PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA POKOK BAHASAN ALAT-ALAT OPIK BERORIENASI MULTIPLE INTELLIGENCES BILINGUAL BERBANTUAN KOMPUTER UNTUK SISWA SMA KELAS X Triyas Kusumawardhani*, Widjianto, Sulur** Universitas Negeri Malang. Email:
[email protected] ABSTRAK. Perkembangan teknologi dalam dunia pendidikan dapat dilihat dari penggunaan media pembelajaran berbantuan komputer dalam kegiatan belajar. Kecerdasan siswa yang bermacam-macam dan penggunaan media pembelajaran memungkinkan dibuatnya sebuah media pembelajaran berorientasi Multiple Intelligences bilingual berbantuan komputer untuk membantu proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran fisika yang berorientasi Multiple Intelligences bilingual berbantuan komputer yang dapat digunakan oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran fisika SMA Kelas X pokok bahasan alat-alat optik. Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development). Penelitian ini hanya sampai tahap uji coba terbatas. Pengambilan data uji coba terbatas media pembelajaran dilakukan dengan menggunakan instrument berupa angket kepada ahli media, ahli materi, ahli bahasa, dan audiens (siswa). Dari hasil analisis data uji coba terbatas diketahui tingkat kevalidan media pembelajaran yang dikembangkan menurut ahli media sebesar 87,2% yang berarti media baik, menurut ahli materi 88,4% yang berarti media baik, menurut ahli bahasa 91,2% yang berarti media baik. Dari uji keterbacaan pada siswa kelas X SMAN 5 Malang diperoleh 89,4% yang berarti media baik. Media pembelajaran yang dikembangkan sudah memenuhi kriteria valid dan secara keseluruhan dinyatakan baik serta dapat digunakan dalam pembelajaran. Dewasa ini telah banyak diketahui oleh publik bahwa perkembangan teknologi telah masuk ke dalam dunia pendidikan di Indonesia, dimana dapat dilihat semakin banyaknya sekolah-sekolah yang saling berlomba dalam persaingan peningkatan kualitas fasilitas teknologi. Dalam proses menjadi sebuah sekolah yang dapat bersaing dalam kompetisi baik nasional maupun internasional, sebuah sekolah memerlukan sebuah pembelajaran yang menggunakan
bahasa Inggris pada beberapa pelajaran tertentu. Namun, sebagian besar sekolah yang memiliki keinginan kepada siswanya untuk bersaing di tingkat nasional maupun internasional masih menggunakan media pembelajaran yang hanya menggunakan buku panduan maupun power point saja tanpa mengkombinasikannya dengan media pembelajaran yang baik, seperti media pembelajaran yang menggunakan komputer. Selain hal tersebut perma-
1
salahnya adalah pengajar. Dalam hal ini, guru yang menguasai materi pelajaran sebagian besar tidak mampu menghadirkan bentuk pembelajaran dalam komputer, sedangkan ahli komputer yang mampu merealisasikan segala hal dalam komputer biasanya tidak menguasai materi pelajaran. Kini yang perlu diperhatikan adalah bagaimana menjadikan komputer dapat bermanfaat bagi kemajuan pendidikan. Masalah tersebut diperkuat dengan metode belajar yang dilakukan siswa di kelas. Metode ceramah adalah metode yang mungkin paling umum dijumpai di sekolah-sekolah. Pada metode ini guru hanya menjelaskan secara lisan yang sebagian besar kurang komunikatif dan hal ini memuat siswa kurang aktif dan cenderung bosan dan kurang berminat dengan penjelasan guru. Media pembelajaran adalah salah satu pemecahan dari masalah kurangnya perhatian siswa terhadap materi pelajaran (Sudjana, 2009:2). Media pembelajaran yang menarik tentu akan menarik minat siswa dan menambah semangat belajar siswa dalm kelas. Dengan adanya kartun, gambar, audio, video, warna-warna pada sebuah media, serta materi pelajaran yang singkat dan jelas, maka proses komunikasi antar guru dan siswa dapat berjalan lancar. Howard Gardner (1983) mengemukakan bahwa pada dasarnya manusia memiliki tujuh jenis kecerdasan dasar yaitu kecerdasan bahasa (linguistic intelligence), kecerdasan matematis logis (logical mathematic intellegence), kecerdasan spasial (spatial intellegence), kecerdasan musikal (musikal intelligence),
kecerdasan kinestetik (bodilykinesthetic intelligence), kecerdasan inter personal (interpersonality intelligence), kecerdasan intra personal (intra personality intelligence) dan dua kecerdasan tambahan yaitu kecerdasan natural (naturalistic intelligence) dan kecerdasan spiritual (existentia lintelligence). Pada dasarnya semua orang memiliki semua macam kecerdasan, namun tidak semuanya berkembang atau dikembangkan pada tingkatan yang sama, sehingga tidak dapat digunakan secara efektif, namun hanya satu kecerdasan saja yang lebih menonjol daripada yang lain. Tidak berbeda dengan peserta didik yang mempunyai kecerdasan yang berbeda-beda, sehingga masing-masing peserta didik akan merasa nyaman jika mengerjakan atau berinteraksi dengan segala sesuatu yang sesuai dengan kecerdasan yang mereka miliki. Di sisi lain, sebagian besar siswa menganggap bahwa fisika sangat sulit karena hanya berisi rumus dan angka saja. Sebagian besar anggapan tersebut muncul akibat peserta didik mempelajari buku panduan yang menggunakan soal-soal yang hampir seluruhnya memerlukan penggunaan rumus. Bagi anak yang mempunyai tipe kecerdasan matematis logis hal ini mungkin bukanlah suatu hambatan dalam belajar, namun bagi siswa yang lemah maka hal ini sangat berpengaruh terhadap minat dan pemahaman mereka dalam pembelajaran fisika. Logika matematik, spasial, linguistik, dan musikal adalah 4 dari 9 kecerdasan yang paling terlihat dan sering dijumpai. Sehingga, keempat kecerdasan tersebut adalah yang paling mudah untuk diamati dan
2
diteliti.
pemahaman materi setiap siswa sangat berbeda, oleh karena itu siswa membutuhkan sebuah media pembelajaran yang dapat digunakan oleh siswa untuk menyamakan tingkat pemahaman mereka; (3) Penggunaan bahasa Inggris siswa dalam konteks fisika lemah sehingga siswa membutuhkan media yang dapat membantu meningkatkan kemampuan bahasa Inggris siswa.
Penelitian dan pengembangan yang dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui proses pengembangan dan kelayakan media pembelajaran fisika pokok bahasan alat-alat optik berorientasi Multiple Intellegences bilingual berbantuan komputer untuk siswa SMA kelas X. Penelitian pengembangan ini akan menghasilkan produk dengan spesifikasi sebagai berikut: (1) Media pembelajaran berupa sebuah aplikasi modul elektronik yang diletakkan dalam sebuah CD pembelajaran, (2) Media sesuai dengan kurikulum KTSP yang disesuaikan dengan kurikulum Cambridge sehingga menjadi kurikulum KTSP+X, (3) Media ini terdiri dari halaman muka, standar kompetensi dan kompentensi dasar, peta konsep, uraian materi yang disertai gambar dan animasi, latihan soal, glossarium, permainan edukatif, dan soal evaluasi, (4) Semua yang terdapat dalam media pembelajaran ini disajikan dalam dua bahasa, yaitu bahasa Inggris dan bahasa Indonesia, (5) Disusun dengan orientasi Multiple Intelligences (4 kecerdasan khusus), yaitu Logika Matematik, Spasial, Linguistik, dan Musikal. Pentingnya penelitian dan pengembangan mengungkapkan mengapa masalah yang ada perlu dan mendesak untuk dipecahkan. Alasan penelitian dan pengembangan ini penting adalah sebagai berikut: (1) Guru kurang dapat memanfaatkan media komputer dalam pembelajaran, oleh karena itu guru membutuhkan sebuah media pembelajaran berbantuan komputer yang dapat digunakan dalam pembelajaran, khususnya pada pembelajaran materi alat-alat optik; (2) Siswa dalam sebuah kelas memiliki tipe kecerdasan yang berbeda sehingga tingkat
METODE PENELITIAN Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian pengembangan. Pengembangan ini dirancang untuk memperoleh suatu produk baru. Dalam upaya melakukan pengembangan produk diatas, maka harus menggunakan langkah-langkah untuk proses pengembangan produk tersebut. Langkah-langkah yang dapat digunakan adalah langkahlangkah penelitian dan pengembangan (Research & Development) menurut Borg and Gall dalam Sukmadinata (2010:169), ada sepuluh langkah. Namun yang akan digunakan dalam penelitian pengembangan kali ini hanya digunakan lima pelaksanaan strategi penelitian karena keterbatasan waktu penelitian. Untuk lebih rinci dapat dilihat pada Gambar 3.10 dan lima strategi tersebut adalah sebagai berikut. 1.
2. 3.
4.
3
Penelitian dan pengumpulan data (Research & information collecting) Perencanaan (Planning) Pengembangan draf produk (Develop preliminary form of product) Uji coba lapangan awal atau validasi (Preliminary field testing or validation)
5.
Revisi hasil uji coba (Main product revision)
Memperbaiki/menyempurna kan hasil uji coba dengan memuat kritik dan saran yang diberikan oleh subyek ahli dan audiens.
Gambar 3.10 Diagram prosedur penelitian dan pengembangan
Subjek dalam uji coba ini ada 3 tipe ahli dan audiens, yaitu: (1) Ahli media, adalah orang yang berpengalaman dalam bidang media pembelajaran berbantuan komputer, khususnya animasi komputer; (2) Ahli materi, adalah orang yang berpengalaman dalam bidang materi fisika khususnya bidang optik; (3) Ahli bahasa, adalah orang yang berpengalaman dalam bidang tata bahasa dan struktur kalimat dalam bahasa Inggris; dan (4) Audiens, adalah siswa yang akan nantinya akan merasakan hasil dari media pembelajaran ini. Instrumen pengumpulan data yang dipakai dalam proses uji kelayakan produk media pembe-
lajaran menggunakan instrumen berupa angket. Teknik analisis data kuantitatif yang digunakan untuk menganalisis data hasil uji kelayakan adalah teknik persentase. Teknik persentase ini tidak hanya ditujukan untuk satu jenis lembar validasi namun untuk semua lembar validasi baik ahli maupun pengguna. Perhitungan yang dimaksud dapat dijelaskan dengan rumus berikut: (Sudjana, 2005:45)
Keterangan: = persentase jawaban responden 4
skor
terbatas digunakan kriteria evalua evaluasi uji coba terbatas modifikasi dari kriteria penilaian hasil proses belajar mengajar dalam Sudjana (2005:45). Kriteria evaluasi tersebut adalah seperti pada tabel berikut.
= total skor jawaban responden dari tiap item = jumlah total skor jawaban jika seluruh responden menjawab sama Untuk menentukan kesimkesim pulan yang telah dicapai dari uji coba
Tabel 3.3 Tabel Kriteria Kelayakan Media Pembelajaran Persentase 80% - 100% 60% - 79%
Kriteria Validasi Valid/Layak Cukup valid/Cukup layak
50% - 59%
Kurang valid/Kurang layak
< 50%
Tidak valid/Tidak layak
ANALISIS DATA Hasil analisis data dari ahli media, ahli materi, ahli bahasa dan audien adalah sebagai berikut.
Keterangan Baik, Tidak perlu revisi Baik, Perlu revisi sebagian Kurang baik, revisi sebagian dan pengkajian ulang isi Tidak baik, Revisi total atau diganti
Dari hasil analisis data uji coba terbatas didapatkan persentase evaluasi uji coba terbatas menurut ahli media seperti pada Gambar 4.11 dan Gambar 4.12
1. Data ahli media
Data Angket Ahli Media Secara Umum 100 0 1
2
3
4
5
Skor Persentase Butir
Gambar 4.11 Grafik Persentase Persentase Data Uji Coba Terbatas Ahli Media (Umum) Berdasarkan hasil analisis data uji coba terbatas ahli media secara umum dapat dinyatakan bahwa untuk tampilan halaman home dinyatakan baik dengan persentase kevalidan butir yang dip diperoleh sebesar 83%. Sedangkan untuk penggunaan tombol dinyatakan telah sesuai dengan kegunaannya dengan persentase kevalidan butir yang diperoleh sebesar 83%. Untuk
tampilan halaman awal materi telah dinyatakan sesuai untuk digunakan dalam media pembelajaran an dengan persentase kevalidan butir yang diperoleh sebesar 92%. Hal ini sesuai dengan pendapat Sudjana (2005) yang menyatakan bahwa media ini baik.
5
Data Angket Ahli Media Secara Khusus 100 80 60 40 20 0 1
2
3
4
5
6
7
8
Skor Persentase Butir
Gambar 4.12 Grafik Persentase Data Uji Coba Terbatas Ahli Media (Khusus) Berdasarkan hasil analisis data uji coba terbatas ahli media secara umum dapat dinyatakan bahwa untuk tampilan halaman home dinyatakan baik dengan persentase kevalidan butir yang diperoleh sebesar 83%. Sedangkan untuk penggunaan tombol dinyatakan telah sesuai dengan kegunaannya dengan persentase kevalidan butir yang diperoleh sebesar 83%. Untuk tampilan halaman awal materi telah dinyatakan sesuai untuk digunakan dalam media pembelajaran dengan persentase kevalidan butir buti yang diperoleh sebesar 92%. Hal ini sesuai dengan pendapat Sudjana (2005) yang menyatakan bahwa media ini baik. Dari hasil analisis di atas juga diketahui bahwa pemilihan bentuk tombol dinyatakan cukup baik oleh ahli media dengan persentase kevalidan butir tir yang diperoleh sebesar 75%, hal ini sesuai dengan pendapat Sudjana (2005) yang menyatakan bahwa media ini cukup baik. Sedangkan untuk kemudahan penggunaannya (user user friendly), friendly oleh ahli media telah dinyatakan baik dengan persentase kevalidan butir yang diperoleh sebesar 92%, hal ini
sesuai dengan pendapat Sudjana (2005) yang menyatakan bahwa media ini baik. Berdasarkan hasil analisis data uji coba terbatas ahli media secara khusus di atas dapat dinyatakan bahwa untuk pemilihan jenis huruf telah sesuai. H Hal ini tampak dari persentase kevalidan butir yang diperoleh sebesar 88%, hal ini sesuai dengan pendapat Sudjana (2005) yang menyatakan bahwa media ini baik. Pemilihan warna teks dinyatakan baik oleh ketiga ahli media, terlihat dari persentase kevalidan bu butir yang diperoleh yaitu sebesar 92%, hal ini sesuai dengan pendapat Sudjana (2005) yang menyatakan bahwa media ini baik. Untuk pemilihan warna background telah sesuai dengan media dengan persentase kevalidan butir yang didapatkan dari ahli media sebesar 92%, hal ini sesuai dengan pendapat Sudjana (2005) yang menyatakan bahwa media ini baik. Dari hasil analisis di atas juga diketahui bahwa komposisi pemilihan warna telah sesuai dengan media dan dinyatakan baik oleh ahli media dengan persentase kevalidan
6
evaluasi uji coba terbatas menurut ahli materi seperti pada Gambar 4.13. Berdasarkan hasil analisis data uji coba terbatas ahli materi didapatkan persentase keseluruhan item sebesar 88,4%, hal ini sesuai dengan pendapat Sudjana (2005) yang menyatakan bahwa media ini baik. Dalam hal ini diketahui bahwa materi yang disajikan sudah sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar dengan persentase butir sebesar 95%, hal ini sesuai dengan pendapat Sudjana (2005) yang menyatakan bahwa media ini baik. Ahli materi juga menyatakan bahwa materi yang disajikan dalam media pembelajaran sudah sesuai dengan konsep fisika dengan persentase sebesar 92%, hal ini sesuai dengan pendapat Sudjana (2005) yang menyatakan bahwa media ini baik. Pembahasan materi dalam media pembelajaran yang dikembangkan juga dinyatakan sudah runtut. Dalam hal ini persentase sebesar 88%, hal ini sesuai dengan pendapat Sudjana (2005) yang menyatakan bahwa media ini baik. Dari hasil analisis di atas juga diketahui bahwa penyajian materi telah jelas dan dinyatakan baik dengan persentase kevalidan sebesar 82%, selain telah jelas pembahasan ateri juga mudah dipahami dengan perolehan persentase kevalidan sebesar 88%. Hal ini sesuai dengan pendapat Sudjana (2005) yang menyatakan bahwa media ini baik.
butir yang diperoleh sebesar 80 %, hal ini sesuai dengan pendapat Sudjana (2005) yang menyatakan bahwa media ini baik. Penggunaan background musik pada media pembelajaran ini dinyatakan cukup baik oleh ketiga ahli media dengan perolehan persentase kevalidan butir yang diperoleh sebesar 70%, hal ini sesuai dengan pendapat Sudjana (2005) yang menyatakan bahwa media ini cukup baik. Gambar dan animasi dalam media pembelajaran ini telah menarik dan penempatannya telah sesuai dan dinyatakan baik oleh ahli media dengan perolehan persentase kevalidan kedua butir tersebut sebesar 90%, hal ini sesuai dengan pendapat Sudjana (2005) yang menyatakan bahwa media ini baik. Animasi yang digunakan mudah untuk dipahami dan oleh ketiga ahli media dengan persentase kevalidan butir yang diperoleh sebesar 88%, hal ini sesuai dengan pendapat Sudjana (2005) yang menyatakan bahwa media ini baik. Berdasarkan analisis data uji coba terbatas ahli media dapat dikatakan bahwa media pembelajaran yang dikembangkan memenuhi kriteria valid untuk digunakan dalam pembelajaran fisika di SMA Kelas X. Hal ini dapat dilihat dari persentase jawaban seluruh item yaitu sebesar 87,2 %, hal ini sesuai dengan pendapat Sudjana (2005) yang menyatakan bahwa media ini baik. 2.
Data Dari Ahli Materi Dari hasil analisis data uji coba terbatas didapatkan persentase
7
Data Angket Ahli Materi 100 80 60 40 20 0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11
Skor Persentase Butir
Gambar 4.13 Grafik Persentase Data Uji Coba Terbatas Ahli Materi Berkaitan dengan soal dalam media yang dikembangkan, dari hasil analisis data diketahui bahwa soal yang disajikan sudah sesuai dengan materi yang dibahas dengan perolehan persentase kevalidan butir sebesar 100%. Selain itu, untuk petunjuk (hint) pada soal telah jelas dan dinyatakan baik dengan perolehan persentase keva kevalidan butir sebesar 98%. Hal ini sesuai dengan pendapat Sudjana (2005) yang menyatakan bahwa media ini baik. Sedangkan untuk gambar dan animasi pada media pembelajaran ini telah sesuai dengan materi dengan persentase kevalidan butir sebesar 80%. Hal ini sesuai suai dengan pendapat Sudjana (2005) yang menyatakan bahwa media ini baik. Untuk peta konsep pada media pembelajaran ini telah sesuai dengan materi dengan persentase kevalidan butir yang diperoleh dari ketiga ahli materi sebesar 73%. Hal ini sesuai dengan pendapat endapat Sudjana (2005) yang menyatakan bahwa media ini cukup baik. Untuk glossarium dinyatakan baik dengan memperoleh persentase kevalidan sebesar 93%. Hal ini sesuai dengan pendapat Sudjana (2005) yang menyatakan bahwa media ini baik. untuk permainan yang terdapat pada media ini telah
sesuai dengan materi dengan memperoleh persentase sebesar 83%. Hal ini sesuai dengan pendapat Sudjana (2005) yang menyatakan bahwa media ini baik. Data dari Ahli Bahasa Dari hasil analisis data uji coba terbatas didapatkan persentase p evaluasi uji coba terbatas menurut audien seperti pada Gambar 4.14. Berdasarkan hasil analisis data uji coba terbatas ahli bahasa didapatkan bahwa media pembelajaran yang dikembangkan ini memenuhi kriteria valid dilihat dari persentase keseluruhan an item sebesar 89,4%, hal ini sesuai dengan pendapat Sudjana (2005) yang menyatakan bahwa media ini baik. Ahli bahasa menyatakan bahwa kosakata yang dipilih dalam media telah sesuai, terlihat dari persentase yang diperoleh yaitu sebesar 93%, hal ini sesuai ai dengan pendapat Sudjana (2005) yang menyatakan bahwa media ini baik. Butir angket tentang ejaan kata yang dipilih telah benar mendapatkan persentase kevalidan sebesar 87%, hal ini sesuai dengan pendapat Sudjana (2005) yang menyatakan bahwa media ini baik. 3.
8
Data Angket Ahli Bahasa 100 98 96 94 92 90 88 86 84 82 80 1
2
3
4
5
6
Skor Persentase Butir
Gambar 4.14 Grafik Persentase Data Uji Coba Terbatas Media Ahli Bahasa Untuk susunan kalimat pada media pembelajaran ini telah menarik dan struktur kalimatnya juga telah sesuai dan memperoleh persentase kevalidan kedua butir tersebut masing-masing masing sebesar 90%, hal ini sesuai dengan pendapat Sudjana (2005) yang menyatakan bahwaa media ini baik. Penggunaan kalimat juga telah dinyatakan jelas dan mudah dipahami dengan persentase kevalidan butir yang diperoleh sebesar 93%. Hasil yang lebih besar diperoleh untuk jawaban
butir angket tentang kesesuaian penggunaan bahasa Inggris denga dengan materi bahasa Indonesianya dengan persentase kevalidan sebesar 98%, hal ini sesuai dengan pendapat Sudjana (2005) yang menyatakan bahwa media ini baik. 4.
Data dari Siswa (audien) Dari hasil analisis data uji keterbacaan yang dilakukan pada siswa (audien)) didapatkan persentase evaluasi uji keterbacaan menurut audien seperti pada Gambar 4.15.
Data Angket Audiens 100 90 80 70 1
2
3
4
5
6
7
Skor Presentase Butir
Gambar 4.15 Grafik Persentase Data Uji Keterbacaan Media Untuk Audien Berdasarkan hasil analisis data uji keterbacaan siswa didapatkan persentase keseluruhan item sebesar 89,4%, hal ini sesuai dengan pendapat Sudjana (2005) yang menyatakan bahwa media ini
baik. Siswa menyatakan bahwa halaman awal materi dalam media menarik, terlihat dari persentase yang diperoleh yaitu sebesar 83%, hal ini sesuai dengan pendapat Sudjana (2005) yang menyatakan bahwa 9
media ini baik. Butir angket tentang kejelasan dan pemahaman materi mendapatkan persentase sebesar 87%, hal ini sesuai dengan pendapat Sudjana (2005) yang menyatakan bahwa media ini baik. Butir angket tentang gambar dan animasi menarik mendapatkan persentase sebesar 84%, hal ini sesuai dengan pendapat Sudjana (2005) yang menyatakan bahwa media ini baik. Hasil yang lebih besar diperoleh untuk jawaban butir angket tentang tampilan animasi dalam media pembelajaran ini menarik sebesar 98%, hal ini sesuai dengan pendapat Sudjana (2005) yang menyatakan bahwa media ini baik. Butir angket tentang penggunaan tombol mendapatkan persentase sebesar 97%, hal ini sesuai dengan pendapat Sudjana (2005) yang menyatakan bahwa media ini baik. Kejelasan bahasa dalam media ini masih dapat dipahami oleh siswa sehingga mendapatkan persentase sebesar 83%, hal ini sesuai dengan pendapat Sudjana (2005) yang menyatakan bahwa media ini baik. Soal dalam media ini mudah dipahami siswa
sehingga mendapatkan persentase sebesar 94%, hal ini sesuai dengan pendapat Sudjana (2005) yang menyatakan bahwa media ini baik. Dari tayangan media pembelajaran ini, siswa lebih mudah untuk memahami materi alat optik dengan menggunakan media animasi komputer, terlihat dari persentase yang diperoleh yaitu sebesar 100%, hal ini sesuai dengan pendapat Sudjana (2005) yang menyatakan bahwa media ini baik. Setelah menyaksikan tayangan dalam media pembelajaran ini siswa lebih tertarik untuk belajar, butir tersebut mendapatkan persentase sebesar 100%, hal ini sesuai dengan pendapat Sudjana (2005) yang menyatakan bahwa media ini baik. Dari hasil angket yang diberikan kepada siswa juga terlihat bahwa siswa sangat mendukung pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media berbasis animasi komputer. Hal ini dapat terlihat dari persentase yang didapatkan yaitu sebesar 100%, hal ini sesuai dengan pendapat Sudjana (2005) yang menyatakan bahwa media ini baik.
KESIMPULAN DAN SARAN Proses pengembangan media pembelajaran mengacu pada naskah program media pembelajaran dan membutuhkan data-data yang berupa materi, gambar, musik, dan huruf. Data ini selanjutnya diolah dan diintegrasikan dengan program SwishMax 2006 sehingga dihasilkan produk berupa media pembelajaran animasi. Berdasarkan uraian analisis data uji coba terbatas kepada ahli media, ahli materi, ahli bahasa dan audien diketahui tingkat kevalidan media pembelajaran yang
dikembangkan sebesar 87,2% menurut ahli media, 88,4% menurut ahli materi, 91,7% menurut ahli bahasa dan 89,4% menurut audien (siswa). Jadi dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran yang dikembangkan sudah memenuhi kriteria valid dan secara keseluruhan dinyatakan baik serta dapat diujicobakan lebih luas agar nantinya bisa digunakan dalam pembelajaran. Saran yang diberikan kepada pemakai produk media pembelajaran berbantuan komputer pokok bahasan alat-alat optik ini adalah:
10
1. Pengembangan media pembelajaran berbantuan komputer ini hanya pada tahap uji coba terbatas, belum sampai pada tahap uji coba lebih luas dan tahap validasi. Kepada guru fisika, dosen fisika, dan mahasiswa fisika, disarankan untuk melanjutkan penelitian dan pengembangan ke tahap uji coba lebih luas dan tahap validasi (uji perbedaan hasil pretest dan posttest siswa antara kelompok kontrol dengan eksperimen). 2. Diseminasi media pembelajaran berbantuan komputer ini dapat disebarkan melalui blog pembelajaran maupun web-web pembelajaran agar dapat digunakan oleh guru maupun siswa SMA pada wilayah yang lebih luas. 3. Pengembangan media pembelajaran berbantuan komputer ini hanya terbatas pada materi alat optik saja. Kepada
guru fisika, dosen fisika, dan mahasiswa fisika, diharapkan dapat mengembangkan media pembelajaran berbantuan komputer dengan materi lain dan dibuat semenarik mungkin. DAFTAR PUSTAKA Gardner, Howard. (1983) "Frames of Mind: The Theory of Multiple Intelligences”. New York: Basic Books. Sudjana, Nana & Rivai, A. (2009). Teknologi pengajaran. Bandung : Sinar Baru Algensindo Sudjana, N. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset Sukmadinata, Nana S. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosdakarya
11