks. 20 gr. 2.900.000,Biaya packing Rp 250,-/alamat, biaya pengiriman sesuai dengan tarif kantor pos.
28.900.000,4.400.000,-
37.400.000,6.400.000,-
Ketentuan pemasang iklan : 1. Pemasang iklan harus mengirimkan konfirmasi pemasangan sekurang-kurangnya 2 bulan sebelum deadline terbit. 2. Posisi iklan yang alokasinya hanya 1 tempat, akan diberikan kepada pihak yang memberikan konfirmasi paling awal. 3. Surat kontrak pemasangan iklan akan diberikan setelah surat konfirmasi diterima oleh YP-IDI.
4. Posisi iklan pada modul PKB Uji Diri hanya di cover 2 dan 3 + sisipan jadi dari pemesan (kalau ada) Jakarta, Juli 2004 Yayasan Penerbitan IDI
Badan Usaha
KAMLING TERPADU, RT. 09, 10, 14/RW. 03 KELURAHAN CIPINANG MUARA, KECAMATAN JATINEGARA JAKARTA TIMUR
No. : 04/KT-RT/03/X/04 Lamp. : Hal : Permohonan Zakat, Infaq, Sodaqoh
Jakarta, Oktober 2004
Yang terhormat, Bapak/Ibu/Sdra/i Warga Kamling Terpadu di Tempat
Assalamu’alaikum wr. wb. “Selamat menunaikan ibadah puasa”, dan salam sejahtera kami sampaikan kepada Bapak/Ibu/Sdra/i, semoga senantiasa selalu mendapatkan limpahan rahmat serta karunia dari Allah SWT. Puji syukur kita panjatkan, karena tahun ini pelaksanaan / kegiatan Kamling Terpadu telah memasuki tahun ke-tiga. Bersama ini kami panitia Kamling Terpadu dalam bulan suci Ramadhan ini, ingin mengajak Bapak/Ibu/Sdra/i untuk beramal, infaq, dan sodaqoh dengan menyisihkan sebagian rizki-nya, yang nantinya akan kami salurkan kembali kepada para petugas jaga, pelaksanaan ini hanya dilakukan oleh satu sumber panitia Kamling Terpadu. “Selamat menyambut datangnya Hari Raya Idul Fitri 1425 H.” Demikian permohonan kami, teriring do’a semoga amal, infaq, sodaqoh para Bapak/Ibu/Sdra/i mendapatkan ridho’/pahala berlimpah dari Allah SWT. Atas perhatian serta kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
Billahit taufiq walhidayah wassalamu’alaikum wr. wb. Kamling Terpadu RT. 09, 10, 14/RW. 03 Kelurahan Cip. Muara, Kec. Jatinegara Ketua,
Pelaksana,
Suratto HS.
Muhammad Yusuf
Mengetahui Ketua RT. 14
Edo Sudirdjo
KAMLING TERPADU, RT. 09, 10, 14/RW. 03 KELURAHAN CIPINANG MUARA, KECAMATAN JATINEGARA JAKARTA TIMUR
No.
21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40.
Nama
Jenis Amal
Paraf
Uang / Barang
Keterangan
SEMINAR SEHARI PENINGKATAN GIZI ANAK SEKOLAH MELALUI PROGRAM SUSU SEKOLAH Jakarta, 12 Oktober 2004
Penyakit Hirschsprung Neonatal, Diagnosis Radiologik
Gambar 1.
Foto polos abdomen, terlihat tanda-tanda bstruksi usus letak rendah. Bayangan udara dalam kolon pada neonatus jarang dapat dibedakan dari bayangan udara dalam usus-usus halus. Daerah rektosigmoid tidak terisi udara. Pada foto posisi tengkurap kadang-kadang terlihat jelas bayangan udara dalam rektosigmoid dengan tanda-tanda klasik penyakit Hirschprung, walaupun penderita berumur 21 hari.
Maj Kedokt Indon, Volum: 54, Nomor: 8, Agustus 2004
Penyakit Hirschsprung Neonatal, Diagnosis Rediologik
Gambar 2.
Foto enema barium pada pasien tersebut pada gambar 1, terlihat tanda-tanda klasik PH, segmen sempit, zona transisi dan segmen dilatasi (kiri). Foto pasien lain dengan zona transisi terlihat mulai di segmen sigmoid sampai kolon desendens (kanan).
Diagnosis diferensial Banyak kelainan bawaan dengan penampilan klinik obstruksi usus letak rendah yang menyerupai PH seperti tidak ada evakuasi mekonium, abdomen kembung dan muntah. Diagnosis banding ini mudah disingkirkan dengan pemeriksaan radiologik yaitu atresia ileum, atresia kolon, sindrom sumbatan mekonium, ileus mekonium, dan sindrom kolon kiri kecil. Maj Kedokt Indon, Volum: 54, Nomor: 8, Agustus 2004
Penyakit Hischsprung Neonatal, Diagnosis Radiologik
Maj Kedokt Indon, Volum: 54, Nomor: 8, Agustus 2004
Penyakit Hischsprung Neonatal, Diagnosis Radiologik
Maj Kedokt Indon, Volum: 54, Nomor: 8, Agustus 2004
Penyakit Hischsprung Neonatal, Diagnosis Radiologik
SS
Maj Kedokt Indon, Volum: 54, Nomor: 8, Agustus 2004
Nutrisi Enteral Bayi Prematur
Maj Kedokt Indon, Volum: 54, Nomor: 8, Agustus 2004
Nutrisi Enteral Bayi Prematur
Maj Kedokt Indon, Volum: 54, Nomor: 7, Juli
Nutrisi Enteral Bayi Prematur
Maj Kedokt Indon, Volum: 54, Nomor: 7, Juli 2004
Proliferasi Sel dan Keganasan
Maj Kedokt Indon, Volum: 54, Nomor: 7, Juli
Proliferasi Sel dan Keganasan
Maj Kedokt Indon, Volum: 54, Nomor: 7, Juli 2004
Uniform Requirements Writing and Editing for Biomedical Publication Updated
Uniform Requirements Writing and Editing for Biomedical Publication Updated
Uniform Requirements Writing and Editing for Biomedical Publication Updated
SS
Uniform Requirements Writing and Editing for Biomedical Publication Updated
SS