http://inzomnia.wapka.mobi
THE MYSTERY OF THE DEADLY DOUBLE by Alfred Hitchcock Text by William Arden. TRIO DETEKTIF MISTERI KEMELUT KEMBAR Alihbahasa: Agus Setiadi Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama Cetakan ketiga Oktober 1992 PESAN ALFRED HITCHCOCK SELAMAT berjumpa, Penggemar petualangan misterius. Dalam petualangan Trio Detektif kali ini kalian harus bersiap-siap menghadapi kejadian-kejadian yang begitu seram, sehingga bahkan aku pun merinding ketika mendengarnya! Dan yang paling menyeramkan adalah... tidak, aku tidak mampu mengatakannya! Lebih baik aku berbicara tentang kejadian lainnya dalam petualangan yang menegangkan syaraf ini. Acara pesiar ke suatu taman hiburan terkenal menjelma menjadi pengalaman seram yang sekaligus juga memaksa ketiga anggota tim penyelidik remaja kita untuk mengerahkan segala kemampuan otak dan ketrampilan mereka. Bahaya dan peristiwa membingungkan menghadang di setiap sudut, sementara mereka berusaha membongkar suatu kasus kejahatan keji. Penculikan! Pesan-pesan aneh! Petunjuk-petunjuk yang disembunyikan di depan hidung ketiga jagoan kita! Berbagai kekeliruan yang berbahaya! Jejak-jejak membingungkan dari seorang remaja yang berusaha melarikan diri! Belum lagi lawan yang nyaris berhasil menerobos masuk ke dalam markas rahasia Trio Detektif! Segala masalah itu nyaris melebihi kemampuan para penyelidik remaja kita. Kasus kali ini merupakan tantangan bagi kemampuan ketiga remaja itu dalam menggunakan otak. Jupiter Jones yang cerdas dan tubuhnya agak bundar, yang kali ini bingung karena ternyata dijadikan sasaran aksi-aksi para penjahat, tidak bisa secara sepenuhnya memimpin kegiatan timnya. Hal itu menyebabkan Pete Crenshaw yang jangkung dan berotot kekar harus bisa menaklukkan perasaan gamangnya dan mengambil alih
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
pimpinan. Sedang Bob Andrews, yang biasanya lebih banyak disibukkan oleh kegiatan penelitian, sekali ini mendapat peluang untuk membuktikan bahwa kecerdikannya setara dengan kecermatannya meneliti. Ketiga detektif itu silih berganti diburu dan memburu, dari pangkalan barang-barang bekas milik paman dan bibi Jupiter sampai ke perbatasan Meksiko, dan jawaban yang akhirnya muncul-tidak! Aku masih saja tidak mampu menyebutkan kenyataan yang merupakan kunci penentu dalam petualangan kali ini! Karena bagiku, itu terlalu menyeramkan! Karenanya kupersilakan agar kalian sendiri yang nanti menjumpainya. Selamat bermisteri! Alfred Hitchcock Bab 1 RECOK TANPA ALASAN "JANGAN bergerak!" seru Pete Crenshaw. Bob Andrews dan Jupiter Jones langsung bersikap seperti patung. Ketiga remaja itu sedang berada di kantor mereka yang merupakan markas Trio Detektif, perusahaan detektif swasta yang mereka kelola bersama-sama. Karavan tua itu tersembunyi letaknya di bawah rongsokan yang bertumpuk tinggi di dalam pekarangan The Jones Salvage Yard, sebuah perusahaan yang berdagang barang-barang bekas. Walau letaknya tersembunyi, tapi ada saja kemungkinan orang lain secara tidak sengaja menemukan salah satu jalan masuk ke situ. Bob dan Jupe melirik ke sana sini dengan seksama, sambil menajamkan pendengaran. "A... ada apa, Pete?" tanya Bob berbisik. Pete menatap kedua temannya dengan pandangan galak. "Ada yang menyambar roti bekalku untuk makan siang!" tukasnya. Bob melongo. "Rotimu?" katanya. "Cuma itu-!" "Bekal makan siangmu, Dua?" Jupiter ikut bertanya dengan nada bingung, karena merasa mungkin salah dengar. Pete tertawa.
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
"Aku cuma bercanda," kata remaja bertubuh jangkung itu. "Tapi bukan berarti bekalku itu tidak penting! Perutku sudah mulai protes, ingin cepat-cepat diisi." "Lelucon yang tidak lucu," tukas Jupiter. "Keisengan seperti itu bisa berbahaya, tahu?! Kau kan kenal cerita anak yang suka menimbulkan kepanikan karena berteriak, 'Ada serigala!' Keisengan seperti itu bisa-" "Sudah, jangan bicara panjang lebar lagi!" kata Pete memotong. Jupiter, pemimpin Trio Detektif yang berotak cerdas itu kadang-kadang bisa agak sok gayanya, apalagi jika merasa perlu memberi penjelasan panjang lebar. Bob dan Pete sering harus menyadarkan bahwa sikapnya itu menyebalkan bagi orang lain. "Mengaku sajalah, kau tadi pasti tidak bisa menahan diri ketika aku dan Bob sedang berada di luar, di bengkel. Pasti kau sendiri yang menyikat roti bekalku!" Air muka Jupiter nampak memerah. "Bukan aku yang mengambil!" tukasnya sengit. Karena tubuhnya tidak langsing, meski juga belum bisa dikatakan benar-benar gemuk, ia paling tidak suka jika ada yang menyindir bahwa ia tidak bisa menahan diri kalau melihat makanan. "Yah," kata Pete ngotot, "tapi yang jelas, bekalku itu ada yang mengambil." "Mungkin kau tadi membawanya ke luar, lalu melupakannya di sana," ujar Bob mengajukan dugaan. "Entah di mana barang itu, nanti saja kita selesaikan urusannya," kata Jupe. Sikapnya sudah seperti biasa lagi. "Kita masih tetap belum mengambil keputusan, mau ke mana kita pesiar besok. Ini kesempatan terakhir bagi kita untuk mengalami sesuatu yang mengasyikkan, sebelum kembali bersekolah lagi. Karena kelihatannya saat ini tidak ada yang memerlukan tenaga kita sebagai penyelidik, dan karena sepanjang liburan musim panas kita sudah sibuk terus bekerja sebagai tenaga suruhan di perusahaan paman dan bibiku ini, kurasa sudah sepantasnya jika besok kita benar-benar melancong sepuas hati. Kita sudah sering ke Disneyland. Jadi bagaimana jika kita kali ini ke Magic Mountain. Aku belum pernah ke sana."
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
"Aku juga belum," kata Pete. "Ada apa di sana?" "Tempat itu salah satu taman hiburan yang paling besar dan paling hebat di dunia," kata Bob bersemangat. "Di sana tidak ada barangbarang fantasi seperti di Disneyland. Tapi ada empat permainan kereta luncur di atas rel yang berbelok-belok dan turun naik. Satu di antaranya bahkan dilengkapi dengan belokan yang berbalik seratus delapan puluh derajat. Seram, deh-kepala kita ada di bawah pada saat membelok di situ! Ada pula dua kereta yang meluncur di semacam parit, yang di ujungnya ada kolamnya. Pada saat kereta mencebur ke situ, pakaian kita bisa basah kuyup tersiram! Belum lagi kincir ria jenis istimewa, yang lingkaran rodanya besar sekali. Ada barangkali, satu kilometer! Lalu sekitar tiga puluh tunggangan lainnya-dan semua boleh dinaiki dengan sekali saja membeli karcis masuk." "Asyik juga kedengarannya," kata Pete. "Baiklah, kalau begitu," kata Jupiter memutuskan. "Dan supaya lebih asyik lagi, kita ke sana dengan bergaya. Naik mobil Rolls-Royce! Aku sudah menelepon Worthington, katanya tidak ada orang lain memesan mobil itu untuk besok." "Wow," kata Bob sambil tertawa senang. "Orang-orang yang melihat kita pasti mengira kita ini jutawan! Tak sabar lagi rasanya, ingin kulihat tampang mereka di sana pada saat kita muncul dengan mobil mahal itu." "Kalau aku masih hidup saat itu." Pete mengerang. "Aduh, tidak sanggup lagi aku menahan lapar. Ayolah, di mana kalian sembunyikan bekal makan siangku?" "Kami tidak menyembunyikannya, Pete," kata Bob bersungguh-sungguh. "Tidak ada yang menyentuh makananmu itu, Dua," tukas Jupiter dengan nada sebal. "Mungkin kau tadi memang membawanya ketika pergi ke bengkel kita yang di luar. Kita cari sajalah di sana, karena kalau tidak, rencana pesiar besok bisa tidak selesai-selesai nanti." Sambil bicara, Jupiter langsung mengangkat pintu tingkap yang terdapat di lantai karavan lalu menyusup ke bawah, masuk ke dalam Lorong Dua. Lorong tersembunyi itu merupakan jalan masuk utama ke kantor Trio Detektif, dan berupa pipa besi berukuran lumayan besar
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
yang menjulur di bawah karavan dan tumpukan barang rongsokan yang ada di sekelilingnya. Pete yang bertubuh tinggi langsing, boleh dibilang harus merayap-rayap agar bisa melewati lorong berbentuk silinder panjang itu. Tapi ia masih lumayan, dibandingkan dengan pemimpin Trio Detektif yang terdengar mendengus-dengus di depan. Sedang Bob yang bertubuh paling kecil di antara mereka bertiga, sama sekali tidak mengalami kesulitan. Ia bisa merangkak dengan cepat di belakang kedua temannya. Tidak lama kemudian ketiga remaja itu muncul di ujung lorong. Kini mereka berada di bengkel Jupiter yang terletak di luar, di salah satu sudut sebelah depan dalam kompleks The Jones Salvage Yard. Bengkel itu dinaungi atap miring selebar hampir dua meter yang terpasang sepanjang sisi dalam pagar kompleks perusahaan tempat berjual beli barang-barang bekas itu. Tempat bengkel itu tersembunyi di balik barang rongsokan yang bertumpuk-tumpuk di sekelilingnya. Di situ ada mesin cetak yang mereka betulkan sendiri, serta berbagai perkakas yang mereka perlukan untuk mengutak-utik barang-barang bekas menjadi berbagai perlengkapan yang berguna bagi kegiatan penyelidikan mereka. Di bengkel itu juga ada sebuah kursi, beberapa peti kayu yang sudah bekas, serta sebuah bangku kerja. Dan Bob melihat kantung bekal makanan yang dicari-cari Pete tergeletak di atas bangku kerja itu. "Nah, ternyata memang ketinggalan di sini," kata Bob. "Tapi siapa yang memakan bekalku?" tanya Pete, sambil memungut kantung yang sudah robek itu. "Barangkali kau sendiri, cuma kau tidak ingat saja," kata Jupiter dengan sebal. "Aku?" seru Pete. "Kalau aku sendiri yang memakan roti enak berisi daging itu, mana mungkin bisa lupa?" "Kurasa tikus," kata Bob. Diamatamatinya kantung itu. Sobekannya nampak tidak rapi. "Segala-galanya mereka makan." "Kaukira Bibi Mathilda mau membiarkan tikus-tikus berkeliaran di sini? Mustahil!" kata Pete.
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
"Biar Bibi Mathilda sekali pun, tidak mungkin bisa membuat tempat penimbunan barang rongsokan sebesar ini sama sekali bebas dari gangguan tikus," kata Jupiter sambil tertawa. Bibinya itu wanita yang mengesankan. Ia mengurus perusahaan yang berdagang barang-barang bekas itu dengan sikap yang sangat tegas. Paman Titus, suaminya, lebih sering keluyuran ke mana-mana mencari barang bekas yang bisa dibeli untuk kemudian dijual lagi di perusahaan mereka. Jupe, yang orang tuanya meninggal dunia ketika ia masih sangat kecil, sejak itu tinggal bersama Paman Titus dan Bibi Mathilda. Ia bahkan tidak ingat, kapan ia mulai diasuh oleh mereka. "Yuk, kita lihat saja apakah cukup makanan yang disediakan Bibi Mathilda untuk kita semua," kata Jupe, lalu mendului berjalan menuju ke kantor perusahaan. Tapi ketika sudah dekat ke gerbang besar tempat ke luar masuk ke kompleks penimbunan barang bekas itu, tiba-tiba langkahnya diperlambat. "He, Teman-teman, pernahkah sebelum ini kalian melihat mobil itu?" Bob dan Pete menoleh ke arah jalan masuk itu. Sebuah sedan Mercedes berwarna hijau diparkir di seberang jalan, hampir tepat berseberangan dengan gerbang besar. Tidak ada yang muncul dari kendaraan itu. "Tadi masih berjalan, ketika aku pertama-tama melihatnya," kata Jupiter lambat-lambat. "Jalannya pelan sekali, lalu kemudian berhenti." "Lalu kenapa kalau begitu, Jupe?" kata Pete. "Masak tidak boleh, memarkir mobil di sekitar sini? Mungkin saja ia ada urusan di sini." "Itu memang mungkin saja," kata Jupe mengakui, "tapi tidak ada yang turun, dan aku rasa-rasanya melihat mobil itu tadi lewat di depan gerbang. Jalannya pelan sekali." "He, kurasa aku juga melihatnya tadi," kata Bob. "Dijalan, menyusuri pagar belakang. Kira-kira sejam yang lalu, ketika aku sedang bersepeda." "Jangan-jangan orang yang naik mobil itu yang mencuri bekal makan siangku!" kata Pete. "Ya, ya, gerombolan maling internasional, yang pekerjaannya mengincar bekal makan siang!" Bob mengucapkannya sambil mengangkat alis.
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
"Sudah, jangan diributkan terus bekalmu itu," tukas Jupiter dengan sikap tidak sabar. Ia masih terus mengamati mobil di seberang jalan, yang nampak lewat gerbang yang terbuka. "Kalau kau tidak memakannya, Bob benar- bekalmu itu disambar tikus. Ingin juga rasanya menyelidiki, mau apa orang yang ada di mobil itu." "Mungkin mereka menunggu kesempatan untuk mencuri roti bekal lagi," sambut Bob sambil nyengir. "Menurutku, kelihatannya mereka sedang menunggu-nunggu sesuatu, Bob," kata Jupiter. "Yuk, kita lihat saja apakah dugaanku itu benar." Jupiter memiliki keistimewaan, yaitu bahwa ia bisa melihat ada misteri terkandung dalam hampir setiap hal yang dihadapi. Dan ajaibnya, hampir selalu dugaannya itu kemudian ternyata benar! Bob dan Pete sudah sejak lama sampai pada kesimpulan, tidak ada gunanya meragukan dugaan Jupe, meskipun dugaan itu terasa sangat mengada-ada. Jupe kadang-kadang keliru juga, tapi itu jarang sekali terjadi. "Pete, kau pergi ke belakang, lalu dari sana menyelinap ke gerbang depan dengan menyusur sisi dalam pagar," kata Jupe. "Kau bersembunyi dekat gerbang, lalu kauamat-amati mobil itu dari situ. Aku dan Bob keluar dari belakang lewat Kelana Gerbang Merah, dan dari situ mengitar dengan menyusur sisi luar pagar. Kau nanti ke kiri, Bob, sedang aku ke kanan. Kita mengamat-amati mobil itu dari segala sisi." Pete mengangguk. Diperhatikannya kedua temannya menyelinap ke luar kompleks lewat jalan rahasia di pagar belakang. Ketika Bob dan Jupe sudah ke luar, giliran Pete bergerak. Ia menuju ke belakang, mengitari barang-barang rongsokan yang tertumpuk di tengah-tengah kompleks, lalu menyelinap kembali ke arah depan dengan menyusur sisi dalam pagar. Ketika sudah sampai di pinggir gerbang, ia mengintip ke luar. Mobil Mercedes tadi masih nampak diparkir di seberang jalan. Pete cepat-cepat menarik kepalanya ke belakang. Kelihatannya ada dua orang di dalam sedan itu. Pete bertiarap, lalu merangkak kembali ke gerbang yang terbuka. Sesampai di situ, ia mengintip lagi ke luar. "Kau kehilangan sesuatu? Bisakah aku membantumu?"
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
Pete terkejut, lalu mendongak. Seorang pria bertubuh gempal dan dengan kulit berwarna coklat kemerahan karena terbakar sinar matahari berdiri di ambang gerbang, persis di depannya. Ia mengenakan stelan dari bahan yang tipis. Rambutnya keriting dan berwarna coklat, sedang matanya kecil dan berwarna biru. Orang itu memandang Pete sambil tersenyum sopan. Ia kelihatan geli melihat Pete merayap-rayap di tanah. "Saya-saya-" Pete tergagap-gagap. Ia merasa konyol. "Saya kehilangan bo-bola. Saya sedang men-ya, saya sedang mencari bola itu." "Aku tidak melihat bola di sekitar sini," kata orang itu dengan wajah serius. "Kalau begitu terpental ke arah lain, rupanya," kata Pete dengan suara pelan, lalu berdiri. "Yah, sial kalau begitu," kata pria dengan kulit coklat kemerahan itu, lalu menyodorkan sebuah peta jalan. "Mungkin kau bisa membantu. Kelihatannya kami tersesat." Saat itu tiba-tiba Pete melihat bahwa pintu mobil Mercedes yang di seberang jalan berada dalam keadaan terbuka, dan tinggal satu orang yang ada di dalamnya. Pria bertubuh gempal itu menganggukkan kepala ke arah Mercedes itu. "Kurasa kami sejak tadi hanya berputar-putar saja di sekitar sini. Payah! Sebenarnya, kami sedang berusaha menemukan lokasi bangunan bersejarah bekas misi Katolik yang menurut peta ini mestinya ada di dekat-dekat sini." Orang itu berbicara dalam bahasa Inggris dengan logat Inggris. Tapi menurut pendengaran Pete, logatnya itu tidak persis sama dengan logat bicara orang-orang Inggris yang pernah didengarnya. Jadi ternyata penumpang mobil itu cuma wisatawan biasa saja, yang tersesat. Macammacam saja dugaan Jupe! "Coba saya tunjukkan sebentar." Pete mengambil peta yang disodorkan, lalu menunjukkan kepada pria gempal itu di mana mereka saat itu berada, dan di mana tempat bangunan misi Katolik Spanyol yang
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
letaknya di tepi jalan raya pesisir. "Tempatnya memang tidak begitu mudah ditemukan." "Betul." Pria itu mengangguk. "Nah, terima kasih banyak." Ia kembali ke Mercedes hijau, dan sesaat kemudian sedan itu sudah meluncur meninggalkan tempat itu. Bob dan Jupiter menghampiri Pete sambil berlari-lari. Jupiter mengikuti Mercedes yang kelihatan semakin menjauh dengan matanya. "Cuma turis saja, Satu," kata Pete dengan sebal, lalu diceritakannya semua yang dialaminya tadi. "Orang itu bicara dengan logat Inggris yang aneh." "Tersesat?" tanya Jupiter. Suaranya bernada kecewa. "Cuma itu saja?" "Apa sebetulnya yang kauperkirakan, Satu? Kita kan tidak sedang mengusut kasus," kata Pete menanggapi. Jupiter berbicara lagi. Suaranya tidak gembira, tapi seperti sedang berpikir. "Itu bisa saja karena mereka orang asing, tapi-" "Aduh, Jupe!" keluh Pete. "Mereka benar-benar cuma tersesat!" "Dan kita masih harus mengatur rencana untuk acara pesiar kita besok!" kata Bob menambahkan. "Betul," sambut Pete. "Sesudah kita selesai makan siang." Bob dan Jupiter berpandang-pandangan. Dekat gerbang besar ada sebuah peti berisi bola-bola tenis yang sudah tidak terpakai lagi. Bob dan Jupe menghampiri peti itu, lalu melempari Pete dengan bola. Teman mereka itu lari sambil tertawa-tawa. Bab 2 DICULIK! BEGITU bangun keesokan paginya, Bob buru-buru berpakaian lalu turun ke tingkat bawah, menuju ke dapur. Ayahnya yang ada di situ meletakkan koran yang sedang dibaca. Sambil tersenyum diperhatikannya Bob yang melahap hidangan sarapannya dengan bergegas-gegas.
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
"Ada penyelidikan penting pagi ini?" kata Mr. Andrews. "Hari ini tidak, Ayah. Kami hendak melancong ke Magic Mountain. Naik Rolls-Royce mewah itu. Disupiri Worthington!" Mr. Andrews bersiul kagum. "Wah, tiga orang remaja bergengsi, ya? Jangan-jangan kehidupan setelah dewasa nanti akan terasa membosankan bagi kalian." "Itu tidak mungkin, jika Jupe ada terus bersama kami!" "Ya, kurasa itu memang tidak mungkin," kata Mr. Andrews sambil tertawa. "Mungkin nanti kami pulang agak malam Ayah, tapi kami usahakan sudah ada di rumah pada saat makan malam," seru Bob sambil lari ke luar. Pagi itu matahari bersinar cerah. Bob mengendarai sepedanya menyusur jalan-jalan kota Rocky Beach menuju kompleks perusahaan The Jones Salvage Yard, lalu masuk lewat gerbang besar. Dilihatnya Pete sedang duduk di tangga bangunan yang merupakan kantor perusahaan itu sambil menikmati pemandangan yang mengasyikkan di depannya. Sebuah mobil Rolls-Royce antik, dengan lampu-lampu depan yang sangat besar dan kap mesin yang sangat panjang dan berwarna hitam berkilat-kilat, diparkir di pekarangan. Dengan keadaan begitu saja mobil itu sebenarnya sudah sangat mewah penampilannya. Apalagi dengan lis, pegangan pintu dan berbagai bagian lain yang dilapisi emas. Bahkan bempernya pun berlapis emas kemilau! "Wow!" kata Bob. "Aku selalu lupa bagaimana indahnya mobil ini, sampai aku melihatnya lagi!" Seorang pria bertubuh jangkung dan langsing dengan berpakaian seragam supir berdiri di samping Rolls-Royce itu. Ia menggosok-gosok salah satu bagian mobil yang berlapis emas dengan kain lap yang empuk. Senyuman menghias wajahnya yang lonjong dan ramah ketika ia memandang ke arah Bob. "Perasaan saya juga begitu, Bob, apabila kembali diserahi mobil ini setelah selama beberapa waktu ditugaskan membawa kendaraan lain," kata supir itu.
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
Mulanya Jupiter memperoleh hak menggunakan mobil antik yang hebat itu dalam suatu sayembara. Setelah waktu berlakunya hak itu habis, seorang hartawan memperpanjangnya sebagai tanda terima kasih karena pernah ditolong oleh Trio Detektif. Dengan begitu ketiga remaja itu memperoleh hak untuk memakai Rolls-Royce itu kapan saja mereka mau. Dan karena supir jangkung itu, yang bernama Worthington, adalah satusatunya supir yang oleh perusahaan penyewaan kendaraan pemilik RollsRoyce itu diserahi kepercayaan untuk membawa kendaraan mewah itu, maka kini ia sudah merupakan teman baik ketiga anggota Trio Detektif. Tapi ia masih tetap bersikap hormat terhadap mereka, seolah-olah ketiga remaja itu raja uang berumur lanjut, yaitu kalangan yang biasanya menyewa Rolls-Royce itu. "Ada kasus penting, Tuan Andrews?" tanya Worthington dengan sinar mata Jenaka. "Sekali ini tidak, Worthington," jawab Bob. "Kami hanya ingin pesiar ke Magic Mountain, dan rasanya asyik juga jika ke sana dengan naik RollsRoyce ini." "Pesiar? Itu gagasan yang baik!" kata Worthington. "Siapa lagi yang lebih pantas bertetirah, kalau bukan Trio Detektif? Sambil menunggu Tuan Jones datang, saya akan pergi sebentar untuk menyampaikan laporan ke kantor mengenai tujuan perjalanan kita, sambil mengisi bensin." Supir jangkung itu masuk ke Rolls-Royce lalu membawanya pergi meninggalkan pekarangan. Kini Bob menoleh ke arah Pete. "Ngomong-ngomong, mana Jupe?" "Di kantor kita, sedang mengatur rencana," jawab Pete. "Tapi dia tidak mau bilang, rencana untuk apa." "Yuk, kita lihat saja ke sana." Kedua remaja itu masuk ke kantor Trio Detektif lewat Lorong Dua. Sesampai di sana mereka melihat Jupiter sedang sibuk bekerja di meja tulis. Berbagai brosur dengan warna-warna semarak berserakan di sekelilingnya. "Worthington sudah datang tadi, Jupe," kata Bob. "Bagaimana, siap?"
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
"Sebentar lagi, Bob." Pemimpin mereka yang bertubuh montok itu melanjutkan kesibukannya selama semenit lagi, lalu menyandarkan diri ke punggung kursi dengan wajah puas. "Nah, kurasa sudah beres sekarang." "Apanya yang beres?" tanya Pete dengan nada gelisah. "Rencana lengkap untuk acara pelancongan kita!" jawab Jupiter dengan air muka berseri-seri. "Kupelajari peta denah Magic Mountain, dan sudah kuatur jalan yang paling baik untuk bisa menikmati sebanyak mungkin hiburan yang ada di sana dalam waktu sesingkat mungkin. Dalam rencanaku ini sudah kuperhitungkan pengulangan pada atraksi-atraksi yang nanti menurut kita sangat mengasyikkan, ditambah berbagai kemungkinan lain jika orang yang antri pada salah satu atraksi terlalu panjang, atau kalau ada atraksi yang ditutup karena gangguan angin atau kerusakan teknik. Kecuali itu aku juga sudah-" Pete mengerang. "Aduh, Jupe, kenapa kita nanti tidak mulai saja dari sisi kiri atau kanan pintu masuk, lalu langsung saja menikmati atraksi yang paling dekat? Maksudku, secara acak saja?" "Ya, anu, tergantung bagaimana nanti saja," kata Bob menimpali. "Tergantung bagaimana nanti?" Kening Jupiter berkerut. "Itu cara yang paling tidak-" "Bagaimana kalau kita bersenang-senang saja, tanpa rencana macammacam," kata Pete menyarankan. "Yah," kata Jupiter dengan nada tersinggung. "Kalau kalian tidak menyukai rencanaku, terserahlah-kalian tidak perlu menerimanya." Jupiter memandang rencananya dengan sikap sayang. Kemudian ia mengangkat bahu, lalu dijatuhkannya kertas rencana itu ke dalam keranjang sampah. Pete dan Bob bersorak. Akhirnya Jupiter nyengir juga. Ketiga remaja itu bergegas-gegas ke luar lewat Lorong Dua. Ternyata mobil Rolls-Royce sudah kembali. Sambil tertawa-tawa ketiga remaja itu berebut-rebut masuk ke dalam kendaraan antik itu, yang dibukakan pintunya oleh Worthington.
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
"Ke Magic Mountain, Pak Supir," kata Jupiter dengan gaya meniru-niru orang Inggris kalangan tinggi. "Yes, Sir. "Worthington tersenyum. "Baik, Sir. " Taman hiburan yang bernama Magic Mountain itu terletak di pedalaman, agak jauh juga di sebelah timur kota Rocky Beach. Untuk pergi ke sana, harus melintasi daerah pegunungan pesisir. Worthington mengemudikan mobil antik yang besar itu ke luar kota, melalui jalan raya kawasan pedalaman. Ketika sudah mencapai lereng terdepan dari daerah kaki perbukitan yang gersang berdebu, tiba-tiba Worthington menyapa anak-anak yang duduk dengan santai di jok belakang. "Kalau tidak salah, Tuan-tuan tadi mengatakan bahwa saat ini tidak sedang terlibat dalam kegiatan penyelidikan." "Sayangnya, itu memang benar," kata Jupiter. "Kenapa Anda-" "Karena-ini kecuali saya keliru-ada yang membuntuti kita!" "Membuntuti!" seru ketiga remaja itu serempak, sambil berpaling untuk melihat ke belakang. "Mana, Worthington?" kata Bob. "Tidak ada mobil di belakang kita." "Saat ini memang tidak kelihatan, karena belum melewati tikungan yang baru kita lalui," kata Worthington, "tapi saya sudah langsung melihatnya begitu kita berangkat tadi, dan sejak itu mobil tersebut terus ada di belakang kita. Sedan Mercedes, berwarna hijau." "Mercedes hijau!" seru Jupiter terkejut. "Anda tidak keliru?" "Mobil merupakan pekerjaan saya, Tuan Jones," kata Worthington dengan yakin. "Nah, itu dia, dan sekarang semakin mendekat." Ketiga detektif remaja itu memandang lewat jendela belakang. Tidak mungkin keliru lagi, Mercedes hijau itu berada tepat di belakang mereka, dan dengan cepat berusaha mengejar! "Ya, memang mobil yang sama!" seru Pete. "Jadi," kata Jupe dengan nada puas, "mereka ternyata bukan cuma turis! Dugaanku benar!" "Y-ya, kelihatannya memang begitu," kata Pete mengakui dengan gugup. "Tapi siapakah mereka? Mau apa mereka?"
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
"Aku tidak tahu, Dua," jawab Jupiter. Nada suaranya terdengar tegang. "Dan rasanya lebih baik jika aku tetap tidak tahu." "Mungkin sebentar lagi kita mau tidak mau akan mengetahuinya!" seru Bob cemas. "Mereka semakin dekat, Jupe!" "Worthington!" seru Jupiter. "Bisakah Anda usahakan agar mereka tidak bisa menyusul?" "Akan saya usahakan," kata Worthington dengan tenang. Rolls-Royce antik itu melesat maju ketika Worthington menginjak pedal gasnya dalam-dalam sampai menyentuh lantai. Sementara itu mereka sudah berada di tengah daerah perbukitan. Jalan sempit berjalur dua itu berkelok-kelok, sementara di sisinya menganga ngarai dalam berbatu-batu. Worthington mencengkeram setir yang berukuran besar, mengemudikan Rolls-Royce itu melalui tikungan demi tikungan tajam yang menyusur pinggiran jurang. Mercedes yang di belakang langsung mengejar. Kedua mobil itu berkejar-kejaran, menikung, suara mendecit-decit yang berasal dari roda-roda yang berputar dekat sekali ke tepi tebing. Jika dijalan yang lurus, Rolls-Royce antik itu mungkin akan bisa meninggalkan kendaraan yang mengejar, karena tenaga mesinnya lebih besar. Tapi di segi kelincahan, mobil tua itu kalah unggul dibandingkan dengan Mercedes hijau yang di samping lebih baru juga lebih kecil ukurannya. Jarak yang memisahkan kedua mobil itu semakin rapat. "Mereka semakin dekat," kata Pete dengan cemas. "Terlalu berbahaya jika lebih laju lagi di daerah pegunungan seperti ini," kata Worthington. Suaranya tetap tenang. Diperhatikannya jalan yang ada di depan. "Tapi mungkin-" Worthington menatap ke depan, sambil mencondongkan tubuh ke muka. Saat itu Rolls-Royce mereka baru saja melewati sebuah tikungan tajam, dan untuk sesaat Mercedes yang mengejar tidak kelihatan. Dengan tibatiba Worthington mengerem sambil membanting setir sehingga mobil besar itu bergerak ke kanan sampai dekat sekali ke pinggir jurang, lalu memutar setir lagi untuk membawa Rolls-Royce itu ke seberang jalan dan memasuki sebuah jalan tanah yang sempit di sebelah kiri. Seketika itu juga mobil dipacu lagi. Supir yang sangat trampil itu mengemudikan
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
mobil antik yang berkilat-kilat itu masuk ke tengah-tengah kelompok pohon ek dan semak belukar yang tumbuh lebat. Mercedes hijau yang mengejar melaju lewat dijalan raya, tanpa ikut membelok masuk ke jalan tanah. "Anda berhasil mengelabui mereka!" seru Bob dan Pete. "Untuk sementara," kata Worthington. "Tapi mereka akan segera menyadari bahwa kita sudah tidak ada lagi di depan mereka. Kita harus cepat-cepat pergi dari sini." Dipijaknya pedal gas dalam-dalam. Dikebutnya mobil kekar itu di jalan tanah yang sempit. Tapi kemudian ia mengerem dengan tiba-tiba, sehingga Rolls-Royce itu berhenti dengan seketika. "Maaf, Anak-anak," kata Worthington kecut. Jalan tanah itu ternyata berakhir di dalam sebuah ngarai yang buntu ujungnya! "Kembali ke jalan raya!" seru Jupiter memberi komando. "Cepat! Mungkin mereka belum menyadari kekeliruan mereka!" Worthington memutar mobil besar itu, lalu mengemudikannya kembali ke jalan yang beraspal. Mereka nyaris saja menubruk Mercedes yang datang dengan laju dari arah depan ketika baru saja ke luar dari sebuah tikungan tajam! Worthington membanting setir dengan sigap, membuat mobilnya melenceng arahnya sehingga untuk sebagian ke luar dari badan jalan. Tapi sebelum ia sempat bereaksi lebih lanjut dan memutar kendaraan antik itu, dua orang pria meloncat ke luar dari Mercedes dan berlari mendatangi Rolls-Royce. Mereka menggenggam pistol! "Keluar! Sekarang juga!" bentak satu dari kedua pria itu. Anak-anak belum pernah melihatnya. Tapi Pete mengenali orang yang satu lagi. Dialah yang menanyakan jalan padanya, sehari sebelum itu. Anak-anak dan Worthington ke luar dari Rolls-Royce, dengan sikap waspada. "Nanti dulu, Pak," kata Worthington memprotes, "Kami tidak tahu apa-" "Diam!" bentak pria yang pertama.
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
Temannya menangkap Jupiter yang tidak bereaksi karena kaget. Ditutupnya mulut remaja itu dengan sapu tangan yang diikatkan ke belakang kepala. Kepala Jupiter disungkup dengan sebuah kantung tebal, lalu ia diseret ke Mercedes! Sementara itu pria yang pertama mengarahkan laras pistolnya dengan sikap mengancam ke arah Bob, Pete, dan Worthington. "Jangan coba-coba membuntuti kami! Itu jika kalian sayang nyawa, atau ingin melihatnya lagi." Pria itu berbalik lalu lari ke Mercedes, yang kemudian dengan cepat melesat menuju ke jalan raya. Dan Jupiter dibawa oleh mereka! Bab 3 KEKELIRUAN YANG GAWAT DENGAN cepat Pete bergerak menuju ke Rolls-Royce. "Kita buntuti mereka!" "Jangan, Pete!" seru Bob dan Worthington serempak. Pete melongo. "Tapi kita harus berusaha menolong Jupe!" "Itu akan kita lakukan," kata Worthington sambil memegang pundak Pete, "tapi kita tidak boleh mengejar mereka. Dalam menghadapi kasus penculikan kita harus berbuat persis seperti yang dikehendaki penculik, lalu dengan segera menghubungi polisi." "Jika kita membuntuti mereka, itu akan bisa berbahaya bagi Jupe," kata Bob menjelaskan. "Tapi kita bisa berusaha melihat ke arah mana mereka lari, lalu melapor pada polisi! Kedua penculik tadi tidak tahu di dalam Rolls-Royce ada telepon, jadi mereka takkan menduga bahwa kita bisa dengan segera memberi tahu polisi. Cepat, kita naik ke atas bukit itu, sementara Worthington menelepon Chief Reynolds!" Sementara Worthington lari ke mobil untuk menelepon kepala polisi kota Rocky Beach, Bob dan Pete bergegas mendaki sebuah bukit di dekat situ yang berlereng curam. Dalam beberapa detik mereka sudah berhasil mencapai suatu bagian yang menonjol dan lumayan tinggi
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
letaknya. Dengan napas tersengal-sengal mereka memandang ke arah ujung jalan tanah yang masuk ke jalan raya. "Itu mereka!" seru Bob. "Mereka ke selatan, menuju Rocky Beach!" kata Pete menimpali. "Tapi kenapa tidak mengebut?" "Pasti karena tidak ingin menarik perhatian!" "Jika Chief Reynolds cepat bertindak," seru Pete, "ia akan bisa menghadang mereka! Yuk!" Kedua remaja itu lari menuruni lereng, terpeleset dan tersandungsandung, menuju ke Rolls-Royce. Saat itu Worthington sedang menyampaikan keterangan mengenai nomor mobil serta beberapa ciri kedua penculik. "Katakan pada Chief Reynolds, mereka mengarah ke selatan lewat jalan raya yang memotong celah pegunungan, menuju ke Rocky Beach," kata Pete. "Mungkin dia bisa menghadang, sebelum mereka sempat membelok ke arah lain." Worthington meneruskan pesan Pete, lalu menyambung setelah mendengarkan sebentar. "Baiklah, Chief. Kami akan tetap di sini sampai Anda datang." Ia mengembalikan gagang pesawat telepon ke tempatnya, lalu menoleh ke arah Bob dan Pete. "Mau mereka apakan Jupiter?" tanya Worthington. "Kalian yakin, tidak tahu siapa kedua pria itu?" "Kami baru kemarin melihat mereka untuk pertama kali," kata Bob. "Kami tidak tahu apa-apa," keluh Pete. Mereka bertiga berpandang-pandangan dengan sikap putus asa. *** Jupiter merasa takut. Ia tidak bisa berteriak, karena mulutnya diikat dengan sapu tangan. Kepalanya tersungkup kantung tebal. Ia merasa bahwa Mercedes itu berjalan dengan pelan, bergerak menurun. Jupiter menduga bahwa saat itu mereka mestinya berada dijalan raya pegunungan, dan menuju ke Rocky Beach. Apakah yang dikehendaki kedua orang itu dari dirinya? Siapakah mereka? Logat bahasa Inggris mereka aneh. Dari manakah mereka?
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
Jupiter menggeliat. Seketika itu juga dirasakannya ujung pistol ditekankan ke rusuknya. Salah satu pria itu duduk dekat sekali di sampingnya. "Duduk yang tenang," kata orang itu. Jupiter berusaha mengatakan sesuatu. Tapi kata-katanya tidak bisa ditangkap dengan jelas, karena mulutnya diikat. "Jangan ribut! Duduk saja dengan tenang, seperti selayaknya anak manis." Orang yang duduk di sebelah Jupiter itu tertawa mengejek. Dari arah depan, tempat duduk pria satu lagi yang mengemudikan Mercedes itu, terdengar suara tawa yang mengejek pula. Tapi Jupiter berusaha berbicara lagi, untuk menanyakan apa mau mereka. Paman Titus dan Bibi Mathilda tidak tergolong orang yang kayaraya. Sapu tangan yang mengikat mulutnya menyebabkan ia tetap tidak mampu mengatakan apa pun juga dengan jelas. Jupiter merasa dirinya saat itu seperti ikan yang menggelepar-gelepar di atas pasir pantai. "Diam, kataku! Kau kan tidak ingin ayahmu kehilangan putra satusatunya, kan?" Jupiter terkejut. Ayahnya? Tapi ia kan tidak punya ayah lagi! Ayahnya meninggal dunia ketika ia masih kecil sekali. Jupiter semakin bingung, dan berusaha menjelaskan hal itu kepada kedua pria yang meringkusnya. Tapi ujung pistol malah bertambah keras ditekankan ke rusuknya. "Terakhir kalinya kau kuperingatkan!" " Ummmb... ayahku... hya hehhh..." Orang yang duduk di sampingnya tertawa lagi. "Anak ini benar-benar keras kepala seperti ayahnya juga, ya Fred? Aku takkan heran kalau sikapnya juga angkuh." "Mungkin ada baiknya jika dia kita buat bungkam sama sekali, Walt," kata laki-laki satu lagi yang mengemudi. "Hanya kalau terpaksa. Aku tidak kepingin ke mana-mana harus mengangkut anak gemuk seperti dia ini dalam keadaan tidur." "Tapi mungkin itu lebih baik. Perjalanan pulang kan lumayan jauhnya. Dia harus berada dalam keadaan mulus pada saat kita berhadapan dengan orang penting itu."
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
Laki-laki yang duduk di samping Jupiter tertawa lagi. "Aku sudah kepingin sekali melihat tampang Sir Roger begitu mendengar bahwa Ian ada di tangan kita, jadi sebaiknya ia cepat-cepat saja berubah sikap." Dengan kepala yang masih tersungkup kantung, Jupiter merebahkan punggungnya dengan lambat-lambat ke sandaran jok. Sir Roger? Ian? Saat itu barulah ia sadar apa sebetulnya yang terjadi. Kedua pria itu keliru, mengira dia orang lain. Seorang remaja yang ayahnya tokoh penting! Dan penculikan itu terjadi bukan untuk memperoleh uang tebusan, tapi untuk memeras. Untuk memaksa orang penting yang bernama Sir Roger itu agar mau melakukan sesuatu seperti dikehendaki kedua pria itu. Mereka salah culik! Jupiter berusaha menjelaskan hal itu. Tapi ia hanya bisa mengeluarkan kata-kata yang sama sekali tidak jelas. Kali ini pria yang duduk di sebelahnya tidak mendorongkan ujung pistol ke rusuk atau menyuruhnya diam. Jupiter merasa jalan kendaraan bertambah laju, karena sudah berada di daerah datar di bawah pegunungan. Tahu-tahu Mercedes itu membelok dengan tajam diiringi bunyi ban berdecit-decit. Gerakan kendaraan yang tiba-tiba itu menyebabkan Jupiter terdorong ke sudut. Kemudian ia mendengar bunyi sirene mengaung-ngaung. Mobil-mobil polisi! Bunyi sirene itu semakin mendekat. Jupiter menahan napas. Mereka pasti akan menyelamatkannya...! Bunyi sirene itu lewat, semakin menjauh ke arah belakang, dan kemudian tak terdengar lagi. "Nyaris saja!" kata laki-laki yang duduk di samping Jupiter. "Menurutmu, mereka itu tadi hendak menghadang kita?" kata pria yang berada di jok depan. "Mestinya! Arahnya menuju pegunungan! Tapi yang aku tidak mengerti, bagaimana mereka bisa begitu cepat tahu?" Jupiter langsung tahu: pesawat telepon yang ada di mobil Rolls-Royce! Teman-temannya dengan segera memberi tahu polisi. Tapi para penculik berhasil meloloskan diri. Bagaimana polisi akan bisa menemukannya
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
sekarang? Ia harus memberi tahu kedua penculiknya itu bahwa mereka melakukan kekeliruan besar! "Ada sesuatu yang meleset tadi, Walt," kata orang yang berada di depan dengan suara geram. "Jangan sampai hal seperti itu terjadi lagi. Biar bagaimana, pokoknya aku tidak akan bisa ditangkap." Tiba-tiba Jupiter merasa seram, karena tahu bahwa ada lagi sesuatu yang meleset. Kedua pria itu meringkus anak lain, tapi mereka belum mengetahuinya. Jupe tidak bisa memberi tahu, karena mulutnya tersumbat. Tapi kalau dipikir-pikir, maukah ia membuat kedua orang itu tahu bahwa mereka melakukan kekeliruan? Karena kalau sudah tahu, apakah yang kemudian akan mereka lakukan terhadap dirinya? Yang mereka inginkan adalah seorang anak bernama Ian, yang akan dipakai sebagai alat untuk memaksa ayah anak itu menuruti kemauan mereka. Jadi Ian takkan apa-apa di tangan mereka. Tapi bagaimana jika mereka tahu bahwa remaja yang mereka culik tadi bukan Ian, melainkan Jupiter Jones? *** Sebuah mobil polisi kota dan sebuah mobil dengan tulisan Sheriff di pintu melaju dijalan tanah lalu berhenti dengan cepat, menyebabkan debu tebal mengepul. Chief Reynolds dan sheriff yaitu polisi desa, bergegas turun dari mobil masing-masing lalu lari menghampiri Worthington dan kedua remaja yang berdiri di samping Rolls-Royce yang mengkilat. "Anda melihat mereka tadi?" seru Bob. "Anda berhasil mencegat mereka?" tanya Pete menambahkan. Chief Reynolds menggeleng. "Kami memasang penghalang pada persimpangan pertama, lalu langsung kemari. Tapi kami tidak berpapasan dengan mereka, dan mereka tidak muncul di penghalang jalan." "Rupanya mereka sudah menyelinap lewat sebelum kami memasang penghalang," kata Sheriff. "Lalu meninggalkan jalan raya pada salah satu persimpangan. Tapi mereka tidak mungkin sudah jauh, dan semua petugas dan mobil yang tersedia kami kerahkan untuk mencari mereka."
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
"Daerah ini termasuk kawasan luar kota, jadi Sheriff yang sebenarnya berwenang di sini," ujar Chief Reynolds menjelaskan. "Tapi dalam kasus seperti ini kita semua bekerja sama. Kami juga sudah memberi tahu Departemen Kepolisian Kota Los Angeles agar siaga." "Sekarang," kata Sheriff, "akan kita periksa tempat ini." Bob menanggapi dengan murung. "Saya rasa takkan ada sesuatu yang bisa ditemukan, Sir. Para penculik itu hanya sebentar saja di sini, jadi tidak meninggalkan apa-apa yang bisa dijadikan petunjuk." Ternyata Bob benar. Polisi dan para asisten Sheriff meneliti setiap jengkal jalan tanah di sekitar tempat terjadinya penculikan. Tapi mereka tidak menemukan apa-apa. "Baiklah, kalau begitu kita kembali ke kantor pusat sekarang," kata Chief Reynolds memutuskan. "Sudah waktunya FBI juga kita beri tahu." "Setidak-tidaknya ada satu keuntungan kita kali ini," kata Sheriff, "dan itu berkat kalian serta Rolls-Royce itu. Kita bisa langsung bertindak segera setelah penculikan terjadi, dan sekarang semuanya sudah sibuk mencari." "Betul, Sir, " kata Bob dengan murung, "tapi mencari belum berarti menemukan. Sebuah mobil yang biasa tidak begitu menyolok, kan?" "Memang, tapi seluruh daerah ini kami awasi dan segenap jalan keluar dijaga. Mereka tidak mungkin bisa meloloskan diri dari daerah ini!" Bob dan Pete masuk ke Rolls-Royce. Keduanya sama-sama membisu, sementara Worthington mengikuti mobil Chief Reynolds kembali ke Rocky Beach. Mereka hanya berpandang-pandangan dengan wajah cemas. Mereka tahu apa yang sama-sama sedang mereka pikirkan. Para penculik pasti sudah mengatur rencana untuk menghadapi kemungkinan jalan lari dijaga oleh polisi. Suatu jalan lain untuk meloloskan diri dari kepungan. Dan Jupiter ada dalam kekuasaan mereka. Bab 4 MEMBUNTUTI JEJAK PARA PENJAHAT
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
MOBIL Mercedes itu berhenti. Jupiter, yang kepalanya masih selalu tersungkup kantung tebal, berusaha mengikuti gerak-gerik mobil itu, dengan maksud untuk menduga-duga ke mana arah yang dituju. Tapi Mercedes itu terlalu sering membelok dan berubah-ubah arah. Kini ia memasang kuping, berusaha menangkap bunyi-bunyi khas yang mungkin bisa dijadikan petunjuk di mana mereka saat itu berada. Tapi hanya kesunyian saja yang ada. Tidak ada bunyi gerakan sama sekali. Tidak ada bunyi kendaraan lalu lalang, atau suara orang, atau deburan ombak laut. "Bawa dia ke luar," kata pria yang selama itu menyetir. Suaranya ketus. Jupiter mendengar bunyi pintu mobil dibuka. Dirasakannya tangantangan menyentuh tubuhnya, lalu mendorongnya dengan kasar ke luar. Ia merasa kakinya menginjak tanah yang keras, begitu pula dedaunan dan rumput. "Buka sungkupnya supaya ia bisa melihat apabila berjalan." Kantung yang menyelubungi seluruh kepalanya sampai ke dada ditarik dengan kasar. Sinar matahari yang menembus dedaunan yang rimbun sangat menyilaukan. Jupiter mengejap-ngejapkan mata untuk menyesuaikan penglihatannya, sementara sapu tangan yang mengikat mulutnya dilepaskan oleh pria bertubuh gempal dan berambut keriting yang menyapa Pete di The Jones Salvage Yard. Dialah yang duduk di samping Jupe di dalam mobil dan menyodok-nyodok rusuknya dengan laras pistol. "Sekarang jangan macam-macam, ya!" tukas orang itu sambil mengacungkan pistolnya, untuk menunjukkan bahwa ia tidak main-main. Jupiter hanya mengangguk saja, tanpa mengatakan apa-apa. Sejak menyadari bahwa ada kemungkinan keselamatannya lebih terancam apabila kedua penculik itu tahu bahwa mereka keliru, ia berharap-harap sapu tangan yang menutupi mulutnya tidak mereka buka. Anak yang mereka kira berhasil mereka culik mestinya berasal dari negeri yang sama dengan mereka, dan kemungkinannya berbicara dengan logat Inggris yang serupa. Jika Jupiter sampai berbicara, kedua orang itu pasti akan langsung tahu bahwa mereka telah salah culik-kecuali jika ia
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
berusaha menirukan logat mereka. Menurut perasaan Jupe ia mampu melakukannya, tapi itu mengandung risiko. Sedikit saja kekeliruan dibuatnya, ia pasti akan langsung ketahuan! Penculik yang bertubuh gempal memperhatikan Jupiter sesaat, lalu menoleh ke arah temannya yang tadi mengemudikan mobil. "Keluarkan tas-tas itu, Fred." Jupiter merasa agak lega. Untuk sementara keadaannya aman. Dengan cepat ia memandang berkeliling. Mereka berada di pinggir sebuah jalan tanah, di tengah-tengah semacam hutan kecil yang ditumbuhi pohonpohon ek dan belukar lebat. Di dekat situ nampak daerah perbukitan. Tidak ada sesuatu di situ yang dikenal olehnya. Tapi pemandangan seperti itu juga tidak asing baginya. Mereka bisa berada di mana saja di daerah pedalaman, dalam jarak seratus mil di sekitar kawasan Rocky Beach! "Ayo jalan," kata laki-laki yang bernama Fred. "Ke arah sana!" Fred bertubuh lebih tinggi dan lebih kurus daripada temannya yang bernama Walt. Rambutnya coklat tua, sementara matanya yang kecil terbenam dalam rongga yang cekung. Kulit mukanya berwarna coklat dan keriput ditempa sinar matahari. Kelihatannya kedua orang itu berasal dari suatu negeri yang panas karena selalu terpanggang sinar matahari. Mereka berjalan di atas rumput di sisi jalan. Tidak sampai lima puluh meter kemudian, mereka berubah arah dan menuju langsung ke arah perbukitan. Jupiter sama sekali tidak melihat ada jalan di depan mereka. Yang ada hanya semak belukar lebat, nyaris tidak bisa ditembus. "Kau yang di depan, Fred," kata Walt. "Kau membawa tas-tas, jadi kami nanti mengikuti kecepatanmu berjalan." Orang yang bernama Fred itu mengangguk. Diletakkannya tas-tas yang dibawanya ke tanah, lalu disingkapkannya salah satu semak lebat yang menghadang. Ternyata di balik semak itu ada jalan setapak yang sempit. Fred menyorong kedua tas yang dibawanya ke balik semak yang masih ditarik ke samping, lalu ia sendiri menyusul. "Sekarang kau," perintah Walt pada Jupiter.
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
Jupiter mencari-cari semak tadi. Ditariknya semak itu ke samping, lalu ia melangkah ke jalan setapak yang tersembunyi di belakangnya. Tapi tiba-tiba semak yang berbatang liat dan ranting-rantingnya berduri itu terlepas dari pegangannya. Sambil melindungi muka agar tidak tertusuk duri, Jupiter buru-buru meloncat mundur dan jatuh telentang di luar. Dengan cepat Walt menyentakkannya sehingga berdiri lagi, lalu sambil mengumpat mendorongnya menembus semak. "Hati-hati, aku bisa gugup!" Jupiter meneguk ludah, lalu buru-buru melangkah di jalan setapak. Walt berjalan dekat sekali di belakangnya, dengan pistol tetap teracung. Semak penutup tadi kembali ke keadaan semula. Kini jalan setapak itu tidak kelihatan lagi dari luar. Jupiter bergegas-gegas mengikuti Fred yang berjalan di depan. Ia tidak melihat akar yang melintang di tanah. Tahu-tahu ia sudah terjerembab di tanah, karena kakinya terkait pada akar itu. Jupe tetap tergeletak di tanah dengan napas tersengal-sengal. Tapi ia sudah berhasil berdiri dan melanjutkan langkah lagi, sebelum Walt sampai di tempat itu. Kedua penculik bergerak dengan cepat di jalan setapak yang merambah daerah bersemak-belukar lebat itu. Kelihatannya mereka sudah pernah melewati jalan itu dan tahu arah yang harus dituju. Jupiter berusaha mengikuti kecepatan mereka di jalan setapak yang nyaris tidak kelihatan itu. Tapi masih dua kali lagi ia terjerembab karena tersandung. Akhirnya ia didorong masuk ke sebuah ngarai buntu yang sempit. Tempat itu gelap, karena berada dalam bayangan gunung. Sebuah pondok kecil berdinding batu terletak dekat pada tebing ngarai yang curam dan menjulang tinggi. Para penculik membuka pintu pondok, mendorong Jupiter ke dalam, lalu mengunci pintu dari luar. Jupiter berada seorang diri dalam pondok itu. *** Bob dan Pete duduk di sebuah bangku yang dirapatkan ke dinding kantor pusat kepolisian kota Rocky Beach. Paman Titus dan Bibi Mathilda juga ada di situ. "Coba kita tadi membawa alat isyarat kita," keluh Pete.
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
"Alat-alat itu kan sedang dibetulkan," kata Bob mengingatkan. "Tapi Jupe pasti akan bisa menemukan salah satu cara untuk menghubungi kita, Dua." Bibi Mathilda menatap dengan mata melotot ke arah Sheriff dan Chief Reynolds. "Apakah kita akan duduk-duduk saja di sini sepanjang hari?" tukasnya. "Para penculik itu takkan dengan sendirinya datang menyerahkan diri!" "Seluruh kawasan kota dan sekelilingnya sudah kita awasi, Mrs. Jones, dan tidak ada gunanya jika kita bergerak kian kemari tanpa tujuan tertentu. Dalam menghadapi kasus penculikan, segala tindakan perlu diatur secara cermat." "Semua dinas kepolisian di negara bagian California, Nevada, Oregon, dan Arizona sudah disiagakan," kata Sheriff menambahkan. "FBI sudah dihubungi, begitu pula pihak yang berwenang di Meksiko. Nomor mobil Mercedes itu sudah diteruskan lewat teleks kepada segenap dinas kepolisian, dan juga ke Dinas Kendaraan Bermotor." "Suatu tim spesialis sudah ditugaskan untuk mendatangi tempat kejadian, guna melakukan pelacakan jejak dengan bantuan laboratorium," kata Chief Reynolds menambahkan. "Selama tidak ada yang bisa dijadikan petunjuk, kita belum bisa bertindak lebih lanjut." "Kalau begitu tidak ada yang menghalangi kalian untuk ikut mencari!" tukas Bibi Mathilda. "Peluang untuk bisa menangkap mereka dengan cepat akan lebih besar," kata Sheriff, "jika ada suatu pusat yang setiap waktu siap untuk mengatur kegiatan pencarian begitu sudah ditemukan salah satu petunjuk mengenai para penculik itu." Tapi nampak jelas bahwa mereka tidak berhasil meyakinkan Bibi Mathilda. Sheriff dan Chief Reynolds yang kemudian meninggalkan ruangan diikutinya dengan mata yang menatap marah. Kejengkelannya tidak menjadi berkurang dengan kembalinya tim laboratorium. Mereka tidak menemukan apa-apa di tempat kejadian. Masih tetap belum ada petunjuk sama sekali tentang di mana para penculik dan Jupiter berada.
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
"Apa mau mereka sebenarnya, menculik Jupiter?" kata Bibi Mathilda marah-marah. Ia menoleh ke arah Bob dan Pete. "Kalian terus terang sajalah, apakah saat ini kalian tidak sedang terlibat lagi dalam kekonyolan kalian? Menyelidik, mengorek-ngorek urusan orang lain?" "Tidak, Ma'am, " kata Bob dengan tegas. "Kami saat itu sedang dalam perjalanan, hendak melancong ke Magic Mountain." "Kalian berdua tidak bisa mengira-ngira, apa yang ada di balik kejadian ini?" tanya Paman Titus. "Sayang sekali, tidak," kata Pete. "Ih, kepingin rasanya bisa berhadap-hadapan dengan penjahat-penjahat itu!" tukas Bibi Mathilda. Meski sedang bingung saat itu, tapi mau tidak mau Bob dan Pete berpandang-pandangan juga sambil nyengir. Mereka tidak kepingin menjadi kedua penculik itu, apabila sampai jatuh ke tangan Bibi Mathilda! Tapi dengan segera cengiran mereka lenyap. Mereka sadar lagi, bahwa saat itu tidak nampak tanda-tanda bahwa para penculik akan bisa tertangkap! "Coba ada barang sesuatu petunjuk yang bisa kita jadikan pegangan," kata Bob. "Tapi aku tahu, Jupe pasti akan menemukan salah satu cara sehingga kita bisa menemukannya." "Itu kalau dia bisa memanfaatkannya," kata Pete. "Para penculik itu kelihatannya sangat cerdik, Bob." "Sebentar lagi akan kita lihat seberapa cerdiknya mereka," kata Chief Reynolds, yang sementara itu sudah memasuki ruangan lagi. "Anak buah Sheriff yang mencari dengan helikopter sudah menemukan Mercedes mereka. Kendaraan itu diparkir di sebuah jalan lama. Di Rattlesnake Road, tidak sampai tiga mil dari kota!" "Kita ke sana!" seru Sheriff yang muncul dari sebuah ruang belakang. "Kita sudah menemukan mereka!" *** Jupiter merapatkan telinga ke daun pintu pondok yang terkunci. Ia berusaha menangkap pembicaraan kedua penculik yang berada di luar, sambil bertanya-tanya dalam hati kapan kedua orang itu akan menyadari kekeliruan mereka.
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
Ia bisa mendengar suara mereka dengan jelas. Tapi kata-kata mereka hanya sepotong-sepotong saja yang berhasil ditangkap olehnya. Kelihatannya mereka sedang merundingkan rencana perjalanan yang entah ke mana, dan membicarakan seseorang yang tidak ada di situ. Tiba-tiba Jupiter menyadari bahwa mereka sedang menunggu seseorang. Seseorang yang menurut rencana akan datang, serta sesuatu yang akan terjadi. Tapi siapa, dan kejadian apa, di ngarai yang terpencil letaknya itu? Jupiter berusaha mendengar lebih jelas. Tapi percuma. Kecemasannya timbul lagi. Bagaimana jika orang yang ditunggu kedatangannya itu lebih mengenal anak yang bernama Ian, dibandingkan dengan kedua pria yang ada di luar itu? Jupe sadar bahwa ia harus menemukan kemungkinan untuk meloloskan diri dari dalam pondok lalu lari. Ia memandang berkeliling, memperhatikan ruang sebelah dalam pondok kecil itu. Ruangannya hanya ada satu, tanpa perabot sama sekali. Tidak ada lemari di situ, dan hanya ada satu pintu, yang dikunci dari luar. Satu-satunya jendela yang ada berukuran sempit dan berterali. Kelihatannya pondok itu dulunya merupakan tempat menyimpan sesuatu yang berharga. Atau berbahaya. Mungkin dulu di situ disimpan dinamit, untuk keperluan menambang batu. Atau perkakas mahal, untuk mencari minyak bumi. Tapi saat itu tidak ada apa-apa lagi yang disimpan di dalamnya. Tidak ada sesuatu yang bisa dipakai Jupiter untuk melarikan diri dari situ. Ia berjalan lambat-lambat menyusur dinding pondok yang terbuat dari batu, mencari-cari bagian yang tidak begitu kokoh. Tapi di mana-mana tebal dinding itu paling tidak tiga puluh senti, dan tidak ada yang kelihatan agak rusak, Jupiter tidak punya apa-apa yang bisa dipakai untuk mendobrak dinding, apalagi perbuatan itu akan terlalu berisik. Tidak! Ia tidak mungkin bisa ke luar lewat dinding. Karenanya ia mengalihkan perhatian pada lantai. Lantai pondok itu terbuat dari papan yang lebar-lebar dan kasar, sedang tebalnya paling sedikit dua senti. Pemasangannya sangat rapat. Sama sekali tidak ada celah di antara papan-papan itu. Tapi ketika Jupe
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
menekankan bobot tubuhnya, ia merasakan papan-papan itu agak melendut. Dengan segera ia menyadari bahwa lantai itu tidak langsung terletak di tanah, melainkan dipasang di atas balok-balok penunjang. Ada rongga di bawah lantai pondok! Jupiter merangkak-rangkak, memeriksa seluruh permukaan. Ia menemukan papan yang agak lepas di bagian belakang ruangan, dekat dinding! Ia menginjakkan kakinya kuatkuat pada satu ujung papan pendek itu, lalu menarik ujung yang satu lagi ke atas. Ujung itu berhasil cukup tinggi diangkat olehnya sehingga bisa menyelipkan tangan ke sisi bawahnya lalu menarik papan itu sehingga terlepas seluruhnya. Sekali itu ia mengucap syukur bahwa tubuhnya cukup berbobot! Setelah papan yang terlepas itu disingkirkan, Jupiter melihat rongga yang terdapat di bawah lantai. Ia berhasil melepaskan selembar papan lagi, tanpa menimbulkan bunyi yang mencurigakan. Setelah itu ia menyusup ke dalam rongga yang ada di bawah lantai lalu memeriksa keadaan di situ dengan merayap kian kemari. Pada satu sisi, tanah di bawah lantai itu miring ke atas. Jupiter hanya bisa merayap pada separuh bagian bawah lantai pondok. Dengan lesu, Jupiter merangkak naik lagi ke lantai. Sudah cukup banyak yang diketahuinya. Pondok itu dibangun di atas dinding pondasi dari batu, dengan beberapa lubang untuk tempat udara lewat. Tapi lubanglubang itu sangat kecil ukurannya. Tidak mungkin ia bisa menyusup ke luar lewat situ. Juga tidak, andaikan ia bertubuh langsing! Tidak ada jalan ke luar dari pondok itu, kecuali lewat pintu. Dan pintu dikunci dari luar! *** Polisi memarkir mobil-mobil dinas mereka tidak jauh di bawah Mercedes itu, di jalan menanjak yang bernama Rattlesnake Road. Dengan sangat cermat mobil yang tidak ada isinya itu mereka periksa. "Tidak ada apa-apa," kata Chief Reynolds. Terdengar jelas bahwa ia kecewa. "Sama sekali tidak ada apa-apa yang bisa dijadikan petunjuk untuk mengetahui ke mana mereka pergi setelah meninggalkan mobil ini di sini."
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
"Orang kan tidak bisa menghilang dengan begitu saja," kata Bibi Mathilda berkeras. Bob, Pete, dan juga Paman Titus mencari-cari di sekeliling mobil yang ditinggalkan itu. Kendaraan itu ditempatkan di pinggiran jalan yang ditumbuhi rumput. "Tidak ada apa-apa yang kelihatannya merupakan tanda yang ditinggalkan Jupiter," kata Bob dengan nada suram. "Bekas tapak kaki saja pun tidak ada," kata Paman Titus. "Mereka seakan-akan menghilang," kata Chief Reynolds. Ia memandang berkeliling, ke arah semak lebat dan pegunungan yang menjulang di atas mereka. "Kita tidak bisa mengetahui, ke mana Jupiter mereka bawa. Bisa ke mana saja!" "Tidak," kata Pete dengan tiba-tiba. "Saya rasa mereka tidak terlalu jauh dari sini!" Bab 5 LOLOS! "DARI MANA kau mengetahuinya, Anak muda?" kata Sheriff dengan nada heran. "Kau menemukan petunjuk, Pete?" tanya Chief Reynolds. Pete berdiri di dekat mobil Mercedes. Ia menunduk, memperhatikan tanah jalanan. Kemudian ia berjongkok, menyentuh tanah di situ dengan tangannya. "Lihatlah, Sir, " kata remaja bertubuh jangkung itu, sambil menuding tanah di hadapannya. "Pada bagian ini ada jalur pasir lunak yang lebar, menutupi seluruh badan jalan. Bekas roda Mercedes kelihatan jelas di atasnya. Tapi tidak ada bekas ban mobil lain yang masih baru, atau jejak kaki! Tidak ada mobil lain datang kemari hari ini, jadi mereka tidak mungkin pergi dengan mobil. Dan sepanjang yang bisa kulihat, mereka juga tidak melanjutkan perjalanan lewat jalan ini." Sheriff mengamat-amati keadaan badan jalan di sekitar tempat Mercedes diparkir, lalu mengangguk.
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
"Jalan ini kering dan berdebu di mana-mana, tapi tidak nampak bekas orang berjalan di atasnya." "Maksud Anda," kata Bob bersemangat, "dengan begitu mereka mestinya masih ada di sekitar sini?" "Betul, Bob," kata Pete menjawab. Gaya bicaranya saat itu hampir seperti Jupiter. "Menurut dugaanku mereka tidak menyeberangi jalan, melainkan menuju ke arah pegunungan dengan merambah semak belukar!" "Nanti dulu," kata Chief Reynolds. "Di pinggir jalan sebelah sini ada rumput. Bisa saja mereka terus menyusur jalan ini, dengan berjalan di atas rumput." "Kemungkinan itu bisa saja," kata Sheriff. Ia menoleh dan menyapa dua orang asistennya. "Billings! Rodriguez! Kalian berjalan sepanjang tepi berumput ini ke arah yang berlawanan untuk melihat di mana berakhirnya, dan apakah setelah itu nampak bekas kaki dijalan. Sisanya menyebar, untuk memeriksa tanda-tanda bekas orang lewat dan masuk ke dalam belukar. Hati-hati melangkah, jangan sampai terhapus barang sesuatu yang mungkin merupakan petunjuk!" "Dan harap perhatikan, kalau-kalau ada sesuatu yang kelihatan berbentuk seperti tanda tanya," kata Bob menambahkan. "Atau tumpukan batu, atau ranting yang patah dengan cara aneh! Kami bertiga selalu meninggalkan tanda-tanda seperti itu sebagai petunjuk di antara kami, jika dalam melakukan penyelidikan terpaksa memencar." Para petugas kepolisian dan asisten-asisten Sheriff menyebar lalu mulai bergerak lambat-lambat sambil meneliti sepanjang sisi jalan yang menghadap ke pegunungan. Kedua asisten Sheriff yang ditugaskan memeriksa sampai seberapa jauh bagian pinggiran yang ditumbuhi rumput dengan segera sudah kembali dan melaporkan bahwa bagian itu hanya sedikit saja, dan bahwa di badan jalan sesudah itu tidak nampak bekas kaki. Salah seorang pencari menemukan setumpuk batu berukuran kecil yang mungkin merupakan tanda yang dibuat oleh Jupiter. Tapi ketika Sheriff memeriksanya, ia melihat bahwa onggokan batu itu dibentuk dengan lumpur yang saat itu sudah kering. Dengan begitu
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
ternyata bahwa tumpukan itu sudah agak lama ada di situ. Seorang polisi menemukan ranting yang patah. Bagiannya yang patah kelihatan seperti menunjuk ke belukar yang lebat. Tapi pemeriksaan yang dilakukan di sekitar tempat yang ditunjuk tidak menampakkan bekas-bekas orang masuk ke dalam belukar. Dan di belakangnya juga tidak ada tanda-tanda bekas dilewati orang. "Chief!" seru seorang polisi. "Mungkin ini ada artinya!" Ia menunjuk ke arah sesuatu yang kecil dan berwarna putih, tersangkut pada bagian bawah sebuah semak. Nampaknya seperti sepotong kertas. Bob dan Pete bergegas menghampiri. "Kelihatannya seperti-" kata Bob. "Kartu nama kita!" kata Pete menyambung dengan cepat, lalu meraih ke dalam semak untuk mengambilnya. "Memang, ini kartu nama kita! Rupanya Jupe tadi dengan diam-diam menjatuhkannya ke dalam semak ini, ketika para penculik sedang tidak melihat!" "Singkapkan semak itu ke samping!" seru Sheriff. Asisten-asistennya dengan dibantu para polisi dengan segera menyibak belukar. Sesaat kemudian nampaklah jalan setapak yang tersembunyi di baliknya. "Ya, itu memang jalan orang," kata Chief Reynolds dengan pasti. "Dan ada yang berjalan di situ beberapa saat yang lalu. Lihatlah, semaksemak kecil itu jelas menunjukkan bekas-bekas dirambah!" Semua bergegas-gegas menyusur jalan setapak itu. "Itu, lihatlah!" seru Bob. Ia menunjuk ke arah sebuah semak yang tercabut akarnya. Kelihatannya seperti ada yang tersandung dan jatuh di situ. Di dekatnya, di atas sebuah batu kecil, nampak sebuah tanda tanya yang kecil dan berwarna putih. "Itu tanda dari Jupe! Ia tidak lupa membawa kapurnya!" kata Pete bersemangat. "Kita harus cepat-cepat menyusul!" kata Paman Titus dengan nada mendesak. "Mestinya ia ada di depan kita, ke arah pegu-" Ia tertegun dengan mulut masih ternganga. Kepalanya dimiringkan. Semua mendengar bunyi yang nyaring dan berat, seperti bunyi mesin
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
yang kuat. Bunyi itu makin lama makin nyaring, dan akhirnya seolah-olah ada tepat di atas kepala para pencari. Bibi Mathilda menuding ke atas. "Ada helikopter!" "Pesawat kitakah itu?" teriak Sheriff untuk mengatasi kebisingan suara pesawat yang melintas pada ketinggian yang tidak sampai seratus meter di atas mereka, menuju ke arah pegunungan. "Bukan!" jawab Chief Reynolds dengan berteriak pula. "Mestinya helikopter kawanan penculik! Rupanya dengan cara begitulah mereka berniat meloloskan diri, Sheriff! Helikopter itu hendak menjemput para penculik dan Jupiter!" Semuanya menatap ke arah helikopter itu, sampai menghilang di balik kerimbunan pepohonan. Bunyinya makin lama makin menjauh ke arah depan. "Dan Anda mengatakan tidak ada kemungkinan bagi mereka untuk lari keluar dari daerah ini, Sheriff!" teriak Bibi Mathilda. Ia sangat marah. "Jalan terus," kata Sheriff dengan geram. "Mereka pasti ada di depan kita, pada lintasan ini." "Asal kita datang pada waktunya di sana," keluh Pete, "sebelum helikopter itu sempat mendarat dan menjemput mereka." *** Di dalam ngarai yang buntu, kedua penculik memperhatikan helikopter yang mendarat di tengah kepulan debu yang membubung. Gerakan udara yang terdorong putaran baling-baling pesawat itu menyentak-nyentak rambut dan pakaian mereka. Dengan baling-baling masih berputar terus, pilotnya meloncat ke luar dari kabin yang kubahnya berbentuk gelembung dan terbuat dari plastik yang jernih. Lengkap dengan pakaian pilot, helm, dan kaca mata penerbang, ia berlari mendatangi para penculik. "Tepat pada waktunya!" kata pria gempal yang bernama Walt. "Kami berhasil menculiknya!" kata Fred menambahkan sambil tertawa nyengir. Pilot itu tidak membalas cengirannya.
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
"Banyak sekali mobil polisi dijalan tempat kalian tadi meninggalkan Mercedes!" katanya. "Aku rasanya seperti melihat mereka merambah belukar, menuju kemari!" "Lewat jalan setapak itu?" Kening Walt berkerut. "Bagaimana mereka bisa begitu lekas menemukannya?" "Anak itu!" seru Fred. "Ia kan berulangkah terjerembab tadi! Pasti itu cuma siasatnya saja, untuk meninggalkan jejak!" Walt tertawa. "Sudahlah, biar saja! Untuk sampai di sini, mereka akan memerlukan waktu paling sedikit setengah jam. Saat itu kita akan sudah melayanglayang di udara, bebas seperti burung." "Jangan suka menganggap enteng, Walter," tukas pilot itu. "Ambil anak itu sekarang. Kita tidak boleh melakukan kekeliruan sekecil apa pun, karena urusan ini penting sekali artinya bagi tanah air kita." "Oke," kata Walt, "kitajemput saja dia." "Di mana dia sekarang?" "Terkunci di dalam pondok itu." "Bagus," kata pilot, "tapi sekarang cepatlah!" Ketiga pria itu berlari-lari melintasi dasar ngarai yang keras. Sesampai di depan pondok, dengan segera Walt membuka pintu. "Ayo keluar!" serunya ke dalam. "Walt!" kata Fred berteriak. "Dia tidak ada di dalam!" Ruang pondok yang remang-remang itu kosong! "Ia berhasil meloloskan diri!" Pilot itu marah sekali. "Mustahil," kata Walt. "Tidak ada jalan lain untuk bisa keluar!" Ketiga pria itu memandang kian kemari, memperhatikan ruangan pondok itu. "Itu bisa saja benar," kata Fred dengan sengit, "tapi di dalam sini juga tidak ada tempat bersembunyi! Dan yang jelas, dia tidak ada lagi!" "Entah dengan cara bagaimana, ia berhasil meloloskan diri!" seru pilot helikopter. "Sudah, jangan buru-buru panik," kata Walt. "Bisa saja ia berhasil keluar dari pondok ini, tapi ia masih ada di dalam ngarai ini. Jalan
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
setapak itu satu-satunya jalan ke luar dari sini, dan itu selalu ada di depan mata kita. Tidak mungkin ia bisa melewati kita tanpa ketahuan, Fred! Jadi ia pasti masih ada di salah satu tempat di dalam ngarai, di bagian belakang pondok!" Ketiga anggota kawanan penculik itu bergegas memasuki ngarai, lalu memencar untuk mencari. *** Bob dan Pete, polisi, Sheriff dan para asistennya, serta paman dan bibi Jupiter muncul dari jalan setapak yang melintasi belantara semak. Dengan napas terengah-engah mereka memasuki ngarai yang sempit. Sementara itu sudah berlalu waktu dua puluh menit sejak helikopter melintas di atas kepala mereka. Rombongan pencari yang baru muncul itu memandang berkeliling ngarai dengan sikap waspada. "Itu dia helikopternya!" seru Bob. Pesawat itu nampak agak jauh di depan mereka, dengan baling-baling berputar. Saat mereka yang baru datang itu masih memandang, pilot helikopter itu bergegas masuk ke kabin pesawatnya. Dengan segera baling-baling berputar lebih cepat. Terdengar bunyi mesin menderu, tampak sudah siap untuk tinggal landas. "Kejar!" seru Pete. "Jangan sampai dia meloloskan diri!" Rombongan itu bergerak, lari mengejar ke arah helikopter. Tapi saat itu muncul dua orang dari belakang sebuah pondok berdinding batu. Mereka lari menuju helikopter. Masing-masing menenteng sebuah koper. "Mereka lebih cepat!" seru Chief Reynolds. "He! Berhenti! Jangan lari!" seru Sheriff sambil lari mengejar. "Kami polisi!" Tapi kedua pria itu sudah sampai di helikopter, lalu bergegas masuk ke dalam gelembung plastik. Deru mesin semakin bising. Dan di tengah hamburan debu yang beterbangan karena angin yang ditimbulkan balingbaling, helikopter itu membubung ke udara, sementara rombongan pengejar hanya bisa memandang saja tanpa daya. Pesawat itu masih melayang di tempat selama sesaat lalu terbang menjauh dengan gerakan menyapu sisi atas tebing ngarai. Arahnya menuju ke selatan.
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
Rombongan pengejar hanya bisa menatap langit yang kini kosong. "Mereka... mereka lolos," kata Paman Titus dengan nada heran kenapa itu bisa terjadi. "Kalian biarkan mereka lolos lagi!" tukas Bibi Mathilda marah-marah. "Dasar laki-laki! Sekarang bagaimana rencana kalian selanjutnya untuk menyelamatkan keponakanku?" "Kembali ke mobil!" seru Sheriff. "Sebarkan lewat radio, helikopter itu mengarah ke selatan." Para asistennya berlari kembali memasuki jalan setapak. "Nanti dulu! Tunggu!" seru Bob. "Aku tadi tidak melihat Jupiter bersama mereka! Hanya kedua penculik saja, dan seorang pilot!" "Mungkin kemunculan kita menyebabkan mereka ketakutan lalu buruburu lari!" kata Pete bersemangat. "Mungkin Jupe mereka tinggalkan di dalam pondok itu!" Chief Reynolds berpaling, lalu mendului rombongan yang dengan segera lari memburu ke arah pondok. Sesampai di sana ia membuka pintu lebarlebar, dan semuanya bergegas masuk. Semuanya memandang berkeliling ruangan kosong yang hanya ada satu itu. "Tidak ada!" kata Pete kecewa. "Mungkin tadi sudah ada di dalam helikopter," kata Bob dengan nada kecut. "Kita yang terlambat!" "Tidak, Bob!" Semuanya melongo, karena suara yang tiba-tiba terdengar itu tidak ketahuan dari mana datangnya. "Kalian malah datang tepat pada waktunya!" Dua lembar papan pendek di bagian belakang ruangan itu terangkat, dan Jupiter muncul dari bawah lantai. Ia tertawa lebar. "Jupiter!" seru semuanya serempak. "Tentu saja aku," kata remaja bertubuh montok itu dengan gaya santai. "Kalian kira siapa?" Bab 6 JUPITER MENEMUKAN PETUNJUK
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
"...jadi sama sekali tidak ada kemungkinan untuk meloloskan diri dari pondok itu," kata Jupiter di kantor pusat kepolisian, memberi penjelasan kepada para wartawan yang berkerumun di sekelilingnya. "Tapi saya lantas mendapat akal! Karena di dalam pondok tidak ada kemungkinan untuk bersembunyi, maka mungkin saja saya bisa membuat mereka mengira bahwa saya berhasil melarikan diri jika saya bersembunyi di rongga sebelah bawah lantai! Dan ternyata siasat itu berhasil! Tentu saja lama-lama mereka pasti mengetahui tipu muslihat itu-tapi mereka sudah terlebih dulu terpaksa lari ketika rombongan pencari datang." "Untuk remaja, itu akal yang sangat cerdik," kata salah seorang wartawan mengomentari. "Jupiter Jones bukan anak biasa," kata Chief Reynolds dengan nada bangga. "Tidak satu pun dari ketiga anggota Trio Detektif bisa disamakan dengan anak-anak yang lain. Mereka detektif! Memang masih remaja, tapi benar-benar detektif! Sudah sering mereka membantu kami dalam menunaikan tugas." "Wah, itu cerita yang hebat, Chief," kata wartawan yang tadi, sambil memberi isyarat kepada juru fotonya dengan anggukan kepala. "Kita perlu beberapa foto yang bagus, Joe. Masih ada waktu untuk dimuat dalam edisi petang." Sambil menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan para wartawan yang mewawancarai, Jupiter meneliti buku arsip polisi yang memuat foto-foto dari semua yang pernah ditahan oleh dinas kepolisian Rocky Beach. Di samping itu ia juga masih sempat menuturkan ciri-ciri kedua penculik kepada juru gambar polisi, yang membuat gambar sketsa kedua tersangka. "Kedua penculik itu sama sekali tidak mengatakan apa yang mereka kehendaki?" tanya seorang wartawan. "Itu urusan polisi," kata Chief Reynolds memotong. "Tapi ini bisa saya katakan: Mr. Titus Jones bukan orang yang kaya, dan baik dia maupun keponakannya sejauh ini sama sekali tidak mengetahui apa yang mungkin merupakan alasan penculikan itu. Kami memperkirakan dalam waktu
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
dekat akan sudah berhasil mengetahui latar belakang kasus ini dan menangkap para pelakunya." Sambil menggerutu para wartawan itu pergi, setelah selesai membuat foto-foto mereka. Jupiter tidak berhasil menemukan wajah para penculik dalam buku arsip polisi. Ia juga tidak puas melihat kedua sketsa yang dibuat juru gambar polisi. "Memang tidak begitu mirip," kata Bob membenarkan. "Anda berhasil memperoleh informasi baru, Chief?" tanya Pete bergairah. "Pada wartawan tadi Anda mengatakan bahwa Anda memperkirakan akan dapat menangkap para penculik itu dalam waktu dekat." "Itu tadi hanya alasan agar ada yang bisa ditulis dalam koran, Pete," kata Chief Reynolds berterus terang. "Dalam menghadapi kasus penculikan kita perlu sekali berhati-hati, jangan sampai pers membeberkan hal-hal yang sedang dilakukan polisi." "Karena itu Anda tidak mengatakan pada mereka tentang keyakinanku bahwa ini bukan kasus penculikan biasa?" tanya Jupiter ingin tahu. "Betul," kata kepala polisi itu. "Demi kelancaran penyidikan, lebih baik jika para penculik mengira kita sedang meraba-raba dalam gelap." "O, begitu," kata Jupiter, lalu berpikir sebentar. "Tapi karena salah satu sebab, mereka mengira aku anak salah seorang tokoh penting dari negara mereka, entah negeri mana itu. Dan kurasa kejadian ini ada sangkut-pautnya dengan balas dendam, atau aksi politik, atau bahkan perang. Penculikan terjadi karena mereka memerlukan sandera!" "Itu mungkin saja," kata Chief Reynolds, "tapi yang penting kau sudah selamat sekarang, dan urusan ini akan kami tangani. Helikopter itu sedang dilacak, dan gambar-gambar ini akan disebarluaskan ke manamana. Kau harus berjaga-jaga selama beberapa hari ini. Aku yakin, sementara itu kami pasti sudah berhasil membekuk penjahat-penjahat itu! Nah, karena paman dan bibimu sudah pergi, kalian bertiga akan diantar pulang naik mobil polisi."
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
Sambil berdiri di depan kantor polisi menunggu kedatangan mobil polisi yang akan mengantar pulang, Jupiter memandang arlojinya dengan kening berkerut. "Sudah sore, tapi mungkin kita nanti bisa minta tolong diantar dengan truk perusahaan," kata remaja bertubuh montok itu menggumam, seperti berbicara pada dirinya sendiri. "Diantar ke mana, Jupe?" tanya Pete, lalu ia meneguk ludah. "Jangan, jangan katakan! Mendingan aku tidak tahu!" "He, Jupe!" seru Bob. "Lihat, itu kan Worthington!" Supir Rolls-Royce yang bertubuh jangkung itu berdiri di samping kendaraan mewah itu, yang diparkir di pinggir trotoar, sekitar empat mobil dari tempat ketiga remaja itu. Mereka bergegas menghampirinya. "Anda masih ada di sini, Worthington!" kata Jupiter dengan nada heran. "Pada saya belum dikatakan bahwa tugas saya sudah selesai, Tuan Jones," kata supir itu, "dan saya ingin memastikan diri bahwa Anda selamat, tanpa kekurangan sesuatu apa pun." Mata Worthington berkilat-kilat Jenaka. "Di samping itu terlintas dalam pikiran saya bahwa masih ada waktu lebih dari sejam sebelum pukul lima, dan mungkin saja Anda memerlukan kendaraan untuk pergi ke salah satu tempat." "Ya, itu memang benar!" seru Jupiter. Ia berlari menghampiri mobil polisi yang saat itu datang menjemput mereka, lalu mengatakan pada pengemudinya bahwa ternyata mereka tidak perlu diantar pulang. Setelah itu dengan riang ia berlari kembali ke mobil Rolls-Royce. "Masuk, Kawan-kawan!" Ketiga remaja itu bergegas masuk ke dalam kendaraan yang kemilau itu. Worthington menoleh ke belakang dari tempat duduknya di belakang setir. "Ke mana, Sir?" katanya dengan wajah bersungguh-sungguh. "Yah, tentu saja kembali ke ngarai buntu itu, yang di dekat Rattlesnake Road." "Aduh, ampun," keluh Pete. "Chief Reynolds tadi kan mengatakan bahwa kita harus berhati-hati."
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
"Kita memang akan berhati-hati," kata Jupiter sambil nyengir. "Kita berangkat, Worthington!" Saat itu musim panas. Jadi matahari masih tinggi di langit ketika mereka sampai dijalan setapak yang tersembunyi, di sisi Rattlesnake Road. Worthington mengunci pintu-pintu Rolls-Royce, dan sekitar dua puluh lima menit kemudian mereka berempat sudah sampai di dalam ngarai yang dituju. "Karena aku tadi sudah sempat mengacak-acak dalam pondok itu sehingga mungkin sekarang takkan cukup teliti untuk bisa mengenali sesuatu di situ yang bisa dijadikan petunjuk, kurasa sebaiknya Pete dan Worthington saja yang pergi mencari-cari di dalam dan di sekitar situ," kata Jupiter. "Aku dan Bob akan meneliti tempat di mana helikopter tadi mendarat." "Apa sebetulnya yang kita cari, Satu?" tanya Bob. "Di samping kesulitan, maksudnya," kata Pete menggerutu. "Apa saja yang bisa dijadikan petunjuk, Bob," kata Jupiter, tanpa mempedulikan omelan Pete. "Petunjuk tentang siapa para penculik itu, atau dari mana mereka berasal, atau apa yang sebetulnya mau mereka, atau di mana kemungkinannya mereka sekarang." Sementara matahari terbenam lambat-lambat di balik gunung dan menyebabkan ngarai sempit itu tenggelam di dalam bayangan, Pete dan Worthington sibuk mencari di dalam dan di sekitar pondok, tapi tanpa menemukan apa-apa. Bob dan Jupe yang memeriksa di tempat helikopter tadi mendarat juga sama saja hasilnya. Kemudian teringat oleh Jupiter bahwa ia yang tadi dikira berhasil meloloskan diri dicari oleh kedua penculik di belakang pondok. Anak-anak dan Worthington lantas menyebar dan pergi mencari-cari sampai ke ujung belakang ngarai. Mereka melakukannya dengan perasaan yang semakin lesu. Tapi tibatiba Jupiter membungkuk. Ia memungut sesuatu dan mengamatamatinya. Yang lain-lain bergegas mendatangi. "Apa itu?" tanya Bob. "Aku tidak tahu pasti," jawab Jupiter lambat-lambat. "Lihat saja sendiri!"
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
Benda kecil yang dipegangnya nampak kemilau kena cahaya matahari sore yang sudah nyaris lenyap. Bentuknya berupa taring gajah berukuran kecil sekali dan kelihatannya dibuat dari gading asli yang dipasang pada jaring dari emas, menempel pada sebuah simpai berukuran kecil yang juga terbuat dari emas. "Anting-anting, barangkali?" kata Pete menebak. "Mungkin gantungan jam, atau jimat," kata Bob. "Ya, barangkali semacam jimat pembawa untung, Satu!" "Apa pun juga benda ini," kata Jupiter, "pemasangannya tidak rapi, dan kelihatannya dibuat dengan tangan. Kurasa ini semacam hasil kerajinan tangan yang berasal dari luar negeri, jadi bukan sesuatu yang tidak aneh jika ditemukan di dalam ngarai ini." "Menurut perkiraanmu, benda itu milik penculik yang tercecer, Satu?" tanya Pete. Worthington mengambil gading gajah berukuran kecil itu dan mengamat-amatinya sebentar. "Setelah diingat-ingat, logat para penculik itu menurut saya mirip sekali dengan logat orang-orang yang berasal dari daerah-daerah bekas jajahan Inggris di Afrika! Dan taring kecil ini mirip sekali dengan perhiasan buatan penduduk pribumi di beberapa tempat di sana. Jadi kalau saya diizinkan menyampaikan pendapat, saya rasa benda ini memang milik salah seorang penculik tadi, dan tercecer di sini." Jupiter langsung bersemangat. "Kalau begitu kurasa bisa kita selidiki dari mana mereka berasal!" "Eh, Jupe," kata Pete. Sikapnya gelisah. "Kusangka kita tidak boleh ikutikutan dalam kasus ini?" "Kita tidak boleh main-main dengan penculik, Satu," kata Bob memperingatkan. "Memang, polisi yang harus memburu para penculik itu," kata Jupiter membenarkan pendapat kedua temannya. "Tapi kurasa ada seorang remaja yang saat ini terancam keselamatannya, dan aku yakin remaja itu ada di sini, di Rocky Beach. Kita berkewajiban mencarinya sampai ketemu." "Mestinya dari semula aku sudah harus tahu bahwa kau pasti bisa menemukan alasan," kata Pete sambil mengeluh.
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
"Anak itu mungkin bahkan tidak sadar bahwa keselamatannya terancam, Dua. Setidak-tidaknya, kita bisa memberi tahu agar ia waspada," kata Jupiter dengan tegas, lalu menyapa Worthington. "Sekarang antarkan kami pulang, Worthington, lalu setelah itu Anda bisa mengembalikan mobil." "Baik, Tuan Jones," kata supir itu. Mereka kembali ke jalan setapak dan berjalan menuju Rattlesnake Road. Kening Pete berkerut. "Bagaimana caranya kita mencari anak itu?" tanyanya. "Untuk itu banyak caranya, Dua," kata Jupiter bernada yakin. "Tapi sebelumnya, kita harus mencari keterangan lebih banyak dulu tentang dia. Malam ini aku akan melakukan penelitian, dan besok kita berkumpul di markas untuk mengatur rencana!" Bab 7 KAWAN ATAU LAWAN? "PETER! Jangan kautelan saja sampanmu," kata Mrs. Crenshaw keesokan paginya. "Maaf, Bu, tapi aku harus buru-buru." Mr. Crenshaw berpaling dari surat kabar yang sedang dibacanya. "Mudah-mudahan kau terburu-buru ini tidak ada hubungannya dengan penculikan Jupiter temanmu itu," katanya dengan sikap serius. "Kalian jangan mencampuri urusan seperti itu." "Tidak, itu juga kami ketahui. Sedapat mungkin kami tidak ingin berurusan dengan para penculik itu." Mr. Crenshaw tersenyum. "Sukar rasanya membayangkan ada orang bisa keliru, menyangka Jupiter orang lain. Aku takkan menyangka ada orang lain yang mirip Jupiter," katanya. "Yah, Jupiter tidak mengatakan apa-apa pada mereka, Bu. Maksudku, ia terus bungkam saja." "Oh." Mrs. Crenshaw tertawa lagi. "Dalam hal Jupiter, itu besar sekali artinya!" Pete membalas dengan cengiran. Setelah selesai sarapan ia bergegas keluar untuk mengambil sepedanya. Hawa pagi masih sejuk ketika ia
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
bersepeda menuju pangkalan barang-barang bekas dan kemudian berhenti di sisi pagar belakang, lima puluh meter dari sudut kompleks itu. Seluruh sisi luar pagar itu dihiasi dengan hasil lukisan sejumlah pelukis Rocky Beach, dan di tempat Pete berhenti di sisi belakang itu terpampang gambar pemandangan dahsyat yang menampilkan peristiwa kebakaran besar yang melanda kota San Francisco pada tahun 1906. Pete mencongkel mata seekor anjing kecil yang dilukiskan sebagai latar depan gambar pemandangan itu. Mata anjing itu sebenarnya mata kayu dari papan pagar. Setelah mata itu tercongkel, Pete merogoh ke dalam lubang untuk menarik gerendel yang terdapat di sisi dalam papan itu. Tiga lembar papan terungkit ke atas, dan ia pun masuk ke dalam. Ditinggalkannya jalan masuk yang dinamakan Kelana Gerbang Merah itu, lalu pergi mencari Jupiter. Pete menemukannya sedang bekerja di bengkelnya yang terletak di luar. Pemimpin tim detektif remaja itu sibuk dengan beberapa bagian dari tiga buah instrumen kecil yang terserak di atas bangku kerja. "Banyak yang perlu disetel pada alat-alat isyarat kita," kata Jupiter. "Kau bisa membantuku mengerjakannya, sambil kita menunggu Bob datang." "Bagaimana dengan penelitianmu, dan rencana untuk mencari anak yang bernama Ian itu?" tanya Pete sambil mengamati-amati berbagai bagian dari alat-alat isyarat yang berserakan di atas bangku. Alat-alat itu dibuat sendiri oleh Jupiter beberapa tahun yang lalu, untuk dipakai dalam pekerjaan mereka. "Kau tidak berhasil menemukan apa-apa?" "Siapa bilang?" jawab Jupiter sambil nyengir. "Bahkan banyak sekali yang berhasil kuketahui dalam penelitianku tadi malam. Kurasa takkan sulit bagi kita untuk menemukan Ian Carew." "Ceritakan dong!" seru Pete bersemangat. "Kita harus menunggu sampai Bob datang dulu," kata Jupiter. "Untuk apa bercerita dua kali!" Pete mengomel-ngomel karena kesal. Tapi Jupiter hanya nyengir saja, lalu meneruskan pekerjaannya. Ketika akhirnya Bob datang, kedua temannya sudah selesai membersihkan semua bagian dari ketiga alat
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
isyarat mereka dan juga menyetelnya kembali, sehingga tinggal dipasang kembali. Bob bergegas-gegas masuk lewat Gerbang Hijau Satu, yang terdiri dari dua papan berwarna hijau yang terpasang longgar di pagar sebelah depan kompleks pangkalan barang-barang bekas itu. "Sorry, " katanya dengan napas tersengal-sengal karena habis mengayuh sepedanya cepat-cepat, "tapi aku tadi disuruh ibuku melakukan beberapa pekerjaan dulu di rumah. Bagaimana dengan rencana kita, Jupe? Ada kabar baru dari Chief Reynolds?" "Ya, ada," jawab Jupiter, "tadi aku meneleponnya. Mereka sudah menemukan helikopter itu. Ditinggalkan begitu saja oleh para penculik di sebuah lapangan, di dekat Ventura." "Maksudmu, penculik-penculik itu mengelabui kita? Berbalik ke utara, sesudah pura-pura menuju ke selatan?" seru Bob. Jupiter mengangguk. "Siasat yang bisa dimengerti, setelah mereka tahu bahwa polisi berhasil menemukan jejak mereka. Menurut Chief Reynolds tadi, polisi tidak menemukan apa-apa-di dalam helikopter itu -yang bisa dijadikan petunjuk. Dan katanya, pesawat itu disewa lewat surat dan pembayarannya juga dilakukan dengan pos. Ketika orang yang kemudian menerbangkannya datang di lapangan terbang pangkalan helikopter itu, ia sudah berpakaian pilot lengkap dengan helm dan kaca mata penerbang, sehingga tidak ada yang bisa mengatakan bagaimana tampangnya. Dan tentu saja surat izin mengemudikan helikopter yang diperlihatkannya palsu, begitu pula nama dan alamatnya." "Jadi sama sekali tidak ada gunanya," kata Pete menggerutu. "Bagaimana dengan kedua penculikmu itu?" tanya Bob. "Sejauh ini belum ada yang berhasil mengetahui siapa mereka, apalagi menangkap," kata Jupiter. "Sidik jari yang ditemukan polisi di dalam helikopter dan mobil Mercedes tidak terdapat dalam arsip FBI di Washington. Dan Mercedes hijau yang mereka pakai, ternyata juga sewaan." "Jadi sama sekali tidak ada kemajuan, kalau begitu," tukas Pete.
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
"Dikatakan sama sekali tidak ada juga tidak, Dua." Jupiter tersenyum. "Seperti kukatakan tadi, aku melakukan penelitian tadi malam, dan kurasa kita bisa-" Sebelum ia bisa menyelesaikan kalimatnya, tahu-tahu terdengar suara yang lantang di belakang mereka. "Di sini kau rupanya, Jupiter Jones!" Bibi Mathilda berdiri di depan tempat yang dijadikan bengkel itu. Sambil bercekak pinggang, ditatapnya keponakannya dengan mata melotot. "Dua hari yang lalu kau kan berjanji hendak menyelesaikan pekerjaan membersihkan gudang kecil itu? Dan kemarin kau berhasil membujuk-bujuk sehingga kuizinkan kau menangguhkan dulu pekerjaan itu-ya, kan? Lalu kau berjanji dengan bersungguh-sungguh bahwa pagi ini kau akan langsung mengerjakannya, ya, kan?" "Maaf, Bibi Mathilda," kata Jupiter agak malu. "Sudah sepantasnya kau minta maaf! Kurasa ini semua karena sekarang ini minggu terakhir sebelum sekolah dimulai lagi. Minggat, bermalasmalasan, menyikat segala makanan yang ada. Lemari pendinginku kelihatannya seperti habis didatangi gerombolan tikus!" "Tapi aku-aku sama sekali tidak-" kata Jupiter tergagap karena kaget. "Omong kosong! Lihat saja badanmu, makin lama makin bundar! Bekerja, itu yang bagus untukmu!" Bob dan Pete berusaha memprotes. "Tapi masih ada yang harus kami-" "Apa pun juga itu, urusannya bisa menunggu! Dan kalian berdua bereskan tempat ini, sementara Jupiter menyelesaikan pekerjaannya yang sudah dimulai. Sekarang cepat, Anak muda!" Jupiter hanya bisa mengeluh. "Tolong pasangkan kembali alat-alat kita ini, Teman-teman. Aku takkan terlalu lama dengan pekerjaanku itu." "Itu kalau ia tidak sebentarsebentar berhenti untuk mengisi perut," tukas Bibi Mathilda. Bob dan Pete mengangguk dengan lesu, sementara Jupiter bergegas menuju ke kantor perusahaan, digiring oleh Bibi Mathilda yang melangkah dengan sikap seperti kapten pelatih Korps Marinir. Kedua remaja itu langsung mulai bekerja, merakit kembali ketiga alat isyarat
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
mereka. Mereka melakukannya sementara dalam hati membara perasaan ingin mengetahui apa yang hendak dikatakan oleh Jupiter tadi. Pekerjaan yang mereka hadapi tidak dapat dilakukan secara terburuburu, karena banyak bagian-bagiannya yang berukuran kecil sekali. Apalagi Pete bukan anak yang bisa dibilang cekatan dalam melakukan pekerjaan yang sangat memerlukan ketelitian. Tapi berkat Bob yang lebih trampil, akhirnya mereka selesai juga merakit kembali alat-alat itu. Kemudian mereka membersihkan tempat kerja itu. Ketika Jupiter masih juga belum muncul kembali, keduanya lantas menghampiri lubang masuk ke Lorong Dua. Maksud mereka hendak menunggu di dalam markas Trio Detektif. "Tunggu!" Pete dan Bob keluar lagi dari pipa besar yang dinamakan Lorong Dua, sementara Jupiter bergegas-gegas masuk ke bengkel. Wajahnya merah dan berkeringat, karena baru saja selesai dengan pekerjaannya membereskan gudang. "Bagaimana tentang tadi malam itu, Jupe?" tanya Pete bersemangat. "Apa yang berhasil kautemukan?" sambung Bob. "Yah, aku-" "JUPITER JONES!" Orang yang berteriak itu Bibi Mathilda. Ia memanggil dari dekat kantor perusahaan. "Sialan!" keluh Pete. "Kita bersembunyi saja!" desak Bob. "Percuma," kata Jupiter. "Memang," kata Pete dengan sikap putus asa. "Tidak mungkin bisa menyembunyikan diri dari Bibi Mathilda. Dia kan Scotland Yard, FBI, dan Polisi Berkuda Kanada digabungkan menjadi satu! Kurasa lebih baik kita ke sana saja." Ketiga remaja itu meninggalkan bengkel, lalu berjalan di sela-sela tumpukan barang-barang bekas menuju ke arah kantor yang terletak di depan. Tiba-tiba Bob menuding ke arah Bibi Mathilda, yang berdiri di luar kantor perusahaan. "Jupe! Ada dua orang laki-laki bersama dia!" "Jangan-jangan kedua penculik itu!" kata Pete dengan gugup.
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
"Bukan," kata Bob, "satu di antaranya berkulit hitam." "Hitam?" seru Jupiter. "Ya, tentu saja, itu masuk akal. Yuk, kita ke sana." "Masuk akal?" kata Pete. "Apa lagi maksudmu, masuk akal?" Tapi Jupiter sudah berjalan menuju ke depan. Bob dan Pete berhasil menyusul ketika ia sampai di muka kantor. Bibi Mathilda memandang ketiga remaja yang datang itu dengan sikap curiga. "Orang-orang ini mengatakan, mereka ingin bicara dengan kalian bertiga," ujarnya. "Hendak menyewa tenaga kalian, kata mereka. Mudah-mudahan saja ini bukan tipu muslihat kalian saja, supaya tidak usah bekerja di sini sampai saat sekolah dimulai lagi!" "Tidak, Madam, " kata pria asing yang berkulit putih. Orangnya tinggi, berambut pirang, dan kulitnya terbakar sinar matahari, serupa seperti para penculik. "Kami ingin meminta para remaja ini mengadakan penyelidikan sedikit untuk kami." Ketiga anggota Trio Detektif memandang pria jangkung berambut pirang itu dengan penuh minat. Ia berbicara dengan logat Inggris yang aneh, serupa dengan logat bicara kedua penculik! "Tapi tugas itu benar-benar harus hanya sedikit saja," tukas Bibi Mathilda. "Minggu depan mereka sudah harus bersekolah kembali! Sudah waktunya, menurutku!" Sesudah melontarkan dampratan terakhir itu Bibi Mathilda masuk ke kantornya, meninggalkan anak-anak dengan kedua pria tak dikenal itu. Jupiter cepat-cepat memandang berkeliling, lalu memberi isyarat pada kedua pria itu untuk ikut dengan anak-anak, kembali ke bengkel. Setiba di sana, Jupiter berpaling dan menatap kedua pria itu dengan bersemangat. "Urusannya mengenai penculikan itu, kan?" katanya. "Siapakah tuan-tuan ini?" "Aku Gordon MacKenzie," kata pria yang berambut pirang, "dan dia ini" ia mengangguk ke arah pria yang berkulit hitam - "Adam Ndula. Ya, betul, urusannya mengenai penculikan itu."
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
"Kami memerlukan bantuan detektif setempat yang bermutu," kata pria yang bernama Adam Ndula. "Kami tahu kenapa kau diculik, dan apa sebenarnya yang dikehendaki para penculik itu." "Tentu saja kami bersedia membantu, Mr. Ndula," kata Jupiter. "Tapi kami sudah tahu apa sebabnya saya diculik, dan apa yang sebetulnya diingini para penculik itu!" Pete melongo. "Kita tahu?" katanya. "Ya, Dua, itu sudah kita ketahui," kata Jupiter dengan sikap bangga. "Aku diculik karena mirip seorang remaja bernama Ian Carew. Dia itu putra Sir Roger Carew, perdana menteri Nanda, sebuah daerah jajahan Inggris di Afrika Selatan. Saat ini Sir Roger sedang mempersiapkan kemerdekaan Nanda tahun depan, dengan pemerintahan di tangan penduduk kulit hitam yang merupakan mayoritas di sana, bekerja sama dengan golongan penduduk kulit putih yang berhaluan moderat. Tapi ia menghadapi perlawanan yang datang dari suatu gerakan bawah tanah yang menamakan diri Aliansi Bangsa Nanda dan yang anggotaanggotanya terdiri dari penduduk kulit hitam yang radikal. Tujuan mereka adalah mengusir segenap orang kulit putih dari negeri itu. Kecuali itu usahanya juga dirintangi kaum radikal kulit putih yang bergabung dalam Partai Nasional. Mereka ini menghendaki pemerintahan yang mutlak berada di tangan penduduk kulit putih, begitu pula halnya dengan angkatan bersenjata, agar bisa terus menindas penduduk kulit hitam yang merupakan mayoritas." "Wah, Jupe, dari mana kau bisa mengetahui semuanya itu?" tanya Bob dengan heran. "Dan apa hubungannya dengan penculikan itu?" kata Pete menambahkan. "Itu alasannya, Dua," kata Jupiter mantap. "Para penculik itu anggota Partai Nasional yang radikal. Mereka berniat menyandera Ian Carew, agar bisa memaksa Sir Roger mengubah rencananya sehingga Nanda tetap berada di bawah kekuasaan orang kulit putih. Mr. MacKenzie dan Mr. Ndula ini anggota partai moderat pimpinan Sir Roger. Mereka datang untuk menyelamatkan Ian." Penjelasannya itu disambut dengan kesunyian.
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
"Ternyata banyak yang kauketahui," kata Adam Ndula kemudian. "Menurutku, terlalu banyak." Tahu-tahu tangannya sudah menggenggam pistol. Bab 8 "DI TEMPAT DJANGA" DENGAN mata menyala-nyala, Ndula mengacungkan laras pistolnya lurus-lurus ke arah Jupiter. "Hanya ada satu kemungkinan kenapa kau bisa mengetahui segala hal itu," kata orang Nanda itu dengan geram. "Hanya ada satu kemungkinan kenapa kau bisa tahu siapa kami. Kau bekerja sama dengan penculikpenculik itu! Kau mata-mata mereka!" "Tenang, Adam," kata orang yang bernama MacKenzie. Suaranya tenang, tapi sorotan matanya menusuk. "Nah, Anak muda, bagaimana keteranganmu? Dari mana kau sampai bisa tahu begitu banyak tentang kami?" "Sebenarnya gampang saja, Mr. MacKenzie," kata Jupiter dengan gaya yang sangat tenang. "Saya bukan mata-mata, dan juga tidak tolol. Jika saya bekerja sama dengan para penculik itu, saya takkan begitu tolol dan membuka rahasia sendiri." "Teruskan." Ndula menatapnya dengan pandangan menyelidik. "Jelaskan maksudmu dengan kata gampang tadi," ujar MacKenzie. "Baiklah," kata Jupiter. "Pertama-tama, ketika berada dalam kekuasaan para penculik itu, saya mendengarkan percakapan mereka. Logat mereka asing, dan nampaknya mereka menyangka saya ini seorang remaja bernama Ian, anak salah seorang tokoh penting bernama Sir Roger. Setelah saya berhasil meloloskan diri, kemudian kami kembali ke tempat di mana saya tadi ditawan oleh para penculik. Di sana kami menemukan ini-" Jupiter mengacungkan taring kecil yang terbuat dari gading dan dengan ikatan dari emas. "Worthington, supir kami, merasa yakin bahwa benda ini berasal dari Afrika. Ia juga merasa pasti bahwa para penculik
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
itu berbicara dengan logat orang-orang yang berasal dari salah satu daerah jajahan Inggris di Afrika." MacKenzie mengambil perhiasan dari gading itu lalu mengamat-amatinya. Setelah itu disodorkannya kepada Ndula. Orang itu menggeleng. "Kami memiliki perpustakaan yang sangat bermutu di Rocky Beach sini," kata Jupiter melanjutkan penjelasannya. "Saya tidak memerlukan waktu yang terlalu lama untuk mengetahui bahwa Nanda, suatu daerah jajahan Inggris, perdana menterinya bernama Sir Roger Carew, dan saat ini negeri itu sedang mengalami perjuangan kemerdekaan. Para penculik itu jelas merupakan lawan Sir Roger yang berniat menyandera Ian untuk dijadikan alat agar perdana menteri itu terpaksa mengikuti kemauan mereka. Dengan begitu mereka mestinya anggota kelompok kulit putih radikal yang menentang rencana Sir Roger mengenai masa depan negeri itu. Lalu karena Anda berdua juga berbahasa Inggris dengan logat asing, dan karena Anda berdua berlainan warna kulit tapi bekerja sama, maka mudah saja bagi saya untuk menarik kesimpulan bahwa Anda berdua ini pengikut Sir Roger Carew!" "Wah, ternyata memang gampang sekali," kata Pete kagum. "Betul, jika yang memberi penjelasan Jones ini," kata MacKenzie sambil tersenyum, lalu melirik Ndula. "Puas, Adam?" "Ya," kata Ndula. Ia mengembalikan pistol ke sarungnya yang terselip di bawah ketiak. "Ketiga remaja ini nampaknya jujur." "Dan detektif yang baik," kata MacKenzie menimpali. "Kurasa itulah yang hendak dipamerkan pemuda Jones ini dengan penjelasannya, ya?" Jupiter nyengir, sementara mukanya menjadi merah. "Menurut perasaan saya, peragaan kemampuan untuk melakukan penyelidikan mungkin ada gunanya." "Ya, bahkan sangat berguna," kata MacKenzie. "Kami baru kemarin tiba di Rocky Beach, dan membaca tentang kasus penculikan itu dalam surat kabar petang. Ketika kami melihat fotomu, kami langsung tahu apa yang terjadi. Surat kabar itu menyebutkan hubunganmu dengan Trio Detektif. Karenanya pagi ini kami lantas melakukan penyelidikan sedikit. Ternyata kalian bertiga ini benar-benar detektif. Tapi peragaan
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
kemampuan secara langsung masih lebih baik daripada hanya kata-kata, ya?" Jupiter mengangguk, lalu dengan bergaya disodorkannya kartu nama Trio Detektif. Kedua warga Nanda itu membaca tulisan yang tertera pada kartu itu: TRIO DETEKTIF "Kami Menyelidiki Apa Saja" ??? Penyelidik Satu - Jupiter Jones Penyelidik Dua - Peter Crenshaw Data dan Riset - Bob Andrews "Benar-benar profesional," kata MacKenzie mengomentari. "Jadi Anda mau mengontrak kami!" seru Pete bersemangat. MacKenzie mengangguk ke arah Ndula. "Bagaimana pendapatmu, Adam? Cocokkah ketiga remaja cekatan ini untuk membantu kita?" "Kurasa kemampuan mereka memadai, Gordon," jawab Ndula sambil nyengir. Bob dan Pete menanggapi jawaban itu dengan wajah berseri-seri, sementara Jupiter berpikir-pikir. "Sampai seberapa jauhkah kemiripan saya dengan Ian Carew, Sir?" katanya. "Panggil saja aku Mac, dan kau tidak keberatan jika kupanggil dengan nama depanmu, kan? Begini, Jupiter. Kemiripanmu dengan Ian benarbenar luar biasa! Bisa dibilang kalian seperti kembar dua. Mungkin orang yang kenal baik dengan Ian akan bisa melihat perbedaan antara kalian, tapi secara keseluruhan bisa dibilang bahwa kalian seperti pinang dibelah dua! Selanjutnya, selama beberapa tahun belakangan ini Ian bersekolah di sini, di Amerika Serikat. Dan dalam waktu selama itu banyak sekali perubahan yang bisa terjadi pada seorang remaja. Jadi wajar saja jika para penculik mengira kau ini Ian. Tapi Ian masih tetap berlogat Nanda. Karenanya aku agak heran-"
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
"Aku sudah menyangka begitu, Mac," kata Jupiter memotong, "dan karenanya aku membungkam terus selama berada di tangan mereka. Aku takut jika aku berbicara mereka akan menyadari kekeliruan mereka, dan kemudian keselamatanku mungkin akan sangat terancam." "Dugaanmu itu benar," kata Ndula dengan geram. "Dari nama-nama dan keterangan mengenai ciri-ciri mereka kami rasanya tidak mengenal kedua orang itu, tapi golongan kulit putih radikal itu semuanya sangat berbahaya." "Menurut dugaan kami, taring kecil itu milik salah seorang dari mereka yang tercecer," kata Bob. "Barangkali Anda tahu maknanya?" "Tidak," kata Ndula, "tapi perhiasan itu jelas buatan Nanda." "Jadi tidak ada kesangsian lagi bahwa para penculik itu golongan radikal dari Nanda?" kata Jupiter. "Itu sudah pasti," kata MacKenzie dengan tegas. "Ian disekolahkan di Los Angeles untuk menghindari kemungkinan ia dijadikan alat untuk menekan Sir Roger. Tapi entah dengan cara bagaimana, kaum radikal ternyata berhasil mengetahui di mana Ian berada, lalu seminggu yang lalu berusaha menculiknya di Los Angeles. Ian berhasil melarikan diri, tapi kemudian menghilang. Sir Roger sangat bingung, sampai akhirnya ada kabar dari Ian, lewat Misi Perdagangan Nanda di Los Angeles." "Apa pesannya?" tanya Jupiter. "Misi perdagangan? Apa itu?" kata Pete ingin tahu. "Itu semacam kelompok yang mendapat tugas resmi, untuk meningkatkan hubungan perdagangan antara dua negara," jawab Ndula menjelaskan. "Sedang pesannya pendek saja, tapi membingungkan," kata MacKenzie. "Hampir tidak ada artinya menurut pendapat kami, kecuali bahwa dalam pesan itu disebutkannya, 'Rocky Beach.' Rupanya Ian khawatir kalaukalau pihak lawan juga melihat pesan itu. Dan rupanya itu memang terjadi, karena kalau tidak mereka takkan datang mencari kemari." "Jadi Anda ingin agar kami berusaha menguraikan makna pesan itu!" kata Pete bersemangat. "Coba kami lihat!" seru Bob.
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
"Kami titipkan di hotel, disimpan dalam lemari besi di sana supaya aman," kata Ndula. "Sekarang juga kami bawa kalian ke sana." Jupiter dan kedua temannya mengikuti kedua warga Nanda itu keluar, menuju sebuah mobil Cadillac yang panjang dan berwarna hitam. Ketika hendak masuk ke kendaraan itu, tiba-tiba Pete tertegun. "Jupe!" kata detektif remaja bertubuh jangkung itu dengan sikap tegang. "Itu, di tanah kosong itu!" Ia menuding ke seberang jalan, ke arah tanah kosong yang bersebelahan letaknya dengan pekarangan rumah Bibi Mathilda dan Paman Titus. "Ada orang di sana, dekat semak yang di depan itu!" kata Pete. "Aku yakin!" "Kita periksa sebentar?" kata MacKenzie. Semuanya menghampiri tanah kosong itu sambil berjaga-jaga. Di depannya terdapat kerumunan semak yang menghalangi penglihatan dari arah jalan. Tapi dengan memandang lewat semak-semak itu orang dapat dengan leluasa melihat sampai blok sebelah. Tidak ada siapa-siapa di tanah kosong itu. Pete memeriksa semak yang di dekatnya menurut perasaannya tadi ada orang. Ia menuding ke tanah. Di situ ada puntung rokok yang masih berasap. "Memang ada orang di sini tadi!" serunya. "Barangkali salah seorang pekerja yang beristirahat sebentar sambil merokok," kata Jupiter. Tapi nada suaranya membayangkan kegelisahan. "Mungkin juga," kata MacKenzie. "Bagaimanapun juga," ujar Jupiter menambahkan, seakan-akan hendak meyakinkan diri sendiri, "untuk apa orang itu mengintai pangkalan barang bekas? Jika para penculik itu masih ada di sekitar sini, mereka mestinya sudah membaca berita di surat kabar dan karenanya tahu bahwa mereka keliru." Mereka kembali ke Cadillac, lalu berangkat, Ndula yang mengemudikan. "Kita harus cepat-cepat menemukan Ian," kata MacKenzie sambil menoleh ke belakang, memandang Jupiter dan kedua temannya. "Mungkin tidak ada orang mengintai kalian tadi dari tanah kosong itu, tapi kukhawatirkan bahwa para penculik saat ini masih ada di sekitar
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
Rocky Beach. Mereka takkan begitu gampang melepaskan niat mereka. Mereka takkan gentar menghadapi polisi, karena besar sekali kepentingan Nanda yang harus mereka pertahankan." "Manusia bisa melakukan hampir apa saja demi keyakinan mereka," kata Jupiter dengan bersungguh-sungguh. "Betul, Jupiter," kata MacKenzie. "Dan bukan hanya golongan politik yang radikal saja. Sir Roger sayang pada Ian, Anak-anak, tapi baginya negara lebih penting. Katakanlah komplotan radikal berhasil menculik Ian, Sir Roger tetap saja takkan mau menuruti kemauan mereka. Meski itu berarti nyawa Ian terancam." Ketiga anggota Trio Detektif meneguk ludah, tapi mereka tidak mengatakan apa-apa. Tidak lama kemudian mobil besar itu memasuki pekarangan Hotel Miramar yang letaknya di tepi pantai. MacKenzie langsung mengajak anak-anak ke kamar, sementara Ndula mengambil surat berisi pesan Ian yang dititipkan dalam lemari besi hotel. Begitu Ndula masuk ke kamar dengan surat itu, dengan cepat MacKenzie mengunci pintu. Setelah itu semua mengerumuni Jupiter, yang membacakan isi pesan Ian: "Diserang di LA. Takut. Rocky Beach. Tempat Djanga." Jupiter memandang kedua temannya. Ketiga remaja itu berpandangpandangan dengan wajah kecut. "Ia boleh dibilang tidak mengatakan apa-apa," kata Pete. "Dan tidak ada yang rasanya merupakan bahasa sandi," kata Bob menambahkan. "Ya, memang," kata Jupiter. Ditatapnya isi surat yang seperti teka-teki itu. "Kecuali bagian terakhir-Tempat Djanga. Apa artinya?" "Kami malah berharap kalian bisa menjelaskannya," kata MacKenzie. "Kami sudah mencari-cari dalam segala buku panduan mengenai Rocky Beach, tapi tidak ada satu pun yang menyinggung-nyinggung kata Djanga. Menurut dugaan kami itu mestinya sesuatu yang sangat bersifat lokal. Hanya orang-orang yang tinggal di sini saja yang mengetahuinya." "Aku belum pernah mendengar nama itu," kata Bob. "Aku juga," ujar Pete.
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
Jupiter hanya menggeleng saja. "Percuma saja, Gordon," kata Ndula dengan lesu. "Anak-anak ini ternyata tidak bisa membantu kita." Bab 9 JUPITER PANTANG MENYERAH "DALAM kamus saya tidak ada kata, 'percuma!'" kata Jupiter dengan mantap. "Kau punya ide, Jupiter?" sambut MacKenzie dengan cepat. "Katakanlah, Satu!" desak Bob. Jupiter masih memandang pesan yang singkat tapi membingungkan itu. "Ian ketakutan, setelah terjadi percobaan menculik dirinya di Los Angeles," kata remaja bertubuh montok itu sambil merenung. "Ia lari, dan datang kemari. Kenapa ia memilih bersembunyi di Rocky Beach?" "Ian biasa kemari dalam masa-masa liburan sekolah," kata Ndula. "Ketika Sir Roger menjenguknya tahun lalu, mereka berlibur seminggu di sini." "Kalau begitu ia mengenal Rocky Beach," kata Jupiter bergairah. "Tentu saja, ia kan pernah kemari," kata Pete. "Kenapa hal itu kauanggap menarik?" "Itu menarik, Pete, karena dengan demikian mungkin ada satu tempat tertentu di mana ia berniat hendak bersembunyi, dan ia hendak memberi tahu Sir Roger di mana ia akan berada. Mestinya itulah yang hendak dilakukannya dengan kata-kata Tempat Djanga. " "Tapi Sir Roger sama sekali tidak tahu apa yang dimaksudkan oleh Ian dengannya," ujar Ndula membantah. "Meski begitu," kata Jupiter berkeras, "mestinya itu merupakan petunjuk tentang di mana ia bersembunyi. Pada waktu menuliskan pesan, Ian sedang ketakutan dan dalam pelarian, jadi tidak mau berpanjang lebar. Pasti ada alasannya kenapa ia menggunakan kata-kata Tempat Djanga, dan karena tidak ada tempat di kawasan Rocky Beach sini yang bernama begitu, lalu kami juga belum pernah mendengar nama itu, maka
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
mestinya itu merupakan penamaan secara tidak langsung! Kata-kata itu dimaksudkan sebagai petunjuk tentang tempat di mana ia bersembunyi." "Supaya komplotan radikal takkan tahu apabila mereka berhasil membaca pesannya," kata Pete bersemangat. "Tepat!" kata Jupiter mengiakan. "Mac, kata Djanga rasanya merupakan bahasa Afrika. Apa artinya dalam bahasa Nanda?" "Justru itulah sulitnya," kata MacKenzie dengan nada murung. "Artinya memang ada, tapi takkan bisa menolong kita. Djanga itu nama pemimpin besar terakhir dari suku Nanda, yang merupakan suku pribumi terbesar di negeri kami. Adam ini berasal dari suku itu." "Djanga adalah kepala suku terakhir yang mengangkat senjata pada awal tahun 1880-an, memerangi orang-orang Eropa yang datang menyerbu lalu membangun koloni di tanah air kami," kata Ndula menjelaskan. "Namanya bisa berarti 'awan guntur', tapi juga 'deru hujan', tergantung dari penggunaannya dalam kalimat." "Hanya itu saja?" Jupiter merasa kecewa. "Baiklah, kalau begitu apakah Djanga memiliki salah satu tempat khusus? Atau barangkali ada kejadian tertentu, atau tindakan, atau orang, yang bertalian dengan dia?" "Tentu saja ada, tapi jumlahnya mungkin sampai ratusan, Jupiter," kata MacKenzie. "Djanga merupakan tokoh legenda di Nanda. Banyak sekali mitos, cerita, pertempuran, orang, begitu pula berbagai kejadian di sana yang ada hubungannya dengan dia. Kita memerlukan waktu bermingguminggu, jika kesemuanya hendak kita teliti." "Dan waktu kita tidak sebanyak itu," kata Ndula. "Waktu merupakan faktor yang penting sekali. Kita terdesak waktu!" "Aduh, kelihatannya kita tidak punya harapan kalau begitu, Jupe," kata Bob. "Pasti ada jalan!" tukas Jupiter. "Pada saat menuliskan pesan, Ian dalam keadaan terdesak! Jadi karenanya ia memilih kata-kata yang mesti artinya tidak langsung, tapi cukup dikenal hubungannya dengan hal yang sebenarnya dimaksudkan olehnya. Sesuatu yang diyakininya pasti akan langsung timbul dalam pikiran. Mac, barangkali Anda bisa menyebutkan
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
tempat-tempat, kejadian-kejadian, atau tindakan-tindakan paling menonjol yang ada hubungannya dengan Djanga? Sesuatu yang diketahui kebanyakan penduduk Nanda?" "Yah-" MacKenzie berusaha mengingat-ingat. "Djanga pernah menang secara gemilang dalam pertempuran melawan balatentara Inggris. Itu terjadi di Imbala. Dan kekalahan terakhir yang mengakibatkan ia takluk, terjadi di Zingwala. Jendral yang dikalahkannya bernama Lord Fernwood, sedang akhirnya ia takluk setelah dikalahkan Jendral Audley." Dengan cepat Bob menuliskan nama-nama itu dalam buku catatannya. "Pusat kekuatan Djanga terletak di Ulaga," kata Ndula menambahkan. "Setelah takluk, ia kemudian ditawan oleh pihak Inggris di Fort George." "Ia berhasil melarikan diri, lalu mencoba mengadakan perlawanan lagi," sambung MacKenzie. "Ia menyusun pusat kekuatannya di suatu tempat terpencil, di Lembah Karga." "Dan ia tewas dalam pertempuran kecil yang terjadi di dekat sebuah desa yang namanya Smith's Ford," kata Ndula lagi. Jupiter mengangguk. "Baiklah! Sekarang semua nama yang ada hubungannya dengan Djanga ini harus kita-" Semuanya terkejut karena saat itu terdengar bunyi pintu diketuk keras-keras, disusul suara wanita yang memanggil-manggil. "Mr. MacKenzie? Mr. Ndula? Anda ada di dalam?" Dengan cepat MacKenzie menghampiri pintu. "Itu Miss Lessing, dari misi perdagangan. Wanita itu penghubung kami dengan Sir Roger." "Mungkin Sir Roger sudah berhasil menemukan Ian!" seru Ndula. MacKenzie membukakan pintu, dan seorang wanita bertubuh tinggi dan berambut coklat tua bergegas masuk. Ia memakai celana panjang kelabu dan baju kaus tebal berwarna biru tua.
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
"Kalian sudah menemukan dia?" tanyanya dengan cepat. "Kalian mengatakan jangan menggunakan telepon kalau hendak menghubungi kalian, dan ada pesan rahasia yang sangat penting dari Sir Roger-" Saat itu barulah Miss Lessing melihat Jupiter dan kedua temannya. Ia langsung berhenti berbicara, dan menatap ketiga remaja itu dengan sikap curiga. "Aku tidak tahu tadi bahwa kalian tidak sendiri di sini, Mr. MacKenzie," katanya kaku. "Pesan dari Sir Roger itu merupakan urusan kenegaraan yang resmi. Saya tidak boleh mengatakannya di depan orang-orang yang tidak dikenal." "Apakah pesan itu tentang Ian, Miss Lessing?" tanya MacKenzie. "Apakah Sir Roger sudah menemukannya? Atau mendengar kabar dari dia?" kata Ndula. "Sayangnya, belum!" "Baiklah," kata MacKenzie lagi. "Anak-anak, kurasa kalian bisa dengan segera mulai melakukan penyelidikan. Ingat, kita harus menemukan Ian secepat mungkin. Beri kabar kemari begitu ada sesuatu yang berhasil kalian temukan." Jupe, Bob, dan Pete mengangguk, lalu keluar dari kamar hotel itu. Begitu berada di luar, mereka lantas bergegas-gegas meninggalkan hotel, menuju halte bis yang ada di dekat situ. "Di mana kita mulai penyelidikan kita, Satu?" tanya Bob bergairah. "Nama-nama yang ada hubungannya dengan Djanga kita bandingkan dengan nama-nama yang serupa di buku telepon, buku alamat, peta-peta kota, serta bahan-bahan rujukan lainnya mengenai tempat-tempat di Rocky Beach di mana Ian mungkin bersembunyi," kata Jupiter memberi petunjuk. "Ia menulis kata-kata Tempat Djanga! Jadi kita mulai dengan nama-nama tempat, dan kita memencar. Pete ke Balaikota untuk mengecek pada peta-peta di sana, Bob meneliti nama-nama di buku alamat dan buku telepon, sedang aku akan mencari di Perhimpunan Sejarah." "Bolehkah aku pulang dulu sebentar, untuk makan?" tanya Pete sambil nyengir.
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
"Jangan suka iseng, Dua," kata Jupiter sambil mendesah. "Kaubeli jajan saja dijalan, lalu mulai meneliti peta-peta. Kita berkumpul lagi nanti sore, di markas." Saat itu bis datang, dan ketiga remaja itu naik. Dalam perjalanan menuju pusat kota Rocky Beach, Bob mengeluarkan buku catatannya dan membuat tiga buah daftar dari semua tempat yang ada hubungannya dengan Djanga. Sesampainya di tengah kota, ketiga remaja itu memencar untuk melakukan penelitian sendiri-sendiri, dibekali daftar nama tempat itu. *** Jupiter meninggalkan gedung Perhimpunan Sejarah dan menuju kantor Trio Detektif yang tersembunyi letaknya di dalam kompleks The Jones Salvage Yard, pangkalan milik paman dan bibinya yang berdagang barang bekas. Saat itu pukul setengah empat lewat beberapa menit. Jupiter sudah meneliti buku-buku panduan setempat serta buku-buku sejarah zaman modern dari Rocky Beach. Tapi ia tidak menemukan nama di dalam buku-buku itu yang ada kemiripannya dengan Imbala, atau Zingwala, atau Ulaga, atau Fort George, atau Lembah Karga, atau Smith's Ford; bahkan nama Fernwood atau Audley juga tidak tertera dalam buku-buku yang ditelitinya. Bob dan Pete ternyata tidak ada di markas. Jupe memasukkan bateraibaterai baru ke dalam alat-alat isyarat. Ia melakukannya di bengkel luar. Setelah itu disetelnya sebentar ketepatan kerja alat-alat itu. Kemudian ia masuk ke dalam kantor Trio Detektif yang terdapat di dalam karavan tua. Sambil duduk, ia berpikir. Ia berusaha menemukan hubungan antara Djanga, kepala suku Nanda, dengan sesuatu yang ada di Rocky Beach. Hubungannya harus ada, dan Jupiter merasa yakin bahwa hubungan itu bertalian dengan salah satu tempat terkenal yang ada hubungannya dengan kepala suku itu. Tidak mungkin Ian memilih petunjuk yang terlalu sulit ditebak maksudnya. Ketika Bob dan Pete akhirnya muncul, hari sudah hampir pukul lima. Dari tampang mereka yang lesu saja sudah dapat diketahui hasil penyelidikan mereka.
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
"Sama sekali tidak ada," kata Bob sambil mengeluh. "Kebanyakan dari nama-nama itu berbau Afrika, Satu," kata Pete menambahkan. "Di Rocky Beach sini tidak ada nama-nama yang begitu." "Kita belum mencari ke semua tempat," kata Jupiter. "Sesudah makan malam nanti kita ke perpustakaan! Kita cari nama Djanga di sana. Siapa tahu, mungkin masih ada nama-nama tempat penting lainnya yang lupa dikatakan oleh MacKenzie dan Ndula." "Malam ini aku harus pergi, ikut orang tuaku," kata Bob. "Dan aku ada tugas sehabis makan malam," ujar Pete. "Baiklah," jawab Jupiter, "kalau begitu aku sendiri saja." "Jupe," kata Pete dengan lesu, "jangan-jangan penyelidikan ini salah jalan." "Mungkin Pete kali ini benar, Jupe," ujar Bob menimpali. "Tidak! Aku yakin, dalam pesannya itu Ian hendak mengatakan di mana ia bersembunyi." Tapi tampang Jupiter tidak mendukung ucapannya. Bab 10 JUPITER KALAH CERMAT KEESOKAN paginya Jupiter sarapan dengan sikap enggan, ia tidak begitu merasa lapar. "Wah, wah! Kau sakit, Nak?" tanya Bibi Mathilda dengan suaranya yang menggelegar. "Tidak, Bi," jawab Jupiter, lalu mendesah. Ia kurang tidur malam sebelumnya, dan pagi-pagi sekali sudah bangun lagi. Selama beberapa waktu ia masih berbaring di tempat tidur, sambil bertanya-tanya dalam hati apakah perasaan Pete sekali ini mungkin benar. Jupiter menemukan sebuah buku di perpustakaan yang seluruh isinya mengenai Nanda. Buku itu dipinjamnya, dan kemudian dibacanya sampai larut malam di kantor Trio Detektif. Tapi ternyata isinya tidak mengandung hal-hal penting di luar nama-nama orang dan tempat yang sudah dikatakan oleh MacKenzie dan Ndula.
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
"Bagaimana dengan daging panggang? Kau mau kue wafel?" kata Bibi Mathilda menawarkan dengan sikap prihatin, ketika Jupiter akhirnya selesai juga makan bubur yang ada dalam piringnya. "Ya, kalau sepotong wafel, bolehlah," kata Jupiter. "Dan sedikit daging panggang. Empat atau lima potong saja." "Lama-lama bisa kurus kering anak itu," kata Paman Titus mengomentari. Jupiter masih tetap yakin bahwa Ian Carew dengan cara tidak langsung hendak mengatakan di mana ia bersembunyi. Tapi Ian terlalu berhatihati, atau Jupiter yang tidak bisa menangkap maksud tersembunyi dalam pesan Ian. Sekali ini Jupe terpaksa mengaku bahwa ia menghadapi jalan buntu. Dan yang lebih gawat lagi, ketika sarapannya sudah hampir habis, ia masih belum tahu langkah apa yang harus diambil selanjutnya! Saat itu telepon berdering. Jupiter yang sedang mengunyah-ngunyah potongan daging panggang yang terakhir, sama sekali tidak bereaksi. Ia sedang termenung, memikirkan kegagalannya. "Untukmu, Jupiter," kata Bibi Mathilda. "Bob!" Dengan sikap lesu, Jupiter mengambil gagang telepon yang disodorkan bibinya. "Ya, Bob?" "Kau berhasil menemukannya, Satu! Kenapa kau tidak menelepon kami?" "Apa?" Mata Jupiter terkejap-kejap. "Apa yang kutemukan?" "Jawabannya, tentu saja! Di mana Ian bersembunyi!" "Jangan main-main, Bob," sergah Jupiter. "Aku tidak kepingin bercanda pagi ini. Kita terpaksa mendatangi MacKenzie dan Ndula lagi, untuk mencoba mencari jalan lain. Barangkali-" "Maksudmu, kau tidak melihatnya?" Suara Bob bernada heran. "Melihatnya? Melihat apa? Di mana?" "Dalam buku yang kaupinjam dari perpustakaan kemarin malam." "Kau ini ngomong tentang apa? Tidak ada hal-hal baru di dalam buku itu. Segenap isinya sudah kuteliti." "Kalau begitu kau kurang cermat! Kami ada di sini, di markas. Cepat!" "Tunggu, Bob-" Tapi Bob sudah memutuskan hubungan. Potongan kue wafel terakhir ditelannya cepat-cepat, lalu ia bergegas keluar rumah dan pergi ke seberang, masuk ke pangkalan barang bekas. Kedatangannya di kantor
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
Trio Detektif lewat tingkap di lantai disambut oleh Pete dan Bob dengan cengiran yang menjengkelkan. "Detektif harus selalu awas matanya," kata Pete dengan lagak serius. "Kau sungguh-sungguh tidak melihatnya, Satu?" tanya Bob sambil terkekeh senang. "Itu kalau memang ada sesuatu yang perlu dilihat," kata Jupiter dengan suara menggumam. "Katakan padanya, Bob," desak Pete. "Yah," kata Bob, "kau tidak ada di sini ketika kami datang tadi. Sementara kami menunggu, Pete melihat bahwa di meja ada buku yang kaupinjam kemarin malam. Kami lantas membaca bagian yang mengenai Djanga-dan kami menemukannya!" "Menemukan apa?" tanya Jupiter. "Langsung saja kaukatakan, Bob, jangan berputar-putar lagi!" Bob mengambil buku itu lalu mulai membaca. "Bagi Djanga, tokoh terakhir dari kepala-kepala suku Nanda yang perkasa, timbul harapan besar ketika pasukan-pasukannya yang hebat menumpas suatu pasukan Inggris yang dipimpin oleh komandan yang tidak bermutu dan terdiri dari enam ratus tentara serta seribu prajurit pribumi di Imbala, atau Bukit Singa Merah. Dengan kemenangannya itu gerakan maju bangsa Eropa di Nanda terhambat selama paling sedikit tiga tahun." Bob berhenti membaca. Ia dan Pete memandang Jupiter sambil tersenyum gembira. Tapi pemimpin mereka membalas tatapan mereka dengan mata terkejap-kejap. "Lalu?" katanya dengan sikap menunggu. "Kita kan sudah tahu mengenai Imbala-" "Aduh, Jupe!" seru Bob. "Bukit Singa Merah! Itu kan arti kata Imbala! Masak kau tidak ingat? Singa Merah! Red Lion Ranch, Jupe! Hotel kuno terkenal itu, yang dulu merupakan tempat para bintang film dari Hollywood menginap jika mereka ingin berlibur dengan tenang!" Sesaat Jupiter kelihatan seperti bingung. Tapi kemudian ia tertawa keras-keras. Ditepuknya punggung Bob. "Kau berhasil, Bob!" serunya dengan gembira.
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
"Red Lion Ranch! Sekarang memang sudah tidak begitu dikenal orang lagi, tapi tempat itu masih tetap tenang dan eksklusif. Tempat yang memang cocok bagi Sir Roger, jika ingin berlibur bersama anaknya! Ya, aku sama sekali tidak menangkap arti kata Imbala yang ada dalam buku itu!" "Keliru itu kan manusiawi," kata Pete dengan gaya sambil lalu, tapi langsung terbahak-bahak bersama Bob. Akhirnya Jupiter terpaksa ikut tertawa. "Ya deh, ya deh," kata Jupiter. "Sekarang kita telepon MacKenzie dan Ndula!" Tapi pesawat telepon di kamar kedua warga Nanda itu tidak diangkatangkat, ketika Jupe menelepon ke sana. "Barangkali sedang sarapan di bawah," kata Jupe. "Kita datangi saja mereka ke sana." "Lebih baik kita naik bis," kata Bob. "Mungkin nanti kita diajak naik mobil mereka ke Red Lion, lalu harus kita apakan sepeda-sepeda kita?" "Betul juga katamu itu," kata Pete. Jupiter mengangguk saja. Dua puluh menit kemudian mereka turun dari bis di halte dekat Hotel Miramar. Mereka mendatangi meja penerimaan tamu, dan mengatakan bahwa mereka ingin berjumpa dengan Mr. MacKenzie dan Mr. Ndula. Pegawai hotel yang didatangi menelepon ke kamar kedua warga Nanda itu, dan diberi tahu agar menyuruh anak-anak datang ke situ. "Ada kabar baru tentang Ian?" tanya Jupiter, begitu mereka bertiga memasuki kamar. "Tidak, tapi perkembangan keadaan di Nanda menunjukkan gejala-gejala memburuk," kata MacKenzie. "Dan Sir Roger sangat mengharapkan agar kami berhasil menemukan Ian." "Kurasa kami mungkin bisa membantu Anda melaksanakan tugas itu," kata Jupiter dengan nada puas, lalu diceritakannya apa yang berhasil mereka temukan. "Bukit Singa Merah! Aduh, ya, tentu saja!" seru Ndula. "Memang itulah arti kata Imbala! Kalian hebat, Anak-anak. Rasanya kalian benar. Sir
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
Roger terlalu bingung, sehingga tidak menangkap apa yang hendak diberitahukan oleh Ian padanya!" "Kan sudah kukatakan, mereka ini anak-anak pintar." Wajah MacKenzie berseri-seri. "Kita ke mobil sekarang!" Semuanya pergi ke pelataran parkir, menuju Cadillac besar yang ditaruh di situ. Dengan segera mereka berangkat. Bob menunjukkan jalan pada MacKenzie yang menyetir, melintas kota dan menuju daerah pinggiran sebelah utara, di kaki bukit-bukit. Hotel kuno yang bernama Red Lion Ranch hampir tidak kelihatan dari jalan raya. Hotel itu terdiri dari bangunan utama bertingkat tiga dan segerombol bangunan kecil dengan dinding plesteran berwarna kuning serta rumah-rumah berkerangka kayu dan berdinding putih. Letaknya di balik pagar perdu oleander dan kembang sepatu yang tinggi. MacKenzie memarkir mobil, lalu mereka masuk beramai-ramai ke bangunan utama. Pegawai hotel berpakaian stelan hitam yang bertugas di meja penerimaan tamu menoleh ke arah mereka sambil tersenyum sopan. Tapi begitu melihat mereka, senyumannya langsung lenyap. "Mr. Ember!" serunya. Sebuah pintu yang terdapat di sebelah belakang meja penerimaan tamu terbuka, dan muncul seorang pria kurus pendek dengan jas model sport berkotak-kotak dan celana panjang santai berwarna coklat. Begitu melihat Jupiter, ia langsung melotot. "Kau kembali juga akhirnya! Sekarang bayar sewa kamarmu dengan segera, Anak muda!" "Jadi Ian Carew memang pernah ada di sini!" kata Jupiter bergairah. "Anda manajer di sini?" tanya MacKenzie kepada laki-laki pendek itu. "Ya, saya manajernya," sergah orang yang ditanya sambil terus menatap Jupiter dengan mata melotot. "Aku tidak tahu apa maumu sebenarnya, Anak muda, tapi jika kau tidak segera membayar sewa kamarmu aku terpaksa menghubungi polisi!" "Itu takkan perlu," kata Ndula dengan suara tenang. "Kami akan membereskannya. Anak muda ini bukan Ian Carew."
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
"Bukan?" Manajer itu menatap mereka dengan bingung bercampur curiga. "Anda kira saya tidak bisa melihat-" "Remaja ini memang mirip Ian," kata MacKenzie, "tapi percayalah, dia bukan Ian." Lalu dijelaskannya siapa Jupiter. "Mungkin Anda melihat foto saya terpampang di koran kemarin," kata Jupiter menambahkan, untuk menegaskan siapa dia. Tapi manajer itu menggeleng. "Seminggu ini kami sangat sibuk, karena ada konferensi di sini. Aku sama sekali tidak sempat membaca surat kabar." Jupiter ditatapnya lagi lama-lama, dilihatnya pakaian remaja itu yang serba longgar. "Memang," katanya kemudian sambil mengernyitkan hidung, "aku belum pernah melihat Ian Carew berpakaian dengan begitu... yah, santai! Tapi jika kau bukan Ian, apa sebabnya kalian menawarkan diri untuk membayar sewa kamarnya?" "Saya dan Mr. Ndula ini utusan Sir Roger Carew," kata MacKenzie menjelaskan. "Ini tanda pengenal kami, silakan periksa ke misi perdagangan negeri kami di Los Angeles. Nah, sekarang jika Anda katakan berapa utang Ian di sini, kami akan membayarnya." Pegawai hotel yang mengenakan stelan hitam-hitam menyodorkan selembar rekening kepada Ndula yang langsung membayar, sementara manajer tadi meneliti tanda pengenal kedua warga Nanda itu. Ia menggeleng-geleng. "Membingungkan," katanya. "Saya bisa mengerti, dan saya sebetulnya ingin bisa memberikan penjelasan lebih lanjut," kata MacKenzie, "tapi urusannya sangat peka, dan juga sangat mendesak. Jika Ian tidak ada di sini, maka kami harus dengan segera mencarinya. Sudikah Anda menceritakan apa saja yang terjadi di sini sejak ia datang?" "Bagaimana ya-" Manajer itu nampak agak sangsi. Tapi kemudian ia mengangguk. "Baiklah. Ia tiba di sini sekitar seminggu yang lalu. Saya tentu saja mengenalinya, karena sebelum ini ia pernah menginap di sini bersama ayahnya. Ia mengatakan, ayahnya akan menyusul dalam waktu beberapa hari lagi. Dengan sendirinya kami memberikan layanan sebaik mungkin. Tapi beberapa hari kemudian, dua orang pria muncul mencari
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
dia. Mereka juga mengatakan bahwa mereka suruhan Sir Roger. Ian kelihatannya mereka kenal baik, dan mereka menanyakan nomor kamarnya. Tapi kami tidak pernah memberikan informasi yang demikian, tanpa terlebih dulu memberitahu tamu kami. Karenanya saya lantas menanyakan nama kedua orang itu, lalu menelepon Tuan Carew di kamarnya. Ia meminta saya agar kedua orang itu dipersilakan langsung datang." "Anda bisa mengatakan ciri-ciri mereka?" tanya Jupiter dengan cepat. "Itu agak sulit, karena kejadiannya sudah empat hari yang lalu. Tapi satu di antaranya bertubuh gempal dan berambut keriting berwarna coklat, sedangkan yang satu lagi lebih tinggi dan kurus sementara rambutnya coklat tua. Kalau nama-nama mereka, saya tidak ingat lagi." MacKenzie dan Ndula melirik ke arah Jupiter yang langsung mengangguk. Nampaknya kedua penculik itulah yang datang mencari Ian! "Lalu apa yang terjadi setelah mereka naik ke atas?" tanya MacKenzie. "Suatu hal yang aneh, meski saat itu saya sama sekali tidak berpikiran apa-apa mengenainya. Segera setelah kedua orang yang datang itu naik, saya melihat Ian Carew meninggalkan hotel lewat pintu depan. Lalu sekitar lima menit kemudian kedua orang tadi turun lagi dan bergegas keluar." "Dan itu terakhir kalinya Anda melihat Ian?" tanya Ndula. "Betul! Sejak itu dia tidak pernah muncul lagi, sementara utangnya di sini belum dibayar!" "Kalau begitu kita kehilangan jejak lagi," kata Ndula dengan nada getir. "Aduh, padahal aku tadi sudah merasa yakin bahwa kita berhasil menemukannya," keluh Bob. Jupiter merenung sejenak. "Bolehkah kami melihat kamarnya?" tanyanya kemudian. Manajer hotel itu menoleh sekilas ke arah tempat penyimpanan kuncikunci kamar. "Boleh saja, karena kelihatannya saat ini sedang kosong." Ia meraih, mengambil sebuah kunci. "Kamar dua puluh sembilan, lantai dua, di sisi depan. Kalian bisa naik lift di sebelah kanan, atau lewat tangga di samping lift."
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
Sambil berjalan menuju lift bersama yang lain-lainnya, MacKenzie menggelengkan kepala dengan sikap sangsi. "Untuk apa melihat kamar itu, Jupiter? Ian kan tidak ada di situ. Kini kita paling-paling hanya bisa mengharapkan bahwa ia akan menghubungi kami lagi." "Ian kelihatannya merasa curiga terhadap kedua orang yang hendak mendatanginya itu," kata Jupiter sambil menekan tombol lift, "sebab kalau tidak, ia takkan buru-buru lari dari sini. Mestinya ia mengenali bahwa mereka adalah orang-orang yang sebelumnya sudah mencoba menculiknya, di Los Angeles. Dan rupanya ia kembali berhasil meloloskan diri-mungkin sebelum kedua laki-laki itu sampai di kamarnya." "Lalu, apa gunanya semua hal itu bagi kita?" tanya Ndula. "Ian berharap bahwa pesannya akan menyebabkan Sir Roger menyusul ke hotel ini," kata Jupiter menjelaskan. "Lalu ketika kemudian ia terpaksa lari lagi, ia pasti menghendaki bahwa orang-orang yang datang untuk menolongnya pergi menyusul! Karenanya kuharapkan bahwa ia meninggalkan semacam pesan di kamarnya, yang mengatakan ke mana ia hendak pergi menyembunyikan diri." Mereka masuk ke lift yang saat itu datang. Jupiter menekan tombol lantai dua. "Kalau ia memang meninggalkan pesan, maka itu pasti ditaruhnya dalam kamar itu," katanya lagi. Bab 11 PELARIAN YANG CERDIK PINTU kamar nomor dua puluh sembilan dibuka cepat-cepat, lalu mereka masuk ke dalam. "Wah, Jupe, tempat ini sudah dibersihkan!" kata Pete mengeluh. Sambil mengangguk dengan sikap tegang, Jupiter melayangkan pandangannya lambat-lambat, meneliti kamar yang luas itu. Sinar matahari masuk lewat jendela-jendela tinggi yang menghadap ke depan. Lewat jendela nampak jalan masuk ke hotel serta pangkalan taksi di
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
depannya. Di seberangnya terdapat kawasan pinggiran kota Rocky Beach, yang berbatasan dengan Samudra Pasifik. "Kalau ada sesuatu yang ditinggalkan Ian di sini, mungkin sekali sekarang sudah tidak ada lagi!" kata Bob dengan suara seperti hampir menangis. "Kata temanmu ini benar, Jupiter," ujar MacKenzie. "Kalau ada surat ditinggalkan di sini, itu pasti sudah dibuang oleh pelayan yang membersihkan tempat ini." "Itu mungkin saja," kata Jupiter mengakui, "meski di pihak lain, pelayan hotel tidak selalu sangat cermat kalau membersihkan. Tapi kurasa Ian bukan meninggalkan pesan dalam bentuk surat biasa, karena terlalu besar risikonya kalau para penculik itu menggeledah kamar ini. Tidak, kurasa mungkin Ian meninggalkan sesuatu yang tidak gampang ketahuan. Dalam bentuk sandi, atau simbol! Sesuatu yang bisa dikenali suruhan Sir Roger, tapi oleh pihak lawan tidak. Dan itu mungkin tertera di atas secarik kertas, tapi mungkin juga tidak." "Maksudmu," kata Bob menyambung, "sesuatu yang bisa dibuatnya dengan cepat, tidak disingkirkan pada saat kamar ini dibersihkan kemudian, tapi tidak terlihat oleh para penculik yang mencari-cari, dan yang mungkin bisa dikenali oleh orang-orang yang datang untuk menyelamatkannya?" "Tepat, Bob!" "Kalau begitu kita cari saja barang itu!" kata MacKenzie. Sementara Pete pergi ke kamar mandi untuk mencari di sana, yang selebihnya memeriksa kamar tidur. Mereka mencari ke atas, ke bawah, menjungkirbalikkan segala benda, melihat ke balik lukisan, tirai, dan di bawah permadani. Mereka meraba-raba di bawah alat pemanas ruangan dan di dalam tempat lampu yang terpasang di langit-langit kamar. Jupiter bahkan menarik seprai, untuk melihat apakah Ian menuliskan pesannya di atas kasur. Tapi tidak ada yang menemukan sesuatu yang kelihatan seperti pesan atau petunjuk. "Mungkin kita mencarinya secara terlalu langsung," kata Jupiter kemudian. "Dalam pesannya yang pertama, Ian menggunakan sandi rangkap: Tempat Djanga berarti Imbala, dan Imbala berarti Singa
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
Merah. Jadi petunjuk itu memberi petunjuk mengenai pesan yang sebenarnya." "Dan pesan itu hanya bisa diketahui oleh orang yang memiliki pengetahuan khusus," kata Bob mengetengahkan. "Betul. Jadi orang yang berhasil melacak jejak Ian sampai di sini harus mengetahui berbagai hal tertentu. Aku yakin, itu sudah diperhitungkan oleh Ian," kata Jupiter dengan nada pasti. "Mac, Ian itu mungkin punya kebiasaan-kebiasaan tertentu, atau bisa juga minat?" "Perhatiannya besar pada sejarah Nanda," kata Ndula. "Dan ia mengumpulkan patung-patung kayu dari Afrika," kata MacKenzie menambahkan. "O ya, ia juga gemar menggambar. Terutama di dinding. Menurut Sir Roger, Ian bahkan pernah menggambari dinding kantornya!" "Gambar di suatu tempat yang takkan dengan segera dibersihkan, dan yang tidak langsung dilihat oleh para penculik," kata Jupiter bersemangat. "Itu yang harus kita cari! Ayo, semua mencari lagi!" Tapi lagi-lagi mereka tidak menemukan apa-apa. Baik gambar atau tanda di dinding, atau pada perabot kamar. "Tidak ada apa-apa di sini, Jupe," kata Pete sambil mengeluh. "Kurasa Ian tidak sempat lagi meninggalkan pesan, setelah tahu bahwa para penculik itu berhasil melacak jejaknya kemari." Dengan cepat Jupiter berpaling ke arah Pete. "Itu dia jawabannya, Dua!" "Jawabannya?" kata Pete dengan heran. "Aku tadi bilang apa?" "Ian ini rupanya sangat cerdik," kata Jupiter lambat-lambat. "Tapi meski begitu ia mengatakan kepada manajer tadi agar kedua orang yang hendak bertemu dengan dia itu disuruh langsung ke kamarnya. Jadi langsung kemari! Padahal ia sedang menyembunyikan diri, dan ia tidak mungkin bisa tahu dengan pasti apakah yang datang itu kawan, atau musuh. Walau begitu ia menyuruh manajer agar mempersilakan mereka langsung kemari. Kalau kita ini Ian, apakah kita akan melakukan hal itu?"
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
"Tidak," kata Bob. "Kita akan meminta manajer agar mengulur-ulur waktu, sementara kita dengan diam-diam mengintai untuk melihat siapa mereka sebenarnya!" Jupiter mengangguk. "Tentu saja Ian dapat melihat orang-orang itu dari sini lewat jendela. Tapi itu hanya mungkin terjadi secara kebetulan saja! Tidak, hanya ada satu alasan kenapa Ian meminta agar mereka dipersilakan langsung kemari! Ia tidak perlu mengulur-ulur waktu, yang mungkin akan membuat kedua orang itu tahu bahwa ia merasa curiga, karena ia sudah punya rencana!" "Rencana apa, Jupe?" tanya Bob ingin tahu. "Sederhana sekali rencananya, yaitu keluar dari kamar ini dan bersembunyi di suatu tempat dari mana ia dapat mengintai mereka! Tempat itu sedemikian rupa letaknya sehingga ia bisa meloloskan diri apabila kedua orang yang hendak menemuinya itu ternyata mereka yang mencoba menculiknya di Los Angeles. Yuk!" Jupiter keluar dari kamar itu, diikuti oleh yang lain-lain, lalu berdiri di gang. "Suatu tempat yang dekat dengan jalan keluar," kata Jupe sambil berpikir-pikir. "Dari tempat itu Ian bisa melihat tampang orang-orang yang datang itu. Tempat seperti" - matanya berkeliaran, mencari-cari sepanjang gang - "lemari dinding itu!" Lemari dinding yang dimaksudkan Jupiter tidak jauh letaknya dari tangga. Sebetulnya bukan lemari, tapi semacam gudang sempit tempat menaruh seprai dan alat pembersih. Apabila pintunya dibiarkan terbuka sedikit, dari dalamnya nampak dengan jelas lift dan ujung atas tangga. Orang yang baru sampai di lantai itu dan menuju ke kamar Ian dapat dengan mudah diamat-amati dari situ. "Periksa, kalau-kalau ada yang kelihatannya seperti gambar yang dibuat dengan pinsil!" kata Jupiter memberi petunjuk. Hampir dengan seketika Pete sudah menemukannya, pada sisi dalam pintu tempat penyimpanan itu. "Ini, di sini! Wow, gambarnya benarbenar bagus! Sebuah mobil. Ada supirnya, dan sesuatu di samping yang
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
kelihatannya seperti lencana, dan sesuatu di kap mobil!" "Mobil?" Kening Jupiter berkerut. "Apa maksudnya?" "Bukan mobil yang biasa-biasa saja, Satu!" seru Bob. "Lihat, supirnya memakai topi, dan yang di atas itu semacam lampu! Ini gambar taksi!" "Di depan hotel ada pangkalan taksi!" "Ian memperkirakan bahwa kita bisa menebak apa yang dilakukannya untuk mengintai orang-orang yang datang itu," kata Ndula, "dan gambar ini memberi petunjuk bahwa ia merencanakan untuk lari naik taksi!" Semuanya bergegas-gegas keluar, menuju satu-satunya taksi yang menunggu di pangkalan depan hotel. Supirnya sedang membaca majalah. Ketika ditanya, ia mengatakan bahwa ia tidak membawa penumpang seorang remaja dari hotel itu empat hari yang lalu, atau kapan saja. "Berapa banyak taksi yang beroperasi dari pangkalan ini?" tanya Ndula. "Banyak, tapi semuanya dari satu perusahaan." "Di mana kantor perusahaan Anda?" Setelah memperoleh keterangan dari supir taksi itu, MacKenzie membawa Ndula dan anak-anak ke tempat yang merupakan kantor perusahaan taksi dan sekaligus garasi armada taksinya. Letaknya di lingkungan tempat penjualan kayu, tidak jauh dari pelabuhan. Rel-rel kereta api simpang siur di situ. Manajer yang bertugas saat itu dijumpai di dalam kantornya yang berantakan di bagian belakang garasi. Setelah rombongan MacKenzie menjelaskan apa yang hendak mereka ketahui, manajer itu meneliti sebuah daftar. "Red Lion, kata Anda? Empat hari yang lalu, ya? Oke, ini dia-hari itu ada empat taksi kami yang mangkal di sana. Sebentar, kalau tidak salah Falzone dan Johansen saat ini sedang ada di garasi. Coba saja tanyai mereka." Johansen dijumpai sedang mengutak-utik mesin taksinya. Empat hari yang lalu, tidak ada penumpangnya dari Red Lion yang remaja. Falzone sedang istirahat, menghadapi secangkir kopi. "Ya, memang ada remaja yang naik taksi saya dari Red Lion hari itu, dan itu dia anaknya!" Ia menuding Jupiter. "Beberapa hari setelah itu kau
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
diculik, ya? Aku melihat fotomu dalam koran. Wah, pengalaman itu pasti menyeramkan "Aku memang diculik," kata Jupiter memotong, "tapi aku bukan remaja yang naik taksi Anda waktu itu. Coba perhatikan aku dengan lebih teliti." Kening supir taksi itu berkerut. "Yah-kalau melihat tampangmu, kaulah anak itu. Tapi dandananmu tidak sama, dan logat bicaramu juga lain. Jadi, baiklah, jika kau yang mengatakannya-kau bukan dia." "Anda masih bisa ingat, ke mana anak itu Anda antarkan?" tanya Ndula. "Tentu saja," jawab Falzone sambil mengangguk. "Aku ingat sekali karena tingkah lakunya aneh. Ia lari keluar dari hotel, cepat-cepat masuk ke mobilku sambil mengatakan agar diantar ke seberang kota. Sebentar-sebentar ia menoleh ke belakang. Karenanya aku menduga bahwa mungkin ia habis mencuri sesuatu dari hotel, atau minggat. Lalu mobil itu-" "Anda mengantarnya ke mana?" potong MacKenzie dengan tidak sabar. "Itulah yang hendak kuceritakan!" tukas Falzone. "Sebentar-sebentar anak itu menoleh ke belakang, dan ketika kami sudah tiba di seberang kota, tahu-tahu aku disuruhnya berhenti! Padahal yang ada di situ cuma bangunan-bangunan gudang dan pabrik saja. Ia cepat-cepat membayar, meloncat turun, lalu lari memasuki sebuah lorong. Ia bahkan tidak menunggu uang kembalian. Lalu, seperti yang hendak kukatakan tadi, mobil itu datang dari belakang dan lewat lambat-lambat di samping taksiku. Tidak sampai berhenti, tapi kurasa mobil itu membuntuti remaja yang lari itu." "Mobil merek apa?" tanya Jupiter. "Mercedes, berwarna hijau. Mobil bagus. Sudah lama aku mengidamidamkan punya mobil seperti itu." "Tolong antarkan kami ke tempat anak itu turun!" kata Ndula. "Boleh saja, letaknya tidak jauh dari sini." Ternyata tempat itu memang tidak jauh. Falzone berhenti di sebuah blok yang terletak di pinggiran kota. Di blok itu terdapat bangunanbangunan gudang, sejumlah pabrik kecil, dan tanah-tanah pekarangan
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
yang tidak ada bangunannya. Supir taksi itu menunjuk ke arah sebuah lorong di antara dua bangunan. "Ia lari ke sana. Itulah terakhir kali aku melihatnya." Supir taksi itu pergi setelah dibayar. MacKenzie memarkir mobil Cadillac yang besar di tepi trotoar. "Mau apa dia kemari?" kata Pete dengan heran, sambil memperhatikan lingkungan yang sepi itu. "Mungkin ia hanya hendak melepaskan diri dari kejaran para penculik," kata Bob. "Rupanya ia tahu bahwa mereka membuntutinya." "Itu memang mungkin, Bob," kata Jupe sependapat. "Dan kalau begitu, ia pasti mencari-cari tempat untuk menyembunyikan diri. Kita ikut saja masuk ke lorong itu, dan kita lihat apakah nanti ada sesuatu yang merupakan petunjuk." Lorong yang mereka masuki itu sempit, diapit dinding polos. Ada tiga pintu di situ, tapi ketiga-tiganya dikunci dengan gembok besar yang sudah berkarat tanda sudah lama tidak dibuka. Akhirnya rombongan MacKenzie sampai di ujung lorong. "Sekarang bagaimana?" tanya Pete. Jalan yang ada di depan ujung lorong itu hampir serupa keadaannya dengan jalan yang terdapat di ujung tempat mereka masuk tadi. Yang nampak di sisi kiri kanannya hanya gudang-gudang sunyi, pabrik-pabrik kecil, serta sejumlah tanah kosong dengan sampah berserakan. Tidak jauh dari ujung lorong ada jalan lain memotong jalan di depan mereka yang berujung di situ. "Ada tiga arah yang bisa dituju Ian," kata Ndula lambat-lambat. "Anak itu bisa lari ke mana saja." Bab 12 KEHILANGAN JEJAK "KALAU ke berbagai arah, itu memang betul," kata Jupiter, "tapi tidak mungkin jauh." "Apa maksudmu, Jupe?" tanya Bob.
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
"Para penculik yang membuntuti saat itu tidak jauh di belakangnya, dan itu diketahui oleh Ian," kata Jupiter menjelaskan. "Jadi kurasa ia harus cepat-cepat menemukan tempat bersembunyi." "Ya, itu benar!" kata MacKenzie. "Wah, kalau begitu mungkin saja sekarang ini ia ada di dekat sini." "Ada kemungkinan ia menyembunyikan diri dalam salah satu bangunan gudang itu, untuk sementara," kata pemimpin Trio Detektif yang bertubuh montok itu, "tapi di sini tidak terlalu aman. Lagipula, ia kan harus makan juga! Jadi kurasa ia kemudian mencari tempat penginapan di salah satu motel atau losmen yang letaknya tidak begitu jauh dari sini. Ia takkan berani mengambil risiko terlalu lama berkeliaran di luar." "Kalau begitu," kata Ndula, "kusarankan agar sebaiknya kita memencar ke tiga arah dan mencari-cari tempat penginapan seperti yang kaukatakan itu. Jalan-jalan samping yang ada dalam arah pencarian masing-masing, kita periksa juga." Pete berpasangan dengan Ndula pergi mencari ke kanan, Jupiter dan MacKenzie ke kiri, dan Bob memasuki jalan yang memotong. Sebelum mulai mencari, mereka berjanji dalam waktu tidak lebih dari satu jam akan berkumpul lagi di lorong itu. Bob yang paling dulu kembali. Jalan kecil yang memotong ditelusurinya sampai ke ujungnya yang bermuara di sebuah lapangan terbuka yang luas. Ia tidak menemukan motel atau losmen. Di jalan yang diperiksanya tidak ada tempat yang bisa dijadikan perlindungan oleh orang yang hendak menyembunyikan diri. Bob mondar-mandir di dalam lorong, menunggu yang lain-lainnya kembali. Perutnya terasa lapar sekali, karena saat itu sudah lewat waktu makan siang. Jupiter dan MacKenzie muncul lagi di lorong sesudah itu. "Sekitar lima blok dari sini ada sebuah motel, dekat jalan bebas hambatan," kata MacKenzie melaporkan, "tapi selama seminggu belakangan ini tidak ada remaja menginap seorang diri di sana. Mereka memang mengenali tampang Jupiter, tapi itu karena mereka melihat fotonya dalam surat kabar."
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
"Dan kebanyakan hanya lapangan terbuka dan tanah pekarangan kosong saja yang ada sepanjang arah yang kami periksa tadi, sampai ke jalan bebas hambatan itu," kata Jupiter menambahkan. Akhirnya Pete muncul bersama Ndula. Pencarian mereka yang paling jauh jaraknya. "Sampai masuk ke tengah kota," kata Pete. "Kami menemukan sebuah motel dan dua losmen, tapi tidak satu pun yang punya tamu seorang remaja yang seorang diri." "Kedua losmen tadi bahkan sudah sejak berbulan-bulan tidak kedatangan tamu yang singgah sebentar saja," kata Ndula. "Ian melarikan diri, dikejar-kejar para penculik yang dekat di belakangnya," kata MacKenzie lambat-lambat. "Sedikit sekali kesempatan baginya untuk meninggalkan petunjuk, dan tidak ada harapan bahwa pesannya pada kita akan bisa ditemukan. Kita sekarang benar-benar menghadapi jalan buntu, Anak-anak." "Dia benar, Jupe," kata Bob. "Nampaknya saat ini kita memang mengalami kemacetan," kata Jupiter mengakui dengan segan-segan. "Kurasa sebaiknya aku dan Adam kembali saja ke hotel kami dan menanyakan apakah sementara ini Ian sudah menghubungi Los Angeles," kata MacKenzie memutuskan. "Ia mestinya sudah tahu bahwa kita mencari-cari dia, dan kita kehilangan jejak. Barangkali saja ia mencoba mengirim pesan lagi, lewat misi perdagangan." "Itu kalau dia bisa," kata Ndula dengan murung. "Sedang kami akan kembali ke kantor kami, untuk memikirkan langkahlangkah selanjutnya," kata Jupiter. Ia masih belum mau menyerah. "Tempat ini tidak begitu jauh dari The Jones Salvage Yard. Bisakah kami menumpang sampai di sana, Mac?" "He, sekarang ini sudah lewat waktu makan siang," kata Pete memprotes. "Aku mau pulang." "Kalau begitu kau juga pulang makan dulu, Bob," kata Jupiter. "Aku memang perlu berpikir sebentar."
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
Dengan mobil Cadillac yang dipakai oleh MacKenzie dan Ndula, pertamatama Jupiter dulu yang diantar ke pangkalan tempat berdagang barangbarang bekas, yang letaknya satu mil dari daerah yang mereka datangi. Bob dan Pete berjanji akan datang ke kantor Trio Detektif sejam setelah itu. Kemudian mereka diantar pulang ke rumah masing-masing. Tapi ternyata baru dua jam kemudian Bob dan Pete kembali ke pangkalan. Mereka menjumpai pemimpin mereka sedang sibuk menghadapi sejumlah peta jalan dan kertas-kertas yang penuh dengan catatan dan berbagai daftar. "Ada ide baru, Satu?" tanya Pete begitu ia dan Bob masuk. "Ada juga, Dua," kata Jupiter, lalu mendesah, "tapi tidak banyak." "MacKenzie dan Ndula tidak menelepon?" tanya Bob. "Dan Ian, apakah ia menghubungi misi perdagangan yang di Los Angeles itu?" "Aku yang menelepon mereka, Bob, dan tentang Ian, ia selama ini belum mengadakan hubungan," kata Jupiter. "He, Jupe," kata Pete sambil berpikir-pikir. "Jangan-jangan ia jatuh ke tangan para penculik! Mestinya mereka juga membaca berita tentang dirimu dalam koran, sehingga tahu bahwa mereka salah culik!" "Ya, kemungkinan itu pun sudah kupikirkan." Jupiter mengangguk. "Ada saja kemungkinan bahwa mereka berhasil menculiknya, tapi kurasa tidak! Sebab kalau Ian sudah ada di tangan mereka, pasti langsung dikirim pesan kepada Sir Roger. Dan sampai sekarang itu belum terjadi. Di samping itu, Pete, kau kan melihat ada orang mengintai kita dari tanah kosong yang di seberang jalan. Kuat dugaanku bahwa itu kawanan penculik." Pete meneguk ludah. "Maksudmu, sekarang ini mereka mungkin ada di dekat-dekat sini?" tanyanya gugup. "Aku yakin mereka tidak jauh dari sini," kata Jupiter. "Kita harus hatihati, tapi kurasa kita aman sampai benar-benar berhasil menemukan Ian." "He!" kata Bob dengan tiba-tiba. "Jika Ian membaca berita koran tentang Jupe, apakah ia kemudian tidak cepat-cepat minta perlindungan
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
pada polisi? Maksudku, polisi pasti akan tahu bahwa dialah yang diincar para penculik begitu mereka melihatnya! Dan setelah itu ia akan aman, karena dilindungi polisi!" "Ya, betul!" seru Pete bersemangat. "Aku sependapat denganmu, Bob," kata Jupiter, "Dan itu berarti bahwa Ian tidak membaca berita itu. Mungkin ia bersembunyi di suatu tempat di mana tidak ada kemungkinan baginya untuk membaca koran, dan ia tidak berani meninggalkan tempat persembunyiannya itu. Ah, coba kita bisa memperkirakan di mana tempat itu!" "Kau tadi mengatakan punya beberapa ide, Jupe," kata Pete mengingatkan. "Yah, terlintas dalam pikiranku tadi untuk memasang iklan di koran," kata Jupiter. "Berita sandi yang hanya Ian yang bisa mengetahui bahwa itu ditujukan padanya, sedang isinya meminta padanya agar menemui MacKenzie dan Ndula di salah satu tempat. Tapi kemudian kusadari bahwa jika Ian tidak mempunyai kemungkinan untuk melihat koran itu, maka pemasangan iklan di situ takkan ada gunanya." "Ya, memang," kata Bob. "Lalu timbul ide untuk memanfaatkan Hubungan Hantu ke Hantu," kata Jupiter melanjutkan. Yang dimaksudkannya adalah sistem gemilang hasil rekaannya sendiri untuk mengumpulkan keterangan. Masing-masing anggota Trio Detektif menelepon lima orang teman dengan permintaan agar masing-masing teman itu meneruskan pesan atau pertanyaan kepada lima orang teman lagi, dan begitu seterusnya. "Di Rocky Beach ini kan banyak anak-anak, jadi bisa saja salah seorang dari mereka menemukan seorang anak tak dikenal yang logatnya aneh." "Itu kalau Ian pernah meninggalkan tempat persembunyiannya," kata Bob mengetengahkan. "Dan jika anak-anak yang mencari tidak mengira dia itu kamu," kata Pete menambahkan. "Itu memang merupakan masalah," kata Jupiter mengakui, "karenanya kita tangguhkan saja penggunaan hubungan itu, setidak-tidaknya sampai besok. Sementara itu ada dua hal lagi yang sempat kupikirkan. Ian kini
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
pasti sudah menyadari bahwa mulai dari lorong yang kita datangi tadi, orang yang mencarinya kehilangan jejak dirinya empat hari yang lalu. Tempat terakhir yang bisa diketahui dengan pasti pernah didatangi olehnya, adalah Red Lion Ranch. Jadi "Ada kemungkinan ia berusaha kembali ke sana untuk menjumpai orangorang yang hendak menolongnya!" kata Pete bersemangat. "Tepat, Dua. Mungkin saja ia menyelinap ke sana! Karena itu aku sudah menyarankan kepada MacKenzie dan Ndula agar mengamat-amati tempat itu. Mungkin mereka sudah ada di sana sekarang." "Lalu, pikiranmu yang satu lagi?" tanya Bob. "Sesuatu yang sejak semula sudah kurasakan aneh," kata Jupiter. "Bagaimana kejadiannya sampai para penculik itu melihat aku, dan mengira aku ini Ian?" "Yah-bisa saja kan, mereka kebetulan saja lewat di sini, dan saat itu melihatmu," kata Pete. "Tapi untuk apa mereka kemari, kecuali jika dari semula sudah tahu bahwa di sini ada seorang remaja yang kelihatannya seperti Ian?" tanya Jupiter lagi. "Mungkin juga mereka secara kebetulan melihatmu dijalan, lalu membuntuti sampai kemari," kata Bob. "Ya, betul," kata Pete sependapat. "Mereka mengira bernasib mujur, menemukan Ian secara kebetulan." "Itu bisa saja," kata Jupiter. "Tapi aku punya firasat, ada satu hal penting yang terlepas dari pengamatan kita. Mestinya ada yang dijadikan pegangan mereka sehingga muncul di sini, dan bukan hanya secara kebetulan saja melihat aku dijalan." "Pegangan yang mana, Jupe?" "Itulah yang tidak kuketahui." Setelah itu mereka sama-sama membisu. Tidak ada yang punya gagasan baru tentang apa yang harus dilakukan. Karenanya Bob dan Pete pulang lagi ke rumah masing-masing. Jupiter menyeberang dengan kepala tertunduk, untuk menonton televisi sebelum saat makan malam. Sesudah itu ia dimintai tolong oleh Paman Titus untuk menemukan kekeliruan
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
dalam pembukuan perusahaan. Jupiter sibuk dengan tugas itu, sampai saat Bibi Mathilda memanggil mereka makan. Meski hari itu menyebalkan baginya, tapi Jupiter makan dengan lahap. Begitu hidangan di piringnya habis, disodorkannya piring itu untuk minta tambah pada Bibi Mathilda. "Masakan Bibi benar-benar sedap," katanya sambil nyengir. Bibi Mathilda mendengus. "Aku tidak habis bingung, bagaimana kau masih bisa makan, Anak muda, kalau kulihat keadaan lemari pendinginku yang habis-habisan kausikat isinya." "Aku tidak mengambil apa-apa dari situ, Bibi Mathilda," kata Jupiter memprotes. "Kemarin kan sudah kukatakan. Wah, dan Pete juga kehilangan-" Ia tidak menyelesaikan kalimatnya. Ia tertegun dengan mulut ternganga dan mata terbelalak. Kemudian ia meneguk, lalu menatap Bibi Mathilda dengan mata terkejap-kejap. Bibi Mathilda heran melihat perubahan sikap itu. Ia memandang Jupiter dengan mata terkejap-kejap pula. "Kenapa kau, Jupiter?" tanya Paman Titus. "Anu... tidak apa-apa, Paman! Sama sekali tidak ada apa-apa!" Ia berdiri dengan cepat. "Bolehkah saya meninggalkan meja sebentar?" "Kau belum makan hidangan pencuci mulut!" kata Bibi Mathilda. "Sebentar saja, setelah itu aku makan lagi!" Ia bergegas ke kamar duduk, lalu menelepon Bob. "Bob! Cepat, kau menelepon Pete dan katakan padanya bahwa kalian harus dengan segera datang ke markas! Bilang pada orang tuamu, malam ini kau menginap di tempatku!" Setelah itu Jupiter kembali ke meja makan. Perasaannya tidak tenang, sehingga ia hanya bisa makan dua potong saja kue apel yang disajikan Bibi Mathilda. Padahal kue buatan bibinya itu sangat enak. Ia juga hanya minum susu satu gelas besar saja. Setelah itu minta izin pada paman dan bibinya untuk lebih dulu meninggalkan meja makan. Bibi dan pamannya mengizinkan, walau dengan perasaan heran melihat tingkah Jupiter yang menurut mereka aneh itu.
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
Jupiter bergegas-gegas pergi ke pangkalan di seberang jalan, lalu masuk ke kantor Trio Detektif di dalam karavan yang tersembunyi di balik tumpukan barang rombengan. Ketika Bob dan Pete muncul sekitar lima belas menit kemudian, mereka menjumpai Jupiter duduk di belakang meja. Ia menatap mereka sambil nyengir. "Ada apa, Satu?" tanya Bob ingin tahu. Napasnya tersengal-sengal, karena habis ngebut naik sepeda dari rumahnya. "Kenapa kami harus menginap di sini?" kata Pete. "Karena," kata Jupiter lambat-lambat, tapi dengan nada bangga, "aku tahu di mana Ian Carew bersembunyi!" Bab 13 BERTATAP MUKA! "DI MANA, Satu?" seru Bob. "Bagaimana kau sampai bisa mengetahuinya?" tanya Pete. "Selama ini petunjuk mengenainya ada di depan hidung kita," kata Jupiter. "Kita selama ini buta, Teman-teman! Aku sudah merasa bahwa ada suatu hal penting yang terlepas dari perhatian kita. Aku sudah merasa bahwa para penculik itu tidak mungkin hanya secara kebetulan saja melihat aku dijalan lalu membuntuti sampai kemari." "Kenapa itu tidak mungkin, Jupe?" tukas Pete. "Karena jika begitu kejadiannya, mereka pasti langsung melihat dari tingkah lakuku bahwa aku bukan pelarian yang hendak menyembunyikan diri! Mereka pasti melihat aku bersama teman-teman yang lain, bertingkah laku seperti layaknya orang yang memang bertempat tinggal di Rocky Beach sini. Mungkin mereka bahkan mendengar aku berbicara, dan dengan begitu takkan mungkin sampai bisa keliru menculik aku!" "Tapi kekeliruan itu kan mereka lakukan, Jupe!" bantah Bob. "Betul," kata Jupiter, "dan itulah jawabannya. Mereka keliru karena melihat aku tepat di tempat di mana mereka memperkirakan akan
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
menjumpai Ian! Tempat yang mereka datangi untuk mencari Ian!" "Mencarinya?" Bob melongo. "Betul, Bob. Di suatu tempat yang tidak jauh letaknya dari lorong di mana Ian turun dari taksi lalu lari. Di suatu tempat di mana sejak beberapa hari belakangan ini ada saja makanan yang hilang tak berbekas!" Mata Jupiter berkilat-kilat. "Teman-teman, Ian bersembunyi di sini, di pangkalan ini!" "Di... di sini?" Sekarang Pete yang melongo. "Hanya satu mil dari lorong yang dimasukinya setelah turun dari taksi," kata Bob dengan kagum. "Roti bekalmu waktu itu bukan dimakan tikus, Pete, tapi diambil Ian!" "Tepat, Bob," kata Jupiter. "Ketika ia lari dari lorong itu dengan kedua penculik yang mengejar berada dekat di belakangnya, rupanya ia berhasil sampai di pangkalan barang bekas ini. Rupanya saat itu ia dengan cepat menilai bahwa barang-barang rombengan yang bertumpuktumpuk di sini sangat cocok baginya sebagai tempat menyembunyikan diri, sedang makanan bisa dicurinya dari rumahku. Para penculik membuntutinya sampai kemari, atau paling tidak sampai ke dekat tempat ini. Ketika mereka berputar-putar dengan mobil sambil mencari, saat itulah mereka melihat aku di sini! Tentu saja mereka mengira aku ini Ian, karena aku ada di daerah yang menurut perhitungan mereka bisa dicapai oleh anak itu. Karena itulah mereka lantas membuntuti aku, lalu melancarkan penculikan yang ternyata keliru orangnya!" "Jadi selama ini ia terus ada di sini, di pangkalan ini?" kata Pete. Ia masih belum bisa percaya. "Tentang itu, aku yakin," kata Jupiter dengan mantap. "Sekarang kita tinggal menemukannya saja!" "Menemukan? Maksudmu, mencari dia?" Kening Pete berkerut. "Kita keluar saja, dan teriakkan namanya keras-keras!" Jupiter menggeleng. "Tidak, kurasa cara itu takkan berhasil, Dua. Ian kan tidak kenal kita, dan mungkin selama ini ia melihat kita dari kejauhan saja. Tempatnya bersembunyi pasti sangat baik dan terlindung. Kukatakan begitu, karena
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
kalau tidak pasti ia sudah melihat MacKenzie dan Ndula sewaktu mereka kemari, lalu keluar untuk mendatangi mereka. Jika kita sekarang ke luar lalu memanggil-manggil, atau bahkan cuma mencari-cari saja, kemungkinan besar ia akan ketakutan dan lari lagi untuk bersembunyi di tempat lain. Lagi pula, sulit menemukan orang yang bersembunyi di tengah tumpukan barang-barang itu. Kalian kan tahu sendiri!" "Masak dia tidak harus keluar sekali-sekali, Jupe?" bantah Pete. "Maksudku, tidak mungkin ia terus-menerus bersembunyi." "Memang, itu tidak mungkin. Apabila ia merasa keadaan sudah cukup aman, mungkin ia akan kembali ke Red Lion Ranch atau menelepon misi perdagangan Nanda di Los Angeles. Tapi sampai saat itu, ia akan terus bersembunyi." "Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan, Jupe?" tanya Bob. "Aku punya rencana," kata Jupiter. "Menurut dugaanku, Ian hanya berani keluar dari tempat persembunyiannya apabila malam sudah larut dan tempat ini sunyi senyap." "Itu rupanya kenapa kau menyuruh kami menginap di sini," kata Pete. "Betul!" "Kita akan menjebaknya, Jupe? Kita intai dia, menunggu sampai muncul nanti?" tanya Bob. "Itulah rencanaku," jawab Jupiter. "Menurut perkiraanku, Ian hanya keluar apabila perlu mencari makanan. Anak itu cerdik, jadi kalau mengambil selalu sedapat mungkin hanya sedikit saja-sehingga Bibi Mathilda mengira aku yang merampok isi lemari pendinginnya. Itu berarti bahwa bekalnya selalu hanya sedikit. Jadi kita bisa memasang jebakan." "Ya, betul, dengan makanan." Pete mengangguk. "Aku merasa pasti ia takkan muncul sampai di pangkalan ini benar-benar tidak ada orang lagi. Karena itu yang pertama-tama kita lakukan adalah pergi ke luar dan mengobrol dengan suara keras, agar Ian pasti bisa mendengar kita, biar di mana pun ia bersembunyi." "Mengobrol tentang apa?"
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
"Bahwa kita besok akan jalan-jalan, lalu tentang bekal makanan yang perlu kita siapkan malam ini lalu ditaruh di beranda belakang rumahku, supaya besok kita bisa langsung berangkat pagi-pagi." "Aku mengerti," kata Pete. "Kalau kita masing-masing menyiapkan bekal, maka itu berarti cukup banyak untuk persediaannya. Ian pasti terpancing!" Jupiter mengangguk. "Kurasa ia akan merasa aman, karena diperhitungkannya bahwa kita tentu akan mempersalahkan gelandangan yang lewat jika bekal kita itu besok pagi sudah tidak ada lagi. Pokoknya, nanti sekitar pukul sepuluh kita pergi meninggalkan pangkalan ini, lalu menaruh sesuatu yang kita bungkus supaya kelihatan seperti makanan bekal di beranda belakang rumahku, dan setelah itu naik ke atas untuk tidur. Tapi nanti cuma dua saja dari kita yang benar-benar tidur. Sedang yang ketiga menyelinap turun lagi dan bersembunyi di dapur. Dari situ kita mengintip beranda belakang. Kita bergilir mengintai, masing-masing dua jam, sementara yang dua lagi tidur. "Kita berbekal alat isyarat kita. Yang sedang mendapat giliran mengintai, alatnya dimatikan. Nanti jika melihat Ian muncul, alat itu dihidupkan dengan komando suara yang biasa. Masih ingat, kan? Katakan saja, 'Tolong!' Dengan begitu alat-alat isyarat yang ada di kamar tidurku akan mulai berbunyi, dan lampu-lampu merahnya menyala berkedip-kedip. Bunyinya akan cukup nyaring, sehingga yang tidur pasti terbangun!" "Lalu, sesudah itu?" tanya Bob. "Dua dari kita yang ada di kamar tidurku cepat-cepat bangun dan keluar lewat pintu depan, lalu pergi mengitar ke belakang dari dua arah. Yang ada di dapur memberi waktu sekitar dua menit, lalu setelah itu berteriak keras-keras memanggil Ian. Jika anak itu lari, mau tidak mau ia harus menuju ke arah depan, karena itu satu-satunya jalan untuk kembali ke tempat persembunyiannya di sini. Jadi ia akan menyongsong salah satu dari kita yang datang dari depan. Nah, dia itu harus menahannya sampai yang dua lagi datang."
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
"Kalau begitu kita bisa mengatakan siapa kita dan memberi tahu tentang MacKenzie dan Ndula, Satu?" tanya Pete menyimpulkan. Jupiter mengangguk. "Tapi jangan terlalu berisik nanti! Paman dan bibiku kalau sudah tidur nyenyak sekali. Tapi kalau nanti berisiknya keterlaluan, sudah tentu mereka akan terbangun juga. Nah, sekarang kita ambil saja alat-alat isyarat kita dari bengkel, lalu menyibukkan diri di pangkalan sambil menunggu pukul sepuluh." Ketiga detektif remaja itu menyibukkan diri di bengkel mereka yang di luar. Mereka bekerja dengan berisik. Setelah itu mereka berkeliaran, juga dengan suara berisik, di dalam pekarangan pangkalan itu. Mereka pura-pura mencari tongkat untuk dibawa berjalan-jalan keesokan harinya. Mereka mencari sambil mengobrol dengan suara keras, membicarakan acara pelancongan dan bekal yang hendak mereka persiapkan lalu ditaruh di beranda belakang agar besok bisa segera berangkat. Beberapa saat sebelum pukul sepuluh mereka memadamkan lampu-lampu di pekarangan lalu menyeberang jalan ke rumah Jupe. Sesampainya di dalam mereka cepat-cepat menyiapkan bekal pura-pura. Mereka masukkan sejumlah surat kabar bekas yang digumpal-gumpal ke dalam kantung-kantung kertas, yang kemudian mereka letakkan di beranda belakang yang berpagar sisi-sisinya. Setelah itu mereka naik ke atas, ke kamar tidur Jupiter. Bob yang terundi memperoleh giliran menjaga untuk dua jam pertama. Ia menunggu sampai Bibi Mathilda dan Paman Titus naik ke atas untuk tidur. Ketika mereka sudah masuk ke kamar tidur, ia menyelinap kembali ke bawah dan masuk ke dapur. Pete dan Jupiter pergi tidur tanpa berganti pakaian. Alat isyarat mereka masukkan ke kantung kemeja, untuk memastikan bahwa mereka nanti mendengar apabila Bob memberi tanda. Tengah malam Bob digantikan oleh Jupiter. Ketiga bungkusan yang ditaruh di beranda belakang masih ada di situ. Di luar tidak ada sesuatu pun yang bergerak. Hanya mobil-mobil saja yang nampak lalu lalang di jalan bebas hambatan yang lumayan jauhnya dari situ, serta pejalan kaki yang sekali-sekali lewat dijalan di depan rumah.
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
Pukul dua dini hari, Pete muncul untuk menggantikan Jupiter. Pete menguap. Perutnya terasa lapar. Terlintas dalam pikirannya untuk mengambil sesuatu dari lemari pendingin, untuk mengisi perut. Ketika Bob datang untuk menggantikan pada pukul empat, Pete sudah benarbenar bosan menunggu. "Jangan-jangan Jupiter keliru," bisiknya pada Bob. "Atau mungkin Ian sudah tidak ada lagi di pangkalan! Atau bisa juga ia tidak termakan pancingan kita." "Aku yakin bahwa Jupe benar," balas Bob dengan berbisik-bisik pula, lalu menambahkan dengan nada agak cemas, "tapi mungkin Ian malam ini pergi mencari makanan di tempat lain. Ini kan bukan satu-satunya rumah di jalan ini, walau letaknya paling dekat." Pukul setengah enam pagi fajar mulai menyingsing di sebelah timur. Tapi pangkalan dan rumah Jupiter masih terselubung kegelapan. Tiba-tiba ada sesuatu yang bergerak, di dekat beranda belakang! Bob langsung waspada. Ia mengejap-ngejap, lalu menatap dengan mata terpicing ke tempat di mana gerakan itu terlihat. Sebuah sosok yang tidak nampak jelas berdiri di sebelah luar pintu beranda! Bob berbisik-bisik untuk menghidupkan kedua alat isyarat yang ada di atas, di dalam kantung baju Pete dan Jupiter. "Tolong... tolong... tolong..." Kedua alat yang ada di atas langsung berbunyi dengan jelas, sementara lampu isyaratnya yang merah menyala berkedip-kedip. Jupiter langsung meloncat turun dari tempat tidur. Karena terlalu bergegas, nyaris saja ia terjungkal. Dengan cepat dimatikannya lagi kedua alat isyarat. Ia memasang telinga, sambil menahan napas. Tapi dari arah bawah tidak terdengar apa-apa. Setelah itu diguncang-guncangnya tubuh Pete, untuk membangunkannya. "Cepat!" desis Jupiter. Kedua remaja itu buru-buru turun, lalu menyelinap ke luar lewat pintu depan dan kemudian menuju ke belakang lewat samping rumah. Di sana mereka menyembunyikan diri di balik semak.
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
Di dapur, Bob menunggu sambil memperhatikan jarum arlojinya. Sementara itu pintu serambi belakang terbuka pelan-pelan. Sosok seorang remaja yang bentuk tubuhnya persis Jupiter muncul di ambang, diterangi cahaya redup dari fajar yang menyingsing. Sosok itu bergerak maju dan meraihkan lengan untuk mengambil bekal palsu yang terletak di beranda. "Stop!" seru Bob. "He, kau! Ian Carew!" Sosok remang-remang itu terpekik pelan, berbalik dengan cepat lalu lari meninggalkan beranda. Ia tersandung ketika menuruni tangga, jatuh terjerembab, berdiri, lalu lari lagi dengan kepala terpaling ke belakang karena memandang ke arah Bob. Ketika ia sampai di sudut rumah, tahu-tahu Jupiter meloncat dari balik semak dan menyergapnya. Napas Jupiter terdengus ketika tubuhnya membentur anak itu. Nyaris saja Ian berhasil meloloskan diri, kalau Bob dan Pete tidak segera datang dan memegangnya. Anak itu meronta-ronta, berusaha membebaskan diri. "Kami ini temanmu, Ian!" "Kami bekerja untuk Sir Roger!" "Kami hendak menolongmu! MacKenzie-" Tapi anak itu terus meronta-ronta karena panik. Akhirnya Pete terpaksa menduduki tubuhnya, sementara Jupiter cepat-cepat menjelaskan duduk perkara. "Gordon MacKenzie?" kata Ian setelah Jupiter selesai. "Mr. Ndula? Mereka benar-benar ada di sini?" "Ya, Ian," kata Jupiter. "Kau sudah aman sekarang. Atau tepatnya, kau akan aman jika sudah berada dalam markas kami. Cepat, Teman-teman!" Jupe membungkuk sebentar untuk memungut alat isyaratnya yang terjatuh dari kantungnya ketika terjadi pergulatan tadi. Dimasukkannya alat itu ke dalam kantung celananya. Setelah itu bersama Bob dan Pete didorong-dorongnya Ian yang masih ragu-ragu menyeberangi jalan yang penerangannya tidak begitu terang, lalu masuk ke pekarangan pangkalan lewat Gerbang Hijau Satu. Sesampai di dalam, Ian mereka ajak masuk ke Lorong Dua. "Aku hendak kalian bawa ke mana?" tanya Ian.
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
"Ke markas kami yang tersembunyi," jawab Jupiter sambil merangkak di belakang Ian. "Soalnya, orang-orang yang hendak menculikmu mungkin sedang berkeliaran di luar." Pete mendorong pintu tingkap ke atas, dan keempat remaja itu masuk satu per satu ke dalam karavan yang gelap. Bob menyalakan lampu. Begitu melihat tampang Jupiter mulut Ian langsung ternganga dan matanya melotot karena heran. "Eh... eh, tampangmu persis seperti aku!" Bab 14 IAN DAN JUPITER "TIDAK," kata Jupiter sambil nyengir, "kau yang persis seperti aku!" Ian membalas cengirannya. "Kurasa kau yang benar, karena kita berada di negerimu." "Apalagi karena kau memakai pakaian itu," kata Pete mengomentari. Ian mengenakan celana jeans tua milik Jupiter, kemeja polos yang sudah tidak dipakai lagi oleh Jupiter sejak beberapa bulan, serta sepatu santai yang sudah robek. "Yah, apa boleh buat, karena pakaianku sendiri rusak dalam upayaku menghindarkan diri dari penculikan," kata Ian menjelaskan, "dan ketika menyuruk-nyuruk di sela-sela barang rombengan pada hari pertama perkelanaanku kemari. Jadinya aku terpaksa mengambil alih perlengkapan busana ini, yang kutemukan terselip di dalam sebuah kotak tempat kain-kain bekas." "Aduh, ampun!" keluh Pete. "Bukan tampang saja, tapi cara mereka bicara juga sama! Bisa mati aku, kalau harus menghadapi dua orang Jupe!" Semuanya tertawa. "Maaf, jika dengan kemunculanku kini ada orang kembar dua," kata Ian, "tapi di pihak lain aku lega sekali bahwa kalian menemukan aku. Aku sudah mulai khawatir, jangan-jangan tidak pernah ada yang muncul untuk menyelamatkan."
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
"Aku senang bahwa kita bisa saling berjumpa." Jupiter menatap kembarannya dengan wajah berseri-seri. "Yang jelas, senang sekali rasanya hatiku karena tidak seorang diri lagi," kata Ian. "Tapi nanti dulu-aku belum tahu nama-nama kalian!" "Kembarmu ini Jupiter Jones namanya. Penyelidik Satu," kata Bob. "Aku Bob Andrews, dari Data dan Riset. Sedang anak jangkung yang berkeluh kesah itu Pete Crenshaw, Penyelidik Dua." "Penyelidik?" kata Ian dengan nada heran. "Sungguh?" "Ini kartu nama kami, Sir, " kata Jupiter dengan gaya resmi, sambil menyodorkan kartu nama Trio Detektif kepada Ian. "Hebat!" seru Ian dengan nada iri. "Jadi kalian benar-benar detektif?" "Kami dikontrak oleh Mr. Ndula dan Mr. MacKenzie untuk membantu mereka mencarimu," kata Bob. "Itu setelah komplotan yang mengejarngejarmu menculik Jupiter, karena menyangka dia itu kau!" "Kau diculik oleh mereka, Jupiter?" tanya Ian. Jupiter menuturkan pengalaman mereka sejak mulai terlibat dalam kasus itu. Ian mengikuti ceritanya dengan penuh minat. "Jadi kalian berhasil mengetahui apa yang kumaksudkan dengan Tempat Djanga," kata Ian kemudian. "Dan menemukan taksi yang kunaiki di Red Lion?" "Kami juga menyimpulkan bahwa kau pasti bersembunyi di sini, di pekarangan pangkalan ini," kata Pete dengan bangga. "Prestasi kerja yang benar-benar hebat," kata Ian dengan antusias. "Tapi apa yang kita lakukan sekarang? Kita menghubungi MacKenzie dan Ndula, agar mereka bisa menyampaikan kabar pada ayahku bahwa aku selamat?" "Ya, tentu," kata Pete sependapat. "Kita antar saja Ian sekarang juga ke Hotel Miramar?" "Apakah itu tidak berbahaya?" kata Bob lambat-lambat. "Maksudku, mungkin saja para penculik saat ini sedang mengintai di luar, atau mengamat-amati MacKenzie dan Ndula di Miramar." "Adakah kemungkinan itu?" seru Ian dengan cemas. "Pendapat Bob benar," kata Jupiter memutuskan. "Kemungkinan itu ada! Seperti dikatakan oleh Ndula dan MacKenzie, komplotan radikal itu
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
tidak cepat putus asa. Aku yakin bahwa kita sudah aman di sini, dan tidak ada gunanya mengambil risiko yang tidak perlu. Lebih baik kita telepon saja Ndula dan MacKenzie, meminta mereka datang menjemput kemari." "Kutelepon mereka sekarang," kata Bob. Sementara Bob menelepon Hotel Miramar, Ian memandang berkeliling dengan perasaan ingin tahu. Dilihatnya ruang kantor yang dilengkapi dengan meja tulis dan lemari arsip, laboratorium kecil yang juga berfungsi sebagai kamar gelap, serta berbagai perlengkapan yang berserakan di situ. "Nyaman juga kalian di sini, ya? Aneh, selama aku ada di pekarangan ini, tidak pernah kuketahui bahwa di sini ada karavan." "Itu sama sekali tidak aneh," kata Pete, "karena memang kami atur agar tidak bisa kelihatan. Kami menutupinya dengan tumpukan barang bekas. Bahkan paman dan bibi Jupiter saja tidak bisa ingat lagi di mana letak karavan ini!" "Hebat!" kata Ian bersemangat. Bob selesai menelepon. "Telepon di kamar kedua orang Nanda itu tidak diangkat, Satu," katanya. "Pegawai hotel yang kemudian kutanyai tidak tahu di mana mereka berada. Karenanya kukatakan padanya bahwa nanti kita akan menelepon lagi. Aku tidak mau meninggalkan pesan, karena khawatir kalau jatuh ke tangan musuh." "Itu pertimbangan yang tepat, Bob," kata Jupiter. "Mungkin mereka sedang mengamat-amati Red Lion, seperti kuusulkan. Salah seorang dari mereka mestinya sebentar lagi kembali ke Miramar." Ia menoleh ke arah Ian. "Ngomong-ngomong, apa rencanamu jika tidak ketemu kami tadi, Ian?" "Maksudku hendak kembali ke Red Lion apabila keadaan kurasa sudah aman. Aku hendak melihat apakah ada yang berhasil mengikuti jejakku sampai di sana." "Persis seperti yang kuduga," kata Jupiter dengan sikap puas. "Kau tidak bermaksud menghubungi misi perdagangan?" tanya Bob. "Hanya kalau tidak ada jalan lain lagi. Ketika para penculik itu tahu-tahu muncul di Red Lion, aku langsung menyadari bahwa mereka memiliki
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
kemungkinan untuk mengetahui pesan-pesan yang dikirim lewat misi itu. Kecuali itu mereka mestinya tahu cukup banyak mengenai aku, sehingga bisa menafsirkan segala pesan rahasia yang kukirimkan." Jupiter merogoh ke dalam laci meja tulis dan mengeluarkan taring kecil dari gading dengan pengikat dari emas yang ditemukan di ngarai buntu. "Kau pernah melihat barang ini, Ian?" Ian meneliti perhiasan itu. "Yah, yang jelas ini buatan Nanda, dan memang aku rasa-rasanya seperti pernah melihatnya. Tapi di mana, aku tidak ingat!" "Bob," kata Pete, "coba kautelepon Miramar lagi." Sementara Bob menelepon kembali, Ian mengamat-amati berbagai perlengkapan Trio Detektif yang ada di dalam ruangan itu. Dilihatnya teropong yang dapat diangkat ke atas lewat lubang di atap karavan, lalu sebuah alat pengeras suara agar pembicaraan telepon dapat diikuti beramai-ramai, selanjutnya walkie-talkie, sebuah mikroskop. Bahkan kamera untuk televisi kabel juga ada di situ. "Dari mana kalian memperoleh alat-alat sebanyak ini?" tanya Ian. "Sebagian besar kami buat sendiri," jawab Pete. "Atau tepatnya, Jupe yang membuat. Dengan menggunakan berbagai suku cadang dan alat-alat rusak yang dijual sebagai barang rombengan ke pangkalan." "Kami memiliki bengkel di luar," kata Jupiter menambahkan. "Bengkel? Aku juga punya, di rumah!" "Kita tadi melewati bengkel kami sewaktu hendak masuk kemari, meski kau tidak bisa melihatnya karena masih gelap. Kau juga masuk ke situ ketika menyambar bekal makan siang Pete beberapa hari yang lalu!" "Tapi waktu itu aku tidak memperhatikan," kata Ian sambil tertawa. "Bisakah aku melihatnya sekarang? Sambil menunggu?" Bob menoleh ke arah mereka, sementara tangannya masih memegang gagang telepon. "Ndula baru saja kembali," katanya. "Sekarang sedang menuju ke kamar. Kutunggu saja sampai ia datang." "Sementara itu kami ke bengkel," kata Pete. Pete dan Jupe mengantar Ian ke bengkel dengan melalui Lorong Dua lagi. Sesampai di luar, matahari ternyata sudah nampak di sebelah
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
timur. Ian memandang berkeliling dengan sikap gelisah. "Amankah kita di sini?" "O ya," kata Jupiter menenangkan. "Dari luar, orang tidak bisa melihat kemari sebab pagar itu terlalu tinggi. Sedang dari dalam pekarangan juga tidak bisa, karena terlindung tumpukan barang-barang bekas yang ada di sekeliling bengkel ini. Tapi kita bisa melihat jika ada orang datang." Ian mengangguk dengan gembira, lalu mulai melihat-lihat segala perkakas yang terdapat di atas bangku kerja yang panjang dan yang ditaruh di pinggir tempat yang dijadikan bengkel itu. "Wah, bengkel ini benar-benar lengkap," kata Ian dengan kagum. Saat itu Bob muncul, lewat Lorong Dua. "Aku sudah bicara dengan Ndula!" katanya bersemangat. "Ia sekarang pergi menjemput MacKenzie, lalu langsung kemari." "Sayang juga sebenarnya," kata Ian. "Aku sebenarnya ingin seharian di sini, melihat-lihat markas kalian." Ia membungkuk, lalu meraih sesuatu yang terletak di rak yang terdapat di bawah bangku kerja. "Untuk apa ini?" Disodorkannya sebuah benda hitam, berbentuk seperti kotak korek api. "Itu?" kata Pete. "Itu... anu, itu... he, Jupe, benda apa itu?" Bob mengambil kotak kecil itu. "He, ini kan-" "Itu bukan kepunyaan kita!" seru Jupiter sambil menatap benda itu dengan mata melotot. "Itu alat penyadap pembicaraan!" "Apa?" tanya Ian. "Mikrofon, untuk mendengarkan pembicaraan orang dengan sembunyisembunyi!" kata Jupiter dengan cemas. "Ada orang menguping, Temanteman! Cepat, kita harus-" "Tenang-tenang saja, Anak-anak! Kalian tidak bisa kemana-mana lagi!" Suara yang tiba-tiba terdengar itu datang dari sebelah luar bengkelsuara yang sudah pernah mereka dengar. Penculik yang bertubuh gempal dan berambut keriting melangkah ke dalam bengkel, diikuti oleh temannya yang jangkung. Mereka menggenggam pistol, yang diarahkan kepada keempat remaja yang hanya bisa melongo.
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
Bab 15 MUSUH MENGHADAPI MASALAH ANEH "AKHIRNYA kita berhasil juga, Walt!" kata penculik yang jangkung. "Ya, kelihatannya memang begitu, Fred!" "Kurasa kita perlu berterima kasih pada ketiga remaja cerdik ini," kata Fred. "Sekali ini mereka menolong kita, sehingga kita tidak perlu repotrepot lagi." "Kita memang berterima kasih pada mereka, Fred." Walt mengatakannya sambil tertawa jelek. Kedua orang Nanda itu asyik sendiri dengan kelakar mereka, dan kelihatannya tidak merasa perlu terburu-buru. Mudah-mudahan saja MacKenzie dan Ndula segera datang, kata anak-anak dalam hati. "Kalian takkan bisa meloloskan diri!" tukas Bob. "Dan takkan mungkin kalian bisa memaksa Sir Roger untuk menuruti kemauan kalian!" sambung Pete dengan sengit. "Tapi kami pasti akan bisa meloloskan diri," kata Walt dengan gaya pasti. "Dan tentang Sir Roger, kita lihat saja nanti!" Penculik bertubuh gempal itu tersenyum, lalu memandang-mula-mula ke arah Ian, lalu menatap Jupiter. Temannya juga menatap kedua remaja itu silih berganti. Bob dan Pete tiba-tiba melihat mata Jupiter berkilatkilat. "Kau memang pintar, Jones," kata Walt, "tidak mengatakan siapa kau sebenarnya! Untung saja kami menyelinap kembali ke kota ini, setelah meninggalkan helikopter. Kami langsung menyadari kekeliruan kami, begitu membaca berita itu di surat kabar. Menurut perkiraan kami, Ian Carew pasti masih ada di sekitar sini. Jadi sementara polisi dan lainlainnya sibuk mencari-cari kami ke mana-mana, kami sendiri mengamatamati tempat ini." "Kami melihat MacKenzie dan Si Biadab Ndula itu," kata Fred menyambung sambil nyengir. "Ketika kalian bertiga menggabungkan diri dengan mereka, kami lantas tahu bahwa pada suatu saat kami pasti akan menjumpai tempat Ian bersembunyi, lewat kalian. Bagi kami gampang
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
saja untuk menyelinap di antara orang-orang yang datang berbelanja di pangkalan ini. Kalian begitu sibuk dengan usaha menemukan Ian, sehingga tidak sempat mengenali kami." "Kami melihat kalian!" kata Pete dengan sengit. "Di seberang jalan? Ya, ketika itu nyaris saja kami tertangkap tangan," kata Walt. "Tapi kami sempat cepat-cepat menghindar! Kemudian kami melihat kalian di dalam bengkel ini. Kami lantas menaruh mikrofon itu pada saat kalian sedang pergi." Kedua penculik itu berdiri membelakangi suatu tumpukan barang bekas yang letaknya dekat sekali dengan mereka. Bob melirik Jupiter sekilas. Barang-barang bekas itu memang sengaja ditumpukkan di situ sebagai jebakan yang bisa dirobohkan dengan gampang sehingga menimpa orang yang berdiri di depannya. Jupiter menggeleng dengan gerakan yang nyaris tidak kelihatan. Memang, risikonya terlalu besar, karena lawan memegang pistol. Tapi mata Jupiter masih nampak berkilat-kilat. Apakah yang hendak dilakukan olehnya? "Setiap polisi di California sudah disiagakan!" tukas Pete, untuk mengulur waktu. "Dan mereka pasti akan berhasil meringkus kalian," kata Bob menambahkan. "Tapi kami kan punya sandera," kata Walt dengan santai. "Takkan ada yang berani menyentuh kami," ejek Fred. "Nah, Ian, kita harus pergi sekarang," kata Walt. "Kami tidak ingin ada yang mengalami cedera," kata Fred mengingatkan. Ian maju selangkah. "Baiklah, aku ikut dengan kalian." Tahu-tahu Jupiter juga melangkah maju, dan berdiri di sisi Ian. "Baiklah, aku ikut dengan kalian," katanya. "Jangan membahayakan dirimu, Jupiter," kata Ian. "Jangan membahayakan dirimu, Jupiter," kata Jupiter menirukan, lalu menyambung, "mereka ini tidak bisa ditipu, Jupiter. Mereka tahu bahwa aku ini Ian."
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
Jupiter berbicara dengan logat Inggris yang agak aneh, persis seperti Ian! "Jupiter!" seru Ian. "Kita tidak boleh main-main dengan mereka ini. Mereka pasti tahu bahwa akulah Ian." Kedua penculik itu menatap Ian dan Jupiter dengan mata melotot marah. Mereka tidak tersenyum dan berkelakar lagi. Saat itu barulah mereka sadar bahwa mereka tidak tahu mana yang Ian, dan mana yang bukan! Dan saat itu barulah Bob memahami arti kilatan mata Jupiter. Rupanya anak itu merasa pasti bahwa kedua penculik itu tidak bisa membedakan mana Ian dan mana Jupiter. Kedua remaja yang bertampang sangat mirip itu mengenakan pakaian yang secorak, dan kiniberkat kehebatan Jupiter menirukan orang-juga serupa logat bicaranya! "Baiklah," kata Walt dengan nada mengancam, "cukup sampai di sini saja lelucon ini. Kuminta Ian Carew yang sebenarnya mengaku!" "Kalau tidak, bisa berbahaya bagi satu dari kalian berdua," kata Fred memperingatkan. "Sudahlah, Jupiter," kata Ian. "Aku harus ikut dengan mereka!" "Hentikan sajalah usahamu itu, Jupiter," kata Jupiter dengan suara yang persis suara Ian. "Kini mereka pasti sudah bisa memastikan bahwa akulah sebenarnya Ian. Kau terlalu memaksa hendak ikut dengan mereka!" Para penculik melotot ke arah kedua remaja itu. "Yang berkemeja kembang-kembang itu Ian," kata Fred memutuskan. "Dia benar, anak yang pertama terlalu memaksa untuk ikut! Dia hendak menyebabkan kita keliru lagi." "Tapi Ian yang asli memang begitu wataknya! Rela berkorban untuk menyelamatkan kawan," kata Walt. "Geledah saja mereka!" Dengan pistol di tangan, Fred menghampiri kedua remaja itu. "Periksa pakaian mereka," kata Walt. "Lihat tanda-tanda dari perusahaan pencuci pakaian!" Fred membalikkan kerah kemeja yang dipakai Jupiter. "Sekarang tidak ada keraguan lagi, Walt! Di sini tertera, Jones 1127!" Jupiter tenang-tenang saja.
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
"Pakaianku sendiri robek ketika melarikan diri dari kejaran kalian," katanya sambil mengangkat bahu. "Pakaian ini kutemukan di tempat ini. Coba kauperiksa kemejanya!" Fred menghampiri Ian, lalu melihat ke balik kerah yang dipakai anak itu. Ia mengumpat. "Juga Jones 1127! Sialan!" Ian mengangguk. "Betul, karena pakaianku sendiri robek, dan baju dan celana ini kutemukan di pangkalan sini. Aku tidak membawa apa-apa yang bisa dijadikan bukti bahwa aku ini Ian." "Kalau begitu sekarang ada dua Ian, Jupiter," kata Jupiter. "Kantungkantungku juga tidak ada apa-apanya, karena ini bukan pakaianku." Bob dan Pete melongo. Ya, tentu saja! Tadi malam Jupiter kan langsung tidur tanpa berganti pakaian. Jadi sebelum itu semua yang ada di kantungnya sudah dikeluarkan. "Tapi, Tuan-tuan," kata Jupiter lagi, masih dengan logat Inggris yang aneh, "di dalam kantung kemeja Jupiter ada sesuatu yang bisa dijadikan bukti bahwa ia sebenarnya Jupiter Jones!" Dengan cepat Fred merogoh kantung kemeja Ian. Dikeluarkannya mikrofon kecil yang tadi dipakai oleh kedua penculik itu untuk ikut mendengarkan pembicaraan di tempat itu. "Ini mikrofon kita!" kata Fred sambil menoleh ke arah kawannya. "Ini bengkel anak yang bernama Jones itu, jadi wajar jika ia yang kemudian mengantunginya!" "Goblok!" bentak Walt. "Kita tadi kan mendengar Ian Carew menemukannya, lalu semuanya silih berganti menelitinya. Siapa yang bisa tahu siapa yang kemudian menyimpannya? Dan jangan kauterima saja bahwa dalam kantung mereka tidak ada apa-apa. Periksa sendiri!" Merah muka Fred karena didamprat seperti itu. Dengan marah ia berbalik, dan membentur Jupiter yang berdiri dekat sekali di belakangnya. Jupiter terpaksa berpegang pada jas penculik itu agar jangan terjungkal. Sambil mengumpat, Fred membebaskan diri. "Lepaskan!" bentaknya. "Dan tetap berdiri di situ!"
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
Penculik bertubuh jangkung itu menggeledah Jupiter dengan teliti, lalu berpaling dan memeriksa Ian. "Percuma saja, Walt, kedua-duanya tidak mengantungi apa-apa." Jupiter nyengir saja. Dan tiba-tiba Ian juga ikutikutan nyengir. "Kita akhiri saja lelucon yang tidak lucu ini," kata Walt dengan geram. "Anggota tentara yang menjadi supir ayah Ian Carew, siapa namanya, dan apa pangkatnya? Satu di antara kalian berdua kini bisa membuktikan bahwa dialah yang sebenarnya Ian, lalu Jones tidak akan kami apaapakan." Bob dan Pete terkejut. Tidak mungkin Jupiter bisa menjawab pertanyaan itu! "Baiklah," kata Ian. "Aku tidak tahu. Aku Jupiter Jones." Wajah Pete dan Bob tetap seperti biasa, tapi dalam hati mereka bersorak. Ternyata Ian menangkap siasat yang sedang dijalankan oleh Jupiter! "Baiklah, aku mengaku," kata Jupiter. "Akulah Jupiter Jones." Kedua penculik itu terbelalak. Mereka marah sekali! Walt berpaling pada Bob dan Pete. "Barangkali kalian berdua cukup berakal sehat, dan tidak ikut-ikutan membahayakan keselamatan teman kalian. Katakan, yang mana Jupiter Jones." "Dia!" kata Pete sambil menuding Ian. "Dia!" Bob menunjuk ke arah Jupiter. Walt mengangguk lambat-lambat. "Baiklah," katanya, "kalau begitu tinggal satu yang bisa kami lakukan." Dihampirinya kedua remaja di depannya, yang kelihatannya seperti anak kembar. Bab 16 TINDAKAN BERBAHAYA SETELAH menjemput Gordon MacKenzie di Red Lion Ranch, Adam Ndula mengemudikan mobil Cadillac ke pangkalan Jones. Sesampai di sana mereka lantas bergegas masuk. Tapi tidak ada anak-anak yang muncul menyongsong mereka. Kedua orang Nanda itu memandang
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
berkeliling pekarangan yang lengang dan sunyi pada saat yang masih pagi itu. "Ian!" seru MacKenzie memanggil. "Jupiter?" "Kata Bob tadi, Ian mereka bawa ke dalam markas mereka yang tersembunyi letaknya," kata Ndula, lalu memanggil dengan suara lantang, "Jupiter Jones!" "Ian! Jupiter!" "Astaga, berisiknya!" Bibi Mathilda muncul dari balik bangunan yang merupakan kantor perusahaan. "Berteriak-teriak, seperti anjing ajak melolong-lolong! Tahu tidak, baru pukul berapa sekarang?" "Maaf, Ma 'am, " kata MacKenzie buru-buru, "tapi kami mencari anakanak. Mana Jupiter?" "Ah, kalian berdua rupanya! Orang dewasa, tapi bertingkah laku seperti anak kecil. Huh!" "Anda tahu di mana keponakan Anda itu?" tanya Ndula. "Tidak!" bentak Bibi Mathilda. "Ia tadi pagi-pagi sekali menyelinap pergi bersama teman-temannya, entah ke mana!" "Tapi mereka tadi meminta kami agar menjumpai kami di sini," kata Ndula lagi. "Kalau begitu kemungkinannya mereka ada di sekitar sini. Coba cari saja di bengkel mereka! Lurus saja ke kiri menuju tumpukan rombengan yang tinggi itu, lalu ikuti-" "Terima kasih," kata MacKenzie memotong, "kami sudah pernah ke situ." Kedua warga Nanda itu bergegas menuju ke bengkel Trio Detektif. Tapi mereka tidak menemukan siapa-siapa di sana. "Mereka tidak di sini!" kata MacKenzie dengan heran. "Bunyi apa itu?" kata Ndula sambil mendengarkan baik-baik. Kedua orang itu mendengar bunyi berat seperti logam digebuk-gebuk. Datangnya dari salah satu tempat, tidak jauh dari situ. Bunyi itu diiringi suara samar, yang kedengarannya seperti orang mendengus-dengus. "Dari sebelah sana!" kata Ndula. "Pipa besar itu!" Kedua orang Nanda itu lari menghampiri lubang pipa itu lalu melongok ke dalam. Ternyata di situ ada Pete dan Bob! Kedua anak itu meringkuk di dalam pipa dalam keadaan terikat sementara mulut mereka disumbat.
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
Dengan cepat mereka dikeluarkan oleh Ndula dan MacKenzie, lalu dibebaskan dari ikatan. "Para penculik itu!" seru Pete panik. "Mereka diculik!" sambung Bob dengan gugup. "Mereka?" kata MacKenzie mengulangi dengan nada heran. "Maksud kalian, Ian dan Jupiter? Mereka yang diculik? Kapan?" "Belum sampai lima menit yang lalu." Pete mengerang. "Kedua penculik itu tidak berhasil mengetahui mana yang Ian dan mana yang Jupiter-lalu kedua-duanya mereka bawa!" "Ke mana?" tanya Ndula. "Kami tidak tahu!" "Naik mobil apa? Kalian sempat melihat nomornya?" "Kami bahkan sama sekali tidak melihat kendaraan yang mereka pakai!" "Tidak mungkin mereka sudah terlalu jauh dari sini," kata MacKenzie. "Polisi pasti-" "Peter!" Ndula menatapnya dengan heran. "Itu, bajumu-kelihatannya seperti terbakar. Ada sinar merah berkedip-kedip di dalam kantungmu!" "Alat isyarat kita, Dua!" seru Bob. "Pasti itu Jupe! Cepat hidupkan, dan lihat arah yang ditunjuk jarumnya!" Pete buru-buru mengeluarkan alat berukuran kecil itu dari kantung kemejanya. Lampu isyaratnya berkedip-kedip. Begitu Pete menghidupkannya, langsung terdengar bunyi nyaring terputus-putus, dan jarum yang terpasang pada piringan arah mata angin menunjuk ke pusat kota Rocky Beach. "Bunyinya sangat nyaring!" seru Pete bersemangat. "Itu berarti mereka belum jauh!" "Dan mereka menuju ke dalam kota," kata Bob. "Cepat, Mac! Kita kejar mereka! Mungkin belum terlambat!" Pete, Bob, dan kedua orang Nanda itu lari ke luar dan menuju mobil Cadillac. Setiba di situ Pete membungkuk, memperhatikan alat isyaratnya. Bunyi yang keluar dari alat itu terdengar jelas dan nyaring. "Ke arah sana!" Pete menuding lurus ke arah kota. Dengan cepat Cadillac itu melesat pergi, dikemudikan oleh Ndula. MacKenzie memandang alat yang dipegang Pete. "Instrumen apa itu? Bagaimana cara kerjanya?"
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
"Ini alat penunjuk arah dan sekaligus pemberi tanda bahaya," kata Bob menjelaskan. Bunyi terputus-putus yang keluar dari alat itu bertambah nyaring. "Bisa mengirimkan isyarat, dan juga menerima. Sekarang alat ini menerima isyarat yang dipancarkan alat yang ada pada Jupiter. Karena itulah terdengar bunyi ini. Semakin dekat kita dengan alat yang memancarkan isyarat, bunyinya akan bertambah nyaring dan cepat uruturutannya. Dan jarum pada pelat ini menunjukkan dari arah mana isyarat datang. Alat ini juga bekerja sebagai pemberi tanda darurat. Lampu merah mulai menyala berkedip-kedip, begitu diberi komando dengan suara. Alat ini menyala karena Jupe menyebutkan kata-" "Jangan kausebutkan!" teriak Pete cepat-cepat. "Nanti alat yang ada pada Jupe menyala!" Bob terkejut. "Aduh, untung kau sempat mengingatkan," katanya dengan gugup. "Jadi Jupe tadi sempat menyebutkan kata t-o-1-o-n-g dekat alatnya, dan itu menyalakan alat ini." "Belok ke kanan, Adam!" seru Pete dengan tiba-tiba. "Bunyi isyaratnya semakin nyaring. Kurasa penculik itu kini berhenti di salah satu tempat!" Kening MacKenzie berkerut. "Masing-masing alat sekaligus merupakan pemancar dan penerima, Bob? Dan Jupiter mengaktifkan alat yang dibawanya, jadi yang sekarang ada dalam kendaraan para penculik? Apa yang akan terjadi jika kita secara tidak sengaja menyebabkan alatnya menyala?" "Aku yakin ia tidak menghidupkannya," kata Bob menjelaskan, "jadi takkan ada bunyi yang keluar. Dan mungkin alat itu disembunyikannya dalam kantung celana, sehingga kalau menyala lampunya takkan terlihat oleh para penculik." "Mudah-mudahan saja begitu," kata MacKenzie, "karena tindakannya itu sangat berbahaya. Jika para penculik sampai tahu bahwa ia dengan diam-diam memberi isyarat, mereka akan langsung tahu bahwa dialah Jupiter!" Bob langsung pucat. "Cepat, Adam!" ***
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
Mobil Lincoln sewaan berwarna biru yang dipakai oleh para penculik membelok masuk ke suatu tempat penjualan bensin. Sementara Fred mengisi bensin, Walt menjaga Ian dan Jupiter yang duduk di jok belakang. Tidak ada orang menghampiri mobil berpenampilan anggun itu. "Akan lebih enak bagi kalian berdua, jika kalian mau mengatakan siapa yang sebenarnya Ian Carew," kata Walt. "Pasti akan datang pertolongan bagi kami," kata Jupiter. "Itu sudah pasti!" "Betul," kata Ian menimpali, "teman-teman kami pasti akan mengerahkan bantuan." "Tapi mungkin nanti sudah terlambat," sergah Walt. "Jika yang satu dari kalian yang bukan Ian sekarang ini juga turun dari mobil, ia takkan kami apa-apakan. Tapi jika kami sampai terpaksa harus membuktikan sendiri nanti-yah, ada risiko bahwa ia harus kami singkirkan!" "Aku tidak percaya," kata Ian. "Aku juga tidak," kata Jupiter. "Lagi pula, bantuan pasti datang untuk menyelamatkan kami." "Jangan tolol, Jones," kata Walt. Ditatapnya kedua remaja itu silih berganti. "Ini bukan urusanmu! Jika kau cemas memikirkan keselamatan Ian, ketahuilah bahwa ia takkan kami apa-apakan. Kami memerlukannya untuk urusan yang sangat penting. Kami memerlukannya dalam keadaan selamat." "Sampai aku tidak kalian perlukan lagi," kata Jupiter, berlagak bahwa dialah Ian. "Ya, bisa kubayangkan apa nasibku nanti jika tidak lagi kalian perlukan," kata Ian. "Jika kami sampai terpaksa membawa kalian berdua," sergah Walt lagi, "aku tidak berani menanggung nasib apa yang akan menimpa anak yang bernama Jones!" Tampang Ian dan Jupiter langsung pucat mendengar ancaman tidak langsung itu. Tapi keduanya sama-sama membisu. "Oke, Walt," sela Fred, yang sementara itu sudah selesai mengisi bensin, "mereka sudah cukup kita beri kesempatan. Sekarang, kita
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
pecahkan masalah ini dengan cara kita! Mereka berdua ini tidak secerdik sangkaan mereka sendiri!" *** Ndula mengemudikan Cadillac secepat yang masih dimungkinkan, menelusuri jalan-jalan di dalam kota. Pete duduk di sampingnya, sambil terus memperhatikan gerak jarum penunjuk arah. Bob dan MacKenzie yang duduk di belakang, mencondongkan tubuh ke depan dengan sikap tegang untuk ikut memperhatikan. Tahu-tahu bunyi yang keluar dari alat isyarat menjadi lemah dan tidak secepat tadi urut-urutannya. "Belok ke kanan!" seru Pete, ketika dilihatnya jarum pada piringan mata angin berputar dengan cepat, menunjuk ke arah pantai. Ndula membelokkan mobil memasuki jalan berikut yang menuju ke kanan. Yang dimasukinya itu jalan raya yang lebar dan menuju ke pelabuhan. Banyak mobil hilir mudik di situ, dikendarai orang-orang yang hendak pergi bekerja. Sementara itu bunyi yang keluar dari alat isyarat semakin bertambah pelan dan lemah kedengarannya! "Mereka mengarah ke selatan lagi!" seru Pete. "Pete!" kata Bob dengan tegang. "Mestinya mereka memasuki jalan bebas hambatan! Lihatlah, panahnya menunjukkan arah tenggara. Ke arah Los Angeles!" "Wah, wah-kelihatannya kau benar, Bob!" keluh Pete. "Masih berapa jauhnya jalan itu dari sini?" tanya MacKenzie. "Paling kurang satu mil lagi," kata Bob. "Aku tidak bisa terlalu cepat di tengah lalu lintas sesibuk ini," kata Ndula sambil menggeleng-geleng. "Dijalan bebas hambatan, mereka bisa mengebut dengan kecepatan empat kali lipat daripada kita sekarang," ujar MacKenzie dengan lesu. "Sampai seberapa jauhkah jarak yang masih bisa dijangkau alat kalian itu?" "Cuma sekitar tiga mil," jawab Bob. Sementara Cadillac besar itu hanya bisa bergerak dengan lambat dijalan yang ramai itu, mereka berempat hanya bisa melihat saja tanpa daya bahwa gerakan jarum bertambah lemah dan bunyi isyarat pelan-pelan
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
menghilang. Akhirnya jarum menunjuk lurus ke atas, bunyi isyarat lenyap, dan lampu yang berkedip-kedip padam. "Mereka lenyap, Anak-anak," kata MacKenzie. "Kita tidak bisa mengejar mereka lagi, dan kita juga tidak tahu bagaimana rupanya kendaraan yang mereka naiki. Kurasa lebih baik kita melapor ke polisi saja sekarang!" *** Ian dan Jupiter meringkuk berdempetan di jok belakang mobil Lincoln yang dipakai para penculik. Walt duduk di sudut seberang mereka, dengan pistol di pangkuannya. Matanya terpejam. "Sebaiknya kita mengaku saja, Jupiter," bisik Ian di telinga Jupiter. "Kau pasti akan mereka lepaskan." "Jangan," balas Jupiter dengan berbisik pula. "Aku takkan mungkin mereka lepaskan. Aku tetap aman selama mereka tidak bisa membedabedakan kita berdua. Untuk sementara ini mereka takkan berani membahayakan keselamatan Ian Carew. Tapi Jupiter Jones tidak mereka perlukan, ditambah lagi aku sementara ini sudah tahu terlalu banyak tentang mereka!" Salah satu mata Walt terbuka. "Tutup mulut!" bentaknya. "Tadi kalian sudah cukup lama kami beri kesempatan untuk bicara. Tidak lama lagi kami akan menyingkirkan salah satu dari kalian!" Laki-laki itu tertawa seram, lalu memejamkan matanya kembali, sementara mobil Lincoln yang dikemudikan Fred melaju pada pagi hari yang cerah itu dengan tujuan yang tidak diketahui oleh Ian dan Jupiter. Bab 17 PETE MELANCARKAN TUDUHAN PETE, Bob, dan kedua orang Nanda itu duduk menunggu di bangku panjang di kantor pusat dinas kepolisian Rocky Beach. Paman Titus dan Bibi Mathilda juga hadir di situ. Bibi Mathilda yang galak itu sekali ini bersikap tenang, setelah Bob dan Pete selesai menuturkan apa yang terjadi dengan Jupe dan Ian.
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
"Keselamatan Ian Carew penting sekali artinya bagi negeri Anda, Mr. Ndula?" tanyanya. "Bagi kemerdekaan dan masa depannya?" "Betul, Mrs. Jones," jawab Ndula. "Sangat penting! Ayahnya adalah harapan utama kami demi tercapainya kemerdekaan tanpa pecah perang saudara, dan demi demokrasi yang sejati serta masa depan yang damai. Komplotan penculik itu berniat memperalat Ian sebagai sandera untuk memaksa Sir Roger agar mau mengikuti kemauan mereka. Karena itu kami harus berhasil menyelamatkan Ian." "Dan ketika Jupiter diculik, ia beserta teman-temannya sedang membantu kalian menemukan Ian?" "Betul, Mrs. Jones," kata MacKenzie. "Kalau begitu anak-anak sudah bertindak seperti seharusnya," kata Bibi Mathilda. "Aku merasa senang bahwa mereka telah berusaha membantu kalian. Sekarang kita harus menyelamatkan kedua anak itu." Saat itu Chief Reynolds datang menghampiri. Wajahnya nampak tegang. "Saya telah memberi kabar kepada polisi Los Angeles," katanya, "tapi aku tidak tahu apa yang bisa mereka lakukan. Kita tidak tahu mobil apa yang dipakai komplotan penculik itu, begitu pula nomornya. Jadi Los Angeles paling-paling hanya bisa meneruskan keterangan tentang ciriciri kedua penculik pada satuan-satuan mobil patroli mereka, dan-" "Itu lagi?" kata Bibi Mathilda sambil mendengus. "Rasanya itu sudah pernah Anda lakukan, tapi tanpa sedikit pun mendatangkan hasil. Para penculik itu tetap saja bisa menyusup kembali kemari!" "Penculik biasanya tidak kembali ke tempat yang sama, Mrs. Jones. Tidak ada sesuatu yang bisa kami jadikan pegangan waktu itu untuk mengetahui bahwa itu akan terjadi." "O ya, alasan untuk itu ada!" bentak Bibi Mathilda. "Jupiter kan sudah mengatakan pada Anda, mereka bukan penculik biasa! Itu mestinya Anda perhitungkan!" "Saya rasa Anda benar, Mrs. Jones," kata Chief Reynolds mengaku. "Tapi pokoknya, kepolisian Los Angeles tadi mengatakan bahwa semua petugas mereka akan dikerahkan untuk mencari para penculik dan kedua
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
remaja itu. Tapi mereka takkan bisa langsung bertindak jika nanti melihat mereka." "Kenapa begitu, Chief?" tanya Paman Titus. "Karena Jupiter dan Ian ada di tangan mereka, Mr. Jones, dan kedua penculik itu bersenjata. Dari keterangan Mr. MacKenzie dan Mr. Ndula kami menarik kesimpulan bahwa kedua orang itu tidak bisa digolongkan sebagai penjahat biasa, tapi boleh dipandang sebagai prajurit yang bersedia mengorbankan nyawa demi tercapainya tujuan mereka," kata kepala polisi Rocky Beach itu menerangkan. "Tidak, satu-satunya yang bisa memberikan harapan keberhasilan adalah membuntuti mereka, lalu kemudian baru melakukan sergapan pada saat mereka sedang lengah." "Tapi keselamatan kedua anak itu kan sangat terancam saat ini!" seru Paman Titus. "Tidak," kata MacKenzie. "Menurut saya, keadaan mereka untuk sementara tidak terlalu berbahaya, Mr. Jones. Para penculik takkan berani berbuat apa-apa terhadap Ian, karena nanti tidak bisa digunakan sebagai alat untuk menekan Sir Roger. Dan saya rasa Jupiter juga takkan mereka apa-apakan. Ini suatu aksi politik, bukan kasus penculikan untuk mendapat uang tebusan, dan mereka takkan melakukan tindakan yang akan menimbulkan kemarahan pemerintah Amerika Serikat. Tapi tentu saja apabila mereka sudah sampai di Nanda, keadaannya akan menjadi lain." "Kalau begitu kita harus berusaha mencegah agar mereka jangan sampai bisa pulang ke Nanda," kata Chief Reynolds. "Coba kita bisa tahu apa sebabnya mereka sekali ini menuju ke Los Angeles, dan bukannya ke arah utara seperti waktu itu." "Mereka pasti sudah punya rencana tertentu untuk meloloskan diri," kata Ndula. "Dengan membawa Ian!" kata Bob dengan tiba-tiba. "Tapi sampai sekarang mereka belum tahu mana yang Ian dan mana Jupiter! Itu merupakan masalah yang tidak termasuk perhitungan dalam rencana mereka, dan bisa saja menyebabkan mereka terpaksa mengubah rencana!" Bob berpaling ke arah Ndula dan MacKenzie. "Adakah
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
kemungkinan mereka akan dapat mengenali Ian, jika sudah berada di Los Angeles?" "Sepanjang pengetahuanku tidak ada, Bob," kata MacKenzie. "Kalau di Nanda, ada kemungkinan itu," kata Ndula, "tapi di Los Angeles, tidak." "Tidak adakah seseorang di Misi Perdagangan Nanda yang mengenal Ian?" tanya Pete sambil berpikir. "Maksudku, barangkali saja seseorang yang kenal dengan keluarga Sir Roger?" MacKenzie dan Ndula terkejut lalu berpandang-pandangan, seolah-olah selama itu mereka tidak berpikir ke arah itu. "Bagaimana dengan John Kearney?" kata Ndula. "Dia kenalan lama Sir Roger," kata MacKenzie. "Tidak mungkin Ian dan Jupiter bisa mengelabuinya. Tapi-" "Siapa Kearney itu?" tanya Chief Reynolds. "Kepala misi perdagangan negeri kami di Los Angeles," jawab MacKenzie. "Tapi John Kearney takkan mungkin mau membantu orang-orang radikal itu!" "Itu mungkin saja," kata Chief Reynolds, "tapi Bob tadi benar. Para penculik saat ini menghadapi masalah yang tidak mereka perhitungkan semula, dan itu harus mereka selesaikan sebelum bisa melanjutkan rencana mereka semula. Jika mereka tahu bahwa Kearney bisa mengatakan mana Ian yang sebenarnya, ada kemungkinan bahwa mereka akan menipu atau menjebaknya untuk mengatakan mana di antara kedua anak itu yang sebenarnya Ian Carew. Jadi Kearney itu harus segera kita beri tahu!" "Kalau begitu saya telepon saja dia sekarang ini juga," kata MacKenzie. "Entah dengan cara bagaimana, komplotan penculik kelihatannya bisa mengetahui segala sesuatu yang terjadi di misi perdagangan. Mungkin kita bisa menjebak mereka, jika mereka tidak menduga bahwa pihak kepolisian tahu tentang Kearney." "Pakai saja telepon saya," kata Chief Reynolds.
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
Semua menunggu dengan tidak sabar sementara MacKenzie pergi menelepon. Bibi Mathilda berjalan mondar-mandir. "Apa yang akan terjadi menurut perkiraan Anda jika mereka tidak berhasil mengetahui yang mana Ian di antara kedua anak itu?" tanyanya dengan gelisah pada Ndula. "Saya khawatir mereka akan berusaha membawa keduanya ke Nanda," kata Ndula. "Ke Afrika?" seru Bibi Mathilda. Kecemasannya semakin memuncak. "Kearney tidak ada di kantor misi," kata MacKenzie setelah datang lagi. "Sedang keluar, katanya untuk menghadiri serangkaian pertemuan dan pameran tentang kesenian dan kerajinan rakyat di beberapa tempat di sekitar Hollywood. Orang yang berbicara dengan saya di kantornya tidak begitu tahu di mana saja tepatnya segala acara itu diadakan. Saya sendiri tidak mengatakan apa-apa tentang maksud saya menelepon ke sana. Saya rasa sebaiknya kita dengan segera saja pergi ke Los Angeles." "Setuju!" kata Ndula bersemangat. "Jika para penculik itu memang berniat mendatangi Kearney dan hal itu belum dilakukan, maka itu berarti bahwa mereka masih harus datang ke kantor misi perdagangan kita. Mungkin kita bisa menyergap mereka di sana!" "Kepolisian Los Angeles akan saya beritahu agar mengamat-amati kantor itu, karena siapa tahu orang kalian itu sudah kembali sebelum kita sampai di sana," kata Chief Reynolds. "Dengan begitu ia akan bisa diberi tahu oleh mereka agar waspada. Dan kalau para penculik benar-benar muncul di sana, sudah ada polisi yang mengamat-amati." *** Ian dan Jupiter duduk dalam sebuah kamar sempit yang sama sekali tidak ada jendelanya. Sudah beberapa jam mereka berada dalam ruangan gelap gulita itu sejak disuruh turun dari mobil Lincoln yang besar lalu didorong masuk ke sebuah rumah. Rumah itu tidak besar, dan terletak di tengah-tengah kerimbunan tumbuh-tumbuhan di atas sebuah bukit. Mereka tidak bisa melihat apa-apa, meski mata mereka sementara itu sudah terbiasa dengan kegelapan ruangan.
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
"Di mana kita sekarang, Jupiter?" tanya Ian. "Di salah satu tempat di daerah perbukitan sekitar Hollywood," kata Jupiter, "dalam gudang rumah seseorang." Ia tadi sempat secara sekilas memperhatikan ruangan yang mereka masuki sebelum para penculik menutup pintu. Ia dan Ian berada dalam keadaan terikat erat, sehingga tidak bisa bergerak dengan leluasa untuk mencari jalan untuk melarikan diri. Tapi Jupiter yakin bahwa mereka takkan bisa meloloskan diri dari ruangan itu. "Menurut perkiraanmu, apa yang hendak mereka lakukan dengan kita?" tanya Ian lagi. "Mereka pasti sudah punya rencana untuk menyelundupkan dirimu dari sini dan langsung ke Nanda," jawab Jupiter. "Tapi aku tidak tahu kenapa kita menunggu di tempat ini. Kecuali jika-" "Kecuali jika apa, Jupiter?" desak Ian. "Jika mereka menunggu seseorang yang bisa mengenalimu secara pasti," kata Jupiter lirih. "Ya, dugaanku juga begitu," kata Ian, "dan setelah itu mereka tidak perlu lagi membawa-bawa kita berdua. Aku ingin tahu apa yang akan mereka lakukan dengan dirimu nanti." "Ya, itu juga menjadi pertanyaan bagiku," kata Jupiter dengan lesu. *** Hari bertambah siang. Chief Reynolds membelokkan mobil dinasnya ke pelataran parkir sebuah gedung perkantoran di Wilshire Boulevard. Ndula memarkir mobil Cadillac hitam yang besar di sebelahnya. Seorang petugas kepolisian kota Los Angeles bergegas menghampiri Chief Reynolds. "Mr. Kearney belum kembali, Chief," kata polisi itu. "Dan tidak ada oknum-oknum mencurigakan datang ke kantor misi perdagangan itu. Kami sudah menempatkan seseorang untuk mengamati-amati tempat itu." "Para penculik itu tidak ada di sekitar sini, Chief," kata Pete menyela, sambil memperhatikan alat isyarat yang dibawa olehnya. "Alat ini tidak bereaksi."
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
"Mungkin sementara ini orang-orang di misi sudah mendapat kabar dari Kearney," kata Ndula. "Kita periksa saja ke atas," kata MacKenzie, lalu berpaling kepada Chief Reynolds, "tapi Anda sebaiknya di sini saja. Jangan sampai mereka tahu bahwa polisi mengamat-amati." Kedua warga Nanda itu mengajak Pete dan Bob masuk ke gedung lalu naik lift menuju ruang kantor Misi Perdagangan Nanda yang terletak di lantai tiga. Pegawai penerima tamu di situ menggeleng ketika ditanyai oleh Ndula dan MacKenzie. Mr. Kearney tidak menelepon ke kantor. "Hari ini ia memang tidak ke kantor, karena harus menghadiri beberapa acara pertemuan mengenai kesenian rakyat," kata wanita itu. "Ia pergi bersama Miss Lessing. Tapi Miss Lessing mengatakan bahwa ia sendiri takkan pergi sepanjang hari. Jika kembalinya itu lekas, mungkin ia akan bisa mengatakan di mana Mr. Kearney saat ini berada. Saya juga menunggu-nunggu kedatangannya. Kedatangan Miss Lessing, maksud saya. Sepagi ini sudah beberapa kali ada telepon untuk dia dan untuk Mr. Kearney, sampai saya pusing dibuatnya." Wanita itu tampaknya seperti hendak menumpahkan segala unekuneknya, tapi tepat pada saat itu pesawat telepon di mejanya berdering. Ketika ia berpaling untuk menjawab, MacKenzie beserta yang lain-lain buru-buru lari keluar. "Itu dia sumber kebocoran di misi perdagangan ini!" kata Pete. "Aku berani bertaruh bahwa kita bisa mengorek keterangan tentang apa saja jika kita cukup lama berada di dekatnya!" "Ya, mungkin juga," kata MacKenzie sambil tertawa. "Wanita itu kelihatannya memang suka mengoceh. Tapi ia tidak bisa mengatakan satu-satunya yang ingin kita ketahui, yaitu di mana Kearney sekarang berada." "Dan itu berarti bahwa para penculik pun takkan bisa mengetahui hal itu dari dia," kata Ndula. "Apa yang kita lakukan sekarang?" tanya Bob, sementara mereka turun lagi dengan lift.
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
"Kita menunggu kalau-kalau ada yang muncul nanti, baik itu para penculik, Miss Lessing, atau Mr. Kearney," jawab MacKenzie. "Selain itu, aku juga tidak tahu apa yang bisa kita lakukan." Bersama beberapa orang polisi, selama beberapa jam mereka kemudian menunggu-nunggu di pelataran parkir yang panas itu. Mata terus memperhatikan alat isyarat yang ada di tangan Pete. Tapi lampu isyaratnya tetap padam. "Ini benar-benar menyiksa namanya!" keluh Pete yang makin lama makin gelisah. "Siapa tahu, mungkin sementara itu sudah terjadi sesuatu yang tidak enak dengan Ian dan Jupiter. Jangan-jangan para penculik itu menemukan orang lain yang bisa mengenali Ian!" "Itu memang tidak bisa kita ketahui," kata Ndula dengan suram. "Tapi satu-satunya tempat yang kami ketahui mungkin akan dihubungi para penculik adalah misi perdagangan ini. Jadi kita terpaksa menunggu di sini." Akhirnya, sekitar pukul tiga siang, polisi berpakaian preman yang berada di atas untuk mengamat-amati kantor misi perdagangan menghubungi Chief Reynolds lewat walkie-talkienya. "Seorang wanita berambut coklat tua baru saja masuk dengan sikap seperti dia memang orang kantor itu. Mungkin dia termasuk orang yang Anda tunggu-tunggu?" "Miss Lessing!" seru MacKenzie. "Mungkin dia yang datang! Semua naik ke atas lagi!" Wanita yang bertugas di meja penerimaan tamu tersenyum menyongsong kemunculan Pete, Bob, MacKenzie dan Ndula untuk kedua kalinya di situ. "Nah, kalian muncul lagi! Masih belum ada kabar dari Mr. Kearney, tapi Miss Lessing sudah kembali. Anda ingin bicara dengan dia? Ia ada di kamar Mr. Kearney." Ketika mereka sampai di depan kamar kerja Mr. Kearney yang terletak di pojok, tiba-tiba Pete berhenti dan memasang telinga. "Ada apa, Dua?" tanya Bob.
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
"Aku rasanya seperti mendengar orang bercakap-cakap di dalam. Mungkin Miss Lessing sedang ada tamu." Ndula ikut mendengarkan. "Aku tidak mendengar apa-apa, Pete." "Memang, aku juga tidak mendengar apa-apa lagi sekarang," kata Pete. "Mungkin aku tadi salah dengar." Mereka mengetuk pintu, lalu masuk ke dalam. Mereka menjumpai Miss Lessing sedang berdiri di samping meja Mr. Kearney sambil meneliti beberapa lembar surat. Wanita bertubuh jangkung dan berambut coklat tua itu mengenakan blus hijau dan celana panjang kelabu yang dipakainya sewaktu mendatangi MacKenzie dan Ndula di hotel mereka di Rocky Beach. Matanya langsung bersinar melihat kedua orang itu masuk. "Kalian sudah menemukan Ian?" "Sudah," kata MacKenzie dengan getir, "tapi kemudian dia hilang lagi." "Hilang?" Dengan gerakan lambat Miss Lessing mengambil sebuah anting-anting yang terletak di meja lalu memasangnya ke telinga. "Anda tadi sejak pagi terus bersama Mr. Kearney, Miss Lessing?" tanya Ndula. Wanita itu mengangguk. "Ada yang bertanya padanya tentang Ian?" "Tidak," kata Miss Lessing sambil menggeleng. "Tidak ada. Kenapa?" "Ian saat ini ada di tangan para penculik," kata MacKenzie menjelaskan, "dan kami menduga bahwa mereka sekarang berada di Los Angeles sini untuk menemui Mr. Kearney, karena ingin..." "Ya, tentu saja!" seru Miss Lessing. "Mr. Kearney kan kenal baik dengan Ian, jadi ia pasti bisa mengatakan mana Ian yang sebenarnya! Kedua anak itu takkan bisa mengelabuinya. Anda perlu dengan segera menghubungi dia!" "Di mana dia sekarang?" tanya MacKenzie. Miss Lessing melirik arlojinya. "Sekarang mungkin ia ada di kantor Serikat Importir Barang Kerajinan, atau di Gedung Kesenian Afrika. Perjanjiannya untuk hari ini tinggal
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
yang dua itu, dan kedua-duanya harus sudah didatanginya sebelum pukul lima." "Jadi kita punya waktu satu setengah jam untuk mendatangi kedua tempat itu," kata Ndula setelah menghitung sebentar. "Sebaiknya kita memencar saja." "Ayo, cepatlah," desak Bob. Setelah mendapat alamat kedua tempat itu dari Miss Lessing, mereka berempat bergegas keluar dan menuju ke lift. Sesaat sebelum pintu lift tertutup lagi, tiba-tiba Pete berseru. "Mac, Adam, Bob! Ia tadi berbohong! Ia sengaja menyesatkan kita!" Bab 18 LAWAN YANG TAK DISANGKA SANGKA "APA maksudmu, Pete?" seru Bob. "Apa alasanmu untuk mengatakan begitu?" tukas Ndula. "Kau pasti keliru, Pete," kata MacKenzie. "Aku sudah bertahun-tahun bekerja sama dengan Anna Lessing!" "Tidak, aku tidak keliru," ujar Pete berkeras. "Ia tadi mengatakan, Mr. Kearney pasti bisa mengatakan mana Ian yang sebenarnya. Katanya, kedua anak itu takkan bisa mengelabuinya!" MacKenzie kelihatan bingung. "Tapi itu semua kan benar," katanya. "Kami kan juga berpendapat begitu." "Betul," kata Pete, "tapi kita tadi sama sekali tidak mengatakan apa-apa padanya tentang masalah mengenali Ian yang sejati! Kita sama sekali tidak mengatakan bahwa para penculik menyekap dua orang anak!" Dipandangnya MacKenzie, Ndula, dan Bob berganti-ganti. "Jadi dari mana ia tahu bahwa para penculik itu sedang bingung dan memerlukan seseorang yang bisa mengenali Ian dengan pasti?" Semuanya terdiam, sementara lift bergerak terus membawa mereka ke lantai dasar. Sesampai di situ semuanya keluar. Akhirnya Ndula membuka mulut.
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
"Kata Pete itu benar," katanya. "Kita tadi hanya mengatakan bahwa Ian ada di tangan para penculik, dan mereka saat ini mungkin ada di Los Angeles. Dan sewaktu menelepon kantor misi di atas, baik Gordon maupun Chief Reynolds sama sekali tidak mengatakan apa-apa tentang dua orang anak itu." MacKenzie mengangguk. "Kecuali di Rocky Beach, hanya polisi Los Angeles saja yang tahu bahwa ada dua orang remaja yang jadi korban dalam kasus penculikan ini. Dan mereka tidak pernah berbicara dengan siapa pun juga di misi perdagangan di atas." "Polisi dan para penculik saja yang tahu bahwa ada dua anak yang bertampang serupa," kata Pete. "Itu berarti bahwa Miss Lessing mestinya berjumpa dengan kedua penculik itu di sini, pada hari ini!" "Tapi sejak pagi ia kan sibuk mengikuti berbagai acara, bersama Mr. Kearney," kata Ndula membantah. "Itu kata dia," jawab Pete. "Itu bisa kita tanyakan nanti kepada Mr. Kearney," kata MacKenzie. "Aku tidak percaya bahwa Miss Lessing akan berdusta." "Tunggu!" seru Bob. "Pete tadi merasa seperti mendengar orang berbicara di dalam kantor Mr. Kearney, sebelum kita masuk ke situ. Kita menyangka Pete salah dengar, karena kemudian kita lihat bahwa Miss Lessing hanya seorang diri saja di dalam. Tapi aku melihatnya memasang anting-anting yang sebelumnya terletak di atas meja. Aku ingat bahwa Jupe pernah mengatakan, kaum wanita sering melepaskan anting-anting yang sedang dipakai jika hendak menelepon. Mungkin sebelum kita masuk itu, ia sedang berbicara lewat telepon dengan kedua penculik itu! Ingat, wanita di meja penerimaan tamu tadi mengatakan bahwa sejak pagi banyak orang yang menelepon, hendak berbicara dengan Miss Lessing. Pasti orangnya itu-itu juga, yaitu para penculik yang hendak menghubunginya!" "Mac," kata Pete dengan tegang, "Anda tadi mengatakan bahwa Anda sudah bertahun-tahun bekerja sama dengan Miss Lessing. Apakah itu berarti bahwa ia juga bekerja untuk Sir Roger? Apakah ia cukup
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
mengenal Ian, sehingga bisa mengatakan secara pasti yang mana Ian yang asli?" "Tentang itu, aku tidak bisa memastikan," kata MacKenzie dengan kening berkerut. "Miss Lessing memang pernah selama bertahun-tahun menjadi pegawai Sir Roger, tapi ia tidak bergaul secara pribadi dengan atasan kami itu, seperti halnya dengan Kearney. Meski begitu, bisa saja ia tahu sesuatu tentang Ian yang bisa dijadikan petunjuk untuk membuktikan mana Ian yang sebenarnya. Astaga! Ia juga bisa dengan mudah mengetahui isi pesan Ian yang pertama waktu itu!" Mereka berempat bergegas ke pelataran parkir, untuk menyampaikan kesimpulan mereka itu kepada Chief Reynolds. "Dialah mata-mata kaum radikal di misi perdagangan kami!" kata Ndula marah-marah. "Kita sergap saja dia sekarang, kita paksa untuk mengatakan-" "Jangan!" kata Chief Reynolds mencegah. "Kalau wanita itu betul bersekutu dengan kaum radikal, ia pasti akan tutup mulut terus! Tapi ia kan berusaha menyesatkan kalian! Itu berarti bahwa ia berniat hendak menggabungkan diri dengan kawanannya. Kita buntuti dia, dan dengan begitu kita akan tahu di mana para penculik itu berada!" "Ia pasti baru berangkat ke sana, apabila merasa bahwa kita sudah pergi dari sini untuk mencari Mr. Kearney," kata Pete. "Itu benar! Akan kuminta polisi Los Angeles agar tetap berada di sini, untuk menunggu Mr. Kearney kembali," kata kepala polisi Rocky Beach itu memutuskan. "Lalu kita semua pergi naik mobilku, supaya jika Miss Lessing itu mengintip dari atas, dia akan melihat kita berangkat. Lalu begitu sampai di tempat yang tidak kelihatan dari atas sana kita menyelinap kembali dan masuk ke mobil Cadillac untuk membuntutinya apabila nanti ia pergi. Kurasa ia takkan mencurigai mobil Cadillac di belakangnya, karena sudah melihat kita pergi naik mobil polisi." Rencana Chief Reynolds itu mereka kerjakan. Lima belas menit kemudian, ketika Anna Lessing keluar seorang diri dari gedung itu dan pergi naik Pontiac merahnya, sebuah Cadillac hitam bergerak membuntutinya dengan jarak yang agak jauh di belakangnya.
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
*** Ian dan Jupiter duduk bersandar ke dinding. Sudah beberapa jam mereka terkurung dalam ruangan gelap di rumah yang terletak di atas bukit. "Teman-temanmu takkan mungkin bisa menemukan kita lagi," kata Ian dengan lesu. "Tidak, mereka pasti akan berhasil! Aku yakin bahwa mereka akan berhasil," kata Jupiter dengan sengit. Tiba-tiba lampu dalam ruangan itu menyala, menyilaukan kedua remaja itu untuk sesaat. Kemudian mereka melihat kedua penculik mereka memasuki ruangan. Penculik berbadan gempal, yang bernama Walt, menghampiri Jupiter lalu merenggut kemejanya sehingga kancingkancingnya terlepas. Setelah itu dengan cepat didekatinya Ian dan direnggutnya pula kemeja anak itu sehingga terbuka bagian depannya. "Nah," katanya, "sekarang selesailah permainan ini!" Jupe memandang ke arah Ian. Dilihatnya bahwa pada bagian perut anak itu ada bekas luka yang tidak besar, berbentuk melengkung seperti sabit. Sedang di perutnya sendiri sama sekali tidak ada bekas luka. "Sekarang tinggal berangkat ke Nanda," kata penculik yang bernama Fred, lalu tertawa. *** Mobil Pontiac merah itu membelok dan memasuki pekarangan sebuah rumah kecil di lereng sebuah bukit yang terjal di daerah perbukitan yang terkenal dengan nama Hollywood Hills. Anna Lessing turun dari kendaraan itu lalu bergegas lari mendaki sejumlah tangga yang menuju ke rumah. Cadillac yang sedari tadi membuntuti berhenti di tepi trotoar, dua rumah di belakangnya. Pete memperhatikan alat isyaratnya. "Tidak ada apa-apa," katanya kecewa. "Jupiter tidak ada di sekitar sini, kecuali jika para penculik sementara ini sudah menemukan alat isyarat yang ada padanya lalu mematikannya." "Jangan-jangan dugaan kita keliru, Anak-anak," kata Ndula. "Tidak! Aku yakin, wanita itu termasuk komplotan penculik!" kata Pete dengan tegas.
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
"Pendapatku juga begitu," kata MacKenzie. "Kita datangi saja rumah itu, untuk melihat apa yang ada di sana." Mereka keluar dari mobil besar itu dan dengan cepat menyelinap menuju ke rumah kecil yang baru dimasuki oleh Miss Lessing. Rumah itu dikelilingi pepohonan tinggi dan semak belukar yang menghutan. Mereka yang menyelinap itu menghampiri pintu depan, lalu memasang telinga. Tapi yang terdengar hanya bunyi tumit sepatu Anna Lessing yang berjalan di atas lantai kayu. MacKenzie menekan bel. Terdengar langkah mendekat. Anna Lessing melongo begitu ia membuka pintu, setelah melihat siapa yang ada di luar. "Mau apa kalian kemari?" sergahnya. Kemudian ia tersenyum kikuk dan mundur selangkah, mempersilakan rombongan yang tahu-tahu muncul itu masuk ke sebuah ruang duduk yang dilengkapi dengan perabot sekedarnya. "Kalian berhasil menghubungi Mr. Kearney? Apakah para penculik itu mendatangi dia?" "Kami bukan mencari dia," kata Ndula. "Dan kami rasa mereka juga tidak mencari Kearney," kata MacKenzie menimpali. "Kami berkewajiban memberi tahu Anda bahwa Anda berhak untuk tidak memberikan jawaban," kata Chief Reynolds, mematuhi peraturan hukum yang berlaku di Amerika Serikat. "Tapi jika Anda mengatakan sesuatu, keterangan Anda itu bisa dipakai untuk memperkuat tuduhan terhadap Anda di pengadilan nanti." "Mana mereka?" seru Pete. "Ian dan Jupiter!" "Kami tahu bahwa Anda sudah berbicara dengan para penculik itu," kata Bob dengan sengit. "Mana mereka? Apakah yang mereka lakukan terhadap Ian dan Jupiter?" Anna Lessing hanya menatap mereka saja, lalu menjawab dengan lengan terbentang. "Kalian ini bicara tentang apa? Siapa itu, Jupiter? Aku tidak kenal orang yang bernama Jupiter. Dan kenapa aku harus tahu di mana Ian berada? Kalian tadi tidak berhasil berjumpa dengan Kearney?"
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
"Anda tahu siapa Jupiter Jones itu," kata MacKenzie. "Dan Anda juga tahu persis apa yang terjadi dengan Ian, karena Anda komplotan para penculik itu!" "Komplotan?" Anna Lessing menatap MacKenzie sambil melongo. "Aku? Maksud Anda, aku ini sampai hati berbuat sesuatu terhadap Ian Carew? Aku? Aku kan sudah sejak bertahun-tahun termasuk teman keluarga Carew!" "Kurasa Anda berdusta, Miss Lessing," kata Ndula dengan suara lirih, lalu berpaling kepada Chief Reynolds. "Chief, kurasa sebaiknya Anda menggeledah rumah ini." "Hanya jika Anda membawa surat perintah untuk itu!" bentak Miss Lessing. "Tidak, maaf, silakan geledah-saya ijinkan, karena tidak ada apa-apa di sini yang perlu saya sembunyikan. Anda sangat menyinggung perasaan saya, Mr. MacKenzie." "Aku juga menyinggung perasaan Anda, Miss Lessing?" kata Ndula. "Kau!" Sesaat lamanya nampak perasaan jijik pada wajah wanita itu. Tapi dengan segera ia tersenyum. "Ya, tentu saja, Mr. Ndula. Anda juga sangat menyakiti hati saya." "Periksa semua tempat!" kata Chief Reynolds. Sementara yang lain-lainnya memencar untuk memeriksa seluruh rumah kecil itu, MacKenzie tetap tinggal di ruang duduk bersama Miss Lessing. "Anda akan menyesal nanti, MacKenzie," kata wanita itu. "Aku tidak tahu apa-apa tentang para penculik, begitu pula tentang kedua remaja itu." "Dari mana Anda tahu bahwa ada dua?" "Kalian kan baru saja mengatakan bahwa ada satu anak lagi, bernama Jupiter!" "Tidak, kami tidak pernah mengatakan bahwa Jupiter itu seorang remaja," jawab MacKenzie. "Jika Anda sungguh-sungguh tidak tahu apaapa tentang dia, mestinya Anda akan menduga bahwa dia itu orang dewasa. Ini kedua kalinya Anda salah bicara. Sewaktu kita berjumpa di misi perdagangan tadi, Anda tahu bahwa ada dua orang anak di tangan
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
penculik. Padahal kami belum mengatakan apa-apa tentang Jupiter. Apakah Anda sudah mengenali Ian Carew untuk para penculiknya?" "Aku tidak mau lagi bicara dengan Anda!" Saat itu Bob dan Ndula muncul lagi dari salah satu ruangan dalam, sementara Pete dan Chief Reynolds datang dari sisi seberang. Bob menghampiri Anna Lessing. "Saya rasa ada yang harus Anda jelaskan, Miss Lessing," katanya. "Apaapaan ini?" tanya Anna Lessing dengan nada kesal pada MacKenzie. "Anda perlu tahu," kata Bob, "teman kami Jupiter selalu mengatakan, kita perlu memperhatikan segala hal, termasuk yang sepele sekalipun. Katanya, rahasia orang bisa ketahuan karena kebiasaannya. Anda orang Nanda, kan? Anda pasti menyukai perhiasan buatan Nanda." "Anak ini mengoceh tentang apa? Kuperingatkan Anda, MacKenzie-!" Bob menyodorkan tangannya. Ia memegang taring kecil dari gading yang terpasang pada alas yang terbuat dari emas yang dilengkapi dengan cantelan untuk dimasukkan ke lubang pada telinga yang ditindik. "Ini kutemukan di kamar tidur Anda, Miss Lessing. Ini anting-anting buatan Nanda, kan? Di kamar tadi hanya ada satu. Itu karena pasangannya tercecer. Saya tahu, karena kami menemukan pasangan yang hilang itu-di dalam ngarai buntu di mana helikopter mendarat untuk menjemput kedua penculik." Anna Lessing menatap perhiasan itu. Wajahnya pucat. "Jupiter pernah mengatakan, wanita takkan membuang anting-anting yang pasangannya hilang," kata Bob. "Anda punya kebiasaan seperti itu, dan hal itu membuktikan bahwa Anda termasuk komplotan musuh Sir Roger Carew. Di samping kami dan polisi, hanya ada tiga orang lagi di ngarai pada waktu itu! Kedua penculik, dan pilot helikopter. Anda yang menerbangkan helikopter itu, Miss Lessing!" Bab 19 AKAN BERHASILKAH LAWAN?
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
"Wow," kata Pete setelah menyadari kemungkinan itu, "memang, mungkin saja dia yang memakai pakaian penerbang dan helm, lengkap dengan kaca mata besar itu, sebagai samaran!" "Kurasa nanti bisa kita selidiki, apakah dia ini benar-benar seorang pilot," kata Chief Reynolds. "Orang-orang di perusahaan yang menyewakan helikopter itu mungkin bisa mengenali suaranya," kata MacKenzie menambahkan. "Dan pasangan anting-anting ini ada pada kita," ujar Ndula. Anna Lessing menatap mereka dengan mata melotot. Tampangnya memancarkan kemarahan yang berbaur dengan kebencian. Kemudian ia tertawa. "Baiklah! Ya, aku yang menerbangkan helikopter itu, dan aku memang seorang dari mereka! Sejak dulu aku ini ikut berjuang demi negara Nanda yang aman, merdeka, dan beradab!" "Merdeka untuk siapa, Miss Lessing?" kata Ndula dengan suara tenang. "Yang jelas bukan untukmu!" sergah wanita itu. "Nanda milik orang berkulit putih yang membangun negeri itu, yang bermukim di sana sejak dua abad!" "Kami sudah ribuan tahun di sana," balas Ndula, warga Nanda berkulit hitam itu. "Kalian membangunnya dengan mengerahkan tenaga kami, menjadikan kami budak di kampung halaman kami sendiri. Kami bersedia memberi tempat bagi Anda di negeri kami dan kita akan bekerja bahumembahu demi negara Nanda yang merdeka, tapi Nanda adalah tanah air kami." "Itu takkan pernah terjadi!" bentak Anna Lessing. "Kami telah menjadikan Nanda milik kami, dan kami akan mempertahankannya!" "Politik merupakan urusan kalian sendiri," kata Chief Reynolds menengahi, "dan tentang itu silakan menyelesaikannya di Nanda. Tapi di sini bukan Nanda, dan Anda di sini menculik dua orang remaja. Para penculik itu tadi kemari, kan? Di mana mereka sekarang? Mana Ian dan Jupiter?" "Ya, Walt dan Fred tadi kemari." Anna Lessing tertawa lagi. "Tapi kemudian pergi lagi! Kalian terlambat!"
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
"Pergi ke mana mereka?" desak MacKenzie. "Kalian takkan bisa berhasil memaksa aku untuk mengatakannya. Ian ada di tangan kami, dan Sir Roger pasti terpaksa menuruti kemauan kami." "Tidak, Miss Lessing, ia takkan sudi menuruti paksaan kalian," kata MacKenzie. "Tidak peduli apa pun juga ancaman kalian, ia akan tetap melakukan tugasnya demi masa depan Nanda. Hal yang kalian inginkan akan menyebabkan pecahnya pemberontakan berdarah, dan Sir Roger takkan mau menyebabkan hal itu sampai terjadi." "Anda sangka ia akan berani mengorbankan nyawa anaknya yang cuma satu-satunya demi memenuhi keinginan gerombolan orang hitam yang tidak beradab?" "Ya," kata Ndula. "Itu akan dilakukannya!" "Tidak mungkin! Ia akan terpaksa memakai akal sehatnya dan menyadari bahwa ia orang kulit putih dan merupakan satu bagian dari kami!" "Aku tidak tahu apa yang nanti akan terjadi di Nanda," kata Chief Reynolds menyela lagi, "tapi aku tahu pasti bahwa Anda takkan ada di sana untuk menyaksikannya, Miss Lessing, kecuali jika Anda bersedia membantu kami sekarang. Penculikan merupakan kasus kejahatan berat. Anda bisa mengharapkan akan memperoleh keringanan hukuman jika sekarang bersedia membantu kami menyelamatkan anak-anak itu." "Aku ini prajurit yang sedang terlibat dalam peperangan, bukan penculik!" tukas Anna Lessing. "Ini aksi politik, dan kalian sekarang tidak mungkin lagi bisa menyusul Fred dan Walt! Kalian tidak mungkin lagi menyelamatkan Ian Carew, begitu pula remaja Jones yang konyol itu!" Anna Lessing tertawa lagi, menertawakan orang-orang yang ada di depannya, yang berpandang-pandangan dengan perasaan kecut. Bagaimana mereka akan bisa mencegat para penculik dan menyelamatkan Ian serta Jupiter, jika Anna Lessing tetap tidak mau memberi keterangan? Hanya Bob saja yang kelihatannya tetap tenang. Ia menatap Anna Lessing sambil merenung. "Jika para penculik sudah tidak ada di sini lagi ketika Miss Lessing pulang," katanya lambat-lambat, "mestinya keterangan mengenai dengan cara bagaimana Ian bisa dikenali disampaikannya lewat telepon!"
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
"Tentu saja aku yang memberi tahu." Anna Lessing tertawa. "Tandanya sepele saja, suatu bekas luka. Beberapa tahun yang lalu Ian pernah mengalami pembedahan untuk menyingkirkan usus buntunya yang meradang!" "Kalau begitu," sambung Bob sambil menoleh ke arah rombongan pencari, "untuk apa dia terburu-buru kemari? Maksudku, bukankah ia sudah memberikan keterangan yang diperlukan pada kedua penculik itu, jadi mereka sudah tahu yang mana sebenarnya Ian yang asli, dan kini mereka mestinya sudah melaksanakan rencana semula untuk meloloskan diri. Kalau begitu kenapa Miss Lessing meninggalkan pekerjaannya sebelum waktunya dan bergegas ke rumah ini?" "Bob benar!" seru Chief Reynolds bersemangat. "Ia sama sekali tidak perlu kemari." "Ini tempat kediamanku," tukas Anna Lessing. "Kenapa aku tidak boleh pulang ke rumahku sendiri?" "Boleh saja, tapi kenapa harus terburu-buru?" kata Bob. "Satu-satunya jawaban menurutku adalah bahwa para penculik meninggalkan sesuatu di sini yang perlu diawasi! Sesuatu seperti-Jupiter!" "Jupiter?" Kening Chief Reynolds berkerut. "Betul!" seru Ndula. "Para penculik itu tidak mau direpotkan oleh Jupiter, apabila mereka kini hendak kembali ke Nanda. Itu tidak perlu lagi, karena sudah tahu yang mana Ian yang sebenarnya! Membawa dua remaja, berarti menambah risiko yang tidak perlu!" "Kalau begitu mestinya Jupiter ada di sekitar sini!" seru Pete. "Geledah lagi seluruh rumah ini!" kata Chief Reynolds memberi komando. Sementara Ndula mengawasi Anna Lessing, yang selebihnya memencar lagi ke seluruh rumah, memeriksa setiap kamar dan lemari. Pemeriksaan itu tidak memerlukan waktu yang lama. Jupiter tidak berhasil mereka temukan. "Coba cari di luar," desak MacKenzie. "Garasi, dan setiap gudang yang ada." Anna Lessing hanya berdiri saja sambil tersenyum mengejek, sementara para pencari bergerak ke luar. Di sana hanya ada sebuah garasi dan sebuah bangunan kecil yang dijadikan gudang. Di dalamnya hanya ada alat-alat untuk berkebun, sementara di dalam garasi tidak ditemukan
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
apa-apa. Pete berkeliaran mencari ke bukit di sebelah atas rumah itu, tapi ia tidak menemukan jejak Jupiter di sana. Anna Lessing mengejek ketika mereka kembali dengan tangan hampa. "Sudah kukatakan tadi, kalian takkan bisa menemukan mereka. Mengaku kalah sajalah, MacKenzie! Akan kami kalahkan kalian semua, termasuk Sir Roger dan semua di Nanda yang berwatak pengecut!" "Cari sekali lagi!" kata Chief Reynolds. Sementara itu keadaan di dalam rumah kecil itu mulai gelap. Tetumbuhan rimbun yang mengelilingi rumah menyebabkan sinar matahari sore tidak bisa masuk ke dalam. Para pencari menyalakan lampu-lampu, agar bisa melihat ke bawah kolong tempat tidur dan lemari-lemari dinding yang gelap. "Chief!" seru Pete. "Lampu-lampu yang dihidupkan berkedip-kedip nyalanya." "Kenapa begitu?" kata Ndula heran. "Gangguan tegangan?" Lampu-lampu berkelip-kelip lagi. Nyala, padam, nyala, padam. "Tidak mungkin, karena keadaan cuaca cerah sekali," kata Bob lambatlambat. "Tidak ada badai. Dan hawa tidak begitu panas, jadi menurutku ini bukan disebabkan karena beban terlalu tinggi." Lampu-lampu berkelip-kelip lagi, dengan jarak teratur antara nyala dan padam. "Kelihatannya seolah-olah ada yang melakukannya dengan sengaja," kata MacKenzie. "Seseorang yang bermain-main dengan sakelar utama, atau memutar-mutar sekering, atau-" "Jupiter!" seru Pete. "Pasti ini perbuatannya, untuk memberi isyarat pada kita. Ia ada di sini!" "Tapi di mana? Kita sudah mencari ke manamana!" kata Chief Reynolds. "Lihat, dia tahu!" kata Bob sambil menuding ke arah Anna Lessing. Wanita itu tidak tersenyum lagi. "Chief," kata Pete, "rumah ini dibangun di atas lereng yang terjal! Bagian sebelah belakangnya menyentuh tanah, tapi bagian depannya ditopang tonggak-tonggak. Ada ruangan di bawah lantai rumah ini. Mungkin ada ruangan tersembunyi di situ!" Pete bergegas ke luar, dan dengan segera sudah kembali lagi.
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
"Rumah ini dibangun di atas pondasi beton yang bentuknya seperti kotak besar," katanya melaporkan, "tapi dari sebelah luar tidak ada pintu untuk masuk ke kolong." "Kalau begitu mestinya ada di dalam sini," kata Bob dengan yakin. "Singkirkan semua permadani," kata Chief Reynolds. "Periksa lagi di bawah kolong tempat tidur, begitu pula bagian dalam lemari-lemari dinding." Bob menemukannya di dalam lemari dinding yang paling besar di kamar tidur. Di lantainya ada semacam tingkap dengan tangga sempit di bawahnya. Tangga itu menjulur ke bawah, ke tempat yang gelap gulita. "Di dinding itu ada sakelar lampu," kata Pete sambil menunjuk. Bob menekan tombol yang terpasang di sisi dalam dinding lemari, dan seketika itu juga ada lampu yang menyala di ruang bawah. Pete dan Bob bergegas menuruni tangga curam itu, memasuki sebuah ruangan sempit yang tidak ada jendelanya. Di situ nampak botol-botol anggur, bermacam-macam perabot, dan"Jupe!" seru Bob. "Satu!" teriak Pete. Pemimpin Trio Detektif yang berat tubuhnya berlebihan itu duduk bersandar ke dinding ruang gudang sempit itu, dengan tangan terikat ke belakang dan mulut tersumbat. Kakinya bergerak-gerak, menendangnendang sakelar utama dari kotak sekering model lama. Setiap kali kakinya menendang, lampu-lampu langsung berkelip-kelip. "Sudah kami kira bahwa lampu yang berkelip-kelip ini merupakan isyaratmu untuk memberi tahu bahwa kau ada di sini!" seru Pete dengan gembira. Dengan cepat Bob menyingkirkan penyumbat mulut Jupe dan membuka tali yang mengikat tangannya. "Kalian muncul juga akhirnya," kata Jupiter menggerutu. "Sudah sejak sejam kudengar kalian mondar-mandir di atas. Aku sampai mengira bahwa kalian takkan berhasil mengetahui di mana aku berada." "Aduh, Jupe," kata Pete dengan kecut, "kami sangka-"
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
"Jika kauanggap kau mampu berbuat lebih baik," kata Bob dengan sengit, "kenapa kau tidak-" "Kalian hebat, Teman-teman!" kata Jupiter sambil nyengir. "Ceritakanlah, bagaimana kalian bisa sampai kemari!" Pete dan Bob berlomba-lomba bercerita tentang segala kesimpulan mereka sehingga akhirnya sampai ke rumah itu. "Itu prestasi penyelidikan yang benar-benar hebat!" kata Jupiter. Wajahnya berseriseri. "Aku takkan mungkin bisa berbuat lebih baik lagi!" Pete dan Bob membantu Jupiter mendaki tangga curam dan menuju ruang duduk. Mereka merasa bangga karena dipuji pemimpin mereka. Sesampai di sana, Jupiter disambut dengan gembira oleh Chief Reynolds, MacKenzie, dan Ndula. "Senang hati kami melihatmu dalam keadaan selamat, Jupiter!" kata MacKenzie. "Kau harus merasa bangga, punya rekan-rekan seperti Bob dan Pete," kata Chief Reynolds menambahkan. "Aku memang bangga," kata Jupiter lalu memandang berkeliling. "Tapi mana Ian? Atau para penculik itu berhasil meloloskan diri?" "Kelihatannya begitulah," jawab Ndula sambil mengangguk. "Kalian berhasil menemukan anak konyol ini," kata Anna Lessing sambil tertawa mengejek, "tapi untuk itu begitu banyak waktu terbuang, sehingga kalian kini takkan mungkin lagi bisa mengejar Walt dan Fred! Ian ada dalam kekuasaan kami!" Hanya Jupiter saja yang tidak kecut mendengar kata-kata Anna Lessing yang diucapkan dengan nada puas itu. Ia tersenyum sambil mengatakan, "Itu belum tentu!" Bab 20 RENCANA UNTUK MELOLOSKAN DIRI CHIEF REYNOLDS menghubungi dinas kepolisian Los Angeles, yang dengan segera menangkap Anna Lessing dengan dakwaan terlibat secara aktif dalam kasus penculikan itu. Setelah mendapat keterangan dari Jupiter, kemudian dihubungi polisi kota San Diego. Lalu Chief Reynolds
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
bersama rombongannya beramai-ramai naik mobil Cadillac yang dikemudikan oleh Ndula. Mobil itu dikebutnya ke arah selatan, menuju perbatasan Meksiko. "Sekarang coba kaujelaskan, Anak muda," kata Chief Reynolds pada Jupiter, "bagaimana cara kita mencegah para penculik itu meloloskan diri dengan membawa Ian?" "Saya tidak bisa memastikan apakah kita akan berhasil," kata Jupiter berterus-terang, "tapi rasanya peluang kita cukup besar. Setelah kedua penculik itu mengenali Ian dari bekas luka yang ada pada bagian perutnya, ia mereka giring naik ke atas. Tapi saya mendengar mereka berbicara lewat telepon." "Berbicara dengan siapa, Jupe?" tanya Pete. "Kurasa dengan kawanan mereka di Tijuana, di Meksiko," kata Jupiter. "Mereka mengatakan bahwa sekali ini mereka benar-benar yakin telah berhasil menculik Ian, dan usaha meloloskan diri akan dilakukan sesuai dengan rencana semula." "Rencana yang mana?" tanya Chief Reynolds. "Itu tidak saya ketahui," jawab Jupiter. "Mereka tidak mengatakan apaapa tentang itu." "Kalau begitu, bagaimana kita bisa mengharapkan-" kata MacKenzie, tapi Jupiter sudah menyambung lagi. "Tapi ada tiga hal penting yang kuketahui. Para penculik itu akan menjumpai seseorang di Tijuana, di sisi seberang perbatasan dengan Meksiko, tepat pukul sepuluh malam ini untuk melaksanakan langkah berikut dari rencana pelarian mereka. Mereka akan melintasi perbatasan di Tijuana." "Tapi kapan, Jupiter?" tanya Chief Reynolds. "Mereka kan bisa kapan saja menyeberang, lalu menunggu saat yang diperjanjikan itu di Meksiko." "Hal penting ketiga yang saya dengar adalah mengenai soal itu. Mereka mengatakan masih ada urusan di San Diego, dan karenanya akan singgah di kota itu sampai beberapa saat sebelum waktu untuk menjumpai orang
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
yang di Tijuana. Jadi beberapa saat sebelum pukul sepuluh nanti, barulah mereka menyeberangi perbatasan!" "Dan kita akan sudah menunggu mereka di sana!" seru MacKenzie bersemangat. "Hebat, Jupiter!" "Kita tidak perlu mengetahui rencana mereka, dan siapa yang akan mereka jumpai di Meksiko nanti," kata Chief Reynolds, "karena kita sudah akan menyergap mereka sebelum mereka sempat menyeberang ke sana." "Tepat, Sir, " kata Jupiter. "Jupe," kata Bob dengan suara lirih. "Apakah mereka akan melintasi perbatasan dengan naik mobil, dengan membawa Ian? Maksudku, bukankah risikonya akan terlalu besar bagi mereka? Tidakkah mereka akan melakukannya dengan menyamar, atau bahkan dengan menyembunyikan diri?" "Dia benar, Jupe!" kata Pete dengan kecut. "Mereka mestinya bisa memperkirakan bahwa polisi kini sudah menemukan jejak mereka, dan perbatasan dijaga ketat karenanya. Maksudku, mereka tentunya tahu bahwa MacKenzie dan Ndula pasti menghubungi polisi, terlepas dari kenyataan apakah kita berhasil menemukan Jupe dan Ian atau tidak." "Tapi jika mereka nanti benar-benar menyeberang dengan cara menyamar atau bersembunyi dalam salah satu kendaraan," kata MacKenzie dengan nada gelisah, "lalu bagaimana kita akan bisa menemukan mereka?" "Itu tugas kami," kata Chief Reynolds. "Kami sudah terlatih untuk mengenali orang-orang yang menyamar dan menemukan tempat-tempat tersembunyi. Pokoknya, nanti sajalah urusan itu." Jupiter hanya mengangguk saja, sementara mobil besar itu dikebut terus oleh Ndula ke arah selatan. Ketika mereka tiba di San Diego pukul sembilan lewat, hari sudah gelap. Mereka disongsong oleh dua mobil patroli polisi San Diego, dan bersama-sama mereka langsung menuju ke tempat penyeberangan utama.
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
"Kita masih punya waktu sekitar setengah jam lagi," kata Jupiter sambil melihat arlojinya. "Setelah itu, setiap waktu para penculik itu bisa mencoba meloloskan diri ke seberang perbatasan." "Dan bersama mereka, ada ribuan yang juga hendak menyeberang," keluh Pete. Mobil sedan, truk, dan juga bis berderet-deret sepanjang jalur-jalur lintasan yang menuju ke tempat menyeberangi perbatasan. Setiap jalur penuh sesak dengan kendaraan bermotor yang berdempet-dempet antri untuk melewati pos pemeriksaan, dan dari situ baru masuk ke wilayah Meksiko. "Bagaimana rencana Anda hendak mengenali mereka di tengah keramaian seperti ini, Chief?" tanya MacKenzie dengan nada bingung. "Polisi San Diego sudah meneruskan keterangan mengenai ciri-ciri mereka kepada penjaga perbatasan," kata Chief Reynolds menjelaskan. "Ditambah dengan informasi tentang mobil Lincoln yang mereka tumpangi, begitu pula tentang ciri-ciri Ian. Informasi itu juga sudah disampaikan kepada pihak kepolisian Meksiko, yang sudah tahu tentang pertemuan yang akan berlangsung di Tijuana sana. Mereka sudah disiagakan untuk mengamat-amati setiap orang yang gerak-geriknya mencurigakan. Tapi harus kukatakan secara terus-terang, kecil sekali kemungkinan polisi Meksiko akan bisa menangkap mereka jika sudah lolos dari sini." "Kenapa begitu, Chief?" tanya Bob. "Sebab yang biasanya diteliti dengan lebih cermat adalah orang-orang yang kembali ke Amerika Serikat dibandingkan dengan yang masuk ke Meksiko. Jadi di seberang perbatasan, keadaannya lebih ribut dan macet." "Lalu apa yang kita lakukan sekarang, Chief?" tanya Ndula. "Kita menunggu sambil mengamat-amati." Mobil Cadillac itu dipinggirkan oleh Ndula dan diparkir di tempat yang baik untuk mengamat-amati seluruh jalur lintasan. Sebuah mobil polisi San Diego diparkir dekat pos pemeriksaan sebelah tengah, sedang mobil yang satu lagi ditempatkan di sisi seberang jalan. Jam menunjukkan waktu pukul sepuluh kurang sepuluh menit!
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
"Itu!" kata MacKenzie sambil menuding. "Mobil Lincoln biru!" Semua yang berada di dalam Cadillac duduk memperhatikan dengan tegang sementara mobil biru yang besar itu beringsut-ingsut maju mendekati pos pemeriksaan di perbatasan. Penjaga perbatasan di situ menjengukkan kepalanya ke dalam kendaraan itu, sementara seorang polisi San Diego berdiri dengan sikap berjaga-jaga di belakangnya. Tapi kemudian penjaga itu menegakkan tubuhnya lagi dan melambaikan tangan menyuruh mobil itu lewat! "Bukan mereka," kata Pete dengan nada kecewa. "Atau mereka sangat pandai menyamar," kata Ndula. "Kurasa menyamar takkan ada gunanya bagi mereka," kata Chief Reynolds. "Para penjaga perbatasan sudah diinstruksikan agar setiap mobil yang di dalamnya ada anak laki-laki yang kelihatannya sepantar dengan Ian harus diperiksa secermat mungkin. Penyamaran tidak banyak gunanya apabila polisi mencari sejumlah orang tertentu." "Tapi apakah itu tidak sudah diperhitungkan oleh para penculik?" tanya Bob. "Maksudku, bahwa setiap kelompok yang terdiri dari dua orang dewasa, yang satu jangkung dan yang lainnya bertubuh gempal, disertai oleh seorang remaja pria gendut... eh, kekar, maksudku tadi, akan diteliti dengan sangat cermat?" Jupiter mengangguk. "Ya, kurasa itu pasti sudah mereka perhitungkan, Bob. Karenanya, menurutku mereka akan berusaha menyeberang dengan cara bersembunyi. Dalam salah satu kendaraan yang sudah biasa mondarmandir menyeberangi perbatasan ini, jadi takkan menimbulkan kecurigaan." "Seperti itu?" kata MacKenzie. Dua buah bis nampak menghampiri pos penjagaan perbatasan. Polisi San Diego menyuruh kedua kendaraan itu berhenti lalu naik ke atasnya. Para pengamat di dalam Cadillac melihat polisi-polisi itu melangkah lambatlambat menyusur gang di sebelah tengah kedua bis itu. Kemudian polisipolisi itu turun lagi dan melambaikan tangan, memberi isyarat bahwa kedua bis itu boleh melanjutkan perjalanan memasuki wilayah Meksiko.
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
"Kemungkinannya kecil sekali, kelihatannya," kata Ndula. "Mudah-mudahan saja kita berhasil," kata Jupiter dengan perasaan gelisah, sambil memperhatikan deretan panjang kendaraan-kendaraan yang melewati tapal batas. Waktu tinggal dua menit lagi sebelum pukul sepuluh! "Kurasa mereka sudah berhasil menyusup ke seberang," kata Chief Reynolds sambil menggeleng-geleng. "Sebaiknya kita cepat-cepat saja menghubungi polisi Meksiko! Barangkali saja mereka bisa-" Saat itu terdengar bunyi nyaris terputus-putus di dalam mobil Cadillac itu! Semuanya terkejut, lalu memandang Pete. Bunyi nyaring itu datang dari dalam kantung kemejanya! "Alat isyaratku!" seru Pete. "Cepat, matikan, Pete!" kata Chief Reynolds dengan ketus. "Kita harus-" "Jangan!" Kini Jupiter nyengir. "Keluarkan alatmu itu, Pete, lalu lihat ke arah mana jarumnya menunjuk! Semua memperhatikan kendaraankendaraan yang ada di dekat-dekat sini, kalau-kalau ada yang kelihatannya mencurigakan! Para penculik itu ada di sekitar sini!" Pete memperhatikan alat isyaratnya. Jarum yang terpasang pada piringan menunjuk lurus ke arah jalur-jalur kendaraan yang sedang antri. Semua memperhatikan ke arah situ. Tidak ada mobil Lincoln biru di antaranya, begitu pula tidak ada bis lagi. Hanya mobil-mobil sedan yang masih selalu banyak, serta empat atau lima truk dan mobil pengangkut lainnya. "Yuk!" seru Jupiter. "Cepat!" Semuanya buru-buru turun dari Cadillac itu lalu berjalan di sela-sela sekian banyak kendaraan yang bergerak maju dengan beringsut-ingsut. Di jalur sebelah tengah ada sebuah truk bobrok dengan pelat nomor Meksiko. Di kedua sisinya ada tulisan dalam bahasa Spanyol yang menyatakan bahwa kendaraan itu milik sebuah perkebunan selada di Meksiko. Ketika truk itu bergerak menghampiri pos pemeriksaan, panah pada alat isyarat yang ada di tangan Pete menunjuk lurus ke arah truk itu. "Itu dia!" seru Jupiter.
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
Didului oleh Chief Reynolds, mereka sampai di samping truk yang tertutup itu pada saat kendaraan itu berhenti di pos pemeriksaan. Penjaga di situ sudah mengangkat kain terpal penutup bagian belakang truk itu lalu menjengukkan kepala ke dalam sebentar, dan kemudian memberi isyarat kepada polisi San Diego agar truk itu diperbolehkan lewat. "Tunggu!" teriak Jupiter. "Mereka ada di dalamnya!" Penjaga yang sudah memberi isyarat tadi menggeleng. "Di depan hanya ada supir, sedang di belakang tidak ada siapa-siapa." "Tidak mungkin," bantah Jupiter. "Dengarlah sendiri, bunyi isyarat alat kita itu sangat nyaring sekarang!" Chief Reynolds dengan dibantu oleh Ndula mengangkat kain terpal yang menutup bagian belakang truk itu lagi. Tapi sama sekali tidak ada apa-apa di dalamnya! "Rupanya pemberi isyarat kalian itu rusak," kata MacKenzie mengomentari. Jupiter memperhatikan bagian sebelah dalam dari bak belakang truk itu. Setelah itu ia pergi ke samping dan memperhatikan bagian luarnya. Matanya bersinar-sinar. "Tidak, Mac, alat isyarat kami bekerja dengan sempurna! Lihat, bagian luar bak kendaraan ini paling sedikit satu meter lebih panjang dari sisi dalamnya. Dinding depan bagian sebelah dalamnya palsu. Di baliknya ada rongga!" Dua orang polisi San Diego meloncat naik ke atas bak belakang truk itu, bersama Chief Reynolds. "Tapi tidak ada pintu di sini, Jupiter," kata Chief Reynolds, setelah memeriksa dinding dalam sebelah depan. "Itu tidak mengherankan, karena para penculik itu benar-benar cerdik. Rupanya dinding palsu itu baru dipasang setelah mereka masuk ke dalam! Itu sebabnya mereka harus singgah selama beberapa waktu di San Diego! Bongkar saja dinding itu!" "Hati-hati, Chief!" kata Ndula memperingatkan. "Mereka bersenjata!" Chief Reynolds memberi isyarat kepada kedua polisi San Diego yang menyertainya agar merapatkan diri ke sisi samping truk. Lalu ia mengeluarkan pistolnya.
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
"AU right, kami tahu bahwa kalian ada di dalam! Kalian sudah dikepung dari segala sudut. Robohkan dinding palsu itu dan keluarlah dengan tangan terangkat!" Sejenak yang terdengar hanya bunyi kendaraan-kendaraan yang lewat saja, serta suara nyaring yang datang dari alat isyarat yang ada di tangan Pete. Tapi detik berikutnya dinding dalam sebelah depan yang ternyata memang palsu itu terbelah, teriring bunyi papan robek. Walt dan Fred muncul dengan tangan terangkat ke atas kepala. Saat itu Walt melihat Jupiter. "Kau! Bagaimana kau bisa menemukan kami dengan begini cepat? Bagaimana caramu sampai bisa mengenali bahwa kami ada di dalam truk ini?" "Diam!" bentak Chief Reynolds, lalu melucuti senjata kedua penculik itu. Kedua polisi San Diego yang tadi ikut naik ke atas truk menemukan Ian di dalam ruang sempit yang terdapat di balik dinding palsu, lalu melepaskan tali-tali yang mengikatnya. Ian melangkah ke luar, sambil tersenyum. "Wah, senangnya hatiku melihat kalian, Teman-teman! Bagaimana kalian bisa tahu bahwa aku dan kedua penculik itu ada di sini?" "Ya, bagaimana caranya, Jupiter?" tanya Ndula pula. "Aku tahu, isyarat tadi yang menunjukkan, tapi kenapa isyarat itu bisa menunjuk ke arah truk ini? Kalian kan belum pernah melihat kendaraan ini?" "Bukan aku yang mengarahkan isyarat itu ke truk ini," kata Jupiter sambil nyengir. "Mereka yang memberi isyarat dari atas truk!" "Mereka? Kedua penculik itu, maksudmu?" seru Bob dan Pete serempak. "Masih ingat sewaktu di bengkel kita, sewaktu aku mengatakan pada Fred tentang mikrofon rahasia mereka yang ada di dalam kantung kemeja Ian?" kata Jupiter. "Nah, itu kulakukan karena alat isyaratku ada dalam kantung celanaku, dan aku ingin agar mereka lebih dulu menggeledah Ian. Ketika Fred kemudian berpaling dari Ian, aku berdiri begitu dekat di belakangnya sehingga mau tidak mau Fred pasti menubruk aku-dan ketika itu terjadi, cepat-cepat kuselipkan alat
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
isyaratku ke dalam kantung jasnya sambil pura-pura berpegangan padanya agar tidak terjungkal!" Remaja bertubuh montok itu memandang semuanya yang ada di situ dengan wajah berseri-seri. "Jadi sejak itu alat isyaratku itu ada di dalam kantung jas Fred," katanya melanjutkan. "Tanda isyarat yang menimbulkan bunyi tidak kunyalakan, jadi mereka tidak bisa mendengar bunyi itu. Dan nyala lampunya juga tidak nampak-itu pun kalau menyala secara kebetulankarena ketebalan bahan j as yang dipakai Fred!" Walt menatap Fred dengan mata melotot. "Dasar goblok!" sergahnya. "Kau sendiri yang goblok!" balas Fred sambil melotot pula. "Semuanya ini kan idemu!" "Bawa mereka pergi," tukas Chief Reynolds dengan sebal. Kedua penculik yang masih terus saling mengumpat itu digiring pergi oleh polisi. Chief Reynolds berpaling pada Jupiter. "Kau sebenarnya tidak boleh diam-diam saja tentang isyarat itu, Jupiter," katanya dengan galak. "Selama ini saya tidak yakin bahwa ide itu akan berjalan dengan baik, Sir, dan saya tidak ingin Anda terlalu mengandalkannya sehingga tidak memanfaatkan cara-cara lainnya yang ada untuk menemukan mereka," kata Jupiter menjelaskan. "Siapa tahu, bisa saja alat saya itu sebelumnya sudah ditemukan para penculik, atau Fred berganti pakaian, atau kemungkinan lain-lainnya lagi. Tapi rupanya mereka terlalu sibuk, sehingga siasat saya bisa jalan!" "Ya, memang!" Chief Reynolds tersenyum. "Kalian telah bekerja dengan sangat baik, Anak-anak!" Wajah ketiga anggota Trio Detektif berseri-seri mendengar pujian itu. Ian ikut tersenyum. Kini ia sudah aman, dan bukan lagi pelarian yang selalu ketakutan. Ian dan Jupiter berdiri berdampingan sambil tertawa nyengir. Mereka kelihatan seperti kembar dua yang montok. Bab 21
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
ALFRED HITCHCOCK MENAWARKAN JUDUL BEBERAPA hari kemudian Jupiter beserta kedua rekannya mendatangi Alfred Hitchcock di ruang kantornya yang besar di studionya. Dengan tekun sutradara film yang kenamaan itu mengikuti penuturan ketiga remaja itu tentang petualangan mereka menyelamatkan Ian Carew dari tangan para penculik. "Bagus!" kata sutradara itu dengan suaranya yang berat ketika ketiganya selesai dengan penuturan mereka. "Kalian telah menunjukkan prestasi yang benar-benar profesional. Kuucapkan selamat pada kalian bertiga!" "Terima kasih, Sir, " kata Jupiter. Dari nada suaranya dapat diketahui bahwa ia menganggap bahwa kata-kata pujian itu memang sudah sewajarnya. "Ya-" kata Alfred Hitchcock lagi sambil mengangguk-angguk, "masingmasing dari kalian bertiga telah memperagakan ketrampilan dan logika yang baik sekali dalam mengambil kesimpulan serta melakukan pengamatan. Dan pada hakikatnya," kini di mata sutradara itu muncul sinar kejailan, "bahkan bisa kukatakan bahwa dalam kasus ini kedua asisten telah menunjukkan prestasi penyelidikan yang lebih hebat daripada pemimpin mereka! Kalian berdua hebat, Robert dan Peter." Pete dan Bob nyengir saja mendengar pujian itu, sementara air muka Jupiter nampak agak memerah. Pete cepat-cepat mengeluarkan antinganting berbentuk taring yang terbuat dari gading dan emas, yang menyebabkan Anna Lessing ketahuan rahasianya. "Mungkin Anda sudi menerima ini, Sir, sebagai kenang-kenangan pada kasus ini," kata Pete. Sutradara bertubuh bulat itu menerima anting-anting yang disodorkan padanya dengan sikap serius. "Aku akan menyimpannya baik-baik, bersama segala tanda mata yang kalian berikan selama ini sebagai kenang-kenangan atas kasus-kasus yang berhasil kalian selesaikan. Tapi bagaimana selanjutnya dengan
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
komplotan penculik itu? Apakah mereka akan menerima hukuman yang setimpal dengan kejahatan mereka?" "Yah," kata Jupiter yang masih agak sebal karena merasa direndahkan oleh Alfred Hitchcock, "mereka bisa dijatuhi hukuman berat, karena penculikan merupakan kejahatan yang tidak bisa dipandang sepele!" "Itu memang benar," kata Alfred Hitchcock dengan suaranya yang menggelegar. "Penculikan memang merupakan tindak kejahatan yang benar-benar keji!" "Betul, Sir, " kata Jupiter sependapat, "tapi dalam kasus ini kejadian itu pada hakikatnya merupakan penculikan yang didasari alasan politik dan melibatkan warga negeri lain. Oleh karena itu pihak kepolisian memutuskan untuk mengusir para pelakunya kembali ke Nanda, agar pemerintah di sana yang menjatuhkan hukuman yang setimpal dengan kejahatan yang mereka lakukan." "Sementara itu kemarin telah dilangsungkan pemilihan umum di Nanda," kata Bob menyela. "Golongan radikal di sana sangat tercemar namanya sebagai akibat peristiwa penculikan, sehingga Sir Roger dengan mudah berhasil meraih kemenangan. Itu berarti dorongan besar bagi rencananya untuk mencapai kemerdekaan dengan kekuasaan di tangan penduduk berkulit hitam yang merupakan mayoritas." "Sir Roger mengatakan bahwa para penculik akan diberi pengampunan setelah beberapa tahun menjalani hukuman," kata Pete, "dengan syarat bahwa mereka berkelakuan baik selama di penjara dan bersedia untuk bekerja sama dengan golongan mayoritas." "Itu merupakan keputusan yang bijaksana," kata Mr. Hitchcock sambil mengangguk. "Kejahatan yang mereka lakukan pada hakikatnya merupakan semangat perjuangan yang salah kaprah. Komplotan penculik itu berkeyakinan bahwa mereka berada di pihak yang benar, dan itu menyebabkan mereka berpandangan bahwa mereka berhak melakukan apa saja demi kepentingan perjuangan. Sayangnya, pandangan begitu banyak terdapat di mana-mana dewasa ini. Satu-satunya kemungkinan yang bisa menyelesaikan masalah ini adalah bahwa kita semua harus
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
belajar menyadari bahwa kita harus hidup dan bekerja sama secara damai." "Betul, Sir, " kata ketiga remaja yang duduk di hadapannya dengan serempak. "Kalau begitu, kasus ini sudah bisa dinyatakan selesai?" kata sutradara film itu lagi. "Yah," kata Pete, "sebetulnya masih ada satu masalah lagi. Kami belum berhasil menemukan judul yang enak untuk catatan kami mengenainya. Barangkali Anda bisa memberikan saran, Sir?" "Hmm." Alfred Hitchcock berpikir sebentar. "Ya, tentu saja! Kasus petualangan kalian kali ini pantas kalau diberi judul Misteri Kemelut Kembar!" "Wah, judul itu sangat tepat!" kata Bob. "Ian kan begitu mirip dengan Jupiter sehingga mereka berdua seakan-akan kembar, dan kenyataan itu nyaris menimbulkan kemelut!" "Bukan begitu maksudku sebenarnya," kata Mr. Hitchcock. Matanya berkilat-kilat jail lagi. "Kemelut mana lebih dahsyat daripada kenyataan bahwa di dunia yang sudah penuh dengan berbagai kesulitan dan bencana ini rupanya ada dua Jupiter Jones! Seorang Jupiter saja sudah merupakan kemelut, apalagi kalau ada dua! Itulah maksudku dengan 'Kemelut Kembar!'" Sutradara gendut itu terbahak-bahak ketika melihat air muka Jupiter yang jelas sekali tersinggung mendengar sindirannya itu. "Itu lelucon yang tidak lucu, Sir, " kata Jupiter dengan kaku, sambil meluruskan sikap duduk. "Ya, memang, dan aku minta maaf. Untuk menyejukkan perasaanmu, aku bersedia menuliskan kata pengantar untuk kasus kalian ini." Ketiga remaja itu mengucapkan terima kasih sambil nyengir, lalu minta diri. Ketika sudah sendiri lagi di kantornya, Mr. Hitchcock masih saja tertawa-tawa karena mengingat leluconnya tadi. Meski menurut Jupiter tidak lucu, tapi cocok sekali sebagai judul kisah petualangan yang ramai dan berakhir secara memuaskan.
Koleksi ebook inzomnia