JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 479 - 492 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KETAPANG 2 (Studi di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang Kabupaten Kotawaringin Timur Propinsi Kalimantan Tengah)
Tri Rahayu Mahasiswa Peminatan Epidemiologi dan Penyakit Tropik Universitas Diponegoro Semarang, Indonesia
ABSTRACK The increasing cases of DBD until recently is still a major health problem. The number of cases DBD in the helath care of Ketapang in 2011 of 116 cases with CFR 0,9%.Various efforts have been done such as epidemiologic investigations, periodic inspection larvae, abatisasi selective and others, but dengue cases are still increasing. The purpose of this study was to evaluate the implementation of the program P2DBD viewed from the input, process and output in the area of Ketapang 2 health care in 2011. This type of qualitative research study with a descriptive approach. Data was collected by in-depth interviews and observations. The main informant program holder P2DBD and health promotion, program holder environmental health. The validity test of the triangulation of methods and sources to the head of the Ketapang 2 health care, head of P2B2 and investigator larvae. The results of this study is the `achievements epidemiology investigation is still below the standard of 56.03%, fogging the focus has reached 100%, ABJ is 85.77%, achievement of health education is still not in accordance with planned, this is due to input provided is insufficient, either manpower, funds, facilities and infrastructure as well as the method/SOP, in the process of organizing the activities P2DBD no power in writing, planning and implementation of activities did not go as planned, and had never done in supervision steps at various levels. The conclusion of this research is the high incidence of dengue in the Ketapang 2 health care caused by a lack of community participation in the PSN, lack of coordination across sectors and programs, lack of supervision steps at various levels, lack of funds, facilities and infrastructure methods / SOPs and trained personnel so that the resulting output can not be achieved the maximum. Keywords : Evaluation, P2DBD Bibliography: 57, 1989 – 2011 Pendahuluan
Penyakit
Demam
berdarah
adalah penyakit infeksi virus yang
1
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 479 - 492 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
ditularkan oleh nyamuk Aedes sp
jumlah penderita DBD sebanyak 191
pada daerah tropis dan subtropis di
kasus, dengan Incidence Rate (IR)
seluruh
51,1 per 100.000 penduduk dengan
dunia.
Penyakit
DBD
disebabkan oleh virus dengue dari
Case Fatality Rate (CFR) 1,57%,
kelompok
Arbovirus
arthropod-borne
virus
B,
yaitu
tahun 2011 jumlah penderita DBD
atau
virus
sebesar 397 dengan Insiden Rate
yang disebabkan oleh artropoda.
(IR) sebesar
Dalam
penduduk
beberapa
transmisi
tahun
penularan
terakhir,
semi
perkotaan,
penyakit
DBD
menjadi
utama
kesehatan
99,5 per 100.000
dengan
Case
Fatality
Rate (CFR) sebesar 1,51%.
meningkat
terutama pada daerah perkotaan dan
4
Dari 20 puskesmas yang ada
sehingga
di Kabupaten Kotawaringin Timur di
masalah
Puskesmas
masyarakat
penderita
internasional.1, 2
Ketapang penyakit
2 DBD
jumlah terus
meningkat sejak tahun 2009 sampai
Insiden penyakit DBD semakin
tahun 2011, dimana pada tahun
tumbuh di seluruh dunia dalam
2009 jumlah penderita DBD sebesar
beberapa tahun terakhir. Lebih dari
98 orang dengan CFR 0%, tahun
2,5 milyar orang serta lebih dari 40%
2010 penderita 21 orang dengan
dari populasi di dunia sekarang
CFR 5,9% dan tahun 2011 menjadi
3
beresiko terkena penyakit DBD.
116 orang penderita DBD dengan
Penyakit DBD masih merupakan
CFR 0,9%. Kasus DBD Tahun 2011
permasalahan
serius,
merupakan kasus tertinggi 3 tahun
dengan
35
terakhir.4 Berdasarkan endemisitas
sudah
pernah
daerah Wilayah Kerja Puskesmas
dibuktikan
yang
kabupaten/kota terjangkit
penyakit
DBD.
Di
Ketapang
2
merupakan
Kabupaten Kotawaringin Timur juga
endemis
terjadi peningkatan kasus DBD yang
urutan
sangat signifikan selama beberapa
tertinggi pada tahun 2011 yakni 116
tahun
kasus.
jumlah
terakhir
dari
penderita
tahun
2009
sebesar
469
tinggi pertama
Berbagai
dan
daerah
menempati
jumlah
upaya
kasus
telah
dengan Incidence Rate (IR) sebesar
dilakukan oleh Puskesmas Ketapang
73,29 per 100.000 dengan
Case
2 untuk menanggulangi hal tersebut
Fatality Rate (CFR) 0, tahun 2010
dengan melaksanakan kegiatan PE,
2
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 479 - 492 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
pemeriksaan
dan
prasarana,
jumantik, abatisasi massal, abatisasi
metode/Standar
Operasional
selektif,
fogging
Prosedur
massal,
namun
meningkat
jentik
fokus,
oleh
sarana
fogging
dibutuhkan untuk mendukung
Wilayah
Kerja
pelaksanaan program P2DBD
Ketapang
2.
di Wilayah Kerja Puskesmas
untuk
pelaksanaan
yang
terus
Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik
(SOP)
kasus
di
Puskesmas
berkala
kegiatan
Ketapang 2 pada tahun 2011.
mengetahui
b) Menjelaskan masalah proses
program
pelaksanaan kegiatan program
P2DBD dengan melakukan evaluasi
P2DBD
terhadap input, proses dan output
perencanaan,
pelaksanaan program P2DBD di
pengawasan di Wilayah Kerja
wilayah kerja Puskesmas Ketapang
Puskesmas Ketapang 2 pada
2
tahun 2011.
Kecamatan
Mentawa
Baru
yang
meliputi
pelaksanaan,
c) Menjelaskan
Ketapang pada tahun 2011. Hal
output
tersebut dianggap perlu diteliti untuk
pelaksanaan kegiatan program
mengetahui pelaksanaan kegiatan
P2DBD yang meliputi capaian
program P2DBD dalam menekan
PE, capaian fogging fokus,
jumlah kasus yang tinggi sehingga
ABJ,
tujuan dari kegiatan program P2DBD
kesehatan di Wilayah kerja
dapat tercapai.
Puskesmas Ketapang 2 pada
Tujuan
penelitian
ini
capaian
penyuluhan
tahun 2011. Metode dan Subjek Penelitian
adalah : 1. Tujuan Umum
Jenis penelitian ini merupakan
Menjelaskan
evaluasi
penelitian
kualitatif
dengan
pelaksanaan program P2DBD di
pendekatan
deskriptif.5
Bentuk
Wilayah
pelaksanaannya
Kerja
Puskesmas
Ketapang 2 pada tahun 2011.
penelitian
2. Tujuan khusus a) Menjelaskan
merupakan
evaluasi,
tehnik
pengumpulan data dilakukan dengan masalah
input
wawancara
mendalam
pelaksanaan program P2DBD
interview)
yang
menggali
informasi
banyaknya
dari
meliputi
ketersediaan
sumber daya tenaga, dana,
3
dan
(Indepth
observasi
untuk
sebanyak-
informan
terkait
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 479 - 492 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
A. Hasil
dengan tujuan penelitian. Subyek
Output
Pelaksanaan
penelitian diambil secara porpusive
Kegiatan Program P2DBD
dengan
1. Capaian PE
kriteria
mengetahui
pelaksanan
kegiatan
P2DBD
dari
tahap
sampai
tahap
kewenangan
program
Capaian
perencanaan
evaluasi, dalam
capaian
hasil
kegiatan PE di Puskesmas
memiliki
Ketapang
pelaksanaan
2
yaitu
yakni
sebesar 56,03% jadi 43,97
kegiatan program P2DBD, terlibat
tidak
langsung
pelaksanaan
tersebut karena laporan yang
kegiatan P2DBD. Informan utama
diterima oleh dinas kesehatan
dari penelitian ini adalah 1 petugas
dan
pemegang
dan
terlambat dari rumah sakit dan
petugas
unit pelayanan kesehatan lain
promosi
dalam
progam
P2DBD
kesehatan,
pemegang
1
program
kesehatan
dilakukan
PE.
puskesmas
serta
Hal
sangat
berdampak
pada
lingkungan. Sedangkan untuk uji
pelaksanaan
validitas dilakukan dengan metode
terlaksana dan sudah terjadi
triangulasi. Informan triangulasi dari
penyebaran
penelitian ada 4 informan dengan
penghambat dalam kegiatan
rincian Kepala Puskesmas Ketapang
PE antara lain tenaga yang
2,
P2B2(Pengendalian
tersedia tidak mencukupi, dari
Penyakit Bersumber Binatang), 2
segi pengkoordinasian dengan
petugas jumantik.
lintas
Kasie
Analisis data dilakukan dengan
PE
kasus.
sektor
masih
membuat matriks yang berisi data
maksimal.
Hal
ringkasan
dengan
mendalam.
Data
wawancara dari
informan
(2008)
lintas kurang
ini
penelitian bahwa
Faktor
dan
program
hasil
tidak
sesuai Riyanti
respon
time
direduksi menjadi informasi yang
untuk kegiatan PE terkadang
bermakna sesuai dengan kategori.
masih ada yang tidak sesuai
Tahap akhir dalam analisis data
dengan yang ditetapkan (24
adalah
jam
kesimpulan/verifikasi.
penarikan 6
setelah
diterima).
Hasil dan Pembahasan
disebabkan
laporan Hal
kasus tersebut
terbatasnya
tenaga pelaksana yang ada di
4
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 479 - 492 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
Puskesmas pada
kelurahan
umumnya
dilakukan
oleh
satu
yang
dapat
menurunkan
jumlah
hanya
kasus sehingga pada tahun
orang
2011
masih
KLB.
tenaga pelaksana, sedangkan
Seperti
jumlah
yang
oleh Gede Suarta, dkk (2009)
banyak.
bahwa metode pemberantasan
kasus
dilaporkan
cukup
Keterlambatan tersebut
DBD
pelaksanaan
menyebabkan
yang
terjadi
nyamuk
pula
dikemukakan
dewasa
dengan
fogging fokus sampai sekarang
keterlambatan
belum menunjukan hasil yang
penanggulangan penyakit DBD
memuaskan, terbukti dengan
karena respon time fogging
meningkatnya
pun tidak dilakukan dengan
bertambahnya jumlah wilayah
segera.
yang
Padahal
untuk
kasus
terjangkit
dan
DBD.
mencegah perkembangbiakan
Keterlambatan laporan kasus
virus dengue serta nyamuk
yang diterima puskesmas dari
Aedes aegypti sebagai vektor
sarana pelayanan kesehatan
penular DBD harus dilakukan
menyebabkan
secepatnya
dalam
untuk
memutus
keterlambatan
penanganan
kasus,
mata
rantai
penularannya.
sehingga penanganan kasus
Oleh
karena
itu,
yang
utama
langkah
pencegahan
merebaknya
kasus
diperlukan
dilakukan
oleh
puskesmas menjadi terlambat.
DBD
Kurangnya
pengawasan
kecepatan
pemerintah,
petugas
merespon informasi penularan
puskesmas
dan
penyakit.
7
desa/kelurahan
2. Capaian Fogging Fokus Dari kasus
yang
kegiatan
dilakukan
sehingga
fogging
yang
oleh
tenaga
dilaksanakan
kasus fogging fokus sebesar
banjar
10 dari 10 kasus PE (+)
terutama pelaksanaan fogging
sehingga
dari swadaya masyarakat yang
capaian
fogging
100% sedangkan target yang
menyebabkan
direncanakan 15 fokus tapi
masih
fogging
samping
fokus
masih
tidak
tidak
5
tetap itu
terpantau
kasus tinggi.
DBD 8
Di
pelaksanaan
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 479 - 492 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
kegiatan fogging fokus yang
menjaga
dilakukan
penampungan
terkadang
tidak
kebersihan air
tempat maupun
sesuai dengan radius yang
membersihkan tempat tinggal
ditentukan, yaitu radius 200
mereka
meter atau sekitar 16 Ha,
bekas yang dapat digenangi
karena
air serta, penyuluhan kepada
keterbatasan
dan
dari
barang-barang
kelangkaan bahan bakar alat
masyarakat
fogging,
yang
disebabkan tenaga dan dana
Pelaksanaan
yang terbatas. Kader yang
anggaran
tersedia. kegiatan
fogging
masih
kurang
fokus
tersedia hanya 30 orang di 2
terkadang tidak dapat dipenuhi
Kelurahan saja. Seharusnya
dengan segera setelah laporan
kader jumantik yang harus
hasil
terima
tersedia di setiap kelurahan
mengingat keterbatasan alat
minimal 1 orang di setiap RT
fogging yang ada dan tenaga
dimana seluruh RT ada di
yang
wilayah
PE
(+)
di
tersedia,
pelaksanaannya dilakukan
sehingga baru
dalam
dapat
waktu
kerja
Puskesmas
Ketapang 2 berjumlah 132 RT.
2
Sarana dan prasarana untuk
sampai 3 hari.
jumantik
tidak
mencukupi,
pengoorganisasian
yang
kurang berjalan dengan baik 3. Capaian Angka Bebas Jentik Dari
jumlah
diperiksa
rumah
sebanyak
karena
yang
tidak
ada
forum
kesehatan tingkat kelurahan
5.756
serta
kurang
berjalannya
sebanyak 4.937 yang bebas
kerjasama lintas sektor dan
jentik sehingga ABJ di peroleh
tidak dilakukan pengawasan
sebesar
langsung kelapangan.
85,77%
sehingga
masih di bawah standar yaitu
Untuk membina peran serta
<95%,
masyarakat
hal
ini
dapat
perlu
dilakukan
disebabkan karena kurangnya
penyuluhan dan motivasi yang
peran serta masyarakat dalam
intensif melalui berbagai jalur
kegiatan
komunikasi
kepatuhan
PSN,
kurangnya
keluarga untuk
kepada
6
dan
masyarakat
informasi seperti
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 479 - 492 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
melalui
televisi,
radio
dan
penyuluhan keliling. Hal ini
media massa lainnya, kerja
tidak
bakti dan lomba PSN DBD di
direncanakan, sebab tenaga
kelurahan/desa, sekolah atau
yang tersedia kurang serta
tempat umum lainnya.
9
sesuai
dengan
yang
SDM yang tidak memadai,
Menurut Pratiwi, dkk (2008),
pengorganisaian tenaga yang
bahwa pembinaan peran serta
kurang berjalan dan kurangnya
masyarakat dalam usaha PSN
kerjasama tim, tidak adanya
diperlukan
masyarakat
pengawasan secara langsung
dapat melaksanakan tindakan
baik dari puskesmas maupun
pembersihan
dinas,
agar
secara
teratur
semua
diserahkan
dan berkala sehingga PSN
kepada pelaksana kegiatan,
melembaga dalam kehidupan
sarana dan prasana yang tidak
sehari-hari dan kejadian DBD
mencukupi.
dapat menurun.10
leaflet
4. Capaian Penyuluhan Kesehatan Capaian penyuluhan kelompok
keliling.
kali
penyuluhan
kelompok
DBD
dari anak
akan
sangat
membantu
di
dalam
sasaran pesan
sehingga fakta
penyuluhan
dapat
dapat tersebut
kehidupan.
kali
harapan
7
memahami
kesehatan
bernilainya
kesehatan 4 kali penyuluhan 30
kesehatan
dengan jelas dan tepat pula,
yang
direncanakan untuk kegiatan
dan
promosi
menerima
(+) yang dilakukan fogging
kelompok
media
masyarakat
umum yang terdapat kasus PE
kegiatan
Seharusnya
disampaikan lebih jelas dan
dengan sasaran masyarakat
dana
tersedia.
pesan-pesan kesehatan dapat
dan 10 kali penyuluhan keliling
realisasi
tidak
melakukan penyuluhan agar
sekolah sebanyak 40 orang
fokus,
yang
dan jumlahnya terbatas, film
penyuluhan
Sasaran
brosur
hanya dalam bentuk fotokopi
1 kali penyuluhan kelompok 10
dan
media
diberikan kepada masyarakat
dalam program P2DBD hanya
dan
Dimana
kesehatan 11
dan bagi
Terutama untuk
agar
masyarakat
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 479 - 492 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
membudayakan kegiatan PSN,
baik karena pelayanan yang
media
tepat
baik
untuk
jumlah
promosi
menjadi
penting
keberhasilan yang
yang
tujuan. Seperti
dikemukakan
juga
ditentukan tenaga
oleh yang
menanganinya. Untuk dapat
oleh
menjalankan
pelayanan
Pulungan (2008) bahwa terjadi
kesehatan
peningkatan pengetahuan dan
dibutuhkan jenis, jumlah dan
sikap dokter kecil tentang PSN
kualifikasi
DBD
setelah
penyuluhan
bermutu
dari
tenaga
12
mendapatkan
kesehatan.
dengan metode
2. Dana Sumber
ceramah dan leaflet, maupun
dana
yang
digunakan untuk melaksanakan
ceramah dan film.12
kegiatan program P2DBD di
B. Input Kegiatan Program P2DBD 1. Tenaga Tenaga yang tersedia di Puskesmas
yang
Ketapang
Puskesmas Ketapang 2 hanya dari
2
anggaran
pendapatan
belanja daerah, bila terjadi KLB
selama ini tidak mencukupi
Dinas
karena
menyediakan dana tambahan.
mereka
melakukan
pekerjaan yang lain, jumantik
Dana
tidak
proses
tersedia
di
semua
Kesehatan
yang
Kabupaten
tersedia
pelaksanaan
untuk
kegiatan
kelurahan dan RT , tenaga
program P2DBD di Puskesmas
entomologi
Ketapang 2 pada tahun 2011
Kotawaringin saat
di
Kabupaten
Timur
sampai
ini
belum
tersedia.
Sebagian
besar
tingkat
masih belum mencukupi tetapi jika
terjadi
Kesehatan
KLB
Dinas
Kabupaten
pendidikan tenaga pelaksana
Kotawaringin
Timur
program P2DBD hanya DIII
menyediakan
dana
dan tidak ditujuang dengan
penanggulangan yang disiapkan
pelatihan yang intensif.
oleh pemerintah daerah. Belum
Dengan jumlah tenaga yang
tersedianya dana yang cukup
tidak memadai pelaksanaaan
dapat
kegiatan program P2DBD tidak
maksimalnya
dapat
kegiatan.
dilaksanakan
dengan
8
menyebabkan
tidak
pelaksanaan
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 479 - 492 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
3. Sarana dan Prasarana Dari segi jumlah ketersediaan sarana
dan
prasarana
untuk kegiatan,
di
buku
Puskesmas Ketapang 2 masih
harus
tujuan
ketersediaan
tugas
pekerjaan
cara
mengalami
prasarana
dan
merupakan
faktor
berjalan
lancar.
para
sumber
daya
sarana
hanya
bahwa
pelaksana
Proses
dan
atau
dalam
perencanaan
merupakan terpenting
di
fungsi dalam
perencanaan.
yang dalam
Berdasarkan
hasil penelitian di Puskesmas
4. Metode/SOP
Ketapang
Untuk melaksanakan kegiatan
2
untuk
perencanaan tenaga, dana,
program P2DBD di Puskesmas
sarana dan prasarana sudah
Ketapang 2 diperlukan adanya atau
SOP
Wijono
1. Perencanaan
kertas dokumen saja.13
tatacara/SOP
Menurut
Program P2DBD
tanpa
tinggal
jalannya
C. Proses Pelaksanaan Kegiatan
prasarana yang memadai maka kebijakan
akan
pengambilan keputusan.
kebijakan memiliki tujuan dan jelas
baik
dipakai sebagai pedoman oleh
Sekalipun
yang
tersedia.
secara sistematis dan dapat
program
sasaran
semua
pernyataan tertulis yang disusun
harus mendapat sumber yang agar
di
prosedur kerja adalah suatu
penentu kebijakan. Pelaksana
dibutuhkan
yang
(1997)
akan
sarana
/SOP
pekerjaan.
hambatan.
Ketersediaan
tidak
memperlancar
seharusnya,
bahkan
DBD
tugas diperlukan tatacara. Tata
pekerjaan tidak mungkin dapat dilakukan
berupa
Seharusnya dalam pelaksanaan
spesifik tidak dapat diselesaikan sebagaimana
tapi
tatacara
dan
prasarana. Tanpa sarana dan prasarana
pencegahan
fogging,
oleh
sarana
bentuknya
Dinas Kesehatan, SOP tentang
kebijakan
didukung
pelaksanaan
Indonesia yang diperoleh dari
tidak mencukupi. Dalam upaya pencapaian
proses
ada
kebijakan
kecuali
perencanaan
yang mengatur dan mendukung
untuk
metoda/SOP.
Hanya dalam perencanaan
9
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 479 - 492 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
tersebut
dibuat
tidak ada tim khusus dalam
seadanya/tidak
sesuai
melaksanakan
dengan
standar,
proses
kegiatan
tanpa
karena tenaga yang tersedia
merumuskan
terbatas. Struktur organisasi
masalah, penetapan prioritas
pelaksanaan
masalah, menetapkan tujuan,
P2DBD
target dan sasaran kinerja
struktur
organisasi
puskesmas secara lengkap,
puskesmas.
Sebaiknya
hanya berdasarkan analisis
struktur organisasi di buat
situasi.
khusus
untuk
kegiatan
program
P2DBD
sehingga
Sehingga
pelaksanaannya berjalan
dalam
pun
sesuai
tidak
dengan
sama
mekanisme wewenang
menghasilkan suatu rencana
jelas
yang
sebaiknya
kewajiban
yang
dengan baik.
langkah-langkah
di
2. Penggerakan Pelaksanaan selanjutnya
perencanaan
lebih
tugas
serta
tergambarkan
Pengawasan untuk tenaga,
setelah
sarana dan prasarana dalam
adalah
pelaksanan program P2DBD
pengorganisasian. Pengorganisasian
dan
menjadi
3. Pengawasan
tempuh adalah sama.
Tahap
dengan
pelimpahan
direncanakan. Untuk dapat
baik,
program
di Puskesmas Ketapang 2 berkaitan
hanya dilakukan pada saat
dengan struktur organisasi.
kegiatan
Struktur organisasi penting
kegiatan PSN hanya laporan
disusun
mengetahui
jumantik yang diawasi, tidak
tugas dan kewajiban dari
ada pengawasan langsung
masing-masing staf. Terkait
kelapangan.
dengan
untuk
pengawasan
tenaga dalam pelaksanaan
secara
khusus
program
dalam pelaksanaan program
untuk
pengorganisasian
P2DBD
di
fogging,
Puskesmas Ketapang 2 tidak
P2DBD
ada pengorganisasian tenaga
Ketapang
pelaksana program P2DBD,
pengawasan
10
untuk
Sedangkan
di
tidak
dana ada
Puskesmas 2,
untuk keuangan
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 479 - 492 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
keseluruhan dilakukan oleh
dalam
Banwasda
yang
P2DBD, jumantik tidak tersedia di
setahun
sekali,
dilakukan untuk
pelaksanaan
setiap
pengawasan
RT
program
tenaga
pelaksana
kegiatan kualitasnya masih kurang
metode/SOP
dalam
disebabkan tidak ditunjang dengan
pelaksanaan
program
pelatihan yang berkesinambungan.
P2DBD yang dilakukan oleh
Komponen
pelaksana kegiatan masing-
perencanaan
masing.
Seharusnya
kegiatan program P2DBD meliputi
pengawasan
tenaga, dana, sarana dan prasarana
Seharusnya
proses
dimana
yang
dalam
atau supervisi dan bimbingan
kecuali
teknis P2DBD dilakukan oleh
metoda/SOP,
pengelola program P2DBD
kegiatan di Puskesmas Ketapang 2
yang
tidak berjalan sesuai dengan yang
dilakukan
berjenjang tingkatan
secara
untuk
ada
perencanaan
hanya
pelaksanaan
di
bebagai
direncanakan
baik
Provinsi,
hanya melakukan kegiatan pada
Kabupaten,
Puskesmas
saat
karena
adanya
puskesmas
kasus
DBD
dan
maupun lapangan terhadap
cenderung
pelaksanaan setiap kegiatan
Perencanaan
agar
menghasilkan
puskesmas hanya seadanya/kurang
kinerja sesuai dengan yang
baik karena kurangnya kemampuan
direncanakan,
SDM untuk melakukan perencanaan
dapat
menilai
pelaksanaan
program
serta
P2DBD.
menunda
kegiatan.
yang
dibuat
selama ini tidak pernah
dilakukan pengawasan dari dinas
Kesimpulan
kesehatan.
Tidak
ada
Kesimpulan dari penelitian ini
pengorganisasian tenaga pelaksana
adalah : komponen input dimana
secara khusus karena tenaga yang
tenaga,
terbatas,
dana,
sarana
dan
sedangkan
untuk
prasarana, metode/SOP masih tidak
pengkoordinasian dana, sarana dan
mencukupi,
prasarana,
petugas
pemegang
metode/SOP
sudah
program P2DBD merangkap sebagai
berjalan dengan baik pelaksanaan
pelaksana
kegiatan
belum
promosi
adanya
kesehatan,
pembentukan
tim
tidak
sesuai
dengan
perencanaan hal ini disebabkan oleh
11
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 479 - 492 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
metode/SOP
dan
tenaga
yang
atau
3
hari
sehingga
dapat
penyebaran
kasus
terbatas, kualitas SDM yang kurang,
menyebabkan
dana yang tersedia terbatas. tidak
lebih cepat, capaian ABJ masih di
pernah
dilakukan
pengawasan
bawah standar yakni <95% sehingga
secara
langsung.
Pengawasan
penularan DBD tidak dapat di cegah
P2DBD
atau dikurangi hal ini disebabkan
diserahkan langsung kepada setiap
kurangnya peran serta masyarakat
pelaksana
kegiatan,
sehingga
dalam kegiatan PSN, kurangnya
pelaksana
kegiatan
memiliki
kegiatan
program
pengetahuan
masyarakat,
tanggungjawab sebagai pelaksana
penyuluhan
kegiatan
maksimal, kader yang tersedia tidak
dan
penanggungjawab
kegiatan. Seharusnya pengawasan
mencukupi,
dilakukan
kesehatan
secara
berjenjang
di
PSN
yang
capaian masih
kurang
penyuluhan tidak
sesuai
berbagai tingkatan baik provinsi,
dengan yang direncanakan karena
kabupaten,
tenaga pelaksana kegiatan terbatas,
puskesmas
lapangan.
maupun
Komponen
Otput
:
SDM
yang
tidak
capaian PE masih di bawah standar
pengorganisasian
yaitu
kurang
56,03%
disebabkan
oleh
kerjasama tim.
sakit dan unit pelayanan kesehatan
Saran
lain kepada dinas kesehatan dan
1. Puskesmas
puskesmas
sehingga
berpotensi
fogging
fokus
sudah
100%
tetapi
potensi
mencapai
disebabkan
yang
kurangnya
pelaksanaan
pelatihan untuk kader jumantik. b. Mengusulkan tenaga
penularan terus berlangsung hal tersebut
dan
a. Mengusulkan
penyebaran penyakit lebih lanjut, capaian
tenaga
berjalan
terlambatnya laporan dari rumah
memadai,
penambahan
pelaksana
kegiatan
program P2DBD
proses
c. Melakukan
pelaksanaan kegiatan fogging tidak
kesehatan
sesuai dengan SOP, keterbatasan
menerus
dan
DBD, cara penularan dan cara
kelangkaan
bahan
bakar,
sarana dan prasarana yang tidak mencukupi,
pelaksanaan
penyuluhan secara tentang
pencegahannya
fogging
baru dapat dilakukan dalam waktu 2
12
terus penyakit
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 479 - 492 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
d. Mengusulkan
3.
peningkatan
anggaran
dana
And
untuk
pelaksanaan program P2DBD. e. Mengusulkan
sarana
dan
Dengue;
2012.
dari
:
http://www.who.int/mediacentre/f actsheets/fs117/en/index.html 4.
pelaksanaan kegiatan program
Profil
Dinas
Kesehatan
Kabupaten Kotawaringin Timur
P2DBD f. Mengusulkan
pembentukan
pengorganisasian
tahun 2009; 2010. 5.
forum
g. Meningkatkan
Nurlela,
Ella
Penelitian
kesehatan tingkat kelurahan.
H.
Aplikasi
Kualitatif
Pemantauan
koordinasi
dalam
dan
Evaluasi
dengan lintas sektor dan lintas
Program
program seperti rumah sakit
FKM UI Depkes RI; 1998. 6.
dan unit pelayanan kesehatan yang
lain
secara
Moleong,
Kesehatan.
Lexxy
Penelitian
terus
menerus.
Melakukan
Depok;
J.
Metode
Kualitatif.
Revisi. Bandung;
2. Peneliti lain.
Edisi
PT. Remaja
Rosda Karya; 2007 penelitian
7.
lebih
Riyanti,
Ervina.
Evaluasi
kinerja
pelaksanaan Program P2DBD
pemegang program P2DBD di
Di Wilayah Kerja Puskesmas
Puskesmas Ketapang 2.
Kecamatan Duren Sawit Jakarta
lanjut
mengenai
DAFTAR PUSTAKA Widoyono.
Timur Tahun 2007.
Penyakit
(Epidemiologi,
Tropis
8.
Penularan,
Pencegahan
Data
Epidemiologi
Suarta,
dkk.
Evaluasi
fogging
Penanggulangan
Jakarta;
Berdarah
Dalam Demam
Dengue
Di
Kota
Denpasar, 2009
Erlangga; 2005 Pusat
Gede
Pelaksanaan
dan
Pemberantasannya).
2.
Severe
Diunduh
prasarana untuk menunjang
1.
WHO. Media Center Dengue
dan
9.
Surveilans
Depkes
RI.
Pencegahan
Demam Berdarah Dengue Di
Kementerian
Kesehatan RI. Buletin Jendela
Indonesia.
Epidemiologi; Jakarta; Volume 2
Depkes RI; Jakarta 2010.
Agustus 2010.
Ditjen
PP
&
PL
10. Pratiwi, I Dewa Nyoman S, Roni Yuliwar. Peran serta masyarakat
13
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 479 - 492 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
dalam upaya penuruan kejadian DBD di Kelurahan Sawojajar Kota Malang 11. Notoatmodjo, Soekidjo. PrinsifPrinsif Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Jakarta;
Rineka
cipta; 2003 12. Arikunto S, Sepi Safrudin Abdul Jabar.
Evaluasi
Program
Pendidikan, Pedoman Teoritis Bagi
Praktisi
Pendidikan.
Jakarta; Bumi Aksara; 2004. 13. AG.
Subarsono.
Analisis
Kebijakan Publik, Konsep, Teori dan Aplikasi. Pustaka Pelajar; Yogyakarta.
14