PILLAR OF PHYSICS EDUCATION, Vol. 7. April 2016, 09-16
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, SATISFACTION (ARIAS) BERBANTUAN BAHAN AJAR BERMUATAN NILAI KARAKTER TERHADAP KOMPETENSI SISWA KELAS XI SMAN 13 PADANG Tri Agunaisy1) Yenni Darvina2) Murtiani2) 1) Mahasiswa Pendidikan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Padang 2) Staf Pengajar Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Padang
[email protected] ABSTRACT Students’ achievement by second grade of SMA 13 Padang will be optimum if the teacher use a learning model that can assure students towards their ability in learning. One of learning model that can be used is Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction (ARIAS) which learning materials have character values in it. This research aims to research the impact of ARIAS learning model which have character values towards competence of the second grade students SMAN 13 Padang. This research used Quasi Experiment Research with Randomized Control Group Only Design. The sample in this research was taken by Purposive Sampling Technique. The instruments of this research were observation sheet for behavior competence, writing test for knowledge competence, and rubric score for skill competence. The hypothesis was tested by using Chi Square test for the behavior and skill competences; meanwhile t-test was used to test the knowledge competence. The results revealed that ARIAS learning model can increase students’ competences of second grade at SMAN 13 Padang in behavior and skill competences, but this model did not give impact for skill competence, with significance level 0.05. Keywords : Learning model, ARIAS, Character values, Learning material 2006 disempurnakan menjadi Kurikulum 2013. Pe nyempurnaan Kurikulum KTSP menjadi Kurikulum 2013 signifikan terlihat pada perubahan kegiatan pembelajarannya. Kurikulum 2013 menekankan pada peningkatan proses pembelajaran yang aktif dan menyenangkan. Siswa difasilitasi untuk mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengkomu nikasikan untuk menciptakan proses pembelajaran yang aktif dan menyenangkan. Proses ini diharapkan mampu membentuk keinginan dan kreativitas siswa yang lebih dalam pembelajaran. Selain siswa bisa aktif dan kreatif dalam bela jar juga dapat membentuk sikap dan perilakunya me lalui nilai-nilai karakter. Karakter adalah serangkaian ciri-ciri psikologis individu yang mempengaruhi ke mampuan pribadi dan kecenderungan berfungsi seca ra moral[1]. Karakter dapat diartikan sebagai to talitas ciri-ciri pribadi yang melekat dan dapat diidentifi kasikan pada perilaku individu yang bersifat unik, dalam arti secara khusus ciri-ciri ini membedakan an tara satu individu dengan yang lainnya[2]. Dari bebera pa pengertian karakter dapat ditarik kesimpulan bahwa karakter berkaitan erat dengan kepribadian seseorang, sehingga ia bisa disebut orang yang berka rakter jika perilakunya sesuai dengan etika atau kaidah moral. Kurikulum 2013 dikembangkan untuk mena namkan nilai-nilai karakter dalam kehidupan seharihari agar terjadi balance antara sikap spiritual dan so sial, pengetahuan dan keterampilan serta berbagai karakter lain yang telah dimasukkan ke dalam kompe
PENDAHULUAN Proses pendidikan mampu membentuk sum ber daya manusia yang unggul dan berkualitas. Pendi dikan merupakan salah satu usaha sadar dan sistem atis dalam mengembangkan pola pikir dan potensi manusia. Manusia dapat meningkatkan kemampuan berpikirnya secara terarah melalui pendidikan serta dapat menunjang terbentuknya manusia yang mampu menjawab tantangan era globalisasi. Pada era globalisasi ini, manusia sangat perlu meningkatkan potensi yang dimiliki agar terciptanya manusia unggul dalam berbagai bidang. Tentunya, manusia yang unggul dapat dihasilkan melalui proses pendidikan yang bermutu. Upaya pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia telah banyak dilaksanakan. Bentuk upaya tersebut dianta ranya alokasi dana perbaikan sarana-prasarana seko lah, peningkatan laboratorium melalui alat-alat prakti kumnya, perpustakaan melalui buku-buku, sertifikasi dan pelatihan terhadap guru, beasiswa prestasi ku rang mampu, dan lain sebagainya. Bentuk upaya lain pemerintah dalam mening katkan kualitas dan mutu pendidikan di Indonesia yai tu dengan terus-menerus melakukan perubahan kuri kulum sampai menuju kesempurnaan. Kurikulum me rupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendi dikan sekaligus digunakan untuk pedoman dalam pelaksanaan proses pembelajaran pada berbagai jenis dan tingkat sekolah. Perubahan kurikulum salah satunya dari Kuri kulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun
9
tensi inti dan kompetensi dasar dalam setiap mata pelajaran. Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pen didikan budaya dan karakter bangsa diidentifikasi da ri sumber-sumber seperti Agama, Pancasila, Budaya, dan Tujuan Pendidikan Nasional. Hal ini berarti budi pekerti tidak dapat dipisahkan dari proses pembela jaran maupun pendidikan. Ada 9 pilar pendidikan karakter yaitu, 1)cinta tuhan dan segenap ciptaanya, 2)Tanggung jawab, 3)Kejujuran, 4)Hormat, 5)Dermawan, 6)Percaya diri, 7)Kepemimpinan, 8)Baik dan rendah hati, 9)Tole ransi kedamaian dan kesatuan. Kesembilan karakter di atas yang akan dikembangkan atau diterapkan da lam bidang keilmuan, terkhusus pada mata pelajaran Fisika. Ada beberapa nilai karakter yang dapat diin tegrasikan dalam pendidikan. Karakter tersebut ber sumber dari agama, Pancasila, budaya dan tujuan pen didikan nasional. Nilai-nilai karakter yang dimaksud yaitu reli gius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat ke bangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersa habat/ komunikatif, cinta damai, gemar membaca, pe duli sosial, peduli lingkungan, dan tanggung jawab[3]. Nilai karakter dapat diperoleh secara langsung mau pun tidak langsung oleh siswa melalui pengalaman. Pengalaman-pengalaman siswa tersebut tentu diharap kan berupa pengalaman yang dapat dijadikan penun jang keaktifan dan keberhasilan belajar. Suatu pembelajaran yang dapat menunjang keberhasilan apabila kompetensi dalam bentuk sikap, pengetahuan, dan keterampilan berjalan seimbang. Ji ka ketiga kompetensi dapat diperolehnya maka akan tercipta karakter atau perilaku serta ilmu pengetahuan secara maksimal termasuk dalam mata pela jaran Fisi ka. Mata pelajaran Fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting dipelajari dalam kehi dupan, karena Fisika merupakan mata pelajaran yang ikut berperan dalam pembangunan karakter yang kuat bagi siswa[4]. Materi-materi dalam Fisika membahas tentang kehidupan dan keberaturan alam. Memahami konsep keberaturan alam pada materi Fisika yang sebagian besar keberadaannya dapat langsung diamati siswa dalam kehidupan sehari-hari hendaknya menjadi hal menarik tersendiri untuk dipelajari lebih dalam lagi dan dapat menciptakan karakter yang baik. Kenyata an di lapangan bahwa mata pelajaran Fisika belum menjadi mata pelajaran yang diinginkan untuk dipela jari oleh sebagian besar siswa. Setelah dilakukan pe ngamatan di SMAN 13 Padang, ternyata masih ba nyak permasalahan di lapangan yang berpengaruh terhadap kompetensi siswa. Permasalahan dapat terja di karena belum adanya keinginan yang maksimal dari pribadi siswa untuk belajar. Keinginan yang di maksud adalah siswa masih belum yakin dan percaya akan potensi yang dimilikinya. Potensi yang dimiliki belum sepenuhnya mere ka kenali dengan baik, sehingga mereka belum perca
ya bahwa dalam pribadi siswa ada kelebihan dan ke kurangan masing-masing yang dapat dijadikan poten si diri. Sikap percaya diri perlu ditanamkan untuk mendorong siswa agar berusaha dengan optimal guna mencapai keberhasilan belajar. Keberhasilan belajar dalam mata pelajaran Fisika juga dipengaruhi oleh ba gaimana seorang guru dalam kelas mengaitkan con toh materi dengan kehidupan nyata. Di lapangan, kesesuaian antara contoh materi pada konsep Fisika yang disampaikan oleh guru di sekolah dengan realita kehidupan belum optimal dan masih perlu ditingkatkan. Contoh-contoh nyata tapi sederhana dalam kehidupan sehari-hari hendaknya disampaikan guru lebih banyak lagi kepada siswa dalam pembelajaran. Sebab, dengan adanya contohcontoh konkrit yang ditemui siswa dalam kesehari annya, tentu akan lebih mudah mereka pahami seba gai ilmu pengetahuan. Siswa akan terdorong dan antu sias untuk mempelajari sesuatu yang ada relevan sinya dengan kehidupan mereka. Relevansi materi pelajaran Fisika dengan kehidupan nyata sebenarnya dapat dioptimalkan, salah satunya melalui penam bahan model pembelajaran. Suasana belajar aktif dapat juga diwujudkan apabila bahan ajar yang digunakan sesuai dengan kebutuhan siswa. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk memban tu guru/ in struktur dalam melaksanakan proses pem belajaran di kelas[5]. Bahan ajar berperan penting dalam proses pembelajaran terhadap siswa yang menjadi acuan bagi guru untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran serta memudahkan siswa mengerti bagaimana alur pembelajaran yang diharapkan. Bahan ajar yang se suai dengan kebutuhan siswa yaitu bahan ajar yang menarik baik tampilan maupun isinya dan kandungan materipun menggunakan bahasa seder hana yang mu dah dimengerti siswa. Kenyataan di lapangan, bahan ajar yang biasa digunakan cenderung kurang bervariasi dan belum memuat nilai-nilai karakter. Adanya bahan ajar yang menarik sekaligus bermuatan karakter seharusnya mampu menambah keinginan dan membentuk sikap siswa untuk belajar serius dan gigih. Belajar serius dan gigih siswa akan memperoleh nilai kompetensi yang lebih meningkat baik kompetensi sikap, penge tahuan, dan keterampilan. Nilai kompetensi yang me ningkat ternyata masih jauh dari harapan. Hal ini di buktikan dari tabel Ulangan Harian I Fisika siswa kelas XI MIA SMAN 13 Padang berikut. Tabel 1. Nilai Rata-Rata UH I Fisika Siswa Kelas XI MIA Semester 1 Tahun Pelajaran 2015/2016 SMAN 13 Padang Jumlah Nilai RataNo Kelas KKM Siswa Rata UH 1 XI MIA 1 31 72,53 2 XI MIA 2 32 69,9 3 XI MIA 3 31 73,41 Sumber : Guru Fisika SMAN 13 Padang
10
80 80 80
Berbagai permasalahan yang dapat menyebab kan perlu ditingkatkannya kompetensi siswa di seko lah, maka guru perlu menambah variasi model pembe lajaran. Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kuri kulum (rencana pembelajaran jangka panjang), me rancang bahan-bahan pembelajaran, dan membim bing pembelajaran di kelas atau yang lain[6]. Model pembelajaran yang sesuai serta bahan ajar yang mena rik dan bermuatan nilai karakter dapat menjadi solusi permasalahan agar siswa terampil dan kreatif dalam mata pelajaran Fisika. Untuk memperoleh model pembelajaran yang sesuai, maka perlu pertimbangan bahwa model pem belajaran haruslah berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu, memiliki misi dan tujuan pendidikan tertentu, dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan pembelajaran[7]. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan yaitu mo del pembelajaran Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction (ARIAS). Model pembelajaran ARIAS ini diharapkan mampu menambah percaya diri siswa dalam memu lai pembelajaran serta tertarik untuk sungguh-sung guh selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Ada nya rasa percaya diri dan keinginan siswa untuk bela jar lebih giat mampu meningkatkan kompetensinya. Model pembelajaran ARIAS merupakan mo difikasi dari model Attention, Relevance, Confidance, Satis faction (ARCS) yang dikembangkan sebagai upaya merancang pembelajaran yang dapat mempe ngaruhi motivasi berprestasi dan nilai kompetensi. Model pembelajaran ini dikembang kan berda sarkan teori nilai harapan (expectancy value theory) yang mengandung dua komponen yaitu nilai (value) dari tujuan yang akan dicapai dan harapan (expec tancy) agar berhasil mencapai tujuan yang diingin kan[8]. Empat model pembelajaran ARCS ini menarik karena dikembangkan atas dasar teori-teori belajar dan pengalaman nyata para instruktur[9]. Namun demi kian, pada model pembelajaran ini tidak ada evaluasi (assesment), padahal evaluasi merupakan komponen yang paling penting dan tidak dapat dipisahkan da lam kegiatan pembelajaran. Mengingat pentingnya evaluasi, maka dikem bangkan model pembelajaran ARIAS. Model pembe lajaran ARIAS mengandung lima komponen, yaitu Assurance (percaya), Relevance (hubungan), Interest (perhatian), Assesment (evaluasi), dan Satisfaction (kepuasan). Model pembelajaran ARIAS dikembang kan sebagai salah satu alternatif yang dapat diguna kan oleh guru sebagai dasar yang tepat dalam melak sanakan kegiatan pembelajaran dengan baik. Model pembelajaran ARIAS berisi lima komponen yang merupakan satu kesatuan yang diper lukan dalam kegiatan pembelajaran. Nilai karakter yang dapat diintegrasikan pada model pembelajaran ARIAS yang dibantu oleh bahan ajar adalah religius, kerja keras, rasa ingin tahu, tang
gung jawab, kreatif, dan disiplin. Deskripsi dari ma sing-masing nilai tersebut dijabarkan menjadi indika tor-indikator penilaian. Nilai-nilai karakter dapat dia mati melalui sikap yang ditunjukkan oleh siswa dan mengacu pada indikator masing-masing nilai terse but. Jadi, nilai karakter yang diamati pada siswa da lam penelitian ini terbatas hanya pada nilai karakter religius, kerja keras, rasa ingin tahu, tanggung jawab, kreatif, dan disiplin. Implementasi model ARIAS menggunakan ba han ajar bermuatan karakter diharapkan menambah percaya diri dalam belajar, keinginan belajar, pola pi kir kreatif dan mempunyai rasa ingin tahu yang ting gi, serta kompetensi siswa dalam pembelajaran fisika dapat meningkat dari sebelumnya. Pembelajaran ber basis kompetensi adalah pembelajaran yang secara je las merumuskan kompetensi yang harus dimiliki atau ditampilkan oleh siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Macam-macam kegiatan pembelajaran dapat dipilih sesuai dengan kompetensi siswa. Kom petensi tersebut terdiri dari Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD). Penilaian kompetensi siswa mencakup pada penilaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan kete rampilan. Penilaian yang dipakai oleh penulis dalam penelitian yaitu penilaian observasi. Penilaian kompe tensi siswa oleh guru berfungsi untuk memantau ke majuan belajar, hasil belajar, dan mendeteksi kebu tuhan perbaikan hasil belajar siswa. Penilaian kompe tensi siswa mengacu pada karakteristik pendekatan, model, dan instrumen yang digunakan. Kompetensi siswa dapat mengetahui sejauh mana kemampuan dan keberhasilan siswa dalam memahami konsep, prinsip, dan materi pelajaran ser ta untuk melihat ketuntasan belajar siswa. Dalam pe nelitian ini kompetensi Fisika yang dimaksud adalah kompetensi sikap siswa melalui lembar observasi si kap, kompetensi pengetahuan melalui tes tertulis beru pa soal pilihan ganda, dan kompetensi keterampilan melalui rubrik penskoran keterampilan siswa pada ke giatan praktikum yang diperoleh setelah proses pem belajaran menerapkan model pembelajaran ARIAS. Pembelajaran menggunakan model pembela jaran ARIAS bertujuan untuk menghasilkan pembela jaran yang interaktif, menyenangkan dan bermakna sehingga digunakan model pembelajaran ARIAS ber bantuan bahan ajar. Model pembelajaran ARIAS ber bantuan bahan ajar berperan sebagai sumber belajar dalam meningkatkan kualitas pembelajaran Fisika sehingga dapat meningkatkan motivasi siswa, mem buat siswa aktif dalam belajar, dan mengembangkan kemampuan berfikir kritis siswa sehingga dapat me ningkatkan kompetensi Fisika siswa. Kompetensi siswa yang dimaksud adalah kompetensi sikap, pe ngetahuan, dan keterampilan siswa. Berdasarkan per masalahan, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran ARIAS berbantuan bahan ajar
11
bermuatan nilai karakter terha dap kompetensi siwa kelas XI SMAN 13 Padang.
sebagai kelas kontrol. Kedua kelas sampel ini setelah diuji normalitas dan homogenitas, dan hasil menun jukkan siswa pada kedua kelas sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal dan memiliki vari ans yang homogen. Langkah-langkah dalam pengam bilan sampel dalam penelitian ini adalah melihat nilai rata-rata ulangan harian I seluruh siswa kelas XI MIA SMAN 13 Padang untuk melihat kompetensi pengetahuan siswa, mengambil dua kelas sampel secara acak dari populasi sehingga didapatkan dua kelas sampel, melakukan uji normalitas dan uji homo genitas kedua kelas sampel, melakukan uji kesamaan dua rata-rata untuk mendapatkan kelas sampel, dan menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan cara acak. Berdasarkan hipotesis yang telah dikemuka kan, variabel dalam penelitian ini ada tiga yaitu varia bel bebas, variabel terikat, variabel kontrol. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel te rikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah mo del Pembelajaran ARIAS. Variabel terikat adalah va riabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pencapaian kompetensi fisika siswa. Kompetensi fisika siswa dibagi ke dalam tiga kompetensi yaitu kompetensi sikap, kompetensi pe ngetahuan, dan kompetensi keterampilan. Variabel kontrol pada penelitian ini yaitu materi pembelajaran, bahan ajar yang digunakan yaitu bahan ajar bermua tan nilai karakter, alokasi waktu, dan jenis soal yang digunakan adalah sama. Data dalam penelitian ini adalah data yang langsung diperoleh peneliti berupa hasil belajar siswa kelas sampel pada kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Data seperti ini disebut juga de ngan data primer. Data penilaian kompetensi sikap diperoleh dari lembar observasi, data kompetensi pe ngetahuan diperoleh dari tes akhir dalam bentuk soal pilihan ganda, serta data untuk penilaian kompetensi keterampilan diperoleh dari rubrik penskoran pada kegiatan praktikum. Prosedur yang digunakan dalam penelitian terdiri dari tiga tahap yaitu tahap persiap an, pelaksanaan, dan penyelesaian. Prosedur peneliti an yang baik adalah prosedur penelitian yang disusun terstruktur dan sistematis. Prosedur penelitian dapat dibagi atas tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penyelesaian. Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap persiapan adalah menetapkan jadwal penelitian dan mempersiapkan surat penelitian, menentukan sampel untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol, mempersi apkan perangkat pembelajaran seperti Rancangan Pe laksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan sintaks model pembelajaran ARIAS dan materi yang diteliti, mempersiapkan instrumen penelitian yang mencakup soal-soal tes akhir, lembar observasi sikap, dan rubrik penskoran penilaian keterampilan dan la in-lain, melakukan uji coba terhadap soal yang akan digunakan pada tes akhir, menganalisis hasil uji coba
METODE PENELITIAN Berdasarkan permasalahan yang muncul dan tujuan penelitian, maka jenis penelitian yang diguna kan adalah penelitian Quasi Experiment Research. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dari treatment (perlakuan) yang diberikan pada sampel penelitian. Pada penelitian ini treatment yang diberi kan berupa model pembelajaran ARIAS. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Randomized Control Group Only Design. Penelitian ini memerlukan dua kelas sampel yaitu kelas ekspe rimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen, per lakuan yang diberikan adalah pembelajaran dengan menggunakan model ARIAS berbantuan bahan ajar bermuatan nilai karakter sedangkan pada kelas kon trol pembelajaran dilaksanakan dengan pendekatan saintifik berbantuan bahan ajar bermuatan nilai karak ter. Rancangan penelitian yang akan dilaksanakan dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini. Tabel 2. Rancangan Penelitian Kelompok Pretest Treatment Postest Ekperimen X O2 Kontrol O2 Keterangan: X = Perlakuan yang diberikan terhadap kelas eksperimen yaitu penggunaan model pembelajaran ARIAS O2 = Tes akhir yang diberikan kepada kedua kelas sampel baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol Dari Tabel 2 dapat diungkapkan bahwa treatment X berupa penggunaan model pembelajaran ARIAS dibe rikan kepada kelas eksperimen, sedangkan pada kelas kontrol tidak diberi perlakuan yang sama dengan ke las eksperimen, hanya saja pembelajaran pada kelas kontrol menggunakan pendekatan saintifik. Postest O2 merupakan tes akhir yang diberikan pada siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan so al yang sama. Populasi adalah wilayah generalisasi yang ter diri atas objek yang mempunyai kualitas dan karak teristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan nya. Po pulasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI MIA SMAN 13 Padang yang masih terdaftar pada Semester 1 Tahun Ajaran 2015/2016. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Pengam bilan sampel dilakukan de ngan teknik Purposive Sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan daerah populasi yang telah dite tapkan dengan menggunakan sistem undian sederha na. Sampel diambil sampel berdasarkan kelas yang di ajarkan oleh guru yang sama dan kesamaan jam bela jar Fisika dalam satu minggu. Sampel penelitian yaitu adalah kelas XI MIA 3 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI MIA 2
12
dengan menentukan reliabilitas, daya beda, dan ting kat kesukaran soal, selanjutnya memilih butir-butir soal tes akhir. Proses pembelajaran pada tahap pelaksanaan dilakukan sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah dirancang sedemikian rupa. Pada kelas ekspe rimen, proses pembelajaran menggunakan sintaks model pembelajaran ARIAS sedangkan pada kelas kontrol proses pembelajaran menggunakan pende katan saintifik dengan bantuan berupa bahan ajar ber muatan nilai karakter yang sama untuk kelas eksperi men dan kelas kontrol. Tahap penyelesaian dimulai dengan mengum pulkan data kompetensi sikap siswa melalui lembar penilaian observasi si kap, melakukan tes akhir pada kedua kelas sampel, tes yang dilakukan untuk mempe roleh nilai kompetensi pengetahuan, mengumpulkan data kompetensi keterampilan siswa melalui lembar penilaian kegiatan praktikum, menarik kesimpulan dari hasil yang diperoleh pada pengolahan data, serta menyusun laporan penelitian berdasarkan analisis data yang dilakukan. Analisis data bertujuan untuk menguji apakah hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian diteri ma atau ditolak. Analisis data digunakan untuk meng uji kebenaran dari hipotesis yang dikemukakan. Ana lisis data pada kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3. Bentuk Data dan Statistik Penguji Bentuk Data Statistik Penguji Kompetensi Sikap Uji Chi Kuadrat Kompetensi Pengetahuan Uji-t Kompetensi Keterampilan Uji Chi Kuadrat
Uji Chi Kuadrat yang digunakan untuk dua sampel yang memiliki data nominal yaitu menggu nakan koreksi Yates, de ngan persamaan berikut[10]: 2
1 n ad bc n 2 2 (a b)(a c)(b d )(c d )
(1)
N = a+b+c+d. Keterangan: a = siswa yang tuntas pada kelas eksperimen b = siswa yang tidak tuntas pada kelas eksperi men c = siswa yang tuntas pada kelas kontrol d = siswa yang tidak tuntas pada kelas kontrol Uji hipotesis dilakukan dengan cara memban dingkan harga χ2hitung dengan harga χ2 tabel yang terdapat dalam tabel distribusi Chi Kuadrat dengan taraf signifikan 0,05 dan dk 1. Jika χ2hitung lebih besar χ2 tabel maka hipotesis kerja diterima yaitu model pem belajaran ARIAS memiliki pengaruh yang berarti ter hadap kompetensi sikap dan keteram pilan siswa kelas XI MIA SMAN 13 Padang. Besar pengaruh ter sebut dapat diketahui dengan menggunakan Koefi sien Kontingensi C yang persamaannya yaitu: (2) Harga C yang diperoleh perlu dibandingkan dengan Koefisien Kontingensi Maksimum, agar harga C yang diperoleh ini dapat dipakai untuk menilai dera jat asosiasi antara faktor. Bentuk data kompetensi pengetahuan diguna kan analisis data uji-t. Syarat analisis uji-t adalah ke dua sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal dan mempunyai varians yang homogen. Oleh karena itu dilakukan uji kesamaan dua rata-rata de ngan persamaan uji-t sebagai berikut.
Bentuk data kompetensi sikap dan kompetensi kete rampilan menggunakan uji chi kuadrat karena pada kedua kompetensi ini tidak diperoleh data kemam puan awal siswa, sedangkan kompetensi pengetahuan siswa memiliki kemampuan awal berupa nilai ulang an harian 1. Uji Chi Kuadrat pada kompetensi sikap dan keterampilan bertujuan untuk mengetahui ada tidak nya pengaruh suatu faktor terhadap suatu fenomena. Pengujian Chi Kuadrat dibantu dengan menggunakan Tabel Kontingensi 2x2 sebagai berikut. Tabel 4. Tabel Kontingensi 2x2 Faktor kedua Faktor Jumlah kesatu Sampel B TB Eksperimen a B a+b Kontrol c D c+d Jumlah a+c b+d N Dari tabel 4 dapat diungkapkan bahwa faktor-faktor dalam tabel dikaitkan dengan variabel penelitian. Fak tor kesatu pada tabel kontingensi 2x2 merupakan ke las sampel sedangkan faktor kedua pada tabel konti ngensi 2x2 merupakan ketuntasan belajar siswa. sim bol B pada faktor kedua berarti berpengaruh, sedang kan TB berarti tidak berpengaruh.
(3) Dimana: (4)
1 adalah nilai rata-rata kelas eksperimen, 2 adalah nilai rata-rata kelas kontrol, S2 adalah variansi, S1 adalah standar deviasi kelas eksperimen, S2 adalah standar deviasi kelas kontrol, S adalah standar devia si gabungan, n1 adalah jumlah siswa kelas eksperi men, dan n2 adalah jumlah siswa kelas kontrol. Krite ria pengujian yang diperlukan harga thitung lebih besar dari harga ttabel yang terdapat pada tabel distri busi t pada taraf nyata 0,05 , maka dapat diketahui bahwa Ho ditolak dan Hi diterima.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian Hasil penelitian di SMAN 13 Padang dipero leh setelah melakukan pengambilan data mulai dari
13
tanggal 26 Oktober 2015 sampai tanggal 30 Novem ber 2015. Proses pembelajaran dilaksanakan seba nyak sepuluh kali tatap muka pada kelas eksperi men dan kelas kontrol. Data yang diperoleh dalam peneli tian ini berupa kompetensi belajar Fisika siswa pada kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan untuk kedua kelas sampel. Kompetensi siswa dipero leh melalui penilaian saat melaksanakan proses pem belajaran maupun di akhir penelitian Hasil penelitian pada kompetensi sikap berupa persentase ketuntasan siswa pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Hal ini dapat dilihat dari tabel 5 berikut. Tabel 5. Hasil Penilaian Kompetensi Sikap Kelas Eksperimen dan Kontrol Tuntas Tidak Tuntas Kelas N Jumlah (%) Jumlah (%) Eksperimen 31 30 96,7 1 3,22 Kontrol 32 16 50 16 50 Tabel 5 memperlihatkan bahwa persentase ketuntas an siswa kelas eksperimen lebih besar dari kelas kon trol. Tabel kontingensi 2x2 berikut ini akan memper mudah uji hipotesis. Tabel 6. Tabel Kontingensi 2x2 Kompetensi Sikap Faktor kedua Faktor Kesatu Jumlah Tidak Tuntas Tuntas 30 1 31 Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
16
16
Tabel 7. Hasil Uji Hipotesis Kedua Kelas Sampel pada Kompetensi Pengetahuan Kelas N S2 th tt X Eksperimen 31 83,41 60,37 4,39 1,67 Kontrol 32 75,71 60,74 Dari Tabel 7 dapat dijelaskan bahwa nilai thitung sebe sar 4,39 lebih besar dari ttabel yang bernilai 1,67. Hasil uji ini dapat dikatakan bahwa thitung berada da lam penolakan Ho dan Hi diterima. Dengan begitu, terdapat perbedaan kompetensi pengetahuan siswa an tara siswa yang diberi perlakuan berupa model pem belajaran ARIAS dengan siswa yang tidak diberi perlakuan berupa penggunaan model pembelajaran ARIAS pada taraf nyata 0,05. Perbedaan hasil belajar siswa kelas eksperi men dan kelas sampel disebabkan oleh adanya varia bel yang dibebaskan perlakuannya yaitu berupa mo del pembelajaran, selain itu segala hal yang dapat mempengaruhi kompetensi pengetahuan siswa dikon trol dengan baik. Perbedaan ini dapat menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang berarti model pembe lajaran ARIAS berbantuan bahan ajar bermuatan ni lai karakter terhadap kompetensi siswa kelas XI MIA SMAN 13 Padang. Kompetensi keterampilan siswa dalam peneli tian ini sama dengan kompetensi sikap siswa, sebab tidak diketahuinya kondisi awal siswa terlebih dahu lu. Hal ini menyebabkan kompetensi analisis kompe tensi keterampilan siswa diuji menggunakan uji Chi Kuadrat. Hasil penilaian kompetensi keterampilan siswa dapat dilihat dari persentase ketuntasan hasil be lajar pada tabel berikut. Tabel 8. Hasil Penilaian Kompetensi Keterampilan Kelas Eksperimen dan Kontrol Tuntas Tidak Tuntas Kelas N Jumlah (%) Jumlah (%)
32
46 17 63 Jumlah Berdasarkan perhitungan diperoleh siswa yang tuntas pada kelas eksperimen sebanyak 30 dari 31 siswa, sedangkan siswa yang tuntas pada kelas kontrol seba nyak 16 dari 32 siswa. Setelah dilakukan uji Chi Kuadrat diperoleh harga χ2hitung sebesar 15,19. Harga χ2 tabel dengan taraf nyata 0,05 dan derajat kebebasan 1 adalah 3,84. Ini berarti bahwa χ2hitung lebih besar dari harga χ2 tabel yang menandakan χ2hitung berada dalam penolakan Ho, dan Hi diterima dengan koefi sien kontingensi C sebesar 0,44. Berdasarkan hasil perhitungan, model pembelajaran ARIAS berbantuan bahan ajar bermuatan nilai karakter memiliki penga ruh yang berarti terhadap kompetensi sikap siswa kelas XI MIA SMAN 13 Padang dengan besar pengaruh 44 %. Siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol pada kompetensi pengetahuan berasal dari populasi yang terdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen. Terpenuhinya syarat uji-t bahwa kedua sampel harus memiliki kondisi awal yang sama yaitu sampel harus normal dan homogen maka uji hipotesis kompetensi pengetahuan menggunakan uji-t. Hasil penelitian kompetensi pengetahuan dapat dilihat dari tabel berikut.
Eksperimen 31 26 83,8 5 16,1 Kontrol 32 20 62,5 12 37,5 Tabel 8 jika dilihat terdapat perbedaan ketuntasan hasil belajar, dimana persentase ketuntasan kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Tabel kontingensi 2x2 berikut ini akan mempermudah peng hitungan uji hipotesis. Tabel 9. Tabel Kontingensi 2x2 Kompetensi Kete rampilan Faktor kedua Faktor Kesatu Jumlah Tidak Tuntas Tuntas Eksperimen 29 2 31 Kontrol 20 12 32 Jumlah 49 14 63 Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai χ2hitung sebesar 2,64. Harga χ2 tabel pada daftar distribusi Chi Kuadrat dengan taraf nyata 0,05 dan derajat kebe basan 1 adalah 3,84. Ini berarti bahwa χ2hitung lebih kecil dari harga χ2 tabel yang menandakan χ2hitung bera da dalam penerimaan Ho dengan koefisien kontingen
14
si C sebesar 0,44. Berdasarkan hasil perhitungan, model pembelajaran ARIAS berbantuan ba han ajar bermuatan nilai karakter tidak memiliki pe ngaruh yang berarti terhadap kompetensi keteram pilan siswa kelas XI MIA SMAN 13 Padang secara statistik, namun dapat dihitung pengaruhnya sebesar 20%.
wa kelas eksperimen lebih antusias terlibat lang sung untuk menanyakan materi yang belum mereka paha mi. Proses pembelajaran yang melibatkan siswa seca ra langsung mengakibatkan siswa merasa lebih dekat dengan materi pelajaran sehingga siswa lebih menger ti dan paham dengan materi yang sedang dipelajari dalam proses pembelajaran. Hasil belajar kompetensi pengetahuan siswa kelas eksperimen meningkat juga disebabkan karena siswa tersebut memiliki keinginan yang tinggi dalam memecahkan masalah. Hal ini dapat dilihat saat guru memberikan latihan berupa soal-soal yang berkaitan dengan materi yang diajarkan. Siswa mengerjakan soal mulai dari soal yang mudah sampai soal tersulit. Ketika siswa mengalami kesulitan, mereka langsung mendiskusikan terlebih dahulu dengan temannya, ji ka tidak menemukan cara penyelesaian maka siswa bertanya kepada guru. Guru sebagai fasilitator dalam kelas terus memfasilitasi siswa untuk menemukan jawaban dari berbagai persoalan yang dihadapi. Guru memberitahu jawaban permasalahan dengan meng ajak siswa untuk berpikir dari sederhana menuju permasalahan yang lebih kompleks. Nilai rata-rata hasil belajar siswa kompetensi pengetahuan siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Hasil uji hipotesis kompetensi penge tahuan diperoleh t hitung = 4,39 > t tabel = 1,67 pada taraf nyata 0,05 dan dk = 61. Data ini memperli hatkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan pada kompetensi pengetahuan kelas eks perimen yang menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan kelas kontrol. Model pembelajaran ARIAS sedikit memberi kan dampak positif terhadap hasil belajar kompetensi keterampilan siswa. Hal ini terlihat selama proses pembelajaran dan kegiatan praktikum yang dilaksana kan tidak banyak siswa berkontribusi dan aktif karena sebelum nya siswa tidak terbiasa melaksa nakan praktikum menggunakan alat laborato rium. Kegiatan pembe lajaran didominasi oleh pembela jaran di dalam kelas saja. Kegiatan praktikum perlu sering dilakukan agar siswa memperoleh pengalaman belajar yang bervariasi. Meskipun sekolah memiliki fasilitas yang cukup lengkap, penerapan model pembelajaran ARIAS berbantuan bahan ajar bermuatan karakter masih memiliki beberapa permasalahan. Model pem belajaran ARIAS merupakan model pembela jaran yang menuntut siswa dapat melakukan percobaan pa da setiap proses pembelajaran, sehingga kegiatan pembelajaran sebaiknya dilakukan di laborato rium. Laboratorium Fisika yang tersedia di sekolah dipakai untuk dijadikan ruangan belajar oleh kelas lain. Per masalahan ini diatasi dengan cara kegiatan pembela jaran dilakukan di kelas saja, namun kegiatan prak tikum yang dilakukan tetap belum optimal sehingga kompetensi keterampilan siswa kurang berkembang. Setelah dilakukan Uji Chi Kuadrat untuk kompetensi keterampilan diperoleh harga χ2hitung < χ2
2. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian diperoleh ketun tasan hasil belajar pada kompetensi sikap siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Hasil penilaian kompetensi sikap menunjukkan bahwa sis wa yang tuntas pada kelas eksperimen sebanyak 30 dari 31 siswa, sedangkan siswa yang tuntas pada kelas kontrol sebanyak 16 dari 32 siswa. Banyaknya siswa yang tuntas pada kelas eksperimen disebabkan oleh perlakuan yang diberikan selama penelitian berupa penggunaan model pembelajaran ARIAS ber bantuan bahan ajar bermuatan nilai karakter. Pada kelas eksperimen, model pembelajaran ARIAS memi liki dampak positif terhadap kompetensi sikap siswa. Hal ini terlihat dari sikap siswa yang semakin khusuk dan serius dalam berdoa ketika akan memulai pem belajaran dan bersyukur di akhir pembelajaran. Sikap lain yang terlihat selama proses pembe lajaran adalah kreativitas siswa dalam menjelaskan contoh-contoh materi yang relevan dengan ling kungan sekitarnya serta berusaha bekerja keras jika diminta untuk memecahkan masalah mengenai mate ri yang dipelajari. Model pembelajaran ARIAS menu ntut siswa untuk percaya diri dan memiliki keinginan yang tinggi untuk belajar. Ketika percaya diri dan keinginan belajar siswa meningkat, maka siswa juga akan terlihat ber tanggung jawab dalam menguasai materi atau da lam mengerjakan tugas yang diberikan. Dengan percaya diri siswa akan mera sa mampu belajar dengan se baik-baiknya sehingga dapat mencapai hasil belajar yang lebih baik dari sebelumnya. Materi yang dikua sai siswa dalam bela jar tentunya tidak terlepas dari rasa ingin tahu dan disiplin siswa untuk mempelajari nya lebih mendalam. Siswa berusaha mencari tahu informasi tidak hanya dari guru, namun juga dari bahan ajar bermu atan nilai karakter yang dibagikan. Hal ini mengaki batkan kompetensi sikap siswa kelas eksperi men le bih tinggi dari kelas kontrol. Setelah dilakukan uji Chi Kuadrat diperoleh harga sebesar 15,191, sedang kan harga sebesar 3,84 pada taraf nyata 0,05 dan dk 1, Ini berarti bahwa harga χ2hitung > χ2 tabel , serta harga koefisen C yang diperoleh untuk kompe tensi sikap sebesar 0,44, sehingga dapat diketahui adanya pengaruh yang berarti perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen. Pengaruh tersebut diyakini karena kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan besar pengaruhnya yaitu 44 %. Model pembelajaran ARIAS juga memberi kan dampak positif terhadap hasil belajar kompetensi pengetahuan siswa. Ketika proses pembelajaran, sis
15
yaitu sebesar 2,64 < 3,84 dengan ta raf nyata 0,05 dan derajat kebebasan 1, serta harga ko efisen C yang diperoleh untuk kompetensi keteram pilan sebesar 0,20. Data ini menunjukkan adanya pe ngaruh penerapan model ARIAS terhadap kompeten si keterampilan siswa sebanyak 20 %, namun penga ruh model pembelajaran ARIAS yang diberikan be lum berarti secara statistik. Dari pembahasan hasil penelitian dapat disim pulkan bahwa terdapat pengaruh yang berarti model pembelajaran ARIAS berbantuan bahan ajar bermua tan nilai karakter terhadap kompetensi sikap dan kom petensi pengetahuan siswa kelas XI SMAN 13 Padang, namun tidak menunjukkan pengaruh yang berarti pada kompetensi keterampilan. Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa kelebihan model pembela jaran ARIAS yaitu, 1) membuat siswa yakin dan ber keinginan kuat untuk belajar dan memperoleh hasil belajar yang lebih baik, 2) siswa termotivasi untuk belajar karena siswa merasa keterkaitan materi yang dipelajari memiliki nilai, bermanfaat, dan berguna ba gi kehidupan. Pendapat yang dikemukakan ahli sesuai dengan temuan di lapangan bahwa model pembelajaran ARIAS ini dapat meningkatkan keya kinan dan keinginan siswa untuk belajar serta terus aktif memahami materi pembelajaran agar diperoleh hasil belajar yang lebih baik dari sebelumnya.
Berdasarkan hasil penelitian dan uji statistik yang dilakukan pada ketiga kompetensi dapat disim pulkan bahwa terdapat pengaruh yang berarti dari penggunaan model pembelajaran ARIAS terhadap kompetensi sikap dan kompetensi pengetahuan siswa kelas XI SMAN 13 Padang, namun tidak pada kom petensi keterampilan dengan taraf nyata 0,05 dengan besar pengaruh untuk kompetensi sikap sebesar 44 % dan untuk kompetensi keterampilan dengan besar pengaruh sebesar 20 %.
tabel
UCAPAN TERIMA KASIH Pelaksanaan penelitian ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak. Oleh sebab itu, ucapan terima kasih kepada DIPA UNP berdasarkan Surat Pe nugasan Pelaksanaan Penelitian Program Desen tralisasi Skema Hibah Bersaing TA 2015 No. 236/UN35.2/PG/2015 tanggal 27 Maret 2015 yang telah mendanai penelitian ini dan bapak ibu dosen yang telah memberikan banyak masukan sekaligus motivasi demi kesempurnaan pembuatan artikel ilmiah ini serta kepada keluarga besar SMAN 13 Padang yang telah memberikan izin dan bantuan kepada penulis selama melaksanakan penelitian. DAFTAR PUSTAKA [1]. Zuchdi, Darmiyati. (ed.). 2011. Pendidikan Karakter dalam Perspektif Teori dan Praktik. Yogyakarta: UNY Press. [2]. Mulyasa. 2012. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya. [3]. Puskur. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta: Kemdiknas. [4]. Sutopo. 2012. Kontribusi Mata Pelajaran Fisika pada Pendidikan Karakter. FMIPA: UM. [5]. Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. [6]. Joyce, B., Weil, M., dan Calhoun, E. 2011. Models of Teaching: Model-model Pengajaran (Terjemahan Fawaid, A., dan Mierza, A.,). New Jersey: Pearson Education. Buku asli diterbitkan Tahun 1972. [7]. Rahman, Muhammat. 2014. Model Pembelajaran ARIAS Terintegratif. Jakarta. Prestasi Pustaka Publisher. [8]. John M. Keller and Thomas W. Kopp. 1987. An Application of The ARCS Model of Motivational Design. dalam Charles M. Reigeluth (ed). Instructional Theories in Action. Hillsdale, NJ: Lawrence Erlbaum Associates, Publisher. [9] Roy M. Bohlin. 1987. Motivation In Instruc tional Design: Comparison Of An American and A Soviet model, Journal of Instructional Development, (Vol. 10, No. 2, 1987), hlm 1114. [10]. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
KESIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa persentase siswa yang mencapai ketuntasan belajar untuk kompe tensi sikap dan keterampilan pada kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Pada kompetensi pengetahuan terdapat perbedaan yang signifikan anta ra nilai rata-rata kelas eksperimen yang lebih tinggi dari nilai rata-rata kelas kontrol. Uji statistik yang digunakan untuk kompe tensi sikap dan keterampilan adalah Uji Chi Kuadrat, sedangkan untuk kompetensi pengetahuan digunakan Uji-t. Pada kompetensi sikap diperoleh harga χ2 hitung > χ2 tabel dengan harga koefisien C sebesar 0,44, se dangkan pada kompetensi keterampilan diperoleh harga χ2 hitung < χ2 tabel dengan harga koefisien C sebesar 0,20. Dari hasil di atas terlihat bahwa adanya pengaruh yang berarti model pembelajaran ARIAS terhadap kompetensi sikap siswa sebesar 44 %, se dangkan pada kompetensi keterampilan terdapat pe ngaruh sebesar 20 %, namun pengaruh model pembe lajaran ARIAS yang diberikan belum berarti secara statistik terhadap kompetensi keterampilan. Pada kompetensi pengetahuan diperoleh harga t hitung > t tabel pada taraf nyata 0,05 dan dk 63. Data ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen yang meng gunakan model pembelajaran ARIAS dengan kelas kontrol. Hal ini diyakini akibat adanya perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen berupa peng gunaan model pembelajaran ARIAS.
16